• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENGGAMBAR DESAIN MOTIF UNTUK BATIK PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 26 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMAMPUAN MENGGAMBAR DESAIN MOTIF UNTUK BATIK PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 26 MAKASSAR"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENGGAMBAR DESAIN MOTIF UNTUK BATIK PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 26 MAKASSAR

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Muharramah Rajat

105410 0371 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)
(3)

Janganlah menyerah sebelum kamu memulai sesuatu Janganlah menunda pekerjaan disaat peluang waktu ada padamu

Katakanlah aku bisa disaat keputusan menghampirimu

Yakinlah dirimu disaat mutiara do’a kedua orang tua selalu menyertai setiap langkah hidupmu!

Karya ini kupersembahkan, untuk Ayah dan Ibu serta saudara dan saudariku

yang senantiasa mengiringi perjalanan hidupku

dalam doa yang tiada henti. Semoga Allah Ridha

dengan apa yang kita perbuat.

(4)

MUHARRAMAH RAJAT. 105410037110. 2015. “Kemampuan Menggambar Desain Motif Untuk Batik Pada Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar”.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Drs. Yabu M.,M,Sn dan Drs. H. Ali Ahmad Muhdy.,M.Pd.

Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, dan lengkap, tentang kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu hasil observasi (pengamatan), tes praktik, dokumentasi (foto) dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dengan merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan deskripsi data-data yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian tentang Kemampuan Menggambar Desain Motif Untuk Batik pada Siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar difokuskan pada aspek (1) harmonisan warna, (2) Finishing, (3) Keseimbangan. Berdasarkan skor hasil akhir di peroleh nilai tertinggi adalah B (baik) dan nilai terendah adalah C (cukup) dan skor hasil akhir yang dicapai oleh siswa SMPN 26 Makassar p-ada kelas VII 1 dilihat dari 3 aspek penilaian yaitu: (1) aspek keharmonisan warna adalah 95,45%

siswa mendapat nilai baik, 4,54% siswa yang memperoleh nilai cukup. (2) aspek kerapian/finishing adalah 90,90% siswa yang memperoleh nilai baik dan 9,10%

siswa yang memperoleh nilai cukup. (3) aspek penguasaan media adalah 86,36%

siswa yang memperoleh nilai baik dan 13,63% siswa yang memperoleh nilai cukup. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggkat kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar ditunjukkandari rata-rata skor hasil akhir dari keseluruhan aspek penilaian adalah 90,90% siswa yang memperoleh nilai baik dan 9,10% siswa yang memperoleh nilai cukup.

(5)

Assalamu Alaikum, Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Kemampuan Menggambar Motif Batik dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar”.

Salawat dan salam juga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga beliau, para sahabat dan seluruh ummatnya yang tetap istiqamah pada ajaran Islam.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan proposal ini dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan sebagai akibat keterbatasan kemampuan penulis. Olehnya itu, saran dan kritik serta koreksi dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan akan penulis terima dengan baik.

Keberhasilan penulisan proposal ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material, tenaga, dan pikiran sejak persiapan sampai dengan selesainya proposal ini.

Ucapan terimah kasih itu penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Irwan Akib, M. Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(6)

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. A. Baetal Mukaddas, S. Pd, M. Sn. Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Muhammad Thahir, S. Pd. Sekertaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Drs.Yabu, M. Sn. Pembimbing I.

6. Drs. H. Ali Ahmad Muhdy, Pembimbing II.

7. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak memberikan bantuan dan masukannya, baik dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian proposal ini.

8. Ruslan, S.Pd.,MM kepala sekolah SMP Negeri 26 Makassar beserta guru-guru, staf dan adik-adik siswa kelas VII 1 yang telah membantu selama penelitian.

9. Khususnya, kedua orang tua yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung langkah kemajuan ananda, dan saudara saudaraku yang menjadi inspirasiku dalam beraktivitas.

10. Teman- teman seperjuangan angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Mukrimah, Suhariani Ulfah, Miftahera, Harfida, Nurimani, dan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya serta saran dan sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

(7)

karena itu, kritik dan saran untuk penyempurnaan proposal ini senantiasa penulis harapkan. Penulis mengharapkan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Desember 2015

Penulis

(8)

Halaman HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 4

B. Kerangka Pikir ...16

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………...………. 17

B. Variabel Penelitian ... 17

C. Defenisi Operasional Variabel ... .18

D. Populasi dan Sampel …...19

E. TeknikPengumpulan Data ...20

F. Teknik Analisis Data ...22

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian dan Hail Penelitian...25 B. Pembahasan...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 64

B. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 1 Motif Banji 11

Gambar. 2 Motif Ceplok 11

Gambar. 3 ` Motif Ganggong 12

Gambar. 4 Motif Kawung 12

Gambar. 5 Motif Semen 13

Gambar .6 Motif Buketan 13

Gambar. 7 Alat dan Bahan 28

Gambar. 8 Pelaksanaan Tes Menggambar 29

Gambar. 9 Desain Motif Batik Karya Nur Wahyuni 29 Gambar.10 Desain Motif Batik Karya Muh.Fahmi 30 Gambar. 11 Desain Motif Batik Karyab Widya 31 Gambar. 12 Desain Motif Batik Karya Nining 32 Gambar. 13 Desain Mtif Batik Karya Muh.Yusril 33

Gambar. 14 DesainMotif Batik Karya Putriani 34

Gambar. 15 Desain Motif Batik Karya Muh.Danil 35 Gambar. 16 Desain Motif Batik Karya Rya Mirzal 36 Gambar. 17 Desain Motif Batik Karya Nurul Azizah 37 Gambar. 18 Desain Mtif Batik Karya Muh Ismail 38 Gambar. 19 Desain motif Batik Karya Putri Arfiah 39 Gambar. 20 Desain Motif Batik karya Nur Aisyah 40

