PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DALAM RANGKA
Pertumbuhan di bidang ekonomi RI sebesar 4% merangsang perkembangan di bidang lain salah satunya bidang jasa konstruksi. Hal tersebut ditandai dengan maraknya proyek-proyek pembangunan baik pembangunan fasilitas umum seperti jalan, bendungan dll maupun pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi. Pembangunan gedung bertingkat tinggi membutuhkan peralatan yang efektif dan efisien agar terciptanya kualitas yang baik dengan biaya yang optimum. Tower Crane adalah salah satu alat yang amat dibutuhkan, karena kemampuannya mendistribusikan barang dalam proyek yang dapat dikombinasikan.
Penggunaan Model Transportasi untuk masalah penempatan Tower Crane merupakan salah satu metoda yang tepat. Karena Model Transportasi merupakan prosedur matematis yang membahas masalah penempatan sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk mendapatkan biaya transportasi yang optimum.
Studi kasus terhadap biaya penempatan Tower Crane pada proyek-proyek PT. Adhi Karya yang telah dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2004 – 2005, mencakup estimasi pada proses pemasangan Pondasi, Mobilisasi-Erection, Dismantle-Demobilisasi dan pembongkaran Pondasi yang hasil totalnya dijadikan parameter bagi penelitian.
Analisa dilakukan dengan cara memasukkan variabel-variabel yang didapat dari penelitian ke dalam Model Transportasi, dimana hasil akhirnya dibandingkan dengan biaya penempatan Tower Crane PT. Adhi Karya.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ...ii
ABSTRAK ...iii
PRAKATA ...iv
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Maksud dan Tujuan ...2
1.3 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah ...3
1.4 Sistematika Penulisan ...4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...7
2.1 Tower Crane ...7
2.1.1 Umum ...7
2.1.2 Fungsi dan Prinsip Kerja Tower Crane ...8
2.1.3 Jenis-jenis Tower Crane ...10
2.1.4 Bagian-bagian Utama Tower Crane ...13
2.2 Beberapa Definisi dan Terminologi dalam
Pengoperasian Tower Crane ...16
2.3 Metoda Pelaksanaan pada Tower Crane ...18
2.3.1 Metoda Pelaksanaan Mobilisasi-Demobilisasi pada Tower Crane ...19
2.3.2 Metoda Pelaksanaan Erection pada Tower Crane ...20
2.3.3 Metoda Pelaksanaan Dismantle pada Tower Crane ...26
2.4 Estimasi Biaya Penempatan Tower Crane ...32
2.4.1 Umum ...32
2.4.2 Penyusunan Estimasi Biaya Penempatan Tower Crane ...33
2.5 Model Transportasi ...45
2.5.1 Umum ...45
2.5.2 Karakteristik Permasalahan Model Transportasi ...46
2.5.3 Penyelesaian Masalah Transportasi ...53
BAB 3 STUDI KASUS ... ...62
3.1 Umum ...62
3.2 Estimasi Biaya Penempatan Tower Crane pada PT. Adhi Karya ... ...63
3.2.1 Estimasi Biaya Angkur dan Pondasi ...67
3.2.2 Estimasi Biaya pada Proses Mobilisasi dan Erection ...68
3.2.3 Estimasi Biaya pada Proses Dismantle dan Demobilisasi ...69
3.2.4 Estimasi Biaya Penempatan Tower Crane pada Proyek-proyek Gedung yang Dikerjakan oleh
PT. Adhi Karya ...70
3.2.5 Biaya Total Penempatan Tower Crane ...109
BAB 4 ANALISIS MASALAH ...110
4.1 Estimasi Biaya penempatan Berdasarkan Teori ...110
4.1.1 Biaya Handling dan Transporting (Mobilisasi) ...111
4.1.2 Estimasi Biaya Installing ...117
4.1.3 Estimasi Biaya Dismantling, Handling dan Transporting (Demobilisasi) ...121
4.2 Optimasi Penempatan Tower Crane dengan Menggunakan Model Transportasi ...128
