• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Environmental Graphic Pasar Baru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Environmental Graphic Pasar Baru."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 3 1.2.1 Rumusan Masalah 3 1.2.2 Ruang Lingkup 3 1.3 Tujuan Perancangan 3 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 4

1.4.1 Sumber Data 4

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data 4 1.5 Kerangka Pemikiran “Perancangan Environmental Graphic Pasar Baru” 5 1.6 Pembabakan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1Desain Komunikasi Visual 7 2.1.1 Pengertian Desain 7 2.1.2 Fungsi Komunikasi Visual 8 2.2Environmental Graphic Design (EGD) 9

(2)

2.2.2 Kepentingan Environmental Graphic Design 10 2.2.3 Ruang Lingkup Environmental Graphic Design 10

2.2.4 Signage dan Wayfinding 11

2.2.4.1 Jarak Pandang untuk Signage 13

2.2.4.2 Tipografi dalam Signage 14

2.2.4.3 Tipe Signage 15

2.2.4.4 Kriteria Mendesain Signage 16

2.2.4.5 Peta dalam Wayfinding 16

2.3Teori Perhatian (Attention) 17

2.4Human Dimension 18

2.4.1 Persentil 19

2.4.2 Ruang Sirkulasi Horisontal 20

2.4.3 Display Pos Kerja 23

2.5Trade Center 26

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1Data dan Fakta 27

3.1.1 Sekilas Sejarah Pasar Baru 27

3.1.2 Data Teknis Pasar Baru 28

3.1.2.1 Logo 28

3.1.2.2 Pengelola Gedung 28

3.1.2.3 Visi dan Misi 28

3.1.2.4 Lokasi dan Akses Masuk 28

3.1.2.5 Informasi Bangunan 29

3.1.2.6 Fasilitas 29

3.1.2.7 Denah Lokasi 30

3.1.3 Hasil Wawancara, Observasi Lapangan, dan Studi Pustaka 31

3.1.3.1 Hasil Wawancara 31

3.1.3.2 Hasil Observasi Lapangan 34

3.1.3.3 Hasil Studi Pustaka 36

3.1.4 Data Khalayak Sasaran 37

3.1.4.1 Segmenting 37

3.1.4.2 Targeting 37

(3)

3.1.5 Tinjauan Karya Sejenis 38

3.1.5.1 Pasar Chatuchak 38 3.1.5.2 Tanah Abang Trade Center 41

3.1.5.3 ITC Kebon Kelapa 45 3.2Analisis 47 3.2.1 Analisis Melalui Hasil Kuisioner 47 3.2.2 Analisis SWOT Pasar Baru 56 BAB IV STRATEGI DAN HASIL PERANCANGAN 4.1Strategi 57 4.2.3 Layout Buku Brand Identity and Sign Guideline Pasar Baru

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Environmental Graphic Design 11

Gambar 2.2 Zona Ruang Pergerakan ke Depan 21

Gambar 2.3 Sirkulasi/Koridor dan Jalan Lintasan 22 Gambar 2.4 Jarak bersih Rentang Tubuh dengan Barang Bawaan 22 Gambar 2.5 Akomodasi Pemakai Bertubuh Besar dan Kecil yang Berjalan

Menghadap Depan Pada Sebuah Koridor atau Lintasan Selebar

96 Inci (243,8 cm) 23

Gambar 2.6 Pengamat Pria Pada Posisi Berdiri/Display Pos Kerja 24 Gambar 2.7 Pengamat Wanita Pada Posisi Berdiri/Display Pos Kerja 25

Gambar 3.1 Logo Pasar Baru Trade Center 28

Gambar 3.2 (dari kiri searah jarum jam) Suasana Pintu Masuk Pasar Baru,

Bagian Dalam Pintu Utama, Lobby Utama Pasar Baru 34

Gambar 3.3 Environmental Graphic Pasar Baru 34

Gambar 3.4 Suasana Dalam Pasar Baru 35

Gambar 3.5 Signage dan Beberapa Penempatannya Dalam Pasar Baru 35 Gambar 3.6 Environmental Graphic Bagian Luar Pasar Baru 36

Gambar 3.7 Situasi Pasar Chatuchak 39

Gambar 3.8 Sign-sign di Pasar Chatuchak 39

Gambar 3.9 Situasi dan Beberapa Signage Pasar Chatuchak 40

Gambar 3.10 Peta Lokasi Pasar Chatuchak 35

Gambar 3.11 Logo Tanah Abang 41

Gambar 3.12 Suasana Pasar Tanah Abang 41

Gambar 3.13 Sign-Sign di Pasar Tanah Abang 42

Gambar 3.14 Sign-Sign di Pasar Tanah Abang 43

Gambar 3.15 Sign Toilet di Pasar Tanah Abang 43

Gambar 3.16 Ambiance di Pasar Tanah Abang 44

Gambar 3.17 Sign di Parkiran Tanah Abang 45

Gambar 3.18 (dari kiri ke kanan) Sign Tempat Parkir, Sign ke Tempat Parkir,

ITC Kebon Kelapa dari Depan 45

Gambar 3.19 Peta dan Media Promosi ITC Kebon Kelapa 46

(5)

Gambar 3.21 Sign-Sign di ITC Kebon Kelapa 47

Gambar 4.1 Konsep Dasar Brand Identity Pasar Baru 61

Gambar 4.2 Brand Identity 63

Gambar 4.3 Font FashionVictim Regular 64

Gambar 4.4 Logo Colors 64

Gambar 4.5 Logo Applications 65

Gambar 4.6 Minimum Requirements 66

Gambar 4.7 Background Usage 67

Gambar 4.8 Logo Restrictions 68

Gambar 4.9 Special Usage 68

Gambar 4.10 Sign Checklist 69

Gambar 4.11 Tanda Panah 70

Gambar 4.12 Piktogram 70

Gambar 4.13 Font Family Helvetica 71

Gambar 4.14 Sign Colors 72

Gambar 4.15 Warna Sign Type di Atas Sign Colors 73

Gambar 4.16 Sign Overview: Outdoor 74

Gambar 4.17 Sign Overview: Main Lobby 74

Gambar 4.18 Sign Overview: Pertokoan dan Eskalator 75

Gambar 4.19 Sign Overview: Void 75

Gambar 4.20 Sign Overview: Lift

(kiri) Bagian Luar, (kanan) Bagian Dalam 76 Gambar 4.21 Sign Overview: Pasar Basah dan Zona Khusus 76 Gambar 4.22 Ambiance Brand Identity pada Gedung 77 Gambar 4.23 Aplikasi Ambiance Brand Identity pada Gedung 78

