Mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) BETHESDA Saat Pertama Kali Menghadapi Tugas Keperawatan
Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dimana mahasiswa Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan tugas keperawatan. Mereka hanya memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikt tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, serta adanya tuntutan pada diri calon perawat atau mahasiswa untuk menjadi perawat profesional. Situasi yang baru dan tuntutan tersebut kemungkinan dapat menimbulkan kecemasan.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali. Sampel yang digunakan sebanyak 65 orang yaitu 9 mahasiswa laki-laki dan 56 mahasiswa perempuan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan. Indeks kesahihan butir bergerak antara 0,3094 sampai 0,7016. Estimasi reliabitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan Koefisien Reliabilitas sebesar 0,9247.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kecemasan yang rendah saat menghadapi tugas keperawatan. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik < mean teoritik yaitu 118,58<127,5. Bila dilihat dari tiap indikator kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan menunjukkan bahwa indikator yang paling menonjol adalah indikator psikologis dengan mean empirik 42,69.
Academy at Their First Nursing Duties
This research aimed at describing the anxiety of the students of Bethesda Nursing Academy at their first nursing duties. The type of this research was quantitative descriptive. The background of this study was the issue that the first grade students of Bethesda Nursing Academy had no similar experience previous to their nursing duties. They only acquired a few basic theories, yet had to practice their first nursing duties in the real situation as nurses at hospital. In addition, there was a requirement from the students themselves as the nurse candidates to become professional nurses. The requirement and new situation could possibly cause them anxiety.
The subjects of this research were the first grade students of Bethesda Nursing Academy who were to do their first nursing duties. This study took 65 persons as the samples, those were 9 male students and 56 female students. This study employed the Scale of Anxiety at the First Nursing Duties as the measurement. The value of validity index occurred between 0.3094 and 0.7016. The reliability Estimation with Cronbach Alpha technique resulted in 0.9247 of Reliability Coefficient.
Based on the data analysis, it could be concluded that the research subjects felt a low anxiety when they were to do their first nursing duties. This was as shown in the result of empirical mean<theoretical mean, that was 118.58<127.5. It was obvious from each of the indicators of the students’ anxiety at their first nursing duties that the accentuated indicator was the psychological indicator with the empirical mean of 42.69.
KECEMASAN MAHASISWA
AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) BETHESDA
SAAT PERTAMA KALI MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh
Yustina Wiwin Yuni Riyanti NIM : 029114012
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Hidup
tidak dapat diisikan
ke dalam ember-ember kecil
di tempat yang kita coba untuk menuangkannya
Kita juga tidak mampu menghentikannya
atau menyalurkannya agar melewati jalan
seperti yang kita inginkan.
Hidup memiliki kekuatan dan arahnya sendiri;
Kita tidak mampu mengubah arahnya.
Hidup mengalir seperti apa yang diinginkannya,
Kadang tenang dan tak beriak,
Kadang ganas dan buas,
Deras, menggelegak dengan kekuatan penuh,
berubah arah,
membuat jalannya sendiri yang penuh akal terhadap
rintangan-rintangan sekitarnya.
Percayalah pada sumber dan tujuan
Dan ikutilah alur hidup
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,
Maka terlaksanalah segala rencanamu
(Amsal, 16:3)
PERSEMBAHAN
Karna mereka aku mendengar dunia
Karna mereka aku melihat kebahagiaan
Karna mereka hidupku bermakna dan penuh warna
Dan…
Dari mereka aku mendapatkan semuanya
Mungkin…
Karna aku mereka menangis
Karna ak mereka tertawa
Namun…
Satu yang ingin kucapai selalu
Semua ini untuk mereka
Bukan ia
Bukan kamu
Tapi mereka, kalian…
Yang aku cintai dan mencintaiku...
Terimakasih atas semua anugerahmu
Terimakasih untuk semua yang kalian lakukukan untukku
Dengan cara kalian masing-masing
Sehingga mimpiku menjadi kenyataan...
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Juni 2007
Penulis
Yustina Wiwin Yuni Riyanti
Mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) BETHESDA Saat Pertama Kali Menghadapi Tugas Keperawatan
Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dimana mahasiswa Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan tugas keperawatan. Mereka hanya memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikt tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, serta adanya tuntutan pada diri calon perawat atau mahasiswa untuk menjadi perawat profesional. Situasi yang baru dan tuntutan tersebut kemungkinan dapat menimbulkan kecemasan.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali. Sampel yang digunakan sebanyak 65 orang yaitu 9 mahasiswa laki-laki dan 56 mahasiswa perempuan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan. Indeks kesahihan butir bergerak antara 0,3094 sampai 0,7016. Estimasi reliabitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan Koefisien Reliabilitas sebesar 0,9247.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kecemasan yang rendah saat menghadapi tugas keperawatan. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik < mean teoritik yaitu 118,58<127,5. Bila dilihat dari tiap indikator kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan menunjukkan bahwa indikator yang paling menonjol adalah indikator psikologis dengan mean empirik 42,69.
Academy at Their First Nursing Duties
This research aimed at describing the anxiety of the students of Bethesda Nursing Academy at their first nursing duties. The type of this research was quantitative descriptive. The background of this study was the issue that the first grade students of Bethesda Nursing Academy had no similar experience previous to their nursing duties. They only acquired a few basic theories, yet had to practice their first nursing duties in the real situation as nurses at hospital. In addition, there was a requirement from the students themselves as the nurse candidates to become professional nurses. The requirement and new situation could possibly cause them anxiety.
The subjects of this research were the first grade students of Bethesda Nursing Academy who were to do their first nursing duties. This study took 65 persons as the samples, those were 9 male students and 56 female students. This study employed the Scale of Anxiety at the First Nursing Duties as the measurement. The value of validity index occurred between 0.3094 and 0.7016. The reliability Estimation with Cronbach Alpha technique resulted in 0.9247 of Reliability Coefficient.
Based on the data analysis, it could be concluded that the research subjects felt a low anxiety when they were to do their first nursing duties. This was as shown in the result of empirical mean<theoretical mean, that was 118.58<127.5. It was obvious from each of the indicators of the students’ anxiety at their first nursing duties that the accentuated indicator was the psychological indicator with the empirical mean of 42.69.
Puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah memberikan kelimpahan berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi.
Terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini dengan kritik ataupun saran, semangat, kehadiran, perhatian, gurauan, bantuan baik mental, maupun spritual. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus pemberi segalanya, Bunda Maria serta para malaikat surgawi. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih telah memberikan, masukan, dukungan, kesabaran, dan bimbingannya hingga sampai kelulusan.
4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si selaku dosen penguji, terima kasih atas
masukan, saran dan kritik yang telah diberikan.
5. Bapak Agung Santoso, S.Psi selaku dosen penguji, terima kasih atas masukan, saran dan kritik yang telah diberikan.
6. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi dan Bapak Wijoyo Adi Nugroho, S.Psi selaku dosen pembimbing akademik, terimakasih atas bimbingannya selama ini.
Mas Muji, Mas Doni dan Pak Gie) dan civitas akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih telah membantu, memberikan dorongan, pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh kuliah.
8. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dalam peminjaman buku-bukunya. 9. Ibu Niken WN. Palupi, S.Kp., M.Kes. selaku Direktur Akademi Perawatan
Bethesda Yogyakarta. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp. selaku Pembantu Direktur beserta seluruh staff, terima kasih atas ijin yang telah diberikan sehingga peneliti bisa melakukan penelitian.
