ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN
OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2013. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan menghasilkan sampel sebanyak 80 perusahaan. Data diuji dengan analisis regresi logistik.
ABSTRACT
ANALYSIS THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, COMPANY SIZE, AND AUDIT REPUTATION OF THE ACCEPTANCE
GOING CONCERN AUDIT OPINION
(an Empirical Study at Manufacturing Companies Listed at Indonesian Stock Exchange)
Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The aim of this research is to analyze liquidity, company size and audit reputation of the acceptance going concern audit opinion.
The research was an empirical study. The sample used in this research were manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013. Those companies were selected by purposive sample method. There were 80 companies. The data were tested by logistic regression analysis.
The result showed that liquidity was the only factor, that significantly influenced the acceptance going concern audit opinion. In contrast, company size and reputation audit were not have any significant influenced to the acceptance going concern audit opinion.
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matius 21:22)
Bukankah telah Ku-perintahkan kepadamu: kuatkan dan
teguhkanlah hatimu? Jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan,
Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi. (Yosua 1:9)
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
–
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 10 Desember 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Desember 2015 Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama: Friska Kristiani Sinurat
NIM: 112114136
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Desember 2015
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).
Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi pada
Program Sarjana Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna dan tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Hormat dan terima kasih penulis haturkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat, penyertaan dan kasih yang tak terhingga.
2. Drs, Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Dr. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah
mendukung dalam penulisan skripsi ini.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing yang telah
viii
6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma atas
ilmu dan bantuan yang bermanfaat selama penulis belajar.
7. Papa tersayang Jan Superdi Sinurat dan Mama tercinta Hotni Nainggolan
yang telah berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan penulis. Selalu
memberikan kasih, kehangatan, dan dukungan yang tidak terbatas.
Terimakasih atas doa dan kasih sayang yang tak terbatas kepada penulis.
8. Adik-adikku tercinta: Yunita Yarista Sinurat, Veni Sendiana Sinurat dan
Aprillia Lorensi Sinurat, yang selalu memberikan dukungan dan doa
terhadap penulis.
9. Sefanya Premi Aji, yang menjadi penyemangat buat penulis. Terimakasih
atas segala dukungan, doa, dan cintanya. I’m so lucky to have you!
10.Sahabat sekaligus teman seperjuangan: Meta Nusati, Rima Ayu Anggraini,
Monica Raditya, Tresia Agapa, Anis Wuryansari, Venansius Dicky Roni,
dan Bernardus Unggul yang selalu ada saat penulis senang maupun sedih.
Tangis, tawa, susah dan senang selalu bersama.
11.Teman-teman kos Beo 49: Mbak Nia, Desti, Mela, Angela, dan Dikta yang
secara langsung maupun tidak langsung ikut mendukung dan mendoakan.
12.Sahabat terbaik, Nila Agustina Sijabat yang selalu ada saat penulis sedih,
selalu mendengarkan segala keluh kesah penulis.
13.Teman-teman Akuntansi 2011 tersayang (terutama kelas C) yang secara
langsung maupun tidak langsung mendukung dan ikut mendoakan.
ix
Atas perhatian yang telah diberikan kepada penulis, dengan ketulusan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktur dari berbagai pihak. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Desember 2015
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL & GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Landasan Teori ... 20
xi
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 25
D. Pengembangan Hipotesis ... 26
BAB III. METODE PENELITIAN... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29
C. Devinisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 30
D. Populasi dan Sampel ... 32
E. Teknik Pengambilan Sampel... 32
F. Sumber Data ... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 39
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39
B. Deskripsi Sampel ... 39
1. Sampel Penelitian ... 39
2. Analisis Statistik Deskriptif ... 40
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Analisis Data ... 43
1. Menilai Kelayakan Model Regresi... 43
2. Menilai Keseluruhan Model Fit ... 44
3. Koefisien Determinasi ... 45
4. Analisis Regresi Logistik ... 46
xii
BAB VI. PENUTUP ... 51
A. Kesimpulan ... 51
B. Keterbatasan Penelitian ... 51
C. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
xiii
DAFTAR TABEL & GAMBAR
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 23
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 26
Tabel 4.1 Penentuan Sampel Penelitian ... 40
Tabel 4.2 Distribusi Opini Audit ... 40
Tabel 4.3 Distribusi Reputasi Auditor ... 41
Tabel 4.4 Analisis Diskriptif ... 42
Tabel 5.1 Hosmer and Lemeshow Test ... 43
Tabel 5.2 -2 Log Likelihood (Block Number = 0) ... 44
Tabel 5.3 -2 Log Likelihood (Block Number = 1) ... 45
Tabel 5.4 Koefisien Determinasi... 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel ... 54
Lampiran 2.Data Perusahaan Sampel ... 60
Lampiran 3. Data Ekstrim Likuiditas ... 64
xv
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI AUDIT TERHADAP PENERIMAAN
OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern, mengetahui pengaruh reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 – 2013. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan menghasilkan sampel sebanyak 80 perusahaan. Data diuji dengan analisis regresi logistik.
