• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDISI November. GRATIS (Untuk Kalangan Sendiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EDISI November. GRATIS (Untuk Kalangan Sendiri)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI 440

10 November

GRATIS (Untuk K alangan Sendiri)

(2)

Editorial

Ketika Yesus mengajar berdoa, Ia menyebut Allah dengan sebutan “Bapa Kami…”. Begitu indah. Tak terpikirkan bukan bagaimana kita, manusia biasa, diajar untuk memanggil Sang Pencipta alam yang mahakuasa sebagai “Bapa”?

Hanya Roh Kudus di dalam kita yang memampukan kita memanggil-Nya “Abba Bapa….”

Terima kasih Roh Kudus! Tinggallah terus di dalamku!

Doa yang diajarkan adalah doa yang sangat sederhana sehingga mudah untuk dihafal. Na- mun doa adalah berbicara dengan Allah. Berdoa kepada Bapa bukanlah hafalan tetapi keluar dari hati terdalam bukan sekadar keluar dari mulut tanpa ada maknanya.

Yesus mengajar kita seperti seorang Bapa mengajar anak-Nya:

“Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.”

Seperti rasa hormat yang kita berikan kepada Bapa yang memelihara kita, Ia mengajarkan kita untuk menghormati dan menghargai Dia, Sang Pencipta, Pemelihara yang mengasihi kita. Bapa yang mahakuasa, Pemilik Surga dan dunia. Ia juga mengajar agar kita menguduskan Nama-Nya. Kita dapat merasakan hadirat-Nya bila kita sungguh-sungguh berdoa. Kita bahkan dapat merasakan suasana Surga selagi masih di dalam dunia. Apakah Anda telah melakukannya juga?

Ia mengajar kita untuk memercayakan kebutuhan kita sehari-hari kepada-Nya. Kita juga diminta bekerja untuk beroleh sandang, papan dan pangan “secukupnya” alias tidak serakah.

Ia mengajar kita untuk mengasihi saudara kita, mengampuni mereka yang bersalah kepada kita karena kita pun orang-orang berdosa yang perlu pengampunan dari-Nya.

Kita mohon kekuatan-Nya karena kita lemah dan mudah tercoba. Tanpa kekuatan dari Roh Kudus tak mungkin kita mampu menghindarkan diri dari pencobaan dan serangan si jahat.

Kita harus mengimani bila Dia menyertai, kita akan mampu menang atas pencobaan karena Dialah yang mempunyai kuasa dan kemuliaan. Oleh karena itu kita harus berdoa agar Dia melepaskan kita dari si Jahat.

Ya Bapa, ajarkanlah kami berdoa dengan cara yang benar! (Red.)

(3)

Shalom,

Kita patut bersyukur karena kasih setia Allah telah dinyatakan dengan pencurahan darah Anak Domba Allah yang tak bercacat cela di atas Kalvari. Oleh karena pengurbanan-Nya, kita beroleh pengampunan dan keselamatan juga Firman Tuhan berkuasa mengubah hidup kita serta Roh Kudus menguasai kita untuk berada di jalan yang benar.

Firman Tuhan kali ini mengajar kita tentang doa. Apa yang Yesus ajarkan kepada para murid berkaitan dengan doa? Lukas 11:3-4 menuliskan, “...Apabila kamu berdoa, ka- takanlah: “Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa doa ajaran dari Guru agung kepada murid-murid-Nya – calon bapak-bapak gereja awal – menggunakan bahasa yang ter- struktur dan sistematis mengandung:

 Pesan moral/akhlak/budi pengerti sehingga ada sopan santun dan hormat ter- hadap Bapa Surgawi dalam berdoa; tidak menyebut Nama Tuhan dengan sia-sia;

ada kerendahan hati untuk meminta ampun atas kesalahan yang diperbuat serta tidak mementingkan diri sendiri.

 Pesan spiritual dengan timbulnya kerinduan kembali akan Kerajaan Allah juga akan situasi dan kondisi Kerajaan Surga yang hilang karena ketidaktaatan.

