• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 BATANGKUIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 BATANGKUIS."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

METODE

PEMBELA.JARAN PENEMUAN DAN

KONSEP DIRI TERHADAP

BASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA

SMA NEGERI

1 BATANGKUIS

TESIS

Oleb:

JUNENGSIH

~:081188910004

PROGRAM PASCASARJANA

u·NIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENGARUH

METODE

PEMBELA.JARAN PENEMUAN DAN

KONSEP DIRI TERHADAP

BASIL BELAJAR BIOLOGI

SISWA

SMA NEGERI

1 BATANGKUIS

TESIS

Oleb:

JUNENGSIH

~:081188910004

PROGRAM PASCASARJANA

u·NIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN DAN KONSEP

DIRI TERHADAP BASIL BELAJAR BIOI.OGI SISWA

SMA NEGERI

I

BATANGKUIS

Disusun

dan

diajukan oleh:

JUNENGSW

~:081188910004

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis

pada

Hari

jum'at Tanggal 8

juli

2011

dan

Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu Syarat Untuk Mcmperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Pembimbing I

Menyetujui

Tim Pembimbing

Dr. Hasruddin, M.Pd

NIP.196404l41989031 027

Ketua Program Studi

Pendidilwa Biologi

Dr .Hasruddin, M.Pd

NIP.196404241989031 017

(4)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

NO

NAMA

TANDATANGAN

1.

Or. Hasruddin, M.Pd

···~····

NIP. 19640424 1 98903 1 027

(Pembimbing I)

2.

Dr. Fauziyah Harahap, M.Si

...

~~···

NiP.19660728 1 99103 2 002

(Pembimbing II)

3.

Syarifuddin, M.Sc, P.h.D

B

NIP.19591 122 1 9g601 1 001

(Penguji)

...

4 I

4.

Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc

NIP.19610626 1 98710 1 001

(Penguji)

5.

Dr. Syahmi Edi., M.Si

(5)

ABSTRAK

JUNENGSIH. Pengaruh Metode Pembelajaran Penemuan dan Konsep Diri

terhadap Basil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri I Batangkuis. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: {1) Pengaruh metode pembelajaran penemuan terbimbing dan metode pembelajaran penemuan bebas terhadap basil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri I Batangkuis; (2) Pengaruh siswa yang memiliki konsep diri positif dan siswa yang memiliki konsep diri negatif terhadap hasil belajar biologi; dan (3) Interaksi antarn metode pembel~aran penemuan dengan konsep diri terhadap hasil belajar biologi.

Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri I Batangkuis, menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2 dan sampel berjwnlah 80 orang siswa yang pengambilannya berdasaikan cluster random sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan tes konsep diri siswa dan tes hasil belajar biologi siswa. Uji statistik inferensial digunakan ANA VA 2 jalur. Sebelum ANA VA 2 jalur digunakan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Kolgomorov-Smirnov dan uji homogenitas varians dengan uji Levene's.

Berdasarkan

SE basil analisis varians (ANA VA) diperoleh hasil penelitian yaitu: {1) Hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Batangkuis yang diajar dengan metode penemuan terbimbing 77,83±1,974 lebih tinggi dibandingkan dengan basil behgar biologi siswa yang diajar dengan metode penemuan bebas 69,83±1,759; (2) Hasil belajar Biologi siswa dengan konsep diri positif 77,17±1,837 lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan konsep diri negatif 69,29±1 ,886; dan (3) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan konsep diri dalam mempengaruhi hasil belajar biologi siswa SMA Negeri I Batangkuis. Interaksi antara metode pembel~aran dengan konsep diri berpengaruh signifikan terhadap hasil

belajar biologi (Fhitung=5,601, P=0,020).

(6)

j

ABSTRACT

JUNENGSIH. The influence of Instructional Method and Student Self Concept on the learning outcome of Biology in SMA Negeri 1 Batangkuis.. Thesis. Medan. State University ofMedan, 2011.

1bis research was aimed to find out: (I) the difference between students' learning outcome in Biology taught with the Guided Discovery Learning method and Free Discovery Learning method in influencing the learning outome of Biology in class X SMA Negeri 1 Batangkuis; (2) the differences students who have the positive and the ones who have negative self concept; and (3) the interaction between Instuctional Method and Self concept in influencing the learning outome of Biology.

