• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDISI November. GRATIS (Untuk Kalangan Sendiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EDISI November. GRATIS (Untuk Kalangan Sendiri)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI 440

10 November

GRATIS (Untuk K alangan Sendiri)

(2)

Editorial,

Dia bernama Tomas.

Sebagai seorang dari 12 murid Yesus, dia dapat dikatakan sebagai pengikut Kristus dan orang yang beriman. Ia menyaksikan mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Yesus dengan mata kepala sendiri bagaimana Dia menyembuhkan segala macam penyakit bahkan membangkitkan orang mati. Tomas juga menyaksikan saat Yesus mengusir ribuan roh jahat yang merasuki seorang di Gadara, memberi makan 5.000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan – sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh siapa pun di bumi ini. Tentu Tomas berada di sana dan ikut membagi roti dan ikan yang telah diperbanyak oleh Yesus. Mestinya dia juga mendengar saat Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang Hidup” …bukankah seharusnya dia memercayai keilahian Yesus?

Ketika dia bertanya kepada Yesus, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Yesus menjawab, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.”

Kalau dia mengerti, tentu dia merasa aman karena Yesus berjanji menyediakan tempat di

Surga lalu membawa mereka ke tempat itu untuk tinggal bersama-Nya selamanya.

Mestinya Tomas mendengar saat Yesus berkata kepada orang Yahudi, “Barangsiapa menuruti Firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya” …dan jika dia memer- cayai Firman-Nya dan menaatinya, ia akan imun terhadap ancaman kematian karena bagi mereka yang taat tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.

Tiga kali Yesus menceritakan bahwa Dia akan mengalami sengsara dan dibunuh dan bangkit pada hari ketiga (Mrk. 8:31; 9:31; 10:33-34). Kalau saja Tomas menyimak pemberitahuan ini, pasti dia tidak akan meragukan kebangkitan-Nya. Ketika Yesus benar-benar bangkit dan teman-temannya menceritakan kepadanya tentang kebangkitan Yesus, seharusnya dia dapat berkata “amin” namun dia tidak percaya. Tidak masuk dalam logika Tomas bahwa Yesus yang sudah mati dapat bangkit kembali. Baru setelah Yesus menyuruh dia untuk mencucukkan jarinya ke tangan dan lambung bekas luka Yesus, ia dapat berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku…” Yesus kemudian mengomentari ketidakpercayaan Tomas dengan berkata: “Berba- hagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!”

Seperti Tomas, kita pun orang-orang beriman yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan teta- pi apakah kita sepenuhnya merasa aman bersama-Nya, imun terhadap hal-hal yang jahat dan berkata amin pada kuasa kebangkitan-Nya?

Iman – aman – imun – AMIN! YESUS HIDUP SELAMANYA!

(Red.)

(3)

Shalom,

Kita tahu Satgas Penanganan Covid-19 selalu mengingatkan penanggulangan virus mema- tikan ini melalui iman–aman–imun kemudian Wapres Ma’ruf Amin mengatakan bahwa kita juga membutuhkan berkah dan rahmat Allah maka kita dapat menambahkan kata “Amin”.

Dengan iman, kita mengamankan diri (masker–sterilisasi–jaga jarak); dengan iman pula stres dapat diatasi sehingga menimbulkan imunitas tubuh, dalam doa kita nyatakan segala kekhawatiran kepada Allah dan Amin karena percaya. Jadi, diawali dengan “iman” dan diakhiri dengan “Amin”.

Bila kita mendengar berita-berita yang menakutkan atau adanya rencana ibadah new normal yang membuat kita ragu-ragu, iman–aman–imun harus ada dan kita terus men- doakan untuk kita aminkan bersama. Tuhan mau membangkitkan autoimun dan iman kita.

