Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Banyaknya tekanan yang dihadapi anak jalanan di masa sekarang membuat tak sedikit dari antara mereka menyerah dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Tetapi disisi lain tidak sedikit juga yang memiliki kemampuan untuk bertahan tetap bersekolah demi untuk meraih cita-cita atupun untuk mengubah nasib mereka di kemudian hari. Kemampuan inilah yang menjadi perhatian menarik bagi peneliti.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan resiliency anak jalanan usia 13 - 15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam LSM X di Bandung. Responden yang diteliti sebanyak 52 orang. Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Terdapat alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari peneliti dan mengacu pada teori resiliency dari Bonnie Benard (2004) yang berjumlah 47 item yang dibagi dalam 4 aspek. yaitu social competence, problem solving, autonomy, dan sense of purpose. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Alpha Cornbach dengan menggunakan program SPSS 17. Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh hasil untuk resiliency memiliki koefisien validitas yang berkisar dari 0.378 sampai 0.995, dengan reliabilitas 0.988.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa anak jalan dengan resiliency yang tinggi cenderung memiliki kemampuan social competence, problem solving, autonomy dan sense of purpose yang tinggi. Hal ini terlihat jelas dari hasil yang didapatkan , terdapat 51 (98.8%) responden yang memiliki resiliency yang tergolong tinggi. Dari 51 responden ini, presentase yang memiliki kemampuan social competence yang tinggi berjumlah 98.04% responden. Dari aspek problem solving, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi. Dari aspek autonomy, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi dan dari aspek sense of purpose, terdapat 100% responden tergolong tinggi.
Universitas Kristen Maranatha
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran resiliency pada anak jalanan usia 13 –15 thun yang besekolah dan tergabung dalam LSM “X” di Bandung. Responden yang diteliti sejumlah 52 orang. Rancangan yang digunakan dalampenelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan tehnik survey. Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari peneliti
Terdapat alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari peneliti dan mengacu pada teori resiliency dari Bonnie Benard (2004) yang berjumlah 47 item yang dibagi dalam 4 aspek. yaitu social competence, problem solving, autonomy, dan sense of purpose. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Alpha Cornbach dengan menggunakan program SPSS 17. Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh hasil untuk resiliency memiliki koefisien validitas yang berkisar dari 0.378 sampai 0.995, dengan reliabilitas 0.988.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa anak jalan dengan resiliency yang tinggi cenderung memiliki kemampuan social competence, problem solving, autonomy dan sense of purpose yang tinggi. Hal ini terlihat jelas dari hasil yang didapatkan , terdapat 51 (98.8%) responden yang memiliki resiliency yang tergolong tinggi. Dari 51 responden ini, presentase yang memiliki kemampuan social competence yang tinggi berjumlah 98.04% responden. Dari aspek problem solving, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi. Dari aspek autonomy, terdapat 96.08% responden yang tergolong tinggi dan dari aspek sense of purpose, terdapat 100% responden tergolong tinggi.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN………...i
LEMBAR PENGESAHAN………...ii
ABSTRAK...iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI……….……….…...vi
DAFTAR TABEL...xi
DAFTAR BAGAN………...xii
DAFTAR LAMPIRAN...xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... ...1
1.2 Identifikasi Masalah...13
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... ...13
1.3.1 Maksud Penelitian... ...13
1.3.2 Tujuan Penenlitian... ...13
1.4 Kegunaan Penelitian... ...14
1.4.1 Kegunaan Teoritis... ...14
1.4.2 Kegunaan Praktis... ...14
1.5 Kerangka Pemikiran...15
Universitas Kristen Maranatha
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resiliency...23
2.1.1 Pengertian Resiliency...23
2.1.2 4 Aspek personal strength...24
2.1.2.2.1 Social Competence...24
2.1.2.2.1.1 Responsiveness...24
2.1.2.2.1.2 Communication...25
2.1.2.2.1.3 Empathy and Caring... ...25
2.1.2.2.1.4 Compassion-altruism-forgiveness...25
2.1.2.2.1.4.1 Compassion...25
2.1.2.2.1.4.2 Altruism... .... ...26
2.1.2.2.1.4.3 Forgiveness...26
2.1.2.2.2 Problem Solving... ... ...26
2.1.2.2.2.1 Planning and fleksibility...27
2.1.2.2.2.2 Resourcefullness... ...27
2.1.2.2.3 Autonomy... ....27
2.1.2.2.3.1 Positive identity... ...28
2.1.2.2.3.2 Internal locus of control and initiative...28
2.1.2.2.3.3 Self-efficacy and mastery... ...28
Universitas Kristen Maranatha
2.1.2.2.4 Sense of Purpose...29
2.1.2.2.4.1 Goal direction, Achievement motivation and education aspiration...30
2.1.2.2.4.2 Optimism and hope...30
2.1.3 Point of Perspective od Strength...31
2.2 Anak jalanan...32
2.2.1 Definisi anak jalanan...32
2.2.2 Ciri-ciri anak jalanan...34
2.3 Sekolah...35
2.3.1 Definisi sekolah...35
2.3.2 Aspek yang ada di sekolah yang mempengaruhi anak jalanan...35
2.4 Tahap Perkembangan Remaja...35
2.4.1 Definisi remaja...35
2.4.2 Perubahan pada masa Remaja...37
2.4.3 Tugas Perkembangan Remaja...39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...43
3.2 Tahapan Penelitian...43
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...44
Universitas Kristen Maranatha
3.3.2 Definisi Operasional...44
3.4 Alat ukur...46
3.4.1 Kuesioner...46
3.4.2 Prosedur Pengisian...47
3.4.3 Sistem Penilaian Kuesioner...47
3.4.4 Data penunjang...49
3.4.5 Validitas dan Reliabilitas...49
3.4.5.1 Validitas...51
3.4.5.2 Reliabilitas...52
3.5 Populasi sasaran dan Tehnik Penarikan Sampel...53
3.5.1 Karakteristik Populasi...53
3.5.2 Tehnik Penarikan sampel...54
3.6 Tehnik Analisis data...54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden...55
4.1.1 Berdasarkan jenis kelamin...55
4.1.2 Berdasarkan usia...56
4.1.3 Berdasarkan lama waktu di LSM X...56
4.2 Hasil dan Pembahasan ...57
Universitas Kristen Maranatha
4.2.2 Pembahasan...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...62
5.2 Saran...62
5.2.1 Saran teoritis...62
5.2.2 Saran praktis...63
DAFTAR PUSTAKA………...……xiv
DAFTAR RUJUKAN………...xv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 (distribusi frekuensi Jenis Kelamin)...55
Tabel 4.2 (distribusi frekuensi usia)...56
Tabel 4.3 (distribusi frekuensi lama keanggotaan)...56
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR BAGAN
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi alat ukur Lampiran 2 Alat Ukur Resiliency
Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas alat ukur Lampiran 4. Data awal Resiliency
Kisi-kisi alat ukur
Variable
Penelitian Aspek Resiliency Subaspek Item
No memberikan respon positif atas
ungkapan perhatian dari orang lain
Saya memperhatikan teman yang menceritakan masalahnya
Saya tidak menanggapi teman yang mengejek keberadaan saya sebagai anak jalanan
Saya berterima kasih pada teman yang telah membantu.