xvi
ABSTRACT
ANALYSIS THE INFLUENCE OF LIQUIDITY, COMPANY SIZE, AND AUDIT REPUTATION OF THE ACCEPTANCE
GOING CONCERN AUDIT OPINION
(an Empirical Study at Manufacturing Companies Listed at Indonesian Stock Exchange)
Friska Kristiani Sinurat NIM: 112114136 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The aim of this research is to analyze liquidity, company size and audit reputation of the acceptance going concern audit opinion.
The research was an empirical study. The sample used in this research were manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013. Those companies were selected by purposive sample method. There were 80 companies. The data were tested by logistic regression analysis.
The result showed that liquidity was the only factor, that significantly influenced the acceptance going concern audit opinion. In contrast, company size and reputation audit were not have any significant influenced to the acceptance going concern audit opinion.
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan sarana penting untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan kepada stakeholder. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 8 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam
pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat memberikan informasi
yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas. Informasi yang
berkualitas sangat penting karena informasi tersebut akan mempengaruhi
stakeholder dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya.
Untuk menghindari adanya kecurangan laporan keuangan maka
dibutuhkan pihak ketiga antara manajemen dan stakeholder, pihak ketiga dalam hal ini adalah auditor independen atau akuntan publik. Namun, dalam
beberapa kasus auditor gagal untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya. Contohnya, pada tahun 2002
Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen lalai dalam menjalankan
tugasnya sehingga perusahaan Enron dan Worldcom akhirnya bangkrut karena
kasus manipulasi data laporan keuangan. Adapun kasus KAP Klynveld Peat
menyebabkan auditor banyak mendapat kritikan. Auditor yang diharapkan
mampu mendeteksi kecurangan dan mengungkapkan informasi mengenai
perusahaan secara menyeluruh, belum mampu melakukan perkerjaan dengan
baik.
Auditor sebagai pihak independen perusahaan mempunyai peranan yang
penting sebagai perantara antara perusahaan dengan pihak-pihak
berkepentingan yang menggunakan laporan keuangan. Isi dari laporan
keuangan yang diaudit merupakan tanggungjawab dari pihak manajemen,
sedangkan auditor hanya bertanggungjawab terhadap opini yang diberikan.
Standar Audit (SA) seksi 341 menyebutkan bahwa auditor bertanggung
jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam perioda waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit.
Selain itu, Statement on Auditing Standards (SAS) No. 59 juga menyatakan bahwa auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah perusahaan klien
akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun
kemudian setelah pelaporan.
Opini going concern yang diterima oleh sebuah perusahaan menunjukkan adanya kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan auditor akan
kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu pertimbangan yang perlu
oleh manajemen, laporan auditor independen juga memberikan informasi
kepada para pengguna laporan keuangan tentang kemampuan perusahaan
untuk melanjutkan usahanya (going concern). Pengeluaran opini going concern sangat berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat, karena kondisi keuangan perusahaan perlu diketahui
oleh semua pihak yang berkepentingan. Hal ini membuat auditor mempunyai
tanggungjawab yang besar untuk mengeluarkan opini going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya.
Likuiditas suatu perusahaan sering diukur dengan rasio lancar yaitu
membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Makin rendah nilai
rasio lancar menunjukkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Januarti dan Fitrianasari (2008)
menunjukkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
opini audit going concern. Hal ini menunjukan semakin tingginya likuiditas, maka perusahaan dianggap mampu untuk melakukan kewajiban jangka
pendeknya sehingga dapat menghindarkan dari penerimaan opini audit going concern oleh auditor. Mutchler (1985) dalam Setyowati (2009) menyatakan bahwa rasio likuiditas sebagai salah satu rasio keuangan yang digunakan
auditor dalam membuat keputusan opini audit going concern dengan tingkat akurasi 83%.
Mutchler (1985) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhany (2004) dan Januarti
dan Fitrianasari (2008) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Reputasi audit yang biasanya diproksi dengan kantor akuntan publik
(KAP) besar (big four) memiliki kualitas yang lebih tinggi dalam pelatihan dan pengakuan Internasional, sehingga akan mempertinggi skala kantor
akuntan tersebut dibandingkan dengan kantor akuntan non big four (Margaretta, 2005 dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008). Oleh sebab itu KAP
besar akan lebih berani memberikan opini going concern jika memang ditemukan adanya masalah pada perusahaan yang diaudit (Mutchler dkk, 1997
dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008).
