• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola hidup manusia. Teknologi ini sangat membantu manusia dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola hidup manusia. Teknologi ini sangat membantu manusia dalam"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

A.Konteks Penelitian

Perkembangan zaman saat ini sangatlah besar, terutama dengan adanya perkembangan kemajuan teknologi yang membawa perubahan besar terhadap pola hidup manusia. Teknologi ini sangat membantu manusia dalam melakukan berbagai kegiatan. Misalnya dalam berinteraksi dengan sesama, berkomunikasi, juga untuk mencari berita lewat media elektronik, bahkan bisa juga untuk melakukan bisnis perdagangan yang tanpa harus pergi kemana-mana atau beranjak dari tempat ia berada namun hanya dilakukan lewat dunia maya.

Saat ini teknologi dunia maya sering disebut dengan media internet. Internet menjadi media massa yang tidak asing di kalangan masyarakat. Semua golongan juga dapat memanfaatkannya untuk memasarkan produk usahanya melalui internet. Internet dianggap media yang paling praktis, cepat dan mudah.

Jual beli yang dilakukan dalam dunia maya ini sering disebut dengan jual beli online. Apapun barangnya dapat dijadikan sebagai obyek perdagangan melalui online, asalkan tidak barang yang najis. Karena dalam Islam tidak diperkenankan menjual barang yang najis. Dalam Islam jual beli diperbolehkan, asalkan tidak ada unsur-unsur riba, kedzaliman, monopoli, dan penipuan.

(2)

Transaksi jual beli seperti ini sebenarnya di satu sisi dapat menguntungkan pelaku usaha dan juga konsumen, pelaku usaha dapat memasarkan produknya dan konsumen dapat memilih-milih barang yang akan dibeli. Namun di sisi lain dalam transaksi dunia maya terkadang banyak kejahatan yang dapat merugikan antara pelaku usaha dan konsumen, misalnya kejahatan penipuan.

Dalam surat an-Nisa ayat 29 dijelaskan, bahwa:

                                   



Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.1

Jual beli online saat ini sedang eksis, karena banyak orang yang melakukan transaksi melalui online. Untuk memasarkan barang yang akan di jual mereka menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, dan media yang lainnya.

Dalam praktiknya, tak jarang jual beli secara online dapat menimbulkan masalah. Misalnya barang yang dibeli tidak sesuai dengan gambar yang dipasang dalam situs tersebut, bahkan sering tidak sesuai dengan permintaan atau pesanan pembeli. Misal dalam pembelian baju, terkadang

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung: Diponegoro, 2000), hal. 65

(3)

warna, ukuran serta kualitas yang diminta pembeli tidak sesuai. Seharusnya pelaku usaha tersebut dikenai sanksi ganti rugi atas ketidaksesuaian barang yang dibeli oleh pembeli.

Seperti disebutkan pada pasal 9 yaitu pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang dan/atau jasa secara tidak benar.2 Dalam transaksi jual beli online harus ada jaminan atas barang yang diperjualbelikan. Sehingga pembeli merasa nyaman dalam melakukan transaksi.

Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah pasal 69 telah dijelaskan bahwa penjual dan pembeli mempunyai hak khiyar/pilih selama berada di tempat jual beli, sejak ijab dilakukan hingga berakhirnya pertemuan tersebut.3 Dalam arti lain pembeli harus lebih berhati-hati sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi jual beli. Meskipun dalam jual beli online sering didasari dengan rasa percaya antara kedua pihak, tetapi pembeli harus lebih hati-hati dan teliti sebelum barang itu diterima. Jika barang tidak sesuai dengan pesanan, maka transaksi tersebut dapat dibatalkan.

Dalam jual beli pasti terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu menurut madzhab syafi’iyah ada 2 syarat antara lain: ijab-qabul dan obyek jual beli.4 Salah satu sebab cacatnya rasa saling rela adalah tidak adanya kesesuaian antara sifat atau kriteria barang yang disampaikan penjual pada pembeli atau

2

Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hal. 209

3

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, pdf., hal. 27 dalam https://muvid.files.wordpress. com/2011/12/khes-buku-ii.pdf. diakses tanggal 10 Pebruari 2015

4http://adibahafrahnisa.blogspot.com/2013/06/pengertian-rukun-syarat-dan-macam-jual. html. Diakses tanggal 12 Januari 2015