Saya menerima bantuan yang diberikan kepada saya dengan senag hati
1
Saya menyapa teman-teman lebih dulu
Saya berusaha bersikap ramah
Saya mau berteman dengan siapapun
2 15 28
Empathy & caring
Merujuk pada kemampuan merasakan keadaan emosi orang
lain dan menunjukkan tingkat kepedulian terhadap orang-orang
di sekitarnya
Saya berusaha memahami kesulitan teman
Saya berusaha menghibur apabila ada teman bersedih
Saya dapat merasakan kesulitan yang dialami teman.
3
16
Compassion, altruism, & forgiveness
Merujuk pada keinginan untuk membantu dan memperlihatkan
tindakan memaafkan
Saya siap membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan
Saya memaklumi bila ada teman yang mengejek keadaan saya sebagai anak jalanan
Saya tidak merasa tersinggung bila ada teman yang meremehkan kemampuan saya
Saya memaafkan perlakuan tidak adil yang didapatkan
Saya berencana untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin.
Saya akan bersekolah hingga tamat SMA
Saya berusaha menyelesaikan pendidikan sebaik mungkin.
Saya sudah mulai menabung sedini mungkin 5
18 31
Fleksibility
Merujuk pada kemampuan untuk berusaha mencari jalan keluar
alternatif dari masalah
Saya akan mengamen sampai malam jika saya membutuhkan uang lebih banyak dari biasanya
Saya akan bertanya pada orang yang lebih dewasa bila ada persoalan yang sulit untuk diselesaikan
Saya akan berusaha menyelesaikan masalah sendiri.
Saya menerima saran yang diberikan teman-teman bertahan dalam situasi menekan,
di ikuti inisiatif untuk dapat meraih peluang dan dukungan
Saya menilai kesulitan dan masalah yang dijumpai sebagai tantangan untuk lebih maju
Saya akan bertanya kepada guru saya bila ada pelajaran yang tidak saya mengerti.
Saya belajar dari kesalahan saya sebelumnya 7
20
Autonomy
memiliki nilai positif terhadap diri sendiri
Saya memiliki hak yang sama dengan teman-teman lain
Saya akan membangun masa depan yang lebih baik dengan sekuat tenaga
Saya mencoba merencanakan kehidupan yang lebih baik
Saya tidak merasa rendah diri sebagai anak jalanan
Saya merasa tidak berbeda dibandingkan teman-teman yang lain
Internal locus of control & initiative
Merujuk pada kemampuan kontrol yang kuat pada diri sendiri dan mampu memotivasi diri dengan perhatian dan usaha
langsung ke arah tujuan
Saya berusaha mematuhi peraturan sekolah
Saya berusaha mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan sebaik-baiknya
Sayaberusaha menyelesaikan tugas-tugas sekolah tanpa bantuan orang lain
9
22
Self efficacy & Mastery
Merujuk pada kepercayaan pada kemampuan diri sendiri untuk
berhasil
Saya yakin dapat menyelesaikan sekolah
Saya yakin mampu mengatasi masalah dan kesulitan untuk membangun masa depan
Saya yakin mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah secara mandiri
10
23
35
Adaptive distancing & resistance
merujuk pada kemampuan menghadapi perkataan negatif
dari orang lain pada dirinya
Saya tidak memedulikan komentar negatif dari teman-teman
Saya tidak mempedulikan kata-kata mengejek yang dikatakan teman-teman
Saya tidak menanggapi sikap teman-teman yang cenderung meremehkan
11
24
Sense of Purpose mendapatkan hasil yang terbaik
dan tetap berprestasi dalam pendidikan
Saya bercita-cita membuat hidup lebih berguna
Saya berprestasi sama baiknya dengan teman-teman lain di sekolah
Saya berjuang keras untuk berprestasi
Saya ingin lulus dengan nilai yang tidak mengecewakan bahwa diri mampu untuk
berhasil
Saya yakin bahwa suatu hari saya akan berhasil
Saya berusaha untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik
Saya yakin akan masa depan yang lebih baik
Saya memiliki kemampuan untuk maju
13
26
Kuesioner Resiliency
Saya dari fakultas Psikologi Uniersitas Kristen Maranatha Bandung ingin mengadakan survey mengenai Resiliency pada anak jalanan usia 13 – 15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam LSM “X” Bandung.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya meminta bantuan dan kerjasama dari saudara/i untuk dapat meluangkan waktu sebentar untuk mengisi kuesioner ini. Data yang saudara/i berikan akan sangat bermanfaat bagi saya untuk melakukan tugas penelitian.
Saya sangat berharap saudara/i dapat bersungguh-sungguh mengisi kuesioner
ini sesuai dengan kenyataan dan keadaan diri saudara yang sebenarnya.
Data dan identitas yang saudara/i berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan dalam survey ini.
Terima kasih atas kerja sama dan bantuan dari saudara/i.
Hormat saya,
Identitas diri
Nama (inisial) :
Jenis kelamin : L/P
Usia : ___tahun
Status dalam keluarga : anak ke___ dari___ bersaudara
Lama bersekolah :
Lama keanggotaan dalam LSM : ___tahun
Kuesioner Resiliency
Petunjuk pengisian
Anda akan menemukan sejumlah soal berbentuk pernyataan. Berikanlah respon
terhadap pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang saudara rasakan dan sesuai dengan diri saudara. Tidak ada jawaban benar ataupun salah.
Berikanlah tanda checklist ( √ ) pada kolom yang saudara anggap mewakili dan
menggambarkan diri saudara. Pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut:
SS : Sangat sesuai CS : Cukup sesuai
KS : Kurang sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
No Item SS S KS STS 1 Saya memperhatikan teman yang menceritakan
masalahnya
2 Saya menyapa teman-teman saya lebih dulu 3 Saya berusaha memahami kesulitan teman
4 Saya siap membantu teman-teman yang membutuhkan bantuan
5 Saya berencana untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin
6
Saya akan mengamen sampai malam jika saya membutuhkan uang lebih banyak dari biasanya
7
Saya menilai kesulitan dan masalah yang dijumpai sebagai tantangan untuk lebih maju
8 Saya memiliki hak yang sama dengan teman-teman lain 9 Saya berusaha mematuhi peraturan sekolah
10 Saya yakin dapat menyelesaikan sekolah
11 Saya tidak mempedulikan komentar negatif dari teman-teman
12 Saya bercita-cita membuat hidup lebih berguna 13 Saya yakin bahwa suatu hari saya akan berhasil
14
Saya tidak menanggapi teman yang mengejek keberadaan saya sebagai anak jalanan
16 Saya berusaha menghibur apabila ada teman bersedih
17
Saya memaklumi bila ada teman yang mengejek keadaan saya sebagai anak jalanan
18 Saya akan bersekolah hingga tamat SMA
19 Saya akan bertanya pada orang yang lebih dewasa bila ada persoalan yang sulit untuk diselesaikan
20
Saya akan bertanya kepada guru saya bila ada pelajaran yang tidak saya mengerti
21
Saya akan membangun masa depan yang lebih baik dengan sekuat tenaga
22
Saya berusaha mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan sebaik-baiknya
23
Saya yakin mampu mengatasi masalah dan kesulitan untuk membangun masa depan
24
Saya tidak mempedulikan kata-kata mengejek yang dilkatakan teman-teman saya di sekolah
