LAMPIRAN
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
NOMOR : TAHUN2017
TANGGAL : 2017
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. (H.C) IR. SOEKARNO
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
RUMAH SAKIT
•.•••••••••"••
•H
RSUD DR.(H.C) Ir.SOEKARNO
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BEUTUNG
PERIOOE 2017-20Z1
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RSUD DR. (H.C.) IR. SOEKARNO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
STANDART PELAYANAN MINIMAL PERIODE 2017-2021
Mengesahkan,
a.n Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
Sekretaris Daerah
(TANDI.,SH.,M.Si 08811 1001
Pangkalpinang, Desember2016
Direktur RSUD DR. (H.C.) IR. SOEKARNO
dr. LUCIA SHINTA SILALAHI NIP. 19750305 200501 2 007
H. ATA PFMffiAHTAF
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya Iah Pedoman Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Rumah Sakit
Umum Daerah Provinsi ini dapat tersusun dengan baik sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM-RS)merupakan alat ukur mutu
rayanan rumah sakit yang dapat mendukung pencapaian mdikator kinerja rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C) Ir. Soekamo sebagai salah satu sarana
kesehatan ikut berkontribusi memberi dukungan untuk pencapaian indikator kinerja
kabuDaten/kota bidang kesehatan yang terukur melalui Standar Pelavanan Minimal
Kesehatan Kabupaten/Kota
Diharapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.(H.C) Ir. Soekarno ini dapat digunakan oleh insan RSUD Dr.(H.C) Ir.
Soekarno untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional
serta dapat dijadikan bahan akuntabilitas kinerja rumah sakit.
Disamping itu, kami harapkan pula pedoman ini dapat dijadikan Standar
Pelayanan bag' Tenaga kpcphatpn dglam mpm.hf»rikan np|p\/pn»n y*ng hprm. iti i naria
masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.DnxEKTUR
RSUD Dr. (H.C.) Ir. SOEKARNO PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
dr. LUCIA SriiNTA SILALAHI
QAFTAELJSl Kata Pengantar ' Daftarlsi ji DaftarTabel '•' BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang
1
B. Maksud dan Tujuan
1
C. Pengertian Umum dan Khusus
2
D. Landasan Hukum 3
E. Sistematika Dokumen Standar Pelavanan Minimal di Rumah Sakit 4
BAB II Standar Pelayanan Minimal RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno
5
A. Jenis- Jenis Pelayanan 5
B. Indikator dan Standar Pelayanan Minimal 5
nAPTAR TABEL
Tafce 1
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
g Gawat Darurat
"aoei 2
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
RawatJalanTabel 3
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
8 Kawat map
Tabel 4.
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Q
Bedah Sentral
Tabel 5
Rencana Pencaoaian Standar Pelavanan Minimal Pelavanan
Persalinan dan Perinatalogi
10
Tabel 6.
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Intensif
12
Tabel 7.
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
13
Radiologi
Tabel 8.
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
I ahnratnrinm Patnlngi KliniW
Tabel 9.
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Rehabilitasi Medik
15
Tabel 10. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Farmasi
Tabel 11. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Gizi
16
Tabel 12. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Tr-jnpf ipi r\orol-». . „ . . . » • . • . * < . -— • - • —
Tabel 13. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Gakin
17
Tabel 14. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Rekam Medis
18
Tabel 15. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
PengolahanLimbah
Toot rs. Raneans Peneapaiari Stands? Palayawm Mfewnal fotaysran
Administrasi Manajemen
20
Taoei 17. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Ambulance/ Kereta Jenazah
21
"ace 18 Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
21 Pemuiasaran jenazan
TaW 19 Rencana Pfincanaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 22
"aoei 20 Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Laundry 22
Taoel 21. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan PPI 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang
beragam, berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakinkompleksnya permasalahan di rumah sakit. Oleh karena itu, RSUD Dr.(H.C) Ir.
Soekarno membuat Standar Pelayanan Minimal yang mengacu pada Permenkes
129/Menkes/SK/ll/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Pada Permenkes 129/2008 yang dimaksud dengan Standar Pelayanan
Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal. Disebutkan juga dalam penjelasao pasal 39 ayat 2 PP Rl No 58 tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan standar pelayanan minimal adalah tolak ukur kinerja dalam menentukan
capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Standar pelayanan minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C) Ir.
Soekarno ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C) Ir. Soekamodalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian.pengawasan dan pertanggungjawaban serta penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit.Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target yang harus dicapai mengacu pada target nasional dengan kerangka waktu pencapaian sesuai kemampuan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C) Ir. Soekarno.cara perhitungan/rumus/pembilang/penyebut/standar/satuan pencapaian
kinerja.
C. PENGERTIAN UMUM DAN KHUSUS
1. Umum:
a. Standar Pelayanan Minimaladalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimal yang diberikan oleh Badan Layanan
Umum kepada masyarakat.
b.
Rumah Sakitadalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kurative danrehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
2. Khusus
a. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah
Sakit kepada masyarakat.b.
Mutu
Pelayanan
adalah
kinerja
yang
menunjuk
pada
tingkat
kesempurnaan
pelayanan
kesehatan,
yang
disatu
pihak
dapat
menimbulkan kepuasan kepada setiap pasien sesuai dengan tingkat
kepuasan
rata-rata
penduduk,
serta
dipihak
lain
tata
cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditetapkan.
1 "" E
c. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian
terhadap jenis dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi,
keselamatan dan keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan
kompetensi teknis dan hubungan antar manusia berdasarkan standar
WHO.
d. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu
organisasi dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau
barang kepada pelanggan.
e. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi
keadaan
atau
status
dan
memungkinkan
dilakukan
pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atautolak ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahane terhadap besaran target atau standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
f.
Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan
sesuatu yang harus dicapai.
g. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator
h. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari
sumber data untuk tiap indikator
i. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap
indikator kinerja yang dikumpulkan
j. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam
rumus indikator kinerja
k. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam
rumus indikator kinerja
I. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa
dicapai
m. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan,
2.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2du0 tentang program Pembangunan
Nasional tahun 2000 - 2005,
=, - mm WM
9 J
5. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenanga Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
6. Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang
pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggara Pemerintah Daerah,
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2003 tentang
pedoman organisasi perangkat daerah (Lembaran Negara tahun 2001 No. 14, tambahan lembaran negara No. 42621)
8.
Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Rl sebagaimana telah
beberapa kali diiubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 62 Tahun 20059. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,12. Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik,13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes/ SK /I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten/ Kota dan Rumah Sakit
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MenKes/SK/ll/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
16. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575/ Menkes/ SK / II /2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
tentang penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal,
18. Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung No. 188.44/619.01/RSUDP/IX/2014 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) RSUD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
E. SISTEMATIKA DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RUMAH SAKIT
Sistematika dokumen SPM di Rumah Sakit dtsusun dalam bentuk: BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan
C. Pengertian Umum dan Khusus
. Landasan Hukum
. Sistematika Dokumen Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit BAB II Standar Pelayanan Minimal RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno A. Jenis - Jenis Pelayanan
B. Indikator dan Standar Pelayanan Minimal BAB III Penutup
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RSUD Dr. (H.C.) Ir. SOEKARNO
A. JENIS-JENIS PELAYANAN
Jenis-jenis pelayanan di Rumah Sakit yang minimal wajib disediakan oleh
Rumah Sakit meliputi:
1. Pelayanan Gawat Darurat 2. Pelayanan Rawat Jalan 3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Bedah
5. Pelayanan Persalinan Dan Perinatologi 6. Pelayanan Intensif
7. Pelayanan Radiologi
8. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik 9. Pelayanan Rehabilitasi Medik
10. Pelayanan Farmasi 11. Pelayanan Gizi
12. Pelayanan Transfusi Darah 13. Pelayanan Keluarga Miskin
14. Pelayanan Rekam Medik 15. Pengelolaan Limbah
Pelayanan Administrasi Manajemen 17. Pelayanan Ambulans/Kereta Jenazah 18. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah 19. Pelayanan Laundry
20. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 21. Pencegah Pengendalian Infeksi
B. INDIKATOR DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Standar Pelayanan minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C.)lr.Soekarno
meliputi:
1. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat darurat adalah salah satu ujung tombak pelayanan di
Rumah Sakit. Pelayanan ini diberikan kepada pasien yang datang dengan kondisi membutuhkan bantuan medis sesuai dengan kebutuhan dan prioritas,
hingga yangmemerlukan tindakan segera untuk menyelamatkan jiwa pasien
(life
saving). Kemampuan
menangani
Iifesaving6\
gawat
darurat
menggambarkan kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan gawat
darurat kepada bayi, anak, orang dewasa dan ibu melahirkan berupa upaya
penyelamatan jiwa manusia (life saving) dengan urutan Airway, Breath,
Circulation. Standar sesuai Permenkes 129/2008 nilainya 100%, dimana kondisi saat ini di RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno baru mencapai nilai sebesar87,5%.
Indikator lain yang juga sangat penting adalah waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat. Hal inidapat menggambarkan terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat. Waktu tanggap inididefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan pasien untuk dilayani sejak pasien datang sampai mendapat pelayanan dokter. Standar sesuai Permenkes 129/2008, dalam waktu ^ 5 menit pasien sudah terlayani oleh
dokter. Kondisi saat ini di RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno sudah memenuhi standar
< 5 menit terlayani setelah pasien datang.
Selain itu, berdasarkan permenkes 129/2008 tidak diperkenankan bagi Rumah Sakit untuk meminta uang muka kepada pasien saat menangani kasus gawat darurat. Hal ini untuk menjamin terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu segera memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat. Hingga saat ini semua pasien yang datang ke UGD RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno selalu dilayani keluhannya terlebih dahulu sesuai dengan tingkat kegawatannya dan tidak pernah meminta uang muka kepada pasien.
Tabel 1. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Gawat Darurat
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Kemampuan menangani
life saving anak dan dewasa 87.5% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat
24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 3. Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang bersetifikat ATLS/BTLS/ACLS/PPGD 59,4% 100% 100% 100% 100% 100% 4. Ketersediaan tim
penanggulangan bencana 0 1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim 5. Waktu tanggap pelayanan
Dokter di gawat darurat £5 menit s5 menit <5 menit s5 menit <5 menit <5 menit
B. Kepuasan pelanggan Belum
diukur >70% >70% >70% >70% £70%
7. Kematian pasien <24 jam < 7/\ 000 < QA 000 < 2^000 < 2A 000 £21000 < 21000
8. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka
100% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan adalah salah satu bentuk pelayanan kesehatan
dimana pasien memperoleh pelayanan dari dokter untuk keperluan diagnosa,
pengobatan, dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa perlu tinggal di ruang
rawat inap. Berdasarkan Permenkes 129/2008, salah satu standar minimal
rawat jalan adalah dokter yang melayani di poliklinik spesialis adalah harus
100% dokter spesialis. Selain itu, setidaknya harus tersedia pelayanan klinik
anak, klinik penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik bedah. Saat ini di RSUD
Dr.(H.C) Ir. Soekarno sudah memiliki dokter spesialis anak, dokter spesialis
penyakit dalam, dokter spesialis kebidanan, dan dokter spesialis bedah, dan semuanya memberikan pelayanan di klinik sesuai spesialisasinya masing-masing.Pelayanan rawat jalan dapat pula menjadi tolak ukur bagi mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Hal ini karena pelayanan rawat jalan merupakan salah satu unit pelayanan yang memiliki kontak terbanyak dengan pelanggan rumah sakit. Untuk itu, mutu pelayanan rawat jalan perlu didesain sedemikian rupa hingga mampu mewujudkan kepuasan pelanggan. Metode yang bisa dilakukan untuk evaluasi adalah dengan survei, namun saat ini di RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno belum pernah dilakukan.
