• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Reseliency Pada Anak Jalanan Usia 13 - 15 Tahun Yang Bersekolah dan Tergabung Dalam LSM "X" di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Reseliency Pada Anak Jalanan Usia 13 - 15 Tahun Yang Bersekolah dan Tergabung Dalam LSM "X" di Bandung."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Banyaknya tekanan yang dihadapi anak jalanan di masa sekarang membuat tak sedikit dari antara mereka menyerah dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Tetapi disisi lain tidak sedikit juga yang memiliki kemampuan untuk bertahan tetap bersekolah demi untuk meraih cita-cita atupun untuk mengubah nasib mereka di kemudian hari. Kemampuan inilah yang menjadi perhatian menarik bagi peneliti.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan resiliency anak jalanan usia 13 - 15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam LSM X di Bandung. Responden yang diteliti sebanyak 52 orang. Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Terdapat alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari peneliti dan mengacu pada teori resiliency dari Bonnie Benard (2004) yang berjumlah 47 item yang dibagi dalam 4 aspek. yaitu social competence, problem solving, autonomy, dan sense of purpose. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Alpha Cornbach dengan menggunakan program SPSS 17. Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh hasil untuk resiliency memiliki koefisien validitas yang berkisar dari 0.378 sampai 0.995, dengan reliabilitas 0.988.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa anak jalan dengan resiliency yang tinggi cenderung memiliki kemampuan social competence, problem solving, autonomy dan sense of purpose yang tinggi. Hal ini terlihat jelas dari hasil yang didapatkan , terdapat 51 (98.8%) responden yang memiliki resiliency yang tergolong tinggi. Dari 51 responden ini, presentase yang memiliki kemampuan social competence yang tinggi berjumlah 98.04% responden. Dari aspek problem solving, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi. Dari aspek autonomy, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi dan dari aspek sense of purpose, terdapat 100% responden tergolong tinggi.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran resiliency pada anak jalanan usia 13 –15 thun yang besekolah dan tergabung dalam LSM “X” di Bandung. Responden yang diteliti sejumlah 52 orang. Rancangan yang digunakan dalampenelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan tehnik survey. Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari peneliti

Terdapat alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari peneliti dan mengacu pada teori resiliency dari Bonnie Benard (2004) yang berjumlah 47 item yang dibagi dalam 4 aspek. yaitu social competence, problem solving, autonomy, dan sense of purpose. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Alpha Cornbach dengan menggunakan program SPSS 17. Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh hasil untuk resiliency memiliki koefisien validitas yang berkisar dari 0.378 sampai 0.995, dengan reliabilitas 0.988.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa anak jalan dengan resiliency yang tinggi cenderung memiliki kemampuan social competence, problem solving, autonomy dan sense of purpose yang tinggi. Hal ini terlihat jelas dari hasil yang didapatkan , terdapat 51 (98.8%) responden yang memiliki resiliency yang tergolong tinggi. Dari 51 responden ini, presentase yang memiliki kemampuan social competence yang tinggi berjumlah 98.04% responden. Dari aspek problem solving, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi. Dari aspek autonomy, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi dan dari aspek sense of purpose, terdapat 100% responden tergolong tinggi.

(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN………...i

LEMBAR PENGESAHAN………...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI……….……….…...vi

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR BAGAN………...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... ...1

1.2 Identifikasi Masalah...13

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... ...13

1.3.1 Maksud Penelitian... ...13

1.3.2 Tujuan Penenlitian... ...13

1.4 Kegunaan Penelitian... ...14

1.4.1 Kegunaan Teoritis... ...14

1.4.2 Kegunaan Praktis... ...14

1.5 Kerangka Pemikiran...15

(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resiliency...23

2.1.1 Pengertian Resiliency...23

2.1.2 4 Aspek personal strength...24

2.1.2.2.1 Social Competence...24

2.1.2.2.1.1 Responsiveness...24

2.1.2.2.1.2 Communication...25

2.1.2.2.1.3 Empathy and Caring... ...25

2.1.2.2.1.4 Compassion-altruism-forgiveness...25

2.1.2.2.1.4.1 Compassion...25

2.1.2.2.1.4.2 Altruism... .... ...26

2.1.2.2.1.4.3 Forgiveness...26

2.1.2.2.2 Problem Solving... ... ...26

2.1.2.2.2.1 Planning and fleksibility...27

2.1.2.2.2.2 Resourcefullness... ...27

2.1.2.2.3 Autonomy... ....27

2.1.2.2.3.1 Positive identity... ...28

2.1.2.2.3.2 Internal locus of control and initiative...28

2.1.2.2.3.3 Self-efficacy and mastery... ...28

(5)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.2.2.4 Sense of Purpose...29

2.1.2.2.4.1 Goal direction, Achievement motivation and education aspiration...30

2.1.2.2.4.2 Optimism and hope...30

2.1.3 Point of Perspective od Strength...31

2.2 Anak jalanan...32

2.2.1 Definisi anak jalanan...32

2.2.2 Ciri-ciri anak jalanan...34

2.3 Sekolah...35

2.3.1 Definisi sekolah...35

2.3.2 Aspek yang ada di sekolah yang mempengaruhi anak jalanan...35

2.4 Tahap Perkembangan Remaja...35

2.4.1 Definisi remaja...35

2.4.2 Perubahan pada masa Remaja...37

2.4.3 Tugas Perkembangan Remaja...39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...43

3.2 Tahapan Penelitian...43

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...44

(6)

Universitas Kristen Maranatha

3.3.2 Definisi Operasional...44

3.4 Alat ukur...46

3.4.1 Kuesioner...46

3.4.2 Prosedur Pengisian...47

3.4.3 Sistem Penilaian Kuesioner...47

3.4.4 Data penunjang...49

3.4.5 Validitas dan Reliabilitas...49

3.4.5.1 Validitas...51

3.4.5.2 Reliabilitas...52

3.5 Populasi sasaran dan Tehnik Penarikan Sampel...53

3.5.1 Karakteristik Populasi...53

3.5.2 Tehnik Penarikan sampel...54

3.6 Tehnik Analisis data...54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden...55

4.1.1 Berdasarkan jenis kelamin...55

4.1.2 Berdasarkan usia...56

4.1.3 Berdasarkan lama waktu di LSM X...56

4.2 Hasil dan Pembahasan ...57

(7)

Universitas Kristen Maranatha

4.2.2 Pembahasan...57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...62

5.2 Saran...62

5.2.1 Saran teoritis...62

5.2.2 Saran praktis...63

DAFTAR PUSTAKA………...……xiv

DAFTAR RUJUKAN………...xv

(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 (distribusi frekuensi Jenis Kelamin)...55

Tabel 4.2 (distribusi frekuensi usia)...56

Tabel 4.3 (distribusi frekuensi lama keanggotaan)...56

(9)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

(10)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi alat ukur Lampiran 2 Alat Ukur Resiliency

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas alat ukur Lampiran 4. Data awal Resiliency

(11)
(12)

Kisi-kisi alat ukur

Variable

Penelitian Aspek Resiliency Subaspek Item

No memberikan respon positif atas

ungkapan perhatian dari orang lain

 Saya memperhatikan teman yang menceritakan masalahnya

 Saya tidak menanggapi teman yang mengejek keberadaan saya sebagai anak jalanan

 Saya berterima kasih pada teman yang telah membantu.

