APLIKASI TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK IDENTIFIKASI
KERUSAKAN LAHAN PERTANIAN AKIBAT
ERUPSI GUNUNG SINABUNG
DI KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DENNY MEGANA SILALAHI
NIM: 3101131208
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
DENNY MEGAN A SILALAHI - NIM. 3101131208
Jenjang Pendidikan SI Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Telah Diperiksa dan Disetujui
U ntu k Diuji Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi
Di Jurusan Pendidikan Geografi FIS Ummed
Skripsi ini diajukan oleh
Medan, ^ Januari 2015
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Denny Megana Silalahi
Nim :3101131208
Jurusan : Pendidikan Geografi
Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya
bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.
Medan, Januari 2015 Saya yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Denny Megana Silalahi. NIM 3101131208. Aplikasi Teknik Penginderaan Jauh Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Pertanian Akibat Erupsi Gunung Sinabung Di Kabupaten Karo Sumatera Utara. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memetakan Lahan Pertanian yang rusak akibat Erupsi Gunung Sinabung di Kawasan Radius 5 Km, (2) Mengetahui luas lahan pertanian berdasarkan tingkat kerusakan, (3) Mengetahui total luas keseluruhan penggunaan lahan yang terkena erupsi yang berada di kawasan Radius 5 Km Gunung Sinabung.
Penelitian ini dilakukan di Empat Kecamatan yakni Kecamatan Payung, Simpang Empat, Naman Teran, dan Tigan Derket Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian yang berada dalam Radius 5 Km di empat Kecamatan tersebut dengan teknik pengambilan sampelnya secara acak (Ramdom Sampling). Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi dokumentasi, interpretasi, kerja lapangan, dan analisis. Metode yang digunakan dalam menginterpretasi citra adalah metode klasifikasi interpretasi visual dengan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala curahan
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini dapat
diselesaikan. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Aplikasi Teknik Penginderaan
Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk Identifikasi Kerusakan Lahan Pertanian Akibat
Erupsi Gunung Sinabung Di Kabupaten Karo Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari penyusunan
proposal penelitian, pelaksanaan, sampai dengan penyusunan skripsi, antara lain:
1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
beserta staffnya.
2. Bapak Dr. Restu M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta staffnya.
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu, meluangkan waktu dan
memberikan bimbingan
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang
berharga selama penulis menjadi mahasiswa terkhusus buat Ibu Dr. Dwi Wahyuni
7. Ayah, Ibu dan adik- adik tercinta yang selalu menjadi inspirasi terbesar dan memberikan
semua hal yang terbaik, kasih sayang, cinta dan ketulusan serta pengorbanan untuk
menyekolahkan penulis sampai menyelesaikan program sarjana ini.
8. Bapak Hayat Siagian yang selalu membantu dalam memberikan informasi terbaru.
9. Teman-teman B Reguler 2010 dan terkhusus Konsentrasi Geografi Teknik Dewi M.
Siagian, Nazaria Susanti, Tio Shinta Oloan dan yang tidak bias disebutkan namanya satu
persatu.
10.Teman-teman ku seperjuangan selama menyusun skripsi yaitu “ Sinabung Tim” Elsany,
Kharina, Dita, Nelvia, dll. Serta teman-teman stambuk 2010 dari kelas A, C Reguler dan
A, B Ekstensi. Terimakasih buat semua dukungan dan juga kerjasamanya.
Penulis berusaha untuk mencari hasil yang semaksimal mungkin, akan tetapi
mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, maka
penulis menyadari bahwa hasilnya kurang sempurna. Oleh karean itu penulis harapkan
masukan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi.
