• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelesaian Transaksi Bursa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penyelesaian Transaksi Bursa"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

0108010101010101010105550101 010101010

1010 101010 1010 01 01 010 01 010 101 010 101 1

010401010101010101010101010101 01001

0110

0101

10 00 10 10 101 110 101 010 1 010

0102010101010101010101090102010100 1031 1000 01 10 101 010 010 101 101 101 0

010101010101010101010101010 10101

0010

00 11 100 10 010 101 1 100

ST OCK

enyediakan jasa kliring dan penjaminan untuk penyelesaian transaksi di bursa efek di Indonesia.

Itulah tugas yang diamanatkan kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Bukan sebuah tugas yang mudah tentu saja. Tugas dan fungsi KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) tercantum dalam Undang-Un- dang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.

“Dalam menjalankan fungsinya sebagai LKP, pengem- bangan manajemen risiko tetap menjadi agenda prioritas KPEI. KPEI akan terus menyesuaikan diri dengan tren infrastruktur pasar modal regional dan global, seperti reko- mendasi Committee on Payment and Settlement Systems – Bank of International Settlements (BIS) dan International Organization of Securities Commissions (IOSCO) mengenai Principles for Market Infrastruc­

tures,” ujar Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi.

Mengemban fungsi penjami- nan penyelesaian transaksi bursa, KPEI tentunya mempunyai perang- kat untuk menjalankan fungsinya sebagai LKP. Direktur KPEI, Indria- ni Darmawati menjelaskan, ada be- berapa perangkat pengendalian risiko yang dimiliki KPEI.

M

Sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) terdapat risiko-risiko yang harus diantisipasi oleh KPEI, yakni risiko kredit, likuiditas, dan pasar. Bagaimana cara KPEI mengendalikannya?

indeks >>

Mengendalikan Risiko Penyelesaian Transaksi Bursa

Mengendalikan Risiko

Penyelesaian Transaksi Bursa

1

Mekanisme Perhitungan Trading Limit

e d i s i 3 I Tr i w u l a n i i i

l

2 0 1 3

Pertama, persyaratan keanggotaan. Anggota Bursa (AB) yang menjadi Anggota Kliring (AK) wajib memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan. Selain itu, AK juga wajib menyerahkan sejumlah agunan kepada KPEI.

Ada yang bersifat wajib yaitu minimum cash collateral dalam bentuk kas dan setara kas. KPEI juga menerapkan mekanisme perhitungan risiko untuk agunan yang ditem- patkan AK di KPEI, seperti saham dan obligasi.



KPEI Newsletter

Anggota Bursa

yang menjadi Anggota Kliring wajib memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan.

Knowledge Management kuartal ii 203 Memahami Collateral Management

aRTikel uTaMa 3 4 5

struktur Organisasi kPei 203 statistik kilas Peristiwa

7 8

6

(2)

Tak hanya itu, KPEI pun menetap- kan batasan transaksi atau trading limit kepada masing-masing AK sebagai salah satu mekanisme pengendalian risiko. Kemudian KPEI juga menerap- kan cadangan jaminan yang merupa- kan dana tunai yang dicadangkan dari keuntungan (laba bersih) KPEI setiap tahunnya. Mekanisme penentuan be- sarannya, diusulkan oleh Komite Kebi- jakan Kredit dan Pengendalian Risiko dan kemudian diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun- an perusahaan. “Jadi ada persyaratan keanggotaan, ada agunan, perhitung- an trading limit, dan cadangan jamin- an,” ujar Indriani.

Selain perangkat yang telah dise- butkan, ada lagi perangkat terakhir dari pengendalian risiko yang

diterapkan KPEI, yang merupakan the last resort, yaitu dana jaminan. Dana jaminan ini merupakan dana yang dikutip dari tiap transaksi yang terja- di dan digunakan untuk fungsi penjaminan dan pe- nyelesaian transaksi bursa.

Dana ini bukan milik KPEI, melainkan milik industri pasar modal. Konsekuensi- nya adalah pembukuan dan pencatatannya terpi-

sah dengan aset perusahaan dan ada peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengatur mengenai dana ini. Selain itu, KPEI juga memiliki Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko yang setiap bulan mengadakan pertemuan dan melaporkan posisi dana jaminan beserta pengelolaannya.

Trading Limit

Trading limit adalah batasan nilai transaksi yang ditentukan KPEI untuk masing-masing AK. Besarnya trading limit bergantung pada nilai agunan dan outstanding exposure AK sebagai akibat transaksi bursa yang belum diselesaikan.

Metode trading limit yang digunakan saat ini sudah memperhitungkan risiko hingga level nasabah, antar pasar (cross market) dan menggunakan metode yang direkomendasikan oleh standar in- ternasional yaitu Value at Risk (VaR).

