• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDISI November. GRATIS (Untuk Kalangan Sendiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EDISI November. GRATIS (Untuk Kalangan Sendiri)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI 440

10 November

GRATIS (Untuk K alangan Sendiri)

(2)

Editorial,

“Aku telah melihat Tuhan!” seru Maria. Hatinya ber- debar keras setelah dia berjumpa Yesus. Hanya dalam hitungan beberapa hari ia mengalami hal-hal begitu dahsyat. Minggu sebelumnya, ia masih berjumpa dengan Guru yang begitu dikasihinya. Guru yang telah mem- bebaskannya dari ikatan tujuh roh jahat, mengajarkan hal-hal indah tentang Kerajaan Allah dan tentang kasih, menolong banyak orang sakit dan yang menderita,

memberi makan mereka yang lapar dan berbelas kasihan kepada orang-orang berdosa. Ia berutang banyak kepada-Nya. Bersama dengan beberapa perempuan lain, dia melayani rombongan Yesus dalam kegiatan-Nya dengan kekayaan mereka.

Namun ia sangat dikejutkan ketika mendengar Yesus ditangkap dan difitnah hal-hal yang jahat. Maria sangat mengenal siapa Yesus dan mengetahui Ia tidak mungkin bersalah bahkan kebaikan-Nya tak tertandingi oleh siapapun. Ia menyaksikan ketidakadilan pada pengadilan dunia yang lebih menuruti suara mayoritas daripada kebenaran. Hatinya begitu terluka ketika akhirnya Yesus dijatuhi hukuman disalib.

Tak ada hal yang dapat memisahkan dia dari Tuhan yang dikasihinya. Ia mengikuti proses sengsara-Nya, dari satu hukuman ke hukuman lain mulai dari dicambuk, diludahi, ditempeleng, dihina, difitnah hingga disalib. Di bawah salib ia terus menunggui-Nya bersama Maria-Maria lain juga Yohanes, murid yang dikasihi-Nya, hingga Yesus mengembuskan napas terakhir. Ia terus mengikuti-Nya walau Yesus sudah mati dan melihat di mana Dia dikuburkan.

Pagi itu sangat sunyi dan memasuki hari ketiga sejak Dia disalibkan. Maria masih ber- dukacita. Namun dukacitanya makin bertambah ketika ia pergi ke kubur-Nya dan mene- mukan kuburan itu kosong. Kini Maria benar-benar kehilangan Dia! Ia tidak mengerti ketika Yesus berulang-ulang menyatakan bahwa Dia memang harus disengsarakan dan mati lalu pada hari ketiga Dia akan bangkit. Air matanya terus mengalir. Dia terus mencari dan mencari…. “Mengapa mereka begitu kejam?” pikirnya. Mereka sudah membunuh-Nya dan kini mencuri mayat-Nya. Maria melihat dua malaikat tetapi tidak dipedulikannya bahkan melihat Yesus sendiri tetapi air mata kesedihan telah membutakan pandangannya.

“Maria!” panggil Yesus. Suara itu sangat dikenalnya. Kini dia sadar bahwa Yesus telah bangkit dan berada di hadapannya. “Aku telah melihat Tuhan…!” katanya penuh kepastian.

Apakah jiwa Anda merasa sunyi saat ini? Apakah Anda merasa Tuhan begitu jauh hingga Anda juga kehilangan Dia? Hapuslah air mata Anda! Dia telah bangkit bagi Anda!

Lihatlah… Dia berada sangat dekat dengan Anda, Dia adalah kemenangan Anda! (Red.)

(3)

Shalom,

Kita bersyukur Yesus telah mati dan bangkit bagi manusia berdosa sehingga kita yang tidak berharga sama sekali boleh diangkat, yang putus asa boleh berpengharapan oleh kuasa kebangkitan-Nya, yang berdukacita boleh mengalami sukacita dari-Nya.

Minggu lalu kita telah mempelajari bagaimana Yesus mati dan dimakamkan dalam keagungan, bagaimana kondisinya ketika Ia bangkit dari kematian? Yohanes 20:1-18 menuliskan, “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam dan melihat kain kapan terletak di tanah akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.

Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya:

“Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah Pdm. Yusuf Wibisono, Lemah Putro, Minggu, 6 Desember 2020

YESUS

BANGKIT DALAM

KEAGUNGAN

Yohanes 20:1-18

(4)

diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ tetapi ia tidak tahu bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di mana tuan meletakkan Dia supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya:

“Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”

artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku sebab Aku belum pergi kepada Bapa tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepa- da Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid:

“Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.”

