• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB 2

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Entrepreneur

Entrepreneur leadership merupakan suatu bagian entrepreneur. Dalam bagian ini akan membahas tentang pengertian entrepreneur dan ciri-ciri entrepreneur

2.1.1.1 Pengertian Entrepreneur

Menurut Winardi (2008: 305) Entrepreneur merupakan seorang individu yang menerima resiko, dan yang melaksanakan tindakan-tindakan untuk mengejar peluang-peluang dalam situasi dimana pihak lain dapat melihatnya atau merasakannya, bahkan ada kemungkinan bahwa pihak lain tersebut sebagai problem atau bahkan ancaman.

Menurut Thornberry (2006:3),Entrepreneur adalah seorang dimana ia mempunyai ide yang inovatif, dapat melihat peluang yang ada di dalam pasar dan dapat membuat mimpi-mimpi mereka menjadi sebuah realitas yang gemilang.

Menurut Kasmir (2007: 18), Entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Berjiwa berani mengambil resiko berarti bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Menurut Hisrich, Peter dan Shepherd (2008: 9), Entepreneur adalah seorang yang mengabungkan sumber daya, tenaga kerja, bahan baku, serta asset lain untuk menghasilkan nilai yang lebih besar dari sebelumnya, juga seorang yang memperkenalkan perubahan, inovasi dan tatanan baru.

Menurut Zimmerer, Scarborough, dan Wilson (2005: 20), Entrepreneur adalah orang atau individu yang melakukan proses penciptaan bisnis baru dengan menghadapi resiko-resiko dan ketidak pastian yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan bisnisnya melalui identifikasi peluang yang signifikan dan pengalokasian sumber daya yang diperlukan.

(2)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa entrepreneur adalah Seseorang yang memiliki keberanian mengambil resiko dalam ketidakpastian dengan cara menggabungkan sumber daya yang ada dapat menghasilkan nilai yang lebih besar dari sebelumnya serta memiliki ide inovatif sebagai peluang bisnis yang belum ada menjadi ada.

2.1.1.2 Ciri-Ciri Entrepreneur

Menurut Alma (2008: 33) ada tiga tipe utama dari seorang entrepreneur adalah sebagai berikut:

1) Craftman

Wirausaha ahli pada umumnya adalah seorang penemu dalam bidang penelitian yang menjual lisensinya idenya untuk dijadikan produk komersial.

2) The Promoter

Seorang individu yang berlatar belakang marketing yang kemudian mengambangkan perusahaannya sendiri.

3) General Manager

Seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada perusahaan dan menguasai banyak keahlian.

2.1.2 Leadership

Leadership merupakan cara dan bagaimana entrepreneur dalam mempengaruhi dan mampu mendorong orang-orang yang bekerja bersamanya untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Dalam bagian bab ini akan membahas tentang Pengertian Leadership, tipe-tipe Pemimpin, dan Sifat-Sifat Seorang Pemimpin.

2.1.2.1 Pengertian Leadership

Menurut George R. Terry (2006) dalam Irawanto (2008: 3-4), Kepemimpinan adalah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok.

Menurut Dubrin (2005: 3) Kepemimpinan adalah upaya orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting

(3)

yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.

Menurut Siagian (2002: 62) dalam Intan dan Michael (2011: 11) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin.

Menurut Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno (2008), Kepemimpinan atau Leadership adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Menurut Kartini Kartono (2006:7) Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Leadership merupakan kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain merespon guna mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.

2.1.2.2Sifat-Sifat Seorang Pemimpin

Menurut Samsudi (2006: 293) beberapa sifat pemimpin yang berguna dan dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

1) Keinginan untuk menerima tanggung jawab

Seorang pemimpin harus dapat menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan yang berarti, bersedia tanggung jawab pada pimpinannya atas segala yang dilakukan oleh bawahannya.

2) Kemampuan untuk "Perceptive"

Perceptive menunjukan kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Setian pimpinan harus mengena tujuan organisasi sehingga dapat bekerja untuk mencapai tujuan tersebut

3) Kemampuan untuk bersifat objektivitas

(4)

Objektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau merupakan perluasan dari kemampuan persepsi. Perseptivitas menimbulkan kepekaan terhadap fakta, kejadian, dan kenyataan yang lain.

