• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan toilet training dapat meningkatkan kemandirian perineal hygiene

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan toilet training dapat meningkatkan kemandirian perineal hygiene"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati dan mengetahui apakah kegiatan toilet training dapat meningkatkan kemandirian perineal hygiene anak usia 4 tahun, pada anak kelompok A2 di TD-PG-TK Global Islamic Labschool Depok.

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran kemandirian perineal hygiene pada anak usia 4 tahun pada anak kelompok A2 di TD-PG-TK Global Islamic Labschool ?

2. Apakah kegiatan toilet training dapat meningkatkan kemandirian perineal hygiene pada anak usia 4 tahun pada anak kelompok A2 di TD- PG-TK Global Islamic Labschool ?

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada anak kelompok A2 di TD-PG-TK Global Islamic Labschool , Depok. Adapun pertimbangan dipilihnya lokasi ini karena tempat tersebut: (1) kelompok A2 di TD-PG-TK Global Islamic Labschool ini masih rendah tingkat kemandirian dalam perineal hygiene anaknya, (2) Kegiatan toilet training masih belum terkonsep dengan baik,

(2)

guru dan pengasuh cenderung memberikan pemenuhan pelayanan bukan pada pembimbingan dan pendidikan kemandirian pada anak usia 4 tahun. (3) Pemberian pelayanan yang kurang edukatif memupuk ketergantungan penuh pada guru/ pengasuh di sekolah (4) Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan perineal hygiene yang masih kurang. Selain tempat penelitian ini merupakan tempat peneliti bekerja, sehingga pengamatan yang dilakukan menjadi lebih mendalam, dan hasil yang dicapai guna perbaikan pendidikan selanjutnya. Waktu penelitian dilakukan pada semester I di mulai dari bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan Januari 2016.

C. Metode penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan (action research). Burns menyatakan bahwa Penelitian Tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan orang awam. Wallace yang dikutip oleh Burn juga menyatakan Penelitian Tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data secara sistematik tentang praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusan- keputusan tentang praktik yang seharusnya di masa mendatang.

Kegunaan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan kemandirian perineal hygiene melalui kegiatan toilet training yang dirancang

(3)

oleh peneliti yang terdiri dari beberapa tahapan, sehingga didapatkan langkah-langkah terbaik dalam kegiatan pembelajaran.

Bentuk penelitian tindakan pada penelitian ini yaitu dengan memberikan suatu tindakan pada subyek yang diteliti dengan menggunakan metode toilet training (variabel bebas) untuk diketahui pengaruhnya terhadap peningkatan kemandirian perineal hygiene di kelompok A2.

Penelitian tindakan Kemmis & Mc Taggart ini meliputi empat tahap yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflection). Pada model Kemmis & Taggart tindakan (acting) dan observasi (observing) dijadikan sebagai satu kesatuan karena mereka menganggap bahwa kedua komponen tersebut merupakan dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. Dimana pada saat melakukan tindakan didalamnya ada pengamatan, supaya data yang diperoleh valid, artinya saat melaksanakan tindakan langsung diadadakan pengamatan, supaya bisa memperoleh data yang baik dan bisa dilakukan ke tahap berikutnya yaitu refleksi.

Selanjutnya, mereka memformulasikan bahwa setelah refleksi diadakan, maka dilaksanakan perencanaan ulang yang menjadi revisi terhadap pelaksanaan sebelumnya. Perencanaan dan pelaksanaan ulang tersebut ditindak lanjuti dengan aksi dan observasi serta refleksi. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di siklus berikutnya. Berikut langkah-langkah di setiap siklus pada Gambar 3.1

(4)

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kemmis McTaggart

Setiap silkus mempunyai langkah-langkah atau tahapan yaitu, (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Pada tahap refleksi, peneliti dapat melihat tentang peningkatan yang dialami, sebagai akibat dari intervensi tindakan yang diberikan yang memungkinkan untuk melakukan perencanaan tindakan lanjutan untuk siklus berikutnya. Desain kegiatan penelitian sebagai berikut.

(5)

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Asesmen Awal 1. Observasi kegiatan

pembelajaran

2. Pengumpulan data anak melalui wawancara guru 3. Memberikan asesmen awal

kecerdasan kinestetik.

Perencanaan I 1. Pedoman observasi

2. Menyusun rencana dan strategi kegiatan bermain

3. Panduan evaluasi Refleksi I

Menganalisa data dari proses pembelajaran dan mengevaluasi

tindakan I

RENCANA

PENGAMAT AAN

RE FL EK SI

TIN DA KA N

RENCANA

PENGAMAT AANAN

RE FL EK SI

TIN DA KA N

Tindakan I

Melasanakan proses pembelajaran sesuai RKH dan pengumpulan data.

Pengamatan I

 Mengobservasi proses kegiatan bermain dengan menggunakan checklist observasi.

 Observasi dilakukan pada aktivitas kegiatan fisik motorik anak

Perencanaan II 1. Revisi persiapan Rencana

Kegiatan Harian

2. Persiapan lembar observasi 3. Persiapan media, metode dan

seting area pembelajaran.

Tindakan II

Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang

telah direvisi.

Refleksi II

Menganalisa data dari proses pembelajaran setelah dilakukukan

tindakan ke II.Evaluasi tindakan ke II.

SIKLUS N Pengamatan II

Pengamatan proses pembelajaran sesuai siklus ke II dengan menggunakan lembar

pemantau tindakan dan pengumpulan data.

(6)

Berdasarkan skema desain penelitian tindakan tesebut di atas, penelitian tindakan dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini juga melibatkan kerjasama antara peneliti dengan guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai pelaksana kegiatan penelitian sehingga penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kolaboratif.