4.2.1 Pemodelan Masalah ...129
4.2.2 Analisis Hasil Pemodelan ...141
4.2.3 Perbandingan Biaya Penempatan PT. Adhi Karya dengan Biaya Penempatan Berdasarkan Teori ...145
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...149
5.1 Kesimpulan ...149
5.2 Saran ...152
DAFTAR PUSTAKA ...153
LAMPIRAN ...154
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Travelling Crane ...11
Gambar 2.2 Climbing Crane ...12
Gambar 2.3 Stationary Crane ...13
Gambar 2.4 Bagian-bagian Utama Tower Crane ...15
Gambar 2.5 Persiapan Erection ...21
Gambar 2.6 Pemasangan Tower Section ...22
Gambar 2.7 Pemasangan Jib Section ...23
Gambar 2.8 Pemasangan Perlengkapan Akhir ...24
Gambar 2.9 Ketinggian Minimum, Self Erection & Siap Operasi ...25
Gambar 2.10 Posisi Saat Siap Dismantling ...27
Gambar 2.11 Dismantling Sampai Ketinggian Minimum ...29
Gambar 2.12 Penurunan Jib Section ...30
Gambar 2.13 Penurunan Tower Section ...31
Gambar 2.14 Bagan Alir Proses Estimasi Biaya Penempatan Tower Crane Sampai Dengan Erection ...41
Gambar 2.15 Bagan Alir Proses Estimasi Biaya Dismantling Tower Crane ...44
Gambar 2.16 Penempatan Tower Crane ...46
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Biaya Penempatan Dump Truk ...49
Tabel 2.2 Model Transportasi Dalam Keadaan Seimbang ...50
Tabel 2.3 Model Transportasi Dengan Tambahan Tujuan Dummy ...51
Tabel 2.4 Model Transportasi Dengan Tambahan Sumber Dummy ...52
Tabel 2.5 Penentuan Solusi Basik Feasibel Awal ...58
Tabel 2.6 Variabel Yang Masuk dan Keluar Pada Iterasi I ...60
Tabel 2.7 Solusi Basik Feasibel Iterasi I ...60
Tabel 2.8 Perencanaan Mobilisasi Dump Truk yang Optimum ...61
Tabel 4.1 Kapasitas Kendaraan Pengangkut ...114
Tabel 4.2 Inventarisasi Tower Crane ...130
Tabel 4.3 Kebutuhan Tower Crane ...130
Tabel 4.4 Matriks Jarak Pool-Proyek ...132
Tabel 4.5 Matriks Faktor Biaya ...137
Tabel 4.6 Tabel Biaya PenempatanTC pada Proyek-Proyek PT. Adhi Karya dengan Menggunakan Estimasi Biaya BerdasarkanTeori ...139
Tabel 4.7 Perbandingan Biaya Penempatan PT. Adhi Karya dengan Biaya Penempatan Berdasarkan Teori ...146
Tabel 4.8 Perbandingan Penempatan Tower Crane PT. Adhi Karya dengan Penempatan Berdasarkan Teori ...147
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
BT = Biaya Total
BAT = Biaya Penempatan Total BPT = Biaya Pemakaian Total
cij = Biaya transportasi per unit peralatan dari pool i ke proyek j untuk
variabel non basik
Cij = Biaya transportasi per unit peralatan dari pool i ke proyek j untuk
variabel basik
Dj = Jumlah Demand peralatan pada proyek j
fpm = feet per minute
HUH = Height Under Hook (ketinggian dibawah kait) KVA = Kilo Volt Ampere (sama dengan 10.000 watt) n = Lamanya penyewaan (bulan)
Pi = Jumlah Supply peralatan yang tersedia pada sumber i
PC = Portland Cement rpm = rotation per minute
S = Jarak antara pool dengan lokasi proyek T1 = Waktu yang diperlukan untuk memuat barang
T2 = Waktu yang diperlukan untuk membongkar barang
TC = Tower Crane
Ui = Banyaknya Supply peralatan
V = Kecepatan rata-rata alat angkut kosong atau bermuatan dari pool ke proyek atau proyek ke pool
Xij = Banyaknya unit peralatan dari pool i yang dialokasikan ke
proyek j
Z = Biaya total penempatan peralatan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Grafik Jarak Pool-Proyek ...154 Lampiran 2 Solusi Optimum Transportasi ...155
It’s Not Where You End Up, But What You Do Along The Way.
