• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Serang, Januari 2021 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Dr. Dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS Pembina Utama Muda/ IV c

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Serang, Januari 2021 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Dr. Dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS Pembina Utama Muda/ IV c"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Penggunaan Dana Dekonsentrasi Satker (229003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap publik dan dalam rangka mencapai tata pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance). Selain itu, Laporan ini juga menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja tahun berikutnya secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya terutama untuk mensukseskan dan mendukung program-program prioritas nasional dan daerah.

.

Akhir kata kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini kami mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran pelaksanaan Program Kefarmasian serta meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Banten khususnya Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Serang, Januari 2021 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten

Dr. Dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS Pembina Utama Muda/ IV c

(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan ini menyajikan gambaran dan memberikan informasi penggunaan dana Dekonsentrasi Satker (299003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 .Laporan ini juga merupakan hasil konkrit dalam pelaksanaan berbagai program/kegiatan di Seksi Kefarmasian, Makmin dan Alkes yang disusun sebagai pertanggung jawaban atas Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020.

Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan target capaian indikator sasaran Tahun 2018 yang tertuang dalam Renstra Kemenkes 2015 – 2019 sebagai berikut :

1. Meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, dengan target indikator adalah :

a. Persentase Puskemas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial 90 %

b. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta alat kesehatan (alkes) yang diproduksi di dalam negeri sebesar 30 Jenis.

c. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi didalam dan jumlah jenis alat kesehatan yang diproduksi didalam negeri 21 Jenis

d. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 86%.

2. Meningkatnya pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat trasional di fasilitas kesehatan, dengan target indikator adalah :

a. Persentase Puskemas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar 60 %.

b. Persentase penggunaan obat trasional di Puskemas 70 % .

3. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah, dengan target indikator adalah:

a. Persenta seketer sediaan obat dan vaksin di Puskemas 90 %.

b. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten / Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 75 %.

(3)

4. Meningkatnya pengendalian pra dan pasca pemasaran alat kesehatan dan PKRT, dengan target indikator adalah:

a. Persentase produk alkes dan PKRT diperedaran yang memenuh isyarat 83 %.

b. Jumlah alkes yang diproduksi di dalam negeri (komulatif) 10 %.

c. Persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi cara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB) 55 5 %

d. Persentasepe nilaian pre market tepat waktu sesuai Good Review Practices 75 %.

5. Meningkatnya produksi bahan baku dan obat local serta mutu sarana produksi dan distribusi kefarmasian, dengan target indikator adalah :

a. Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi dalam negeri (kumulatif) 25 %.

b. Jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional produksi dalam negeri (kumulatif) 10 %.

6. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan, dengan target indikator adalah :

a. Pesentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen 95 %.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Seksi Kefarmasian dan Pangan serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes, didukung oleh anggaran dana Dekonsentrasi

Tahun 2020 sebesar Rp.193,927,000 dengan realisasi s/d Desember 2020 sebesar Rp. 188,902,725 (97,41

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…….……… i

IKHTISAR EKSEKUTIF………..……... ii

DAFTAR ISI………. v

BAB I. PENDAHULUAN………..

A. LATAR BELAKANG………..

B. MAKSUD DAN TUJUAN………...

C. ASPEK STRATEGIS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN………..

D. STRUKTUR ORGANISASI………

E. SISTEMATIKA………

BAB II. PERENCANAAN KINERJA………

A. RENCANA STRATEGIS………

B. PERJANJIAN KINERJA….………...

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA………

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI……….

B. REALISASI ANGGARAN.……….

BAB IV. PENUTUP……….………

1 1 2

3 4 5 6 6 8 11 11 27 28

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laporan pelaksanaan dana Dekonsentrasi Satker (299003) Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2020 disusun sebagai wujud pertanggung jawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Banten tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Banten, Seksi Kefarmasian dan Pangan serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes yang semula berada di bawah Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian masuk dalam Bidang Sumber Daya Kesehatan dan memiliki tupoksi menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, advokasi, fasilitasi dan bimbingan, pengendalian serta sosialisasi kegiatan Kefarmasian, Makanan Minuman dan Alat Kesehatan.

Adapun rincian tugas Seksi Kefarmasian dan Pangan, Seksi Obat Publik dan Perbekkes adalah :

1. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, perencanaan program kegiatan kefarmasian dan alat kesehatan APBN DK 07 meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan kesehatan serta pelayanan kefarmasian.

