• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. berkat rahmat dan anugerahnya saya dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. berkat rahmat dan anugerahnya saya dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugerahnya saya dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Keabsahan Pengangkatan Anak Yang Hanya Menggunakan Akta Notaris”.

Adapun maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini ialah sebagai salah satu tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moral maupun materiil yang tidak ternilai harganya. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah kiranya saya menghaturkan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

2. Bapak Dr. Gede Made Swardana, S.H.,M.H. Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. Ni Ketut Sri Utari, S.H.,M.H. Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana.

4. Bapak Dr. I Gede Yusa, S.H.,M.H. Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana.

5. Bapak Dr. I Wayan Wiryawan, S.H.,M.H., Ketua Bagian Hukum Keperdataan.

(2)

telah memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

7. Ibu A.A Sagung Wiratni Darmadi, SH.,MH., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

8. Bapak Dr. I Ketut Wirawan, S.H.,M.H., Dosen Pembimbing Akademik.

9. Beberapa Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama mengikuti perkuliahan.

10. Beberapa pegawai Fakultas Hukum Universitas Udayana.

11. Bapak A.A Kompiang Raka, S.H., Ibu A.A Putu Adi, A.A Ayu Manik Pratiwiningrat, S.H., selaku keluarga dari penulis yang telah mendukung penulis.

12. Made Ayu Satya Driti, orang terdekat penulis yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penulisan tugas akhir ini.

13. Sahabat-sahabat saya I.B Abhimantara dan I.B Suambara Manuaba yang selalu memberikan motivasi yang besar dalam penulisan tugas akhir ini.

14. Sahabat-sahabat seperjuangan saya di Fakultas Hukum Universitas Udayana;, Kurnia Uttara, A.A. Gede Adinanta, Manik Askare, Reina Dwinanda,Hendra Pranata, dan Oka Cendana, terima kasih atas bantuan

rekan-rekan yang tak ternilai harganya.

(3)

viii

15. Seluruh rekan-rekan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu khususnya yang telah turut serta dalam perjuangan saya memperoleh gelar Sarjana Hukum.

Saya menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini yang mungkin belum dapat dikatakan sempurna.Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan para pihak yang merasa berkepentingan.

Denpasar, 7 Desember 2016

A.A Gede Agung Suyoga

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 6

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

a. Tujuan Umum ... 8

b. Tujuan Khusus ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

a. Manfaat Teoritis ... 9

b. Manfaat Praktis ... 10

1.7 Landasan Teoritis ... 10

1.8 Metode Penelitian ... 15

a. Jenis Penelitian ... 15

(5)

x

b. Sifat Penelitian ... 16

c. Sumber Data ... 16

d. Teknik Pengumpulan Data ... 18

e. Teknik Analisis Data ... 18

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK, PENGANGKATAN ANAK, NOTARIS DAN AKTA 2.1 Anak ... 19

2.1.1 Pengertian Anak ... 20

2.1.2 Jenis – Jenis Anak ... 20

2.2 Pengangkatan Anak ... 24

2.2.1 Pengertian Pengangkatan Anak... 26

2.2.2 Jenis –Jenis Pengangkatan Anak ... 27

2.2.3 Tujuan Pengangkatan Anak ... 37

2.3 Notaris ... 38

2.3.1 Pengertian Notaris ... 39

2.3.2 Kewenangan, Kewajiban, dan Larangan Notaris ... 40

2.3.3 Akta Notaris ... 46

BAB III PENGATURAN KEABSAHAN PENGANGKATAN ANAK YANG HANYA MELALUI AKTA NOTARIS 3.1. Dasar hukum pengangkatan anak... 48

3.2. Syarat-syarat pengangkatan anak ... 49

3.3. Sahnya Pengangkatan Anak ... 57

(6)

BAB IV AKIBAT HUKUM DARI PENGANGKATAN ANAK YANG HANYA MENGGUNAKAN AKTA NOTARIS

4.1 Pengangkatan anak yang tidak sah menurut Hukum ... 60 4.2 Akibat hukum dari pengangkatan anak yang hanya menggunakan

akta notaris ... 64 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 67 5.2 Saran-saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INFORMAN LAMPIRAN – LAMPIRAN

(7)

xi

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Keabsahan Pengangkatan Anak Yang Hanya Menggunakan Akta Notaris”. Maka dari itu permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini adalah bagaimana prosedur pengangkatan anak yang sah ditinjau dari Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak dan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2009 Tentang Persyaratan Pengangkatan Anak dan bagaimana akibat jika pengangkatan anak tidak dilakukan sesuai dengan prosedur. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian empiris.

