UNDANG-tJNDANG REPUBLIK INDONESIA _ NOMOR ... TAHUN .... .
TENTANG
BIDA G A SIP DA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
2017
SEUM
-1-
DEWANPERWAKILANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
/ -
PENGESAHANMINAMATA CONVENTION ON MERCURY
(KON~ENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)
r
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESk
1 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa tujuan pemerintah Negara Indonesia,
c.
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia! Tahun
1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia d n untuk memajukan kesejahteraan umum,
kehidupan bangsa, dan ikut ketertiban dunia yang berdasarkan _P.erdamaia a:blldi d-an-keaailan sosial;
---
mencerdaskan me1aksanakan kemerdekaan,
bahwa penggunaan merkuri dari aktivitas manusia berpotensi memberikan dampak serius terhadap kesehafun manusia dan lingkblqgan hidup 'Sehiogga antar negara secara lebih
_______.
I
Jenan , em inta o esi e-n.a , , tanganiMinamata Convention on Mercury (Konvensi Minamata MengenaiMerkuri), yang bertujuan melindungi kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan hidup dari emisi dan pelepasan merkuri serta senyawa merkuri yang diakibatkan oleh aktivitas manus1a;
Mengingat
-2-
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,huruf b, dan huruf c,perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengesahan Minamata Convention on Mercury (Konvensi Minamata MengenaiMerkuri);
1. Pasal 5 ayat (1),Pasal 11, Pasal 20,dan Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahtln 1945; (
2. Untlang-Undang NomorJ 24 Tah.un 2000 tentang Perjanjian Internasional (L€mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indene~ia Nomor 4012);
Dengan Persetujuan Bersama
I l
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
I
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
,....
MEMUTUSKAN:
r
NDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHANMINAl}:fATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI INAMAT,\
bahasa Indonesia sebagaimana terlampir merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Undang- Undang ini.
-3-
Pasal2
Undang-Undang m1 mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, pengundangan U ndang- U ndang penempatannya dalam Lembaran Indonesia.
memerintahkan m1 dengan Negara Republik
Disahkan di Jakarta pada tanggal (
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO wrDoDo ...
Diundangkan di Jakarta pada tanggal
MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...
Rancangan tlndang-Undan _ _ - - Republi Ind0Ilesia teI ntapg Pengesahan Minamata Convention On Mercury (Konvensi Minamata mengenai Merkur:.) beserta Penje!Etsannya telah mendapatKan persetujuan aalam Rapat Paripurna- ke-5 Dewan _!:er:wakilan Raeyat Republik Indonesia- 1\:.fasa Persidangan I Tahun Sidang 201?-2018 paEia tanggal 13 September" 2017 untuk disahkan menj:;rcti Undang-Undang.
---
-v
Dr. AGUS HERMANTO
I.
DEWANPERWAKILANRAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN PENJELASAN
ATAS
- -
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... J'AHUN ...
TENTANG
PENGESAHANMINAMATA CONVENTION ON MEI RCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)
Merkuri atau yang biasa disebut dengan raksa adalah unsur kimia dengan simbol Hg. Merkuri dan senyawa merkuri merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup oleh karena bersifat toksik, persisten, bioakumulasi dan dapat berpindah dalam jarak jauh di atmosfir. Dengan bantuan bakteri di sedimen dan perairan, merkuri berubah menjadi meti me kuri yang lebih beroahaya bagi kesehatan karena masuk dalam rantaJi makaoan.
Pada tahun 2001, United Nations Enuironmental Pr:ogramme (UNEP) melakukan kajian
global~ng
merkur-i~Iiyawa
merkuri terkait dengan aspek dampak kesehatan, sumber., transportasi dan peredaran serta 2erdagangan merkuri,juga tek-nolegi pe~ahan dan pengengglia'1 merkuri. Berdasarkan ·r1ct;il kajian terse but UNEP menyimpulkanbahw~ 1.
diperlukan tindaka!l--j__...- upaya internasional guna menurunkan resiko dampak- merkufi terhadap kesehatan manusia dan- kesel-amatan lingkungan hidu dari lepasan merkun dan senyawa merkuri.
