• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN MINAT SISWA KELAS VIIIB DALAM PEMBELAJARAN ANSAMBEL MUSIK MELALUI METODE CARL ORFF DI SMP N 2 NGAGLIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN MINAT SISWA KELAS VIIIB DALAM PEMBELAJARAN ANSAMBEL MUSIK MELALUI METODE CARL ORFF DI SMP N 2 NGAGLIK."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN MINAT SISWA KELAS VIIIB DALAM PEMBELAJARAN ANSAMBEL MUSIK

MELALUI METODE CARL ORFF DI SMP N 2 NGAGLIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FLORENCE EDWINA SINAY 09208241012

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

“Fear of the lord is the beginning

of knowledge, But fools

Despise wisdom and

Instruction.”

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan sebagai tanda kasih dan cinta kepada :

1. Suamiku Marckell Alfonso Hetharia

2. Putraku Jobel Joaquin Hetharia

3. Mama Joenita

(7)

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang

berjudul Upaya Peningkatan Minat Siswa Kelas VIIIB dalam Pembelajaran Ansambel

Musik Melalui Metode Carl Orff di SMP N 2 Ngaglik ini dengan lancar. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,

maka tugas skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Kun Setyaning Astuti, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan selama penyusunan skripsi.

2. Drs. Agus Untung Yulianta, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan selama penyusunan skripsi.

3. Ibu Utami, selaku guru seni budaya SMP N 2 Ngaglik dan juga kolaborator yang

telah membantu dalam kegiatan penelitian.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

(8)
(9)

JUDUL ... i

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

b. Unsur- Unsur dalam Minat ... 10

B. Pengertian Pembelajaran ... 11

C. Metode Pembelajaran ... 13

(10)

E. Carl Orff ... 15

F. Ansambel Musik ... 18

G. Karakter Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP ) .. 19

H. Tindakan yang Dilakukan ... .. 20

I. Hipotesis Tindakan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Disain Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 25

C. Prosedur Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Teknik Analisis Data ... 33

F. Kriteria Keberhasilan ... 35

G. Validitas Instrumen ... 36

H. Validitas Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Pra Siklus ... 39

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

1. Siklus I ... 40

d. Refleksi dan Evaluasi ... 50

(11)

BAB V PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Rencana Tindak Lanjut ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(12)

!"

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran

ansambel musik dengan menggunakan metode Carl Orff. Sebelum dilaksanakan

penelitian pembelajaran ansambel kurang diminati oleh siswa, sehingga mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa yakni tergolong rendah. Guru memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas pendidikan dengan cara mencari solusi masalah yang dihadapi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Classroom Action Research model Kemmis dan Mc Taggart yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMP N 2 Ngaglik yang berjumlah 32 siswa.Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara, catatan harian, dokumentasi, angket minat siswa dan tes penampilan. Validitas penelitian dalam penelitian ini menggunakan validitas demokrasi, validitas katalik, dan validitas dialogik. Analisis data minat siswa dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode Carl Orff dapat meningkatkan minat siswa kelas VIIIB SMPN 2 Ngaglik dalam mengikuti pembelajaran ansambel musik. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan melihat nilai angket minat siswa. Pada tahapan pra siklus 32 siswa atau keseluruhan siswa medapat nilai rata- rata angket 2,16, siklus I meningkat menjadi 2,67, siklus II meningkat menjadi 3,45. Hasil angket minat siswa juga didukung dengan tes praktik, pada tahapan pra siklus 32 siswa atau keseluruhan siswa medapat nilai dengan kategori kurang, siklus I meningkat menjadi 16 siswa 50% memperoleh kategori baik, siklus II meningkat menjadi 13 siswa memperoleh kategori baik, 19 siswa memperoleh kategori sangat baik.

(13)

)* +, *-, *./ 0

Tabel 01. Kisi- Kisi Instrumen minat

Tabel 02. Skor Skala Likert Instrumen Minat

Tabel 03. Pedoman Penentuan Kategori Tes Praktik

Tabel 4.1. Hasil Angket Minat Pra Siklus

Tabel 4.2. Hasil Penilaian Siswa Pra Siklus

Tabel 4.3. Hasil Angket Minat Siklus I

Tabel 4.4. Hasil Penilaian Siklus I

Tabel 4.5. Hasil Angket Minat Siklus II

(14)
(15)

1 2 34 256 27 89 52 :

01. Surat Permohonan Ijin Penelitian

02. Surat Rekomendasi Penelitian

03. Surat Ijin Penelitian

04. Surat Keterangan Penelitian

05. Partitur Lagu Gundul- Gundul Pacul

06. Expert Judgement I

07. Expert Judgement II

08. Lembar Pedoman Wawancara

09. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

11. Nilai Test Praktik Siswa Pra-Siklus

12. Nilai Test Praktik Siswa Siklus I

13. Nilai Test Praktik Siswa Siklus II

14. Angket Minat Siswa

15. Nilai Angket Minat Siswa Pra-Siklus

16. Nilai Angket Minat Siswa Pra-Siklus

(16)

>?@ AB CDEDB@

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan

manusia. Dalam pengertiannya, pendidikan adalah suatu proses yang dinamis

untuk menghasilkan suatu produk pada diri manusia berupa pengetahuan,

ketrampilan dan sikap-sikap tertentu.

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian . Pendidikan sering

terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara

otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang

berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan

umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah

menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), standar kompetensi

dan kompetensi dasar (SKKD) pada pendidikan seni budaya sudah sangat

jelas tertulis dalam silabus yang disusun oleh tim penyusun dinas pendidikan

nasional. Pendidikan seni budaya pada SMP terbagi menjadi empat, yaitu seni

musik, seni rupa, dan seni kerajinan yang merupakan pembelajaran materi

(17)

masing-Peneliti melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran ansambel

musik kelas VIIIB di SMP N 2 Ngaglik. Aktivitas pembelajaran ansambel

musik berlangsung 2 jam pelajaran. Peneliti mendapati kurangnya kreativitas

guru dalam mengajar menyebabkan siswa cenderung bosan dan tidak

menyukai pelajaran ansambel musik. Cara mengajar guru yang kurang

variatif sangat terasa sekali dalam pembelajaran ansambel musik. Guru

menggunakan metode belajar yang klasik. Metode tersebut cocok untuk

sebagian siswa terutama siswa perempuan akan tetapi kurang cocok dengan

siswa pria. Hal ini mengakibatkan suasana kelas kurang bersemangat.

Sebagian siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran cenderung pasif.

Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran ansambel musik

berdampak dengan rendahnya nilai praktik ansambel musik. Siswa merasa

bahwa belajar ansambel musik itu susah dan tidak menyenangkan. Siswa

hanya fokus untuk mendapatkan nilai standart rata- rata tanpa menikmati

pembelajaran ansambel musik itu sendiri. Masalah yang peneliti amati dalam

proses praktik ansambel musik adalah siswa tidak dapat memainkan ritmis

dengan baik dan guru yang cenderung mengabaikan siswa yang tidak dapat

mengiikuti pelajaran ansambel musik.

Di berbagai negara maju pendidik menggunakan metode yang sangat

menarik minat siswa untuk belajar musik. Metode tersebut antara lain Carl

Orff, Suzuki, dan Kodaly. Di Amerika serikat kini lebih dari 3000 sekolah

menggunakan metode Carl Orff dalam pembelajaran seni musik. Astuti

(18)

metode kodaly. Di dalam buku Charles R Hoffer Introduction to Music

Education yang diterbitkan pada tahun 1983 di California, terdapat berbagai

pendekatan metode pembelajaran International Curriculum Development

yang dapat digunakan, diantaranya Dalcroze Approce, Kodaly Approce,

metode Orff Schulwerk, Suzuki Talent Education (Hoffer, 1983:121) Dari

beberapa metode tersebut peneliti tertarik untuk menerapkan metode Carl

Orffpada pembelajaran ansambel musik.

