• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN STRES MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN STRES MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN STRES MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

SKRIPSI

Oleh : Mulia Sulistyowati

201210230311199

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN STRES MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh : Mulia Sulistyowati

201210230311192

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Hubungan Self Efficacy dengan Stres Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi.

2. Nama Peneliti : Mulia Sulistyowati

3. NIM : 201210230311199

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 06 Juni 2016 – 19 Juni 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dr. Iwinarti, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Dr. Diah Karmiyati, M.Si ( )

2. Dr. Nida Hasanati, M.Si ( )

3. Tri Muji Ingarianti, M.Psi ( )

Pembimbing I

Dr. Iswinarti, M.Si

Pembimbing II

Dr. Diah Karmiyati, M.Si

Malang, Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mulia Sulistyowati

Nim : 201210230311199

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

Hubungan Self Efficacy dengan Stres Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan Skripsi

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak

bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 23 Juni 2016

Mengetahui

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat Dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Hubungan Self Efficacy dengan Stres Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi.” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yag sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku ketua program studi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Iswinarti, M.Si selaku pembimbing I yang selalu memberikan nasihat, semangat dan waktunya dalam penyusunan skripsi serta arahan untuk perbaikan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berkualitas.

4. Dr. Diah Karmiyati, M.Si selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, arahan ketika penulis kebingungan dan memberikan perbaikan skripsi secara detail sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M.Psi selaku dosen wali yang telah mencurahkan perhatian, bimbingan, doa, semangat yang sangat berarti bagi penulis.

6. Siti Maimunah, S.Psi., M.A selaku Kepala Laboratorium Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan Santi Ardhani Palupi, S.Psi selaku staff Laboratorium Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendukung dan memberikan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

7. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Kepada seluruh staff dan tata usaha Fakultas Psikologi Universitas muhammadiyah Malang yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Kepada Dr. Dwi Priyo Utomo, M.Pd A.n Wakil Rektor I, Kepala Biro Adm.Akademik Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan ijin pengambilan data penelitian serta dukungan.

10. Kepada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 sebagai sampel dalam penelitian ini.

11. Kepada Bapak, Ibu, Kakak, Adik serta keluarga besar Chodjin dan Dji’an yang telah banyak memberikan doa, perhatian, dukungan, semangat yang tak pernah henti demi kelancaran penyusunan skripsi ini serta bapak dan ibu yang telah menjadi penyemangat sehingga skripsi ini berjalan lancar.

12. Keluarga besar teman-teman kelas C angkatan 2012 dan keluarga besar teman-teman Asisten Laboratorium Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan banyak informasi, dukungan dan semangat kepada penulis.

(6)

iv

14.Kepada keluarga besar alumni Madrasah Mu’allimin Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta khususnya angkatan 86 yang telah memberikan doa dan dukungan serta menjadi penyemangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

15.Kepada Anggota KKN 11 2015 terutama Hanna Fauziya yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya karena tanpa bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan berjalan lancar sesuai target. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, sangat saya harapkan untuk menciptakan karya yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Malang, 23 Juni 2016 Penulis

(7)

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Surat Pernyataan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... vii

ABSTRAK ... 1

PENDAHULUAN ... 2

Stres ... 5

Self Efficacy ... 6

Stres dan Self Efficacy ... 9

Kerangka Berpikir ... 11

Hipotesis ... 11

METODE PENELITIAN ... 12

Rancangan Penelitian ... 12

Subjek Penelitian ... 12

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 12

Prosedur dan Analisa Data Penelitian ... 13

HASIL PENELITIAN ... 14

DISKUSI ... 15

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 17

REFERENSI ... 17

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Uji validitas dan reliabilitas skala setelah try out ... 13

Tabel 2. Deskripsi data stres... 14

Tabel 3. Deskripsi data self efficacy ... 15

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Uji Validitas dan Reliabilitas... 22

Lampiran II. Uji Asumsi ... 26

Lampiran III. Skala penelitian ... 31

Lampiran IV. Blue Print ... 33

Lampiran V. Hasil Analisis Data ... 34

(10)

1

HUBUNGAN

SELF EFFICACY

DENGAN STRES MAHASISWA YANG

SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

Mulia Sulistyowati

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang mulialia02@gmail.com

Stres dapat diartikan sebagai suatu masalah, tuntutan yang membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan membahayakan kesejahterahannya. Tema ini menjadi sangat menarik untuk dibahas ketika subjek penelitian adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan sripsi. Pada saat mengerjakan skripsi mahasiswa mempunyai banyak permasalahan baik dari dalam diri mahasiswa tersebut atau dari lingkungannya sehingga mahasiswa lebih memilih untuk menghindari skripsi karena tidak yakin dengan kemampuannya. Keyakinan akan ketidakmampuan diri ini berkaitan erat dengan tinggi rendahnya self efficacy mahasiswa tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 280 mahasiswa. Alat pengumpulan data berupa kuesioner self efficacy yang terdiri dari 25 item dan kuesioner stres yang terdiri dari 23 item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesa penelitian ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara self efficacy dengan stres pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi (r=0,005; p= 0,928>0,05).

Kata kunci: self efficacy, stres, mahasiswa

Stress can be defined as a problem, which demands extremely burdensome or exceed the capabilities of a person and endanger kesejahterahannya. This theme becomes very interesting to discuss when the research subjects are students who are working sripsi. At the time of student thesis work has a lot of problems both from within the student or of the environment so that students prefer to avoid the thesis because it is not confident with his abilities. The belief in the inability of self is closely related to the level of self-efficacy students. The purpose of this study to determine the relationship of self-efficacy with stress student who was working on a thesis. Research conducted on students of Muhammadiyah University of Malang force in 2012 with a number of research subjects as many as 280 students. Data collection tools such as self-efficacy questionnaire consisting of 25 items and the stress questionnaire consisting of 23 items. The results showed that the research hypothesis is rejected, which means there is no relationship between self-efficacy with stress on students who are doing thesis (r = 0.005; p = 0.928> 0.05).

(11)

2

HUBUNGAN

SELF-EFFICACY

DENGAN STRES MAHASISWA YANG

SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

Mulia Sulistyowati

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang Mulialia02@gmail.com

Stres merupakan suatu fenomena yang dapat mengenai semua organisme. Pada masyarakat sekarang stres merupakan hal yang umum dari sudut pandang fisiologis. Stres hanya

merupakan suatu reaksi terhadap sebuah “Perceived Stimulus” yaitu rangsangan yang dirasakan dan reaksi ini berkemampuan untuk menganggu keadaan homeostatis dari suatu organisme (Tsatsoulis et al. 2006). Stres dapat menganggu kondisi fisik dan kesehatan mental kita. Stres merupakan suatu ketidakseimbangan yang besar antara permintaan yang berupa fisik ataupun psikologis dengan kemampuan respon dimana terjadinya kegagalan untuk memenuhi permintaan yang memberi konsekuensi esensial (Krohne, 2002).

