• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Dahlan Siamat ( Manajemen Lembaga Keuangan,1995, p343), Dana"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDAS AN TEORI

2.1 Dana Pensiun Pemberi Kerja

M enurut Dahlan Siamat (“Manajemen Lembaga Keuangan” ,1995, p343), Dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelengarakan program pensiun manfaat pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja.

2.2 Program Pensiun Manfaat Pasti

M enurut Dahlan Siamat (“Manajemen Lembaga Keuangan” ,1995, p329), Program pensiun manfaat pasti adalah suatu program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat pensiun yang akan diterima karyawan pada saat mencapai usia pensiun.

Dana Pensiun BNI merupakan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dengan jenis manfaat pensiunnya adalah manfaat pasti. Sumber dana Dana Pensiun BNI berasal dari iuran peserta, iuran pendiri dan hasil pengembangan kekayaannya. Program pensiun manfaat pasti adalah suatu program pensiun yang memberikan faktor penghargaan yang telah ditentukan atas manfaat yang akan diterima karyawan pada saat mencapai usia pensiun.

(2)

Formula yang digunakan untuk menentukan besar manfaat pensiun untuk program manfaat pasti dalam Dana Pensiun BNI adalah berdasarkan persentase tertentu dari PhDP terakhir peserta pada saat mencapai usia pensiun. Formula Perhitungan adalah sebagai berikut :

MP = 2,5% x PhDP terakhir x M asa Kerja Lalu Kelebihan Program Pensiun M anfaat Pasti :

a. Lebih menekankan pada hasil akhir.

b. Suatu manfaat dapat ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan gaji atau PhDP karyawan.

c. Program Pensiun M anfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan.

d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai usia pensiun.

Kelemahan Program Pensiun M anfaat Pasti:

a. Perusahaan menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak mencukupi.

b. Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan.

2.3 Pembayaran Iuran Peserta

Pembayaran iuran untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) berdasarkan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Negara Indonesia program pensiun manfaat pasti (PPMP) dilakukan sebagai berikut:

(3)

a. Peserta wajib membayar iuran setiap bulannya sebesar 7.5% dari penghasilan dasar pensiun.

b. Iuran peserta dimulai pada bulan karyawan diterima dan terdaftar sebagai peserta dan berakhir pada saat peserta berhenti bekerja atau pensiun atau meninggal dunia.

2.4 Kualitas Pendanaan

Sesuai dengan Keputusan M enteri Keuangan No. 510/KMK.06/2002 tertanggal 4 Desember 2002 dan perubahannya dalam Peraturan M enteri keuangan No.

113/PMK.05/2005 tertanggal 18 November 2005 maka didapat Kualitas pendanaan meliputi keadaan – keadaan sebagai berikut:

a. Tingkat Pertama, yaitu apabila jumlah kekayaan untuk pendanaan lebih besar atau sama dengan Kewajiban Aktuaria, yaitu dalam keadaan Gain (Surplus).

b. Tingkat Kedua, yaitu apabila jumlah kekayaan untuk pendanaan kurang dari Kewajiban Aktuaria tetapi lebih besar dari Kewajiban Solvabilitas.

c. Tingkat Ketiga, yaitu apabila jumlah Kekayaan untuk Pendanaan kurang dari kewajiban Solvabilitas.

2.5 Perhitungan Gains and Losses

Asumsikan aktual PhDP seorang peserta dengan umur x adalah S dengan asumsi x tingkat kenaikan PhDP adalah 9% setiap tahun, dan Faktor penghargaan M anfaat Pensiun (retirement benefit) adalah 2.5% setiap tahun dari masa kerja. Final salary atau PhDP terakhir adalah gaji yang didapat pada tahun pengunduran diri; jika umur

(4)

pengunduran diri yang normal adalah r maka final salary yang sudah diperhitungkan adalah Sr1sehingga keuntungan projected retirement pension dapat ditandai dengan

B = r 0.025Sr1(re)

= 0.025(Sr1/Sx) Sx(re)

= 0.025(1.09)r−1x Sx(re) ………...………(2.5.1)

Di mana usia e adalah usia peserta pada saat mulai bekerja.

