8
2.1 Tinjauan Teori
Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti
banyak dan media berarti media atau perantara. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan. Multimedia juga mempunyai komunikasi interaktif yang tinggi. Bagi pengguna komputer
Multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat
disajikan melalui audio atau video, teks, grafik dan animasi.
Multimedia dapat digambarkan sebagai suatu kombinasi data atau
media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik.
“Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks (McCormick 1996) atau Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001).
Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link yang memungkinkan pemakai melakukan
navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Definisi ini
terkandung empat komponen penting Multimedia sebagai berikut.
Multimedia harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat
dan didengar. Multimedia, harus ada link yang menghubungkan pemakai dengan informasi. Multimedia, harus ada alat navigasi yang membantu pemakai menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Multimedia menyediakan tempat kepada pemakai untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dengan ide Jika salah satu komponen tidak ada, maka tidak bisa disebut Multimedia dalam arti luas, Misalnya jika tidak ada komputer untuk berinteraksi, maka itu namanya media campuran, bukan Multimedia. Multimedia Kalau tidak ada alat navigasi yang memungkinkan untuk memilih jalannya suatu tindakan maka itu namanya film, bukan Multimedia.
2.1.1 Film
Film adalah rangkaian frame gambar yang di putar dengan cepat. Film terdiri dari masing-masing frame yang merupakan rekaman tahapan-tahapan dari suatu gerakan dan berisikan suatu cerita atau kejadian.
Film secara umum dibagi menjadi 3 jenis :
2.1.1.1 Film Dokumenter
Film Dokumenter pada dasarnya
menyajikan fakta, yang berhubungan dengan tokoh, pristiwa, lokasi secara nyata.
Gambar 2.1 Contoh Film Dokumenter
Sumber: dhoni-blogspot.com
2.1.1.2 Film Fiksi
Film Fiksi terikat dengan plot serta konsep adegan yang telah dirancang sejak awal. Film Fiksi lebih menggunakan imajinasi dan unsur bualan untuk mengemas se-indah mungkin suatu karya film.
Gambar 2.2 Contoh Film Fiksi “Prometheus”
2.1.1.3 Film Eksperimental
Film Eksperimental umumnya bersifat abstrak atau susah dipahami karena sineasnya mengedepankan insting idealisnya melalui symbol-simbol untuk di mengerti oleh penontonnya.
Gambar 2.3 Contoh Film Eksperimental “Enemy”
Sumber: Slate.com
2.1.2 Teori Film Dokumenter
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan atau travelogues yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata Dokumenter kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty.
John Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan realitas, John Grierson mendapat
tentangan dari berbagai pihak, namun pendapatnya tetap relevan sampai saat ini.
Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan upaya serta dibuat untuk berbagai macam tujuan. Film Dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Film Dokumenter dapat disimpulkan bahwa Film Dokumenter tetap berpijak pada hal-hal yang bersifat nyata, fakta dan bisa dipertanggung jawabkan keberadaannya.
2.1.2.1 Jenis Film Dokumenter
Film Dokumenter cukup banyak jenisnya, setiap berbagai jenis film dokumenter memiliki ciri khas tersendiri diantaranya sebagai berikut :
1. Laporan Perjalanan
Film dokumenter ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli, namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak hal dari yang paling penting hingga yang tidak penting, sesuai dengan pesan dan gaya yang dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary dan adventures film. Film Nanook of the North (1922) karya Robert Flaherty oleh banyak pengamat dianggap sebagai film perjalanan yang awal. Dibuat selama satu tahun penuh oleh Flaherty dibuat walaupun sebenarnya film ini hanya menceritakan aktivitas Nanook dan keluarganya (perdagangan, berburu, memancing dan migrasi dari suatu kelompok hampir tidak tersentuh oleh industri teknologi). Film dokumenter laporan perjalanan di
Indonesia cukup banyak salah satu contohnya sebagai berikut :
Gambar 2.4 Contoh Film Dokumenter “Tapal Batas”
Sumber: Filmdokumenter.com