D. Prosedur Penelitian Tindakan

Sebagaimana disebutkan di atas, penelitian ini menggunakan desain Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini menggunakan dua siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut: observasi awal, perencanaan dan tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan penelitian ini dilaksanakan dengan siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pra Intervensi

Kegiatan pra intervensi dilaksanakan dalam rangka mendeskripsikan atau menggambarkan kemampuan anak dalam kemandirian perineal hygiene sebelum diberikan tindakan, sehingga peneliti dapat mengukur dan memberikan tindakan sesuai dengan kemampuan dan perkembangan anak.

Pada kegiatan pra intervensi ini peneliti melakukan tes awal (asesmen) dengan metode performance (praktek langsung). Hasil tes tersebut digunakan untuk membandingkan hasil tes pada akhir tindakan yang dilakukan sudah menunjukkan peningkatan atau belum.

(7)

Kegiatan pra intervensi ini dilakukan sebelum siklus pertama dilakukan.

Adapun kegiatan yang dilakakukan yaitu: 1) Mohon ijin kepada Yayasan Pendidikan Insan Madani Depok untuk melakukan penelitian ; 2) Peneliti melakukan observasi; 3) Mengumpulkan informasi awal tentang pembelajaran yang dilaksanakan dalam melihat kemandirian perineal hygiene ketika melakukan kegiatan toilet training; 4) Memberikan asesment awal / pre tes terhadap kemandirian anak; 5) Penelitian dan merumuskan masalah yang akan diteliti.

2. Kegiatan Siklus 1 a. Perencanaan

Setelah observasi awal kemudian merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: 1) Mendata siswa yang belum mandiri dalam menjaga kebersihan organ genital (perineal hygiene) melalui toilet training , 2) Menentukan jadwal kegiatan tindakan toilet training , 3) Mendesain kegiatan pembiasaan toilet training, 4) Menyusun Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH), 5) Menentukan langkah- langkah kegiatan untuk setiap kali pertemuan/tindakan, 6) Menentukan lokasi dan menyediakan media yang akan digunakan dalam pembelajaran toilet training, 7) membuat jadwal pelaksanaan kegiatan.

Adapun penelitian akan dimulai dari kunjungan ke kelompok A2 di TD- PG-TK Global Islamic Labschool, Obsesrvasi, wawancara guru, office girl,

(8)

office boy, orangtua, perencanaan, siklus 1, siklus 2, dan reflexi, adapun jadwal pelaksanaan kegiatan siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Siklus 1 kemandirian Perineal Hygiene Anak Kel A2 TK Global Islamic Labschool

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

1 Rabu,

18

November 2016

Pembukaan:

 Pembahasan tema “cara memakai rok dan celana ”

Inti:

 Lomba memakai rok dan celana

 Pembiasan” toilet training”

 Mengenal “jam toilet”

Istirahat :

 Pembiasaan “adab di wc (pada saat jam istirahat)

 Makan dan bermain Penutup:

 Evaluasi

 Berdoa dan pulang 2 Kamis,

19 November 2016

Pembukaan :

Pembahasan tema “ toilet training”

Inti:

 Praktek langsung “anak belajar mengemukakan pendapat dengan memberitahu ke bu guru kalau dia ingin

(9)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

ke toilet ( saat akan BAB atau BAK)

 Bercerita sebelum masuk wc membaca doa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi”

Dramatik Play “mencebok dengan benar boneka jenis kelamin setelah bab dan bak

Istirahat:

 Pembiasaan “Jam toilet “ (di jam istirahat)

 Makan dan bermain Penutup:

 Evaluasi

 Berdoa dan pulang 3 Jum’at

20

November 2015

Pembukaan:

 Pembahasan tema “ cara membersih kan jamban setelah bab atau bak “ Inti:

 Praktek “langsung Membedakan wc laki-laki dan perempuan”

 Berdoa masuk dan keluar kamar mandi dan sebelum makan. (Demonstrasi)

 Bercerita “kegunaan WC Istirahat :

 Makan, minum dan bermain Penutup:

(10)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

 Evaluasi kegiatan

 Doa dam pulang 4 Senin,

23 November 2015

Pembukaan :

 Pembahasan tema “dapat menahan pipis dan bab”

Inti :

 Penjelasan kegiatan pembiasan prilaku sopan “ijin ke wc”

 Pembiasaaan ” Aku Mandiri:”

Istirahat

 Pembiasaan “Jam Toilet”

Penurup:

 Diskusi “kegiatan hari ini

 Doa pulang sekolah

 Pulang 5 Selasa

24 November 2015

Pembukaan:

 Pembahasan tema “cara memakai pakaian

Inti :

 Watching Cinema “ kegiatan di wc”

 Manipulative play “ bermain pura pura membuka kran, membersihkan jamban, dan mencuci tangan.

(11)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

Istirahat :

 Berdoa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi dan. Demonstrasi)

 Pembiasaan ke toilet

 Makan bersama dan bermain Penutup;

 Evaluasi

 Berdoa, pulang 6 Rabu ,

25 November 2015

Pembukaan

 Pembahasan tema “Toilet training”

 Praktek langsung “anak belajar mengemukakan pendapat dengan memberitahu ke bu guru kalau dia ingin ke toilet ( saat akan BAB atau BAK)

 Bercerita sebelum masuk wc membaca doa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi”

Inti :

 Dramatik Play “mencebok dengan benar boneka jenis kelamin setelah bab dan bak

 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. (Demonstrasi

Istirahat :

 Jam toilet

 Makan dan bermain bersama

(12)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

Penutup :

 Evaluasi, doa dan pulang

7 Kamis

26 November 2015

Pembukaan :

 Pembahasan tema “mengenal jam toilet dan ijin ke toilet”

Inti :

 Praktek langsung “Adap ke wc”

 Praktek langsung doa masuk dan keluar kamar mandi

Istirahat :

 Pembiasaaan “aku bisa ke wc sendiri”

 Makan dan main bersama Penutup:

 Evaluasi , berdoa dan pulang 8 Senin

30 November 2015

Pembukaan :

 Pembahasan tema “ adab di wc”

Inti:

 Praktek langsung “anak belajar mengemukakan pendapat dengan memberitahu ke bu guru kalau dia ingin ke toilet ( saat akan BAB atau BAK)

 Watching Cinema ““how to used the toilet?”