Stresor atau sumber stres adalah keadaan, situasi, obyek atau individu yang dapat menimbukan stres. Secara umum stresor dapat dibagi atas: stresor fisik, sosial, psikologis. Stresor fisik contohnya alah panas, dingin, suara bising, kondisi dan peralatan kerja yang buruk, polusi udara, keracunan makanan dan obat-obatan. Stresor sosial meliputi ekonomi politik, keluarga, jabatan dan karir dan hubungan interpersonal. Stresor psikologis: a. Frsutasi, tidak tercapainya keinginan atau tujuan karena ada hambatan yang dapat menimbukan frustasi dan karenannya seseorang bisa mengalami stres, b. Ketidakpastian, bila seseorang sering berada dalam keraguan dan merasa tidak pasti akan masa depan, atau pekerjaanya, seseorang bisa bingung, tertekan dan akan mengalami stres yang negatif (Soewondo, 2012).

Semua manusia dapat mengalami stres tanpa mengenal batasan usia, jenis kelamin, pekerjaan ataupun status sosial seseorang. Lazarus (dalam Taylor, 2000) mendefinisikan stres sebagai derajat fungsi kesesuaian lingkungan personal seseorang. Lazarus menekankan aspek kognitif stres, yaitu cara seseorang menerima atau menilai lingkungan menentukan apakah terdapat stresor (sumber stres). Menurut Maramis (2009), stres yaitu segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang dapat menganggu keseimbangan kita dan bila kita tidak mampu mengatasinya dengan baik maka akan muncul gangguan pada badan atau jiwa kita. Stres memiliki ciri identik dengan perilaku beradaptasi dengan lingkungannya, dimana lingkungan ini bisa berupa hal di luar diri (outer world), tetapi bisa juga dari dalam diri (inner world). Jadi seseorang dikatakan adaptif jika individu tersebut bisa atau mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan orang lain, tetapi dia juga bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. (Sutardjo, 2007).

(12)

3

tugas-tugas lainnya. Reaksi stres yang bersifat negatif akan membuat mahasiswa menghindar dengan tidak mengerjakan skripsi dan akan melakukan aktivitas lain yang dianggap menarik, dan menunda-nunda tugas yang telah ada. Menurut Agung & Santi (2013) Reaksi stres yang bersifat negatif akibat skripsi jika dibiarkan berlarut-larut menyebabkan mahasiswa tidak dapat segera menyelesaikan skripsinya dan tidak dapat segera lulus dari bangku kuliah, stres yang dibiarkan terus-menerus akan dapat mengakibatkan reaksi fisik atau psikologis pada mahasiswa.

Mahasiswa dapat mengalami stres dalam menjalankn kegiatan perkuliahan. Hal ini di dukung oleh fenomena yang terjadi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mengalami tekanan dalam menyelesaikan tugas akhir. Hasil observasi dan interview yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang mengerjakan skripsi mengalami banyak permasalahan yang sama seperti kesulitan menemui dosen pembimbing, kesulitan dalam proses pengambilan data penelitian, kesulitan dalam mencari subjek, kesulitan mencari referensi, adanya data yang hilang. Pada dasarnya mahasiswa mampu mengatasi hambatan atau tekanan dalam permasalahan yang dihadapi saat mengerjakan skripsi namun kebanyakan mahasiswa cenderung untuk menghindar dan takut akan ketidaksesuaian hasil yang diharapkan oleh mahasiswa itu sendiri. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang dapat berkembang menjadi perasaan negatif yang menimbulkan ketegangan dan stres, pada akhirnya mahasiswa lebih memilih untuk menghindari skripsi karena perasaan takut, kekhawatiran dan ragu-ragu tersebut akan menimbulkan persepsi ketidakmampuan untuk menyelesaikannya. Menurut Agung & Santi (2013) Persepsi atau keyakinan akan ketidakmampuan diri ini berkaitan erat dengan tinggi rendahnya self efficacy mahasiswa tersebut.

Self efficacy adalah penilaian kognitif yang kompleks tentang kemampuan individu di masa mendatang untuk mengorganisirkan dan memilih tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tertentu (Konfer dalam Gist & Mitchell 1992). Self efficacy yang kuat dalam diri individu mendasari pola pikir, perasaan, dan dorongan dalam dirinya untuk merefleksikan segenap kemampuan yang ia miliki. Self efficacy juga memberikan pijakan yang kuat bagi individu untuk pengevaluasian dirinya agar mampu menghadapi tuntutan pekerjaan dan persaingan yang dinamis.

Self efficacy sendiri dapat memunculkan rasa optimis yang akhirnya menimbulkan emosi-emosi positif dan menghindarkan seseorang dari emosi-emosi emosi-emosi negatif seperti depresi (Luszczynska, Scholz, & Schwarzer, 2005). Seseorang yang mempunyai self efficacy tinggi akan membangun suatu kondisi emosional yang baik dan kondusif bagi dirinya untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapinya. Dengan kondisi emosional yang baik inilah, orang tersebut akan lebih siap dalam menangani permasalahan dan mengatasi stres yang dirasakan.

(13)

4

kemampuan dirinya untuk mencapai hasil yang diinginkan maka individu tersebut akan benar-benar memperoleh keberhasilan akademiknya.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Murjito (2003) tentang hubungan antara self efficacy dengan optimisme masa depan , dapat diketahui bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara self efficacy dengan optimisme masa depan. Semakin tinggi self efficacy maka akan semakin tinggi pula optimisme masa depan seseorang. Optimisme berkaitan dengan keyakinan individu. Individu yang mempunyai keyakinan tinggi akan kemampuannya akan mampu memandang masa depan dengan optimisme tinggi.

Penelitian yang di lakukan oleh Cakar (2012) yang bertujuan untuk menguji hubungan antara self efficacy dengan kepuasan hidup dari orang dewasa muda dapat disimpulkan bahwa ketika self efficacy dari dewasa muda meningkat maka kepuasan hidup mereka juga akan menigkat hal ini dapat berdampak pada psikologis, kesejahteraan subjektif dan juga kesejahteraan mental pada dewasa muda tersebut contohnya seperti dalam hal pengambilan keputusan dan juga pemenuhan tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan begitu juga sebaliknya ketika self efficacy dari dewasa muda ini menurun maka kepuasan hidup mereka juga menurun. Hubungan positif antara self efficacy dan kepuasan hidup dapat dipahami oleh fakta bahwa orang-orang dengan self efficacy tinggi memiliki kemampuan untuk mngatasi situasi stres, karena orang-orang ini dilaporkan memiliki sikap “saya bisa melakukan ini” (Azar, Vasudeva & Abdollahi, 2006). Disisi lain, individu yang memiliki self efficacy yang rendah percaya bahwa hal yang mereka lakukan lebih sulit daripada dalam realita yang dapat meningkatkan kecemasan dan stres pada saat yang sama dan waktu yang menyempit (Pajeres, 2002).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yasmin Janjhua, Chaudhary & Chauhan (2014) mengungkapkan bahwa semakin tinggi khasiat kepercayaan diri karyawan mengindikasikan bahwa mereka percaya pada kemampuan dan kompetensi mereka dan memiliki keyakinan penuh bahwa mereka dapat menangani lebih buruk situasi buruk dengan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan. Jenis seperti individu selalu tetap termotivasi dan energik. Tidak termasuk jenis kelamin yang lain variabel demografis memiliki hubungan yang signifikan dengan keyakinan efikasi diri. Hasil yang dihasilkan dari penelitian ini juga mengarah pada kesimpulan bahwa peningkatan self efficacy individu cenderung memiliki pengaruh positif pada mengurangi stres mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Lyrakos (2012) ini adalah salah satu dari sedikit di bidang yang meneliti dengan cara lintas budaya dampak pada mahasiswa dari beberapa faktor sehari-hari yang mempengaruhi kehidupan kita, seperti stres, dukungan sosial dan harga diri. Temuan pada penelitian ini, memang menunjukkan efek pada siswa dengan variabel tersebut. Selain itu juga disajikan perbedaan antara negara-negara yang berbeda. Penjelasan tentang Tingkat Stres Sebuah bunga utama adalah bahwa tingkat stres pada siswa peserta selama studi kedua menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan pertama kalinya.