Prosedur pengangkatan anak telah tertuang dalam Pasal 12 ayat (1), Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal 17 Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, Pasal 37 huruf b, dan Pasal 38 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2009 Tentang Persyaratan Pengangkatan Anak. Ketentuan yang telah tertuang dalam peraturan perundang – undangan tersebut belum dilaksanakan sesuai dengan prosedur, maka menurut Negara pengangkatan anak tidak dapat dikatakan sah dan akibatnya hak – hak anak akan terancam.

Kata Kunci: Keabsahan, Pengangkatan Anak, Akta Notaris

(8)

ABSTRACT

This thesis entitled "Validity of Adoption Who Only Use Notary Deed". Thus the problems outlined in this paper is how the procedure of adoption is valid in terms of the Act - Law of the Republic of Indonesia Number 54 Year 2007 on the Implementation of Child Adoption and Regulation of Minister of Social Affairs of the Republic of Indonesia Number 110 Year 2009 About Terms of Adoption and how the consequences of the appointment children are not conducted in accordance with the procedure. The method used in this thesis is empirical research methods. The procedure of adoption has been stipulated in Article 12 paragraph (1), Article 13, Article 14 and Article 17 of Law - Law of the Republic of Indonesia Number 54 Year 2007 on the Implementation of Child Adoption, Article 37 subsection b, and Article 38 of the Regulation of the Minister of Social Affairs of the Republic of Indonesia Number 110 Year 2009 About Terms of Adoption. Provisions which have been stipulated in the laws have not been implemented in accordance with the procedures, then by country, that adoption can not said valid and consequently the rights children will be threatened.

Keywords: Validity, adoption, Notary Deed

(9)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tuhan menciptakan makhluk hidup untuk saling berpasangan, sama seperti hal nya manusia, manusia yang merupakan makhluk sosial tentu membutuhkan manusia lainnya. Manusia ini yang sebagai makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tentunya harus mencari pasangan hidup, maksud dari pencarian pasangan hidup ini tentunya untuk membentuk sebuah komunitas kecil yang biasa kita sebut dengan keluarga.

Untuk membentuk sebuah keluarga maka pria dan wanita harus melangsungkan perkawinan agar dapat dianggap sebagai pasangan yang sah.

Seperti yang tertuang dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyatakan bahwa “ perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, jadi menurut perundangan perkawinan itu ialah ikatan antara seorang pria dengan seorang wanita, berarti perkawinan sama dengan perikatan (verbindtenis).1

Dalam membentuk sebuah keluarga, selain sebuah naluri manusia yang sebagai makhluk sosial untuk hidup berpasangan, pembentukan keluarga yang

1Hilman Hadikusuma, 2007, Hukum Perkawinan Indonesia, Sumber Sari Indah, Bandung, hal.7

(10)

2

bahagia itu erat hubungannya dengan keturunan, dimana pemeliharaan dan pendidikan anak – anak menjadi hak dan kewajiban orang tua. Dengan demikian yang menjadi tujuan perkawinan menurut perundangan adalah untuk kebahagiaan suami istri, untuk mendapatkan keturunan dan menegakkan keagamaan, dalam kesatuan keluarga yang bersifat parental (ke-orangtua-an).2 Dengan kehadiran anak sebagai penerus keturunan dalam keluarga tentunya diharapkan akan memberikan kebahagiaan yang lebih besar dalam sebuah keluarga. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak Pasal 1 ayat (1), dijelaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Anak yang merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa adalah keinginan terbesar dari setiap keluarga, namun pada kenyataannya tidak sedikit pasangan suami istri yang telah lama membina rumah tangga, belum juga dikaruniai keturunan yang dapat melengkapi keindahan dan kebahagiaan rumah tangga mereka,3sehingga beberapa keluarga pada akhirnya memilih untuk melakukan adopsi anak.