Istirahat :

(13)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

 Makan dan bermain bersama Penutup :

 Evaluasi , berdoa dan pulang

b. Pelaksanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan diadakan observasi kemampuan awal anak mengenai kemandirian perineal hygiene dalam kegiatan toilet training . Observasi awal ini untuk memperoleh data awal tentang kemandirian menjaga kebersihan organ genital anak. Materi asesmen berlandaskan pada definisi konseptual dan operasional serta variabel penelitian. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 8 kali pertemuan, siklus 1 akan dilaksanakan dalam 8 kali pertemuan/tatap muka pada setiap hari dan 8 kali tatap muka pada siklus ke II. Tindak lanjut pembelajaran siklus 1 adalah mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada saat proses dari kegiatan kemandirian pembiasaan latihan ke toilet baik pada siklus I maupun siklus II.

Pelaksanaan tindakan untuk meningkatkan kemandirian anak dilakukan berdasarkan pada jadwal toilet training yang dilakukan melalui tahapan yaitu:

1. Kegiatan pertama : Pembukaan

Kegiatan pembukaan merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan guru dan peserta didik setiap hari selama pelaksanaan pembelajaran

(14)

berlangsung. Kegiatan awal ini berfungsi untuk menciptakan suasana awal yang memungkinkan anak-anak untuk dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif. Dalam kegiatan pembukaan, guru memberikan motivasi, menyiapkan anak baik secara fisik maupun mental untuk mengembangkan kemampuan yang telah direncanakan pada hari tersebut, guru menggali informasi yang diketahui anak dengan metode bercakap-cakap dan Tanya jawab pada saat morning meeting (pertemuan pagi), sebelum kegiatan inti dilakukan.

2. Kegiatan kedua : Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan pelaksanaan kegiatan pengembangan yang menekankan pada pembentukan pengamatan kegiatan belajar anak. Dalam penelitian ini, pada kegiatan inti akan dilakukan pembelajaran melalui pengarahan dan contoh, dengan bentuk kegiatan sebagai berikut:

1) Memberikan pengarahan (Telling) Aktifitas yang dilakukan yaitu :

 Menjelaskan adab masuk wc seperti berdoa masuk dan keluar wc, sikap ketika di wc dan menjaga kebersihan wc

 Menjelaskan kapan waktu yang tepat untuk pergi ke wc

 Menjelaskan tanda-tanda ingin buang air besar (bab) dan buang air kecil (bak).

 Menjelaskan cara membersihkan kebersihan diri seperti organ genital setelah buang air besar (bab) dan buang air kecil (bak)

(15)

dan menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan setelah melakukan kegiatan buang air kecil dan buang air besar

Bercerita tentang cara menggunakan toilet dengan menggunakan gambar-gambar kegiatan toilet training atau buku cerita tentang toilet training.

2) Menunjukkan (Showing):

Kegiatan ini dilakukan ketika guru memberikan gambar-gambar tentang kegiatan toilet training dan contoh memperagakan kegiatan toilet training.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan :

Memperkenalkan symbol wc laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran toilet training.

Memperagakan (role modeling) cara menggunakan toilet, buang air serta membersihkan toilet,serta mencuci tangan setelah melakukan kegiatan toilet training.

Mencoba (trying) : pertama-tama toilet training dicobakan dengan jangka waktu, tiap beberapa jam selama pembelajaran berlangsung, kemudian dijadwalkan kembali setiap 1 jam dan 2 jam dan pada saat jam istirahat jam 09.00, sebanyak 16 kali pertemuan dengan 2 siklus (1 siklus terdiri dari 8 kali pertemuan) . 3. Kegiatan ketiga : Penutup

Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran tidak berarti bahwa kegiatan ini dilakukan semata-mata untuk mengakhiri dan menutup

(16)

pembelajaran. Tetapi kegiatan ini juga merupakan penilaian hasil belajar atau peserta didik dan merupakan kegiatan tindak lanjut. Pada kegiatan penutup ini dilakukan kegiatan dimana peserta didik mengulas atau mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukan pada hari tersebut, kemudian guru melakukan evaluasi berupa kegiatan yang telah dilakukan hari itu untuk mengetahui daya serap anak terhadap materi yang telah diberikan sebagai bahan evaluasi pada tingkat capaian perkembangan anak.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pelaksanaan tindakan sedang berlangsung, peneliti melakukan pengamatan secara lebih rinci tentang kegiatan toilet training. Peneliti mencatat dan merekam permasalahan yang timbul saat kegiatan toilet training berlangsung. Proses tindakan sekaligus pengamatan ini dilakukan bersamaan. Observasi yang dilakukan meliputi : 1) Pengamatan kegiatan anak ketika diberikan pengarahan oleh guru

tentang perbedaan jenis kelamin dan cara menggunakan toilet sesuai dengan jenis kelaminnya.

2) Mengamati kemajuan kemandirian anak dalam menjaga kebersihan organ genital saat kegiatan toilet training.

3) Mencatat tingkat capaian perkembangan anak masing-masing pada setiap indicator kemandirian perineal hygiene.

(17)

d. Refleksi

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan yang diberikan kepada anak, apakah tindakan yang dilakukan selama proses penelitian terjadi peningkatan atau kemunduran peningkatan kemandirian perineal hygiene melalui toilet training. Penelitian ini menganalisis cara meningkatkan kemandirian perineal hygiene anak usia 4 tahun yang perlu untuk ditingkatkan dalam proses bantu diri, sehingga anak menjadi mandari dalam melakukan kegiatan bab dan bak di sekolah.