 Saya menerima bantuan yang diberikan kepada saya dengan senag hati

1

 Saya menyapa teman-teman lebih dulu

 Saya berusaha bersikap ramah

 Saya mau berteman dengan siapapun

2 15 28

Empathy & caring

Merujuk pada kemampuan merasakan keadaan emosi orang

lain dan menunjukkan tingkat kepedulian terhadap orang-orang

di sekitarnya

 Saya berusaha memahami kesulitan teman

 Saya berusaha menghibur apabila ada teman bersedih

 Saya dapat merasakan kesulitan yang dialami teman.

3

16

(13)

Compassion, altruism, & forgiveness

Merujuk pada keinginan untuk membantu dan memperlihatkan

tindakan memaafkan

 Saya siap membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan

 Saya memaklumi bila ada teman yang mengejek keadaan saya sebagai anak jalanan

 Saya tidak merasa tersinggung bila ada teman yang meremehkan kemampuan saya

 Saya memaafkan perlakuan tidak adil yang didapatkan

 Saya berencana untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin.

 Saya akan bersekolah hingga tamat SMA

 Saya berusaha menyelesaikan pendidikan sebaik mungkin.

 Saya sudah mulai menabung sedini mungkin 5

18 31

(14)

Fleksibility

Merujuk pada kemampuan untuk berusaha mencari jalan keluar

alternatif dari masalah

 Saya akan mengamen sampai malam jika saya membutuhkan uang lebih banyak dari biasanya

 Saya akan bertanya pada orang yang lebih dewasa bila ada persoalan yang sulit untuk diselesaikan

 Saya akan berusaha menyelesaikan masalah sendiri.

 Saya menerima saran yang diberikan teman-teman bertahan dalam situasi menekan,

di ikuti inisiatif untuk dapat meraih peluang dan dukungan

 Saya menilai kesulitan dan masalah yang dijumpai sebagai tantangan untuk lebih maju

 Saya akan bertanya kepada guru saya bila ada pelajaran yang tidak saya mengerti.

 Saya belajar dari kesalahan saya sebelumnya 7

20

(15)

Autonomy

memiliki nilai positif terhadap diri sendiri

 Saya memiliki hak yang sama dengan teman-teman lain

 Saya akan membangun masa depan yang lebih baik dengan sekuat tenaga

 Saya mencoba merencanakan kehidupan yang lebih baik

 Saya tidak merasa rendah diri sebagai anak jalanan

 Saya merasa tidak berbeda dibandingkan teman-teman yang lain

Internal locus of control & initiative

Merujuk pada kemampuan kontrol yang kuat pada diri sendiri dan mampu memotivasi diri dengan perhatian dan usaha

langsung ke arah tujuan

 Saya berusaha mematuhi peraturan sekolah

 Saya berusaha mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan sebaik-baiknya

 Sayaberusaha menyelesaikan tugas-tugas sekolah tanpa bantuan orang lain

9

22

(16)

Self efficacy & Mastery

Merujuk pada kepercayaan pada kemampuan diri sendiri untuk

berhasil

 Saya yakin dapat menyelesaikan sekolah

 Saya yakin mampu mengatasi masalah dan kesulitan untuk membangun masa depan

 Saya yakin mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah secara mandiri

10

23

35

Adaptive distancing & resistance

merujuk pada kemampuan menghadapi perkataan negatif

dari orang lain pada dirinya

 Saya tidak memedulikan komentar negatif dari teman-teman

 Saya tidak mempedulikan kata-kata mengejek yang dikatakan teman-teman

 Saya tidak menanggapi sikap teman-teman yang cenderung meremehkan

11

24

(17)

Sense of Purpose mendapatkan hasil yang terbaik

dan tetap berprestasi dalam pendidikan

 Saya bercita-cita membuat hidup lebih berguna

 Saya berprestasi sama baiknya dengan teman-teman lain di sekolah

 Saya berjuang keras untuk berprestasi

 Saya ingin lulus dengan nilai yang tidak mengecewakan bahwa diri mampu untuk

berhasil

 Saya yakin bahwa suatu hari saya akan berhasil

 Saya berusaha untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik

 Saya yakin akan masa depan yang lebih baik

 Saya memiliki kemampuan untuk maju

13

26

(18)

Kuesioner Resiliency

Saya dari fakultas Psikologi Uniersitas Kristen Maranatha Bandung ingin mengadakan survey mengenai Resiliency pada anak jalanan usia 13 – 15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam LSM “X” Bandung.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya meminta bantuan dan kerjasama dari saudara/i untuk dapat meluangkan waktu sebentar untuk mengisi kuesioner ini. Data yang saudara/i berikan akan sangat bermanfaat bagi saya untuk melakukan tugas penelitian.

Saya sangat berharap saudara/i dapat bersungguh-sungguh mengisi kuesioner

ini sesuai dengan kenyataan dan keadaan diri saudara yang sebenarnya.

Data dan identitas yang saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan dalam survey ini.

Terima kasih atas kerja sama dan bantuan dari saudara/i.

Hormat saya,

(19)

Identitas diri

Nama (inisial) :

Jenis kelamin : L/P

Usia : ___tahun

Status dalam keluarga : anak ke___ dari___ bersaudara

Lama bersekolah :

Lama keanggotaan dalam LSM : ___tahun

Kuesioner Resiliency

Petunjuk pengisian

Anda akan menemukan sejumlah soal berbentuk pernyataan. Berikanlah respon

terhadap pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang saudara rasakan dan sesuai dengan diri saudara. Tidak ada jawaban benar ataupun salah.

Berikanlah tanda checklist ( √ ) pada kolom yang saudara anggap mewakili dan

menggambarkan diri saudara. Pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut:

SS : Sangat sesuai CS : Cukup sesuai

KS : Kurang sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

(20)

No Item SS S KS STS 1 Saya memperhatikan teman yang menceritakan

masalahnya

2 Saya menyapa teman-teman saya lebih dulu 3 Saya berusaha memahami kesulitan teman

4 Saya siap membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan

5 Saya berencana untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin

6

Saya akan mengamen sampai malam jika saya membutuhkan uang lebih banyak dari biasanya

7

Saya menilai kesulitan dan masalah yang dijumpai sebagai tantangan untuk lebih maju

8 Saya memiliki hak yang sama dengan teman-teman lain 9 Saya berusaha mematuhi peraturan sekolah

10 Saya yakin dapat menyelesaikan sekolah

11 Saya tidak mempedulikan komentar negatif dari teman-teman

12 Saya bercita-cita membuat hidup lebih berguna 13 Saya yakin bahwa suatu hari saya akan berhasil

14

Saya tidak menanggapi teman yang mengejek keberadaan saya sebagai anak jalanan

(21)