Medan, Januari 2015
DAFTAR ISI
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ... 27
A. Lokasi Penelitian ... 27
B. Populasi Dan Sampel ... 28
C. Variable Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 29
D. Alat dan Bahan ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH ... 39
A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Hasil Penelitian ... 65
B. Pembahasan ... 85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
A. Kesimpulan ... 90
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
DAFTAR TABEL
No. Uraian Halaman
1. Kategori Tingkat Kerusakan ... 12
2. Karakteristik QuickBird ... 32
3. Luas Wilayah di Kecamatan Payung Tahun 2013 ... 41
4. Luas Wilayah di Kecamatan Simpang Empat Tahun 2013 ... 42
5. Luas Wilayah di Kecamatan Naman Teran Tahun 2013... 43
6. Luas Wilayah di Kecamatan Tigan Derket Tahun 2013 ... 45
7. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt dan Fergusson ... 51
8. Nilai Quotient (Q) dan Tipe Iklim di Daerah Penelitian ... 52
9. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2013 di Kecamatan Payung ... 55
10.Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Desa/Kelurahan Tahun 2013 di Kecamatan Payung ... 56
11.Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2013 di Kecamatan Simpang Empat ... 57
12.Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Desa/Kelurahan Tahun 2013 di Kecamatan Simpang Empat ... 58
13.Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2013 di Kecamatan Naman Teran ... 59
14.Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Desa/Kelurahan Tahun 2013 di Kecamatan Naman Teran ... 60
15.Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2013 ... 61
16.Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Desa/Kelurahan Tahun 2013 di Kecamatan Tigan Derket ... 62
17. Koordinat Hasil Pengujian Sampel ... 68
18.Tingkat Kerusakan Lahan Pertanian ... 79
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Halaman
1. Kerangka Berfikir... 26
2. Diagram Alir Penelitian ... 35
3. Persentase Luas Wilayah Kecamatan Kabupaten Karo ... 46
4. Peta Administrasi Kabupaten Karo ... 47
5. Peta Lokasi Penelitian Radius 5 Km Kawasan Gunung Sinabung ... 48
6. Citra QuickBird Kawasan Radius 5 Km Gunung Sinabung ... 66
7. Peta Citra Satelit Radius 5 Km di Kawasan Gunung Sinabung Kabupaten Karo ... 71
8. Peta Penggunaan Lahan di Radius 5 Km Kawasan Gunung Sinabung Kabupaten Karo ... 72
9. Peta Tingkat Kerusakan Lahan Pertanian ... 73
10.Peta Penyebaran Titik Sampel ... 74
11.Kondisi lahan pertanian rusak berat di Desa Sigarang-garang ... 75
12.Ketebalan debuVulkanik di Desa Sigarang-garang Kecamatan Naman Teran ... 75
13.Kondisi Tanaman Jeruk Rusak Sedang ... 76
14.Kondisi Lahan Pertanian rusak sedang ... 77
15.Kondisi Lahan Pertanian Yang Rusak Ringan ... 78
16.Kondisi Lahan Pertanian di Desa Sigarang-garang ... 80
17.Kondisi Lahan Pertanian di Desa Kuta Tonggal... 81
18.Kondisi Fasilitas Sekolah Yang Terkena Erupsi ... 82
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Halaman
1. Peta Arah Persebaran Debu Vulkanik ... 95
2. Foto Kondisi Lahan Pertanian ... 96
4. Data Penggunaan Lahan ... 99
5. Data Curah Hujan ... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan
aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada
tindakan atau campur tangan manusia yang mengakibatkan alam menjadi tidak
seimbang dan tidak berjalan seperti biasanya yang menimbulkan resiko bagi
kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual (KOGAMI, 2009). Salah
satu bencana alam yang terjadi secara alami adalah letusan gunungapi. Letusan
gunungapi merupakan bencana alam klasik yang sudah ada sejak zaman manusia
purba, merupakan gejala alam yang sangat menakutkan dan membahayakan.
Aktivitas vulkanisme menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan
lingkungan sekitarnya. Bentuk ancaman gunungapi ada bermacam-macam salah
satunya ialah semburan awan panas dan hujan abu vulkanik yang mengancam dan
merugikan kelangsungan hidup manusia serta lingkungan di sekitar yang terkena
dampak letusannya. Bencana sering terjadi dalam waktu yang tidak diduga-duga dan
dapat terjadi dimana saja dan menyerang siapa saja. Bencana alam yang terjadi dapat
merenggut korban jiwa dan merusak lahan yang ada.
Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi
lahan pertanian yang baik di Sumatera Utara, yang terletak pada jajaran Bukit
Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung
berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah
Kabupaten Karo berada pada ketinggian 280-1420 m di atas permukaan laut. Sebelah
utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah
2
selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir, sebelah timur
dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun dan sebelah barat
berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Di Kabupaten Karo terdapat
Gunung Sinabung dan Sibayak serta perbukitan sehingga tanah di Kabupaten Karo
ini menjadi lahan subur dan sangat cocok untuk pertanian.
