• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Dismenore Pada Mahasiswi Yang Sedang Mengerjakan Skripsi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kejadian Dismenore Pada Mahasiswi Yang Sedang Mengerjakan Skripsi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

Nina Utari J210 120 074

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN

SKRIPSI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

NINA UTARI J210 120 074

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN

SKRIPSI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

OLEH NINA UTARI

J210 120 074

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Selasa, 28 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep., Ns., ETN., M.Kep (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Sulastri, S.Kp., M.Kes (………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Arina Maliya, S.Kep., M.Si.Med. (……….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 28 Juni 2016 Penulis

(5)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Oleh :

Nina Utari*

Winarsih Nur Ambarwati**

Abstrak

Kesehatan reproduksi untuk seorang wanita merupakan komponen yang amat penting. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap gangguan yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya. Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja saat menstruasi salah satunya adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi. Faktor-faktor yang terkait dengan dismenore meliputi usia dibawah 20 tahun, merokok, usia menarche (awal menstruasi), gangguan lamanya siklus menstruasi, infeksi panggul, faktor psikologis, genetik, dan status gizi. Status gizi merupakan hal yang penting dari kesehatan manusia. Status gizi yang buruk pada remaja menyebabkan berbagai gangguan atau kelainan pada fungsi organ tubuh salah satunya fungsi organ reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasisiwi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif yang dilakukan terhadap 49 mahasiswi semester akhir S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2012/2013 dengan teknik total sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dan timbangan berat badan serta microtoice yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisa Korelasi Gamma dan Somers’d. Hasil analisa Korelasi Gamma dan Somers’d nilai koefisien korelasi Somers’d

(6)

RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND DYSMENORRHEA IN STUDENTS ARE DOING MINITHESIS IN

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SURAKARTA By : Nina Utari

Abstract

Reproduction health is an important component for women. Reproduction system of women are very susceptible to illness that make complication to her reproduction system. Reproduction system complication on adolescents during menstruation was dysmenorrhea or pain during menstruation.various factors. Risk factors for dysmenorrheal are age < 20 years, smoking, age at menarche, heavy or prolonged menstrual flow, pelvic infection, psychological factor, genetic and nutritional status. Nutritional status are important thing from human health. The bad nutritional status in adolescent caused various abnormality on body function such as reproduction function. The aimed of this study to analyze between nutritional status and dysmenorrhea in students are doing thesis in University Of Muhammadiyah Surakarta. This research was descriptif correlative study conducted on 49 students who end of semester course Nursing Faculty of Health University of Muhammadiyah Surakarta generation 2012/2013 with total sampling technique. Data collection of the research using questionnaires, pair of scales weight, and microtoice. The analyzed using Gamma dan Somers’d correlation test. The result of the analysis Gamma dan Somers’d correlation values -0,176 with p-value 0,097, concluded that no relationship between nutritional status and dysmenorrhea in students are doing minithesis in University Of Muhammadiyah Surakarta. The conclusion of this study are (1)the nutritional status of students are doing minithesis in University of Muhammadiyah Surakarta mostly normal, (2) Dysmenorrhea of students are doing minithesis in University of Muhammadiyah Surakarta who has an experience of dysmenrrhea are rarely, (3) no relationship between nutritional status and dysmenorrhea in students are doing minithesis in University Of Muhammadiyah Surakarta.

(7)

A. PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi untuk seorang wanita merupakan komponen yang amat penting. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap gangguan yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya (Kusmiran, 2014). Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja saat menstruasi salah satunya adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi Widyastuti, Y. Rahmawati, A. dan Purnaningrum, Y, 2009 dalam Irmawati, 2011).

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kejadian dismenore pada remaja telah banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2012 untuk mengetahui kejadian dismenore primer pada wanita umur 12 – 17 tahun adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37% dismenore sedang, dan 12% dismenore berat (Shinta, Sirait, Hiswani dan Jemadi, 2014). Menurut Cakir, et al (2007) menyatakan kejadian dismenore pada mahasiswi di Turki sebesar 89,5%. Berdasarkan studi yang dilakukan di Nigeria prevalensi kejadian dismenore pada mahasiswi sebesar 64% (Chiou & Wang, 2004; Chiou & Wang, 2008; Ko & Kao, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Zukir, et al (2009) kejadian dismenore di Malaysia pada mahasiswi sebesar 50,9%. Kejadian dismenore di Indonesia juga tidak kalah tinggi dibandingkan dengan negara lain di dunia. Menurut Proverawati (2009) kejadian dismenore di Indonesia diperkirakan 45-95% pada wanita usia produktif. Prevalensi dismenore pada remaja di kota Surakarta sebanyak 87,7% (Handayani, Gamayanti, dan Julia, 2013).