(4)

yang diharapkan oleh pembeli sehingga timbul penyesalan sebagai tanda dari rusaknya rasa saling rela.5 Selain itu ada syarat-syarat mendasar diperbolehkannya jual beli lewat online adalah sebagai berikut:1) tidak melanggar ketentuan syari’at agama, seperti transaksi bisnis yang diharamkan, terjadi kecurangan, penipuan dan monopoli; 2) adanya kesepakatan perjanjian di antara dua belah pihak (penjual dan pembeli) jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara sepakat atau pembatalan; 3) adanya control, sangsi dan aturan hukum yang tegas dan jelas dari pemerintah (lembaga yang berkompeten) untuk menjamin bolehnya berbisnis yang dilakukan transaksinya melalui online bagi masyarakat.6

Dalam kajian fikih Islam, kebenaran dan keakuratan informasi ketika seorang pelaku usaha memproklamasikan barang dagangannya menempati kajian yang signifikan. Islam tidak mengenal sebuah istilah kapitalisme klasik yang berbunyi “ceveat emptor” atau “let the buyer beware” (pembelilah yang

harus berhati-hati), tidak pula “caveat denditor” (pelaku usahalah yang harus

berhati-hati), tetapi dalam Islam yang berlaku adalah prinsip keseimbangan ( al-ta’adul) atau ekuiblirium dimana pembeli dan penjual harus berhati-hati dimana hal itu tercermin dalam teori perjanjian dalam Islam.7

Dalam hal ini, obyek yang diperdagangkan harus jelas, sehingga pembeli tidak merasa dirugikan. Ketika dalam transaksi jual beli online

pembeli sudah memilih sesuai dengan pilihan, tetapi sampai di tangan tidak

5

Muhammad dan Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen Dalam Ekonomi Islam. (Yogyakarta: BPFE, 2004), hal. 201

6http://kabarwashliyah.com/2013/02/28/belanja-online-menurut-hukum-Islam/, diakses pada tanggal 10 Pebruari 2015

7

(5)

sesuai dengan yang dimaksud atau bahkan terdapat kecacatan maka pembeli dapat meminta ganti rugi atau juga dapat melaporkan ke pihak yang berwajib untuk mendapat perlindungan. Tetapi kebanyakan orang yang telah membeli di jual beli online dan mendapati barangnya tidak sesuai dengan ciri yang disebutkan, mereka hanya menggerutu di belakang tanpa mau protes kepada pelaku usaha untuk mendapat keadilan.

Kenyataan yang seperti itu, konsumen hanya dibodohi dan dimanfaatkan saja oleh pelaku usaha, karena ketidakberanian mereka untuk protes. Padahal perlindungan hukum sangat penting untuk para pihak yang melakukan transaksi jual beli melalui media internet atau pun yang lain. Oleh karena itu, dari uraian tersebut di atas sangat menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Perlindungan Hukum Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Dalam Perspektif UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)”.

B.Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah dipaparkan di atas, terdapat 3 (tiga) pokok permasalahan yang menjadi obyek kajian penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online menurut

UU No. 8 Tahun 1999?

2. Bagaimana perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah?

(6)

3. Bagaimana persamaan dan perbedaan perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online menurut UU No. 8 Tahun 1999 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah?

C.Tujuan Kajian

Adapun tujuan dalam kajian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan tentang perlindungan hukum konsumen dalam jual beli

online menurut UU No. 8 Tahun 1999.

2. Untuk menjelaskan tentang perlindungan hukum konsumen dalam jual beli

online menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

3. Untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online menurut UU No. 8 Tahun 1999 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

D.Kegunaan Kajian

1. Kegunaan teoritis

Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online dalam perspektif UU No. 8 Tahun 1999 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

(7)

2. Kegunaan praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen jual beli

online jika terjadi kecacatan.

b. Bagi mahasiswa, ikut serta menambah khasanah keilmuan mengenai bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen jual beli online

menurut UU perlindungan konsumen dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

c. Bagi lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan ataupun referensi dalam menciptakan karya-karya ilmiah bagi seluruh civitas akademika di IAIN Tulungagung maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan.

d. Bagi masyarakat, kajian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memahami persoalan perlindungan hukum dalam jual beli online

menurut UU perlindungan konsumen dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

E.Penegasan Istilah

Untuk memudahkan pemahaman dan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini sebagai berikut.