Kita harus percaya bila Ia beserta kita, Ia pasti menolong kita namun kita tetap harus mematuhi prokes yang ditetapkan oleh Satgas. Tuhan mengingatkan agar kita tidak kha- watir tentang apa pun juga tetapi menyatakan segala keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Flp. 4:6). Dengan demikian kita dapat menguatkan satu sama lain juga mengaminkan Firman Tuhan bertemakan “Yesus Bangkit Meneguhkan Iman” (Yoh.20:19-29).

Sekarang kita memasuki suasana Natal tetapi Firman Tuhan berbicara tentang kebang- kitan. Apakah ada relevansinya? Baik Paskah maupun Natal sama-sama membutuhkan iman. Perlu diketahui, 15 bulan sebelumnya, Zakharia perlu beriman berkaitan dengan istrinya (Elisabet) yang mengandung; demikian pula Yusuf perlu beriman beberapa bulan sebelumnya untuk menerima Yesus di kandungan Maria. Jelas, Firman Tuhan tentang kebangkitan Yesus relevan di bulan Natal sebab kita perlu iman yang teguh.

Pdm. Jusak Pundiono, Lemah Putro, Minggu, 13 Desember 2020

20 Desember 2020 3

YESUS

BANGKIT

MENEGUHKAN

IMAN

(4)

Ada tiga kekuatan diberikan oleh Yesus yang bangkit untuk meneguhkan iman kita, yaitu:

Damai sejahtera dalam Yesus (ay. 19-23)

“Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah- tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” (ay. 19)

Saat itu para murid diliputi ketakutan hebat dan Yesus datang meneguhkan iman mereka dengan memberikan damai sejahtera.

Apa yang dilakukan Yesus kemudian? “Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.” (ay. 20)

Tampak ketakutan para murid berubah menjadi sukacita setelah melihat bukti visual/

fisik dari Guru mereka. Memang Tuhan Yesus bersedia memberikan bukti fisik tetapi didahului dengan damai sejahtera. Bahkan Ia mengulangi “Damai sejahtera bagi kamu! (ay. 21a) dengan maksud iman kepada perkataan Yesus untuk mengalami damai sejahtera di dalam-Nya lebih utama daripada bukti visual/fakta/fisik.

Ucapan “Damai sejahtera bagi kamu” mengingatkan murid-murid pada perkataan Yesus sebelum Ia ditangkap yang mana Ia memberitahu akan meninggalkan mereka sesaat. Mereka akan diceraiberaikan dan menderita penganiayaan. Yesus mengatakan semua ini supaya mereka beroleh damai sejahtera dalam Dia sebab Ia telah menga- lahkan dunia (Yoh. 16:33).

Aplikasi: kita yang percaya kepada-Nya dimeterai dengan darah-Nya. Dengan mem- baca Alkitab secara rutin dan tekun, kita makin dikuatkan dalam iman dan damai sejahtera dalam Yesus pasti menguasai hati dan pikiran kita. Dan terbukti keme- nangan kebangkitan Yesus 2.000 tahun lalu tetap berkuasa hingga saat ini bahkan sampai Ia datang kembali. Ia selalu menang.

Dalam tata bahasa Yunani, damai sejahtera dari Yesus berbentuk tunggal diberikan kepada murid-murid yang plural/jamak  untuk menerima damai sejahtera di dalam Yesus, kita harus memiliki hubungan personal (tidak dapat ikut-ikutan) dengan-Nya.

Introspeksi: dengan adanya virus COVID-19, kita saat ini juga dikungkung tidak dapat bebas bepergian karena PSBB, begitu diberi sedikit kelonggaran dan adanya libur panjang banyak orang terpapar oleh virus yang mematikan ini. Masihkah kita ada damai atau ketakutan lebih menguasai kita? Apakah kita baru percaya kepada-Nya setelah ada bukti nyata/fisik ditolong oleh-Nya? Maukah kita membuka hati dan pikiran kita untuk menerima damai sejahtera dari-Nya?

