• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

Humaidi 1 ), Ade Taufan 2 ), Sarinah3)

Jurusan Pendidikan IPS, Program Studi Pendidikan Ekonomi, STKIP YPM Bangko

1

PIPS, STKIP YPM Bangko, Jl.Jend.Sudirman KM.02 Pematang Kandis Bangko (penulis 1) email: Humaidi _humaidi@stkipypmbangko.ac.id

2

PIPS, STKIP YPM Bangko, Jl.Jend.Sudirman KM.02 Pematang Kandis Bangko (penulis 2) email: Ade Taufan _ adetaufan@stkipypmbangko.ac.id

3

PIPS, STKIP YPM Bangko, Jl.Jend.Sudirman KM.02 Pematang Kandis Bangko (penulis 3) email: sarinah _ sarinah@stkipypmbangko.ac.id

Abstrak

Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa SMAN 7 Merangin 51,4

% Petani/pekebun, 23,3 % Wiraswasta, 10,2 % Swasta, 8,4 % PNS dan 6,5 % jenis pekerjaan lain. Informasi lain yang diperoleh yakni rendahnya minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas jenis pekerjaan orang tua siswa adalah petani dan pekebun yang masih tergolong menengah ke bawah. Status tersebut akan menjadi kendala bagi keberlanjutan pendidikan menuju Perguruan Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi orangtua terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi siswa kelas XII SMAN 7 Merangin. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan menyimpulkan data, menggunakan instrumen penelitian,dan menganalisis data yang bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis dengan bantuan SPSS versi 18. Dari hasil penelitian diketahui koefesien regresi status sosial ekonomi orang tua bernilai positif sebesar 0,548. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan t-test, diperoleh nilai signifikansi status sosial ekonomi orang tua sebesar 0,010 artinya nilai signifikasi lebih kecil dari alpha 0,05. Dengan demikian, disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif signifikan terhadap minat melanjutkan studi. Maksudnya semakin baik status sosial ekonomi orang tua maka semakin meningkat minat melanjutkan studi.

Kata Kunci: Minat Melanjutkan Studi, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua.

PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mendidik siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan yang bersifat teoretis sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Mengingat pentingnya peranan pendidikan di Perguruan Tinggi terutama bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) maka minat siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi perlu ditumbuhkan dan dikembangkan pada siswa sejak awal.

Minat siswa dalam melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dapat dilihat dari sikap siswa yang mulai menaruh dan memusatkan perhatian pada suatu hal yang menjadi keinginan yang diwujudkan dengan usaha untuk menggali informasi tentang Perguruan Tinggi yang diinginkannya. Minat tersebut tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan

terdapat faktor-faktor yang dapat membangkitkan minat tersebut. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Bernard dalam Sardiman (2011) bahwa, “Minat tidak timbul secara tiba-tiba/ spontan, melainkan timbul dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar dan bekerja.” Minat tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dari luar maupun dari dalam siswa.

Menurut M. Jumarin (2002), “Faktor dari dalam meliputi faktor bawaan prestasi belajar di sekolah menengah tingkat atas maupun prestasi belajar sebelumnya, motivasi belajar, intelegensi, bakat, keadaan fisik, sikap, dan pengharapan kerja. Faktor yang berasal dari luar yaitu lingkungan sosial budaya, teman sekolah dan faktor sosial ekonomi dan lain- lain.

Untuk mengetahui jumlah kelulusan

Ujian Nasional SMAN 7 Merangin 3 (tiga)

tahun terakhir, sebagai berikut.

(2)

Tabel 1. Jumlah Kelulusan Ujian Nasional SMAN 7 Merangin.

No Tahun Jumlah

1. TA. 2012-2013 145

2. TA. 2013-2014 121

3. TA.2014-2015 119

Sumber : Data Sekunder, 2015

Berdasarkan Tabel 1, dapat ketahui bahwa jumlah lulusan SMAN 7 Merangin dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Namun tidak semua lulusan SMA tersebut melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi, mereka (siswa) ada yang memutuskan bekerja, wiraswasta dan bahkan menganggur.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada beberapa waktu yang lalu dengan siswa lulusan SMAN 7 Merangin, sedikit dari mereka yang melajutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Berdasarkan observasi tersebut, peneliti menduga kurangnya minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Salah satu alasan alumni SMAN 7 Merangin untuk tidak meneruskan ke Perguruan Tinggi adalah dikarenakan tekanan ekonomi. Dengan demikian minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dapat dipengaruhi juga dari segi status sosial ekonomi orang tua siswa.

Untuk mengetahui persentase jenis pekerjaan orang tua siswa SMAN 7 Merangin, tertuang dalam Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Jenis Pekerjaan Orang Tua Siswa SMAN 7Merangin TA.