Berdasarkan kondisi geologinya Kabupaten Karo memiliki tiga bahaya alam
beraspek geologi yang dapat berpotensi terhadap terjadinya bencana alam yaitu
gempabumi, potensi bahaya letusan gunungapi dan bahaya gerakan tanah atau
longsor. Salah satu gunungapi aktif yang terdapat di Kabupaten karo adalah Gunung
Sinabung yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Naman Teran. Gunung
Sinabung tergolong kedalam Tipe B yang artinya tidak pernah meletus sejak tahun
1600 tetapi mendadak aktif kembali meletus pada tahun 2010. Gunung Sinabung
dalam bahasa Karo Deleng Sinabung adalah gunungapi di Dataran tinggi Karo,
Kabupaten Karo, Sumatera Utara Indonesia. Guung Sinabung bersama Gunung
Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi
puncak tertinggi di Provinsi Sumatera Utara. Ketinggian Gunung tersebut sekitar
2.460, sedangkan gunung tidak aktif dengan puncak tertingginya adalah Gunung
Sibuatan dengan ketinggian 2457 m diatas permukaan laut.
Gunung Sinabung sekarang ini menjadi pusat perhatian karena Gunung
Sinabung kembali beraktivitas setelah 400 tahun tertidur. Bencana letusan Gunung
Sinabung di Kabupaten Karo berdampak kerugian yang sangat besar bagi masyarakat
Kabupaten Karo yang memiliki lahan pertanian, semburan awan panas dan hujan abu
vulkanik merusak lahan pertanian yang ada di sejumlah desa di empat kecamatan
3
Simpang Empat, Kecamatan Naman Teran, dan Kecamatan Tigan Derket. Abu
vulkanik setebal 1-2,5 cm pun menutup desa serta lahan pertanian mereka.
Melihat lahan pertanian yang tertutup debu vulkanik dan guguran awan panas
maka perlu dilakukan identifikasi kerusakan lahan pertanian dalam bentuk peta agar
dapat diketahui luas lahan pertanian yang rusak akibat erupsi Gunung Sinabung
berdasarkan tingkat kerusakan dari masing-masing desa yang berada di Radius 5 Km
di empat Kecamatan yaitu: Kecamatan Payung, Kecamatan Simpang Empat,
Kecamatan Naman Teran, dan Kecamatan Tigan Derket.
Salah satu alternatif untuk mengatasi pembuatan peta adalah dengan
memanfaatkan hasil teknologi penginderaan jauh yaitu citra, karena citra dapat di
interpretasikan secara visual untuk memperoleh informasi paling mutakhir tentang
luas lahan, informasi bentuk lahan, penggunaan dan potensi lahan, dan sebagainya
yang tidak dapat diperoleh dari sumber data lainnya secara spesifik (Howard, 1996).
Citra diperoleh dari hasil rekaman satelit yang selanjutnya disebut citra satelit. Citra
satelit yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit QuickBird. Citra
Quickbird memiliki kualitas dan resolusi yang detail, citra ini merupakan sumber
daya yang unik untuk riset perubahan global dan aplikasinya pada pertanian.
Teknik penginderaan jauh digunakan untuk pengolahan keruangan, selain itu
dapat juga digunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Sistem Informasi Geografi
adalah seperangkat sistem yang berbasis komputer yang mampu untuk memasukkan
mengelola (memberi dan mengambil kembali), memanipulasi dan analisis serta
memberikan uraian (Aronoff, 1989). Letusan Gunung Sinabung yang terjadi di
Kabupaten Karo saat memasuki akhir 2013 lalu menjadi masalah yang
melatarbelakangi peneliti ingin mengetahui penerapan aplikasi teknik penginderaam
4
pertanian yang terjadi akibat erupsi Gunung Sinabung. Dari hasil pengolahan data
Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis tersebut akan didapat informasi
kerusakan lahan pertanian.
B. Identifikasi Masalah
Erupsi Gunung Sinabung yang terjadi di Kabupaten Karo pada akhir 2013
hingga memasuki awal tahun 2014 telah membawa banyak kerugian yang sangat
besar bagi masyarakat Kabupaten Karo terutama dibidang pertanian. Semburan
awan panas dan hujan abu vulkanik telah merusak ribuan hektar lahan pertanian di
empat kecamatan yaitu: Kecamatan Payung, Kecamatan Simpang Empat,
Kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Tigan Derket di Kabupaten Karo.
