PEMIKIRAN EKONOMI IMAM AL-GHOZALI TENTANG MEKANISME PASAR ISLAMI
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)
Program Studi Muamalat (Syari’ah)
oleh:
RAHMAD SURYAWAN NIM I 000 090 023
FAKULTAS AGAMA ISLAM
1
PEMIKIRAN EKONOMI IMAM AL-GHOZALI TENTANG MEKANISME PASAR ISLAMI Oleh: Rahmad Suryawan (NIM: I 000 090 023)
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK
Kegagalan sistem-sistem ekonomi modern (kapitalis dan sosialis) untuk merealiasasikan sasaran-sasaran yang diinginkan seperti pemenuhan kebutuhan dasar, kesempatan kerja penuh, dan distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata telah mendorong para pakar ekonomi untuk mencari sistem ekonomi alternatif yang bisa mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan cara melirik kembali sistem ekonomi Islam yang selama ini dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Salah satu tokoh yang pemikirannya dijadikan rujukan dalam ekonomi Islam adalah Imam al-Ghozali.
Imam al-Ghozali adalah seorang ulama dan sarjana muslim yang hidup jauh sebelum founding fathernya ilmu ekonomi modern Adam Smith lahir dan menulis The Wealth of Nation. Namun demikian, pada saat itu beliau sudah menulis konsep-konsep ekonomi yang sangat futuristik dan masih relevan hingga saat ini. Bahkan konsep-konsep ekonominya bukan hanya dijadikan rujukan oleh ekonom muslim saja, tetapi juga oleh ekonom-ekonom barat.
Skripsi ini membahas pemikiran Imam al-Ghozali tentang pasar dalam sistem ekonomi Islam. Beliau menjelaskan tentang sejarah mekanisme pasar, etika perilaku pasar, mekanisme harga, aktivitas produksi , teori konsumsi, dan teori distribusi. Pemikirannya ini berbeda dengan pasar yang diidealkan oleh sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Pasar yang ideal menurut sistem ekonomi kapitalis adalah pasar yang bebas (perfect competition market), karena jika individu dibebaskan untuk memenuhi kepentingannya sendiri dengan caranya sendiri maka secara otomatis kepentingan masyarakat secara keseluruhan akan tercapai, dan pemerintah sama sekali tidak boleh melakaukan intervensi atau campur tangan di dalamnya karena akan mengganggu keseimbangan dalam pasar tersebut. Sedangkan sistem ekonomi sosialis memiliki pandangan sebaliknya, yaitu meniadakan peranan pasar dan pemerintahlah yang berperan aktif dalam menyelesaikan dan mengatur seluruh persoalan-persoalan perekonomian. Pemerintah merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sendiri kebijakan ekonomi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar yang diidealkan atau dinginkan oleh Imam al-Ghozali adalah pasar yang bebas dalam bingkai nilai dan moralitas Islam, yaitu pasar yang bersaing bebas dan secara sehat –kompetitif dan tidak terdistorsi- antara permintaan dan penawaran dan harus dilakukan rela sama rela. Al-Ghozali juga memaparkan tentang proses terbentuknya pasar yaitu pasar berevolusi sebagai bagian yang alami atau hukum alam, sebuah ekspresi berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri untuk saling memuaskan kebutuhan ekonomi dan juga proses timbulnya pasar ini dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran untuk menentukan harga dan laba.
2 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebahagian sejati telah menjadi tujuan utama dari seluruh
masyarakat. Namun, ada perbedaan pandangan mengenai apa yang membentuk kebahagian itu dan bagaimana hal itu dapat direalisasikan. Meskipun kondisi materiil bukanlah satu-satunya isi dari kebahagiaan itu, pandangan skuler modern yang sangat menekankan pada kondisi-kondisi demikian, tampaknya percaya bahwa kebahagiaan dapat dijamin bila tujuan-tujuan materi tertentu dapat direalisasikan. Tujuan-tujuan itu antara lain pengentasan kemiskinan, pemenuhan kebutuhan materi bagi semua individu, ketersedian peluang bagi setiap orang untuk dapat hidup
secara terhormat, dan distribusi pendapatan serta kekayaan secara merata.