Secara etimologi, adopsi berasal dari kata “adoptie” bahasa Belanda, atau

“adopt” (adoption) bahasa Inggris, yang berarti pengangkatan anak, mengangkat anak, dalam bahasa arab disebut “tabanni” yang menurut Mahmud Yunus

2Hilman Hadikusuma, Ibid, hal.21

3Ali Affandi, 1986, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Perdata (BW), Bina Aksara, Jakarta, hal.28

(11)

3

3

diartikan dengan mengambil anak angkat.4Kata adopsi berarti pengangkatan seorang anak dijadikan seperti anak kandung atau anak sendiri.5

Pengangkatan anak biasa dilakukan di Indonesia. Pengangkatan anak tersebut dilakukan dengan motif yang berbeda-beda, antara lain, untuk mempunyai anak bagi pasangan yang tidak memiliki keturunan atau sebagai sarana memancing anak bagi pasangan yang belum memiliki anak dengan harapan akan mendapatkan anak dari darah dagingnya sendiri. Selain itu, pengangkatan anak dilakukan karena sebagai rasa belas kasihan terhadap anak terlantar, miskin, yatim piatu, dan sebagainya.6 Dapat pula ditambahkan, bahwa alasan pengangkatan anak, antara lain karena hanya mempunyai anak laki – laki, maka diangkatlah seorang anak perempuan atau sebaliknya, dan juga karena adanya hubungan keluarga, atas permintaan orang tua kandung si anak kepada suatu keluarga agar supaya anaknya dijadikan anak angkat.7

Anak angkat adalah anak yang diambil oleh seseorang, sebagai anaknya, dipelihara, diberi makan, diberi pakaian, kalau sakit diberi obat, supaya tumbuh menjadi dewasa, diperlakukan sebagai anaknya sendiri, dan bila nanti orang tua angkatnya meninggal dunia dia berhak atas warisan orang yang mengangkatnya.

Lalu pengertian pengangkatan anak dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak pada Pasal 1 ayat(2) dijelaskan bahwa pengangkatan anak adalah suatu

4Muderis Zaini, 1999, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hal.4

5Yan Pramadya Puspa, 1977, Kamus Hukum, Aneka Ilmu, Semarang, hal.37

6Rika Saraswati, 2015, Hukum Perlindungan Anak Di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.61

7Lulik Djatikumoro, 2011, Hukum Pengangkatan Anak di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.9

(12)

4

perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, kedalam lingkungan keluarga orang tua angkat.

Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.Kewajiban yang dimaksud disini adalah bahwa orang tua wajib memberikan perlindungan terhadap anaknya dan wajib memberikan pendidikan yang layak kepada anaknya, Kewajiban orang tua yang dimaksud berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus.8

Pengangkatan anak merupakan suatu perbuatan hukum karena harus melalui proses hukum dan adanya penetapan hakim di pengadilan. Anak-anak yang diangkat oleh para pasangan suami istri, bukan hanya berasal dari anak yatim piatu saja, namun ada juga yang mengangkat anak dari kalangan yang berkeluarga.

Selain pengangkatan anak antar warga negara Indonesia, kini pengangkatan anak dengan perbedaan warga negara pun juga sering dilakukan.Kini banyak warga negara asing yang mengangat anak warga negara Indonesia. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak Pasal 7 menyebutkan bahwa pengangkatan anak terdiri atas pengangkatan anak antara warga negara Indonesia dan pengangkatan anak antara warga negara Indonesia dengan warga negara

8H.R Abdussalam dan Adri Desasfuryanto, 2016, Hukum Perlindungan Anak, PTIK, Jakarta, hal.10

(13)

5

5

asing. Proses pengangkatan anak oleh warga negara asing tidaklah sama seperti proses pengangkatan anak antara warga negara Indonesia. Pengangkatan anak terhadap warga negara Indonesia oleh warga negara asing harus melalui Lembaga Pengasuhan Anak atau Yayasan Panti Asuhan yang ditunjuk oleh Departemen Sosial untuk melakukan Intercountry Adoption.

Pengangkatan anak dilakukan oleh Lembaga Pengasuhan Anak dan diatur dalam ketentuan umum angka 6 Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 40/HUK/KEP/IX/1980 tentang Organisasi Sosial yang menyatakan bahwa

“Organisasi Sosial/Lembaga Sosial adalah lembaga kesejahteraan sosial yang berbadan hukum yang menangani pengasuhan anak yang ditunjuk oleh Dinas Sosial melalui Surat Keputusan Menteri Sosial sebagai penyelenggara pengangkatan anak.

