• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 107.1/M-IND/PER/12/2015 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 107.1/M-IND/PER/12/2015 TENTANG"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 107.1/M-IND/PER/12/2015 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEJABAT FUNGSIONAL ARSIPARIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan kearsipan dilingkungan Kementerian Perindustrian, perlu menyusun petunjuk teknis pejabat fungsional arsiparis di lingkungan Kementerian Perindustrian ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Petunjuk Teknis Pejabat Fungsional Arsiparis di Lingkungan Kementerian Perindustrian;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286);

3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8)

4. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 54)

5. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 48 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis;

(2)

7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M- IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;

8. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 tentang Tata Cara penyesuaian (Inpassing) Jabatan Fungsional Arsiparis;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEJABAT FUNGSIONAL ARSIPARIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Pasal 1

Memberlakukan Petunjuk Teknis Pejabat Fungsional Arsiparis Di Lingkungan Kementerian Perindustrian sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Pejabat Fungsional Arsiparis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan acuan bagi setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian dalam melaksanakan kegiatan arsiparis.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

SALINAN Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:

1. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian;

2. Para Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian;

3. Para Pimpinanan UPT dan Unit Pendidikan di lingkungan Kementerian Perindustrian;

4. Pertinggal.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Desember 2015

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

SALEH HUSIN

(3)

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 107.1/M-IND/PER/12/2015 TANGGAL : 2 Desember 2016

PETUNJUK TEKNIS PEJABAT FUNGSIONAL ARSIPARIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB I

BAB II

Pendahuluan

A. Latar belakang B. Maksud dan tujuan C. Ruang lingkup D. Pengertian

Jabatan Fungsional Arsiparis

A. Rumpun jabatan dan kedudukan jabatan fungsional arsiparis B. Unit pembina dan tugas jabatan fungsional arsiparis

C. Kategori dan jenjang jabatan fungsional arsiparis

D. Tugas pokok, hasil kerja dan uraian tugas jabatan fungsional arsiparis E. Penilaian kinerja jabatan arsiparis

F. Pengangkatan dalam jabatan fungsional arsiparis dan Kenaikan pangkat dan kenaikan jabatan

G. Kompetensi jabatan fungsional arsiparis H. Pendidikan dan pelatihan

I. Pemberhentian sementara dan pengangkatan kembali dalam jabatan arsiparis

BAB III

Penutup

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SALEH HUSIN

(4)

PETUNJUK TEKNIS PEJABAT FUNGSIONAL ARSIPARIS BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahwa untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang efektif dan efisien di Lembaga-lembaga Negara, Badan-badan Pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian, diperlukan adanya manajemen atau pengelolaan arsip yang baik agar penyelengaraan kegiatan Pemerintahan dan pembangunan berjalan secara efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur yang handal, kompeten dan profesional yaitu SDM Kearsipan/Arsiparis yang handal dibidang Kearsipan.

Untuk menyelenggarakan kegiatan bidang kearsipan disetiap Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian masih terkendala karena belum adanya kesesuaian antara kompetensi dan jabatan yang diduduki, komposisi keahlian dan keterampilan yang proporsional, pendistribusian jabatan Fungsional belum didasarkan atas beban kerja, sehingga jabatan Fungsional yang ada belum secara nyata terlihat maksimal dalam sumbangsihnya terhadap pencapaian Visi dan Misi organisasi serta program Kementerian Perindustrian. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Arsiparis Kementerian Perindustrian.

Dalam hal ini Pemerintah telah memberikan pengakuan terhadap Jabatan Fungsional Arsiparis sejak ditetapkannya Keputusan Menteri Perindustrian Nomor.

36 Tahun 1990 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Fungsional Arsiparis, yang kemudian diubah dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/KEP/M.PAN/2/2002 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 34/KEP/M.PAN/3/2004 dan selanjutnya diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 34/PER/3/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya, terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 48 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis.

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Arsiparis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Unit-unit Kearsipan dan Pejabat Fungsional Arsiparis baik Pusat maupun Daerah di lingkungan Kementerian Perindustrian.

(5)

B. Maksud dan Tujuan

Maksud Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Arsiparis adalah sebagai acuan bagi unit Kearsipan dan Arsiparis di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Tujuan:

1. Mempermudah komunikasi yang efektif dan efisien antar Pejabat Fungsional Arsiparis dengan Unit Kearsipan baik Pusat maupun Daerah serta Unit Pembina Kearsipan dan Jabatan Fungsional Arsiparis Kementerian Perindustrian;

2. Untuk menyamakan persepsi dalam melakukan dan menentukan jenis pekerjaan sesuai dengan jenjang jabatannya dalam rangka menghitung dan membuat angka kredit.

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Jabatan Arsiparis Kementerian Perindustrian mencakup Jabatan Fungsional Arsiparis yang meliputi : Rumpun Jabatan Fungsional Arsiparis, Unit Pembina, Kategori dan Jenjang Jabatan Fungsional Arsiparis, Tugas Pokok, Hasil Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Fungsional Arsiparis, Penilaian Kinerja Jabatan Arsiparis, Pengangkatan, Kenaikan Pangkat dan Kenaikan Jabatan, Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis, Pendidikan dan Pelatihan, Pemberhentian Sementara dan Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis

D. Pengertian

1. Jabatan Fungsional adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang lingkup fungsi, dan tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan kearsipan pada Lembaga Negara, Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Desa, dan Perguruan Tinggi Negeri.