Pemilihan pendekatan dengan metode Carl Orff dirasa dapat

meningkatkan minat dan keaktivan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

yang menyenangkan. Metode Carl orff yang digunakan diberbagai Negara

sesuai dengan pembelajaran ansambel musik yang ada di Indonesia. Di

Belanda metode Carl Orff digunakan untuk anak sekolah dasar hingga

dewasa. Anak sekolah dasar dalam metodeCarl Orffdiajar untuk memainkan

ansambel sejenis yaitu berupa ansambel vocal dengan beberapa variasi

gerakan dan tarian, sedangkan untuk dewasa umum menggunakan metode

Carl Orffyaitu dengan memainkan body percussion.

Berdasarkan permasalahan yang ada di SMP N 2 Ngaglik khususnya

kelas VIIIB maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk

mengatasi permasalahan tersebut dengan judul Upaya Peningkatan Minat

Siswa Kelas VIIIB dalam Pembelajaran Ansambel Musik di SMP N 2

(19)

F. Identifikasi masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya minat yang dimiliki siswa, sehingga bakat musik yang

dimiliki siswa tersebut tidak berkembang.

2. Ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran ansambel musik

masih kurang.

3. Metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran

ansambel musik cenderung monoton.

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan

yang diteliti dibatasi hanya pada bagaimana efisiensi metode Carl Orff

untuk meningkatkan minat siswa kelas VIII B, dan apakah metode Carl

Off dapat diterapkan dalam pembelajaran ansambel musik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka masalah

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah upaya

peningkatan minat siswa kelas VIII B dalam pembelajaran ansambel

(20)

G. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan upaya peningkatan minat

siswa kelas VIII B SMP N 2 Ngaglik dalam pembelajaran ansambel musik

melalui metode Carl Orff, dan menjadikan metode Carl Orff sebagai

metode yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran seni budaya.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan serta gambaran dalam

mengembangkan mutu dan kualitas pendidikan, terutama pada bidang

pendidikan seni musik.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan untuk memudahkan guru

dalam peningkatan ketrampilan.

b. Bagi siswa, meningkatkan minat terhadap pembelajaran ansambel

musik serta pada akhirnya dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki siswa.

c. Bagi sekolah, memberdayakan sekolah dalam meningkatkan

inovasi model pembelajaran ansambel musik sehingga lebih

(21)

KLMN L OPQ RSN

Pada bab ini diuraikan teori- teori mengenai aspek- aspek yang diteliti

berdasarkan pendapat dari para ahli. Sesuai dengan judul penelitian ini,

aspek-aspek yang akan dibahas meliputi Pengertian minat, ciri- ciri minat,

pengertian pembelajaran, metode pembelajaran, pengertian musik, metode

Carl Orff, ansambel musik.

L. Pengertian Minat

Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk

merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa

senang mempelajari itu. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu

topik yang sedang dibahas atau dipelajari; untuk itu kerap digunakan istilah

perhatian . Namun, perhatian dalam arti minat momentan , perlu

dibedakan dari perhatian dalam arti konsentrasi , sebagaimana dijelaskan

diatas. Antara minat dan perasaan senang terdapat hubungan timbal balik,

sehingga tidak mengherankan kalau siswa yang berperasaan tidak senang,

juga akan kurang berminat, dan sebaliknya.

Slameto (1995:180) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa keterikatan pada suatu hal/aktivitas tanpa ada pengaruh. Seseorang

yang berperasaan senang dan menyukai pengetahuan, maka ia akan cepat

(22)

meyakinkan demi keberhasialan suatu proses pembelajaran (singer,1991:78).

Dari dua pendapat tersebut, minat adalah rasa ketertarikan yang tinggi serta

memiliki perasaan senang pada diri seseorang untuk bersungguh-sungguh

dalam mengenal dan mempelajari terhadap suatu hal maupun objek tanpa

pengaruh dari luar.

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya

minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu

bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru

(Slameto, 1995). Hal ini menunjukan bahwa minat seseorang terhadap suatu

objek akan menyebabkan perhatian seseorang itu sendiri untuk selalu tertuju

pada pada suatu objek tersebut, dan menghasilkan sebuah dorongan pada diri

seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Menurut Hurlock

(1978:116-117), bahwa minat mempunyai 2 aspek, yaitu :

a. Aspek kognitif (mengenal) dalam arti minat itu didahului oleh

pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat

tersebut.

b. Aspek efektif (emosi atau perasaan) dalam arti emosional yang

baik dari minat memperkuat minat itu sendiri dalam tindakan, akan

tetapi emosional yang tidak menyenangkan memiliki pengaruh

sebaliknya yang memperlemah dorongan terhadap suatu objek.

Dari pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya

(23)

berupa perlakuan atau perbuatan pada suatu objek itu disebut dengan minat.

Kurangnya minat seseorang akan suatu objek dapat berubah apabila

faktor-faktor yang membuat seseorang tersebut kurang berminat dapat ditemukan

dan ditangani. Minat belajar siswa dipengaruhi oleh kurangnya motivasi

pribadi siswa dan beberapa faktor yang harus diusahakan guru yaitu metode

pembelajaran dan strategi dalam mengajar dalam upaya untuk menumbuh

kembangkan minat belajar peserta didik.

T. Ciri- Ciri Minat

Minat pada diri seseorang terhadap suatu kegiatan atau objek dapat dilihat

dengan memperhatikan beberapa ciri- ciri dari pendapat sebelumnya, secara

umum dapat disimpulkan empat ciri minat terhadap suatu objek melalui

(Miatun, 2009 : 11-12), yaitu :

1. Memiliki kesadaran

Minat timbul pada diri seseorang dapat diawali dengan adanya kesadaran

bahwa objek tersebut memiliki manfaat dan mengandung sangkut paut

dengan dirinya, dengan kesadaran diri seseorang akan mengenai objek yang

dirasa ada daya tariknya.

2. Memiliki perhatian

Perhatian menjadi pusat dari tenaga psikis yang ditunjukan pada suatu objek,

seseorang memiliki perhatian terhadap suatu objek yang muncul karena

seseorang memerlukan dan merasakan adanya manfaat dari objek tersebut.

(24)

Kemampuan yang terdapat pada diri seseorang menimbulkan dorongan atau

kehendak untu melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

4. Memiki perasaan senang

Minat dapat terjadi karena adanya perasaan senang pada diri seseorang

terhadap suatu objek, sehingga membuat seseorang ingin selalu berhubungan

dengan objek tersebut dan berlanjut pada keinginan diri seseorang untuk

memiliki serta mempertahankannya.

Beberapa ciri- ciri telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

ciri yang ada pada diri seseorang akan ikut mempengaruhi tingkat minat yang

dimiliki seseorang.

Menurut Hurlock (1978:117), minat seseorang juga dapat dilihat

melalui:

7. Laporan mengenai apa saja yang diminati

Dari beberapa hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk

memilih metode yang tepat dalam menentukan minat seseorang adalah

dengan mengamati dan memahami semua yang menjadi kebiasaannya dalam

(25)

U. Unsur- unsur dalam minat

Crow and Crow melalui Abror (1993:112) menyatakan minat atau

interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung

tertarik pada orang, benda atau kegiatan. Dengan kata lain, minat dapat

menjadi penyebab partisipasi dalam kegiatan. Dari pengertian tersebut

diperoleh kesan bahwa minat mengandung unsur- unsur. Menurut Abror

(1993:112), unsur- unsur yang meliputi minat, yaitu :

a. Kognisi atau mengenal yaitu adanya minat yang didahului oleh

pengetahuan dan informasi mengenai suatu objek yang dituju oleh minat

tersebut.

b. Emosi atau perasaan, yaitu karena dalam partisipasi serta pengalaman itu

diikuti oleh perasaan tertentu ( biasanya perasaan senang).

c. Konasi atau kehendak, yaitu merupakan kejutan dari kedua unsur tersebut

yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan

kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.