Maria Magdalena dan murid-murid Yesus merasa kehilangan Guru mereka. Maria malah mengira mayat Gurunya hilang dicuri dan hal ini membuatnya cemas lalu me- nangis tetapi Yesus yang sudah bangkit menghampirinya dan bertanya, “Mengapa ka- mu menangis?” Awalnya Maria Magdalena tidak mengenal siapa yang memanggilnya namun akhirnya dia mengenali suara Gurunya dan menjawab, “Rabuni!”

Melalui peristiwa kebangkitan Yesus yang ditulis di Alkitab, kita beroleh makna, manfaat bahkan berkat dari peristiwa ini. Sebenarnya setelah bangkit, selama 40 hari Yesus menampakkan diri berkali-kali dan berbicara kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah (Kis. 1:1-3).

Aplikasi: hendaknya kita bersikap seperti Maria yang menganggap Yesus sebagai Guru. Kita sebagai murid-Nya harus belajar tentang apa yang diajarkan oleh-Nya yaitu tentang Kerajaan Allah apalagi di akhir zaman ini marilah pikiran dan aktivitas yang kita lakukan fokus pada Kerajaan-Nya.

Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah? Suatu kerajaan di mana Yesus Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Raja di atas segala raja. Perhatikan, Ke- rajaan Allah ini bukan soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17-18). Oleh sebab itu kita harus mencari lebih dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan di- tambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Bila kita berpijak pada tempat yang tepat yaitu, Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan, kita beroleh perlindungan dari Pribadi Yesus yang sudah mati dan bangkit dalam keagungan. Untuk itu kita patut mengucap syukur dan beribadah kepada-Nya dengan hormat dan takut (Ibr. 12:27-29). Melalui iba- dah, kita yang percaya kepada Yesus tidak ikut binasa tetapi beroleh hidup kekal.

Bagaimana sikap kita dalam beribadah? Kita menghargai/menghormati kurban Kristus dan takut kepada-Nya; jangan beribadah karena rutinitas.

(5)

Ada peristiwa “kehilangan” yang mirip dialami oleh Maria Magdalena dan para murid, tertulis dalam Injil Lukas 2:41-47. Tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika Yesus berumur 12 tahun, Ia ikut mereka merayakan Paskah di Yerusalem. Seusai perayaan, mereka pulang dan tidak mengetahui kalau Yesus tidak ikut mereka. Ketika menyadari Yesus tidak ada di antara orang-orang se- perjalanan, mereka mencari-Nya dan kembali ke Yerusalem. Sesudah tiga hari mereka menemukan Yesus di dalam Bait Allah sedang duduk di tengah-tengah alim ulama (teachers = guru-guru) mendengarkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ke- pada mereka.

Dapat dibayangkan dalam suasana kebangkitan (Paskah), Yusuf dan Maria kehilangan Yesus seusai beribadah di Bait Allah. Untung mereka masih ada usaha untuk mencari dan mendapatkan Yesus kembali. Pasti mereka diliputi kecemasan dan kekhawatiran saat mencari Yesus tetapi kecemasan itu lenyap begitu masuk dalam Bait Allah di Yerusalem sebagai pusat ibadah. Dalam suasana kebangkitan (tiga hari) mereka me- nemukan Yesus “yang hilang” sedang mendengarkan dan berdialog tentang Firman Allah dengan para guru/pengajar. (Manusia) Yesus menghargai para guru seperti dila- kukan oleh Maria Magdalena yang menghargai Yesus sebagai Guru. Apa alasan Yesus tetap tinggal di Bait Allah? Ia harus berada di dalam rumah Bapa-Nya (Luk. 2:49).

Aplikasi: kita sebagai murid-murid-Nya mau terus belajar tentang Kerajaan Surga di mana Ia berada dan suka beribadah mendengarkan Firman di Bait Allah/gereja yang dilakukan dengan rasa hormat dan takut kepada-Nya.

Selain fokus pada Kerajaan Allah, nasihat apa lagi yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya setelah Ia bangkit dari kematian? Mereka dilarang meninggalkan Yeru- salem (= kota damai) tetapi tinggal di sana menantikan janji Bapa (Kis. 1:4-5). Kota Yerusalem berlawanan dengan kota Babel (= kacau) yang penuh dengan kejahatan di dalamnya; kontras dengan Kerajaan Allah yang penuh dengan damai dan sukacita dari Roh Kudus.

Waspada, jika kita meninggalkan “kota damai”, tidak hidup dalam kebenaran dan ti- dak menghargai kurban-Nya, hati akan dikuasai oleh gejolak Babel yang penuh de- ngan iri hati, sakit hati, permusuhan dll. berakibat timbulnya pertengkaran antara suami-istri, pemberontakan anak terhadap orang tua dll. Oleh sebab itu hati kita perlu disucikan oleh Firman – Yesus – yang sanggup mengubah dan memberikan sukacita serta damai sehingga dapat memuji dan memuliakan Nama-Nya.

