• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Achievement Emotions Dan Self-regulation Mahasiswa Dalam Mengerjakan Skripsi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Achievement Emotions Dan Self-regulation Mahasiswa Dalam Mengerjakan Skripsi."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ACHIEVEMENT EMOTIONS DAN SELF-REGULATION MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

LIDYA KEMALA SARI PANJAITAN SURYA CAHYADI

ABSTRAK

Pengerjaan skripsi adalah hal yang harus dilalui mahasiswa sebagai syarat kelulusan. Dalam proses pengerjaannya, berbagai emosi dapat dialami mahasiswa sebagai reaksi terhadap situasi dan kondisi yang dihadapi. Emosi-emosi yang muncul dalam pelaksanaan belajar dan berprestasi (atau dikenal sebagai achievement emotions) dapat mempengaruhi proses belajar dan pada akhirnya akan berdampak pada prestasi yang dicapai (Pekrun et.al. 2007). Penelitian ini bertujuan melihat hubungan achievement emotions dan self-regulation of learning mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.

Responden penelitian ini adalah 443 orang mahasiswa Universitas Padjadjaran, yang ditentukan dengan teknik cluster proportionate sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan Kuesioner Achievement Emotions dan Kuesioner Self-regulation dalam pengerjaan skripsi. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik korelasi Pearson.

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa semua emosi positif yang diukur pada penelitian ini (menikmati, bangga, berharap, dan lega) memiliki hubungan yang positif dengan self-regulation dalam belajar (r = 0,499 – 0,580). Pada emosi negatif, tiga dari lima emosi yang memiliki hubungan negatif dengan self-regulation dalam belajar yaitu bosan (r = -0,203), putus asa (r = -0,193), dan marah (r = -0,106), sedangkan dua emosi negatif lainnya (cemas dan malu) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan self-regulation dalam belajar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum emosi-emosi positif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi akan meningkatkan self-regulation mahasiswa tersebut, sebaliknya emosi-emosi negatif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi akan melemahkan self-regulation mahasiswa tersebut. Oleh karena itu penting untuk menciptakan iklim yang dapat mendorong munculnya emosi-emosi positif dan mengurangi munculnya emosi-emosi negatif guna mengoptimalkan pelaksanaan pengerjaan skripsi. Kata kunci : emosi, achievement emotion, regulasi diri, mahasiswa, skripsi

PENDAHULUAN

(2)

2

karena itu, Penting bagi mahasiswa untuk memiliki regulasi diri yang baik dalam pengerjaan skripsi, agar mereka dapat mengontrol diri dan usaha mereka dalam mencapai hasil yang diinginkan dalam mata kuliah ini. Dalam Psikologi pengaturan diri dalam belajar dikenal dengan istilah self-regulation of learning (Zimmerman, 2002).

Dalam pelaksanaan pengerjaan skripsi, mahasiswa akan menghadapi berbagai situasi yang dapat memicu munculnya emosi. Pada survey awal yang dilakukan terhadap 70 orang mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengerjakan skripsi, didapati bahwa emosi yang paling banyak dirasakan dalam pengerjaan skripsi mereka adalah emosi cemas (71,4%) dan emosi berharap (70%). Hal ini menunjukkan bahwa pengerjaan skripsi tidak hanya menimbulkan emosi negatif, namun juga emosi positif.

Emosi yang terkait dengan kegiatan belajar dan berprestasi dikenal dengan istilah

achievement emotions (Pekrun et al., 2002; Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014). Pekrun mengemukakan bahwa terdapat 9 emosi yang paling sering dirasakan dalam konteks akademik, yang dibagi kedalam 4 kategori yaitu positive activating emotion (menikmati, bangga, dan berharap), positive deactivating emotion (lega), negatif activating emotion

(cemas, marah, dan malu), serta negative deactivating emotion (putus asa dan bosan).