Dalam penggunaan trading limit, AK dikenakan risk charge, baik risk charge saham maupun risk charge

A R T I K E L U T A M A

AK. Setiap order AK akan mengurangi trading limit, jika kedua risk charge, baik risk charge AK maupun risk charge saham, termasuk dalam kate- gori berisiko. Tetapi jika kombinasi salah satunya (risk charge AK atau risk charge saham) tidak berisiko, maka transaksi yang dilakukan tidak akan mengurangi trading limit. “Yang akan mengurangi trading limit adalah jika AK berisiko dan bertransaksi saham yang berisiko,” papar Indriani.

Rencana Pengembangan Risk Management di kPei

Indriani mengatakan pada tahun 2012, KPEI melakukan implementasi Straight Through Processing (STP), se- hingga fokus tahun ini adalah pengem- bangan lanjutan. Selan- jutnya, secara bertahap KPEI akan melakukan eva- luasi terhadap parameter- parameter risiko yang di- implementasikan saat ini.

Kemudian KPEI juga mempunyai tugas mela- kukan back test dan stress test, sesuai yang disyarat- kan standar international.

Backtest dilakukan untuk memastikan model valu- asi risiko yang diterapkan oleh KPEI akurat. “Jadi sekarang kita sedang melakukan re­

view itu, lalu persiapan backtest dan stress test. Stress test dimaksudkan untuk melihat, dalam kondisi market stress, efeknya terhadap risiko yang ha- rus ditanggung dan terhadap kecukup- an dana jaminan,” ujarnya.

Selain itu, KPEI saat ini juga terus melakukan kajian untuk pengemban- gan. Terutama terkait pengembangan collateral management. Setelah reko- mendasi kajian disetujui OJK, kata Indri- ani, baru akan dimulai pengembangan.

Setelah itu, masuk ke tahap pengujian, baru menuju fase implementasi.

“Orang sekarang bicaranya efisiensi dan cost reduction, artinya kalau kita mengembangkan sesuatu pasti harus memberikan nilai tambah kepada pengguna jasa kita, Anggota Kliring kita. Tapi tidak mengurangi peran kita sebagai regulator yang menjaga pasar modal kita tetap aman.” pungkas Indriani.F

[TiM Redaksi]

Metode trading limit yang digunakan saat ini sudah memperhitungkan risiko hingga level nasabah, antar pasar (cross market) dan menggunakan metode yang direkomendasikan oleh standar internasional yaitu Value at Risk (VaR).

Para stakeholders KPEI, me- masuki kuartal ketiga tahun 2013, KPEI Newsletter menerbit- kan edisi ketiganya. Pada edisi ini, fokus pembahasan KPEI Newslet- ter adalah layanan manajemen risiko KPEI. Dimulai dari latar be- lakang dan overview, penerapan trading limit sebagai salah satu perangkat yang digunakan untuk manajemen risiko, serta kolom edukasi mengenai collateral ma­

nagement. Pada edisi ketiga ini, KPEI Newsletter menampilkan struktur organisasi KPEI 2013 serta ulasan kegiatan Knowledge Ma­

nagement. Pada 4 Juni 2013 KPEI juga telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahu- nan serta menerbitkan Laporan Tahunan perusahaan untuk tahun buku 2012. Akhir kata, besar hara- pan kami melalui KPEI Newsletter edisi ketiga ini, pembaca dapat memperdalam pengetahuan me- ngenai KPEI, khususnya terkait peran KPEI dalam menjalankan fungsi Kliring dan Penjaminan Pe- nyelesaian Transaksi Bursa.

Hormat kami, Redaksi E D I T O R I A L

Penerbit:

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penasihat:

Direksi PT KPEI Penanggung Jawab:

Unit Sekretaris Perusahaan dewan Redaksi:

Razif Yunus, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Mutia Resty alamat Redaksi & sirkulasi:

Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5,

Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190,

Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120

Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email: customer.care@kpei.co.id website www.kpei.co.id

(3)

3

KPEI Newsletter

Mekanisme Perhitungan Trading Limit

Besaran nilai transaksi masing-masing anggota kliring mengacu pada posisi trading limit. Besaran nilai agunan

dan posisi exposure ikut menentukan. Bagaimana mekanisme perhitungannya?

A R T I K E L K H U S U S

asar modal yang teratur, wajar dan efisien merupakan impian semua pelaku pasar dan regula- tor. Tentu saja untuk mencapai pasar modal yang teratur, keamanan ber- transaksi menjadi komitmen KPEI sela- ku Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP). Termasuk dalam hal penataan batasan transaksi Anggota Kliring (AK) yang mengacu pada kemampuan agun- an masing-masing AK. Hal ini menjadi kewenangan KPEI melalui ke- tentuan trading limit. Trading limit sendiri sesungguhnya bu- kan aturan yang membatasi transaksi AK, tetapi mekanisme pengendalian risiko yang men- gacu pada kemampuan finansi- al dan profil risiko AK bersang- kutan.