Minat merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan

pemahaman siswa terhadap pembelajaran dalam rentang waktu tertentu. Hal

ini menuntut kepada para guru untuk melakukan suatu tindakan atau

merencanakan strategi- strategi guna membangkitkan minat belajar siswa

agar materi pembelajaran yang diberikan mudah dipahami siswa. Oleh karena

itu, beberapa macam cara yang dapat dilakuka oleh guru untuk

(26)

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga

anak didik rela belajar tanpa paksaan.

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang dimiliki anak didik, sehingga anak

didik mudah menerima bahan pelajaran.

c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif

dan kondusif.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks

perbedaan individual anak didik.

Dengan adanya berbagai pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

minat ada pada setiap individu yang kadarnya berbeda dengan individu lain.

Melalui guru, orang tua serta lingkungan maka minat siswa dapat ditumbukan

serta ditingkatkan. Hal ini dikarenakan minat merupakan penerimaan akan

sesuatu yang berhubungan dengan diri dan sesuatu yang ada diluar diri.

V. Pengertian Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2008: 26) pembelajaran dapat diartikan dengan proses

kerjasama antar guru dan sisea dalam memanfaatkan segala potensi dan

sumber yang ada baik potensi minat, bakat dan kemampuan dasar yang

dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa

seperti lingkungan, srana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai

(27)

Menurut Trianto (2010: 17) pembelajaran adalah usaha sadar dari

seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan

yang diharapkan. Didalam pembelajaran terjadi interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Menurut Sanjaya (2008: 27)

pembelajaran adalah terjemahan dari instruction , yang banyak dilakukan

oleh dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh

aliran Psikologio Kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber

dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga banyak dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa

mempelajari berbagai segala sesuatu lewat berbagai macam media seperti

bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya,

sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam

mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebgai sumber belajar menjadi

guru fasilitator dalam belajar mengajar.

Jadi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan proses interaksi secara sadar antara guru dengan siswa yang

membentuk suatu kerjasama dalam mencapai dan mengarah pada tujuan

yang sama. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa dalam suatu proses

pemebalajaran memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki untuk

(28)

W. Metode Pembelajaran

Ditinjau dari segi etimologis, metode berasal dari bahasa Yunani yaitu

metodhos. Kata metodhos berasal dari dua suku kata yaitumethayang berarti

melaluihodosyang berarti cara. Metode adalah upaya mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun tercapai secara optimal. Sanjaya (2008: 61).

Menurut Sudjana (1989: 30) yang termasuk dalam komponen

pembelajaran adalah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian Metode

mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode

tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang

relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai

dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam

waktu yang relatif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya

bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000,194).

Sedangkan menurut Smith, pembelajaran adalah sebuah proses yang

memberi perubahan, terjadinya prilaku sbegai hasil proses pembelajaran

tersebut (2010: 28).

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk memudahkan suatu kegiatan

atau proses mengajar dan belajar yang telah direncanakan sehingga dalam

prosesnya nanti akan menimbulkan beberapa perubahan perilaku sebgi hasil

dari pembelajaran tersebut.

Banyak ragam metode pembelajaran seni musik yang dapat digunakan.

(29)

penyampaian dalam dalam proses belajar mengajar. Beberapa metode

terdapat kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Pemilihan metose

pembelajaran banyak ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dengan

pengajaran. Pemilihan metode yang tepat akan berdampak pada keberhasilan

dalam penyampaian materi.

X. Pengertian Musik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) musik dapat diartikan ilmu

atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan

temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan

kesinambungan. Menurut Soeharto (1992: 80) musik adalah seni pengungkapan

gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni.

a. Musik sebagai Seni

Musik sebagai seni secara umum adalah memaklumi bahwa, musik

merupakan bidang seniyang bermateri suara (sound). Atas dasar ini musik

merupakan kaidah-kaidah estesis yang dapat diapresiasikan. Musik sangat

erat kaitannya dengan rasa. Musik sebagai seni yang berelasi dengan

seni-seni lainnya, dimana musik hadir dalam waktu bukan ruang, musik

merupakan sesuatu yang abstrak , yang sering melukiskan imajinasi yang

sama sekali tidak mutlak.

b. Musik sebagai Ilmu

Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa musik tidak hanya unsur

(30)

yaitu unsur keilmuan. Keduanya saling bertautan sekalipun unsur seninya

lebih dikenal, namun unsur keilmuannyapun tetap tidak dapat dilepaskan dari

deretan nada- nada, interval dan seni akustiknya.

Y. Metode Carl Orff

Carl Orff adalah seorang komponis ternama Jerman. Lahir pada 10 juli

1895 di Munich, Jerman. Berasal dari keluarga Bavarian aktif dalam tentara,

bertugas dengan tentara pada perang dunia pertama adalah pendiri sekolah

berbakat bernama Schulwerk. Karya terbaik yang dihasilka Carl Orff adalah

Carmina Burana dan Catuli Carmina. Karya Carl Orff dianggap sebagai

pendekatan terhadap pendidikan musik. Pendekatan ini dimulai dengan

kemampuan dalam diri pelajar untuk bermain dengan bentuk-bentuk musik

yang belum sempurna, menggunakan ritme dan melodi dasar. Orff

menganggap tubuh merupakan instrumen perkusif dan pelajar didorong

mengembangkan kemampuan musik mereka dengan cara yang mellintasi

perkembangan musik barat. Pendekatan ini mendorong improvisasi dan

mengurangi tekanan orang dewasa dan latihan mekanik, sehingga membantu

penemuan jati diri pelajar tersebut.

Dalam Lange (2005: 9) Mengisahkan bahwa Orff menghabiskan seluruh

hidupnya untuk mengembangkan proses pembelajaran untuk anak yang

disebut dengan Orff Schulwerk (Orff Schoolwork). Dalam proses

pembelajaran melibatkan bernyanyi, bergerak, bermain instrumen (alat

(31)

yang timbul secara alamiah dari kultur dan lingkungan seorang anak akan

memegang kunci dalam perkembangan musik dan kepribadian anak.

Kegiatan Carl Orff berdasarkan pada aktivitas yang ingin dilakukan

anak- anak seperti: menyanyi, menari, membuat bunyi- bunyian dengan

benda disekitarnya. Juga mengaplikasikan antara pergerakan, kreativitas dan

improvisasi serta ritme. Irama berbicara merupakan bagian penting dari

instruksi awal Schulwerk, frase singkat untuk melantunkan dapat diturunkan

dari pola nama siswa ketika siswa memperkenalkan diri dengan menyebut

namanya. Aksen juga dapat diperkenalkan pada pola bicara yang

digabungkan dengan pola ritme tubuh, bertepuk tangan, menjentikan jari, dan

patschen(menepuk paha), yang merupakan salah satu ciri dariSchulwerk.

Menurut Hoffer (1983: 128) beberapa karakteristik dari Schulwerk

(pendekatanorff) adalah:

1. Irama berbicara merupakan bagian penting dari instruksi awal Schulwerk.

Frase singkat untuk melantunkan dapat diturunkan ari pola nama siswa.