(11)

Gambar. 22 Desain Motif Batik Karya Ainun 43 Gambar. 23 Desaian Mtif Batik Karya Jabal Nur 44 Gambar. 24 Desain Motif Batik Karya Rizki Fauziah 45 Gambar. 25 Desain Motif Batik Karya Muh.Aminq 46

Gambar. 26 Desain Motif Batik Karya Alfian 47

Gambar. 27 Desain Mtif Batik Karya Nurhaeni 48 Gambar. 28 Desain Motif Batik Karya Lusiana Mega 49 Gambar. 29 Desain motif Batik Karya Al Adawiah 50 Gambar. 30 aktifitas siswaq saat memulai proses menggambar 69 Gambar. 31 Aktifitas siswa sedang menggambar 69

Gambar. 32 Aktifitas Siswa Sedang Mewarnai 70

Gambar. 33 Aktifitas Siswa sedang mewarnai 70

(12)

Halaman Tabel 1. Aspek Penilaian...15 Tabel 2. Populasa dan Sampel Penelitian...19 Tabel 3. Kemampuan Menggambar Siswa dari Aspek Keharmonisan

Warna...51 Tabel 4. Kemampuan Menggambar Siswa dari Aspek Kerapian...52 Tabel 5. Kemampuan Menggambar Siswa Dari Aspek Penguasaan

Media...53 Tabel 6. Skor Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam Menggambar

Desain Motif untuk Batik...54 Tabel 7. Validator 1...56 Tabel 8. Validator 2...57 Tabel 9. Skor Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar Dari dua Orang

Validator dalam Menggambar Desain mtif Batik...58 Tabel 10. Kesulitan Menggambar Siswa Dengan Aspek Keharminisan Warna,

Kerapian, dan Penguasaan Media Dari 2 Validator...60

(13)

Lampiran

Lampiran 1. Dokumentasi

Lampiran 2. Kartu Kontriol Bimbingan Lampiran 3. Persuratan

Lampiran 4. Riwayat Hidup.

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara murid dengan guru dan lingkungan. Dengan demikian pembelajaran mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan, yaitu mengajar dan belajar. Oleh karena itu interaksi antara murid dengan guru dan lingkungannya disebut pula proses belajar mengajar (Ismiyanto, 2010:17).

Dalam pembelajaran terdapat sejumlah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, diantaranya adalah mata pelajaran Seni Budaya yang dibagi menjadi beberapa sub mata pelajaran, salah satunya adalah seni rupa, pelajaran seni rupa merupakan suatu bagian dari mata pelajaran Seni Budaya yang diterapkan di sekolah baik SD, SMP, dan SMA dengan tujuan mengapresiasikan karya seni rupa dan mengekspresikannya melalui karya-karya yang dihasilkan dari pengembangan kemampuan dasar dan kreativitas berkesenirupaan.

Pelaksanaan pembelajaran seni rupa di sekolah dapat diprakktikan melalui program pembelajaran pengalaman kreatif dan apresiatif, salah satu kegiatan kreatif dalam pembelajaran seni rupa adalah menggambar desain motif untuk batik. Menggambar desain motif untuk batik merupakan materi yang penting dalam pembelajaran seni rupa terutama siswa SMA kelas VII, agar kita kita tidak kehilangan budaya seni, pembelajaran menggambar desain motif untuk batik sangat perlu diajarkan di sekolah sekolah, supaya karya tersebut tidak hilang dengan sendirinya serta tidak diakui oleh negara lain, Kalau 1ias, desain motif

(15)

untuk batik harus diajarkan pada sekolah TK sampai perguruan tinggi supaya, batik bagian dari budaya tidak punah. Maka dipendang perlu setiap siswa harus dibekali ilmu tentang desain motif untuk batik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Seni Budaya kelas VII SMP Negeri 26 Makassar berkaitan dengan pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran seni rupa khususnya materi menggambar desain motif untuk batik. Menggambar desain motif untuk batik disekolah ini kurang mendapat respon yang cukup, sehingga memotifasi untuk belajar pun sangat kurang bahkan dapat dikatakan minim sekali, karena guru hanya menerapkan pembelajaran gambar bentuk saja.

Maka, berdasarkan latar belakang diatas, penulis mencoba meneliti dengan mengambil judul “Kemampuan Menggambar Desain Motif untuk Batik Pada Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar”. Salah satu alasan penulis mengambil judul tersebut adalah karena masih kurangnya penelitian tentang menggambar desain motif khususnya desain motif untuk batik.

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Kemampuan Menggambar Desain Motif untuk Batik Pada Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar” Permasalahan yang lebih rinci dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik?

2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26

(16)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengukur kemampuan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik.

2. Untuk mengetahui kesulitan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik utamanya bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagi guru, sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa, memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajara, meningkatkan semangat sehingga timbul gairah untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas, guru lebih kreatif dalam melakukan proses pembelajaran untuk mengatasi tingkat kesulitan belajar siswa

2. Bagi sekolah, penelitian ini akan memberikan sumbangan baik pada sekolah dalam rangka perbaikan hasil dan kemampuan belajar siswa terkait dengan pembelajaran seni rupa materi menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar.

3. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar, khususnya dalam kegiatan pembelajaran menggambar desain motif untuk batik.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dimaksudkan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian dan teori yang berhubungan dengan kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar.

Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoretis yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

1. Kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan berusaha dengan diri sendiri. (Kamus besar bahasa Indonesia, 2007:383).

