vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PROMOSI EVENT FOREST CINEMA 2013
DI BABAKAN SILIWANGI KOTA BANDUNG
Oleh
Riandy Herman Moeis
NRP 0864182
Layar tancap merupakan hiburan bagi masyarakat Indonesia di era penjajahan sampai pada titik berjaya di sekitar tahun 1970. Budaya menonton hingga saat ini masih merupakan salah satu kebiasaan rutin masyarakat Indonesia terutama kota Bandung. Namun saat ini masyarakat Bandung lebih memilih menonton di bioskop sehingga kegiatan layar tancap semakin tereduksi terutama di kota besar. Perlu adanya pengenalan kembali layar tancap kepada anak muda Bandung untuk menemukan kembali hasrat dan gairah menonton layar tancap di ruang publik.
Maka dari itu, tujuan perancangan ini adalah untuk memunculkan kembali minat masyarakat, khususnya anak muda, dalam mengenal layar tancap dan manfaat penggunaan ruang publik sebagai sarana hiburan baru melalui event Forest Cinema 2013. Manfaat perancangan ini adalah agar anak muda dapat mengenal kembali layar tancap, memanfaatkan ruang publik, dan memberikan hiburan dengan kemasan baru di kota Bandung.
Metode yang digunakan ialah dengan merancang desain event promotion Forest Cinema 2013 dilengkapi gimmick, dan televisi komersial sebagai media - media untuk mempromosikan event. Media promosi berupa poster, X-Banner, Iklan website, iklan sosial media, dan stiker promosi. Melalui perancangan event promotion ini anak muda di undang untuk ikut berpartisipasi dalam acara Forest Cinema 2013 di Babakan Siliwangi Bandung untuk membudayakan kembali menonton layar tancap dan pemanfaatan ruang publik di kota Bandung.
viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
DESIGN PROMOTIONS EVENT FOREST CINEMA 2013
IN BABAKAN SILIWANGI BANDUNG CITY
Submitted by
Riandy Herman Moeis
NRP 0864182
Public screening is an entertainment for Indonesian citizen at colonization era until victorious era in 1970. Watching is being one of habits, especially for Indonesian citizen until now on. But now Bandung citizen prefer watching on cinema, so screening activities reduced. Need repeated introduction for young man in Bandung to find the passion from screening at public space.
Therefore, the purpose of this scheme is to raise the public interest, in particular young man, to recognize public screening and benefits of using public space facilities as the new entertainment through Forest Cinema 2013 event. The Benefits of this design is the young man could know public screening, utilizing the public space and give entertainment with new package in Bandung city.
The method has been used is created promotions event Forest Cinema 2013 with gimmick, and commercial television as major media for promotions event. Media promotions such as poster, X-Banner, website advertising, social media advertising and stickers’ promotion. Through the design of promotions event, young man is invited to join a participate in the Forest Cinema 2013 event at Babakan Siliwangi Bandung for promoted public screening and the utilization of public space in Bandung city.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
DAFTAR JUDUL...i
LEMBAR PENGESAHAN...ii
ABSTRAK...iii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN...v
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR GAMBAR...xv
DAFTAR TABEL...xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
...3
x Universitas Kristen Maranatha
1.2.2 Rumusan Masalah
...3
1.3 Tujuan Perancangan
...3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
...4
1.5 Skema Perancangan
...5
1.6 Sistematika Penulisan
...6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Promosi...8
2.1.1 Definisi dan Tujuan Promosi
...8
2.1.2 Promotion Mix
...12
2.2 Event
...13
2.3 Teori Poster
...14
2.4 Teori Layout
...15
2.5 Komunikasi
...15
xi Universitas Kristen Maranatha