1bis research was conducted in class X SMA Negeri 1 Batangkuis, using quasy experiment method with 2 x 2 factorial design 80 sample studenf s that were taken by

cluster random sampling. The instrument of this research were self concept test and

biology test.the inferential statistic 2 way ANOV A was used. Before the 2 way ANOV A was used first the conditional test of date analysis, i.e: nonnality test while Kolgomorov-Smirnov and Homogereity variance test with Levene's.

According (X± SE) Variance analysis result (ANA VA) shows that: (1) students taught with Guided Discovery Learning 77,83±1,974 had a higher learning outcome compared to students taught with Free Discovery Learning 69,83±1,759. (2) Students with positive self concept 77,17± 1,837 the learning outcome was higher than student with negative self concept 69,29±1,886; And (3) There was interaction between Learning Method and students' Self Concept towered of Biology Science outcome (Fhitung=5,601, P=0,0020).

(7)

}

i

~

I

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadiran Allah Subhanawata'ala yang telah

memberikan rahmat, berkat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan dan penulisan tesis ini. Tesis ini betjudul Pengaruh Metode Penemuan

dan Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri I Batangkuis.

Demi penyempurnaan tesis ini, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

konstruktif dari pembaca Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati

penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

• Direktur Program Pascasatjana UNIMED, Bapak Prof. Dr. Belferik Manulang. • Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan

Dosen Pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungannya selama penulis menyelesaikan penulisan tesis ini. • Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungannya selama

penulis menyelesaikan penulisan tesis ini.

• Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, Bapak Syarifuddin, M.Sc, P.hd, dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

• Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku validator ahli instrumen hasil belajar dan Bapak Dr. M.Rajab Lubis, MS selaku validator ahli instrumen konsep diri siswa.

• Kepaia Sekolah SMA Negeri I Batangkuis dan guru-gurunya dimana tempat

penulis melakukan penelitian.

• Teristimewa Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan dorongan, motivasi, doa, perhatian serta cinta dan kasih sayangnya kepada penulis.

• Ternan-taman sepetjuangan angkatan

XN

yang telah memberikan banyak

dukungan terhadap penulis dalam penyelesaian tesis ini terkhusus Kartika manalu

• Semua pihak yang memberikan dukungan dalam penyelesaian tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan khasanah pengetahuan, dan saya ucapkan terimakasih.

Medan, September 2011

Penulis

(8)

BAFTAR TABEL

Hal

Table 1. L Hasil Belajar Biologi (UAS) Siswa SMA Negeri 1 Batangkuis 2

Tabel 3.1. Desain Penelitian 43

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Biologi Siswa 46

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrument Tes Konsep Diri Siswa 48

[image:8.640.81.530.68.641.2]
(9)

A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN

Mutu pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mengikuti perkembangan

zaman yang ada pada saat ini. Atas dasar mewujudkan masyarakat yang mampu

bersaing dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan-perubahan

global, maka perlu upaya meningkatkan mutu pendidikan yang harus dilakukan

secara menyeluruh yang dapat mencakup pengembangan dimensi manusia

Indonesia seutuhnya (aspek moral, akhlak, budi perk:erti, dan seni).

Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan

pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian

kompetensi peserta didik untuk dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri

menghadapi perk:embangan, dan perubahan global.

Menyadari pentingnya peningkatan kualitas pendidikan yang akan

mempengaruhi sumber daya manusia, maka pemerintah mulai meningkatkan

kualitas pembelajaran di sekolah. Meningkatkan kualitas pembelajaran secara

langsung akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan.

Banyak faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan motu pendidikan. Salah

satunya adalah model dan metode pembelajaran. Kekeliruan dalam memilih

metode pembelajaran dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan pendidikan.

Pendukung lain yaitu keterampilan dasar mengajar yang mutlak harus dimiliki

seorang guru yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan tugasnya

dalam interaksi edukatit: dengan memiliki keterampilan dasar mengajar

diharapkan guru dapat mengoptimalkan perannya di kelas (Djamarah, 2002:99).

Kegiatan utama dalam suatu sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang

merupakan faktor penentu terhadap kualitas pendidikan. Dalam mencapai

meningkatan mutu pendidikan, harus diciptak:an sebuah sistem pembelajaran yang

baik dengan merujuk pada tujuan pendidikan sesuai denganjenis danjer\iang pada

suatu lembaga pendidikan. Sistem pembebganm yang diciptakan bukanlah hanya

sebagai suatu konsep, namun yang terpenting adalah bagaimana

pengimplementasian konsep tersebut secara nyata.