Semakin tingginya teknologi seperti sekarang ini memungkinkan dapat
mengidentifikasi kerusakan lahan pertanian di Kabupaten Karo dengan
menggunakan satelit. Dari hasil rekaman satelit tersebut diperoleh citra yang dapat
dijadikan bahan dasar membuat peta kerusakan lahan pertanian dengan
menggunakan teknik penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis. Dari peta
tersebut dapat di ketahui berapa luas lahan pertanian yang mengalami kerusakan.
Selain itu dalam penginderaan jauh juga memerlukan uji keakuratan data
Penginderaan Jauh (citra) yang menentukan seberapa efektif data tersebut digunakan
untuk kegiatan interpretasi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka pembatasan
masalah meliputi pemetaan kerusakan lahan pertanian dengan menggunakan teknik
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG), menghitung luas lahan
5
penggunaan lahan yang terkena dampak Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten
Karo.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perlu dibuat perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemetaan dengan menggunakan teknik penginderaan jauh dan
Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mengidentifikasi kerusakan lahan
pertanian akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo?
2. Berapa luas lahan pertanian yang rusak berdasarkan tingkat kerusakannya?
3. Berapa total luas penggunaan lahan yang terkena Erupsi di Radius 5 Km
kawasan Gunung Sinabung Kabupaten Karo?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk:
1. Memetakan lahan pertanian yang mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung
Sinabung di Kabupaten Karo.
2. Mengetahui luas lahan pertanian berdasarkan tingkat kerusakannya.
3. Mengetahui total luas penggunaan lahan yang tekena Erupsi di Radius 5 Km
6
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi dan masukan bagi pemerintah Kabupaten Karo
dengan menggunakan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografis (SIG) kegiatan pemetaan dapat dilakukan dengan lebih efisien
dalam menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
2. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan penulis
terutama dalam bidang pemetaan dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Sebagai pembelajaran dan ilmu pengetahuan bagi pembaca mengenai
penggunaan software Penginderaan Jauh yakni ArcGis 10.1 dalam kegiatan
90
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemetaan Identifikasi Kerusakan Lahan pertanian akibat Erupsi Gunung
Sinabung di Kawasan Radius 5 Km Kabupaten karo dengan menggunakan
software pengolahan Sistem Informasi Geografis ArcGis 10.1 diperoleh hasil
peta Kerusakan Lahan Pertanian dengan tingkat keakuratan 80%.
2. Luas kerusakan lahan pertanian bervariasi yang tersebar di Empat Kecamatan
yakni Kecamatan Payung, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Naman
Teran, dan Kecamatan Tigan Derket yaitu: Rusak Berat seluas 2051,24 ha
tersebar di tiga Kecamatan (Naman Teran, Payung, dan Simpang Empat),
Rusak Sedang seluas 1124,38 ha tersebar di empat Kecamatan (Payung,
Simpang Empat, Naman Teran, dan Tigan Derket), dan Rusak Ringan seluas
1281,70 ha tersebar di tiga Kecamatan (Payung, Simpang Empat, dan
Tiganderket).
3. Total luas seluruh penggunaan lahan yang terkena dampak Erupsi Gunung
Sinabung yang berada di Kawasan Radius 5 Km adalah 7717,48 ha. Dengan
perincian yakni Lahan Pertanian keseluruhan seluas 4565,62 ha, Kawasan
Permukiman seluas 83,77 ha, hutan seluas 2989,90 ha, Danau seluas 111,96
ha, dan Kawasan Pariwisata seluas 8,00 ha.
91
B. Saran
1. Bagi peneliti yang mungkin akan melakukan penelitian berkaitan dengan
bidang Teknik Penginderaan Jauh agar lebih memperhatikan peta yang akan
digunakan untuk kegiatan pemetaan agar menggunakan peta dengan tingkat
keakuratan lebih tinggi, karena peta yang diperoleh dari lapangan baik peta
yang dihasilkan oleh penulis sebelumnya belum sepenuhnya sempurna.
Sehingga diharapkan peneliti berikutnya menghasilkan peta yang lebih baik
dari sebelumnya
2. Bagi Pemerintah Kabupaten Karo sebaiknya lebih sering melakukan kegiatan
pemetaan dengan menggunakan teknik Penginderaan Jauh, karena data yang
diperoleh dari instansi terkait kebanyakan tidak sesuai dengan fakta di
lapangan.