2. Sejarah
Film documenter sejarah menjadi salah satu yang sangat kental maknanya yang sangat bergantung pada referensi peristiwa sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya. Film dokumenter sejarah tidak diketahui sejak kapan digunakan, namun pada tahun 1930-an Rezim Adolf Hitler telah menyisipkan unsur sejarah ke dalam film-filmnya yang memang lebih banyak bertipe dokumenter. Khususnya film-film yang disutradarai oleh Leni Refensthal seperti Olympia I : Festival of Nations (1937) , Pada film Olympia I : Festival of Nations divisualisasikan tentang bangsa Aria di masa lalu sedang melakukan olah raga seperti lari, lempar lembing, lempar cakram dan sebagainya. Alain Resnais membuat film Night and Fog (1955) yang mencengangkan dunia pada masa itu sebab ia menggambarkan bagaimana terjadinya genosida
kaum Yahudi oleh tentara Nazi dalam sebuah kamp konsentrasi. Film dokumenter sejarah di
Gambar 2.5 Contoh Film Dokumenter “G30
SPKI”
Sumber: Filmdokumenter.com
3. Potret / Biografi
Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas di dunia atau masyarakat tertentu atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik, ada beberapa istilah yang merujuk kepada hal yang sama untuk menggolongkannya. Potret yaitu film dokumenter yang mengupas aspek human
interest dari seseorang. Film dokumenter biografi
bagian yang diambil biasanya adalah hanya peristiwa–peristiwa yang dianggap penting dan krusial dari orang tersebut. Isinya bisa berupa
sanjungan, simpati, krtitik pedas atau bahkan pemikiran sang tokoh. Misalnya saja film berikut :
Gambar 2.6 Contoh Film Dokumenter “Marley”
Sumber: Filmdokumenter.com
4. Nostalgia
Film–film jenis ini dekat dengan jenis sejarah, namun biasanya banyak mengetengahkan kilas balik atau bisa dibilang alur mundur kejadian– kejadian dari seseorang atau satu kelompok. Film dokumenter nostalgia, Pada tahun 2003, Rithy Panh membuat S21: The Khmer Rouge Death Machine di mana ia mendatangkan beberapa orang yang merupakan dua pihak dari kekejaman Khmer Merah, baik dari pihak korban maupun para penyiksa di masa lalu.
Gambar 2.7 Contoh Film Dokumenter “S21”
Sumber: Filmdokumenter.com
5. Rekontruksi
Dokumenter rekontruksi ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Film dokumenter rekonstruksi biasanya ada kesulitan tersendiri dalam mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu rekonstruksi peristiwanya. Perisitiwa yang memungkinkan direkonstruksi dalam film-film jenis ini adalah peristiwa kriminal (pembunuhan atau perampokan), bencana (jatuhnya pesawat dan tabrakan kendaraan), dan lain sebagainya. Contoh film jenis ini adalah Jejak Kasus, Derap Hukum dan Fokus. Film dokumenter rekonstruksi yang dilakukan tidak membutuhkan pemain atau bintang film, lokasi, kostum, make-up dan lighting. Film dokumenter rekontruksi menggambil adegan persis dengan kejadiannya, memang membutuhkan keotentikan yang tinggi. Film dokumenter
rekonstruksi yang hendak dicapai dari rekonstruksi di sini adalah sekedar proses terjadinya peristiwa yang terjadi. G a m b a r 2 .
Gambar 2.8 Contoh Film Dokumenter
Sumber: wordpress.com
6. Investigasi
Dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Film dokumenter investigasi biasanya aspek visualnya yang lebih ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh publik ataupun tidak. Umpamanya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan kartel atau mafia di sebuah negara. Peristiwa seperti itu ada yang sudah terpublikasikan dan ada pula yan belum, namun persisnya seperti apa, bisa jadi tidak banyak orang yang mengetahui. Dokumenter investigasi membutuhkan rekonstruksi untuk membantu memperjelas proses terjadinya peristiwa. Bahkan di beberapa film aspek rekonstruksinya digunakan untuk menggambarkan dugaan-dugaan para subjek
di dalamnya. Misalnya yang dilakukan oleh Errol Morris dalam filmnya The Thin Blue Line, rekonstruksi digunakan untuk memperlihatkan seluruh kemungkinan dan detil peristiwa yang terjadi saat itu, misalnya merk mobil, bentuk lampu, jarak pandang.
Gambar 2.9 Contoh Film Dokumenter “The Thin Blue Line”
Sumber: Filmdokumenter.com
7. Perbandingan dan Kontradiksi
Dokumenter ini mengetengahkan sebuah perbandingan, baik-buruk, kaya-miskin, bagus-jelek, sehingga melibatkan pemikiran penonton yang akan menimbulkan pro dan kontra.