Aksen (tekanan) juga diperkenalkan pada pola bicara. Siswa terkadan

melantunkan sebuah fase atau kalimat dalam kanon(putaran ucapan yang

dimainkan bersaut- sautan). Pola berbicara sering dikaitkan dengan pola

ritme tubuh. Bertepuk tangan, menjentikkan jari, dan menepuk paha, yang

merupakan salah satu dari Schulwerk. Pengalaman bernyanyi mengikuti

pola berbicara, yang mengandung gagasan Orff bahwa melodi mengikuti

(32)

2. Gerakan merupakan bagian penting darischulwerksebagaimana dipahami

olehOrff, tetapi tidak digunakan sebagai adaptasi di Amerika. Pandangan

Orfftentang nilai dan tujuan gerakan tubuh sama seperti Jaques Dalcroze.

Natural, tingkah laku anak- anakadalah dasar dari pergerakan. Berlari,

melompat- lompat, an gerakan fisik lainnya merupakan bagian dari

perkembangan musik siswa khususnya anak- anak.

3. Improvisasi (cara bermain musik langsung tanpa bacaan tertentu)

merupakan pusat Schulwerk, yang ditemukan dalam kegiatan seperti

bicara, gerakan, bernyanyi, dan bermain instrumen. Bermain instrument

merupakan aspek penting dari Schulwerk Tidak sembarang instrumen

dapat diterima dalam program ini. Orff ingin telinga anak- anak menjadi

terbiasa dengan suara instrumen yang baik. Instrumen Schulwerk tidak

dianggap sebagai mainan, malainkan sarana penting untuk membuat

musik. Sebagian besar permainan dilakukan dari memori untuk

improvisasi, yang membebaskan siswa dari tuntutan untuk membaca

partitur musik.

Berdasarkan uraian diatas menurut Novi (2015) beberapa prinsip

pengajaran yang digunakan olehOrff adalah sebagai berikut :

1. Orffmengembangkan kemampuan anak dengan bakat bermusik sejak dini.

2. Orff mulai mengenalkan anak dengan bermain musik menggunakan

instrumen sederhana.

3. Orffmulai mengenalkan ritme pada anak dari dasar.

(33)

5. Mengembangkan kreativitas murid melalui pergerakan tubuh dan tepuk

tangan.

6. Menggunakan instrumen musik perkusi yang didisain unik. Orff terkenal

dengan menggunakan instrumen perkusi dalam pengajarannya seperti

glockenspiel, xlyophone, maracas, shaker.

Z. Ansambel Musik

Sesuai dengan namanya ansambel yang diambil dari istilah prancis

ensemble artinya bersama , karakteristik ansambel dapat dilihat dari segi

kekompakan dan balance ( keseimbangan). Kekompakan adalah kebersamaan

dalam hal tempo, sedangkan balance berhubungan dengan keseimbangan

volume suara antara pemain dan keseimbangan bentuk suara. Menurut Astuti

dan Sumito dalam jurnalnya yang berjudul Efektifitas Pertunjukan untuk

Mencapai Prestasi Belajar Ansambel Musik yang Bermakna memaparkan

bahwa ansambel musik adalah sajian musik yang dimainkan secara

berkelompok. Dalam ansambel tiap- tiap individu atau seksi mempunyai

fungsi sendiri- sendiri. Pengertian ansambel dalam musik adalah permainan

bersama dalam kelompok kecil dengan jumlah pemain berkisar 2 sampai 15

orang. Berdasarkan jumlah pemain, ansambel musik dibagi menjadi beberapa

istilah sebagaimana diungkapkan oleh Astuti dalam jurnalnya yang berjudul

Optimalisasi Kerjasama antar Anak Didik dalam Pembelajaran Musik ,

yang memaparkan bahwa ansambel musik dapat disajikan lewat medium

(34)

Bila dilihat dari jumlah pemain ansambel musik dibedakan menjadi

ansambel kecil dan ansambel besar. Yang termasuk ansambel kecil adalah

duet (terdiri dari 2 pemain), trio (3 pemain), kuartet (4 pemain), kuintet (5

pemain), sektet (6 pemain), septet (7 pemain), dan octet (8 pemain).

Ansambel music yang dimainkan oleh lebih dari 8 pemain digolongkan

dalam ansambel besar. Ansambel besar diklasifikasikan menjadi 2, yaitu

ansambel sedang jumlah pemainnya antara 8 sampai 30 orang. Ansambel

yang didukung oleh lebih dari 30 pemain disebut orkes. Suatu orkes yang

jumlahnya lebih dari 120 pemain disebut orkes simphoni.

Diliat dari keragaman alat musik yang digunakan , ansambel musik

dibedakan menjadi ansambel musik sejenis dan ansambel musik campuran,

lebih lanjut istilah ansambel sejenis dan campuran secara umum dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Ansambel sejenis

Kata sejenis dalam istilah ansambel sejenis, bermakna atau

menunjukan suatu nama alat- alat musik atau suatu cara bagaimana

alat- alat music itu dapat berbunyi atau dimainkan. Dengan demikian

ansambel musik sejenis dapat diartikan sebagai permainan atau sajian

musik yang menggunakan satu jenis atau alat musik. Contoh ansambel

sejenis yaitu : ansambel vocal, ansambel gesek, dan ansambel tiup.

2) Ansambel campuran

Kata campuran dalam istilah ansambel campuran bermakna atau

(35)

berbagai cara memainkan alat karna didalamnya terdapat berbagai alat

music. Dengan demikian penyebutan ansambel musik campuran dapat

dipahami sebagai, sajian atau permainan musik dengan menggunakan

berbagai macam atau jenis alat musik. Sebagai contoh ansambel

campuran dapat dilihat pada musik kroncong, alat- alat musik yang

digunakan pada musik kroncong: gitar bass, gitar melodi, cuk, ukulele,

flute dan biola. Demikian juga dalam pembelajaran ansambel musik

kelas VIII B di SMP N 2 Ngaglik alat-alat yang digunakan antara lain :

pianika, recorder, hand clap atau bertepuk tangan, dan table clap atau

menepuk meja.

Berdasarkan pengertian- pengertian dan berbagai pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa, ansambel musik adalah penyajian atau permainan

musik yang dilakukan oleh beberapa orang, dengan alat musik sejenis

atau berbagai jenis alat musik.

B.[\ ] ^ _` _ ]a_] bc\ d_`u` _ ]

Langkah awal untuk menerapkan metode Carl Orff dalam pembelajaran

seni musik kelas VIII B di SMP N 2 Ngaglik adalah membagi siswa kelas VII

B yang terdiri dari 32 siswa menjadi 4 kelompok sesuai barisan meja siswa.

Kemudian meminta siswa untuk memperhatikan dan mengikuti instruksi dari

peneliti. Keempat kelompok yang telah dibagi oleh peneliti memiliki tugas

yang berbeda. Kelompok pertama memainkan melodi lagu nusantara dengan

(36)

menggunakan recorder, kelompok ketiga mengetuk meja sesuai dengan ritmis

lagu, kelompok keempat bertepuk tangan di ketukan yang berbeda. Penilaian

meningkatnya minat diukur sebanyak dua kali sesuai dengan siklus penelitian

yang ada. Cara melakukan penilaian meningkatnya minat adalah dengan

teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan tes praktik dan angket.

e. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah : melalui penggunaan metode

Carl Orffyang diterapkan dalam pembelajaran ansambel musik minat siswa

(37)

ij klmjnjoj pq kq ro

r. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Class

Room Action Research). Arikunto (2010:130) menjelaskan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Secara praktis

penelitian tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan

kualitas subjek yang hendak diteliti (Sukardi 2011:211).

