1
INOVESIA
Triwulan II Tahun 2020
2 INOVESIA
Salam Redaksi
Cover INOVESIA edisi kedua menampilkan montase berbagai produk inovasi karya Anak Bangsa. Majalah edisi kali ini menyajikan berbagai informasi tentang program dan produk inovasi penanggulangan Covid-19 khususnya yang dikoordinasikan oleh Kemenristek/
BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.
Melalui kegiatan penelitiaan, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) yang dilaksanakan, diharapkan Konsorsium dapat menghasilkan produk-produk inovasi yang dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dalam rangka mencegah, mendeteksi, dan merespon pandemi COVID-19.pasien terjangkit.
Cover Story
Sejak merebaknya pandemik Covid-19 di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, pemerintah telah bergerak cepat untuk menanggulanginya. Tidak hanya berbagai upaya untuk meredam dan memu- tus mata rantai penyebaran virus SARS- Cov2 sebagai penyebab Covid-19, namun juga mencari solusi dari berbagai dampak yang ditimbulkannya, khususnya terhadap ekonomi masyarakat.
Kementerian Ristek/BRIN pun, sesuai dengan tugas dan kewenangannya, segera mengambil langkah-langkah strategis dalam upaya mempercepat penggulangan Covid-19. Diawali dengan pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 pada awal Maret 2020. Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 tersebut diarahkan untuk mengintegrasikan, menyelaraskan, meng- koordinasikan, dan mensinergikan program riset dan inovasi guna menangani permas- alahan Covid-19. Melalui kegiatan pene- litiaan, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) yang dilaksanakan, diharapkan Konsorsium dapat menghasil- kan produk-produk inovasi yang dapat
dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dalam rangka mencegah, mendeteksi, dan merespon pandemi Covid-19. Konsorsium tersebut beranggotakan berbagai institusi litbangjirap baik dari LPNK, Kementerian Teknis, perguruan tinggi, dan Industri.
Hanya dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan sejak pembentukannya, melalui siner- gi yang kuat lintas sektor dan lintas disiplin ilmu, tidak kurang dari 57 produk inovasi telah dihasilkan. Produk-produk tersebut secara resmi telah diluncurkan oleh Presi- den Joko Widodo, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional Tanggal 20 Mei 2020 di Jakarta.
Majalah INOVESIA edisi ke-2 yang ada di hadapan pembaca ini, menyajikan berbagai informasi tentang program dan produk inovasi penanggulangan Covid-19 khususn- ya yang dikoordinasikan oleh Kemenristek/
BRIN melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.
Pembaca yang Budiman,
Dibalik musibah pandemic Covid-19 yang melanda negeri ini, ada hikmah yang cukup membanggakan. Pandemi telah
memberikan pelajaran berharga bahwa jika para inventor dan innovator bersatu bahu membahu dalam sebuah orkestra yang padu, maka dalam waktu yang relatif sing- kat, mampu menghasilkan berbagai produk inovasi yang bahkan sebelumnya tidak pernah kita buat dan produksi sendiri. Tentu saja hal ini juga didukung oleh berbagai terobosan kebijakan dan mekanisme periji- nan yang mungkin selama ini menjadi salah satu yang menghambat perkembangan inovasi di tanah air. Semoga saja, ekosistem inovasi yang membaik di masa pandemi Covid-19 ini dapat dipertahankan bahkan terus membaik setelah pandemi ini berlalu.
Iptek dan inovasi tentu saja kita harap- kan mampu mempercepat penanggulangan Covid-19 serta menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang menyertainya. Namun, perilaku hidup sehat dengan selalu mener- apkan protokol kesehatan di masyarakat juga penting. Penerapan 3M: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak tidak boleh kita abaikan.
Selamat membaca. Salam inovasi, salam sehat.
3
INOVESIA
LAPORAN UTAMA
TAHUKAH ANDA
06
14
KONSORSIUM RISET KAWAL LAHIRNYA INOVASI
PENANGGULANGAN COVID-19
MENYULAP WISMA PUSPIPTEK UNTUK TENAGA MEDIS COVID-19
Triwulan II Tahun 2020
4 INOVESIA
Triwulan II | 2020
Pelindung
Bambang P.S. Brodjonegoro
Pembina Erry Ricardo Penanggung Jawab
Nada Marsudi
Pimpinan Redaksi
Dadan Nugraha
Redaktur Pelaksana
Sri Partini
Penyunting Naskah
Ayu Pravita, Suryo Boediono
Distribusi
Jamal Suteja
Fotografer
Fatimah Larasati Nugroho Adnan Ardian Syaputra Diky Erfan P
Kontributor Siswantini Suryandari
Virna Setyorini Sekretariat
Winda, Nufus Dwi.O, Paulina Anggun
Alamat Redaksi
Bagian Publikasi dan Dokumentasi Biro Kerjasama dan Komunikasi Publlik
Gedung B.J. Habiebie Lt.18 Kementerian Riset dan Teknologi/
Badan Riset dan Inovasi Nasional
Layout dan Grafis
Ageng Prasetyo Boni Agusta, Anastasia Lintang
Nomor ISSN : 2502-7344
SK ISSN : 0005.25027344/Jl.3.1/SK.ISSN/2020.00
DAFTAR ISI
INOVASI TOKOH
STARTUP CORNER FRONTIER RISET
INFOGRAFIS FOKUS RISET UMUM
TOKOH
16
28 32
36 26 18
20 22
10
12
KEMENRISTEK/BRIN DANAI 17 IDE INOVATIF TERBAIK LAWAN COVID-19
PENEMUAN WHOLE GENOM SEQUENCING SARS-COV-2 DI INDONESIA
INOVASI MOBILE BSL-2 BPPT
PUPUS KETERGANTUNGAN IMPOR MENGGAET DIASPORA BERINOVASI TANGANI PANDEMI COVID-19 OPTIMALISASI PERAN LBM EIJKMAN UNTUK UJI
SPESIMEN COVID-19 INDONESIA MEMANGGIL,
LIPI LATIH PARA “PENDETEKSI” COVID-19 WABAH COVID-19
HARUS DIJAWAB DENGAN INOVASI
JADI PENELITI KARENA TIDAK ADA PILIHAN
PENELITI HARUS PINTAR CARI SPONSOR
Chairin Nisa Ma’roef
Frilasita Aisyah Yudhaputri
5
INOVESIA
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro dengan produk hasil konsorsium riset
Triwulan II Tahun 2020
6 INOVESIA
Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global membuat negara-negara berlomba untuk menciptakan teknologi di bidang kesehatan untuk menanggulangi COVID-19.
Presiden Joko Widodo pun tekah meminta Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/
BRIN) untuk mengawal lahirnya inovasi- inovasi itu.
Kemenristek/BRIN turut berkontribusi menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia sesuai dengan bidang penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) dengan membentuk
Konsorsium Riset dan Inovasi untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat COVID-19. Pada perkembangannya menjadi Konsorsium COVID-19.
Menteri Ristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro meresmikan Konsorsium COVID-19 ini pada 26 Maret 2020 melalui konferensi video yang disaksikan masyarakat secara luas.
“Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN sedang bekerja keras untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara sepat penyakit COVID-19 di antaranya dengan menemukan alat deteksi atau diagnosis, suplemen, obat, dan vaksin untuk pasien COVID-19. Ada target jangka pendek, menengah, dan panjang yang harus dicapai,” papar Menteri Bambang dalam video konferensi dengan media massa dari kediamannya di Jakarta, Kamis (26/3/2020)
Sebagai lembaga negara yang diberikan mandat oleh Undang-Undang untuk menjalankan dan mengintegrasikan kegiatan litbangjirap di Indonesia, Kemenristek/BRIN menetapkan tiga prioritas kegiatan litbangjirap yang akan dilaksanakan oleh Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19.
Prioritas pertama adalah prioritas Jangka Pendek yang berfokus pada penelitian dan kajian sistematik terhadap berbagai aspek dari COVID-19, termasuk di dalamnya penelitian terkait tanaman herbal yang berpotensi untuk mencegah COVID-19, seperti jahe merah, meniran, sambiloto,
echinaceae, temu lawak, lada hitam, serai, kunyit, kayu manis, seledri, cengkeh, kulit manggis, daun kelor, kulit jeruk, dan jambu biji. Penelitian terhadap jambu biji sudah memiliki hasil yang potensial untuk dilanjutkan pada uji klinis.
Prioritas Jangka Pendek juga mencakup pengembangan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, sterilization chamber (tenda sterilisasi coronavirus) serta pengkajian terhadap sediaan bahan alami sebagai peningkat imun tubuh untuk mencegah COVID-19. Tidak hanya segi sains saja yang diteliti, tetapi aspek sosial humaniora, termasuk ketahanan (resiliensi) dan perilaku masyarakat, perbandingan kebijakan dan manajemen COVID-19 di negara lain ikut pula diteliti.