2.5.2 Pengertian Ilmu Komunikasi
...16
2.5.3 Strategi Komunikasi
...17
2.6 Komunikasi Massa
...28
2.6.1 Fungsi Komunikasi Massa
...19
2.7 Logo
...20
BAB III DATA DAN ANALISA MASALAH
3.1 Data dan Fakta...22
3.1.1 Ruang Publik dan Film Lokal (Indie)
...22
3.1.2 Pemerintah Kota Bandung
...24
3.1.2.1 Visi dan Misi Pemkot Bandung
...24
3.1.2.2 Struktur Organisasi Pemkota Bandung
...26
3.1.3 Bandung Creative City Forum (BCCF)
...26
3.1.3.1 Sejarah Bandung Creative City Forum (BCCF)
...26
xii Universitas Kristen Maranatha
3.1.5 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis
...31
3.1.6 Hasil Kuesioner
...32
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan
...38
3.2.1 Analisis STP
...38
3.2.2 Analisis SWOT Event Forest Cinema 2013
...39
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
4.1 Konsep Komunikasi...41
4.1.2 Creative Brief
...42
4.2 Konsep Kreatif
...43
4.2.1 Konsep Verbal
...43
4.2.2 Konsep Visual
...43
4.3 Konsep Media
...44
4.4 Hasil Karya
...46
4.4.1 Maskot
...46
4.4.2 Logo dan Font
...48
4.4.3 Poster Forest Cinema 2013
...50
4.4.4 Guide Book Forest Cinema 2013
...54
xiii Universitas Kristen Maranatha
4.4.6 Tiket Forest Cinema 2013
...56
4.4.7 Website Forest Cinema 2013
...57
4.4.8 Photo Booth Forest Cinema 2013
...58
4.4.9 Sign System Forest Cinema 2013
...59
4.4.10 X-Banner Forest Cinema 2013
...60
4.4.11 Notebook Forest Cinema 2013
...61
4.4.12 Venue and Location Forest Cinema 2013
...62
4.4.13 Stiker Forest Cinema 2013
...63
4.4.14 T-Shirt Forest Cinema 2013
...64
4.4.15 Packaging Forest Cinema 2013
...65
4.4.16 Scarf and Cape Forest Cinema 2013
...66
4.4.17 CTV Forest Cinema 2013
...67
4.5 Budgeting Media
...68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...70
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA...xviii
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pemkot Bandung
...26
Gambar 3.2 Foto Wawancara Dengan Event Leader HTH
...30
Gambar 3.3 Cikapundung River Cinema
...31
Gambar 3.4 Diagram frekuensi responden
...32
Gambar 3.5 Diagram frekuensi responden
...33
Gambar 3.6 Diagram frekuensi responden
...33
Gambar 3.7 Diagram frekuensi responden
...34
Gambar 3.8 Diagram frekuensi responden
...34
Gambar 3.9 Diagram frekuensi responden
...35
Gambar 3.10 Diagram frekuensi responden
...35
Gambar 3.11 Diagram frekuensi responden
...36
Gambar 3.12 Diagram frekuensi responden
...36
Gambar 3.13 Diagram frekuensi responden
...37
xvi Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.1 Maskot Forest Cinema 2013
...47
Gambar 4.2 Aplikasi Maskot Forest Cinema 2013
...48
Gambar 4.3 Logo Forest Cinema 2013
...49
Gambar 4.4 Font Intrique Script Personal Use
...49
Gambar 4.5 Font Malonzo………...50
Gambar 4.6 Poster Forest Cinema 2013
...52
Gambar 4.7 Poster Forest Cinema 2013
...53
Gambar 4.8 Guide Book Forest Cinema 2013
...54
Gambar 4.9 Name Tag Forest Cinema 2013
...55
Gambar 4.10 Tiket dan Invitation Forest Cinema 2013
...56
Gambar 4.11 Website Forest Cinema 2013
...57
Gambar 4.12 Photo Booth Forest Cinema 2013
...58
Gambar 4.13 Sign System Forest Cinema 2013
...59
Gambar 4.14 X-Banner Forest Cinema 2013
...60
xvii Universitas Kristen Maranatha
Gambar 4.16 Venue Location Forest Cinema 2013
...62
Gambar 4.17 Sticker Forest Cinema 2013
...63
Gambar 4.18 T-Shirt Forest Cinema 2013
...64
Gambar 4.19 Pop Corn and Cup Coffee Forest Cinema 2013
...65
Gambar 4.20 Scarf and Cape Forest Cinema 2013
...66
Gambar 4.21 CTV Bumper Forest Cinema 2013
...67
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Layar tancap merupakan hiburan bagi masyarakat Indonesia di era penjajahan
sampai pada titik berjaya di sekitar tahun 1970. Pada saat itu layar tancap
merupakan panggung hiburan rakyat karena pada zaman nya saat itu salah satu
hiburan adalah dengan berbaur dengan masyarakat dan menonton bersama.
