• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi deskriptif kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan [Akper] Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi deskriptif kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan [Akper] Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) BETHESDA Saat Pertama Kali Menghadapi Tugas Keperawatan

Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dimana mahasiswa Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan tugas keperawatan. Mereka hanya memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikt tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, serta adanya tuntutan pada diri calon perawat atau mahasiswa untuk menjadi perawat profesional. Situasi yang baru dan tuntutan tersebut kemungkinan dapat menimbulkan kecemasan.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali. Sampel yang digunakan sebanyak 65 orang yaitu 9 mahasiswa laki-laki dan 56 mahasiswa perempuan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan. Indeks kesahihan butir bergerak antara 0,3094 sampai 0,7016. Estimasi reliabitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan Koefisien Reliabilitas sebesar 0,9247.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kecemasan yang rendah saat menghadapi tugas keperawatan. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik < mean teoritik yaitu 118,58<127,5. Bila dilihat dari tiap indikator kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan menunjukkan bahwa indikator yang paling menonjol adalah indikator psikologis dengan mean empirik 42,69.

(2)

Academy at Their First Nursing Duties

This research aimed at describing the anxiety of the students of Bethesda Nursing Academy at their first nursing duties. The type of this research was quantitative descriptive. The background of this study was the issue that the first grade students of Bethesda Nursing Academy had no similar experience previous to their nursing duties. They only acquired a few basic theories, yet had to practice their first nursing duties in the real situation as nurses at hospital. In addition, there was a requirement from the students themselves as the nurse candidates to become professional nurses. The requirement and new situation could possibly cause them anxiety.

The subjects of this research were the first grade students of Bethesda Nursing Academy who were to do their first nursing duties. This study took 65 persons as the samples, those were 9 male students and 56 female students. This study employed the Scale of Anxiety at the First Nursing Duties as the measurement. The value of validity index occurred between 0.3094 and 0.7016. The reliability Estimation with Cronbach Alpha technique resulted in 0.9247 of Reliability Coefficient.

Based on the data analysis, it could be concluded that the research subjects felt a low anxiety when they were to do their first nursing duties. This was as shown in the result of empirical mean<theoretical mean, that was 118.58<127.5. It was obvious from each of the indicators of the students’ anxiety at their first nursing duties that the accentuated indicator was the psychological indicator with the empirical mean of 42.69.

(3)

KECEMASAN MAHASISWA

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) BETHESDA

SAAT PERTAMA KALI MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh

Yustina Wiwin Yuni Riyanti NIM : 029114012

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

(4)
(5)
(6)

Hidup

tidak dapat diisikan

ke dalam ember-ember kecil

di tempat yang kita coba untuk menuangkannya

Kita juga tidak mampu menghentikannya

atau menyalurkannya agar melewati jalan

seperti yang kita inginkan.

Hidup memiliki kekuatan dan arahnya sendiri;

Kita tidak mampu mengubah arahnya.

Hidup mengalir seperti apa yang diinginkannya,

Kadang tenang dan tak beriak,

Kadang ganas dan buas,

Deras, menggelegak dengan kekuatan penuh,

berubah arah,

membuat jalannya sendiri yang penuh akal terhadap

rintangan-rintangan sekitarnya.

Percayalah pada sumber dan tujuan

Dan ikutilah alur hidup

Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,

Maka terlaksanalah segala rencanamu

(Amsal, 16:3)

(7)

PERSEMBAHAN

Karna mereka aku mendengar dunia

Karna mereka aku melihat kebahagiaan

Karna mereka hidupku bermakna dan penuh warna

Dan…

Dari mereka aku mendapatkan semuanya

Mungkin…

Karna aku mereka menangis

Karna ak mereka tertawa

Namun…

Satu yang ingin kucapai selalu

Semua ini untuk mereka

Bukan ia

Bukan kamu

Tapi mereka, kalian…

Yang aku cintai dan mencintaiku...

Terimakasih atas semua anugerahmu

Terimakasih untuk semua yang kalian lakukukan untukku

Dengan cara kalian masing-masing

Sehingga mimpiku menjadi kenyataan...

(8)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juni 2007

Penulis

Yustina Wiwin Yuni Riyanti

(9)

Mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) BETHESDA Saat Pertama Kali Menghadapi Tugas Keperawatan

Yustina Wiwin Yuni Riyanti 029114012

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda saat pertama kali menghadapi tugas keperawatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dimana mahasiswa Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya dalam melaksanakan tugas keperawatan. Mereka hanya memperoleh pembekalan teori yang masih dasar dan sedikt tetapi sudah harus mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, serta adanya tuntutan pada diri calon perawat atau mahasiswa untuk menjadi perawat profesional. Situasi yang baru dan tuntutan tersebut kemungkinan dapat menimbulkan kecemasan.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Bethesda tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali. Sampel yang digunakan sebanyak 65 orang yaitu 9 mahasiswa laki-laki dan 56 mahasiswa perempuan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan. Indeks kesahihan butir bergerak antara 0,3094 sampai 0,7016. Estimasi reliabitas dengan teknik Cronbach Alpha yang menghasilkan Koefisien Reliabilitas sebesar 0,9247.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki kecemasan yang rendah saat menghadapi tugas keperawatan. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik < mean teoritik yaitu 118,58<127,5. Bila dilihat dari tiap indikator kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan menunjukkan bahwa indikator yang paling menonjol adalah indikator psikologis dengan mean empirik 42,69.

(10)

Academy at Their First Nursing Duties

This research aimed at describing the anxiety of the students of Bethesda Nursing Academy at their first nursing duties. The type of this research was quantitative descriptive. The background of this study was the issue that the first grade students of Bethesda Nursing Academy had no similar experience previous to their nursing duties. They only acquired a few basic theories, yet had to practice their first nursing duties in the real situation as nurses at hospital. In addition, there was a requirement from the students themselves as the nurse candidates to become professional nurses. The requirement and new situation could possibly cause them anxiety.

The subjects of this research were the first grade students of Bethesda Nursing Academy who were to do their first nursing duties. This study took 65 persons as the samples, those were 9 male students and 56 female students. This study employed the Scale of Anxiety at the First Nursing Duties as the measurement. The value of validity index occurred between 0.3094 and 0.7016. The reliability Estimation with Cronbach Alpha technique resulted in 0.9247 of Reliability Coefficient.

Based on the data analysis, it could be concluded that the research subjects felt a low anxiety when they were to do their first nursing duties. This was as shown in the result of empirical mean<theoretical mean, that was 118.58<127.5. It was obvious from each of the indicators of the students’ anxiety at their first nursing duties that the accentuated indicator was the psychological indicator with the empirical mean of 42.69.

(11)

Puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah memberikan kelimpahan berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi.

Terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini dengan kritik ataupun saran, semangat, kehadiran, perhatian, gurauan, bantuan baik mental, maupun spritual. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus pemberi segalanya, Bunda Maria serta para malaikat surgawi. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih telah memberikan, masukan, dukungan, kesabaran, dan bimbingannya hingga sampai kelulusan.

4. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si selaku dosen penguji, terima kasih atas

masukan, saran dan kritik yang telah diberikan.

5. Bapak Agung Santoso, S.Psi selaku dosen penguji, terima kasih atas masukan, saran dan kritik yang telah diberikan.

6. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi dan Bapak Wijoyo Adi Nugroho, S.Psi selaku dosen pembimbing akademik, terimakasih atas bimbingannya selama ini.

(12)

Mas Muji, Mas Doni dan Pak Gie) dan civitas akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih telah membantu, memberikan dorongan, pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh kuliah.

8. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dalam peminjaman buku-bukunya. 9. Ibu Niken WN. Palupi, S.Kp., M.Kes. selaku Direktur Akademi Perawatan

Bethesda Yogyakarta. Ibu Ruthy Ngapiyem, S.Kp. selaku Pembantu Direktur beserta seluruh staff, terima kasih atas ijin yang telah diberikan sehingga peneliti bisa melakukan penelitian.

10. Mahasiswa Akper Bethesda tingkat I. Terimakasih atas kerjasama dan bantuannya dalam meluangkan waktu untuk mengisi skala yang disebarkan oleh peneliti.