Trading limit adalah ba- tasan yang mengacu pada dua komponen utama, yaitu agu- nan dan exposure atau risiko atas kewajiban penyelesaian AK yang bersangkutan. Kom- ponen pertama adalah agunan milik AK, yang menjadi dasar bagi KPEI un- tuk menentukan besaran kemampuan AK untuk bertransaksi. Komponen ke- dua, risk exposure atau margin atas transaksi bursa AK yang masih belum diselesaikan, yang menjadi pengurang terhadap nilai agunan AK. Exposure timbul dari transaksi yang dilakukan, semakin besar transaksi, semakin tinggi besaran risikonya.

Agunan dapat berupa aset yang tercatat secara elektronik (agunan online) maupun dalam bentuk wujud fisik (agunan offline). Agunan online dapat berupa dana tunai atau aset lain seperti saham dan obligasi yang disim- pan pada rekening AK di KSEI. AK juga dibolehkan menyerahkan agunan lain yang masuk kelompok agunan offline seperti deposito berjangka, bank ga- ransi, atau sertifikat Bank Indonesia.

Bilyet deposito harus diserahkan kepa-

da KPEI disertai surat kuasa pencairan yang ditandatangani AK sebagai pem- beri kuasa, KPEI sebagai penerima kua- sa, dan diketahui oleh bank penerbit bahwa sewaktu-waktu agunan terse- but dapat dicairkan jika terjadi kega- galan penyelesaian transaksi bursa.

Khusus bank garansi, AK bisa mengu- sulkan bank penerbit tertentu, tetapi tetap mengacu pada daftar bank yang ditentukan KPEI karena berkaitan de-

ngan kepercayaan atas bank tersebut.

Tidak semua agunan dinilai 100%

berdasarkan nilai yang diserahkan.

Dana tunai dan deposito berjangka berdenominasi Rupiah dinilai 100%

sesuai besarannya. Bank garansi hanya dinilai 95% dari nilainya karena ter- golong tidak bisa dicairkan dalam tem- po yang cepat. Sementara nilai agunan saham memperhitungkan risiko pasar serta rasio-rasio laporan keuangan saham tersebut yang dihitung dan ditetapkan oleh komite haircut setiap bulan.

Hasil perhitungan dari agunan, lalu dikurangi risk exposure AK bersang- kutan menjadi agunan bebas yang menjadi dasar bagi AK untuk ber- transaksi. Sesuai ketentuan, setiap AK akan diberikan faktor pengali (Uplift Factor) sebanyak dua kali, dengan de- mikian jika agunan bebas sebanyak Rp 6 miliar maka trading limit menjadi

Rp 12 miliar. “Tidak ada batasan mak- simum untuk trading limit, tetapi ada batas minimum untuk cash collateral yaitu ditetapkan senilai 10% (sepuluh persen) dari rata-rata nilai penyelesa- ian harian (kewajiban serah efek dan serah dana) setiap AK selama 6 bulan terakhir atau sekurang-kurangnya Rp 1 miliar,” ujar Roni Gunardi, Kepala Divisi Penjaminan dan Pengelolaan Risiko.

Perlu diketahui bahwa nilai trad­

ing limit tersebut bisa berubah setiap saat tergantung dari berapa besar transaksi AK dan tingkat risiko agunan yang diserahkan. Nilai agunan saham dipengaruhi oleh harga saham yang berfluktuasi.

Hasil perhitungan trading limit ini dikirim KPEI ke BEI sebelum perdagangan dimu- lai setiap hari, memanfaatkan sistem pre­deal check. Pre­deal check merupakan sistem inter­

face antara KPEI dengan BEI.

Setiap transaksi yang dilaks- anakan (matched) dari AK, dikirim BEI ke KPEI untuk di- hitung posisi trading limit se- lanjutnya dikirim lagi ke sistem perdagangan BEI. Mekanisme pengiriman dilakukan secara berkala; yaitu sekitar 15 me- nit. Perhitungan posisi trading limit menggunakan sistem pendukung risk management system. Sementara bagi AK, bisa memperoleh laporan posisi trading limit dari KPEI menggunakan sistem member interface yang berba- sis web yang dapat diakses setiap saat.

Dengan demikian, masing-masing AK dapat mengetahui posisi trading limit setiap saat. “Data yang diperoleh dari dua sisi yakni berdasarkan perhitungan KPEI dan posisi terakhir trading limit berdasarkan perkembangan transaksi di BEI,” lanjut Roni.