Mengingat betapa pentingnya opini going concern, maka penulis tertarik untuk menganalisis likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap
penerimaan opini audit going concern. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Alasan pemilihan perusahaan
manufakur karena transaksi perusahaan manufaktur lebih besar, lebih
kompleks dan lebih bervariasi dibanding sektor lainnya. Judul penelitian ini
adalah “Analisis Pengaruh likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit terhadap penerimaan opini audit going concern (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
B. Rumusan Masalah
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah reputasi audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis rasio likuiditas terhadap
pemberian opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan
terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh reputasi audit terhadap
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Memberikan kontribusi bagi pengembang teori dan pengetahuan di bidang
akuntansi, terutama yang berkaitan dengan opini audit khususnya going concern.
2. Manajer Perusahaan
Dengan melihat hasil pengaruh penelitian ini dapat memudahkan
manajemen dalam memberi keputusan yang berkaitan dengan manfaat
ekonomi di masa yang akan datang serta dalam mempertahankan dan
mengembangkan perencanaan usaha.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan dan sebagai
bahan acuan penelitian yang sama di masa yang akan datang.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah referensi kepustakaan di perpustakaan
Universitas Sanata Dharma.
5. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menjadi wadah bagi penulis untuk menerapkan ilmu
yang diperoleh selama masa perkuliahan khususnya ilmu tentang
pengauditan. Selain itu, penulis mendapatkan banyak pengetahuan baru
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II KAJIAN PUSTAKA
Berisi landasan teori, penelitan terdahulu, kerangka pemikiran dan
hipotesis.
Bab III METODE PENELITIAN
Berisi tentang jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian,
variabel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel,
populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, sumber data,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum objek penelitian dan deskripsi
sampel.
Bab V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisis data dan pembahasan.
Bab VI PENUTUP
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Auditing (Pengauditan)
Menurut Agoes (2012: 4) pengertian auditing adalah:
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Menurut Mulyadi (2002), auditing adalah:
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Sunyoto (2014: 21-23), menyebutkan standar dalam auditing yang berlaku secara umum ada tiga, yaitu:
a. Standar umum
Standar umum dalam auditing sebagai berikut:
1) Audit harus dilakukan oleh seorang yang sudah
mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis
yang memadai sebagai seorang auditor.
2) Auditor harus mempertahankan sikap mental yang
independen dalam semua hal yang berhubungan dengan
3) Auditor harus menerapkan kemahiran profesional
dalam melaksanakan audit dan menyusun laporan.
b. Standar pekerjaan lapangan
Standar lapangan pekerjaan yang dimaksud adalah:
1) Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai
dan mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya.
2) Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup
mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk
pengendalian internal, untuk menilai resiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan karena
kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya untuk
merancang sifat, waktu serta luas prosedur audit.
3) Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat
dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar
yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut
laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar pelaporan
Standar pelaporan yang dimaksud adalah:
1) Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan
apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasi
secara konsisten diikuti selama periode berjalan
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
3) Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara
informatif belum memadai, auditor harus
menyatakannya dalam laporan audit.
4) Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan
pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak dapat
diberikan. Jika auditor tidak dapat memberikan suatu
pendapat, auditor harus menyebutkan alasan-alasan yang
mendasarinya dalam laporan auditor. Dalam semua kasus
jika nama seorang auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, auditor ini harus secara jelas (dalam laporan
auditor) menunjukkan sifat pekerjaannya, jika ada, serta
tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor
bersangkutan.
Jusup (2001: 15-16) menyebutkan audit dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan
laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi
kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai dengan
adalah Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Laporan keuangan yang diperiksa meliputi neraca (laporan
posisi keuangan), laporan laba-rugi, dan laporan arus kas,
termasuk catatan kaki (footnotes). Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan-laporan
tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk
berbagai tujuan. Oleh karena itu akan lebih efisien untuk
menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu audit dan
menarik kesimpulan yang bisa diandalkan oleh berbagai
pihak daripada menyeluruh tiap pemakai laporan
melakukan audit secara sendiri-sendiri.
b. Audit Kesesuaian
Audit kesesuaian dilakukan untuk menentukan pihak yang
diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan yang
ditetapkan oleh pihak yng berwenang atau tidak. Hasil audit
kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau
pihak tertentu yang lebih tinggi yang ada dalam organisasi
yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan.
c. Audit Operasional
Audit operasional dilakukan untuk pengkajian (review) atas
setiap bagian dari prosedur dan metode yang ditetapkan
efisiensi dan efektivitas. Hasil dari suatu audit operasional
biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk
perbaikan operasi.
2. Opini Audit
Pendapat auditor (opini audit) adalah bagian dari laporan audit
yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Menurut PSA No. 04
(SA Seksi 230:12), pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan
pada konsep pemerolehan keyakinan memadai, auditor bukanlah penjamin
dan laporannya tidak merupakan suatu jaminan. Laporan keuangan yang
diaudit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian bukanlah penjamin
bahwa perusahaan yang diaudit bebas dari kebangkrutan.