25
Saya berprestasi sama baiknya dengan teman-teman lain di sekolah
26
Saya berusaha untuk menemukan kehidupan yang lebih baik
28 Saya mau berteman dengan siapapun
29 Saya dapat merasakan kesulitan yang dialami teman.
30
Saya tidak merasa tersinggung bila ada teman sekolah yang meremehkan kemampuan saya
31
Saya berusaha menyelesaikan pendidikan sebaik mungkin
32 Saya akan berusaha menyelesaikan masalah saya sendiri 33 Saya mencoba merencanakan kehidupan yang lebih baik
34
Saya berusaha menyelesaikan tugas-tugas sekolah tanpa bantuan orang lain
35
Saya yakin mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah secara mandiri
36
Saya tidak menanggapi sikap teman-teman yang cenderung meremehkan
37 Saya akan berjuang keras untuk berprestasi 38 Saya yakin akan masa depan yang lebih baik
44
Saya ingin lulus dari sekolah dengan nilai yang tidak mengecewakan
45
Saya merasa tidak berbeda dibandingkan teman-teman yang lain
46 Saya memiliki kemampuan untuk maju
47
Lampiran Output SPSS Validitas dan Reliabilitas
Validity
Correlation Coef f ic ientCorrelation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p1 Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p2
p15 p28 Spearman's rho
XI.2
1.3 Empathy and caring
Nonparametric Correlations
Cor relations
.910 .921 .906 Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p3
p16 p29 Spearman's rho
1.4 Compassion, altruism and forgiveness Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p4 Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p5 Correlation Coef f ic ient
2.3 Resourcefullness Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p7 Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Sig. (2-tailed)
3.2 Internal locus of control and initiative
Nonparametric Correlations
Cor relations
.911 .795 .851 Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p9
p22 p34 Spearman's rho
X3.2
3.3 Self efficacy and mastery
Nonparametric Correlations
Cor relations
.936 .943 .789 Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p10
p23 p35 Spearman's rho
3.4 Adaptive distancing and resistance Correlation Coef f ic ient
Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p11
p24 p36 Spearman's rho
X3.4
4. Sense of purpose
4.1 Goal direction, achievement motivation and educational aspiration
Nonparametric Correlations
Correlation Coef f ic ientCorrelation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient Correlation Coef f ic ient p12
4.2 Optimism and hope
Nonparametric Correlations
Correlation Coef f ic ientReliability
Guttman Split-Half Coef f ic ient
1 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency
2 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency
32 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
33 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3
34 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4
35 2 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 2
36 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 4 3 4
37 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3
38 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 2 2 2 2 3
39 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4
40 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 1 3 2 2 3
41 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
42 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
43 3 2 2 3 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 4
44 2 2 2 3 2 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3
45 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3
46 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4
47 2 2 2 3 2 4 2 4 3 2 2 3 3 2 3
48 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4
49 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4
50 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4
51 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
3 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency
4 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3
4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3
2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
4 1 3 3 3 3 4 3 1 3 4 4 4 3 2 3
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
3 2 2 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3
2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 4 2 2 3
3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 4 4 2 3
4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3
2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 4 2 2 3
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3
4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
5 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency
6 Lampiran : Hasil pengambilan data Resiliency
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3
4 4 2 3 2 3 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3
3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
4 3 2 3 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4
4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4
4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4
3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4
p1 p14 p27 p47 XI.1 Kategori p2 p15 p28 XI.2 Kategori p3 p16 p29 XI.3 Kategori p4
Jenis Kelamin Usia Lama Bersekolah Lama Keanggotaan Responsiveness Communication Responden
Data responden Social Competence
37 1 15 2 3 3 2 3 3 11 3 2 3 3 8 3 3 2 2 7 3 2
38 2 13 3 3 2 2 4 4 12 3 2 3 3 8 3 2 2 2 6 3 2
39 1 15 2 2 3 3 4 4 14 2 4 4 4 12 1 4 3 3 10 2 3
40 1 15 2 2 3 2 3 4 12 3 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 3
41 1 15 2 2 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 3 11 2 4
42 1 14 2 2 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4
43 2 15 3 2 3 2 4 4 13 2 2 4 4 10 2 2 3 4 9 2 3