Tabel 2. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Rawat Jalan
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis 100% Dokter Spesialis 100% 100% 100% 100% 100% 2. Ketersediaan Pelayanan 1) Klinik Anak 2) Klinik Penyakit Dalam 3) Klinik Kebidanan 4) Klinik Bedah Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
3. Jam buka pelayanan 100% pada jam 08.00-13.00 setiap hari kerja
kecuali Jum'at 08.00-11.00
100% 100% 100% 100% 100%
4. Waktu tunggu di
rawat jalan £60 menit
<60 menit <60 menit <60 menit <60 menit <60 menit 5. Kepuasan
pelanggan Belum diukur £90% >90% >90% >90% £90% Standar Pelayanan Minimal RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno
6. a. Penegakan 0% £60% £60% £60% £60% £60% diagosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB b. Terlaksananya 0% £60% £60% £60% £60% £60% kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS
3. Pelayanan Rawat Inap
Pada Pelayanan Rawat Inap terdapat indikator-indikator yang harus dicapai sesuai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit sepertiindikator pemberipelayanan rawat inap. Ini menggambarkan tersedianya pelayanan rawat
inap oleh tenaga yang kompeten dimana pemberi pelayanan rawat inap adalah
dokter spesialis dan tenaga perawat yang kompeten (minimal D3). Kondisi saatini di RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno sudah memenuhi target Permenkes 129/2008
yaitu 100% pemberi pelayanan adalah dokter spesialis dan perawat minimal
D3, dan diharapkan tahun selanjutnya tetap dapat memenuhi standar.
Indikator yang juga penting yaitu tidak adanya kejadian pasien jatuh yang
berakibat kecacatan/kematian.lni merupakan bagian dari mutu keselamatan
pasien yang dapat memberikan gambaran pelayanan keperawatan yang aman
bagi pasien. Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama dirawat
baik akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi, dan sebagainya, yang
berakibat kecacatan atau kematian. Berdasarkan Permenkes 129/2008 nilai
standarnya 100%, kondisi di saat ini di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitungsudah mencapai nilai 100%.3. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Rawat Inap
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap 100% Dokter Spesialis dan Perawat min D3 100% 100% 100% 100% 100% 2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Ketersediaan
pelayanan Rawat Inap
1) Anak 2) Penyakit Dalam 1) Kebidanan 4) Bedah Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 4. Jam Visite Dokter
Spesialis
100% pada jam
08.00 s/d 14.00
setiap hari kerja
100% 100% 100% 100% 100% 5. Kejadian infeksi pasca
operasi 0% £1,5% £1,5% £1,5% £1,5% £1,5%
3. Kejadianinfeksi
nosokomial 0% £1,5% £1,5% £1,5% < 1,5% £1,5%
7. Tidak adanya kejadian
pasien jatuh yang
berakibat kecacatan/kematian 100% 100% 100% 100% 100% 100% 3. Kematian pasien >48 jam 0% £0,24% £0,24% £0,24% £0,24% £0,24% 9. Kejadian pulang paksa 12% £5% £5% £5% £5% £5%
10. Kepuasan pelanggan Belum di ukur £90% > 90% £90% £90% £90%
11.Rawat InapTB a. Penegakan diagosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB b. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS 0% 0% £ 60% £60% £60% £60% £ 60% £ 60% £ 60% £60% £ 60% £ 60% 4. Bedah Sentral
Bedah sentral merupakan salah satu bagian pelayanan rumah sakit yang
melakukan pelayanan kepada pasien yang memerlukan tindakan pembedahan,
baik elektif (terencana) maupun darurat (emergensi). Indikator-indikator dalam
standar layanan bidang bedah sentral mencerminkan beberapa hal terkait mutu
pelayanan pasien. Dimensi mutu yang dimaksud berupa keselamatan pasien di
meja operasi, efektivitas dan efisiensi dalam tindakan operasi, serta kepuasan
pasien. Karena lebih banyak membahas perihal keselamatan pasien, hampir
semua indikator dalam layanan ini mematok nilai tinggi sebagai standar
minimal. Untuk pencapaian pelayanan minimal RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini telah sesuai dengan ketentuan
dalam standar pelayanan minimal permenkes 129/2008.
Tabel 4. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bedah
Sentral
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Waktu tunggu operasi elektif Ohari £2 hari £2 hari £2 hari £2 hari £2 hari
2. Kejadian kematian di meja operasi
0% £1% £1% £1% £1% £1% 3. Tidak adanya kejadian operasi
salah sisi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Tidak adanya kejadian operasi
salah orang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5. Tidak adanya kejadian salah
tindakan pada operasi 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6. Tidak adanya kejadian
tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 7. Komplikasi anesthesi karena
overdosis, reaksi anestesi dan salah penempatan endotracheal tube
0% £6% £6% £6% £6% £6%
5. Persalinan dan Perinatologi
Ada delapan jenis indikator dalam standar pelayanan minimal di bidang
persalinan dan perinatologi rumah sakit. Indikator utama adalah pemberi
pelayanan yang kompeten dalam melakukan tugas nya kepada pasien.