Dokumenter perbandingan dan kontradiksi bisa mengambil kehidupan dari seseorang atau dari lingkungan seperti pada film Michael Moore dalam Sicko (2007) membandingkan kebijakan dan
pelayanan kesehatan di Amerika dengan pelayanan kesehatan tiga negara maju lainnya, yaitu Kanada, Inggris dan Perancis serta satu negara berkembang yang justru tetangga Amerika Serikat sendiri yaitu Kuba. Hasilnya ternyata Amerika Serikat sangat jauh tertinggal dalam pelayanan kesehatan.
Gambar 2.10 Contoh Film Dokumenter “Sicko”
Sumber: Filmdokumenter.com
8. Ilmu Pengetahuan
Film dokumenter ilmu pengetahuan ini biasanya ditujukan untuk publik umum, yang menjelaskan tentang suatu ilmu pengetahuan tertentu misalnya dunia binatang, dunia teknologi, dunia kebudayaan, dunia tata kota, dunia lingkungan, dunia kuliner dan sebagainya. Dokumenter ilmu pengetahuan Pada beberapa televisi berbayar telah dibuatkan saluran khusus
seperti National Geographic Wild atau Animal Planet yang tentu saja membahas tentang dunia binatang, Asian Food Channel yang banyak mengetengahkan film instruksional dan dokumenter tentang makanan serta dunia di sekitarnya, Home and Health yang membahas masalah kesehatan dalam kehidupan kita, bahkan ada saluran khusus yang membahas tentang dunia mobil, kapal dan pesawat yaitu Discovery Turbo.
Gambar 2.11 Contoh Film Dokumenter
Sumber: Wrodpress.com
9. Buku Harian (DIARY)
Film dokumenter diary seperti halnya sebuah buku harian, maka film dokumenter diary ini juga mengacu pada catatan perjalanan kehidupan seseorang yang diceritakan kepada orang lain. Tentu saja sudut pandangnya menjadi sangat subjektif
sebab sangat berkaitan dengan apa yang dirasakan subjek pada lingkungan tempat dia tinggal, peristiwa yang dialami atau bahkan perlakuan kawan–kawannya terhadap dirinya. Dari segi pendekatan film dokumenter diary ini memiliki beberapa ciri, yang pada akhirnya banyak beranggapan struktur ceritanya cenderung datar serta kronologis, narasi menjadi unsur suara lebih banyak digunakan serta seringkali mencantumkan ruang dan waktu kejadian yang cukup detil.
Gambar 2.12 Contoh Film Dokumenter “Diary Of A Decade”
10. Musik
Film dokumenter musik memang tidak setua jenis dokumenter yang lain, namun pada masa 1980 hingga sekarang, Film dokumenter musik ini sangat banyak diproduksi. Film dokumenter musik ini menceritakan seseorang atau suatu band dari awal berdirinya atau awal ketenarannya sampai sekarang. Film dokumenter musik awalnya muncul ketika Donn Alan Pannebaker membuat film – film yang sebenarnya hanya mendokumentasikan pertunjukkan musik. Misalnya ketika membuat Don’t Look Back yang menggambarkan seorang seniman muda berusia 23 tahun bernama Bob Dylan.
Gambar 2.13 Contoh Film Dokumenter “Bob Dylan”
11. Association Picture Story
Film dokumenter Association Picture Story ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Film dokumenter Association Picture Story Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambaran potongan-potongan video kemudian di setting sedemikian rupa sesuai makna yang di inginkan secara tidak berhubungan, namun ketika disatukan secara keseluruhan, maka makna yang muncul dapat ditangkap penonton melalui imaginasi dan pemikiran yang terbentuk di benak mereka. Tahun 1980-an Geodfrey Reggio memproduksi dua film yang sangat bergantung pada kekuatan gambarnya, yaitu Koyaanisqatsi (1982) dan Powaqqatsi (1988). Pada film pertama, tagline dari filmnya sudah sangat tegas yaitu Life out of Balance sehingga gambar– gambar yang dibuat memang menuntun untuk penontonnya menjadi sangat tenang karena keseimbangan hidupnya. Film dokumenter
Association Picture Story yang cukup terkenal
adalah Baraka (1992) yang dibuat oleh Ron Fricke.