Di mana Sr1/Sxadalah skala gaji yang bergantung pada umur yang di mana pada contoh ini adalah (1.05)r−1x.

B = x 0.025Sr1 (xe)

= 0.025(Sr1 /Sx) Sx(xe)

= 0.025(1.09)r−1xSx(x− ...………(2.5.2) e)

PUC untuk kewajiban aktuaria (actuarial liability) untuk peserta berusia x adalah

AL = x τ

τ x r x

x

r D

e D x S S

S / ) ( )

( 025 .

0 1a&& r(12)

= 0.025(1.09)r−1x Sx(re) ττ

x r

D D (12)

a&& …..………….………(2.5.3) r

Dan PUC untuk Unfunded Actuarial Liability pada saat x adalah

UAL = x ALxFx .………..……….……...(2.5.4)

(5)

Total Gains and Losses

Pada saat waktu ke 0 kita dapat menghitung Actual Unfunded Actuarial Liability yaitu

0 0

0 AL F

UAL = −

C i NC UAL

UAL=( 0+ 0)(1+ )−

exp

1 1

exp

1 UAL UAL

G act

tot = −

=(UAL0 +NC0)(1+i)−CUAL1……….………(2.5.5)

Ket : i = Tingkat Kenaikan Bunga

Penggunaan tanda (+) atau (-) untuk mengidentifikasi apakah perhitungannya termasuk gain (suplus) atau loss (defisit). Apabila tandanya (-) berarti termasuk loss dan apabila tandanya (+) termasuk gain.

2.6 Metode Projected Unit Credit (PUC)

M etode Projected Unit Credit merupakan suatu metode perhitungan di mana pembiayaan dari nilai sekarang manfaat pensiun dialokasikan berdasarkan satuan masa kerja dan periode-periode tertentu. Bagian dari Nilai Sekarang M anfaat pensiun yang dialokasikan pada tahun yang bersangkutan disebut Iuran Normal. Sedangkan bagian dari Nilai Selarang M anfaat Pensiun yang dialokasikan pada masa sebelum tanggal perhitungan Aktuaria disebut Kewajiban M asa Kerja Lalu. Dalam metode ini digunakan asumsi tingkat kenaikan gaji atau penghasilan dasar pensiun (PhDP).

(6)

2.7 Anuitas

Jenis alat investasi yang digunakan sebagai sumber penghasilan tambahan bagi para pensiunan. Anuitas merupakan juga rangkaian pembayaran yang dilakukan dengan interval yang sama (pembayaran secara berkala). Anuitas dapat diklarifikasikan berdasarkan waktu periode pembayaran yaitu:

2.7.1 Anuitas Awal

Rangkaian pembayaran secara berkala yang dilakukan di awal periode pembayaran. Di mana Nilai Sekarang (Present Value) dari anuitas awal dapat dihitung sebagai berikut:

1 2 ...

1

¬ = + + + + n

n v v v

a&&

v vn

= − 1

1 ………..………...…(2.7.1)

2.7.2 Anuitas Akhir

Rangkaian pembayaran secara berkala yang dilakukan di awal periode pembayaran. Di mana Nilai Sekarang (Present Value) dari anuitas awal dapat dihitung sebagai berikut:

1 2 ...

¬ = + + + n

n v v v

a&&

i

vn

=1−

……….……….….(2.7.2)

(7)

2.7.3 Anuitas Ditunda

Pembayaran yang dilakukan secara berkala tetapi mengalami penundaan. Di mana nilai sekarang (Present Value) dari anuitas awal yang mengalami penundaan dapat dihitung sebagai berikut:

) ...