16 Saya berusaha menghibur apabila ada teman bersedih

17

Saya memaklumi bila ada teman yang mengejek keadaan saya sebagai anak jalanan

18 Saya akan bersekolah hingga tamat SMA

19 Saya akan bertanya pada orang yang lebih dewasa bila ada persoalan yang sulit untuk diselesaikan

20

Saya akan bertanya kepada guru saya bila ada pelajaran yang tidak saya mengerti

21

Saya akan membangun masa depan yang lebih baik dengan sekuat tenaga

22

Saya berusaha mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan sebaik-baiknya

23

Saya yakin mampu mengatasi masalah dan kesulitan untuk membangun masa depan

24

Saya tidak mempedulikan kata-kata mengejek yang dilkatakan teman-teman saya di sekolah

25

Saya berprestasi sama baiknya dengan teman-teman lain di sekolah

26

Saya berusaha untuk menemukan kehidupan yang lebih baik

(22)

28 Saya mau berteman dengan siapapun

29 Saya dapat merasakan kesulitan yang dialami teman.

30

Saya tidak merasa tersinggung bila ada teman sekolah yang meremehkan kemampuan saya

31

Saya berusaha menyelesaikan pendidikan sebaik mungkin

32 Saya akan berusaha menyelesaikan masalah saya sendiri 33 Saya mencoba merencanakan kehidupan yang lebih baik

34

Saya berusaha menyelesaikan tugas-tugas sekolah tanpa bantuan orang lain

35

Saya yakin mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah secara mandiri

36

Saya tidak menanggapi sikap teman-teman yang cenderung meremehkan

37 Saya akan berjuang keras untuk berprestasi 38 Saya yakin akan masa depan yang lebih baik

(23)

44

Saya ingin lulus dari sekolah dengan nilai yang tidak mengecewakan

45

Saya merasa tidak berbeda dibandingkan teman-teman yang lain

46 Saya memiliki kemampuan untuk maju

47

(24)

Lampiran Output SPSS Validitas dan Reliabilitas

Validity

Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p1 Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p2

p15 p28 Spearman's rho

XI.2

1.3 Empathy and caring

Nonparametric Correlations

Cor relations

.910 .921 .906 Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p3

p16 p29 Spearman's rho

(25)

1.4 Compassion, altruism and forgiveness Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p4 Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p5 Correlation Coef f ic ient

(26)

2.3 Resourcefullness Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p7 Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Sig. (2-tailed)

3.2 Internal locus of control and initiative

Nonparametric Correlations

Cor relations

.911 .795 .851 Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p9

p22 p34 Spearman's rho

X3.2

3.3 Self efficacy and mastery

Nonparametric Correlations

Cor relations

.936 .943 .789 Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p10

p23 p35 Spearman's rho

(27)

3.4 Adaptive distancing and resistance Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p11

p24 p36 Spearman's rho

X3.4

4. Sense of purpose

4.1 Goal direction, achievement motivation and educational aspiration

Nonparametric Correlations

Correlation Coef f ic ient

Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p12

4.2 Optimism and hope

Nonparametric Correlations

Correlation Coef f ic ient

(28)

Reliability

Guttman Split-Half Coef f ic ient

(29)

1 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency

(30)

2 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency

32 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4

33 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3

34 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4

35 2 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 2

36 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4

37 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3

38 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 2 2 2 2 3

39 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4

40 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 1 3 2 2 3

41 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

42 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4

43 3 2 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 4

44 2 2 2 3 2 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3

45 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3

46 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4

47 2 2 2 3 2 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3

48 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4

49 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4

50 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4

51 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4

(31)

3 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency

(32)

4 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3

4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3

2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3

4 1 3 3 3 3 4 3 1 3 4 4 4 3 2 3

2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3

2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3

3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

3 2 2 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3

2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 4 2 2 3

3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3

4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3

2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 4 2 2 3

4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3

4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

(33)

5 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency

(34)

6 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency

3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4

3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4

3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4

3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3

4 4 2 3 2 3 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3

3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4

4 3 2 3 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4

4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4

3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4

3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4

4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4

3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4

3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4

3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4

(35)

p1 p14 p27 p47 XI.1 Kategori p2 p15 p28 XI.2 Kategori p3 p16 p29 XI.3 Kategori p4

Jenis Kelamin Usia Lama Bersekolah Lama Keanggotaan Responsiveness Communication Responden

Data responden Social Competence

(36)

37 1 15 2 3 3 2 3 3 11 3 2 3 3 8 3 3 2 2 7 3 2

38 2 13 3 3 2 2 4 4 12 3 2 3 3 8 3 2 2 2 6 3 2

39 1 15 2 2 3 3 4 4 14 2 4 4 4 12 1 4 3 3 10 2 3

40 1 15 2 2 3 2 3 4 12 3 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 3

41 1 15 2 2 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 3 11 2 4

42 1 14 2 2 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4

43 2 15 3 2 3 2 4 4 13 2 2 4 4 10 2 2 3 4 9 2 3

44 1 13 3 2 2 2 4 4 12 3 2 3 4 9 2 2 2 2 6 3 3

45 2 14 3 2 3 2 4 4 13 2 2 3 4 9 2 3 3 4 10 2 3

46 1 15 2 3 3 3 4 4 14 2 3 4 4 11 2 3 4 3 10 2 3

47 2 15 2 3 2 2 4 4 12 3 2 3 4 9 2 2 2 2 6 3 3

48 2 15 2 3 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4

49 2 13 2 3 4 3 4 4 15 2 3 4 4 11 2 4 4 4 12 1 4

50 2 14 2 3 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4

51 2 13 2 3 3 3 4 4 14 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4

52 2 14 5 3 2 2 4 4 12 3 2 3 4 9 2 2 2 2 6 3 3

max 16 max 12 max 12

min 10 min 6 min 6

i 6 i 6 i 6

r 3.00 r 3.00 r 3.00

13.00 9.00 9.00

16.00 12.00 12.00

Rendah Tinggi

Rendah Tinggi

(37)
(38)