Gambar 4.24 Sign Pasar Baru Belok Kanan 78

Gambar 4.25 Outdoor Hanging Banner 79

Gambar 4.26 3D-viewSign Pasar Baru Belok Kanan dan Outdoor

Hanging Banner 80

Gambar 4.27 Taxi & Becak Sign 81

(6)

Gambar 4.29 Gambar Tampak Pos Informasi 83

Gambar 4.30 Detail Bagian Atas Pos Informasi 83

Gambar 4.31 Directional Sign 84

Gambar 4.32 Detail Grafis Directional Sign 85

Gambar 4.33 Aplikasi Directional Sign 85

Gambar 4.34 Identification Sign Toilet 86

Gambar 4.35 Detail Grafis Identification Sign Toilet 87 Gambar 4.36 3D-viewIdentification Sign Toilet 87

Gambar 4.37 Hanging Banner Tipe 1 88

Gambar 4.38 Hanging Banner Tipe 2 89

Gambar 4.39 3D-viewHanging Banner Tipe 1 dan 2 90

Gambar 4.40 Konten Lantai 90

Gambar 4.41 Aplikasi Konten Lantaidan Color Coding Line pada Void 91

Gambar 4.42 Aplikasi Ambiance Foodcourt pada Tembok 92 Gambar 4.43 Directional Sign Foodcourt 92

Gambar 4.44 Identification Sign Lift 93 Gambar 4.45 Papan Informasi 94 Gambar 4.46 Map and Floor Content 95 Gambar 4.47 Floor Content 96 Gambar 4.48 Detail Grafis Floor Content 97

Gambar 4.49 Advertising Media Lift 98 Gambar 4.50 Identification Sign Eskalator 99

(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kerangka Pemikiran “Perancangan Environmental Graphic

Pasar Baru” 5

Tabel 2.1 Tinggi Badan pada Kelompok Pria dan Wanita Dewasa dalam satuan Inci dan cm, menurut Umur, Jenis Kelamin,

dan Seleksi Persentil 20

Tabel 3.1 Grafik Kunjungan ke Pasar Baru Periode 2005-2011 33

Diagram 3.1 Presentase Umur Pengunjung Pasar Baru 48 Diagram 3.2 Presentase Pendidikan Pengunjung Pasar Baru 48 Diagram 3.3 Presentase Asal Pengunjung Pasar Baru 49 Diagram 3.4 Presentase Alasan Pengunjung Pasar Baru 50 Diagram 3.5 Presentase “Kunjungan ke Berapa” Pengunjung

Pasar Baru 50

Diagram 3.6 Presentase Tujuan Pengunjung Pasar Baru 51 Diagram 3.7 Presentase Kemudahan Mencari Kebutuhan di

Pasar Baru 52

Diagram 3.8 Presentase Keefektifan Penunjuk Arah di Pasar Baru 52 Diagram 3.9 Presentase Pengaruh EGD di Pasar Baru 53 Diagram 3.10 Presentase Kemudahan Menemukan Jalan Keluar di Lokasi

Pasar Baru 53

(9)

ABSTRAK

(10)

ABSTRACT

(11)

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN

Lampiran A: Contoh Denah Penempatan Sign Lantai D1

Contoh Ukuran Real Layout Buku Brand Identity and Sign Guidelines Pasar Baru Bandung

Lampiran B: Pertanyaan Wawancara dan Kuisioner Lampiran C: Dokumentasi Pasar Baru

Denah Pasar Baru (13 halaman) Lampiran D: Hasil Penelitian

(12)

BAB I

dan sangat terkenal di kalangan turis lokal maupun mancanegara. Bangunan yang

sekarang berdiri ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai serta diresmikan

oleh Walikota Bandung pada tahun 2003 (Hutagalung, 2009, http://rgalung.tumblr.

com, diakses 17 Februari 2012 pkl. 12:53 WIB).

Lokasi Pasar Baru sangat luas, terdiri dari 12 lantai termasuk area parkir yang dapat

menampung hingga total 1200 mobil dan 1000 motor. Dengan total 4000 unit kios

yang dimiliki sekitar 3500 penyewa, Pasar Baru menawarkan variasi barang

terlengkap untuk berbelanja, terutama di bidang fashion. Oleh karena itu tidak heran

bahwa Pasar Baru direkomendasikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

(Disbudpar) bagi turis lokal dari luar Bandung maupun turis mancanegara sebagai

tujuan wisata belanja yang menjadi daya tarik kota Bandung. Dari hasil wawancara

dengan Hein Adolf Wuwungan—Senior Supervisor Retail Pasar Baru—diketahui

bahwa biasanya turis mancanegara yang datang kebanyakan berasal dari Malaysia,

Singapura, dan Brunei Darussalam. Dari sumber yang sama juga diketahui bahwa

perputaran omset terendah per hari di Pasar Baru mencapai Rp 5.000.000.000,00.

Pasar Baru, dengan lokasinya yang luas dan perputaran omset yang cukup besar,

merupakan tujuan wisata belanja di Bandung yang memiliki potensi untuk menjadi kebanggaan Bandung dan Jawa Barat. Hal ini juga sesuai dengan misi Pasar Baru

sendiri yaitu “Menjadi pusat belanja eceran dan grosir terkemuka di Bandung Raya

yang terlengkap, nyaman, menarik dan dinamis sehingga tercapai harga jual/sewa

yang optimal dengan senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik, mengikuti

(13)

Potensi dan misi yang dimiliki oleh Pasar Baru ini ternyata kurang sesuai dengan

hasil pengamatan langsung ke lokasi Pasar Baru. Diperoleh data bahwa tidak sedikit

pengunjung yang mengeluhkan petunjuk arah di Pasar Baru. Tidak jarang mereka

yang berkunjung ke Pasar Baru kesulitan menemukan lokasi yang mereka inginkan

atau bahkan kesulitan menemukan jalan keluar, hingga muncul istilah tersendiri yaitu

‘Labirin Pasar Baru’. Banyaknya penyewa dengan variasi barang-barang yang dijual

di dalamnya yang juga tidak tersusun secara sistematis semakin membingungkan

para pengunjung, terutama mereka yang baru pertama kali datang ke pasar dengan

gedung modern tersebut.

Di Pasar Baru sendiri sebenarnya sudah terdapat beberapa sign system atau penunjuk

arah, seperti tanda yang menunjukkan letak toilet, escalator, lift, dan nama bagian.