4) Kemampuan untuk berkomunikasi

Kemampuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah orang yang bekerja dengan menggunakan bantuan orang lain. Oleh karena itu, pemberian perintah dan penyampaian informasi kepada orang lain mutlak perlu dikuasai.

Beberapa sifat dalam teori mengenai kepemimpinan menurut Winardi (2008;33) yaitu

1. Teori otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbiter dalam hubungan pimpinan dengan pihak bawahan.

2. Teori psikologis

Pendekatan ini kepada kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik.

3. Teori sosiologis

Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara pengikut

4. Teori suportif

Pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan dapat memimpin dengan sebaik-baiknya melalui tindakan membantu mereka

5. Teori Laissez Faire

Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dalam hal menentukan aktivitas mereka.

6. Teori perilaku pribadi

Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas pribadi ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan identik dalam situasi yang dihadapinya.

(5)

7. Teori sifat

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain:

Intelegensi, Inistif, Energi atau rangsangan, Kedewasaan emosional, Persuasif, Skill communicative, Kepercayaan kepada diri sendiri, Perspektif, Kreativitas dan partisipasi sosial.

8. Teori situasi

Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen yakni: pemimpin, pengikut, situasi. Situasi dianggap elemen yang paling penting karena memiliki banyak variabel.

2.1.3 Entrepreneurial Leadership

Entrepreneurial Leadership merupakan variabel independen yang pertama (X1) dalam mempengaruhi dan mampu mendorong orang-orang yang bekerja bersamanya untuk mencapai tujuan dan juga bisa bijaksana dalam mengambil keputusan. Dalam bagian ini akan membahas mengenai Pengertian Entrepreneurial Leadership, Dimensi-dimensi Entrepreneurial Leadership dan Elemen Entrepreneurial Leadership.

2.1.3.1 Pengertian Entrepreneurial Leadersip

Menurut Winardi (2008: 20) Entrepreneurial Leadership adalah Entrepreneur yang inovatif bereksperimentasi secara agresif, dan mereka terampil mempraktekkan transformasi-tranasformasi kemungkinan- kemungkinan atraktif.

Menurut Stevenson dan Gumpert dalam Winardi (2008: 99), Entrepreneurial adalah kultur korporat yang memusatkan perhatian pada munculnya peluang-peluang baru, alat-alat untuk mengkapitalisasinya, dan pembentukan struktur yang tepat untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut.

Menurut Corbin (2007: 61), Entrepreneurial Leadership adalah gaya kepemimpinan yang mampu mendelegasikan, mampu membangun karyawan- karyawan berperilaku tanggung jawab, mampu membuat dan menetapkan keputusan, dan bekerja secara independen.

Goosen (2007: 104) Entrepreneurial leadership, baik individu maupun organisasi menciptakan kebudayaan entrepreneur dengan

(6)

mengembangkan pelatihan budaya kewirausahaan dan penggabungan proses- proses entrepreneur, serta inisiatif-inisiatif baru yang brilliant.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan, entrepreneurial leadership merupakan gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada peluang dan menempatkan kekuasaan ditangan satu orang, mampu menciptakan peluang, serta mampu mengatur dan mengendalikan sumber daya secara efektif menggunakan keterampilan dan strategis untuk mencapai keuntungan.

2.1.3.2 Dimensi Entrepreneurial Leadership

Menurut J. Winardi (2008: 193-196), terdapat lima dimensi di dalam perusahaan yang dijalankan dengan Entrepreneurial Leadership, yaitu:

1) Orientasi yang didorong persepsi peluang

Seorang entrepreneur tergantung kepada persepsinya tentang peluang yang ada Entrepreneur menggunakan sistem-sistem perencanaan pengukuran kinerja guna mengendalikan sumber-sumber daya yang ada.

2) Komitmen terhadap peluang-peluang

Entrepreneur dengan jelas bersedia menerima resiko dari keputusan dan peluang-peluang yang diambilnya.dan entrepreneur dengan teliti dan dalam jangka waktu singkat mampu melihat suatu peluang dan memanfaatkannya.

3) Komitmen sumber-sumber daya

Seorang entrepreneur terbiasa dengan kondisi dimana ia menyalurkan sumber-sumber daya dan memantaunya secara periodik.