Meski ketentuan seputar trading limit telah disosialisaikan KPEI sejak masa persiapan implementasi STP awal tahun 2012, namun hingga kini KPEI masih scara rutin mengadakan pelatih- an bagi AK untuk memastikan pema- haman AK atas metode pengendalian risiko KPEI tersebut.F

[TiM Redaksi]

P

(4)

Collateral Management Collation

Mitigation

co Re ili nc on ati

Com ica mun tion

luati Eva on

Calcu

latio

n Allocation

The Collateral Workflow

pasar yang real time dari berbagai sistem penyedia data. Selanjutnya, sistem akan menghitung nilai por- tofolio agunan berdasarkan data tersebut, yang dikenal dengan proses marked­to­market (MTM).

Berdasarkan terjadinya berbagai perubahan nilai pasar, nilai collate­

ral yang dialokasikan pun akan te- rus disesuaikan dan apabila diper- lukan akan dilakukan margin call.

[] Optimasi dan evaluasi agunan Pengaplikasian sistem collate­

ral management harus berjalan de- ngan baik untuk mengevaluasi dan mengoptimasi agunan yang dibu- tuhkan untuk proses alokasi.

[5] Counterparty Communications Salah satu fitur yang paling esensial dari sistem collateral mana­

gement adalah kemampuannya un-

E D U K A S I

dalam industri keuangan, collateral management merupakan proses penting untuk mengurangi risiko kredit counterparty. apa saja komponen utama collateral

management?

ollateral atau agunan merupa- kan istilah yang umum diguna- kan untuk mendeskripsikan aset-aset yang digunakan sebagai ja- minan dari sebuah pinjaman dan dapat berupa properti, uang tunai maupun efek. Dalam kasus dimana peminjam (borrower) gagal untuk mengembali- kan pinjamannya, maka pemberi pin- jaman (lender) memiliki hak untuk menjual agunan yang telah dijamin- kan untuk kemudian mendapatkan pengembalian pinjaman yang dimil- iki oleh borrower. Dalam pasar modal Indonesia, pengelolaan agunan di- lakukan oleh KPEI sebagai salah satu metode pengendalian risiko kegagal- an penyelesaian transaksi bursa. Col­

lateral management merupakan pro- ses penting yang diharapkan dapat mengurangi risiko kredit counterparty dengan menempatkan agunan sebagai jaminan uang yang dipinjam.

komponen utama Collateral Management

[] Collation/dokumentasi dan Perjanjian agunan

Perjanjian agunan dimulai de- ngan dokumentasi yang akan me- nentukan seluruh prasyarat untuk dimasukkan ke dalam perjanjian, frekuensi margin call, pengaplikasi- an haircut terhadap agunan, valu- asi/penilaian berdasarkan mark to market, serta penyelesaian perjan- jian dan terminasi.

[2] alokasi agunan

Langkah selanjutnya proses pengalokasian agunan. Sejumlah validasi dilakukan pada tahap ini untuk mengevaluasi agunan ber- dasarkan dokumentasi yang telah disusun dan disepakati.

[3] Penghitungan agunan

Biasanya, sistem collateral mana­

gement terintegrasi dengan data

tuk menciptakan komunikasi yang efektif antar pihak yang bertran- saksi (counterparty communicati­

ons). Saat fluktuasi pasar mening- kat, sistem komunikasi yang akurat harus dimiliki oleh masing-masing pihak.

[6] Rekonsiliasi

Rekonsiliasi merupakan proses dimana sistem melakukan pengen- dalian apabila siklus agunan telah dilakukan dengan sempurna.

Seiring dengan perkembangan pa- sar modal, peningkatan sumber daya perlu diinvestasikan sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi sistem collateral management yang ada saat ini dan untuk menangani peningkatan volume transaksi bursa.

Ke depan, untuk dapat bersa- ing dalam pasar regional dan global, perlu dilakukannya sejumlah inovasi metodologi collateral management se- bagai upaya untuk mendapatkan posi- si dalam persaingan dengan partisipan lainnya. Kompetensi dalam keunggul- an teknologi yang diimplementasikan bersamaan dengan proses Straight Through Processing (STP), cross asset collateralization dan outsourcing se- bagai upaya efektif dalam proses colla­

teral management mampu menawar- kan perusahaan sebuah metode dengan biaya yang efektif untuk me- menuhi pertumbuhan permintaan dan persaingan dalam mengembangkan sistem collateral management.