Analisis ekonomi makro dan mikro di Indonesia terkait COVID-19 juga menjadi perhatian. Beberapa kajian mencakup berbagai isu terkait COVID-19 di media sosial, public health modelling, serta proyeksi dan prediksi grafik dan peta spasial dari penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Kedua adalah prioritas Jangka Menengah yang berfokus pada
pengembangan dan pengkajian Rapid Test Kit untuk COVID-19 baik untuk deteksi awal (early detection) maupun deteksi akhir (late detection), pengembangan suplemen, multivitamin, dan immune modulator dari berbagai tanaman Indonesia. Salah satunya jambu biji, pengembangan robot layanan (service robot) untuk ruangan dengan infeksi virus korona yang tinggi, smart infusion pump untuk memasukkan obat dalam tubuh pasien COVID-19 serta pengembangan lainnya.
Prioritas ketiga adalah prioritas Jangka Panjang yang berfokus pada pengkajian dan pengembangan obat dan vaksin, termasuk avigan, chloroquin, kina, dan sebagainya.
Target jangka pendek , menengah, dan panjang tersebut akan dicapai oleh Tim Konsorsium COVID-19 dengan pendanaan khusus dalam koordinasi Kemenristek/BRIN dengan beberapa lembaga negara non kementerian (LPNK), perguruan tinggi, dan
industri yang nanti akan tergabung dalam tim tersebut.
Menteri Bambang menjelaskan saat ini sudah ada beberapa inovasi yang dihasilkan oleh LPNK dalam lingkungan Kemenristek/BRIN. Salah satunya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mencakup Airborne Sterilizer yang mampu mengeluarkan Nano Ozone yang dapat menangkap dan menghancurkan coronavirus di udara, Mobile Disinfection Chamber atau tenda disinfeksi coronavirus, alat sterilisasi coronavirus untuk uang kertas dan logam, serta alat pelindung diri (APD) ramah lingkungan (biodegradable) bagi tenaga kesehatan dalam mencegah COVID-19, mencakup jas lab, penutup kepala, dan masker.
LIPI saat ini juga sedang menguji beberapa tanaman herbal, jamu, maupun obat herbal ter-standard yang potensial sebagai penguat sistem imun (immunomodulator) dan obat pencegah atau penghambat virus (antiviral) bagi COVID-19. Beberapa tanaman tersebut mencakup jahe merah, echinaceae, meniran, sambiloto, kayu surian, akar manis, rosella, biji anggur, bawang putih, teripang, serta tempe.
Koordinasi litbangjirap
Sebelum pembentukan Konsorsium COVID-19, Kemenristek/BRIN sudah mengkoordinasikan berbagai lembaga litbangjirap, termasuk dari lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) mencakup Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
Dari perguruan tinggi mencakup Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas
KONSORSIUM RISET KAWAL LAHIRNYA INOVASI PENANGGULANGAN COVID-19
Oleh : Sundari & Jamal
Foto : Humas BKKP Kemenristek/BRIN
7
INOVESIA
Airlangga. Kalangan industri farmasi juga dilibatkan seperti PT Biofarma dan PT SOHO. Serta para peneliti diaspora Indonesia di luar negeri untuk bekerja sama dan bersinergi dalam menghasilkan kajian dan inovasi yang bermanfaat dalam mencegah, mendeteksi, melakukan skrining, menunjang diagnosis, merespon serta mengobati COVID-19. Kelompok akademisi dan industri itu didukung pemerintah membentuk Konsorsium COVID-19.
Program pendanaan riset
Selain konsorsium, Kemenristek/
BRIN mempercepat kerangka hilirisasi dengan menyelenggarakan program pendanaan riset dan inovasi untuk para peneliti dan perekayasa yang melakukan riset dan pengembangan covid-19 melalui seleksi proposal riset. Kemeristek/BRIN menyediakan anggaran Rp60,6 miliar untuk menghasilkan produk-produk invensi dan inovasi di bidang pencegahan, deteksi daskrining, alat kesehatan dan pendukung, terapi, dan sosial humaniora yang dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat dalam rangka mencegah, mendeteksi, dan merespons pandemi COVID-19.
Selain pendanaan riset, sejumlah lembaga riset telah menghasilkan produk inovasi tahap pertama di masa pandemi yang sudah diserahkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menanggulangi covid-19. Produk tersebut antara lain Tes Kit baik yang berbasis PCR atau non PCR, handsanitizer dari LIPI-BPPT, mobile handwasher dari BPPT, ventilator, robot kesehatan (Raisa) dari ITS-Unair, alat kesehatan lain dan APD dari beberapa pusat riset. Beberapa produk lainnya diluncurkan pada 20 Mei 2020 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, sekaligus momentum kebangkitan Inovasi Indonesia menuju kemandirian bangsa pada produk kesehatan, khususnya dalam penanganan Covid-19.
Menteri Bambang saat dialog dengan perekayasa yang tergabung dalam konsorsium Covid-19 berharap hasil-hasil riset itu didorong untuk melahirkan inovasi produk kesehatan dalam negeri bermanfaat untuk masyarakat luas di tengah pandemi.
10 Ribu Rapid Tes Kit
Inovasi dari Konsorsium COVID-19 yang saat ini sedang dikembangkan mencakup
dua jenis tes diagnostik. Kit pertama disebut RDT IgG IgM dan kit kedua disebut RDT Micro-chip. Kit yang pertama saat ini sudah dikembangkan oleh BPPT dan dapat diproduksi hingga 100.000 kit dalam waktu sebulan. Hasil tes bisa dilihat dalam waktu 15 menit.
Kit kedua digunakan untuk deteksi awal (early detection) dengan cara mendeteksi antigen atau bagian virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia. Mengingat virus corona dapat bermutasi dalam penderita yang berbeda, kedua kit ini dikembangkan khusus untuk mendeteksi virus corona yang sudah menyebar di Indonesia.
Hasil inovasi ini diluncurkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebagai sebuah kebutuhan yang mendesak.
BNPB berharap Kemenristek/BRIN bisa menyediakan 10 ribu rapid test kit.
“Kemenristek dalam melaksanakan dan mengintegrasikan kegiatan litbangjirap berupaya merespons kebutuhan mendesak penanganan Covid-19. Ditargetkan pekan depan 10 ribu rapid test kit selesai diproduksi,” terang Menteri Bambang dalam konferensi pers di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta (5/3/2020).
Rapid test kit untuk produksi massal ini, hasil inovasinya dikerjakan oleh konsorsium COVID-19 BPPT, Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada. Rapid Test Kit dengan menggunakan antibodi IgG dam IgM di dalam darah.
Dalam waktu bersamaam, Balitbangkes,, Biofarma dan Lembaga Eijkman juga mengembangkan vaksin dan obat antii COVID-19 yang saat ini dalam tahapan uji klinis.
Inovasi lainnya yang sedang digarap adalah ventilator untuk pasien covid-19 yang dirancang olej BPPT, UI, ITB serta pihak swasta PT Dharma yang kini masuk dalam tahapan uji ketahanan dilakukan oleh Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kemenkes.
“Setelah uji ketahanan akan diuji secara klinis sebelum bisa diproduksi massal oleh mitra industri. Sehingga diharapkan dapat selesai pertengahan Mei,” terang Menteri Bambang.
Inovasi Penanggulangan COVID-19
Dalam mengembangkan dan
memproduksi hasil inovasi , Tim Konsorsium
Riset dan Inovasi untuk penanggulangan Covid-19 telah memetakan empat program inovasi teknologi penanggulangan
Covid-19, yaitu (A) Pencegahan, (B) Skrining dan Diagnostik, (C) Alat Kesehatan dan Pendukungnya, dan (D) Terapi.
Implementasi dari kelompok A yakni pencegahan dengan menerapkan 3 M kepada masyarakat yakni memaka masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Sedangkan dari pemerintah adalah 3T yaitu Trace, Test, Treat.
Untuk kelompok B yakni skrining dan diagnostik berupa pengembangan test kit berbasis pada diagnosa PCR dan Non PCR. BPPT selain memulai memproduksi rapid test kit (non PCR) juga memproduksi inovasi berbasis PCR diberi nama Indonesia TFRIC-19, BioCov 19.
Untuk Kelompok C adalah alat kesehatan dan pendukungnya. Ada empat produk inovasi pendukung kelompok C ini yaitu ventilator, Mobile Laboratory BSL (Bio Safety Level) -2 produksi BPPT, Powered Air Purifying Respirator, dan Robot Raisa
Kelompok D berupa inovasi teknologi terapi termasuk pengujian suplemen, obat herbal, dan terapi lainnya seperti pengujian suplemen dan obat herbal tradisional komersial atau jamu dan pelaksanaan multicenter clinical trial,
Untuk membantu kekurangan ventilator di rumah sakit, BPPT dan berberapa perguruan tinggi mengembangkan alat bantu pernafasan dan portable ventilator.