Kemampuan menjadi 3 klasifikasi yang meliputi kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. (Patriani, 2009:6)

Kemampuan kognitif adalah proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang yang merupakan kegiatan memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.

Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan nilai-nilai dan sikap murid. Kemampuan yang menuju kearah tumbuhnya batiniah yang

(18)

yang menjadi sadar tentang sesuatu kemudian mengambil sikap yang menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk tingkah lakunya (moralnya).

Kemampuan psikomotorik adalah kemampuan yang berkaitan dengan aktivitas fisik siswa dalam mencapai proses melalui kemampuan.

2. Menggambar

Dalam bukunya Anatomi Plastis, Meisar Ashari (2014) menjelaskan, bahwa salah satu cabang bidang keilmuan dalam seni rupa yang mengedepankan keterampilan dan penguasaan teknik mengggunakan alat dan bahan dalam hal memindahkan objek pada ruang dan bidang adalah sebagai :

a) Ekspresi pribadi: sebagai upaya untuk mengungkapkan emosional terdalam yang diwujudkan dalam berbagai simbolis rupa.

b) Aktualisai diri: usaha atau upaya untuk membangun eksistensi pribadi melalui ungkapan estetis.

c) Rekaman peristiwa: merupakan proses penciptaan karya seni dengan alasan merekam suatu peristiwa tertentu yang menyentuh dan bermakna.

d) Alat komunikasi: upaya untuk membangun berbagai gagasan atau imajinasi pencipta sehingga dapat dipahami oleh masyarakat penikmatnya.

Seiring dengan paradigma, menggambar saat ini tidak hanya didasari pada apa yang terlihat oleh mata semata-mata, namun menggambar dapat dijabarkan secara komprehenshif dan luas. Untuk itu ada berbagai kegiataan menggambar yang sering kita jumpai dalam dunia seni rupa, berdasarkan tujuan dan sifat pembelajarannya antara lain seperti: Gambar bentuk, gambar ilustrasi, gambar

(19)

teknik, gambar imajinasi, gambar ekspresi, gambar model, gambar dekorasi, gambar poster, gambar antomi.

Hal terpenting dalam menggambar adalah pemahaman kita terhadap azas menggambar yang baik dengan menerapkan azas atau prinsip menggambar, diharapkan gambar yang dihasilkan dapat lebih komunikatif, tertib, jelas, dan indah dibanding dengan menggambar secara bebas dan mengabaikan prinsip- prinsip menggambar dengan lazim. Kecuali, bila kalian telah mahir akan teknik dasar menggambar dan mencoba sesuatu yang baru melalui eksperimen azas-azas menggambar yang baru.

Apriyatno (2004 : 1) berpendapat bahwa menggambar adalah keterampilan yang bisa dipelajari oleh setiap orang, terutama bagi yang punya minat untuk belajar. Menggambar adalah sebuah proses kreasi yang harus dilakukan secara intensif dan terus-menerus. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri.

3. Desain Motif Batik

Kata desain menurut pendapat Sachari (2005:3) awalnya merupakan kata baru peng-Indonesia-an dari kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata rancang/rancangan/merancang, yang dinilai kurang mengepresikan keilmuan, keluasan, dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur menggunakan istilah “rancang bangun”, sebagai pengganti istilah desain. Namun dikalangan keilmuan seni rupa, istilah desain tetap secara konsisten dan formal

(20)

Pengertian desain menurut beberapa kamus dan ensiklopedi yang disusun oleh ahli bahasa dan kaum profesional (Sachari, 2005:7-8) adalah sebagai berikut:

Desain adalah garis besar, sketsa, rencana, seperti dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang mesin yang akan diwujudkan (The American Collage Dictionary).

Desain adalah gambar atau garis besar tentang sesuatu yang akan di kerjakan atau dibuat (Readers Dictionary, Oxford Proggressive English).

Desain adalah dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk komposisi; rencana komposisi; sesuatu yang memiliki kekhasan; atau garis besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang berirama, desain motif, komposisi nasa, dan lain-lain (Encyclopedia of The Art)

Desain merupakan susunan elemen rupa pada satu pekerjaan seni (McGraw-Hill Dictionary of Art).

Kata batik, menurut etimologi berasal dari dua kata dan dua arti yang diambil dari bahasa Jawa, yaitu “amba” yang bermakna menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Gabungan darikedua kata tersebut adalah “amba titik”, dan menjadi batik. Kata batik berarti menulis, melukiska sesuatu yang indah dengan cara menitiknya, atau menghiasinya dengan seni rupa yang indah dengan memakai sentuhan titik-titik tinta cair yang sebelumnya btelah dibuat motif terlebih dahulu agar menghasilkan karya yang baik.

Berdasarka ciri khas tersebut maka banyak ilmuan yang melakukan penelitian tentang batik, termasuk ilmuan asing. Salah seorang ilmuan asing tersebut adalah G.P. Rouffaer. Ia mengatakan bahwa pola-pola dalam alur batik

(21)

yang disebut pola-pola atau motif seni batik gringsingnya yang dibuat nenek moyang kita ternyata sudah dikenal oleh keluarga kerajaan, bangsawan, dan masyarakat umum sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif-motif batik sudah dibuat oleh nenek moyang kita sejak dulu.

Pada awalnya, motif batik dibuat untuk mengingatkan kita pada kekayaan dan kecintaan sang pembuat batik pada alam dan lingkungan sekitar. Hal ini tercermin dalam hasil cipta rasa seni nenek moyang kita yang membuat batik dengan motif hewan dan motif tumbuhan.

