• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini telah banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

Masalah dalam peningkatan prestasi olahraga sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang baik. Salah satu sumber daya manusia yang baik adalah manusia yang sehat, dimana kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan yang baik dan tidak adanya suatu penyakit atau kelemahan. Untuk menciptakan manusia yang sehat, kita dapat menerapkan pola hidup yang sehat, salah satunya adalah dengan melakukan olahraga.

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan dengan teratur dan terencana secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan dan lain-lain yang dilakukan dengan mengandung unsur rekreasi serta memiliki tujuan khusus tertentu dan bersifat overload. (Lesmana, 2011)

Olahraga memiliki tujuan tertentu seperti prestasi, kesehatan, rekreasi dan pendidikan. Olahraga prestasi adalah aktivitas olahraga yang dipertandingkan untuk meraih prestasi.

Salah satu olahraga prestasi yang sangat digemari di Indonesia

adalah olahraga futsal. Istilah futsal berasal dari bahasa spanyol yaitu dari

(2)

kata futbol sala, yangartinya “Sepak Bola dalam Ruangan”. Pada tahun1930 di Montevideo, Uruguay, futsal diperkenalkan oleh seorang pelatih bernama Juan Carlos Ceriani.

Berdasarkan kutipan di www.konsultanfutsal.com menyatakan tentang perkembangan futsal khususnya di Indonesia, bahwa :

“Sejarah perkembangan futsal Indonesia jika dibandingkan Negara Amerika Latin, Eropa dan Asia termasuk sangat terlambat, bahkan jika di bandingkan dengan Negara tetangga Malaysia atau Thailand. Meski anak negeri (Alm) Wandy Batangtaris telah duduk di Komite Futsal FIFA sejak 1997, namun futsal baru berkembang tahun 2005”.

Prestasi futsal di Indonesia saat ini sangat menjadi pusat perhatian.

Dilihat dari berlangsungnya pertandingan tim futsal Indonesia melawan Myanmar, yang berlangsung pada kompetisi futsal Sea Games 2013, di Wunna Theikdi Football Stadium, Nay Pyi Tiaw, Myanmar.

Indonesia meraih juara ketiga dan membawa satu perunggu dengan perolehan skor 6-5 untuk tim futsal Indonesia. Adanya faktor kondisi fisik yang memungkinkan terjadinya penurunan fungsi yang berefek pada menurunnya prestasi olahraga futsal di Indonesia.

Futsal merupakan olahraga prestasi yang membutuhkan kondisi

fisik yang baik. Beberapa komponen-komponen kondisi fisik yang dapat

mempengaruhi dalam meningkatkan prestasi futsal adalah kekuatan otot,

(3)

daya tahan, daya ledak, kecepatan, fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, ketepatan, kecepatan reaksi, dan kelincahan.

Permainan futsal memiliki tujuan mampu menguasai bola dari serangan lawan dan mampu memasukkan bola ke dalam gawang lawan.

Oleh karena itu, dalam teknik menguasai bola seperti, menggiring bola, menangkap bola, dan mengoper bola dalam ruang gerak yang sempit dan waktu yang pendek sangat dibutuhkan teknik kelincahan.

Pengertian kelincahan adalah kemampuan mempercepat, memperlambat, serta mengubah sebuah arah gerakan dengan tidak kehilangan keseimbangan (Tolison, 2011).

Kelincahan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, kekuatan otot, keseimbangan, fleksibilitas, koordinasi neuromuscular, dan kecepatan reaksi.Di dalam permainan futsal, kelincahan dibutuhkan dalam teknik mengubah arah dengan gerakan yang sangat cepat sehingga memiliki peluang dalam mengoper, menerima bola dan mencari peluang untuk memasukkan bola ke dalam gawang tim lawan.

Karakteristik permainan futsal yang terus bergerak dan memerlukan teknik kecepatan ketika kembali ke posisi masing-masing.

Maka penulis akan membahas mengenai kecepatan reaksi, dimana merupakan salah satu komponen penting dalam kelincahan.

Kecepatan reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk memberi

jawaban gerak setelah menerima suatu rangsangan. Kecepatan reaksi

dalam istilah sebenarnya adalah waktu reaksi (reaction time) yaitu gerak

pertama yang dilakukan setelah menerima rangsangan (stimulus).

(4)

Kecepatan reaksi ditentukan oleh kemampuan bergerak dengan cepat setelah adanya stimulus yang dapat berupa pendengaran, penglihatan, dan sebagainya. Untuk mencapai tingkat kecepatan maksimal, kecepatan reaksi sangat menunjang sebagai penentu gerak selanjutnya.(Sukamto,2011)

Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh faktor kekuatan otot, kelincahan, kecepatan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular. Setiap pemain futsal sangat memerlukan kecepatan reaksi yang baik untuk mampu bergerak cepat dan mengantisipasi bola dari serangan lawan. Kecepatan reaksi sangat menunjang tercapainya tingkat kelincahan yang baik.