Selain itu untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam skala global, setiap perusahaan efek ditun- tut untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang aspek fungsional dari collateral management, seperti perhitungan exposure, margin call, serta prosedur manajemen risiko. Inisia- tif seperti ini merupakan bagian dari pengembangan secara berkelanjutan yang tidak hanya memberikan keun- tungan kompetitif bagi perusahaan efek untuk dapat lebih unggul dari para pesaingnya, tetapi juga dapat menurunkan keseluruhan risiko dalam industri pasar modal.F

[TiM Redaksi]

C

Memahami Collateral Management

(5)

5

KPEI Newsletter E D U K A S I

Knowledge Management kuartal ii 203

omitmen KPEI untuk senantiasa menjadi organisasi pembela- jar melalui inisiatif Knowledge Management (KM) atau KLIK terus dikembangkan sepanjang kuartal ke- dua (April – Juni) 2013. Program KLIK yang telah dilaksanakan perusahaan di antaranya Sharing KM antara kar- yawan KPEI serta kegiatan Community of Practice (CoP).

Sharing KM yang dikoordinasikan oleh KLIK team sepanjang kuartal kedua 2013 meliputi Analisa Laporan Keuangan, Sistem Monitoring, Sosiali- sasi Workflow ISO Document Control­

KM Portal, Email Security, Enterprise Risk Management, Prosedur Operasi Standar (POS), dan Workshop Pembuat- an POS.

Sementara untuk kegiatan COP yang terdapat di KPEI mencakup CoP Manajemen Risiko, CoP Investasi, CoP Bahasa dan CoP Hobby (Fotografi, Olahraga dan Kesenian) sepanjang kuartal II 2013 adalah sebagai be- rikut:

l COP Manajemen Risiko (MaRCO) Meeting Rutin MARCO untuk membahas berbagai topik terkait Risk Management seperti Multi le­

vel Marketing (MLM) Versus Money Game, Legal Risk dan Financial Risk.

Sharing internal juga dilaksanakan

dengan topik Enterprise Risk Ma­

nagement (ERM). Kegiatan pada kuartal kedua ini juga melibat- kan pihak eksternal yakni dengan melakukan kunjungan ke perusa- haan sekuritias untuk mempelajari pengelolaan risiko nasabah perusa- haan sekuritas. Ada pula kegiatan menonton film bersama dan diskusi mengenai isi film terkait krisis glo- bal subprime mortgage 2008.

l CoP investasi (COPin)

Pada kuartal kedua ini COPIN telah mengadakan sharing internal KPEI dengan topik ‘Properti dan in- vestasi lainnya’. Peluang investasi yang dimulai untuk karyawan pada kuartal kedua ini adalah arisan emas. Tak hanya, itu acara COPIN ini juga turut mengundang nara- sumber eksternal untuk melaku- kan sharing dengan topik Financial Planning: Menabung Saja Tidak Cukup, serta sharing terkait reksa- dana yang menghadirkan agen penjual reksadana. Kegiatan lain yang dilakukan sepanjang kuartal kedua ini adalah pengadaan buku terkait investasi.

l CoP Hobby

CoP hobby terus menyeleng- garakan latihan mingguan untuk

olahraga bulutangkis, squash, fut- sal, dan tenis meja. Untuk hobby fotografi, CoP Hobby mengada- kan Coaching Clinic dan sharing fotografi mingguan serta menga- dakan hunting fotografi bersama di pantai Sawarna yang turut me- ngundang pengajar fotografi pro- fesional.

l CoP Bahasa

COP Bahasa diisi dengan kegi- atan KPEI’s Fun Corner dengan topic concert dan Korean movies, sebagai sarana diskusi yang fun guna melatih karyawan KPEI untuk berdiskusi dan berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris.

Pembentukan CoP Art Station (COPas) KPEI telah meresmikan satu CoP baru sebagai ajang berkreasi karyawan KPEI yaitu CoP Art Station (COPAS).

COPAS dibentuk atas inisiatif dari kary- awan KPEI yang mempunyai kecintaan, hobi dan minat terhadap kesenian, baik itu musik, tari, ataupun disiplin ilmu seni lainnya. Dalam perjalanan- nya, kegiatan COPAS difokuskan pada kegiatan musik dan tari, meskipun nantinya tidak menutup kemungkinan untuk merambah bidang seni lain. Se- bagai salah satu wadah dalam kegiatan knowledge sharing, COPAS juga diben- tuk dengan semangat “dari kita untuk kita”. Diharapkan dari wadah COPAS ini akan muncul semangat knowledge sharing di lingkungan KPEI khususnya di bidang kesenian.