44 1 13 3 2 2 2 4 4 12 3 2 3 4 9 2 2 2 2 6 3 3
45 2 14 3 2 3 2 4 4 13 2 2 3 4 9 2 3 3 4 10 2 3
46 1 15 2 3 3 3 4 4 14 2 3 4 4 11 2 3 4 3 10 2 3
47 2 15 2 3 2 2 4 4 12 3 2 3 4 9 2 2 2 2 6 3 3
48 2 15 2 3 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4
49 2 13 2 3 4 3 4 4 15 2 3 4 4 11 2 4 4 4 12 1 4
50 2 14 2 3 4 3 4 4 15 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4
51 2 13 2 3 3 3 4 4 14 2 4 4 4 12 1 4 4 4 12 1 4
52 2 14 5 3 2 2 4 4 12 3 2 3 4 9 2 2 2 2 6 3 3
max 16 max 12 max 12
min 10 min 6 min 6
i 6 i 6 i 6
r 3.00 r 3.00 r 3.00
13.00 9.00 9.00
16.00 12.00 12.00
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
3 2 3 10 3 36 3 2 3 3 2 10 3 4 2 3 3 12 3 3 3 3 9 2 31 3 3
3 2 3 10 3 36 3 2 2 2 2 8 3 4 3 3 3 13 3 2 2 3 7 3 28 3 4
3 3 3 12 3 48 2 3 3 3 2 11 3 4 3 3 3 13 3 3 3 3 9 2 33 2 4
3 2 3 11 3 41 3 2 2 3 2 9 3 4 3 3 3 13 3 2 3 3 8 3 30 3 3
3 3 3 13 2 51 2 3 3 3 2 11 3 3 3 3 3 12 3 3 3 3 9 2 32 3 3
3 3 3 13 2 52 2 3 3 3 3 12 2 4 3 3 4 14 2 3 3 3 9 2 35 2 4
2 2 4 11 3 43 3 2 2 3 2 9 3 4 4 4 4 16 1 2 4 3 9 2 34 2 3
2 2 2 9 3 36 3 2 2 3 2 9 3 4 3 4 3 14 2 2 1 3 6 3 29 3 4
2 2 3 10 3 42 3 3 3 3 2 11 3 3 3 3 3 12 3 2 3 3 8 3 31 3 4
3 3 4 13 2 48 2 3 3 3 3 12 2 3 3 3 4 13 3 3 3 4 10 2 35 2 4
2 2 2 9 3 36 3 2 2 3 2 9 3 4 3 4 3 14 2 2 1 3 6 3 29 3 4
3 3 4 14 2 53 2 3 2 3 3 11 3 3 3 3 4 13 3 2 3 3 8 3 32 3 4
3 3 3 13 2 51 2 4 3 3 3 13 2 3 2 3 4 12 3 3 2 3 8 3 33 2 3
3 3 4 14 2 53 2 3 3 4 3 13 2 4 4 3 4 15 2 3 4 4 11 2 39 1 4
3 3 4 14 2 52 2 3 3 3 2 11 3 4 3 3 4 14 2 3 3 3 9 2 34 2 4
2 2 2 9 3 36 3 2 2 3 2 9 3 4 3 4 3 14 2 2 1 3 6 3 29 3 4
max 16 max 56 max 16 max 16 max 12 max 44
min 9 min 32 min 8 min 11 min 6 min 27
i 7 i 24 i 8 i 5 i 6 i 17
r 3.50 r 12.00 r 4.00 r 2.50 r 3.00 r 5.67
12.50 Rendah 44.00 12.00 13.50 9.00 Rendah 32.67
16.00 Tinggi 56.00 16.00 16.00 12.00 Tinggi 38.33
Rendah Tinggi Rendah
Tinggi
Rendah Tinggi
p21 p33 p41 p45 X3.1 Kategori p9 p22 p34 X3.2 Kategori p10 p23 p35 X3.3 Kategori p11 p24 p36 X3.4 Kategori
Positive Identity Internal locus of control & initiative Self efficacy & Mastery Autonomy
Adaptive distancing & resistance
3 3 2 2 13 3 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 2 3 3 8 3 39 3
2 2 3 4 15 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 2 6 3 37 3
3 3 3 3 16 3 4 3 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 44 2
2 3 3 3 14 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 1 2 3 6 3 36 3
3 3 3 3 15 3 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 42 3
3 3 3 3 16 3 4 3 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 44 2
3 3 4 4 17 2 3 3 2 8 3 2 2 3 7 3 2 2 2 6 3 38 3
3 3 3 3 16 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 3 7 3 39 3
4 3 2 3 16 3 3 3 2 8 3 3 2 3 8 3 3 2 3 8 3 40 3
3 3 3 3 16 3 3 4 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 44 2
3 3 3 3 16 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 3 7 3 39 3
3 3 4 4 18 2 4 3 2 9 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 45 2
3 3 2 3 14 3 4 4 3 11 2 3 4 3 10 2 3 3 3 9 2 44 2
3 3 4 4 18 2 4 4 3 11 2 3 3 3 9 2 4 3 3 10 2 48 2
3 4 4 3 18 2 4 3 3 10 2 3 3 3 9 2 3 3 3 9 2 46 2
3 3 3 3 16 3 3 3 3 9 2 2 2 3 7 3 2 2 3 7 3 39 3
max 20 max 12 max 12 max 12 max 56
min 13 min 6 min 6 min 5 min 31
i 7 i 6 i 6 i 7 i 25
r 3.50 r 3.00 r 3.00 r 3.50 r 12.50
16.50 9.00 9.00 8.50 Rendah 43.50
20.00 12.00 12.00 12.00 Tinggi 56.00
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
lampiran 5 : hasil pengolahan data
37 3 2 3 3 11 2 3 3 8 3 2 2 7 2 3 2 3 10 36 2 3 3 2 10
13.00 9.00 9.00 12.50 35.00 12.00
16.00 12.00 Tinggi 12.00 16.00 56.00 16.00
lampiran 5 : hasil pengolahan data
Positive Identity Internal locus of control & initiative Sel
4 2 3 3 12 3 3 3 9 31 3 3 3 2 2 13 3 3 3 9 3
4 3 3 3 13 2 2 3 7 28 4 2 2 3 4 15 3 3 3 9 2
4 3 3 3 13 3 3 3 9 33 4 3 3 3 3 16 4 3 3 10 3
4 3 3 3 13 2 3 3 8 30 3 2 3 3 3 14 3 3 3 9 2
3 3 3 3 12 3 3 3 9 32 3 3 3 3 3 15 3 3 3 9 3
4 3 3 4 14 3 3 3 9 35 4 3 3 3 3 16 4 3 3 10 3
4 4 4 4 16 2 4 3 9 34 3 3 3 4 4 17 3 3 2 8 2
4 3 4 3 14 2 1 3 6 29 4 3 3 3 3 16 3 3 3 9 2
3 3 3 3 12 2 3 3 8 31 4 4 3 2 3 16 3 3 2 8 3
3 3 3 4 13 3 3 4 10 35 4 3 3 3 3 16 3 4 3 10 3
4 3 4 3 14 2 1 3 6 29 4 3 3 3 3 16 3 3 3 9 2
3 3 3 4 13 2 3 3 8 32 4 3 3 4 4 18 4 3 2 9 3
3 2 3 4 12 3 2 3 8 33 3 3 3 2 3 14 4 4 3 11 3
4 4 3 4 15 3 4 4 11 39 4 3 3 4 4 18 4 4 3 11 3
4 3 3 4 14 3 3 3 9 34 4 3 4 4 3 18 4 3 3 10 3
4 3 4 3 14 2 1 3 6 29 4 3 3 3 3 16 3 3 3 9 2
max 16 max 12 44 max 20 max 12
min 11 min 6 11 min 13 min 6
i 5 i 6 33 i 7 i 6
r 2.50 r 3.00 16.50 r 3.50 r 3.00
13.50 9.00 27.50 16.50 9.00
16.00 12.00 44.00 20.00 12.00
Tinggi
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
lampiran 5 : hasil pengolahan data
p23 p35 X3.3 p11 p24 p36 X3.4 p12 p25 p37 p44 X4.1 p13 p26 p38 p46 X4.2
3 3 9 4 3 3 10 48 4 4 4 4 16 4 4 3 3 14 30
3 3 9 2 3 3 8 39 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24
2 3 7 2 2 2 6 37 2 2 3 3 10 2 4 2 3 11 21
3 3 9 3 3 3 9 44 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 25
2 3 7 1 2 3 6 36 3 2 3 3 11 2 3 2 3 10 21
3 3 9 3 3 3 9 42 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24
3 3 9 3 3 3 9 44 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24
2 3 7 2 2 2 6 38 3 2 3 4 12 2 3 2 4 11 23
2 3 7 2 2 3 7 39 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 23
2 3 8 3 2 3 8 40 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24
3 3 9 3 3 3 9 44 3 4 4 3 14 4 3 3 3 13 27
2 3 7 2 2 3 7 39 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 23
3 3 9 3 3 3 9 45 3 3 3 4 13 3 3 3 4 13 26
4 3 10 3 3 3 9 44 4 3 3 3 13 3 4 3 3 13 26
3 3 9 4 3 3 10 48 4 4 4 4 16 4 4 3 3 14 30
3 3 9 3 3 3 9 46 3 3 4 3 13 3 3 3 3 12 25
2 3 7 2 2 3 7 39 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 23