Pekrun mengatakan bahwa emosi-emosi yang dirasakan oleh pelajar dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran, termasuk regulasi diri (Pekrun et al., 2002; Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014). Menurut Pekrun, emosi yang positif belum tentu selalu berdampak positif, dan emosi negatif belum tentu selalu berdampak negatif. Dampak dari masing-masing emosi ini juga mungkin akan berbeda-beda pada setiap orang. Mengacu pada hal tersebut, maka pada penelitian ini akan diselidiki hubungan antara ke sembilan macam

achievement emotions dengan self-regulation mahahasiswa dalam pengerjaan skripsi untuk mendapatkan gambaran empirik mengenai hal tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

(3)

3

yaitu valensi, object focus-nya, maupun berdasarkan activation-nya. Valensi berbicara mengenai apakah emosi tersebut dirasakan menyenangkan (positif) atau tidak (negatif).

Object focus berbicara apakah emosi tersebut berkaitan dengan kegiatan pembelajaran (activity focused) atau dengan hasil pembelajaran (outcome focused); dirasakan sebelum (prospective outcome), selama (activity outcome), atau sesudah proses pembelajaran (retrospective outcome). Sedangkan activation berbicara apakah emosi tersebut mendorong (activating) pelajar, atau menghambat (deactivating) pelajar untuk melakukan sesuatu terkait hal akademik yang sedang ia hadapi. The control theory yang diajukan Pekrun juga melihat emosi sebagai rangkaian proses psikologis yang saling berhubungan dan memiliki 4 komponen yaitu afektif, kognitif, motivasi, dan fisiologis (Pekrun et al., 2011). Emosi-emosi yang muncul pada situasi belajar dapat mempengaruhi berbagai fungsi psikologis, termasuk di dalamnya self-regulation, serta pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi (Pekrun et.al. 2007).

Zimmerman (2002) melihat belajar (learning) sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara proaktif oleh pelajar untuk mencapai tujuannya dalam pembelajaran. Sedangkan regulasi diri (self-regulation) dalam belajar adalah bagaimana seorang pelajar dapat mengatur pikiran, perasaan, serta tingkah lakunya untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk kepentingan akademik (Zimmerman, 2002). Self-regulation adalah sebuah proses yang terus berputar dan saling mempengaruhi (siklik), yang terdiri dari 3 fase, yaitu forethought, performance, dan self-reflection. Fase pertama (forethought) adalah fase dimana seseorang

(4)

4

Emosi yang muncul selama situasi belajar akan menjaga atensi seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan emosi tersebut (Pekrun, 2014). Ketika emosi yang dirasakan bervalensi positif, maka seseorang akan dapat lebih fokus terhadap suatu tugas yang ia kerjakan. Fokus tersebut akan mendorong pelajar untuk membuat tujuan yang ingin dicapai terkait pembelajarannya, dan juga untuk mengusahakan pencapaian tersebut. Pelajar akan dapat berpikir lebih fleksibel dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran (Pekrun, 2007). Ketika pelajar berhasil menyelesaikan masalahnya, maka pelajar pun akan semakin merasakan emosi-emosi yang bervalensi positif.

Sedang munculnya emosi yang memiliki valensi negatif, akan mengalihkan fokus seseorang kepada subjective feeling-nya, terkait bagaimana cara menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan tersebut (Hascher, 2010). Hal ini membuat pelajar menjadi tidak fokus terhadap apa yang ingin dicapai pada proses pembelajarannya. Pelajar cenderung tidak tertarik dan menjauhi tugasnya tersebut karena menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan (Pekrun, 2014). Maka, pelajar menjadi tidak terdorong untuk berlama-lama dengan tugas pembelajarannya dan akhirnya menggunakan sistem pembelajaran yang kaku untuk menyelesaikan tugasnya. Semakin pelajar menjauhi tugas tersebut, maka pelajar akan cenderung merasakan emosi-emosi yang bervalensi negatif.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional. Dalam penelitian korelasional tujuan utama penelitian adalah untuk mendeskripsikan dua derajat hubungan dari variable-variabel yang diteliti (Christensen, 2007). Penelitian ini melihat hubungan variabel achievement emotion dan self-regulation pada mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengerjakan skripsi. Responden pada penelitian ini adalah 443 orang mahasiswa Universitas Padjadjaran yang dijaring dengan menggunakan teknik cluster proportionate sampling.