2015-2016.

Jenis Jumlah %

Petani/Pekebun 55 51,4 %

Wiraswasta 25 23,3 %

Swasta 11 10,2 %

PNS 9 8,4 %

Dll. 7 6,5 %

Sumber : Data Sekunder, 2015

Berdasarkan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan siswa SMAN 7 Merangin 51,4 % Petani/pekebun, 23,3 % Wiraswasta, 10,2 % Swasta, 8,4 % PNS dan 6,5 % jenis pekerjaan lain. Hal ini menunjukan bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa mayoritas adalah petani dan pekebun yang masih tergolong menengah ke bawah.

Status tersebut akan menjadi kendala bagi kelanjutan pendidikan untuk meneruskan ke Perguruan Tinggi meski terkadang bisa saja

mendapatkan bantuan studi dari Perguruan Tinggi yang diinginkan, akan tetapi tidaklah banyak yang mendapatkan beasiswa tersebut.

Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Minat berkaitan dengan kecenderungan terhadap suatu hal atau kegiatan. Menurut Hilgard dalam Slameto (2010) mengatakan bahwa, “Minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.” Dalam hal ini adanya perasaan senang untuk memperhatikan suatu kegiatan mendorong seseorang untuk berminat terhadap kegiatan tersebut.

Seseorang yang memiliki minat dengan suatu hal akan memberikan perhatian yang besar pada hal tersebut sebab adanya daya tarik baginya. Ketertarikan itu dapat menumbuhkan rasa keingintahuan yang tinggi yang menyebabkan seseorang tersebut berusaha menggali informasi mengenai kegiatan yang diminatinya.

Adanya minat dalam diri individu akan menimbulkan keinginan untuk terlibat dalam aktivitas atau kegiatan yangdiminatinya.

Menurut M.H. (1994), “Dalam hal studi di Perguruan Tinggi, minat adalah minat untuk menyediakan waktu, tenaga, usaha untuk menyerap dan menyaturagakan informasi, pengetahuan dan kecakapan yang kita terima lewat berbagai cara.” Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah pendidikan menengah yang meliputi Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta termasuk Universitas Terbuka.

Dengan demikian minat melanjutkan

ke Perguruan Tinggi adalah kecenderungan

atau keinginan siswa untuk melanjutkan studi

ke Perguruan Tinggi yang disertai perasaan

senang. Perasaan senang dapat menambah

semangat serta menguatkan minat siswa untuk

melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Siswa yang

memiliki minat melanjutkan ke Perguruan

Tinggi akan memberikan perhatian yang besar

pada hal tersebut dengan berusaha menggali

informasi mengenai kegiatan yang

diminatinya. Adanya keinginan juga

menjadikan siswa cenderung berusaha

(3)

semaksimal mungkin untuk dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi yang diinginkannya.

Unsur Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Terdapat beberapa unsur yang terkandung di dalam minat. Khairani (2013) mengemukakan bahwa minat mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Minat adalah suatu gejala psikologis, Adanya pemusatan perhatian dari subjek karena tertarik, Adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran, Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subjek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.

Adapun Sobur (2011) juga mengemukakan bahwa, “Minat merupakan keinginan yang erat pula hubungannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada seseorang. Juga erat hubungannya dengan Status psikis seperti senang, bergairah, dan seterusnya.” Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa minat memiliki unsur perhatian, kehendak, serta perasaan senang. Menurut Bigot dalam Rachman (1993) mengemukakan bahwa minat memiliki unsur kognisi (mengenal), yang berarti bahwa minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut, unsur Emosi (perasaan) karena dalam partisipasi dan pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang), dan unsur konasi (kehendak) yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan sesuatu kegiatan.

Menurut Reber dalam Djaali (2012) mengemukakan bahwa, “Minat tidak termasuk dalam istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor- faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.” Adapun menurut Khairani (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah :

1. The factor inner urge, rangsangan dari lingkungan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat.

2. The factor of social motive, minat seseorang terhadap suatu hal disamping dipengaruhi oleh oleh motif sosial.

3. Emosional factor, faktor perasaan dan emosi berpengaruh terhadap objek misalnya suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut.

Status Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Menurut Soerjono Sukanto (2010),

“Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnyadan hak-hak serta kewajiban.” Status atau kedudukan sosial tidak terbatas pada pengertian kumpulan status seseorang dalam kelompok-kelompok yang berbeda, melainkan status sosial tersebut mempengaruhi Status orang tadi dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Adapun menurut Bahrein T. Sugihen (1997: 139),

”Tingkat atau Status sosial ekonomi didasarkan pada salah satu atau kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, prestise atau kekuasaan.”