Menurut pengertiannya penelitian tindakan kelas adalah penelitian

tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran dan

hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan

(Suharsimi 2008:82). Sedangkan menurut Akbar (2010:28) PTK adalah

proses investigasi terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah

pembelajaran di kelas. Proses pemacahan masalah tersebut dilakukan

secara bersiklus, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dan hasil pembelajaran di kelas tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat dikatakan bahwa

PTK adalah termasuk dalam kelompok penelitian tindakan yang memiliki

ciri tersendiri yaitu dilakukan oleh guru baik secara individu maupun

berkolaborasi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

(38)

Penelitian tindakan kelas diterapkan untuk memperbaiki kesalahan dalam

praktek pembelajaran. Sedikitnya terdapat dua kata kunci yang satu

diantaranya harus ada pada setiap kegiatan penelitian tindakan termasuk

PTK, yaitu pemecahan masalah (problem solving), dan peningkatan

(improving)kinerja sistem (Mulyasa, 2009:35).

s. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Ngaglik. Pelaksanaan

pembelajaran ansambel musik diberikan kepada siswa kelas VIII B

dengan alokasi waktu dua jam pelajaran selama satu minggu. Subjek

dalam penelitian tidakan kelas adalah kelas VIII B yang terdiri dari 32

siswa. Dipilihnya kelas VIII B karena menurut guru seni musik SMP N

2 Ngaglik, kelas tersebut mempunyai minat yang rendah terhadap mata

pelajaran ansambel musik dibandingkan dengan kelas VIII yang lain.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan oktober 2015

yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan. Alokasi waktu sebanyak

dua jam pelajaran (2 x 45 menit) tiap minggu yang dilaksanakan pada

1 x pertemuan yakni hari Rabu pukul 09.25 11.00 WIB. Jadwal

pelaksanaan penelitian dibuat berdasarkan kesepakatan antara peneliti

(39)

t. Prosedur Penelitian

Model yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model

Kemis dan Mc Taggart. Adapun model yang penelitian tindakan yang

dimaksud menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya),

yang disajikan dalam bagan berikut ini :

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus/ putaran, artinya sesudah

langkah keempat, lalu kembali lagi ke langkah pertama dan seterusnya.

NO HARI/ TANGGAL KEGIATAN

1 Rabu/ 14 oktober 2015 Pra tindakan

2 Rabu/ 21 oktober 2015 Siklus I

(40)

Secara utuh tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas

seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan adalah menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan. Pelaksanaan yaitu penerapan isi rancangan mengenai

tindakan kelas. Pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi.

Berikut ini adalah keterangan dari setiap tahapan pada model

Penelittian Tindaan Kelas tersebut:

uv w x y zus {

|v }~~ r canan( Plan)

Dalam perencanaan ini, dimulai dari penemuan masalah, dan kemudian

merancang tindakan yang dilakukan. Peneliti melakukan

langkah-langkah berikut.

1) Menentukan masalah di lapangan.

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi dan diskusi dengan guru

tentang permasalahan yang terkait pada pembelajaran ansambel musik,

serta mencatat hal-hal permasalahan yang ada berdasarkan hasil diskusi

dan observasi.

2) Merencanakan langkah pembelajaran ansambel musik pada siklus I.

Namun perencanaan yang dibuat masih bersifat fleksibel dan terbuka

(41)

3) Merancang instrumen sebagi pedoman observasi dalam pelaksanaan

pembelajaran ansambel musik.

€. Pelaksanaan (Acting)

Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan rancangan meliputi tindakan yang dilakukan upaya

membangun pemahaman konsep siswa. Siklus I diadakan 1 kali

pertemuan.

1) Pertemuan 1

a. Kelas VIII B berjumlah 32 siswa dibagi menjadi 4 kelompok

(kelompok pertama adalah kelompok siswa yang memainkan

pianika, kelompok kedua adalah kelompok siswa yang memainkan

recorder, kelompok ketiga ialah siswa yang memainkan ritmis

dengan menepuk meja/ table clap, kelompok keempat adalah

kelompok siswa yang memainkan ritmis dengan bertepuk tangan/

hand clap).

b.Guru memberikan penjelasan, memberi pengarahan dan

membagikan partitur lagu gundul- gundul pacul yang akan di

praktikkan siswa dalam pelajaran ansambel musik.

c. Guru melatih satu per satu kelompok hingga mahir.

d. Guru menggabungkan keempat kelompok untuk bermain bersama.

e. Guru membagi 32 siswa menjadi 4 kelompok (masing- masing

kelompok 8 orang yang terdiri dari 2 siswa memainkan recorder, 2

(42)

menepuk meja/table clap, 2 siswa memainkan ritmis dengan

bertepuk tangan/hand clap).

f. Guru melakukan penilaian praktik kepada keempat kelompok.

g. Guru membagikan angket minat dan meminta 32 siswa kelas VIII B

untuk mengisi angket tersebut.

c. Observasi (Observing)

Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati

pelaksanaan tindakan. Observasi terhadap proses tindakan yang sedang

dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang

dilaksanakan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah dibuat. Pengamatan dilakukan oleh peneliti

sebagai fasilitator selama pelaksanaan pembelajaran. Adapun aspek

yang diamati adalah aktivitas siswa dan pengaruh pembelajaran

terhadap peningkatan minat siswa dengan menggunakan metode Carl

Orff. Sebelum observasi dilaksanakan, dilakukan pembagian angket dan

tes praktik terlebih dahulu pada tahap pra siklus untuk mengetahui

kondisi awal minat dan kemampuan siswa dalam ansambel musik (data

terlampir).

d. Refleksi (Reflectim)

Tahap ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah

(43)

dilihat dan dipertimbangkan. Dalam hal ini, dilakukan dialog atau

diskusi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tersebut.

‚ ƒ „ … †us ‡ ‡ ˆ‚ ‰ŠrŠ‹canaan

Tahap ini dilakukan setelah melihat fakta yang terdapat di kelas.

Berdasarkan masalah yang dihadapi pada siklus I, maka disusun

kembali rumusan masalah, tujuan dan rencana yang akan dilakukan,

antara lain:

Menyusun skenario pembelajaran:

1) Menyiapkan partitur lagu Gundul- gundul pacul dengan variasi ritmis

dan melodi yang sederhana.

2) Menyiapkan lembar penilaian beserta dengan kategori yang akan

dinilai.

3) Menyiapkan lembar observasi serta catatan lepangan guna melihat

perkembangan setiap siklus.

4) Memberi penjelasan kepada guru seni budaya berhubungan dengan

proses pemberian nilai.

b. Pelaksanaan

Dalam siklus ini memainkan lagu Gundul- gundul pacul . Siswa dibagi

menjadi 4 kelompok dan memainkan lagu yang dipelajari pada siklus I .

(44)

individu. Kemudian diakhiri dengan mengisi angket minat yang sama

seperti siklus I.

Strategi pembelajaran yang digunakan pada siklus II ini sama dengan

siklus I, yang meliputi dua langkah pokok, pertama mencontohkan dan

kedua praktek, yaitu siswa yang memiliki keterampilan lebih

memberikan contoh kepada siswa lainnya.

Œ. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan akan menentukan baik

buruknya hasil penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini

dimasudkan untuk memperoleh skala yang relevan, akurat, dan

reliabel.

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung (nana Syaodih, 2010:220). Menurut Arikunto (1933:128)

observasi dilakukan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap

sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera seperti

penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap. Dalam

penelitian tindakan kelas ini, observasi digunakan untuk mendapatkan

data perubahan suasana belajar mengajar dan perubahan kinerja guru.