1

( 2 1

¬ = t + + + + n

n

txa v x v v v

v &&

=vt +vt+1+vt+2 +...+vt+n1 ………...……(2.7.3)

Sedangkan nilai sekarang (Present Value) dari anuitas akhir yang mengalami penundaan dapat dihitung sebagai berikut:

) ...

( 2 n

t n

txa v x v v v

v ¬ = + + +

= vt+1 +vt+2 +...+vt+n …...……….………(2.7.4) 2.8 Tabel Mortalita

Tabel mortalita adalah tabel yang menggambarkan tingkat mortalitas seseorang (peluang seseorang yang berusia tertentu akan meninggal dunia dalam waktu satu tahun berikutnya). Tabel ini digunakan aktuaris untuk melakukan perhitungan aktuaria, baik kewajiban aktuaria maupun iuran normal. Pemilihan tabel mortalita disesuaikan dengan populasi dari setiap Dana Pensiun. Pemilihan ini bisa didasarkan pada pengalaman mortalita dari Dana Pensiun atau dari sampel populasi yang serupa dengan populasi Dana Pensiun. Penggunaan tabel mortalita yang berbeda-beda akan mempengaruhi besar kecilnya iuran program pensiun, oleh karena itu penggunaan tabel mortalita sebaiknya

(8)

konsisten. Dalam tabel mortalita terdapat fungsi-fungsi probalititas mengenai jumlah yang hidup dan mati maupun kemungkinan hidup dan meninggalnya seseorang. Di mana fungsi-fungsi tersebut diantaranya :

I = jumlah orang yang berusia x tahun. x

d = jumlah orang berusia x yang meninggal sebelum mencapai usia x (x+1) tahun.

Dari penurunan hasil diatas maka dapat diketahui peluang orang yang berusia x tahun mencapai usia (x+1) tahun yaitu p , di mana ditulis sebagai x berikut

p = x x x

I I +1

………..……...………...………(2.8.1)

Peluang orang yang berusia x tahun meninggal sebelum mencapai usia )

1

(x+ tahun yaitu q , ditulis sebagai berikut x

q = x x

x x

I I I+1

= 1−px ………..………...………..(2.8.2)

Sedangkan peluang orang yang berusia x tahun mencapai usia (x+n) tahun yaitu n p dan peluang orang yang berusia x tahun akan meninggal sebelum x mencapai usia (x+n)tahun yaitu nq ,ditulis sebagai berikut x

x np =

x n x

I I +

………..……….….….…….(2.8.3)

x nq =

x n x x

I I I+

= 1−npx ….……….…….…………(2.8.4)

(9)

2.9 Metode Perancangan

Ada beberapa macam metode perancangan program yang umum dikenal, salah satunya adalah M etode air terjun atau disebut juga waterfall model . M odel ini dikembangkan pertama kali oleh Royce di tahun 1970. Waterfall model ini merupakan model yang sequential di mana prosesnya dilakukan secara bertahap dan terurut satu demi satu, sebuah proses hanya dapat dilakukan apabila proses sebelumnya telah selesai dilakukan. M odel ini kemudian dikembangkan oleh Boehm di tahun 1981, di mana memperluas model ini dengan menambahkan beberapa langkah tambahan. Terdapat lima langkah yang dapat memvalidasi langkah sebelumnya serta jika dibutuhkan dapat kembali ke proses sebelumnya apabila proses validasi gagal. Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut:

Requirements Definition

Pada tahap ini penentuan arsitektur system secara lengkap, menentukan ukuran data dan jumlah data.

System and Software design

Pada tahap ini ditentukan dasar-dasar pembentukan dan pemilihan struktur data, struktur program, pemilihan algoritma atau penentuan metode perhitungan yang ingin dipakai, dan interaksi kepada penguna.

Implementation and Unit Testing

Pada tahap ini desain perangkat lunak sudah dianggap sebagai sebuah program lengkap atau unit program maka perlu diuji agar dapat sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai spesifikasi.