max 12 max 12 56 max 16 max 16 32 max
min 6 min 5 14 min 9 min 9 8 min
i 6 i 7 42 i 7 i 7 24 i
r 3.00 r 3.50 21.00 r 3.50 r 3.50 12.00 r
9.00 8.50 35.00 12.50 12.50 20.00 rendah
12.00 Tinggi 12.00 56.00 16.00 16.00 32.00 tinggi
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi Rendah
Tinggi
130 122 150 128 149 155 138 127 137 154 127 156 154 170 157 127
188 47 141 70.5
1
Universitas Kristen Maranatha
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa tahun yang lalu, membuat Indonesia menghadapi masalah sosial yang serius, salah satunya adalah peningkatan jumlah anak jalanan yang sangat besar. Berdasarkan data pemerintah tahun 1997 ada sekitar 50.000 anak jalanan yang berdomisili di 12 kota besar di Indonesia, salah satunya adalah kota Bandung (Suyanto dalam Sularso, 2000). Menurut Dinas sosial kota Bandung, hingga tahun 2007, tercatat ada 4212 anak jalanan dan sebanyak 1470 anak jalanan ditangani oleh 10 rumah perlindungan anak di kota Bandung. Menurut komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bandung, berdasarkan hasil pemantauan LSM 2006, jumlah anak jalanan di Kota Bandung sebanyak 4000 anak. Pada akhir tahun 2007, naik menjadi 6000 anak. Dan diperkirakan pada akhir tahun 2008 jumlah anak jalanan naik hingga 8000 anak (pikiran-rakyat.com, 10 April 2008).
2
Universitas Kristen Maranatha pengelap sepatu dan pemulung. Kehilangan masa kanak -kanak adalah derita anak - anak jalanan, ditengah deraan trauma yang berkepanjangan mereka harus menyambung hidup dengan bekerja keras, menjadi anak jalanan dan menghadapi kemiskinan yang menjerat (cyberwebkompas.com, Desember 2008).
Anak jalanan didefinisikan sebagai anak yang berusia kurang dari 18 tahun yang menggunakan waktu mereka untuk beraktivitas di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya seperti terminal bus, stasiun kereta api, pasar, tempat belanja dan taman kota. Di Bandung sendiri anak jalanan biasanya mencari nafkah dengan menjadi pemulung, pedagang asongan, pengamen, pengemis, penjual koran, tukang semir sepatu, tukang parkir, tukang sapu, dan kuli bangunan (PKPM - Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat, 2006).
3
Universitas Kristen Maranatha
Hasil wawancara dilakukan peneliti kepada 10 anak jalanan di LSM “X”
mengenai alasan yang membuat mereka tidak bersekolah, keterangan yang diperoleh 8 dari 10 mengatakan bahwa masalah biaya yang tidak mereka miliki dan karena mereka mendapatkan tekanan dan perlakuan yang berbeda dari pengajar di sekolahnya. Mereka mengungkapkan bahwa penghasilan mereka sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan kebutuhan pokok keluarga, sehingga tidak ada uang tersisa untuk biaya sekolah. Keadaan ekonomi yang sulit dan tekanan dari sekolah membuat banyak di antara mereka yang memilih untuk ke luar dari sekolah dan menjadi anak jalanan. Perlakuan berbeda seperti perasaan tidak diperhatikannya anak jalanan oleh pengajar dan ejekan dari teman-teman di sekolahnya membuat anak jalanan enggan kembali ke sekolah untuk meneruskan pendidikan mereka meskipun sebenarnya mereka ingin bersekolah dan memperoleh pendidikan. Selain keadaan sekolah keadaan keluarga mereka juga mendorong mereka untuk memilih menjadi anak jalanan dan keluar dari sekolah, karena orang tua mereka melihat bahwa menjadi anak jalanan dan mencari penghasilan lebih pentung dan berguna dibandingkan mereka menghabiskan waktunya untuk bersekolah dan baru kemudian mereka ke jalanan untuk mencari penghasilan. Hasil yang didapat akan menjadi lebih sedikit.
4
Universitas Kristen Maranatha Sularso, 2000). Anak-anak jalanan bekerja karena berbagai alasan. Ada yang tidak punya alternatif lain, karena mereka tidak punya kesempatan pendidikan. Ada juga yang harus bekerja untuk menghidupi keluarga. Sejarah menunjukkan bahwa walaupun kekerasan dan penyiksaan terhadap anak-anak ditemukan dan sudah ditindak lanjuti, anak-anak jalanan tetap harus bekerja untuk menghidupi dirinya dan terus mencari kesempatan bekerja lain. Penyelesaian apapun untuk masalah ini harus mencakup kebutuhan dasar mereka, pentingnya keadilan terhadap anak-anak jalanan mengenai keperluan pendidikan yang akan mempersiapkan mereka untuk produktif di masyarakat, dan janji masyarakat untuk anak-anak sebagai investasi di masa yang akan datang. Pentingnya pengalaman dalam hidup seseorang, terutama kesempatan untuk dapat sekolah, untuk belajar, untuk membina persahabatan, dan untuk mengalami semua pengalaman masa kecil menjadi hal yang seharusnya dilihat oleh berbagai pihak. Keadaan anak jalanan yang tidak dapat bersekolah merupakan akibat kemiskinan dan tanpa pendidikan mereka tidak punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mengakhiri lingkaran kemiskinan (www.stopchildlabor.org).
5
Universitas Kristen Maranatha merah ataupun di kendaraan umum. E sudah pernah beberapa kali menjadi korban pelecehan seksual orang dewasa (KOMPAS, Desember 2004). Risiko lainnya yang dihadapi anak jalanan adalah adanya pergaulan yang keras di kalangan anak jalanan, seperti adanya plonco sebelum seseorang masuk dalam komunitas anak jalanan. Selain itu anak jalanan juga menghadapi risiko perilaku kenakalan remaja seperti pergaulan bebas dan ancaman obat-obatan terlarang. Sekedar untuk mempertahankan hidup mereka, anak jalanan ini melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, seperti ngoyer (makan makanan sisa), nguping (melepas kaca spion mobil), ngebola (mencuri dengan cara oper-operan), dan
ngaibon (menghirup hawa lem yang membuat mereka melupakan sejenak masalah
mereka). Fenomena seperti ini sangat mengkhawatirkan dan membuat banyak pihak mengambil langkah antisipatif agar anak-anak jalanan tidak lagi diperlakukan secara tidak semena-mena (KOMPAS, Desember 2004).