Kebersamaan menjadi keutamaan karena dengan begitu beban hidup bisa
terlupakan sejenak. Hanya dengan menonton saja warga zaman dahulu dapat
memberikan gairah hidup, inovasi, dan kreasi bagi kehidupan mereka.
Budaya menonton layar tancap juga berkembang pesat hingga sekarang. Bisa
dilihat bersama dengan muncul nya bioskop dimana - mana. Setiap mall
dilengkapi oleh fasilitas bioskop. Berdasarkan persentase blitzmegaplex jumlah
pria menonton ke bioskop adalah 60% sedangkan wanita 40%. Audience yang
paling banyak adalah mereka yang berumur 25 - 34 tahun dengan 35%, kemudian
diikuti 17-24 tahun 22%; Sedangkan yang berumur 35-44 tahun 20%, 15 % pada
usia 17 tahun ke bawah dan 8% di usia 45 tahun ke atas. Kebudayaan menonton
sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak dahulu. Maka dari itu
kebudayaan menonton layar tancap mempunyai andil besar dalam perkembangan
film zaman sekarang, terutama film anak bangsa yang belum bisa menembus
Universitas Kristen Maranatha 2 diputar di daerah - daerah pinggiran kota yaitu film lawas yang dibintangi
Benjamin Sueb (alm), seperti : Akhir Sebuah Impian (Turino Djunaidy,1973),
Benjamin Raja Lenong (Syamsul Fuad,1975), dan Koboi Insyaf (Syamsul
Fuad,1988), Film Komedi Warkop, dan lain nya.
Seiring perkembangan radio, televisi, dan perangkat dvd player peranan layar
tancap semakin tersingkirkan. Namun meski peminatnya menurun dan kurang
diperhatikan, keberadaan layar tancap mempunyai kesan tersendiri dan merupakan
tonggak kebudayaan yang membentuk pribadi masyarakat Indonesia.
Fungsi layar tancap terus mengalami perubahan seiring berkembangnya zaman,
dari alat propaganda di zaman penjajahan, menjadi sarana hiburan di tahun 80-an,
dan pergeseran yang terjadi hingga sekarang. Kita bisa melihat budaya layar
tancap ini pada acara 17 Agustus-an di daerah pedesaan terutama. Hal ini
menunjukan kehidupan sosial yang guyub, karena masyarakat masih butuh ruang
hiburan untuk menghabiskan malam. Meski layar tancap bukan merupakan
lifestyle masyarakat kota, setidak-nya masyarakat dihadiri dengan adanya hiburan
yang murah dan meriah.
Masyarakat kota yang sudah meninggalkan budaya layar tancap. Faktanya pribadi
mereka terbentuk sejak zaman dahulu karena dipicu oleh tradisi menonton layar
tancap. Bisa kita lihat persentasi minat masyarakat Indonesia terutama Bandung
dalam hal menonton di bioskop. Selain itu ruang publik sebagai pemanfaatan
tempat aktifitas masyarakat juga kurang di perhatikan masyarakat maupun
Universitas Kristen Maranatha 3 begitu saja tanpa mendapat perhatian pemerintah. Contoh : Babakan Siliwangi,
Sungai Cikapundung, dan Taman Lalu Lintas.