3 2 3 10 3 36 3 2 3 3 2 10 3 4 2 3 3 12 3 3 3 3 9 2 31 3 3

3 2 3 10 3 36 3 2 2 2 2 8 3 4 3 3 3 13 3 2 2 3 7 3 28 3 4

3 3 3 12 3 48 2 3 3 3 2 11 3 4 3 3 3 13 3 3 3 3 9 2 33 2 4

3 2 3 11 3 41 3 2 2 3 2 9 3 4 3 3 3 13 3 2 3 3 8 3 30 3 3

3 3 3 13 2 51 2 3 3 3 2 11 3 3 3 3 3 12 3 3 3 3 9 2 32 3 3

3 3 3 13 2 52 2 3 3 3 3 12 2 4 3 3 4 14 2 3 3 3 9 2 35 2 4

2 2 4 11 3 43 3 2 2 3 2 9 3 4 4 4 4 16 1 2 4 3 9 2 34 2 3

2 2 2 9 3 36 3 2 2 3 2 9 3 4 3 4 3 14 2 2 1 3 6 3 29 3 4

2 2 3 10 3 42 3 3 3 3 2 11 3 3 3 3 3 12 3 2 3 3 8 3 31 3 4

3 3 4 13 2 48 2 3 3 3 3 12 2 3 3 3 4 13 3 3 3 4 10 2 35 2 4

2 2 2 9 3 36 3 2 2 3 2 9 3 4 3 4 3 14 2 2 1 3 6 3 29 3 4

3 3 4 14 2 53 2 3 2 3 3 11 3 3 3 3 4 13 3 2 3 3 8 3 32 3 4

3 3 3 13 2 51 2 4 3 3 3 13 2 3 2 3 4 12 3 3 2 3 8 3 33 2 3

3 3 4 14 2 53 2 3 3 4 3 13 2 4 4 3 4 15 2 3 4 4 11 2 39 1 4

3 3 4 14 2 52 2 3 3 3 2 11 3 4 3 3 4 14 2 3 3 3 9 2 34 2 4

2 2 2 9 3 36 3 2 2 3 2 9 3 4 3 4 3 14 2 2 1 3 6 3 29 3 4

max 16 max 56 max 16 max 16 max 12 max 44

min 9 min 32 min 8 min 11 min 6 min 27

i 7 i 24 i 8 i 5 i 6 i 17

r 3.50 r 12.00 r 4.00 r 2.50 r 3.00 r 5.67

12.50 Rendah 44.00 12.00 13.50 9.00 Rendah 32.67

16.00 Tinggi 56.00 16.00 16.00 12.00 Tinggi 38.33

Rendah Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah Tinggi

(39)

p21 p33 p41 p45 X3.1 Kategori p9 p22 p34 X3.2 Kategori p10 p23 p35 X3.3 Kategori p11 p24 p36 X3.4 Kategori

Positive Identity Internal locus of control & initiative Self efficacy & Mastery Autonomy

Adaptive distancing & resistance

(40)

3 3 2 2 13 3 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 2 3 3 8 3 39 3

2 2 3 4 15 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 2 6 3 37 3

3 3 3 3 16 3 4 3 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 44 2

2 3 3 3 14 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 1 2 3 6 3 36 3

3 3 3 3 15 3 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 42 3

3 3 3 3 16 3 4 3 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 44 2

3 3 4 4 17 2 3 3 2 8 3 2 2 3 7 3 2 2 2 6 3 38 3

3 3 3 3 16 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 3 7 3 39 3

4 3 2 3 16 3 3 3 2 8 3 3 2 3 8 3 3 2 3 8 3 40 3

3 3 3 3 16 3 3 4 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 44 2

3 3 3 3 16 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 3 7 3 39 3

3 3 4 4 18 2 4 3 2 9 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 45 2

3 3 2 3 14 3 4 4 3 11 2 3 4 3 10 2 3 3 3 9 2 44 2

3 3 4 4 18 2 4 4 3 11 2 3 3 3 9 2 4 3 3 10 2 48 2

3 4 4 3 18 2 4 3 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 46 2

3 3 3 3 16 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 3 7 3 39 3

max 20 max 12 max 12 max 12 max 56

min 13 min 6 min 6 min 5 min 31

i 7 i 6 i 6 i 7 i 25

r 3.50 r 3.00 r 3.00 r 3.50 r 12.50

16.50 9.00 9.00 8.50 Rendah 43.50

20.00 12.00 12.00 12.00 Tinggi 56.00

Rendah Tinggi

Rendah Tinggi

Rendah Tinggi

(41)

lampiran 5 : hasil pengolahan data

(42)

37 3 2 3 3 11 2 3 3 8 3 2 2 7 2 3 2 3 10 36 2 3 3 2 10

13.00 9.00 9.00 12.50 35.00 12.00

16.00 12.00 Tinggi 12.00 16.00 56.00 16.00

(43)

lampiran 5 : hasil pengolahan data

Positive Identity Internal locus of control & initiative Sel

(44)

4 2 3 3 12 3 3 3 9 31 3 3 3 2 2 13 3 3 3 9 3

4 3 3 3 13 2 2 3 7 28 4 2 2 3 4 15 3 3 3 9 2

4 3 3 3 13 3 3 3 9 33 4 3 3 3 3 16 4 3 3 10 3

4 3 3 3 13 2 3 3 8 30 3 2 3 3 3 14 3 3 3 9 2

3 3 3 3 12 3 3 3 9 32 3 3 3 3 3 15 3 3 3 9 3

4 3 3 4 14 3 3 3 9 35 4 3 3 3 3 16 4 3 3 10 3

4 4 4 4 16 2 4 3 9 34 3 3 3 4 4 17 3 3 2 8 2

4 3 4 3 14 2 1 3 6 29 4 3 3 3 3 16 3 3 3 9 2

3 3 3 3 12 2 3 3 8 31 4 4 3 2 3 16 3 3 2 8 3

3 3 3 4 13 3 3 4 10 35 4 3 3 3 3 16 3 4 3 10 3

4 3 4 3 14 2 1 3 6 29 4 3 3 3 3 16 3 3 3 9 2

3 3 3 4 13 2 3 3 8 32 4 3 3 4 4 18 4 3 2 9 3

3 2 3 4 12 3 2 3 8 33 3 3 3 2 3 14 4 4 3 11 3

4 4 3 4 15 3 4 4 11 39 4 3 3 4 4 18 4 4 3 11 3

4 3 3 4 14 3 3 3 9 34 4 3 4 4 3 18 4 3 3 10 3

4 3 4 3 14 2 1 3 6 29 4 3 3 3 3 16 3 3 3 9 2

max 16 max 12 44 max 20 max 12

min 11 min 6 11 min 13 min 6

i 5 i 6 33 i 7 i 6

r 2.50 r 3.00 16.50 r 3.50 r 3.00

13.50 9.00 27.50 16.50 9.00

16.00 12.00 44.00 20.00 12.00

Tinggi

Rendah Tinggi

Rendah Tinggi

(45)

lampiran 5 : hasil pengolahan data

p23 p35 X3.3 p11 p24 p36 X3.4 p12 p25 p37 p44 X4.1 p13 p26 p38 p46 X4.2

3 3 9 4 3 3 10 48 4 4 4 4 16 4 4 3 3 14 30

(46)

3 3 9 2 3 3 8 39 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24

2 3 7 2 2 2 6 37 2 2 3 3 10 2 4 2 3 11 21

3 3 9 3 3 3 9 44 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 25

2 3 7 1 2 3 6 36 3 2 3 3 11 2 3 2 3 10 21

3 3 9 3 3 3 9 42 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24

3 3 9 3 3 3 9 44 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24

2 3 7 2 2 2 6 38 3 2 3 4 12 2 3 2 4 11 23

2 3 7 2 2 3 7 39 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 23

2 3 8 3 2 3 8 40 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24

3 3 9 3 3 3 9 44 3 4 4 3 14 4 3 3 3 13 27

2 3 7 2 2 3 7 39 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 23

3 3 9 3 3 3 9 45 3 3 3 4 13 3 3 3 4 13 26

4 3 10 3 3 3 9 44 4 3 3 3 13 3 4 3 3 13 26

3 3 9 4 3 3 10 48 4 4 4 4 16 4 4 3 3 14 30

3 3 9 3 3 3 9 46 3 3 4 3 13 3 3 3 3 12 25

2 3 7 2 2 3 7 39 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 23

max 12 max 12 56 max 16 max 16 32 max

min 6 min 5 14 min 9 min 9 8 min

i 6 i 7 42 i 7 i 7 24 i

r 3.00 r 3.50 21.00 r 3.50 r 3.50 12.00 r

9.00 8.50 35.00 12.50 12.50 20.00 rendah

12.00 Tinggi 12.00 56.00 16.00 16.00 32.00 tinggi

Rendah Tinggi

Rendah Tinggi Rendah

Tinggi

(47)
(48)