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi indikator status sosial ekonomi adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, keadaan rumah tangga, jabatan sosial dan aktivitas ekonomi

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan menyimpulkan data, menggunakan instrumen penelitian,dan menganalisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 7 Merangin Kabupaten Merangin Provinsi Jambi TA.

2015-2016 berjumlah 107 siswa. Sampel yang dalam penelitian ini adalah 32 siswa seperti yang disampaikan Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua,tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 20-30%.

Dalam melakukan pengujian statistik,

maka penulis melakukan pengujian data

dengan bantuan program SPSS versi 18.

(4)

Salah satu analisis yang digunakan, adalah analisis deskriptif. analisis ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel penelitian. Analisis ini tidak menghubung- hubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan tidak membandingkan satu variabel dengan variabel lain. Untuk mendapatkan rata-rata skor masing-masing indikator dan pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dipakai rumus berikut:

STS TS N S SS

F F F F skor F

rata

Rata

SS S N TS STS

 

 ( 5 . ) ( 4 . ) ( 3 . ) ( 2 . ) ( 1 . )

Sedangkan mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus berikut:

5 M ean

TCR 

Pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi Sudjana (2005) pada Tabel 3.

Tabel 3. Kategori Nilai Pencapaian Responden 80% - 100% = Sangat baik

60% - 80%

=

= Baik 40% - 60 % = Cukup baik 20% - 40% = Kurang baik

0% 20%

=

= Tidak baik

Untuk menguji hipotesis adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA 7 Merangin. Maka digunakan alat uji statistik yaitu regresi Sederhana.

Untuk melihat berapa proporsi dari variabel independent bisa menjelaskan variabel dependen maka digunakan Uji Koefisien Determinasi (R²) (Gujarati, 2001).

Nilai R 2 berkisar dari 0 sampai 1. Jika nilai R 2 bergerak mendekati 1 berarti semakin besar variasi variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Dan jika dalam perhitungan nilai R2 sama dengan 0, hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen tidak bisa dijelaskan oleh variabel independen.

Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh antara beberapa variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

(Sugiyono, 2003), digunakan uji F-statistik Uji simultan dengan F-test (anova).

Bila nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima yang berarti bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen atau sebaliknya bila nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak yang berarti bahwa semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian. Untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individu. Secara umum (Gujarati, 2001) merumuskan uji t- statistik ke dalam persamaan berikut:

Sb t  b

Keterangan:

t = Mengikuti fungsi dengan derajat kebebasan

Sb = Standar Baku b = Koefisien Regresi Kriteria Pengujian:

a. Jika nilai signifikansi < Alpha. Maka keputusannya adalah H 0 ditolak dan H a

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.

b. Jika nilai signifikansi > Alpha. Maka keputusannya adalah H 0 diterima dan H a

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial.

PEMBAHASAN

Untuk melihat pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi siswa SMAN 7 Merangin, maka digunakan analisa regresi sederhana.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 15.0 dapat dilihat rangkuman hasil empiris penelitian pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi

(5)

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

Constant) 2.261 .828 1 2.731 .010 Status

Sosial Eko (x)

.548 .224 .408 2.444 .021

a. Dependent Variable: Minat Melanjutkan Studi (y)

Sumber : data primer diolah 2016

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dapat dibuat persamaan regresi sederhana sebagai berikut :

Y = 2.261 + 0,548 X

Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :

a. Konstanta sebesar 2.261 menyatakan bahwa jika tidak ada status sosial ekonomi orang tua maka minat melanjutkan studi adalah sebesar nilai konstanta yang dihasilkan yaitu 2.61.

b. Koefesien regresi status sosial ekonomi orang tua bernilai positif sebesar 0,548.

Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan t-test, diperoleh nilai signifikansi status sosial ekonomi orang tua sebesar 0,010 artinya nilai signifikasi lebih kecil dari alpha 0,05.

Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif signifikan terhadap minat melanjutkan studi. Maksudnya semakin baik status sosial ekonomi orang tua maka semakin meningkat minat melanjutkan studi.

Berdasarkan diskripsi data yang diperoleh sebagaimana dijabarkan di atas, maka status sosial ekonomi orang tua siswa kelas XII SMAN 7 Merangin diperoleh beberapa hal. Salah satunya adalah tingkat pencapaian jawaban responden untuk distribusi frekuensi skor jawaban variabel pertanyaan status sosial ekonomi orang tua memiliki kategori cukup baik dan baik.

Dimana TCR yang dihasikan berada diantara 71 – 82,00%.