Peneliti membuat tabulasi data I dan data II dilanjutkan dengan analisis skor TCP (tingkat capaian perkembangan kemandirian perineal hygiene yang diperoleh anak pada siklus I dan siklus II . Kemudian mendiskusikan dengan kolaborator atas kemajuan yang dicapai anak dan kesulitan selama tindakan siklus I berlangsung dengan format wawancara serta analisis dokumen.

Hasil kegiatan refleksi (refleksi siklus I) ini sangat berguna untuk melakukan revisi pada perencanaan tindakan di siklus II, apabila pada siklus I belum tercapai apa yang diharapkan. Melalui kegiatan ini diharapkan akan ditemukan pemahaman konsep meningkatkan kemandirian perineal hygiene anak melalui kegiatan toilet training Berdasarkan data tersebut kemudian dilakukan pengkajian keberhasilan/ kegagalan tindakan

(18)

3. Siklus II a. Perencanaan

Hasil refleksi siklus I dijadikan acuan untuk membuat program tollet training untuk meningkatkan kemandirian perineal hygiene pada siklus II.

Siklus II ini dilakukan berupa rencana perbaikan dari siklus I ataupun penguatan dari siklus I. Langkah perencanaan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: 1) Menyediakan media gambar langkah langkah kegiatan toilet training; 2) Bercerita dengan media gambar seri dan buku cerita

“kegiatan toilet training; 3) Membuat program kegiatan dramatisasi/ bermain peran membersihkan area genital dengan boneka jenis kelamin ; 4) Praktek langsung membersihkan organ genital secara individu pada saat anak melakukan kegiatan buang air kecil dan buang air besar, 5) Menggunakan alat peraga jam dari kayu yang dapat diputar jarum jamnya oleh anak, sebagai bahan ajar mengenalkan jam toilet pada anak, 6) menggunakan alat peraga celana training untuk mengajarkan cara menggunakan celana yang benar setelah melakukan kegiatan buang air besar ataupun buang air kecil, 7) Membuat lembar observasi dan lembar wawancara.

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Siklus II Pertemuan

ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

9 Kamis, 3 Desember

Pembukaan:

 Pembahasan tema “ Bagaimana

menjaga kebersihan diri setelah bab atau

(19)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

2015

bak ” Inti:

 Mengetahui kapan kita harus ke toilet Istirahat :

 Makan dan bermain Penutup:

 Evaluasi

 Berdoa dan pulang 10 Jum’at

4 Desember 2015

Pembukaan :

 Pembahasan tema “cara memakai celana training ”

Inti:

 Lomba memakai celana training

 Dramatic play “cara duduk di wc duduk Istirahat:

 Pembiasaan “Jam toilet “ (di jam istirahat)

 Mencuci tangan sesudah ke toilet.

(Demonstrasi)

 Makan dan bermain Penutup:

 Evaluasi

 Berdoa dan pulang

11 Senin Pembukaan:

(20)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

7 Desember 2015

 Pembahasan tema “dapat menahan pipis dan bab”

Inti:

 Bercerita dengan buku “toilet training

 Menceritakan kegiatan yang dilakukan sesudah dan sebelum bak dan bab dengan media gambar

Istirahat :

 Pembiasaan “jam toilet “

 Makan, minum dan bermain Penutup:

 Evaluasi kegiatan

 Doa dam pulang 12 Selasa

8 Desember 2015

Pembukaan :

 Pembahasan tema “Bagaimana menjaga kebersihan diri setelah bab atau bak dan toilet ”

Inti :

 “aktifitas ketika di toilet

 Watching Cinema “how to use the toilet”

Istirahat

 Prantek langsung “Jam Toilet”

 Praktek langsung mencuci tangan setelah kegiatan toilet

 Makan dan main

(21)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

Penurup:

 Diskusi “kegiatan hari ini

 Doa pulang sekolah

 Pulang 13 Rabu

9 Desember 2015

Pembukaan:

 Pembahasan tema “hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kegiatan di toilet

Inti :

 Praktek langsung ‘kemandirian memakai celana berlesleting

 Watching Cinema “bagaimana cara mencebok yang benar

Istirahat :

 Praktek langsung “cara berdoa masuk dan keluar kamar mandi serta antri menunggu giliran

 Berdoa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi dan. Demonstrasi) Penutup;

 Evaluasi

 Berdoa, pulang

14 10

Desember 2015

Pembukaan:

 Pembahasan tema “aku bisa rapih memakai baju sesudah dari toilet”

Inti

(22)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

 Cara mencebok setelah bab dan bak

 “cara memakai celana training

 Menunjukkan jam toilet Istirahat :

 Jam toilet

 Makan dan bermain bersama Penutup :

 Evaluasi, doa dan pulang

15 11

Desember 2015

Pembukaan :

 Pembahasan tema “Bagaimana menjaga kebersihan diri setelah bab atau bak dan toilet ”

Inti :

 Demonstrasi ‘cara duduk saat bab dan bak dengan menggunakan media boneka

 Praktek langsung cebok setelah buang air kecil secara mandiri

Istirahat :

 Pembiasaaan “jam toilet”

 Makan dan main bersama Penutup:

 Evaluasi , berdoa dan pulang

16 14

Desember 2015

Pembukaan :

 Pembahasan tema “watching cinema cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan

(23)

Pertemuan ke

Hari dan tanggal

Kegiatan

wc setelah bab dan bak”

Inti:

 Tanya jawab “Adab ketika di wc “ Istirahat :

 Makan dan bermain bersama Penutup :