Menurut Sewan Susanto (1980 : 212) motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif untuk batik disebut juga corak batik atau pola batik. Dalam Katalog Batik Indonesia (1997 : 15) motif batik merupakan keutuhan dari subyek gambar yang menghiasi kain batik tersebut.

Biasanya motif ini diulang-ulang untuk memenuhi seluruh bidang kain.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motif untuk batik adalah kerangka gambar yang disebut dengan pola batik yang mana didalamnya terdapat ornamen utama, ornamen tambahan dan isen-isen.

Batik terdiri dari beberapa susunan motif, ini diperkuat dengan pendapat Sewan Susanto (1980 :212) motif batik tersusun atas dua bagian utama yaitu:

ornamen motif batik dan isen motif batik. Ornamen motif batik terdiri dari ornamen utama dan ornamen pengisi bidang atau ornamen tambahan. Ornamen utama adalah suatu ragam hias yang menentukan motif yang memiliki arti.

(22)

seperti pada ornamen utama. Isen motif adalah berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis, yang berfungsi untuk mengisi ornamen baik ornamen utama maupun ornamen tambahan.

Motif batik terbentuk atas beberapa pola. menurut Sewan Susanto (1980 : 213) motif batik dibagi menjadi empat golongan yaitu, geometris seperti motif ceplokan; semen yang terdiri dari motif tumbuhan dan binatang; buketan dimana penempatan motif titik sama seperti pada batik terang bulan; dan modern yang mana sudah mendekati lukisan.

Berdasarkan sumber di atas, maka motif batik dilihat dari polanya dibagi menjadi dua yaitu motif geometris dan motif non geometris. Motif geometris adalah motif yang mudah dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, yang mana bagian tersebut bila disusun akan menjadi motif yang utuh. Motif geometris dibedakan menjadi dua macam yaitu 1) geometris yang berbentuk ilmu ukur (persegi dan lingkaran) seperti pada motif ceplok dan kawung; 2) geometris yang tersusun dalam garis miring (belah ketupat) seperti pada motif parang dan udan liris. Motif non geometris adalah motif yang susunannya tidak teratur menurut bidang geometri, meskipun dalam bidang luas akan terjadi berulang kembali susunan motifnya. Motif non geometris tersusun dari ornamen-ornamen tumbuhan, meru, pohon, hayat, candi, binatang, burung, garuda, ular atau naga. Yang termasuk dalam motif non geometris adalah motif semen dan motif buketan terangbulan.

Menurut Sewan Susanto (1980 : 215) yang termasuk dalam motif geometris berbentuk ilmu ukur yaitu motif banji, ceplok, ganggong dan kawung.

1) motif banji merupakan motif klasik yang berasal dari daerah Banyumas, motif

(23)

ini di buat dengan bentuk motif dengan besar, warna coklat dan hitam. 2) motif ceplok merupakan motif yang didalamnya terdapat gambaran-gambaran berbentuk lingkaran, roset, binatang tersusun melingkar, binatang dalam lingkaran atau segi empat. 3) motif ganggong nerupakan motif yang menyerupai motif ceplok namun bentuk isennya terdiri dari seberkas garis-garis yang panjangnya tidak sama dan pada ujung garis yang paling panjang berbentuk serupa salip. 4) motif kawung merupakn motif yang tersusun dari bentuk bundar lonjong atau ellips, susunan memanjang menurut garis diagonal miring kekiri dan kekanan berselang seling.

Sedangkan yang termasuk motif berbentuk garis miring motif parang dan motif udan liris.

Motif non geometris menurut Sewan Susanto (1980 : 213) yaitu motif semen dan motif buketan terangbulan. Motif semen merupakan batik klasik yang ornamen-ornamennya tersusun secara bebas namun bebas terbatas, karena setelah suatu jarak tertentu motif atau susunan ornamen itu akan kembali berulang. Motif buketan terangbulan merupakan motif tumbuhan atau lung-lungan yang panjang selebar kain. Motif ini terdapat pada kain batik sarung dari pekalongan, Tegal dan Cirebon.

(24)

Contoh Motif Geometris

Gambar 1. Motif banji

(http://www.google.co.id/search?q=gambar+motif+batik&clien)

Gambar 2. Motif ceplok

(http://www.google.co.id/search?q=gambar+motif+batik&clien)

(25)

Gambar 3. Motif ganggong

(http://www.google.co.id/search?q=gambar+motif+batik&clien)

Gambar 4. Motif kawung

(http://www.google.co.id/search?q=gambar+motif+batik&clien)

(26)

Contoh motif non geometris

Gambar 5. Motif semen

(http://www.google.co.id/search?q=gambar+motif+batik&clien)

Gambar 6. Motif buketan

(http://www.google.co.id/search?q=gambar+motif+batik&clien)

(27)

a. Alat dan Bahan Menggambar desain motif untuk batik

Tiap jenis alat dan bahan dalam menggambar mempunyai karakteristik tersendiri. Beberapa alat dan bahan yang perlukan dalam menggambar adalah sebagai berikut:

1) Kertas Gambar

Menurut Rohman (2010: 7-10) dijelaskan bahwa kertas adalah bahan yang paling ideal digunakan untuk menggambar. Dalam menggambar menggunakan pensil agar mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya menggunakan kertas yang cukup tebal dan permukaannya kasar (tidak licin) agar goresan yang dihasilkan terkesan artistik.

2) Pensil

Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit tersebut mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras.

Selanjutnya komposisi campuran ini di bal;ut dengan kertas atau kayu.

3) Penghapus

Menurut Rohman (2010: 7-10) penghapus berguna untuk mengoreksi gambar, bagian-bagian gambar yang sudah tidak diperlukan dapat dihapus.

(28)

Untuk mendapat hasil terbaik, pakailah penghapus yang empuk, tidak kasar, dan bersih.