Studi yang dilakukan untuk menunjukkan faktor-faktor yang terkait dengan dismenore telah banyak dilakukan. Faktor-faktor tersebut meliputi usia dibawah 20 tahun, merokok, usia menarche (awal menstruasi), gangguan lamanya siklus menstruasi, infeksi panggul, faktor psikologis, genetik, dan status gizi, semua faktor ini dapat mempengaruhi kejadian dan keparahan dismenore (Al-Dabal et al, 2014).

Status gizi merupakan keadaan keseimbangan dalam tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Supariasa et al, 2002; Almatsier, 2005 dalam Waryana, 2010). Menurut Waryana (2010) menyatakan bahwa status gizi merupakan hal yang penting dari kesehatan manusia. Status gizi manusia dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh salah satunya adalah fungsi reproduksi.

(8)

mempengaruhi pembentukan hormon-hormon yang terlibat dalam menstruasi yaitu hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), estrogen dan juga progesteron. Hormon FSH, LH dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi, sedangkan hormon progesteron mempengaruhi uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid (Trimayasari dan Kuswandi, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan wawancara terhadap 16 mahasiswi semester 7 Prodi S1 keperawatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, didapatkan 12 mahasiswi yang mempunyai pengalaman dismenore saat menstruasi, 6 mahasiswi dengan status gizi normal, 4 mahasiswi memiliki pola makan yang tidak teratur dan 2 mahasiswi memiliki pola makan yang teratur; 6 mahasiswi dengan status gizi kurang memiliki pola makan yang tidak teratur, sedangkan 4 mahasiswi yang tidak mempunyai pengalaman dismenore, 2 mahasiswi status gizinya kurang serta pola makan tidak teratur dan 2 mahasiswi status gizinya normal memiliki pola makan yang tidak teratur juga. Berdasarkan studi pendahuluan diatas, berarti bahwa pola makan tidak mempengaruhi status gizi mahasiswi serta jumlah mahasiswi yang mengalami dismenore lebih banyak dan tidak dipengaruhi oleh status gizi lebih maupun kurang

Mahasiswa semester akhir dituntut untuk menyelesaikan pendidikan dengan penyusunan skripsi. Labrague (2013) menyatakan bahwa mahasiswa dihadapkan pada beberapa stressor selama menjalani masa studi nya. Stecker (2006) juga menyatakan bahwa tingkat stress mahasiswa perawat lebih tinggi dibandingkan mahasiswa jurusan lain. Penelitian di Filipina menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir lebih stress dibandingkan dengan mahasiswa baru, 80,3% nya merupakan mahasiswa perempuan dan 19,67% mahasiswa laki-laki dengan rentang usia 17-23 tahun (Labrague, 2013). Menurut peneliti, stress yang dialami karena kurikulumnya, beban tugas, praktik klinik, ujian, serta tugas lain yang membuat mahasiswa keperawatan memiliki beban yang lebih berat dan jadwal yang lebih padat dibandingkan jurusan lain. Penelitian juga dilakukan Oleh Ismail, Kundre, dan Lolong (2015) yang dilakukan pada mahasiswi semester VIII memperoleh hasil bahwa tingkat stress mahasiswi selama mengerjakan skripsi 83,9% mengalami stress ringan dan 16,1% mengalami stress sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi semuanya mengalami stress.