10. Mahasiswa Akper Bethesda tingkat I. Terimakasih atas kerjasama dan bantuannya dalam meluangkan waktu untuk mengisi skala yang disebarkan oleh peneliti.
11. Bapak dan Ibu yang telah menjadikanku tetap mampu berdiri dan merasakan kasih sayang. Terimakasih atas cinta, perhatian, bimbingan, kesabaran, doa dan keringat yang terus mengalir untukku. Matur nuwun sanget Pak..Bu..
Mas Wawan makasih atas dukungan dan bantuannya, aku tunggu kesadaranmu!!!
12. Keluarga besar Prapto Sudarmo...Mbahkung&Simbok.. semua Om&Bulek-ku yang selalu mencereweti aku cepet lulus... Adik-adikku yang selalu memberikan keceriaan: Chris, Anjar, Dhenok ayo...kuliah sik bener!! Bayu, Wahyu, Hoho, Aka, Daniel, Ari, dan si mentel iyit...
Pakde&Budhe.. Mbak&Mas.. serta keponakan-keponakanku.. Maaf tidak disebut satu persatu karena terlalu banyak... ☺
14. Mas Petrus Wahyu Dwiatmaja yang kusayangi.. Terima kasih atas semua cinta dan pengalaman yang boleh kujalani bersamamu.. Terima kasih atas suport, perhatian, doa dan kasih sayangmu. Semoga kita lebih dewasa dan lebih baik lagi dengan terus mencari arti dalam setiap pengalaman hidup kita.. Semoga segala sesuatunya indah pada waktunya..
15. Sahabat-sahabatku yang selalu ada untukku dan adaku semakin berarti. Asih... (Makasih buat dukungan dan bantuan yang membesarkan hatiku disetiap kesulitanku, makasih atas kasih dan ketulusanmu..makasih semuanya ya ndez..) Pita dan Aning.. (makasih telah memberi kesempatan untuk berbagi apapun denganku..) Hera, Astria, Prima... (Makasih telah jadi sahabat-sahabatku yang maniez selama aku study..) Mas Nano (Makasih atas gurauan dan ejekannya, maaf aku sering ganggu acaramu dengan asih..moga abadi..) 16. Mas Yacob.. makasih atas doa, suport, perhatian, kesabaran, pengertian, kasih
dan jiwa besarmu..makasih telah menemani dihari-hariku yang penat. makasih semuanya..maaf..aku belum bisa menjadi seperti yang kamu harapkan...
17. Sahabat-sahabat kecilku. Mb’ Hesti (Makasih atas dukungan, share yang menjadikanku dewasa..kapan nikah?!) Hepta (makasih mau mendengarkan keluh kesahku.. makasih juga pinjaman buku-bukunya ya...)
18. Sahabat-sahabatku yang gila... Tomy “Tomblok” sik ngaku bagus dewe..
(makasih ya atas gurauan-gurauan edan’mu... ayo kuliah sik bener mblok!!!)
kita lalui bersama.. makasih juga masukan dan pinjaman buku-bukunya ya..) Almarhum Andi “Kendil” (makasih telah diberi kesempatan untuk dekat dan berbagi sebelum kau pergi, semoga kau damai disurga...doakan aku ya Ndil!) 19. Temen-temen yang memberi warna selama aku study..Lita, Ajeng, Nopek,
Thea, Weda, Tisa, Ucix, Mita, Ntri, Lia, Tanti, Trisa, Ina, Wawan, Desta, Bona, Suko, Nery, Ria, Ana, Barjo, Lisna, Dika, Sari, Dewi, Andre, Si Y< Vincent, Meme, Roni, Windra, dll. Fista & Friska teman seperjuangan selama bimbingan (akhirnya kita bisa!!!☺) dan semua temen yang tak dapat kusebut satu persatu, makasih atas kebersamaan, dukungan, bantuan dan perhatiannya. 20. Temen-temen mudika St. Lukas yang menambah keceriaanku...Qomplonk,
Gondhez, Ej, Si Sett, Cetrux, Petrux, Buntek, Rini, Nana, Wulan, Chris, dll 21. Temen-temen KKN Mas dab dan mb’ dab.. Septa, Ratih, Bu Siska, Junell,
Miloi, Mbah Jacky, Wawan Sapi, Nath. Tittto.. Kapan kumpul lagi?
22. Mbak Santi, Mas Tomi, dan Bapak-Bapak di PPM USD, terimakasih atas
pengalaman berkaryanya, ilmu, kasih, perhatian, dan bimbingannya. 23. Mas Uki.. Trimakasih atas doa dan share’nya...
24. Mas Harto dan Mb Ida Trimakasih atas doa dan bantuannya.
25. Mb’ Katrin... Makasih telah mengajariku untuk menjadi wanita yang kuat dan punya harga diri... Makasih telah diberi kesempatan untuk menjadi adekmu.. 26. Temen-temen kost lama. Mb Kristin (makasih telah menjadi sahabat sekaligus
kakak buatku) Mika, Heni, Ninggar, Ira, Mb Yeni, Mb Vera. Aku kangen!!!
Hastin, Mas Aris, dan semua temen yang tak dapat kusebut satu persatu, terimakasih pernah memberiku kesempatan untuk berkreasi dalam seni
28. Mb Tiwuk dan Mb Hastin yang selalu meminjamiku buku-buku selama aku study. Makasih banget ya mba...
29. Temen-temen nari prosesi. Andre, Mb Helmi, Cunil, Lusi, Puput, Anez, Mas Andi, Mb Hesti double dan semua yang pernah bersama. Kapan aku pensiun? 30. Temen-temen mudika Paroki HKTY Ganjuran. Koko, Yuli, Mb Indri, Tari,
Danang double, Penjol, Hendri, Ardi, Asdi, Etha, Wawan, Clara, Andre, Kempol dan semua temen yang sering kumpul bareng di gereja, makasih selalu rajin tanya kapan aku lulus!!!
31. Semua pihak yang tak dapat kusebut satu persatu yang telah memneriku
segalanya. Bukan maksud hati melupakan kalian tapi terbatasnya tempat sehingga tidak semuanya dapat ditulis. Trimakasih..Trimakasih semuanya....