Akan tetapi sign system ini peletakkannya masih kurang terstruktur dan desainnya

yang dapat dikatakan kurang baik membuat keberadaan sign system ini tidak efektif

dan kurang informatif. Masalah ini membuat pengunjung mengalami suasana belanja

yang kurang nyaman, berlawanan dengan misi Pasar Baru yang ingin mewujudkan

pusat belanja eceran dan grosir yang terlengkap, nyaman bagi pengunjung, menarik

dan dinamis.

Solusi Desain Komunikasi Visual terhadap masalah Pasar Baru yang cukup

kompleks ini yaitu dengan memperbaiki environmental graphic di lokasi Pasar Baru.

Perbaikan desain, penataan ulang, dan pengaturan ulang sistem environmental

graphic di Pasar Baru dirasa perlu demi kenyamanan pengunjung yang datang.

Melalui solusi DKV yang ditawarkan tersebut diharapkan tercipta flow atau

perputaran arus pengunjung yang baik di Pasar Baru, ramai namun teratur, sehingga

kenyamanan pengunjung pun meningkat, Dengan flow yang baik, kenyamanan

pengunjung pun bisa meningkat, sesuai dengan misinya untuk memberikan

(14)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka masalah dapat dirumuskan sebagai

berikut:

• Bagaimana cara memperbaiki environmental graphic agar tercipta suasana yang

nyaman dan teratur dalam keramaian Pasar Baru sehingga tercipta flow atau arus

pengunjung yang baik sehingga meningkatkan kenyamanan pengunjung Pasar

Baru sesuai misinya?

• Bagaimana membiasakan pengunjung kelas menengah bawah tentang

penggunaan sign system sehingga mendukung terciptanya flow atau arus

pengunjung yang lebih baik?

1.2.2 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dibatasi dengan perancangan environmental graphic yang berada di

dalam dan di luar Pasar Baru berupa wayfinding sign, identification sign, regulatory

sign information sign, directory map, post and panels. Akan dibuat juga buku

manual tentang environmental graphic Pasar Baru untuk pegangan bagian

manajemen.

• Objek penelitian: sign system yang berada di Pasar Baru, Jalan Otto Iskandar

Dinata, Bandung

• Target market: masyarakat Bandung dan sekitarnya, turis luar kota dan

mancanegara dari kalangan menengah dan menengah bawah

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian dan

perancangan ini adalah:

• Merancang environmental graphic yang informatif dan efektif menunjukkan

navigasi (lokasi maupun tujuan) bagi pengunjung Pasar Baru sehingga tercipta

flow yang baik, menciptakan suasana belanja yang nyaman dan teratur dalam

(15)

• Mengedukasi pengunjung kelas menengah bawah melalui penggunaan sign

system sehingga mereka terbiasa untuk mengenali dan menggunakan

environmental graphic sebagai sistem wayfinding di manapun mereka berada.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Sumber Data

Sumber data diperoleh dari bagian manajemen PT. Atanaka Persada Permai sebagai

pengelola Gedung Pasar Baru Trade Center Bandung, para pernyewa dan

pengunjung Pasar Baru. Studi pustaka juga akan dilakukan melalui buku, artikel, dan

situs terkait sebagai acuan dan dasar teori.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Observasi yang dilakukan merupakan observasi pasif, yaitu peneliti mendatangi

suatu peristiwa atau tempat dan diketahui oleh subjek yang diamati. Observasi

dilakukan di lokasi Pasar Baru dan sekitarnya untuk mempelajari situasi dan

membuat perancangan serta memperhitungkan penempatan environmental graphic

yang tepat.

Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara tidak terstruktur atau wawancara

mendalam, yaitu peneliti bertanya kepada narasumber tanpa merujuk pada daftar

pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada bagian manajemen Pasar Baru, dan pengunjung Pasar Baru untuk mendapatkan denah dan data terkait.

Studi Pustaka dilakukan untuk mencari data dari sumber tertulis dan gambar. Studi

pustaka didapatkan melalui buku-buku referensi dan internet tentang teori DKV,

environmental graphic, warna, tipografi, teori perhatian, serta artikel-artikel terkait

dengan Pasar Baru.

Kuisioner dibagikan kepada sejumlah pengunjung di Pasar Baru untuk validitas

(16)

1.5 Kerangka Pemikiran “Perancangan Environmental Graphic Pasar Baru”

(17)

1.6 Pembabakan

BAB I PENDAHULUAN: Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Permasalahan

dan Ruang Lingkup, Tujuan Perancangan, Cara Pengumpulan Data, Kerangka

Perancangan dan Pembabakan

BAB II LANDASAN TEORI: Bab ini berisi paparan teori yang berhubungan dan

mendukung penelitian Perancangan Environmental Graphic Pasar Baru. Adapun

teori yang akan digunakan seperti Teori DKV, Teori Environmental Graphic Design,

Teori Perhatian (Attention), Teori Human Dimension, dan Pengertian Trade Center.

BAB III DATA DAN ANALISIS: Bab ini berisi data Pasar Baru sebagai instansi

pemberi proyek, data khalayak sasaran, hasil wawancara dan hasil kuisioner, tinjauan

karya sejenis, dan analisis data.

BAB IV STRATEGI DAN HASIL PERANCANGAN: Bab ini akan berisi strategi

komunikasi, strategi kreatif, dan strategi visual karya; hasil perancangan; dan

(18)

BAB IV

STRATEGI DAN HASIL PERANCANGAN

4.1Strategi

Strategi perancangan dibagi menjadi strategi komunikasi yaitu konsep besar perancangan, strategi kreatif yaitu pendekatan ide dan cara mencapainya, serta

strategi visual yaitu konsep dasar perancangan. Strategi-strategi ini dibuat

berdasarkan data-data dan teori yang telah terkumpul pada bab I s.d. III.

4.1.1 Strategi Komunikasi

Dalam perancangan environmental graphic, yang terpenting adalah fungsi utamanya

yaitu untuk menyampaikan informasi dan memperjelas lingkungan yang kompleks,

selain juga untuk meningkatkan kualitas estetisnya. Environmental graphic yang

baik juga dibuat dengan meneliti lokasi yang akan dirancang, seperti dikutip dalam

Cossu (2010:6) bahwa tanpa penelitian, sign tidak akan berfungsi dengan baik tidak

peduli betapa indahnya sign tersebut.

Karena itulah perancangan environmental graphic di Pasar Baru menjadi jawaban

dari permasalahan yang ada yaitu untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Kenyamanan pengunjung ditingkatkan dengan menyampaikan informasi dan

memperjelas lingkungan yang kompleks, sesuai dengan fungsi environmental

graphic. Perancangan ini juga dilakukan karena dapat mengedukasi pengunjung

kelas menengah bawah tentang penggunaan environmental graphic yang baik dan

melalui elemen-elemen estetisnya dapat memberikan pemahaman tentang sebuah

sistem desain pada suatu lokasi.