Observasi yang dilakukan terstruktur dengan menggunakan lembar

(45)

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik untuk memperoleh data

dari subjek penelitian. Wawancara dilakukan dengan Ibu Utami selaku

guru mata pelajaran seni budaya/ seni musik di SMP N 2 Ngaglik.

Wawancara dilakukan diluar jam kegiatan belajar mengajar.

Wawancara digunakan untuk mencari kesulitan dan hambatan dalam

pembelajaran ansambel musik.

3. Catatan Harian

Catatan harian digunakan untuk mencatat informasi kualitatif yang

terjadi pada proses belajar mengajar. Catatan ini disusun sistematis dan

terperinci. Hal- hal yang tercatat adalah semua kejadian atau kegiatan

pembelajaran di kelas.

4. Angket

Menurut Suharsimi (2010:102) angket merupakan pernyataan

tertulis dan membutuhkan jawaban tertulis. Angket diberikan kepada

semua responden yang menerima perlakuan metodeCarl Orff. Angket

ini diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kesulitan

siswa, ketepatan materi, dan keaktivan siswa yang muncul saat

pembelajaran. Dalam penelitian ini teknik angket digunakan untuk

mengetahui minat siswa setelah diberi perlakuan metode Carl Orff

(46)

 Ž ‘’. Kisi-kisi Instrumen Minat

No Aspek Indikator

Nomor item Jumlah

item

+

-1. Perasaan senang Menerima pelajaran

dengan senang

1 2 2

 Terus menerus belajar 3 1

 Tidak terpaksa belajar 5,6 4 3

 Tidak merasa bosan 7 1

2. Perhatian dalam

 Mau berkonsentrasi 10 11 2

 Mengikuti perintah

 Pelajaran berisi contoh

sesuai dengan keadaan

(47)

sekarang

 Pelajaran berisi sesuai

dengan kebutuhan

siswa

20 1

 Materi pelajaran Seni

Musik kurang menarik

 Lingkungan sekolah 33,34 35 3

(48)

“”• –—˜™š › œš›”— ”žŸ›–rt  ¡stru¢–¡£Ÿ ¡ ”¤

Pembuatan indikator dalam angket minat mengacu pada teori dari Djamarah.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan ini dilakukan secara deskriptif.

Analisis dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis proses dan analisis hasil. Data

yang terkumpul berupa hasil observasi, wawancara, angket minat dan tes.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Proses Analisis Data Non Tes

Diperoleh berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru

maupun siswa, dan juga menggunakan hasil dari angket minat siswa.

Langkah- langkah analisis data non tes adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun data

Proses penghimpunan data dimaksudkan untuk memisahkan antara

data yang penting dengan data yang tidak penting dalam proses

penelitian.

(49)

Peneliti menampilkan segala hasil observasi, wawancara serta hasil

angket minat siswa secara deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk

memudahkan pembaca memahami alur berfikir dan mengetahui

segala tindakan yang terjadi selama proses penelitian berlangsung

beserta segala tindak lanjutnya.

c. Reduksi data

Reduksi data meliputi penyelesaian data melalui ringkasan atau

uraian singkat, dan pengelolaan data ke dalam pola yang lebih

terarah.

d. Verifikasi dan interpretasi data

Kegiatan dalam verifikasi dan interpretasi data yaitu kegiatan

penarikan kesimpulan berdasarkan data- data hasil observasi,

wawancara dan angket minat siswa yang telah diperoleh.

2. Proses Penilaian dan Analisis hasil Tes

Hasil tes akan meliputi hasil tes kemampuan awal, tes siklus I dan

tes siklus II. Jumlah soal tes kemampuan awal, tes siklus I dan tes

siklus II berupa tes praktik penampilan bermain ansambel bersama

dengan memperhatikan lima butir- butir penilaian dengan total skor

(50)

No Aspek yang Dinilai

2. Ketepatan Ritmis 85 100 70 84 40 69 10 39

3. Ketepatan Tempo 85 100 70 84 40 69 10 39

4. Kekompakan 85 100 70 84 40 69 10 39

5. Balance 85 100 70 84 40 69 10 39

Untuk menghitung rata- rata nilai keterampilan dan minat siswa dalam

ansambel musik menggunakan rumus sebagai berikut :

= x

Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan minat

siswa dalam pembelajaran ansambel musik, sehingga 75% dari jumlah siswa

yang mengikuti proses belajar mengajar dapat memiliki nilai sesuai (KKM)

mata pelajaran seni budaya, yaitu 72. Peneliti menentukan 75% karena

penelitian akan dilaksanakan pada sekolah yang siswanya bersifat heterogen,

akan tetapi berbeda apabila penelitian dilakukan pada sekolah atau kejuruan

(51)

keberhasilan juga dilihat dari perkembangan proses pembelajaran di kelas,

yaitu siswa berperan aktif selama proses pembelajara berlangsung.

7. Validitas Instrumen

Validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan expert judgement

atau pendapat ahli. Para ahli memberikan keputusan instrumen dapat

digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total.

Setelah mendapatkan masukan dari expert, maka dilakukan perbaikan pada

instrumen. Jadi, valid atau tidaknya instrumen ditentukan oleh pendapat para

ahli (Sugiyono, 2010: 125). Pada penelitian ini, instrumen penelitian

dikonsultasikan kepada duaexpert yaitu (1) Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd

dan (2) Dr. Herwin Yogo Wicaksono, M.Pd Adapun hasil validitas instrumen

terlampir.

8. Validitas PTK

Validas digunakan untuk mendapatkan derajat kepercayaan aplikasi

sebuah konsep validitas tindakan kelas mengacu pada kredibilitas dan derajat

kepercayaan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, validitas yang

digunakan yaitu validitas proses, hasil, demokrasi, katalik dan dialogik.

1. Validitas Proses

Validitas proses dicapai dengan cara mengamati proses pelaksanaan

tindakan yang dilakukan dari awal hingga akhir. Validitas ini dilakukan

(52)

proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang

dialami siswa saat proses pembelajaran ansambel musik, lalu didiskusikan

oleh kolabolator guna mencari solusi yang akan dilakukan pada tindakan

sebelumnya.

2. Validitas Hasil

Validitas hasil merupakan hasil tindakan yang diperoleh di setiap siklus,

setelah dilakukan tes. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pra siklus, siklus I

dan siklus II yang mengalami peningkatan. Hasil pengamatan tersebut

sesuai dengan hasil penelitian bahwa penggunaan metode Carl Orff dapat

meningkatkan minat siswa dalam pelajaran ansambel musik.

3. Validitas Demokrasi

Validitas demokrasi dicapai dengan cara bekerja sama dengan guru seni

budaya pada saat proses pengambilan nilai tes tiap siklus. Dalam kegiatan

ini, semua pihak diminta untuk mengamati secara langsung. Sehingga

kendala dan kesulitan yang dihadapi dapat didiskusikan bersama dan

mencari solusi kedepannya.

4. Validitas Katalik

Validitas ini berkaitan dengan cara dan peran baru sesuai dengan tindakan

yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, pada

siklus I beberapa siswa masih merasa kesulitan dalam memainkan ritmis

lagu gundul- gundul pacul, sehingga pada siklus II penulis mengambil

(53)

sampai siswa dapat memainkan ritmis dengan benar. Hal ini dilakukan agar

tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.

5. Validitas Dialogik

Validitas dialogik ini diterapkan dengan cara penelitian dipantau oleh guru

yang lain (kolaborator) yang dapat dilakukan melalui dialog/komunikasi

sebagai kegiatan refleksi saat pembelajaran berlangsung sehingga dapat

diketahui kekurangan maupun kelebihan dalam kegiatan pembelajaran.