Dari kehidupan yang diliputi ketakutan dan kecemasan kemudian diubah menjadi ke- hidupan penuh sukacita dan damai, para murid diutus setelah menerima Roh Ku- dus (Yoh. 20:19-23). Demikian pula dengan kita, sebelumnya hati yang dikuasai oleh

Bersambung ke hal. 8...

(6)

SEBERAPA DALAM ANDA MENGENAL YESUS?

Apakah Anda mengenal Yesus, Juru Selamat Anda? Seberapa dalam pengenalan Anda pada Pribadi yang sangat istimewa ini?

Kali ini kami menyajikan empat pribadi yang sangat mengenal-Nya, yang menyelidiki de- ngan saksama semua hal tentang Yesus se- hingga mereka dapat bercerita dari awal hidup Yesus, pelayanan-Nya, pengurbanan diri-Nya, kematian hingga kebangkitan-Nya.

Dua dari mereka mengenal Yesus sangat de- kat karena mereka adalah murid-Nya yang melihat dengan mata kepala sendiri mukjizat -mukjizat yang dilakukan-Nya, mendengar

dengan telinga mereka sendiri apa yang diajarkan-Nya. Walau dua dari mereka bukan termasuk murid Yesus secara langsung, mereka mempelajari, mencari dari sumber yang sangat tepercaya kemudian menuliskan pengenalan mereka akan Yesus sesuai dengan kemampuan mereka dengan gaya bahasa dan tulisan masing-masing.

Selamat menikmati, semoga pemamparan ini dapat membantu Anda mengenal Dia lebih dalam sebagai Mesias dan Juru Selamat pribadi Anda! (Red.)

*sumber: Life Application Study Bible (NLT)

MATIUS

Matius, keturunan Lewi, merupakan seorang dari dua belas murid Yesus. Sebelum menjadi murid Yesus, dia adalah pemungut cukai yang tidak disukai banyak orang.

Ketika dia bertemu Yesus, orang Galilea, hidupnya benar-benar diubahkan. Matius kemudian menulis tentang Yesus kepada sahabatnya sesama Yahudi untuk memberi bukti-bukti bahwa Yesus adalah Mesias yang dinantikan dan mengajar kita tentang nilai-nilai Kerajaan Surga.

Orang Yahudi sebenarnya menantikan seorang pemimpin yang telah dijanjikan kepada mereka ratusan tahun sebelumnya oleh para nabi. Mereka meyakini bahwa pemimpin yang disebut Mesias (= yang diurapi) ini akan membebaskan mereka dari penindasan Romawi dan mendirikan sebuah kerajaan baru di mana Dia akan menjadi raja mereka.

Diyakini bahwa Dia akan memerintah dunia dengan keadilan. Namun banyak orang Yahudi melewatkan nubuat-nubuat lain bahwa Raja (Mesias) yang akan datang itu juga merupakan hamba yang akan disengsarakan, ditolak dan dibunuh. Karena itu

A R T I K E L

(7)

tidaklah mengherankan jika hanya sedikit orang Yahudi memercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Mereka berpikir bagaimana mungkin anak seorang tukang kayu yang miskin dapat menjadi raja mereka? Namun kenyataannya, Yesus memang Raja dari seluruh bumi ini!

Matius memulai dengan mencatat silsilah keturunan Yesus, tentang kelahiran dan penyingkiran-Nya ke Mesir untuk menghindari pembunuhan bayi dan anak kecil oleh Herodes dan kembali-Nya ke Nasaret. Ia kemudian mengisahkan tentang pembaptisan-Nya oleh Yohanes Pembaptis (Mat. 3:16,17). Matius juga menuliskan bagaimana Yesus mengalahkan Iblis yang mencobai-Nya di padang gurun.

Selanjutnya Matius menulis bagaimana Yesus memulai pelayanan-Nya di bumi ini dengan memanggil 12 murid-Nya dan mulai mengajarkan “Khotbah di atas Bukit” (Mat. 5 – 7). Matius menampilkan kuasa yang dimiliki Yesus untuk mengadakan mukjizat menyembuhkan orang sakit, membebaskan orang yang dirasuk setan bahkan membangkitkan orang mati.