Pdm. Besar hartono, Lemah Putro, Minggu 29 Agustus 2021

AJARAN

YESUS

TENTANG

BERDOA

Lukas 11:1-13

(4)

Yesus sebagai Pengajar doa ini bukan sembarang orang tetapi Firman hidup dan murid-murid-Nya adalah calon para rasul/soko guru/tiang gereja awal. Ajaran doa ini memiliki sasaran yang harus dicapai oleh mereka karena manusia yang telah kehi- langan banyak perkara seperti: kehilangan kemuliaan Allah, kehilangan suasana Kera- jaan Surga, kehilangan persekutuan dengan Sang Pencipta juga hilangnya kehidupan kekal.

Doa yang diajarkan Yesus mencakup keseluruhan mulai dari penyebutan Bapa Sur- gawi di awal (alfa), pengampunan hingga yang terakhir (omega) tentang kuasa Roh Kudus.

Permintaan doa ini bermula timbul dari kecemburuan Ilahi para murid terhadap murid -murid Yohanes Pembaptis yang fasih berdoa. Para murid Yesus merasa mereka tidak berkontribusi apa-apa kecuali menonton Guru mereka melakukan mukjizat-mukjizat bahkan untuk berdoa pun mereka tidak sefasih murid-murid Yohanes (Luk. 11:1).

Yesus mengabulkan permintaan mereka dengan mengajarkan doa “Bapa Kami” (ay. 2 -4) yang mengandung pesan moral dan spiritual. Penyebutan “Bapa kami di Surga”

harus menjadi kiblat doa kita karena dalam kepercayaan-kepercayaan lain penganut mereka tidak pernah diajari penyebutan Bapa Surgawi sebagai Pencipta alam semes- ta. Tahukah penyebutan “Bapa kami di Surga” tidak dapat dikerjakan oleh roh manu- sia yang telah gagal menaati perintah Allah? Terbukti Roh Kudus yang memampukan kita menyebut “ya Abba, ya Bapa” oleh karena kita adalah anak Allah dan dipimpin oleh Roh Kudus (Rm. 8:14-15). Dengan kata lain, tidak ada seorang pun dapat me- nyebut Allah sebagai Bapa Surgawi serta menghormati-Nya kecuali mereka yang di- kerjakan oleh Roh Kudus.

Selain tertulis di Lukas 11:3-4, doa “Bapa kami” juga tercantum dalam Matius 6:9-10.

Topik utamanya juga berbicara tentang pesan moral dan pesan spiritual. Doa ini me- ngandung permohonan agar Allah mengembalikan suasana Kerjaan Surga serta per- sekutuan/persahabatan yang telah hilang, berakibat bumi krisis kedamaian dan keten- teraman sehingga timbullah banyak pertengkaran dalam rumah tangga, saingan tidak sehat antarperusahaan, aneka macam penyakit yang menyerap keuangan dst. Semua ini terjadi sebab dunia adalah tempat pembuangan orang-orang yang gagal menaati perintah Allah.

Perlu diperhatikan, kapan pun dan di mana pun kita beribadah kita harus berkiblat pada Kerajaan Surga – langit dan bumi baru – bukan pada kiblat dunia walau berpa- norama sangat indah.

(5)

Sesungguhnya, di awal penciptaan Allah tidak pernah berencana menyengsarakan makhluk ciptaan-Nya. Ia menyediakan makanan dan minuman bagi binatang-binatang dan manusia. Namun dalam doa ini Yesus mengajarkan kita untuk makan secukupnya (Mat. 6:11). Mengapa? Sejak manusia gagal menaati SOP di Taman Eden, manusia bersusah payah mencari rezeki dari tanah yang menghasilkan onak duri, membuat mereka stres bahkan depresi.

Rasul Paulus mengingatkan gereja telah dipertunangkan dengan Kristus dan ia takut kalau pikiran kita disesatkan dengan pemberitaan Injil lain (2 Kor. 11:2-4) termasuk Injil kemakmuran dan kesuksesan yang fokus pada materi dan kekayaan jasmani bersifat fana. Sebagai calon mempelai perempuan Kristus kita harus lebih fokus pada pengajaran-pengajaran rohani yang menimbulkan iman. Ilustrasi: untuk mendapatkan ilmu dengan mendatangkan dosen dari luar negeri dibutuhkan biaya sangat besar terlebih Yesus, Mahaguru, yang datang dari tempat mahatinggi memberikan peng- ajaran rohani untuk beroleh keselamatan. Hendaknya kita lebih menghargai penga- jaran salib dan tidak menukarkannya dengan pengajaran yang fokus pada sandang- pangan-papan. Dengan iman yang kuat, kita tidak akan mudah jatuh ketika bumi dan langit digoncangkan Allah (Ibr. 12:26-27).