Oleh karena itu konsep komunikasi yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan

sistem yang konsisten dan teratur. Sistem yang konsisten akan membuat audiens

mudah mengenali environmental graphic yang ada, membedakannya dari ribuan sign

(19)

4.1.2 Strategi Kreatif

Untuk merancang environmental graphic Pasar Baru ini, dibutuhkan suatu sistem

yang memudahkan pengunjung mengenali lingkungan mereka. Sistem ini akan

dibangun dengan konsistensi penggunaan warna yang sama pada masing-masing

lantai. Setiap lantai akan diberi warna yang berbeda sehingga pengunjung mudah

mengenali dan mengingat di mana mereka dan ke mana mereka ingin menuju.

Warna-warna yang dipakai menggunakan warna-warna hangat dan cerah, yang

menggambarkan suasana Pasar Baru sendiri yang hangat dan ramai, sesuai survei

yang telah dilakukan. Warna-warna tersebut juga dipilih mempertimbangkan

kemudahannya untuk dicari di tengah suasana Pasar Baru yang begitu

berwarna-warni, sehingga konsistensi warna signage menjadi sangat penting supaya mudah

ditemukan. Sedangkan desain dengan bentuk-bentuk teratur digunakan untuk

menciptakan suasana ramai namun teratur.

Sistem yang konsisten dicapai dengan konsistensi penggunaan warna yang berbeda

pada tiap lantai. Penggunaan warna yang berbeda dari signage di setiap lantai akan

membuat audiens mengenali di mana ia berada sehingga akan memudahkan ia

mengingat dari mana ia masuk, di mana ia harus keluar, dan mengingat pada lantai

berapa ia harus mencari barang yang ia inginkan (baik untuk kedatangan pertama maupun pada kedatangan selanjutnya apabila ia ingin mencari toko yang pernah

dikunjunginya).

Untuk perancangan signage juga akan digunakan komunikasi visual dan verbal.

Untuk visual, akan digunakan piktogram, gambar, atau simbol yang umum dan

mudah diterjemahkan oleh audiens di Pasar Baru dengan mempertimbangkan tingkat

edukasi mereka yang tidak terlalu tinggi. Penggunaan gambar akan lebih mudah

diterjemahkan bagi sebagian besar orang. Pada bagian-bagian tertentu yang didesain

tanpa tulisan, audiens—khususnya masyarakat dari kalangan menengah ke bawah—

juga diajak untuk berpikir dan menerjemahkan arti dari bahasa visual ini. Hal ini

dimaksudkan juga untuk secara tidak langsung mengedukasi dan membiasakan

masyarakat kelas menengah ke bawah untuk melihat piktogram atau simbol-simbol

yang sering dipergunakan di luar lingkungan Pasar Baru sendiri. Selain itu, edukasi

juga diterapkan dengan penggunaan elemen grafis yang estetis, memperlihatkan

(20)

bagian dari suatu sistem environmental graphic, membuat mereka terbiasa melihat

suatu sistem desain yang khas pada lingkungan tertentu.

Komunikasi verbal juga tetap dibutuhkan dalam perancangan environmental graphic

ini yaitu dengan pemilihan kata-kata yang tepat dan penggunaan font yang baik

sehingga mudah terbaca oleh audiens. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa

Indonesia sebagai bahasa utama dan bahasa Inggris sebagai bahasa sekunder. Hal ini

mempertimbangkan target pasar utama di Pasar Baru merupakan masyarakat

Bandung sendiri dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya, dan target

sekunder yaitu turis lokal maupun mancanegara yang sedang melakukan wisata.

Penggunaan bahasa Inggris dimaksudkan untuk mempersiapkan Pasar Baru di era

globalisasi ini agar siap untuk dikunjungi oleh turis mancanegara, sekaligus dapat

sedikit banyak mengedukasi penghuni dan pengunjung Pasar Baru yang belum

mengenal bahasa Inggris.

Diharapkan dengan edukasi penggunaan environmental graphic melalui desain dari

environmental graphic ini sendiri, audiens dapat secara mandiri mengenali,

mendapatkan informasi, menuju dan tiba di lokasi tertentu yang mereka inginkan.

Dengan kemudahan membaca lokasi ini, maka arus perpindahan atau flow di Pasar

Baru juga akan relatif lebih baik. Dengan perputaran pengunjung yang relatif lebih

baik ini, maka Pasar Baru pun dapat menampung lebih banyak orang dengan tingkat

kenyamanan yang lebih baik, yang otomatis juga akan meningkatkan omset Pasar

Baru sesuai dengan misinya.

Untuk pembagian seri environmental graphic digunakan pembagian warna (color

coding) per lantai untuk daerah perbelanjaan. Selain itu pengelompokan signage

dibedakan menjadi empat tipe signage menurut Apelt, dkk. (2007) yaitu

Identification Sign, Information Sign, Directonal Sign, dan Regulatory Sign (lihat

teori Tipe Signage hal.15).

Bentuk dan warna pada desain disesuaikan dengan suasana dan target market Pasar Baru yaitu wanita kalangan menengah dan menengah bawah yang suka belanja dan

menyukai warna-warna yang cerah, serta mempertimbangkan kemudahan

pencariannya dalam suasana Pasar Baru. Gaya desain menggunakan gaya Art Deco

(21)

menggunakan garis-garis hias dan yang mengesankan gerak dan kecepatan,

melambangkan modernitas yang memang merupakan konsep Pasar Baru sebagai

pasar tradisional dengan konsep modern. Selain itu gaya Art Deco juga merupakan

gaya yang ideal dan universal sehingga mudah diterima di semua kalangan.

4.1.3 Strategi Visual

Untuk membuat elemen estetis environmental graphic Pasar Baru, pengerjaan

dimulai melalui brand identity yang menggambarkan Pasar Baru sekaligus harapan

bagi Pasar Baru. Brand identity ini yang nantinya akan menjadi dasar elemen estetis

yang diterapkan pada environmental graphic Pasar Baru sehingga tercipta sebuah

sistem yang dapat dikenali dengan mudah oleh audiens.

Bandung terkenal dengan bangunan-bangunan bergaya Art Deco-nya yang khas

dengan garis-garis hias dan bentuk-bentuk geometris yang mengesankan gerak dan

kecepatan, melambangkan modernitas dan tekhnologi. Oleh karena itu gaya Art Deco

bisa digunakan menjadi salah salah satu identitas Pasar Baru Bandung, karena sesuai

juga dengan konsep Pasar Baru sebagai pasar tradisional dengan konsep modern.