Walau ditentang oleh orang-orang Parisi berdasarkan adat Yahudi mereka, Yesus tetap mengajarkan tentang Kerajaan Allah (ay. 16-20). Selama itu Ia menyatakan beberapa kali tentang kematian-Nya yang penuh sengsara, juga kebangkitan-Nya serta menyatakan identitas-Nya kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes (Mat. 17:1-5).

Pada akhir pelayanan-Nya, Yesus memasuki Yerusalem dalam prosesi penuh sorak sorai kemenangan, di elu-elukan sebagai Raja (Mat. 21:1 -11) namun kemudian terjadi banyak pertentangan. Yesus mengetahui bahwa saat akhir-Nya di bumi ini telah dekat. Ia kemudian mengajar murid-murid-Nya tentang apa yang akan terjadi di masa akan datang, apa yang akan mereka alami, dan apa yang harus mereka lakukan sebelum Dia datang kembali (Mat. 24 – 25).

Dalam ayat-ayat terakhir (Mat. 26 – 27), Matius menuliskan hari-hari terakhir dari Yesus di dunia ini: Perjamuan makan terakhir, doa-Nya di Getsemani, pengkhianatan Yudas, murid-murid yang berhamburan meninggalkan Dia, penyangkalan Petrus dan saat Ia diadili di depan Pilatus dan Kayafas. Matius menuliskan kata-kata yang diserukan Yesus di atas kayu salib hingga saat terakhir-Nya juga bagaimana dikubur dalam sebuah kubur pinjaman milik seorang yang kaya.

Tidak berhenti sampai di sini, Matius kemudian menuliskan tentang kebangkitan-Nya dari kematian. Setelah bangkit dari kematian, Ia memberi amanat kepada para pengikut-Nya agar meneruskan pekerjaan-Nya untuk menjadikan segala bangsa murid -Nya.

Berita Matius jelas, Yesus Kristus adalah Raja segala raja dan Tuan atas segala tuan.

Rayakanlah kemenangan-Nya atas dosa dan maut dan jadikanlah Yesus Tuhan atas hidup Anda!

Bersambung ke hal. 8...

(8)

MARKUS

Markus bukan termasuk seorang dari dua belas murid Yesus; dia menyertai Paulus dalam perjalanan misionari pertama (Kis. 13:13). Tulisan ini ditujukan kepada orang- orang Kristen di Romawi di mana Injil ini ditulis.

Seorang yang terbesar, terkemuka, tercantik atau seorang juara biasanya dihormati dan ditinggikan. Namun Yesus yang ditulisnya sangat berbeda dengan kebiasaan yang ada di dunia ini karena Dia mengatakan, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barangsiapa ingin menjadi yang terke- muka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya karena Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mrk. 10:43-45). Yesus adalah yang terbesar – Dia adalah Allah menjadi manusia dan Mesias kita namun Dia masuk ke dalam sejarah manusia sebagai seorang hamba yang melayani.

Tulisan Injil Markus dimaksudkan agar para orang Kristen di Romawi tidak meragukan bahwa Yesus adalah Sang Mesias. Ia langsung menampilkan kegiatan pelayanan

Sambungan dari hal 7: “Seberapa...”

suasana Babel penuh dengan sakit hati, iri hati, percekcokan dll. diubahkan setelah menyaksikan kehadiran Yesus dan mengalami kuasa pengurbanan-Nya. Kemudian kita menerima Roh Kudus yang memampukan kita untuk dapat mengampuni orang yang telah menyakiti kita. Pengampunan merupakan kasih karunia dari Dia sehingga ter- jalin hubungan kembali yang sebelumnya sempat retak atau putus.

Kebangkitan Yesus dari kematian sangat berdampak besar bagi kehidupan kita.

Sebagai murid-murid-Nya, marilah kita fokus belajar tentang Kerajaan Allah yang tidak tergoncangkan untuk beroleh perlindungan dan tidak meninggalkan kota damai yang berakibat hati dipenuhi oleh suasana kekacauan (Babel). Sebaliknya, dengan bersuasanakan Kerajaan Allah, kita dipenuhi dengan kebenaran, damai serta sukacita dari Roh Kudus dan kita dimampukan untuk dapat mengampuni orang-orang yang menyakiti kita sehingga kita hidup berdamai dengan sesama. Selain itu kita diutus untuk memberitakan Kerajaan Allah supaya makin banyak orang diselamatkan dari kebinasaan untuk satu kali kelak kita semua berkumpul bersama dengan Dia di dalam Kerajaan-Nya yang kekal. Amin.

Sambungan dari hal 5: “Yesus...”

Earth – the land of sorrows; Kingdom of God – the land of joys

Bumi adalah tanah penderitaan; Kerajaan Allah adalah tanah sukacita

(9)

Yesus. Identitas Yesus yang sesungguhnya ditampilkan dalam kegiatan yang dilaku- kan bukan hanya dari kata-kata yang diucapkan. Dalam Injil Markus inilah karya Yesus ditonjolkan.