Kupersembahkan
untuk
Papah,
Mamah
dan
Teteh
yang
kasih
sayangnya
Tak
Tabel 4.5 Matriks Faktor Biaya
Tabel 4.4 Matriks Jarak Pool – Proyek
Tabel 4.4 Matriks Jarak Pool – Proyek (Lanjutan)
(satuan dalam kilometer)
15 16 17 18 19 20
Palazzo Salemba Orenta RSPAD Menara Lumba
1 Adhi K 66,8 65,6 67,6 63,8 62 69
2 Kartika M 35 35,4 34,2 33,8 41,2 35
3 Putra B 7,4 6,2 8,8 6,6 8,2 12,6
4 Putrasindo 19 13,8 12,8 14,4 12 24,5
5 Sinar HU 7,6 5,2 2,6 4,4 9,8 9,4
6 Vonico G 27,8 22,8 29,2 24,8 14,8 42,2
7 PP 76,8 75,6 26 23 18,4 79
8 Waskita 71,8 69,2 72,6 68,8 67 74
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan bendungan menjadi sebuah keharusan. Tower Crane yang marak digunakan pada akhir dekade tahun 70-an, menjadi sebuah alat permesinan yang vital dimana semuanya terkonsentrasi. Karena Tower Crane memiliki
2 kemampuan sebagai pengangkut dan pendistribusi material maupun peralatan secara cepat dan juga dapat mengangkat dan mendistribusikan secara vertikal dan horizontal sehingga proses pengangkutan dan pendistribusian dapat dilakukan dengan relatif mudah dan cepat.
Dengan berkembang pesatnya teknologi dalam alat berat, ketepatan waktu dalam penyelesaian suatu proyek merupakan suatu tuntutan. Oleh sebab itu penggunaan Tower Crane sangatlah diperlukan untuk mencapai suatu hasil yang efektif dan efisien. Namun dilain pihak investasi untuk Tower Crane ini sangatlah mahal sehingga hanya beberapa kontraktor yang mampu memilikinya.
Kendala keterbatasan Tower Crane menjadi masalah serius bagi kontraktor yang banyak mengerjakan proyek-proyek besar dimana Tower Crane mutlak diperlukan, maka perlu adanya suatu sistem penempatan Tower Crane secara tepat dengan melakukan suatu analisis untuk memprediksi kebutuhan akan Tower Crane pada waktu yang akan datang, sehingga dapat menjamin ketersediaan ketika dibutuhkan.
1.2Maksud dan Tujuan
3 menarik yang berkaitan dengan model efisiensi biaya penempatan sumberdaya dengan model transportasi.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberi suatu cara dalam melakukan penempatan Tower Crane pada multi proyek sehingga penempatan tersebut secara keseluruhan merupakan hasil yang maksimal.
1.3Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah
Yang disebut penempatan sumberdaya adalah termasuk tenaga manusia, peralatan, material dan uang. Karena yang menjadi topik pada Tugas Akhir ini adalah aplikasi masalah efisiensi biaya pada penempatan peralatan konstruksi maka diperlukan suatu studi kasus estimasi biaya penempatan Tower Crane pada proyek-proyek yang dikerjakan kontraktor besar. Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini dibatasi dalam :
1. Faktor-faktor biaya penempatan yang diefisiensi dalam perhitungan model transportasi meliputi biaya pada proses mobilisasi, erection, dismantle dan demobilisasi.
