• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN BUPATI PINRANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN BUPATI PINRANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI PINRANG

PERATURAN BUPATI PINRANG NOMOR : / / 2013

TENTANG

PENETAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PINRANG

BUPATI PINRANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan asas penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dan guna mewujudkan kepastian hak dan kewajiban berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan, setiap penyelenggara pelayanan publik wajib menetapkan standar pelayanan.

b. bahwa untuk memberikan acuan dalam penilaian ukuran kinerja dan kualitas penyelengaraan pelayanan dipandang perlu menerapkan standar operasional prosedur di SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang.

c. Bahwa untuk maksud pada huruf a dan huruf b diatas, perlu ditetapkan dengan keputusan bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah- daerah penyelengTingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, kolusi, Dan Nopotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3819);

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844 );

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

(2)

6. Undang – undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik ( Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 50380);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuwangan daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Pinrang ;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pinrang ;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 57 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang ;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor ... Tahun 2012 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2013 ;

12. Peraturan Bupati Pinrang Nomor ... Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2013.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI PINRANG TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PINRANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati Ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pinrang.

2. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pinrang 3. Bupati adalah Bupati Pinrang

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah organisasi/lembaga pada pemerintah kabupaten Pinrang yang bertanggung jawab kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

5. Kepala SKPD adalah Kepala satuan kerja perangkat daerah dilingkungan pemerintahan kabupaten pinrang.

6. Prosedur adalah langkah-langkah maupun tahapan stmekanisme yang harus diikuti oleh seluruh bagian organisasi untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

7. Kegiatan adalah penjabaran dari fungsi dan rincian tugas untuk mencapai hasil kerja yang telah ditentukan dalam standar operasional prosedur.

(3)

8. Standar operasional prosedur adalah serangkaiaan instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelengaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

9. Standar operasional prosedur administrasi pemerintahan ( SOP AP ) adalah standar operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10. Administrasi pemerintahan pengelolaan proses pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan yang dijalankan oleh organisasi pemerintahan.

11. SOP administratif adalah prosedur standar yang bersifat umum dan tidak rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang operatur atau pelaksana dengan lebih dari satu peran atau jabatan.

12. SOP teknis adalah prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh satu orang operatur atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN MAMFAAT Pasal 2

Maksud dari Standar Operasional Prosedur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang untuk membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas, produktivitas, dan bertanggung jawab serta memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang prima melalui perubahan pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set) dalam sistem manajemen pemerintahan.

Pasal 3

Tujuan dari standar Operasional Prosedur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang adalah untuk memberikan panduan bagi seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah dalam mengidentifikasi, menyusun, mendokumentasikan, mengembangkan, memonitor, serta mengevaluasi SOP AP sesuai dengan tugas dan fungsi aparatur pemerintah.

Pasal 4

Adapun mamfaat Standar Operasional Prosedur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang yaitu :

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan aparatur dalam menyelesiakan pekerjaan yang menjadi tugasnya.

2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh seorang aparatur atau pelaksana melaksanakan tugas.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual aparatur dan organisasi secara keseluruhan.

4. Membantu aparatur menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

5. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.

(4)

6. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan aparatur cara konkrit untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.

7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dapat berlangsung dalam berbagai situasi.

8. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu, dan prosedur.

9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh aparatur dalam melaksanakan tugasnya.

10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi aparatur.

11. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang aparatur dalam melaksanakan tugasnya.

12. Sebagai instrumen yang dapat melindungi aparatur dari kemungkinan tututan hukum karena tuduhan melakukan penyimpanan.

13. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas

14. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan.

15. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan, sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan.

BAB III

PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Pasal 5

Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dilaksanakan di semua bagian dan bidang pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi masing-masing.

Pasal 6

Adapun bagian atau bidang yang dimaksud pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pinrang adalah sebagai berikut:

1. Kepala Badan 2. Sekretariat.

 Sub bagian umum dan kepegawaian

 Sub bagian perencanaan

 Sub bagian keuangan 3. Bidang Sosial Budaya

 Kasubid Pemerintahan, Hukum, Dikpora, & Pariwisata

 Kasubid Kesehatan, Sosial, Nakertrans, Kependudukan, KB & PP 4. Bidang Fisik dan Prasarana

 Kasubid PU, Perhubungan & Pertanahan

 Kasubid Cipta Karya, Tata Ruang & LH

(5)

5. Bidang Ekonomi & Sumber Daya Alam

 Kasubid Ekonomi

 Kasubid Sumber Daya Alam 6. Bidang Litbang & Statistik

 Kasubid Penelitian & Pemgembangan

 Kasubid Statistik & Informasi 7. Jabatan Fungsional

BAB IV

PRINSIP PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN ( SOP- AP )

Pasal 7

Prinsip pelaksanaan SOP – AP : 1. Konsisten.

2. Komitmen

3. Perbaikan berkelanjutan 4. Mengikat

5. Seluruh unsur memiliki peran penting dan 6. Terdokumentasi dengan baik

(6)

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam berita daerah kabupaten pinrang.

Ditetapkan di Pinrang

Pada tanggal 24 April 2013.

BUPATI PINRANG,

ASLAM PATONANGI

Diundangkan di Pinrang Pada tanggal :

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PINRANG

SYARIFUDDIN SIDE

BERITA DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : TAHUN 2013

Referensi

Dokumen terkait

Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja (Z). Kepuasan kerja adalah perasaan senang dan positif yang ditunjukkan. dengan penyelesaian pekerjaan, tingkat

Kelembagaan daerah di Kabupaten Pinrang terkait erat dengan pelaksanaan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang fungsi kinerjanya dilakukan melalui

Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 4.3.1.33 Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah Badan Perencanaan

(6) Kawasan imbuhan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf b meliputi daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR DILINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BARITO KUALA..2. Daerah adalah

Ayat tersebut menegaskan bagi umat muslim bahwa tidak ada perbuatan atau perilaku yang bukan perintah Allah Swt.Dengan kata lain tidak boleh ada perbuatan, tindakan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi

TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOTA BIMA.. PEMERINTAH