(9)

status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif korelatif (Arikunto, 2010). Rancangan penelitiian menggunakan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara variabel bebas (faktor resiko) dengan variabel terikat (faktor efek) dengan melakukan pendekatan, observasi, pengumpulan data dan pengukuran yang dilakukan sesaat, tidak semua subyek harus diperiksa pada hari atau waktu yang sama, baik variabel bebas maupun variabel terikat hanya diukur satu kali saja (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada bulan Februari sampai Maret 2016. Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi S1 Keperawatan semester akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2012/2013 sebanyak 49 responden teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dan timbangan berat badan serta microtoice yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisa Korelasi Gamma dan Somers’d dengan bantuan program computer SPSS 16.0 for Windows.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

a. Karakteristik responden

Tabel 4.1Karakteristik Responden

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%) N

1. Umur Responden 46

20 tahun 2 4,3

21 tahun 17 37,0

22 tahun 25 54,3

23 tahun 2 4,3

Tabel 4.1 menunjukkan distribusi umur responden bahwa paling banyak responden berumur 22 tahun yaitu sebanyak 25 responden (54,3%), selanjutnya responden yang berumur 21 tahun sebanyak 17 responden (37,0%), umur 20 tahun sebanyak 2 responden (4,3%) dan responden berumur 23 tahun sebanyak 2 responden (4,3%). Dalam penelitian ini tidak ditemukan responden yang berusia 24 tahun

(10)

1) Status gizi

[image:10.595.182.515.178.272.2]

Distribusi frekuensi status gizi responden disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi status gizi No. Status Gizi Frekuensi Persentase (%)

1. Kurus 7 15,2

2. Normal 36 78,3

3. Gemuk 2 4,3

4. Obesitas 1 2,2

Total 46 100

Distribusi frekuensi status gizi responden menunjukkan bahwa frekuensi tertinggi adalalah status gizi normal sebanyak 36 responden (78,3%), kurus sebanyak 7 reponden (15,2%), gemuk sebanyak 2 responden (4,3%) serta obesitas sebanyak 1 responden (2,2%).

2) Kejadian Dismenore

[image:10.595.177.484.481.552.2]

Kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi diperoleh dari jawaban kuesioner sebanyak 2 pertanyaan. Selanjutnya kejadian dismenore responden dibagi menjadi tiga kategori yaitu tidak pernah 0, kadang-kadang 1-2 kali dan sering 3-6 kali.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi kejadian dismenore No. Kejadian dismenore Frekuensi Persentase(%)

1. Tidak pernah 9 19,6

2. Kadang-kadang 23 50,0

3. Sering 14 30,4

Total 36 100

Distribusi frekuensi kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi tertinggi adalah kadang-kadang sebanyak 23 responden (50,0%), sering sebanyak 14 responden (30,4%) dan tidak pernah sebanyak 9 responden (19,6%).

c. Analisis Bivariat

Teknik analisa data yang dipakai adalah uji korelasi Gamma dan Somers’d dengan bantuan SPSS versi 16.0. Hasil analisis data selengkapnya disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi

(11)

Gizi Tidak pernah

Kadang-kadang

Sering Jumlah ’d

n % n % n % N % -0,176 0,09 7 Kurus 1 2,1 2 4,3 4 8,7 7 15,1

Normal 7 15,4 19 41,3 10 21,7 36 78,4

Gemuk 1 2,1 1 2,2 0 0 2 4,3

Obesitas 0 0 1 2,2 0 0 1 2,2

Total 9 19,6 23 50,0 14 30,4 46 100

Tabel 4.4 menunjukkan dari 46 responden terdapat 7 responden yang memiliki status gizi kurus, 1 responden tidak pernah mengalami dismenore, 2 responden kadang-kadang mengalami dismenore sedangkan 4 responden sering mengalami dismenore selama mengerjakan skripsi. Dari 36 responden yang memiliki status gizi normal, 7 responden tidak pernah mengalami dismenore, 19 orang kadang-kadang mengalami dismenore, dan 10 orang sering mengalami dismenore. Dari 2 responden yang memiliki status gizi gemuk, 1 responden kadang-kadang mengalami dismenore, dan 1 responden sering mengalami dismenore. Dari 1 responden yang memiliki status gizi obesitas, kadang-kadang mengalami dismenore.

Hasil analisis korelasi Gamma dan Somers’d hubungan status gizi

dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan

skripsi diperoleh nilai koefisien korelasi Somers’d sebesar -0,176 dengan tingkat signifikansi (p value) 0,097. Nilai p value > 0,05 sehingga keputusan uji adalah Ho diterima dan disimpulkan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi.

2. Pembahasan

a. Karakteristik Responden

Peneliti mengambil usia 20-24 tahun karena dismenore primer tidak terjadi pada saat awal menstruasi (menarche) tetapi umumnya terjadi pada usia remaja akhir. Pada saat menarche, siklus menstruasi nya masih siklus anovulatorik. Dalam siklus anovulatorik, estrogen dilwan oleh progesterone sehingga terbentuk lapisan endometrium yang tidak stabil dan kontraktilitas otot uterus juga tidak terjadi, sehingga tidak terjadi dismenore (Cakir, 2007).