(10)

Integration and System Testing

Pada tahap ini unit program diintegrasikan dan diuji menjadi sistem yang lengkap untuk menyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi.

Operation and Maintenance

Perawatan unit program agar dapat digunakan terus.

Requirements definition

System and software design

Implementation and unit testing

Integration and system testing

Operation and maintenance

Gambar 2.1 M etode Perancangan Waterfall

2.10 Program S imulasi

Simulasi adalah suatu teknik yang digunakan dalam membuat keputusan dengan mengevaluasi perilaku model pada kondisi yang berlainan. Program simulasi adalah perangkat uji coba yang menghasilkan solusi-solusi hampir optimal yang dapat merepresentasikan sistem secara menyeluruh. Simulasi sendiri memungkinkan pembuatan kesimpulan dari solusi-solusi atas percobaan yang ada dan memberikan keputusan-keputusan sehubungan dengan percobaan tersebut sebagai alternatif dalam

(11)

melakukan pendekatan. M enurut Bonett Satya Lelono Djati (“Simulasi Teori dan Aplikasi”,2007,p 9).

2.11 Shneiderman's "Eight Golden Rules of Interface Design"

M enurut Shneiderman, Eight Golden Rules dari Interface Design terdiri dari : 1. Strive for consistency

Interface dari suatu aplikasi dijaga agar tetap konsisten, dimulai dari menu-menu yang ada dalam tiap layar agar tetap sama, dengan ukuran resolusi yang berbeda, dan tampilan interface tetap sama.

2. Enable frequent user to use shortcuts

Semakin sering user menggunakan aplikasi, user dapat dimudahkan dengan adanya shortcuts yang berupa special keys, hidden command dan sebagainya.

3. Offer informative feedback

Aplikasi yang digunakan dapat memberikan informasi yang berguna untuk memudahkan user dalam menggunakan aplikasi.

4. Design dialog to yield closure

Aplikasi yang dibuat didesain untuk memberikan kemudahan bagi user dengan memberi suatu informasi sebagai bantuan. Di mana bantuan atau informasi tersebut dapat berupa infomasi untuk melengkapi suatu action yang dilakukan oleh user.

5. Offer simple error handling

Sebisa mungkin aplikasi yang dibuat membuat user untuk tidak melakukan suatu kesalahan yang fatal. Jika ada suatu kesalahan yang dibuat maka aplikasi yang dibuat

(12)

haruslah dapat menunjukan di mana letak terjadinya kesalahan dan menawarkan suatu cara yang mudah untuk menangani kesalahan tersebut.

6. Permit easy reversal of actions

Aplikasi yang dibuat dapat melakukan suatu action untuk kembali ke action sebelumnya jika terjadi suatu kesalahan.

7. Support internal locus of control

M ensupport user yang berpengalaman untuk menjadi suatu initiators dari suatu kegiatan bukan sebagai responders.

8. Reduce short term memory load

Aplikasi dibuat sederhana untuk mengurangi waktu proses, training, dan lain sebagainya dikarenakan keterbatasan manusia untuk memproses informasi.

Gambar

Gambar 2.1 M etode Perancangan Waterfall

Referensi

Dokumen terkait

[r]

cross sampai sekarang seringkali masih kurang mendapat perhatian oleh pejalan kaki yang akan menyeberang jalan sehingga menimbulkan kesan bahwa keberadaan

Pengendalian kualitas merupakan hal yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Ngudi Lestari 1 dalam

Klien harus punya motivasi yang kuat untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kemampuan klien secara bertahap, salah satunya dengan cara klien harus melakukan jadwal

1 Haris dan Irham, 2012 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di Bank

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar pada pembelajaran geometri berdasarkan pendekatan matematika

Masalah : penyempitan jalan yang terjadi pada simpang bersinyal, errornya lampu lalu lintas.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel X (komunikasi interpersonal dosen) terhadap variabel Y1 (motivasi belajar)