Selain itu gaya Art Deco juga merupakan gaya yang ideal dan universal sehingga

mudah diterima di semua kalangan. Gaya Art Deco digunakan mengingat bentuk

atap Pasar Baru yaitu atap Art Deco khas gedung sate (dokumentasi Pasar Baru,

2012). Akan tetapi sebenarnya bentuk ini pun kurang jelas terlihat, sehingga gaya ini

akan diperjelas dan diperkuat melalui brand identity dan environmental graphic yang

akan dirancang.

Untuk bentuk visual brand identity diambil dari keunikan Pasar Baru yaitu atapnya

yang bergaya Art Deco (dokumentasi Pasar Baru, 2012) dan konsep Pasar Baru

sebagai trade center terluas dan terlengkap di Bandung, diwakili dengan mengambil

bentuk dari jenis-jenis barang yang paling banyak dijual di Pasar Baru, yaitu pakaian

wanita dan kain. Bentuk yang utama logo dan papan signage diambil dari bentuk

atap Pasar Baru yang dilihat dari atas yaitu persegi dan persegi panjang. Bentuk

persegi diambil untuk mewakili struktur yang stabil dan teratur, sesuai dengan

(22)

Logo diambil dari bentuk pakaian wanita dan kain sebagai jenis barang yang paling

banyak dijual di Pasar Baru. Penggunaan garis dan bentuk lengkung diadaptasi dari

Ocean Liner atau “streamline” yang merupakan ciri Art Deco yang sering terlihat

pada arsitektur Art Deco Bandung seperti Vila Isola dan Hotel Savoy Homann. dari

Walaupun bentuk dasarnya persegi, akan tetapi pada logo bidang persegi tidak

digambarkan secara langsung (tanpa garis atas dan bagian garis atas terdapat celah)

menggambarkan harapan yang tidak terbatas pada usaha di Pasar Baru.

(23)

Untuk warna dipilih warna-warna yang sesuai dengan teori yang dilakukan pada saat

penelitian dan telah disurvei terhadap potensial target market Pasar Baru.

Warna-warna yang digunakan kebanyakan diambil dari kombinasi Warna-warna energetic, vivid,

striking dan familiar bagi target market di lingkungan Pasar Baru.

Warna-warna energetic menggambarkan aktivitas dan energi di Pasar Baru. Warna

hijau-kuning jika dipadankan dengan fuschia atau magenta akan meningkatkan sifat

antusias pada warna-warna energetic ini (Rockport Publishers, 1994). Warna-warna

vivid digunakan karena mendukung ragam Art Deco (Bhaskaran, 2005). Sedangkan

warna-warna striking atau warna-warna yang mencolok digunakan karena akan

menarik perhatian di lingkungan Pasar Baru sesuai dengan teori perhatian tentang intensitas stimuli (Rakhmat, 2011).

Warna-warna ini akan diterapkan baik pada brand identity maupun keseluruhan

perancangan environmental graphic. Akan tetapi untuk safety and regulatory sign,

prohibition and advisory sign yang telah memiliki standar tersendiri, warna tidak

mengikuti sistem warna per lantai.

Font yang digunakan untuk logo adalah FashionVictim Regular, yang bergaya Art

Deco dan dianggap sesuai untuk logo yang bergaya sama. Font ini akan digunakan

untuk tulisan yang digunakan sebagai identitas Pasar Baru.

Sedangkan font untuk environmental graphic Pasar Baru digunakan Helvetica

sebagai font yang dianggap baik keterbacaannya, jelas, dan memiliki banyak variasi

(24)

4.2Hasil Karya

4.2.1 BrandIdentity

Gambar 4.2 Brand Identity

Logo dirancang sebagai brand identity Pasar Baru yang mencerminkan konsep pasar

tradisional yang modern dan teratur dengan gaya Art Deco yang merupakan ciri khas

arsitektur Bandung. Gaya Art Deco yang teratur dan terstruktur juga akan diadaptasi

untuk perancangan sign system di Pasar Baru Bandung, harapan untuk suasana pasar

yang ramai namun teratur.

Logo terdiri dari logogram dan logotype. Dalam penggunaan tertentu, logogram dan

logotype dapat digunakan terpisah selama logo tidak mengalami disorientasi maupun

distorsi. Logogram berada di bagian atas dan logotype berada di bawah sejajar

vertikal dengan logogram.

Bentuk dasar persegi diambil dari bentuk atap Pasar Baru dari atas yang unik dan

berciri Art Deco. Bentuk logo diadaptasi dari bentuk komoditi utama di Pasar Baru,

(25)

ragam Art Deco yang melambangkan modernitas, pergerakan, dan kecepatan. Bentuk

lengkung pada logo diadaptasi dari Ocean Liner atau “streamline” yang merupakan

salah satu ciri khas Art Deco yang terinspirasi dari bentuk kapal laut yang

melambangkan gerakan, teknologi modern, dan optimisme. Bentuk ini juga sering

terlihat pada arsitektur Art Deco di Bandung, seperti Vila Isola dan Hotel Savoy

Homann yang menjadi ikon arsitektur Bandung.

Logotype menggunakan line “Pasar Baru Bandung” untuk menenkankan lokasi Pasar

Baru yang terletak di Bandung supaya tidak keliru dengan Pasar Baru yang terletak

di Jakarta. Citra Pasar Baru juga telah melekat sebagai pasar, sehingga line

menekankan konsep ‘pasar tradisional yang modern’, bukan ‘trade center’. Logotype

menggunakan font FashionVictim Regular yang merupakan font bergaya Art Deco.

Gambar 4.3 Font FashionVictim Regular

(26)

Pemilihan warna dilakukan berdasarkan studi gaya desain, survei pada lokasi, dan

memper-timbangkan psikologi warna yang digunakan. Warna-warna yang dipilih

juga merupakan warna-warna familiar bagi target market di lingkungan Pasar Baru.

Kombinasi warna-warna energetic melambangkan energi dan aktivitas di Pasar Baru.

Warna-warna vivid mendukung ragam Art Deco. Warna-warna striking atau

warna-warna mencolok lebih menarik perhatian di Pasar Baru, sesuai dengan teori intensitas

stimuli dalam Rakhmat (2011).