Kriteria dialogik dapat juga mulai dipenuhi ketika penelitian masih

berlangsung, yaitu secara beriringan dengan pemenuhan kriteria

demokratik. Dengan demikian, kecenderungan untuk terlalu subjektif dapat

(54)

±² ±³´

µ ²¶³·¸¹º¹·³» ³ ²º¼ ²º¸¹ ½±²µ ²¶²º

². Pra Siklus

Pra siklus dilakukan 1 kali pertemuan yaitu pada hari Sabtu, tanggal 14

oktober 2015. Pada pra siklus ini, siswa diminta untuk memainkan lagu

gundul-gundul pacul yang belum penah dilatih. Pembelajaran selama pra

siklus berlangsung kurang lancar dan tidak efektif. Pada saat memainkan

materi terdapat kesulitan siswa dalam membaca notasi dan ritmis pada materi

lagu yang terdapat di buku lagu anak nusantara. Hasil angket minat pra siklus

siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil angket minat siswa pra siklus

(55)

Hasil dari angket minat siswa pada kegiatan pra siklus diketahui nilai mean 2,16. Selain

dari angket minat juga dilakukan tes praktik untuk mendukung hasil angket minat. Hasil

dari tes praktik pra siklus siswa dapat dilihat pada tabel nomor 4.2

Tabel 4.2 Hasil Tes Praktik Pra Siklus

¾¿ÀÁ  à Är us

Frequency Percent Valid Percent Mean

Valid Kurang 32 100.0 100.0 37,16

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari 32 siswa memiliki nilai

total rata-rata sebesar 37,16. Tidak ada siswa yang memperoleh kategori baik

maupun sangat baik, 32 siswa kelas VIII B memperoleh kategori kurang.

B. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Secara rinci keempat tahap tersebut

diuraikan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan penelitian siklus I dibagi dalam beberapa tahap yaitu

menentukan tujuan, menentukan waktu dan menentukan

langkah-langkah tindakan. Tujuannya berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan

tindakan kelas yang akan dilakukan untuk meningkatkan minat siswa

dalam ansambel musik. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti selaku

(56)

kolaborator. Disamping itu kolaborator juga mengamati proses

berlangsungnya penelitian serta membantu menegur siswa jika terdapat

siswa yang tidak tertib.

Adapun rencana langkah-langkah tindakan terdiri atas: 1) menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) menyiapkan partitur lagu

Gundul- Gundul Pacul dengan menggunakan notasi angka dan symbol

untuk hand clap dan table clap, 3) menyiapkan lembar penilaian beserta

dengan kategori yang akan dinilai, 4) menyiapkan lembar observasi

serta catatan lapangan guna melihat perkembangan setiap siklus, 5)

menyiapkan angket instrument minat siswa , 6) memberi penjelasan

kepada guru seni budaya berhubungan dengan proses pemberian nilai.

2. Pelaksanaan

Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun dengan

ketentuan sesuai tujuan, waktu dan langkah-langkah kegiatan. Adapun

langkah-langkah kegiatan terdiri atas: 1) apersepsi, 2) penyampaian

materi, dan 3) refleksi serta evaluasi.

Siklus I bertujuan agar siswa dapat memainkan lagu

Gundul-Gundul Pacul dengan menggunakan intonasi dan ritmis yang benar.

Penyampaian materi dilaksanakan pada hari Rabu, 21 oktober 2015.

Langkah-langkah kegiatan pada siklus I terdiri dari a) kegiatan diawali

dengan memperkenalkan diri, memberikan wawasan dan motivasi

(57)

32 siswa dibagi menjadi 4 kelompok (kelompok pertama adalah

kelompok siswa yang memainkan pianika, kelompok kedua adalah

kelompok siswa yang memainkan recorder, kelompok ketiga ialah siswa

yang memainkan ritmis dengan menepuk meja/ table clap dan

bernyanyi, kelompok keempat adalah kelompok siswa yang memainkan

ritmis dengan bertepuk tangan/ hand clap dan bernyanyi) dan

membagikan partitur lagu Gundul- Gundul Pacul yang diaransemen

menyesuaikan metodeCarl Orff. C) setelah dibagi menjadi 4 kelompok

menurut instrument yang dipilih siswa, guru mengajar masing- masing

kelompok siswa hingga siswa dapat memainkan instrumentnya dengan

lancar. d) Kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang

terdiri dari 2 orang dari masing- masing instrument untuk mengambil

nilai praktik.

Pada akhir pertemuan siklus I, guru menanyakan kesulitan yang

dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga dapat

diperbaiki dipertemuan selanjutnya. Kemudian guru juga membagikan

angket minat dan meminta siswa kelas VIII B untuk mengisi angket

tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengukur minat siswa setelah

dilakukan tindakan.

(58)

Å ÆÇ ÈÉÊË3 hasil angket minat siswa siklus I

Hasil dari angket minat siswa pada kegiatan pra siklus diketahui nilai

rata-rata 2,67 dan hasil tes praktik dpat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Penilaian tes praktik Siklus I

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang 16 50.0 50.0 50.0

Baik 16 50.0 50.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

Hasil tes praktik pada siklus I menunjukan 16 siswa atau 50% masuk

(59)

3. Observasi

Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap

jalannya pelaksanaan tindakan siklus I yang telah dilaksanakan. Hasil

observasi menunjukan bahwa: Siswa belum dapat memainkan lagu

Gundul- Gundul Pacul dengan ritmis dan nada yang benar,Sehingga

tempo lagu Gundul- Gundul Pacul harus diperlambat. Siswa dapat

memperhatikan penjelasan guru dengan baik sehingga waktu yang

digunakan cukup efektif. Aransemen lagu yang disesuaikan dengan

metode Carl Orff membuat siswa semakin antusias dalam mengikuti

pelajaran ansambel musik. Siswa yang tadinya pasif dalam proses belajar

mengajar menjadi lebih aktif. Namun masih terdapat beberapa siswa yang

belum memainkan lagu Gundul-Gundul Pacul dengan baik, dikarenakan

siswa masih belum dapat mandiri. Siswa masih bergantung pada guru

untuk memberi kode kepada siswa.

4. Refleksi

Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada Siklus I ditemukan

beberapa hal, yaitu: Saat guru melatih salah satu kelompok, kelompok

yang belum dilatih ramai sendiri. Terdapat kendala-kendala yang

ditemukan pada kegiatan pembelajaran bagi siswa sebagai berikut: suasana

kelas yang kurang kondusif sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi saat

menerima materi. Siswa masih belum dapat memainkan ritmis dengan

baik. Beberapa siswa merasa kurang mampu dalam bermain ansambel

(60)

siswa bahwa bermain ansambel musik itu mudah dan menyenangkan.

Hasil nilai rata-rata angket minat siswa kelas VIII B mengalami

peningkatan dari pra siklus. Hasil nilai rata- rata angket minat siswa siklus

I adalah 2.1556 sedangkan pada pra siklus nilai rata- rata angket minat

siswa adalah 2.6659 . Berikut grafik peningkatannya :

Tabel 4.5 Diagram Perbandingan Minat Pra Siklus dan Siklus I

Pada pelaksanaan tes praktik di siklus I memperoleh nilai total rata-rata

sebesar 60.78. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan keterampilan

siswa dalam bermain ansambel musik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

rata-rata pada kondisi pra siklus sebesar 37.16, naik pada siklus I menjadi

(61)

terdapat 16 siswa yang belum memiliki nilai rata-rata dengan kategori

Baik. Berikut grafik peningkatannya.