(10)

Dalam pembelajaran di sekolah siswa diberik:an berbagai materi

pembelajaran pokok dan materi pembelajaran tambahan yang barus dikuasai siswa

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu materi pokok yang disampaikan

di jenjang pendidikan sekolah menegah atas adalah mata pelajaran biologi.

Biologi merupakan perluasan dari ilmu pengetahuan alal!l (IPA) pada saat belajar

di sekolah dasar pada intinya pelajaran ini menanamkan konsep-konsep tentang

makhluk hidup dan alam sekitar. Biologi sebagai bagian dari sains merupakan

ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tabu tentang alam secara sistematis.

Mempelajari biologi bukan hanya menguasai kumpulan fakta, konsep atau

prosedur saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Biologi

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.

Rendahnya kamampuan siswa dalam belajar adalah kurang tepatnya

metode yang digunakan guru dalam mengajar (Oleyede, 2004:2). Permasalahan

yang dihadapi pada saat ini bahwa walaupun telah banyak upaya telah dilakukan

dalam peningkatan kualitas pendidikan, basil belajar mata pelajaran biologi masib

belum mencapai basil yang memuaskan.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya mata pelajaran

biologi pada tiga tahun terakhir untuk nilai basil ujian akhir semester di SMA

[image:10.649.81.529.64.654.2]

Negeri 1 Batangkuis, d~ikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi (UAS) SMA Negeri 1 Batangkuis

Tahun Ajaran Nilai Rata-rata Kelas Nilai Rata-rata Kelas Rapot Semester I Rapot Semester II 200612007 6,65 6,80 200712008 6,25 7,00 2008/2009 6,50 7,25 (Sumber: SMA Negeri 1 Batangkuis)

Berdasarkan basil studi awal yang dilakukan peneliti pada SMA Negeri 1

Batangkuis, bahwa guru sering mengalami kesulitan dalam menyampaikan

pelajaran biologi kepada siswa, sebingga tidak jarang para siswa banyak yang

ditemukan mengalami kesulitan belajar mata pelajaran biologi, akibatnya nilai

(11)

Menurut Wardiman (2001:18) bahwa rendahnya minat dan basil belajar

siswa dalam ilmu eksakta itu karena proses pembelajaran kurang mendukung

pemahaman anak didik, yaitu terlalu banyak hafalan dan hanya terpaku dari buku

paduan yang ada yang kurang dilengkapi dengan praktek di lapangan. Metode

pembelajaran yang kurang sesuai atau kurang mendukung, bahkan relatif monoton

atau kurang bervariasi dapat menyebabkan rendahnya basil belajar siswa. oleh

karena itu dalam menerapkan metode pembelajaran sebarusnya diperhatikan

apalcah metode pembelajaran yang digunakan efektif, dapat menarik perbatian dan

meningkatkan minat belajar siswa.

Penerapan metode pembelajaran yang tepat menjadi pilihan bila

menginginkan pembelajaran menjadi efektif dan efisien, sebagaimana

diungkapkan Slamento (2003:65) agar siswa dapat belajar dengan baik maka

matode pembelajaran dilakukan secara efektif dan efisien. Di samping

dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang tepat, basil belajar suatu kegiatan

pembelajaran dipengaruhi oleb kemampuan guru dalam mengenal dan memahami

karakteristik siswa.

Karakteristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep diri.

Konsep diri yang dimaksud adalah pengenalan diri masing-masing siswa baik

kemampuannya, keberadaan dirinya terbadap lingkungan proses belajar mengajar

pada mata pelajaran biologi. Diyakini bahwa dengan mengenal konsep diri siswa

yang selama ini tidak begitu diperhatian oleb banyak guru di_ sekolah akan dapat

meningkatkan basil belajamya siswa pada mata pelajaran biologi.

Djaali (2002:2) menyatakan bahwa konsep diri adalah pandangan

seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan

rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana

perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Taylor (1977) menyatakan

bahwa konsep diri bukan semata-mata gambaran deskriptif tetapi mengandung

penilaian sebagai basil persepsi tentang diri sendiri, dan persepsi itu bersifat

psikologi. Wwyanano (2007:6) menguraikan untuk membentuk konsep diri

menjadi lebih baik, maka terlebih dahulu harus mengetahui hal-hal yang

mempengaruhi konsep diri, yaitu: (1) cita-cita diri, (2) citra diri, dan (3) barga diri.

(12)

Cita-cita diri adalah keinginan untuk mencapai suatu tujuan, harapan dan

keinginan pribadi yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.. Kehidupan

pribadi dipengaruhi oleh sesuatu dari dalam diri yang diyakini, yaitu citra diri.