Triwulan II Tahun 2020
8 INOVESIA
Berbagai lembaga penelitian dan inovasi di bawah Kemenristek/BRIN juga bersinergi untuk membantu penanggulanan pandemi COVID-19 dengan berbagai cara, mulai dari pelatihan
hingga menyediakan broadcast himbauan masyarakat melalui satelit
Bambang Brodjonegoro Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan
Riset Inovasi Nasional (BRIN)
“ ”
hasil produk-produk konsorsium riset
Seluruhnya menggunakan komponen lokal. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga laboratorium yang mampu mendeteksi virus corona, LIPI juga mengadakan Pelatihan Tim Pemeriksa COVID-19 di fasilitas Bio Safety Level-3 berstandar WHO milik LIPI.
Sebagai anggota Konsorsium COVID-19, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) juga turut berkontribusi melalui layanan salah satu satelit buatannya, yaitu LAPAN-A2/LAPAN-ORARI.
Satelit ini telah mengirimkan pesan anjuran physical distancing atau upaya menjaga jarak fisik kepada masyarakat melalui frekuensi radio 145.825 MHz. Pesan lain terkait penanggulangan COVID-19 juga dapat dikirimkan melalui satelit ini.
Dalam rangka menyediakan tempat istirahat dan konsumsi bagi para peneliti dan tenaga medis yang berperan dalam penanganan COVID-19, Kemenristek/BRIN berinisiatif menyediakan Wisma Tamu Puspiptek di Serpong, Tangerang Selatan sebagai tempat istirahat.
Dalam waktu sangat singkat, Konsorsium Riset dan Inovasi telah menghasilkan 57 produk inovatif untuk menanggulangi pandemi covid-19. Adapun 57 produk ini telah diluncurkan pada Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Dari 57 produk inovatif ini ada lima jenis ventilator buatan Indonesia yang dikembangkan oleh
Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.
Lima ventilator ini sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan setelah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan.
Lima jenis ventilator itu adalah BPPT3S- LEN, GERLIP HFNC-01, Vent-I Origin, COVENT-20 dan DHARCOV-23S
Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal, dan bahkan beberapa sudah menghasilkan ratusan produk yang sudah dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19. Menteri Bambang menyebut kerja cepat ini luar biasa karena umumnya riset dan inovasi yang biasanya di proposal
dilakukan minimal dalam satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan 3 bulan.
“Dan sudah menghasilkan produk- produk inovasi yang berkualitas. Luar biasa dan sangat dibutuhkan bangsa Indonesia, yang pada saat yang sama, bangsa lain juga sedang berlomba-lomba membuatnya,”
ungkap Bambang PS Brodjonegoro.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari respons cepat Kemenristek/BRIN yang telah membentuk Konsorsium Covid-19 dengan tujuan kolaborasi, kemitraan dan kerja sama antara pemerintah, akademisi, swasta dan masyarakat untuk mengatasi pandemi bersama-sama.
Menristek /BRIN bersma Rektor Universitas Indonesia melakukan Serah Terima Simbolis Ventilator Covent-20 UI Kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
9
INOVESIA
Jadi Peneliti
Karena Tidak Ada Pilihan
Oleh : Sundari & Jamal
Foto : Humas BKKP Kemenristek/BRIN
Chairin Nisa Ma’roef
Triwulan II Tahun 2020
10 INOVESIA
Chairin Nisa Ma’roef, seorang peneliti di bidang virology yang kini bekerja di Laboratorium BSL-3 Lembaha Eijkman Jakarta. Nami sapaan akrab Chairin Nisa adalah salah satu sosok penting peneliti yang membedah spesimen virus COVID-19. Hasil deteksi virus ini sangat dinantikan masyarakat, untuk mengetahui apakah mereka positif COVID-19 atau tidak. Ketekunannya meneliti virus ini karena kecintaannya pada profesinya dan menorehkan penghargaan dari Kedutaan Besar AS di Indonesia, saat ia menjadi tim peneliti virus SARS.
Menjadi peneliti tidak pernah ada di bayangan Chairin Nisa yang akrab disapa Nami saat lulus dari Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada pada 1975. Namun setelah lulus, Nami bekerja di sebuah laboratorium dan meneliti berbagai virus.
Kecintaannya pada penelitian dijaga sampai sekarang.
Ia bekerja di Laboratorium Namru 2 dengan tugas melakukan identifikasi dan isolasi virus. Pekerjaannya mengidentifikasi dan teknologi isolasi virus ditekuni lebih dari 30 tahun, menjadikan dia dikenal sebagai ahli di bidang virologi.
“Saya jadi peneliti di biologi molekuler memang pada saat itu tidak bisa memilih.
Saya pada waktu itu setelah lulus ingin bekerja apapun pekerjaannya, untuk menghidupi keluarga kecil saya. Kebetulan saya bekerja di laboratorium yang menangani virus Namru-2. Kebetulan tempat saya bekerja itu melakukan penelitian virus di Indonesia. Saya mulai meneliti dan menekuni pekerjaan itu sejak 1976 . Dan saya menekuni bidang tissue kultur,” kata Nami.
Keahliannya sebagai peneliti tissue kultur ini membawa Nami menjadi kepala divisi Tissue Culture di laboratorium Namru 2 Jakarta periode 1997-2008. Kemudian ia menjabat sebagai konsultan laboratorium virologi di Lab Namru 2 Jakarta 2008- 2010. Nami kemudian pindah ke Lembaga Eijkman Jakarta sebagai pakar teknologi kultur virus.
“Saya menikmati sebagai peneliti virus dari awal sampai sekarang. Ini memotivasi saya menggeluti profesi ini. Sedangkan prestasi di bidang biologi molekuler ini saya ini orang pertama penemu virus H5N1 di Indonesia. Tidak banyak peneliti di Indonesia yang meneliti H5N1. Saya juga orang pertama yang mengisolasi virus Zika, dan satu-satunya di Indonesia,” kata Nami dengan perasaan bangga.
Selain menuluis jurnal internasional, Nami juga mendapat penghargaan dari Laboratorium US Namru-2 berupa Team Performance Award dalam wabah SAR CoV pada 2003, dan Meritorious Honor Award pada 2008 karena jasanya dalam meningkatkan kapasitas diagnose di Lab US Namru-2 dn melatih kader-kader ilmuwan di seluruh Indonesia.
Dalam perkembangan zaman, Nami melihat semakin banyak perempuan terjun sebagai peneliti di bidang masing-masing.
Dan banyak perempuan peneliti yang hebat dan berperan luar biasa dan kaya wawasan.
Ia memberi contoh peneliti muda Frilasita Aisyah Yudhaputri yang merupakan juniornya, merupakan perempuan peneliti yang memiliki talenta. Selain sebagai peneliti, lanjut Nami, Sisi panggilan akrab Frilasita adalah peneliti yang pandai mencari sponsor atau grant untuk riset selain menulis publikasi internasional.
Di tengah pandemic COVID-19 ini, para peneliti virus seperti Nami dan rekan- rekannya di Lembaga Eijkman sangat berat. Karena pekerjaan mendeteksi virus dan mengidentifikasinya sangat ditunggu banyak orang. Begitu juga Nami harus setiap hari berangkat ke kantor untuk meneliti specimen-specimen virus COVID-19 yang ditunggu masyarakat.
“Saya melakukan (meneliti virus) ini penuh semangat dan bekerja dengan waktu yang tepat.Saat ini Eijkman diberi anugerah untukk mendeteksi COVID-19.
Saat ini semua pegawai di Eijkman bekerja lebih keras untuk menolong orang lain,”
kata Nami.
Ia menyebutkan di laboratorium BSL-3 Eijkman terdapat orang-orang yang sangat diperlukan oleh mereka di luar sana sedang sakit. .”Kita harus menolong orang lain. Ya sebetulnya setiap hari saat pulang malam hari, badan rasanya seperti digebukin. Tapi paginya saya semangat kembali bekerja.
Setiap hari saya bisa mendeteksi 200-300 sampel. Dan itu membuat saya semangat karena deteksi saimpel virus ini ditunggu banyak orang,” ungkapnya.
Baginya dengan kesempatan meneliti virus COVID-19 itu membuatnya semakin menambah pengetahuan dan terus belajar untuk mengembangkan hal-hal baru.
Nami bersyukur masih diberi kesempatan untuk mengembangkan ilmunya di bidang virus untuk mendeteksi COVID-19. Baginya sebagai peneliti, wabah ini menjadi sebuah tantangan baginya.
Ia menyebutkan tantangan perrempuan peneliti di masa pandemic memiliki tanggung jawab yang berat karena harus memikul beban ganda sebagai ibu, istri, dan peneliti. Selain itu mereka juga bertanggung jawab kepada keluarga dan lingkungan agar tidak terpapar virus.