2. Menyiapkan bahan bimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan kefarmasian dan alat kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

(6)

3. Menyiapkan bahan advokasi, sosialisasi dan koordinasi kegiatan kefarmasian dan alat kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

4. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman kegiatan kefarmasian dan alat kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

5. Menyiapkan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan kefarmasian dan alat kesehatan meliputi bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola obat dan perbekalan kesehatan rumah tangga serta pelayanan kefarmasian.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Berdasarkan Tupoksi tersebut yang melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Banten adalah Seksi Kefarmasian dan Pangan serta seksi Obat Publik, Perbekalan Kesehatan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan pelaksanaan dana Dekonsentrasi Tahun 2020 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan atas penggunaan anggaran, memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja.

C. ASPEK STRATEGIS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Dalam rangka meningkatkan capaian indikator kinerja Program Seksi Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes, melaksanakan beberapa kegiatan dengan sumber dana APBN dan APBD. Kegiatan pembinaan Program Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes secara berkelanjutan terus dilakukan kepada stakeholder. Adapun gambaran program Seski

(7)

Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes tahun 2020 adalah sebagai berikut :

1. Tingkat ketersediaan ditingkat Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019. Hal ini disebabkan karena terjadinya adanya sisa stock bantuan obat-obat bencana selama terjadinya bencana gempa.

2. Implementasie-logistic obat yang telah mulai terintegrasi dan terlaksana baik sampai tingkat kabupaten/kota. Melalui e-logistic pemantauan ketersediaan obat dan vaksin akan semakin real time dan memudahkan pengelolaannya bagi pelaksanaan program kesehatan walaupun masih ditemukan sejumlah kendala berupa aplikasi bermasalah atau error.

3. Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan pada umumnya masih belum sesuai standar Karena kekurangan tenaga kefarmasian di puskesmas.

Untuk itu terus dilakukan peningkatan pembinaan dalam pelayanan kefarmasian.

Penggunaan obat generik sudah cukup tinggi, tetapi penggunaan obat rasional di fasilitas pelayanan kesehatan masih harus ditingkatkan. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya penggunaan antibiotik di beberapa kabupaten/Kota. Untuk penerapan formularium hanya beberapa kabupaten/lota yang memberikan laporannya, perlu dilakukan sosialisasi kembali mengenai pedoman penerapan fornas terbaru.

4. Pengawasan terhadap produksi dan distribusi alat kesehatan terus dilakukan, dimana Alat Kesehatan dan PKRT yang memenuhi syarat keamanan, mutu dan manfaat harus meningkat.

5. Pembinaan dan pengawasan terhadap sarana produksi dan distribusi kefarmasian tahun 2020 telah dilaksanakan belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan akan dilaksanakan di trismester selanjutnya.

(8)

D. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes, dipimpin oleh dua Kepala Seksi yang dibantu oleh beberapa orang Penanggung jawab kegiatan, termasuk di dalamnya adalah Instalasi Farmasi Provinsi yang melaksanakan tugas pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan. Selengkapnya Struktur Organisasi Kefarmasian dan Pangan dan Seksi Obat Publik dan Perbekkes sebagai berikut :

Struktur Organisasi Kefarmasian dan Pangan Serta Seksi Obat Publik dan Perbekkes

KEPALA SEKSI KEFARMASIAN, DAN PANGAN

Reni Setiowati, S.Si, Apt, MKM

PRODIS KEFARMASIAN Agustina Hartanti

PENGAWASAN ALKES Gayuh

PENILAIAN ALKES Agustina Hartanti SEKRETARIAT

1. Arif 2. Juhri

KEPALA SEKSI OBLIK DAN PERBEKKES Ardhia Malahayati, S,Si, Apt

Perbekkes Riani Ade Putri,SKM

Tata Kelola Obat Publik Lia , Apt

Instalasi Farmasi Al Khaufi,S.Farm.,Apt SEKRETARIAT

1. Akbar Budi Sulistyo,S.Farm.,Apt 2. Kasbah, SKM

(9)