Citra diri merupakan suatu produk dari pengalarnan masa lalu beserta sukses dan

kegagalannya. citra diri dibangun oleh sebuah gambaran tentang diri yang

memuut keyakinan dianggap benar. harga diri merupakan penilaian diri terhadap

basil yang dicapai dengan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal

diri.

Banyak siswa yang memiliki minat dan basil belajar biologi . rendah diasumsikan karena banyak guru yang tidak mengenal bagaimana dan apa konsep

diri siswanya, sehingga mereka tidak tahu menggunakan metode pembelajaran

yang cocok untuk siswanya. Apalagi jika guru menganggap setiap siswa

mempunyai karakteristik yang sama sehingga proses belajar dan mengajar yang

dilakukan menjadi kurang efektifWuryanano (2007:26).

Pembelajaran yang banyak melibatkan peran aktif siswa diantaranya

adalah pembelajaran menggunakan metode penemuan. Pembelajaran dengan

penemuan (Discovery pearning) merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memiliki sejarah panjang dalam dunia

pendidikan. Ide pembelajaran penemuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anaklsiswa dalam "menemukan"

sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan (Ibrahim dan

Nur, 2000:13). Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa

penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau

sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan

sebagainya. Pembelajaran penemuan dibedakan menjadi dua, yaitu pembelajaran

penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery dan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (Anonim, 1997:2).

(13)

Penggunaan metode pembelajaran penemuan dalam kegiatan belajar

mengajar adalah salah satu altematif yang dapat ditempuh, dengan menggunakan

metode pembelajaran penemuan yang penekanannya pada partisipasi aktif dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta melakukan latihan-latihan uotuk

menemukan prinsip ito sendiri, diharapkan akan dapat memperbaiki basil belajar

biologi siswa pada mata pelajaran biologi. Pelaksanaan penemuan dapat membuat

siswa mempelajari secara langsung tentang proses-proses nyata, selain itu pada

diri siswa akan tumbuh dan berkembang rasa kesadaran ilmiah dan memiliki rasa

percaya diri untuk dapat menentukan dan memecahkan langsung yang mereka

temukan, sehingga basil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, tidak. mudah

dilupakan siswa (Roestiyah, 2001 :23).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat ditelaah bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi basil belajar siswa. Hal ini dapat ditinjau dari

berbagai komponen proses bel;ijar mengajar, seperti siswa, guru, sarana prasarana

media, dan masih banyak komponen yang lainnya. Masalah penelitian

diidentiftkasikan, sebagai berikut: (1) Siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi biologi karena hanya terpaku dari buku paduan yang ada; (2)

Kemampuan guru biologi masih perlu ditingkatkan; (3) Metode pembelajaran

pen.emuan bebas dan metode pembel;ijaran penemuan terbimbing belum

diterapkan dalam proses belajar meng;ijar biologi di SMA Negeri 1 Batangkuis;

(4) Metode pembelajaran penemuan bebas dan metode pembelajaran penemuan

terbimbing belum pernah dikaitkan dengan konsep diri siswa di SMA Negeri 1

Batangkuis; (5) Pembelajaran biologi belum menggunakan metode pembel;ijaran

penemuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan

penyelidikan; dan (6) Rendahnya nilai rata-rata kelas pada rapot akhir semester

dan II SMA Negeri 1 Batangkuis (dapat dilihat pada Tabel 1.1).

(14)

C. Batasan Masalah

Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada penelitian ini dan agar

pembahasan supaya jangan terlalu melebar dan tepat pada sasaran yang dibahas

oleh karena itu masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas X SMA Negeri 1 Batangkuis adalah metode pembelajaran penemuan

bebas dan penemuan terbimbing sebagai variabel bebas.

2. Konsep diri siswa pada penelitian ini dibatasi pada konsep diri positif dan

konsep diri negatif yang didasarkan pada skor yang diperoleh siswa kelas X

SMA Negeri 1 Batangkuis melalui angket.

3. Perbandingan metode pembehyaran penemuan bebas dan metode penemuan

terbimbing akan dilihat dari hasil belajar biologi siswa kelas X semester ganjil

dalam pembelajaran biologi materi Jamur di SMA Negeri 1 Batangkuis.

4. Tes pembelajarandengan menggunakan metode penemuan bebas dan metode

pertemuan terbimbing juga konsep diri positif dan konsep diri negatif yang

dibatasi pada meteri Jamur dalam pembelajaran biologi kelas X semester

ganjil di SMA Negeri 1 Batangkuis.

5. Hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Batangkuis dibatasi pada

materi Jamur untuk ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, evaluasi, dan kreativitas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, indentifikasi masa]ah, dan

pembatasan masalah, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan metode

pembelajaran penemuan terbimbing lebih baik dari pada yang diajarkan dengan

metode pembelajaran penemuan bebas dalam pembelajaran biologi pada siswa

kelas X SMA Negeri 1 Batangkuis?

2. Apakah hasil belajar biologi siswa yang memiliki konsep diri positif lebih

tinggi dari pada hasil belajar biologi siswa yang memiliki konsep diri negatif di

(15)

l·s

. J;

~:

J

..

3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran penemuan dan konsep

diri terbadap basil bel~ar biologi siswa di kelas X SMA Negeri I Batangkuis? E. Tujuau Peuelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh

aplikasi metode pembelajaran penemuan dan konsep diri terhadap hasil bel~ar

biologi siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

I. Pengatuh metode pembelajaran penemuan terbimbing dan metode

pembelajaran penemuan bebas terhadap basil belajar biologi siswa kelas X

SMA Negeri 1 Batangkuis.

2. Pengaruh basil belajar biologi siswa yang memiliki konsep diri positif dengan

basil belajar biologi siswa yang memiliki konsep diri negatif di kelas X SMA

Negeri I Batangkuis.

3. Interaksi antara metode pembelajaran penemuan dan konsep diri terhadap basil

bel~ar biologi siswa di kelas X SMA Negeri 1 Batangkuis.

F. Manfaat Penilitian

Hasil penelitian ini dihmapkan:

1. Manfaat secara teoritis

a. Diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya yang

berkenaan dengan pembel~aran penemuan dan konsep diri siswa terhadap basil belajar biologi siswa.

b. Daharapkan dari basil penelitian ini dapat digunak:an sebagai landasan atau

rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap variabel-variabel

yang sesuai.

2. Manfaat secara praktis

a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru untuk mengatasi kesulitan

dalam proses pembelajaran pada materi Jamur.

b. Memberikan masukan kepada guru dalam menyusun suatu rancangan

Pembelajaran biologi yang lebih bervariasi dan bermakna seperti

menggunakan fasilitas laboratorium dalam tatanan pembelajaran penemuan.

(16)

c. Memperluas wawasan guru mengenai metode pembelajaran penemuan

pada mata pelejaran biologi dimana penelitian ini juga dapat memberikan

gambaran bagi guru tentang efektivitas dan efisiensi aplikasi metode

[image:16.649.82.534.60.643.2]
(17)

j .

BABY

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Shnpulan

Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab ~lumnya, maka diambil simpulan sebagai berikut:

L Terdapat pengarub yang signifikan metode pembelajaran terhadap basil

belajar biologi siswa dimana basil belajar biologi siswa yang diajarkan

dengan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan

basil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan metode penemuan bebas

pada materi jamur siswa kelas X SMA Negeri I Batangkuis.

2. Terdapat pengaruh yang signiilkan konsep diri terbadap basil belajar

biologi siswa dimana siswa yang memiliki konsep diri positif memperoleb

basil belajar biologi yang lebib tinggi dibandingkan dengan siswa yang

memiliki konsep diri negatif pada materi jamur siswa kelas X SMA Negeri

I Batangkuis.

3. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan konsep diri dalam

mempengaruhi basil belajar biologi siswa X SMA Negeri I Batangkuis.

Untuk siswa yang memiliki konsep diri positif tidak berbeda signifikan

akan lebib efektif dalam meningkatkan basil belajar biologi siswa jika

menggunakan metode pembelajaran penemuan bebas, sedangkan untuk

siswa yang memiliki konsep diri negatif temyata metode penemuan

terbimbing lebib efektif dalam meningkatkan basil belajar siswa

dibandingkanjika menggunakan metOde pembelajaran penemuan bebas.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan dari basil penelitian ini yang menyatakan babwa

siswa yang diajarkan dengan metode penemuan terbimbing memiliki basil belajar

biologi yang lebih baik dibandingkan jika diajarkan dengan · metode penemuan

bebas. Dengan demikian diharapkan agar para guru SMA Negeri I Batangkuis

mempunyai pengetahuan, pemaharnan, dan wawasan yang luas dalam memilib

metode pembelajaran khususnya metode pembelajaran mata pelajaran biologi.