(8)

1. Penegasan Konseptual a. Perlindungan Hukum

Perlindungan Hukum adalah upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warganegara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.8

b. Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orng lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.9 c. Transaksi Jual beli online

Transaksi jual beli online adalah aktifitas jual beli berupa transaksi penawaran barang oleh penjual dan permintaan barang oleh pembeli secara online dengan memanfaatkan teknologi internet.10

d. Undang-undang No. 8 Tahun 1999

Undang-undang No. 8 Tahun 1999 adalah ketentuan dan peraturan Negara tentang perlindungan konsumen.11

8http://repo.iain-tulungagung.ac.id/773/1/BAB%20I.pdf, diakses tanggal 28 Juli 2015 9

Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), (Jakarta: Visimedia, 2007), hal. 3

10http://jablogjubel.blogspot.com/2013/10/pengertian-jual-beli-online-dan.html,diakses tanggal 9 Pebruari 2015

11

(9)

e. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)

KHES adalah sebuah kompilasi yang disusun oleh kelompok kerja, dan berguna sebagai bahan dasar bagi pedoman pelaku ekonomi syariah dan aparat hukum serta akademisi.12

2. Penegasan Operasional

Dengan adanya penegasan konseptual tersebut, digunakan untuk memberikan batasan-batasan dalam melakukan suatu penelitian. Dalam penegasan operasional ini, yang dimaksud dengan perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online dalam perspektif UU No. 8 Tahun 1999 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah adalah penelitian yang mendeskripsikan tentang perlindungan hukum konsumen jual beli online

menurut UU No. 8 Tahun 1999 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah serta analisis perbandingan antara UU No. 8 Tahun 1999 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah “library research” atau telaah pustaka.

Penelitian perpustakaan, bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan

12http://dwisantosapambudi.blogspot.com/2012/11/kompilasi-hukum-ekonomi-syariah. html. diakses tanggal 9 Pebruari 2015

(10)

perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lain.13

Jadi maksud kajian di sini adalah mengidentifikasi dan menganalisis beberapa dokumen atau bahan pustaka sesuai dengan permasalahan yang dikaji yaitu tentang perlindungan konsumen jual beli

online menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.14Sumber data dalam sebuah kajian meliputi “catatan atau laporan resmi, barang cetakan, buku teks, buku-buku referensi, majalah, koran, bulletin, dokumen, catatan, kisah-kisah sejarah, dan lain-lain”.15

Adapun sumber data yang digunakan dalam kajian ini adalah sumber data primer dan sekunder.

a. Sumber data primer, yaitu bahan pustaka yang berisikan pengetahuan ilmiah yang baru atau mutakhir, ataupun pengertian baru tentang fakta yang diketahui maupun mengenai suatu gagasan (idea). Bahan tambahan dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,

13Mandalis, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 28

14Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hal. 107

15Mandalis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,1999), hal. 128

(11)

dokumen pribadi, dan dokumen resmi.16 Sehingga dalam penelitian ini sumber data primer yang dimaksud, di antaranya:

1) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Jakarta: Visimedia, 2007.

2) Haris Faulidi Asnawi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam, Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2004.

3) Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: PT Grasindo, 2006.

4) M. Sadar, dkk, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Jakarta: Akademia, 2012.

5) Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

6) Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

7) Muhammad dan Alimin. Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam. Yogyakarta: BPFE, 2004

8) Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004

9) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pdf

b. Sumber data sekunder yaitu bahan pustaka yang berisikan informasi tentang bahan primer. Sumber data sekunder terdiri atas berbagai macam, dari surat-surat pribadi, kitab harian, notula rapat perkumpulan, sampai

16Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 159

(12)

dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.17 Dalam sumber data sekunder ini yang ada kaitannya dengan pembahasan peneliti tentang perlindungan konsumen dalam transaksi jual beli online. 3. Pendekatan kajian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif yuridis.18 Pendekatan ini mengkaji masalah tentang perlindungan konsumen dalam transaksi jual beli online berdasarkan Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen dan juga berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

4. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.19 Data-data yang dicari dalam pengumpulan data ini adalah data-data yang ada kaitannya dengan perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online.

5. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

17Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 143 18Faridho Qodli Zaka. “Perjanjian E-Commerce Ditinjau dari Hukum Positif Dan Hukum Islam”, Skripsi, (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2014)

19

(13)

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.20 Metode analisis data dalam kajian yang digunakan adalah:

a. Content analysis

Teknik yang paling umum digunakan ialah content analysis

atau kajian isi. Sebagaimana yang dikutip Lexy J Moleong, Weber menyatakan bahwa kajian isi adalah metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.21 Dalam aplikasinya, data yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan fokus penelitian, selanjutnya data diurai secara mendalam, kritis dan sistematis sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai perlindungan hukum konsumen jual beli online

menurut UUPK dan KHES. b. Comparative analysis

Metode comparative analysis adalah sebuah cara penguraian data yang dimulai dengan penyajian pendapat para ahli untuk dicari persamaan yang prinsipil dan perbedaannya yang juga prinsipil, setelah itu benar-benar dipertimbangkan secara rasional kemudian diakhiri dengan penarikan suatu kesimpulan atau diambil salah satu pendapat yang dianggap paling kuat.22 Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online

20Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 280

21Ibid , hal. 220 22

(14)

menurut UUPK dan KHES. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan persamaan dan perbedaan antara perlindungan konsumen dalam jual beli

online menurut UUPK dan KHES, sekaligus mendiskripsikannya secara mendalam dan sistematis.

c. Critic analysis

Critic analysis adalah penguraian atau kupasan secara mendalam terhadap data-data yang ada untuk memberi penilaian yang disertai pertimbangan.23 Dalam metode ini, peneliti mengkaji, menganalisis dan mengkritisi secara mendalam perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online, baik menurut UUPK menurut KHES. Teknik analisis ini dilakukan secara langsung dalam setiap pembahasan dan menyatu maupun secara tidak langsung yang terpisah dan mengkaji sub pembahasan tersendiri.

G.Kajian Penelitian

Ada beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai perlindungan konsumen dalam transaksi jual beli online dalam perspektif hukum Islam dan UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, yakni:

23

(15)

Tabel 1.1

No. Nama Judul Hasil Perbedaan

1. Faridho Qodli Zaka24 Perjanjian E-Commerce Ditinjau dari Hukum Positif dan Hukum Islam Sistem perjanjian E-Commerce hukum perdata di Indonesia, jual beli diatur dalam buku III KUH-Perdata tentang perikatan. Jual beli terjadi karena adanya suatu kesepakatan antara para pihak. Kesepakatan itu diwujudkan dalam suatu perjanjian yang menjadi dasar perikatan bagi pihak-pihak tersebut. Aspek hukum perjanjian atau kontrak jual beli secara E-Commerce dapat memiliki kekuatan hukum berdasarkan asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH-Perdata tentang kebebasan berkontrak.Sistem

perjanjian E-Commerce

dalam Islam dinamakan transaksi as-salam dengan kata lain pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Penelitian saya fokus pada perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online

menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 dan KHES. 2. Ahmad Syaichoni25 Perlindungan konsumen dalam transaksi bay’ al-salam dan E-Commerce

bentuk jaminan dari pelaku usaha kepada konsumen dalam transaksi

bay’ al-salam perspektif hukum Islam dan hukum positif, bentuk jaminan

penelitian saya terfokus pada perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online

24

Faridho Qodli Zaka, “Perjanjian E-Commerce Ditinjau dari Hukum Positif Dan Hukum Islam”, Skripsi, (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2014)

25Ahmad Syaichoni, “Perlindungan Konsumen dalam Transaksi Bay’ al-Salam dan E-Commerce (Studi Komparasi Hukum Islam dan Hukum Postif)”, Tesis, (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2014)

(16)

(Studi Komparasi Hukum Islam dan Hukum Positif)

dari pelaku usaha kepada konsumen dalam transaksi

e-commerce perspektif hukum Islam dan hukum positif,ketentuan

perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi

bay’ al-salam perspektif hukum Islam dan hukum positif, ketentuan perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi

e-commerce perspektif hukum Islam dan hukum positif. menurut Undang-undang No 8 Tahun 1999 dan KHES. 3. Lia Catur Muliastuti26 Perlindungan Hukum bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli Melalui Media Internet

Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pelaksanaan jual beli melalui media internet terdiri dari empat proses, yaitu penawaran, penerimaan, pembayaran, dan pengiriman, hambatan-hambatan dalam transaksi di internet, khususnya mengenai cacat produk,

informasi dan

webvertising yang tidak jujur atau keterlambatan pengiriman barang, dan umumnya mengenai pola pikir, minat, dan kultur atau budaya masyarakat Indonesia. Perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian jual beli melalui media internet meliputi perlindungan hukum dalam perjanjian dan perlindungan hukum di luar perjanjian. UUITE menambahkan suatu

Dalam penelitian yang saya lakukan ini fokus pada perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online

menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 dan KHES

26Lia Catur Muliastuti, “Perlindungan Hukum bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual Beli Melalui Media Internet”, Tesis, (Semarang: UNDIP, 2010), dalam

(17)

bentuk system pembuktian elektronik yaitu adanya tanda tangan elektronik (digital signature) yang merupakan suatu sistem pengamanan yang bertujuan untuk memastikan otentisitas dari suatu dokumen elektronik 4. Bagus Hanindyo Mantri27 Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Dalam Transaksi E-Commerce Undang-undang perlindungan konsumen No 8 Tahun 1999 belum dapat melindungi konsumen dalam transaksi

e-commerce karena

keterbatasan pengertian pelaku usaha yang hanya khusus berada di wilayah negara Republik

Indonesia. Dan

keterbatasan akan hak-hak konsumen yang diatur

dalam UUPK.