(12)

usia remaja akhir menuju dewasa muda yaitu rentang usia 15-25 tahun dan akan menurun diluar usia tersebut. Sedangkan menurut Hudson (2007) puncak kejadian dismenore primer berada pada usia 20-24 tahun dan akan menurun seiring pertambahan usia.

Dismenore primer paling banyak terjadi pada wanita usia 21-25 tahun karena adanya optimalisasi fungsi syaraf uterus sehingga produksi prostaglandin meningkat sehingga timbul rasa sakit (dismenore) saat menstruasi. Selain itu, seiring bertambahnya usia seseorang, maka semakin sering mengalami dismenore sehingga leher rahim melebar. Leher rahim yang melebar membuat produksi prostaglandin berkurang dan dismenore akan berkurang seiring dengan penurunan fungsi syaraf uterus akibat penuaan (Novia dan Puspitasari, 2008).

b. Analisis Univariat 1. Status Gizi

Penilaian status gizi salah satunya bisa diukur dengan indeks antropometri yaitu, Indeks Massa Tubuh. Penilaian IMT hanya bisa dilakukan pada usia remaja keatas. Indeks Massa Tubuh merupakan hasil perbandingan antara berat badan dalam Kg dengan Tinggi Badan dalam m (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2005). Kategori IMT menurut WHO (2006) kurus <17,0; normal 18,5-24,9; gemuk 25,0-29,9 serta

obesitas ≥ 30,0.

Kejadian status gizi yang kurang mencapai 15,2 % merupakan jumlah yang cukup tinggi. Status gizi kurang menyebabkan mahasiswi mudah lelah, mudah terkena penyakit, anemia, kurang konsentrasi, dan gangguan pada sistem tubuh seperti sistem reproduksi (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2005). Masalah gizi pada remaja salah satunya mahasiswi, muncul akibat perilaku gizi yang kurang baik yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan (Emilia, 2009).

Kejadian gizi lebih hanya 6,5 % lebih rendah daripada kejadian gizi kurang. Status gizi lebih selalu dikaitkan dengan kebiasaan makan termasuk makan dan ngemil yang sering, pola makan besar dan makan diluar (WHO).

2. Kejadian dismenore

(13)

dismenore berat. Studi di Yordania pada remaja putri juga menunjukkan hal yang serupa yaitu sebanyak 87,4% mengalami dismenore primer (Razzak, 2010).

Dismenore primer merupakan rasa nyeri dan mual pada bagian perut bawah selama menstruasi, umumnya terjadi pada wanita di usia muda tanpa adanya penyakit patologi seperti endometriosis (Hudson, 2007 dan Nathan, 2005).

Kejadian dismenore dipengaruhi oleh kadar prostaglandin, semakin parah dismenore ditemukan semakin tinggi kadar prostaglandin nya. Selain kadar prostaglandin, juga ditemukan kadar PGE-2 dan

peningkatan aktivitas PGF2α yang meningkat pada wanita dismenore

(Maza, 2005). Peningkatan kadar prostaglandin berhubungan dengan kontraksi otot rahim dan nyeri. Kontraksi otot uterus dirangsang oleh prostaglandin khusunya PGF-2α dan PGE-2, yang menyebabkan endometrium meluruh dan keluar bersama ovum yang tidak dibuahi (Hudson, 2007). Pada wanita yang dismenore juga ditemukan kadar vasopressin yang tinggi. Vasopressin ini juga dihasilkan dari mekanisme stress akibat stressor yang dihadapi oleh seseorang. Vasopressin berperan dalam kontraksi uterus dan menyebabkan iskemik akibat dari vasokontriksi serta dapat meningkatkan sintesis prostaglandin dan aktivitas miometrium (Nathan, 2005).

c. Analisis Bivariat

Hasil penelitian mengenai kejadian dismenore ini berdasarkan lama pengerjaan skripsi yang sudah berlangsung selama 6-8 bulan, sehingga kejadian dismenore juga dikategorikan sesuai pengalaman dismenore selama 6 bulan terakhir. Hasil uji statistic menggunakan uji korelasi Gamma dan Somers’d dengan p = 0,05 didapatkan hasil p sebesar 0,097

(p≥0,05) yang berarti kesimpulannya Ho ditolak dengan interpretasi tidak

(14)

mempengaruhi, antara lain faktor fisik dan psikis seperti stress dan pengaruh hormon prostaglandin dan progesteron.