(18)

K.arena dengan penguasaan pengetahuan, pemahaman dan wawasan tersebut maka

seorang guru mampu menciptakan pembelajaran biologi yang efektif.

Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah hal yang

utama yang harus dipilih seorang guru biologi dalam membelajarkan siswanya

dalam belajar biologi. Di samping mengingat bahwa agar belajar tidak merupakan

suatu doktrin bagi para siswa sebaiknya diciptakan suasana belajar yang dapat

merangsang kreatifitas siswa. Dengan memberikan keleluasaan bagi siswa dalam

memec3hkan masalah dengan caranya sendiri memberikan kepuasan tersendiri

bagi siswa, dan kelak menjadi motivasi yang sangat berguna bagi mereka untuk

lebih giat lagi belajar.

Siswa yang memiliki konsep diri positif pada umumnya tingkat

kepercayaan terhadap diri sendiri adalah tinggi. Tidak jarang mereka merasa apa

yang dilakukannya adalah yang bail<, merasa dirinya lebih baik dari yang lain. Hal

ini perlu diperhatikan oleh seorang guru. Tidak memutuskan suatu yang salah

dalam menilai siswa yang memiliki konsep diri positif. Kepercayaan yang tinggi

yang di miliki siswa seperti ini hendaknya dapat diperhatikan oleh seorang guru

dengan mengarahkan ke arah yang lebih baik.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan

terbimbing banyak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan

kegiatan pembelajaran yang bervariasi, siswa yang memiliki konsep diri negatif

akan tedatih untuk mampu mengembangkan dirinya sehingga dapat rasa percaya

diri dan kemampuan dalam memaharni materi pelajaran. Sementara siswa dengan

konsep diri positif hendaknya karakteristik yang dimilikinya ini dapat

dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa

dalam belajar.

Konsep diri positif adalah karakteristik siswa yang sangat berpengaruh

terhadap hasil belajamya. Jika seorang guru ingin meningkatkan hasil belajar

siswa yang memiliki konsep diri positif, maka sebaiknya mereka dilibatkankan

langsung dengan kegiatan pembelajaran. Memberikan kepercayaan kepada siswa

dengari cara mereka sendiri akan memberikan motivasi yang sangat besar dalam

(19)

Agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi para

siswa, seorang guru hendaknya lebih kreatif disamping kreatif memilih metode

pembelajaran, dan memahami karakteristik siswa. Kreatif menciptakan suasana

belajar yang melibatkan siswa secara langsung, kreatif menciptakan media-media

pembti:Iajaran yang menarik, dan kreatif mengelolah kelas dalam pembelajaran

yang menarik. Jika siswa telah berhasil menemukan jawaban yang dimaksud

maka seorang guru hendaknya memberikan respon positif dengan memberikan

reward kepada siswa tersebut.

Dengan metode penemuan bebas yang melibatkan siswa secara langsung

lebih membangkitkan semangat siswa yang memiliki konsep diri positi£ Karena

dalani pembelajaran dengan metode penemuan bebas ini siswa dilibatkan

langsung dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.

Pembelajaran dengan metode penemuan bebas dapat meningkatkan motivasi

siswa .untuk lebih aktif mengikuti pembel~aran sehingga tak jarang guru berhasil membawa mereka sampai ke tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran penemuan terbimbing yang digunakan dalam

pembelajaran biologi siswa yang memiliki konsep diri negatif juga menghasilkan

basil · belajar yang cukup tinggi. Hal ini berarti bahwa metode penemuan

terbimbing adalah cocok dalam pembelajaran biologi bagi siswa yang memiliki

konsep diri negatif. Konsep diri negatif, adalah sikap atau persepsi seseorang

memandang dirinya rendah, dan tidak percaya diri sendiri. Mereka dominan

percaya kepada orang lain, baik informasi ataupun yang menyangkut tentang

dirinya. Pada umumnya siswa yang memiliki konsep diri negatif tidak

memerlukan terlibat langsung dalam situasi kegiatan belajar mengajar, apalagi

jika mereka diminta untuk menemukan atau menurunkan rumus. Siswa yang

memiliki konsep diri negatif mempunyai karakter yang beibeda, namun bukan

berarti siswa tersebut tidak mengerti atau memahami materi pelajaran yang

dipebtjari, dengan memberikan perhatian terhadap pelajaran yang diberikan

menyatakankan bahwa dia telah mengerti dan faham dengan apa yang telah

dipellYari akan dapat mengembangkan dirinya sebingga dapat menumbuhkan rasa

percaya diri.