6
Universitas Kristen Maranatha nyawa mereka. Di dalam situasi kekerasan yang dihadapi terus-menerus oleh anak jalanan dalam perjalanan hidupnya, maka pelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan yang akan membentuk nilai-nilai baru dan membawa tindakan yang mengedepankan kekerasan sebagai jalan keluar untuk mempertahankan hidupnya. Ketika memasuki masa dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan dan eksploitasi terhadap anak-anak jalanan lainnya. Maka harus segera diambil langkah-langkah nyata untuk masalah tersebut.
7
Universitas Kristen Maranatha Sekolah menjadi hal yang penting untuk dapat mengubah pola pikir anak- jalanan yang merasa dirinya tidak mampu dan nasib mereka tidak akan pernah berubah. Sekolah memiliki pengaruh yang besar bagi anak-anak dan remaja bahkan dibandingkan dengan generasi sebelumnya karena saat di sekolah seorang anak akan belajar bagaimana bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan diri. Remaja saat ini mengahabiskan waktu minimal 12 tahun untuk bersekolah, yaitu sebagai anggota dari suatu masyarakat kecil yang didalamnya memiliki beberapa tugas untuk diselesaikan, orang-orang yang perlu dikenal dan mengenal diri mereka, serta peraturan yang menjelaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap. Pengalaman remaja di sekolah inilah yang membuat identitas diri remaja semakin berkembang, yakni terhadap kompetensi diri sendiri, memiliki tujuan hidup, dan kesempatan berkarir, memiliki hubungan-hubungan sosial yang baik di masyarakat, mengetahui batasan mengenai hal yang benar dan salah, serta lebih memahami bagaimana sistem sosial di luar lingkup keluarga berfungsi. (Santrock,1996). Remaja yang bersekolah biasanya berprestasi lebih baik dalam berbagai tugas kognitif dibandingkan dengan remaja yang tidak bersekolah (Cole & Cole, 1993; Farnham-Diggory; 1990 dalam Santrock 1996).
Sekolah merupakan tempat seseorang mendapatkan pengajaran dan pengetahuan, tetapi dengan lingkungan sekolah yang kurang mendukung seorang anak cenderung lebih cepat merasa tertekan dan akibatnya mereka berhenti sekolah (NanoScybernews.com, 1996). Dari hasil wawancara dengan beberapa anak jalanan
8
Universitas Kristen Maranatha mereka rasakan, mereka cenderung kurang diperhatikan oleh guru, seperti ketika ada pelajaran yang tidak dipahami lalu bertanya, mereka merasa bahwa mereka tidak diperhatikan dan pertanyaan mereka tidak terjawab, sehingga mereka cenderung enggan untuk bertanya kembali. Suasana sekolah seperti inilah yang mempercepat pertumbuhan jumlah anak jalanan. Ketika peneliti bertanya lebih lanjut pada anak jalanan mengenai alasan mereka tidak melanjutkan sekolah, mereka menyatakan bahwa saat berada disekolah mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu seringkali mendapatkan perlakuan yang berbeda dari guru dan teman-teman mereka disekolah.
9
Universitas Kristen Maranatha
Berdasarkan data terbaru dari LSM “X” tercatat saat ini tercatat ada 221 anak asuh
yang masih aktif dibiayai oleh LSM “X”. Pembiayaan mencakup uang buku dan 25%
uang sekolah. Uang sekolah sudah disubsidi oleh pemerintah sebesar 75% dari uang sekolah anak, sisanya tetap dibebankan kepada LSM. Dari data terbaru, tercatat saat
ini ada 221 anak jalanan yang masih menjadi tanggungan LSM “X” Bandung ini
dengan pembagian 105 anak usia 6-12 tahun, 52 anak usia 13-15 tahun, 38 anak usia 16-18 tahun dan 26 orang yang berusia diatas 18 tahun. Anak jalanan yang berusia diatas 18 tahun ini mamperoleh dana untuk kuliah dan juga ada yang mendapatkan dana untuk kursus keterampilan seperti memasak dan menjahit.
LSM “X” menyediakan fasilitas beasiswa pendidikan kepada anak-anak asuhnya berupa 25% biaya sekolah dan biaya buku. Biaya buku disediakan Rp.80.000 per semeter untuk siswa sekolah dasar, Rp.100.000 per semester untuk siswa sekolah menengah pertama dan siswa sekolah menengah atas. Dengan adanya dana BOS yang disalurkan kepada LSM ini, biaya sekolah anak-anak jalanan ini semakin terpenuhi
oleh LSM “X”. LSM hanya dibebankan sebesar 25% dari keseluruhan uang sekolah
yang menjadi tanggungan. Syarat yang diajukan oleh pengurus LSM kepada anak jalanan yang ingin bersekolah ini terbilang sangat mudah, yaitu anak hanya diminta untuk meminta persetujuan dari orang tua mereka, memiliki nilai raport lebih dari 6,
bersedia mengikuti bimbingan belajar yang disediakan di LSM “X” dan berjanji
10
Universitas Kristen Maranatha diberikan secara gratis merupakan cara agar anak-anak jalanan seperti mereka juga memiliki masa depan yang cerah dan dapat berhasil dikemudian hari.
Menurut salah satu pengurus LSM “X” ini, anak jalanan yang menjadi anak
asuhnya meski telah diarahkan dan didorong untuk bersekolah, tetapi ada lebih dari 30% dari mereka menolak untuk bersekolah atau memutuskan berhenti sekolah di tengah jalan. Hal inilah yang seringkali dirasakan menjadi masalah anak-anak jalanan oleh pengurus LSM. Biasanya setelah anak-anak jalanan sudah tidak lagi bersekolah, mereka akan kembali ke jalanan dan membentuk kelompok-kelompok seperti sebelum mereka menjadi anak asuh. Selain itu organisasi-organisasi seperti LSM ini seringkali dicurigai oleh pihak anak jalanan karena terkesan pihak LSM seperti ingin memanfaatkan mereka. Mereka cenderung merasa curiga pada pihak-pihak yang memberikan bantuan. Oleh karena itu, LSM ini menjaring anak-anak jalanan melalui anak-anak jalanan itu sendiri yang sudah lebih dulu bergabung dengan LSM ini.