Setelah Yesus memberikan damai sejahtera kepada murid-murid-Nya dan mereka beriman teguh, Ia mengutus mereka (ay. 21b) dan mengembuskan Roh Kudus (ay.

(5)

22). Apa kaitannya dengan kita sekarang? Walau belum mengerti saat membaca Alkitab, kita tetap tekun dan setia maka Roh Kudus akan membuat kita mengerti (Yoh.

16:12-13a). Ia telah mengetahui kondisi kita bahkan sebelum dunia dijadikan bahwa kita memerlukan damai sejahtera. Bila damai sejahtera meliputi kita, kita dipakai untuk melaksanakan visi-misi-Nya. Semua ini diawali dari diri sendiri yang dibereskan dari dosa-dosa (Yoh. 20:23) termasuk jika kita tidak beriman karena tidak beriman adalah dosa (Rm. 14:23). Kita patut bersyukur dengan makanan yang ada sebagai bentuk pemeliharaan dari-Nya namun Ia memerhatikan lebih dari sandang pangan yang kita butuhkan; oleh sebab itu kita tidak perlu terlalu khawatir atas persoalan penghidupan kita. Kalau dosa tidak beriman sudah membuat kita tidak damai sejahtera (Yoh. 16:8), Roh Kudus akan menginsafkan supaya kita diampuni oleh kua- sa pengampunan kurban Kristus sebab Ia mau memakai kita mengabarkan pengam- punan dosa.

Logika yang Alkitabiah (ay. 24-25)

“Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mere- ka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku men- cucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

Ini menyangkut masalah logika Tomas. Walau sudah menjadi murid Yesus, ternyata imannya masih dikaitkan dengan melihat dan mengetahui lebih dahulu. Dengan kata lain, imannya harus realistis sejalan dengan rasio.

Logika Tomas-isme ini merupakan problem Tomas pribadi bukan salah siapa-siapa, buktinya:

Maria Magdalena telah bersaksi (ay. 18); Yohanes yang melihat kubur kosong percaya dan pasti bersaksi (ay. 8) tetapi kesaksian mereka berdua tidak menimbulkan iman kepada mayoritas murid-murid, mereka malah ketakutan dan Yesus hadir memberikan damai sejahtera-Nya.

Ketika akhirnya mayoritas murid beriman (ay. 25), mereka bersaksi saling mengu- atkan tetapi Tomas seorang diri tetap tidak beriman. Ini membuktikan bahwa iman adalah persoalan pribadi karena berkaitan dengan logika pribadi.

Introspeksi: bukankah sering terjadi logika kita muncul saat menghadapi masalah, kita berpikir manusiawi dan bersikap realistis? Misal: ketika tidak timbul iman seusai ke- baktian, kita sering menyalahkan pemimpin pujian atau nyanyian Paduan Suara atau pengkhotbahnya kurang urapan dan suasananya sepi tidak ada bahasa roh padahal hati kita yang kosong dengan Firman Tuhan sehingga logika kita tidak rohani. Tuhan mau mengubah logika manusiawi menjadi logika Alkitabiah berdasarkan Firman Tuhan; mungkin tidak masuk akal tetapi ini namanya iman. Iman harus timbul dari 20 Desember 2020 5 Bersambung ke hal. 9...

(6)

SEBERAPA DALAM ANDA MENGENAL YESUS? (2)

LUKAS

Setiap kelahiran adalah sebuah mukjizat dan setiap anak adalah anugerah Allah. Namun 2.000 tahun lalu terjadi sebuah mukjizat di atas semua mukjizat. Seorang bayi lahir namun Ia juga adalah ANUGERAH ALLAH. Injil-Injil lain menceriterakan kedatangan-Nya ke dunia namun Dr. Lukas, penulis Injil Lukas menceriterakan kelahiran-Nya secara mendetail seolah-olah dia adalah dokter yang sedang menunggui kelahiran yang menakjubkan itu.

