• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini memang beralasan, karena cukup banyak laporan keuangan suatu perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian, tetapi justru mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. Tercatat telah terdapat 51 kasus gagal audit besar, dari tahun 1986 sampai dengan tahun 2010. Kasus gagal audit ini tidak hanya menimpa kantor akuntan besar Big Four tetapi juga praktik perorangan lainnya atau praktik tunggal.

Kasus yang belum lama terjadi yakni skandal keuangan yang terjadi pada Olympus Corp, sebuah perusahaan produsen kamera dan peralatan kesehatan asal Jepang yang terungkap pada akhir tahun 2011. Olympus Corp, telah menyembunyikan kerugian dengan menganggapnya sebagai aset sejak tahun 1990-an. Kasus ini mencuat setelah dewan Olympus memecat CEO mereka, Michael C. Woodford, yang baru menjabat selama enam bulan, karena terus mendesak dilakukannya penyelidikan internal terkait transaksi mencurigakan biaya advisory (penasihat keuangan) sebesar 687 juta dollar AS atas transaksi akuisisi senilai 2,2 miliar dollar AS. Setelah dipecat, Woodford membeberkan dokumen yang mengungkap besarnya biaya penasihat keuangan yang dibayar Olympus untuk mengakuisisi perusahaan alat kesehatan asal Inggris, Gyrus, pada

(2)

2008 lalu. Reuters mencatat biaya 687 juta dollar AS atau sekitar 6 triliun rupiah itu sebagai biaya penasihat keuangan terbesar yang pernah ada. Jumlah biaya penasihat keuangan yang dikeluarkan Olympus itu mencapai sepertiga dari total nilai akuisisinya, atau hampir 30 kali lipat dari biaya advisory yang biasanya berlaku di pasar modal, sekitar 1 hingga 5 persen. Diketahui kemudian bahwa kesepakatan itu dilakukan untuk menyembunyikan kerugian (indonesiafinancetoday.com, 2011; koran-jakarta.com, 2011).

Contoh kasus yang terjadi di Indonesia adalah kasus yang menimpa salah satu akuntan publik yaitu Drs. Hans Burhanuddin Makarao, yang dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena tidak mematuhi Standar Auditing, Standar Profesional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon pada tahun buku 2008, yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Keuangan Auditor Independen.

Kasus gagal audit menimbulkan dampak yang sangat merugikan di masa depan. Seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme, hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas social, Hartanto (2001). Selain itu reputasi auditor dari akuntan publik juga menjadi taruhannya. Pencegahan terhadap gagal audit merupakan kunci utama dalam mempertahankan reputasi. Dalam semua kasus audit, reputasi adalah segalagalanya. Drs. Hans Burhanuddin Makarao dengan kasus-kasus seperti PT. Samcon, menunjukkan bahwa merosotnya reputasi diikuti dengan pindahnya klien ke kantor akuntan publik lain, keluarnya staf dan partner, dan hancurnya jaringan operasional global. Untuk mencegah terjadinya kasus kegagalan audit, auditor dituntut untuk bersikap profesional.

(3)

Sikap profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Sikap profesionalisme auditor dapat dicerminkan oleh ketepatan auditor dalam membuat judgement dalam penugasan auditnya. Dalam Standar Pekerjaan Lapangan No.1 telah disebutkan bahwa pekerjaan harus direncanakan sebaikbaiknya. Dimana pekerjaan audit yang dilaksanakan baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap suvervisi harus melibatkan professional judgement. Ini mengharuskan para auditor untuk senantiasa menggunakan profesional judgement mereka dalam segala proses audit. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgement atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam perioda satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan.

Menurut ISA 200 profesional judgement adalah penerapan pengetahuan dan pengalaman yang relevan, dalam konteks auditing accounting dan standard etika, untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan selama berlangsungnya penugasan audit, dan kualitas pribadi, yang berarti bahwa judgement berbeda di antara auditor yang berpengalaman (tetapi pelatihan dan

pengalaman dimaksudkan untuk mendorong konsistensi dalam judgement).

(Paragraf A24).

Hogart dalam Idris (2012) mengartikan judgement sebagai proses kongnitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Judgement merupakan

(4)

suatu proses yang terus-menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilhan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Proses judgement tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds. Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat.

Secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi , dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Auditing bersifat analitikal, kritikal (mempertanyakan), investigatif (menyelidik) terhadap bentuk asersi. Auditing berhubungan dengan verifikasi dan pengujian atas data keuangan atau asersi lainnya dengan tujuan memberikan penilaian atas kejujuran penyajian kejadian, kondisi atau asersi. Auditing berakar pada prinsip logika yang mendasari ide dan metodenya. Oleh sebab itu judgement dalam auditing merupakan suatu proses yang penting dan tidak dapat dilepaskan dalam auditing.

Dalam proses auditing sedikit sekali keputusan yang diambil oleh auditor bersifat obyektif, sehingga judgement yang diambil oleh auditor dapat berbeda diantara satu dengan auditor lainnya. Dalam pekerjaan audit, judgement merupakan kegiatan yang selalu digunakan auditor dalam setiap proses audit, untuk itu auditor harus terus mengasah judgement mereka. Tepat atau tidaknya

(5)

judgement auditor akan sangat menentukan kualitas dari hasil audit dan juga opini

yang akan dikeluarkan oleh auditor.

Seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat audit judgement dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik bersifat teknis maupun bersifat non teknis.

Menurut Siti jamilah, dkk (2007) aspek perilaku individu, merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi audit judgement, sekarang ini semakin banyak menerima perhatian dari para praktisi akuntansi ataupun dari akedemisi. Namun demikian meningkatnya perhatian tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan penelitian di bidang akuntansi perilaku dimana dalam banyak penelitian tidak menjadi fokus utama.

Cara pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggung jawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor behubungan dengan judgement yang dibuatnya (Siti Jamilah, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi ini antara lain meliputi faktor tekanan ketaatan, pengetahuan, kompleksitas tugas dan persepsi etis.

Temuan Siti Jamilah, dkk (2007) melihat adanya pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgement. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh tekanan ketaatan pada judgement yang diambil oleh auditor. Banyaknya tekanan dalam pekerjaan audit dapat membuat auditor menghadapi tekanan ketaatan. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan ekspektasi yang dihadapi oleh auditor di dalam pekerjaan auditnya. Yaitu perbedaan antara keinginan klien yang ingin mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dan keinginan auditor yang

(6)

harus bertindak sesuai dengan bukti audit yang telah didapatkannya. Dalam kondisi ini auditor dihadapkan dalam dua pilihan apakah akan taat kepada perintah klien atau apakah akan taat kepada standar profesional.

Dimana di satu pihak, auditor diharuskan untuk dapat mempertahankan klien yang menuntut audior untuk mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian di laporan auditnya, dan untuk membangun serta menjaga hubungan baik dengan kliennya. Di pihak lain, auditor juga harus mencegah kerugian di masa yang akan datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi hukum dan hilangnya reputasi. Teori ketaatan menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikannya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power. Auditor merupakan profesi yang erat kaitannya dengan kondisi stres .

Dalam penelitian Miller, Mur & Cohen dalam Murtiasari (2006) dinyatakan bahwa profesi auditor merupakan salah satu dari sepuluh profesi yang mengandung tingkat stres tertinggi di Amerika Serikat .Hal ini disebabkan karena auditor tidak hanya harus menghadapi konflik peran tetapi juga tingkat kompleksitas tugas yang tinggi dari pekerjaan audit yang dihadapi.

Kompleksitas tugas juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seorang auditor dalam mengambil keputusan. Pengujian pengaruh kompleksitas tugas bersifat penting karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan kompleks.

(7)

Berdasarkan teori ketaatan dapat dijelaskan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikan (Jamilah dkk, 2007). Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power. (Hartanto, 2001) mengatakan bahwa bawahan yang mendapat

tekanan ketaatan dari atasan dapat mengalami perubahan psikologis dari seseorang yang berperilaku autonomis, dimana dia yang biasanya berperilaku mandiri, menjadi perilaku agen. Tekanan dari atasan atau klien juga dapat memberikan pengaruh yang buruk seperti hilangnya profesionalisme, hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial.

Faktor berikutnya dalam auditor judgment yaitu pengetahuan auditor, Menurut ISA 200 profesional judgement adalah penerapan pengetahuan dan pengalaman yang relevan, dalam konteks auditing accounting dan standard etika, untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan selama berlangsungnya penugasan audit, dan kualitas pribadi, yang berarti bahwa judgement berbeda di antara auditor yang berpengalaman (tetapi pelatihan dan

pengalaman dimaksudkan untuk mendorong konsistensi dalam judgement).