130 122 150 128 149 155 138 127 137 154 127 156 154 170 157 127

188 47 141 70.5

(49)

1

Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa tahun yang lalu, membuat Indonesia menghadapi masalah sosial yang serius, salah satunya adalah peningkatan jumlah anak jalanan yang sangat besar. Berdasarkan data pemerintah tahun 1997 ada sekitar 50.000 anak jalanan yang berdomisili di 12 kota besar di Indonesia, salah satunya adalah kota Bandung (Suyanto dalam Sularso, 2000). Menurut Dinas sosial kota Bandung, hingga tahun 2007, tercatat ada 4212 anak jalanan dan sebanyak 1470 anak jalanan ditangani oleh 10 rumah perlindungan anak di kota Bandung. Menurut komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bandung, berdasarkan hasil pemantauan LSM 2006, jumlah anak jalanan di Kota Bandung sebanyak 4000 anak. Pada akhir tahun 2007, naik menjadi 6000 anak. Dan diperkirakan pada akhir tahun 2008 jumlah anak jalanan naik hingga 8000 anak (pikiran-rakyat.com, 10 April 2008).

(50)

2

Universitas Kristen Maranatha pengelap sepatu dan pemulung. Kehilangan masa kanak -kanak adalah derita anak - anak jalanan, ditengah deraan trauma yang berkepanjangan mereka harus menyambung hidup dengan bekerja keras, menjadi anak jalanan dan menghadapi kemiskinan yang menjerat (cyberwebkompas.com, Desember 2008).

Anak jalanan didefinisikan sebagai anak yang berusia kurang dari 18 tahun yang menggunakan waktu mereka untuk beraktivitas di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya seperti terminal bus, stasiun kereta api, pasar, tempat belanja dan taman kota. Di Bandung sendiri anak jalanan biasanya mencari nafkah dengan menjadi pemulung, pedagang asongan, pengamen, pengemis, penjual koran, tukang semir sepatu, tukang parkir, tukang sapu, dan kuli bangunan (PKPM - Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat, 2006).

(51)

3

Universitas Kristen Maranatha

Hasil wawancara dilakukan peneliti kepada 10 anak jalanan di LSM “X”

mengenai alasan yang membuat mereka tidak bersekolah, keterangan yang diperoleh 8 dari 10 mengatakan bahwa masalah biaya yang tidak mereka miliki dan karena mereka mendapatkan tekanan dan perlakuan yang berbeda dari pengajar di sekolahnya. Mereka mengungkapkan bahwa penghasilan mereka sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan pokok keluarga, sehingga tidak ada uang tersisa untuk biaya sekolah. Keadaan ekonomi yang sulit dan tekanan dari sekolah membuat banyak di antara mereka yang memilih untuk ke luar dari sekolah dan menjadi anak jalanan. Perlakuan berbeda seperti perasaan tidak diperhatikannya anak jalanan oleh pengajar dan ejekan dari teman-teman di sekolahnya membuat anak jalanan enggan kembali ke sekolah untuk meneruskan pendidikan mereka meskipun sebenarnya mereka ingin bersekolah dan memperoleh pendidikan. Selain keadaan sekolah keadaan keluarga mereka juga mendorong mereka untuk memilih menjadi anak jalanan dan keluar dari sekolah, karena orang tua mereka melihat bahwa menjadi anak jalanan dan mencari penghasilan lebih pentung dan berguna dibandingkan mereka menghabiskan waktunya untuk bersekolah dan baru kemudian mereka ke jalanan untuk mencari penghasilan. Hasil yang didapat akan menjadi lebih sedikit.

(52)

4

Universitas Kristen Maranatha Sularso, 2000). Anak-anak jalanan bekerja karena berbagai alasan. Ada yang tidak punya alternatif lain, karena mereka tidak punya kesempatan pendidikan. Ada juga yang harus bekerja untuk menghidupi keluarga. Sejarah menunjukkan bahwa walaupun kekerasan dan penyiksaan terhadap anak-anak ditemukan dan sudah ditindak lanjuti, anak-anak jalanan tetap harus bekerja untuk menghidupi dirinya dan terus mencari kesempatan bekerja lain. Penyelesaian apapun untuk masalah ini harus mencakup kebutuhan dasar mereka, pentingnya keadilan terhadap anak-anak jalanan mengenai keperluan pendidikan yang akan mempersiapkan mereka untuk produktif di masyarakat, dan janji masyarakat untuk anak-anak sebagai investasi di masa yang akan datang. Pentingnya pengalaman dalam hidup seseorang, terutama kesempatan untuk dapat sekolah, untuk belajar, untuk membina persahabatan, dan untuk mengalami semua pengalaman masa kecil menjadi hal yang seharusnya dilihat oleh berbagai pihak. Keadaan anak jalanan yang tidak dapat bersekolah merupakan akibat kemiskinan dan tanpa pendidikan mereka tidak punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mengakhiri lingkaran kemiskinan (www.stopchildlabor.org).

(53)

5

Universitas Kristen Maranatha merah ataupun di kendaraan umum. E sudah pernah beberapa kali menjadi korban pelecehan seksual orang dewasa (KOMPAS, Desember 2004). Risiko lainnya yang dihadapi anak jalanan adalah adanya pergaulan yang keras di kalangan anak jalanan, seperti adanya plonco sebelum seseorang masuk dalam komunitas anak jalanan. Selain itu anak jalanan juga menghadapi risiko perilaku kenakalan remaja seperti pergaulan bebas dan ancaman obat-obatan terlarang. Sekedar untuk mempertahankan hidup mereka, anak jalanan ini melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, seperti ngoyer (makan makanan sisa), nguping (melepas kaca spion mobil), ngebola (mencuri dengan cara oper-operan), dan

ngaibon (menghirup hawa lem yang membuat mereka melupakan sejenak masalah

mereka). Fenomena seperti ini sangat mengkhawatirkan dan membuat banyak pihak mengambil langkah antisipatif agar anak-anak jalanan tidak lagi diperlakukan secara tidak semena-mena (KOMPAS, Desember 2004).

(54)

6

Universitas Kristen Maranatha nyawa mereka. Di dalam situasi kekerasan yang dihadapi terus-menerus oleh anak jalanan dalam perjalanan hidupnya, maka pelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan yang akan membentuk nilai-nilai baru dan membawa tindakan yang mengedepankan kekerasan sebagai jalan keluar untuk mempertahankan hidupnya. Ketika memasuki masa dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak jalanan lainnya. Maka harus segera diambil langkah-langkah nyata untuk masalah tersebut.