(20)

Oleh karena perbedaan konsep diri yang dimiliki siswa ini menuntut

seorang guru harus mengetahui dan memahaminya sehingga dapat mendesain

metode .pembelajaran yang sesuai dengan konsep diri yang dimiliki siswa yang

akan diajamya. Hal ini tidaklah mudah, karena siswa dalam satu kelas memiliki

konsep diri yang berbeda, maka dituntut seorang guru dapat menggunakan

metode yang bervariasi. Tak ada satu metode yang cocok untuk semua karakter

siswa. Mengajar dengan perencanaan yang matang adalah dapat menjawab

tantang~ ini, sehingga sebelum seorang guru mengajar di kelas, sebaiknya guru

tersebut telah menyusun rancangan-rancangan pembelajaran yang akan

dilaksariakan.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka diajukan saran

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jenis konsep diri siswa, disarankan kepada guru untuk

melakukan tes konsep diri.

2. Bagi guru biologi yang beium mengetahui konsep diri siswa, disarankan

untuk menggunakan metode pembelajaran penemuan untuk meningkatkan

hasil belajar biologi siswa.

3. :Sagi guru yang mengetahui konsep diri siswa, disarankan untuk

menggunakan metode penemuan bebas kepada siswa yang memiliki

konsep diri positif dan metode penemuan terbimbing untuk siswa yang

memiliki konsep diri negatif.

4. ,Penelitian ini hanya melihat hasil belajar biologi siswa pada aspek

kognitif, maka disarankan kepada peneliti lanjutan untuk melihat hasil

belajar biologi sampai pada aspek psikomotor.

5. Disarankan kepada stake holder di Dinas Pendidikan untuk memberdayakan guru-guru biologi yang telah menyelesaikan program

Pasca Sarjana Pendidikan Biologi dalam mendesain dan mengembangkan

kurikulum di daerah. Disarankan untuk memberi bantuan kepada

guru-guru yang hendak melanjutkan pendidikan ke program pasca sarjana baik

(21)

DAFI'AR PUSTAKA

Anwtim, (1997). Pembelajaran Penemuan. Jakarta: Universitas Terbuka

Anonim, (2005). Evaluasi dan Proses Hasil Be/ajar. Medan: Unimed. Anon,im, (2008). htt.p://p4tkmotematilca.orW'downloadslppp!PPP Penemuan

terbimbing. Pdf. Diakses tanggal 26 juni 2011.

Anonim, (2009) a. http://www. Blogspot.com; Penelitian Tindakan Ke1as. Diakses · tanggal 12 Oktober 2010.

Anonim, (2009) c. htto:/lwww. Wordpress.com; Metode-Penemuan- lnquiri. Diakses tanggal 2 Nopember2010.

Anonim, (2010) a htto:/lwww. Blogspot.com; Metode Pembelajaran Penemuan . . Diakses tanggal 12 Oktober2010.

Anoqim, (2010) b. htto:/lwww. Wordpress.com; Pembelajaran-Discovery-, Penemuan. Diakses tanggal 12 Oktober 2010.

Anonim, (2010) c. htto:/lwww. Blogspot.com; Medel Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Diakses tanggal 2 Nopember 2010.

Anonim, (2010) d. htto:/lwww. Wordpress.com; Pendekatan lnquiri dan Discovery. Diakses tanggal 2 Nopember 2010.

ArikUnto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.. Jakarta: Bumi Akasara.

Aril.qmto, S. (2008). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Akasara.

Amaryllia, (2007). Mengulr:ur Konsep Diri Anak. Jakarta: Elex Media Komputindi.

Bloom & Benjamin. S. (2004). The Taxonomy of Educational Objectives. PP 1-2. <http://www. Humbotdt.edu/the 1/bloom tax.html. Diakses tanggal12 oktober 201 0).

Bloom, B.S (1976). Human Characteristic and School Learning. New York: McGraw Hill

Dep;utemen Pendidikan Nasional, (2006). Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jakarta: BSNP.

Departemen Pendidikan Nasional, (2005). Materi Pelatihan Terintegrasi llmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dep. Pendidikan Nasional.

(22)

Dick and Carey, (2001). The Systematic Design of Instruction. New Yorlc Wesley Education.

Dimyanti dan Mujiono, 2002). Belqjar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali, (2002). Psikologi Pendidilcan. Jakarta: PPS UNJ.