Dengan seorang Bapa yang kudus dan seorang ibu manusia, Yesus memasuki sejarah manusia, Allah menjadi daging/manusia.

Lukas meneguhkan keilahian Yesus namun dalam bukunya ia menuliskan tentang kema- nusiaan Yesus – Yesus, Anak Allah juga Anak Manusia. Sebagai dokter, Lukas termasuk orang terpelajar dan memiliki ilmu pengetahuan tinggi dan sebagai orang Yunani, dia sangat detail. Tidak mengherankan jika dia memulai tulisannya dengan membuat garis besar dari apa yang telah diselidikinya dengan saksama dan apa yang ditulisnya men- jelaskan suatu fakta (Luk. 1:1-4).

Lukas juga teman sepelayanan yang dekat dengan Rasul Paulus sehingga dia dapat me- wawancarai murid-murid lain; dengan demikian dia mendapatkan kisah-kisah bersejarah yang lain. Dia juga seorang saksi mata yang menyaksikan kelahiran dan pertumbuhan gereja pertama. Itu sebabnya dua buku yang ditulisnya, Kisah Para Rasul dan Injil Lukas, merupakan dokumen sejarah yang dapat dipercaya.

Kisah pertama yang ditulis oleh Lukas adalah malaikat yang berjumpa dengan Zakharia kemudian dengan Maria yang memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan anak. Elisabet akan melahirkan Yohanes Pembaptis yang akan menyediakan jalan bagi Kristus. Sedang Maria akan mengandung seorang anak dari Roh Kudus yang harus diberi nama Yesus, Putera Allah. Segera setelah kelahiran Yohanes Pembaptis, Kaisar Agustus memerintahkan diadakan sensus. Oleh karena itu Yusuf dan Maria me- lakukan perjalanan ke Betlehem ke kota Daud untuk mendaftarkan nama mereka dan di sanalah bayi Yesus dilahirkan. Para malaikat memberitahukan berita gembira itu kepada para gembala yang kemudian bergegas pergi untuk melihat-Nya. Mereka memuji Allah dan menyebarkan berita itu kepada banyak orang. Delapan hari kemudian Yesus disunat dan diserahkan di bait Allah di mana Simeon dan Hana meneguhkan bahwa Yesus adalah Mesias, Juru Selamat mereka.

Setelah Yesus dicobai (Luk. 4:1-3), Ia kembali ke Galilea untuk memberitakan Injil, mengajar dan menyembuhkan banyak orang. Ia juga mengumpulkan kedua belas murid- Nya dan memerintahkan mereka untuk memberitakan tentang Kerajaan Allah. Ketika mereka kembali, Yesus menyatakan misi-Nya datang ke dunia, identitas-Nya dan apa makna untuk menjadi murid-murid-Nya. Misi itu akan membawa-Nya ke Yerusalem di mana dia akan ditolak, diuji dan disalibkan.

ARTIKEL

(7)

20 Desember 2020 7 Ketika Yesus memikul salib ke Golgota, beberapa wanita Yerusalem menangisi-Nya tetapi Yesus memberitahu mereka untuk menangisi diri sendiri dan anak-anak mereka. Injil Lukas tidak berakhir dengan kesedihan namun memberi kesimpulan dengan kebangkitan Yesus yang sangat menggetarkan jiwa. Ia menyatakan diri-Nya beberapa kali kepada para murid-Nya dan berjanji akan mengirimkan Roh Kudus kepada mereka. Lukas menuliskan kisah Yesus secara indah dan sangat teliti bahwa Dia adalah Anak Manusia tetapi juga Anak Allah.

YOHANES

Dia datang sebagai manusia ke suatu titik dari semesta yang diciptakan-Nya, ke suatu tempat yang disebut bumi. Pencipta yang Mahabesar itu telah datang menjadi salah satu dari manusia ciptaan-Nya yang terbatas dalam waktu dan ruang bahkan dalam batas umur, rasa sakit dan kematian. Ia datang karena kasih dengan tujuan untuk menye- lamatkan yang terhilang dan memberi kehidupan yang kekal. Dia adalah Firman, Dia ada- lah Yesus, Sang Mesias.