Menurut Mulyadi (2002: 416-422), ada lima jenis pendapat
auditor, yaitu:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua
hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
di Indonesia. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini
terpenuhi:
1) Semua laporan neraca, laba–rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
2) Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat dipenuhi
oleh auditor.
3) Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah
melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
untuk melakukan tiga standar pekerjaan lapangan.
4) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
5) Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk
menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata – kata dalam
laporan audit.
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
(unqualified opinion with explanatory language)
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf
penjelas atau bahasa penjelas yang lain dalam laporan audit, meskipun
tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas
laporan keuangan auditan. Paragraf penjelas dicantumkan setelah
paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi penyebab utama
ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata–kata
dalam laporan audit baku adalah:
1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan.
4) Penekanan atas suatu hal.
5) Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
c. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan kepada perusahaan
yang berada dalam kondisi sebagai berikut:
1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan terhadap lingkup audit.
2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak
material, dan dia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat
tidak wajar.
d. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Pendapat tidak wajar diberikan auditor apabila laporan keuangan
audite tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika dia tidak
melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan
auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini
juga diberikan apabila dia dalam kondisi tidak independen dalam
hubungannya dengan klien.
3. Going Concern
Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam
pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang
menunjukan hal yang berlawanan. Biasanya, informasi yang secara
signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas adalah
berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajiban
pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva
kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan
operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain. (Standar
Audit seksi 341, PSA No. 30). Going concern menilai apakah suatu perusahaan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam waktu
jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam waktu jangka pendek.
PSA 30 paragraf 2 menyebutkan, auditor bertanggung jawab untuk
mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode
waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan
jangka waktu pantas). Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan
tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi
sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi dan
peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang
bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan
keuangan yang sedang diaudit, sebagaimana dijelaskan dalam SA seksi
326 (PSA No. 7) Bukti Audit.
Hery (2013: 98-99) menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
menimbulkan keraguan yang besar mengenai kelangsungan hidup (going concern) perusahaan:
a. Kerugian operasi atau defisit modal yang terus berulang
dan dalam jumlah yang signifikan.
b. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hampir
seluruh kewajibannya yang telah jatuh tempo.
c. Kehilangan pelanggan terbesarnya (“pelanggan mahkota”)
d. Bencana yang tidak dijamin oleh asuransi, seperti banjir
dan gempa bumi yang bersifat sangat destruktif dan
signifikan merugikan perusahaan.
e. Masalah ketenagakerjaan yang sangat serius.
f. Tuntutan pengadilan yang dapat “membahayakan” status
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam PSA No. 30
apabila auditor merasa terdapat keraguan mengenai going concern suatu perusahaan maka auditor harus melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai
kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu tertentu, maka auditor harus:
1) Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang
ditujukan untuk mengurangi dampak dan kondisi yang
menyebabkan suatu usaha tersebut tidak dapat bertahan
lama.
2) Menganalisis apakah ada kemungkinan bahwa rencana
tersebut secara efektif dilaksanakan oleh manajemen.
b. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang dapat digunakan
untuk mengurangi dampak kondisi atau suatu peristiwa yang
menyebabkan suatu usaha tersebut dinilai tidak dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor harus
mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak
memberikan pendapat (disclaimer).
c. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya
yang harus dilakukan oleh auditor adalah menyimpulkan
d. Jika auditor berkesimpulan rencana manajemen tersebut tidak
efektif, auditor harus menyatakan tidak memberikan pendapat
(disclaimer).
e. Jika auditor mendapatkan kesimpulan bahwa rencana tersebut akan
berjalan secara efektif dan klien mengungkapkan keadaan tersebut
di dalam catatan laporan keuangan, auditor dapat menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
f. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut akan dapat
berjalan secara efektif namun klien tidak mengungkapkan keadaan
tersebut di dalam catatan laporan keuangan, auditor dapat
memberikan pendapat tidak wajar (adverse opinion).
4. Opini Audit Going Concern
Opini audit going concern adalah opini audit yang dikeluarkan oleh auditor untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
(SPAP, 2011).