“Saat semua ada di rumah, berkumpul bersama keluarga, saya harus tetap ke kantor Kita berada di lab berhadapan dengan specimen virus. Dan mungkin satu dari lima specimen itu positif. Dan saat pulang ke rumah pun harus menjaga keluarga dan lingkungan tidak terpapar,”
Baginya di tengah pandemi ini, sebuah tantangan besar sedang dihadapi warga dunia, yaitu disipllin menghadapi kehidupan baru agar tidak tertular. Selain itu Lembaga Eijkman dengan para karyawannya bekerja keras, ikhlas dan tidak menjadi beban karena hasil kerja mereka ditunggu para pasin.
“Saya memberi contoh ini untuk diri sendiri. Prinsipnya saya hanya ingin menolong masyarakat dengan kerja ikhlas,,”
terang Nami.
Ia pun berpesan selama pandemic ini harus menjaga kesehatan agar tidak sakit apalagi terinfeksi virus corona.
“Semoga virusnya segera pergi dari muka Bumi,” pungkasnya.
11
INOVESIA
Sangat luar biasa peran perempuan peneliti karena mereka ini selain jadi peneliti juga sebagai
istri dan ibu buat anak-anak. Sebagai peneliti, perempuan terkadang harus meninggalkan keluarga karena hatus menyelesaikan tugas penelitian. Bagi saya peneliti sekarang luar biasa dan jumlahnya semakin banyak Berbeda dengan
zaman saya dahulu
Chairin Nisa Ma’roef Peneliti Virology
“ ”
Peneliti Harus
Pintar Cari Sponsor
Oleh : Sundari & Jamal
Foto : Humas BKKP Kemenristek/BRIN
Triwulan II Tahun 2020
12 INOVESIA
Frilasita Aisyah
Yudhaputri
Peneliti muda ini sudah tidak asing lagi kiprahnya di dunia penelitiam biomolekuler.
Dari keluarga peneliti, Sisi setelah lulus dari Universitas Indonesia di bidang genetik molekuler kemudan meneruskan di Monash University Australia di bidang biomedis.
Selain sering meenjadi pembicara di forum nasional dan internasional, peneliti yang bekerja di Lembaga Eijkman Jakarta ini kini menjadi coordinator proyek di Emerging Virus Unit (EVRU) Lembaga Eijkman Jakarta.
Sisi memang sudah menggemari dunia penelitian karena lingkungan keluarganya yang seluruhnya peneliti. “Saya memang tertarik dengan masalah kesehatan, kedokteran. Saya mengambil bidang kedokteran molekuler. Saya ini termotivasi menekuni bidang biologi molekuler karena pada saat S1 saya bertemu dengan ibu Herawati Sudoyo, sosok peneliti senior.
Itulah yang membuat saya tertarik menjadi peneliti,” kata Sisi.
Di tengah kesibukannya sebagai peneliti dan kini menjadi koodinator proyek di EVRU Eijkman, Sisi juga menulis jurnal- jurnal penelitian luar negeri. “Peneliti harus menulis, mencari sponsor, hingga dipublikasikan. Yang membuat semangat apabila penelitian yang saya kerjakan dari nol hingga tingkat nasional dan dipakai dimana-mana,” ujar Sisi.
Di masa pandemic ini, lanjut Sisi tantangan peneliti adalah teknologi yang berperan sangat cepat. Di dunia internasional, sebelum pandemic paling susah diberi tandingan. Sekarang ini dengan teknologi kita dipacu untuk selalu aktif, tidak lengah.
“Peneliti didorong untuk terus belajar agar tidak ketinggalan, tetap punya pengetahuan baru, dan penelitian itu tidak bisa jauh dengan jaringan,” ujar Sisi.
Tantangan lainnya bagi peneliti saat ini adalah cepatnya update berita dari berbagai negara atau dunia internasional.
Banyak pertanyaan dari kalangan masyarakat yang sangat kritis dan di luar dari text book.
“Maka peneliti tidak cukup hanya belajar dari text book saja tetapi juga informasi-informasi berkembang saat ini,”
terangnya.
Ia pun sangat setia dengan profesinya sebagai peneliti. Sisi pun mengaku memilih sebagai peneliti karena ia sangat menyukainya. “Saya pribadi prinsipnya apa yang kamu suka pilihlah itu dan tidak pindah-pindah ke tempat lain. Ini seperti yang saya lakukan.”
Sisi mengomentari kesetiaan profesi yang dilakukan oleh seniornya Chairin Nisa Ma’roef yang akrab disapa Nami ini. “Bu Nami eyang buat saya. Energinya lebih banyak. Beliau ibu bagi kita semua. Bu Nami selalu cerewet mengingatkan kita di tim virus untuk terus semangat. Beliau berada di lab BSL-3 bekerja selama 8 jam sehari dan tidak gampang menyerah. Tidak mengenal lelah. Bu Nami akan berusaha sampai berhasil. Itu menjadi contoh bagi kami sebagai peneliti.”
Di saat pandemic, Sisi pun menjelma sebagai triple agent yakni sebagai ibu, istri dan peneliti. Tugas yang diemban sangat berat. Di rumah, ia harus memastikan anggota keluarganya sehat dan aman.
Sementara di dunia pekerjaan, sebagai coordinator proyek EVRU, Sisi harus memastikan semua pekerjaan berjalan sesuai target
“Jadi saya mempunyai tiga tugas.
Sebagai ibu, saya harus memberikan pengertian buat anak mengapa saat semua orang berada di rumah justru saya harus bekerja di kantor.jelaskan mama saat ini menjadi pahlawan untuk memberantas penyakit coronxa, dan semua tenaga medis menjadi garda depan sampai belakang untuk membawa virus keluar,” tegasnya.
Saat terjadinya wabah COVID-19 secara global, Lembaga Eijkman mendapat
tantangan besar untuk mendeteksi virus COVID-19. “Peranan Lembaga Eijkman dan para penelitinya dalam menghadapi COVID-19 cukup besar. Lembaga Eijkman adalah salah satu lembaga yang sudah punya kapasitas untuk menghadapi COVID-19. Jadi peran Lembaga Eijkman ini berkontribusi untuk negara dalam menghadapi wabah COVID-19. Kapasitas, kemampuan SDM saat ini untuk pandemi sudah siap. Dan menghadapi pandemi adalah usaha bersama,” tegas Sisi.
Setiap hari para peneliti virus yang bekerja di laboratorium BSL-3 mampu mendeteksi 200 sampai 300 sampel virus per hari. Dan nantinya akan ditingkatkan lebih dari 300 sampel. Sejak awal tahun Lembaga Eijkman memiliki konsep kemampuan mendeteksi potensi pandemi karena penyakit itu menyeran pernapasan.
“Sejak Desember kami sudah bersiap saat mendengar adanya COVID-19. Secara general kami sudah mempersiapkannya.
Dan saat Presiden meminta Lembaga Eijkman untuk membantu mendeteksi virus corona, pengobatan dan terapi plasma untuk COVID-19, kami sudah siap dengan peneliti-peneliti sesuai dengan kepakarannya,” terangnya.
Dan seluruh elemen di Lembaga Eijkman mulai S1 hingga S3 terjun bahu membahu sesuai dengan kepakarannya fokus pada deteksi virus COVID-19.
Lembaga Eijkman juga terlibat memperkuat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 dfdi bawah Kemenristek/
BRIN. Dari seluruh sumber daya manusia yang dimiliki Eijkman, hanya 16 orang yang dianggap handal atau mumpuni mengidentifikasi virus, bekerja di Lab BSL-3, sedangkan di luar itu semua karyawan bahu membahu bekerja sesuai kepakarannya untuk menekan penyebaran COVID-19.
Sisi pun berpesan kepada generasi muda bahwa saat ini dunia memanggil para peneliti muda di bidang biologi molekuler untuk berjuang bersma-sama mengatasi wabah.
“Saat ini negara dan dunia memanggil para peneliti biologi molekuler untuk mengatasi wabah Siapa saja pria dan wanita, memiliki kepakaran di bidang masing-masing untuk menghadapi pandemi ini,” harap Sisi.
Sisi juga mengajak masyarakat untuk tidak menyebarkan berita-berita tidak benar seputar COVID-19 yang bisa membuat orang panik dan sensitif.
13
INOVESIA
Jadi saya mempunyai tiga tugas. Sebagai ibu, saya harus memberikan pengertian buat anak
mengapa saat semua orang berada di rumah justru saya harus bekerja di kantor.jelaskan mama
saat ini menjadi pahlawan untuk memberantas penyakit korona.Dan semua tenaga medis menjadi garda depan sampai belakang untuk
membawa virus keluar
Chairin Nisa Ma’roef Peneliti Virology
“ ”
Foto Wisma Puspiptek Serpong diambil dari udara
Kementerian Riset dan Teknologi/
Badan Riset dan Inovasi Nasional bergerak cepat dalam membantu penanggulangan pandemi COVID-19 di Indonesia, salah satunya dengan membentuk konsorsium riset dan inovasi yang melibatkan Kementerian/Lembaga, rumah sakit, perguruan tinggi, serta industri.
Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 tersebut memang fokus pada upaya riset dan membuat berbagai inovasi, seperti contohnya membantu ketersediaan bahan obat dari ekstrak empon-empon, jambu biji dan kulit jeruk. Atau melakukan penelitian dan pengembangan vaksin, pembuatan suplemen, dan alat pelindung diri (APD) mulai dari face shield, powered air purifying respirator, hazmat suit berbahan nanosilver.
Mereka juga mengembangkan hand sanitizer, chamber disinfectant berbasis ozon, mobile hand washer, multicenter clinical trial untuk Avigan, Chloroquine Phospate, Tamiflu, Ivemercitin, Convalescene, dan pil kina. Selain
itu, konsorsium juga mengembankan serum plasma darah dari kasus sembuh COVID-19, Mysencheme stem cell, early and late detection rapid test, serta portable ventilator.
Konsorsium yang dibentuk sejak Maret 2020 tersebut ternyata tidak hanya membantu menangani pandemi COVID-19 melalui aktivitas riset dan pengembangan saja. Mereka juga turut mendukung dan mengapresiasi para tenaga medis yang telah merawat para pasien terinfeksi virus corona baru dengan menyediakan fasilitas Wisma Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) untuk mereka beristirahat.
Dengan telekonferensi pada Kamis (23/4), Menteri Riset dan Teknologi/
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro sempat menyambut kedatangan Tim Medis Penanggulangan COVID-19 Kota Tangerang Selatan di Wisma Tamu Puspiptek.
Ia berharap fasilitas tersebut bisa menjadi tempat istirahat yang nyaman dari segi tempat maupun penyediaan kebutuhan dasar berupa makanan dan minuman dengan gizi baik untuk pemulihan tenaga para tenaga medis khususnya mereka yang ada di Tangerang Selatan. Faktor kesehatan dan kebugaran para tenaga kesehatan tentu akan sangat penting dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
“Akhirnya upaya kami untuk sedikit bisa membantu bapak dan ibu dalan rangka
menangani COVID-19 di Tangerang Selatan bisa terealisir, yaitu dipergunakannya Wisma Tamu Puspiptek untuk rumah singgah bagi tenaga medis dari Tangerang Selatan selama masa penanganan pandemi ini,” ujar Bambang.
Fasilitas Wisma Puspiptek
Wisma Puspiptek yang berada di Serpong, Tangerang Selatan tersebut menyediakan 93 kamar tidur tipe deluxe dan superior sebagai tempat istirahat yang dapat digunakan 24 jam bagi para tenaga medis dari rumah sakit yang ditunjuk Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany untuk menangani pasien COVID-19.
Konsumsi dan alat penunjang dekontaminasi virus juga tersedia bagi sekitar 185 tenaga medis tersebut. Semua fasilitas itu dapat dimanfaatkan para tenaga medis selama masa tanggap darurat berlangsung.
Selain menyediakan makanan dan minuman , wisma yang berlokasi di Jalan Raya Puspiptek, Setu, Tangerang Selatan, itu juga memberikan fasilitas laundry untuk para tenaga medis yang beristirahat di sana. Tersedia pula ruang-ruang rapat yang juga dapat digunakan tenaga medis yang singgah di sana jika memang membutuhkannya.
Namun demikian, selama tinggal di wisma tersebut para tenaga medis tidak
Oleh : Virna & Ardian
Foto : Humas BKKP Kemenristek/BRIN
MENYULAP WISMA PUSPIPTEK UNTUK TENAGA MEDIS
COVID-19
Triwulan II Tahun 2020
14 INOVESIA
diperbolehkan keluar masuk fasilitas Puspiptek sendiri. Mereka akan diantar dan jemput kendaraan dinas setempat menuju rumah sakit tempat mereka bekerja.
Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany bersama Kepala Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Sri Setiawati turut meninjau dan menerima perwakilan para tenaga medis COVID-19 tersebut di Tangerang Selatan.
Alih fungsi fasilitas Wisma Puspiptek sebagai tempat peristirahatan tenaga kesehatan itu merupakan salah satu bagian dari program Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi/
Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan
merespon secara cepat pandemi yang disebabkan penularan SARS-CoV-2.
“Alhamdulillah dengan adanya Wisma Puspiptek dijadikan rumah singgah bagi para tenaga medis menjadi salah satu solusi tentu bagi kami Pemerintah Kota untuk para tenaga medis dapat beristirahat, diam di sini sebelum bertemu sanak keluarga dan tentunya sebelum bekerja kembali.
Saya ucapkan terima kasih kembali, Pak Menteri. Bahkan bisa sampai Mei. Ibu dan bapak perlu tahu bahwa di sini gratis, tidak perlu bayar sama sekali, bahkan makan minumnya dibayari Pak Menteri,” kata Airin saat menerima Tim Medis Penanggulangan COVID-19 Kota Tangerang Selatan di Wisma Puspiptek.
15
INOVESIA
Di tengah pandemi COVID-19, Kementerian Riset dan Teknologi/
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan Ideathon Indonesia 2020. Ideathon Indonesia 2020 adalah kompetisi nasional pencarian inovasi yang diselenggarakan Kemenristek/BRIN bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan, melalui skema Penghargaan Riset Inovatif Produktif (RISPRO). Ideathon Indonesia 2020 mengusung tema Gotong Royong Melindungi Bangsa dari COVID-19 sebagai wujud nyata ambil bagian dalam mendukung upaya Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Inovasi yang dicari melalui Ideathon Indonesia 2020 berupa ide, solusi, produk, sistem, platform, atau aplikasi mobile maupun web dengan kategori gagasan yang mencakup namun tidak terbatas pada area pencegahan virus, pengendalian virus, manajemen pelayanan dan perawatan pasien, mitigasi masyarakat, keberlanjutan bisnis, serta metode pembelajaran jarak jauh yang dapat diimplementasikan dalam waktu dekat. Sebagai upaya percepatan penanggulangan wabah COVID-19. Kategori produk yang dihasilkan dari kompetisi ini tidak hanya terbatas pada aplikasi di ponsel, web, Internet of Things (IoT), big data, artificial intelligence, perangkat elektronik namun juga mencakup teknologi lainnya.
Inovasi yang dicari melalui Ideathon Indonesia 2020 berupa ide, solusi, produk, sistem, platform, atau aplikasi mobile maupun web dengan kategori gagasan yang mencakup namun tidak terbatas pada area pencegahan virus, pengendalian virus, manajemen pelayanan dan perawatan pasien, mitigasi masyarakat, keberlanjutan bisnis, serta metode pembelajaran jarak jauh yang dapat diimplementasikan dalam waktu dekat. Sebagai upaya percepatan penanggulangan wabah COVID-19. Kategori produk yang dihasilkan dari kompetisi
ini tidak hanya terbatas pada aplikasi di ponsel, web, Internet of Things (IoT), big data, artificial intelligence, perangkat elektronik namun juga mencakup teknologi lainnya.
Penyelenggaraan Ideathon Indonesia dimulai dengan pendaftaran usulan pada 13 April 2020 dan dilanjutkan dengan tahapan pembersihan (cleaning) dari duplikasi, seleksi administrasi, seleksi substansi oleh reviewer nasional, seleksi substansi lanjutan oleh panel ahli, dan presentasi akhir.
Sebanyak 5.590 usulan masuk hanya dalam waktu satu minggu melalui laman resmi Kemenristek/BRIN www.ristekbrin.
go.id/ideathon. Dari total usulan masuk, sejumlah 2.104 usulan lolos proses pembersihan dari duplikasi dan seleksi administrasi untuk kemudian dinilai oleh 54 reviewer nasional. Satu usulan dinilai oleh dua reviewer. Kategori penilaian substansi oleh reviewer meliputi komponen tingkat inovasi (15 persen), kreativitas (15 persen), originalitas (15 persen), dampak ekonomi dan/atau sosial (15 persen), kelayakan teknis (20 persen), dan potensi implementasi (20 persen).
Penilaian substansi oleh reviewer nasional menghasilkan sebanyak 203 usulan yang dinilai layak secara substansi untuk maju ke tahap penilaian lanjutan oleh panel ahli.
Lima orang panel ahli dari bidang fokus yang berbeda menilai 203 usulan dengan mempertimbangkan tiga kriteria penilaian, yaitu logis secara saintifik, secara teknis dapat diterapkan, dan relevan dengan isu COVID-19 saat ini. Dari 203 usulan yang dinilai, 32 usulan lolos penilaian panel ahli untuk maju presentasi akhir yang dilakukan secara virtual. Dari hasil presentasi akhir, panel ahli menetapkan 17 ide terbaik sebagai Penerima Penghargaan Ideathon Indonesia 2020.
Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengumumkan 17 Inovatif Idea terbaik sebagai Penerima
Penghargaan Ideathon Indonesia 2020.
Tujuh belas ide tersebut akan didanai oleh LPDP dan Kemenristek/BRIN yang telah bekerja sama untuk program Ideathon Indonesia 2020. Diharapkan implementasi dan target inovasinya dapat dilakukan secepatnya sampai lima bulan ke depan.