Perlu adanya pengenalan kembali akan layar tancap agar masyarakat Bandung
sedikit demi sedikit mengenal dan mengingat lagi memori zaman dahulu kala.
Ruang publik bisa dijadikan sarana dan prasarana diadakan nya event layar tancap
ini. Dengan diadakannya event Forest Cinema 2013 di ruang publik kota
Bandung, masyarakat akan menemukan kembali hasrat dan gairah untuk
menonton layar tancap di ruang publik kota bersama teman - teman maupun
keluarga.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Identifikasi Masalah
Hilangnya nilai - nilai kekeluargaan atau kebersamaan masyarakat dalam
melakukan aktivitas publik di ruang terbuka.
1.2.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara merancang strategi promosi event Forest Cinema 2013 di kota Bandung ?
1.3 Tujuan Perancangan
Melestarikan aktivitas layar tancap melalui rancangan strategi promosi dan
Universitas Kristen Maranatha 4
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Beberapa sumber data didapat dengan:
1. Kuesioner
Kuesioner dibagikan kepada 100 orang di Kota Bandung usia 19 – 34
tahun baik laki – laki maupun perempuan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan tentang layar tancap dan seberapa jauh peran layar tancap di
mata masyarakat dan ruang publik sebagai tempat penyelenggaran event.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan fakta, yaitu dengan
melakukan tanya jawab dengan Adinda Wijaya Putri, event leader dari
Cikapundung River Cinema yang menjadi salah satu anggota di HTH
(House The House) yang berlaku sebagai project runner.
3. Studi pustaka
Studi pustaka melalui Koran, majalah, dan buku sebagai referensi. Studi
pustaka juga dilakukan melalui internet untuk mengetahui perkembangan
berita baru dan kelengkapan data.
4. Observasi
Observasi aktif dilakukan di BCCF, Kantor HTH sebagai project runner,
dan Pemkot Bandung. Observasi pasif dilakukan melalui pengumpulan
data dan artikel yang diperlukan.
Universitas Kristen Maranatha 5
1.5 Skema Perancangan
Latar Belakang Masalah :
Layar tancap menjadi tereduksi karena muncul berbagai pilihan yang sangat menggiurkan, dimulai dari gedung yang bagus, fasilitas yang
nyaman, dan kualitas gambar dan suara yang terjamin. Keberadaan layar tancap semakin terpinggirkan.Ruang publik yang menjadi tempat event juga menjadi sorotan karena sudah mulai dihiraukan
oleh masyarakat. Contoh : Taman Kota - Baksil.
Analisa :
- Layar tancap tereduksi oleh hiburan lain.
- Ruang publik yang kurang diperhatikan masyarakat.
Solusi :
Event Forest Cinema 2013
Riset :
- Informasi dari berbagai surat kabar bahwa layar tancap mulai ditinggalkan karena hiburan lain. - Kurang nya pemanfaatan ruang publik seperti taman kota sebagai tempat utama aktifitas masyarakat kota Bandung. Survey :
Kepada anak muda dan dewasa di kota Bandung untuk mengetahui sejauh mana peran layar tancap di benak
masyarakat beserta ruang publik yang menjadi tempat event.
Fakta :
- Memudarnya kebudayaan khas kita yang sudah tertanam sejak tahun 70-80an yaitu menonton layar tancap bersama.
- Meningkatnya jumlah penonton yang menonton film manca negara daripada menonton film karya bangsa.
Masalah :
Krisis kepercayaan terhadap film lokal dan kurang nya kesadaran
masyarakat akan pemanfaatan ruang publik sebagai tempat
kegiatan aktif, pelestarian lingkungan, dan tempat sosialisasi
bersama.