Kegiatan-kegiatan yang telah dan akan COPAS jalani antara lain Latihan KPEI Band, Latihan Tari Tradisional, dan Coaching Clinic. Pada kegiatan Family Gathering KPEI di Bandung, tanggal 22 Juli 2013 yang lalu, COPAS turut hadir dan memeriahkan acara Family Gathe­

ring tersebut, dimana ditampilkan Tari Tradisional dan KPEI Band sebagai per- sembahan COPAS.F

[TiM Redaksi]

K

kegiatan Knowledge Management atau klik kuartal kedua ditandai dengan kehadiran Community of Practice (CoP) baru bernama CoP

Art Station (COPas).

(6)

P R O F I L

erubahan struktur organisasi perusahaan dilaksanakan untuk menjawab tantangan perubah- an dan mendukung pertumbuhan pa- sar modal. Menyikapi perkembangan pasar modal terkini, KPEI sebagai LKP telah memutuskan untuk melakukan perubahan struktur organisasi perusa- haan pada tahun 2013.

Perubahan struktur organisasi KPEI ini merupakan salah satu hasil pembe- lajaran organisasi, terutama sejak im- plementasi Straight Through Process­

ing (STP) pada 15 Juni 2012.

Implementasi STP menjadi dasar perubahan struktur organisasi karena merupakan titik balik perubahan cara KPEI menjalankan bisnis dibanding- kan dari cara lama. Sebelumnya KPEI mempunyai banyak sistem yang masih berdiri sendiri, belum terintegrasi. Inte- grasi tentu berkaitan dengan kegiatan otomasi. Dengan sistem sekarang yang telah terotomasi dan terintegrasi den- gan baik, cara kerja dengan intervensi manual menjadi semakin minim.

Apalagi, sejalan dengan implemen- tasi STP, infrastruktur kerja KPEI sudah

berbeda seiring proses pengembangan yang telah ditempuh sejauh ini. Peng- gunaan sistem teknologi informasi dalam semua lini dan kegiatan usaha membuat banyak aspek dijalankan se- cara otomasi dan cara melaksanakan- nya juga mengalami perubahan. Bagian pengendalian risiko misalnya, yang da- hulu lebih banyak melibatkan peker- jaan manual, kini sudah terotomasi dan bersifat real time. Sifat pekerjaan di ba-

P

gian Pengendalian Risiko lebih banyak pada sisi monitoring. Untuk menun- jang pekerjaan seperti ini, pengeta- huan dan fokus sumber daya manusia pun perlu disesuaikan.

Sebelumnya, kesibukan rutinitas membuat tim KPEI menjadi kurang fokus. Saat mengembangkan suatu sistem misalnya, uji coba dilakukan oleh unit operasional yang juga memi- liki tanggung jawab pada kegiatan op- erasional harian dan mengakibatkan kegiatan pengembangan membutuh- kan proses lebih lama dan tentu saja kurang efisien.

Menyadari kekurangan tersebut, dibentuk forum focus group discussion yang hasilnya mengerucut pada kepu- tusan untuk pengembangan organisasi supaya lebih fokus dan lebih efektif.

Hasilnya kemudian terbentuk 4 divisi baru berdasarkan kebutuhan untuk menopang berbagai target perusa- haan yang ingin dicapai, yaitu: Divisi Riset dan Pengembagan (RPB), Divisi Pengembangan Teknologi Informasi (PTI), Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum (SUM), dan Unit Sekretaris Pe- rusahaan (SPE). Perubahan ini diharap- kan bisa mendorong efektivitas kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan KPEI sebagai LKP di pasar modal Indo- nesia.F

[TiM Redaksi]

struktur organisasi kPei mengalami sejumlah perubahan strategis. Perubahan ini bertujuan agar aktivitas perusahaan sebagai lembaga kliring dan Penjaminan (lkP)

lebih terfokus guna mencapai tujuan perusahaan.

struktur Organisasi kPei Tahun 203

sTRukTuR ORganisasi PT kliRing PenJaMinan efek indOnesia

Divisi Hukum dan

Keanggotaan Divisi Kliring Penyelesaian dan Pinjam Meminjam Efek

Divisi Operasional Teknologi Informasi Divisi Keuangan dan

Akuntansi

Unit Hukum Unit Equity Unit Keuangan Unit Operasional

dan Administrasi Sistem Unit Dukungan

Teknis Unit Dukungan

Aplikasi Unit Akuntansi

Unit Surat Utang dan Derivatif

Unit Pinjam Meminjam Efek

dan REPO Unit Keanggotaan

dan Kepatuhan

Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis General Manager

Operasional

Komite Haircut Komite Kebijakan

Kredit dan Pengendalian Risiko KOMITE AUDIT

DEWAN DIREKSI RAPAT UMUM

PEMEGANG SAHAM

Sekretaris Perusahaan Satuan Pemeriksa

Internal

Unit Riset dan

Perencanaan Strategis Unit Sumber Daya

Manusia Unit Pengelolaan Dana Jaminan dan

Agunan Unit Analisis Risiko

Unit Pemantauan Risiko Unit Urusan Umum

Unit Pengembangan Bisnis dan Manajemen Proyek

Divisi Sumber Daya

Manusia dan Umum Divisi Penjaminan dan

Pengelolaan Risiko Divisi Pengembangan Teknologi Informasi Unit Pengembangan

Sistem Bisnis Unit Penjaminan Mutu DIREKTUR I

DIREKTUR UTAMA

DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR II

(7)