Kebenaran inilah yang mendorong Yohanes menuliskan kisah kehidupan Yesus. Ia tidak mengisahkan kehidupan Yesus sebagai seorang manusia tetapi membuktikan bahwa Allah yang terlahir sebagai manusia bernama Yesus telah ada sebelum dunia dijadikan dan hingga saat ini Dia masih ada. Dia adalah Anak Allah yang dikirim dari Surga ke dunia dan merupakan sumber dari kehidupan kekal.

Yohanes menyatakan identitas Yesus dengan kata-kata awal, “Pada mulanya adalah Fir- man; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mula- nya bersama-sama dengan Allah (Yoh. 1:1,2). Tema tersebut diteruskan dalam seluruh tulisannya di Injil Yohanes. Yohanes merupakan saksi mata dan memilih delapan mukjizat yang dilakukan Yesus untuk menyatakan keilahian-Nya dalam tubuh kemanusiaan dan misi -Nya yang memberi kehidupan. Mukjizat-mukjizat itu adalah: (1). Air diubah menjadi ang- gur (2:1-11); (2). Penyembuhan anak pegawai istana (4:46-54); (3). Penyembuhan seo- rang lumpuh di tepi kolam Betesda (5:1-9); (4). memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan (6:1-14); (5). berjalan di atas air (6:15-21); (6). Menyem- buhkan orang buta sejak lahir; (9:1-41); (7). membangkitkan Lazarus dari kematian (11:1- 44); dan sesudah kebangkitan-Nya (8) Ia memberikan hasil tangkapan ikan yang luar biasa banyak (21:1-14).

Dalam setiap pasal keilahian Yesus dinyatakan dan identitas keilahian-Nya diperkuat mela- lui gelar-gelar yang disandang-Nya, yaitu: Firman, Satu-satunya Putera Allah; Anak Domba Allah; Anak Allah; Roti hidup, Kehidupan, Kebangkitan; Pokok Anggur yang benar dengan memakai istilah “Aku adalah…”. Ketika Yesus memakai frasa ini, Dia meneguhkan keadaan keilahian-Nya. Yesus berkata, “Aku adalah Roti Hidup” (Yoh. 6:35); “Aku adalah Terang dunia” (8:12, 9:5; “Aku adalah Pintu” (10:7); “Aku adalah Gembala yang baik” (10:11,14);

“Aku adalah Kebangkitan dan Hidup” (11:25), “Aku adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup (14:6); dan “Aku adalah Pokok Anggur yang Benar” (15:1).

Bersambung ke hal. 10...

(8)

DARI JEMAAT KE JEMAAT (DJKJ)

“Dengarkanlah, hai saudara saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk mejadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang

telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yak. 2:5) Puji Tuhan, kita menjadi ahli waris Kerajaan Surga karena kita mengasihi Dia.

Oleh kasih dan anugerah-Nya, panitia DJKJ GKGA di bulan Desember ini dapat menyalurkan berkat ke Jemaat GKGA yang membutuhkan. Pelayanan penyaluran berkat ke-8 ini merupakan pelayanan terakhir dari panitia DJKJ. Semua ini dapat terlaksana hanya oleh kemurahan Tuhan karena rencana awal pelayanan DJKJ ini hanya berlangsung 3 kali atau 3 bulan tetapi karena kebaikan Tuhan pelayanan DJKJ GKGA ini dapat tersalurkan sebanyak 8 kali atau 8 bulan.

Pelayanan DJKJ GKGA ini boleh berakhir tetapi kita yakin bahwa penyertaan dan berkat dari Tuhan untuk kita yang mengasihi Dia tidak akan pernah berakhir. Apapun yang terjadi, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita.