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga dengan selesainya skripsi ini, dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 27 Juni 2007
Penulis
Yustina Wiwin Yuni Riyanti
xiv
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xiv
DAFTAR SKEMA... xvii
DAFTAR TABEL... xviii
DAFTAR LAMPIRAN... xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG... 1
B. RUMUSAN MASALAH ... 7
C. TUJUAN PENELITIAN ... 8
D. MANFAAT PENELITIAN... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ... 9
A. MAHASISWA AKADEMI PERAWATAN BETHESDA ... 9
xv
B. TUGAS KEPERAWATAN ... 13
C. KECEMASAN... 15
1. Pengertian Kecemasan ... 15
2. Proses Terjadinya Kecemasan... 17
3. Kondisi Kecemasan... 18
4. Indikator Kecemasan... 18
5. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan... 23
D. KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AWAL AKPER BETHESDA SAAT MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN ... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28
A. JENIS PENELITIAN ... 28
B. VARIABEL PENELITIAN ... 29
C. DEFINISI OPRASIONAL... 29
D. SUBJEK PENELITIAN... 30
E. METODE PENGUMPULAN DATA... 31
1. Skala……… 31
2. Pemberian Skor……… 31
3. Blue Print ... 32
F. PERTANGGUNGJAWABAN MUTU ALAT UKUR ……….. ... 33
xvi
3. Reliabiltas... 37
G. ANALISIS DATA………. 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. ORIENTASI KANCAH DAN PERSIAPAN PENELITIAN... 41
1. Orientasi Kancah... 41
2. Persiapan Penelitian ... 41
3. Uji Coba Instrument... 42
B. PELAKSANAAN PENELITIAN... 42
C. HASIL PENELITIAN... 43
1. Deskripsi Data Secara Umum ... 43
2. Deskripsi Kedudukan Masing-Masing Indikator Kecemasan 45 D. PEMBAHASAN……….. 46
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 50
A. KESIMPULAN ... 50
B. SARAN ... 50
xvii
Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda
xviii
Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kecemasan dalam Menghadapi Tugas
Keperawatan... 32
Tabel 2. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Sebelum Uji Coba ... 33
Tabel 3. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah Uji Coba………. 35
Tabel 4. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah diacak……… 36
Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum……… 43
Tabel 6. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis……….. 44
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan dengan fasilitas
untuk membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan diharapkan dapat
membantu pasien dalam mencapai kesembuhan baik fisik, psikis maupun
sosial ( Mc Ghie dalam Arida & Noor, 2002). Rumah sakit merupakan tempat
yang diharapkan dan dipilih untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan
pada saat individu menderita sakit. Salah satu tolok ukur pelayanan kesehatan
di rumah sakit adalah pelayanan yang dilakukan oleh perawatnya.
Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan di rumah sakit memiliki
peranan yang sangat besar untuk mewujudkan harapan tersebut. Pelayanan
yang baik dari para perawat terhadap pasien mampu meningkatkan citra
rumah sakit yang bersangkutan dalam masyarakat. Sebaliknya pelayanan yang
buruk akan dengan cepat menurunkan citra rumah sakit (Arida & Noor, 2002).
Perkembangan keperawatan saat ini menempatkan keperawatan
sebagai salah satu profesi. Dimana dunia keperawatan perlu memenuhi syarat
profesionalisme yang meliputi konsep keilmuan, pelayanan kepada klien,
kode etik, pengembangan pengetahuan dan otonomi ( Ellis dkk, 1995 ). Fokus
profesi ini adalah hubungan antara perawat dengan pasien. Di sini perhatian
perawatan beralih dari pendekatan yang berorientasi penyakit medis ke model
yang memusatkan perhatian pada manusia sebagai individu. Peran perawat
tidak lagi terpusat pada fungsi biologis pasien namun meluas pada aspek
psikososial pasien sebagai individu ( Corbet dalam Ellis dkk, 1995 )
Dalam menghadapi perkembangan ini, perawat dituntut untuk
mempersiapkan diri dengan benar dan baik dalam upaya terwujudnya
keperawatan profesional. Hal ini disebabkan di masa depan tuntutan
kebutuhan masyarakat lebih ditujukan pada pelayanan keperawatan yang
profesional, masalah kesehatan yang semakin komplek, tuntutan profesi dan
perkembangan ilmu dan tekhnologi keperawatan. Perawat profesional adalah
semua orang yang telah mengikuti program pendidikan keperawatan yang
telah diakui dan telah lulus dari ujian yang dilaksanakan oleh negara. Mereka
harus mengenal dan mengerti kebutuhan kesehatan dasar manusia yang sakit
maupun yang sehat dan mengetahui bagaimana kebutuhan itu dapat terpenuhi.
(Sutedjo, 2001).
Adanya tuntutan yang semakin meningkat dalam masyarakat sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnogi, profesi keperawatan dituntut
pula dapat meningkatkan kemampuan dalam pengetahuan, sikap dan
ketrampilan serta kepekaan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga
dan masyarakat secara optimal. Lebih dari itu perawat dituntut untuk memiliki
ketabahan dan kesabaran yang relatif tinggi, senantiasa dapat memberikan
dorongan dan semangat kepada pasien untuk sembuh, serta menciptakan
menjaga sikapnya, tidak membiarkan masalah pribadinya mempengaruhi
tugasnya sebagai perawat. (Widyastuti, 1995)
Untuk memenuhi tuntutan sebagai perawat profesional, dalam
mengemban tugasnya harus melalui proses pendidikan terlebih dahulu. Salah
satu pendidikan keperawatan yang berada di Yogyakarta adalah Akademi
Perawatan (Akper) Bethesda. Tujuan dari institusi ini adalah menghasilkan
Ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional pemula yang
berkualitas. Yaitu mampu mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai
perawat yang profesional. Para mahasiswa Akper tidak hanya mendapatkan
mata kuliah teori saja, tetapi juga mata kuliah praktek, baik itu praktek di
laboratorium, di rumah sakit, maupun kerja lapangan.
Kurikulum nasional menentukan bahwa untuk pendidikan Diploma III
Keperawatan, proses belajar mengajar lebih banyak diarahkan pada
perkembangan kompetensi peserta didik, yaitu dengan perbandingan 40% dan
60% praktek ketrampilan. Praktek klinik merupakan bagian dari kurikulum
pendidikan keperawatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menerapkan ilmunya, baik di kelas secara terintegrasi, mengembangkan
sikap-sikap dan keterampilan sesuai dengan praktek keperawatan. Melalui
praktek lapangan peserta didik dapat menerapkan prinsip-prinsip belajar
situasi nyata yang dihadapi dalam pemberian pelayanan keperawatan kepada
Kegiatan praktek memperlihatkan kepada para mahasiswa tentang cara
kerja dan pekerjaan perawat yang sebenarnya. Tujuannya agar para
mahasiswa terampil dan tidak canggung melakukan tugas keperawatan pada
saat menghadapi tugasnya, oleh karena itu, sebagian besar mata kuliah yang
diberikan pada mahasiswa Akper Bethesda adalah mata kuliah yang bersifat
praktek dimana berorientasi pada pelayanan di rumah sakit. Latar
belakangnya karena perawat dipersiapkan untuk melayani orang yang
kesehatannya terganggu. Perawat juga selalu berada di dekat pasien setiap
saat, sehingga perawat lebih sering berhubungan dengan pasien daripada
dokter untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien yang tidak dapat
dipenuhi sendiri selama sakit. Berdasarkan hal tersebut setiap akhir semester
mahasiswa Akper Bethesda dilatih dengan melakukan tugas keperawatan di
rumah sakit selama 4 minggu dengan sistem shift pagi (Pukul 06.45-14.00),
shift sore (pukul 13.45-22.00) dan shift malam (pukul 21.45-07.00). Tugas keperawatan mereka umumnya masih bersifat dasar, misalnya menyuntik,
memberikan infus, mengukur tekanan darah, dan lain-lain (Buku Panduan
Akademik Bethesda 2002)
Hasil penelitian (Krismi, 2002) menunjukkan bahwa tugas
keperawatan merupakan tugas yang berat. Hal itu tidak disangkal oleh para
mahasiswa Akper Bethesda. Bahkan kadang kala memang menimbulkan
perasaan cemas dikalangan mahasiswa Akper. Dari hasil penelitian
mempunyai kecemasan tinggi, 14,29% sedang, 48,57% rendah kemudian
28,57% mempunyai kecemasan sangat rendah. Rata-rata mereka mempunyai
kecemasan rendah karena mereka sudah terbiasa menjalani dan menghadapi
tugas-tugas keperawatan. Hal ini disimpulkan bahwa semakin kecil tingkat
semester, semakin tinggi kecemasan yang mereka alami. Saat melakukan
tugas keperawatan, bila mahasiswa Akper Bethesda merasa kurang mampu
melakukan tugas atau mereka takut dan tidak bisa menghindar akan tugas
yang ada yang dirasa menegangkan dan mereka harus menghadapi tugas
keperawatan yang merupakan kewajiban mereka sebagai calon perawat ada
kemungkinan akan mengalami kecemasan.