Tiga sistem ekonomi yang dominan pada saat ini adalah kapitalisme, sosialisme, dan gabungan dari kedua muara itu yakni negara kesejahteraan. Masing-masing
telah mengalami revisi yang signifikan dari versi aslinya karena
berbagai problem yang di hadapinya dalam kurun waktu yang lama dan juga karena perubahan-perubahan
yang di lakukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut (Chapra, 2000: 2).
Kapitalisme dan sosialisme dibentuk di atas landasan nilai (Value) yang sama yaitu Materialisme-Hedonisme yaitu segala kegiatan manusia di latarbelakangi dan diorientasikan kepada segala sesuatu yang bersifat duniawi, dan dibangun diatas pandangan dunia yang sekuler yaitu memisahkan hal-hal yang bersifat spiritual dan material (agama dan dunia). Tujuan kegiatan ekonomi dalam kapitalisme ialah perolehan menurut ukuran uang. Sekalipun
3 peraturan, kapitalisme pada hakikatnya bersandar pada
kesadaran individu akan kekuasaan alaminya. karna itu kegiatan ekonomi ini berhubungan erat dengan risiko
pribadi, tapi si pelaku ekonomi bebas untuk mengusahakan keberhasilan ekonomi dengan cara apa saja yang dipilihnya, asalkan tidak melanggar hukum pidana (Mannan, 1997: 311).
Sementara itu disisi lain yaitu sistem sosialisme, yang dirumuskan dalam Encyclopedia Britannica, adalah kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratis pusat. menurut Joad, berbagai tindakan yang dianjurkan sosialisme untuk sosialisasi kehidupan masyarakat adalah penghapusan milik pribadi atas alat
produksi (hal ini akan digantikan oleh milik pemerintah serta pengawasan dan pelayanan utama), sifat dan luasnya industri dan produksi mengabdi kepada kebutuhan sosial dan bukan kepada motif laba (Mannan, 1997 :316).
Islam sebagai agama universal yang mengatur seluruh
dimensi kehidupan umatnya baik di dunia maupun di akherat. Islam sudah mengatur masalah ekonomi
semenjak Islam itu diturunkan melalui nabi Muhammad SAW. Karena rujukan utama pemikiran ekonomi Islam adalah al Qur’an dan al Hadits. Termasuk di dalamnya masalah pasar. Pasar mendapat kedudukan yang penting dalam ekonomi Islam.
Para ulama terdahulu sudah banyak yang menulis buku tentang masalah ekonomi yang bisa kita jadikan sebagai acuan terlepas dari segala kekurangannya karna jauhnya jarak antar kita dengan mereka dan semakin kompleksnya masalah ekonomi yang di hadapi umat manusia. Namun banyak dari
4 Khaldun beliau merupakan tokoh yang membahas masalah pertukaran
sukarela (Barter), dan membahas bagaimana suatu pasar itu terbentuk, teori Permintaan, Penawaran, dan
Etika Prilaku Pasar. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pemikiran imam al-Ghozali tentang mekanisme pasar yang Islami.
LANDASAN TEORI Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Dari definisi tersebut terdapat 3 unsur penting di dalam pasar yaitu: pertama adalah orang dengan segala keinginannya, kedua adalah daya
beli mereka, dan ketiga adalah kemauan untuk membelanjakannya (Stanton, 1993: 92).
Secara pengertian sederhana,
pasar adalah sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Sedangkan dalam pengertian yang lebih umum, pasar merupakan suatu wujud abstrak dari suatu mekanisme ketika
pihak pembeli dan penjual bertemu untuk mengadakan tukar menukar (Nordhaus,
1999: 44).
1. Pasar dalam Sistem Ekonomi Kapitalis
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berasakan kepentingan pribadi, dimana nilai produksi dan konsumsi semata-mata untuk menggaet profit atau keuntungan. Sistem kapitalisme sama sekali tidak mengindahkan kesejahteraan sosial, kepentingan bersama, kepemilikan bersama ataupun yang semacamnya. Asas kapitalisme adalah kepuasan sepihak alias keuntungan adalah milik pribadi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ka
pitalisme ).
2. Pasar dalam Sistem Ekonomi Sosialis
5 distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas
demokratisasi terpusat, dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih
baik dari pada yang kini berlaku sebagaimana mestinya diarahkan.
Sistem ekonomi sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berpondasikan kemakmuran
bersama. Sebagai
konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan pemilikan sosial(http://sistemekonomiin donesia_19.html.ayucintyavir ayasti.blogspot.com/2011/02).