Penyaluran berkat bulan Desember ini dilakukan pada hari Sabtu, 12 Desember 2020, kepada 146 keluarga dan tetap dibagi menjadi 4 daerah dengan pembagian wilayah dan armada tim penyalur berkat sama dengan bulan lalu. Berkat yang disalurkan adalah uang tunai, sembako, bingkisan Natal, Anggur + Roti Perjamuan Tuhan juga Warta Minggu.

Seperti biasanya Tim penyalur berkat ini dilepas dengan doa yang dipimpin oleh Pdm. Besar Hartono.

Walau pelayanan ini adalah bulan terakhir bagi mereka untuk menerima berkat melalui panitia DJKJ, wajah mereka tetap penuh sukacita untuk selalu menaruh pengharapan mereka kepada Tuhan.

Pelayanan penyaluran berkat ini dapat terlaksana tanpa hambatan dan diselesaikan dengan baik dengan penuh sukacita dan saling menguatkan.

Dana/uang yang panitia terima dan dipergunakan selama pelayanan DJKJ adalah sebagai berikut:

Total Penerimaan = Rp. 508.698.570,-

Total Pengeluaran = Rp. 508.633.576,- Saldo = Rp. 61.994,-

Di samping uang, panitia masih menerima sumbangan beras dari 1 keluarga sebanyak 859 pack @ 5 kg beras untuk dibagikan, peminjaman mobil untuk dipakai menyalurkan berkat dan sumbangan dalam bentuk lainnya.

Panitia merasa teberkati melihat semangat dari anggota panitia penyalur berkat termasuk Ibu Titus dan Ibu Ola yang dengan gagah berani menyalurkan berkat di tengah-tengah ancaman COVID-19 namun tidak menurunkan semangat mereka.

Terima kasih untuk semua jemaat GKGA yang sudah berpartisipasi di dalam doa, dana, materi dll.

sehingga pelayanan DJKJ ini dapat diakhiri dengan penuh sukacita. Terima kasih juga untuk Bapak/

Ibu Gembala dan seluruh Bapak/Ibu Penatua GKGA yang telah mendukung pelayanan ini sampai berakhirnya pelayanan ini.

Selamat Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, Imanuel dan Tuhan memberkati. (Bpk. Suhartono)

L I P U T A N

(9)

20 Desember 2020 9 percaya akan perkataan Yesus secara pribadi sehingga dalam situasi-kondisi apapun Firman damai sejahtera tetap menguasai hati dan pikiran kita.

Bagaimana model logika Tomas-isme ini? Kalau Yesus secara fisik ada bersamanya, Tomas menggebu-gebu dan risiko apapun akan diterjang (Yoh. 11:16).

Pertanyaan: apakah ibadah dan pelayanan kita menggebu-gebu saat tokoh rohani yang kita hormati sedang bersama kita? Sebaliknya, saat menghadapi masalah sen- dirian dan tokoh rohani tersebut tidak ada, apakah kita masih bersemangat atau perbuatan iman kita nol?

Siapa Tomas Didimus ini? Tomas adalah nama Yahudi sedangkan Didimus adalah nama Yunani. Ini mengingatkan kita akan logika manusia Yahudi yang menghendaki tanda dan manusia Yunani yang mencari hikmat (1 Kor. 1:22-23).

Bagaimana dengan sikap kita, bangsa kafir, yang menjadi orang Kristen? Rahmat Allah jatuh pada kita karena Yesus masih ditolak oleh mayoritas orang Yahudi, apakah alam bawah sadar kita masih disetir oleh logika Yahudi dan Yunani (logika Tomas-isme) Sambungan dari hal 5: “Yesus...”

(10)

sehingga saat menghadapi berita menakutkan iman kita mati? Waspada, jika kita mengutamakan rasio dan bukti, kita harus bertobat agar memiliki logika Alkitabiah.

Apa yang dilakukan Yesus terhadap Tomas yang tidak beriman ini?