(55)

7

Universitas Kristen Maranatha Sekolah menjadi hal yang penting untuk dapat mengubah pola pikir anak- jalanan yang merasa dirinya tidak mampu dan nasib mereka tidak akan pernah berubah. Sekolah memiliki pengaruh yang besar bagi anak-anak dan remaja bahkan dibandingkan dengan generasi sebelumnya karena saat di sekolah seorang anak akan belajar bagaimana bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan diri. Remaja saat ini mengahabiskan waktu minimal 12 tahun untuk bersekolah, yaitu sebagai anggota dari suatu masyarakat kecil yang didalamnya memiliki beberapa tugas untuk diselesaikan, orang-orang yang perlu dikenal dan mengenal diri mereka, serta peraturan yang menjelaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap. Pengalaman remaja di sekolah inilah yang membuat identitas diri remaja semakin berkembang, yakni terhadap kompetensi diri sendiri, memiliki tujuan hidup, dan kesempatan berkarir, memiliki hubungan-hubungan sosial yang baik di masyarakat, mengetahui batasan mengenai hal yang benar dan salah, serta lebih memahami bagaimana sistem sosial di luar lingkup keluarga berfungsi. (Santrock,1996). Remaja yang bersekolah biasanya berprestasi lebih baik dalam berbagai tugas kognitif dibandingkan dengan remaja yang tidak bersekolah (Cole & Cole, 1993; Farnham-Diggory; 1990 dalam Santrock 1996).

Sekolah merupakan tempat seseorang mendapatkan pengajaran dan pengetahuan, tetapi dengan lingkungan sekolah yang kurang mendukung seorang anak cenderung lebih cepat merasa tertekan dan akibatnya mereka berhenti sekolah (NanoScybernews.com, 1996). Dari hasil wawancara dengan beberapa anak jalanan

(56)

8

Universitas Kristen Maranatha mereka rasakan, mereka cenderung kurang diperhatikan oleh guru, seperti ketika ada pelajaran yang tidak dipahami lalu bertanya, mereka merasa bahwa mereka tidak diperhatikan dan pertanyaan mereka tidak terjawab, sehingga mereka cenderung enggan untuk bertanya kembali. Suasana sekolah seperti inilah yang mempercepat pertumbuhan jumlah anak jalanan. Ketika peneliti bertanya lebih lanjut pada anak jalanan mengenai alasan mereka tidak melanjutkan sekolah, mereka menyatakan bahwa saat berada disekolah mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu seringkali mendapatkan perlakuan yang berbeda dari guru dan teman-teman mereka disekolah.

(57)

9

Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan data terbaru dari LSM “X” tercatat saat ini tercatat ada 221 anak asuh

yang masih aktif dibiayai oleh LSM “X”. Pembiayaan mencakup uang buku dan 25%

uang sekolah. Uang sekolah sudah disubsidi oleh pemerintah sebesar 75% dari uang sekolah anak, sisanya tetap dibebankan kepada LSM. Dari data terbaru, tercatat saat

ini ada 221 anak jalanan yang masih menjadi tanggungan LSM “X” Bandung ini

dengan pembagian 105 anak usia 6-12 tahun, 52 anak usia 13-15 tahun, 38 anak usia 16-18 tahun dan 26 orang yang berusia diatas 18 tahun. Anak jalanan yang berusia diatas 18 tahun ini mamperoleh dana untuk kuliah dan juga ada yang mendapatkan dana untuk kursus keterampilan seperti memasak dan menjahit.

LSM “X” menyediakan fasilitas beasiswa pendidikan kepada anak-anak asuhnya berupa 25% biaya sekolah dan biaya buku. Biaya buku disediakan Rp.80.000 per semeter untuk siswa sekolah dasar, Rp.100.000 per semester untuk siswa sekolah menengah pertama dan siswa sekolah menengah atas. Dengan adanya dana BOS yang disalurkan kepada LSM ini, biaya sekolah anak-anak jalanan ini semakin terpenuhi

oleh LSM “X”. LSM hanya dibebankan sebesar 25% dari keseluruhan uang sekolah

yang menjadi tanggungan. Syarat yang diajukan oleh pengurus LSM kepada anak jalanan yang ingin bersekolah ini terbilang sangat mudah, yaitu anak hanya diminta untuk meminta persetujuan dari orang tua mereka, memiliki nilai raport lebih dari 6,

bersedia mengikuti bimbingan belajar yang disediakan di LSM “X” dan berjanji

(58)

10

Universitas Kristen Maranatha diberikan secara gratis merupakan cara agar anak-anak jalanan seperti mereka juga memiliki masa depan yang cerah dan dapat berhasil dikemudian hari.

Menurut salah satu pengurus LSM “X” ini, anak jalanan yang menjadi anak

asuhnya meski telah diarahkan dan didorong untuk bersekolah, tetapi ada lebih dari 30% dari mereka menolak untuk bersekolah atau memutuskan berhenti sekolah di tengah jalan. Hal inilah yang seringkali dirasakan menjadi masalah anak-anak jalanan oleh pengurus LSM. Biasanya setelah anak-anak jalanan sudah tidak lagi bersekolah, mereka akan kembali ke jalanan dan membentuk kelompok-kelompok seperti sebelum mereka menjadi anak asuh. Selain itu organisasi-organisasi seperti LSM ini seringkali dicurigai oleh pihak anak jalanan karena terkesan pihak LSM seperti ingin memanfaatkan mereka. Mereka cenderung merasa curiga pada pihak-pihak yang memberikan bantuan. Oleh karena itu, LSM ini menjaring anak-anak jalanan melalui anak-anak jalanan itu sendiri yang sudah lebih dulu bergabung dengan LSM ini.

(59)

11

Universitas Kristen Maranatha mengikuti kursus keterampilan sisanya 74 anak jalanan keluar dari LSM dan langsung mencari pekerjaan karena menurut mereka sudah cukup mereka menempuh pendidikan dan mereka merasa sudah cukup memiliki kemampuan untuk bekerja. Terdapat beberapa faktor yang membuat mereka mampu bertahan untuk menyelesaikan pendidikan, selain karena motivasi ektrinsik berupa dorongan yang diberikan oleh pihak LSM secara terus-menerus, anak jalanan remaja ini juga memiliki motivasi intrinsik, berupa keinginan yang kuat untuk dapat berhasil di masa depan dan tidak mau lagi hidup di jalanan dengan segala risikonya.

(60)

cita-12

Universitas Kristen Maranatha citanya dan memiliki keyakinan untuk dapat berhasil dalam hidup. Pada anak jalanan sikap resilien ini ditunjukkan dengan sikap anak jalanan yang tidak menyerah pada lingkungan dan tetap bersekolah juga tetap bekerja di jalanan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Mereka juga mampu berprestasi baik di sekolah. Anak-anak jalanan tidak serta merta menjadi sombong karena prestasinya, tetapi mereka tetap mau berbagi ilmu dengan teman-teman sebaya di sekolahnya dan memiliki sikap yang mau memaafkan orang-orang yang mengucilkannya. Sementara remaja yang kurang resilien cenderung menyerah dan mengundurkan diri dari sekolah tempat mereka merasa tertekan dan mereka akan kembali menjadi anak-anak jalanan seperti sebelum mereka bersekolah.