Kunci dari pengajaran Yesus ialah pengampunan (Mat. 6:12). Asaf mengaku hidupnya sama seperti hewan saat berada di dekat Allah (Mzm. 73:22). Manusia yang kehi- langan Kerajaan Surga dan persekutuan dengan Allah turun drastis dari segambar dengan Pencipta menjadi segambar dengan hewan. Itu sebabnya pengampunan dari darah Anak Domba Allah sangatlah penting agar hidup kita dibenarkan dan doa dari orang benar besar kuasanya (Yak. 5:16). Jangan doa kita bertele-tele dan munafik di hadapan Tuhan (Mat. 6:5)!

Perhatikan, hidup kita menjadi sasaran Firman Tuhan untuk diperbarui dan dituntun oleh Roh Kudus kembali kepada tempat yang dahulu telah disediakan tetapi hilang lenyap karena ketidaktaatan. Yesus membayar lunas hidup kita dengan harga mahal (1 Kor. 7:23). Ilustrasi: Yesus membeli kita bagaikan rumah lelang yang sangat mu- rah harganya. Memang rumah lelang tampak murah nilai jualnya tetapi ada biaya- biaya tambahan (penutupan di bank, pengadilan, pajak jual-beli, pengosongan rumah dll.) yang harus ditanggung oleh pihak pembeli. Ternyata rumah itu masih dihuni oleh penghuni lama yang gagal membayar utang di bank. Karena urusannya ribet, calon pembeli malas menebus rumah lelang tersebut. Seandainya Yesus sebagai “calon pembeli” membatalkan pembelian/penebusan hidup kita ditambah dengan kasus- kasus yang kita perbuat, penghuni lama alias Iblis tetap menjadi tuan rumah kita maka hidup kita tetap jahat dan najis. Jelas pengosongan dari “penghuni lama” itulah Iblis, bapa pembunuh, tidak murah tetapi dibayar oleh darah-Nya sendiri.

Bersambung ke hal. 12...

(6)

PERASAAN ATAU KEPUTUSAN

Perasaan merupakan bagian dari jiwa yang sering dikatakan terdiri dari pikiran, kehendak dan emosi.

Saat dilahirkan kembali, kita tidak diperintahkan untuk berhenti berpikir. Kita dipe- rintahkan untuk mulai berpikir dengan cara baru. Kita tidak diperintahkan untuk ber- henti memutuskan, berhenti mengingini tetapi untuk menyerahkan kehendak kita kepada Allah dan memutuskan untuk melakukan apa yang Ia inginkan sesuai dengan pimpinan Roh Kudus.

Hal yang sama berlaku untuk emosi kita. Saat dilahirkan kembali, kita tidak dipe- rintahkan untuk berhenti merasakan. Kita hanya diperintahkan untuk belajar bagai- mana mengungkapkan perasaan-perasaan itu dengan cara yang benar. Yesus tidak ingin disalib tetapi Ia menolak menuruti perasaan-Nya. Ia menundukkan emosi-Nya di hadapan Bapa-Nya. Di Taman Getsemani, Yesus mengalami kesedihan jiwa di dalam usaha-Nya menolak godaan untuk melakukan apa yang Ia ingin lakukan dan mene- rima apa yang Ia tahu adalah kehendak Allah bagi-Nya.

MENGUJI EMOSI

Mazmur 7:10 dan Wahyu 2:23 menuliskan bahwa Allah menguji batin dan hati orang.

Allah menguji emosi. Apa makna menguji di dalam konteks ini? Menguji hingga dimurnikan.

Tidak peduli siapa pun kita, akan ada masa-masa ketika kita merasa lebih emosional dibandingkan biasanya. Kita mungkin terbangun pada suatu pagi dan segera mena- ngis tanpa alasan. Sepanjang saat-saat itu, kita harus berhati-hati karena perasaan kita menjadi sangat mudah terluka. Apa yang harus kita lakukan saat merasa demi- kian? Pertama, kita tidak boleh merasa bersalah. Kedua, kita tidak boleh mereka-reka apa yang sedang terjadi. Yang harus kita lakukan hanyalah mengatakan, “Ini adalah saat di mana emosi saya sedang diuji. Saya akan memercayai Allah dan belajar untuk

A R T I K E L

BAGAIMANA CARANYA AGAR

TIDAK DIKENDALIKAN OLEH PERASAAN (2)

Disadur dari: “Mengelola Emosi Anda” oleh Joyce Meyer

(7)

mengendalikannya.” Allah mengizinkan kita mengalami pencobaan tetapi tidak pernah mengizinkan pencobaan yang melebihi kemampuan kita (1 Kor. 10:13). Masa-masa pencobaan adalah masa-masa untuk belajar.