 Evaluasi , berdoa dan pulang

b. Tindakan

Sebelum mengadakan tindakan diadakan terlebih dahulu tes awal mengenai kemandirian perineal hygiene untuk dapat dilihat hasilnya dan dibandingkan pada siklus 1 dan pada siklus 2. Pelaksanaan siklus 2 akan dilaksanakan dalam 8 kali pertemuan/tatap muka pada setiap hariyang merupakan tindak lanjut dari pembelajaran siklus I dengan mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan yang pada proses dan hasil kemandirian perineal hygiene . Hasil tersebut dianalisa untuk melakukan rencana tindakan selanjutnya pada siklus ke 2

c. Observasi/ pengamatan

Pengamatan perilaku dan gerakan anak dalam pelaksanaan kegiatan toilet training dengan menggunakan catatan lapangan, lembar observasi dan

(24)

kamera/ video. Kemudian pengamatan kemandirian perineal hygiene anak dengan melakukan asesmen akhir untuk memperoleh data III.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi di siklus II yaitu mentabulasikan data III dan dilanjutkan dengan analisis persentase dan uji t berdasarkan data asesmen awal (data I) dan asesmen akhir (data III). Peneliti diskusi dengan kolaborator serta membuat interpretasi hasil penelitian.

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Penelitian tindakan dinyatakan berhasil apabila terdapat peningkatan kemandirian menjaga perineal hygiene pada anak usai 4 tahun di TK A2 Global Islamic Labschool melalui kegiatan toilet training yang didapat dari hasil pengamatan. Kriteria keberhasilan penelitian tindakan ini disimpulkan dengan menggunakan catatan lapangan dan analisis skor TCP (tingkat capaian perkembangan) yang dicapai pada setiap indicator . Catatan lapangan digunakan untuk melihat perkembangan anak pada setiap aspek kemandirian . Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala penilaian (rating scale) , dimana penilaian di atur berdasarkan tahapan perkembangan anak atau kualitas jangkauan yang dicatat sesuai dengan hasil pengamatan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti bersama kolaborator sepakat untuk menetapkan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil jika skor

(25)

TCP kemandirian perineal hygiene mencapai kriteria ketuntasan minimum atau bahkan melebihi, hal ini berarti kemandirian perineal hygiene pada anak dapat berhasil setelah dilakukannya kegiatan toilet training.

Penetapan keberhasilan skor TCP (tingkat capaian perkembangan) ini didasarkan pada kemampuan yang dimiliki anak kelompok A2 yang belum mandiri dalam menjaga kebersihan organ genital. Kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan ini, berdasarkan kesepakatan peneliti dan kolaborator.

Keberhasilan secara klasikal mengikuti standar George E. Mills dalam penelitiannya yaitu menetapkan persentase 71%.1 Yang artinya bila 71 persen dari jumlah 17 anak, yaitu 13 anak telah mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum yang telah disepakati oleh peneliti dan kolabolator.

F. Sumber Data

Responden dalam penelitian tindakan ini adalah anak kelompok A2 Global Islamic Labschool sebanyak 17 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Penelitian tindakan dilakukan setiap hari dalam seminggu dimulai dari pukul 07.30-10.30. Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik, orang tua, dan guru. Pengumpulan data menggunakan jadwal dilakukan untuk mengukur peningkatan kemandirian perineal hygiene anak TK A2 sebelum dan sesudah perlakuan. Observasi dirancang mengacu

1 Lara Fridani, Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka,2011), h. 4.26

(26)

pada teori- teori kemandirian perineal hygiene anak yang telah dikonstruk dari bab dua. Variable dalam penelitian ini adalah kemandirian menjaga kebersihan organ genital. kemandirian adalah variable terikat sedangkan kegiatan toilet training adalah variable bebas.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan prosedur bagaimana cara mendapatkan dan mengumpulkan data yang diinginkan terutama data dari indakator-indikator keberhasilan tindakan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Disampaikan oleh Kemmis dan Mc Taggart bahwa teknik yang dapat digunakan dalam memantau penelitian tindakan adalah: catatan lapangan, catatan anekdot, diskripsi prilaku ekologi, analisis, dokumen, portofolio, angket, wawancara, foto dan evaluasi kemandirian anak.

Berdasarkan pada pernyataan tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Dokumentasi,

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan sumber data yang bersifat non manusia, yakni dari pendukung dan hasil rekaman. Terdapat beberapa jenis dokumen berupa tulisan pribadi, dokumen resmi dan foto.

(27)

Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan informasi tentang laporan hasil

b. Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur dan merupakan wawancara terbuka. Wawancara dilakukan kepada kolaborator (guru) A2 Group Global Islamic Labschool dan anak untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang kemandirian menjaga perineal hygiene dengan toilet training pada anak di kelompok A2, kemudian wawancara dengan perwakilan orangtua untuk mengetahui kebiasaan yang dilakukan di rumah saat kegiatan toilet training dan wawancara pada anak untuk mengetahui kesulitan yang dialami saat kegiatan toilet training.

c. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk mengamati kemandirian menjaga perineal hygiene dengan toilet training. Apakah dengan kegiatan toilet training dapat meningkatkan kemandirian menjaga perineal hygiene anak. Dengan menggunakan catatan lapangan, untuk mencatat berbagai kegiatan yang terdiri dari catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka mengumpulkan data. Selain itu catatan lapangan digunakan untuk merefleksi terhadap data kualitatif.

Pedoman observasi kemandirian perineal hygiene disusun dalam bentuk skala nilai. Skala nilai meruapakan kegiatan pengumpulan data yang

(28)

bersifat mengukur, dan berwujud angka-angka. Pedoman pemantau poses dilakukan dengan menggunakan skala dengan kategori penilaian anak berupa belum berkembang, mulai berkembang, berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik. Kegiatan pengumpulan data penilaian juga dilakukan dengan data kualitatif dengan membuat catatan lapangan dengan sistem pengkodean.