Gambar 2.14 Contoh Film Dokumenter “Baraka”
Sumber: Filmdokumenter
12. Dokudrama
Film dokudrama juga merupakan salah satu dari jenis dokumenter. Film documenter ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung direkontruksi. Ruang (tempat) disesuaikan dengan kejadian aslinya bahkan kalau memungkinkan dibangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut, begitu pula dengan tokoh, pastinya akan dimainkan oleh aktor yang sebisa mungkin dibuat mirip dengan tokoh aslinya. Contoh dari film dokudrama adalah All The President’s Men (Alan J. Pakula)
Gambar 2.15 Contoh Film Dokumenter
Sumber: wordpress.com
2.1.2.2 Unsur Film Dokumenter
Film dokumenter sebagai suatu kategori tersendiri, karena film dokumenter didalamnya lebih kepada peran seorang pembuat film dalam menentukan interpretasi materi. Film dokumenter lebih menimbulkan kekhasan tersendiri karena didalamnya ada pandangan dari seorang pembuat film. Perkembangan dokumenter dan jenisnya saat ini sudah sangat pesat dan beragam, ada beberapa unsur yang tetap dalam penggunaannya, yakni unsur-unsur visual dan verbal yang biasa dan sering digunakan dalam pembuatan film dokumenter.
1. Unsur Visual
Observasionalisme Reaktif
Film dokumenter dibuat dengan bahan yang sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan ketepatan pengamatan oleh pengarah kamera atau sutradara.
Observasionalisme Proaktif
Film dokumenter dibuat dengan memilih materi film secara khusus sehubungan dengan pengamatan sebelumnya oleh pengarah kamera atau sutradara.
Mode Ilustratif
Film dokumenter dengan melakukan pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator (yang direkam suaranya sebagai voice).
Mode Asosiatif
Film dokumenter yang berusaha menggunakan potongan-potongan gambar dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film itu, dapat terwakili.
2. Unsur Verbal
Overheard Exchange
Rekaman pembicaraan antara dua sumber atau lebih yang terkesan direkam secara tidak sengaja dan secara langsung.
Kesaksian
Rekaman pengamatan, pendapat atau informasi, yang diungkapkan secara jujur oleh saksi mata, pakar, dan sumber lain yang berhubungan dengan subjek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara. Eksposisi
Penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima informasi dan argumen-argumennya.
2.1.2.3 Tahap Pembuatan Film Dokumenter
Film Dokumenter memiliki tahapan dalam proses pembuatannya, tahapan ini dibuat agar perancangan Film Dokumenter lebih tersusun dengan baik dan proses pembuatan dapat sesuai dengan sasaran yang direncanakan. Tahapan dalam pembuatan Film Dokumenter dijelaskan sebagai berikut:
1. Riset dan Analisis
Analisis dan riset bisa disebut juga pematangan gagasan dengan cara pengumpulan data dan pengolahan data yang berbentuk permasalahan, keunikan, kelebihan, kekurangan, situasi, dan kondisi, riset dan analisis sangat
berperan penting didalam pembuatan film khususnya film dokumenter.
2. Film Statement
Film statement adalah ringkasan jalannya cerita dibuat dengan kata yang tidak bertele-tele dan disusun secara berurutan sehingga mudah dipahami maksud dan tujuan film, film statement ini bisa disebut juga sinopsis.
3. Treatment
Treatment bisa diartikan sebuah naskah kotor yang berisikan arahan bagi kameramen, tokoh, dialog, pengatur cahaya, dan pengisi suara secara garis besarnya saja tidak serinci pada naskah.
4. Shooting List
Shooting list atau pengambilan gambar adalah catatan yang berisi perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk pembuatan film. Contohnya: (shoot1) Medium shoot karakter, (shoot2) close up karakter, (shoot3) full shoot karakter.
5. Storyboard
Storyboard adalah sketsa gambar dengan diiringi penjelasan adegan yang disusun secara berurutan sesuai dengan film statement atau sesuai dengan alur cerita yang akan dibuat. Storyboard sebagai acuan dalam proses pembuatan film karena didalam storyboard terdapat rancangan dalam pengngambilan gambar.
Editing adalah proses menggerakan dan menata hasil rekaman gambar menjadi suatu tatanan baru dengan menambahkan atau memindahkan klip video atau klip audio, menerapkan colour correction, filter, transisi antar gambar, dan visual effect.
7. Finishing
Finishing atau penyelesayan akhir dengan cara rendering. Rendering adalah proses akhir dalam editing yang bertujuan menyatukan seluruh hasil tatanan baru menjadi klip utuh yang tidak bisa di susun kembali atau dirubah kembali dengan format yang di inginkan seperti: AVI, WMP, MOV, MPEG, MKV, VOB, FLV, 3GP.