Adanya tuntutan dari Akper Bethesda agar para mahasiswanya
menjadi perawat profesional yaitu menerapkan kemampuan yang harus
dimiliki sebagai perawat profesional, serta tanggung jawab dan beratnya tugas
yang dilakukan merupakan suatu pengalaman dan kondisi yang dapat
menyebabkan suatu kecemasan. Selama menjalani proses pendidikan mereka
mendapat pembekalan teori tugas keperawatan. Selanjutnya mereka harus
mempraktekkan teori tersebut dalam praktek secara nyata di rumah sakit.
Situasi inilah yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, sehingga
merekapun mengalami ketidakpastian mengenai situasi yang menyertai tugas.
Perasaan cemas yang dialami mahasiswa Akper ini merupakan
pengalaman emosional yang dirasakan individu sebagai suatu yang tidak
menyenangkan yang muncul karena ada ancaman yang datang dari luar
maupun dari dalam yang berlangsung secara terus menerus, juga karena
frustasi, ketidakpuasan, rasa tidak aman dan permusuhan, (Johnson 1971).
Indikator dari kecemasan ini menurut Harber dkk (1984) adalah : (a) kognitif
( berhubungan pikiran seseorang ) meliputi kesulitan untuk konsntrasi dan
kesulitan dalam membuat keputusan. (b) motorik ( berhubungan perilaku
seseorang ) meliputi gemetar, menggerak-gerakkan anggota tubuh secara tidak
beraturan, berjalan tergesa-gesa, menggeliat-geliat, tics, menggigit bibir,
menggigit jari, memukul-mukulkan jari dan gugup. (c) somatik ( berhubungan
dengan reaksi fisik atau biologis ) meliputi sesak nafas, mulut kering, tangan
dan kaki dingin, sering buang air kecil, berkeringat berlebihan, ketegangan
otot (terutama di kepala, leher, bahu, dan dada ) dan gangguan pencernaan. (d)
afektif (berhubungan dengan emosi seseorang), meliputi perasaan tidak tenang
atau gelisah dan khawatir terus menerus terhadap sesuatu/ bahaya yang akan
menimpanya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
meneliti kecemasan secara umum pada mahasiswa Akper Bethesda saat
pertama kali menghadapi tugas keperawatan di rumah sakit dilihat dari
indikator kecemasan yang ada. Penelitian ini dilakukan agar hasil penelitian
Bethesda, sehingga mereka dapat mengupayakan solusi yang terbaik untuk
mengurangi kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang pertama.
Bagi institusi terkait dapat memberikan masukan atau informasi untuk
mengurangi kecemasan pada mahasiswa saat menghadapi tugas keperawatan,
sehingga mahasiswa dapat menghadapi tugas keperawatan dengan baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kecemasan mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama
kali menghadapi tugas keperawatan dilihat dari indikator kecemasan.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kecemasan
mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama kali menghadapi tugas
keperawatan dilihat dari indikator kecemasan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis :
a. Bagi Mahasiswa Akper dapat segera mengenali kecemasan yang ada
dalam dirinya dilihat dari indikator kecemasannya, sehingga dapat
b. Bagi Institusi terkait dapat memberikan masukan atau informasi
sehingga dapat mengantasipasi terjadinya kecemasan yang dihadapi
oleh mahasiswa Akper dalam menjalani tugas keperawatan.
2. Manfaat Teoritis :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan
referensi atau sumber informasi dalam mengembangkan penelitian
selanjutnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MAHASISWA AKADEMI PERAWATAN BETHESDA
1. Pengertian Mahasiswa Akademi Perawatan Bethesda
Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan Mahasiswa adalah orang
yang terdaftar dan menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi.
Mahasiswa tingkat awal Akademi Perawatan (Akper) adalah mereka
yang sedang menempuh proses pendidikan di Akademi Perawatan (Akper)
pada semester 1 dan 2. Diharapkan mereka nantinya akan meniti profesi
dalam dunia keperawatan .
Akademi Perawatan Bethesda Yogyakarta sebagai institusi Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan bertujuan untuk (Buku Panduan Akademik
Akper Bethesda, 2002) :
1. Menghasilkan Ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional
pemula yang memiliki pengetahuan mengenai masalah umum kesehatan
saat ini dan masa mendatang, serta mampu melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai berikut :
a. Dalam Bidang Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Melaksanakan keperawatan umum pada individu,keluarga dan
masyarakat.
b. Dalam Bidang Pengelolaan Keperawatan.
Mengelola pelayanan atau asuhan keperawatan dalam lingkup
tanggungjawabnya.
c. Dalam Bidang Pendidikan Keperawatan.
Mendidik individu, keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan
atau kesehatan, yang beradadibawah tanggung jawabnya.
d. Bidang Penelitian.
Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip-prinsip dan
pendekatan penelitian serta memanfaatkan penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
2. Melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan berdasarkan
falsafah negara Pancasila, UUD 45, tujuan Intitusi dan rancangan
konsptual serta bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan.
3. Menyediakan sarana lingkungan dan mendukung program belajar, serta
mengembangkan teori dan praktek pendidikan yang tepat.
4. Mempertahankan mutu pendidikan pada taraf yang tinggi melalui
kerjasama dengan sumber-sumber pendidikan dan universitas maupun
institusi akademik dan non akademik yang lain serta memanfaatkan
fasilitasnya.
5. Mengembangkan pendidikan keperawatan dengan memberikan
kesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan
6. Memprakarsai pengembangan staf akademik melalui program pendidikan
berkelanjutan.
Berdasarkan tujuan dari Institusi tersaebut, maka lulusan program
pendidikan D III Keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi dan
kompetensi sebagai berikut (Panduan Akademik Akper Bethesda, 2002) :
a. Mengkaji kebutuhan keperawatan pasien, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
b. Merencanakan perencanaan keperawatan.
c. Melaksanakan rencana keperawatan melalui upaya : Promotif, preventif,
Kuratif, Rehabilitatif.
d. Mengevaluasi Hasil Asuhan Keperawatan.
e. Mendokumentasikan proses keperawatan.
f. Mengidentifikasikan hal-hal yang perlu diteliti.
g. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien,
kelurga, kelompok dan masyarakat.
h. Bekerja sama dengan disiplin lain yang terlibat dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
i. Mengelola keperawatan pasien dan berperan sebagai ketua tim dalam
2. Pengertian Perawat Profesional
Pengertian Perawat Profesional (Sutedjo, 2001) :
a. Seseorang yang mengenal dan mengerti kebutuhan kesehatan dasar
manusia yang sakit maupun yang sehat dan yang mengetahui bagaimana
kebutuhan itu dapat terpenuhi.
b. Seseorang yang telah mengikuti program pendidikan keperawatan yang
diakui dan telah lulus dari ujian yang dilaksanakan oleh negara.
Adapun ciri-ciri Perawat Profesional menurut Pusdiklat Depkes RI
(Sutedjo, 2001):
a. Mempunyai pendidikan dasar.
b. Mempunyai pengalaman yang unik dan ketrampilan berdasarkan atas
teori.
c. Mempunyai otonomi dalam membuat keputusan dan praktek.
d. Memberikan pelayanan pada masyarakat.
e. Mempunyai kode etik dalam praktik.
f. Beberapa tingkatan status dalam peran.