KPEI Newsletter S T AT I S T I K

Bulan Total Rata-Rata Harian Jumlah

nilai Volume frekuensi nilai Volume Hari

Januari 33,312,695,000.00 6,260,000.00 42 1,074,603,064.52 201,935.48 31

Februari 30,869,085,000.00 4,859,500.00 57 1,102,467,321.43 173,553.57 28

Maret 68,211,407,500.00 32,098,500.00 85 2,200,367,983.87 1,035,435.48 31

April 23,627,280,000.00 7,335,000.00 70 787,567,000.00 245,166.67 30

Mei 24,519,198,000.00 9,307,000.00 94 790,941,870.97 300,225.81 31

Juni 59,222,304,500.00 23,482,500.00 74 2,115,082,303.57 838,660.71 30

Total 239,6,90,000.00 83,362,500.00 22

TRansaksi PinJaM MeMinJaM efek 203

* Data sampai dengan 28 Juni 2013

PenYelesaian TRansaksi BuRsa 203

TRansaksi BuRsa PenYelesaian TRansaksi BuRsa efisiensi

frekuensi Volume nilai Volume nilai Volume (%) nilai (%)

Total 2013 20,861,571 799,454,973,587 862,711,290,235,288 325,010,906,000 411,271,348,749,000 48.65 39.57 Tertinggi Harian 238,248 14,554,599,583 21,010,024,045,620 4,230,349,500 6,968,381,258,500 68.51 49.52 Rata-rata Harian 169,606 6,499,633,932 7,013,912,928,742 2,642,365,089 3,343,669,502,024 47.60 39.34 Terendah Harian 100,779 34,562,333,467 2,801,818,853,957 1,527,695,500 1,485,691,864,500 40.07 32.95

* Data sampai dengan 28 Juni 2013

Jenis instrumen nilai agunan Persentase (%)

Uang 777,547,016.27 0.01

Saham 8,172,795,255,684.34 98.42

Obligasi 130,077,894,130.00 1.57

grand Total 8,303,650,696,830.6 00

kOMPOsisi agunan ONLINE 203

* Data per tanggal 28 Juni 2013

aCs aCs

(% Dari Penyelesaian) Jumlah ak (ACS)

Volume nilai Volume nilai ak

serah ak

Terima

Total 2013 9,481,881 31,603,538,375 0.003 0.008 20 71 Tertinggi harian 2,399,000 15,842,968,750 0.095 0.487 2 25 Rata-rata harian 77,720 259,045,397 0.002 0.007 0.16 0.58

Terendah harian - - - - - -

ALTERNATE CASh SETTLEMENT (aCs) 203

* Data sampai dengan 28 Juni 2013

Jenis instrumen nilai agunan Persentase (%)

Bank Garansi 5,707,875,500,000.00 80.13

Deposito 1,200,419,999,212.60 16.85

Agunan Minimum Kas 203,748,667,678.61 2.86

Seat BEI 11,600,000,000.00 0.16

grand Total ,23,6,66,89.20 00

kOMPOsisi agunan OFFLINE 203

* Data per tanggal 28 Juni 2013

Komitmen KPEI untuk terus memperkuat peran dan fungsinya selaku lembaga kliring dan penjaminan (LKP) dan selaku self regulatory organization (SRO) di pasar modal Indonesia, diwujudkan melalui langkah dan upaya nyata yang dilakukan perusahaan. Rangkuman kegiatan, pencapaian kinerja dan keberhasilan KPEI, serta laporan keuangan perusahaan tahun 2012, di- sajikan di dalam laporan Tahunan 2012 yang telah terbit dan dapat diakses di website KPEI www.kpei.co.id.