Strategi Promosi Target Audience :
Masyarakat Bandung usia 25 – 34 tahun laki – laki maupun perempuan yang tinggal di kota Bandung karena anak muda mampu membangkitkan kembali
gairah dari layar tancap dan pemanfaatan ruang
publik itu sendiri. Strategi Media
- Poster event -Billboard - Iklan Koran - Iklan majalah - Website - Media Berjalan -Sign System
- Event : Baligo, umbul – umbul, backdrop, dan gimmick
Ancaman dari dalam
Masyarakat Bandung krisis akan kepercayaan terhadap film lokal karena disuguhkan film - film yang tidak berkualitas seperti film
horror dewasa yang ditayangkan di bioskop di Indonesia. Ancaman dari luar
Film - film manca negara yang mulai mendominasi setiap bioskop yang ada di Indonesia
Universitas Kristen Maranatha 6
1.6 Sistematika Penulisan
1. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakangyang membahas hal – hal yang mendasari
fokus tesis ini. Ruang lingkup dan tujuan perancangan untuk mengetahui
permasalah utama dari topik ini dan bagaimana menjawab permasalahan
itu. Beserta sumber dan teknik pengumpulan data sebagai validitas data
dan sistematika penulisan sebagai ringkasan pokok setiap bab nya.
2. BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi mengenai uraian teori yang relevan dalam permasalahan
yang akan diangkat sesuai dengan keperluan. Dalam Bab II ini dibahas
tentang teori – teori kampanye, Pengembangan seni kriya, dan nilai – nilai
positif dalam bekerja.
3. BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH
Bab ini terdiri atas fakta dan analisis terhadap masalah berdasarkan data
dan fakta. Data dan fakta diambil langsung melalui wawancara, kwesioner,
dan observasi lagsung. Selain itu studi pustaka untuk menganalisis
permasalahan melalui teori – teori ilmiah.
4. BAB IV : PEMECAHAN MASALAH
Bab ini mencakup tentang pemecahan masalah melalui strategi
Universitas Kristen Maranatha 7 5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan
Universitas Kristen Maranatha 70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan melihat permasalahan yang ada di masyarakat Bandung akan krisis
kepercayaan terhadap film lokal dan kurangnya kesadaran akan manfaat ruang
publik dan belum adanya program yang efektif untuk mengembalikan kebudayaan
itu. Namun setelah melakukan analisa terhadap permasalahan ini, penulis telah
dapat menyusun rangkaian visual promosi event Forest Cinema 2013 yang
menjadi jawaban untuk permasalahan tersebut. Dengan cara menganalisa terlebih
dahulu pola hidup target market. Maka ditemukan konklusi bahwa cara yang
paling tepat untuk mempromosikan sebuah event kepada anak - anak muda adalah
dengan menyesuaikan media apa saja yang sering dijumpai pada pola hidup
mereka seperti media sosial dan website. Tetapi harus disertai dengan berbagai
media visualisasi yang menarik dan juga modern.
5.2 Saran
Penulis berharap dengan adanya laporan tugas akhir ini dapat membantu banyak
pihak sebagai acuan dalam membuat promosi event. Tidak hanya untuk event
cinema yang berkonsep di hutan ini saja, namun juga secara keseluruhan event
Universitas Kristen Maranatha 71
berguna tidak hanya untuk saat ini saja namun untuk rentang waktu yang lebih
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Venus, Antar (2004). Manajemen Kampanye : Panduan Teoritis dan Praktis dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Wiryanto,(2000),Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia Kotler,
Philip, 1997, Manajemen Pemasaran, Surakarta, PT.Pabelan
Kamus Besar Bahasa Indonesia : pusat bahasa (1991) edisi 2. Jakarta : Balai Pustaka.
Jamli, Edison dkk (2005). Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi Aksara.
Effendy, Onong Uchjana (2001). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
www.news.detik.com, 22 Agustus 2013, 19.45
www.karambaartmovement.com, 22 Agustus 2013, 21.22
www.kompasmuda.com, 23 Agustus 2013, 16.42
www.bccf-bdg.com, 23 Agustus 2013, 20.00
www.paradigmakaumpedalan.blogspot.com, 8 September 2013, 11.24