Kemudian kemampuan yang harus dimiliki perawat profesional
menurut Pusdiklat Depkes RI :(Sutedjo, 2001) :
a. Pengertian/pemahaman akan tingkah laku manusia, ketrampilan dalam
hubungannya antara manusia.
b. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun
c. Kemampuan dalam mengamati, daya pikir yang dalam, dan luas ke depan
serta kreatif.
d. Waspada, berpikir logis dan kritis.
e. Kemampuan membuat keputusan yang bijaksana dalam ruang lingkup
wewenangnya berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
f. Pengetahuan dan ketrampilan perawat yang cukup.
g. Kemampuan memperkirakan kebutuhan kesehatan dan mengadakan
tindakan perawatan.
h. Berhasrat memperkembangkan diri secara profesional.
B. TUGAS KEPERAWATAN.
Tugas utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan
kepada orang yang dalam keadaan lemah fisik dan mental serta kepada mereka
yang membutuhkan.
Ketetapan dari Depnakertrans tahun 1982 (dalam Krismi, 2002)
mengemukakan bahwa tugas perawat secara umum meliputi :
1. Pemberian pelayanan perawatan secara sederhana kepada pasien seperti
mempersiapkan pasien untuk pemerikasaan dan mendampingi dokter
pemeriksa dengan mencatat suhu; kecepatan denyut jantung dan pernafasan
pasien; memberikan obat yang dianjurkan dokter pada jam-jam yang telah
2. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan perawatan dan nasehat
kepada pasien yang sakit
3. Memeriksa cedera fisik, lemah dan bayi yang baru lahir di rumah sakit, klinik,
dan rumah bersalin
4. Membantu tugas dokter atau ahli bedah
5. Mengatur pemakaian obat-obatan
6. Membalut luka bekas operasi dan bentuk pelayanan lain sesuai perintah
dokter dan ahli bedah
7. Mengamati dan melaporkan keadaan pasien
8. Memberikan pertolongan pertama dalam keadaan darurat dan menjaga pasien
yang sakit keras
9. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan tempat dan metode
perawatan
10.Menjaga ibu-ibu yang bersalin dan merawat bayi yang baru lahir
11.Melatih dan memberi nasehat mengenai perawatan pasien pada tahap
pemulihan kesehatan
12.Melakukan perawatan lain termasuk pengawasan dalam latihan penyantuann
pasien atau memberi petunjuk dalam penggunaan alat ortopedik.
Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa Mahasiswa tingkat awal
Akademi Perawatan (Akper) adalah mereka yang sedang menempuh proses
menghadapi tugas keperawatan pertama kali dengan menerapkan kemampuan
yang harus dimiliki sebagai perawat profesional.
C. KECEMASAN
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan berasal dari bahasa latin yaitu anxius dan dari bahasa Jerman yaitu anst; suatu kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologis (Neitzel dalam Bellack& Hersen, 1988;
dalam Krismi, 2002). Kecemasan juga berarti reaksi terhadap ancaman
(Corey, 1999). Ia menyerang inti keberadaan. Kecemasan adalah apa yang
dirasakan ketika keberadaan diri terancam.
Johnson (1971) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu pengalaman
emosional yang dirasakan individu sebagai suatu yang tidak menyenangkan
(tidak jelas penyebabnya) yang muncul karena adanya ancaman yang datang
dari luar maupun dari dalam tubuh yang berlangsung secara terus-menerus,
juga karena frustasi, ketidakpuasan, rasa tidak aman, dan permusuhan.
Menurut Lazarus (1976) kecemasan merupakan pengalaman yang
samar-samar dan disertai oleh perasaan tidak berdaya dan tidak
menentu.Lazarus juga menjelaskan kecemasan dalam dua arti :
a. Kecemasan sebagai respon.
Kecemasan adalah reaksi individu terhadap pengalaman atau situasi
perilakunya atau perubahan fisik yang menyertainya seperti denyut
jantung, pernafasan, tekanan darah dan lain-lain.
b. Kecemasan sebagai intervening variable.
Merupakan keadaan cemas yang disebabkan kondisi tertentu dan memiliki
pengaruh atau konsekuensi tertentu pula. Kecemasan ini menimbulkan
implikasi lain munculnya penyesuaian–penyesuaian tertentu yang
dimaksudkan untuk memindahkan ancaman yang menyebabkan
kecemasan sebagai kondisi emosional yang tidak menyenangkan.
Kecemasan adalah suatu perasaan yang dialami individu pada saat
mengalami ketakutan dengan ciri utamanya adalah obyeknya yang tidak jelas
(Byrney, 1996). Pada umumnya para ahli membedakan antara kecemasan dan
ketakutan. Menurut Kartono (Astuti Sumarwi & Ikawati, 2004) kecemasan
dilihat sebagai suatu kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak jelas. Ketakutan merupakan respon terhadap bahaya dari
luar yang sifatnya nyata (obyektif) misalnya takut pada ular, anjing,
sedangkan kecemasan merupakan respon bahaya yang sifatnya kabur dan
terkadang irasional, misalnya ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan
pribadi atau perasaan-perasaan tertekan yang muncul dari kesadaran. Kagan
dan Havemann (1995) juga membedakan antara kecemasan dan ketakutan,
dimana kecemasan sebagai sesuatu yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah
yang disebabkan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas dan tidak terduga
sama dengan ketakutan. Ketakutan berhubungan dengan objek yang spesifik
dan terjadi saat itu juga misal saja takut pada binatang tertentu dan rasa takut
terhadap ketinggian sedangkan kecemasan tidak selalu demikian. Kecemasan
adalah perasaan yang dialami ketika seseorang berpikir tentang sesuatu yang
tidak menyenangkan akan terjadi dan timbul karena berbagai alasan serta
situasi (Priest, 1991).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa
kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik
menyangkut tentang suatu hal yang tidak pasti atau yang mengancam.
2. Proses Terjadinya Kecemasan
Proses terjadinya kecemasan menurut Burns (1980) diawali dari
setiap individu mengalami berbagai kejadian dalam kehidupan. Individu
menggunakan pikiran untuk menginterpretasi kejadian yang ia alami sehingga
terjadi dialog internal. Dari situ muncul macam-macam perasaan salah
satunya adalah kecemasan. Tanda kecemasan adalah dalam bentuk khawatir,
gelisah, dan perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan ini
disertai kurang percaya diri, tidak mampu menghadapi masalah dan rendah
3. Kondisi Kecemasan
Spielberg (dalam Rice, 1991) membagi kondisi kecemasan yang
dialami oleh individu menjadi dua yaitu :
a. Trait anxiety adalah kecemasan pada individu yang menetap dimana merupakan disposisi kepribadian individu tersebut.
b. State anxiety merupakan kecemasan yang dialami individu bila dihadapkan pada situasi tertentu yang sifatnya mengancam. Jadi
kecemasan ini bersifat situasional, misalnya suatu saat individu bisa
merasakan cemas tetapi belum tentu demikian pada saat lain lagi
meskipun stimulus yang dihadapinya sama.