Jika auditor berkesimpulan bahwa terdapat keraguan besar tentang
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya,
auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan, tanpa memperhatikan pengungkapan dalam laporan keuangan
(Mulyadi, 2002). Dalam hal ini auditor memberikan opini audit going
SA Seksi 341, PSA No. 30 (SPAP, 2011) memberikan contoh
paragraf penjelasan mengenai kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya yang dicantumkan pada laporan
auditor jika auditor memberikan opini audit going concern kepada auditee, seperti berikut ini:
“Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapan
Perusahaan akan melanjutkan usahanya secara berkelanjutan. Seperti yang diuraikan dalam Catatan X atas laporan keuangan, Perusahaan telah mengalami kerugian yang berulangkali dari usahanya dan mengakibatkan saldo ekuitas negatif serta pada tanggal 31 Desember 20X2, jumlah liabilitas lancar Perusahaan melebihi jumlah aset sebesar Rp YYY. Rencana manajemen untuk mengatasi masalah ini juga telah diungkapkan dalam Catatan X. Laporan keuangan terlampir tidak
mencakup penyesuaian yang berasal dari masalah tersebut.”
5. Likuiditas dan Opini Audit Going Concern
Likuiditas dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek (Sartono,
2010). Likuiditas dapat ditentukan dengan menggunakan rasio lancar
(current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio) dan cash flow liquidity ratio. Rasio lancar merupakan salah satu rasio keuangan yang paling banyak digunakan oleh para praktisi audit (Purba, 2006 dalam
Setyowati, 2009).
Semakin tinggi rasio likuiditas, semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya (Gallagher,
2007 dalam Andhita, 2015). Kemampuan perusahaan yang rendah dalam
kelangsungan hidup perusahaan, sehingga opini audit going concern lebih mudah didapat (Januarti dan Fitrianasari, 2008).
Sutedja (2010) mengatakan bahwa rasio likuiditas tidak
berpengaruh terhadap opini audit going concern dikarenakan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang rendah akan semakin dipantau
kemampuan pihak manajemennya dalam melanjutkan usaha oleh
debtholder dan regulator karena perusahaan tersebut memiliki tingkat risiko yang tinggi. Dengan adanya monitoring tersebut maka perusahaan akan berusaha menyelesaikan kesulitan keuangannya.
6. Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Going Concern
Machfoedz (1994) dalam Suwito dan Herawaty (2005) menyatakan
bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log
size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan
hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm).
Auditor akan lebih sering mengeluarkan opini going concern bagi perusahaan yang lebih kecil, dengan alasan bahwa perusahaan besar akan
lebih mudah mengatasi masalah keuangan karena memiliki jajaran
manajemen yang lebih baik sehingga pihak kreditor akan lebih bisa
diperhatikan auditor untuk menunda memberikan opini going concern (Mutchler, 1986 dalam Setyowati, 2009).
7. Reputasi Audit dan Opini Audit Going Concern
Kantor Akuntan Publik menjaga reputasinya dengan cara memiliki
tim auditor yang berkualitas, karena pendapat atas suatu laporan keuangan
akan lebih bermanfaat bagi pengguna untuk pengambilan keputusan
ekonomi jika pendapat tersebut diberikan oleh auditor yang berkualitas
(Setyowati, 2009).
De Angelo (1981) dalam Setyowati (2009) menyatakan bahwa
kantor akuntan publik besar melakukan audit lebih baik karena mereka
mempunyai reputasi yang lebih baik dibandingkan pada kantor akuntan
publik skala kecil. Disamping itu, kantor akuntan publik yang lebih besar
mempunyai sumber daya manusia yang lebih banyak sehingga mereka bisa
memperoleh karyawan yang lebih trampil. Kantor akuntan publik besar
juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada
karena mereka lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Oleh
sebab itu kantor akuntan publik besar akan lebih berani memberikan opini
going concern jika memang ditemukan adanya masalah pada perusahaan yang diaudit (Mutchler et al. dalam Januarti (2009).
American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)
menggolongkan kantor akuntan kedalam kantor akuntan besar dan kantor
dimaksud dalam penelitian ini adalah kantor akuntan yang berafiliasi,
sedangkan kantor akuntan publik kecil adalah kantor akuntan yang tidak
berafiliasi. Kantor akuntan publik besar lebih independen dibandingkan
dengan kantor akuntan publik kecil karena untuk kantor akuntan publik
besar hilangnya satu klien tidak begitu mempengaruhi pendapatannya dan
kantor akuntan publik besar biasanya memiliki departemen audit yang
terpisah dengan departemen yang memberikan jasa lain kepada klien
sehingga dapat mengurangi akibat negatif terhadap independensi akuntan
publik.
Di Indonesia Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi KAP
yang berafiliasi (The Big Four) dan KAP yang tidak berafiliasi (non the Big Four). KAP The Big Four adalah:
a.KAP yang berafiliasi dengan Price Water House Coopers (PWC).
b.KAP yang berafiliasi dengan Delloite Touche Tohmatsu.
c.KAP yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG).