Data diperoleh dengan menyebarkan dua buah kuesioner yaitu Kuesioner

Achievement Emotions Dalam Pengerjaan Skripsi yang disusun berdasarkan sembilan jenis

(5)

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Pengukuran

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum emosi positif yang dialami mahasiswa dalam pengerjaan skripsi lebih tinggi dibanding emosi-emosi negatif. Jika dilihat berdasarkan persebaran frekuensinya, mayoritas responden merasakan emosi bangga (62,98%), berharap (64,33%), dan lega (81,94%) dengan intensitas tinggi atau sering dirasakan, emosi putus asa dirasakan dengan intensitas rendah (49,44%) atau jarang dirasakan, sedangkan emosi lainnya mayoritas dirasakan dengan intensitas sedang atau biasa saja. Gambaran lebih rinci mengenai achievement emotion pada mahasiswa Universitas Padjadjaran yang sedang mengerjakan skripsi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Gambaran Achievement Emotion

Achievement Emotion

Frekuensi

Rerata

Std. Deviasi Tinggi Sedang Rendah

Positive Emotion

Menikmati 33,41 % 61,17 % 5,42 % 3,39 0,65

Bangga 62,98 % 35,44 % 1,58 % 3,85 0,66

Berharap 64,33 % 34,99 % 0,68 % 3,88 0,58

Lega 81,94 % 17,16 % 0,90 % 4,12 0,58

Negative Emotion

Cemas 23,02 % 56,88 % 20,09 % 3,06 0,84

Marah 7,67 % 46,28 % 46,05 % 2,51 0,82

Malu 5,19 % 59,59 % 35,21 % 2,60 0,61

Putus Asa 5,87 % 44,70 % 49,44 % 2,37 0,74

Bosan 12,64 % 66,82 % 20,54 % 2,86 0,68

(6)

6

Tabel 2 Gambaran Self-Regulation of Learning Self Regulation of

Learning

Frekuensi

Rerata

Std. Deviasi Tinggi Sedang Rendah

Regulasi Diri secara

Keseluruhan 50,56 % 48,31 % 1,13 % 3,65 0,49

Menetapkan Tujuan &

Merencanakan Strategi 66,82 % 29,80 % 3,39 % 3,49 0,79

Mengadopsi Strategi

Belajar 46,05 % 51,92 % 2,03 % 3,63 0,59

Mengecek Performa 47,18 % 51,24 % 1,58 % 3,56 0,58

Mengatur Lingkungan 60,50 % 37,25 % 2,26 % 3,69 0,65

Mengelola Waktu 39,50 % 55,98 % 4,51 % 3,39 0,66

Mengevaluasi Diri 39,28 % 57,11 % 3,61 % 3,52 0,64

Menilai Penyebab 69,75 % 29,57 % 0,68 % 3,66 0,61

Mengadaptasi Metode 56,88 % 41,53 % 1,58 % 3,95 0,62

Hubungan Achievement Emotion dan Self-Regulation dalam Pengerjaan Skripsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua emosi positif (menikmati, bangga, berharap, dan lega) memiliki hubungan yang bernilai positif terhadap self-regulation, dengan nilai korelasi berkisar antara 0,499 hingga 0,590. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi munculnya perasaan menikmati, bangga, berharap, atau lega dalam pengerjaan skripsinya, maka self-regulation mereka pun akan semakin baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semua emosi positif memiliki hubungan yang positif dengan ke delapan strategi self-regulation dalam pengerjaan skripsi. Artinya, semakin tinggi munculnya perasaan

menikmati, bangga, berharap, atau lega dalam pengerjaan skripsinya, maka penggunaan strategi-strategi self-regulation mereka pun akan semakin meningkat.