4) Pengendalian sumber-sumber daya

Entrepreneur yang menyediakan sumber-sumber daya bagi perusahaan, juga ikut mengendalikan.Mereka disiplin dalam aturan mengendalikan sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan, sehingga bersikap kurang fleksibel, namun bukan pula memaksa.Terhadap pihak-pihak yang bekerja dengannya didalam perusahaan, seorang yang memimpin secara entrepreneurial akan senantiasa memberikan ide-ide kepada mereka. Ikut membantu mereka dalam mengalami kesulitan dalam mencari suatu metode atau cara terbaik yang dapat ditempuh dalam perusahaan.

5) Visi yang Realistik

(7)

Entrepreneur memang bersedia mengambil resiko yang telah diperhitungkan, hal ini dikarenakan mereka memiliki visi yang realistik yang sudah mereka rencanakan dalam pencapaian tujuan.Visi tesebut pun direalisasikan dengan mendukung penuh orang-orang dalam perusahaannya (Michael dan Intan, 2011; Putrimaskusuma, 2009).

Agar berhasil, Seorang wirausahawan harus memikul berbagai peranan, tugas, dan tanggung jawab, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada peranan pemimpin oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan wirausaha atau Entrepreneurial Leadership yaitu Pemimpin yang baik harus mampu memengaruhi karyawan dengan memberikan bimbingan atau konsultasi dan memberi motivasi.

2.1.4 Motivasi

Motivasi merupakan variabel independen yang kedua (X2) dalam penelitian ini. Dalam bagian ini akan membahas mengenai Pengertian Motivasi, dan Jenis-Jenis Motivasi.

2.1.4.1 Pengertian Motivasi

motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya menurut bukunya Robbins dan Judge (2008: 222).

Motivasi adalah dorongan atau gejolak yang timbul dari dalam diri manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhannya sesuai dengan keinginan masing-masing (Afin Murti, 2012: 63).

Motivasi menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2008:219) adalah pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agarmereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.

Menurut Hasibuan (2012: 141), Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Motivasi adalah kondisi yang menggerakan karyawan agar mampu mencapai tujuan dari motifnya (Mangkunegara, 2007: 93).

(8)

Menurut Saydam (2000: 327) dalam Kadarisma (2012:276), pengertian motivasi dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan atau rangsangan kepada para karyawan sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa dipaksa.

Menurut Kadarisma (2012: 278), Motivasi kerja adalah penggerak atau pendorong dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat dan baik sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya.

Jadi menurut yang dikemukakan di atas dapat di uraikan bahwa motivasi merupakan kegiatan atau cara untuk mendorong seseorang atau dalam diri manusia agar mau berperilaku, bekerja secara sesuai keingian diri sendiri tanpa dipaksa untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan yang telah ditentukan agar optimal.

2.1.4.2 Jenis-Jenis Motivasi

Menurut Hasibuan (2012: 150), Mengatakan bawah jenis-jenis motivasi adalah sebagai beriku:

1) Motivasi Positif

Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang baik-baik saja.

2) Motivasi Negatif

Motivasi negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.

Menurut Winardi (2007: 7), Mengatakan bawah jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul dari

(9)

dalam diri sendiri. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsik didefinisikan juga sebagai motivasi yang hidup dalam diri individu dan berguna dalam situasi kerja yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan karena tidak akan menyebabkan individu bekerja untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan sebab tidak semua pekerjaan dapat menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhan.

Dalam keadaan ini motivasi terhadap pekerjaan perlu dibangkitkan oleh manajer agar mereka mau dan ingin bekerja secara lebih baik.

2.1.4.3 Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)

Frederick Herzberg (1950) dalam Hasibuan (2012: 157), seorang profesor ilmu jiwa pada Universitas di Cleveland, Ohio, mengemukakan Teori Motivasi Dua Faktor atau Herzberg's Two Factors Motivation Theory.

Menurut Frederick Herzberg (1996) dalam Robbins (2008: 218) ada dua jenis faktor yang mempengarhi motivasi kerja, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.