Berikut ide inovasi penerima penghargaan Ideathon Indonesia 2020 (urutan alfabetis):
1. Hybrid Quadplane UAV to Help Prevent Coronavirus Spreadness dengan ketua tim pengusul Adam Sultansyah dari Universitas Indonesia (UI)
2. Kios Cukur Rambut Portable dengan ketua tim pengusul Ade Sunardi dari Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta (ITKJ)
3. Implementasi Teknologi MIMO (Multi Input Multi Output) Relay System sebagai Inovasi Internet of Things (IoT) untuk Mendukung Proses Pembelajaran Jarak Jauh di Area 3T dalam Situasi COVID-19
KEMENRISTEK/BRIN
DANAI 17 IDE INOVATIF TERBAIK LAWAN COVID-19
Oleh : Sundari & Jamal
Foto : Humas BKKP Kemenristek/BRIN
Kita harapkan para pemenang bisa mewujudkan apa yang diinisiasi atau digagas menjadi sesuatu yang lebih konkret, sesuatu yang
nanti bisa dipakai oleh masyarakat. Karenanya salah satu bentuk insentif bagi para pemenang adalah dukungan pembiayaan agar ide tersebut benar-benar bisa direalisasikan. Tentunya dalam
jangka waktu tertentu,
Bambang Brodjonegoro Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan
Riset Inovasi Nasional (BRIN)
“ ”
Triwulan II Tahun 2020
16 INOVESIA
di Indonesia dengan ketua tim pengusul Apriana Toding dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus Makassar
4. Sistem Pemantauan Tingkat Pernafasan dan Saturasi Oksigen (SPO2) dan Sistem Kendali Regulator Oksigen Terintegrasi dengan Teknologi Internet of Things (IoT) untuk Perawatan Pasien COVID-19 dengan ketua tim pengusul Ayu Jati Puspitasari dari Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN BATAN)
5. Perancangan Aplikasi Mobile Berbasis Android Curhatin Layanan Konsultasi Psikologi Online Guna Pencegahan Gangguan Mental di Tengah Wabah COVID-19 dengan ketua tim pengusul Bagus Juwono Priambodo dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
6. Alat Deteksi Awal Infeksi Virus COVID-19 Berbasis Hybrid Sensor Suhu, Database, dan Kamera Menggunakan Face Recognition dengan ketua tim pengusul Bhakti Yudho Suprapto dari Universitas Sriwijaya (Unsri)
7. Deteksi COVID-19 pada Paru- paru Secara Otomatis Berbasis Artificial Intelligent dengan ketua tim pengusul Dimas Setyo Utomo dari PT Alfabeta Solusi Nusantara
8. Databasedonasi: Sistem Agregasi Informasi Aksi Galang Dana Lintas Platform Berbasis Web dengan ketua tim pengusul Etika Pahang Krisdyan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
9. Oleifera+15: Stimulan Bisnis Skala Kecil Berkelanjutan pada Era Pandemi COVID-19 dengan ketua tim pengusul Evron Asrial dari Universitas 45 Mataram
10. ODP Tracker dengan ketua tim pengusul Fandy Setyo Utomo dari Universitas Amikom Purwokerto
11. Monitoring Tanda-tanda Vital Pasien Rawat Inap Ruang Isolasi Pasien Positif COVID-19 dengan ketua tim pengusul Misbah Budi Santoso dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN RSCM)
12. SIMCOVID19: Reingeneering Website COVID19.GO.ID ke Dalam Aplikasi Smart Client Berbasis Mobile dengan ketua tim pengusul Muhammad Yusril Hasanuddin dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
13. Desain Instruksi Pembuatan Alat Pelindung Diri Sederhana (APDS) dan Kampanye #BIKINSENDIRI melalui Platform
Website, Aplikasi, dan Media Sosial dengan ketua tim pengusul Prananda Luffiansyah Malasan dari Institut Teknologi Bandung (ITB)
14. GIG Economy vs COVID-19 dengan ketua tim pengusul Putri Reno Kemala Sari dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS)
15. Hidupkan Kaki Lima dari Online (HILARION) Hadir untuk Bangsa dengan ketua tim pengusul Shera Mayangsari Suwito dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
16. Crane Pemulasaran Jenazah COVID-19 dengan ketua tim pengusul Tri Arief Sardjono dari Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTelkom Surabaya)
17. Juling Apps (Aplikasi Jualan Keliling) dengan ketua tim pengusul Umar Al Ikmal dari Universitas Telkom.
17
INOVESIA
OPTIMALISASI PERAN LBM EIJKMAN UNTUK UJI SPESIMEN COVID-19
Oleh : Virna & Nufus
Foto : Humas BKKP Kemenristek/BRIN salah satu kegiatan penelitian di lembaga eijkman
Triwulan II Tahun 2020
18 INOVESIA
Lonjakan pasien positif COVID-19 terus terjadi di berbagai wilayah sejak kasus pertama infeksi Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SAR-CoV-2) diumumkan 3 Maret 2020 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Sesuai arahan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, langkah cepat surveillance untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona baru sangat diperlukan.
Pemerintah harus mendeteksi dengan cepat orang-orang yang tertular virus yang pertama kali menyebar di Wuhan, China, pertengahan Desember 2019 tersebut dengan melakukan tes usap atau swab test, melacak yang pernah kontak dekat dengan mereka yang terinfeksi, lalu segera mengisolasi pasien positif COVID-19 agar tidak menjadi sumber penyebaran baru di masyarakat.
Sejauh ini, identifikasi menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi cara terakurat untuk deteksi kualitatif asam nukleat dari SARS-CoV-2 dalam spesimen atau sampel usap nasofaring dan orofaringeal dari pasien dengan tanda dan gejala yang mengarah ke COVID-19.
Guna mempercepat deteksi, sejak 13 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menugaskan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman untuk membantu Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan memeriksa spesimen pasien yang diduga terinfeksi SARS-CoV-2 yang diperoleh Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) seperti puskesmas, klinik atau rumah sakit.
LBM Eijkman setidaknya membutuhkan waktu minimal tiga hari saat itu untuk memeriksa spesimen secara molecular dengan PCR, dan menginformasikan hasilnya kepada dokter penanggung jawab pelayanan atau fasyankes yang mengirimkan sampel tersebut.
Selang dua bulan penugasan tersebut, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka pada 13 Juli, meminta peningkatan pelacakan dan tes secara masif untuk menemukan kasus baru di masyarakat dengan target 30.000 tes usap per hari. Langkah itu harus dilakukan khususnya di tujuh provinsi yang masih memiliki kasus penularan tinggi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Papua.
Maka pada 16 Juli, LBM Eijkman mulai mengoperasikan Cobas 6800 Sistem,
sehingga mampu menaikkan kapasitas uji spesimen hingga 1.000 per hari. Tidak hanya itu, menurut Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio, sistem tersebut juga mampu meminimalisir kesalahan preanalitik selama proses pemeriksaan sampel COVID-19.
Kelebihan lainnya dari mesin tersebut dapat pula mengurangi jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan jika dibandingkan dengan proses pemeriksaan PCR COVID-19 secara manual, kata Amin. Sebagai catatan, sejak 16 Maret sampai dengan Agustus 2020, LBM Eijkman telah memeriksa lebih dari 30.000 sampel yang didapat dari 278 Fasyankes di Indonesia.
“Fully automatic artinya terkendali, kualitasnya terjamin dan lebih cepat. Per hari ini Eijkman sudah melayani 274 fasilitas layanan kesehatan dari seluruh Indonesia.
Setiap hari kami menerima 700 sampai 800 sampel,” kata Kepala LBM Eijkman.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P S Brodjonegoro yang meresmikan pengoperasian Cobas 6800 System tersebut mengatakan mesin yang digunakan LBM Eijkman itu meningkatkan dua setengah kali lipat kapasitas pengujian sampel COVID-19 dalam satu hari. Sehingga jika sebelumnya dengan metode mesin Real- Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) bisa menguji 400 sampel per hari kini bisa ditingkatkan menjadi 1.000 per hari.
Tentu itu akan membantu mencapai uji 30.000 sampel per hari sesuai target yang diminta Presiden. “Kemudian kita harus mengejar target WHO. Dan ini lah saya yakin upaya pemerintah yang tidak
kenal lelah memenuhi target-target dalam penanganan COVID-19,” ujar Bambang.
Alur uji spesimen
Dalam mendeteksi COVID-19, LBM Eijkman hanya melayani pemeriksaan spesimen atau sampel uji virus corona baru. Sementara tugas pemeriksaan awal gejala klinis yang dialami pasien, riwayat kontak atau perjalanan, serta pengambilan spesimen dilakukan tenaga kesehatan di Fasyankes.