Pengakuan supranatural tentang Yesus (ay. 26-29)

“Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus da- tang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!” (ay. 26)

Delapan hari berarti telah melewati hari Sabat – hari perenungan diri dan kesempatan mengingat kembali kematian Yesus menjelang Sabat, mengingat janji damai sejahtera dalam-Nya juga Yesus telah mengalahkan dunia. Ketika Yesus datang dengan cara sama dan mengucapkan “damai sejahtera bagi kamu”, hubungan personal Tomas dengan Yesus kembali dipulihkan terlihat dari pengakuannya, “Ya Tuhanku dan Allah- ku.” (ay. 28) Roh Kudus memberikan pengakuan itu kepada Tomas (1 Kor. 12:3).

Aplikasi: saat menghadapi masalah, hendaknya kita mengambil waktu merenungkan pengalaman-pengalaman lalu bersama Tuhan, merenungkan kurban Kristus, kematian -kebangkitan-Nya juga Ia sudah mengalahkan dunia dan maut maka Roh Kudus memberikan damai sejahtera dan menolong agar kita memiliki logika Alkitabiah serta pengakuan yang benar tentang Yesus.

Tomas mengalami pengalaman supranatural ketika Yesus menampakkan diri dan me- nyuruh dia mencucukkan jari ke lambung-Nya (ay. 27). Memang ada orang-orang yang mengalami pengalaman supranatural terutama dari non-kristen untuk mengubah pengakuan natural mereka bahwa Yesus hanyalah tokoh, salah satu nabi Kristen dll.

menjadi pengakuan supranatural, “Yesus adalah Tuhan dan Allah” karena mereka belum membaca Alkitab. Berbeda dengan kita yang mempunyai Alkitab, kita tidak boleh menuntut pengalaman yang sama tetapi kita harus tetap tekun dan setia membaca Alkitab maka Roh Kudus akan terus mengingatkan pengakuan supranatural ini.

Tomas insaf secara pribadi dan janji damai sejahtera dalam Yesus dialaminya. Dia juga insaf bahwa Yesus sudah menang atas dunia dan maut kemudian mencetuskan pengakuan supranatural bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah baginya.

Rasul Yohanes menulis dalam suratnya bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa tetapi Allah melindunginya dan si jahat tidak dapat menjamahnya sebab dunia berada di bawah kuasa si jahat (1 Yoh. 5:18-19). Anak Allah telah datang dan memberikan kita pengertian supaya kita mengenal Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal (ay. 20). Namun kita harus waspada terhadap segala berhala (ay.

21) termasuk berhala logika manusia duniawi, percaya setelah melihat bukti (Yoh.

20:29) dan berhala kekhawatiran yang menyesatkan bahkan mematikan iman kita.

(11)

Tanda yang terbesar tentunya adalah kebangkitan dan Yohanes menjadi saksi mata pada saat ia pergi ke kubur Yesus dan mendapatkan bahwa kubur itu kosong. Kemudian ia mencatat lagi saat-saat Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya.

Yohanes, pengikut Kristus yang penuh pengabdian diri ini telah memberikan kita pan- dangan tentang Yesus Kristus, Anak Allah yang kekal. Yohanes dikenal sebagai murid yang sangat dekat dan dicintai oleh Yesus. Saat Anda membaca kisah-Nya, serahkan diri Anda untuk memercayai-Nya dan mengikuti-Nya!

Seberapa dalam Anda mengenal Yesus? Dapatkah Anda juga menceritakan Yesus seperti yang mereka tuliskan di atas? Semakin Anda mengenal-Nya, semakin Anda mengasihi-Nya karena Dia adalah Allah yang penuh kasih. Pasti Anda akan makin mengagumi-Nya karena Dia adalah Raja di atas segala raja. Anda pasti akan lebih menghargai pengurbanan dan pelayanan-Nya bagi kita semua yang dilakukan dengan segala kerendahan hati. Anda tidak akan habis-habisnya bersyukur untuk pengurbanan diri-Nya bagi manusia yang dikasihi- Nya. Selanjutnya Anda akan senantiasa memuliakan Dia, bagaimana Dia, Allah yang mahabesar, telah demikian mengasihi kita yang berdosa.