Djamarah, S. B. (2002). Guru dan Anak Didik dalam lnteraksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Elliot, S. N. (2000). Edukational Psychology: Effctive Teaching, Effective Learning, New York. The Me Graw-Hill Componies. Inc.

Fudyartanto, R B. S (2002). Psilcologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Yogyakarta: Global Pustaka Utama

Gail~ E., Myers and Michele T., Myers. (1985). The Dinamic of Human

Communication. New York: Me Graw-Hill Book Company.

Gagne, R. M. (1977). The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Hamalik, 0. (2005). Kurikulum dan Pembelqjaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Handry M. dan Heyes. S (1989). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

HurlOck, E. B. (1974) Personality Development. New Delhi: Data Me. Graw Hill.

Klaqsmeir, H. J. (1985). Education Psicology. New York: Harver & Row Publisher.

Kamargan, (2002). Belajar Sejarah Melalui E. Learning .. Bandung: Pustaka ' Nusantara.

Mmrso, Y. H. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Mulayasa, E. (2005). Me,Yadi Guru Proffesional. Bandung: Rosda Karya.

Pankey, Frans, S. (1991). Peron Konsep Diri, Potensi Kreativitas dan Kemampuan Simbolik Matematika Terhadap Keterampilan Berlcomunikasi Guru Matematika SMA. (Desertasi). Jakarta: FPS IKIP Jakarta.

Pudjijogyanti, Clara, R (1985). Konsep Diri Dalam Proses Be/ajar Mengqjar.

Jakarta: Puslit Unika Atmajaya.

(23)

Reigeluth, M.,Charles. (1983). Instructional Design Theories And Models: An Overview of Their Current Status. Hillsdale, New Jersey London: Lawrence . Erlbaum Assosiates.

Romiszowski, (1981). Psikologi pendidikan dan evaluasi Be/ajar. Jakarta: PT. Gramedia.

Semiawan, Conny. (2002). Be/ajar dan Pemhelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: Preballindo.

Slameto, (2003). be/ajar dan Falctor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: · Rineka Cipta.

Su<ljana, N. ( 2005). Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar. Bandwtg: Remaja Rosda Kru:ya.

Sastrawijaya, T. (1988). Proses Be/ajar Mengajar di Perguruan Tinggi . Jakarta: Depdikbud Dijen Dikti P2 LPTK.

Soedijarto, (1993). Memgu Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermakna. . Jakarta: Balai Pustaka.

Suparman, A. M. (2003). Teknologi Pembelajaran. Upaya Peningkatkan Kualitas dan Produktivitas Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutapranata, S. (2006). Ana/isis, Validitas, Reliabilitas dan INTEPRETASI HASIL TES. Bandwtg: Remaja Rosdakarya.

Sneallbecker, G. E. (1974). Learning Theory. Instructional Theory.

Sihotang, H. (2011) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri Terhadap Hasil Be/ajar Fisika. Tesis. Medan: Program PascasaJjana Unimed.

Siahaan, S. (2009) Pengaruh Metode Pembelajaran dan Konsep Diri terhadop Hasil Be/ajar Sains Siswa. Tesis. Medan: Program Pascasrujana Unimed.

Taylor, Anita. (1997). Communication, Englewood Cliff- New Jersey: Pretice Hall Inc.

Winkel, W.,S. (2004). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Grarnedia.

Wardiman, (2001). Menata Masa Depan Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Win~taputra, H. U.S. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PPUT.

Gambar

Table 1. L Hasil Belajar Biologi (UAS) Siswa SMA Negeri 1 Batangkuis
Tabel 1.1. Hasil Belajar Biologi (UAS) SMA Negeri 1 Batangkuis
gambaran bagi guru tentang efektivitas dan efisiensi aplikasi metode

Referensi

Dokumen terkait

[r]

This social phenomenon of discrimination of Immigrant shown in Gangs of New York movie makes the researcher interested in analyzing it by using the sociological

(1) Pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda;.. (2)

[r]

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa F statistik (18,4432) &gt; F tabel (2,56) dengan nilai probabilitas 0,0000 &lt; 0,05, sehingga hisilnya menolak Ho dan menerima Ha

Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa: (1) Peranan pembimbing skripsi dalam proses penulisan skripsi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

alat bantu guru untuk mengajar yang. digunakan adalah alat bantu

Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa interaksi perlakuan antara varietas hibrida DK 979 jarak tanam 60 x 15 cm dan konsentrasi pupuk daun 4 gram/ liter pada umur 14 hari