3. Pasar dalam Sistem Ekonomi Islam
Ajaran Islam berusaha untuk menciptakan suatu keadaan pasar yang di bingkai oleh nilai-nilai syariah, meskipun tetap dalam keadaan yang bersaing.
Dalam kata lain konsep Islam yang ideal tentang pasar
adalah perfect competition market plus, yaitu plus nilai-nilai syariah Islam (Anto,
2003: 313).
Kajian Pustaka
1. Muhammad Aidi Matriani (UMS, 2008), Dengan judul skripsi
“Pemikiran Ibnu Taimiyah
Tentang Mekanisme Pasar Dalam
Ekonomi Islam”, di dalamnya
membahas tentang mekanisme pasar menurut Ibnu Taimiyah. Dia menyimpulkan bahwa menurut Ibnu Taimiyah naik turunnya harga tidak selalu disebabkan oleh ketidak adilan, tapi bisa jadi karena inefisiensi dalam produksi. Ibnu Taimiyah juga menolak
interfensi pemerintah tentang
penetapan harga kecuali jika memang ada distorsi pasar. 2. Istiqomah (UMS, 2005), dengan
judul skripsi “Pemikiran Umer Chapra Tentang Keadilan Dalam
6 keadilan dalam al Qur’an, dan konsep keadilan dalam sistem
ekonomi Islam. Dia
menyimpulkan bahwa pemikiran Umer Chapra tentang keadilan
sitem ekonomi Islam ialah jika telah memenuhi empat hal yaitu pemenuhan kebutuhan pokok, sumber sumber pendapatan yang terhormat, distribusi pendapan dan kekayan yang merata serta pertumbuhan yang stabil dalam ekonomi.
3. Siti Muflikhatul Hidayah (UMS, 2007), dengan judul skripsi “Tinjauan Harga Dalam Ekonomi
Islam” di dalamnya membahas
tentang teori harga, hal hal yang mempengaruhinya, dan beberapa jenis kegiatan di pasar sempurna, monopoli, oligopoli dan monopsomi. Kemudian tulisannya
di akhiri dengan analisis tentang tata cara dalam penetapan harga dalam jual beli.
Berdasarkan beberapa judul skripsi yang ada diatas, maka penulis belum menemukan satu skripsi yang meneliti satu pemikiran tentang mekanisme pasar berdasarkan
perspektif satu tokoh yaitu imam Al-Ghozali, maka dari itu penulis
berusaha mengungkap lebih jauh pemikiran imam Al-Ghozali tentang mekanisme pasar Islami.
Metode Penelitian 1. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam Penelitian Bibliografi, karena penelitian ini dilakukan untuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi, serta generalisasi dari fakta fakta, hasil pemikiran, dan ide ide yang telah ditulis oleh para pemikir dan ahli (Nazir, 1988: 62) yang dalam hal ini adalah Al-Ghozali tentang pasar.
Melihat dari segi tempatnya penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan
(Library Research) (Nazir, 1988: 54).
2. Pendekatan
7 adalah pendekatan yang di gunakan untuk memperoleh data
biografi pemikiran Al-Ghozali (Arikunto, 1991: 25). Sedangkan Pendekatan Filosofis adalah
menganalisis sejauh mana pemikiran yang di ungkap sampai kepada landasan yang mendasari pemikiran tersebut (Bekker, 1994: 15).
3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-cacatan, transkip buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 1996: 234).
Adapun sumber data
adalah subyek dari mana data diperoleh. Data dalam penelitian ini di peroleh dari data primer dan data skunder (Arikunto, 1996: 144).
a. Sumber Data Primer
Sumber Data Primer adalah sumber data yang
langsung dan diperoleh dari sumber data dan penyelidik
untuk tujuan penelitian (Surachmad, 1990: 163). Adapun Sumber Data
Primer yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah buku karya Imam Al-Ghozali (Ihya Ulumuddin) dan Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam karya Ir. H. Adiwarman Azwar Karim. b. Sumber Data Skunder
Sumber data skunder adalah sumber data yang lebih dahulu di kumpulkan yang sebenarnya adalah data asli (Surachmad, 1990: 163).
Adapun sumber data skunder yang berkaitan dengan obyek penelitian, seperti Teori Dan Praktek
8 Al-Kaaf, Ekonomi Islam
Karya Monzer Kahf, dan
buku-buku lain yang membahas tentang pasar dalam ekonomi Islam.