Maukah Anda bersahabat dengan Dia? Inilah yang Dia inginkan, agar Anda mengenal Dia lebih dalam karena dengan Anda dan sayalah Dia ingin hidup selama-lamanya di Surga.

Bahan diambil dari:

Life Application Study Bible Sambungan dari hal 7: “Seberapa...”

20 Desember 2020 11 Jika kita pernah mendengar bahwa Tomas pergi sebagai utusan dan menginjil sampai Asia Selatan dengan menggebu-gebu menerjang risiko apapun bukan lagi karena secara fisik Yesus bersamanya, tetapi karena iman bahwa Yesus yang telah menang atas dunia dan maut ada bersamanya dan damai sejahtera melingkupinya.

Bagaimana dengan kita? Bersediakah kita diutus?

Kebangkitan Yesus meneguhkan iman kita, memberikan damai sejahtera di dalam-Nya, mengubah logika manusiawi kita menjadi Alkitabiah dan memampukan kita mengakui Dia sebagai Tuhan dan Allah. Dengan iman yang teguh, kita dapat melalui hari-hari yang makin sulit ini sambil menantikan kedatangan-Nya kembali yang akan menjadikan selu- ruh dunia kerajaan damai sejahtera-Nya. Amin.

When Christians are at peace with one another, the world can see more clearly the Prince of Peace

Ketika sesama orang Kristen hidup dalam perdamaian, dunia dapat lebih jelas

melihat Sang Raja damai

(12)
(13)

20 Desember 2020 13

(14)
(15)

20 Desember 2020 15

Apapun yang terjadi, jangan sampai kehilangan hadirat Tuhan dalam hidup kita sebab di dalam hadirat-Nya kita beroleh

kekuatan dan damai sejahtera.

Godaan dan pencobaan pasti muncul dalam hidup ini, hendaknya kita mengandalkan hukum dan ketetapan Tuhan serta senantiasa berdoa

kepada-Nya agar hadirat-Nya tetap menaungi kita untuk dapat

menjalani kesulitan hidup maupun godaan duniawi.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Tanpa kita sadari kekhawatiran lama kelamaan membuat kita “bungkuk rohani” sehingga kita tidak lagi mampu memandang ke atas dan mengarahkan pandangan kita

Tuhan telah mengingatkan kita melalui Firman-Nya agar kita tidak sibuk menilai kehidupan rohani orang lain tetapi kita mengevaluasi diri sendiri apakah kita telah

Ketika kita sedang menghadapi masalah emosional bukan berarti kita tidak akan masuk Surga tetapi Ia tidak senang dengan gaya hidup kita karena hal itu

Kita patut bersyukur diarahkan oleh Firman Tuhan untuk mengikut Dia dengan benar agar tidak terjadi pertengkaran dengan pengikut-pengikut Tuhan lainnya oleh sebab kita tidak

 Menghargai undangan dan menggunakan kesempatan yang diberikan (ay. 15-24) Ketika Yesus sedang berbicara tentang siapa yang diundang dalam perjamuan, tiba-tiba ada

Sebagai murid sejati, kita menjadi garam dunia yang dapat memberi dampak kepada orang-orang yang belum/tidak percaya kepada Yesus agar mereka juga dapat terselamatkan

Bila kita berpijak pada tempat yang tepat yaitu, Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan, kita beroleh perlindungan dari Pribadi Yesus yang sudah mati dan bangkit dalam

Marilah kita meningkatkan loyalitas, dedikasi dan hidup dalam penggembalaan Firman Allah untuk menjadi saksi Firman yang telah meng- ubahkan, menolong dan mendatangkan kesukaan