Perlindungan hukum terhadap konsumen yang seharusnya diatur meliputi perlindungan hukum dari sisi pelaku usaha, dari sisi konsumen, dari sisi produk, dari sisi transaksi. Permasalahan

permasalahan yang timbul dalam perlindungan

hukum terhadap

konsumen terdapat 2 (dua) permasalahan yaitu pertama permasalahan yuridis,meliputi keabsahan perjanjian menurut KUHPerdata,Penyelesaian sengketa dalam transaksi

Perbedaannya adalah dalam penelitian tersebut hanya terfokus pada undang-undang perlindungan konsumen saja, sedangkan dalam penelitian saya membahas bagaimana perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online

menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 dan KHES

27Bagus Hanindyo Mantri, “Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Dalam Transaksi E-Commerce”, Tesis, (semarang: UNDIP, 2007), dalam

(18)

e-commerce, UUPK yang tidak akomodatif, tidak adanya lembaga penjamin toko online kedua permasalahan non yuridis meliputi, kemanan bertransaksi dan tidak pahamnya konsumen dalam bertransaksi e-commerce. 5. Meilisa Marditawati28 Jual Beli Online Dengan Model Periklanan Website Di Tinjau Dari Hukum Islam

Praktek jual beli online dengan model periklanan

website yang hanya diiklankan, terkadang iklan tidak sesuai dengan kondisi barang yang ada.

Dalam penelitian yang saya lakukan ini fokus pada perlindungan hukum konsumen dalam transaksi jual beli online

menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1999 dan KHES

Setelah mengkaji dari beberapa karya ilmiah yang membahas tentang perlindungan konsumen e-commerce baik berupa buku, tulisan, dan skripsi sejauh ini penyusun belum menemukan pembahasan yang secara spesifik membahas perlindungan hukum konsumen transaksi jual beli online dalam prespektif UU No. 8 Tahun 1999 dan KHES.

H.Sistematika Pembahasan

Penelitian ini dalam pembahasannya dibagi menjadi tiga bagian: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar pengesahan, persetujuan

28Meilisa Marditawati, “Jual Beli Online Dengan Model Periklanan Website Di Tinjau Dari Hukum Islam”, Skripsi, (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2014)

(19)

pembimbing, motto, persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.

Bagian inti terdiri atas lima bab. Bab I merupakan bagian pendahuluan yang meliputi: konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, kajian terdahulu, dan sistematika pembahasan.

Bab II berisi pembahasan tentang perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online menurut UU No. 8 Tahun 1999, meliputi: jual beli

online, perlindungan konsumen, perlindungan hukum konsumen menurut Undang-undang perlindungan konsumen, dan perlindungan hukum konsumen jual beli online menurut UUPK.

Bab III berisi pembahasan tentang perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, meliputi jual beli online menurut KHES, perlindungan hukum konsumen menurut KHES, dan perlindungan hukumkonsumen jual beli online menurut KHES.

Bab IV berisi pembahasan tentang persamaan dan perbedaan perlindungan hukum konsumen dalam jual beli online menurut UU No. 8 Tahun 1999 dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

Bab V atau bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Sedangkan bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pe- nalaran matematis siswa yang mengi- kuti pendekatan CTL tidak lebih tinggi daripada peningkatan kemam-

Disinfeksi merupakan tindakan / upaya untuk mendestruksi atau membunuh mikroba patogen (bentuk vegetatif bukan endospora bakteri) dengan memanfaatkan bahan kimia, baik yang ada pada

Pelaksanaan supervisi akademik pengawas dikantor Pokjawas Kecamatan Wedung meliputi empat belas madrasah binaan yaitu manajemen pengelolaan supervisi dan evaluasi sebagai

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat yang melimpah dan kelancaran sehingga Penulis dapat menyelesaikan

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi anak usia 6 sampai 7 tahun terhadap erupsi gigi molar satu rahang bawah dan arah

Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah hipotesis Ha, yaitu terdapat interaksi antara pemanfaatan CD komputer BSE (klasikal dan kelompok kecil) dengan motivasi

Arus jenuh adalah kondisi dimana terdapat antrian kendaraan pada bukaan median untuk menunggu waktu gap yang dianggap aman untuk melakukan putaran balik.Dengan

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif kuantitatif, yang menggambarkan data yang telah terkumpul untuk penbentukan portofolio optimal yang