1) Faktor-Faktor Intrinsik yang berkaitan dengan isi pekerjaan, antara lain:

a. Tanggung Jawab (Responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan dan diberikan kepada seorang karyawan.

b. Kemajuan (Advancement), besar kecilnya kemungkinan karyawan dapat maju dalam pekerjaannya.

c. Pekerjaan Itu Sendiri (the work itself), besar kecilnya tantangan yang dirasakan oleh karuawan dari pekerjaannya.

d. Pencapaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan karyawan mendapatkan prestasi kerja, mencapai kinerja tinggi.

e. Pengakuan (Recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada karyawan atas kinerja yang dicapai.

2) Faktor-Faktor Ekstrinsik yang menimbulkan ketidakpuasan serta berkaitan dengan konteks pekerjaan, antara lain:

(10)

a. Kebijakan dan Administrasi perusahaan (company policy and administration), derajat kesesuaian yang dirasakan karyawan dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi.

b. Kondisi kerja (working condition), derajat kesesuaian kondisi kerja dengan pelaksanaan tugas pekerjaannya.

c. Gaji dan Upah (wagesand salaries), derajat kewajaran dari gaji yang diterima sebagai imbalan kinerjanya.

d. Hubungan Antar Pribadi (interpersonal relation), derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan karyawan lain.

e. Kualitas supervisi (Quality supervisor), derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan dan diterima oleh karyawan.

(Michael dan Intan, 2010: 25-26)

Dari faktor motivasi tersebut umumnya motivasi yang tinggi dihubungkan kinerja dengan kinerja yang baik. Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang buruk. Kinerja karyawan kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor dari mempengaruhi kinerja.

2.1.5 Kinerja Karyawan

Kinerja Karyawan merupakan variabel dependen (Y) dalam penelitian ini.

Dalam bagian ini akan membahas mengenai Pengertian Kinerja Karyawan, Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja, dan Aspek-Aspek Kinerja.

2.1.5.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2012: 94) Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Mangkunegara (2007: 67) Kinerja Karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Cash dan Fischer (1987) dalam Brahmasari (2008), Kinerja sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan.

(11)

Menurut As'ad dalam Brahmasari (2008), mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya.

Jadi Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan dalam melaksanakan tugas- tugas dan tolak ukur dimana karyawan melakukan sesuai dengan dibebankan kepadanya yang didasari atas tanggung jawab, pengalaman, kecakapan dan kesungguhan karyawan itu sendiri.

2.1.5.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja

menurut Mathis dan Jackson (2006, p113-114)Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu :

1) Kemampuan Individual

Kemampuan individual karyawan ini mencakup bakat, minat, dan faktor kepribadian.Tingkat keterampilan, bahan mentah yang dimiliki seseorang berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, kecakapan interpersonal, dan kecakapan tekhnis. Dengan demikian, kemungkinan seorang karyawan akan mempunyai kinerja yang baik, jika karyawan tersebut memiliki keterampilan yang baik maka karyawan tersebut akan menghasilkan kinerja yang baik pula.

2) Usaha yang dicurahkan

Usaha yang dicurahkan dari karyawan bagi perusahaanadalah etika kerja,kehadiran, dan motivasinya. Tingkat usahanya, merupakan gambaran motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Dari itu, kalaupun karyawan mempunyai tingkat keterampilan untuk mengerjakan pekerjaan, akan tetapi tidak akan bekerja dengan baik jika hanya sedikit upaya. Hal ini berkaitan dengan perbedaan antara tingkat keterampilan dengan tingkat upaya. Tingkat keterampilan merupakan cermin dari apa yang dilakukan, sedangkan tingkat upaya merupakan cermin apa yang dilakukan.

3) Dukungan Organisasional

Dalam dukungan organisasional, perusahaan menyediakan fasilitas bagi karyawan meliputi pelatihan, peralatanteknologi, dan manajemen atau rekan kerja. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

(12)

dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah apa yang mempengaruhi sebanyak mereka memberikan kontribusi pada organisasi.

2.1.5.3 Aspek-Aspek Kinerja

Mangkunegara (2007: 17-18) mengemukakan aspek-aspek yang dinilai dalam kinerja mencakup: kesetiaan, hasil kerja, kejujuran, kedisiplinan, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab.

Sedangkan menurut Husein Umar dalam Mangkunegara (2007: 18), membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut:

1) Mutu Pekerjaan 6) Kerja Sama 2) Kejujuran Karyawan 7) Keandalan

3) Inisiatif 8) Pengetahuan tentang pekerjaan

4) Kehadiran 9) Tanggung Jawab

5) Sikap 10) Pemanfaatan waktu kerja

Setelah menjelaskan pengertian dan teori dari kinerja karyawan, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja, dan Aspek-Aspek Kinerja maka dapat diambil keputusan dalam menentukan kerangka pemikiran tersebut.