EMOSI DAN KELELAHAN

Saat seseorang mengalami emosi tinggi biasanya ia kemudian merasa tertekan. Kita melihat kehidupan Nabi Elia yang mempermalukan para nabi Baal di Gunung Karmel dan menurunkan api dari langit di puncak emosinya. Keesokan harinya dia di padang gurun sedang duduk di bawah pohon ara memohon agar Allah mengizinkannya mati karena ia merasa sangat tertekan. Ternyata perubahan emosi dari tinggi ke rendah dan sebaliknya melelahkan kita secara emosional selain secara fisik dan mental. Kita perlu istirahat dan memulihkan kekuatan. Jangan bertindak seperti Elia yang merasa kesal terhadap diri sendiri. Jangan mengeluh tentang betapa bahagianya kita kemarin dan betapa tidak enaknya perasaan kita hari ini. Jangan pula mengeluh kepada Tuhan betapa tidak berharganya kita.

DEPRESI MANIK

Bidang psikologi menggunakan istilah “manik depresif” untuk menggambarkan orang- orang yang selalu berubah-ubah emosinya.

Ilmu kedokteran berusaha mencari cara untuk menaikkan emosi orang yang emosinya rendah juga menurunkan emosi yang sangat tinggi supaya terjadi keseimbangan. Kita selalu menyambut baik emosi yang tinggi dan bersikap kritis terhadap emosi yang rendah. Sebenarnya kedua ekstrem ini sama salahnya. Tidaklah baik hanya meme- rangi depresi tetapi kita juga harus menolak godaan untuk menjadi terlalu berse- mangat sehingga kita menjadi kelelahan dan menjadi mangsa empuk bagi iblis. Tidak seorang pun dapat hidup di puncak gunung selamanya sebab ada juga hari-hari ketika kita berada di bawah. Emosi selalu berubah-ubah dan sering berfluktuasi tanpa alasan yang jelas. Kita harus mempelajari bagaimana cara mengelola kedua ekstrem itu.

Satu hal penting bagi kesehatan emosional yang stabil ialah kejujuran terhadap diri sendiri dan orang lain. Orang-orang yang dekat dengan kita dapat merasakannya saat kita bergumul secara emosional. Lebih baik bersikap jujur terhadap diri sendiri dan keluarga tentang apa yang sedang terjadi dengan kita. Apa yang kita sembunyikan berpengaruh terhadap diri kita tetapi saat kita bersikap terbuka, kekuatan buruk itu mulai kehilangan pegangannya. Kebenaran akan memerdekakan kita (Yoh. 8:32) dan kita didorong untuk mengakui kesalahan kita satu sama lain (Yak. 5:16) sehingga kondisi pikiran dan hati dapat disembuhkan dan dipulihkan.

Bersambung ke hal. 12...

(8)

Pada hari Rabu, 18 Agustus 2021 telah terlaksana Ibadah Penahbisan Mahasiswa Baru Ang- katan 2021 dan Pembukaan Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022 Sekolah Tinggi Teolo- gi Tabernakel Indonesia. Kebersamaan secara daring melibatkan para mahasiswa bersama Founding Father STT Tabernakel Indonesia, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kerokhanian Ta- bernakel sekaligus Gembala Sidang GPT Kristus Gembala-Ajaib serta penatua, pengurus Ya- yasan Pembinaan Kerokhanian Tabernakel dan jemaat yang ada.

Dr. Edi Sugianto, M.Th. selaku Wakil Ketua III (bidang Kemahasiswaan) menjelaskan bahwa proses seleksi secara daring telah dilakukan oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru. Beberapa mahasiswa yang belum dapat diterima karena sarana prasarana ataupun masih memerlukan kesiapan lainnya dimasukkan dalam program Bina CaMa (Calon Mahasiswa).