3. Bagi masyarakat Kabupaten Karo yang lahan pertaniannya mengalami
kerusakan, Bila ketebalan timbunan materi > 20 Cm maka bahan timbunan
disekitar pohon perlu dikurangi hingga ketebalan mencapai 20 cm agar
pertumbuhan akar tidak terganggu, tindakan pemupukan dan lain-lain mudah
dilakukan. Kemudian untuk menjaga bahan timbunan hilang karena erosi,
92
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, penginderaan Jauh dalam dalam http://id.wikipedia.org/wiki/, diakses pada tanggal 17 mei 2014, pada pukul 22.30 wib.
Aronoff, S. 1989. Remote Censing for GIS Manager (terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University. Press.
Arsyad , 1989. Konservasi Tanah dan Air. Edisi pertama. Bogor: IPB Press
BPTP Sumatera Utara. 2013. Rekomendasi Kebijakan Mitigasi Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Sektor Pertanian. (Diakses tanggal 8 Maret 2014 pukul 06.34 WIB).
Curran P. J. 1985. Principles of Remote Sensing. International Journal of Remote Sensing, Volume 6, Issue 11 November 1985 , page 1765.
Departemen energi dan Sumber Daya Mineral. Pengenalan Gunung Api. Volcanological Survey Of Indonesia (Disalin pada tanggal 17 Mei 2014).
Direktorat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi. 2006, Gunungapi dan Gempa bumi
Dulbahri, 1985. Interpretasi Citra untuk Survey Vegetasi. Yogyakarta: Bakosurtanal UGM.
Howard, J.A 1996. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan, teori dan Aplikasi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
http://www.Karokab.go.id. (Diakses pada 30 Oktober 2014)
Indarto, Arif faisal. 2012. Tutorial Ringkas ArcGIS -10. Jember. Andi.
Juhadi dan Dewi Liesnoor Setiyowati. 2002. Desain dan Komposisi Peta Tematik. Semarang: Pusat Pengkajian dan Pelayanan Sistem Informasi geografis, Geografi UNNES.
KOGAMI, 2009. Modul Siaga Menghadapi Bencana Alam. (Diakses pada tanggal 20 Mei 2014 pukul 09.00 WIB )
Lillesand, K. 1988. Penginderaan jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
93
Maraghiy, Moehar. 2011. Pemetaan Tingkat Kerusakan Mangrove di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Skripsi Jurusan Kehutanan. Medan fakultas Kehutanan USU.
Nasir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia
Nugroho, Rizky. judul Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dalam Pemetaan Lahan Kritis DAS Ciliwung Hulu Bogor. Skripsi Jurusan Manajemen Kehutanan. Fakultas Kehutanan IPB.
Nurazizah, Lutfiah. 2013. Pemanfaatan ArcGis Dalam Analisis Potensi Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomasa Kabupaten Bogor. Jurnal (Diakses pada tanggal 22 Mei 2014 pukul 20.00 WIB).
Peraturan Pemerintah No.4, 2001. Pengendalian Kerusakan Dan/Atau Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan/Atau Lahan. Presiden RI.
Pratiwi, Kartika. 2012. Aplikasi Pengolahan Digital Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Lahan Kritis Kasus di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Jurnal (Diakses pada tanggal 26 September 2014 pukul 23.30 WIB).
Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis (SIG); Tutorial ArcView. Bandung: Informatika.
Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Jakarta. sekertariat Negara
Republik Indonesia. No.4/2001. Peraturan Pemerintah Pengendalian Kerusakan Dan Pencemaran Lingkungan Hidup Yang berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan Lahan. Jakarta. Presiden RI.
Sinukaban. Naik., 1989. Konservasi tanah dan air Pengelolaan didaerah transmigrasi. Jurusan Tanah FAPERTA. IPB. Bogor.
Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
______, 1994. Penginderaan Jauh Jilid II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nursid Sumaatmadja (1988), Geografi Pembangunan. Jakarta. Depdikbud.
94
Tipe Erupsi Gunung, Artikel,http://geologitambangsmk.blogspot.com/2014/02/tipe-erupsi-gunung-berapi.html (Diakses pada tanggal 16 Mei 2014)
Thomas M, Lillesand, Ralp. W, Kiefer. 1970 Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.