4) Serutan Pensil

Menurut Rohman (2010: 7-10) serutan pensil berguna untuk meruncingkan ujung pensil. Dalam menggambar sebaiknya menggunakan ukuran serutan standar sesuai dengan ukuran pensil yang dipakai.

5) Cat Air

Cat air atau populer juga dengan sebutan Aquarel adalah medium lukisan yang menggambarkan sifat transparan meskipun medium permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas.

4. Aspek Penilaian

Aspek penilaian menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar yakni:

1. Harmonisi warna

Harmonisasi merupakan penataan unsur dengan keselarasan hubungan berarti penataan unsur yang tidak saling bertentangan dan tidak saling menenjol atau tenggelam dalam komposisi sehingga saling mendukung dan saling terikat satu dengan yang lain.

Warna adalah unsur seni rupa yang paling menonjol. Warna dapat menunjukkan gelap terang, suasana perasaan,jauh dekat dan sift atau watak benda. Jadi harmonisasi warna merupakan kombinasi atau perpaduan warna yang tepat.

(29)

2. Finishing

Finsihing merupakan penyelesaian akhir gambar 3. Keseimbangan

Keseimbangan merupakan menata unsur dengan seimbang antara bagian yang satu dengan yang lainnnya.

Tabel 1. Aspek Penilaian

No Nama NIS Kriterial Penilaian Keterangan

1 2 3

1 - - - - - -

2 - - - - - -

3 - - - - - -

B. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar. Dengan melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

(30)

Skema 1. Kerangka Pikir Siswa kelas VII 1 SMP

Negeri 26 Makassar

Kemampuan menggambar desain

motif untuk batik

Hasil

Kesulitan menggambar desain

motif untuk batik

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, oleh karena itu pendekatan yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Ciri- ciri pendekatan kualitatif adalah fokus pada objek secara utuh, melibatkan manusia sebagai alat pengumpul data secara induktif, menyusun teori, deskriptif, dan ada kriteria khusus untuk keabsahan data.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan menggambar desain motif untuk batik.

Adapun keadaan variabel - variabel sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik.

2. Kesulitan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik.

(32)

2. Desain Penelitian pengumpulan data tentang kemampuan

siswa dalam menggambar desain

motif untuk batik

pengumpulan data tentang kesulitan

siswa dalam menggambar desain

motif untuk batik

Skema 1. Desain Penelitian

C. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel diatas maka perlu dilakukan pendefinisian operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik didefinisikan sebagai hasil pencapaian belajar maksimal siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik.

Pengolahan/analisis data

Deskripsi data

Kesimpulan

(33)

2. Kesulitan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik yang dimaksudkan disini adalah apa yang menjadi penghambat siswa sehingga sulit dalam menggambar desain motif untuk.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar yang terdaftar dengan jumlah sebanyak 30 siswa. Namun pada saat pengambilan data ada beberapa siswa yang tidak memenuhu syarat, ada 8 siswa yang tidak mengumpulkan hasil gambarnya, karena tidak hadir disekolah. Sehingga yang terdaftar sebagai sampel adalah 22 siswa. Sampel tersebut diharapkan dapat mewakili siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar.

Tabel 2. Populasi dan sampel Penelitian

No Nis Nama siswa Jk Keterangan

1 0032614833 Nur Aisyah Syamsul P Hadir

2 0042349620 Muh. Amin L Hadir

3 0033579982 Nur Haeni P Hadir

4 0033879351 Muh. Danil L Hadir

5 0034012991 Muh. Yusril L Hadir

6 0027585139 Rabiatul Al Adawiah P Hadir

7 0035499881 Lusiana Mega Putri P Hadir

8 0034511959 Arianti puspa Anugrah P Hadir

(34)

9 0033875946 Muh.Ismail L Hadir

10 0034010321 Putriani Lestari Syarif P Hadir

11 0027392153 Firman L Hadir

12 0032614868 Nurul Azizah P Hadir

13 0024532798 Nining Rahma Sari.A P Hadir

14 0017946675 Rya Mirzal Jafar L Hadir

15 0035499847 Jabal Nur L Hadir

16 0033870029 Nur Wahyuni P Hadir

17 0038405229 Rizky Fauziah Nr P Hadir

18 0026916883 Widya P Hadir

19 0039127367 Alfian. Az L Hadir

20 0027869526 A.Muh Fahmi L Hadir

21 003207241 Putri Arfiah As P Hadir

22 0026996157 Ainun Pratiwi P Hadir

23 0034414799 Oktapiani P Tidak hadir

24 0032988699 Putri azisah P Tidak hadir

25 0017435242 Rara Putri Anjani P Tidak hadir

26 0010509659 Ardiansyah L Tidak hadir

27 0020247518 Muh Fadel L Tidak hadir

28 0039909845 Muh Reski L Tidak hadir

29 0026996155 Rendi Airlangga Putra L Tidak hadir

30 0031430788 Muh ismail L Tidak hadir

(35)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan. (Field Research). Untuk memperoleh data pada penelitian ini, di mana peneliti langsung pada tempat atau lokasi penelitian dengan menggunakan beberapa macam teknik. Adapun teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan belajar siswa dengan mengamati sejauh mana kemampuan siswa dalam menggambar desain motif untuk batik.

2. Tes (Praktik)

Tes yang dilakukan dengan cara memberikan pola desain motif untuk batik yang telah disiapkan kemuadian mengarahkan siswa untuk memperbanyak pola tersebut diatas kertas gambar. pola yang diberikan berupa motif ulang.