Melihat hal-hal di atas, peneliti tertarik untuk melihat gambaran resiliency yang dimiliki oleh anak jalanan yang bersekolah usia 13-15 tahun di Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana Resiliency pada anak jalanan usia 13-15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam

(61)

13

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Maksud dan tujuan penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Resiliency

pada anak jalanan yang bersekolah dan tergabung dalam LSM “X”

Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran resiliency pada anak jalanan, termasuk tinggi rendahnya aspek-aspek Social

Competence, Problem Solving, Autonomy, dan Sense of Purpose anak

jalanan yang bersekolah dan tergabung dalam LSM „”X” Bandung.

1.4 Kegunaan penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

 Memberikan informasi pada psikolog yang berminat menangani masalah sosial terutama yang berkaitan dengan resiliency anak jalanan yang bersekolah di Bandung.

(62)

14

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi pada LSM “X” mengenai Resiliency anak jalanan yang bersekolah yang diasuh oleh LSM “X” di Bandung

agar tetap dapat memotivasi anak-anak jalanan untuk tetap bersekolah demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah.

 Memberikan masukan pada LSM-LSM lain yang melayani anak-anak jalanan mengenai Resiliency yang dapat ditingkatkan dan tetap memotivasi anak-anak jalan utuk tetap bersekolah dan meraih cita-cit mereka.

1.5 Kerangka pikir

Anak jalanan didefinisikan sebagai anak yang berusia kurang dari 18 tahun yang menggunakan waktu mereka untuk beraktivitas di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya seperti terminal bus, stasiun kereta api, pasar, tempat belanja dan taman kota. Di Bandung sendiri mereka biasanya mencari nafkah dengan menjadi pemulung, pedagang asongan, pengamen, pengemis, penjual koran, tukang semir sepatu, tukang parkir, tukang sapu, kuli bangunan dan lain sebagainya (PKPM - Kajian Pembangunan Masyarakat, 2006).

(63)

15

Universitas Kristen Maranatha satu tugas utama remaja adalah menuntaskan pendidikan di bangku sekolah formal. Menurut Santrock, masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Masa ini dimulai dari usia 10 - 13 tahun dan berakhir pada usia 18 - 22 tahun. Tahapan remaja adalah tahapan saat perubahan sangat banyak terjadi. Mulai dari perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional.

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa remaja juga merupakan masa yang penting dalam pencapaian prestasi. Tekanan sosial dan akademis mendorong para remaja pada beragam peran yang harus dimainkan. Prestasi sangat penting saat remaja karena para remaja mulai melihat bahwa kesuksesan atau kegagalan saat ini akan mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan di masa depan. Hal-hal yang dapat membuat remaja berhenti bersekolah antara lain berkaitan dengan sekolah, yaitu faktor ekonomi, keluarga, teman sebaya dan masalah pribadi. Terdapat hampir 50% siswa remaja mengalami putus sekolah (Eans, dkk.,

1995; O‟Sillivan, 1990).

(64)

16

Universitas Kristen Maranatha mendapatkan perlakuan yang berbeda dari pihak pengajar dan teman sebaya, namun tidak menjadi mundur dan memilih untuk berhenti bersekolah, melainkan tetap menghadapi situasi-situasi menekan dan menunjukkan bahwa anak jalanan juga mampu berprestasi dan memiliki keinginan untuk belajar serta memiliki cita-cita.

Daya tahan yang diperlihatkan anak-anak jalanan disebut dengan resiliency.

Resiliency adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali dari tekanan hidup,

belajar dan mencari elemen positif dari lingkungannya, untuk membantu kesuksesan proses adaptasi dengan segala keadaan dan mengembangkan seluruh kemampuannya walaupun berada dalam kondisi hidup tertekan, baik secara eksternal maupun secara internal. Resiliency merupakan faktor bawaan individu yang dimiliki oleh setiap manusia dari lahir dan muncul dalam bentuk personal strength (Bonnie Benard, 2004).

Pendekatan resiliency ini dapat dilihat, diamati dan diukur. Hal ini dapat dilihat dari 4 aspek yang ada dalam personal strength atau manifestasi dari resiliency, diantaranya adalah social competence, problem solving, autonomy dan sense of

purpose. Social Competence menjadi indikator yang bermanfaat untuk adaptasi

positif individu terhadap lingkungan sosialnya dan sangat berperan dalam resiliency (Luthar & Burak, 2000. P.30 dalam Resiliency, Bonnie Benard, 2004)

Social competence meliputi karakteristik keterampilan yang penting untuk

membentuk hubungan yang positif serta bertindak rendah hati. Diukur dari keterampilan responsiveness, communication, empathy and caring serta compassion,

(65)

17

Universitas Kristen Maranatha

competence yang baik mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, sedangkan

mereka yang memiliki social competence yang kurang baik akan kesulitan dalam menempatkan diri dalam lingkungannya dan cenderung menarik diri. Seperti ketika anak jalanan berada di sekolah, mereka sudah dikenal sebagai anak jalanan dan jarang ada teman sebaya yang mau bermain dengan dirinya bahkan ada yang dengan sengaja mengejek dan merendahkan anak jalanan ini, tetapi mereka tidak terpengaruh dan tetap memaafkan teman-temannya dan mereka bahkan memiliki keinginan untuk berprestasi supaya teman-teman di sekolahnya tidak lagi meremehkan dirinya.

Problem solving meliputi kemampuan untuk planning, fleksibility, dan

resourchfulness (Bonnie Benard, 2004). Anak jalanan dengan kemampuan problem

solving yang tinggi akan dapat bertahan dalam kondisi yang menekan dan

menemukan cara bagaimana dapat berhasil mengatasi kesulitan yang dihadapinya, sedangkan anak jalanan yang memiliki kemampuan problem solving yang rendah akan cenderung untuk menyerah dan kembali ke jalanan. Seperti anak jalanan yang memiliki keinginan bersekolah tetapi mereka terhalang oleh masalah biaya, mereka mencari teman-teman yang sudah bersekolah dan mendapatkan beasiswa, sehingga mereka juga dapat bersekolah dengan bantuan beasiswa.

Autonomy meliputi banyak hubungan subcategories dari atribut yang berputar

di sekitar pengembangan sense of self, identitas dan otonomi yang melibatkan suatu kemampuan untuk bertindak secara independen dan untuk mengontrol lingkungan autonomy terlihat melalui positive identity, internal locus of control and initiative,

(66)

18

Universitas Kristen Maranatha

Autonomy pada anak jalanan tampak dari kemandirian untuk menjalani kehidupan,

bagaimana mereka memandang diri mereka dengan positif. Seperti saat anak jalanan dikucilkan dan diperlakukan tidak adil oleh lingkungan sekolah, mereka bukannya menyerah dan berhenti sekolah tetapi mereka tetap bersekolah dan mereka memiliki keinginan untuk dapat berprestasi di sekolah, meskipun di lingkungan sekolah anak- jalan banyak mendapat ketidaknyamanan. Anak jalanan dengan autonomy rendah lebih cenderung menyerah pada keadaan yang ada karena locus of controlnya berasal dari luar.