4. Indikator Kecemasan.
Costin (1976) berpendapat bahwa keluhan-keluhan dan tanda-tanda
kecemasan dapat dilihat dalam indikator-indikator sebagai berikut :
a. Somatik berupa detak jantung cepat, keringat berlebihan, ketegangan
otot, gangguan pencernaan dan susah tidur
b. Kognitif antara lain sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan serta
kekhawatiran yang sangat namun terus menerus tentang sesuatu yang
tidak menyenangkan seolah-olah bakal terjadi.
c. Motorik berupa kebiasaan-kebiasaan wajah yang menyeringai dan
sering muncul, seperti kecenderungan merespon terlalu cepat dengan
berbicara tanpa berpikir panjang.
d. Afektif seperti individu akan mudah tersinggung serta mengalami
kesulitan tidur, terkadang suasana hati tersebut dibawa dalam perasaan
yang dalam sehingga individu menjadi panik dan menimbulkan rasa
ingin lari dari situasi tersebut.
Hampir sama dengan pendapat tersebut, Harber dkk (1984) juga
mengemukakan beberapa indikator dari kecemasan, seperti:
a. Kognitif ( berhubungan dengan pikiran seseorang ) meliputi kesulitan
untuk konsentrasi dan kesulitan dalam membuat keputusan.
b. Motorik ( berhubungan dengan perilaku seseorang ) meliputi gemetar,
menggerak-gerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan
tergesa-gesa, menggeliat-geliat, tics, menggigit bibir, menggigit jari,
memukul-mukulkan jari dan gugup.
c. Somatik ( berhubungan dengan reaksi fisik atau biologis ) meliputi
sesak nafas, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sering buang air
kecil, berkeringat berlebihan, ketegangan otot (terutama di kepala,
leher, bahu, dan dada ) dan gangguan pencernaan.
d. Afektif (berhubungan dengan emosi seseorang), meliputi perasaan
tidak tenang atau gelisah dan khawatir terus menerus terhadap sesuatu/
Selain itu Rathus dan Nevid (1991) juga mengemukakan 4 bentuk dari
kecemasan yaitu :
a. Fisik yaitu tangan gemetar, telapak tangan berkeringat, mulut terasa
kering, sulit bernapas, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar dan
suara bergetar.
b. Afeksi yaitu perasaan takut, gelisah, khawatir, cemas, perasaan sangat
tegang dan mudah marah.
c. Kognitif yaitu sulit berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya
gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi
tidak teratur.
d. Perilaku reaksi menghindar dan menutup diri dari situasi sosial, tidak
percaya diri, tergantung pada orang lain, gugup dan sulit berbicara
dengan lancar.
Supratiknya (1995) juga mengutarakan beberapa indikator kecemasan,
yaitu :
a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang
bersifat tidak menentu (diffuse uneasiness).
b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa
tidak mampu, minder, depresi serba sedih.
c. Sulit berkonsentasi dan mengambil keputusan, serba takut salah.
d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap
secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan
geraka-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan buku jari,
mendehem.
e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan
sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering
buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan
mimpi buruk.
f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.
g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.
h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa
sebab yang jelas.
i. Sering mengalami “ anxiety attacks “ atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa
berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin,
terkencing-kencing, atau sakit perut.
Sedangkan Darajat (1996) membedakan indikator kecemasan sebagai
berikut :
a. Fisik berupa ujung jari yang terasa dingin, pencernaan yang tidak
teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, gangguan
b. Mental berupa perasaan takut merasa selalu ada bahaya, tidak bisa
memusatkan perhatian, merasa tidak percaya diri, rendah diri, tidak
tenang dan ingin lari dari kenyataan hidup.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa indikator
kecemasan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Psikologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perasaan
dan pikiran yang dialami individu. Hal ini meliputi kesulitan untuk
berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin
disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur,
kesulitan dalam membuat keputusan, tegang, was-was, menjadi sangat
sensitif/mudah tersinggung, kehilangan semangat/mudah putus asa,
minder, perasaan gelisah dan khawatir pada sesuatu yang tidak jelas
atau bahaya yang akan menimpa.
b. Perilaku, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang
muncul saat individu mengalami kecemasan. Hal ini meliputi gemetar,
menggerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan
tergesa-gesa, menggigit bibir, menggigit jari, mematah-matahkan buku jari,
memukul-mukulkan jari, gugup, sering berdehem, menghindari
masalah, dan melarikan diri dari masalah.
c. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berhubungan dengan reaksi
kaki dingin/basah, sering buang air kecil, jantung berdebar-debar,
keringat berlebihan, ketegangan otot, menderita gangguan tidur seperti
insomnia dan mimpi buruk mengalami gangguan perut, tergantung
pada orang lain, kepala pusing, nafsu makan hilang.
5. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
Menurut Kresch & Qrutch (dalam Hartanti & Dwijanti, 1997)
timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam
menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap
menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua
faktor, yaitu :
a. Faktor Internal
Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya perasaan tidak
mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri. Faktor
internal ini umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif
dan tidak rasional. Menurut Beck (dalam Krismi, 2002) hal ini disebut
sebagai bias kognitif yaitu suatu proses kognitif yang dapat
mengarahkan seseorang yang berpikir logis menjadi merasa cemas
b. Faktor Eksternal
Kecemasan berasal dari luar individu, dapat berupa penolakan sosial,
kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan,
maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam.
D. KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AWAL AKPER BETHESDA
SAAT MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN
Tugas utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan
kepada orang yang berada dalam keadaan lemah secara fisik maupun mental.
Saat memberikan pelayanan tersebut perawat harus mempunyai cukup
ketrampilan dan sikap yang profesional, dimana perawat merupakan tenaga
profesional dalam bekerja tidak terlepas dari empat esensi profesionalisme
yaitu kompetensi, standard etik yang tinggi, pengetahuan yang memadai dan
kasih sayang. (Priharjo, 1995)
Pengetahuan dan ketrampilan tugas keperawatan sebelumnya
diberikan melalui pendidikan dan pelatihan. Saat menjalani masa pendidikan,
mahasiswa Akper telah dipersiapkan untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai
perawat dimulai sejak tingkat awal. Mata kuliah praktek, teori, maupun
fasilitas pendukung pendidikan lainnya mengkondisikan para mahasiswa
untuk dapat merasakan tugas sebagai perawat yang sesungguhnya. Para
mahasiswa Akper mengetahui bahwa dalam menjalankan tugas keperawatan
terutama menyangkut jiwa pasien. Adanya tuntutan untuk menjadi perawat
profesional secara tidak langsung dapat menjadi suatu beban, sehingga dapat
menimbulkan kecemasan dan keragu-raguan dalam diri mahasiswa Akper
Bethesda. Didukung pula dengan adanya ketidakpastian mengenai situasi
yang menyertai tugas tersebut dan sejauh mana tantangan serta kesulitan yang
dapat dihadapi, karena mereka belum pernah dan belum terbiasa melakukan
praktek tugas keperawatan. Mereka hanya mengetahui dan memperoleh
pembekalan teori yang masih dasar dan sedikit tetapi sudah harus
mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi
yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, hal inilah yang
menimbulkan kecemasan pada mahasiswa Akper.