Misalnya siswa mengulang pola sebanyak lima kali kesamping dan dua kali kebawah dengan menggunakan pensil kemudian cat air. Agar lebih mudah mengerjakannya, setiap pola gambar yang dibuat berukuran 5x5 cm, dan dikerjakan dikelas namun, apabila belum selesai siswa boleh mengerkerjakannya dirumah.

Hasil tes siswa akan dikumpulkan kemudian dinilai oleh penilai yang paham tentang karya siswa. Teknik penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penilaian statistik sederhana dengan persentase. Data yang disajikan dalam bentuk tabel lalu dipersentasekan dan dijelaskan berdasarkan data yang

(36)

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Seperti telah disebutkan bahwa sumber data utama penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis dan foto.

Kata-kata dan tindakan (perilaku) orang yang diamati dan diwawancarai merupakan sumber data utama yang dicatat dan ditambah catatan dari buku, dokumen resmi dari sekolah, dokumen pribadi yang diperoleh dari subjek penelitian tentang pengalaman konkret, keadaan suatu peristiwa, pandangan hidup, sikap dan lain-lain. Di samping dokumen pribadi dan dokumen resmi, penggunaan foto untuk melengkapi data.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut.

1. Menghitung frekuensi data hasil menggambar motif batik.

2. Menentukan data dengan tabel.

3. Menentukan kategori/rentangan nilai data dengan tabel.

4. Menghitung presentasi.

5. Menentukan rata-rata.

Kemudian untuk analisis data kualitatif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut.

(37)

1. Reduksi Data

Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen merupakan cara yang dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan.

Dengan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan dengan menampung semua data yang ada baru kemudian memilih data yang benar-benar diperlukan dan berhubungan dengan penelitian tersebut untuk dianalisis lebih lanjut. Dalam proses reduksi, data-data yang tidak diperlu maupun yang tidak berkenaan dengan masalah penelitian dapat dihilangkan dan kemudian diganti serta ditambah dengan data-data baru yang sesuai.

2. Sajian Data

Setelah direduksi tahap berikutnya adalah penyajian data, sebagaimana halnya dengan proses reduksi data, penciptaan dan penggunaan data tidaklah terpisah dari analisis. Dalam penyajian ini akan disajikan data secara lengkap, baik data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, angket maupun wawancara, kemudian dianalisis antara kategori dari permasalahan yang ada, guna mendapatkan hasil penyajian yang rapi dan sistematis sehingga data yang terkumpul tersusun dengan baik.

3. Verifikasi atau Penarikan Simpulan

Verifikasi atau penarikan simpulan merupakan hasil dari perolehan data yang telah didapatkan atau data yang diperoleh dari penelitian yang kemudian

(38)

masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Dari awal sampai akhir pengumpulan data yang direduksi dan disajikan kemudian dilihat serta ditinjau kembali melalui pengujian kebenaran, kecocokkan sehingga sampai pada tingkat validitas yang diharapkan.

Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa antara reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan saling menjalin antara satu dengan yang lain baik pada saat sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data

(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan disajikan hasil data yang diperoleh melalui tes, yang merupakan instrumen dalam mengumpulkan data sekaligus sebagai jawaban tentang rumusan masalah yang dikemukakan pada bab sebelumnya, yakni bagaimana kemampuan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif batik, dan bagaimana kesulitan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat digambarkan tentang kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswak kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dan kesulitan siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah: SMP Negeri 26 Makassar Mata Pelajaran: Seni Budaya

Kelas/Semester: VII/1 Alokasi Waktu: 2 x 40

Standar Kompetensi: 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

Kompetensi Dasar: Membuat karya senidengan teknik corak seni rupa terapan nusantara

(40)

A. Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik mampu membuat pola batik pada media gambar Mewarnai gambar pola batik

B. Materi Ajar Pengertian batik Konsep batik

C. Metode Pembelajaran:

pendekatan CTL: Pemberian tugas praktek D. Lagkah Kegiatan

 Kegiatan Pendahuluan

Menyampaikan informasi kompetensi dasar yang akan dicapai siswa, motivasi dan apresiasi.

 Kegiatan inti

Membaca buku teks tentang karya seni membatik, melihat demonstrasi teknik membatik, dan praktek membuat pola motof bati pada media gambar.

 Penutup

Menunjukkan karya pola batik buatan siswa yang berhasil baik.

E. Sumber Belajar

Buku teks senu budaya untuk SMP kelas VII Penerbit Erlangga.

F. Penilaian

Teknik: tes unjuk kerja

Bentuk Instrumen: uji prosedur dan produk

(41)

Instrumen:

1. Buatlah pola batik pada kertas gambar 2. Warnai pola bati yang telah dibuat

Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupabatik Aspek-aspek yang dinilai

Keharmonisan warna, kerapian danpenguasaan media.

1=sangat kurang 2=kurang 3=cukup 4=baik 5=sangat baik

1. Kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar

Kemampuan menggambar desain motif batik peserta didik dapat dilihat dari indikator penilaian yaitu, harmonisasi warna merupakan kombinasi atau perpaduan warna yang tepat. Finising merupakan penyelesaian akhir gambar, Keseimbangan merupakan menata unsur dengan seimbang antara bagian satu dengan lainnya.

Dari 22 siswa masih ada beberapa orang yang belum mampu memenuhi aspek penilaian yang diberikan. Terutama keseimbangan, sebagian besar siswa yang menggambar tidak mempererhatikan gambar yang dihasilkan tidak selaras dengan media gambarnya. Seperti, hasil gambarnya tidak berada dibagian tengah kertas gambar yang digunakan. Ada juga beberapa gambar yang belum selesai.

