• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NO M O R: KIvI.28/KP.4047l*5KP/2001 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NO M O R: KIvI.28/KP.4047l*5KP/2001 TENTANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NO M O R : KIvI.28/KP.4047l*5KP/2001

T E N T A N G

PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBERIAN KUASA MUTASI KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DISERTAI CONTOH TANDA TANGAN DAN PARAFNYA

MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA,

Menimbang : a. bahwa untuk memperlancar pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, dipandang perlu memberikan delegasi wewenang dan pemberian kuasa mutasi kepegawaian kepada pejabat-pejabat tertentu di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;

b. bahwa sehubungan dengan butir a di atas, perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Pendelegasian Wewenang dan Pemberian Kuasa Mutasi Kepegawaian bagi PNS di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata disertai tandatangan dan parafnya;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara R.l. Tahun 1974 Nomor 55; Tambahan Lembaran Negara R.l. Nomor 3041); sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara R.l. Tahun 1999 Nomor 169; Tambahan Lembaran Negara R.l. Nomor 3890);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara R.l. Tahun 2000 Nomor 193; Tambahan Lembaran Negara R.l. Nomor 4014);

3. Keputusan Presiden R.l. Nomor 165 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden R.l.

Nomor 172 Tahun 2000;

4. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KEP- 06/KMKP/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;

Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 12/SE/1975 tanggal 14 Oktober 1975 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

(2)

PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBERIAN KUASA MUTASI KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DISERTAI CONTOH TANDATANGAN DAN PARAFNYA.

BABI PENGERTIAN

Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Departemen adalah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;

b. Menteri adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata;

c. Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;

d. Mutasi Kepegawaian adalah segala perubahan mengenai seseorang PNS, seperti pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, pensiun dan lain-lain;

e. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara tegas tercantum dalam struktur organisasi yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata;

f. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dakam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri;

g. Eselon adalah jenjang jabatan struktural;

h. Golongan ruang adalah golongan mang gaji yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1967 tentang Peraturan Gaji PNS R.l. Tahun 1968 (PGPS 1965) yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1993;

i. Pendelegasian wewenang adalah pelimpahan wewenang dari pejabat atasan kepada pejabat di bawahnya untuk menetapkan Surat Keputusan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, dan pejabat yang menerima delegasi wewenang tidak dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pejabat lain;

Pemberian kuasa adalah pemberian kewenangannya kepada pejabat untuk menetapkan Surat Keputusan bertindak untuk atas nama pejabat pemberi kuasa.

(3)

A

3 BAB II

PENDELEGASIAN WEWENANG Pasal 2

(1) Menteri mendelegasikan wewenang kepada Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal, serta Kepala Radan Litbang dan Oik'eit sesuai lingk"ngan kewenangan masing-masing untuk menetapkan mutasi kepegawaian bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pengatur Tingkat I Golongan ll/d ke bawah, sebagaimana tersebut dalam Lampiran I Keputusan ini sepanjang mengenai:

a. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil;

b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil;

c. Pemberhentian Sementara;

d. Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Calon PNS/PNS;

e. Pemberhentian dengan hormat dari jabatan negeri;

^ f. Pengangkatan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil; dan g. Peninjauan Masa Kerja.

__ (2) Lingkungan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebagai berikut:

a. Sekretariat Jenderal;

b. Inspektorat Jenderal;

c. Direktorat Jenderal yang meliputi Unit-unit Organisasi Pelaksana Teknis;

d. Badan Litbang dan Diklat yang meliputi Unit-Unit Organisasi Pelaksana Teknis . Pasal 3

Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat memberikan kuasa kepada pejabat lain dalam lingkungan kewenangannya untuk dan atas namanya menandatangani Keputusan tentang mutasi pegawai.

BAB III

^ ^ PEMBERIAN KUASA

Pasal 4

i

Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya kepada Sekretaris Jenderal untuk menandatangani Keputusan tentang Mutasi Kepegawaian di lingkungan Sekretariat Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bagi PNS atau pejabat yang berpangkat Pembina Tk.

I Gol. Ruang IV/b ke bawah dan atau yang setingkat dengan itu sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Keputusan ini sepanjang mengenai :

a. Pemindahan Pegawai Negeri Sipil dari dan ke Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat-Direktorat Jenderal, serta Badan Litbang dan Diklat, di lingkungan Departemen selanjutnya disebut perpindahan Sub Sektor;

b. Pengangkatan dan pemberhentian PNS dalam rangka perpindahan/pelimpahan antar instansi; dan

c. Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural eselon III ke bawah dan yang disamakan dengan itu.