2. Arsiparis adalah seseorang PNS yang memiliki kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi, tugas, dan tanggungjawab melaksanakan kegiatan kearsipan yang diangkat oleh pejabat yang berwenang di lingkungan lembaga negara, pemerintahan daerah, permerintahan desa dan satuan organisasi perguruan tinggi negeri.

3. Arsiparis Kategori Keterampilan adalah Arsiparis dengan kualifikasi teknis atau penunjang professional yang pelaksanaan fungsi dan tugasnya serta kewenangannya mensyaratkan penguasaan

(6)

pengetahuan teknis di bidang kearsipan.

4. Arsiparis Kategori Keahlian adalah Arsiparis dengan kualifikasi profesional yang pelaksanaan fungsi dan tugasnya serta kewenangannya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kearsipan.

5. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip

6. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

7. Kegiatan kearsipan adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung penyelenggaraan kearsipan yang meliputi pengeloaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan, dan pengolahan serta menyajikan arsip menjadi informasi.

8. Kegiatan Pengelolaan Arsip Dinamis adalah proses penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, serta penyusuan arsip yang dilakukan terhadap arsip aktif, arsip inaktif dan arsip vital, secara efisien, efektif, dan sistematis.

9. Kegiatan Penciptaan Arsip adalah kegiatan pembuatan dan penerimaan arsip yang dilaksanakan berdasarkan tata naskah dinas, klasifikasi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip.

10. Kegiatan Pemeliharaan Arsip adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keautentikan, keutuhan,keamanan, dan keselamatan arsip melalui pemberkasan arsip aktif, penataan arsip inaktif, penyimpanan arsip, dan alih media arsip.

11. Kegiatan Pemberkasan Arsip adalah penempatan naskah ke dalam suatu himpunan yang tersusun secara sistematis dan logis sesuai dengan konteks kegiatannya sehingga menjadi satu berkas karena memiliki hubungan informasi, kesamaan jenis atau kesamaan masalah dari suatu unit kerja.

12. Kegiatan Penataan Arsip Inaktif adalah penataan arsip inaktif pada unit kearsipan melalui kegiatan pengaturan fisik arsip, pengolahan informasi arsip dan penyusunan daftar arsip inakif.

(7)

13. Kegiatan Penyimpanan Arsip adalah kegiatan penyimpanan arsip yang dilakukan terhadap arsip yang sudah didaftar dalam daftar arsip untuk menjamin keamanan fisik dan informasi arsip selama jangka waktu penyimpanan arsip berdasarkan JRA ( Jadwal Retensi Arsip).

14. Kegiatan Penggunaan Arsip adalah kegiatan memanfaatkan dan menyediakan arsip bagi kepentingan pengguna arsip yang berhak untuk memenuhi kepentingan dalam kegiatan perencanaan, pengambilan keputusan, layanan kepentingan publik, perlindungan hak, dan/atau penyelesaian sengketa serta kepentingan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

15. Kegiatan Penyusutan Arsip adalah pengurangan arsip melalui pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang telah habis retensinya dan tidak memiliki nilai guna lagi, dan penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.

16. Kegiatan Akuisisi Arsip adalah proses penambahan khazanah arsip statis pada lembaga kearsipan yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan arsip statis dan pengelolaannya dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan.

17. Kegiatan Pembinaan Kearsipan adalah kegiatan untuk memberi pengarahan, penguatan, dan pemberdayaan kepada pencipta arsip, lembaga kearsipan, dan Sumber Daya Manusia kearsipan serta pemangku kepentingan lainnya, berkenaan dengan arsip guna mencapai tujuan penyelenggaraan kearsipan secara efektif dan optimal.

18. Kegiatan Uji Kompetensi Kearsipan adalah Sertifikasi Arsiparis yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan untuk memberikan pengakuan formal kepada Arsiparis oleh ANRI sebagai pengakuan terhadap kompetensi bidang kearsipan.

19. Unit Kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam penyelenggaraan kearsipan.

20. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai angka kredit minimal yang harus dicapai oleh Jabatan Fungsional Arsiparis sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat dan/atau jabatan.

(8)

BAB II

JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

A. RUMPUN JABATAN DAN KEDUDUKAN JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS 1. Jabatan Fungsional Arsiparis termasuk dalam rumpun Arsiparis,

Pustakawan dan yang berkaitan.

1) Jabatan Fungsional Arsiparis, mempunyai kedudukan hukum sebagai tenaga profesional di bidang kearsipan yang memiliki kemandirian dan independen dalam melaksanakan fungsi, tugas Kementerian Perindustrian.

2) Jabatan Fungsional Arsiparis merupakan jabatan karier yang diduduki oleh PNS.

3) Dalam kedudukannya sebagai tenaga profesional, Arsiparis memiliki, tugas, dan kewenangan di bidang kearsipan.

2. Fungsi dan tugas Arsiparis:

1) menjaga terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian;

2) menjaga ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah;

3) menjaga terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4) menjaga keamanan dan keselamatan arsip yang berfungsi untuk menjamin arsip-arsip yang berkaitan dengan hak-hak keperdataan melalui pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya;

5) menjaga keselamatan dan kelestarian arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

6) menyediakan informasi guna meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang autentik dan terpercaya.

(9)

3. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Arsiparis mempunyai kewenangan untuk:

1) menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggungjawabnya oleh pengguna arsip apabila dipandang penggunaan arsip dapat merusak keamanan informasi dan/atau fisik arsip;

2) menutup penggunaan arsip yang menjadi tanggungjawabnya oleh pengguna arsip yang tidak berhak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

3) melakukan penulusuran arsip pada pencipta arsip berdasarkan penugasan oleh pimpinan pencipta arsip atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan kewenangannya dalam rangka penyelamatan arsip.