Tenaga kesehatan akan mengambil spesimen dari pasien dengan kondisi yang mengarah pada gejala COVID-19 dengan metode usap. Dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengambilan spesimen, Fasyankes akan mengirim sampel tersebut dengan ice gel bersuhu 4° Celsius dengan menyertakan surat rujukan dokter, mengisi formulir permintaan uji laboratorium untuk deteksi virus LBM Eijkman, serta mengisi lembar persetujuan pasien.
Tahap selanjutnya LBM Eijkman tentu akan melakukan sterilisasi pada saat menerima sampel dan dokumen COVID-19 guna mengurangi risiko penularan.
Input data dan proses pemeriksaan tabung spesimen akan dilakukan di Biosafety Laboratory Level-3 (BSL-3) untuk mendeteksi SARS-CoV-2 dengan Quantitative Real-Time Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan sistem Cobas 6800.
Pada tahap akhir, tim LBM Eijkman akan melakukan verifikasi hasil pemeriksaan COVID-19 sebelum diserahkan kepada Fasyankes.
salah satu kegiatan penelitian di lembaga eijkman
19
INOVESIA
Cepatnya penularan virus corona baru atau SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menjadi tantangan bagi setiap negara untuk dapat mengatasinya. Pada awal masa pandemi terjadi, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memberi aba-aba agar setiap negara secara aktif dan sebanyak mungkin melakukan tes usap dengan polymerase chain reaction (PCR), pelacakan, serta isolasi ketat pada mereka yang terinfeksi.
Untuk dapat memenuhi standar jumlah tes PCR yang ditetapkan WHO, yakni 1.000 orang per 1 juta penduduk tentu memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan terlatih dalam penanganan mikroorganisme patogen semacam SARS-CoV-2 itu.
Ketersediaan SDM terlatih di garda terdepan sangat penting guna mempercepat penanganan COVID-19 di Tanah Air. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menangkap tantangan tersebut dengan membuka program Indonesia Memanggil yang khusus melatih mereka-mereka yang akan bertugas menjadi “pendeteksi” virus yang hanya
berdiameter hingga 200 nanometer (nm) tersebut.
Berdasarkan Keputusan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia Nomor 51/M/KPT/2020 tentang Konsorsium Riset dan Inovasi untuk percepatan penanganan COVID-19 di mana LIPI ditunjuk sebagai salah satu pelaksana
maka
dalam upaya
melaksanaan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan riset dan inovasi
INDONESIA MEMANGGIL, LIPI LATIH PARA
“PENDETEKSI” COVID-19
Oleh : Virna & Ardian Foto : WEB LIPI
Triwulan II Tahun 2020
20 INOVESIA
Para peneliti LIPI dalam penanganan COVID-19
untuk percepatan penanganan penyakit menular tersebut memang membentuk Gugus Tugas Pelaksana Riset dan Inovasi Percepatan Penanganan COVID-19 sejak 23 Maret 2020.
Gugus tugas mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan di bidang herbal sebagai Antivirus, Rapid Diagnostic Test, Whole Genome Sequencing dan vaksin, alat kesehatan, alat pelindung diri dan alat sterilisasi, teknologi informasi, dan ilmu pengetahuan sosial dan kebudayaan.
Selain itu, kegiatan lain mereka adalah menyelenggarakan pelatihan dalam
penanganan mikroorganisme patogen SARS-CoV-2 bagi
laboratorium, rumah sakit dan perguruan tinggi
seluruh Indonesia.
LIPI sengaja mengundang para
Pegawai Negeri Sipil (PNS), non
PNS, kandidat Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan LIPI, Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN), universitas, pemerintah daerah untuk mengikuti pelatihan Tim Pemeriksa COVID-19 di Fasilitas Bio Safety Level-3 (BSL-3) yang mereka miliki di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Maka hingga akhir Maret 2020, mereka yang memiliki latar belakang keahlian biologi, mikrobiologi, bioteknologi, zoonosis, atau kimia obat, serta memiliki pengalaman bekerja dengan metode berbasis biologi molekuler, yaitu isolasi materi genetik dan Real Time- Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) berkesempatan mendaftar untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Menurut Biosafety Officer BSL-3 LIPI Dr Masteria Yunovilsa Putra, mendekati 1.000 peserta mendaftar untuk program Indonesia Memanggil tersebut. Dan akhirnya
pelatihan pun dilakukan dalam beberapa tahap.
Pelaksanaan pelatihan di fasilitas BSL-3 LIPI yang berstandar
WHO dan meliputi pengetahuan
mengenai patogenesis virus, cara bekerja di laboratorium Biosafety Level-2 dan 3, manajemen risiko untuk menghindari Laboratory Acquired Infection (LAI), pemakaian alat pelindung diri, isolasi ribonucleic acid (RNA) dan RT-PCR.
Instruktur yang melatih para calon
“pendeteksi” COVID-19 itu pun berasal dari LIPI, Litbangkes, INSTRAT, Asosiasi Biorisiko Indonesia (ABI), World Bio
HazTech (WBHT) Singapura, dan Universitas Nottingham Inggris. Tidak main-main, mereka yang menjadi instruktur dalam program Indonesia Memanggil ini harus memenuhi sejumlah kriteria, di antaranya memiliki pengalaman riset di Fasilitas BSL-3 atau Animal BSL-3, memiliki sertifikat pelatihan Biosafety terstandar, menguasai metode berbasis biologi molekuler, serta dapat membuat modul pelatihan secara komprehensif.
Sementara peserta pelatihan harus memiliki kriteria setidaknya berpengalaman bekerja di Laboratorium Biosafety Level-2 dan bekerja dengan metode berbasis biologi molekuler yakni isolasi materi genetik dan RT-PCR, serta memiliki minat untuk bergabung bersama laboratorium rujukan pemeriksaan COVID-19. Selama pelatihan, seluruh peserta difasilitasi di asrama Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan LIPI yang ada di Cibinong, Jawa Barat.
Peserta pelatihan secara daring dan luring melibatkan peserta dari seluruh
Indonesia, dan diharapkan mereka dapat langsung berkontribusi dan
berperan menjadi tim garda depan dalam penanganan COVID-19,
utamanya terkait deteksi virus di berbagai rumah sakit, klinik,
institusi riset dan universitas.
Mereka harus siap berjibaku turun ke lapangan sehingga dapat semakin banyak membantu negara menekan laju penyakit yang menyebar melalui infeksi virus tersebut.
21
INOVESIA
Presiden Jokowi saar meluncurkan sembilan produk utama dari 55 produk hasil penelitian dan inovasi percepatan penanganan COVID-19 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-112
Triwulan II Tahun 2020
22 INOVESIA
WABAH COVID-19
HARUS DIJAWAB DENGAN INOVASI
Oleh : Sundari & Jamal
Foto : Humas BKKP Kemenristek/BRIN
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bangga dengan hasil inovasi bangsa Indonesia yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di saat pandemi COVID-19. Hal itu dikemukanan Presiden Jokowi saar meluncurkan sembilan produk utama dari 55 produk hasil penelitian dan inovasi percepatan penanganan COVID-19 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-112, 20 Mei 2020.
Produk-produk hasil penelitian dan inovasi percepatan penanganan COVID-19 dari Konsorsium Riset dan Inovasi tentang COVID-19 yang dibentuk dan didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/
BRIN).
“Dunia sedang beradu cepat dalam menangani wabah COVID-19. Kita harus menjawabnya dengan inovasi dan karya- karya nyata yang konkret. Ini adalah momentum baru bagi kebangkitan bangsa.
Ini adalah momentum baru kebangkitan bidang sains dan teknologi kita, khususnya di bidang kesehatan,” kata Presiden Joko Widodo saat meluncurkan produk inovasi Konsorsium Riset dan Inovasi tentang COVID-19.
Presiden mendorong inovasi terkait penanggulangan COVID-19 dari Konsorsium COVID-19 harus terus didukung oleh para investor, industri, dan seluruh masyarakat agar inovasi tersebut dapat dipakai dan dicintai masyarakat.
“Sudah saatnya dunia industri harus berani berinvestasi, sudah saatnya masyarakat juga mulai mencintai produk- produk dalam negeri, dan kita harus bangga buatan Indonesia. Kita harus terus-menerus memperbaiki ekosistem yang kondusif.
Ekosistem bagi tumbuh dan berkembangnya inovasi dan industrialisasi serta mentalitas bangga kepada produk dalam negeri,”
ungkap Presiden Jokowi.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro dalam laporannya mengungkapkan kementeriannya berkomitmen meyediakan dukungan dan anggaran yang dibutuhkan agar inovasi dalam negeri dapat lahir untuk menanggulangi pandemi COVID-19.
“Hasil riset dan inovasi ini merupakan produk lokal bangsa Indonesia. Inovasi Indonesia dari Indonesia untuk Indonesia yang kita perlu apresiasi dan dukung dengan berbagai cara seperti dukungan dana, kemudahan regulasi, sumbangsih ide, kerja sama produksi dalam negeri, implementasi dan perawatan hasil riset inovasi, serta apresiasi kepada stakeholders yang telah terlibat. Harapannya, dukungan ini muncul dari berbagai pihak, tidak hanya dari pemerintah, swasta, BUMN, akademisi, industri, tapi juga dari masyarakat Indonesia,” ungkap Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro.