11. Bapak dan Ibu yang telah menjadikanku tetap mampu berdiri dan merasakan kasih sayang. Terimakasih atas cinta, perhatian, bimbingan, kesabaran, doa dan keringat yang terus mengalir untukku. Matur nuwun sanget Pak..Bu..

Mas Wawan makasih atas dukungan dan bantuannya, aku tunggu kesadaranmu!!!

12. Keluarga besar Prapto Sudarmo...Mbahkung&Simbok.. semua Om&Bulek-ku yang selalu mencereweti aku cepet lulus... Adik-adikku yang selalu memberikan keceriaan: Chris, Anjar, Dhenok ayo...kuliah sik bener!! Bayu, Wahyu, Hoho, Aka, Daniel, Ari, dan si mentel iyit...

(13)

Pakde&Budhe.. Mbak&Mas.. serta keponakan-keponakanku.. Maaf tidak disebut satu persatu karena terlalu banyak... ☺

14. Mas Petrus Wahyu Dwiatmaja yang kusayangi.. Terima kasih atas semua cinta dan pengalaman yang boleh kujalani bersamamu.. Terima kasih atas suport, perhatian, doa dan kasih sayangmu. Semoga kita lebih dewasa dan lebih baik lagi dengan terus mencari arti dalam setiap pengalaman hidup kita.. Semoga segala sesuatunya indah pada waktunya..

15. Sahabat-sahabatku yang selalu ada untukku dan adaku semakin berarti. Asih... (Makasih buat dukungan dan bantuan yang membesarkan hatiku disetiap kesulitanku, makasih atas kasih dan ketulusanmu..makasih semuanya ya ndez..) Pita dan Aning.. (makasih telah memberi kesempatan untuk berbagi apapun denganku..) Hera, Astria, Prima... (Makasih telah jadi sahabat-sahabatku yang maniez selama aku study..) Mas Nano (Makasih atas gurauan dan ejekannya, maaf aku sering ganggu acaramu dengan asih..moga abadi..) 16. Mas Yacob.. makasih atas doa, suport, perhatian, kesabaran, pengertian, kasih

dan jiwa besarmu..makasih telah menemani dihari-hariku yang penat. makasih semuanya..maaf..aku belum bisa menjadi seperti yang kamu harapkan...

17. Sahabat-sahabat kecilku. Mb’ Hesti (Makasih atas dukungan, share yang menjadikanku dewasa..kapan nikah?!) Hepta (makasih mau mendengarkan keluh kesahku.. makasih juga pinjaman buku-bukunya ya...)

18. Sahabat-sahabatku yang gila... Tomy “Tomblok” sik ngaku bagus dewe..

(makasih ya atas gurauan-gurauan edan’mu... ayo kuliah sik bener mblok!!!)

(14)

kita lalui bersama.. makasih juga masukan dan pinjaman buku-bukunya ya..) Almarhum Andi “Kendil” (makasih telah diberi kesempatan untuk dekat dan berbagi sebelum kau pergi, semoga kau damai disurga...doakan aku ya Ndil!) 19. Temen-temen yang memberi warna selama aku study..Lita, Ajeng, Nopek,

Thea, Weda, Tisa, Ucix, Mita, Ntri, Lia, Tanti, Trisa, Ina, Wawan, Desta, Bona, Suko, Nery, Ria, Ana, Barjo, Lisna, Dika, Sari, Dewi, Andre, Si Y< Vincent, Meme, Roni, Windra, dll. Fista & Friska teman seperjuangan selama bimbingan (akhirnya kita bisa!!!☺) dan semua temen yang tak dapat kusebut satu persatu, makasih atas kebersamaan, dukungan, bantuan dan perhatiannya. 20. Temen-temen mudika St. Lukas yang menambah keceriaanku...Qomplonk,

Gondhez, Ej, Si Sett, Cetrux, Petrux, Buntek, Rini, Nana, Wulan, Chris, dll 21. Temen-temen KKN Mas dab dan mb’ dab.. Septa, Ratih, Bu Siska, Junell,

Miloi, Mbah Jacky, Wawan Sapi, Nath. Tittto.. Kapan kumpul lagi?

22. Mbak Santi, Mas Tomi, dan Bapak-Bapak di PPM USD, terimakasih atas

pengalaman berkaryanya, ilmu, kasih, perhatian, dan bimbingannya. 23. Mas Uki.. Trimakasih atas doa dan share’nya...

24. Mas Harto dan Mb Ida Trimakasih atas doa dan bantuannya.

25. Mb’ Katrin... Makasih telah mengajariku untuk menjadi wanita yang kuat dan punya harga diri... Makasih telah diberi kesempatan untuk menjadi adekmu.. 26. Temen-temen kost lama. Mb Kristin (makasih telah menjadi sahabat sekaligus

kakak buatku) Mika, Heni, Ninggar, Ira, Mb Yeni, Mb Vera. Aku kangen!!!

(15)

Hastin, Mas Aris, dan semua temen yang tak dapat kusebut satu persatu, terimakasih pernah memberiku kesempatan untuk berkreasi dalam seni

28. Mb Tiwuk dan Mb Hastin yang selalu meminjamiku buku-buku selama aku study. Makasih banget ya mba...

29. Temen-temen nari prosesi. Andre, Mb Helmi, Cunil, Lusi, Puput, Anez, Mas Andi, Mb Hesti double dan semua yang pernah bersama. Kapan aku pensiun? 30. Temen-temen mudika Paroki HKTY Ganjuran. Koko, Yuli, Mb Indri, Tari,

Danang double, Penjol, Hendri, Ardi, Asdi, Etha, Wawan, Clara, Andre, Kempol dan semua temen yang sering kumpul bareng di gereja, makasih selalu rajin tanya kapan aku lulus!!!

31. Semua pihak yang tak dapat kusebut satu persatu yang telah memneriku

segalanya. Bukan maksud hati melupakan kalian tapi terbatasnya tempat sehingga tidak semuanya dapat ditulis. Trimakasih..Trimakasih semuanya....

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga dengan selesainya skripsi ini, dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 27 Juni 2007

Penulis

Yustina Wiwin Yuni Riyanti

(16)

xiv

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR SKEMA... xvii

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 7

C. TUJUAN PENELITIAN ... 8

D. MANFAAT PENELITIAN... 8

BAB II. LANDASAN TEORI ... 9

A. MAHASISWA AKADEMI PERAWATAN BETHESDA ... 9

(17)

xv

B. TUGAS KEPERAWATAN ... 13

C. KECEMASAN... 15

1. Pengertian Kecemasan ... 15

2. Proses Terjadinya Kecemasan... 17

3. Kondisi Kecemasan... 18

4. Indikator Kecemasan... 18

5. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan... 23

D. KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AWAL AKPER BETHESDA SAAT MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN ... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. JENIS PENELITIAN ... 28

B. VARIABEL PENELITIAN ... 29

C. DEFINISI OPRASIONAL... 29

D. SUBJEK PENELITIAN... 30

E. METODE PENGUMPULAN DATA... 31

1. Skala……… 31

2. Pemberian Skor……… 31

3. Blue Print ... 32

F. PERTANGGUNGJAWABAN MUTU ALAT UKUR ……….. ... 33

(18)

xvi

3. Reliabiltas... 37

G. ANALISIS DATA………. 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. ORIENTASI KANCAH DAN PERSIAPAN PENELITIAN... 41

1. Orientasi Kancah... 41

2. Persiapan Penelitian ... 41

3. Uji Coba Instrument... 42

B. PELAKSANAAN PENELITIAN... 42

C. HASIL PENELITIAN... 43

1. Deskripsi Data Secara Umum ... 43

2. Deskripsi Kedudukan Masing-Masing Indikator Kecemasan 45 D. PEMBAHASAN……….. 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 50

A. KESIMPULAN ... 50

B. SARAN ... 50

(19)

xvii

Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda

(20)

xviii

Tabel 1. Skor Penilaian Skala Kecemasan dalam Menghadapi Tugas

Keperawatan... 32

Tabel 2. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Sebelum Uji Coba ... 33

Tabel 3. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah Uji Coba………. 35

Tabel 4. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan Setelah diacak……… 36

Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum……… 43

Tabel 6. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis……….. 44

(21)

xix

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan dengan fasilitas

untuk membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan diharapkan dapat

membantu pasien dalam mencapai kesembuhan baik fisik, psikis maupun

sosial ( Mc Ghie dalam Arida & Noor, 2002). Rumah sakit merupakan tempat

yang diharapkan dan dipilih untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan

pada saat individu menderita sakit. Salah satu tolok ukur pelayanan kesehatan

di rumah sakit adalah pelayanan yang dilakukan oleh perawatnya.

Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan di rumah sakit memiliki

peranan yang sangat besar untuk mewujudkan harapan tersebut. Pelayanan

yang baik dari para perawat terhadap pasien mampu meningkatkan citra

rumah sakit yang bersangkutan dalam masyarakat. Sebaliknya pelayanan yang

buruk akan dengan cepat menurunkan citra rumah sakit (Arida & Noor, 2002).

Perkembangan keperawatan saat ini menempatkan keperawatan

sebagai salah satu profesi. Dimana dunia keperawatan perlu memenuhi syarat

profesionalisme yang meliputi konsep keilmuan, pelayanan kepada klien,

kode etik, pengembangan pengetahuan dan otonomi ( Ellis dkk, 1995 ). Fokus

profesi ini adalah hubungan antara perawat dengan pasien. Di sini perhatian

perawatan beralih dari pendekatan yang berorientasi penyakit medis ke model

(23)

yang memusatkan perhatian pada manusia sebagai individu. Peran perawat

tidak lagi terpusat pada fungsi biologis pasien namun meluas pada aspek

psikososial pasien sebagai individu ( Corbet dalam Ellis dkk, 1995 )

Dalam menghadapi perkembangan ini, perawat dituntut untuk

mempersiapkan diri dengan benar dan baik dalam upaya terwujudnya

keperawatan profesional. Hal ini disebabkan di masa depan tuntutan

kebutuhan masyarakat lebih ditujukan pada pelayanan keperawatan yang

profesional, masalah kesehatan yang semakin komplek, tuntutan profesi dan

perkembangan ilmu dan tekhnologi keperawatan. Perawat profesional adalah

semua orang yang telah mengikuti program pendidikan keperawatan yang

telah diakui dan telah lulus dari ujian yang dilaksanakan oleh negara. Mereka

harus mengenal dan mengerti kebutuhan kesehatan dasar manusia yang sakit

maupun yang sehat dan mengetahui bagaimana kebutuhan itu dapat terpenuhi.

(Sutedjo, 2001).

Adanya tuntutan yang semakin meningkat dalam masyarakat sesuai

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnogi, profesi keperawatan dituntut

pula dapat meningkatkan kemampuan dalam pengetahuan, sikap dan

ketrampilan serta kepekaan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga

dan masyarakat secara optimal. Lebih dari itu perawat dituntut untuk memiliki

ketabahan dan kesabaran yang relatif tinggi, senantiasa dapat memberikan

dorongan dan semangat kepada pasien untuk sembuh, serta menciptakan

(24)

menjaga sikapnya, tidak membiarkan masalah pribadinya mempengaruhi

tugasnya sebagai perawat. (Widyastuti, 1995)

Untuk memenuhi tuntutan sebagai perawat profesional, dalam

mengemban tugasnya harus melalui proses pendidikan terlebih dahulu. Salah

satu pendidikan keperawatan yang berada di Yogyakarta adalah Akademi

Perawatan (Akper) Bethesda. Tujuan dari institusi ini adalah menghasilkan

Ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional pemula yang

berkualitas. Yaitu mampu mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai

perawat yang profesional. Para mahasiswa Akper tidak hanya mendapatkan

mata kuliah teori saja, tetapi juga mata kuliah praktek, baik itu praktek di

laboratorium, di rumah sakit, maupun kerja lapangan.

Kurikulum nasional menentukan bahwa untuk pendidikan Diploma III

Keperawatan, proses belajar mengajar lebih banyak diarahkan pada

perkembangan kompetensi peserta didik, yaitu dengan perbandingan 40% dan

60% praktek ketrampilan. Praktek klinik merupakan bagian dari kurikulum

pendidikan keperawatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menerapkan ilmunya, baik di kelas secara terintegrasi, mengembangkan

sikap-sikap dan keterampilan sesuai dengan praktek keperawatan. Melalui

praktek lapangan peserta didik dapat menerapkan prinsip-prinsip belajar

situasi nyata yang dihadapi dalam pemberian pelayanan keperawatan kepada

(25)

Kegiatan praktek memperlihatkan kepada para mahasiswa tentang cara

kerja dan pekerjaan perawat yang sebenarnya. Tujuannya agar para

mahasiswa terampil dan tidak canggung melakukan tugas keperawatan pada

saat menghadapi tugasnya, oleh karena itu, sebagian besar mata kuliah yang

diberikan pada mahasiswa Akper Bethesda adalah mata kuliah yang bersifat

praktek dimana berorientasi pada pelayanan di rumah sakit. Latar

belakangnya karena perawat dipersiapkan untuk melayani orang yang

kesehatannya terganggu. Perawat juga selalu berada di dekat pasien setiap

saat, sehingga perawat lebih sering berhubungan dengan pasien daripada

dokter untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien yang tidak dapat

dipenuhi sendiri selama sakit. Berdasarkan hal tersebut setiap akhir semester

mahasiswa Akper Bethesda dilatih dengan melakukan tugas keperawatan di

rumah sakit selama 4 minggu dengan sistem shift pagi (Pukul 06.45-14.00),

shift sore (pukul 13.45-22.00) dan shift malam (pukul 21.45-07.00). Tugas keperawatan mereka umumnya masih bersifat dasar, misalnya menyuntik,

memberikan infus, mengukur tekanan darah, dan lain-lain (Buku Panduan

Akademik Bethesda 2002)

Hasil penelitian (Krismi, 2002) menunjukkan bahwa tugas

keperawatan merupakan tugas yang berat. Hal itu tidak disangkal oleh para

mahasiswa Akper Bethesda. Bahkan kadang kala memang menimbulkan

perasaan cemas dikalangan mahasiswa Akper. Dari hasil penelitian

(26)

mempunyai kecemasan tinggi, 14,29% sedang, 48,57% rendah kemudian

28,57% mempunyai kecemasan sangat rendah. Rata-rata mereka mempunyai

kecemasan rendah karena mereka sudah terbiasa menjalani dan menghadapi

tugas-tugas keperawatan. Hal ini disimpulkan bahwa semakin kecil tingkat

semester, semakin tinggi kecemasan yang mereka alami. Saat melakukan

tugas keperawatan, bila mahasiswa Akper Bethesda merasa kurang mampu

melakukan tugas atau mereka takut dan tidak bisa menghindar akan tugas

yang ada yang dirasa menegangkan dan mereka harus menghadapi tugas

keperawatan yang merupakan kewajiban mereka sebagai calon perawat ada

kemungkinan akan mengalami kecemasan.

Adanya tuntutan dari Akper Bethesda agar para mahasiswanya

menjadi perawat profesional yaitu menerapkan kemampuan yang harus

dimiliki sebagai perawat profesional, serta tanggung jawab dan beratnya tugas

yang dilakukan merupakan suatu pengalaman dan kondisi yang dapat

menyebabkan suatu kecemasan. Selama menjalani proses pendidikan mereka

mendapat pembekalan teori tugas keperawatan. Selanjutnya mereka harus

mempraktekkan teori tersebut dalam praktek secara nyata di rumah sakit.

Situasi inilah yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, sehingga

merekapun mengalami ketidakpastian mengenai situasi yang menyertai tugas.

(27)

Perasaan cemas yang dialami mahasiswa Akper ini merupakan

pengalaman emosional yang dirasakan individu sebagai suatu yang tidak

menyenangkan yang muncul karena ada ancaman yang datang dari luar

maupun dari dalam yang berlangsung secara terus menerus, juga karena

frustasi, ketidakpuasan, rasa tidak aman dan permusuhan, (Johnson 1971).