B. UNIT PEMBINA DAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

1. Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis di lingkungan Kementerian Perindustrian adalah Sekretariat Jenderal cq Biro Umum memiliki tanggungjawab dan kewenangan untuk:

1) menyusun petunjuk teknis pelaksanaan jabatan Fungsional Arsiparis;

2) membuat formasi jabatan arsiparis

3) mensosialisasikan jabatan Fungsional Arsiparis di lingkungan Kementerian Perindustrian;

4) menyelenggarakan pelatihan fungsional dan teknis Arsiparis;

5) mengembangkan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Arsiparis (SIJFA);

6) memfasilitasi dan pembinaan profesi Arsiparis;

7) melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada para pejabat Fungsional Arsiparis di lingkungan Kementerian Perindustrian;

8) melakukan monitoring dan evaluasi jabatan Fungsional Arsiparis

2. Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis dalam melaksanakan tugas pembinaan menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional Arsiparis secara berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Menteri Perindustrian RI. cq Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian

(10)

C. KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

Jabatan Fungsional Arsiparis merupakan jabatan Fungsional kategori:

1) Keterampilan; dan 2) Keahlian.

1. Jenjang Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori Keterampilan dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:

1) Arsiparis Pemula;

2) Arsiparis Terampil;

3) Arsiparis Mahir; dan 4) Arsiparis Penyelia.

2. Jenjang Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori Keahlian dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:

1) Arsiparis Ahli Pertama;

2) Arsiparis Ahli Muda;

3) Arsiparis Ahli Madya; dan 4) Arsiparis Ahli Utama.

D. TUGAS POKOK, HASIL KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

1. Tugas pokok Arsiparis di lingkungan Kementerian Perindustrian meliputi : 1) melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip dinamis,

2) pengelolaan arsip statis, 3) pembinaan kearsipan dan

4) pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi.

2. Hasil kerja Arsiparis dalam kegiatan Pengelolaan Arsip Dinamis, meliputi:

1) registrasi arsip;

2) daftar verifikasi arsip aktif yang autentik;

3) daftar arsip aktif;

4) daftar arsip inaktif;

(11)

5) daftar arsip vital;

6) daftar arsip inaktif yang dipindahkan;

7) persetujuan (pertimbangan) jadwal retensi arsip;

8) daftar arsip yang dimusnahkan;

9) daftar arsip statis yang akan diserahkan; dan

10) laporan pelayanan arsip dinamis; dan laporan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip dinamis.

3. Hasil kerja Arsiparis dalam kegiatan Pengelolaan Arsip Statis, meliputi:

1) laporan verifikasi arsip statis yang akan diserahkan;

2) daftar pencarian arsip (DPA);

3) pertimbangan pemberian penghargaan atau imbalan atas perlindungan dan penyelamatan arsip statis;

4) daftar arsip statis;

5) sarana bantu penemuan kembali arsip statis (daftar arsip, inventaris arsip, guide arsip baik tematik maupun khasanah);

6) naskah sumber arsip;

7) laporan pelayanan arsip statis; dan

8) laporan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip statis.

4. Hasil kerja Arsiparis dalam kegiatan Pembinaan Kearsipan, meliputi:

1) laporan bimbingan teknis (BINTEK) Kearsipan;

2) laporan bimbingan dan konsultasi (BIMKOS) penyelenggaraan Kearsipan;

3) laporan penyuluhan Kearsipan;

4) laporan hasil fasilitasi Kearsipan:

5) laporan supervisi penyelenggaraan Kearsipan;

6) laporan monitoring dan evaluasi (MONEV) sistem informasi Kearsipan;

7) laporan hasil analisis kebutuhan jabatan arsiparis;

(12)

8) laporan evaluasi fungsi dan tugas jabatan arsiparis;

9) laporan pengawasan penyelenggaraan Kearsipan;

10) pertimbangan pemberian penghargaan Kearsipan di lingkungan Kementerian Perindustrian; dan

11) norma, standar, prosedur dan kriteria Kearsipan.

5. Hasil kerja Arsiparis dalam kegiatan Pengolahan dan Penyajian Arsip menjadi Informasi, meliputi:

1) daftar informasi arsip aktif;

2) daftar informs arsip inaktif;

3) daftar informasi arsip vital;

4) daftar informasi arsip statis; dan 5) daftar informasi Kearsipan.

6. Uraian kegiatan/tugas Arsiparis sebagai berikut:

1) Kegiatan Pengelolaan Arsip Dinamis, meliputi:

(1) melakukan kegiatan penerimaan dan pembuatan arsip dalam rangka penciptaan arsip;

(2) melaksanakan verifikasi autentisitas arsip yang tercipta;

(3) melakukan pemberkasan arsip aktif;

(4) melakukan penataan dan penyimpanan arsip inaktif;

(5) melakukan identifikasi dan alih media arsip dinamis;

(6) melakukan identifikasi dan penilaian asrip dinamis yang akan diautentifikasi;

(7) melakukan identifikasi dan pengelolaan arsip terjaga;

(8) melakukan identifikasi dan pengelolaan arsip vital;

(9) melakukan identifikasi, penilaian dan verifikasi arsip dalam rangka pemindahan arsip inaktif;

(10) melakukan identifikasi, penilaian, dan verifikasi serta penyusunan naskah persetujuan/pertimbangan jadwal retansi arsip;

(13)

(11) melakukan identifikasi, penilaian dan verifikasi serta penyusunan naskah persetujuan/pertimbangan pemusnahan arsip;

(12) melakukan identifikasi, penilaian dan verifikasi serta menyusun daftar arsip yang akan dimusnahkan;dan

(13) memberikan pelayanan penggunaan arsip dinamis.

2). Kegiatan Pengelolaan Arsip Statis, meliputi:

(1) melakukan identifikasi dan analisis arsip dalam rangka penyusunan Daftar Pencarian Arsip (DPA);

(2) melakukan penataan dan penyimpanan arsip statis;

(3) melakukan penyusunan sarana bantu penemuan kembali arsip statis;

(4) melakukan identifikasi, verifikasi, dan preservasi arsip statis;

(5) melakukan identifikasi dan penilaian arsip yang akan direproduksi/alih media;

(6) melakukan identifikasi dan penilaian arsip statis yang akan diautentifikasi;

(7) melakukan identifikasi dan penilaian penerbitan naskah sumber arsip;

(8) melakukan pelayanan arsip statis; dan

(9) melakukan evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip statis.

3) Kegiatan Pembinaan Kearsipan, meliputi:

(1) memberikan bimbingan teknis (BINTEK) Kearsipan;

(2) memberikan bimbingan dan konsultasi (BIMKOS) penyelenggaraan Kearsipan;

(3) memberikan penyuluhan Kearsipan;

(4) memberikan fasiltasi Kearsipan;

(5) melakukan supervisi penyelenggaraan Kearsipan;

(6) melakukan monitoring dan evaluasi (MONEV) sistem informasi Kearsipan;

(14)

(7) melakukan analisis rencana kebutuhan jabatan Arsiparis;

(8) melakukan evaluasi fungsi dan tugas jabatan arsiparis;

(9) melakukan penilaian prestasi kerja Arsiparis;

(10) mengikuti uji kompetensi sertifikasi Arsiparis;

(11) melakukan pengawasan penyelenggaraan Kearsipan;

(12) menyusun pertimbangan pemberian penghargaan Kearsipan di lingkungan Kementerian Perindustrian; dan

(13) menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria kearsipan.

4) Kegiatan Pengolahan dan Penyajian Arsip menjadi Informasi, meliputi:

(1) mengolah dan menyajikan arsip aktif menjad informasi;

(2) mengolah dan menyajikan arsip inaktif menjad informasi;

(3) mengolah dan menyajikan arsip vital menjad informasi;

(4) mengolah dan menyajikan arsip statis menjad informasi; dan (5) mengolah dan menyajikan informasi kearsipan untuk JIKN

(Jaringan Informasi Kearsipan Nasional) 7. Tugas tambahan Arsiparis, adalah:

(1) peran serta dalam kegiatan ilmiah bidang kearsipan;

(2) melakukan kajian, telaah/analisis kearsipan dalam bentuk Policy Breef;

(3) menemukan dan melakukan pengembangan teknologi tepat guna di bidang kearsipan;

(4) menjadi anggota dalam organisasi profesi Arsiparis baik nasional maupun internasional;

(5) menjadi anggota dalam tim penilai kinerja Jabatan Arsiparis;

(6) memperoleh penghargaan/tanda jasa kehormatan atau penghargaan lainnya;

(7) memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yang sederajat;

(15)

(8) mengajar/melatih di bidang kearsipan;

(9) menulis karya ilmiah di bidang kearsipan;

(10) melakukan penyusunan dan penyiapan bahan materi penyuluhan, BINTEK, modul Diklat Kearsipan dan sosialisai; dan

(11) melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan tugas pokok jabatannya.

E. PENILAIAN KINERJA JABATAN ARSIPARIS

1. Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan jabatan Arsiparis ditetapkan berdasarkan hasil penilaian kinerja Arsiparis.

2. Hasil penilaian kinerja dikonversi ke dalam angka kredit kumulatif sebagai berikut:

1) nilai kinerja sebesar 91 ke atas atau dengan sebutan sangat baik mendapatkan angka kredit sebesar 150% dari angka kredit yang harus dicapai setiap tahun;

2) nilai kinerja sebesar 76 - 90 atau dengan sebutan baik mendapatkan angka kredit sebesar 125% dari angka kredit yang harus dicapai setiap tahun;

3) nilai kinerja sebesar 61 - 75 atau dengan sebutan cukup mendapatkan angka kredit sebesar 100% dari angka kredit yang harus dicapai setiap tahun;

4) nilai kinerja sebesar 51 - 60 atau dengan sebutan kurang mendapatkan angka kredit sebesar 75% dari angka kredit yang harus dicapai setiap tahun;

5) nilai kinerja sebesar 50 ke bawah atau sebutan buruk mendapatkan angka kredit sebesar 50% dari angka kredit yang harus dicapai setiap tahun.

3. Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan jabatan Arsiparis merupakan bagian yang yang tidak terpisahkan.

4. Penilaian kinerja Arsiparis dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

5. Untuk mendukung objektifitas dalam penilaian kinerja, pejabat Fungsional Arsiparis wajib mendokumentasikan hasil kerja yang diperoleh sesuai

(16)

dengan SKP yang ditetapkan setiap tahunnya.

6. Dalam rangka menjamin objektifitas dan keselarasan hasi penilaian yang dilakukan oleh pejabat penilai, dibentuk:

1) Tim Penilai Kinerja Unit Kerja

2) Tim Penilai Kinerja Instansi (Setjen, Cq Biro Umum sebagai Pembina) 7. Tim Penilai Kinerja Instansi dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Unit

Kerja.

8. Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina (Setjen) dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis yaitu Setjen cq Biro Umum.

9. Tim Penilai Kinerja Instansi memiliki tugas:

1) mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh para pejabat penilai unit kerja

2) memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dalam pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan jabatan Fungsional Arsiparis.

10. Tim Penilai Kinerja Instansi memiliki tugas menjamin objektifitas penilaian oleh pejabat penilai kinerja dan memberikan pertimbangan terhadap usulan kenaikan pangkat dan/atau jabatan khusus bagi Arsiparis Keahlian jenjang Ahli Madya dan Ahli Utama.

11.Tim Penilai Kinerja terdiri dari pejabat yang berasal dari unsur teknis yang membidangi Arsiparis, unsur kepegawaian, dan pejabat Fungsional Arsiparis.

12. Susunan keanggotaan Tim Penilai Kinerja sebagai berikut:

1) seorang Ketua merangkap anggota;

2) seorang Sekretaris merangkap anggota; dan 3) paling kurang 3 (tiga( orang anggota.

13. Anggota Tim Penilai Kinerja Instansi paling sedikit 2 (dua) orang dari pejabat Fungsional Arsiparis.

14. Sekretaris Tim Penilai Kinerja Instansi berasal dari unsur kepegawaian.

(17)

15. Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai Kinerja Instansi dan Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina, yaitu:

1) menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat Arsiparis yang dinilai;

2) memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai kinerja Arsiparis; dan 3) aktif melakukan penilaian.

16. Apabila jumlah anggota Tim Penilai Kinerja Instansi tidak dapat dipenuhi dari Arsiparis, maka anggota Tim Penilai Kinerja Instansi dapat diangkat dari PNS lain yang memilki kompetensi untuk menilai kinerja Arsiparis.

17. Apabila pada satu Unit Kerja tidak terdapat arsiparis yang sesuai dengan jenjang jabatannya, maka arsiparis yang berada satu tingkat diatas atau satu tingkat dibawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

Untuk penilaian angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut:

1) Arsiparis yang melaksanakan tugas Arsiparis satu tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan 80%

(delapan puluh persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan;

2) Arsiparis yang melaksanakan tugas Arsiparis satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama 100%

(seratus persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan.

18. Tata kerja Tim Penilai Kinerja Instansi dan Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina serta tata cara penilaian kinerja Arsiparis.

1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit adalah:

(1) Pimpinan Unit kerja yang tugas dan fungsinya di bidang pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan instansi di luar Arsip Nasional Republik Indonesia (paling rendah eselon II) bagi Arsiparis Pelaksana, pangkat Pengantur, golongan ruang II/c sampai dengan Arsiparis Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d dan Arsiparis Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Arsiparis Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d di lingkungan masing-masing.

(2) Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Arsiparis instansi pusat di luar Arsip Nasional Republik Indonesia bagi pimpinan unit

(18)

kerja instansi pusat di luar Arsip Nasional Republik Indonesia yang tugas dan fungsinya di bidang pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan (paling rendah eselon II), yang selanjutnya disebut Tim Penilai Instansi.

19. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

1) Komposisi untuk kenaikan pangkat/jabatan Fungsional Arsiparis setingkat lebih tinggi berasal dari:

(1) tugas pokok; dan / atau (2) tugas tambahan.

2) Arsiparis yang melaksanakan kegiatan tugas tambahan diberikan nilai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Pembagian tugas/kegiatan Arsiparis Kategori Keterampilan dan Arsiparis Kategori Keahlian dan teknis pelaksanaan kegiatan Arsiparis untuk setiap jenjang jabatan diatur oleh Sekretariat Jenderal dilingkungan Kementerian Perindustrian selaku Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis.

4) Pada awal tahun, setiap Arsiparis wajib menyusun SKP (Sasaran Kerja Pegawai).

5) SKP Arsiparis disusun berdasarkan penetapan kinerja unit kerja Arsiparis yang bersangkutan.

6) SKP Arsiparis untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari kegiatan sebagai turunan dari penetapan kinerja unit dengan mendasarkan kepada tingkat kesulitan dan syarat kompetensi untuk masing-masing jenjang jabatan.

7) SKP yang telah disusun harus telah mendapat persetujuan dan ditetapkan oleh atasan langsung.

F. PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

1. Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat PNS dalam jabatan Fungsional Arsiparis yaitu Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(19)

2. 1) PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori Keterampilan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1) Berijazah Diploma III (D.III) bidang kearsipan atau bidang ilmu lain yang ditentukan oleh instansi Pembina;

(2) Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c; dan

(3) Nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

2) PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori Keahlian harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

(1) Berijazah Sarjana (S1)/Diploma IV (D.IV) bidang kearsipan atau bidang ilmu lain yang ditentukan oleh instansi Pembina;

(2) Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; dan (3) Nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalm 1 (satu) tahun

terakhir.

3) Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Arsiparis untuk mengisi lowongan formasi Jabatan Fungsional Arsiparis yang telah ditetapkan melalui pengadaan Calon PNS.

4) Calon PNS paling lama 1 (satu) tahun setelah diangkat menjadi PNS harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Arsiparis.

5) Calon PNS yang berijazah D.III, dan S1/D.IV bidang ilmu lain wajib mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Arsiparis.

6) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidikan selain bidang kearsipan dan pelatihan Fungsional diatur lebih lanjut oleh Kepala ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) selaku pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis.