Dalam r.angka mer:tg~mGtalikan merK:ur:1 seear~"a in ernasional, UNEP menyelenggarakan Governing Council (GC) pada tahun 2009 yang menghasilkan Resolusi 25/5 tentang pembentukan Intergovernmental Negotiating Committee (INC) on Legally Binding Instrument of Mercury yang bertujuan untuk membentuk aturan internasional yang mengikat tentang pengaturan merkuri secara global.
-5-
Dalam proses penyusunannya, Indonesia turut berperan aktif dalam INC, mulai dari INC-1 pada tahun 2010 di Stockholm hingga INC-5 pada tahun 2013 di Jenewa yang menyetujui substansi konvensi dan menyepakati nama konvensi adalah "Minamata Convention on Mercury'' atau Konvensi Minamata Mengenai Merkuri.
Konvensi Minamata mengatur pengadaan dan perdaganganmerkuri dan senyawa merkuri, termasuk di dalamnya pertambangan merkuri, penggunaannya sebagai bahan tambahan di dalam produk dan proses produksi, pengelolaan merkuri d' P~rtampangan Emas Skala Kecil (PESK), pengendalian emisi dan lepasan merkuni dari industri ke udara, air dan tanah, penyimpana sto_k/ cadangan merkuri dan senyawa merkuri sebagai bahan bal{ujtambahan pr-oduksi, pengelolaan limbah merkuri dan laha~terkontaminasi merkuri, sefta kerjasama internasional dalam pengelolaan bantuan teknis, pendanaan dan pertukanan in£ rmasi.
'
Konvehsi Mina ata disepakati di Kumamoto, Jepang ada tanggal 10 Oktober 2013 dan Indonesia merupakan salah satu Negara yang menandatangani perjanjian internasional ini. I "'
A. Manfaat
Adapun manfaat mengesahkan Konvensi Minamata bagi Indonesia,
an fara lain:
r
l
1. Memberikan dasar hukum bagi negara untuk mengeluarkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk menjamin lingkungan hid~yang crsib~ sehat kepada rakyat Indonesia; ---
...
2. Mem6erikan rasa aman dan menjaga kesehatan serta melindungi
~sumber daya manus-ia generasi yang-akan datang akiba dampak
... ..-- -...
negatif merkuri; ~
I
3. pengendalianpengadaan, distribusi eredaran, perdagangan merkuri dan -senyawa merkuri;
4.
5. Mendorong sektor industri untuk tidak menggunakan merkuii sebagai bahan baku dan bahan penolong dalam proses produksi.
6. Membatasi penggunaan merkuri sebagai bahan tambahan pada produk serta mengendalikan emisi merkuri.
-7-
produk tersebut, kecuali apabila terdapat pengecualian pada Lampiran A tersebut, atau Negara Pihak yang bersangkutan telah mencatatkan pengecualian sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Konvensi.
c. Masing-masing Negara Pihak wajib mengambil langkah- langkah untuk mencegah terjadinya pengikutsertaan merkuri dalam produk rakitan yang diproduksi,diimpor dan diekspor tidak diperbolehkan berdasarkanKonvensi.
d. Setiap Negara PihakpadaKonvensi wajib menyediakan, sesuai dengan kemampuannya, sumb~r daya terkait kegiatan nasional yang Ciimaksudkan untuK me gimplementasikan Konvensi ini. Terkait dengan bantuan pendanaan yang bersifat multilateral, regional maupun bilateral, pengelolaan ana dilakukan melalui Global Environment Facility Trust
FUnd. / ~
e. Setiap Negara Pihak pada Konvensi memfasilitasi pertukaran informasi terkait dengan penanganan Merkuri di negaranya berdasarkan ketentuan Konvensi ini, termasuk ieknologi alternatif yang digunakan untuk menggantikan kegunaan Merkuri.