Berikutnya, dari hasil penyebaran kuisioner diperoleh nilai total skor rata-rata hasil penyebaran kuesioner secara keseluruhan untuk status sosial ekonomi orang tua adalah sebesar 3,77. Angka ini menghasilkan tingkat pencapaian jawaban responden sebesar

74.00%. Nilai TCR yang dihasilkan tertinggi berada pada pernyataan orang tua siswa yang memberikan fasilitas belajar/les. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua secara keseluruhan dalam kategori baik.

Informasi berikutnya terkait minat melanjutkan studi. Hal ini diperoleh bahwa tingkat pencapaian jawaban responden untuk distribusi frekuensi skor jawaban variabel pertanyaan minat melanjutkan studi dalam penelitian ini kategori cukup baik dan baik.

Dimana TCR yang dihasikan berada diantara 74.00% - 86,00%. Kemudian dari hasil penyebaran kuisioner diperoleh nilai total skor rata-rata hasil penyebaran kuesioner secara keseluruhan untuk minat melanjutkan studi adalah sebesar 4,06. Angka ini menghasilkan tingkat pencapaian jawaban responden sebesar 84,80% dengan nilai TCR yang dihasilkan juga berada diantara 74.00% - 86,00%. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa untuk melanjutkan studi secara keseluruhan juga termasuk dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukkan variabel status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif signifikan terhadap minat melanjutkan studi. Dengan kata lain, semakin baik status sosial ekonomi orang tua maka minat siswa untuk melanjutkan studi semakin meningkat.

Dengan demikian minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi adalah kecenderungan atau keinginan siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi yang disertai perasaan senang. Perasaan senang dapat menambah semangat serta menguatkan minat siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Siswa yang memiliki minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi akan memberikan perhatian yang besar pada hal tersebut dengan berusaha menggali informasi mengenai kegiatan yang diminatinya. Adanya keinginan juga menjadikan siswa cenderung berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi yang diinginkannya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil Saifuddin Zuhri (2011) yang berjudul

“Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua

dan Lingkungan Teman Sebaya terhadap

Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

Jurusan Pendidikan Akuntansi Pada Siswa

(6)

Kelas XI IPS MAN Gombong Kebumen ahun Ajaran 2010/ 2011.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini ditunjukan dengan harga t- hitung = 6,068 > t-tabel = 1,990, atau P-value

= 0,000 < 0,05 dengan model regresi Y = 40,468 + 0,704 X1.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi siswa kelas XII SMAN 7 Merangin.

Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan penting yang merupakan inti dari jawaban hipotesi sdalam penelitian ini yaitu status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif signifikan terhadap minat melanjutkan studi.

Maksudnya semakin baik status sosial ekonomi orang tuamaka semakin meningkat minat melanjutkan studi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu.( 2003). Psikologi Umum.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rieneka.

Astrawan, Wayan Gede.(2014).Jurnal Penelitian Analisis Sosial Ekonomi Penambang Galian C di Desa Sebudi Kecamatan Selat Kabupaten Sarang Asem.

Bahri, Djamarah,S. (2011). Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Handoko, Hani dan Basu Swasta. (2012).

Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE Idi, Abdullah. (2011). Sosiologi Pendidikan.

Jakarta : Rajagrafindo Persada. Ihsan, Fuad. (2003). Dasar-dasar Pendidikan.

Jakarta : Rineka Cipta

Jumarin, M. (2002). DasarDasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Khairani, Makmun. (2013). Psikologi Belajar.

Yogyakarta : Aswaja

Linawati, Reni. (2011). Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua dan Motivasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi (Penelitian di SMK YPKK 2 Sleman). Skripsi : Universitas Negeri Yogyakarta.

M, Agus H. (1994). Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Kanisius

Markum, M. Enoch.(2007). Pendidikan tinggi

dalam perspektif sejarah dan

perkembangannya di Indonesia Jakarta :

Penerbit Universitas Indonesia

(7)

7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini peneliti ingin membandingakn antara dua strategi pembentukan portofolio yakni strategi aktif menggunakan analisis

PT.XYZ adalah perusahaan tekstil dengan bahan baku benang dimana mempunyai kriteria dalam penilaian supplier yang sangat subjektif yaitu dari segi. kualitas dan harga

Potensi pariwisata dapat diukur tingkatan nya yaitu menggunakan pengharkatan. Analisis data ini digunakan untuk mengukur beberapa indikator dari variabel yang telah

Firstly, almost all of Biographical Recount texts analysed are relevant to the criteria of their purposes; Secondly, the schematic structures of all Biographical

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF LOGICO TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOGIKA MATEMATIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

[r]

Menyelenggarakan pendidikan akademik yang mampu menghasilkan Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki kompetensi di Bidang Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik, Ilmu

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2014