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2012: 89) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen atau variable bebas (X) dan variable dependen atau variabel terikat (Y). Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah Entrepreneurial Leadership (X1) dan Motivasi Kerja (X2), sedangkan yang menjadi variabel dependennya adalah Kinerja Karyawan (Y).

(13)

(Kerangka Pemikiran)

H1

Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 2.1 - Kerangka Pemikiran

Di dalam variabel tersebut ada Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen atau variable bebas (X) dan variable dependen atau variabel terikat (Y), Dalam penelitian ini H1 yang diketahui di gambar 2.1 bahwa variabel independennya (X1) Entrepreneurial Leadership memiliki dimensi/bagian yaitu Orientasi strategi yang didorong persepsi peluang, Komitmen terhadap peluang, Komitmen terhadap sumber daya, Pengendalian sumber daya dan Visi yang realistik terhadap variabel

Entrepreneurial Leadership(X1) - Orientasi strategi yang didorong

persepsi peluang

- Komitmen terhadap peluang - Komitmen terhadap sumber daya - Pengendalian sumber daya - Visi yang realistik

(J. Winardi; 2008)

Kinerja Karyawan (Y) - Kemampuan Individual - Usaha yang dicurahkan - Dukungan Organisasional

(Mathis dan Jackson; 2006) H3

Motivasi (X2) - Faktor Intrinsik - Faktor Ekstrinsik

(Frederick Herzberg; 1950)

H2

(14)

dependennya (Y) kinerja karyawan yaitu Kemampuan Individual, Usaha yang dicurahkan dan Dukungan Organisasional, Dalam penelitian ini H2 yang diketahui di gambar 2.1 bahwa variabel independennya (X2) motivasi memiliki dimensi bagian yaitu faktor Intrinsik dan faktor Ekstrinsik terhadap variabel dependennya (Y) kinerja karyawan yaitu Kemampuan Individual, Usaha yang dicurahkan dan Dukungan Organisasional dan Dalam penelitian ini H3 yang diketahui di gambar 2.1 bahwa variabel independennya (X1) Entrepreneurial Leadership dan (X2) motivasi memiliki dimensi bagian terhadap variabel dependennya (Y) kinerja karyawan. Jadi setelah mendapatkan Kerangka Pemikiran maka selanjutnya masuk ke hipotesis yang dapat di rumusan masalah dalam penelitian.

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012: 93), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.Jadi Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban yang empiris dengan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) Hipotesis 1

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF.

Ha : Ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF.

2) Hipotesis 2

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF.

Ha : Ada pengaruh signifikan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT.

KARUNIA LESTARI XPRESIF.

3) Hipotesis 3

Ho : Tidak ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF.

(15)

H1 : Ada pengaruh signifikan Entrepreneurial Leadership dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. KARUNIA LESTARI XPRESIF.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Melihat skor rata-rata data pascates dari kedua kelas yang digunakan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat tingkat keefektifan yang berbeda pada kedua

Walaupun belum ada laporan efek samping tersebut oleh Pusat MESO Nasional, namun keputusan ini merupakan bagian dari keputusan global dan produsen yang bersangkutan telah

Tabel 1.2. Walau dalam 3 tahun terakhir ini Toko X mengalami penurunan laba, likuiditas yang rendah,.. 4 pegawai yang tidak disiplinan dan mendapat ancaman dari

Bila tanah pondasi pada kedalaman normal p p tidak mampu mendukung beban, sedangkan tanah keras terletak pada kedalaman yang p y g sangat dalam.. Bila pondasi terletak pada

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran generatif melalui media riil dan media virtuil, gaya belajar dan interaksinya terhadap prestasi

Pelatihan ini ditujujan pada manager telekomunikasi maupu data komunikasi, Call Center designers, consultants, communications professionals, software engineers, system

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu (1) masyarakat mengetahui perbedaan return saham portofolio optimal metode Markowitz dengan return.. saham bukan

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif yang diwujudkan dengan data. Data hasil tes kesegaran jasmani yang berupa angka telah