23
INOVESIA
1.PCR test kit dengan nama INDONESIA TFRIC-19 BioCov-19 yang dikembangkan oleh BPPT, Startup Nusantics, Gerakan
#IndonesiaPastiBisa, PT Bio Farma, Kemenkes, dan Laboratoriun Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Test kit karya anak bangsa ini sudah mendapatkan izin edar dari Kemenkes dan disalurkan ke beberapa rumah sakit dan laboratoriun uji rujukan, termasuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta dan Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
2. Dua jenis Rapid Diagnostic Test (RDT) kit yang diberi nama RDT RI-GHA TFRIC-19 (dikembangkan oleh BPPT, UGM, Unair, PT.
Hepatika Mataram, Universitas Mataram, dan Kemenkes) dan RDT Microchip (dikembangkan oleh BPPT, UGM, ITB, dan Unair). RDT yang digunakan untuk deteksi IgG/IgM berbasis peptida sintesis ini dapat digunakan tanpa tenaga ahli, murah, dan mampu menunjukkan hasil dalam waktu 15 menit.
3. Tiga jenis emergency ventilator yang diberi nama Power Reauscitator Berbasis Ambu Bag Mode Arm (BPPT dan PT Poly Jaya), Power Reauscitator Berbasis Ambu Bag Mode Cam (BPPT dan PT LEN), dan Ventilator CMV dan CPAP Berbasis Pneumatik DHARCOV 23S (BPPT dan PT Dharma). Ketiga emergency ventilator ini digunakan bagi transportasi pasien dan pasien di Instalansi Gawat Darurat (IGD).
ITB, Unpad, dan Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB juga menghasilkan ventilator Vent-I yang sudah memiliki lolos uji Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.
4. Dua produk imunomodulator dengan merk pertama Fatigon Promuno dengan kombinasi herbal mencakup jahe merah, meniran, sambiloto, dan sembung yang mampu memulihkan respon imun, menekan peradangan melalui penurunan aktivitas sitokin, dan melawan infeksi virus. Merk kedua adalah Health and Happiness dengan bahan dasar jamur herbal Cordyceps militaris yang memiliki dua potensi terapi untuk mencegah infeksi
dan perburukan penyakit COVID-19 , baik melalui perlawanan terhadap virus maupun upaya menekan aktivitas berlebihan dari sistem imun dalam perannya sebagai antiinflamasi dan imunomodulator. Kedua produk tersebut dikembangkan oleh LIPI dan PT Kalbe Farma bersama BNPB, UGM, PDPOTJI, PDPI, RSD COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran BPOM, dan Balitbangkes.
5. Plasma Convalescence dari pasien COVID-19 yang sudah dipastikan sembuh dan memiliki antibodi melawan virus COVID-19. Plasma ini dapat digunakan untuk memperkuat imun pasien COVID-19 dan dikembangkan oleh LBM Eijkman, Kemenkes, BPOM, PT Bio Farma, RSUD Dr.
Syaiful Anwar Malang, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSUP Dr. Kariadi Semarang, RSUD Dr.
Moewardi Surakarta, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Izin etik dari Balitbangkes sudah keluar untuk uji klinik. Saat ini FKUI dan RSCM sedang mengumpulkan donor di serum dari pasien yang sudah dipastikan sembuh.
6. Laboratorium Bergerak Biosafety Level-2 (BSL-2) dengan nama Mobile Lab BSL-2 yang dikembangkan BPPT.
Sembilan produk utama dari keseluruhan produk inovasi percepatan penanganan COVID-19 adalah:
Triwulan II Tahun 2020
24 INOVESIA
#BPPT3S - LEN
DHARCOV23S BPPT3S - Poly
PCR Test Kit
Rapid Diagnostic Test (RDT)
RDT Microchip
Fatigon Promuno
Health and Happiness
Laboratorium BSL-2 Plasma Convalescence
Laboratorium yang dapat dipindahkan dengan truk kontainer ini memenuhi standar WHO sebagai Laboratorium BSL-2 yang siap pakai untuk Tes RT-PCR dengan aplikasi m-BSL2 yang terintegrasi dengan Pantau COVID-19 (PC19).
7. Sistem Artificial Intelligent (AI) untuk Deteksi COVID-19 yang dikembangkan BPPT. Sistem ini adalah pencitraan medis berdasarkan kecerdasan buatan untuk deteksi COVID-19 berdasarkan citra CT Scan dan citra X-Ray. Kecerdasan buatan ini memiliki deep learning yang mampu memberikan hasil klasifikasi citra x-ray dan machine learning yang mampu memberikan Hasil segmentasi dari citra CT Scan.
8. Dua robot yang membantu tenaga medis. Robot pertama diberi nama Medical Assistant Robot RAISA yang dikembangkan ITS dan Unair. Robot ini mampu melakukan komunikasi dua arah berbasis antarmuka antara petugas dan pasien karena dilengkapi camera dan mampu membawa peralatan medis dan obat hingga lima kilogram. Robot ini bertujuan mengurangi risiko penularan ke petugas serta sudah diproduksi dan digunakan di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair). Robot kedua diberi nama Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR) yang dikembangkan Universitas Telkom dan LIPI. Robot ini mampu melakukan disinfeksi dan sterilisasi ruang isolasi pasien COVID-19 tanpa campur tangan manusia secara langsung.
Uji coba AUMR telah berhasil dilakukan di RSD COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, RS
Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RS Pindad Bandung.
9. Powered Air Purifying Resporator, alat pelindung diri untuk pernafasan bagi dokter, perawat dan tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19.
Prototipenya sedang menjalani uji Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK). Alat ini dikembangkan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI).
Konsorsium Riset dan Inovasi tentang COVID-19 yang diketuai oleh Prof. Ali Ghufron Mukti ini mendapat alokasi anggaran sebesar Rp90 miliar dari Kemenristek/BRIN dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan dengan rincian Rp60,6 miliar untuk pendanaan proposal tahap pertama sebanyak 134 penelitian yang saat ini sudah menghasilkan 55 produk inovasi percepatan penanganan COVID-19. Kemudian Rp29,4 miliar dari alokasi tersebut masih tersedia untuk mendanai proposal riset tahap kedua. Penerimaan proposal riset dan inovasi percepatan penanganan COVID-19 tahap kedua ini dibuka hingga 2 Juni 2020.
Para peneliti, perekayasa, dan dosen dari seluruh Indonesia mengirimkan proposal riset maupun inovasi terkait pencegahan, skrining, diagnosis, pengobatan, terapi, alat kesehatan dan pendukung terkait COVID-19 melalui email [email protected].
Menristek Bambang juga mengapresiasi Kementerian Kesehatan Kemendikbud, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perindustrian yang mendukung inovasi produk dalam negeri.
Konsorsium yang dikoordinasikan Kemenristek/BRIN sejak Maret 2020 yaitu
1. Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT);
2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
3. Lembaga Biologi Molekuler (LBM)
Eijkman;
4. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN);
5. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN);
6. Badan Informasi Geospasial (BIG);
7. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM);
8. Universitas Indonesia (UI);
9. Institut Pertanian Bogor (IPB);
10. Institut Teknologi Bandung (ITB);
11. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS);
12. Universitas Airlangga (Unair);
13. Universitas Gadjah Mada (UGM);
14. Universitas Padjadjaran (Unpad);
15. Universitas Brawijaya (UB);
16. Universitas Sebelas Maret (UNS);
17. Universitas Andalas (Unand);
18. Universitas Sumatera Utara (USU) 19. Universitas Syiah Kuala (Unsyiah);
20. Universitas Udayana (Unud) 21. Universitas Hasanuddin (Unhas);
22. Universitas Sam Ratulangi (Unsrat);
23. Universitas Trisakti;
24. Universitas Telkom;
25. Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI);
26. Institut Teknologi Kesehatan Jakarta (ITKJ);
27. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makariwo (STIKMAH);
28. Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN);
29. Ikatan Dokter Indonesia (IDI);
30. Industri: PT Biofarma, PT Len, PT PINDAD, PT Dirgantara Indonesia, PT Indofarma, Dharma Group, Labs 247 (PT Dua Empat Tujuh), dan PT Chroma International;
31. Balai Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan;
32. Indonesian Diaspora Network (IDN);
33. Pemerintah Daerah;
34. Rumah sakit: Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof.
Dr. Sulianti Saroso Jakarta, RSUP Dr. M.
Djamil Padang, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP Dr. Kariadi Semarang, RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, dan RSUD Dr. Moewardi Surakarta;
35. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI);
36. Makassar Convalescent Plasma Research Team.
25
INOVESIA
Sistem (AI) Deteksi COVID-19Robot Medical (Raisa)
Autonomus UVC
Powered Air Purifying Resporator