4. Teknik Analisis Data
Data akan di olah secara diskriftif kemudian mengambil kesimpulan dengan cara induksi, yaitu metode berfikir yang menarik suatu kesimpilan umum dari berbagai kasus yang bersifat individual dan setempat.
HASIL PENELITIAN
1. Pemikiran Al-Ghozali tentang Mekanisme Pasar Islami
a. Sejrah mekanisme pasar menurut al-Ghozali
Bagi al-Ghozali pasar
merupakan bagian dari keteraturan alami (natural order) secara rinci beliau menjelaskan dalam kitab Ihya Ulum al-Din bagaimana
evolusi pasar tercipta, beliau mengatakan:
“Dapat saja petani hidup di
tempat alat-alat pertanian tidak tersedia. Sebaliknya, pandai besi dan tukang kayu hidup di mana lahan pertanian tidak ada. Jadi, petani membutuhkan pandai besi
dan tukang kayu, dan mereka pada gilirannya membutuhkan petani. Secara alami, masing-masing akan ingin untuk memenuhi kebutuhannya dengan memberikan sebagian miliknya untuk dipertukarkan. Dapat pula terjadi tukang kayu membutuhkan makanan dengan alat-alatnya, tetapi petani tidak membutuhkan alat-alat tersebut. Atau, jika petani membutuhkan alat-alat tukang kayu tidak membutuhkan makanan. Keadaan ini menimbulkan masalah.oleh karena itu, secara alami pula orang-orang akan terdorong untuk menyediakan tempat penyimpanan alat-alat di satu pihak dan tempat penyimpanan hasil pertanian di lain pihak. Tempat inilah yang kemudian didatangi pembeli sesuai kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar. Petani, tukang kayu dan pandai besi yang tidak bisa langsung melakukan barter, juga terdorong juga pergi ke pasar ini. Bila di pasar juga tidak ditemukan orang yang mau melakukan barter, ia akan menjual pada pedagang dengan harga yang relatif murah untuk kemudian disimpan sebagai persedian. Pedagang kemudian menjualnya dengan satu tingkat keuntungan. Hal ini berlaku untuk setiap jenis barang” (Ihya, III: 227).
b. Etika perilaku pasar
9 etika dan moral para pelakunya. Secara khusus ia memperingatkan
larangan mengambil keuntungan dengan cara menimbun makanan dan barang-barang dasar
kebutuhan lainnya. Penimbunan barang merupakan kezaliman yang besar, terutama di saat-saat terjadi kelangkaan, dan para pelakunya harus dikutuk.
Ia menganggap iklan palsu sebagai salah satu kejahatan pasar dan harus dilarang. Lebih jauh, ia memperingatkan para pedagang agar tidak memberikan informasi yang salah mengenai berat, jumlah atau harga barang penjualannya. Iklan-iklan yang bersifat informatif dan tidak berlebihan dapat diterima. Namun demikian menurut al-Ghozali, menunjukkan kwalitas yang sudah nyata dari
suatu barang merupakan kemubaziran. Ia sangat menekankan kebenaran dan kejujuran dalam bisnis. oleh karena itu, ia mengutuk praktek-praktek pemalsuan, penipuan dalam mutu barang dan pemasaran, serta pengendalian pasar melalui
perjanjian rahasia dan manipulasi harga (Ihya, II: 78).
c. Mekanisme harga
Walaupun al-Ghozali tidak menjelaskan konsep permintan
dan penawaran dalam istiah-istilah modern, namun beberapa paragraf tulisannya menunjukkan konsep permintaan dan penawaran. Menurut pandangan al-Ghozali untuk kurva penawaran “naik dari kiri bawah ke kanan atas” dinyatakan sebagai “jika petani tidak mendapatkan pembeli barangnya, maka ia akan menjualnya dengan harga murah” sementara untuk kurva permintaan “turun dari kiri atas ke kanan bawah” dijelaskan pula oleh beliau sebagai “ harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan” (Ihya, II: 227). d. Urgensi konsumsi
10 1) Konsep al-Ghozali tentang
pemenuhan kebutuhan seperti
yang telah dijalaskan sebelumnya tentang kebutuhan dan keinginan. Di antara bukti
yang lain adalah bahwa al-Ghozali dalam teori produksi banyak memfokuskan untuk kebutuhan manusia (Ihya, III: 221).