Tabel 4.6 Diagram Perbandingan Nilai Pra siklus dan Siklus I

Ì. Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diketahui bahwa keberhasilan

tindakan belum dapat tercapai pada siklus I. Oleh sebab itu disepakati untuk

melakukan tindakan lanjutan pada siklus II dengan alasan siswa belum

mendapatkan hasil penilaian yang signifikan terutama dalam hal pembacaan

ritmis. Rancangan tindakan selanjutnya adalah perbaikan pada kendala-kendala

yang ditemukan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya.

1. Perencanaan

Adapun rencana langkah-langkah tindakan siklus II yaitu 1)

(62)

mengulang- ulang melatih siswa memainkan ritmis terutama pada siswa

yang memainkan body percussion (hand clap/bertepuk tangan, table

clap/menepuk meja), 2) menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), 3) melakukan pemanasan dengan mengajak siswa untuk

memainkan lagu gundul- gundul pacul secara bersama- sama 3)Kembali

memotivasi siswa bahwa beermain ansambel musik itu menyenangkan dan

mudah. 4)menyiapkan alat observasi yang akan digunakan untuk mencatat

aktivitas siswa saat berlangsung proses pembelajaran, 5) menyiapkan

lembar penilaian berupa kriteria aspek bermain ansambel musik untuk

mengetahui apakah kemampuan siswa sudah mengalami peningkatan. Alat

evaluasi yang digunakan berupa tes praktik memainkan lagu

Gundul-gundul pacul secara kelompok. 6)menyiapkan angket minat siswa untuk

mengetahui apakah minat siswa mengalami peningkatan.

ÍÎ ÏÐÑ ÒÓ Ô ÒÕÒÒÕ

Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun

dengan menentukan kembali tujuan, waktu serta langkah-langkah

kegiatan. Pada kegiatan siklus II ini diharapkan terdapat peningkatan minat

dan ketrampilan bermain ansambel siswa dibandingkan dengan siklus I

karena pada siklus I sudah ditemukan beberapa kendala yang terjadi dan

mencoba diperbaiki pada siklus II. Secara terperinci kegiatan dilaksanakan

(63)

a. Siklus II

Siklus II diadakan pada hari rabu, 28 oktober 2015. Berbeda dengan

siklus I, pada siklus ini guru mengajak siswa untuk mempraktikan ritmis

dalam lagu Gundul- gundul pacul secara berulang sesuai dengan hasil

refleksi pada siklus I. Adapun langkah-langkah kegiatan terdiri atas

apersepsi, pemberian materi, evaluasi dan refleksi.

Siklus II bertujuan agar siswa dapat mempraktikkan materi dengan

memperbaiki lebih baik lagi intonasi dan ritmis. Langkah-langkah

kegiatannya sebagai berikut : a) guru mendemontrasikan ritmis pada lagu

Gundul- gundul pacul dengan menggunakan body percussion yaitu hand

clap/ bertepuk tangan dan table clap/ menepuk meja. b) guru mengajak

siswa untuk memainkan lagu gundul- gundul pacul bersama- sama. c)

guru kembali memotivasi siswa bahwa bermain ansambel musik itu mudah

dan menyenangkan. d)Guru melakukan tes praktik terhadap 4 kelompok

siswa. e)Guru membagikan angket minat siswa kepada 32 siswa kelas VIII

B dan meminta siswa untuk mengisi angket tersebut. Hasil yang diperoleh

(64)

Siklus_II

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai mean angket minat siswa siklus

II adalah 3,45 .

Tabel 4.6 Hasil Tes Praktik Siklus II

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 13 40.6 40.6 40.6

Sangat Baik 19 59.4 59.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui bahwa nilai rata-rata dari 32 siswa

sebesar 81,25 . Siswa yang memperoleh nilai pada kategori baik terdapat 13

(65)

kategori sangat baik ada 19 orang siswa atau sebesar 59,4%.Hasil dari

angket minat siswa siklus II dapat dilihat dari tabel 4.6

3. Observasi

Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui atau

memantau proses upaya peningkatan minat siswa kelas VIII B dalam

pembelajaran ansambel musik melalui metode Carl Orff di SMP N 2

Ngaglik. Instrumen yang digunakan adalah wawancara. Sumber informasi

adalah siswa pada saat proses pembelajaran. Hasil observasi sebagai berikut:

Siswa semakin antusias dalam mengikuti proses pembelajaran ansambel

musik. Pada siklus I siswa belum dapat memainkan lagu Gundul- gundul

pacul dengan baik, dikarenakan siswa merasa kesulitan dalam hal

memainkan ritmis, namun setelah guru mengajarkan secara berulang- ulang

siswa dapat memainkan ritmis dengan baik dan semakin bersemangat dalam

pembelajaran ansambel musik. Observasi juga bertujuan untuk memperoleh

data yang digunakan untuk evaluasi dan sebagai upaya perbaikan tindakan

selanjutnya.

4. Refleksi dan Evaluasi

Hasil yang diperoleh terhadap kegiatan belajar mengajar pada siklus I

dan II sebagai berikut: Siswa semakin antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran ansambel musik. Pada Siklus I siswa belum dapat memainkan

(66)

secara berulang- ulang siswa dapat memainkan ritmis dengan baik. Hal

tersebut berpengaruh terhadap minat siswa dalam ansambel musik

dikarenakan siswa menjadi percaya diri saat dapat dengan mudah

memainkan lagu Gundul- Gundul Pacul . Sehingga kembali terjadi

peningkatan prestasi belajar.

Kekurangan yang masih terjadi setelah diadakan tindakan pada siklus I

dan II terdapat beberapa siswa yang masih kurang percaya diri dikarenakan

siswa tidak terbiasa menampilkan ansambel musik secara berkelompok

tanpa dipandu atau diberi aba- aba oleh guru. Hasil dari angket minat siswa

siklus II adalah nilai mean 3,45. Nilai mean angket siswa dari pra siklus,

siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, berikut grafik peningkatannya:

(67)

Grafik nilai rata- rata angket minat siswa pra siklus, siklus I dan siklus

II menunjukkan minat dari 32 siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

hasil dari angket minat siswa siklus II adalah nilai mean 3,45 nilai ini

meningkat dari pra siklus 2,16 dan siklus I 2,67. Sedangkan hasil tes praktik

yang diperoleh pada Siklus II nilai total rata-rata sebesar 81,25. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada kondisi pra siklus sebesar 37,16 ,

naik pada siklus II menjadi 81,25 .

Tabel 4.8 Diagram Perbandingan nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Grafik nilai rata- rata tes praktik pra siklus, siklus I dan siklus II

menunjukkan nilai rata-rata dari 32 siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II. Nilai rata-rata pada Siklus II mengalami peningkatan nilai

sebanyak 20,47. Peningkatan tersebut diikuti dengan jumlah siswa yang

memperoleh nilai minimal pada kategori Baik meningkat menjadi 13

Gambar

Tabel 4.1 Hasil angket minat siswa pra siklus
Tabel 4.2 Hasil Tes Praktik Pra Siklus
Tabel 4.4 Hasil Penilaian tes praktik Siklus I
Tabel 4.5 Diagram Perbandingan Minat Pra Siklus dan Siklus I
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pertama penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih dan karunianya yang begitu besar sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas kasih dan karuniaNya dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunianya kepada penulis maka tesis yang berjudul Pemanfaatan serbuk Ban bekas Sebagai Bahan Isian

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan berkatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelasiakan skripsi yang berjudul “

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas segala kasih karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul.. “Keanekaragaman

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, tuntunan dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja yang

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan berkatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan berkatNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul