• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP) TAHUN 2012

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN SINJAI

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

TAHUN 2010

(2)

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP)

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

TAHUN 2010

(3)

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP)

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

TAHUN 2010

(4)

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF BAB. I

Gambaran Umum, menjelaskan secara ringkas Profil Kantor Ketahanan Pangan Sinjai dan Maksud dan Tujuan Penyusunan dan Penyampaian LAKIP 2012.

BAB. II

Rencana Stratejik, menjelaskan muatan rencana stratejik Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2012.

BAB. III

Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Kantor Ketahanan Pngan dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran stratejik tahun 2012

BAB. IV PENUTUP LAMPIRAN :

PENGUKURAN PENCAPAIAN PROGRAM KINERJA

TAHUN 2012

(5)

Ringkasan Eksekutif

Dalam upaya mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Penyelenggaraan Pertanggungjawaban kepada publik, merupakan kewajiban Pemerintah Daerah. Kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban publik tersebut berupa pertanggujawaban kinerja, yakni pertanggujawaban tentang kinerja penyelenggaraan Pemerintahan kepada masyarakat yang dapat menjelaskan tentang hasil-hasil nyata yang dapat dicapai oleh Pemerintah Daerah atas pengelolaan sumber daya selama satu tahun anggaran.

Pertanggungjawaban ini tidak semata-mata dimaksudkan memaparkan keberhasilan dan mengungkapkan keterbatasan melainkan juga untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan daerah serta fungsi pengawasan DPRD dan publik terhadap jalannya pemerintahan.

Dalam laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai Tahun 2012 ini dapat disajikan beberapa pokok permasalahan yang berupa keberhasilan maupun ketidakberhasilan kinerja organisasi secara menyeluruh yaitu :

- Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai telah dapat diselenggarakan secara optimal oleh Pemerintah Daerah, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada tanpa mengabaikan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Setiap Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan melaporkan pelaksanaan program dan Kegiatan yang telah dilaksanakan yang merupakan ukuran keberhasilan ataupun kinerja atas

(6)

pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kewajiban berdasarkan sasaran stratejik yang telah ditetapkan.

- Beberapa sasaran stratejik yang ditetapkan sudah mencapai kinerja sesuai yang diharapkan, akan tetapi pencapaian sasaran ini masih terdapat keterbatasan dalam pelaksanaan kegiatannya. Keterbatasan ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu pagu anggaran yang tersedia dan kinerja aparat yang masih jauh dari yang diharapkan sehingga banyak kegiaan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat belum sepenuhnya dapat dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan.

- Hasil pengukuran kinerja menunjukkan bahwa baik indikator Kinerja utama, sasaran strategik maupun indikator kinerja program serta kegiatan secara umum telah berhasil dicapai.

Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari capain target kinerja pada tingkat output dan outcome. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan tetap memperhatikan skala prioritas pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan dan hal ini tidak lepas dari partisipasi masyarakat khususnya petani dan nelayan yang memegang peranan yang sangat penting.

Sinjai, Januari 2013 Kepala Badan

A.MUSTAKING, SP

(7)

1 GAMBARAN UMUM

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 19 Tahun 2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Lingkup Pemerintah Kabupaten Sinjai, yang diatur dalam pasal-pasal.

Adapun tugas pokoknya adalah melaksanakan penyusunan dan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelaksana penyuluhan dan ketahanan pangan. Dalam melaksanakan tugas pokok ini Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mempunyai fungsi.

Adapun fungsi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan diatur dalam pasal 20 yaitu :

1. Perumusan Kebijaksanaan Teknis di Bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Bupati;

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;

(8)

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan;

4. Pengelolaan administrasi umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan peralatan;

5. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Badan;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi tersebut diatas, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari :

1. Kepala Badan;

2. Sekretariat terdiri atas : 1. Sub Bagian Program 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Kelembagaan, Ketersediaan dan Distribusi Pangan, membawahi :

1. Sub Bidang Kelembagaan Pangan

2. Sub Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan

4. Bidang Penganekaragaman Komsumsi dan Keamanan Pangan dan Gizi, membawahi:

1. Sub Bidang Komsumsi dan Keanekaragaman Pangan dan Gizi

2. Sub Bidang Keamanan dan Kewaspadaan Pangan dan Gizi

(9)

5. Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan, membawahi :

1. Sub Bidang Programa dan Pengembangan SDM Penyuluhan

2. Sub Bidang Materi, Monev dan Pelaporan

6.Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan, membawahi :

1. Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan dan Petani

2. Sub Bidang Ketenagakerjaan Penyuluh PNS dan Swakarsa

1. Unit Pelaksana Teknis Badan

2. Kelompok Jabatan Fungsional

Sasaran Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan merupakan bagian integral dalam perencanaan strategis. Adapun Sasaran yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya Koordinasi Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

2. Meningkatnya fasilitasi Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas di bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

3. Terwujudnya pengelolaan Administrasi Umum

4. Terwujudnya Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

(10)

5. Terbinanya pembangunan masyarakat desa

6. Terselenggaranya pemberdayaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Pencapaian sasaran harus mampu memberikan kontribusi positif bagi keberhasilan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan secara berkelanjutan, melalui kegiatan yang terinci, berdasarkan skala prioritas kegiatan. Dari rencana stratejik yang telah disusun telah dijabarkan pada program dan kegiatan tahun 2012 ini.

(11)

2 2 Rencana Stratejik

Rencana stratejik Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Sinjai ditetapkan dengan berorientasi pada Rencana Stratejik Pemerintah Kabupaten Sinjai sesuai PERDA Nomor 2 tahun 2010. Rencana Stratejik merupakan tolak ukur dalam pencapaian tahapan sasaran yang diinginkan setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang sehingga mampu melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah dalam bidang pelaksana penyuluhan dan ketahanan pangan di Kabupaten Sinjai dan secara global tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional, maka dengan adanya Renstra merupakan jawaban nyata dan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dalam suatu sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah..

Perencanaan Stratejik Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan sangat bermanfaat dan diperlukan karena beberapa alasan :

1. Untuk merencanakan dengan mengatisipasi perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks

2. Untuk pengelolaan keberhasilan, perencanaan stratejik akan menuntun terhadap pencapaian hasil secara obyektif, kapabilitas dan sumber daya difokuskan secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan

(12)

3. Orientasi masa depan, perencanaan stratejik memungkinkan untuk memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan di masa mendatang

4. Fleksibilitas, merupakan suatu criteria yang sangat penting dalam perencanaan stratejik walaupun pendekatan yang digunakan pendekatan jangka panjang

5. Pemahaman terhadap tuntutan dan keragaman masyarakat sangat mendasar sifatnya. Untuk itu pola pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

6. Meningkatkan komunikasi implementasi perencanaan stratejik Kantor Ketahanan Pangan akan dapat memfasilitasi koordinasi lintas sector, lintas wilayah dan lintas pelaku.

Dengan demikian dapat meningkatkan komunikasi baik vertikal maupun horizontal antar unit kerja.

PERNYATAAN VISI DAN MISI

3. VISI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi

(13)

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan sebagai berikut:

4. MISI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN

Untuk mencapai visi yang telah disepakati tersebut, maka misi dirumuskan sebagai berikut :

g. Memantapkan dan mengembangkan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan untuk mendukung kebijakan pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan;

h. Memantapkan dan mengembangkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga dan daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional;

i. Mengembangkan dan memantapkan kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang efektif dan efisien dan berkelanjutan;

“Terwujudnya Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan serta Ketahanan Pangan Daerah yang Berbasis Spesifik Lokalita dan Potensi Sumber daya Lokal menuju

Masyarakat Religius, Mandiri dan

Sejahtera “

(14)

j. Menumbuhkan dan memberdayakan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan;

k. Mengembangkan dan meningkatkan kelembagaan, ketersediaan, distribusi, penganekaragaman komsumsi, keamanan pangan dan gizi berbasis sumber daya lokal;

l. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta menjadi penyuluh yang profesional;

m. Menyukseskan penyelenggaraan penyuluhan untuk memantapkan ketahanan pangan.

Makna pokok yang terkandung dalam misi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan tersebut antara lain :

• Pernyataan tentang aktivitas Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan yang ingin dicapai

• Citra Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan yang ingin diwujudkan agar dapat bersaing ke depan

• Pandangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan tentang keberadaan profesinya.

Berdasarkan hal tersebut Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan menyempurnakan sistem koordinasi, kerjasama antar instansi yang terkait dan meningkatkan sumber

(15)

daya manusia. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan menjabarkan peningkatan kinerja penyuluh dan peningkatan ketahanan pangan dan mensosialisasikan terus menerus kepada masyarakat, yang diharapkan dapat mendukung partisipasi aktif masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan.

3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor- faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan dan program dalam rangka merealisasikan misi. Sebab itu, tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator kinerja. Adapun perumusan tujuan berdasarkan misi sebagaimana tersebut sebagai berikut :

1. Meningkatkan kinerja aparatur penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang sinergis dan bertanggung jawab;

2. Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berbasis agribisnis dan agroindustri

3. Meningkatkan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga 4. Menciptakan pemerataan distribusi pangan antar daerah dan

wilayah

5. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan mutu, keamanan dan gizi pangan

6. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga ketahanan pangan untuk memperkokoh ketahanan pangan

(16)

7. Menggali potensi sumber pangan local sebagai penyedia pangan alternatif

Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan program sehingga bersifat terinci, spesifik, dapat diukur dan dapat dicapai.

Berikut ini sasaran rencana strategis Kabupaten Sinjai berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan :

SASARAN PROGRAM Kegiatan

1.Terwujudnya pelayanan Adminstrasi perkantoran

Pelayanan Administrasi Perkantoran

1 Penyediaan jasa

komunikasi sumber daya air dan listrik

2 Penyediaan jasa kebersihan kantor

3 Penyediaan Jasa Administrasi

Kesekretariatan

4 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

5 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

6 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang- undangan

7 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke luar Daerah 8 Penyediaan Jasa

Pengelolaan Keuangan 9 Penyediaan Jasa

Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan

2.Terlaksananya

peningkatan sarana dan

Peningkatan sarana dan 10 Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Gedung

(17)

prasarana aparatur prasarana aparatur Kantor

11 Pemeliharaan

Rutin/Berkala Gedung Kantor

12 Pemeliharaan rutin/berkala Peralatan dan gedung kantor

13 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan

dinas/operasional 3. Terwujudnya

Peningkatan Disiplin Aparatur

Peningkatan Disiplin Aparatur 14 Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya

3. Terwujudnya

Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur

15 Pendidikan dan Pelatihan Formal

4.Terwujudnya Peningkatan

kesejahteraan petani

Peningkatan Kesejahteraan

Petani 16 Pendampingan PUAP

5.Terwujudnya

Peningkatan Ketahanan Pangan

Peningkatan Ketahanan Pangan 17 Pemantauan dan analisis harga pangan pokok 19 Pengembangan Desa

Mandiri Pangan

20 Penyusunan Neraca bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan(PPH 6. Terwujudnya Pem

Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perkebunan Lapangan

Pemberdayaan penyuluhan pertanian dan perkebunan lapangan

22 Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh/Pelatihan Penyuluh

23 Programa Penyuluhan 24 Biaya Operasional Penyuluh 25 Tudang Sipulung

26 Pendampingan FEATI

RENCANA KINERJA TAHUN 2012

(18)

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Stratejik Tahun 2009-2013 disusun suatu Rencana Kinerja ( Performance Plan ) setiap tahunnya. Rencana kinerja ini merupakan menjabarkan target kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan.

Target kinerja ini menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran stratejik maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan.

Rencana Kinerja 2012 merupakan komitmen seluruh anggota organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya dan sebagai bagian dari upaya memenuhi misi organisasi. Dengan demikian, seluruh proses perencanaan dan pengendalian aktivitas operasional Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai sepenuhnya dapat dirujuk pada Rencana Kinerja 2012 ini.

(19)

3 3

Akuntabilitas Kinerja 2012

Laporan Akuntabilitas dan Kinerja (LAKIP) Tahun 2012 bagi Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan merupakan LAKIP yang kedua kalinya disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2012, seperti dengan tahun sebelumnya difokuskan kepada indikator kinerja program yaitu input (masukan), output (keluaran), outcome (hasil).

Berdasarkan indikator kinerja tahun 2012, masih terdapat perbedaan-perbedaan antara output dan outcome, dimana pada indicator kinerja output diharapkan realisasi sesuai dengan target kinerja yang telah ditentukan, namun kenyataan dilapangan outcome tidak sesuai outputnya. Hal ini disebabkan oleh masih adanya kendala yang sifatnya lebih pada subyek itu sendiri daripada target yang ingin dicapai.

Dengan adanya kendala tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan di masa yang akan dating, hal ini tidak lepas dari peranan aparat, stakeholder, masyarakat tani dan sub sistem lain yang mendukung pemberdayaan penyuluh dan peningkatan ketahanan pangan di masa yang akan datang.

Tahun anggaran 2012 ini Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan telah berusaha mengukur capaian kinerja untuk

(20)

semua program/kegiatan yang merupakan belanja langsung, baik yang bersumber dari anggaran pembangunan (proyek) maupun rutin, meskipun masih ada kegiatan dan anggaran yang belum terakomodasi seluruhnya.

METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA 2012

Pengukuran capaian kinerja pada Tahun 2012 dilakukan dengan menggunakan metode pembanding capaian kinerja berdasarkan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Penentapan Kinerja Tahun 2012. Metode pembandingan capaian kinerja program dilakukan dengan membandingkan antara rencana program kinerja yang diinginkan dengan realisasi kinerja porgram yang dicapai setiap organisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

ANALISIS ATAS PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN TAHUN 2012

Secara umum, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sinjai telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 7 Program yang telah ditetapkan, semua telah mencapai kinerja yang diharapkan, namun tingkat keberhasilan belum diwujudkan secara optimal. Perumusan

(21)

keberhasilan pencapaian program kinerja jika indikator keberhasilannya dapat diwujudkan lebih dari 90 %.

Untuk pencapaian program strategik, sebagai indikator keberhasilan dari semua program dan kegiatan yang dilakukan selama Tahun Anggaran 2012, telah berhasil dicapai, sebagaimana pencapaian sasaran berikut :

5. Meningkatnya Pelayanan Adminstrasi Perkantoran.

Tabel : Capaian Kinerja Program Pelayanan Administrasi PerkantoranTahun 2012

NO INDIKATOR Target Capaian

Realisasi % 1 Prosentase Kelancaran

Administrasi Perkantoran 100% 100% 100%

2 Efisiensi penggunaan dana operasional dibanding tahun sebelumnya

20% 10% 50%

3 Tersedianya dokumen

pertanggungjawaban pengelola keuangan

100% 100% 100%

Kegiatan yang menjadi indikator kinerja diatas meliputi Kegiatan Penyediaan Jasa Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor, Penyediaan Jasa Administrasi Kesekretariatan, Penyediaan Komponen Instalasi Listrik , Penyediaan bahan Bacaan dan peraturan perundang- undangan, Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah, Penyediaan Jasa Pengelolaan Keuangan SKPD dan Penyediaan Jasa Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, bila dibandingkan dengan

(22)

target rata-rata kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada prinsipnya kegiatan yang menjadi indicator kinerja secara fisik telah mencapai 100%, hal ditunjukkan dengan adanya beberapa kegiatan yang walaupun realisasi keuangan tidak mencapai 100%, tapi tidak mempengaruhi capaian fisik kegiatan tersebut dan kegiatan lainnya.

6. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur.

Peningkatan sarana dan prasarana aparatur dapat dilihat pada tabel berikut :

NO INDIKATOR Target Capaian

Realisasi % 1 Prosentase Ketersediaan dan

Pemeliharaan sarana dan prasarana aparatur dalam menunjang kelancaran operasional perkantoran

100% 100% 100%

Tercapainya target peningkatan sarana dan prasarana aparatur adalah berkat dukungan dari berbagai pihak yang berkompeten, meskipun masih terdapat sarana dan prasarana yang perlu dilengkapi mengingat jumlah staf dan penyuluh yang belum sesuai dengan fasilitas yang tersedia.

Adapun Kegiatan yang mencakup program ini meliputi : Pengadaan Peralatan dan perlengkapan kantor, Pemeliharaan kendaraan dinas/operasional dan Pemeliharaan peralatan dan gedung kantor.

(23)

7. Terwujudnya Peningkatan Disiplin Aparatur

Peningkatan Disiplin Aparatur di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dilaksanakan melalui pengadaan Pakaian Dinas dan perlengkapannya untuk penyuluh dan Staf. Pencapaian indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut :

NO INDIKATOR Target Capaian

Realisasi % 1 Terpenuhinya Pengadaan Pakaian

Dinas beserta perlengkapannya 100% 100% 100%

8. Terwujudnya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan dan Pelatihan, yaitu kursus keuangan bagi pengelola keuangan. Pencapaian Indikator Kinerja digambarkan sebagai berikut :

NO INDIKATOR Target Capaian

Realisasi % 1 Terpenuhinya Diklat Teknis

Aparatur 100% 100% 100%

9. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan dan kemampuan petani

Untuk mengetahui kinerja peningkatan kesejahteraan petani dapat dilihat dari kegiatan yang telah dilaksanakan, yaitu Pendampingan PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan).

(24)

NO INDIKATOR Target Capaian Realisasi % 1 Prosentase Peningkatan

Kesejahteraan dan Kemampuan Petani

100% 100% 100%

Indikator Kinerja Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Petani mampu mencapai target karena kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan harapan masyarakat.

Pada Kegiatan Pendampingan PUAP yang dimulai pada tahun 2008 yang membina 15 gapoktan penerima dana, sampai tahun 2012 telah membina 60 gapoktan dengan usaha agribisnis yang bervariasi. Usaha agribisnis yang dikelola tersebut tidak hanya meningkatkan kesejahteraan anggota gapoktan tetapi juga masyarakat disekitarnya.

10. Terwujudnya Peningkatan Ketahanan Pangan Indikator Kinerja Peningkatan Ketahanan Pangan dapat dilihat dari tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pangan masyarakat yang tidak hanya bergizi tapi juga berimbang, aman, halal dan terjangkau. Indikator kinerja dari kegiatan ini disajikan pada tabel berikut :

NO INDIKATOR Target Capaian

Realisasi % 1 Prosentase Pemenuhan

Kebutuhan Pangan Masyarakat 90% 90% 90%

Program Peningkatan Ketahanan Pangan terdiri dari beberapa kegitan meliputi : Pemantauan dan analisis harga pangan pokok, Pengembangan desa Mandiri Pangan, serta Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) dan Pola Pangan Harapan.

(25)

Indikator kinerja pemenuhan kebutuhan pangan telah mencapai target yang diharapkan karena sepanjang tahun 2012, tidak ada laporan mengenai gizi buruk maupun kelangkaan bahan pokok baik di tingkat petani maupun di pasaran. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama dengan beberapa instansi terkait dalam melakukan monitoring dan evaluasi di masyarakat.

Seperti pada kegiatan Pemantauan dan Analisis Harga Pangan Pokok, yang melakukan kerjasama dengan pihak syahbandar untuk mengetahui jumlah beras yang diantarpulaukan dan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengambil data harga pasar di 8 pasar kecamatan di Kabupaten Sinjai.

Dengan Kegiatan ini kelangkaan bahan pokok dapat diketahui sedini mungkin dengan mengantisipasi hal-hal seperti bencana alam, perubahan musim ataupun permainan harga pasar sedini mungkin.

Pengembangan Desa Mandiri Pangan juga menentukan terwujudnya ketahanan pangan wilayah, dengan kegiatan diversivikasi pangan, pemberian bantuan alat penepungan dan pembinaan kelompok wanita tani, tahun 2012 memasuki tahun ke-6. Melalui kegiatan yang dititikberatkan untuk membina Rumah Tangga Miskin dan pencegahan kerawanan pangan, pengembangan desa Mandiri Pangan telah mampu membina 20 desa di 9 kecamatan. Melalui Penganekaragaman Komsumsi Pangan dengan menggunakan pangan lokal pemenuhan

(26)

kebutuhan pangan masyarakat di semua tingkatan dapat diwujudkan.

Pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang bergizi, berimbang, aman dan halal dapat dilihat dari Neraca Bahan Makanan dan Pola Pangan Harapan selama setahun. Pada Neraca Bahan Makanan dapat diketahui berapa jumlah kalori makanan yang dikomsumsi penduduk Kabupaten Sinjai, apabila jumlah kalori yang dikomsumsi belum sesuai dengan standar gizi masyarakat, maka pada Pola Pangan

Harapan terdapat anjuran nilai kalori yang harus dikomsumsi beserta sumber pangannya. Pola Komsumsi Pangan Penduduk Kabupaten Sinjai berdasarkan survey 2012, belum memenuhi harapan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dan dari segi keragaman maupun keseimbangannya, karena masih terjadi ketimpangan, seperti kelebihan padi-padian, kekurangan sayuran dan buah-buahan, kurang kacang-kacangan, pangan hewani, umbi-umbian, buah/biji berminyak, lemak dan gula. Kondisi ini mencerminkan pola komsumsi pangan di Kabupaten Sinjai masih tergantung pada padi-padian terutama beras.

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang mencerminkan keragaman dam mutu gizi belum terlalu tinggi yaitu 95,0 (pada tingkat komsumsi) dan 93,6 (pada tingkat ketersediaan).

Sehingga untuk mencapai skor ideal 100 pada tahun 2025 diproyeksikan sasaran skor pada tahun 2015 sebesar 96,1 (pada

(27)

tingkat komsumsi) dan sebesar 96,3 (pada tingkat ketersediaan) dengan peningkatan skor setiap tahun sebesar 1,9 (pada tingkat komsumsi) dan 2,16 (pada tingkat ketersediaan).

Strategi peningkatan komsumsi dan ketersediaan pangan hewani dapat ditempuh melalui peningkatan produksi ternak kecil dan ikan berbasis sumber daya lokal. Sedangkan strategi peningkatan ketersediaan sayur dan buah ditekankan pada sayur dan buah yang relatif tidak tergantung pada musim.

11. Terwujudnya Upaya Peningkatan SDM Petani dan Penyuluh

Upaya Peningkatan SDM Petani dan Penyuluh dilaksanakan dengan beberapa kegiatan yaitu Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh, Programa Penyuluhan, Penyediaan Biaya Operasional Penyuluh dan Pendampingan FEATI. Indikator Kinerja kegiatan ini disajikan sebagai berikut :

NO INDIKATOR Target Capaian

Realisasi % 1 Terwujudnya upaya

peningkatan SDM Petani dan Penyuluh

90% 90% 90%

Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh dilaksanakan pada beberapa kegiatan antara lain Pertemuan Paripurna Penyuluh yang dilaksanakan sekali setahun, pertemuan 2 mingguan BPP, Pertemuan Koordinasi Kepala BPP dan Biaya Perjalanan Tetap Penyuluh. Sasaran utama kegiatan ini adalah penyuluh

(28)

pertanian, perikanan dan kehutanan yang berjumlah 96 orang yang tersebar di 9 kecamatan dengan berbagai disiplin ilmu.

Melalui kegiatan ini penyuluh sebagai ujung tombak di masyarakat mampu memperkenalkan dan membina kegiatan di masyarakat.

Penyelenggaraan kegiatan penyuluhan tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya pedoman, untuk itu diperlukan programa penyuluhan yang disusun sekali setahun.

Programa penyuluhan ini disusun dengan tidak hanya melibatkan penyuluh, tetapi juga dinas terkait dan petani sebagai pelaku utama. Programa Penyuluhan berisi pedoman untuk pertanaman padi dan palawija, tanaman perkebunan, usaha perikanan yang disesuaikan dengan musim tanam, perubahan iklim dan ketersediaan bahan dan dana. Melalui kegiatan ini dapat diminimalisir kegagalan panen ataupun kesulitan pertanaman suatu komoditi.

Kegiatan FEATI (Farmer Empowerment Agriculture Throuh Information Technology) atau pemberdayaan Petani melalui Pengembangan Teknologi Informasi, telah berlangsung selama 5 tahun, dan telah melaksanakan berbagi kegiatan, baik itu pembinaan, pemberian modal usaha maupun pembangunan gedung BPP. Kegiatan yang dilaksanakan di 40 desa pada 9 kecamatan ini, telah melakukan pembangunan 6 gedung BPP baru dan 2 rehabilitasi gdung BPP.

(29)

Kegiatan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Tahun 2012 selain bersumber dari dana APBD II juga bersumber dari Tugas Pembantuan, dana dekonsentrasi dan APBN murni Badan Pengembangan SDM Pertanian dan badan Ketahanan Pangan Pusat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

1. APBN Dana Dekonsentrasi

No. Program/Kegiatan

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase Keuangan 1. Peningkatan

Kesejahteraan Petani

90.000.000,

- 89.000.000,

- 99%

2. APBN Dana Pembantuan

No. Program/Kegiatan

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Persentase Keuangan 1.

2.

Pengembangan

Desa Mandiri

Pangan

Pemberdayaan

Petani dan

Penyuluh/FEATI

799,800,00 0,-

690.478.00 0,-

799,800,00 0,-

672.860.61 0,-

100%

97,45%

ANALISIS ATAS PENCAPAIAN KEUANGAN TAHUN 2012

Berdasarkan Alokasi Anggaran untuk mendukung pencapaian sasaran stratejik Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan

(30)

Pangan Tahun 2012 sebelum perubahan anggaran adalah sebesar Rp 930.000.000,- namun setelah dilakukan perubahan anggaran maka jumlah anggaran untuk mendukung pencapaian sasaran stratejik adalah sebagai berikut :

No. Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) 1.

2.

Belanja Tidak Langsung - Belanja Pegawai

Belanja Langsung - Belanja Pegawai

- Belanja Barang dan Jasa - Belanja Modal

5.303.291.700,-

141.550,000,- 747.730.000,- 40.720.000,-

5.332.762.201,-

141.550.000,- 960.230.000,- 40.720.000,-

Jumlah 6.233.291.700 6.475.262.201

Realisasi Capaian Keuangan Baik Belanja Langsung maupun tidak langsung secara keseluruhan adalah Rp. 5.520.979.564,- atau mencapai prosentase 98,60%. Ini berarti tidak semua anggaran untuk tahun 2011 dapat direalisasikan pada kegiatan. Berdasarkan sasaran stratejik yang dijabarkan pada program dan kegiatan, realisasinya adalah sebagai berikut :

No .

Uraian Sasaran Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1.

2.

3.

Tercapainya tingkat kepuasan masyarakat dan pegawai

melalui pelayanan

administrasi perkantoran

Tercapainya tingkat kepuasan masyarakat dan pegawai melalui peningkatan sarana dan prasarana

Tercapainya Peningkatan Disiplin aparatur melalui penyediaan pakaian dinas

315.734.800,-

211.746.000,-

36.600.000,-

291.313.607,-

202.836.000,-

36.600.000,-

(31)

4.

5.

6.

7.

Terlaksananya Diklat Teknis Aparatur

Terwujudnya Peningkatan

Kesejahteraan dan

kemampuan petani

Terwujudnya pemenuhan

kebutuhan pangan

masyarakat

Terwujudnya Upaya

Peningkatan SDM Petani dan Penyuluh

12.000.000,-

17.350.000,-

99.015.300,-

450.003.900,-

12.000.000,-

17.350.000,-

99.015.300,-

428.828.900,-

Jumlah realisasi keuangan tersebut adalah jumlah berdasarkan pendanaan untuk sasaran stratejik yang ditetapkan sesuai dengan program kerja tahun 2012.

(32)

4 4 Penutup

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja tahun 2012, yakni:

1. Dibandingkan tahun sebelumnya, pencapaian kinerja sasaran Tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama pada indikator sasaran Rencana Strategik seperti Peningkatan Ketahanan Pangan dan Peningkatan SDM Petani dan Penyuluh.

Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan Pemerintah daerah baik dalam pembangunan manusia maupun dalam pembangunan ekonomi telah berada pada jalur yang benar.

2. Dalam pencapaian sasaran tersebut, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi sehingga berpengaruh terhadap pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat akibat keterbatasan dalam hal pendanaan dan kinerja aparat.

3. Belanja rutin dan Belanja Pembangunan pada Kantor Ketahanan Pangan/Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan

(33)

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan tetap mengacu pada prinsip efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan negara.

(34)

Gambar

Tabel : Capaian Kinerja  Program Pelayanan Administrasi  PerkantoranTahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

Apabila susu formula terhidrolisat ekstensif tidak tersedia atau terdapat kendala biaya, maka sebagai alternatif bayi dapat diberikan susu formula yang mengandung isolat

Langkah – langkah berikut ini adalah cara pemeliharaan dan perawatan yang berlaku pada vertical blind : (1) Bersihkan dari debu atau kotoran yang menempel setiap

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Salsabi- la (2010), bahwa ada perbedaan status gizi bayi usia 6-12 bulan yang diberi ASI Eksklusif dengan bayi yang diberi susu formula

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada masyarakat menunjukkan bahwa untuk melakukan dan menentukan suatu keputusan pembelian bisa dilihat dari bagaimana bagus dan

Penelitian ini menggunakan 3 item dari Entrepreneurial Leadership Questionairre (Covin&Slevin, 1986) yang menggunakan skala likert 7 poin yang memiliki 2

- Dibandingkan dengan proses dehidrasi metanol yang berasal dari gas alam yang tidak dapat diperbaharui, bahan baku untuk proses yang dimulai dari gasifikasi

Bilang isang mag-aaral, mapapaunlad ko ang aklat na ito sa pamamagitan ng pag- rekomenda sa iba pang mambabasa na tangkilikin o basahin ang aklat na ito na nilathala ni