(27)

Gambar 4.6 Minimum Requirements

Logo diaplikasikan dengan memperhatikan ketentuan minimum yang telah

ditetapkan yaitu ‘clear zone’ dan ukuran minimum. Untuk mempertahankan

integritasnya, logo harus tetap bersih dari elemen-elemen lainnya. Area di sekitar

logo ini disebut ‘clear zone’. Area ini merupakan lahan minimum yang harus

disediakan di sekitar logo. Untuk menjaga keterbacaannya, ukuran minimum untuk

logo telah ditetapkan. Dengan lebar logogram sebagai acuan, lebar minimum dari

(28)

Gambar 4.7 Background Usage

Dalam kondisi apapun logo harus dicetak di atas latar belakang yang

memper-lihatkan kekontrasannya. Logo dapat ditempatkan pada berbagai background selama

(29)

Gambar 4.8 Logo Restrictions

Bentuk logogram dapat dipisah menjadi sayap kiri dan sayap kanan dalam warna

asli, B/W, atau negative selama bentuk tersebut tidak didisorientasi dan tidak

mengalami distorsi. Ketika bentuk tersebut digunakan terpisah, bentuk tersebut tidak

lagi menjadi logogram tetapi berfungsi sebagai elemen grafis pendukung brand

identity yang digunakan untuk kebutuhan khusus. Untuk penggunaan bentuk ini

sebagai elemen grafis, hanya warna outline yang boleh diubah.

(30)

4.2.2 Sign System

Sign system yang baru dirancang untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung dan

memperlancar flow Pasar Baru dengan menyajikan informasi penting yang

dibutuhkan penghuni dan pengunjung. Tipe-tipe sign dirancang sesuai kebutuhan

pengunjung dan disesuaikan dengan space tempat yang ada. Sign diklasifikasikan

menurut area dan kategori sesuai tipe signage menurut Apelt,dkk. (2007). Selain itu

dibuat juga sistem media untuk menunjukan sistem dan keseragaman desain yang

khas untuk lokasi Pasar Baru.

(31)

4.2.2.1 Sign Elements

Gambar 4.11 Tanda Panah

Gambar 4.12 Piktogram

(dari kiri ke kanan) 1. Toilet 2. Lift 3. Eskalator 4. Tangga Darurat 5. Mushola

6. Area Merokok 7. Pertokoan 8. Wastafel 9. Informasi 10. Parkir 11. Jagalah Kebersihan

12. Dilarang Merokok 13. Dilarang Masuk 14. Pergunakan Tangga Saat Terjadi Kebakaran

(32)

Gambar 4.13 Font Family Helvetica (Sumber: dokumentasi pribadi)

Helvetica Family digunakan untuk semua teks dalam wayfinding Pasar Baru

Bandung. FashionVictim Regular digunakan sebagai type identity Pasar Baru, seperti

(33)

4.2.2.2 Sign Colors

Pasar Baru terdiri dari 12 lantai yaitu 2 lantai basement, 2 lantai dasar (groundfloor),

dan 8 lantai utama (floor) termasuk rooftop. Pada basement 1 dan 2 juga terdapat

pasar tradisional sehingga untuk membedakannya kombinasi color coding pada

sistem dibedakan dengan lantai lainnya.

Sebagai warna pendukung, digunakan warna shades (untuk basement 1 dan 2) dan

tints (untuk lantai dasar sampai rooftop) dari masing-masing kode warna yang telah

ditentukan. Tulisan berwarna coklat untuk basement 1 dan 2; warna putih untuk

lantai lainnya. Untuk standar sign umum seperti regulatory sign, warna mengikuti

ketentuan yang telah ada. Seperti warna hijau untuk anjuran dan warna merah untuk

larangan.

(34)
(35)

4.2.2.3 Sign Overview

Gambar 4.16 Sign Overview: Outdoor

(36)

Gambar 4.18 Sign Overview: Pertokoan dan Eskalator

(37)

Gambar 4.20 Sign Overview: Lift

(kiri) Bagian Luar, (kanan) Bagian Dalam

(38)

4.2.2.3 Sign Types

4.2.2.3.1 Outdoor

AMBIANCE BRAND IDENTITY

Gambar 4.22 Ambiance Brand Identity pada Gedung

Spesifikasi:

Finishes & Materials: aluminum plate powder coated, 2 mm solid acrylic, sticker

Mounting: mounted on wall

Bagian berwarna dibuat dengan akrilik putih susu 2 mm ditempel dengan sticker

warna khusus. Bagian outline coklat ditempel lagi dengan akrilik 2 mm warna solid

(39)

lampu selang agar menyala. Bagian aluminum plate dipasang ke tembok sebelah

kaca. Media ini akan ditempatkan pada bagian depan gedung.

Gambar 4.23 Aplikasi Ambiance Brand Identity pada Gedung

DIRECTIONAL SIGN OUTDOOR PASAR BARU

(40)

Spesifikasi:

Finishes & Materials:

T1-aluminum outdoor painted, glossy coated

T2-aluminum 4 cm x 4 cm powder coated

T3-aluminum 6 cm x 6 cm powder coated

T4-aluminum 8 cm x 8 cm powder coated

T5-semen

Bagian kepala tiang merupakan ciri in-line media Pasar Baru di mana kubus dengan

yang dicat logogram pada masing-masing sisi ditempatkan. Bagian outline logo dilas

timbul, dicat, dan diberi glossy coating. Media ini akan ditempatkan pada belokan ke

Jl. Oto Iskandar Dinata.

OUTDOOR HANGING BANNER

(41)

Spesifikasi:

Finishes & Materials:

T1-aluminum outdoor painted, glossy coated

T2-aluminum 4 cm x 4 cm powder coated

T3-aluminum 6 cm x 6 cm powder coated

T4-aluminum 8 cm x 8 cm powder coated

T5-semen

Bagian kepala tiang merupakan ciri in-line media Pasar Baru di mana kubus dengan

yang dicat logogram pada masing-masing sisi ditempatkan. Bagian outline logo

dibuat timbul, dicat, dan diberi glossy coating.

Media ini akan ditempatkan di bagian depan gedung Pasar Baru sebagai media

promosi Pasar Baru.

(42)

TAXI & BECAK SIGN

T3-aluminum 4 cm x 4 cm powder coated

T4-aluminum 6 cm x 6 cm powder coated

T5-semen

Bagian kepala tiang merupakan ciri in-line media Pasar Baru di mana kubus dengan

yang dicat logogram pada masing-masing sisi ditempatkan. Bagian outline logo dilas

timbul, dicat, dan diberi glossy coating.