H. Alat pengumpulan data 1. Kisi- kisi Instrumen

a. Definisi Konseptual Perineal Hygiene

Kemandirian perineal hygiene adalah kemampuan seseorang dalam menjaga kebersihan organ genital yang tercermin dalam prilaku seperti 1) mengelola waktu, 2) mengatasi masalah, 3) mengurus diri, 4) disiplin, 5) percaya diri,dan 6) bertanggungjawab menjaga kebersihan pada organ genital .Kemandirian perineal hygiene merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menjaga perineal hygiene dalam melakukan toilet training sendiri.

b. Definisi Operasional Perineal hygiene

Kemandirian perineal hygiene adalah skor yang diperoleh dari hasil prosentasi banyaknya aktifitas tingkah laku yang ditimbulkan oleh anak

(29)

sebagai respon dari tindakan yang diberikan. Kemandirian yang dikembangkan adalah kemandirian dalam menjaga kebersihan organ genital yang tercermin dalam prilaku seperti 1) mengelola waktu, 2) mengatasi masalah 3) mengurus diri, 4) disiplin, 5) percaya diri,dan 6) bertanggungjawab menjaga organ genital melalui kegiatan toilet training.

Dalam penelitian ini kemampuan yang harus dicapai dengan skor : 1 = Belum berkembang (anak belum mau melakukan)

2= Mulai berkembang (anak sudah mau melakukan tetapi dibantu ) 3 = Berkembang sesuai harapan (anak dapat melakukan sendiri) 4 = Berkembang sangat baik ( anak melakukan dengan baik)

Tabel 3.3 KISI- KISI INTRUMEN KEMANDIRIAN PERINEAL HYGIENE ANAK USIA 4 TAHUN KELOMPOK A2 DI TD-PG-TK GLOBAL ISLAMIC

LABSCHOOL TAHUN 2015 /2016

Variabel Aspek Indikator Jumlah

Instrumen

Butir Instrumen

Kemandirian Perineal Hygiene

Kemampuan Berprilaku

1. Mengelola (Waktu konsep waktu)

3 1 7 13

2. Disiplin 3 2 8 14

(30)

Variabel Aspek Indikator Jumlah Instrumen

Butir Instrumen 3. Percaya diri 3 3 9 15 4. Mengurus

diri sendiri

3 4 10 16

Kemampuan Menjaga kebersihan

5. Bertanggun g Jawab

3 5 11 17

6. Mengatasi masalah

3 6

1 2 1 8

c. Defenisi Konseptual Kegiatan Toilet Training

Toilet training adalah suatu program yang dirancang dalam bentuk kegiatan yang bertujuan agar anak terampil dalam mengontrol kandung kemih dan usus besar sehingga anak dapat melakukan kegiatan buang air besar dan buang air kecil di dalam toilet serta menjaga kebersihan organ

(31)

tubuh dalam hal ini organ genital ketika anak buang air kecil ataupun buang air besar

Kegiatan latihan toilet training harus dilakukan secara berulang-ulang melalui pembiasaan, maksudnya selain kegiatan toilet training ini dipelajari dan dilakuakn di sekolah namun berkelanjutan juga di rumah. Dan bertahap dengan langkah yang tepat untuk itu diperlukan media penunjang agar pembelajaran kemandirian perineal hygiene anak dapat tercpai, adapaun media yang digunakan dalam kegiatan toilet training ini adalah rok, celana dalam, celana training, rok/ celana berlosleting, boneka jenis kelamin, jamban, shower , tissue, sabun dan jam.

d. Defenisi Operasional Kegiatan Toilet Training

Kegiatan kemandirian perineal hygiene diberikan dengan langkah- langkah sebagai berikut :

a) Menjelaskan mengapa manusia melakukan bab dan bak dengan bantuan media pembelajaran

b) Menjelaskan apa dampaknya jika sering menunda-nunda ataupun menahan bak dan bab dengan bantuan media pembelajaran

c) Mengajak anak secara berkelompok dan bergiliran (berdasarkan jenis kelaminnya) mengunjungi toilet

d) Menjelaskan fungsi toilet pada anak

(32)

e) Mengenalkan kepada anak berbagai peralatan yang ada di toilet beserta masing-masing fungsinya

f) Mendemonstrasikan penggunaan bermacam-macam peralatan yang ada di kamar mandi

g) Mengajarkan doa sebelum dan sesudah masuk kamar mandi; h) menjelaskan konsep kunci (thoharoh) kepada anak dengan bantuan media pembelajaran

h) Menjelaskan cara-cara bersuci kepada anak secara berkelompok (berdasarkan jenis kelaminnya)

i) Meminta kepada anak secara berkelompok (berdasarkan jenis kelaminnya) untuk memainkan drama (roleplay) dengan tema “bersuci”

j) Memberikan refleksi terhadap drama yang telah dimainkan anak

k) Meminta kepada anak untuk menyebutkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan ketika hendak, sedang, dan sesudah bak dan bab l) Memotivasi anak untuk bak dan bab sesuai dengan ajaran islam

2. Jenis Instrumen

Jenis instrumen yang digunakan dalam peneltian ini adalah instrumen non tes, yaitu dengan melakukan observasi. Teknik observasi digunakan untuk mendapat data tentang pelaksanaan tindakan peningkatan kemandirian perineal hygiene melalui toilet training. kemandirian perineal hygiene ( variable X) dan toilet training (Y). Observasi merupakan cara

(33)

untuk mendapat keterangan tentang situasi dengan melihat langsung, mendengar hal-hal yang terjadi, kemudian melakuakan pencatatan.