(14)

5

rendah juga mempunyai harga diri rendah, mereka cenderung mempunyai pemikiran yang pesimistik tentang kecakapan dan perkembangan pribadi mereka. berkaitan dengan pemikiran, maka pemahaman terhadap self efficacy yang kuat akan memudahkan proses kognitif dan kinerja dalam berbagai latar belakang termasuk kualitas pengambilan keputusan dan prestasi akademik.

Berdasarkan banyaknya fenomena mahasiswa yang mengalami stres dalam meyelesaikan skripsi dengan keyakinan akan kemampuan yang mereka miliki dalam menghadapi tekanan stres yang berbeda-beda, maka permasalahan yang akan diteliti oleh peneiti adalah hubungan antara self efficacy dengan stres pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan self efficacy dengan stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber informasi bagi mahasiswa bahwa self efficacy yang tinggi dapat menurunkan stres.

Stres

Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan stres psikologis adalah sebuah hubungan antara individu dengan lingkungan yang dinilai oleh individu tersebut sebagai hal yang membebani atau sangat melampaui kemampuan seseorang dan membahayakan kesejahteraanya. Menurut Maramis (2009), stres yaitu segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang dapat menganggu keseimbangan kita dan bila kita tidak mampu mengatasinya dengan baik maka akan muncul gangguan pada badan atau jiwa kita.

Faktor penyebab gangguan yang disebabkan oleh stres berdasarkan beberapa sudut pandang atau pendekatan.Setiap teori yang berbeda memiliki konsepsi atau sudut pandang yang berbeda dalam melihat penyebab dari berbagai gangguan fisik yang berkaitan dengan stres. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa sudut pandang tersebut.

a. Sudut pandang psikodinamik

Sudut pandang psikodinamik mendasarkan diri mereka pada asumsi bahwa gangguan tersebut muncul sebagai akibat dari emosi-emosi yang direpres. Hal-hal yang direpres akan menentukan organ tubuh mana yang terkena penyakit. Sebagai contoh, apabila seeorang merepres kemarahan, maka berdasarkan pandangan ini kondisi tersebut dapat mmunculkan essensial hypertension (Neale, Davison & Haaga, 1996).

b. Sudut pandang biologis

Salah satu sudut pandang biologis adalh somatic weakness model. Model ini memiliki asumsi bahwa hubungan antara stres dan gangguan psikofisiologis terkait dengan lemahnya organ tubuh individu. Faktor biologis seperti misalnya genetik ataupun penyakit yang sebelumnya pernah diderita membuat suatu organ tertentu menjadi lebih lemah daripada organ lainnya, hingga akhirnya rentan dan mudah mengalami kerusakan ketika individu tersebut dalam kondisi tertekan dan tidak fit (Neale, Davison & Haaga, 1996).

c. Sudut pandang kognitif dan perilaku

(15)

6

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bagaimana seseorang mengatasi kemarahannya ternyata berhubungan dengan penyakit tekanan darah tinggi (Neale, Davison & Haaga, 1996).

Stresor (Sumber Stres)

Menurut Soewondo (2012) Stresor adalah keadaan, situasi, obyek atau individu yang dapat menimbulkan stres. Secara umum stresor dapat dibagi atas stresor fisik, sosial, dan psikologis.

a. Stresor Fisik

Contohnya adalah panas, dingin, suara bisisng, kondisi dan peralatan kerja yang buruk, polusi udara, keracunan makanan, obat-obatan.

b. Stresor Sosial

Stresor sosial, ekonomi, politik, misalnya: inflasi, tak ada pekerjaan, pajak, perubahan teknologi, kejahatan. Keluarga, misalnya: peran jenis kelamis (sex-role), iri, cemburu, kematian anggota keluarga, masalah keuangan, dan nilai-nilai yang berbeda. Jabatan dan Karir, seperti komunikasi, kompetisi, latihan, tenggat waktu. Hubungan interpersonal dan lingkungan, harapan sosial, pelayanan buruk, hubungan teman atau atasan, rasa bersalah dan inferior.

c. Stresor Psikologis

Frustasi, tidak tercapainya keinginan atau tujuan karena ada hambatan yang dapat menimbulkan frustasi dan karenanya seseorang bisa mengalami stres. Ketidakpastian, bila seseorang sering berada dalam keraguan dan merasa tidak pasti akan masa depan, atau pekerjaanya, seseorang bisa bingung, tertekan dan akan mengalami stres yang negatif.

Kehidupan saat ini dengan persaingan yang ketat bisa membuat banyak orang mengalami stres. Salah satu penyebabnya adalah beban pekerjaan yang semakin menumpuk. Bila stres tidak dapat disalurkan dan berkepanjangan maka akan timbul efek negatif seperti keluhan dan gejala yang menganggu. Stres dapat berpengaruh pada kesehatan fisik dan psikologis sehinga bisa mengakibatkan tenaga dan produktivitas menurun, dan menimbulkan tingkah laku yang tidak sesuai.

Gejala – gejala stres

Berikut adalah gejala-gejala stres menurut Cooper, C. L. (Munandar, 2008)

a. Gejala Fisikal

(16)

7

dan perilaku seseorang, oleh karena itu perilaku individu akan berbeda dengan individu lainnya (Alwisol, 2008).

Keyakinan-keyakinan dalam diri mempengaruhi bagaimana manusia berfikir, merasa, memotivasi diri dan bertindak. Self efficacy menjadi faktor penentu tindakan individu melalui proses kognitif yang berberan sebagai mediator self efficacy dengan jalan mempengaruhi manusia mengkonstruksi serta menyusun scenario guna kondisi di masa depan, manusia memotibvasi diri mereka dan mengarahkan perilaku mereka melalui pemikiran masa depan (motivasional), afektif berperan memantabkan diri dalam menghadapi tantangan, dan selektif adalah perilaku memilih yang dipengaruhi oleh keyakinan akan kemampuan diri (Bandura, 1997).

Efikasi diri (self efficacy) adalah ekspektasi dari keyakinan mengenai seberapa jauh seseorang mampu melakukan suatu perilaku dalam situasi tertentu. Efikasi diri yang positif adalah keyakinan untuk mampu melakukan perilaku yang dimaksud, tetapi apabila efikasi diri negatif maka seseorang akan enggan untuk mencoba suatu perilaku tertentu (Friedman dan Schustak, 2006).

Baron & Byrne (2004) menyebutkan efikasi diri (self efficacy) adalah keyakinan seseorang akan kemampuan atau kompetensinya atas kinerja atau tugas yang diberikan, untuk mencapai suatu tujuan, atau mengatasi sebuah hambatan. Sedangkan menurut Woolfolk (2009), efikasi diri merupakan perasaan seseorang bahwa dirinya mampu menangani tugas tertentu dengan efektif.