(42)

Namun keharmonisan warna sebagaian besar sudah dapat dikatakan mampu karena mereka menggambar dengan perpaduan warna yang tepat.

a. Hasil akhir menggambar desain motif batik siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar.

Gambar 9. Desain Motif Batik Karya Nur Wahyuni

Karya Nur Wahyuni, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah ;

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena banyak warna yang di gunakan.

2. finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

(43)

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Namun kiri dan kanan sudah terlihat seimbang.

Gambar 10. Desain Motif Batik Karya A.Muh.Fahmi

Karya A.Muh.Fahmi, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah ;

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena banyak warna yang di gunakan.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Namun kiri dan kanan juga tidak seimbang.

(44)

Gambar 11. Desain Motif Batik Karya Widya

Karya Widya , dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai, kiri dan juga tidak seimbang seimbang.

(45)

Gambar 12. Desain Motif Bati Karya Nining Rahma Sari Ayu

Karya Nining Rahma Sari Ayu, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena menggunakan warna yang cerah sehingga tampak lebih menonjol..

2. Finishing, sudah rapi, gambar ini telah selesai dikerjakan

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai, kiri kanan juga terlihat tak seimbang.

(46)

Gambar 13. Desain Motif Batik Karya Muh. Yusril

Karya Muh.Yusril, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, penggunaan warna biru dan coklat terlihat menarik.

2. Finishing, gambar ini telah selesai dikerjakan, terutama pada pewarnaan.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesua, kiri dan kanan juga terlihat tidak seimbang

(47)

Gambar 14. Desain Motif Batik Karya Putriani Lestari Syarif

Karya Putriani Lestari Syarif, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, warna yang digunakan kelihatan indah dan mencolok.

2. Finshing, gambar ini telah selesai dikerjakan terutama dalam pewarnaannya.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai, kiri dan kanan juga terlihat tidak seimbang

(48)

Gambar 15. Desain Motif Batik Karya Muh.Danil

Karya Muh.Danil, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, motif yang berwarna biru dengan aksen-aksen hitam sangat menarik

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga ttidak seimbang.

(49)

Gambar 16. Desain Motif Batik Karya Rya Mirzal

Karya Rya Mirzal, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik, warna yang digunakan cerah sehingga terlihat indah.

2. Finishing gambarnya selesai dikerjakan, terutama dalam pewarnaan.

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kananan juga tidak seimbang.

(50)

Gambar 17. Desain Motif Batik Karya Nurul Azizah

Karya Nurul Azizah, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena banyak warna yang di gunakan.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga kelihatan tidak seimbang.

(51)

Gambar 18. Desain motif Batik Karya Ariyanti Puspa Anugrah

Karya Ariyanti Puspa Anugrah, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik.

2. Finishing, gambarnya telah selesai dikerjakan terutamadalam pewarnaan.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan sudah seimbang.

(52)

Gambar 19. Desain Motif Batik Karya Muh.Ismail

Karya Muh.Ismail, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena banyak warna yang di gunakan.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. kiri dan kanan juga terlihat tidak seimbang

(53)

Gambar 20. Desain Motif Batik Karya Putri Arfiah AS

Karya Widya , dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena banyak warna yang di gunakan.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(54)

Gambar 21. Desain Motif Batik Karya Nur Aisyah Syamsul

Karya Nur Aisyah Syamsul, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(55)

Gambar 22. Desain Motif Batik Karya Firman

Karya Firman, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik.

2. Finishing, gambar ini telah selesai dikerjakan terutama dalam pewarnaan.

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(56)

Gambar 23. Desain Motif Batik Karya Ainun Pratiwi

Karya Ainun Pratiwi, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik, warna yang digunakan mencolok.

2. Finishing, gambarnya telah selesai dikerjakan teritama dalam pewarnaannya.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(57)

Gambar 24. Desain Motif Batik Karya Jabal Nur

Karya Jabal Nur, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik. Warna yang digunakan cerah sehingga kelihatan indah.

2. Finishing, gambarnya telah selesai dikerjakan terutama dalam pewarnaannya.

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(58)

Gambar 25. Desain Motif Batik Karya Rizky Fauziah

Karya Widya , dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik.

2. Finishing, gambarnya telah selesai dikerjakan terutama dalam pewarnaan.

3. Keseimbangan, penempatan objek sudah kelihatan seimbang mulai dari kiri kanan, atas dan bawah.

(59)

Gambar 26. Desain Motif Batik Karya Muh. Amin

Karya Widya , dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena banyak warna yang di gunakan, warnanya sangat cocok dengan motifnya.

2. Finishing, gambarnya juga telah selesai terutama dalam pewarnaannya.

3. Keseimbangan, penempatan objek sudah kelihatan seimbang, mulai dari kiri kanan, atas dan bawah.

(60)

Gambar 27. Desain Motif Batik Karya Alfian AZ

Kary Alfian AZ, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik karena banyak warna yang di gunakan.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbngan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(61)

Gambar 28. Desain Motif Batik Karya Nurhaeni

Karya Nurhaeni, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik.