Indikator dari kecemasan ini menurut Harber dkk (1984) adalah : (a) kognitif

( berhubungan pikiran seseorang ) meliputi kesulitan untuk konsntrasi dan

kesulitan dalam membuat keputusan. (b) motorik ( berhubungan perilaku

seseorang ) meliputi gemetar, menggerak-gerakkan anggota tubuh secara tidak

beraturan, berjalan tergesa-gesa, menggeliat-geliat, tics, menggigit bibir,

menggigit jari, memukul-mukulkan jari dan gugup. (c) somatik ( berhubungan

dengan reaksi fisik atau biologis ) meliputi sesak nafas, mulut kering, tangan

dan kaki dingin, sering buang air kecil, berkeringat berlebihan, ketegangan

otot (terutama di kepala, leher, bahu, dan dada ) dan gangguan pencernaan. (d)

afektif (berhubungan dengan emosi seseorang), meliputi perasaan tidak tenang

atau gelisah dan khawatir terus menerus terhadap sesuatu/ bahaya yang akan

menimpanya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

meneliti kecemasan secara umum pada mahasiswa Akper Bethesda saat

pertama kali menghadapi tugas keperawatan di rumah sakit dilihat dari

indikator kecemasan yang ada. Penelitian ini dilakukan agar hasil penelitian

(28)

Bethesda, sehingga mereka dapat mengupayakan solusi yang terbaik untuk

mengurangi kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang pertama.

Bagi institusi terkait dapat memberikan masukan atau informasi untuk

mengurangi kecemasan pada mahasiswa saat menghadapi tugas keperawatan,

sehingga mahasiswa dapat menghadapi tugas keperawatan dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana kecemasan mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama

kali menghadapi tugas keperawatan dilihat dari indikator kecemasan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kecemasan

mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama kali menghadapi tugas

keperawatan dilihat dari indikator kecemasan.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis :

a. Bagi Mahasiswa Akper dapat segera mengenali kecemasan yang ada

dalam dirinya dilihat dari indikator kecemasannya, sehingga dapat

(29)

b. Bagi Institusi terkait dapat memberikan masukan atau informasi

sehingga dapat mengantasipasi terjadinya kecemasan yang dihadapi

oleh mahasiswa Akper dalam menjalani tugas keperawatan.

2. Manfaat Teoritis :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan

referensi atau sumber informasi dalam mengembangkan penelitian

selanjutnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis dan

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MAHASISWA AKADEMI PERAWATAN BETHESDA

1. Pengertian Mahasiswa Akademi Perawatan Bethesda

Kamus Bahasa Indonesia mendefinisikan Mahasiswa adalah orang

yang terdaftar dan menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi.

Mahasiswa tingkat awal Akademi Perawatan (Akper) adalah mereka

yang sedang menempuh proses pendidikan di Akademi Perawatan (Akper)

pada semester 1 dan 2. Diharapkan mereka nantinya akan meniti profesi

dalam dunia keperawatan .

Akademi Perawatan Bethesda Yogyakarta sebagai institusi Pendidikan

Program Diploma III Keperawatan bertujuan untuk (Buku Panduan Akademik

Akper Bethesda, 2002) :

1. Menghasilkan Ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional

pemula yang memiliki pengetahuan mengenai masalah umum kesehatan

saat ini dan masa mendatang, serta mampu melaksanakan peran dan

fungsinya sebagai berikut :

a. Dalam Bidang Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Melaksanakan keperawatan umum pada individu,keluarga dan

masyarakat.

(31)

b. Dalam Bidang Pengelolaan Keperawatan.

Mengelola pelayanan atau asuhan keperawatan dalam lingkup

tanggungjawabnya.

c. Dalam Bidang Pendidikan Keperawatan.

Mendidik individu, keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan

atau kesehatan, yang beradadibawah tanggung jawabnya.

d. Bidang Penelitian.

Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip-prinsip dan

pendekatan penelitian serta memanfaatkan penelitian untuk

meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

2. Melaksanakan dan mengembangkan program pendidikan berdasarkan

falsafah negara Pancasila, UUD 45, tujuan Intitusi dan rancangan

konsptual serta bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan.

3. Menyediakan sarana lingkungan dan mendukung program belajar, serta

mengembangkan teori dan praktek pendidikan yang tepat.

4. Mempertahankan mutu pendidikan pada taraf yang tinggi melalui

kerjasama dengan sumber-sumber pendidikan dan universitas maupun

institusi akademik dan non akademik yang lain serta memanfaatkan

fasilitasnya.

5. Mengembangkan pendidikan keperawatan dengan memberikan

kesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan

(32)

6. Memprakarsai pengembangan staf akademik melalui program pendidikan

berkelanjutan.

Berdasarkan tujuan dari Institusi tersaebut, maka lulusan program

pendidikan D III Keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi dan

kompetensi sebagai berikut (Panduan Akademik Akper Bethesda, 2002) :

a. Mengkaji kebutuhan keperawatan pasien, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.

b. Merencanakan perencanaan keperawatan.

c. Melaksanakan rencana keperawatan melalui upaya : Promotif, preventif,

Kuratif, Rehabilitatif.

d. Mengevaluasi Hasil Asuhan Keperawatan.

e. Mendokumentasikan proses keperawatan.

f. Mengidentifikasikan hal-hal yang perlu diteliti.

g. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien,

kelurga, kelompok dan masyarakat.

h. Bekerja sama dengan disiplin lain yang terlibat dalam memberikan

pelayanan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

i. Mengelola keperawatan pasien dan berperan sebagai ketua tim dalam

(33)

2. Pengertian Perawat Profesional

Pengertian Perawat Profesional (Sutedjo, 2001) :

a. Seseorang yang mengenal dan mengerti kebutuhan kesehatan dasar

manusia yang sakit maupun yang sehat dan yang mengetahui bagaimana

kebutuhan itu dapat terpenuhi.

b. Seseorang yang telah mengikuti program pendidikan keperawatan yang

diakui dan telah lulus dari ujian yang dilaksanakan oleh negara.

Adapun ciri-ciri Perawat Profesional menurut Pusdiklat Depkes RI

(Sutedjo, 2001):

a. Mempunyai pendidikan dasar.

b. Mempunyai pengalaman yang unik dan ketrampilan berdasarkan atas

teori.

c. Mempunyai otonomi dalam membuat keputusan dan praktek.

d. Memberikan pelayanan pada masyarakat.

e. Mempunyai kode etik dalam praktik.

f. Beberapa tingkatan status dalam peran.

Kemudian kemampuan yang harus dimiliki perawat profesional

menurut Pusdiklat Depkes RI :(Sutedjo, 2001) :

a. Pengertian/pemahaman akan tingkah laku manusia, ketrampilan dalam

hubungannya antara manusia.

b. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun

(34)

c. Kemampuan dalam mengamati, daya pikir yang dalam, dan luas ke depan

serta kreatif.

d. Waspada, berpikir logis dan kritis.

e. Kemampuan membuat keputusan yang bijaksana dalam ruang lingkup

wewenangnya berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

f. Pengetahuan dan ketrampilan perawat yang cukup.

g. Kemampuan memperkirakan kebutuhan kesehatan dan mengadakan

tindakan perawatan.

h. Berhasrat memperkembangkan diri secara profesional.

B. TUGAS KEPERAWATAN.

Tugas utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan

kepada orang yang dalam keadaan lemah fisik dan mental serta kepada mereka

yang membutuhkan.