Menurut Bandura (1997), proses psikologis dalam Efikasi Diri yang turut berperan dalam diri manusia ada 4 yakni proses kognitif, motivasional, afeksi dan proses pemilihan/seleksi.

a. Proses kognitif

Proses kognitif merupakan proses berfikir, didalamya termasuk pemerolehan, pengorganisasian, dan penggunaan informasi. Kebanyakan tindakan manusia bermula dari sesuau yang difikirkan terlebih dahulu. Individu yang memiliki Efikasi Diri yang tinggi lebih senang membayangkan tentang kesuksesan. Sebaliknya individu yang Efikasi Diri-nya rendah lebih banyak membayangkan kegagalan dan hal-hal yang dapat menghambat tercapainya kesuksesan (Bandura, 1997). Bentuk tujuan personal juga dipengaruhi oleh penilaian akan kemampuandiri. Semakin seseorang mempersepsikan dirinya mampu maka individu akan semakin membentuk usaha-usaha dalam mencapai tujuannnya dan semakin kuat komitmen individu terhadap tujuannya (Bandura, 1997).

a. Proses motivasi

Kebanyakan motivasi manusia dibangkitkan melalui kognitif. Individu memberi motivasi/dorongan bagi diri mereka sendiri dan mengarahkan tindakan melalui tahap pemikiran-pemikiran sebelumnya. Kepercayaan akan kemampuan diri dapat mempengaruhi motivasi dalam beberapa hal, yakni menentukan tujuan yang telah ditentukan individu, seberapa besar usaha yang dilakukan, seberapa tahan mereka dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan ketahanan mereka dalam menghadapi kegagalan (Bandura, 1997).

(17)

8

individu yang Efikasi Dirinya rendah, cenderung menganggap kegagalanya diakibatkan kemampuan mereka yang terbatas. Teori kedua, outcomes experience (harapan akan hasil), yang menyatakan bahwa motivasi dibentuk melalui harapan-harapan. Biasanya individu akan berperilaku sesuai dengan keyakinan mereka tentang apa yang dapat mereka lakukan. Teori ketiga, goal theory (teori tujuan), dimana dengan membentuk tujuan terlebih dahulu dapat meningkatkan motivasi. b. Proses afektif

Proses afeksi merupakan proses pengaturan kondisi emosi dan reaksi emosional. Menurut Bandura (1997), keyakinan individu akan coping mereka turut mempengaruhi level stres dan depresi seseorang saat mereka menghadapi situasi yang sulit. Persepsi Efikasi Diri tentang kemampuannya mengontrol sumber stres memiliki peranan penting dalam timbulnya kecemasaan. Individu yang percaya akan kemampuannya untuk mengontrol situasi cenderung tidak memikirkan hal-hal yang negatif. Individu yang merasa tidak mampu mengontrol situasi cenderung mengalami level kecemasan yang tinggi, selalu memikirkan kekurangan mereka, memandang lingkungan sekitar penuh dengan ancaman, membesar-besarkan masalah kecil, dan terlalu cemas pada hal-hal kecil yang sebenarnya jarang terjadi (Bandura, 1997). c. Proses seleksi

Kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu turut mempengaruhi efek dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu kemudian dapat meningkatkan kemampuan, minat, dan hubungan sosial mereka (Bandura, 1997).

Aspek-aspek Self Efficacy

Aspek-aspek self efficacy menurut Bandura (dalam Hamka, 2010)

a. Memiliki kepercayaan diri dalam situasi yang tidak menentu yang mengandung kekaburan dan penuh tekanan.

Self efficacy menekankan pada komponen kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi situasi-situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan dan sering kali penuh dengan tekanan. Keyakinan individu bahwa dapat melaksanakan tugas dengan baik akan menentukan perilaku atau tindakan yang benar-benar akan dilakukan individu tersebut. Seberapa besar usaha yang dilakukan akan menentukan pencapaian tujuan akhir.

b. Memiliki keyakinan mencapai target yang sudah ditentukan.

Seseorang yang mempunyai self efficacy yang tinggi akan menetapkan target yang tinggi dan selalu konsekuen terhadap target tersebut. Individu akan berupaya menetapkan target yang tinggi bila target yang sesungguhnya telah dicapai. Sebaliknya individu dengan self efficacy yang rendah akan menetapkan target awal sekaligus membuat perkiraan pencapaian hasil yang rendah. Individu mengurangi atau bahkan membatalkan target yang akan dicapai apabila menghadapi beberapa rintangan dan pada tugas berikutnya akan cenderung menetapkan target yang lebih rendah lagi. c. Memiliki keyakinan kemampuan menumbuhkan motivasi, kemampuan kognitif dan

melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil.

(18)

9

yang sulit maka dibutuhkan motivasi dan kemampuan kognitif serta tindakan yang tepat untuk mencapai hasil yang lebih baik.

d. Memiliki keyakinan akan kemampuan dalam mengatasi masalah atau tantangan yang muncul.

Self efficacy juga terkait dengan kemampuan individu dalam mengatasi masalah atau tantangan yang muncul. Jika keyakinanya tinggi dalam menghadapi masalah maka seseorang akan mengusahakan dengan sebaik-baiknya untuk mengatasi masalah tersebut. Sebaliknya apabila individu tidak yakin terhadap kemampuannya dalam menghadapi situasi yang sulit atau muncul, maka kemungkinan kegagalan akan terjadi.

Pengukuran Self Efficacy

Bandura (dalam Alwisol, 2008) mengatakan bahwa pengukuran self efficacy yang dimiliki seseorang mengacu pada tiga dimensi, yaitu:

a. Magnitude, yaitu suatu tingkat ketika seseorang meyakini usaha atau tindakan yang dapat ia lakukan.

b. Strength, yaitu suatu kepercayaan diri yang ada dalam diri seseorang yang dapat ia wujudkan dalam meraih performa tertentu.

c. Generality, diartikan sebagai keleluasaan dari bentuk self efficacy yang dimiliki seseorang untuk digunakan dalam situasi lain yang berbeda.

Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secra mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan (Ganda, 2004). Para psikolog merujuk masa antara masa remaja dan dewasa sebagai tumbuh dewasa. Masa ini biasanya antara usia 18 hingga 25 tahun ditandai dengan pencarian identitas melalui pekerjaan dan relasi yang terjalin, ketidakstabilan, dan fokus pada diri sendiri.

Berdasarkan pendapat diatas, diketahui bahwa keyakinan diri adalah representasi mental dan kognitif individu atas realitas, yang terbentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan masa kini, dan disimpan dalam memori. Dalam jangka panjang keyakinan ini mempengaruhi cara-cara sosialisasi yang akan dilakukan serta cara pandang seseorang terhadap kualitas dirinya sendiri, yang baik ataupun yang buruk.

Stres dan Self Efficacy

Mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur 18-25 tahun. Dalam usia tersebut mahasiswa mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Sosok mahasiswa

juga “kental” dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwan yang dimiliki dalam melihat

(19)

10

Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang dapat menganggu keseimbangan diri kita, apabila kita tidak mampu mengatasinya dengan baik maka akan mengalami ketegangan pada fisik, psikologis, dan prilaku. Bentuk ketegangan ini dapat membuat produktivitas menurun sehingga akan muncul rasa sakit dan gangguan-gangguan mental (Maramis, 2009; Feldman, 1989).