Tabel 3 Hubungan Achievement Emotion dan Self-Regulation of Learning

Achievement Emotion SRL Strategi Self-Regulation

GSP AS MO ER TM SE CA AM

Positive Emotion

Menikmati 0,499* 0,326* 0,455* 0,478* 0,399* 0,433* 0,378* 0,235* 0,399* Bangga 0,515* 0,412* 0,489* 0,443* 0,374* 0,343* 0,427* 0,295* 0,436* Berharap 0,580* 0,409* 0,541* 0,501* 0,434* 0,439* 0,460* 0,335* 0,477* Lega 0,564* 0,438* 0,526* 0,468* 0,405* 0,381* 0,407* 0,376* 0,477*

Negative Emotion

Cemas 0,024 0,019 -0,064 -0,044 0,062 0,011 -0,005 0,087 0,055 Marah -0,106* -0,123* -0,159* -0,105* -0,057 -0,094* -0,023 -0,073 -0,013 Malu 0,002 -0,036 -0,053 0,01 0,035 -0,018 0,004 0,029 0,04 Putus Asa -0,193* -0,139* -0,237* -0,162* -0,114* -0,151* -0,139* -0,138* -0,107*

(7)

7

Catatan :

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

SRL : Self-regulation of Learning; GSP: Goal Setting & Strategic Planning; AS : Adopting Strategy; MO : Monitoring; ER : Environmental Restructuring; TM : Time Management; SE : Self Evaluating; AM : Adapting Method

Hasil perhitungan korelasi antara emosi positif dengan self-regulation pada penelitian ini sejalan dengan Control-Value Theory of Achievement Emotion (Pekrun, 2014; Pekrun et al., 2007) yang mengungkapkan bahwa emosi positif activating (menikmati, bangga, dan lega) yang dirasakan oleh pelajar akan membuat pelajar memiliki usaha yang baik dalam mengatur dirinya agar dapat memahami materi. Dalam konteks pengerjaan skripsi, emosi-emosi postitif yang muncul mendorong mahasiswa untuk mengatur usahanya dan dapat memanfaatkan lingkungan (sumber daya yang ada) untuk dapat membantunya dalam mencapai tujuan belajarnya, yaitu memahami materi pembelajaran.

Dalam proses pengerjaan skripsi, ketika mahasiswa mengalami emosi-emosi positif baik emosi positif activating (menikmati, bangga, dan berharap) maupun positif deactivating (lega), maka hal tersebut akan mendorong mahasiswa dapat menentukan tujuan dan merencanakan sendiri strategi-strategi yang sesuai untuk mencapai tujuannya dalam pengerjaan skripsi tersebut. Dalam pelaksanaan pengerjaan skripsi, emosi-emosi positif tersebut akan mendorong mahasiswa untuk memilih dan menggunakan strategi belajar yang tepat dan sesuai dengan dirinya untuk mencapai tujuan, mengatur lingkungan untuk mendukung proses pengerjaan skripsinya, dan mengelola penggunaan waktu yang ia miliki dengan baik, serta memantau usaha yang dilakukan dan hasil pengerjaan skripsi. Setelah selesai melakukan aktivitas pengerjaan skripsi, emosi-emosi positif yang dialami mahasiswa mendorongnya melakukan evaluasi dan mengadaptasi metode pengerjaan skripsi agar dapat mencapai tujuan yang ia inginkan dalam pengerjaan skripsinya yang akan dilakukan di waktu berikutnya.