POsisi dana JaMinan 203

Jenis Pasar nilai

Ekuiti 2,121,872,479,199.59

KBIE 1,093,539,813.54

Obligasi 1,087,103.00

grand Total 2,22,96,06,6.3

nilai

Cadangan Jaminan 2,898,89,82.25

POsisi Cadangan JaMinan 203

* Data per tanggal 28 Juni 2013

Total Penggunaan 02,59,89,935,000

Rata-Rata Bulanan 17,091,649,655,833

Rata-Rata Harian 1,014,589,573,421

fasiliTas inTRadaY 203

* Data sampai dengan 28 Juni 2013

(8)

K I L A S P E R I S T I w A

12th Central Securities Depository (CSD) Saint Petersburgh, Rusia. Pada tanggal 29-31 Mei 2013, Konferensi Central Securities Depository (CSD) ke- 12 diselenggarakan bertempat di Saint Petersburg, Rusia.

Acara yang dihadiri perwakilan berbagai negara tersebut membahas mengenai tantangan regional dan global bagi CSD, risk management CSD dan collateral management.

International Exchange, Bank and Insurance Exhibition (fiif) dan Penandatanganan Mou kPei-Cds iran

Hasan Fawzi selaku Direktur Utama KPEI menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) dengan Hamed Soltani Nejad selaku President and CEO dari Central Securities Depository Of Iran (CSDI) di Tehran, Iran, Rabu 8 Mei 2013.

Focus Group Discussion (fgd) Pinjam Meminjam efek (PMe). Pada 10 April 2013, KPEI mengadakan acara sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) terkait Pinjam Meminjam Efek (PME) di Ruang Rapat Utama KPEI. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Anggota PME dan Bank Kustodian.

12th ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting

ASEAN+3 Bond Market Forum (ABMF) Meeting ke-12 dilaksanakan di Hotel Shangri La Jakarta pada tanggal 23-24 April 2013, membahas berbagai isu pengembangan pasar obligasi di wilayah ASEAN+3. Kegiatan tersebut diselenggarakan melalui kerjasama antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan, Asian Development Bank (ADB) dan Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal.

Capacity Building anggota Bursa. BEI, KPEI dan KSEI mengadakan capacity building pagi para direktur anggota bursa bertempat di Sydney, Australia pada tanggal 5 Juni hingga 8 Juni 2013. Capacity Building bertujuan menjalin kerjasama yang lebih baik antara BEI, KPEI dan anggota bursa.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) KPEI

Pada hari Selasa, 4 Juni 2013, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) me- nyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). RUPST tersebut diselenggarakan di ruang rapat Dwarawati Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Rapat dimulai pukul 14.00 WIB dan dipimpin oleh Komisaris Utama KPEI, Harry Wiguna.

Rapat tersebut dihadiri oleh pemegang saham tunggal KPEI yaitu BEI, dewan komisaris dan direktur KPEI.

Penarikan undian gemilang investa Bursa Periode ii.

Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama KPEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengadakan penarikan undian Gemilang Investa Bursa Periode II di Ruang Seminar Gedung Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Juni 2013.

kilas PeRisTiWa aPRil – Juni 203

l Pelatihan “Developing A Bilateral Scheme For SLB”, Seoul – Korea: 2-4 April 2013

l Pembukaan Sekolah Pasar Modal 2013, Jakarta: 10 April 2013

l US SEC 2013 International Institute for Market Development, Washington DC – Amerika: 15-25 April 2013

l Workshop Wartawan KPEI bersama SRO, Jakarta: 29 April 2013

l Institutional Investor Day 2013, Jakarta: 1-2 Mei 2013

l 15th ACG Cross Training, Hangzhou – China: 14-16 Mei 2013

l Sosialisasi Pengembangan Penyelesaian Transaksi Bursa: Konfirmasi-Afirmasi, Jakarta: 30 Mei 2013

l Training Razor, Sydney – Australia: 10-14 Juni 2013

l Syukuran HUT Pertama Straight Through Processing (STP), Jakarta: 15 Juni 2013

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menghadapi era persaingan global tentunya perusahaan yang akan atau sudah menjadi perusahaan go publik lebih menyiapkan diri untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Untuk itu Cimahi Creative Association perlu melakukan pembenahan dalam pengembangan SDM yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitas seseorang salah

Oleh karena itu, agar dapat bersaing dengan perusahaan lain, perusahaan harus meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara memiliki tempat penyimpanan barang dan

Pada tingkat perusahaan, produktivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa optimal perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dalam menghasilkan output yang

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Kualitas laba (discretionary accrual) tidak berpengaruh

11.6 Apabila dari hasil audit awal tahap 1 ditemukan hal-hal yang perlu diperbaiki oleh klien, maka klien wajib melakukan tindakan perbaikan dalam batas waktu

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas LBB-AVBP dalam menyisihkan Fe dan Mn pada air sumur bor menggunakan tanaman Typha latifolia dan Cyperus papyrus

Berdasarkan hasil regresi diketahui bahwa Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Penduduk, Investasi, Tingkat Upah, dan Inflasi di Indonesia secara bersama - sama memberikan