(4)

4 Pasal 5

Menteri memberikan kuara untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani asli Keputusan tentang pembeian pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang belum mencapai batas usia pensiun dan pensiun Jtnda/Duda kepada :

a. Sekretaris Jenderal bagi PNS yang berpangkat Pembina Tk. I Gol./Ruang IV/b s.d. Penata Tk. I Gol./Ruang IJI/d;

b. Kepala Biro Kepegawaian bagi PNS yang berpangkat Penata Gol./Ruang lll/c s.d. Penata Muda Gol./Ruang lll/a;

c. Kepala Bagian Mutasi bagi-PNS yang berpangkat Pengatur Tk. I Gol./Ruang ll/d ke bawah.

Pasal 6

(1) Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani formulir dan surat pengantar formulir di bidang kepangkatan dan penggajian kepada :

a. Kepala Biro Kepegawaian bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat:

1) Pembina Tk. I Gol./Ruang IV/b s.d. Penata Tk. I Gol./Ruang lll/d sepanjang formulir D-1, D-3, D-4, dan D-6;

2) Pembina Tk. I Gol/Ruang IV/b ke bawah sepanjang formulir C-1, C-2, D-2, dan D-7;

b. Kepala Bagian Mutasi bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Penata Gol.Ruang lll/c ke bawah sepanjang formulir D-1, D-1 B, D-1 C, D-3, D-4, dan D-6.

(2) Formulir dan Surat pengantar formulir di bidang kepangkatan dan penggajian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu :

a. D-1 b. D-1 B c. D-1 C d. D - 2 e. D - 3 f. D - 4 g- D - 6 h. D - 7 i. C -1 j. C - 2

= Kenaikan pangkat (11 jenis kenaikanpangkat);

= Kenaikan pangkat secara langsung, selain diusulkan D1-A;

= Surat Usulan pengajuan keberatan atas Kenaikan Pangkat;

= Pengangkatan Pegawai Baru;

= Peninjauan Masa Kerja;

= Mutasi lain-lain;

= Kenaikan Pangkat setelah Wajib Militer;

= Pengangkatan ABRI menjadi Pegawai Negeri Sipil;

= Pengesahan Pengangkatan sebagai PNS; dan

= Pengangkatan Calon PNS yang lebih 2 (dua) tahun menjadi PNS.

Pasal 7

(1) Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani asli Keputusan tentang Mutasi Kepegawaian kepada :

(5)

5

W

a. Sekretaris Jenderal bagi PNS yang berpangkat Pembina Tk. I Gol./Ruang IV/b untuk tingkat Departemen.

b. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal, dan Kepala Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang berpangkat Penata Tk. I Gol/Ruang lll/d dan pejabat fungsional sesuai dengan bidang kewenangan pembinaan lingkungan masing-masing.

c. Kepala Biro Kepegawaian, Sekretaris Itjen, para Sekretaris Ditjen, dan Sekretaris Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang berpangkat Penata Muda Gol/Ruang lll/a s.d. Penata Gol/Ruang lll/c dan pejabat fungsional sesuai dengan bidang kewenangan pembinaan lingkungan masing-masing.

(2) Mutasi Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu : a. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil;

b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil;

c. Kenaikan Pangkat;

d. Pemberhentian Sementara;

e. Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Calon PNS/PNS;

f. Pemberhentian dengan hormat dari jabatan negeri;

g. Pengangkatan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil; dan h. Peninjauan Masa Kerja;

Pasal 8

Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani asli Keputusan tentang Pengangkatan, Pembebasan Sementara dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan kepada:

a. Kepala Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang menjabat Widyaiswara Madya s.d.

Widyaiswara Muda, Peneliti Muda s.d. Ajun Peneliti Madya dan Jabatan fungsional lainnya yang setingkat dengan itu di lingkungan Badan Litbang dan Diklat;

b. Sekretaris Badan dan Diklat bagi PNS yang menjabat Widyaiswara Pratama ke bawah dan Ajun Peneliti Muda ke bawah dan jabatan Fungsional lainnya yang setingkat dengan itu di lingkungan Badan Litbang dan Diklat.

Pasal 9

(1) Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani Surat Pernyataan Menjalankan Tugas (SPMT) sebagaimana contoh model 1 dan Surat Pernyataan Menduduki Jabatan (SPMJ) sebagaimana contoh model 2 dalam Lampiran III Keputusan ini bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural kepada :

a. Sekretaris Jenderal bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural eselon I di tingkat Departemen;

b. Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal, Kepala Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural eselon II di lingkungan masing-masing;

c. Kepala Biro Kepegawaian bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal;

(6)

f. Para Kepala Bagian Kepegawaian dan Organisasi pada Itjen, Ditjen, Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural eselon IV ke bawah di lingkungan masing-masing.