Setiap Negara Pihak pada Konvensi
memf~ silitasi
pelaksanaaan peningkatan pemahaman masyarakat, melalui Pend,idikan danjatau pelatihan terkait dengan dampak papa'ran merkuri dan senyawa merkuri pad kesehatan
anusia dan lingkungan hidup.
3. Konvensi ini berlaku bagi setiap negara yang,...melakukan ratifikasi, aksesi, r>enerimaan atau persetujuan pada
Ko nvensidam~mulalberlaku pad ~r-ke -90
(sembilan puluh) setelah 1anggal pen irnpanan instrumen ratifikasi, penerimaan, persetujuan, ataupun aksesi yang ke-50 (lima puluh).1---;7
~
.-<"---- ~ I ,
C. PE~ERUNDANG-UNDANGAN YANG BER~TAN DE!'i,GA~
KONVENSI MINAMATA
Nomor
Internasional.Dalam kedua tersebut
mengenai tata cara menyelenggarakan hubungan luar negeri dan dalam melakukan perjanjian internasional.
-6-
7. Mendorong sektor kesehatan untuk tidak menggunakan lagi merkuri di peralatan kesehatan dan produk untuk kesehatan;
8. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan untuk membantu atau menolong masyarakat yang terkena dampak akibat merkuri;
9. Mendorong PESK tidak menggunakan merkuri dalam kegiatannya;
10. Mendorong sektor energi untuk mengurangi lepasan merkuri ke udara, air dan tanah; J-
""
11. Memperkuat pelilgaturan dan pengawasan pengelolaan Limbah yang mengantlung merk:uri;
12. Mengurangi resiko tanah, air dan udara yang merkuri;
...
ntaminasi
13. Memberikan peluang bagi Indonesia untuk mefldapatkan bantuan internasional, antara lain bantuan tekni( alih tek-nologi dan pendanaan dalam upaya pengendalian emisi merkpri dan penghapusan merkuri pada kegiatan sektor
indu st~i
1 dan ( kegiatan PESK di Indonesia;1l4. Meningkatkan kerja sama informasidalam penelitian dan pengganti merkuri pada proses
global un tuk rp€1Ttukaran pengembangan, terutajlla industri dan P SK guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
r
B. Materi Pokok Konvensi Minamata mengenai MerK:uri
Beberapa materi
... ~n g diatur~-Kon:e:nsi
MinamataMengenai ... Merkuri :yang perlu menjadi perhatian bagi Indonesia, ,sebagai berikut: ...---- ----...
<"-
1. Bersama-sama mencapai tujuan konvensi,yaitu melindungi kesehatan---~ man usia dan ling ungan hid up
lepasan merkuri maupun senyawa-senyawa yan~
bersilfat ant o~oger1i .
2. Bel:>erapa kewajiban Negara PiliaU: acra Konvensi:
M
a. Tidak memperbolehkan penambangan merkuri primer di wilayah negaranya sejak tanggal mulai berlakunya Konvensi bagi Negara Pihak tersebut.
b. Tidak memperbolehkan produksi, impor, ataupun ekspor dari produk-produk mengandung merkuri yang tercantum pada Bagian I dari Lampiran A Konvensi setelah berakhirnya masa penghentian penggunaan yang ditetapkan untuk produk-
-8-
Terkait dengan pengesahanKonvensiMinamata mengenai Merkuri, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian lnternasional menyebutkan bahwa pengesahan perjanjian internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup harus dilakukan dalam bentuk Undang-Undang.