Sense of purpose merupakan kekuatan yang saling berhubungan dengan

tujuan optimisme ke arah kreativitas, diukur melalui goal direction, achievement

motivation and educational aspiration dan optimism and hope ( Bonnie Benard,

(67)

19

Universitas Kristen Maranatha

Personal strength akan membentuk resiliency anak jalanan dengan

dipengaruhi faktor-faktor eksternal, yaitu tuntutan hidup, peer group dan keluarga (Bonnie Bernard, 2004). Tuntutan hidup anak jalanan akan berpengaruh pada besarnya daya tahan yang harus dimiliki oleh anak jalanan untuk bertahan hidup semakin besar tuntutan hidupnya, semakin besar resiliency yang dibutuhkan. Peer

group menjadi sangat penting mengingat pada masa remaja ada masa-masa dimana

individu sangat conform dengan kelompok teman sebayanya dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Kesetiaan terhadap kelompok atau klik menjadi kendali yang kuat dalam kehidupan banyak remaja. (McLelland, Haynie dan Strouse, 1993) dalam hal ini anak jalanan remaja akan berusaha untuk mengikuti gaya dan tingkah laku teman-teman sebayanya di sekolah.

Derajat kekuatan kemampuan resiliency pada seseorang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu derajat resiliency yang kuat dan lemah. Anak jalanan yang memiliki derajat resiliency yang kuat akan mampu bertahan dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekolahnya, sedangkan anak jalanan yang memiliki derajat resiliency yang sedang akan bertahan, tetapi dalam keadaan mereka tetap tidak percaya diri dan tidak berusaha untuk maju dan dihargai oleh lingkungan sekolahnya. Yang ketiga anak jalanan yang memiliki derajat resiliency yang rendah tidak akan bertahan dalam kondisi yang menekan di lingkungan sekolahnya dan memilih untuk tidak melanjutkan sekolah dan kembali ke jalanan.

(68)

20

(69)

21

Universitas Kristen Maranatha Skema Kerangka Pikir

Bagan 1.1 Kerangka Pikir 4 aspek dalam resiliency:

Social competence

 Tekanan dari lingkungan sekolah

 Tekanan di jalanan Anak jalanan remaja yang bersekolah usia 13-15 tahun di Bandung

(70)

22

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

 Anak jalanan yang memiliki resiliency yang tergolong tinggi akan mampu bertahan dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekolah

(71)

62

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa resiliency pada anak jalanan remaja usia 13 – 15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam LSM X di Bandung, tergolong tinggi, yaitu 98.8%. Dan kecenderungan tiap aspek didalam resiliency yang juga tergolong tinggi, yaitu aspek Social Competence (98.04%), Problem Solving (96.08%),

Autonomy (96.08%), dan Sense of Purpose (100%) pada hampir seluruh

responden. Anak-anak jalanan mampu bertahan menghadapi tekanan dari lingkungan sekolah karena dalam diri mereka, mereka memiliki keyakinan dan keinginan untuk dapat berhasil di kemudian hari.

.

5.2

Saran

5.2.1 Saran teoritis

(72)

63

Universitas Kristen Maranatha

 Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan pada peneliti lain yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai resiliency pada anak jalanan yang bersekolah di Bandung

5.2.2

Saran Praktis

 Bagi LSM “X” agar tetap dapat memotivasi anak-anak jalanan untuk tetap bersekolah demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah.

 Bagi LSM-LSM lain yang melayani anak-anak jalanan mengenai

Resiliency yang dapat ditingkatkan dan tetap memotivasi

anak-anak jalan utuk tetap bersekolah dan meraih cita-cita mereka.

(73)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Daftar pustaka

Benard, Bonnie.2004.Resiliency : What We Have Learned. West Ed.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia Hilgaard, R.Ernast.1998. Introduction to Psychology : A Life Span Approach 5th

edition. New York. USA : McGraw. Hill, Inc.

Nazir, Moh.,Ph.D.2003. Metode Penelitian. Jakarta; Ghalia Indonesia.

Wicks, Rita, nelson & Allen C. Israel. 1997. Behavior Disorders of Childhood third

edition. New Jersey. USA : prentice hall

Robert M. Kaplan & Dennis P. Saccuzzo, Phsycological Testing principles, application, and issues; Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove, California,1993 p: 126

Santrock, John.W. 2003. Adolescence edisi ke 6. Jakarta : Erlangga.

(74)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Daftar rujukan

www.APA.org American Psychological Assosiation. 2004. Introduction: Resilience

www.atmajaya.edu PKPM.2006. Evaluasi dampak program dukungan Anak jalanan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan

www.dunia.web.id/lookssegmen.asp?id=302&ids=3&idb

www.google.com James Niel. 2006. What is Psychology Resilience?

www.google.com.kehidupan anjal

www.itb.edu ITB central library. 2006. Research reports : respon dan motivasi anak jalanan terhadap masa depannya

www.kksp.com Educational and Information Center for children rights. 2005. Anak jalanan

www.NanoScybernews.com

www.pikiran-rakyat.com 10 April 2008

www.pikiran-rakyat.com atip tartiana & Rakhmat T. Sujarwa. Des 2004. Anak jalanan dan masalah kemiskinan kota Bandung

www.psychologytoday.com Hara Estroff Marana. 2006. The Art of Resilience

www.stopchildlabor.org

Referensi

Dokumen terkait

Masa kecil JR dilalui dengan keadaan yang kurang menyenangkan. Hal ini dikarenakan perselisihan keluarganya dengan keluarga besar ayah JR. perselisihan ini yang

Pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap return saham pada sub sektor konstruksi dan bangunan yang terdaftar di bursa efek indonesia.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sebagai sebuah bentuk kesenian yang lahir dari konsepsi yang menerjemahkan fonemena alam dan lingkungan sebagai pedoman dalam karyanya, musik Rarak Godang menempatkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana PPP ini bisa menjadi salah satu partai yang bisa meningkatkan suara perempuannya pada pemilu legislatif

Setiap hari ada kemungkinan permintaan pasar akan suatu jenis barang dapat naik atau turun, misalnya ketika permintaan hasil panen sedang tinggi, maka anda dapat menjual hasil

Penjelasan yang dapat diperoleh dari histogram diameter telur (Gambar 2), ikan gabus pada stadia fully matured, terdapat dua macam ukuran telur, yaitu telur

Penelitian ini bertujuan untuk memperpanjang umur simpan buah tamarillo segar dengan tujuan khusus menentukan laju respirasi buah tamarillo, komposisi optimum atmosfir lingkungan

Karena motif tersebut yang akan mempengaruhi perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa masa remaja adalah masa dimana