E. SISTEMATIKA

Sistematika laporan kinerja Seksi Kefarmasian dan pangan serta seksi Obat Publik dan Perbekkes Provinsi Banten sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada spekstrategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisa sianggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Sesuai Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 25 Tahun 2004, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsure penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Dalam mewujudkan peningkatan akses, kemandirian, serta mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan memiliki tiga tujuan utama, yaitu: 1) Terwujudnya peningkatan ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas, yang dicapai melalui meningkatnya kapasitas supply chain management obat di Instalasi Farmasi kabupaten/kota, meningkatnya promosi

penggunaan obat rasional, dan meningkatnya mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas; 2) Terwujudnya kemandirian bahan baku obat, obat tradisional, dan

kemandirian alat kesehatan, yang dicapai melalui menguatnya upaya kemandirian di bidang bahan baku obat dan dan obat tradisional serta meningkatnya daya saing industry farmasi dan alat kesehatan; dan 3) Terjaminnya mutu Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di peredaran, yang dicapai melalui meningkatnya pengawasan pre-market serta post-market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Sebagai mana diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Urusan Kesehatan merupakan urusan pemerintahan yang dilakukan bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota (konkuren). Sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan, upaya-upaya pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan diselenggarakan dengan mengedepankan unsure keterpaduan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Penerapan keterpaduan tersebut, salah satunya dilaksanakan dengan dekonsentrasi.

Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah. Dengan demikian, dekonsentrasi disusun untuk mempercepat pencapaian tujuan dan target program. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalokasikan dana dekonsentrasi untuk mendukung tercapainya prioritas nasional dan target-target Rencana Kerja

(11)

Pemerintah tahun 2020, melalui peran serta pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Peran serta tersebut tertuang dalam bentuk kegiatan yang sudah ditetapkan, sehingga bila dilaksanakan dengan baik akan mendukung tercapainya peningkatan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan salah satu dari 5 (lima) program teknis Kementerian Kesehatan yaitu Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan DK07

Sasaran Meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut.

Kegiatan Sasaran

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

tugas teknis lainnya pada program

kefarmasian dan alat kesehatan

Layanan perencanaan, konsulidasi dan

evaluasi terhadap manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya Peningkatan penilaian alat kesehatan dan

perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)

Tenaga Kesehatan dan masyarakat di

Prov/kab/kota yang terpapar tentang

penggunaan alat kesehatan dan PKRT yang tepat guna

Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

Produk Alkes dan PKRT yang diuji

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

(12)

Perjanjian kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2020 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(13)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 1. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian penggunaan dana Dekonsentrasi Satker (299003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara target Indikator Kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanian Kinerja dengan realisasinya, merupakan hasil yang dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut : A. KEGIATAN

Kegiatan dengan Sumber Dana APBN

1. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

2. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

3. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

(14)

Pembiayaan dari Dana APBN

Pada tahun 2020, mendapatkan anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp. 193,927,000,- dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mendapatkan anggaran sebesar Rp.74,680,000,-;

2. Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT mendapatkan anggaran sebesar Rp. 957,000,-;

3. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan mendapatkan anggaran sebesar Rp.118,290,000,-.

1. DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

a) Melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Rapat Koordinasi Nasional tahun 2020 regional Barat dilaksanakan di Pekanbaru Riau yang dilaksanakan. Peserta dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebanyak 8 orang dan dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten sebanyak 4 orang. Tujuan dari pertemuan ini untuk mensosialisasikan dan menyamakan persepsi program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya peningkatan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

b) Administrasi kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dalam rangka melaksanakan Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan diperlukan sarana dan prasarana pendukung kegiatan. Kegiatan pendukung tersebut berupa honor pengelola keuangan yang di tuangkan dalam honor yang terkait dengan operasional satuan kerja, belanja barang non operasional lainnya, belanja barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk diserahkan kepada pemerintah daerah. Serta perjalanan lainnya yang secara keseluruhaan sangat membantu kelancaran pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dalam melaksanakan Administrasi Kegiatan diperlukan sarana pendukung yang memadai demi kelancaran pelaksanaan Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

(15)

Kesimpulan : Output kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alkes berupa 2 laporan, 1 buku dan 12 bulan layanan sudah terealisasi.

2. PENINGKATAN PENIALAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

a) Melaksanakan Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri dalam Implementasi Instruksi Presiden.

Industri alat kesehatan merupakan industri padat karya. Peningkatan industri alat kesehatan akan turut berperan dalam mengurangi tingkat ekonomi yang sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat ekonomi masyarakat maka diharapkan diikuti dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan alat kesehatan dalam negeri.

Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, menginstruksikan kepada 12 Kementerian/Lembaga, dalam mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri melalui percepatan pengembangan industri industri farmasi dan alat kesehatan. Adapun salah satu instruksi untuk Menteri Kesehatan adalah menyusun dan menetapkan rencana aksi untuk pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan. Berdasarkan data izin edar alat kesehatan dalam negeri yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan per Oktober 2017, sebanyak 92 persen atau 10.893 izin dikeluarkan untuk impor alat kesehatan. Sementara sisanya, sebanyak 8 persen (966 izin) diberikan kepada alat kesehatan dalam negeri. Jumlah industri alat kesehatan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun jenis alat kesehatan yang sudah diproduksi di Indonesia peningkatannya kurang signifikan, karena kebanyakan industri baru cenderung memilih untuk memproduksi jenis alat kesehatan yang memiliki pangsa pasar besar di Indonesia, meskipun sudah ada industri lain yang memproduksi.

.

3. PENINGKATAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

a) Melaksanakan Sampling Produk dan PKRT

Kegiatan Sampling Produk Alkes dan PKRT Tahun 2020 dilakukan wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Sampel yang diambil terdiri dari 8 jenis alkes dan PKRT dengan jumlah total 19 Jenis dan Merk sampel. Adapun sampel yang

(16)

No Nama

Jenis Produk Parameter Tempat Hasil

Kesimpulan

Produk Yang di uji Uji Uji

1 KIMSMED Disposible Syringe 3 cc sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi Syarat 2 Terumo Disposible Syringe 3 cc sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat 3 Onemed Disposible Syringe 3 cc Sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

4 Fesco Urine bag sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

5 MAS Urine bag sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

6 KIMSMED Infus Set Adult sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

7 Polymed Infus Set Adult sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

8 Cathy Abocath No 20 sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

9 Polymed Abocath No 20 sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat 10 Medicdent Sarung Tangan Steril No 7 sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat 11 MAS Sarung Tangan Steril No 7 sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat 12 Onemed Wing Needle No 23 sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat 13 Terumo Wing Needle No 23 sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

14 Husada Kassa steril sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat

15 One Med Kassa steril sterilitas GLOBAL Steril Memenuhi

Syarat 16 Pizzi Karbol Pembersih lantai Koefisien

Fenol

IPB 0.133 Memenuhi Syarat 17 Soklin lantai Pembersih lantai Koefisien IPB 1.125 Memenuhi

(17)

Fenol Syarat 18 Giant Carbol

Pine

Pembersih lantai Koefisien Fenol

IPB 0.133 Memenuhi Syarat 19 Dettol P/L Citrus Pembersih lantai Koefisien

Fenol

IPB 0.0677 Memenuhi Syarat

Hasil pengujian terhadap 19 Jenis dan Merek Produk Alkes diperoleh hasil 19 Produk ( 100 % ) Memenuhi Syarat (MS) selanjutnya hasil pengujian dikompilasi serta dilaporkan ke Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT Kementerian Kesehatan RI serta ditembuskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pengambilan sampel.

Di dalam proses sampling produk Alkes dan PKRT tahun 2018, ditemukannya beberapa permasalahan mulai dari pelaksanaan pengambilan sampel hingga pengujian sampel. Permasalahan tersebut diantaranya:

1. Jumlah dan Jenis Sample yang diambil di Kabupaten/Kota terbatas, sehingga menyulitkan mencari alkes dan PKRT yang direncanakan.

2. Tempat Lab Penguji Alkes dan PKRT yang terbatas sehingga persiapan dilaksanakan sedini mungkin untuk bisa melaksanakan kegiatan tersebut.

3. Jenis Produk Alkes yang beredar di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berbeda merek dengan yang berada di Pasaran yang dapat kita beli, sehingga sampel yang diambil belum sepenuhnya mewakili sampel yang beredar di Provinsi Banten.

b) Melaksanakan Inspeksi Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT dan IPAK Kegiatan Inspeksi Sarana dilakukan sebagai berikut:

Tim Dinas Kesehatan Provinsi Banten melakukan kunjungan ke Sarana Produksi Alkes dan PKRT dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK) pada tanggal bulan Januari 2020 sampai dengan November 2020. Pada saat kunjungan, dilakukan bimbingan, pengawasan, dan pengendalian menggunakan instrumen inspeksi sarana distribusi dengan metode observasi dan wawancara. Dalam pelaksanaannya, tim didampingi oleh Penanggung Jawab Teknis (PJT) atau jajaran pimpinan dari masing-masing Penyalur Alat Kesehatan..

Dari 23 sarana yang dilakukan inspeksi, diperoleh 36 sarana yang memenuhi syarat (baik dari aspek kesesuaian dengan prinsip IPAK maupun kesesuaian dengan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik). Sedangkan, 0

sarana belum memenuhi syarat.