2) Al-Ghozali berpendapat bahwa setiap orang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhannya masing-masing dan harus mengusahakannya semaksimal mungkin.
3) Bahwa al-Ghozali selalu
menekankan untuk
mengkonsumsi yang halal dan tayyib dan menjauhi yang haram.
e. Teori distribusi
Al-Ghozali sangat menghormati keadilan sebagai sesuatu yang krusial dan fundamental.tanpa kondisi keadilan dan kebaikan niscaya manusia tidak bisa mencapai kehidupan yang layak baik di
dunia maupun di akherat (Rohman, 2010: 127).
Walaupun al-Ghozali tidak menggunakan terminologi modern, al-Ghozali telah mengidentifikasi
dengan jelas berbagai jenis dan fungsi ekonomi yang dijalankan oleh negara. Ia menitik beratkan bahwa untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi, negara harus menegakkan keadilan, kedamaian, dan keamanan, serta stabilitas. Ia menekankan perlunya keadilan serta peraturan yang adil dan seimbang. Berikut adalah ungkapan al-Ghozali tentang pentingnya sebuah negara untuk menciptakan suasana tersebut:
11
penghidupannya. Di lain pihak, orang membutuhkan mereka, karena jika semua bekerja dibidang pertahanan, industri lainnya akan terbengkalai dan jika tentara terlibat dalam industri-industri untuk mencari penghidupan mereka, maka negara tersebut akan kekurangan pembela-pembela dan orang banyak akan menjadi korban”
(Ihya, III: 221).
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pemikiran ekonomi Imam al-Ghozali tentang mekanisme pasar Islami, maka dapat disimpulkan bahwa:
Setelah melakukan pengkajian terhadap gagasa Imam al-Ghozali tentang mekanisme pasar Islami, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Mekanisme pasar menurut al-Ghozali adalah pasar berevolusi sebagai bagian
yang alami atau hukum alam, yakni sebuah ekspresi berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri untuk saling memuaskan kebutuhan ekonomi dan juga proses timbulnya
pasar ini dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran untuk
menentukan harga dan laba. Kemudian, pertemuan antara
permintaan dan penawaran tersebut harus terjadi rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa tertipu atau merasa dirugikan.
Penulis memberikan saran bahwa:
1. Kajian imam al-Ghozali ini relevan dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki sistem ekonomi yang ada pada zaman sekarang.
2. Dalam melakukan transaksi di
pasar hendaklah
memperhatikan dan mengedepankan unsur moralitas dan tolong-menolong.
3. Kajian tentang ekonomi al-Ghozali ini penulis sadari masih jauh dari kata sempurna. Namun dengan
adanya penelitian ini, agar
kedepannya dapat
disempurnakan dengan penelitian-penelitian
12 DAFTAR PUSTAKA
An-Nabhani, Taqyuddin. 1999.
Membangun Ekonomi Alternatif
Perspektif Islam, Surabaya: Risalah
Gusti
Anto, M.B. Hendrie. 2003. Pengantar Ekonomika Mikra Islami. Yogyakarta: Ekonosia
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Melthon Putra
Bakker dkk. 1994. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius Chapra, Umer. 2000. Islam dan
Tantangan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press
Departemen Pendidikan Nasional. 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta:
Rajawali Press
Ensiklopedia Islam. 1992. Jakarta: Anda Utama
Karim, Adiwarman. 2007. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Khaf, Monzer.1995. Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lubis, Suhrowardi K. 2000. Hukum
Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika
Mannan, M. Abdul. 1997. Teori dan
Praktek Ekonomi Islam.
Yogyakarta: PT. Dhana Bakti Prima Yasa
Marzuky. 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII
Muhammad. 2003. Metodologi Penelitian Pemikiran Ekonomi Islam.
Yogyakarta: Ekonisia
. 2004. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: BPFE UGM
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UII Press
Nazir, M. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI). 2009.
Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers
13 Rahman, Afzalur. 1995. Doktrin Ekonomi
Islam Jilid 1. Yogyakarta: PT.
Dhana Bakti Prima Yasa
Rohman, Abdur. 2010. Ekonomi Al-Ghozali. Surabaya: Bina Ilmu
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Sudarsono, Heri. 2003. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Penerbit Ekonisia