Self efficacy berperan penting dalam menghadapi kondisi stres pada mahasiswa untuk mencapai tujuan dan target yang sudah ditentukan. Self efficacy adalah perasaan, keyakinan, persepsi, kepercayaan terhadap kemampuan dalam mengatasi suatu situasi tertentu yang nantinya akan berpengaruh pada cara individu menangani situasi tersebut.

Mahasiswa yang memiliki self efficacy tinggi dalam mengerjakan skripsi akan mengalami stres yang rendah, karena mahasiswa tersebut mempunyai percaya diri pada situasi yang tidak menentu dan penuh tekanan, mempunyai keyakinan akan kemampuan diri dalam menyelesaikan dan menghadapi masalah, mempunyai keyakinan akan kemampuan untuk mencapai target yang ditetapkan dan mempunyai keyakinan akan kemampuan kognitif sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan dapat melakukan tindakan untuk mencapai hasil. Begitu juga sebaliknya mahasiswa yang memiliki self efficacy rendah akan mengalami stres tinggi karena mahasiswa tersebut kurang yakin pada situasi yang tidak menentu dan penuh tekanan, kurang yakin akan kemampuan diri dalam menyelesaikan serta menghadapi masalah, kurang yakin akan kemampuan untuk mencapai target yang ditetapkan, kurang yakin akan kemampuan kognitif dalam menumbuhkan motivasi dan melakukan tindakan untuk mencapai hasil.

(20)

11

Hipotesis

Terdapat hubungan negatif antara self efficacy dengan stres. Jika self efficacy tinggi maka tingkat stres rendah begitu juga sebaliknya, jika self efficacy rendah maka tingkat stres tinggi.

Mahasiswa yang sedang mengerjakan Skiripsi

Stres rendah

Self efficacy

1. Percaya diri pada situasi yang tidak menentu dan penuh tekanan.

2. Yakin akan kemampuan diri dalam menyelesaikan dan menghadapi masalah.

3. Yakin akan kemampuan untuk mencapai target yang

ditetapkan.

4. Yakin akan kemampuan kognitif, menumbuhkan motivasi dan melakukan tindakan untuk mencapai hasil.

1. Kurang yakin pada situasi yang tidak menentu dan penuh tekanan.

2. Kurang yakin akan kemampuan diri dalam menyelesaiakan dan menghadapi masalah.

3. Kurang yakin akan kemampuan untuk mencapai target yang ditetapkan.

4. Kurang yakin akan kemampuan kognitif dalam menumbuhkan motivasi dan melakukn

tindakan untuk mencapai hasil. Tinggi

(21)

12

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pada meode kuantitatif ini, menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika dalam rangka menguji hipotesis antara variabel yang diteliti. Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif korelasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara dua variabelnya dan juga untuk menguji signifikansinya (Azwar, 2010; Arikunto, 2010).

Subjek Penelitian

Populasi dari keseluruhan subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 yang sedang mengerjakan skripsi. Sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel dapat diambil jika populasinya besar (sugiyono, 2007) untuk menentukan sampel maka diperlukan suatu teknik pengambilan sampel sehingga bagian populasi yang akan dijadikan sampel dapat mewakili karakteristik populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel pada penelitian menggunakan proporsive sampling yaitu untuk menetapkan ciri dan tujuan.

Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan pedoman tabel Issac dan Michael. Sesuai dengan tabel Issac dan Michael, penelitian dengan taraf 5% dari populasi sebanyak 1336, maka diambil sampel sebanyak 279 (Sugiyono, 2007).

Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah stres. Stres diungkap berdasarkan teori Maramis (2009), yaitu segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri yang dapat menganggu keseimbangan kita dan bila kita tidak mampu mengatasinya dengan baik maka akan muncul gangguan pada badan atau jiwa kita. Skala ini diadaptasi dari Nugraheni (2012), didalam skala ini terdapat tiga aspek yang diungkap yaitu: a. Gejala fisik, b. Gejala psikologis, dan c. Gejala keperilakuan. Demikian pada skala stres ini terdapat 36 item valid dengan indeks validitas 0,326-0,767 dan reliabilitas 0,865.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah self-efficacy. Self efficacy merupakan keyakinan mahasiswa dengan kemampuan mereka untuk menghasilkan suatu pencapaian. Skala yang digunakan untuk mengukur self efficacy adalah adaptasi dari skala Hamka (2010). Aspek dari skala tersebut adalah 1. Memiliki kepercayaan diri dalam situasi yang tidak menentu yang mengandung kekaburan dan penuh tekanan, 2. Memiliki keyakinan mencapai target yang sudah ditentukan, 3. Memiliki keyakinan kemampuan menumbuhkan motivasi, kemampuan kognitif dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil, 4. Memiliki keyakinan akan kemampuan dalam mengatai masalah atau tantangan yang muncul. Pada skala ini terdapat 40 item valid dengan indeks validitas 0,311-0,639 dan indeks reliabilitas 0,907.

Skala yang digunakan adalah model likert atau lebih dikenal dengan metode rating yang digunakan prosedur perskalanya berdasarkan pada:

(22)

13

2. Jawaban yang diberikan individu yang mempunyai penilaian positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dan pada yang jawaban oleh responden yang mempunyai nilai negatif (Azar, 2007).

cara memberikan penilaian jawaban terhadap pernyataan yang mendukung (favorable) bergerak dari 4 sampai 1.

a. Nilai 4 jika jawaban SS (Sangat Sesuai) b. Nilai 3 jika jawaban S (Sesuai)

c. Nilai 2 jika jawaban TS (Tidak Sesuai)

d. Nilai 1 jika jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai)

Dan pada pernyataan unfavorable dengan penilaian bergerak dari 1 sampai 4. a. Nilai 1 jika jawaban SS (Sangat Sesuai)

b. Nilai 2 jika jawaban S (Sesuai)

c. Nilai 3 jika jawaban TS (Tidak Sesuai)

d. Nilai 4 jika jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai)

Tabel 1

Validitas dan Relibilitas Skala Setelah Try Out Variabel Jumlah Item

Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukannya try out maka diperoleh jumlah item valid pada skala stres 23 item dengan indeks validitasnya 0,355-0,616 dan dengan reliabilitas 0,880. Pada skala self efficacy diperoleh jumlah item valid sebanyak 25 item dengan indeks validitas 0,319-0,613 dan reliabilitasnya 0,864.

Prosedur dan Analisis Data

(23)

14

laporan penelitian, tahap dimana penelitian telah selesai dilaksanakan dan membuat laporan penelitian sesuai dengan format yang ditetapkan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment. Korelasi product moment ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang sama-sama berjenis interval (Winarsunu, 2002).

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 280 mahasiswa angkatan 2012 Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang mengerjakan skripsi. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 106 mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki dan 174 mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.

Sebelum melakukan uji korelasi, peneliti terlebih dahulu melakukan uji kenormalan dan homogenitas data. Pengambilan keputusan hasil uji kenormalan data dengan one-sample kolmogrof-smirnov test dengan melihat nilai signifikasi yang menunjukkan 0,882 > 0,05 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan profit data semacam ini maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi.