(8)

8

konteks pengerjaan skripsi, jenis emosi ini membuat mahasiswa melemahkan upaya untuk menerapkan strategi-strategi baik dalam melakukan penetapan tujuan dan perencanaan, pengendalian diri dalam usaha pengerjaan skripsi yang dilakukan serta evaluasi hasil pengerjaan skripsi. dan pemantauan usaha maupun dalam ketiga fase pada siklus self-regulation. Emosi negatif juga membuat pelajar cenderung tidak berpikir secara fleksibel (Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014), sehingga ketika menghadapi masalah dalam pengerjaan skripsinya, mahasiswa cenderung tidak mencari cara atau strategi lain untuk menyelesaikan masalahnya. Dengan demikian secara umum bahwa emosi negatif deactivating (putus asa dan bosan) yang muncul dalam pengerjaan skripsi akan membuat self-regulation mahasiswa menjadi menurun.

Pada emosi negative activating (cemas, marah, dan malu) penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang bervariasi mengenai hubungan antara emosi-emosi tersebut dengan self-regulation mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Dua emosi negatif activating (cemas dan

malu) pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan self-regulation. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan self-regulation mahasiswa dalam mengerjakan skripsi tidak memiliki kaitan dengan perubahan yang terjadi pada kedua emosi tersebut. Pada sebagian mahasiswa, munculnya perasaan cemas dan malu dalam mengerjakan skripsi akan mendorong mahasiswa untuk mengatur dirinya dalam upaya pencapaian tujuan pengerjaan skripsi. Akan tetapi untuk sebagian mahasiswa lainnya, munculnya perasaan cemas dan malu dalam mengerjakan skripsi akan melemahkan usahanya untuk mengatur dirinya dalam upaya pencapaian tujuan pengerjaan skripsi. Sebagai contoh, ketika muncul perasaan cemas atau malu dalam pengerjaan skripsi, ada mahasiswa yang berusaha untuk mengatur dirinya untuk tetap mengerjakan skripsi, namun ada pula mahasiswa yang melakukan hal sebaliknya yaitu menghindari aktivitas pengerjaan skripsi.

Berbeda dengan kedua emosi negative activating lainnya, perasaan marah memiliki hubungan yang positif dengan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi. Akan tetapi, jika dicermati pada penggunaan strategi self-regulation secara lebih spesifik maka perasaan marah hanya memiliki hubungan yang negatif terhadap empat penggunaan strategi saja, yaitu goal setting & planning (menetapkan tujuan & merencanakan strategi), adopting learning strategy (mengadopsi strategi belajar), monitoring (memantau performa belajar), dan time management (mengelola waktu). Hal ini menunjukkan bahwa ketika mahasiswa sedang merasa marah, maka self-regulation-nya akan menurun dan cenderung menggunakan

(9)

9

menentukan sendiri tujuan atau target yang ingin dicapai, dan bisa jadi ia hanya akan menggunakan target orang lain atau target yang orang lain inginkan atas dirinya, misalnya orang tua atau dosen pembimbing. Target yang tidak ia tentukan sendiri dapat membuatnya tidak merasa tertantang untuk mencapainya, dan juga tidak ada dorongan dari dalam diri untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya pada pelaksanaannya, jenis emosi negatif

activating membuat mahasiswa juga cenderung menggunakan strategi belajar yang kaku (Isen, 2000 dalam Pekrun et al., 2007). Mahasiswa tidak berusaha mencari tahu dan mengeksplor lebih dalam mengenai materi yang sedang ia pelajari. Jenis emosi ini juga akan membuat mahasiswa tidak memantau kemajuan pengerjaan skripsinya, dan juga menurunkan kemampuan mengelola waktu yang dimiliki. Meskipun begitu, emosi marah tidak mengganggu kontrol mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya, penggunaan evaluasi terhadap diri, penilaian penyebab, serta dalam hal mengadaptasi metode yang tepat dalam belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Kehadiran emosi-emosi positif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi, yaitu menikmati, bangga, berharap, dan lega akan meningkatkan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi. Di sisi lain, kehadiran emosi-emosi negatif yang dirasakan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi memiliki hubungan yang bervariasi dengan self-regulation dalam pengerjaan skripsi. dalam hal ini perasaan bosan, putus asa, serta marah

akan melemahkan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi, sementara perasaan malu dan cemas tidak memiliki keterkaitan dengan self-regulation mahasiswa dalam pengerjaan skripsi.