2. Pool / tempat penyewaan Tower Crane merupakan supply bagi proyek-proyek dan jalan antara lokasi supply dengan proyek-proyek dianggap jalan.
3. Jenis Tower Crane yang digunakan tiap-tiap proyek adalah Stationary Crane 4. Ukuran, merek dan karakteristik Tower Crane yang diefisienkan
penempatannya berbeda-beda.
4 1.4Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan biaya penempatan Tower Crane yang lebih rendah maka diperlukan efisiensi biaya pada setiap langkah penempatan yang ada. Dengan menerapkan prinsip-prinsip estimasi biaya pada tahap-tahap : mobilisasi, erection, dismantle dan demobilisasi, diharapkan adanya suatu perhitungan biaya yang lebih rendah daripada biaya secara konvensional dan hasilnya akan berguna bagi kontraktor dalam penyusunan biaya penempatan Tower Crane secara optimum.
Pemilihan Model Transportasi pada efisiensi penempatan Tower Crane diangkat dalam penulisan Tugas Akhir ini berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Tower Crane adalah peralatan yang besar dimana proses mobilisasi, erection, dismantle dan demobilisasi peralatan sangat menentukan dalam Rancangan Anggaran Proyek.
2. Model Transportasi merupakan model efisiensi yang meninjau faktor-faktor biaya akibat adanya perbedaan jarak antara beberapa supply dan beberapa demand.
3. Proses mobilisasi, erection, dismantle dan demobilisasi peralatan Tower Crane erat kaitannya dengan masalah transportasi, sehingga penerapan model transportasi lebih cocok.
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini : Bab 1. PENDAHULUAN
5 serta sistematika penulisan yang didalamnya termasuk sistematika pembahasan.
Bab 2. LANDASAN TEORI
Membahas mengenai masalah pengoperasian Tower Crane secara umum, jenis Tower Crane, definisi dalam pengoperasian Tower Crane dan metoda pelaksanaan pada Tower Crane. Dibahas juga langkah-langkah pengestimasian biaya pada setiap langkah penempatan Tower Crane. Penjelasan tentang efisiensi biaya penempatan Tower Crane yang kemudian dijelaskan mengenai Model Transportasi secara umum dan menentukan variabel-variabel yang terdapat di dalam solusi model transportasi .
Bab 3. STUDI KASUS
Efisiensi biaya penempatan Tower Crane pada multi proyek dan diambil sebagai contoh kasus adalah pada proyek-proyek gedung yang telah dilaksanakan oleh PT. ADHI KARYA, yang mana terdapat data rincian
biaya transportasi dan data rincian biaya transportasi per unit Tower Crane serta biaya total penempatan dari PT. ADHI KARYA.
Bab 4. ANALISIS MASALAH
6 biaya transportasi yang dikeluarkan oleh PT. ADHI KARYA dengan estimasi biaya transportasi berdasarkan teori Model Transportasi.
Bab 5. KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan analisis dan pengkajian terhadap teori :
1. Tower Crane merupakan peralatan konstruksi yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu proyek High Rise Building. Ketidaklancaran yang terjadi pada pengoperasian Tower Crane akan mengakibatkan terganggunya
150 rangkaian kegiatan proyek dan menimbulkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek.
2. Penggunaan Tower Crane memerlukan biaya yang cukup besar. Ketidakefisienan dalam pengoperasian Tower Crane mengakibatkan bertambahnya biaya yang dikeluarkan dalam RAP. Karena Tower Crane merupakan peralatan konstruksi dengan produktivitas tinggi, jadi dengan tidak dioperasikannya Tower Crane berarti kerugian perusahaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat pengembalian investasi kepemilikan Tower Crane.