3. 1) Arsiparis Kategori Keterampilan yang memperoleh ijazah S1/D.IV dapat peryaratan sebagai berikut:

(1) tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori Keahlian;

(2) telah lulus Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan Jabatan

(20)

Arsiparis; dan

(3) lulus sertifikasi kompetensi Penjenjangan Jabatan Arsiparis.

2) Pangkat, golongan ruang dan jenjang jabatan Fungsional Arsiparis Tingkat Keterampilan yang beralih ke dalam Jabatan Fungsional Arsiparis Tingkat Keahlian ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan jenjang kompetensi.

4. 1) Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan Arsiparis Kategori Keahlian dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori Keahlian;

(2) berijazah Sarjana (S1/Diploma IV (D.IV) bidang kearsipan atau bidang ilmu lain yang ditentukan oleh instansi pembina;

(3) pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;

(4) memiliki pengalaman di bidang kearsipan paling kurang 2 (dua) tahun:

(5) nilai kinerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; dan

(6) usia paling tinggi 3 (tiga) tahun sebelum batas usia pensiun.

2) PNS yang berijazah D.III, dan S1/D.IV bidang ilmu lain wajib mengikuti dan lulus Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Arsiparis.

3) PNS paling lama 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam jabatan Arsiparis harus lulus sertifikasi kompetensi penjenjangan Jabatan Arsiparis.

4) Jabatan/pangkat bagi PNS ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan kualifikasi jenjang kompetensi yang diperoleh.

5) Kenaikan Pangkat

1) Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat pejabat Fungsional Arsiparis dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2) Kenaikan pangkat dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan formasi.

6) Kenaikan Jabatan

1) Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat jabatan Arsiparis

(21)

dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

2) Kenaikan jabatan dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan formasi

3) Selain memenuhi syarat kinerja, Arsiparis yang akan dinaikkan jabatannya setingkat lebih tinggi harus mengikuti dan lulus uji kompetensi.

G. KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

1. PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Arsiparis harus memenuhi standar kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan.

2. Kompetensi Arsiparis meliputi kompetensi dalam pengelolaan arsip dinamis, kompetensi dalam pengelolaan arsip statis, kompetensi dalam pembinaan kearsipan, dan kompetensi dalam pengolahan arsip menjadi informasi.

3. Kompetensi Arsiparis dalam pengeloaan arsip dinamis meliptui:

1) memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan penerimaan dan pembuatan arsip dalam rangka penciptaan arsip;

2) memiliki kemampuan untuk melaksanakan verifikasi autentisitas arsip yang tercipta;

3) memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan pengolahan arsip dinamis dalam rangka penggunaan arsip dinamis;

4) memiliki kemampuan untuk melakukan pemberkasan arsip aktif;

5) memiliki kemampuan untuk melakukan penataan dan penyimpanan arsip inaktif;

6) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan alih media arsip dinamis;

7) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan penilaian arsip dinamis yang akan diautentifikasi;

8) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan pengolahan arsip terjaga;

9) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan verifikasi

(22)

salinan otentik arsip terjaga;

10) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan pengelolaan arsip vital;

11) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi, penilaian dan verifikasi arsip dalam rangka pemindahan arsip inaktif;

12) memiliki kemampuan untuk melakukan analisis, penilaian, dan verifikasi arsip dalam rangka pemberian persetujuan/pertimbangan Jadwal Retensi Arsip/Dokumen Perusahaan;

13) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi, penilaian. dan verifikasi arsip dalam rangka penyerahan arsip statis;

14) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi, penilaian, dan verifikasi arsip dalam rangka pemusnahan arsip/dokumen perusahaan;

15) memberikan pelayanan penggunaan arsip dinamis; dan

16) memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi dan penilaian pengeloaan arsip dinamis.

4. Kompetensi Arsiparis dalam pengelolaan arsip statis meliptui:

1) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan analisa arsip dalam rangka penyusunan Daftar Pencarian Arsip (DPA);

2) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan analisa arsip dalam rangka menyusun pertimbangan pemberian penghargaan atau imbalan atas perlindungan dan penyelamatan arsip statis;

3) memiliki kemampuan untuk melakukan penataan dan penyimpanan arsip statis;

4) memiliki kemampuan untuk melakukan penyusunan sarana bantu penemuan kembali arsip statis;

5) memilki kemampuan untuk melakukan pengelolaan arsip sejarah lisan;

6) memiliki kemampuan untuk melakukan preservasi arsip statis;

7) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan penilaian arsip yang akan direproduksi/alih media;

8) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan penilaian arsip statis yang akan diautentifikasi;

(23)

9) memiliki kemampuan untuk melakukan identifikasi dan penilaian penerbitan naskah sumber arsip;

10) memilki kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan pameran arsip tekstual dan virtual;

11) memiliki kemampuan untuk melakukan pelayanan arsip statis;

12) memilki kemampuan untuk memiliki evaluasi dan penilaian pengelolaan arsip statis.