Pengisian lembar observasi, pengamat memberikan tanda check list pada skala kemunculan kemampuan-kemampuan dalam dimensi kemandirian perineal hygiene. Teknik observasi yang digunakan adalah mengunakan skala penilaian atau skala likert. Skala penilaian digunakan untuk melakukan estimasi atau mengukur tingkah laku anak terhadap obyek- obyek tertentu.

4. Validasi Instrumen

Sebelum instrumen ditetapkan sebagai tolak ukur pencapaian hasil kemandirian perineal hygiene anak, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan pengukuran reliabilitas instrumen untuk melihat kesesuaian dan kehandalan instrumen sehingga layak digunakan dalam penelitian.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Handini mengemukakan bahwa “validitas isi merupakan kemampuan alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur definisi-definisi yang terkandung dalam konsep yang akan diukur”. Berdasarkan definisi tersebut, maka pada saat uji coba instrumen melalui uji validitas konsep oleh 3 orang ahli (expert judgement) dalam bidang yang bersangkutan (ke ahli fase kemandirian judul ). Tenaga ahli tersebut sesuai dengan lingkup yang diteliti dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono

(34)

bahwa “jumlah tenaga ahli yang digunakan dalam memvalidasi sebuah instrumen adalah minimal tiga orang yang keahliannya sesuai dengan lingkup yang diteliti”.2

a. Uji validitas

Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur atau mengungkap data dari variabel yang diambil secara tepat.3 Hal ini berarti hasil penelitian dengan menggunakan instrumen tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketepatannya. Untuk mendapat validitas intrumen, maka instrumen yang akan digunakan dibuat berdasarkan indikator dan variabel penelitian.

Rumus yang digunakan untuk pengujian validitas butir adalah dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment.4

Keterangan:

= koefisien korelasi N = jumlah responden

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung, Alfabeta, 2010)., h. 177.

3 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 160

4 Op.cit., h. 226.

(35)

= jumlah skor sebaran x

= jumlah skor sebaran y

= jumlah skor perkalian antara skor x dan skor y

= jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

= jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan konsisten hasil pengukuran. Hal itu berarti bahwa konsisten skor yang dicapai oleh suatu kelompok apabila tes kembali dengan tes yang sama. Pengujian reliabilitas untuk mengukur konsistensi internal butir-butir pernyataan kuesioner (angket) dalam instrumen yang digunakan pada penelitian. Reliabilitas menunjuk pada hasil yang dicapai melalui penelitian yang akan digunakan agar dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk mendapatkan alat ukur dapat dipercaya atau menyatakan ketetapan, digunakan rumus Alfa Cronbach.5

5 Sugiyono, op.cit., h. 365

(36)

Keterangan:

= reliabilitas instrument k = mean kuadrat antara subyek

= mean kuadrat kesalahan

= varians total

Kriteria diterima atau ditolaknya koefisien korelasi butir instrument dapat menggunakan aturan jika rbutir lebih besar dari rtabel pada nilai tertentu, amak butir dianggap valid (diterima). Jika rbutir lebih kecil atau sama dengan rtabel

pada nilai tertentu, maka butir dianggap tidak valid (ditolak/ gugur).

Hasil uji reliabilitas di interpretasikan pada kriteria nilai r seperti dibawah ini:6

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0, 399 Rendah

6 Ibid., h. 100.

(37)

0, 40 – 0,599 Sedang

0, 60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

c. Validasi Data

Pada penelitian tindakan ini teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data penelitian antara lain dengan uji kredibilitas. Untuk menguji kredibilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Perpanjangan Pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan dan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui atau sumber data baru.

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat lebih mengamati permasalahan yang sedang dialami serta mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan sampai data yang dicari benar-benar tercapai.

Perpanjangan keikutsertaan dilakukan sampai data yang dicari benar- benar tercapai. Perpanjangan keikutsertaan akan dilakukan apabila selama

(38)

peneliti berdomisili dalam suatu kasus terkait dengan kecerdasan kinestetik anak belum mendapatkan data secara faktual dan memperoleh kesamaan informasi dari apa yang diamati dan dari wawancara, dan akan berhenti apabila data sudah jenuh.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali data yang telah ditemukan dan juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Meningkatkan ketekunan dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk menemukan unsur- unsur yang sesuai dengan apa yang akan atau sedang diteliti. Kegiatan ini memungkinkan peneliti lebih mendapatkan data yang lebih rinci.

3. Triangulasi

Triangulasi dilakukan bertujuan menghindari adanya ketidakjelasan informasi yang diperoleh. Selain memanfaatkan kolaborator, pemeriksaan keabsahan data penelitian tindakan adalah dengan cara triangulasi yang memanfaatkan penggunaan sumber. Triangulasi adalah cara membandingkan informasi dari informan/ anak yang diteliti dengan pendapat

(39)

orang lain/orang tua. Menurut Guba dalam Mills, Triangulasi yaitu credibility, transferability, Dependability dan confirmability.7

Credibility atau kredibilitas bertujuan untuk mengatasi sumber data yang bias. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara terperinci serta didukung oleh wawancara.

Transferability bertujuan untuk membuktikan bahwa setiap data yang diperoleh memang benar adanya sesuai dengan fakta yang terjadi saat penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

Dependability bertujuan untuk menghindari perbedaan data-data yang diperoleh. Hal ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan data secara terus-menerus sehingga data yang diperoleh hendaknya saling mendukung.

Confirmability bertujuan untuk menunjukan netralitas dan objektivitas data. Konfirmasi ini dilakukan dengan memeriksa instrumen yang telah dibuat atau dicatat untuk diteliti kembali kesesuaiannya anatar instrumen dan kesesuaian data dalam instrumen dengan fakta yang terjadi sesungguhnya

7 George E. Mills. op. cit. hal. 73-75

(40)

Misalnya informasi yang diperoleh guru dibandingkan dengan teori yang ada. Hasil penelitian tentang kemandirian perineal hygiene yang dilakukan dibandingkan dengan pendapat guru TK Kelompok A2.