Pemberi pelayanan yang dimaksud berupa Dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, dokter umum terlatih dan bidan sebagai standar dalam pelayanan
persalinan normal, dan tim PONEK jika proses persalinan dengan penyulit.
Untuk
persalinan
melalui
tindakan
operasi section
caesarea,
standar
permenkes 129/2008 mengharuskan tindakan ini dilakukan oleh dokter
spesialis anestesi, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, serta dokter
anak. RSUD Dr. (HC) Ir. Soekarno menargetkan untuk pemberi pelayanan
bidang persalinan dan perinatologi akan mencapai 100% pada tahun 2021.
Dengan tercapainya target tersebut, diharapkan indikator-indikator terkait
dibidang yang sama turut tercapai sesuai standar permenkes 129/2008.
Indikator yang dimaksud adalah kejadian kematian ibu karena persalinan,
kemampuan menangani BBLR < 1500gr - 2500 gram, dan pertolongan
inan melalui seksio cesaria.
Pelayanan minimal bidang persalinan dan perinatologi saat SPM ini dibuat
secara umum hampir mencapai target yang telah ditentukan permenkes 129/2008. Hal ini dilihat dari pemberi layanan dari tenaga dokter dan bidan yang sudah 100% kompeten. Untuk indikator mengenai sasaran keselamatan pasien (kematian ibu, penanganan BBLR, dan Iain-Iain) saat ini sudah tercapaibisa dikarenakan jumlah kumulatif pasien yang dianggap masih sedikit yang dilayani dibidang ini.
Tabel 5. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Persalinan
dan Perinatalogi
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
0%
(perdarahan) £1% £1% £1% £1% £1%
0%
(preeklampsia) £30% £30% £30% £30% £30%
0%
(sepsis) £0,2% £0,2% £0,2% £0,2% £0,2% 2. Pemberi pelayanan
persalinan normal 100%olehdokter SpOG/dokter umum terlatih APN/bidan 100% 100% 100% 100% 100% 3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit 0% oleh TIM PONEK 100% 100% 100% 100% 100% 4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi 100% oleh dokter SpAn, dokter SpOG
dan dokter SpA
100% 100% 100% 100% 100%
5. Kemampuan menangani
BBLR <1500gr-2500 gr 0% 100% 100% 100% 100% 100% 6. Pertolongan Persalinan
melalui seksio cesaria 0% £20% £20% £20% £20% £20% 7. Presentase KB
(vasektomi &
tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr.Sp.OG, dr.Sp.B.dr.Sp.U.dr.
Umum terlatih
100% 100% 100% 100% 100% 100%
8. Presentase peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap oleh bidan terlatih
100% 100% 100% 100% 100% 100%
9. Kepuasan Pelanggan Belum diukur >80% > 80% > 80% >80% > 80%
6. Pelayanan Intensif
Unit intensif merupakan perawatan khusus yang dikelola untuk merawat
pasien berat dan kritis yang mengancam nyawa. Pelayanan di unit intensif
melibatkan tenaga kesehatan yang terlatih dan kompeten, serta harus didukung
oleh peralatan medis khusus.Pelayanan di unit kritis merupakan salah satu ujung tombak dalam melihat
mutu rumah sakit. Mutu utama dinilai dari persentase rerata pasien yang
kembali ke perawatan intensif dengan kasus penyakit yang sama. Ketentuan
dalam permenkes 129/2008 menghendaki rata-rata pasien yang kembali ke unit intensif dengan kasus yang sama tidak boleh lebih dari 3% pada rumah sakit.Perawatan medis di unit intensif suatu rumah sakit harus dilakukan oleh
tenaga yang kompeten dan terlatih. Hal ini sesuai dengan permenkes 129/2008, yang menyebutkan bahwa standar pelayanan minimal di unit intensif
harus dilakukan oleh dokter spesialis anestesi dan dokter spesialis sesuai
dengan kasus yang ditangani, sedangkan untuk tenaga paramedis harusperawat D3 dengan sertifikat perawat mahir intensive care unit atau setara.
RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno saat ini telah memiliki tenaga dokter spesialis
anestesi yang bertanggung jawab di unit intensif, dan dokter-dokter spesialis lain sesuai bidang keilmuannya. Berdasarkan analisis saat ini jumlah perawat yang memiliki kualifikasi D3 dengan sertifikat mahir ICU berjumlah 50%.
Persentase tersebut ditargetkan sampai 100% sesuai dengan persyaratan
standar pelayanan minimal rumah sakit.
Tabel 6. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Intensif
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Pemberi pelayanan Unit Intensif 100% Dokter Spesialis anestesi dan dokter sesuai dengan kasus yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 50% Perawat minimal D3 dengan sertifikat Perawat mahir ICU/setara D4 100% 100% 100% 100% 100%
2. Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
0% £3% £3% £3% £3% £3%
7. Radiologi
e i f
JjMgMf|
Pelayanan bidang radiologi merupakan salah satu penunjang medis yang
memberikan layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa
foto atau gambar yang dapat membantu dokter dalam hal penegakan
diagnosis. Pelayanan ini juga memerlukan peralatan dan tenaga medis khusus yang kompeten dibidangnyaStandar pelayanan minimal bagian radiologi di RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno diukur dengan tujuan menggambarkan efektivitas dan efisiensi rontgendilakukan oleh tenaga ahli untuk memastikan ketepatan diagnosis. Untuk gambaran persepsi pasien terhadap mutu pelayanan radiologi yang
diberikan diukur melalui survei terhadap pasien. Masing-masing standar pada tiap-tiap indikator, frekuensi pengumpulan dan analisis data mengacu pada permenkes 129/2008. Indikator-indikator dalam standar bidang radiologi terdiri dari: waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto, pelaksana ekspertise hasil
pemeriksaan, kejadian kegagalan pelayanan rontgen, dan kepuasanpelanggan. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertise. Standar Pelayanan Minimal RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno 12
Pelaksana ekspertise rontgen adalah dokter spesialisradiologi yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil pemeriksaan radiologi. Bukti pembacaan dan verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan dokter spesialis radiologi pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan kepada dokter yang meminta. Sedangkan kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak dapat dibaca.