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(62)

Gambar 29. Desain Motif Batik Karya Lusiana Mega Putri

Karya Lusiana Mega Putri, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, namun karyanya belum selesai. Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat tidak harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya berbeda sehingga tidak beraturan

2. Finishing, gambarnya belum selesai, dikatakan belum selesai karena hanya sebagian yang di warnai.

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(63)

Gamabar 30. Desain Motif Batik Karya Al Adawiah

Karya Al Adawiah, dari beberapa aspek penilaian ternyata anak ini sudah paham dan mengerti tentang menggambar desain motif batik, Adapun aspek penilaian yang harus diperhatikan dalam menggambar desain motif batik ialah:

1. Harmonisan warna, sudah terlihat harmonis, dari setiap kotak desain motifnya warnanya menarik.

2. Finishing, gambarnya telah selesai dikerjakan terutama dalam pewarnaannya.

3. Keseimbangan, penempatan objek kelihatan tidak seimbang, atas bawah tidak sesuai. Kiri kanan juga tidak seimbang.

(64)

1. Tingkat kemampuan menggambar desain motif untuk batik ditinjau dari aspek Harmonisan warna

Berdasarkan hasil tes praktik menggambar desain motif untuk batik maka penilaian tingkat kemampuan siswa dari aspek keharmonisan warna dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Kemampuan menggambar siswa dari aspek harmonisi warna No Tingkat Kemampuan Bobot Skor Frekuensi Persentase %

1 Sangat baik 85-100 0 0

2 Baik 65-85 21 95,45

3 Cukup 55-67 1 4,54

4 Sedang 35-55 0 0

5 Sangat kurang 0-35 0 0

Jumlah 22 100

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam aspek keharmonisan warna menunjukkan bahwa 21 siswa (95,45%) yang memperoleh skor rata-rata antara 65-100 dengan tingkat kemampuan baik, 1 siswa (4,54%) yang memperoleh skor rata-rata antara 55-67 atau dengan kategori cukup, tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara 86-100 dengan kategori sangat baik, tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara

(65)

35-55 dengan kategori sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara 0-35 dengan kategori sangat kurang.

Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar baik dalam aspek keharmonisan warna.

2. Kemampuan menggambar desain motif untuk batik ditinjau dari aspek Finishing

Berdasarkan hasiltes praktik menggambar desain motif untuk batik maka penilaian tingkat kemampuan siswa dari aspek Finishing dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Kemampuan menggambar siswa dari aspek finishing

No Tingkat Kemampuan Bobot Skor Frekuensi Persentase %

1 Sangat baik 85-100 0 0

2 Baik 65-85 20 90,90

3 Cukup 55-67 2 9,10

4 Sedang 35-55 0 0

5 Sangat kurang 0-35 0 0

Jumlah 22 100

Hasil skor siswa pada tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam aspek finishing, dapat dilihat bahwa 20 siswa (90,90%) yang mendapat skor rata-rata antara antara 65-85 dengan kategori tingkat kemampuan

(66)

kategori cukup, tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara85- 100 dengan kategori tingkat kemempuan sangat baik, tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara 35-55 dengan kategori tingkat kemampuan sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara 0-35 dengan kategori tingkat kemampuan sangat kurang.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar sudah baik dalam penguasan media.

3. Tingkat kemampuan menggambar desain motif untuk batik ditinjau dari aspek keseimbangan

Berdasarkan hasil tes praktik menggambar desain motif untuk batik maka penilaian tingkat kemampuan siswa dari aspek Keseimbangan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kemampuan menggambar siswa dari aspek Keseimbangan No Tingkat Kemampuan Bobot Skor Frekuensi Persentase %

1 Sangat baik 85-100 0 0

2 Baik 65-85 19 86,36

3 Cukup 55-67 3 13,63

4 Sedang 35-55 0 0

5 Sangat kurang 0-35 0 0

Jumlah 22 100

(67)

Hasil skor siswa pada tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam aspek Keseimbngan, dapat dilihat bahwa 19 siswa (86,36%) yang memperoleh skor rata-rata 65-85 dengan kategori tingkat kemampuan baik, 3 siswa (13,63%) yang memperoleh skor rata-rata 55-67 dengan kategori cukup, tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara 85-100 dengan kategori tingkat kemempuan sangat baik, tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor rata-rata antara 35-55 dengan kategori tingkat kemampuan sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang mendapat skor rata-rata antara 0-35 dengan kategori tingkat kemampuan sangat kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menggambar desain motif untuk batik pada siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar sudah baik dalam aspek keseimbangan.

4. Kemampuan menggambar desain motif untuk batik ditinjau dari keseluruhan aspek

Berdasarkan hasil tes praktik menggambar desain motif untuk batik maka penilaian tingkat kemampuan siswa dari keseluruhan aspek dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 6. Skor siswa kelas VII 1 SMP Negeri 26 Makassar dalam menggambar desain motif untuk batik dari keseluruhan aspek

No Hasil Bobot skor Frekuensi Persentase %

1 Sangat baik 85-100 0 0

2 Baik 65-84 20 90,90

3 Cukup 55-64 2 9,10

(68)

4 Sedang 35-54 0 0

5 Sangat kurang 0-34 0 0

Jumlah 22 100

(69)
(70)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Di dalam materi ini dijelaskan tentang kata kerja yang menunjukan terjadinya pekerjaan pada sekarang dan

Berdasarkan interpretant, tanda ( sign, representamen ) dibagi atas rheme , dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang

Setahu saya Bapak Agung selama ini belum pernah meniru praktik bisnis dari pesaing yang lebih sukses karena beliau hanya ingin meneruskan usaha ayahnya saja. Menurut saudara,

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-nya kepada kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “ HUBUNGAN

Berdasarkan analisis faktor risiko lingkungan rumah yang berkaitan dengan penyakit, vektor, cara penularan, pencarian pengobatan, serta cara pencegahan chikungunya

d) Orgnisasi bantuan hukum yang didirikan oleh kelompok sosial tertentu. 32 Keberadaan organisasi tersebut di atas dimaksudkan untuk lebih mempermudah para pencarian

Tulisan ini akan membahas bagaimana film sebagai sebuah diskursus, yaitu sebagai sebuah teknik berwacana atau sinematografi yang bisa membentuk pengetahuan dan pengalaman