5. Kompetensi Arsiparis dalam melakukan pembinaan kearsipan, meliputi:

1) memiliki kemampuan untuk melakukan Bimbingan Teknis (BINTEK) Kearsipan;

2) memiliki kemampuan untuk melakukan Bimbingan dan Konsultasi (BIMKOS) Penyelenggaraan Kearsipan;

3) memiliki kemampuan untuk memberikan penyuluhan kearsipan;

4) memiliki kemampuan untuk memberikan fasilitasi kearsipan;

5) memiliki kemampuan untuk melakukan supervisi penyelenggaraan kearsipan;

6) memiliki kemampuan untuk melakukan Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Sistem Informasi Kearsipan;

7) memilki kemampuan analisa penyusunan rencana kebutuhan jabatan arsiparis;

8) memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi fungsi dan tugas jabatan arsiparis;

9) memilki kemampuan untuk melakukan penilaian prestasi kerja arsiparis;

10) memilki kemampuan untuk melakukan uji kompetensi di bidang kearsipan;

11) memiliki kemampuan untuk melakukan sertifikasi kompetensi di bidang kearsipan

12) memiliki kemampuan untuk melakukan analisa hukum dan pengawasan penyelenggaraan kearsipan;

(24)

13) memiliki kemampuan dalam melakukan akreditasi kearsipan;

14) memiliki kemampuan untuk memberikan pertimbangan pemberian penghargaan kearsipan dalam rangka akreditasi kearsipan; dan

15) memiliki kemampuan untuk menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria kearsipan.

6. Kompetensi Arsiparis dalam mengolah dan menyajikan arsip menjadi informasi meliputi:

1) memiliki kemampuan untuk mengolah dan menyajikan arsip aktif menjadi informasi;

2) memiliki kemampuan untuk mengolah dan menyajikan arsip inaktif menjadi informasi;

3) memiliki kemampuan untuk mengolah dan menyajikan arsip vital menjadi informasi;

4) memiliki kemampuan untuk mengolah dan menyajikan arsip terjaga menjadi informasi;

5) memiliki kemampuan untuk mengolah dan menyajikan arsip statis menjadi informasi; dan

6) memiliki kemampuan untuk mengolah dan menyajikan arsip informasi kearsipan untuk JIKN.

7. Penjaminan pemenuhan standar kompetensi dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kearsipan.

8. Rincian standar kompetensi bagi setiap jenjang jabatan, pelaksanaan sertifikasi kompetensi kearsipan serta pelaksanaan uji kompetensi diatur lebih lanjut oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis.

H. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. 1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, Arsiparis harus mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan.

2) Pendidikan dan/atau Pelatihan yang diberikan bagi Arsiparis harus sama dengan hasil analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan

3) Pendidikan dan/atau Pelatihan bagi Arsiparis antara lain dalam bentuk:

(1) pendidkan formal;

(25)

(2) pendidikan dan pelatihan fungsional;

(3) pendidikan dan pelatihan teknis; dan

(4) pengembangan kompetensi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4) Pendidikan formal bagi Arsiparis untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi dapat ditempuh melalui pemberian tugas belajar.

I. PEMBERHENTIAN SEMENTARA DAN PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN ARSIPARIS

1. Pemberhentian Sementara

Arsiparis diberhentikan sementara dari jabatannya, apabila;

1) diberhentikan sementara sebagai PNS;

2) menjalani cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan anak keempat dan seterusnya

3) menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; atau 4) ditugaskan secara penuh di luar jabatan Arsiparis

2. Pengangkatan Kembali

1) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis harus memperhatikan ketersediaan beban kerja sesuai dengan jenjang jabatan.

2) Arsiparis yang diberhentikan sementara wajib diangkat kembali dalam jabatan Fungsional Arsiparis apabila berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidanan percobaan.

3) Arsiparis yang diberhentikan sementara dapat diangkat kembali ke dalam jabatan Fungsional Arsiparis apabila yang bersangkutan telah selesai cuti di luar tanggungan negara.

4) Arsiparis yang diberhentikan sementara wajib diangkat kembali ke dalam jabatan Fungsional Arsiparis setelah habis masa tugas belajarnya.

(26)

5) Arsiparis yang diberhentikan sementara dapat diangkat kembali ke dalam jabatan Fungsional Arsiparis apabila yang bersangkutan ditugaskan kembali ke unit kearsipan atau lembaga kearsipaan.

6) Pengangkatan kembali dalam jabatan Fungsional Arsiparis harus memenuhi sebagai berikut:

(1) lulus uji kompetensi pada jenjang jabatan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimilikinya;

(2) usia paling tinggi 54 (lima puluh empat) tahun.

3. Pemberhentian sementara dan pengangkatan kembali jabatan Fungsional Arsiparis ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. 1) Arsiparis yang tidak dapat mencapai target nilai kinerja yang ditetapkan dalam SKP dibawah 50% dijatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan.

2) Arsiparis yang dijatuhi hukuman disipilin tingkat berat berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan, melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang jabatan yang baru.

3) Penilian kinerja dalam masa hukuman disiplin dinilai sesuai dengan jabatan baru.

5. Untuk rincian kegiatan dan penilaian kinerja masing – masing jenjang jabatan Fungsional baik kategori Terampil maupun kategori Ahli masih mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER /3/M.PAN/3/2009 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya dan Peraturan Bersama Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 18 Tahun 2009 dan Nomor 21 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya sebelum sampai diterbitkannya peraturan mengenai Petunjuk Pelaksanan Jabatan Fungsional Arsiparis yang baru

(27)

BAB III P E N U T U P

Petunjuk Teknis ini diharapkan agar dijadikan acuan bagi Unit Kerja pusat dan daerah di lingkungan Kementerian Perindustrian dalam membina dan melaksanakan administrasi bagi jabatan fungsional Arsiparis.

(28)

CONTOH :

SURAT PERNYATAAN TELAH MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ARSIPARIS

SURAT PERNYATAAN

TELAH MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ARSIPARIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

NIP : ………

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Menyatakan bahwa :

Nama : ………..