Sesuai dengan PERMENKES 80 tahun 2013 Bab I, pasal 1 ayat 2 dicantumkan bahwa : “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi.” (PERMENKES 80 TAHUN 2013 Bab I, Pasal 1 ayat 2).

Untuk dapat meningkatkan kecepatan reaksi dalam menunjang meningkatnya kelincahan terhadap pemain futsal, pemberian penanganan fisioterapi bisa dilakukan dengan bentuk latihan yang bersifat teratur dan terarah yaitu dengan latihan core stability.

Core Stability menggambarkan kemampuan untuk mengontrol atau

mengendalikan posisi dan gerakan sentral pada tubuh diantaranya : head

and neck alignment, alignment 0f vertebral column thorax and pelvic

(5)

stability/mobility, dan ankle and hip strategies(Karren Saunders, 2008).

Aktifitas core stability akan memelihara postur yang baik dalam melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai. Selain itu core stability juga berpengaruh terhadap stabilitas.

Otot-otot core memberikan respon pada arah gerakan. Otot-otot ini memberikan dinamik support ke individual segment pada spine dan membantu menjaga setiap segment pada posisi stabil sehingga jaringan tidak mengalami stress pada keterbatasan gerak. Baik otot-otot global dan otot-otot core berperan dalam memberikan stabilisasi ke multi segment pada spine. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan stabilitas postur(aktifasi otot-otot core stability) yang optimal, maka mobilitas pada ekstremitas dapat dilakukan dengan efisien. (Maulana,2011)

Pada kecepatan reaksi diperlukan peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu kecepatan, kekuatan otot, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, koordinasi neuromuskular. Latihan Core Stability bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan keseimbangan,

meningkatkan fungsi sensorimotor, dan memudahkan tubuh untuk bergerak secara efektif dan efisien.

Pemberian latihan Core Stability mempunyai kaitan dengan hip, knee, dan ankle. Hal ini dikarenakan semua bagian pada tubuh terhubung satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika core kuat, maka otot-otot pada hip, knee, dan ankle juga akan menjadi kuat.

Dengan adanya kekuatan core, otot-otot hip, knee, dan ankle mampu

menunjang pada peningkatan kelincahan pemain futsal. Oleh karena itu

(6)

latihan core stability dapat memberikan beban gerakan yang merata ke seluruh anggota gerak sehingga pemain futsal dapat bergerak dengan optimal, serta meminimalisir resiko cedera.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mencoba mengkaji dan memahami mengenai “hubungan antara peningkatan kecepatan reaksi dan peningkatan kelincahan pada pemain futsal dengan pemberian latihan core stability”.

B. Identifikasi Masalah

Salah satu olahraga prestasi adalah olahraga futsal. Pada permainan futsal, kelincahan memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai sebuah peluang untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan.

Hal ini dikarenakan, kelincahan adalah kemampuan mempercepat, memperlambat, serta mengubah arah gerakan dengan tidak kehilangan keseimbangan. Kelincahan merupakan kombinasi dari kecepatan, kekuatan otot, keseimbangan, fleksibilitas, koordinasi neuromuscular, dan kecepatan reaksi.

Masalah yang timbul pada kelincahan pemain futsal biasanya

adalah salah satu dari beberapa faktor kelincahan seperti kecepatan,

kekuatan otot, keseimbangan, fleksibilitas, koordinasi neuromuscular, dan

kecepatan reaksi mengalami penurunan fungsi. Dimana masalah itu akan

sangat mempengaruhi kelincahan pada pemain futsal.

(7)

Kelincahan merupakan komponen yang sangat penting dalam setiap permainan olahraga, meskipun tidak selalu diuji dan seringkali sulit untuk diinterprestasikan hasilnya. Untuk mengukur tingkat perkembangan kelincahan dalam permainan olahraga dapat dilakukan test umum yaitu dengan menggunakan The Agility Illinois Test (Getchell).

Karakteristik pada permainan futsal yaitu terus bergerak dengan cepat sehingga memerlukan kecepatan ketika kembali ke posisi masing- masing. Sehingga salah satu faktor yang ikut berperan adalah kecepatan reaksi. Kecepatan reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk memberi jawaban pada gerakan setelah menerima suatu rangsangan. Kecepatan reaksi juga dipengaruhi oleh faktor kekuatan otot, kelincahan, kecepatan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi neuromuscular. Oleh karena itu setiap pemain futsal sangat memerlukan kecepatan reaksi yang baik untuk mampu bergerak cepat dan mengantisipasi bola dari serangan lawan.

Kecepatan reaksi dapat menunjang tercapainya tingkat kelincahan yang baik. Untuk mengukur tingkat kecepatan reaksi dalam permainan olahraga dapat dilakukan test yaitu dengan menggunakan Reaction Time Drill bertujuan untuk meningkatkan waktu reaksi terhadap rangsangan.