Ada 10 mahasiswa dari pelbagai kota dan provinsi (Magetan, Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, Nias, Ambon, Kalimantan Timur, Papua, Batam) yang ikut S1 Prodi Teologi dan Pendi- dikan Agama Kristen. Menjelang perkuliahan dimulai, terdapat 2 tambahan mahasiswa baru dari Sumatera Utara. Salah satu dari mereka adalah seorang gembala yang telah melayani puluhan tahun di GPT Tebing Tinggi dan satunya lagi pengurus Gereja di Sorong yang melakukan berbagai tugas kepenatuaan. Jadi, cukup unik penerimaan mahasiswa baru tahun ini dengan bergabungnya beberapa hamba Tuhan yang telah melayani sebagai Gembala Sidang. Perkuliah- an dilaksanakan secara daring sambil tetap melakukan tugas dari lokasi domisili masing-masing.

Sementara itu ada 4 mahasiswa (dari Kediri, Luwuk, Surabaya) mengikuti S2 Prodi Teologi.

Tema yang ditetapkan panitia ialah "Saved to Serve" (Gal. 5:13).

"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan da- lam dosa melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."

Firman Tuhan disampaikan oleh Bpk. Dr. Setio Dharma Kusuma, S.T., M.Th. selaku Ketua STT Tabernakel Indonesia. Oleh iman kita memperoleh keselamatan dan di saat yang sama seha-

PENAHBISAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2021 & PEMBUKAAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Saved to Serve (Gal. 5:13)

(9)

rusnya ada ciri kemerdekaan dan Kristus ditampilkan dalam hidup kita. Apakah Kristus me- ngenal kita?

Galatia 4:8-9

Kemerdekaan adalah:

1. Tidak diperhamba lagi oleh roh-roh dunia, tidak hidup dalam ajaran yang bertentangan dengan Kristus.

2. Tidak digunakan untuk keinginan daging (not for an occasion to the flesh - KJV) = hidup oleh Roh dipimpin oleh Roh.

3. Melayani sesama dengan kasih = Mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Lagu "Tuhan Ini Aku" yang mengiringi proses penahbisan Mahasiswa Baru Angkatan 2021 menggugah hati semua peserta agar menyerahkan diri lebih lagi kepada Tuhan. Selanjutnya Bpk. Pdt. Paulus Budiono memberikan kesan dan pesan bahwa hidup kita harus dipimpin Roh

(10)

setiap hari. Melayani tanpa tujuan dapat membuat kita bosan. Semua STT ada karena Taber- nakel. Tabernakel adalah suatu peristiwa luar biasa yang ada kaitannya dengan Galatia 5:13.

Sebelum ada Tabernakel, bangsa Israel diperbudak di Mesir 400 tahun dan mereka begitu men- derita. Lalu Musa membawa mereka keluar melalui pengurbanan yang mana per keluarga mempersembahkan satu domba Paskah tanpa cacat cela. Tabernakel didirikan agar mereka menyembah hanya kepada Allah yang absolut – tidak boleh ada ilah lain di hadapan-Nya. Di belantara mereka belajar melayani Tuhan dalam bentuk Tabernakel. Setelah masuk ke Tanah Perjanjian, Tabernakel tetap berlangsung dan mulailah diubah menjadi bait Allah dan dari situ- lah muncul sekolah Alkitab di sinagoge. Bacalah Alkitab untuk mengenal Allah dan para penulis kitabnya!

Kita belajar secara sistematis dan menghidupi Firman untuk mengalami keubahan hidup dan siap diutus. Keselamatan yang kita terima (entah baru atau lama) dibawa ke dalam asrama dan kampus untuk hidup bertumbuh dan melayani dengan rendah hati sebab Yesus sendiri rendah hati dan lemah lembut.

Doa penutup disampaikan oleh perwakilan Penatua yaitu Bpk. Pdm. Wahyu Widodo. Kita ber- syukur bagi Gereja Pantekosta Tabernakel Kristus Gembala & Kristus Ajaib Surabaya beserta sidang jemaat dan semua pihak yang telah mendoakan, memerhatikan dan mendukung STT Tabernakel Indonesia. Tuhan Yesus Kristus memberkati. (SM)

(11)

Atas kemurahan Tuhan pada tgl. 28 Agustus 2021 pkl. 14:00 telah diselenggarakan penahbisan 15 imam-imam baru yang terdiri dari 7 perempuan dan 8 laki-laki. Mereka akan melayani di pelbagai bidang seperti: musik, paduan suara, vocal group, usher, multimedia, dokumentasi.