Faktor fisik yang mempengaruhi dismenore salah satunya faktor hormonal. Hormon yang berbeda-beda pada setiap orang menimbulkan efek yang ditimbulkan juga berbeda pula (Silvana, 2012). Dismenore dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesterone dan prostaglandin. Selama menstruasi kadar hormon estrogen tinggi dan kadar progesteron rendah sampai berakhirnya masa menstruasi. Kadar progesteron yang rendah menyebabkan terbentuknya prostaglandin yang banyak sehingga kontraktilitas otot uterus meningkat dan terjadi lah dismenore (Hudson, 2007).

Faktor lain yang dapat memperburuk dismenore antara lain stress psikis atau stress sosial (Robert dan David, 2005 dalam Trimayasari dan Kuswandi, 2013). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Robert dan David (2005) dalam Trimayasari dan Kuswandi (2013) bahwa dismenore atau nyeri saat menstruasi itu normal, tetapi dapat berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti strees. Stress yang dialami mahasiswi disebabkan karena mahasiswi sedang mengerjakan skripsi. Menurut penelitian Sunaryo (2007), penyusunan skripsi merupakan suatu stressor yang dialami oleh setiap mahasiswa, sehingga bagi sebagian individu dapat mempengaruhi kehidupan nya. Tetapi mahasiswa juga berusaha beradaptasi untuk menanggulangi stressor tersebut. Stressor dalam pengerjaan skripsi yang dialami mahasiswa bisa memberikan dampak yang baik secara fisik maupun psikologis jika dapat direspon secara positif. Sebaliknya jika stressor skripsi direspon negatif akan menimbulkan stress, ketegangan, rendah diri, frustasi dan kecemasan (Mutadin, 2013). Dalam penelitian ini dampak dari pengerjaan skripsi tidak begitu membuat mahasiswi stress sehingga tidak mempengaruhi pada status gizi dan juga kejadian dismenore nya, maka tidak terdapat hubungan antara keduanya. Hal ini mungkin disebabkan karena kesiapan mahasiswi dalam menghadapi pengerjaan skripsi sudah cukup siap, sebelumnya sudah diberikan informasi terkait skripsi, konseling, dan pemberian beberapa mata kuliah yang juga berkaitan dengan pengerjaan skripsi.

(15)

nyeri akan berkurang (Icesma, 2013). Selain itu kebiasaan makan yang dijalani oleh wanita salah satunya mahasisiwi yang suka mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai seperti makanan junk food untuk kudapan maupun makan besar akan membuat tumpukan lemak semakin banyak, sehingga menyebabkan dismenore (Novia dan Puspitasari, 2008).

Metode yang dapat digunakan untuk mengurangi dismenore seperti pengaturan posisi, massase, distraksi atau teknik relaksasi nafas dalam dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri (Novia dan Puspitasari 2008). Sylvia dan Lorraine (2006) menyatakan bahwa aktivitas fisik dan olahraga-olahraga ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi nyeri haid. Dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan saat menstruasi dapat merangsang pembentukan hormone endorphin. Hormon ini berfungsi sebagai obat penenang alami yang dihasilkan otak dan susunan saraf tulang belakang yang akan membuat sesorang menjadi nyaman. Selain itu pada kondisi tubuh rileks, tubuh akan menghentikan produksi semua hormon yang menyebabkan dismenore dan hormon yang diproduksi saat stress

D. PENUTUP 1. Simpulan

a. Status gizi mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagian besar adalah normal.

b. Kejadian dismenore mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagian besar adalah kadang-kadang mahasiswi mengalami dismenore.

c. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada ,mahasisiwi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Saran

a. Bagi mahasiswi

Mahasiswi hendaknya selalu menjaga kesehatan dirinya agar terhindar dari berbagai gangguan pada tubuhnya terutama dismenore. Diharapkan dengan mahasiswi menjaga perilaku gizi yang baik, melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang teratur dan menghindari stress untuk mencegah gangguan saat menstruasi seperti dismenore. Serta diharapkan mahasiswi dapat memahami penanganan secara medis maupun tindakan keperawatan sendiri yang bisa dilakukan untuk mengurangi dismenore.