Pengangkatan anak yang terjadi sering diketahui dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun ada juga pengangkatan anak yang dilakukan tidak sesuai prosedur seperti pengangkatan anak yang dilakukan oleh Margaret.

Pengangkatan anak yang dilakukan oleh Margaret terhadap Angeline dapat dikatakan tidak sah karena tidak memenuhi semua prosedur yang sudah diatur, pengangkatan Angeline oleh Margaret hanya melewati proses Akta Notaris. Akta Notaris adalah tahapan awal dalam pengangkatan anak, dalam pengangkatan anak putusan pengadilan adalah bukti bahwa suatu pengangkatan anak itu sah, dan dalam kasus Angeline ini, persyaratan pengangkatan anak bahkan bukan hanya mendapat putusan pengadilan saja, karena seperti diketahui, ayah angkat Angeline merupakan pria berkewarganegaraan Amerika Serikat sehingga selain

(14)

6

membutuhkan putusan pengadilan, pihak ayah angkat juga harus mendapatkan izin dari negara asalnya, maka berdasarkan tata cara pengangkatan anak yang tercantum dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2009 Tentang Persyaratan Pengangkatan Anak, proses pengangkatan Angeline sebagai anak oleh Margaret dan suaminya dapat dikatakan tidak sah atau menyalahi aturan dan berdasarkan latar belakang diatas maka judul dari karya tulis skripsi ini adalah “KEABSAHAN PENGANGKATAN ANAK YANG HANYA MENGGUNAKAN AKTA NOTARIS”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keabsahan pengangkatan anak yang hanya melalui akta notaris?

2. Bagaimana akibat hukum dari pengangkatan anak yang hanya menggunakan akta notaris?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Dalam penulisan sebuah karya ilmiah yang dapat dikatakan baik, perlu kiranya untuk ditentukan batasan – batasan mengenai pokok – pokok bahasan atau materi yang akan diuraikan sehingga pembahasan atau materi – materi yang dijabarkan dapat fokus atau tidak menyimpang dari pokok penelitian yang di bahas. Penelitian karya ilmiah ini memiliki ruang lingkup permasalahan yang di fokuskan mengenai bagaimana prosedur pengangkatan anak yang benar dan apa akibat dari pengangkatan anak yang tidak sesuai dengan prosedur.

(15)

7

7 1.4. Orisinalitas Penelitian

Penelitian ini akan memfokuskan penelitian pada bagaimana akibat pengangkatan anak yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku di Indonesia.

Pada umumnya penelitian mengenai anak mengangkat tema tentang prosedur pengangkatan anak di Indonesia sedangkan untuk pembahasan secara khusus mengenai bagaimana akibat dari pengangkatan anak yang tidak sesuai prosedur, namun ada beberapa penelitian yang memiliki kesamaan objek dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

JUDUL PENELITIAN

TAHUN TEMPAT RUMUSAN

MASALAH

1. Tinjauan Yuridis Pengangkat an Anak Warga Negara Indonesia Oleh Warga Negara Asing

2013

Fakultas Hukum Universitas Negeri

Semarang

1. Bagaimana prosedur

pelaksanaan

pengangkatan anak warga negara Indonesia oleh warga negara asing (intercountry

adoption) di Indonesia?

2. bagaimana akibat hukum yang terjadi terhadap

pengangkatan anak warga negara Indonesia oleh warga negara asing tersebut?

(16)

8 2. Pengangkat

an Anak Sebagai Upaya Pemenuhan

Hak Anak

2014

Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

1. Bagaimanakah pelaksanaan

pengangkatan anak di yayasan Sayap Ibu Yogyakarta dan bagaimana

kaitannya dengan usaha pemenuhan hak anak?

2. Bagaimana akibat hukum pengangkatan anak yang diangkat baik terhadap orang tua angkat maupun orang tua kandung?

Berdasarkan uraian table diatas, dapat dikatakan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian tentang pengangkatan anak yang telah ada, dimana penelitian ini berjudul “KEABSAHAN PENGANGKATAN ANAK YANG HANYA MENGGUNAKAN AKTA NOTARIS” dengan menitik beratkan pada konteks bagaimana jika pengangkatan anak tidak sesuai prosedur.