(18)

3. REALISASI ANGGARAN

: Kementerian Kesehatan

: Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Format : 01

: Dinas Kesehatan Provinsi Banten Bulan : Per 31 Desember 2020

Jenis Satuan Kerja : Dekonsentrasi Triwulan : 4 ( Empat )

S R RPD S

(12) : (6) SAI R

(14) : (6)

1 2 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 (024) Kesehatan

(024.07.09) Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

193.927.000

1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 174.123.667 89,79 188.902.725 97,41 5.024.275

2064 PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - Efisiensi Kegiatan 2020 Covid 19

2064.504

FASYANKES YANG MAMPU DALAM MELAKSANAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN SESUAI STANDAR

-

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! -

051

Meningkatkan Kemampuan SDM Dalam Implementasi Fornas Di Rumah Sakit dan Analisis Farmakoekonomi di Rumah Sakit

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -

054

Sosialisasi, Evaluasi Pelaksanaan Gema Cermat, dan Optimalisasi AoC dalam rangka mendukung Germas di Kabupaten/Kota provinsi

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! -

055

Penguatan Peran Tenaga Kesehatan dalam rangka Pembinaan dan Pengawasan Fasilitas pelayanan Kefarmasian

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -

2065 PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK

DAN PERBEKALAN KESEHATAN - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - Efisiensi Kegiatan 2020 Covid 19

2065.506

DINAS KESEHATAN PROVINSI DAN KAB/KOTA YANG MELAKSANAKAN PROGRAM TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

-

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! -

100

Meningkatkan Kapasitas SDM dalam Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Serta Penerapan E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! -

101

Workshop E-Monev Katalog Dalam mendukung Perencanaan Kebutuhan Obat

(RKO) dan Implementasi Sipnap

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! -

Melaksanakan Monitoring Ketersediaan

Fisik % Keuangan (Rp)

Realisasi Tertimban g

Kegiatan

Sisa Anggaran (Rp)

(6)-(14) Keterangan

4 5

Pagu Anggaran

(Rp) Bobot

Rencana Tertimbang

Kegiatan

LAPORAN RINCIAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DEKOSENTRASI & TUGAS PEMBANTUAN APBN TAHUN 2020

Kementerian Negara / Lembaga Eselon I

Satuan Kerja

No Kementrian / Lembaga Program Prioritas K/L Kegiatan / Sub Kegiatann / Sub Komponen / Akun / Detil Volume

(19)

2067 PENINGKATAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

KEFARMASIAN - #DIV/0!- #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!- #DIV/0!- Efisiensi Kegiatan 2020 Covid 19- 2067.505

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN PENGAMANAN PANGAN YANG DIBINA

-

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!- #DIV/0!- -

055 Pembinaan Sarana Produksi Dan Distribusi

Kefarmasian #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -

056

Meningkatkan Kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota Dalam Pemanfaatan OT Dan Penggunaan Kosmetik Dalam Negeri

Yang Aman, Bermutu Dan Bermanfaat

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -

058

Peningkatan kemampuan SDM dalam melakukan monitoring sertifikasi sarana

produksi dan distribusi kefarmasian

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! -

2068

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

118.290.000

0,6 #DIV/0! #DIV/0! 47,70 29 98.486.667 83,26 116.848.700 98,78 1.441.300

2068,501

LAYANAN PERENCANAAN, KONSOLIDASI, DAN EVALUASI TERHADAP MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

118.290.000

1,0 #DIV/0! #DIV/0! 47,70 48 98.486.667 83,26 116.848.700 98,78 1.441.300

051 Melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional

Program kefarmasian dan Alat Kesehatan 13 Or 56.420.000 47,70 0,5 100,00 100,00 48 56.420.000 100,00 55.568.700 98,49 851.300

052

Melaksanakan Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang Pelayanan Kefarmasian dan Reviu Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes

-

#DIV/0! #DIV/0!- #DIV/0! #DIV/0! -

053

Memberikan Dukungan Administrasi kegiatan Dekonsentrasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

12 Bln 59.410.000 33,48 0,5 66,67 - 39.606.667 66,67 58.820.000 99,01 590.000

054 Melaksanakan Konsolidasi Pelaporan

Keuangan dan BMN 2 Kl 2.460.000 2,08 0,0 100,00 - 2.460.000 100,00 2.460.000 100,00 -

(20)