4. Member Check

Peneliti melakukan pengecekan anggota informan setiap melakukan kegiatan. Setiap pendapat salah satu informan, peneliti meminta tanggapan dari informan yang lain, demikian pula sebaliknya, setiap tanggapan salah satu informan di cek dengan tanggapan informan lainnya. Sampai didapat kesimpulan sesuai dengan fokus penelitian yang ingin diselidiki

d. Teknik Analisi Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara yaitu teknik analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif

2. Analisis Kualitatif

Analisis data kualitatif yaitu menganalisis data yang terjadi dalam proses pembelajaran melalui Pendekatan Inquiry sejak pelaksanaan observasi awal hingga pelaksanaan siklus dengan prosedur pelaksanaan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Analisis data kualiitaif dilakukan terhadap data yang dikumpulkan melalui wawancara, catatan lapangan peneliti, dan refleksi. Analisis data kualitatif mengunakan

(41)

teknik menurut Miles dan Huberman yang terdiri dari: data reduction, data display data dan conclusing drawing/verification.

a. Data reduction

Reduksi data adalah pemilihan data dengan memusatkan perhatian pada penyederhanaan atau penyingkatan data, teori, serta metode dalam bentuk uraian rinci dan sistematis sehingga mudah dipahami.

b. Data display

Penyajian data atau data display digunakan untuk menggambarkan data yang telah diklasifikasikan dan diurutkan berdasarkan tebel penilaian kemudian dinarasikan dalam beberapa kalimat atau paragraf.

c. Conclusing Drawing/Verification

Conclusing drawing/verification atau penarikan kesimpulan yang dilakukan berdasarkan perkembangan nilai pada setiap siklus serta kaitannya dengan perkembangan nilai pada setiap latihan pada setiap akhir pertemuan.

Penarikan kesimpulan juga berdasarkan catatan lapangan peneliti, lembar observasi guru, wawancara serta dokumentasi.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan terhadap peningkatan peningkatan kemandirian perineal hygiene TK A2 Global Islamic Labschool pada setiap

(42)

siklus, hasil observasi dan refleksi akhir yang dilakukan untuk mengetahui apakah toilet trainng dapat meningkatkan kemandirian perineal hygene pada anak TK A2 Global Ilslamic Labschool secara signifikan. Analisis data kuantitatif menggunakan skor/persentase kriteria ketuntasan minimal yang disepakati antara peneliti dan kolaborasi dengan menggunakan perhitungan beberapa besar persentase peningkatan kemandirian perineal hygene anak setelah dilakukan tindakan melalui toilet training

Adapun rumus yang dapat digunakan dalam analisis data ini adalah sebagai berikut:

a. Rata-rata skor =

b. Skor tertinggi = jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir

c. Kisaran nilai untuk setiap kriteria pengamatan (Sudjana, 2009:78 )

Adapun skor tertinggi yaitu tiap butir observasi adalah 4, sedangkan jumlah butir instrumen adalah 18, maka skor tertinggi adalah 72.

(43)

Table 3.4 Interpretasi nilai r

No Skor Interprestasi Penilaian

1 4 Sangat baik

2 3 Baik

3 2 Cukup

4 1 Kurang

(Arikunto, 2010)

Kisaran nilai untuk setiap kriteria pengamatan:

= = 13.5

Tabel 3.5 Interval Kategori Penilaian Aktivitas Anak

NO Skor Interprestasi Penilaian

1 18.0 sampai 31.5 Belum Berkembang

2 31.6 - 45 Mulai Berkembang

3 45.1 – 58.5 Berkembang Sesuai Harapan 72- 18

4

(44)

NO Skor Interprestasi Penilaian

4 58.6 sampai 72 Berkembang Sangat Baik

Dimana KB adalah persentase ketunπtasan belajar, NS adalah jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70 dan N adalah jumlah siswa (Trianto). Dan disesuaikan dengan standar yang digunakan oleh Mills yaitu ketuntasan belajar secara klasikal 71 %.

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kemmis McTaggart
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan  Kegiatan Siklus 1 kemandirian Perineal  Hygiene Anak Kel A2 TK Global Islamic Labschool
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan  Kegiatan Siklus II  Pertemuan  ke  Hari dan tanggal  Kegiatan  9  Kamis,   3 Desember  Pembukaan:
Tabel 3.3 KISI- KISI INTRUMEN KEMANDIRIAN PERINEAL HYGIENE                 ANAK USIA  4 TAHUN KELOMPOK A2 DI TD-PG-TK  GLOBAL ISLAMIC
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (developmental) bahan ajar dalam bentuk website untuk menunjang proses

Pada saat mencatat penerimaan tidak terikat yang berasal dari penerimaan kolekte misa paskah. Akun

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “APLIKASI SISTEM INFORMASI

Melalui kegiatan Pembelajaran dengan menggunakan metode observasi, diskusi informasi, praktik, presentasi dan model pembelajaran learning cycle 5E dalam mempelajari materi pokok

Kajian ini adalah untuk mengenalpasti hubungan dan pengaruh antara kepimpinan transformasional dan transaksional dengan prestasi kerja di dalam pasulcan Polis

Variasi dari kelima jenis fluida pendingin ini yang nantinya akan dianalisa mana jenis fluida pendingin yang memberikan dampak paling baik terhadap kualitas hasil

Satu hal penting yang bisa saya pelajari dari perbuatan-perbuatan Yesus pada hari Sabat, adalah bahwa dalam mewartakan kasih Allah kita tidak boleh terbatasi

Khusus untuk pengguna paket Bisnis hosting yang terdapat fasilitas spam filter, sering kali kita mengalami kendala dalam melakukan proses pengiriman email yang di