Markus tidak menuliskan kisah kelahiran-Nya namun memulainya dengan pemberitaan tentang Yohanes Pembaptis kemudian saat Yesus dibaptiskan. Setelah dibaptiskan, Yesus mengalami pencobaan di padang gurun dan menang atas pencobaan itu.

Selanjutnya Yesus memulai pelayanan-Nya dengan memanggil dua belas murid dan langsung bekerja. Ia mengusir kuasa jahat, menyembuhkan orang sakit kusta. Ia mengampuni dan menyembuhkan orang lumpuh yang diturunkan dari atap rumah atas bantuan teman-temannya.

Yesus memanggil Matius, seorang pemungut cukai keturunan Lewi, dan makan ber- sama dia beserta teman-temannya. Kejadian itu kemudian menimbulkan kecaman bahwa Yesus telah makan bersama orang berdosa dan melawan hukum Sabat.

Dalam pasal 4 Yesus mengawali dengan mengajar perumpamaan tentang seorang penabur, biji sesawi lalu kembali pada kegiatan-Nya lagi yaitu: meredakan angin ribut, mengusir setan dan membangkitkan anak Yairus dari kematian.

Yesus kembali ke Nasaret namun ditolak di tempat asal-Nya sendiri. Yesus kemudian mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan berita baik ke semua tempat.

Pertentangan dari Herodes dan orang-orang Parisi semakin memanas tetapi Yesus maju terus dan tetap melayani. Ia memberi makan 5.000 orang, menolong perem- puan Siro-Fenisia, menyembuhkan orang tuli dan kembali memberi makan 4000 orang.

Akhirnya tiba waktunya bagi Yesus untuk menunjukkan identitas-Nya kepada para murid-Nya. Apakah mereka kemudian benar-benar tahu siapa Yesus itu? Petrus memang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup,tetapi tak lama kemudian Petrus tidak mengerti akan misi kedatangan Yesus di muka bumi ini.

Setelah Yesus dipermuliakan di atas gunung, Dia terus mengajar dan menyembuhkan juga menentang orang Parisi tentang perceraian. Kepada seorang pemuda kaya, Dia menunjukkan jalan menuju kehidupan yang kekal. Ia kemudian menyembuhkan Bartimeus yang buta.

Peristiwa satu disusul peristiwa lainnya hingga klimaksnya yaitu Perjamuan Terakhir tentang pengkhianatan Yudas Iskariot kemudian disusul dengan penyaliban-Nya.

Kebangkitan-Nya digambarkan dengan dahsyat dan setelah itu Dia masih memberikan pengajaran-pengajaran yang lain.

Markus menunjukkan kepada kita bagaimana Dia bergerak dalam pelayanan, pengur- banan dan penyelamatan-Nya. Ketika Anda membaca Injil Markus, siapkan diri untuk beraksi dan meneladani Dia dalam melayani-Nya.

(bersambung)

(10)
(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait

Sungguh merupakan kebahagiaan besar bila oleh rahmat Tuhan nikah dan keluarga kita dipenuhi Roh Kudus untuk dapat memercayai bahwa janji Allah pasti digenapi dan menjadi saksi

Perintah ke-4 dari sepuluh hukum menuliskan, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu tetapi

Setelah kita mempelajari ayat-ayat ini, jangan biarkan Tuhan mengatakan kepada kita dengan kecewa, “Di manakah kepercayaanmu?” Walau tidak mudah, marilah kita mohon Roh

Ketika kita sedang menghadapi masalah emosional bukan berarti kita tidak akan masuk Surga tetapi Ia tidak senang dengan gaya hidup kita karena hal itu

Kita patut bersyukur diarahkan oleh Firman Tuhan untuk mengikut Dia dengan benar agar tidak terjadi pertengkaran dengan pengikut-pengikut Tuhan lainnya oleh sebab kita tidak

Marilah kita meningkatkan loyalitas, dedikasi dan hidup dalam penggembalaan Firman Allah untuk menjadi saksi Firman yang telah meng- ubahkan, menolong dan mendatangkan kesukaan

Tanpa kita sadari kekhawatiran lama kelamaan membuat kita “bungkuk rohani” sehingga kita tidak lagi mampu memandang ke atas dan mengarahkan pandangan kita

Tuhan telah mengingatkan kita melalui Firman-Nya agar kita tidak sibuk menilai kehidupan rohani orang lain tetapi kita mengevaluasi diri sendiri apakah kita telah