11
Universitas Kristen Maranatha mengikuti kursus keterampilan sisanya 74 anak jalanan keluar dari LSM dan langsung mencari pekerjaan karena menurut mereka sudah cukup mereka menempuh pendidikan dan mereka merasa sudah cukup memiliki kemampuan untuk bekerja. Terdapat beberapa faktor yang membuat mereka mampu bertahan untuk menyelesaikan pendidikan, selain karena motivasi ektrinsik berupa dorongan yang diberikan oleh pihak LSM secara terus-menerus, anak jalanan remaja ini juga memiliki motivasi intrinsik, berupa keinginan yang kuat untuk dapat berhasil di masa depan dan tidak mau lagi hidup di jalanan dengan segala risikonya.
cita-12
Universitas Kristen Maranatha citanya dan memiliki keyakinan untuk dapat berhasil dalam hidup. Pada anak jalanan sikap resilien ini ditunjukkan dengan sikap anak jalanan yang tidak menyerah pada lingkungan dan tetap bersekolah juga tetap bekerja di jalanan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Mereka juga mampu berprestasi baik di sekolah. Anak-anak jalanan tidak serta merta menjadi sombong karena prestasinya, tetapi mereka tetap mau berbagi ilmu dengan teman-teman sebaya di sekolahnya dan memiliki sikap yang mau memaafkan orang-orang yang mengucilkannya. Sementara remaja yang kurang resilien cenderung menyerah dan mengundurkan diri dari sekolah tempat mereka merasa tertekan dan mereka akan kembali menjadi anak-anak jalanan seperti sebelum mereka bersekolah.
Melihat hal-hal di atas, peneliti tertarik untuk melihat gambaran resiliency yang dimiliki oleh anak jalanan yang bersekolah usia 13-15 tahun di Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana Resiliency pada anak jalanan usia 13-15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam
13
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Maksud dan tujuan penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Resiliency
pada anak jalanan yang bersekolah dan tergabung dalam LSM “X”
Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran resiliency pada anak jalanan, termasuk tinggi rendahnya aspek-aspek Social
Competence, Problem Solving, Autonomy, dan Sense of Purpose anak
jalanan yang bersekolah dan tergabung dalam LSM „”X” Bandung.
1.4 Kegunaan penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis
Memberikan informasi pada psikolog yang berminat menangani masalah sosial terutama yang berkaitan dengan resiliency anak jalanan yang bersekolah di Bandung.
14
Universitas Kristen Maranatha
1.4.2 Kegunaan Praktis
Memberikan informasi pada LSM “X” mengenai Resiliency anak jalanan yang bersekolah yang diasuh oleh LSM “X” di Bandung
agar tetap dapat memotivasi anak-anak jalanan untuk tetap bersekolah demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah.
Memberikan masukan pada LSM-LSM lain yang melayani anak-anak jalanan mengenai Resiliency yang dapat ditingkatkan dan tetap memotivasi anak-anak jalan utuk tetap bersekolah dan meraih cita-cit mereka.
1.5 Kerangka pikir
Anak jalanan didefinisikan sebagai anak yang berusia kurang dari 18 tahun yang menggunakan waktu mereka untuk beraktivitas di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya seperti terminal bus, stasiun kereta api, pasar, tempat belanja dan taman kota. Di Bandung sendiri mereka biasanya mencari nafkah dengan menjadi pemulung, pedagang asongan, pengamen, pengemis, penjual koran, tukang semir sepatu, tukang parkir, tukang sapu, kuli bangunan dan lain sebagainya (PKPM - Kajian Pembangunan Masyarakat, 2006).
15
Universitas Kristen Maranatha satu tugas utama remaja adalah menuntaskan pendidikan di bangku sekolah formal. Menurut Santrock, masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Masa ini dimulai dari usia 10 - 13 tahun dan berakhir pada usia 18 - 22 tahun. Tahapan remaja adalah tahapan saat perubahan sangat banyak terjadi. Mulai dari perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional.
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa remaja juga merupakan masa yang penting dalam pencapaian prestasi. Tekanan sosial dan akademis mendorong para remaja pada beragam peran yang harus dimainkan. Prestasi sangat penting saat remaja karena para remaja mulai melihat bahwa kesuksesan atau kegagalan saat ini akan mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan di masa depan. Hal-hal yang dapat membuat remaja berhenti bersekolah antara lain berkaitan dengan sekolah, yaitu faktor ekonomi, keluarga, teman sebaya dan masalah pribadi. Terdapat hampir 50% siswa remaja mengalami putus sekolah (Eans, dkk.,
1995; O‟Sillivan, 1990).
16
Universitas Kristen Maranatha mendapatkan perlakuan yang berbeda dari pihak pengajar dan teman sebaya, namun tidak menjadi mundur dan memilih untuk berhenti bersekolah, melainkan tetap menghadapi situasi-situasi menekan dan menunjukkan bahwa anak jalanan juga mampu berprestasi dan memiliki keinginan untuk belajar serta memiliki cita-cita.
Daya tahan yang diperlihatkan anak-anak jalanan disebut dengan resiliency.
Resiliency adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali dari tekanan hidup,
belajar dan mencari elemen positif dari lingkungannya, untuk membantu kesuksesan proses adaptasi dengan segala keadaan dan mengembangkan seluruh kemampuannya walaupun berada dalam kondisi hidup tertekan, baik secara eksternal maupun secara internal. Resiliency merupakan faktor bawaan individu yang dimiliki oleh setiap manusia dari lahir dan muncul dalam bentuk personal strength (Bonnie Benard, 2004).
Pendekatan resiliency ini dapat dilihat, diamati dan diukur. Hal ini dapat dilihat dari 4 aspek yang ada dalam personal strength atau manifestasi dari resiliency, diantaranya adalah social competence, problem solving, autonomy dan sense of
purpose. Social Competence menjadi indikator yang bermanfaat untuk adaptasi
positif individu terhadap lingkungan sosialnya dan sangat berperan dalam resiliency (Luthar & Burak, 2000. P.30 dalam Resiliency, Bonnie Benard, 2004)
Social competence meliputi karakteristik keterampilan yang penting untuk
membentuk hubungan yang positif serta bertindak rendah hati. Diukur dari keterampilan responsiveness, communication, empathy and caring serta compassion,
17
Universitas Kristen Maranatha
competence yang baik mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, sedangkan
mereka yang memiliki social competence yang kurang baik akan kesulitan dalam menempatkan diri dalam lingkungannya dan cenderung menarik diri. Seperti ketika anak jalanan berada di sekolah, mereka sudah dikenal sebagai anak jalanan dan jarang ada teman sebaya yang mau bermain dengan dirinya bahkan ada yang dengan sengaja mengejek dan merendahkan anak jalanan ini, tetapi mereka tidak terpengaruh dan tetap memaafkan teman-temannya dan mereka bahkan memiliki keinginan untuk berprestasi supaya teman-teman di sekolahnya tidak lagi meremehkan dirinya.