3. Penempatan Tower Crane yang tidak tepat akan meyebabkan proses Mobilisasi, Erection, Dismantle dan Demobilisasi menjadi lebih lama dan mengakibatkan bertambahnya biaya Penempatan Tower Crane.
4. Adanya sistem penyewaan alat angkut (Trailer, Toronton dan Truk) dan alat angkat (Mobile Crane dan Crawler Crane) berdasarkan shift merupakan salah satu penyebab besarnya biaya Mobilisasi, Erection, Dismantle dan Demobilisasi, karena walaupun penggunaan tersebut kurang dari satu shift (8 jam) sama biayanya dengan penyewaan satu shift.
5. Biaya Penempatan dan pemakaian Tower Crane yang harus dikeluarkan oleh PT. Adhi Karya untuk proyek-proyek gedung bertingkat tinggi yang
dikerjakannya di wilayah Jabotabek dan Bandung sebesar Rp. 16.257.960.000 , sedangkan biaya yang diperlukan bila sistem penyewaan berdasarkan per-jam
151 tidak efisien pada proses Mobilisasi, Erection , Dismantle dan Demobilisasi. Ketidakefisienan tersebut kemungkinan terjadi akibat :
a. Ketidaklancaran lalu-lintas pada saat proses Mobilisasi dan Demobilisasi. b. Tenaga Operator yang tidak terampil dalam proses pemasangan (Erection)
dan pembongkaran (Dismantle) Tower Crane.
c. Kondisi site proyek yang tidak diatur sedemikian rupa pada proses Erection dan Dismantle, sehingga proses-proses tersebut memerlukan waktu yang lebih lama dari perhitungan secara teori maupun rencana.
d. Strategi pengangkutan segmen-segmen Tower Crane pada proses Mobilisasi dan Demobilisasi yang tidak tepat akan menyebabkan diperlukan lebih banyak alat angkut dan secara langsung berakibat besarnya biaya bertambah.
Dengan demikian terjadinya pemborosan biaya sebesar Rp. 2.324.277.000 tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya kejadian-kejadian di
atas.
152 5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam permasalahan ini :
1. Perlu dibuat suatu strategi / pedoman dalam proses Mobilisasi, Erection, Dismantle dan Demobilisasi pada penempatan Tower Crane agar bisa didapatkan suatu cara yang lebih efisien dengan biaya yang optimum.
2. Penerapan prinsip-prinsip Operation Research dalam penggunaan alat-alat berat khususnya Tower Crane akan sangat mendukung upaya penggunaan dan pembiayaan Tower Crane yang efisien.
3. Penyewaan alat-alat bantu pada proses penempatan Tower Crane dengan sistem per-jam pemakaian akan menekan biaya yang harus dikeluarkan.
153
DAFTAR PUSTAKA
1. Anfill, James M. (1982), Civil Engineer Construction, Fifth Edition, McGraw-Hill Book Company, New York.
2. Bay, David A. (1991), Construction Equipment Guide, Second Edition, Wiley Series of Practical Construction.
3. G.C. s.p.a (1995), Crane Type MK-110 Composition Parts, Italy.
4. Peurifoy, Robert L. (1996), Construction Planning, Equipment and Method, Fifth Edition, McGraw-Hill International Editions Civil Engineer Series, New York.
5. Sastraatmadja, A. Soedrajat (1994), Analisa (cara modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan, Penerbit Nova, Bandung.
6. Shapiro, Howard I. (1980), Cranes & Derricks, McGraw-Hill Book Company, New York.
7. Sichuan Construction Machinery Works (1990), SCM Tower Crane Model FO-23B, Manual Book, China.
8. SPP (2002), Prosedur & Petunjuk Kerja Umum Survey dan Peralatan, PT. Adhi Karya (Persero) Direktorat I Jasa Konstruksi Divisi Konstruksi I, Jakarta.
9. Taha, Hamdy A. (1996), Operation Research, An Introduction, Fourth Edition, Collier Macmillan, New York.