Ketetapan dari Depnakertrans tahun 1982 (dalam Krismi, 2002)

mengemukakan bahwa tugas perawat secara umum meliputi :

1. Pemberian pelayanan perawatan secara sederhana kepada pasien seperti

mempersiapkan pasien untuk pemerikasaan dan mendampingi dokter

pemeriksa dengan mencatat suhu; kecepatan denyut jantung dan pernafasan

pasien; memberikan obat yang dianjurkan dokter pada jam-jam yang telah

(35)

2. Membantu dokter dalam memberikan pelayanan perawatan dan nasehat

kepada pasien yang sakit

3. Memeriksa cedera fisik, lemah dan bayi yang baru lahir di rumah sakit, klinik,

dan rumah bersalin

4. Membantu tugas dokter atau ahli bedah

5. Mengatur pemakaian obat-obatan

6. Membalut luka bekas operasi dan bentuk pelayanan lain sesuai perintah

dokter dan ahli bedah

7. Mengamati dan melaporkan keadaan pasien

8. Memberikan pertolongan pertama dalam keadaan darurat dan menjaga pasien

yang sakit keras

9. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan tempat dan metode

perawatan

10.Menjaga ibu-ibu yang bersalin dan merawat bayi yang baru lahir

11.Melatih dan memberi nasehat mengenai perawatan pasien pada tahap

pemulihan kesehatan

12.Melakukan perawatan lain termasuk pengawasan dalam latihan penyantuann

pasien atau memberi petunjuk dalam penggunaan alat ortopedik.

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa Mahasiswa tingkat awal

Akademi Perawatan (Akper) adalah mereka yang sedang menempuh proses

(36)

menghadapi tugas keperawatan pertama kali dengan menerapkan kemampuan

yang harus dimiliki sebagai perawat profesional.

C. KECEMASAN

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan berasal dari bahasa latin yaitu anxius dan dari bahasa Jerman yaitu anst; suatu kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologis (Neitzel dalam Bellack& Hersen, 1988;

dalam Krismi, 2002). Kecemasan juga berarti reaksi terhadap ancaman

(Corey, 1999). Ia menyerang inti keberadaan. Kecemasan adalah apa yang

dirasakan ketika keberadaan diri terancam.

Johnson (1971) mendefinisikan kecemasan sebagai suatu pengalaman

emosional yang dirasakan individu sebagai suatu yang tidak menyenangkan

(tidak jelas penyebabnya) yang muncul karena adanya ancaman yang datang

dari luar maupun dari dalam tubuh yang berlangsung secara terus-menerus,

juga karena frustasi, ketidakpuasan, rasa tidak aman, dan permusuhan.

Menurut Lazarus (1976) kecemasan merupakan pengalaman yang

samar-samar dan disertai oleh perasaan tidak berdaya dan tidak

menentu.Lazarus juga menjelaskan kecemasan dalam dua arti :

a. Kecemasan sebagai respon.

Kecemasan adalah reaksi individu terhadap pengalaman atau situasi

(37)

perilakunya atau perubahan fisik yang menyertainya seperti denyut

jantung, pernafasan, tekanan darah dan lain-lain.

b. Kecemasan sebagai intervening variable.

Merupakan keadaan cemas yang disebabkan kondisi tertentu dan memiliki

pengaruh atau konsekuensi tertentu pula. Kecemasan ini menimbulkan

implikasi lain munculnya penyesuaian–penyesuaian tertentu yang

dimaksudkan untuk memindahkan ancaman yang menyebabkan

kecemasan sebagai kondisi emosional yang tidak menyenangkan.

Kecemasan adalah suatu perasaan yang dialami individu pada saat

mengalami ketakutan dengan ciri utamanya adalah obyeknya yang tidak jelas

(Byrney, 1996). Pada umumnya para ahli membedakan antara kecemasan dan

ketakutan. Menurut Kartono (Astuti Sumarwi & Ikawati, 2004) kecemasan

dilihat sebagai suatu kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap

sesuatu yang tidak jelas. Ketakutan merupakan respon terhadap bahaya dari

luar yang sifatnya nyata (obyektif) misalnya takut pada ular, anjing,

sedangkan kecemasan merupakan respon bahaya yang sifatnya kabur dan

terkadang irasional, misalnya ancaman, adanya hambatan terhadap keinginan

pribadi atau perasaan-perasaan tertekan yang muncul dari kesadaran. Kagan

dan Havemann (1995) juga membedakan antara kecemasan dan ketakutan,

dimana kecemasan sebagai sesuatu yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah

yang disebabkan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas dan tidak terduga

(38)

sama dengan ketakutan. Ketakutan berhubungan dengan objek yang spesifik

dan terjadi saat itu juga misal saja takut pada binatang tertentu dan rasa takut

terhadap ketinggian sedangkan kecemasan tidak selalu demikian. Kecemasan

adalah perasaan yang dialami ketika seseorang berpikir tentang sesuatu yang

tidak menyenangkan akan terjadi dan timbul karena berbagai alasan serta

situasi (Priest, 1991).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa

kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik

menyangkut tentang suatu hal yang tidak pasti atau yang mengancam.

2. Proses Terjadinya Kecemasan

Proses terjadinya kecemasan menurut Burns (1980) diawali dari

setiap individu mengalami berbagai kejadian dalam kehidupan. Individu

menggunakan pikiran untuk menginterpretasi kejadian yang ia alami sehingga

terjadi dialog internal. Dari situ muncul macam-macam perasaan salah

satunya adalah kecemasan. Tanda kecemasan adalah dalam bentuk khawatir,

gelisah, dan perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan ini

disertai kurang percaya diri, tidak mampu menghadapi masalah dan rendah

(39)

3. Kondisi Kecemasan

Spielberg (dalam Rice, 1991) membagi kondisi kecemasan yang

dialami oleh individu menjadi dua yaitu :

a. Trait anxiety adalah kecemasan pada individu yang menetap dimana merupakan disposisi kepribadian individu tersebut.

b. State anxiety merupakan kecemasan yang dialami individu bila dihadapkan pada situasi tertentu yang sifatnya mengancam. Jadi

kecemasan ini bersifat situasional, misalnya suatu saat individu bisa

merasakan cemas tetapi belum tentu demikian pada saat lain lagi

meskipun stimulus yang dihadapinya sama.

4. Indikator Kecemasan.

Costin (1976) berpendapat bahwa keluhan-keluhan dan tanda-tanda

kecemasan dapat dilihat dalam indikator-indikator sebagai berikut :

a. Somatik berupa detak jantung cepat, keringat berlebihan, ketegangan

otot, gangguan pencernaan dan susah tidur

b. Kognitif antara lain sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan serta

kekhawatiran yang sangat namun terus menerus tentang sesuatu yang

tidak menyenangkan seolah-olah bakal terjadi.

c. Motorik berupa kebiasaan-kebiasaan wajah yang menyeringai dan

(40)

sering muncul, seperti kecenderungan merespon terlalu cepat dengan

berbicara tanpa berpikir panjang.

d. Afektif seperti individu akan mudah tersinggung serta mengalami

kesulitan tidur, terkadang suasana hati tersebut dibawa dalam perasaan

yang dalam sehingga individu menjadi panik dan menimbulkan rasa

ingin lari dari situasi tersebut.

Hampir sama dengan pendapat tersebut, Harber dkk (1984) juga

mengemukakan beberapa indikator dari kecemasan, seperti:

a. Kognitif ( berhubungan dengan pikiran seseorang ) meliputi kesulitan

untuk konsentrasi dan kesulitan dalam membuat keputusan.

b. Motorik ( berhubungan dengan perilaku seseorang ) meliputi gemetar,

menggerak-gerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan

tergesa-gesa, menggeliat-geliat, tics, menggigit bibir, menggigit jari,

memukul-mukulkan jari dan gugup.

c. Somatik ( berhubungan dengan reaksi fisik atau biologis ) meliputi

sesak nafas, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sering buang air

kecil, berkeringat berlebihan, ketegangan otot (terutama di kepala,

leher, bahu, dan dada ) dan gangguan pencernaan.

d. Afektif (berhubungan dengan emosi seseorang), meliputi perasaan

tidak tenang atau gelisah dan khawatir terus menerus terhadap sesuatu/

(41)

Selain itu Rathus dan Nevid (1991) juga mengemukakan 4 bentuk dari

kecemasan yaitu :

a. Fisik yaitu tangan gemetar, telapak tangan berkeringat, mulut terasa

kering, sulit bernapas, banyak berkeringat, jantung berdebar-debar dan

suara bergetar.

b. Afeksi yaitu perasaan takut, gelisah, khawatir, cemas, perasaan sangat

tegang dan mudah marah.

c. Kognitif yaitu sulit berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya

gagasan yang ingin disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi

tidak teratur.

d. Perilaku reaksi menghindar dan menutup diri dari situasi sosial, tidak

percaya diri, tergantung pada orang lain, gugup dan sulit berbicara

dengan lancar.