(16)

Pelayanan kesehatan hendaknya disediakan secara memadai untuk melayani wanita yang dismenore. Dengan pelayanan yang memadai diharapkan penanganan maupun pencegahan serta penyuluhan mengenai dismenore dapat dilakukan dengan baik sehingga angka kejadian dismenore bisa menurun.

c. Bagi institusi pendidikan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau informasi untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai hubungan status gizi dengan kejadian dismenore. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penguat teori keperawatan khususnya tentang status gizi dan kejadian dismenore.

d. Bagi peneliti lain

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk bahan pertimbangan jika akan melakukan penelitian dengan tema yang sejenis. Peneliti selanjutnya hendaknya lebih menggali lagi faktor lain yang berhubungan atau dapat mempengaruhi dismenore, karena masih banyak faktor lain yang mungkin lebih dominan selain status gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Dabal, B.K., Koura, M.R., Al-Sowielem, L.S., & Barayan, S.S. (2014). Dysmenorrhea and associated risk factors among university students in eastern province of Saudi Arabia. Journal of Medicine & Society Vol.12 ISSN 1839-0188, h.25.

Affandi. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Baradero, M., Dayrit, M., Siswadi, Y. (2006). Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas. Jakarta : EGC.

Cakir, M (2007). Menstrual pattern and common menstrual disorders among university students in Turkey. Pediatrics International, 49.

Chomaria, N. (2009). Tips jitu dan praktis mengatasi stress. Jogjakarta : Diva Press.

Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi edisi ketiga. Jakarta: EGC. Dahlan, M.S. (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan (ed 3). Jakarta :

(17)

Dyah dan Tinah. (2009). Hubungan Indeks Massa Tubuh < 20 dengan kejadian dismenore pada remaja putri di SMA Negeri 3 Sragen. Jurnal Kebidanan Vol.I, No.2.

Emilia, E. (2009). Pendidikan gizi sebagai salah satu sarana perubahan perilaku gizi pada remaja. Universitas Negeri Medan.

Handayani., Gamayanti, I.L., Julia, M. (2013). Dismenore dan kecemasan pada remaja. Sari Pediatri, Vol.15 No.1, h.2.

Hanifa Wiknjosastro. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP.

Hidayat, A.A. (2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta : Salemba Medika.

Hudson, T. (2007). Using nutrition to review primary dysmenhorrea. Alternative & Complementary Therapies. Marry Ann Liebert, Inc. h.125-128.

Icesma, S.K., Margareth, Z.H. (2013) Kehamilan, persalinan. dan nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Infodatin. (2015). Pusat data dan informasi kementerian kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Irfan., Bahar, B., Hendrayati. (2012). Pola konsumsi sayur, buah dan aktivitas sedentary mahasiswa obesitas di Universitas Hasanuddin. Skripsi, h.6. Irmawati, R. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kesehatan

reproduksi dengan kejadian dismenore pada remaja putri di SMK Muhammadiyah 1 Kab. Sragen. Tesis, h.8.

Ismail, I.F., Kundre, R., Lolong, J. (2015). Hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenorea pada mahasiswi semester VIII program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. ejournal Keperawatan (e-Kp) Vol.3 No.2, h.2.

Klinic community Health Center. ( January, 2010). Stress and stress management. Winnipeg MB Canada.

Kumalasari, I dan Andhyantoro, I. (2012). Kesehatan reproduksi untuk

mahasiswa kebidanan dan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

(18)

Labrague, L.J. (2013). Stress, stressors, stress response of students nurses in a government nursing school. Health Science Journal Vol.7. ISSN:1791-809x.

Lu, C.I. (2010). Dysmenorrhea and related factors in Taiwanese adolescent girls. Dissertation of philosophy.

Mari Kitamura., Takashi Takeda., Shoko Koga., Satoru Nagase., & Nobuo Yaegashi. (2012).Relationship between premenstrual symptoms

and dysmenorrhea in Japanese high school students. Arch Womens Ment Health, 15 DOI 10.1007//s00737-012-0266-2, h.131-135.

Maza, D. (2007). Dysmenorrhea in adolescent . Practice Nurse, 27(10).