Media ini akan ditempatkan di bagian depan gedung Pasar Baru sebagai

identification sign tempat taxi dan becak berhenti, petunjuk di mana harus mencari

(43)

4.2.2.3.2 Main Lobby

• SELAMAT DATANG (A) dan TERIMA KASIH (B)

Gambar 4.28 “Selamat Datang” dan “Terima Kasih”

Spesifikasi:

A. Selamat Datang

Actual Dimension: 8 m x 0.45 m

Finish & Material: printed on vinyl sticker

B. Terima Kasih

Actual Dimension: 8 m x 1 m

(44)

• POS INFORMASI

Gambar 4.29 Gambar Tampak Pos Informasi

(kiri) Tampak Samping Kanan (kanan) Tampak Depan

Gambar 4.30 Detail Bagian Atas Pos Informasi

(45)

Spesifikasi:

T1-aluminum powder coated

T2-kaca 4 mm

T3-vinyl sticker

Tulisan “Information Center” menggunakan neon dari dalam. Bagian garis dibuat

deboss ke dalam sebesar 6 mm. Brand Identity diprint di vinyl sticker sesuai graphic

standard manual dengan lebar 10 cm sebagai acuan lebar logogram (lihat Gambar

4.6 pada halaman 66).

4.2.2.3.3PERTOKOAN

DIRECTIONAL SIGN

(46)

Spesifikasi:

Actual Dimension: 0.7 m x 0.3 m

Finishes & Materials:

T1-rantai powder coated

T2-flatbed CMYK + white mirrored on 2 mm clear acrylic

Mounting: hanged overhead

Format directional sign ini akan digunakan juga pada area-area lain di Pasar Baru.

Gambar 4.32 Detail Grafis Directional Sign

(47)

4.2.2.3.4TOILET

Gambar 4.34 Identification Sign Toilet

Spesifikasi:

Finishes & Materials: flatbed CMYK + white mirrored on 2 mm clear acrylic, neon

inside

(48)

Gambar 4.35 Detail Grafis Identification Sign Toilet

(49)

4.2.2.3.5VOID

HANGING BANNER

(50)

Gambar 4.38 Hanging Banner Tipe 2

Spesifikasi:

Finishes & Materials

T1-aluminum painted, glossy coated

T2-aluminum 4 cm x 4 cm powder coated

T3-teralis diameter 1 cm, powder coated

(51)

Gambar 4.39 3D-viewHanging Banner Tipe 1 dan 2

• KONTEN LANTAI

(52)

Spesifikasi:

Actual Dimension: 3 m x 1 m

Finish & Material: neonbox

Mounting: wall-mounted

COLOR CODING LINE

Pada dinding bawah bagian void juga akan dibuat garis warna sesuai lantai selebar

40 cm dengan cat high gloss.

(53)

4.2.2.3.6 FOODCOURT

AMBIANCE

Gambar 4.42 Aplikasi Ambiance Foodcourt pada Tembok

Spesifikasi:

Actual Dimension: 7.5 m x 2.7 m

Finish & Material: painted high gloss on wall

DIRECTIONAL SIGN FOODCOURT

(54)

Spesifikasi:

Actual Dimension: 0.7 m x 0.3 m

Finishes & Materials:

T1-rantai powder coated

T2-flatbed CMYK + white mirrored on 2 mm clear acrylic

Mounting: hanged overhead

4.2.2.3.7LIFT

IDENTIFICATION SIGN LIFT

Gambar 4.44 Identification Sign Lift

Actual Dimension: 0.2 m x 0.28 m

(55)

• PAPAN INFORMASI

Actual Dimension: 1.4 m x 1 m

Finish & Material:

T1-aluminum powder coated

T2-2 mm glass

T3-vinyl sticker

(56)

MAP & FLOOR CONTENT

Actual Dimension: 0.5 m x 1 m

Finish & Material:

T1-aluminum powder coated

T2-printed on vinyl sticker, sticked to 2 mm clear acrylic

(57)

FLOOR CONTENT

Actual Dimension: 0.1 m x 0.15 m (each)

Finish & Material: flatbed CMYK + white mirrored on 2 mm clear acrylic

Mounting: acrylic mounted to lift wall

(58)
(59)

ADVERTISING MEDIA LIFT

Spesifikasi:

Finish & Material:

T1-aluminum powder coated

T2-2mm clear acrylic doubled

(60)

4.2.2.3.8ESKALATOR

IDENTIFICATION SIGN

Gambar 4.50 Identification Sign Eskalator

Spesifikasi:

Actual Dimension: 14 cm x 10 cm

Finish & Material: printed on vinyl sticker

REGULATORY SIGN

Actual Dimension : 40 cm x 20 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

(61)

Gambar 4.51 Regulatory Sign Eskalator

INFORMATION SIGN

(62)

Spesifikasi:

Tipe A

Actual Dimension: 120 cm x 100 cm

Finish & Material: neonbox

Mounting: wall-mounted

Tipe B

Actual Dimension: 120 cm x 100 cm

Finish & Material: printed on vinyl sticker

(63)

4.2.2.3.9PASAR BASAH

IDENTIFICATION SIGN

Gambar 4.54 Information Sign Pasar Basah

Actual Dimension: 70 cm x 40 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

Mounting: hanged overhead

DIRECTIONAL SIGN

Actual Dimension: 70 cm x30 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

(64)

Gambar 4.55 Directional Sign Pasar Basah

REGULATORY SIGN 1

Gambar 4.56 Regulatory Sign 1 Pasar Basah

Spesifikasi:

Actual Dimension: 45 cm x 15 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

(65)

REGULATORY SIGN 2

Gambar 4.57 Regulatory Sign 2 Pasar Basah

Spesifikasi:

Tipe A

Actual Dimension: 50 cm x 15 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

Mounting: hanged overhead

Tipe B

Actual Dimension: 60 cm x 15 cm

Finish & Material: flatbed CMYK + white mirrored on 2 mm acrylic

Mounting: hanged overhead

Untuk regulatory sign di area lain juga menggunakan format ini dan warna dasar

(66)

4.2.2.3.10 ZONA KHUSUS

IDENTIFICATION SIGN KANTOR PENGELOLA

Gambar 4.58 Identification Sign Kantor Pengelola

Spesifikasi:

Actual Dimension: 3 m x 0.55 m

Finish & Material: aluminum powder coated, deboss motif

Mounting: wall-mounted

DIRECTIONAL SIGN KANTOR PENGELOLA

(67)

Spesifikasi:

Actual Dimension: 70 cm x30 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

Mounting: hanged overhead

IDENTIFICATION SIGN MUSHOLA

Gambar 4.60 Identification Sign Mushola

Spesifikasi:

Actual Dimension : 1.8 m x 0.6 m

Finish & Material: aluminum outdoor painted

DIRECTIONAL SIGN MUSHOLA

(68)

Spesifikasi:

Actual Dimension: 70 cm x30 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

Mounting: hanged overhead

IDENTIFICATION SIGN KANTOR KEAMANAN

Gambar 4.62 Identification Sign Kantor Keamanan

Spesifikasi:

Actual Dimension: 0.9 m x 2.1 m

Finish & Material: painted high gloss on door

4.2.2.3.11TANGGA DARURAT

AMBIANCE PINTU

Spesifikasi:

Actual Dimension: 0.9 m x 2.1 m

(69)

Gambar 4.63 Ambiance Pintu Bagian Luar

AMBIANCE PINTU

(70)

Spesifikasi:

Actual Dimension: 3 m x 3.2 m

Finish & Material: painted high gloss on wall

Gambar 4.65 Grafis Lengkap Ambiance Tembok Bagian Dalam

4.2.2.3.12AREA MEROKOK

AMBIANCE TEMBOK

Spesifikasi:

Actual Dimension: 4.1 m x 3.2 m

(71)

Gambar 4.66 Grafis Lengkap Ambiance Tembok Area Merokok

(72)

DIRECTIONAL SIGN AREA MEROKOK

Spesifikasi:

Actual Dimension: 70 cm x 30 cm

Finish & Material: flatbed CMYK+white mirrored on 2 mm acrylic

Mounting: hanged overhead

(73)

4.2.2.3.13PARKIR

IDENTIFICATION SIGN

Spesifikasi:

Actual Dimension: 2 m x 4 m

Finish & Material: neonbox

Mounting: wall-mounted

(74)

AMBIANCE PARKIR

Spesifikasi:

Actual Dimension: 2 m x 4 m

Finish & Material: neonbox

Mounting: wall-mounted

Gambar 4.70 Ambiance Parkir

4.2.3 Layout Buku Brand Identity and Sign Guideline Pasar Baru

Buku Brand Identity dan Sign Guideline dibuat sebagai standar ketentuan-ketentuan

yang akan digunakan untuk pengaplikasian brand identity maupun sign system

berupa detail spesifikasi ukuran, material, finishing, dan penempatan sign. Ukuran

(75)

Gambar 4.71 Spread Layout Sekat Brand Identity dan Sign System

Gambar 4.72 Spread LayoutLogo Concept

(76)
(77)

Gambar 4.75 Spread Layout Guiding Principles

Gambar 4.76 Spread Layout Sign Elements

(78)

Gambar 4.78 Spread Layout Sign Overview

(79)
(80)
(81)
(82)

Gambar 4.83 Spread Layout Sign Type (dari atas ke bawah) Page 52-53, 54-55, 56-57, 58-59

4.3Penutup

Masukan dan saran dari penguji saat sidang akhir adalah memperbaiki detail-detail

yang terlupakan seperti pemilihan material, ukuran, dan penempatan. Pada desain

ambiance brand identity gedung, penggunaan material kaca tidak rel Tidak ada kaca

dengan ukuran sebesar 4 m x 5.5 m, sehingga material diganti menjadi light box dari

bahan aluminum dan akrilik dan diberi lampu di dalamnya. Penguji juga memberi

saran untuk membuat contoh denah penempatan sign, sehingga kompleksitas sign

yang sudah dibuat dapat dipresentasikan dengan baik. Contoh denah penempatan

(83)

DAFTAR PUSTAKA

Apelt, Ron, dkk. (2007), Wayfinding Design Guidelines, Brisbane, Cooperative

Research Centre for Construction Innovation

Ambrose, Gavin, Paul Harris (2009), The Fundamentals of Graphic Design,

Switzerland, AVA Publishing SA

Bhaskaran, Lakshmi (2005), Designs of The Times, Singapore, Roto Vision SA

Cossu, Matteo (2010), Walk This Way: Sign Graphics Now, New York, Collins

Design and maomao Publication

Panero, Julius, Martin Zelnik (2003), Dimensi Manusia dan Ruang Interior (terj.

Djoeliana Kurniawan), Jakarta, Erlangga

Racine, Ned (2002), Visual Communication: Understanding Maps, Charts,

Diagrams, and Schematics, New York, LearningExpress, LLC

Rakhmat, Jalaluddin (2011), Psikologi Komunikasi, Bandung, PT. Remaja

Rosdakarya

Rivers, Charlotte (2005), Type Specific, Switzerland, Rotovision SA

Sachari, Agus (2005), Metodologi Penelitian Budaya Rupa, Jakarta, Erlangga

Zainuddin, Imam Buchori (2010), Wacana Desain, Bandung, Penerbit ITB

Hutagalung (2009), Kawasan Pasar Baru Bandung, http://rgalung.tumblr.com,

diakses 17 Februari 2012 pkl. 12:53 WIB

Lascano, Ryan (2009), What Is Environmental Graphic Design?, Arrows and Icons

Magazine Feature Issue 002, 7 September 2009:

http://www.arrowsandicons.com/articles/what-is-environmental-graphic-design diakses 27 Februari 2012 pkl 20:00 WIB

Salmi, Patricia (2005), Wayfinding Design: Hidden Barriers to Universal Access,

Implications Vol. 05 Issue 08,

http://www.informedesign.org/_news/aug_v05r-p.pdf diakses 28 Februari 2012 pkl 20:05 WIB

Gambar

Gambar 4.10 Sign Checklist
Gambar 4.11 Tanda Panah
Gambar 4.16 Sign Overview: Outdoor
Gambar 4.32 Detail Grafis Directional Sign
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Penanggung Jawab Ruang Kendali Sistem CCTV dapat menyetujui atau menolak permohonan permintaan data CCTV sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (5) dengan

Menurut Gonzales (2008) terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan karir siswa SMA antara lain kegiatan yang memiliki tujuan

Berdasarkan penelitian dari hasil analisis sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kualitas SDM berpengaruh positif tidak signifikan

Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam tercacat 400 mahasiswa yang terdiri dari jurusan Teknik Sipil berjumlah 65 orang dan Teknik Informatika berjumlah 335 orang,

Perbedaan jumlah periode produksi karena peternak tipe mandiri dan semi mandiri sebelum melaksanakan pemeliharaan harus memprediksi harga jual serta arah pemasaran

Seperti sudah diungkap pada bagian terdahulu bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran kooperatif

Berdasarkan data yang diperoleh dari manajemen rumah sakit kemudian dianalisis, didapatkan bahwa dari empat komponen penilaian terhadap kepuasan pasien rawat inap