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu mengenai opini audit going concern:
Peneliti
Dari ketiga penelitian diatas alat analisis yang digunakan adalah regresi
logistik, karena variabel terikatnya merupakan data kualitatif yang diukur
sebagai variabel dummy. Variabel kualitas auditor pada penelitian Prasetyani (2008) serta Praptitorini dan Januarti (2011) tidak berpengaruh positif terhadap
penerimaan opini audit going concern, sedangkan pada penelitian Junaidi dan Hartono (2010) reputasi auditor berpengaruh positif terhadap opini audit going concern. Variabel ukuran perusahaan pada penelitian Prasetyani (2008) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan pada
penelitian Junaidi dan Hartono (2010) variabel ukuran perusahaan tidak
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Opini audit going concern merupakan hal yang sangat mempengaruhi eksistensi perusahaan go public, karena merupakan penentuan apakah perusahaan akan terus dapat berlanjut atau tidak. Auditor harus lebih
berhati-hati dalam memperberhati-hatikan kondisi perusahaan pada masa pengauditan sampai
pada pemberian opini audit. Sedikit kesalahan atas opini audit, bukan hanya
perusahaan yang bisa terganggu kelangsungan hidupnya namun juga
mempengaruhi persepsi masyarakat tentang auditordan kantor akuntannya.
Semakin rendah nilai likuiditas suatu perusahaan menunjukan semakin
rendah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya,
sehingga perusahaan akan lebih mampu memperoleh opini audit going concern. Semakin besar ukuran perusahaan menunjukan bahwa perusahaan perusahaan telah dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu
yang panjang. Semakin baik reputasi audit maka KAP akan lebih berusaha
untuk menjaga nama baik dan menghindahi tindakan yang mengganggu nama
besar mereka.
Hubungan antara likuiditas, ukuran perusahaan, dan reputasi audit
terhadap penerimaan opini going concern dapat digambarkan dalam kerangka
Gambar 2.1
Variabel Independen Variabel Dependen
D. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh likuiditas terhadap opini audit going concern
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki. Dalam hubungannya dengan likuiditas makin kecil
likuiditas, perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar para
krediturnya maka auditor kemungkinan memberikan opini audit going concern). Kemampuan perusahaan yang rendah dalam melaksanakan kewajibannya akan menyebabkan auditor ragu akan kelangsungan hidup
perusahaan, sehingga opini audit going concern lebih mudah di dapat (Januarti dan Fitrianasari, 2008). Makin kecil likuiditas suatu perusahaan,
menunjukan semakin rendah kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajiban jangka pendek maka hal tersebut dapat mempengaruhi
kredibilitas perusahaan dan dapat dianggap bahwa perusahaan sedang Reputasi Audit
Ukuran Perusahaan Likuiditas
berada dalam masalah yang dapat mengganggu kelangsungan usahanya.
Dan sebaliknya semakin besar likuiditas perusahaan, maka semakin
mampu pula perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya dengan tepat waktu. Dari uraian tersebut peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit going concern.
2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki.
Perusahaan dengan total aktiva yang besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah menunjukkan kemampuan dalam menjaga
kelangsungan usaha dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam
jangka waktu yang panjang. Semakin tinggi total asset yang dimiliki, maka
perusahaan dianggap memiliki ukuran yang besar sehingga mampu
mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan besar memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam mengelola perusahaan dan
menghasilkan laporan keuangan yang lebih berkualitas (Junaidi dan
Hartono, 2010). Semakin kecil skala perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan yang lebih kecil dalam pengelolaan usahanya. Hal
ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemberian opini
audit going concern.
3. Pengaruh reputasi audit terhadap opini audit going concern
Auditor bertanggung jawab untuk memberikan opini mengenai kewajaran
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen dan menilai mengenai
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
McKinley et al. (1985) dalam Fanny dan Saputra (2005), menyatakan bahwa KAP besar akan berusaha untuk menjaga nama dan menghindari
tindakan yang mengganggu nama besar mereka. KAP besar akan lebih
berani memberikan opini going concern jika memang ditemukan adanya masalah pada perusahaan yang diaudit (Mutchler et al. dalam Januarti (2009). Oleh karena itu hipotesis yang disajikan sebagai berikut:
H3: Reputasi audit berpengaruh positif terhadap pemberian opini audit
29 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris (empirical research), yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi dan
pengalaman (Indriantoro dan Supomo, 2002: 29). Dalam penelitian ini fakta
empiris diperoleh dengan cara melakukan pengujian terhadap data-data
sekunder perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2013.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan keuangan auditan dengan
mengakses dan mengunduh situs resmi Bursa Efek Indonesia melalui website
www.idx.co.id. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia perioda 2011-2013. Perusahaan manufaktur tersebut dipilih
dari daftar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) dan terdaftar atau melaporkan kinerja keuangan di ICMD. Beberapa alasan sampel
penelitian diambil dari ICMD adalah daftar perusahaan telah dikelompokkan
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2007:33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit
going concern. Variabel opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kategori 1 untuk perusahaan
manufaktur yang menerima opini audit going concern dan 0 untuk perusahaan manufaktur yang menerima opini audit non going concern. Yang termasuk dalam opini audit non going concern adalah laporan keuangan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelas mengenai going concern problem (Vanstraelen, 2002).
2. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen atau terikat (Sugiyono, 2007:33). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah likuiditas, ukuran perusahaan dan reputasi
audit:
a. Likuiditas (X1)
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan. Likuiditas diukur dengan rumus
sebagai berikut:
b. Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai
cara. Ukuran perusahaan diukur menggunakan natural log
dari total aset perusahaan. Total aset dipilih sebagai proksi
atas ukuran perusahaan karena mempertimbangkan bahwa
nilai aset relatif lebih stabil dibanding nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002). Dalam penelitian ini total aset dijadikan dalam bentuk logaritma
natural. Hal ini dilakukan karena ukuran perusahaan yang
dilihat dari total aset dinyatakan dalam jutaan rupiah
sehingga membuat digit data terlalu besar, nilai data, dan
sebarannya juga lebih besar dari variabel lain.
c. Reputasi Audit (X3)
Reputasi audit adalah nama baik yang dimiliki oleh KAP.
Skala KAP dipilih sebagai proksi reputasi audit. Variabel ini
berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor. Sedangkan angka 0 diberikan kepada perusahaan yang menggunakan
jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas
sejumlah individu, baik yang terbatas maupun tidak terbatas. (Sumarni dan
Wahyuni, 2006:69). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan-perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
termuat di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) pada tahun 2011-2013.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Sumarni dan Wahyuni, 2006:70). Sampel pada
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI yang termuat
di Indonesia Capital Market Directory (ICMD) periode 2011-2013.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling method, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2011, 2012 dan 2013.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang
rupiah, karena penelitian ini dilakukan di Indonesia.
3. Laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
4. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
independen dari tahun 2011-2013.
E. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak
lain (Umar, 2003: 69). Sumber data dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesian Capital Market Direktory (ICMD). Data ICMD diperoleh dari pojok BEI Universitas Sanata Dharma periode pengamatan tahun
2011-2013.
F. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara
G. Teknik Analisis Data
Rumusan masalah 1-3 akan dijawab dengan menggunakan
tahapan-tahapan pengujian yaitu sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan
variabel-variabel dalam penelitian ini, yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan maksimum, serta deviasi standar.
2. Analisis Regresi Logistik (Logistic Regression)
Model binary logistic adalah model regresi yang memiliki variabel
dependen berupa data kategori, sedangkan variabel independennya
berupa data numerik (Nawari, 2010: 185). Data kategori tersebut berupa
nilai dummy 1 atau 0. Pengujian dengan model regresi logistik dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
regresi logistik karena variabel terikatnya yaitu opini audit going concern merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy dan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan
non-metrik (Sumodiningrat, 2007: 334). Ghozali (2006: 225)
menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel
normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006: 225). Analisis
regresi logistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program
Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows 16.00. Untuk menguji hipotesis, menggunakan variabel yang
dimodelkan sebagai berikut:
a + b1 Likuiditas + b2 SIZE + b3 REPUT + e
Keterangan:
GC = opini going concern (variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika opini non going concern)
Likuiditas = Rasio Likuiditas
SIZE = ukuran perusahaan menggunakan natural
log dari aset total perusahaan
REPUT = reputasi auditor (variabel dummy, 1 untuk auditor yang tergabung dalam skala besar
(kantor akuntan publik big four) dan 0 untuk auditor yang tidak tergabung dalam skala
besar (kantor akuntan publik non big four).
a = konstanta
Tahapan-tahapan pengujian regresi logistik yaitu sebagai berikut:
a. Menilai Kelayakan Model Regresi
Tes statistik yang digunakan untuk menilai data adalah
Hosmer and Lomeshow Goodness. Hosmer and Lomeshow Goodness of fit menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara
model dengan data). Jika nilai Hosmer and Lomeshow Goodness of fit sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan
antara model dengan nilai observasinya sehingga Hosmer and Lomeshow Goodness of fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika
nilai Hosmer and Lomeshow Goodness of fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya. Hipotesis
untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data b. Menilai Keseluruhan Model Fit
Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan fungsi
memasukkan konstanta dan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai -2LL Block Number = 0 > nilai -2LL Block Number = 1, hal ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain
model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006:
233).
c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Nagelkerke R Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen
mampu menjelaskan dan mempengaruhi variabel dependen.
Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 (satu) dan 0 (nol). Semakin mendekati nilai 1 maka model dianggap
semakin goodness of fit semenatara semakin mendekati 0 maka model semakin tidak goodness of fit.
d. Menguji Hipotesis
Level of signifikanst (a) sebesar 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis berdasarkan pada p-value
(probabilitas value). Jika p-value > a (0,05) maka hipotesis nol diterima, jika p-value ≤ a (0,05) maka hipotesis nol ditolak.
Ho1: b1 ≤ 0 Likuiditas tidak berpengaruh positif terhadap
opini audit going concern.
Ha1 : b1 > 0 Likuiditas berpengaruh positif terhadap opini
audit going concern.
Ho2 : b2 ≤ 0 Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif
terhadap opini audit going concern.
Ho2 : b2 > 0 Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap opini audit going concern.
Ho3 : b3 ≤ 0 Reputasi auditor tidak berpengaruh positif
terhadap opini audit going concern.
Ho3 : b3 > 0 Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap
39 BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2011 hingga 2013. Berdasarkan data pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD), populasi perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013 sebanyak 149 perusahaan.
B. Deskripsi Sampel 1. Sampel Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan
tahunan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2011-2013. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Atas dasar kriteria yang telah ditetapkan, maka proses pengambilan sampel dijelaskan pada
Tabel 4.1. Penentuan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011, 2012 dan 2013.
149
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah.
(23)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember.
(4)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen
(38)
Data Ekstrim (4)
Jumlah sampel akhir 80
Tahun pengamatan 3
Jumlah pengamatan 240
2. Analisis Statistik Deskriptif
a. Analisis Frekuensi
Hasil analisis frekuensi opini audit dan reputasi audit di
sajikan pada tabel 4.2 dan 4.3.
4.2 Distribusi Opini Audit Pada Sampel Penelitian
Opini Audit Frekuensi Persen
0
Variabel terikat atau dependen yaitu opini audit going concern diukur dengan variabel dummy, dimana kategori 1 diberikan pada perusahaan yang memperoleh opini audit
perusahaan yang memperoleh opini audit non going concern. 218 perusahaan (90,8%) memperoleh opini audit non going concern dan 22 perusahaan (9,2%) memperoleh opini audit going concern.
4.3 Distribusi Reputasi Auditor Pada Sampel Penelitian
Opini Audit Frekuensi Persen
0 1
146 94
60,8 39,2
Total 240 100
Variabel bebas atau independen yaitu reputasi audit diukur
dengan variabel dummy, dimana kategori 1 diberikan pada perusahaan yang menggunakan jasa KAP The Big Four Auditor. Sedangkan kategori 0 diberikan pada perusahaan yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor. 146 perusahaan (60,8%) menggunakan jasa KAP yang
tidak berafiliasi dengan The Big Four Auditor dan 94 perusahaan (39,2%) menggunakan jasa KAP yang
berafiliasi dengan The Big Four Auditor.
b. Analisis Deskriptif
Hasil analisis Deskriptif likuiditas dan ukuran perusahaan
Tabel 4.4 Statistik Destkriptif N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Likuiditas 240 .21 7.65 1.9595 1.35408
Size 240 9.27 19.18 14.1896 1.67788
Valid N
(listwise) 240
Tabel 4.4 menginformasikan jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 240. Likuiditas menunjukan nilai rata-rata 1,9595
dari skor minimum 0,21 dan maximum 7,65. Hal ini menunjukkan bahwa
likuiditas perusahaan sampel secara rata-rata baik. Angka rata-rata rasio
likuiditas tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki
aktiva lancar di atas kewajiban lancar sehingga perusahaan diharapkan
mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Nilai rata-rata ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 14,1896 dengan
nilai minimum 9,27 dan maksimum 19,18. Nilai rata-rata sebesar
14,1896 lebih cenderung pada nilai minimum 9,27, hal ini menunjukkan
bahwa lebih banyak perusahaan sampel yang ukurannya tergolong
43 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Hasil analisis data untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua, dan
ketiga dengan teknik sebagai berikut:
1. Menilai Kelayakan Model Regresi
Tes statistik yang digunakan untuk menilai data ini adalah Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit. Berdasarkan analisis dengan bantuan program SPSS for Windows 16.0 diperoleh hasil uji kelayakan model regresi menggunakan Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test.
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang disajikan dalam
tabel 5.1.
Tabel 5.1 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.
1 4.442 8 .815
Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga
goodness of fit model tidak baik karena tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol diterima dan berarti model
sesuai dengan model, tidakada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit).
Nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test adalah 4,442 denganprobabilitas signifikansi 0,815 > 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai
observasinya ataudapat dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya.
2. Menilai Keseluruhan Model Fit
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1).
Tabel 5.2
-2 Log Likelihood (Block Number = 0)
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 153.624 1.650
2 142.872 2.195
3 142.425 2.336
4 142.423 2.345