Faktor kelincahan dan kecepatan reaksi memiliki hubungan yang

dapat membentuk skill pada pemain futsal. Pada pemain futsal sangat

dibutuhkan kelincahan yang memerlukan adanya kecepatan reaksi untuk

merubah suatu arah gerakan dengan sangat cepat. Sedangkan kecepatan

reaksi tidak memerlukan kelincahan karena kecepatan reaksi hanya

memberi respon gerakan pertama dengan cepat setelah menerima adanya

(8)

rangsangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kelincahan dan meningkatkan kecepatan reaksi dibutuhkan fisioterapi.

Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya juga mempunyai peran yang sangat besar dalam menangani masalah penurunan kelincahan dan kecepatan reaksi terhadap pemain futsal. Untuk meningkatkan kecepatan reaksi dan kelincahan terhadap spemain futsal, dapat diberikan dengan latihan core stability.

Latihan Core Stability adalah salah satu penanganan fisioterapi yang diberikan untuk membantu dalam menunjang peningkatan kecepatan, kekuatan otot, keseimbangan, stabilitas, koordinasi neuromuscular dan kecepatan reaksi yang akan mempengaruhi terjadinya peningkatan kelincahan terhadap pemain futsal. Latihan yang menggunakan kemampuan dari trunk, lumbal spine, pelvic, hip, otot-otot perut, dan otot- otot kecil sepanjang spine.

Latihan core stability ini bertujuan meningkatkan stabilitas dan

keseimbangan, meningkatkan fungsi sensorimotor, dan memudahkan

tubuh untuk bergerak secara efektif dan efisien. Dengan membentuk

kekuatan pada otot-otot postural, hal ini dapat meningkatkan stabilitas

pada thrunk dan postur, sehingga dapat meningkatkan keseimbangan. Pada

saat terjadinya peningkatan core diikuti oleh gerakan ekstensi hip, knee,

dan peningkatan kekuatan otot-otot ankle serta terjadi proses perbaikan

konduktifitas saraf.

(9)

Oleh karena itu, penulis ingin membahas lebih jauh mengenai

“Hubungan antara peningkatan kecepatan dan peningkatan kelincahan terhadap pemain futsal dengan pemberian latihan core stability”.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitian yaitu :

1. Apakah ada hubungan antara kecepatan reaksi dengan kelincahan terhadap pemain futsal ?

2. Bagaimana meningkatan kecepatan reaksi pemain futsal dengan latihan core stability?

3. Bagaimana meningkatkan kelincahan pemain futsal dengan latihan core stability ?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara peningkatan kecepatan reaksi dengan kelincahan terhadap pemain futsal.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mngetahui peningkatan kecepatan reaksi dengan latihan core stability terhadap pemain futsal

b. Untuk mengetahui peningkatan kelincahan dengan latihan core

stability terhadap pemain futsal.

(10)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

a. Untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh peningkatan kecepatan reaksi terhadap peningkatan kelincahan terhadap pemain futsal.

b. Untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh peningkatan kecepatan reaksi dan peningkatan kelincahan terhadap pemain futsal dengan pemberian latihan core stability.

2. Bagi Institusi dan Pendidikan

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk diteliti lebih dalam sekaligus menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/i yang membutuhkan pengetahuan lebih lanjut mengenai penanganan dan intervensi untuk peningkatan kecepatan reaksi dan peningkatan kelincahan terhadap pemain futsal.

b. Dapatmenambah khasanah ilmu kesehatan dalam dunia pendidikan pada khususnya.

3. Bagi Pembaca

Memberikan pengetahuan lebih dan memahami lebih dalam

tentang ilmu pengetahuan di bidang dan lingkup kesehatan terhadap

pemain futsal pada umumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) bermuatan lahan basah memperoleh respon yang positif dilihat dari jumlah persentase peserta didik yang setuju dan

Berdasarkan teori, dijelaskan bahwa Responsiveness merupakan bagian dari kualitas pelayanan. Di mana Responsiveness merupakan keinginan karyawan untuk membantu para

Pintex di Plumbon Kabupaten Cirebon ada beberapa kejanggalan atau permasalahan yaitu tentang keselamatan dan kesehatan kerja bagi para tenaga kerjanya, karena pada waktu

Kegiatan promosi yang selama ini dilakukan PT Asindo Tech adalah menyebarkan informasi dari mulut ke mulut, penyebaran informasi dilakukan baik secara langsung

Setelah melakukan survey awal Selama ini masalah yaang timbul di kalangan para guru adalah sulitnya mengembangkan media pembelajaran, sehingga banyak guru pada

Tujuan dari penelitian ini untuk dapat membuat aplikasi analisis sentimen komentar tweet dan mengklasifikasikan tweet tersebut ke dalam kategori opini positif

Perbaikan akuntabilitas dalam pengelolaan sektor hutan dan lahan terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, dari buruk menjadi baik, kemudian diikuti oleh Kabupaten Kayong Utara