Beberapa peraturan perundang-undangan lainnya yang secara substansi berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta kesehatan manusm dari dampak merkuri, sebagai berikut:
r
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun. 19~5 tentang Pengesahan United Nations Convention on the Law of the Sea(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut) yang
.)
mewajibkan Negara para pihak dari ~U CLQJS engambil langkah-langkah untuk mencegah, rrlengvrflngi, dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut(Pasal 194);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4yang mengatur hak konsumen antara lain memiliki hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danjatau jasa dan
~endapatkan
kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian, apabila barang dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; ,.., 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Per ambangan
Mineral dan Batubara secara tegas menyebutkan mengenai d1butuhkahnya izin untuk kegiatan pertambangan rakyat dan secara spesifik mengatur mengenai 1 wil y
1('_
kegiatan pertambangan ra~at tgFsebut-;--- - -4. Undang-Untlang-Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan···Pe~gelolaan Lingkungan idup Pasal 1 Ayat (14) dan (16)
~__m_engatur mengen · pencema:r:an dan . .kerusakan lingkuggan;.- 5. Undang-Updang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Pasal 4 ayat: ( 1) yang mengatur bahw produk lat kesehatan L-clan- _p-efbekalan kesehatan ru,mah tangga, selanjutnya
di ~but
PKRT, yang beredar harus memenuhi standar dan/ atau _ge sya~atan mut ReamanaiDl ,aan ke anfraa a an hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang memiliki sertifikat produksi serta Pasal 163 ayat (3) yang menegaskan bahwa lingkungan sehat harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan antara lain zat kimia berbahaya;
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pengesahan Rotterdam Conventionon the Prior Informed Consent Procedure for
-9-
Certain Hazardous Chemicals and Pesticides in International Trade (Konvensi Rotterdam tentang Prosedur Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal untuk Bahan Kimia dan Pestisida Berbahaya Tertentu Dalam Perdagangan Internasional);
7. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 30 menegaskan bahwa sumber daya alam diolah dan dimanfaatkan secara efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga dalam pemanfaatannya perusahaan industri dan perusahaan kawasan industri wajib untuk melakukan pengelolaan limbah dan Pasal 77 menegaskan bahwa dala mewujudkan 'ndustri J hijau, Pemerintah melakukan perumusan kebijakan penguatan kapasitas kelemba aan, stan ardisasi dan pemberian fasilitas. Pengaturan
k . k ./ (' d 1'
penggunaan mer un atau senyawa mer un ~erta pengen a 1an emisi merkuri, menjadi salah satu acuan Pem€rintah dalam menyusun standar industri hijau yang memuat Ketentuan mengenai bahan baku, bahan penolong, energi, proses produksi, produk, manajemen perusahaan dan pengelolaan limba ;
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan ../
bahwa perdagangan yang dilakukan di Indonesia 1aruslah berwawasan lingkungan yang mengakibatkan bahw.a setiap barang atau jasa yang diperdagangkan
te l(k~ d ~gan
lingkungan maka barang dan jasa tersebut harus ' did,aftarkan
I
pada Menteri dan dicantumkan nomor pendaftarah ~tersebut
pada setiap barang dan atau kemasannya; l
9. Ufl.dang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 I tentang Pemerintah , . - Daerah Lampiran cc, mengatur pembagian urusaD pemerin tahav .. J::>ida-ngellergi dallSU:m. ber- da{a mineual un tuk sub urusan mi:peral dan batubara, penetapan wilayah pertambangan sebagai bagian dari rencana tata ruang wilayah
"~sional yang, terdiri atas wilayah usafia pertambangarl,Wilayah
pertambangan rakyat, dan 1wilayah p€ncadangan Negara serta (._ ilay:all- usaha pertambangan httsus menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat; V
10. Ke}.> It san Preside a un 1
Basel Convention on t1ie Contra o Transoounaary ovement of Hazardous Waste and Their Disposal bahwa setiap negara pihalr peratifikasi Konvensi Basel diwajibkan untuk melakukan serangkaian kegiatan pengelolaan limbah 83 dan limbah lainnya.
-10-
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran antara naskah terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris, yang digunakanadalah salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris.
Pasal2
Cukup jelas.
TAMBAHAN tEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOl\10 ...
Jakarta, 13 September 2017
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA WAKIL KETUA,