Mutadin. (2013). Hubungan antara distress dan dukungan sosial pada mahasiswa dalam menyusun skripsi di Universitas Sahid Skripsi. Jurnal Kesehatan Vol.2.

Nathan, A. (2007). Primary Dysmenhorrea Practice Nurse, 30(6).

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, h.37-38.

Novia, I. dan Puspitasari, N. (2008). Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian dismenore. The Indonesian Journal of Public Health, h.4.

Okoro, R.N., Malgwi, H., Okoro, G.O. (2013). Evaluation of factors that increase the severity of dysmenorrheal among university female students in Maiduguri, North Eastern Nigeria. Journal of Allied Health Sciense and Practice, vol.II No.4 ISSN 1540-580X, h.2.

Purwitasari, D dan Maryanti, D. (2009). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Nuha Offset.

Purwoastuti, E dan Walyani, E.S. (2015). Panduan materi kesehatan reproduksi dan keluarga berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru.

Razzak, K.K. (2010). Influence of dietary intake of diary products on dysmenorrheal. Journal Obstetrics and Obstetrics, No.279, h.377.

RISKESDAS. (2010). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

(19)

Stecker, T.(2006). Well being in academic environment. Medical Environment Journal Vol.38.

Sunaryo. (2007). Perbandingan tingkat stress mahasiswa PSIK A dan B dalam menyelesaikan skripsi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Skripsi.

Suryadi, S. (2008). Perbedaan insomnia pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dan belum mengerjakan skripsi, Skripsi.

Supariasa, I.D.N., Bakri, B. dan Fajar, I. (2005). Penilaian status gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Suryani, E. (2012). Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan sikap terhadap Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada wanita usia produktif di Desa Kalibening, Skripsi.

Titilayo, A. (2009). Menstrual discomfort and its influence on daily academic activities and psychosocial relationship among undergraduate female students in Nigeria. Tanzania Journal of Health Research, Vo.11 No.4, h.181.

Trimayasari, D dan Kuswandi, K. (2013). Hubungan usia menarche dan status gizi siswi SMP kelas 2 dengan kejadian dismenore. Jurnal Obstretika Scientia Vol.2, No.2 ISSN 2337-6120, h.196.

Waryana (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama, h.112-122. WHO. WHO global database on Body Mass Index (BMI). Department of

Nutrition for Health and Development (NHD). Geneva, Switzerland. http://www.who.int/bmi/index.jsp, (diakses tanggal 02 Maret 2016 ).

Yuniayanti, B., Masini., Salim, H.H.S. (2014). Hubungan tingkat stress dengan tingkat dysmenorrheal pada siswi kelas X dan XI SMK Bhakti Karyakota Magelang. Jurnal kebidanan Vol.3, No.7, h.5-6.

Zukri, S.M et al. (2009). Primary Dysmenorrhea among medical and dental University Student in Kelantan : prevalence and associated factors. International Medical Journal, 16(2).

*Nina Utari : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Jl. A Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi status gizi
Tabel 4.4 menunjukkan dari 46 responden terdapat 7 responden yang memiliki status gizi kurus, 1 responden tidak pernah mengalami

Referensi

Dokumen terkait

enam puluh ribu rupiah). Demikian Harap

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mengetahui profil kantin Zea Mays (2) mengidentifikasi penyelenggaraan makanan kantin Zea Mays, (3) mengidentifikasi

Untuk kegiatan pemindahan karung produk ke pengemasan, pemindahan kardus dari pengepakan ke meja penalian dan ke pallet hasil LI &gt;1, yaitu 2,9486, 7,5228 dan

Pada(http://www.olahragakesehatanjasmani.com/2014/10/teknikdasarpermainan- tenis-meja.html)Pukulan smash adalah pukulan yang keras dan menukik kearah bidang lapangan lawan. Cara

[r]

The proposed Modified Generalized Bilinear Model is developed from Generalized Bilinear Model by further include second order reflection within the same material,

peternak sapi perah di Kecamatan Getasan. Hal ini membuktikan bahwa pengumpul susu sapi memberikan kontribusi yang besar terhadap pemasaran susu sapi di Kecamatan Getasan

yaitu, tari, pantun, dan musik. Pada kesenian Campak, para penari yang terdiri atas penari perempuan disebut “nduk Campak ” dan penari laki-laki disebut “penandak”. Pada