(24)

15

Tabel 3

Deskripsi Data Self Efficacy

Jenis Kelamin Sel Efficacy Total

Rendah Tinggi

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 280 subjek penelitian, terdapat 135 subjek atau 48,2% yang memiliki self efficacy rendah dan terdapat 145 subjek atau 51,8% yang memiliki self efficacy tinggi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin yaitu terdapat 54 atau 19,3% pada laki-laki dan 81 atau 28,9% pada perempuan yang memiliki self efficacy rendah dan terdapat 52 atau 18,6% pada laki-laki dan 93 atau 33,2% pada perempuan yang memiliki self efficacy tinggi.

Tabel 4

Korelasi Self Efficacy dengan Stres

Variabel r R² P

Self Efficacy dengan Stres

0,005 0,86 0,928

Berdasarkan hasil analisis korelasi diatas, ternyata tidak ada hubungan antara self efficacy dengan stres pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Hal ini dapat dilihat dari nilai r=0,005 dengan taraf signifikansi p= 0,928 (>0,05).

DISKUSI

Penelitian ini berfokus pada pengujian bagaimana hubungan self efficacy dengan stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa hipotesa peneliti ditolak, dengan angka korelasi (r) sebesar 0,005 dan nilai signifikansi 0,928 > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel yaitu self efficacy dengan stres pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

(25)

16

akan masa depan, merasa kesepian, kualitas makanan, kelas yang tidak nyaman dan tidak tersedia sarana belajar (Shah et al., 2006).

Faktor penyebab gangguan yang disebabkan oleh stres berdasarkan beberapa sudut pandang atau pendekatan pada setiap teori yang berbeda memiliki konsepsi atau sudut pandang yang berbeda. Salah satunya adalah sudut pandang kognitif dan perilaku. Sudut pandang kognitif menekankan pada bagaimana individu mempersepsi dan bereaksi terhadap ancaman dari luar. Seluruh persepsi individu dapat menstimulus aktivitas sistem simpatetik dan pengeluaran hormon stres. Munculnya emosi yang negatif seperti perasaan cemas, kecewa dapat membuat sistem ini tidak berjalan dengan lancar dan pada suatu titik tertentu akhirnya memunculkan penyakit. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bagaimana seseorang mengatasi kemarahannya ternyata berhubungan dengan penyakit tekanan darah tinggi (Neale, Davison & Haaga, 1996).

Adapun salah satu aspek menurut Bandura (dalam Hamka, 2010) yang mengungkapkan bahwa self efficacy yang tinggi memiliki keyakinan kemampuan menumbuhkan motivasi, kemampuan kognitif dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil. Motivasi, kemampuan kognitif, dan ketetapan dalam bertindak sangat diperlukan sebagai dasar untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Jika berhadapan dengan tugas yang sulit maka dibutuhkan motivasi dan kemampuan kognitif serta tindakan yang tepat untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan hasil pada penelitian ini tidak terdapat suatu hubungan antara self efficacy dengan stress. Karena semakin tinggi self efficacy maka semakin banyak tuntutan yang diterima untuk dapat mencapi hasil kerja yang optimal dengan begitu stress pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi juga akan meningkat ketika hasil tersebut tidak menunjukkan hasil yang optimal.

Menurut Bandura (1997), proses psikologis dalam efikasi diri yang turut berperan dalam diri manusia ada 4 yakni proses kognitif, motivasional, afeksi dan proses pemilihan/seleksi. Salah satunya proses seleksi yaitu kemampuan individu untuk memilih aktivitas dan situasi tertentu turut mempengaruhi efek dari suatu kejadian. Individu cenderung menghindari aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu kemudian dapat meningkatkan kemampuan, minat, dan hubungan sosial mereka (Bandura, 1997).

Menurut Atkinson (dalam Rettob, 2008:23) faktor-faktor penyebab stress dapat dibedakan menjadi faktor internal yang terdiri atas keadaan fisik, perilaku, kognisi atau standar yang terlalu tinggi, dan emosional. Sedangkan faktor eksternal yang terdiri atas lingkungan fisik seperti kebisingan, polusi dan penerangan, lingkungan pekerjaan seperti pekerjaan yang diulang-ulang, dan lingkungan sosial budaya seperti kompetisi.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan adanya penelitian yang mengemukakan bahwa faktor eksternal yang paling dominan mempengaruhi stress dalam penyusunan skripsi adalah lingkungan sosial, seperti lingkungan keluarga ataupun di lingkungan kampus, dan faktor internal yang paling dominan mempengaruhi stress dalam penyusunan skripsi adalah kemampuan intelektual ( Sudarya, Bagia & Suwendra 2014).

(26)

17

stres, terutama bagi individu yang selalu ingin tampil sempurna (perfectionist). Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya akan mendorong individu itu untuk menyempurnakannya, sementara pekerjaan yang diembannya cukup banyak sehingga menyita waktu yang banyak pula. Oleh karena itu, individu yang perfectionist memiliki keyakinan atau self efficacy yang tinggi dan memiliki potensi yang lebih besar untuk mudah terserang stres dalam hidupnya karena hasil yang ingin dicapai tidak menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dialami oleh perempuan maupun pria tetapi perempuan lebih cepat stres dan berubah mood (suasana hati) daripada pria. Perempuan memang memiliki tingkat depresi, gangguan stres dan masalah kecemasan yang lebih tinggi daripada pria.

Self efficacy pada penelitian ini merupakan self efficacy secara umum sehingga hal inilah dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil penelitian yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara self efficacy dengan stres pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Karena tidak hanya faktor skripsi yang dapat mempengaruhi self efficacy individu melainkan banyak faktor lain yang mempengaruhi.

Pada proses penyebaran skala peneliti menggunakan dua metode yaitu menyebarkan secara langsung dan menyebarkan skala tidak langsung dengan menggunakan media sosial. Dalam proses penyebaran skala melalui media sosial peneliti tidak bisa mengobservasi subjek secara langsung untuk pengisian skala tersebut, sehingga hal ini bisa menjadi salah satu alasan bahwa hasil penelitian ini tidak ada hubungan

Adapun faktor lain yang mempengaruhi hasil dalam penelitian ini tidak berhubungan adalah peneliti kurang menspesifikkan stres yang dialami mahasiswa. Dalam proses pengerjannya mahasiswa memiliki stres yang berbeda dari mulai menentukan judul, mencari referensi, mengerjakan BAB I hingga proses mengerjakan skripsi selesai. Faktor itulah yang bisa menjadi salah satu alasan bahwa penelitian ini tidak ada hubungan.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa hipotesa penelitian ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara self efficacy dengan stres pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema-tema yang hampir sama dengan penelitian ini, diharapkan untuk lebih memperhatikan karakteristik subjek yaitu dengan menentukan jumlah yang sama antara laki-laki dan wanita. Pada peneliti yang ingin meneliti dengan variabel yang sama disarankan untuk menggunakan subjek yang berbeda dan juga bisa menggabungkan salah satu variabel pada penelitian ini dengan variabel yang lain seperti perfectionist.

REFERENSI

Agung A. G., & Santi B. M. (2013). Hubungan kecerdasan emosi dan self efficacy dengan tingkat stres mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Jurnal Penelitian Psikologi, 17 (2), 1-6.