5838

PENINGKATAN PENILAIAN ALAT KESEHATAN (ALKES) DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

957.000

0,0 #DIV/0! #DIV/0! - - 957.000 100,00 957.000 100,00 -

5838,005

TENAGA KESEHATAN DAN MASYARAKAT DI PROV/KAB/KOTA YANG TERPAPAR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KESEHATAN DAN PKRT YANG TEPAT GUNA

957.000

1,0 #DIV/0! #DIV/0! - - 957.000 100,00 957.000 100,00 -

051

Melaksanakan Workshop Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Implementasi Instruksi Presiden

13 Or 957.000 100,00 1,0 100,00 - 957.000 100,00 957.000 100,00 -

052

Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat Terhadap Penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT Yang Benar

-

#DIV/0! #DIV/0!- #DIV/0! #DIV/0! Efisiensi Kegiatan 2020 Covid 19-

5839

PENINGKATAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN (ALKES) DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

74.680.000

38,51 0,39 100,00 41,77 74.680.00016 100,00 71.097.025 95,20 3.582.975

5839,007 PRODUK ALKES DAN PKRT YANG DIUJI 25.804.000 11,94 0,3 34,55 10,05 25.804.0003 100,00 22.885.025 88,69 2.918.975

051 Melaksanakan Sampling Produk Alkes dan

PKRT 36 Smpl 25.804.000 34,55 0,3 100,00 29,09 25.804.00010 100,00 22.885.025 88,69 2.918.975

5839,011 SARANA PRODUKSI ALKES DAN PKRT DAN

SARANA DISTRIBUSI YANG DIBINA 48.876.000 42,83 0,7 65,45 31,72 48.876.00021 100,00 48.212.000 98,64 664.000

051

Melaksanakan Inspeksi Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT dan Sarana Penyalur Alat Kesehatan (PAK)

36 Kl 48.876.000 65,45 0,7 100,00 48,46 48.876.00032 100,00 48.212.000 98,64 664.000

193.927.000

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 174.123.667 89,79 188.902.725 97,41 5.024.275

(21)

Dari total semua kegiatan yang dilaksanakan tahun 2020, maka besar realisasi fisik kegiatan APBN adalah 100 % dari target 100 %. Realisasi keuangan sebesar 97.41 %.

Belum mencapai target (100%) karena adanya efisiensi pada beberapa Mata Anggaran Kegiatan,

BAB IV

PENUTUP

Laporan penggunanaan dana Dekonsentrasi Satker (229003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2020 disusun sebagai wujud pertanggung jawaban atas kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai amanat Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian Dan Alat Kesehatan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Dekonsentrasi Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2020

Laporan penggunanaan dana Dekonsentrasi ini menggambarkan pencapaian kinerja Satker (299003) Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Program Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Tahun 2020 dalam mencapai indicator kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan didalam dokumen perjanian kinerja dan dokumen perencanaan.

Untuk meningkatkan pencapaian indicator kinerja pada tahun berikutnya dibutuhkan adanya pembenahan dan penyempurnaan dalam mendukung pelaksanaan program meliputi pemenuhan tenaga sesuai kualifikasi yang dibutuhkan, dukungan dana kegiatan khususnya dari APBD I dan peningkatan kemampuan dan keterampilan staf baik tenaga teknis maupun tenaga non teknis.

Referensi

Dokumen terkait

Alkhamdulillah, puji syu kur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan hikmat-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “ DIFUSI INOVASI DAN

Pada 15-20 Mei 2012, Tim Desa Dharma Ehipassiko melakukan kunjungan ke Banyuwangi dan Blitar untuk mensosialisasikan program Desa Dharma kepada umat di tiap wihara yang

Oleh karena itu, dari sudut pandang ini maka langkah pemulihan bagi mereka yang mengalami gender identity challenge dan LGBTQ maupun heteroseksual yang menyimpang adalah

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugrah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

Penelitian tentang kemampuan guru Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) dalam menentukan indikator dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO) ranah kognitif pada taksonomi Bloom

aRmada baRU: Hanya dengan Rp 25 ribu/trip, penumpang bisa merasakan kabin yang nyaman dalam perjalanan wisatanya ke Pantai Selatan. Selain reclining set, armada ini juga sudah

Tabel 4.20 : Kemudahan Mencapai Sarana Kesehatan Terdekat Bagi Desa/Kelurahan yang Tidak ada Sarana Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan

Seksi Farmakmin dan Alkes sebagai mendukung sumber daya yang penting, sesuai dengan Peraturan Gubernur DIY nomor 9 Th 2020 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Daerah