1.5. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Penulisan suatu karya ilmiah tidak dapat dilepaskan dari tujuan penelitian itu sendiri sebagai bentuk kemanfaatan dan pertanggung jawaban, adapun tujuan umum dari penulisan karya ilmiah ini yaitu;

1) Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya di bidang penelitian;

(17)

9

9

2) Untuk mengembangkan dan mengekspresikan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan;

3) Melatih kemampuan dan nalar mahasiswa dalam menuangkan pemikiran – pemikiran ilmiah secara tertulis;

4) Untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (satu) pada bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya ilmiah ini meliputi;

1) Mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis mengenai bagaimana prosedur pengangkatan anak yang benar di Indonesia dan mengetahui apakah prosedur ini sudah dijalankan dengan benar di lapangan;

2) Untuk mengetahui akibat – akibat hukum apa saja yang dapat ditimbulkan akibat dari pengangkatan anak yang tidak sesuai prosedur;

3) Dapat memberikan solusi dari persoalan – persoalan yang dijabarkan dalam karya ilmiah ini yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

1.6. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum, serta dapat digunakan sebagai acuan oleh pihak – pihak yang ingin melakukan penelitian lebih mendalam

(18)

10

terhadap permasalahan dari keabsahan pengangkatan anak ditinjau dari segi hukum perdata indonesia (studi kasus margaret-angeline.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh bagian yang terkait dalam kegiatan pengangkatan anak khususnya dalam hal ini ketika sepasang suami istri ingin melakukan pengangkatan anak yang nantinya karya ilmiah ini dapat membantu menerangkan bagaimana prosedur pengangkatan anak yang benar agar mendapat status sebagai orang tua angkat yang sah.

1.7. Landasan Teoritis

Dalam penulisan karya ilmiah ini tentu dalam penulisanya haruslah berdasarkan teori – teori yang berkaitan dari pokok – pokok persoalan yang dibahas dalam karya ilmiah ini.

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup terpisah dari kelompok manusia lainnya. Dalam menjalankan kehidupannya setiap manusia membutuhkan manusia lain untuk saling berbagi dan melengkapi. Hal inilah yang membuat manusia hidup berkelompok dan melakukan suatu hubungan sosial.

Untuk menjaga agar hubungan tersebut berjalan baik, maka manusia yang hidup dalam kelompoknya membuat aturan hokum yang mengikat setiap orang yang tinggal dalam kelompoknya,9 manusia yang hidup dalam kelompok ini dikarenakan ketidakmampuan manusia untuk hidup sendiri, manusia mulai

9C.S.T Kansil, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hal.29

(19)

11

11

membentuk sebuah keluarga, keluarga terdiri dari pasangan laki – laki dan perempuan. Dalam sebuah keluarga selain untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial, setiap keluarga juga mengharapkan adanya penerus dari keluarga mereka yaitu seorang anak.Anak dalam keluarga adalah hal yang penting namun tidak semua keluarga bisa memiliki anak dan pada akhirnya memilih mengangkat anak atau adopsi.

Dari segi terminologi, adopsi diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indoesia dijumpai arti anak angkat yaitu “anak orang lain yang diambil dan disamakan dengan anaknya sendiri”. Menurut Soerjono Soekanto adopsi adalah suatu perbuatan mengangkat anak untuk dijadikan anak sendiri atau mengangkat seseorang dalam kedudukan terntentu yang menyebabkan timbulnya hubungan yang seolah-olah didasarkan pada faktor hubungan darah.10

Di dalam KUHPerdata tidak ditemukan definisi seorang anak, tetapi berdasarkan pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menegaskan bahwa anak yang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan belum menikah menikmati hak dan memenuhi kewajibannya masih memerlukan bantuan orang tuanya, walinya, ataupun orang lain, karena dianggap belum cukup bertindak terhadap hukum. Ketidakcakapan seorang anak dianggap menjadikannya dianggap belum dewasa. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dalam Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Hal ini

10Soerjono Soekanto, 1980, Intisari Hukum Keluarga, Alumni, Bandung, hal. 52

(20)

12

menjelaskan bahwa seseorang diakui sebagai subyek hukum sejak awal kehidupannya dan jika kepentingannya menghendaki walaupun belum dilahirkan tetap tetap diakui sebagai subyek hukum.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak Pasal 1 ayat (9) anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekusasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut kedalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan. Pengaturan pengangkatan ini diatur dalam pasal 39, pasal 40, dan pasal 41. Hal-hal penting mengenai pengaturan pengangkatan anak yaitu :

a) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b) Pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya.

c) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak angkat. Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat.

d) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya akhir

(21)

13

13

e) Orang tua angkat wajib memberitahukan kepada anak angkatnya mengenai asal usulnya dan orang tua kandungnya, dengan memperhatikan kesiapan anak yang bersangkutan

f) Pemerintah dan masyarakat melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengangkatan anak

Dalam pengangkatan anak adapun prinsip – prinsip yang harus kita ketahui untuk melindungi anak yaitu :

a) Anak tidak dapat berjuang sendiri

Salah satu prinsip yang digunakan dalam perlindungan anak adalah : anak itu modal utama kelangsungan hidup manusia, bangsa, dan keluarga, untuk itu hak – haknya harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi sendiri hak – haknya, banyak pihak yang memengaruhi kehidupannya.Negara dan masyarakat berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak – hak anak.

b) Kepentingan terbaik anak (the best interest of the child)

Agar perlindungan anak dapat diselenggarakan dengan baik, dianut prinsip yang menyatakan bahwa kepentingan terbaik anak harus dipandang sebagai of paramount importence (memperoleh prioritas tertinggi) dalam setiap

keputusan yang menyangkut anak. Tanpa prinsip ini perjuangan untuk melindungi anak akan mengalami banyak batu sandungan. Prinsip the best interest of the child digunakan karena dalam banyak hal anak “korban”, disebabkan ketidaktahuan (ignorance) karena usia perkembangannya. Jika

(22)

14

prinsip ini diabaikan, maka masyarakat menciptakan monster – monster yang lebih buruk di kemudian hari.

c) Ancangan daur kehidupan (life – circle approach)

Perlindungan anak mengacu pada pemahaman bahwa perlindungan harus dimulai sejak dini dan terus menerus.Janin yang berada dalam kandungan perlu dilindungi dengan gizi, termasuk yodium dan kalsium yang baik melalui ibunya. Jika ia telah lahir, maka diperlukan air susu ibu dan pelayanan kesehatan primer dengan memberikan pelayanan imunisasi dan lain – lain, sehingga anak terbebas dari berbagai kemungkinan cacat dan penyakit.

Masa – masa prasekolah dan sekolah, diperlukan keluarga, lembaga pendidikan, dan lembaga sosial/keagamaan yang bermutu.Anak memperoleh kesempatan belajar yang baik, waktu istirahat dan bermain yang cukup, dan ikut menentukan nasibnya sendiri. Pada saat anak sudah berumur 15 – 18 tahun, ia memasuki masa transisi ke dalam dunia dewasa. Periode ini penuh resiko karena secara kultural, seseorang akan dianggap dewasa dan secara fisik memang telah cukup sempurna untuk menjalankan fungsi reproduksinya.

Pengetahuan yang benar tentang reproduksi dan perlindungan dari berbagai diskriminasi dan perlakuan salah dapat memasuki perannya sebagai orang dewasa yang berbudi dan bertanggung jawab.Perlindungan hak – hak mendasar bagi pra dewasa juga diperlukan agar generasi penerus mereka tetap bermutu.Orang tua yang terdidik mementingkan sekolah anak – anak mereka.Orang tua yang sehat jasmani dan rohaninya selalu menjaga tingkah laku kebutuhan fisik maupun emosional anak – anak mereka.

(23)

15

15 d) Lintas sektoral

Nasib anak tergantung dari berbagai faktor yang makro maupun mikro yang langsung maupun tidak langsung. Kemiskinan, perencanaan kota dan segala penggusuran, sistem pendidikan yang menekankan hapalan dan bahan – bahan yang tidak relevan, komunitas yang penuh dengan ketidakadilan, dan sebgainya tidak dapat ditangani oleh sektor, terlebih keluarga atau anak itu sendiri. Perlindungan terhadap anak adalah perjuangan yang membutuhkan sumbangan semua orang disemua tingkatan.