(27)

18

Arikunto, S. (2007). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Azar, I. A. S., Vasudeva, P., & Abdollahi, A. (2006). Relationship between quality of life, hardiness, self-efficacy and self-esteem amongst employed and unemployed married women in zabol. Iran J Psychiatry, 1, 104-111. Retrieved from http://journals.tums.ac.ir

Azwar, S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Bandura, A. (1997). Self efficacy: the exercise of control. New York: W.H Freeman and Company.

Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi sosial. Jilid 1. Edisi 10. Jakarta: Erlangga.

Cakar, F. S. (2012). The relationship between the self-efficacy and life satisfaction of young adults. Turkey: Canadian Center of Science and Education. 5 (6), 123-130.

Feist, J., & Feist, G.J. (2009). Theories of personality. Seventh Edition. Baston: McGraw Hill.

Feldman, R.S. (1989). Adjustment : applying psychology in complex world. New York : Mc Graw-Hill.

Friedman, H. S., & Schustack, M. (2006). Kepribadian: teori klasik dan riset modern. Jakarta: Erlangga.

Ganda, Y. (2004). Petunjuk praktis cara mahasiswa belajar di perguruan tinggi. Jakarta: Grasindo.

Gist, M. E., dan Mitchell. (1992). Self efficacy: a theoretical analysis of is determinants and malleability, Academy of Management Review, 17 ( 2), 183-211.

Hamka. (2010). Hubungan self efficacy terhadap minat entrepreneur pada mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi univeristas muhammadiyah malang. Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Krohne, H. W. (2002). Stres and coping theories: Universitat Mainz Germany. Psychological Bulletin, 1 - 13.

Lazarus, R S and Folkman, S, (1984). Stres, appraisal, and coping. New York: Springer.

Luszczynska, A., Scholz, U., & Schwarzer, R. (2005). The general self efficacy scale: multicultural validation studies. The Journal of Psychology. 139 (5), 439-457.

Lyrakos, D. G. (2012). The impact of stres, social support, self efficacy and coping on university students, a multicultural european study. Eropa: Maastricht University. 3 (2), 143-149.

(28)

19

Maramis. (2009). Catatan ilmu kedokteran jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga.

Murjito. (2003). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa baru. (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Neale, J. M., Davidson, G. C., Haaga, D. A. F. (1996). Exploring abnormal psychology. New York: John Willey & Sons.

Nugraheni, W. P. (2012). Tingkat stres pada kepolisian lalu lintas di polres malang. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Pajares, F. (2002). Self-Efficacy, overview of social cognitive theory and self-efficacy. Journal of Internet Psychology, (online). From http://www.positivepractise.com/efficacy/self efficacy/html.

Rettob. (2008). Identifikasi faktor-faktor penyebab stres terhadap stres mahasiswa yang sedang menempuh skripsi di Universitas Katolik Soegijapranata: studi kasus pada mahasiswa fakultas ekonomi jurusan manajemen dan jurusan akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata semarang. Semarang: jurusan manajemen fakultas ekonomi universitas katolik soegijapranata semarang.

Schwarzer, R., & Hullum, S. (2008). Perceived teacher self efficacy as a predictor of job stres and burnout: mediation analyses. Ralf Schwarzer Freie Universitat Berlin, Germany. Suhair Hallum Tishreen University, Lattakia, Syiria.

Shah M., Hasan S., Malik S., & Screeramareddy C. T. (2006). Perceived stress, sources and severity of stress among medical undergraduates in a pakistani medical school. BMC Medical Education.

Soewondo, S. (2012). Stres, manajemen stres, dan relaksasi progresif. Jakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.

Sudarya I. Wayan., Begia I. Wayan., & Suwendra I. Wayan. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada mahasiswa dalam penyususnan skripsi jurusan manajemen UNDIKSHA angkatan 2009. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha jurusan Manajemen.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susantoro, A. A. (2003). Sejarah press mahasiswa indonesia. (on-line). Available FTP:http://www.Persmahawana.Fanspace.com/

Sutardjo, A.W. (2007). Pengantar psikologi klinis. Bandung: PT. Refika Aditama.

(29)

20

Tsatsoulis et al. (2006) Genetic variants of sex hormone-binding globulin and their biological consequences. Greece: University of Loannina.

Turner, et al. (2009). The influence of parenting styles, achievement motivation, and self efficacy on academic performance in college students. Heffer is a Clinical Associate Professor of Psychology at Texas A&M University.

Woolfolk, Anita . (2009). Educational psychology : active learning edition. Edisi kesepuluh. Cetakan pertama. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

(30)

21

(31)

22

LAMPIRAN I

UJIA VALIDITAS DAN RELIABILITAS Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Stres

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(32)

23

Cronbach's Alpha N of Items

,880 23

(33)

24

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(34)

25

Cronbach's Alpha N of Items

(35)

26

LAMPIRAN II UJI ASUMSI Normalitas Komogrov dan Kurva

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 Self Efficacyb . Enter

a. Dependent Variable: Stress

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,005a ,000 -,004 8,176

a. Predictors: (Constant), Self Efficacy

b. Dependent Variable: Stress

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,543 1 ,543 ,008 ,928b

Residual 18585,042 278 66,853

Total 18585,586 279

(36)

27

b. Predictors: (Constant), Self Efficacy

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 64,953 5,057 12,844 ,000

Self Efficacy ,006 ,069 ,005 ,090 ,928

a. Dependent Variable: Stress

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 65,26 65,56 65,41 ,044 280

Residual -20,550 24,587 ,000 8,162 280

Std. Predicted Value -3,239 3,381 ,000 1,000 280

Std. Residual -2,513 3,007 ,000 ,998 280

a. Dependent Variable: Stress

(37)

28

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 280

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 8,16168212

Most Extreme Differences

Absolute ,053

Positive ,053

Negative -,039

Kolmogorov-Smirnov Z ,882

Asymp. Sig. (2-tailed) ,417

a. Test distribution is Normal.

(38)

29

(39)

30

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144

Saya Mulia Sulistyowati mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Psikologi pada program Sarjana Strata 1 Universitas Muhammadiyah Malang. Ditengah kesibukan saudara saat ini, perkenankanlah saya memohon bantuan saudara untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi pernyataan skala yang telah saya lampirkan.

Jawablah setiap nomor pernyataan sesuai keadaan, perasaan, dan pikiran anda. Kerjasama saudara sangat saya butuhkan sebagai sarana penelitian dalam penyusunan skripsi. Penelitian ini sangat mengharapkan kejujuran dan keseriusan dalam memberikan jawaban. Jawaban sama sekali tidak mempengaruhi hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas maupun pekerjaan anda dan peneliti menjamin kerahasiaan saudara.

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan.

2. Didalam skala ini akan disajikan sejumlah pernyataan, bacalah setiap pernyataan dengan teliti. Tugas anda adalah memilih salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda. Jawaban diberikan dengan memberikan tanda centang () pada kolom yang telah disediakan disetiap butir-butir pernyataan. Dan setiap butir pernyataan jangan sampai terlewati. Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut:

SS : bila anda Sangat Sesuai dengan pernyataan yang ada S : bila anda Sesuai dengan pernyataan yang ada

TS: bila anda Tidak Sesuai dengan pernyataanyang ada

STS : bila anda Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan yang ada 3. Anda diharapkan menjawab semua pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan. 4. Angket ini bukanlah suatu tes, jadi tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban adalah

benar, asal benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri anda.