Survei pada saat ini indikator-indikator dalam pelayanan radiologi secara umum telah mencapai target yang telah ditentukan. Hal ini masih dipengaruhi oleh jumlah pasien yang mendapat pelayanan dibidang ini yang masih minim. Namun rencana 5 tahun mendatang dengan semakin banyaknya kumulatif pasien yang berobat RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno tetap menargetkan pencapaian indikator tetap mengacu ke permenkes 129/2008.
Tabel 7. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Radiologi
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Waktu tunggu hasil
pelayanan thorax foto 1 Jam £3 jam £3 jam £3 jam £3 jam £3 jam 2. Pelaksana ekspertisi 100% dokter
Sp. Rad 100% 100% 100% 100% 100% 3. Kejadian kegagalan
pelayanan Rontgen 15% <2% £2% £2% £2% £2%
4. Kepuasan Pelanggan Belum diukur >80% >80% >80% >80% >80%
8. Laboratorium Patologi Klinik
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium seringkali menjadi salahsatu
masalah yang dikeluhkan oleh pelanggan rumah sakit. Waktu tunggu yang
dimaksud adalah tenggang waktu mulai pasien diambil sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi. Untuk itu permenkes 129/2008 telah mengatur bahwa standar waktu tunggu adalah < 140 menit untuk hasil kimia darah dan darah rutin. Di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi KepulauanBangka Belitung sendiri hingga saat ini belum pernah dilakukan pengukuran
secara objektif mengenai waktu tunggu tersebut.
Dalam permenkes 129/2008 juga disebutkan bahwa semua pelaksanaan ekspertise hasil pemeriksaan laboratorium harus dilakukan oleh dokter spesialis Patologi Klinik dan dibuktikan dengan adanya tandatangan pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan pada dokter yang meminta. Saat ini di RSUD
Prov. Kep. Babel sudah memiliki 1 orang dokter spesialis Patologi Klinik,
sehingga semua hasil laboratorium yang dikeluarkan telah mendapat ekspertisi dan ditandatangani oleh dokter spesialis Patologi Klinik.
Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium menjadi salahsatu faktor dalam keselamatan pasien. Berdasarkan data yang diperoleh, hingga saat ini di RSUD Prov. Kep. Babel belum pernah ditemukan
laporan kesalahan tersebut sehingga dapat diperoleh hasil 100%.
Ketiga hal diatas dilakukan bertujuan untuk mencapai tingkat kepuasan
pelanggan yang baik. Berdasarkan permenkes 129/2008 disebutkan bahwa target kepuasan pelanggan yang harus dicapai adalah > 80%. Untuk itu diperlukan survei mengenai kepuasan pelanggan.Tabel 8. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Laboratorium
Patologi Klinik
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Waktu tunggu hasil pelayanan
Laboratorium Belum diukur £140 menit £140 menit £140 menit £140 menit £140 menit 2. Pelaksana ekspertisi 100% dr.SpPK 100% 100% 100% 100% 100% 3. Tidak adanya kesalahan
pemberian hasil pemeriksaan laboratorium
100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Kepuasan Pelanggan >80% >80% >80% >80% >80% >80%
9. Rehabilitasi Medik
- E tat*
Pelayanan rehabilitasi medik merupakan salahsatu pelayanan penunjang
utama rumah sakit. Pelayanan ini melalui tahapan-tahapan yang menyesuaikan
dengan perkembangan kondisi pasien, sehingga membutuhkan beberapa kali
kunjungan pasien untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini terkadang
membuat pasien enggan dan malas untuk datang melanjutkan program yang
sudah ditetapkan atau Drop Out. Berdasarkan permenkes 129/2008 telah diaturbahwa kejadian Drop Out pasien terhadap pelayananan rehabilitasi medik yang
direncanakan harus mencapai target < 50%. Kondisi saat ini di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih di angka < 60%.Dalam pelayanan juga diharapkan tidak terjadi kesalahan tindakan
rehabilitasi medik. Kesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah memberikan
atau tidak memberikan tindakan rehabilitasi medik yang diperlukan yang tidak
sesuai dengan rencanaasuhan dan/atau tidak sesuai
denganpedoman/standarpelayananrehabilitasimedik. Target yang harus dicapai
adalah 100%.