Problem solving meliputi kemampuan untuk planning, fleksibility, dan
resourchfulness (Bonnie Benard, 2004). Anak jalanan dengan kemampuan problem
solving yang tinggi akan dapat bertahan dalam kondisi yang menekan dan
menemukan cara bagaimana dapat berhasil mengatasi kesulitan yang dihadapinya, sedangkan anak jalanan yang memiliki kemampuan problem solving yang rendah akan cenderung untuk menyerah dan kembali ke jalanan. Seperti anak jalanan yang memiliki keinginan bersekolah tetapi mereka terhalang oleh masalah biaya, mereka mencari teman-teman yang sudah bersekolah dan mendapatkan beasiswa, sehingga mereka juga dapat bersekolah dengan bantuan beasiswa.
Autonomy meliputi banyak hubungan subcategories dari atribut yang berputar
di sekitar pengembangan sense of self, identitas dan otonomi yang melibatkan suatu kemampuan untuk bertindak secara independen dan untuk mengontrol lingkungan autonomy terlihat melalui positive identity, internal locus of control and initiative,
18
Universitas Kristen Maranatha
Autonomy pada anak jalanan tampak dari kemandirian untuk menjalani kehidupan,
bagaimana mereka memandang diri mereka dengan positif. Seperti saat anak jalanan dikucilkan dan diperlakukan tidak adil oleh lingkungan sekolah, mereka bukannya menyerah dan berhenti sekolah tetapi mereka tetap bersekolah dan mereka memiliki keinginan untuk dapat berprestasi di sekolah, meskipun di lingkungan sekolah anak- jalan banyak mendapat ketidaknyamanan. Anak jalanan dengan autonomy rendah lebih cenderung menyerah pada keadaan yang ada karena locus of controlnya berasal dari luar.
Sense of purpose merupakan kekuatan yang saling berhubungan dengan
tujuan optimisme ke arah kreativitas, diukur melalui goal direction, achievement
motivation and educational aspiration dan optimism and hope ( Bonnie Benard,
19
Universitas Kristen Maranatha
Personal strength akan membentuk resiliency anak jalanan dengan
dipengaruhi faktor-faktor eksternal, yaitu tuntutan hidup, peer group dan keluarga (Bonnie Bernard, 2004). Tuntutan hidup anak jalanan akan berpengaruh pada besarnya daya tahan yang harus dimiliki oleh anak jalanan untuk bertahan hidup semakin besar tuntutan hidupnya, semakin besar resiliency yang dibutuhkan. Peer
group menjadi sangat penting mengingat pada masa remaja ada masa-masa dimana
individu sangat conform dengan kelompok teman sebayanya dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Kesetiaan terhadap kelompok atau klik menjadi kendali yang kuat dalam kehidupan banyak remaja. (McLelland, Haynie dan Strouse, 1993) dalam hal ini anak jalanan remaja akan berusaha untuk mengikuti gaya dan tingkah laku teman-teman sebayanya di sekolah.
Derajat kekuatan kemampuan resiliency pada seseorang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu derajat resiliency yang kuat dan lemah. Anak jalanan yang memiliki derajat resiliency yang kuat akan mampu bertahan dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekolahnya, sedangkan anak jalanan yang memiliki derajat resiliency yang sedang akan bertahan, tetapi dalam keadaan mereka tetap tidak percaya diri dan tidak berusaha untuk maju dan dihargai oleh lingkungan sekolahnya. Yang ketiga anak jalanan yang memiliki derajat resiliency yang rendah tidak akan bertahan dalam kondisi yang menekan di lingkungan sekolahnya dan memilih untuk tidak melanjutkan sekolah dan kembali ke jalanan.
20
21
Universitas Kristen Maranatha Skema Kerangka Pikir
Bagan 1.1 Kerangka Pikir 4 aspek dalam resiliency:
Social competence
Tekanan dari lingkungan sekolah
Tekanan di jalanan Anak jalanan remaja yang bersekolah usia 13-15 tahun di Bandung
22
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi
Anak jalanan yang memiliki resiliency yang tergolong tinggi akan mampu bertahan dalam menghadapi tekanan dari lingkungan sekolah
62
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa resiliency pada anak jalanan remaja usia 13 – 15 tahun yang bersekolah dan tergabung dalam LSM X di Bandung, tergolong tinggi, yaitu 98.8%. Dan kecenderungan tiap aspek didalam resiliency yang juga tergolong tinggi, yaitu aspek Social Competence (98.04%), Problem Solving (96.08%),
Autonomy (96.08%), dan Sense of Purpose (100%) pada hampir seluruh
responden. Anak-anak jalanan mampu bertahan menghadapi tekanan dari lingkungan sekolah karena dalam diri mereka, mereka memiliki keyakinan dan keinginan untuk dapat berhasil di kemudian hari.
.
5.2
Saran
5.2.1 Saran teoritis
63
Universitas Kristen Maranatha
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan pada peneliti lain yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai resiliency pada anak jalanan yang bersekolah di Bandung
5.2.2
Saran Praktis Bagi LSM “X” agar tetap dapat memotivasi anak-anak jalanan untuk tetap bersekolah demi mewujudkan masa depan yang lebih cerah.
Bagi LSM-LSM lain yang melayani anak-anak jalanan mengenai
Resiliency yang dapat ditingkatkan dan tetap memotivasi
anak-anak jalan utuk tetap bersekolah dan meraih cita-cita mereka.
xiii Universitas Kristen Maranatha
Daftar pustaka
Benard, Bonnie.2004.Resiliency : What We Have Learned. West Ed.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia Hilgaard, R.Ernast.1998. Introduction to Psychology : A Life Span Approach 5th
edition. New York. USA : McGraw. Hill, Inc.
Nazir, Moh.,Ph.D.2003. Metode Penelitian. Jakarta; Ghalia Indonesia.
Wicks, Rita, nelson & Allen C. Israel. 1997. Behavior Disorders of Childhood third
edition. New Jersey. USA : prentice hall
Robert M. Kaplan & Dennis P. Saccuzzo, Phsycological Testing principles, application, and issues; Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove, California,1993 p: 126
Santrock, John.W. 2003. Adolescence edisi ke 6. Jakarta : Erlangga.
xiv Universitas Kristen Maranatha
Daftar rujukan
www.APA.org American Psychological Assosiation. 2004. Introduction: Resilience
www.atmajaya.edu PKPM.2006. Evaluasi dampak program dukungan Anak jalanan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan
www.dunia.web.id/lookssegmen.asp?id=302&ids=3&idb
www.google.com James Niel. 2006. What is Psychology Resilience?
www.google.com.kehidupan anjal
www.itb.edu ITB central library. 2006. Research reports : respon dan motivasi anak jalanan terhadap masa depannya
www.kksp.com Educational and Information Center for children rights. 2005. Anak jalanan
www.NanoScybernews.com
www.pikiran-rakyat.com 10 April 2008
www.pikiran-rakyat.com atip tartiana & Rakhmat T. Sujarwa. Des 2004. Anak jalanan dan masalah kemiskinan kota Bandung
www.psychologytoday.com Hara Estroff Marana. 2006. The Art of Resilience
www.stopchildlabor.org