Supratiknya (1995) juga mengutarakan beberapa indikator kecemasan,

yaitu :

a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang

bersifat tidak menentu (diffuse uneasiness).

b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, dan sering merasa

tidak mampu, minder, depresi serba sedih.

c. Sulit berkonsentasi dan mengambil keputusan, serba takut salah.

d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap

(42)

secara tiba-tiba atau yang tidak diharapkan, dan selalu melakukan

geraka-gerakan neurotik tertentu, seperti mematah-matahkan buku jari,

mendehem.

e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan

sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering

buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan

mimpi buruk.

f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.

g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.

h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa

sebab yang jelas.

i. Sering mengalami “ anxiety attacks “ atau tiba-tiba cemas tanpa ada sebab pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa

berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin,

terkencing-kencing, atau sakit perut.

Sedangkan Darajat (1996) membedakan indikator kecemasan sebagai

berikut :

a. Fisik berupa ujung jari yang terasa dingin, pencernaan yang tidak

teratur, detak jantung cepat, keringat bercucuran, gangguan

(43)

b. Mental berupa perasaan takut merasa selalu ada bahaya, tidak bisa

memusatkan perhatian, merasa tidak percaya diri, rendah diri, tidak

tenang dan ingin lari dari kenyataan hidup.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa indikator

kecemasan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Psikologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perasaan

dan pikiran yang dialami individu. Hal ini meliputi kesulitan untuk

berkonsentrasi, mudah bingung, tidak teraturnya gagasan yang ingin

disampaikan dan bahasa yang digunakan menjadi tidak teratur,

kesulitan dalam membuat keputusan, tegang, was-was, menjadi sangat

sensitif/mudah tersinggung, kehilangan semangat/mudah putus asa,

minder, perasaan gelisah dan khawatir pada sesuatu yang tidak jelas

atau bahaya yang akan menimpa.

b. Perilaku, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang

muncul saat individu mengalami kecemasan. Hal ini meliputi gemetar,

menggerakkan anggota tubuh secara tidak beraturan, berjalan

tergesa-gesa, menggigit bibir, menggigit jari, mematah-matahkan buku jari,

memukul-mukulkan jari, gugup, sering berdehem, menghindari

masalah, dan melarikan diri dari masalah.

c. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berhubungan dengan reaksi

(44)

kaki dingin/basah, sering buang air kecil, jantung berdebar-debar,

keringat berlebihan, ketegangan otot, menderita gangguan tidur seperti

insomnia dan mimpi buruk mengalami gangguan perut, tergantung

pada orang lain, kepala pusing, nafsu makan hilang.

5. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Menurut Kresch & Qrutch (dalam Hartanti & Dwijanti, 1997)

timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam

menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap

menghadapi situasi baru. Sumber-sumber kecemasan terdiri dari dua

faktor, yaitu :

a. Faktor Internal

Kecemasan berasal dari dalam individu, misalnya perasaan tidak

mampu, tidak percaya diri, perasaan bersalah, rendah diri. Faktor

internal ini umumnya sangat dipengaruhi oleh pikiran-pikiran negatif

dan tidak rasional. Menurut Beck (dalam Krismi, 2002) hal ini disebut

sebagai bias kognitif yaitu suatu proses kognitif yang dapat

mengarahkan seseorang yang berpikir logis menjadi merasa cemas

(45)

b. Faktor Eksternal

Kecemasan berasal dari luar individu, dapat berupa penolakan sosial,

kritikan dari orang lain, beban tugas atau kerja yang berlebihan,

maupun hal-hal lain yang dianggap mengancam.

D. KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AWAL AKPER BETHESDA

SAAT MENGHADAPI TUGAS KEPERAWATAN

Tugas utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan

kepada orang yang berada dalam keadaan lemah secara fisik maupun mental.

Saat memberikan pelayanan tersebut perawat harus mempunyai cukup

ketrampilan dan sikap yang profesional, dimana perawat merupakan tenaga

profesional dalam bekerja tidak terlepas dari empat esensi profesionalisme

yaitu kompetensi, standard etik yang tinggi, pengetahuan yang memadai dan

kasih sayang. (Priharjo, 1995)

Pengetahuan dan ketrampilan tugas keperawatan sebelumnya

diberikan melalui pendidikan dan pelatihan. Saat menjalani masa pendidikan,

mahasiswa Akper telah dipersiapkan untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai

perawat dimulai sejak tingkat awal. Mata kuliah praktek, teori, maupun

fasilitas pendukung pendidikan lainnya mengkondisikan para mahasiswa

untuk dapat merasakan tugas sebagai perawat yang sesungguhnya. Para

mahasiswa Akper mengetahui bahwa dalam menjalankan tugas keperawatan

(46)

terutama menyangkut jiwa pasien. Adanya tuntutan untuk menjadi perawat

profesional secara tidak langsung dapat menjadi suatu beban, sehingga dapat

menimbulkan kecemasan dan keragu-raguan dalam diri mahasiswa Akper

Bethesda. Didukung pula dengan adanya ketidakpastian mengenai situasi

yang menyertai tugas tersebut dan sejauh mana tantangan serta kesulitan yang

dapat dihadapi, karena mereka belum pernah dan belum terbiasa melakukan

praktek tugas keperawatan. Mereka hanya mengetahui dan memperoleh

pembekalan teori yang masih dasar dan sedikit tetapi sudah harus

mempraktekkan tugas-tugas keperawatan yang pertama kali dalam situasi

yang sebenarnya sebagai perawat di rumah sakit, hal inilah yang

menimbulkan kecemasan pada mahasiswa Akper.

Permasalahan yang timbul pada mahasiswa Akper yang menjalani

praktek pertama kalinya melakukan tugas-tugas keperawatan dipengaruhi baik

dari faktor internal maupun eksternal. Permasalahan yang timbul pada faktor

internal misalnya mereka kurang percaya diri, takut salah dan merasa tidak

mampu melakukan tugas-tugasnya. Mereka sangat dipengaruhi oleh

pikiran-pikiran negatif dan tidak rasional yang dibuat dirinya sendiri. Permasalahan

yang timbul karena faktor eksternal, misalnya mereka takut dimarahi oleh

perawat yang sudah senior karena telah melakukan kesalahan, pasien yang

terlalu rewel atau dikritik oleh keluarga pasien ketika merawat pasien,

(47)

Kecemasan-kecemasan yang dialami mahasiswa Akper ini dapat

dilihat dari indikator-indikator kecemasan yaitu, psikologis, perilaku dan

fisiologis. Indikator psikologis ini berkaitan dengan perasaan yang dialami

oleh mahasiswa Akper saat menjalani tugas keperawatan pertama kali. Saat

melakukan tugas mereka mengalami kebingungan, sulit untuk berkonsentrasi,

tegang, gelisah, was-was jika terjadi kesalahan. Indikator perilaku berkaitan

dengan reaksi perilaku yang muncul saat mahasiswa Akper mengalami

kecemasan ketika menjalani tugas keperawatan, seperti tangan gemetar saat

menangani pasien, gugup dan sulit berbicara, menggigit bibir. Indikator

fisiologis berkaitan dengan reaksi kecemasan ditandai dengan reaksi tubuh

yang menyertai mahasiswa Akper saat menjalani tugasnya. Seperti jantung

berdebar-debar, sering buang air kecil, keringat berlebihan, tangan dan kaki

dingin.

Permasalahan–permasalahan diatas dapat mengakibatkan

mahasiswa Akper dalam menjalani tugas-tugas keperawatan terhambat.

Mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga

terbengkalai. Apabila kondisi cemas yang dialami mahasiswa Akper ini

berlangsung terus menerus akan mengakibatkan stress, sehingga tujuan untuk

(48)

Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda

Saat Menghadapi Tugas Keperawatan

E. PERMASALAHAN

Bagaimana kecemasan mahasiswa Akper Bethesda pada saat pertama

kali menghadapi tugas keperawatan dilihat dari indikator kecemasan. Mahasiswa Akper

Mendapat teori sedikit,belum berpengalaman, Tuntutan perawat profesional

Menghadapi tugas keperawatan

Kecemasan

Faktor penyebab kecemasan

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu memberikan

gambaran secara umum tentang kecemasan saat menghadapi tugas

keperawatan berdasarkan analisis skor jawaban subjek pada skala

sebagaimana adanya.

Menurut Sugiyono (2000), penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap satu objek yang diteliti

melalui data sampel dan populasi sebagaimana adanya dengan melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.

Berdasarkan teori tersebut maka penelitian ini menggunakan data

kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subjek

pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk menggambarkan

kecemasan saat mahasiswa Akper Bethesda pertama kali menghadapi tugas

keperawatan dan membuat kesimpulan secara umum berdasarkan skor setiap

item pada skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang disusun

peneliti.

(50)

B. VARIABEL PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif sehingga tidak ada kontrol

terhadap variabel. Variabel dalam sebuah penelitian adalah hal yang menjadi

objek dalam penelitian tersebut. Menurut Arikunto (1998), variabel penelitian

adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah kecemasan mahasiswa Akper

Bethesda saat menghadapi tugas keperawatan yang pertama kali.

C. DEFINISI OPERASIONAL

Kecemasan menghadapi tugas keperawatan adalah suatu perasaan

yang tidak menyenangkan dan tidak spesifik menyangkut tentang suatu hal

yang tidak pasti atau yang mengancam saat menghadapi tugas keperawatan.

Indikator-indikator kecemasan adalah sebagai berikut :

a. Psikologis, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perasaan dan

pikiran yang dialami individu.

b. Perilaku, yaitu reaksi kecemasan yang berkaitan dengan perilaku yang

muncul saat individu mengalami kecemasan.

c. Fisiologis, yaitu reaksi kecemasan yang berhubungan dengan reaksi tubuh

individu.

Untuk mengukur kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang

pertama kali yang diungkap dalam 3 indikator ini dengan menggunakan skala

(51)

bahwa kecemasan dalam menghadapi tugas keperawatan cenderung rendah,

sebaliknya skor tinggi berarti subjek penelitian memiliki kecemasan yang

tinggi saat menghadapi tugas keperawatan.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah mahasiswa Akper

Bethesda yang akan melaksanakan tugas keperawatan pertama kali dengan

jumlah subjek 65 orang. Alasan peneliti mengambil subjek mahasiswa Akper

yang baru melaksanakan tugas keperawatan pertama kali adalah mahasiswa

Akademi Perawatan tingkat awal belum mempunyai pengalaman sebelumnya

dalam melaksanakan tugas keperawatan, sehingga kemungkinan munculnya

kecemasan dalam diri mereka tinggi.

Metode pengambilan sampel adalah dengan sistem random sampling,

yaitu pemilihan sampel di mana seluruh anggota populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih. Masing-masing anggota pada populasi

tersebut memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih. Dari daftar hadir

(presensi) mahasiswa Akper tidak seluruhnya dijadikan sampel tetapi dipilih

(52)

E. METODE PENGUMPULAN DATA.

1. Skala

Skala merupakan rangkaian pengukuran mengikuti aturan tertentu

yang mengukur satu sifat. Tujuan dari penskalaan adalah mendapat

skala-skala yang baik, menyajikan dasar-dasar dan teknik untuk memilih jenis-jenis

skala tertentu dan untuk mendeskripsikan sifat-sifat dan aneka skala menurut

taraf pengukuran masing-masing.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Summated Rattings dengan menggunakan Skala Likert yang terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu “ Sangat Setuju” , “ Setuju”, “Tidak Setuju” , dan “Sangat

Tidak Setuju”. Menurut Hadi (1991), memodifikasi Skala Likert yang terdiri

atas 4 kategori jawaban memiliki alasan tersendiri, yaitu untuk

menghilangkan kecenderungan subjek untuk memilih jawaban netral karena

alternatif jawaban ini bisa jadi menandakan bahwa subjek memang belum

dapat memutuskan, bisa juga tidak memiliki pendapat atau ragu-ragu. Selain

itu dengan 4 kategori jawaban akan digunakan untuk melihat kecenderungan

pendapat subjek yaitu kearah setuju atau tidak setuju.

2. Pemberian Skor

Berikut ini disajikan tabel skor pada item berdasarkan kategori

(53)

Tabel 1.

Skor Penilaian Skala Kecemasan saat Menghadapi Tugas Keperawatan

Jawaban Favourable Unfavourable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Bila subjek penelitian menyatakan sangat setuju pada pernyataan

favourable berarti dia mengalami kecemasan saat mengahadapi tugas

keperawatan sehingga skornya tinggi (4), sedangkan bagi subjek yang

menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan favourable maka skornya

rendah (1). Sebaliknya bila sesorang menyatakan sangat setuju pada

pernyataan unfavourable berarti tingkat kecemasannya rendah sehingga

skornya juga rendah (1), sedangkan subjek yang mengalami kecemasan tinggi

akan mendapatkan skor tinggi (4). Adapun jumlah skor total skala merupakan

jumlah skor pada masing-masing item.

3. Blue Print

Berikut ini adalah blue print skala kecemasan saat menjalankan tugas

(54)

Tabel 2.

Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan

Sebelum Uji Coba

F. PERTANGGUNGJAWABAN MUTU ALAT UKUR

1. Seleksi Item

Parameter daya beda item yang berupa koefisien korelasi item total

(55)

mengungkapkan perbedaan individual. Dengan demikian maka pemilihan

item-itemnya didasarkan pada besarnya koefisien korelasi termaksud.

Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan

1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin mendekati angka 1,00 yang

bertanda positif maka daya diskriminasi itemnya semakin baik. Koefisien

yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan

daya diskriminasi yang tidak baik.

Sebagai kriteria seleksi item berdasarkan korelasi item total, maka

digunakan batasan rix > 0,30 jadi item yang memiliki korelasi item total

minimal 0,30 dianggap layak menjadi sebuah item, dan jika dengan batasan

ini jumlah item yang terseleksi tidak mencukupi jumlah yang diinginkan,

sedangkan item dengan nilai rix dibawah 0,30 dianggap buruk karena dapat

diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskrimanasi rendah

sehingga tidak dimasukkan dalam item yang akan digunakan dalam penelitian

(Azwar, 2002).

Skala kecemasan saat menghadapi tugas keperawatan yang

diujicobakan berjumlah 70 item yang terdiri dari 38 item favourable dan 32

item unfavourable. Setelah data uji coba diperoleh maka data tersebut

dianalisis dengan menggunakan program SPSS for windows 11,5. Dari pengolahan data tersebut terdapat 51 item yang digunakan dan 19 item yang

gugur. Nilai korelasi item total berkisar antara 0,3094 sampai 0,7016.

(56)

54, 62, 63, 65, sehingga blue print setelah dilakukan uji coba menjadi sebagai

berikut:

Tabel 3.

Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan

Setelah Uji Coba

Item Favorable Item Unfavorable Total

No Indikator

Sahih Gugur Sahih Gugur Sahih Gugur

(57)

Tabel 4.

Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas Keperawatan

Setelah Diacak

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

(58)

ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut

(Azwar,2003)

Validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi

menunjukkan sejauh mana item-item dalam skala penelitian mencakup

keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh penelitian tersebut, yaitu

isinya harus tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran.

Salah satu cara untuk melihat apakah validitas isi sudah terpenuhi adalah

dengan melihat item-item dalam skala telah ditulis sesuai dengan blue-print

yang sesuai dengan indikator perilaku yang hendak diungkap. Pengujian

validitas isi dapat dilakukan dengan metode Professional Judgment, yaitu penilaian validitas terhadap suatu alat ukur yang diberikan oleh orang-orang

yang dianggap ahli dan professional di bidangnya, dalam hal ini adalah dosen

pembimbing, sehingga item-itemnya dipandang sudah mencakup keseluruhan

isi obyek yang hendak diukur (Azwar, 2003).

3. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Menurut Azwar (2003), konsep realibilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

(59)

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah.

Tinggi-rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut

Koefisien Realibilitas.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas (rxx’) yang angkanya

berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas.

Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin

rendahnya reliabilitas. Dengan pendekatan ini subjek hanya dikenai satu

perlakuan (Single Trial Administration). Teknik yang digunakan dalam perhitungan reliabilitas dengan menggunakan teknik Koefisian Alpha

Cronbach dari program SPSS for windows versi 11,5. koefisien reliabilitas yang diperoleh pada skala ini 0,9247. Nilai koefisien tersebut menunjukkan

bahwa reliabilitas ini tinggi artinya skala tersebut memenuhi persyaratan alat

ukur yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya.

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas di atas menunjukkan bahwa

skala tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang digunakan

dalam penelitian sesungguhnya.

G. ANALISIS DATA

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran

kecemasan mahasiswa Akper Bethesda saat pertama kali menjalani tugas

(60)

deskriptif, meliputi penyajian data melalui tabel, penghitungan modus,

median, mean & standard deviasi serta penghitungan prosentase (Azwar,

2003). Mean adalah nilai rata-rata hitung dari suatu kelompok. Modus adalah

nilai yang paling sering terjadi atau yang mempunyai frekuensi paling tinggi.

Median adalah nilai tengah setelah data diurutkan dari yang terkecil sampai

terbesar atau sebaliknya.

Hasil penelitian ditentukan dengan membandingkan antara Mean

Teoritik dan Mean Empirik. Untuk mengetahui data teoritik maka dilakukan

perhitungan sebagai berikut :

a. Skor maksimum : 51 x 4 = 204

b. Skor minimum : 51 x 1 = 51

c. Range : 204 – 51 = 153

d. SD : 153

--- = 25,5

6

e. Mean teoritik : 204 + 51 = 127,5 ---

2

Data Teoritik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Skor maksimum : Skor paling tinggi yang diperoleh subjek pada skala

yaitu 4

b. Skor minimum : Skor paling rendah yang diperoleh subjek pada skala

yaitu 1

(61)

d. Standar Deviasi (σ) : Luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan

standar deviasi.

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI KANCAH DAN PERSIAPAN PENELITIAN

1. Orientasi Kancah

Penelitian tentang kecemasan mahasiswa Akademi Perawatan

Bethesda dalam menghadapi tugas keperawatan dilaksanakan di Akademi

Perawatan Bethesda, Jl. Johar Noorhadi No.6 Yogyakarta. Jumlah responden

yang digunakan sebanyak 115 mahasiswa, dengan rincian 50 mahasiswa

untuk uji coba penelitian dan 65 mahasiswa untuk penelitian.

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian yang dilakukan peneliti untuk pengambilan data

sebagai berikut :

a. Mempersiapkan skala untuk mengukur kecemasan mahasiswa Akper

Bethesda dalam menjalani tugas keperawatan.

b. Menentukan kelompok subjek uji coba yang memiliki karakteristik yang

sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya.

c. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian.

d. Menganalisa data uji coba instrumen penelitian untuk menentukan

kesahihan item sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya skala tersebut

digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.

(63)

3. Uji Coba Instrumen Penelitian

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian skala kecemasan saat

menghadapi tugas keperawatan dilaksanakan di Akademi Perawatan

Bethesda, Jl. Johar Noorhadi No.6 Yogyakarta pada tanggal 15 Januari 2007.

Subjek yang digunakan dalam uji coba ini adalah subjek yang memiliki

karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu mahasiswa Akademi

Keperawatan tingkat awal yang akan menghadapi tugas keperawatan di

Rumah Sakit. Jumlah subjek dalam uji coba ini adalah 50 orang yang terdiri

dari 42 mahasiswa perempuan dan 8 mahasiswa laki-laki. Skala yang

diujicobakan meliputi 70 item yang terdiri dari 38 item favourable dan 32 item unfavourable.

Pada tahap uji coba ini peneliti menyebarkan skala kecemasan

sebanyak 50 eksemplar, dimana tiap eksemplar terdiri dari petunjuk pengisian

dan skala kecemasan. Uji coba ini dianalisis dengan menggunakan program

SPSS for windows versi 11,5.

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2007. Waktu

pemilihan pelaksanaan penelitian diambil satu minggu sebelum responden

melaksanakan praktek atau tugas keperawatan di Rumah Sakit. Responden

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akper tingkat awal yang akan

(64)

berjumlah 65 mahasiswa yang terdiri dari 9 mahasiswa laki-laki dan 56

mahasiswa perempuan. Dalam penelitian ini skala yang disebarkan sebanyak

65 eksemplar .

C. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum

Berikut ini adalah tabel yang berisi data penelitian berdasarkan

perhitungan komputerisasi dengan SPSS Versi 11,5:

Tabel 5.

Deskripsi Data Penelitian Secara Umum

N 65 Skor Minimum Teoritik 51

Skor Minimum Empirik 96 Skor Maksimum Teoritik 204 Skor Maksimum Empirik 154 Mean Teoritik 127,5 Mean Empirik 118,58

Median 117.00 Modus 117 Standar Deviation 14,238

Variance 202,715

Berdasarkan hasil analisis deskriptif data diperoleh bahwa nilai

mean empirik (118,58) lebih kecil daripada nilai mean teoritik (127,5).

Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata subyek penelitian kelompok

data lebih rendah dari nilai rata-rata teoritik, yang berarti bahwa subyek

(65)

Hasil penelitian yang menunjukan bahwa mean empirik lebih kecil

dari mean teoritik di uji lagi dengan uji statistik one sample t-test dengan bantuan program SPSS for window versi 11.5 dengan tujuan untuk membuktikan bahwa mean empirik secara signifikan lebih kecil dari mean

teoritik. Berikut ini hasil perhitungan uji one sample t-test :

Tabel 6.

Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritis

One-Sample Statistics

Difference Lower Upper

TOTAL -5.048 64 .000 -8.92 -12.44 -5.39

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t sebesar

5.048 dengan probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,01 (p = 0,000 <

0,01) yang berarti secara signifikan ada perbedaan antara mean empirik

dan mean teoritis. Hal ini membuktikan bahwa secara signifikan mean

empirik lebih kecil dari mean teoritik sehingga bisa dinyatakan bahwa

Gambar

Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda
Tabel 2. Blue Print Skala Kecemasan Saat Menghadapi Tugas
Gambar 1. Skema Kecemasan Mahasiswa Tingkat Awal Akper Bethesda
Tabel 1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga berkaitan dengan rencana tapak (Siteplan) yang dituangkan dalam bentuk gambar pada suatu brosur yang dikeluarkan oleh Pengembang yang mana masyarakat atau

2 Hal yang anda lakukan ketika mempelajari Skill / Keterampilan Baru:  Menggali Pengetahuan dan Informasi tentang Skill tersebut..  Mempraktekkan Pengetahuan dan Informasi

Berdasarkan hasil yang dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa metode Bayes empirik untuk menduga proporsi rumah tangga miskin di Kabupaten Klungkung

- Howard Howard Gardner Gardner (1983)- (1983)- kecerdasan ialah kebolehan kecerdasan ialah kebolehan untuk menyelesaikan masalah/ untuk menyelesaikan masalah/ mencipta

Siswa memahami konsep pembuatan minyak kelapa murni yang dapat digunakan sebagai bahan makanan anti kolesterol..

LAN mengirimkan data ke Router, kemudian Router akan menganalisa berdasarkan informasi alamat pada layer 3. Kemudian Router akan meneruskan data tersebut ke interface WAN yang

Chengyou Cui, Jisun Shin, Heehyol Lee, “Real Time Traffic Signal Learning Control using BPNN based on Prediction for Probabilistic Distribution of Standing

Tipe planlet normal memiliki karakteristik morfologi yang mirip dengan planlet kontrol (tanpa perlakuan kolkisin), sedangkan tipe planlet putatif poliploid memiliki daun