Kemudian perlu juga dilakukan survei kepuasan pelanggan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi pelanggan terhadap pelayanan
Standar Pelayanan Minimal RSUD Dr.(H.C.} Ir. Soekarno 14
rehabilitasi medik. Dapat dilakukan dengan cara memberikan kuisioner pada
pasien yang datang. Targetnya adalah > 80% pelanggan merasa puas dengan
pelayanan rehabilitasi medik yang diberikan.Tabel 9. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Rehabilitasi
Medik 1
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayananan rehabilitasi Medik yang
direncanakan
£ 60% £50 % £50% £50% £ 50% £ 50% 2. Tidak adanya kejadian kesalahan
tindakan rehabilitasi medic
100% 100% 100% 100% 100% 100% 3. Kepuasan Pelanggan Belum
diukur £ 80%
>80% £80% £80% £ 80%
10. Farmasi
Dalam rangka keselamatan pasien di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak diperbolehkan terjadi kesalahan
dalam pemberian obat. Kesalahan pemberian obat dapat meliputi salah dalam
memberikan jenis obat, salah dalam memberikan dosis, salah orang, dan salah jumlah. Hingga saat ini belum pernah dilaporkan terjadi kesalahan, sehingga
diperoleh hasil sesuai target yaitu 100%.
tmj£
Permenkes 129/2008 telah mengatur bahwa waktu tunggu pelayananfarmasi untuk obat jadi adalah ^ 30 menit dan untuk obat racikan adalah < 60
menit. Waktu tunggu yang dimaksud adalah tenggang waktumulaipasienmenyerahkan resep sampai dengan menerima obat. Saat ini belum dilakukan pengukuran untuk mengetahui waktu tunggu tersebut.
Selain itu, dalam rangka evaluasi pelayanan, perlu juga dilakukan survei kepuasan pelanggan terhadap pelayanan farmasi. Namun, saat ini juga belum
dilakukan. Targetnya adalah > 80% pelanggan merasa puas.
Indikator lain yang perlu diukur adalah penulisan resep sesuai
formularium. Tujuannya adalah tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada
pasien. Ditargetkan 100%, namun saat ini belum ada data pengukuran mengenai hal tersebut.
Tabel 10. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Farmasi
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Waktu tunggu pelayanan a. Obat jadi b. Obat racikan Belum diukur Belum diukur £30 menit £60 menit £30 menit £60 menit £30 menit £60 menit £30 menit £60 menit £30 menit £60 menit
2. Tidak adanya kejadian
kesalahan pemberian obat 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Kepuasan pelanggan Belum diukur > 80% > 80% £ 80% > 80% > 80%
4. Penulisan resep sesuai
formularium Belum diukur 100% 100% 100% 100% 100%
11. Gizi
Terdapat 3 indikator yang perlu diukur dalam pelayanan gizi. Yang pertama adalah ketepatan waktu pemberian makan kepada pasien. Definisinya
adalah ketepatanpenyediaan makanan pada pasien sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Targetnya adalah > 90%, dimana berdasarkan hasil pengukuran saat ini sudah diperoleh angka 100%.Indikator yang kedua adalah sisa makanan yang tidak termakan oleh
pasien. Ini menggambarkan efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi gizi,
dimana yang dinilai adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak dimakan oleh
pasien (sesuai dengan pedoman asuhaa gizi rumah sakit). Targetnya adalah
20%, namun saat ini di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung masih berada di angka 40%. Ini tentunya akan menjadi
perhatian untuk diperbaiki kedepannya.
Indikator ketiga adalah tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet.
Saat ini belum pernah ada laporan kesalahan pemberian diet, sehingga
diperoleh pengukuran 100% dan sesuai dengan target dalam Permenkes129/2008.
Tabel 11. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Gizi
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Ketepatan waktu pemberian
makan kepada pasien 100% £90% > 90% > 90% 2: 90% £90% 2. Sisa makanan yang tidak termakan
oleh pasien 40% £20% £20% £ 20% £20% £20%
3. Tidak adanya kejadian kesalahan
pemberian diet 75% 100% 100% 100% 100% 100%
12. Transfusi Darah
Transfusi darah diperlukan untuk pasien yang membutuhkan darah di
RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada
pelayanan transfusi darah terdapat 2 indikator yang diukur. Pertama adalah
kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi. Hasil pengukuran saat ini kebutuhan darah sudah 100% terpenuhi sesuai dengan target yang ditentukanoleh Permenkes 129/2008.
Kedua adalah munculnya kejadian reaksi transfusi. Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisis akibatgolongan darah tidak sesuaiatau gangguan systemimun sebagai akibatpemberian transfusi darah. Angka kejadian reaksi transfusi di RSUD Provinsi saat ini adalah 0%, dan sesuai dengan target Permenkes 129/2008 yaitu < 0,01%. Hal
ini akan terus coba dipertahankan untuk kedepannya.
Tabel 12. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Transfusi
Darah
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan tranfusi 100% 100% .. 100% 100% 100% 100% 2. Kejadian Reaksi transfusi 0% £0,01% £ 0,01 % £0,01% £0,01% £0,01%
13. Pelayanan Gakin
Pasien Keluarga Miskin adalah pasien pemegang kartu BPJS yang dibiayai pemerintah. Pelayanan dilakukan pada seluruh pasien GAKIN yang datang ke rumah sakit pada setiap unit pelayanan dalam satu bulan sehingga tergambar kepedulian rumah sakit terhadap masyarakat miskin. Saat ini di RSUD Dr.(H.C) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah melayani pasien BPJS. Pelayanan yang dilakukan pun sudah memenuhi target
100%.
Tabel 13. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Gakin
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
Pelayanan terhadap pasien Gakin
yang datang ke rumah sakit pada
setiap unit pelayanan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
14. Rekam Medis
Standar pelayanan minimal rekam medis terdiri atas 4 indikator yaitu kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan, kelengkapan informed concent setelah mendapat informasi yang jelas.waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
Untuk saat ini, kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan dan kelengkapan informed consent setelah mendapat informasi yang jelas.sudah mencapai target 100%.