NIP : ………..

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan arsiparis sebagai berikut : No Uraian

Kegiatan

Tanggal Satuan Hasil

Jumlah Volume Kegiatan

Angka Kredit

Jumlah Angka Kredit

Keterangan/

bukti fisik

1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

dst

Demikian pernyataan ini dibuat dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……….,………

Atasan Langsung

NIP

(29)

CONTOH :

SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KEGIATAN PENGELOLAAN ARSIP

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PENGELOLAAN ARSIP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

NIP : ………

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Menyatakan bahwa :

Nama : ………..

NIP : ………..

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Telah melakukan kegiatan pengelolaan arsip sebagai berikut : No Uraian

Kegiatan

Tanggal Satuan Hasil

Jumlah Volume Kegiatan

Angka Kredit

Jumlah Angka Kredit

Keterangan/

bukti fisik

1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

dst

Demikian pernyataan ini dibuat dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……….,………

Atasan Langsung

NIP

.

(30)

CONTOH :

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PEMBINAAN KEARSIPAN

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PEMBINAAN KEARSIPAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

NIP : ………

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Menyatakan bahwa :

Nama : ………..

NIP : ………..

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Telah melakukan kegiatan pembinaan kearsipan sebagai berikut :

No Uraian Kegiatan

Tanggal Satuan Hasil

Jumlah Volume Kegiatan

Angka Kredit

Jumlah Angka Kredit

Keterangan/

bukti fisik

1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

dst

Demikian pernyataan ini dibuat dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……….,………

Atasan Langsung

NIP

(31)

CONTOH :

SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

NIP : ………

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Menyatakan bahwa :

Nama : ………..

NIP : ………..

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Telah melakukan kegiatan pengembangan profesi sebagai berikut : No Uraian

Kegiatan

Tanggal Satuan Hasil

Jumlah Volume Kegiatan

Angka Kredit

Jumlah Angka Kredit

Keterangan/

bukti fisik

1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

dst

Demikian pernyataan ini dibuat dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……….,………

Atasan Langsung

NIP

(32)

CONTOH :

SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS

SURAT PERNYATAAN

MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

NIP : ………

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Menyatakan bahwa :

Nama : ………..

NIP : ………..

Pangkat/golongan ruang/TMT : ………..

Jabatan : ………..

Unit Kerja : ………..

Telah melakukan kegiatan penunjang tugas sebagai berikut : No Uraian

Kegiatan

Tanggal Satuan Hasil

Jumlah Volume Kegiatan

Angka Kredit

Jumlah Angka Kredit

Keterangan/

bukti fisik

1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

dst

Demikian pernyataan ini dibuat dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……….,………

Atasan Langsung

NIP

(33)

CONTOH :

PENETAPAN ANGKA KREDIT

PENETAPAN ANGKA KREDIT

--- NOMOR : / / /

Instansi : Masa Penilaian :…………..s/d …………..

ASLI disampaikan dengan hormat kepada: Ditetapkan di : …………

Kepala BKN Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian BKN Pada tanggal : …………

--- TEMBUSAN disampaikan kepada:

1. Arsiparis yag bersangkutan;

2. Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan;

3. Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan;

………..

4. Pejabat yang berwenang menetapkan angkat kredit. NIP I KETERANGAN PERORANGAN

1 N a m a 2 N I P

3 Nomor Seri KARPEG

4 Pangkat / Golongan Ruang / TMT 5 Tempat dan Tanggal Lahir

6 Jenis Kelamin 7 Pendidikan Tertinggi 8 Jabatan Fungsional / TMT

9 Masa Kerja golongan Lama Baru 10 Unit Kerja

II PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH

1 UNSUR UTAMA

A 1) Pendidikan formal

2) Pendidikan & pelatihan dan mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan &

Pelatihan (STTPP) B Pengelolaan arsip

C Pembinaan kearsipan D Pengembangan profesi Jumlah Unsur Utama

2 UNSUR PENUNJANG ARSIPARIS Penunjang tugas arsiparis

Jumlah Unsur Penunjang

Jumlah Unsur Utama dan Unsur Penunjang III DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK DINAIKAN DALAM

JABATAN………../ PANGKAT ………../ TMT………..

(34)
(35)

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Hasil panen jamur Shiitake dapat dikeringkan dengan sinar matahari atau alat pengering buatan sebelum dipasarkan dalam bentuk kering. Jamur Shiitake yang kering dapat bertahan

diterapkan berupa bentuk-bentuk yang berperan sebagai visualisasi ciri khas kuliner Kota Solo dengan tujuan untuk menarik minat pengunjung, sedangkan Arsitektur Metafora Abstrak

bahwa untuk penetapan Upah Minimum Sekteral pr~inSi (UMSP) di Provinsi Daerah Khusus lbuketa Jakarta Tahun 2 2 sebagaimana dimaksud dalam huruf a, telah diusulkan eleh Dewan Pe

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, terdapat perbedaan pengaruh gangguan menstruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi implan dengan kontrasepsi

Dalam praktik yang sering ditemui oleh Pangkalan Edi Saputra yakni keterlambatan penerimaan tabung gas dan yang terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang telah

Pada Portal Pustaka Ristek terdapat sepuluh database ilmiah internasional, yaitu: ScinceDirect, Ebsco, Cengange Learning, IHS The Source, IGI Global, Ebrary,

Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Penguji Tagihan/Penandatangan Surat Perintah Membayar, Pejabat Pembuat Komitmen Program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Tugas Teknis