5. Kesungguhan dan jawaban yang sesuai keadaan yang sebenarnya dalam memilih tanggapan sangat menentukan kualitas penelitian ini.

IDENTITAS DIRI

Nama :

NIM :

Fakultas :

Jenis Kelamin :

(40)

31 Skala I

No Pernyataan Pilihan

SS S TS STS

1 Detak jantung saya terasa lebih cepat ketika mendekati deadline saat mengerjakan skripsi.

2 Interaksi dengan dosen pembimbing membuat saya merasa tegang dalam proses menyelesaikan skripsi.

3 Saya tetap merasa santai dan tidak tegang saat ada konflik dengan dosen pembimbing.

4 Kepala saya terasa sakit ketika skirpsi yang saya kerjakan tidak menunjukan hasil yang maksimal.

5 Tidak adanya interaksi yang baik dengan dosen pembimbing membuat saya mengalami ketegangan dalam mengerjakan skripsi.

6 Saya akan merasa cemas ketika sedang menunda-nunda mengerjakan skripsi.

7 Saya merasa tetap santai dalam menghadapi perbedaan pendapat dengan dosen pembimbing.

8 Rasa sakit kepala saya mudah muncul ketika tidak segera menemukan solusi dalam menghadapi kendala saat mengerjakan skripsi.

9 Saya merasa cemas saat kurang bisa mengontrol emosi ketika bimbingan skripsi.

10 Saya merasa gelisah saat literatur sult ditemukan.

11 Saya tidak merasa pusing meskipun skirpsi yang saya kerjakan sedang mengalami permasalahan.

12 Saya tidak mengalami kegelisahan meskipun sedang mengalami konflik dengan dosen pembimbing.

13 Saya merasa ada peningkatan detak jantung ketika skripsi saya hilang.

14 Saya merasa cemas ketika berinteraksi dengan dosen pembimbing.

15 Skirpsi yang tidak segera saya selesaikan membuat saya merasa gelisah.

16 Detak jantung saya stabil meskipun skripsi saya tidak selesai dalam waktu yang ditentukan.

17 Saya tidak mengalami kecemasan meskipun kurang berkonsultasi denga dosen pembimbing.

18 Saya tidak pernah merasa tertekan selama mengerjakan skirpsi. 19 Saya tidak mengalami sakit kepala berat saat menghadapi

tekanan yang berlebihan dalam mengerjakan skripsi.

20 Saya mampu tetap tenang meskipun skripsi saya tidak selesai dalam waktu yang ditentukan.

21 Saya merasa mulas ketika hendak menemui dosen pembimbing. 22 Saya sulit tidur ketika mempunyai permasalahan dengan dosen

pembimbing.

(41)

32 Skala II

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya yakin dengan setiap keputusan yang diambil.

2 Saya merasa senang mengerjakan suatu pekerjaan yang diberikan kepada saya meskipun itu sulit.

3 Saya tidak dapat mengerjakan suatu pekerjaan yang diberikan kepada saya meskipun itu sulit.

4 Saya yakin dapat mengerjakan tugas tertentu dengan lebih baik meskipun dalam keadaan sulit.

5 Saya yakin dapat mencari solusi yang tepat jika terdapat perbedaan pendapat.

6 Saya akan menghindar jika ada perselisihan dengan teman.

7 Saya yakin dapat mengerjakan tugas dengan tenang meskipun dengan orang-orang yang belum saya kenal.

8 Saya kurang percaya diri dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan harapan yang saya inginkan.

9 Saya yakin dalam mengerjakan tugas saya dapat mencapai target yang sudah saya tentukan.

10 Saya tidak yakin dapat memenuhi target yang sudah ditetapkan untuk mencapai hasil yang maksimal.

11 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas dengan cepat meskipun itu sulit.

12 Saya kurang mampu menyelesaikan pekerjaan jika waktu yang diberikan kepada saya sangat sedikit.

13 Saya yakin dengan kemampuan saya, saya dapat mencapai target yang sudah ditentukan.

14 Saya akan bekerja keras untuk menyelesaikan tugas saya demi untuk mencapai target yang sudah saya tentukan.

15 Sulit bagi saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

16 Saya merasa harapan untuk mencapai hasil yang baik, sulit untuk

19 Saya akan berhenti berkreasi jika saya menemui kegagalan.

20 Saya tidak bisa menyelesaikan tugas saya jika saya mendapat kesulitan.

21 Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki akan dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

22 Saya yakin mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan keinginan-keinginan saya meskipun waktunya sedikit.

23 Saya ragu dengan kemampuan saya untuk menyelesaikan tugas-tugas saya sesuai dengan keinginan saya.

24 Saya ragu dengan kemampuan saya dalam mengahadapi tantangan atau masalah yang ada.

(42)

33 LAMPIRAN VI

BLUE PRINT

Blue Print Skala Stres

No Indikator Favorable Unfavorable Total

1 Gejala Fisik 1, 5, 9, 14 3, 17 6

2 Gejala Psikologis 2, 6, 10, 15, 20, 22

12, 18 8

3 Gejala Prilaku 4, 8, 13 7, 11, 16, 19, 21,

23

9

Jumlah 13 10 23

Blue print skala Self Efficacy

No Aspek Item Favorable Item Unfavorable Total

1 Memiliki kepercayaan diri dalam situasi yang tidak menentu yang mengandung kekaburan dan penuh tekanan.

1, 2, 4, 5, 7 3, 6, 8 8

2 Memiliki keyakinan mencapai target yang sudah ditentukan.

9, 11, 13, 14 10, 12, 15 7

3 Memiliki keyakinan kemampuan

menumbuhkan motivasi,

kemampuan kognitif dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil.

18 16, 17, 19 4

4 Memiliki keyakinan akan kemampuan dalam mengatasi masalah atau tantangan yang muncul.

(43)

34

Je nis Kelamin * Self Efficacy Crosstabulation

54 52 106

Je nis Kelamin * Self Efficacy Crosstabulation

(44)

35

Descriptiv e Statistics

73.00 7.099 280 65.41 8.162 280 Self Efficacy

Stress

Mean Std. Deviation N

Korelasi Self Efficacy dengan Stres

Corre lations

1 .005 . .928 280 280 .005 1 .928 . 280 280 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Self Efficacy

Stress

(45)

36 LAMPIRAN VI

(46)

Gambar

Tabel 4. Uji Korelasi Self Efficacy dengan Stres ...............................................................15
Tabel 2 Deskripsi Data Stres
Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul Pengaruh Pelatihan Self-efficacy Untuk Meningkatkan Derajat Self-Efficacy Pada Mahasiswa Yang Sedang Dalam Mengerjakan Skripsi Di Fakultas Psikologi

Hubungan Antara Self-Efficacy Dalam Mencegah Serangan Asma Dengan Stres Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu..

Sebanyak 13.3% (2 orang) mahasiswa Fakultas Psikologi lainnya yang sedang mengerjakan skripsi dalam 1 semester menunjukkan tingkah laku yang merujuk pada self-efficacy belief

Berdasarkan uji korelasi ditemukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang

Skripsi ini berjudul ” Hubungan self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi ” yang diajukan untuk memenuhi

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dan bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang

Sedangkan bila self efficacy tinggi maka individu akan memiliki keyakinan dan kemantapan yang kuat terhadap kemampuannya untuk mengerjakan suatu tugas dan akan terus