Sementara untuk waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan dan rawat inap sudah memenuhi waktu yang ditargetkan walaupun kadang masih terkendala dibeberapa faktor yang menyebabkan waktu
terlampaui seperti menunggu keputusan keluarga apakah pasien setuju untuk
di rawat inap atau tidak.Tabel 14. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Rekam
MedisIndikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
100% 100% ~100% 100% 100% 100%
2. Kelengkapan Informed Consent setelah mendapat informasi yang jelas
100% 100% 100% 100% 100% 100% 3. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat jalan 7,5 Menit £10 menit £10 menit £10 menit £10 menit £10 menit 4. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat inap 7,5 Menit £15 menit £15 menit £15 Menit £15 menit £15 menit 15. Pengolahan Limbah
Standar pelayanan minimal pengolahan limbah terdiri dari 2 indikator yaitu baku mutu limbah cair sesuai standar dan pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan.
Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang dianggap aman bagi kesehatan di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Hasil laboratoriumpemeriksaan limbah cair rumah sakit
harus sesuai dengan ambang batas yang ditolerir dan diukur dengan indikator:
a. BOD (Biological Oxygen Demand) : < 30 mg/liter
b. COD (Chemical Oxygen Demand) : < 80 mg/liter
c. TSS (Total Suspended Solid) < 30 mg/literd. PH : 6-9
Saat ini belum dilakukan pengukuran baku mutu limbah cair di
lingkungan RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Sedangkan untuk pengelolaan limbah padat infeksius sesuai
dengan aturan sudah dilakukan walaupun baru mencapai target 50%.
Tabel
15.
Rencana
Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
Pelayanan
PengolahanLimbahIndikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Baku mutu limbah BOD BOD BOD BOD BOD
cair sesuai standar <30mg/L <30mg/L <30mg/L <30mg/L <30mg/L
COD COD COD COD COD
diukur <80mg/L <80mg/L <80mg/L <80mg/L <80mg/L TSS TSS TSS TSS TSS <30mg/L <30mg/L <30mg/L <30mg/L <30mg/L PH6-9 PH6-9 PH6-9 PH6-9 PH6-9 2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan 50% 100% 100% 100% 100% 100% aturan mm* 16. Administrasi Manajemen
Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Administrasi Manajemen di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada indikator tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi adalah pelaksanaan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh peserta pertemuan terhadap
kesepakatan atau keputusan yang telah diambil dalam pertemuan tersebut sesuai dengan permasalahan pada bidang masing-masing. Hasil pertemuan direksi ditindaklanjuti dalam satu bulan. Saat ini tindak lanjut hasil pertemuan
tingkat direksi baru mencapai 50%, belum sesuai dengan Permenkes 129/2008
dimana ditetapkan standar 100%..
Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat dan gaji berkala sudah sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku. Saat ini ketepatan untuk 2 indikator tersebut bagi pegawai RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung hampir mencapai target 100%.
Tabel
16.
Rencana
Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
Pelayanan
AdministrasiManajemenIndikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021 1. Tindak lanjut penyelesaian
hasil pertemuan tingkat direksi
50% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Kelengkapan laporan
akuntabilitas kinerja 50% 100% 100% 100% 100% 100% 3. Ketepatan waktu pengusulan
kenaikan pangkat 70% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Ketepatan waktu
pengurusan kenaikan gaji berkala
90% 100% 100% 100% 100% 100% 5. Karyawan yang mendapat
pelatihan minimal 20 jam
per-tahun 70% > 60% > 60% >60% >60% > 60% 5. Costrecovery Belum diukur >40% > 40% >40% >40% > 40% 7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Belum
diukur <2jam £2 jam £2 jam £2 jam £2 jam 9. Ketepatan waktu pemberian
imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
70% 100% 100% 100% 100% 100%
, _ . ,
....•-- , . .
17. Ambulance/ Kereta Jenazah
—e 65; S3
n . •
...;•'-Standar pelayanan minimal pelayanan ambulance/ kereta jenazah di
RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno diantaranya dinilai dari segi waktu pelayanan
ambulance/ kereta jenazahdan kecepatan memberikanpelayanan ambulance/ keretajenazah di Rumah Sakit. Ketentuan dalam Permenkes 129/2008 bahwa pelayanan ambulance/ kereta jenazah harus dapat diakses setiap waktu oleh pasien/keluarga pasien yang membutuhkan sehingga pelayanan ini harus tersedia 24 jam.Demikian pula dengan kecepatan waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah mulai dari permintaan ambulancediajukan olehpasien dan keluarga pasien di rumah sakit sampai tersedianya
ambulance/kereta jenazah diharapkan tidak lebih dari 30 menit. Saat ini
pelayanan ambulance/ kereta jenazah di RSUD Dr. (H.C.) Ir. Soekarno sudah tersedia 24 jam dan kecepatan waktu pelayanannya £ 30 menit.
Tabel 17. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Ambulance/
Kereta Jenazah
Indikator
Waktu pelayanan
ambulance/ kereta jenazah |2. Kecepatan memberikan
pelayanan ambulance/
kereta jenazah di RS 3. Respon time pelayanan
ambulan oleh masyarakat
yang membutuhkan Saat ini 24 jam £30 menit Belum sesuai 2017 24 jam <30 menit Sesuai 2018 24 jam <30 menit Sesuai 2019 24 jam <30 menit Sesuai 2020 24 jam 30menit Sesuai 2021 24 jam <30 menit Sesuai 18. Pemulasaran Jenazah
Waktu tanggap (response f/'me)pelayanan pemulasaran jenazah di RSUD
Dr. (H.C) Ir. Soekarno berdasarkan pengukuran saat ini adalah < 2jam.Waktu
tanggap yang dimaksud adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien dinyatakan
meninggal sampai dengan jenazah mulai ditangani oleh petugas.Hal ini sudah
sesuai dengan ketentuan dalam Permenkes 129/2008 dan diharapkan bisa
dipertahankan untuk tahun berikutnya.