Selamat melayani Tuhan! Marilah kita bersama-sama melayani Tuhan dalam bidang apa pun untuk saling melengkapi dan dalam situasi-kondisi bagaimana pun kita tetap bersemangat tidak mudah putus asa apalagi mundur tetapi tetap setia sampai mati untuk beroleh mahkota kehidupan (Why. 2:10c).

PENAHBISAN IMAM-IMAM BARU GKGA

(12)

Sambungan dari hal 7: “Bagaimana...”

Orang lain akan menghormati kita jika kita bersikap terbuka dan berterus terang.

Ingat, iblis memakai emosi kita untuk membuat kita merasa bersalah dan terhukum tetapi Allah memakai emosi itu untuk menguji sehingga kita dapat keluar dari per- golakan emosional kita dan mampu mengendalikannya dengan lebih baik. Strateginya ialah belajar untuk tidak menyerah pada emosi.

AKIBAT YANG HARUS DITANGGUNG KARENA MENGIKUTI EMOSI

Roma 8:8 menuliskan siapa hidup dalam daging – menuruti selera atau dorongan jasmani atau kodrat kedagingan – tidak mungkin berkenan kepada Allah. Ada harga yang harus dibayar ketika kita mengikuti keinginan dan tuntutan emosi yang oleh Alkitab disebut “daging” yaitu kita tidak mampu menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh (Rm. 8:7) sebab daging bertentangan dengan Roh dan Roh bertentangan dengan daging (ay. 5). Keduanya saling bertentangan; berarti kita tidak dapat dipimpin oleh Doa Bapa kami juga mengajarkan agar kita tidak dibawa ke dalam pencobaan (Mat.

6:13). Sebenarnya Tuhan tidak pernah membawa kita kepada pencobaan. Kalaupun ada pencobaan, pencobaan itu tidak melebihi kekuatan kita (1 Kor. 10:13). Bahkan pencobaan itu menjadi ujian untuk meningkatkan iman dan persekutuan kita kepada Tuhan. Tahukah manusia dicobai oleh keinginan daging, keinginan mata serta keang- kuhan hidup yang berasal dari dunia (1 Yoh. 2:16)? Hikmah di masa pandemi ini, kita diajar untuk tidak lagi fokus dengan kemewahan dunia tetapi kepada Kristus, Kepala gereja, yang mempersekutukan sehingga kita dipulihkan dan layak menerima “hadiah istimewa” itulah Kerajaan-Nya.

Jelas terlihat keterlibatan Allah Tritunggal dalam pengajaran doa ini. Allah Bapa disebutkan diawal doa; Yesus, Guru agung, telah membayar kasus kita yang tidak dapat diselesaikan oleh darah binatang dan Roh Kudus diberikan kepada mereka yang meminta kepada-Nya (Luk. 11;13). Bukankah tanpa Roh Kudus kita tidak dapat memanggil “Abba, ya Bapa”?

Marilah kita berdoa dengan tepat seperti telah diajarkan oleh Yesus tanpa kemu- nafikan agar kita menjadi pribadi yang diampuni oleh darah Kristus, dibenarkan oleh Firman Tuhan dan dituntun oleh Roh Kudus hingga tiba pada sasaran terakhir itulah Kerajaan Surga dan tinggal bersama Dia selamanya. Amin.

Sambungan dari hal 5: “Ajaran...”

(13)

emosi kita dan pada saat yang sama juga dipimpin oleh Roh Kudus sehingga kita harus memilih.

Mungkin emosional kita kacau tetapi kita tetap dikasihi Bapa Surgawi. Ketika kita sedang menghadapi masalah emosional bukan berarti kita tidak akan masuk Surga tetapi Ia tidak senang dengan gaya hidup kita karena hal itu menempatkan-Nya dalam situasi di mana Ia tidak dapat melakukan apa yang Ia ingin lakukan bagi kita.

Contoh: kita ingin anak-anak kita diberkati dan mendapat warisan dari kita. Namun jika salah satu dari mereka memilih mengikuti gaya hidup yang tidak dikekang, kita tidak akan memercayakan warisan kita kepadanya karena kita tahu dia hanya akan menghambur-hamburkannya untuk mengikuti hawa nafsu kedagingannya.