Permasalahan yang timbul pada mahasiswa Akper yang menjalani
praktek pertama kalinya melakukan tugas-tugas keperawatan dipengaruhi baik
dari faktor internal maupun eksternal. Permasalahan yang timbul pada faktor
internal misalnya mereka kurang percaya diri, takut salah dan merasa tidak
mampu melakukan tugas-tugasnya. Mereka sangat dipengaruhi oleh
pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional yang dibuat dirinya sendiri. Permasalahan
yang timbul karena faktor eksternal, misalnya mereka takut dimarahi oleh
perawat yang sudah senior karena telah melakukan kesalahan, pasien yang
terlalu rewel atau dikritik oleh keluarga pasien ketika merawat pasien,
Kecemasan-kecemasan yang dialami mahasiswa Akper ini dapat
dilihat dari indikator-indikator kecemasan yaitu, psikologis, perilaku dan
fisiologis. Indikator psikologis ini berkaitan dengan perasaan yang dialami
oleh mahasiswa Akper saat menjalani tugas keperawatan pertama kali. Saat
melakukan tugas mereka mengalami kebingungan, sulit untuk berkonsentrasi,
tegang, gelisah, was-was jika terjadi kesalahan. Indikator perilaku berkaitan
dengan reaksi perilaku yang muncul saat mahasiswa Akper mengalami
kecemasan ketika menjalani tugas keperawatan, seperti tangan gemetar saat
menangani pasien, gugup dan sulit berbicara, menggigit bibir. Indikator
fisiologis berkaitan dengan reaksi kecemasan ditandai dengan reaksi tubuh
yang menyertai mahasiswa Akper saat menjalani tugasnya. Seperti jantung
berdebar-debar, sering buang air kecil, keringat berlebihan, tangan dan kaki
dingin.
Permasalahan–permasalahan diatas dapat mengakibatkan
mahasiswa Akper dalam menjalani tugas-tugas keperawatan terhambat.
Mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga
terbengkalai. Apabila kondisi cemas yang dialami mahasiswa Akper ini
berlangsung terus menerus akan mengakibatkan stress, sehingga tujuan untuk
Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda
Saat Menghadapi Tugas Keperawatan
E. PERMASALAHAN
Bagaimana kecemasan mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama
kali menghadapi tugas keperawatan dilihat dari indikator kecemasan. Mahasiswa Akper
Mendapat teori sedikit,belum berpengalaman, Tuntutan perawat profesional
Menghadapi tugas keperawatan
Kecemasan
Faktor penyebab kecemasan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu memberikan
gambaran secara umum tentang kecemasan saat menghadapi tugas
keperawatan berdasarkan analisis skor jawaban subjek pada skala
sebagaimana adanya.
Menurut Sugiyono (2000), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap satu objek yang diteliti
melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya dengan melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.
Berdasarkan teori tersebut maka penelitian ini menggunakan data
kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subjek
pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk menggambarkan
kecemasan saat mahasiswa Akper Bethesda pertama kali menghadapi tugas
keperawatan dan membuat kesimpulan secara umum berdasarkan skor setiap
item pada skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang disusun
peneliti.
B. VARIABEL PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif sehingga tidak ada kontrol
terhadap variabel. Variabel dalam sebuah penelitian adalah hal yang menjadi
objek dalam penelitian tersebut. Menurut Arikunto (1998), variabel penelitian
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah kecemasan mahasiswa Akper
Bethesda saat menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Kecemasan menghadapi tugas keperawatan adalah suatu perasaan
yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik menyangkut tentang suatu hal
yang tidak pasti atau yang mengancam saat menghadapi tugas keperawatan.
Indikator-indikator kecemasan adalah sebagai berikut :
a. Psikologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perasaan dan
pikiran yang dialami individu.
b. Perilaku, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang
muncul saat individu mengalami kecemasan.
c. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berhubungan dengan reaksi tubuh
individu.
Untuk mengukur kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang
pertama kali yang diungkap dalam 3 indikator ini dengan menggunakan skala
bahwa kecemasan dalam menghadapi tugas keperawatan cenderung rendah,
sebaliknya skor tinggi berarti subjek penelitian memiliki kecemasan yang
tinggi saat menghadapi tugas keperawatan.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah mahasiswa Akper
Bethesda yang akan melaksanakan tugas keperawatan pertama kali dengan
jumlah subjek 65 orang. Alasan peneliti mengambil subjek mahasiswa Akper
yang baru melaksanakan tugas keperawatan pertama kali adalah mahasiswa
Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya
dalam melaksanakan tugas keperawatan, sehingga kemungkinan munculnya
kecemasan dalam diri mereka tinggi.
Metode pengambilan sampel adalah dengan sistem random sampling,
yaitu pemilihan sampel di mana seluruh anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih. Masing-masing anggota pada populasi
tersebut memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih. Dari daftar hadir
(presensi) mahasiswa Akper tidak seluruhnya dijadikan sampel tetapi dipilih
E. METODE PENGUMPULAN DATA.
1. Skala
Skala merupakan rangkaian pengukuran mengikuti aturan tertentu
yang mengukur satu sifat. Tujuan dari penskalaan adalah mendapat
skala-skala yang baik, menyajikan dasar-dasar dan teknik untuk memilih jenis-jenis
skala tertentu dan untuk mendeskripsikan sifat-sifat dan aneka skala menurut
taraf pengukuran masing-masing.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Summated Rattings dengan menggunakan Skala Likert yang terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu “ Sangat Setuju” , “ Setuju”, “Tidak Setuju” , dan “Sangat
Tidak Setuju”. Menurut Hadi (1991), memodifikasi Skala Likert yang terdiri
atas 4 kategori jawaban memiliki alasan tersendiri, yaitu untuk
menghilangkan kecenderungan subjek untuk memilih jawaban netral karena
alternatif jawaban ini bisa jadi menandakan bahwa subjek memang belum
dapat memutuskan, bisa juga tidak memiliki pendapat atau ragu-ragu. Selain
itu dengan 4 kategori jawaban akan digunakan untuk melihat kecenderungan
pendapat subjek yaitu kearah setuju atau tidak setuju.
2. Pemberian Skor
Berikut ini disajikan tabel skor pada item berdasarkan kategori
Tabel 1.
Skor Penilaian Skala Kecemasan saat Menghadapi Tugas Keperawatan
Jawaban Favourable Unfavourable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Bila subjek penelitian menyatakan sangat setuju pada pernyataan
favourable berarti dia mengalami kecemasan saat mengahadapi tugas
keperawatan sehingga skornya tinggi (4), sedangkan bagi subjek yang
menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan favourable maka skornya
rendah (1). Sebaliknya bila sesorang menyatakan sangat setuju pada
pernyataan unfavourable berarti tingkat kecemasannya rendah sehingga
skornya juga rendah (1), sedangkan subjek yang mengalami kecemasan tinggi
akan mendapatkan skor tinggi (4). Adapun jumlah skor total skala merupakan
jumlah skor pada masing-masing item.
3. Blue Print
Berikut ini adalah blue print skala kecemasan saat menjalankan tugas
Tabel 2.
Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan
Sebelum Uji Coba
F. PERTANGGUNGJAWABAN MUTU ALAT UKUR
1. Seleksi Item
Parameter daya beda item yang berupa koefisien korelasi item total
mengungkapkan perbedaan individual. Dengan demikian maka pemilihan
item-itemnya didasarkan pada besarnya koefisien korelasi termaksud.
Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan
1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1,00 yang
bertanda positif maka daya diskriminasi itemnya semakin baik. Koefisien
yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan
daya diskriminasi yang tidak baik.
Sebagai kriteria seleksi item berdasarkan korelasi item total, maka
digunakan batasan rix > 0,30 jadi item yang memiliki korelasi item total
minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah item, dan jika dengan batasan
ini jumlah item yang terseleksi tidak mencukupi jumlah yang diinginkan,
sedangkan item dengan nilai rix dibawah 0,30 dianggap buruk karena dapat
diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskrimanasi rendah
sehingga tidak dimasukkan dalam item yang akan digunakan dalam penelitian
(Azwar, 2002).
Skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang
diujicobakan berjumlah 70 item yang terdiri dari 38 item favourable dan 32
item unfavourable. Setelah data uji coba diperoleh maka data tersebut
dianalisis dengan menggunakan program SPSS for windows 11,5. Dari pengolahan data tersebut terdapat 51 item yang digunakan dan 19 item yang
gugur. Nilai korelasi item total berkisar antara 0,3094 sampai 0,7016.
54, 62, 63, 65, sehingga blue print setelah dilakukan uji coba menjadi sebagai
berikut:
Tabel 3.
Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan
Setelah Uji Coba
Item Favorable Item Unfavorable Total
No Indikator
Sahih Gugur Sahih Gugur Sahih Gugur
Tabel 4.
Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan
Setelah Diacak
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut
(Azwar,2003)
Validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi
menunjukkan sejauh mana item-item dalam skala penelitian mencakup
keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh penelitian tersebut, yaitu
isinya harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran.
Salah satu cara untuk melihat apakah validitas isi sudah terpenuhi adalah
dengan melihat item-item dalam skala telah ditulis sesuai dengan blue-print
yang sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap. Pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan metode Professional Judgment, yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang
yang dianggap ahli dan professional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen
pembimbing, sehingga item-itemnya dipandang sudah mencakup keseluruhan
isi obyek yang hendak diukur (Azwar, 2003).
3. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Menurut Azwar (2003), konsep realibilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah.
Tinggi-rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut
Koefisien Realibilitas.
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas (rxx’) yang angkanya
berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas.
Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendahnya reliabilitas. Dengan pendekatan ini subjek hanya dikenai satu
perlakuan (Single Trial Administration). Teknik yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas dengan menggunakan teknik Koefisian Alpha
Cronbach dari program SPSS for windows versi 11,5. koefisien reliabilitas yang diperoleh pada skala ini 0,9247. Nilai koefisien tersebut menunjukkan
bahwa reliabilitas ini tinggi artinya skala tersebut memenuhi persyaratan alat
ukur yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya.
Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas di atas menunjukkan bahwa
skala tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang digunakan
dalam penelitian sesungguhnya.
G. ANALISIS DATA
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran
kecemasan mahasiswa Akper Bethesda saat pertama kali menjalani tugas
deskriptif, meliputi penyajian data melalui tabel, penghitungan modus,
median, mean & standard deviasi serta penghitungan prosentase (Azwar,
2003). Mean adalah nilai rata-rata hitung dari suatu kelompok. Modus adalah
nilai yang paling sering terjadi atau yang mempunyai frekuensi paling tinggi.
Median adalah nilai tengah setelah data diurutkan dari yang terkecil sampai
terbesar atau sebaliknya.
Hasil penelitian ditentukan dengan membandingkan antara Mean
Teoritik dan Mean Empirik. Untuk mengetahui data teoritik maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
a. Skor maksimum : 51 x 4 = 204
b. Skor minimum : 51 x 1 = 51
c. Range : 204 – 51 = 153
d. SD : 153
--- = 25,5
6
e. Mean teoritik : 204 + 51 = 127,5 ---
2
Data Teoritik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Skor maksimum : Skor paling tinggi yang diperoleh subjek pada skala
yaitu 4
b. Skor minimum : Skor paling rendah yang diperoleh subjek pada skala
yaitu 1
d. Standar Deviasi (σ) : Luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan
standar deviasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ORIENTASI KANCAH DAN PERSIAPAN PENELITIAN
1. Orientasi Kancah
Penelitian tentang kecemasan mahasiswa Akademi Perawatan
Bethesda dalam menghadapi tugas keperawatan dilaksanakan di Akademi
Perawatan Bethesda, Jl. Johar Noorhadi No.6 Yogyakarta. Jumlah responden
yang digunakan sebanyak 115 mahasiswa, dengan rincian 50 mahasiswa
untuk uji coba penelitian dan 65 mahasiswa untuk penelitian.
2. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian yang dilakukan peneliti untuk pengambilan data
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan skala untuk mengukur kecemasan mahasiswa Akper
Bethesda dalam menjalani tugas keperawatan.
b. Menentukan kelompok subjek uji coba yang memiliki karakteristik yang
sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya.
c. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian.
d. Menganalisa data uji coba instrumen penelitian untuk menentukan
kesahihan item sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya skala tersebut
digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.
3. Uji Coba Instrumen Penelitian
Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian skala kecemasan saat
menghadapi tugas keperawatan dilaksanakan di Akademi Perawatan
Bethesda, Jl. Johar Noorhadi No.6 Yogyakarta pada tanggal 15 Januari 2007.
Subjek yang digunakan dalam uji coba ini adalah subjek yang memiliki
karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu mahasiswa Akademi
Keperawatan tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan di
Rumah Sakit. Jumlah subjek dalam uji coba ini adalah 50 orang yang terdiri
dari 42 mahasiswa perempuan dan 8 mahasiswa laki-laki. Skala yang
diujicobakan meliputi 70 item yang terdiri dari 38 item favourable dan 32 item unfavourable.
Pada tahap uji coba ini peneliti menyebarkan skala kecemasan
sebanyak 50 eksemplar, dimana tiap eksemplar terdiri dari petunjuk pengisian
dan skala kecemasan. Uji coba ini dianalisis dengan menggunakan program
SPSS for windows versi 11,5.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2007. Waktu
pemilihan pelaksanaan penelitian diambil satu minggu sebelum responden
melaksanakan praktek atau tugas keperawatan di Rumah Sakit. Responden
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akper tingkat awal yang akan
berjumlah 65 mahasiswa yang terdiri dari 9 mahasiswa laki-laki dan 56
mahasiswa perempuan. Dalam penelitian ini skala yang disebarkan sebanyak
65 eksemplar .
C. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum
Berikut ini adalah tabel yang berisi data penelitian berdasarkan
perhitungan komputerisasi dengan SPSS Versi 11,5:
Tabel 5.
Deskripsi Data Penelitian Secara Umum
N 65 Skor Minimum Teoritik 51
Skor Minimum Empirik 96 Skor Maksimum Teoritik 204 Skor Maksimum Empirik 154 Mean Teoritik 127,5 Mean Empirik 118,58
Median 117.00 Modus 117 Standar Deviation 14,238
Variance 202,715
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data diperoleh bahwa nilai
mean empirik (118,58) lebih kecil daripada nilai mean teoritik (127,5).
Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subyek penelitian kelompok
data lebih rendah dari nilai rata-rata teoritik, yang berarti bahwa subyek
Hasil penelitian yang menunjukan bahwa mean empirik lebih kecil
dari mean teoritik di uji lagi dengan uji statistik one sample t-test dengan bantuan program SPSS for window versi 11.5 dengan tujuan untuk membuktikan bahwa mean empirik secara signifikan lebih kecil dari mean
teoritik. Berikut ini hasil perhitungan uji one sample t-test :
Tabel 6.
Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis
One-Sample Statistics
Difference Lower Upper
TOTAL -5.048 64 .000 -8.92 -12.44 -5.39
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t sebesar
5.048 dengan probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,01 (p = 0,000 <
0,01) yang berarti secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik
dan mean teoritis. Hal ini membuktikan bahwa secara signifikan mean
empirik lebih kecil dari mean teoritik sehingga bisa dinyatakan bahwa