(2) Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani Surat Pernyataan Menjalankan Tugas (SPMT) sebagaimana contoh model 1 dan Surat Pernyataan Menduduki Jabatan (SPMJ) sebagaimana contoh model 2 pada Lampiran III Keputusan ini, serta menetapkan dan menandatangani Surat Pernyataan Pelantikan bagi PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional kepada :

b.

c.

Kepala Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang diangkat dalam jabatan Widyaiswara Utama Pratama ke atas, dan Peneliti Madya ke atas;

Sekretaris Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang diangkat dalam jabatan Widyaiswara Madya s.d. Widyaiswara Muda dan Peneliti Muda s.d. Ajun Peneliti Madya;

Kepala Bagian Kepegawaian dan Organisasi Badan Litbang dan Dikklat bagi PNS yang diangkat dalam jabatan Widyaiswara Pratama ke bawah dan Ajun Peneliti Muda ke bawah.

(3) Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani Surat Pernyataan Pelantikan bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural kepada :

b.

c.

Kepala Biro Kepegawaian bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural Eselon I, II, ditingkat Departemen dan Eselon III di lingkungan Sekretariat Jenderal;

Sekretaris Itjen, para Sekretaris Ditjen, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural Eselon III di lingkungan masing-masing;

Kepala Bagian Mutasi dan Kepala Bagian Kepegawaian dan Organisasi pada Itjen, Ditjen, Badan Dik'at dan Litbang bagi PNS yang diangkat dalam jabatan struktural Eselon IV ke bawal dalam lingkungan masing-masing.

Pasal 10

Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya kepada Kepala Biro Kepegawaian menandatangani Sciinan dan Petikan Surat Keputusan tentang Mutasi Kepegawaian bagi pegawai atau pejabat yang berpangkat Pembina Tk. I Gol. Ruang IV/b ke bawah dan atau setingkat dengan itu, sepan apg mengenai:

a. Pemindahan PNS dari dan ke Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal-Direktorat Jenderal, dan Badan Litbang dan Diklat, selanjutnya disebut perpindahan antar Sub Sektor;

b. Pengangkatan dan Pemberhentian PNS dalam rangka perpindahan/pelimpahan antar Instansi.

(7)

7 Pasal 11

"Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani Salinan dan Petikan Surat Keputusan tentang pemberian pensiun pegawai yang belum memenuhi batas usia pensiun dan pensiun janda/duda dalam tingkat Departemen kepada :

a. Kepala Biro Kepegawaian bagi PNS yang berpangkat Pembina Tk. I Gol./Ruang IV/b s.d.

Penata Tk. I Gol./Ruang lll/d;

b. Kepala Bagian Mutasi bagi PNS yang berpangkat Penata Gol./Ruang \\\lc ke bawah.

Pasal 12

Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani Salinan dan Petikan Keputusan tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural kepada :

a. Sekretaris Jenderal unti k jabatan struktural eselon II tingkat Departemen;

b. Kepala Biro KepegawaiatTuntuk jabatan struktural eselon III ke bawah tingkat Departemen dan Eselon IV di lingkungan Sekretariat Jenderal;

c. Sekretaris Itjen, para Sekretaris Ditjen, dan Sekretaris Badan Litbang dan Diklat untuk jabatan struktural eselon IV ke bawah di lingkungan masing-masing.

Pasal 13

Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya untuk menetapkan dan menandatangani Salinan dan Petikan Keputusan tentang Pengangkatan, Pembebasan Sementara dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional kepada :

a. Kepala Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang menduduki jabatan Widyaiswara Utama Pratama ke atas, Peneliti Madya ke atas dan jabatan fungsional lainnya yang setingkat dengan itu;

b. Sekretaris Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang menduduki jabatan Widyaiswara Madya s.d. Widyaiswara Muda, Peneliti Muda s.d. Ajun Peneliti Madya dan jabatan fungsional lainnya yang setingkat dengan itu;

c. Kepala Bagian Kepegawaian dan Organisasi Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang menduduki jabatan Widyaisara Pratama ke bawah dan Ajun Peneliti Muda ke bawah dan jabatan fungsional lainnya yang setingkat dengan itu.

Pasal 14

(1) Menteri memberikan kuasa untuk dan atas namanya menetapkan dan menandatangani Salinan dan Petikan Surat Keputusan tentang Mutasi Kepegawaian kepada :

b.

c.

Kepala Biro Kepegawaian bagi PNS yang berpangkat Pembina Tk. I Gol./Ruang IV/b untuk tingkat Departemen;

Kepala Biro Kepegawaian, Sekretaris Itjen, para Sekretaris Ditjen, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang berpangkat Penata Tk. I Gol./Ruang lll/d di lingkungan masing-masing;

Kepala Bagian Mutasi Pegawai, Kepala Bagian Kepegawaian dan Organisasi pada Itjen, Ditjen, dan Badan Litbang dan Diklat bagi PNS yang berpangkat Penata Muda Gol./Ruang lll/a s.d. Penata Gol./Ruang lll/c di lingkungan masing-masing.

(8)

b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil;

c. Pemberhentian Sementara;

d. Pemberhentian Dengan Hormat Atas Permintaan Sendiri sebagai Calon PNS/PNS;

e. Pemberhentian Dengan Hormat dari Jabatan Negeri;

f. Pengangkatan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil; dan g. Peninjauan Masa Kerja.

Pasal 15

Apabila pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 13 berhalangan, maka pejabat yang berwenang menetapkan Keputusan Mutasi Kepegawaian adalah Pejabat atasan langsungnya.

BAB IV

^ LAPORAN MUTASI PEGAWAI

Pasal 16

(1) Untuk tertib administrasi pengelolaan PNS kepada para pejabat pengelola kepegawaian pada tiap organisasi wajib membuat laporan secara berkala mengenai pelaksanaan pengelolaan PNS di lingkungannya kepada Sekretaris Jenderal U.p. Kepala Biro Kepegawaian disampaikan selambat-lambatnya pada setiap akhir bulan Maret.

(2) Kepala Biro Kepegawaian atas nama Sekretaris Jenderal membuat analisis dan evaluasi atas laporan pelaksanaan pengelolaan mutasi kepegawaian tersebut secara periodik untuk

disampaikan kepada Menteri.

(3) Contoh laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sesuai dengan Surat Edaran Kepala BAKN sebagaimana contoh model 3 dalam Lampiran III Keputusan ini.

Pasal 17 L

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) merupakan bahan penetapan kebijaksanaan Menter' dalam rangka pembinaan kepegawaian sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yJng berlaku.

(2) Pola pelaporan dan analisis serta evaluasi kegiatan mutasi kepegawaian, sebagaimana contoh model 4 dan 5 Lampiran III Keputusan ini.

(9)

9 BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18

Dalam Keputusan ini tidak diberikan pendelegasian wewenang dan Pemberian Kuasa untuk menetapkan dan menandatangani Surat Keputusan tentang Mutasi Kepegawaian m engenai:

a. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS;

b. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS;

c. Penandatanganan asli Surat Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan eselon II;

d. Pemberian Penghargaan dan Tanda Jasa;

e. Kenaikan Pangkat Istimewa karena prestasi kerja yang luar biasa baiknya;

f. Penerbitan SK Kenaikan Pangkat Anumerta karena wafat dalam menjalankan tugas (dinas);

g. Perawatan tunjangan cacat dan uang duka; dan h. Formulir D - 5 , D - 8 , D - 9 dan D -1 0.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 19

Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Negara Pariwisata dan Kesenian Nomor KEP-05/MNPK/2000 tentang Pendelegasian Wewenang dan Pemberian Kuasa Mutasi Kepegawaian bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Menteri Negara Pariwisata dan Kesenian Disertai Contoh Tandatangan Dan Parafnya dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan d i: J a k a r t a Pada tanggal: 2 MEI 2001

MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan dan ayat diatas memberikan pengertian bahwa Islam telah mengatur segala aspek kehidupan manusia dari yang paling kecil hingga yang paling besar dan dari

Dengan kata lain, bukan agama jika ajarannya tidak mengedepankan aspek perilaku (akhlak), sebab akhlak merupakan pokok ajaran yang paling.. vital dan fundamental

Jumlah Calon Penyediayang memasukkan Dokumen Kwalifikasi sebanyak 3 ( Tiga ) calon penyedia.. Jumlah calon penyedia yang memaskkan Dokumen Penawaran,Administasi,Teknis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (PENEMUAN TERBIMBING) PADA PEMBELAJARAN HUKUM KIRCHOFF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kegiatan ini meliputi : (1)Integrasi seluruh sub sistem di PUSTAKA pengelolaan informasi, pengelolaan publikasi, program, kepegawaian, keuangan, sarana/fasilitas); 2)

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achivement Devisions) dapat meningkatkan

Terdapat perbedaan pengelompokan berbasis DNA dengan marka RAPD dan dengan kunci determinasi berbasis karakter fenotipik. Perbedaan tersebut dapat disebabkan

Adapun jumlah Dividen Interim/Tunai yang akan dibagikan oleh Perseroan dari laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham untuk periode Januari - Maret 2017 akan