Tabel
18.
Rencana
Pencapaian
Standar
Pelayanan
Minimal
Pelayanan
mm*
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
Waktu tanggap (response time) pelayanan Pemulasaran jenazah
<2jam £2 jam £2 jam <2jam £2 jam < 2 jam
19. Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Standar pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit di RSUD Dr. (H.C)
Ir. Soekarno dinilai dari indikator kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat, indikator ketepatan waktu pemeliharaan alat dan indikator peralatan laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi. Untuk saat ini dalam pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit belum sesuai standar.Seperti hai nya indikator kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak baru mencapai 60%, indikator ketepatan waktu pemeliharaan alat baru mencapai angka 80%, dan indikator peralatan laboratorium terkalibrasi tepat waktu baru mencapai 60%.Beberapa kendala seperti alat-alat untuk memperbaiki yang belum tersedia di instalasi prasarana dan sarana rumah sakit dan beberapa alat yang
dilakukan perbaikantidak selesai tepat waktu. Hal tersebut adalah beberapa
kendala yang biasa dialami oleh rumah sakit pemerintah yang belum menjadi
BLUD. Proses pengadaan alat-alat perbaikan yang belum pernah di anggarkan
pada tahun sebelumnya menjadi salah satu faktor penyebab yang paling
mendasar.
Tabel 19. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Ketepatan waktu menanggapi
kerusakanalat
60% £80% <80% <80% <80% £80%
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat 80% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Peralatan Laboratorium dan alat
ukur digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
60% 100% 100% 100% 100% 100%
20. Laundry
Standar pelayanan laundry di RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno dinilai dari aspek tidak adanya kejadian linen yang hilang dan ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap.Saat ini untuk pelayanan laundry di RS masih menggunakan pihak ketiga yang proses kerjasamanya di tuangkan dalam MOU antara RS dengan pihak ke tiga tersebut.
Pelayanan laundry saat ini belum memenuhi standar Permenkes 129/2008. Kendala yang biasa terjadi diantaranya jarak antara rumah sakit dengan tempat pihak ketiga terlalu jauh sehingga memperiambat dalam proses pengambilan linen bekas pakai dan proses pengembalian linen yang sudah dilakukan laundry. Untuk itu RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno akan berusaha meningkatkan mutu pelayananan laundry sehingga bisa memenuhi target
Permenkes 129/2008 yaitu 100%.
Tabel 20. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Laundry
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Tidak adanya kejadian linen yang
hilang 80% 100% 100% 100% 100% 100%
2. Ketepatan waktu penyediaan linen
untuk ruang rawat inap 80% 100% 100% 100% 100% 100%
21.
PPI (Pencegahan Pengendalian Infeksi)
Standar pelayanan PPI di RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno dinilai dari
tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih, tersedianya APD (alat pelindung
diri)di setiap instalasi/ departemen dan terlaksananya kegiatan pencatatan dan
pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit.AnggotatimPPI yang terlatih adalah
anggota tim PPI yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjut
PPI. Tujuan yang diharapkan adalah tersedianya anggota tim PPI yang
kompeten untuk melaksanakan tugas-tugas tim PPI. Untuk saat ini baru 40%
anggota tim PPI yang terlatih. Ini belum sesuai standar dikarenakan beberapa hal diantaranya baru terbentuknya tim PPI/ Komite PPI di RS.Untuk ketersediaan APD di setiap instalasi rumah sakit saat ini baru
mencapai 40%, masih dibawah standar Permenkes 129/2008 yaitu 60%. APD
adalah alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RS seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots, dan gaun.Sasarannya meningkatnya mutu pelayanan, keamanan pasien, petugasdan pengunjung. =**
Salah satu fungsi PPI adalah untuk mengendalikan infeksi nosokomial. Untuk itu perlu dilakukan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit yang kegiatannya adalah pengamatan faktor resiko infeksi nosokomial, pengumpulan data (cek list) pada instalasi yang tersedia di RS, inimal 1 parameter (ILO, ILI, VAP, ISK).Tujuan yang diharapkan adalah tersedianya pencatatan pelaporan infeksi di RS sehingga bisa menjadi dasar evaluasi pelaksanaan PPI di rumah sakit. Saat ini di RSUD Dr. (H.C) Ir. ekarno kegiatan ini belum berjalan, namun akan dilakukan untuk selanjutnya.
Tabel 21. Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan PPI
Indikator Saat ini 2017 2018 2019 2020 2021
1. Ada Anggota Tim PPI yang
Terlatih 40% > 75% £ 75% > 75% > 75% >75% 2. Tersedia APD di setiap
Instalasi/Departemen 40% 60% 60% 60% 60% 60%
3. Kegiatan pencatatan dan
pelaporan infeksi nosokomial / HAI (Health Care
Assosiated Infection) di RS
(minimal 1 parameter)
0% 75% 75% 75% 75% 75%
BAB III PENUTUP
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit pada hakekatnya merupakan
jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah
provinsi/pemerintah kabupaten/kota dengan standar kinerja yang ditetapkan. Namun
demikian mengingat kondisi masing-masing daerah yang terkait dengan sumber daya
yang tidak merata maka diperlukan pentahapan dalam pelaksanaan SPM oleh
masing-masing daerah, sesuai dengan kondisi perkembangan kapasitas daerah. Mengingat
SPM sebagai hak konstitusional maka seyogyanya SPM menjadi prioritas dalam
perencanaan danpenganggaran daerah.
Dengan disusunnya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit diharapkandapat
membantu pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di rumah sakit. SPM ini
dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumah sakit dan unsur terkait dalam
melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan.
GUBERNUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
ROSMAN"