DORONGAN SESAAT

Rasul Paulus menyebut orang-orang Korintus hidup tidak menuruti kehendak Allah tetapi menuruti kodrat manusiawi mereka sendiri yang berada di bawah kendali

“dorongan sesaat”. Mereka bukannya mengendalikan dorongan-dorongan mereka;

sebaliknya, mereka membiarkan dorongan itu menguasai mereka.

Dorongan sesaat atau impulsif mendesak seseorang untuk bertindak tidak rasional.

Orang tersebut lebih cenderung bertindak berdasarkan emosi daripada logika atau hikmat. Paulus mengatakan bahwa sikap impulsif yang dipimpin oleh dorongan sesaat (bukan oleh Roh Allah) yang membawa segala bentuk kejahatan seperti cemburu, iri hati, perselisihan yang menyebabkan perpecahan.

EMOSI SEBAGAI MUSUH

Watchman Nee membuat dua pernyataan penting mengenai emosi di dalam bukunya

“Spiritual Man”:

1. Emosi adalah musuh yang paling berat dalam kehidupan rohani seorang Kristen.

2. Orang yang hidup dengan emosi adalah orang yang hidup tanpa prinsip.

Emosi tidak akan lenyap tetapi kita dapat belajar untuk mengelolanya karena emosi adalah musuh terbesar kita dan setan memakai emosi kita untuk mencegah kita agar tidak hidup di dalam Roh.

Perlu diketahui pikiran adalah medan peperangan – tempat di mana peperangan ber- kobar antara Roh dan jiwa. Ketika emosi memuncak, pikiran menjadi teperdaya dan hati nurani menyangkal standar penilaiannya.

(14)

Bagaimana kita dapat membedakan apakah kita mendengarkan suara Allah atau emosi kita? Jawabannya terletak pada belajar untuk menunggu. Emosi mendesak kita agar kita bertindak terburu-buru, harus berbuat sesuatu dan melakukannya saat itu juga. Namun hikmat Ilahi menyuruh kita untuk menunggu hingga kita memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang akan kita lakukan dan kapan kita harus melakukannya. Kita harus memandang situasi kita dari sudut pandang Allah. Kita juga harus mampu membuat keputusan berdasarkan apa yang kita tahu daripada ber- dasarkan apa yang kita rasakan.

Jika kita bersedia belajar mengendalikan emosi, Allah akan memberkati kita. Jika kita merasa ragu-ragu, jangan lakukan! Saat dihadapkan pada suatu keputusan sulit, tunggu sampai kita memiliki jawaban yang jelas sebelum mengambil langkah yang mungkin akan kita sesali. Emosi memang memiliki pengaruh luar biasa tetapi tidak boleh dibiarkan melangkahi kebijaksanaan/hikmat dan pengetahuan kita.

(bersambung)

(15)
(16)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila dalam pelaksanaan serta laporan proyek akhir ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, serta penulis meminta kritik dan saran

Perlu penguatan komitmen dalam keterlibatan dan kemitraan pihak pihak terkait (satuan pendidikan, orangtua, masyarakat/organisasi mitra) dalam pelaksanaan dikkel dengan

Marilah kita meningkatkan loyalitas, dedikasi dan hidup dalam penggembalaan Firman Allah untuk menjadi saksi Firman yang telah meng- ubahkan, menolong dan mendatangkan kesukaan

Kita patut bersyukur diarahkan oleh Firman Tuhan untuk mengikut Dia dengan benar agar tidak terjadi pertengkaran dengan pengikut-pengikut Tuhan lainnya oleh sebab kita tidak

Dalam tata bahasa Yunani, damai sejahtera dari Yesus berbentuk tunggal diberikan kepada murid-murid yang plural/jamak  untuk menerima damai sejahtera di dalam Yesus,

 Menghargai undangan dan menggunakan kesempatan yang diberikan (ay. 15-24) Ketika Yesus sedang berbicara tentang siapa yang diundang dalam perjamuan, tiba-tiba ada

Sebagai murid sejati, kita menjadi garam dunia yang dapat memberi dampak kepada orang-orang yang belum/tidak percaya kepada Yesus agar mereka juga dapat terselamatkan

Bila kita berpijak pada tempat yang tepat yaitu, Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan, kita beroleh perlindungan dari Pribadi Yesus yang sudah mati dan bangkit dalam