Merujuk pada hasil penelitian ini maka disarankan untuk menciptakan iklim yang mendorong munculnya emosi-emosi positif dalam pengerjaan skripsi sehingga akan meningkatkan penggunaan self-regulation para mahasiswa dalam pengerjaan skipsinya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain :

- mahasiswa hendaknya memilih topik penelitian yang sesuai dengan minatnya;

- mahasiswa menetapkan target-target pengerjaan skripsi yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah namun menantang sesuai dengan kemampuannya, serta membuat langkah-langkah yang jelas agar dapat mencapai target-target tersebut; - mengembangkan interaksi yang terbuka dan dua arah antara pembimbing dan

(10)

10

- mendorong mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kerja, misalnya berdasarkan topik penelitian yang relatif sama agar tercipta support group; serta - memberikan fasilitas-fasilitas yang mendukung bagi pengerjaan skripsi seperti tempat

pengerjaan skripsi yang nyaman, sumber referensi yang lengkap dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Christensen, Larry B. 2007. Experimental Methodology Tenth Edition. Boston : Pearson Education Inc.

Hascher, T. 2010. Learning and Emotion : perspectives for theory and research. European Educational Research Journal, Volume 9 Number 1.

Pekrun, R., Goetz, T., Frenzel, C., Barchfeld, P., & Perry, R. P. 2011. Measuring emotions in

students’ learning and performance : The Achievement Emotions Questionnaire (AEQ).

Contemporary Educational Psychology; 36

Pekrun, R. 2014. Emotions and Learning. International Academy of Education. Australia : International Bureau of Education.

Pekrun, R., Frenzel, A.C., Goetz, T., & Perry, R.P. 2007. The Control-Value Theory of Achievement Emotions : An Integrative Approach to Emotions in Education. Emotion in education, 13-36.

Pekrun, R., Goetz, T., Titz, W., & Perry R.P. 2002. Positive Emotions In Education. Oxford : Oxford University Press, 149-173.

Schutz, P.A., & Pekrun, R. 2007. Emotion in Education. London : Academic Press

Gambar

Tabel 3 Hubungan Achievement Emotion dan Self-Regulation of Learning

Referensi

Dokumen terkait

One reason why some of teachers don’t develop is simply that they don’t stud y any more, after getting the certificate.. According to Henry Giroux, teachers are supposed to

ps 3( aD pGsr liadadm icr€ton) yads adadid:erah.. Siudi Analisa Jasa Publik Lokal. -.. na 1P0R3) metupabi sarah

To decrease the average searching hops and average searching delays in the future Internet network, an improved IIT-FN Chord resource identifier mapping and searching algorithm

memfokuskan penelitian pada nilai- nilai religius dalam novel yang terdapat dalam kompetensi dasar (KD) yang terkait dengan penelitian ini adalah KD 3.9 menganalisis isi

Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat dari suatu bahan galian, penelitian lanjutan sangatlah penting untuk dilakukan minimal sampai pada tahap

Hasil Wawancara dengan Bapak Nurhamudin Ketua BPD Desa Joho : “Masyarakat akan terbantu dengan adanya BUMDes kesempatan dan peluang usaha akan terbuka bagi yang

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah prospektif kohort; subjek dan lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pasien yang menjalankan hemodialisa di

Gaya tersebut dipilih karena gaya ini merupakan gaya yang sedang digemari banyak anak remaja, serta dengan menggunakan pixel art, video game yang dibuat akan memiliki size yang lebih