(Paragraf A24).

Ada beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi, yaitu meliputi faktor pengetahuan, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, serta kompleksitas tugas dalam melakukan pemeriksaan. Auditor juga menghadapi kesulitan-kesulitan tersendiri ketika memeriksa laporan keuangan.

(8)

Beberapa kesulitan yang muncul dapat berasal dari pekerjaan itu sendiri, misalnya tekanan kerja, sumber daya manusia yang tidak memadai ataupun ketidakpastian tugas. Kesulitan yang dihadapi auditor tersebut mengakibatkan kurangnya konsensus pada auditor dan ketidak-akuratan pada kinerja audit judgment, akibatnya terjadi penurunan kualitas audit judgment (Puspitasari, 2010).

Penelitian ini merupakan replika yang mengkombinasikan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh (Seni Fitriani Idris, 2012) dengan menambahkan variabel penelitian yaitu pengalaman auditor. Alasan peneliti menambahkan variabel pengalaman auditor karena variabel tersebut memiliki peran penting dalam menghasilkan judgment yang berkualitas. Pada penelitian (Choo dan Trotman, 2001) menyatakan bahwa auditor berpengalaman menemukan banyak sesuatu yang tidak umum dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas lebih lanjut ke dalam bentuk skripsi yang diberi judul “Pengaruh Pengalaman Auditor, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Pengetahuan, dan Persepsi Etis terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Tangerang Tahun 2014)”.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengaruh pengalaman auditor terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

2. Apakah pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

(9)

3. Apakah pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

4. Apakah pengaruh pengetahuan terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

5. Apakah pengaruh persepsi etis terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari sampai sejauh mana pengaruh pengalaman audit, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengetahuan, dan persepsi etis terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

Penelitian ini juga bertujuan untuk :

1) Menguji dan menganalisis pengalaman auditor yang diduga berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

2) Menguji dan menganalisis kompleksitas tugas yang diduga berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

3) Menguji dan menganalisis tekanan ketaatan yang diduga berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

4) Menguji dan menganalisis pengetahuan yang diduga berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

(10)

5) Menguji dan menganalisis persepsi etis yang diduga berpengaruh terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

D. MANFAAT PENELITIAN a. Bagi Teoritis

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan auditing dan akuntansi keperilakuan terhadap pengujian empiris atas pengalaman, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, pengetahuan dan persepsi etis terhadap audit judgment.

b. Bagi Praktisi

Sebagai masukan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan pengalaman auditor, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, pengetahuan, dan persepsi etis dalam mengambil audit judgment sehingga auditor tidak bertentangan dengan standar profesional audit.

Referensi

Dokumen terkait

Wasiat begitu penting dalam kewarisan hukum Islam karena tidak hanya dinyatakan dalam surat Al-Baqarah, akan tetapi juga dinyatakan dalam surat An-Nisaa ayat 11 dan ayat

Tahap perancangan mesin pengolah kopi pada Gambar 1 diawali dengan menganalisis kebutuhan mitra dengan mempertimbangkan beberapa komponen terukur yaitu ukuran wadah

makalah dalam Prosiding Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara.. Routledge: London and

Conditional grant adalah transfer khusus yang diberikan kepada pemerintah daerah untuk tujuan khusus, misalnya untuk Biaya Operasional Sekolah (BOS), Jaring

Tanaman yang dapat dipakai sebagai penyembuhan luka sayat dari studi litaratur adalah: bawang merah (Allium cepa), getah jarak pagar (Jatropha CurcasL), daun kenikir

“Melihat penggugat menggunakan mekanisme gugatan legal standing yang notabene muaranya untuk membela masyarakat luas, tapi ternyata materi atau pokok gugatannya menyangkut

Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, (Bogor: Fakultas Pertanian,IPB, 2006) hal 35... strategi khusus untuk bertahan hidup. Anak jalanan itu mobilitasnya tinggi,

Adapun unsur-unsur nutrisi makro dan mikro yang diperlukan secara langsung maupun tidak langsung dalam pembentukan sel seperti halnya pada tanaman tingkat tinggi,