1.8. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam karya ilmiah ini menggunakan jenis penelitian hokum yang bersifat empiris, yaitu pada penelitian hokum sosiologis atau empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat.11

Metode penelitian hukum empiris ialah suatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk dapat melihat hukum dalam artian nyata serta meneliti bagaimana bekerjanya hukum di suatu lingkungan masyarakat..12

11Soerjono Soekanto, 2012, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan 2012, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta, Hal.52

12Parta Setiawan, 2015, “macam – macam metode penelitian hukum”,

http://www.gurupendidikan.com/macam-macam-metode-penelitian-hukum/, diakses pada tanggal 8 November 2016, Pukul 17.02

(24)

16 b. Sifat Penelitian

Penelitian deskriptif pada penelitian secara umum, termasuk pula di dalamnya penelitian ilmu hukum, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat – sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, teori – teori, ketentuan peraturan, norma – norma hukum, karya tulis yang dimuat baik dalam literature maupun jurnal, doktrin, serta laporan penelitian terdahulu sudah mulai ada dan bahkan jumlahnya cukup memadai, sehingga dalam penelitian ini hipotesis boleh ada atau boleh juga tidak.

c. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini menggunakan sumber data sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama.Maksudnya adalah data yang diperoleh dalam penelitian ini langsung dari informan melalui wawancara.Salah satu metode pengumpulan data dengan cara komunikasi, yakni melalui kontak antara peneliti (pewawancara) dengan sumber data (responden).Wawancara dilakukan secara langsung, artinya peneliti (pewawancara) berhadapan langsung dengan Informan untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang diinginkan, dan jawaban responden dicatat oleh pewawancara.13

13Rianto Adi, 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Granit, Jakarta, hal. 72

(25)

17

17 2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang berfungsi sebagai pendamping atau pendukung data sekunder yang tidak secara langsung memberikan data atau informasi. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari bahan–bahan kepustakaan, arsip–arsip, dokumen–

dokumen yang terdiri dari :14

a. Bahan hukum primer yang meliputi peraturan perundang – undangan dan dokumen resmi dan data tertulis yang terkait dengan penelitian ini, seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 40/HUK/KEP/IX/1980 tentang Organisasi Sosial, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2009 Tentang Persyaratan Pengangkatan Anak, dan Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983, StaatsblaadNomor 129 Tahun 1917.

14Soerjono Soekanto II, Loc.Cit

(26)

18

b. Bahan hukum sekunder sebagai penunjang bahan hukum primer yang meliputi karya ilmiah hasil – hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan seterusnya.

d. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview.Ketiga alat tersebut dapat digunakan masing-masing atau bersama-sama.15

Dalam karya ilmiah ini, menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen atau bahan pustaka, dan wawancara atau interview.

e. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengolahan data ke dalam bentuk yang lebih mudahdimengerti dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini, digunakan metodekualitatif.Tujuan penggunaan metodekualitatif adalah untuk memperoleh pemahamanpengembangan teori, dimana analisis ini dilakukan secara terus menerus sejak awalsampai akhir dengan melakukan pendekatan secara umum dari tujuan penelitian.Pendekatan kualitatif sebenarnya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan perilaku nyata.16

15Soerjono Soekanto II, Op.Cit. hal. 21

16Soerjono Soekanto II, Op.Cit. hal. 32

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui adanya pengaruh antara budaya organisasi (X1), komitmen organisasi, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja rumah sakit di Kabupaten Sumenep (Y)

Pelatihan Dan Pendampingan Pelaksanaan Penelitian Pengembangan Untuk Meningkatkan Profesional Guru Sd Di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Penerapan Ipteks Diusulkan 67

Pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2013 berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam Rencana dan

Homeros ve Hesiodos’un eserlerinde themis ve dike terimleri ile ifade edilen adalet olgusu bu terimlerin ilahi kişileştirmeleri olan Themis ve Dike tanrıçaları ile

Manajemen Sumberdaya Macam-macam Sumberdaya Sumberdaya Manusia Sumberdaya Air Sumberdaya Energi Sumberdaya Mineral Sumberdaya Hutan Sumberdaya Laut Pengelolaan

Terutama jika kematian yang dimaksudkan di sini adalah kematian yang bersifat elektif (euthanasia), permasalahan mengenai norma, tata nilai, dan perlakuan masyarakat di dalam

Salah satu lembaga pendidikan yang memberikan kontribusi besar dalam memben- tuk karakter anak bangsa adalah madrasah, karena madrasah memiliki ciri khusus

jika kalor (Q) yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan (tidak terjadi pertukaran kalor antar partikel dengan lingkungan), maka perkalian tekanan.. (P) dengan