• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN CONSUMER DECISION MODEL (CDM) DALAM PENGUKURAN PENGENALAN GROUP BAND CARAMEL DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN CONSUMER DECISION MODEL (CDM) DALAM PENGUKURAN PENGENALAN GROUP BAND CARAMEL DI SURABAYA."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh:

0512010014/FE/EM

CAHYO ARRASYI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

DI SURABAYA Disusun Oleh :

0512010014/FE/EM CAHYO ARRASYI

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 11 Juni 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji:

Ketua

Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS

Sekretaris

Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS

Anggota

Drs. Ec. Panji Sugiyono, MM

Wiwik Handayani, SE, MSi

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

NIP. 030 202 389

(3)

i

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “MENGANALISIS PENGGUNAAN CONSUMER DECISION MODEL (CDM) DALAM PENGUKURAN PENGENALAN GRUP CARAMEL DI SURABAYA”

Menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS., Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh staf Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya.

(4)

ii

karena itu kritik dan saran yang menbangun akan penulis terima dengan senang hati demi sempurnanya skripsi ini.

Surabaya, Juni 2010

(5)

iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Peneltian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 8

2.2.1. Manajemen Pemasaran ... 8

2.2.1.1. Tujuan Pemasaran ... 9

2.2.1.2. Perkembangan Pemasaran ... 10

2.2.1.3. Konsep Dasar Pemasaran ... 10

2.2.2. Informasi 2.2.2.1. Faktor-Faktor Yang Menentukan ... 11

(6)

iv

2.2.3.2. Tujuan Pemberian Merek ... 15

2.2.3.3. Manfaat Merek ... 16

2.2.4. Keyakinan Konsumen ... 17

2.2.5. 2.2.5.1. Sikap Konsumen ... 18

2.2.5.2. Pengertian Sikap ... 18

2.2.5.3. Pembentukan Sikap ... 19

2.2.5.4. Struktur Sikap ... 20

2.2.6. Niat Beli Konsumen ... 24

Fungsi Sikap ... 22

2.2.6.1. Pengertian Niat Beli ... 24

2.2.6.2. Dimensi – Dimensi Pembelian ... 24

2.2.7. Perilaku Pembelian Konsumen ... 26

2.2.8. Consumer Decision Model ... 27

2.2.9. Pengaruh Metode Counsumer Decision Model dalam Mengukur Pengenalan Merek ... 33

2.3. Kerangka Konseptual ... 35

2.4. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 38

(7)

v

3.2.2. Sampel ... 42

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3.1. Jenis Data ... 43

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 43

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 44

3.4.1. Asumsi Model (Structural Equation Model) ... 45

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 47

3.4.3. Pengujian model dengan One-Step Approach ... 48

3.4.4. Evaluasi Model ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 50

4.4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 50

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 51

4.2.2. Deskripsi Variabel Informasi/Pesan Iklan (X1 4.2.3. Deskripsi Variabel BrandRecognatioan (X ) ... 52

2 4.2.4. Deskripsi Variabel Sikap Konsumen (X ) ... 53

3 4.2.5. Deskripsi Variabel Keyakinan Konsumen (X ) ... 54

4 4.2.6. Deskripsi Variabel Niat Beli (Y)... 56

) ... 55

(8)

vi

4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity ... 61

4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61

4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 65

4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 68

4.4. Pembahasan ... 70

4.4.1. Pengaruh Informasi Terhadap Brand Recognation ... 70

4.4.2. Pengaruh Brand Recognation Terhadap Sikap Konsumen ... 71

4.4.3. Pengaruh Brand Recognation Terhadap Keyakinan Konsumen ... 72

4.4.4. Pengaruh Sikap Konsumen Terhadap Niat Beli ... 73

4.4.5. Pengaruh Keyakinan Konsumen Terhadap Niat Beli . 4.4.6. Pengaruh Niat Beli Terhadap Pembelian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1. Kesimpulan ... 76

5.2. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

(9)

vii

Februari 2009 ... 4

Tabel 2.1. Consumer Decision Model (CDM) ... 28

Tabel 3.1. Kriteria Goodness of Fit Index ... 49

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 51

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Informasi/Pesan Iklan (X1) ... 52

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Brand Recognatioan (X2) ... 53

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Sikap Konsumen (X3) ... 55

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Keyakinan Konsumen (X4) ... 56

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Niat Beli (Y) 57 Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Pembelian (Z) 58 Tabel 4.9. Hasil Pengujian Normalitas ... 59

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 60

Tabel 4.11. Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis ... 62

Tabel 4.12. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 63

Tabel 4.13. Construct Reliability & Variance Extrated ... 65

Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 66

Tabel 4.15. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 68

(10)

viii

Gambar 4.1. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach ... 66 Gambar 4.2. Model Pengukuran Kausalitas One Step Approach dengan

(11)

ix

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Informasi/Pesan Iklan (X1), Brand Recognatioan (X2), Variabel Brand Recognatioan (X3), Variabel Keyakinan Konsumen (X4), Niat Beli (Y) dan Niat Beli (Y)

Lampiran 3. Hasil Pengujian Normalitas Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier

Lampiran 5 Hasil Pengujian Validitas Standardize faktor loading dan construct dengan confirmatory factor analysis

Lampiran 6 Hasil Pengujian Reliability Consistency Internal

(12)

x ABSTRAKSI

Kegiatan pemasaran memiliki suatu tujuan, dimana tujuan yang utama adalah memberi kepuasan kepada konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba. Tapi tujuan pertama ialah memberi kepuasan kepada konsumen. Pemasan efektif yang dapat dilakukan adalah dengan melalui komunikasi pemasaran. Pemasaran kaset atau compact disc (CD) dari sebuah group band dilakukan dengan melakukan penayangan lagu dari band tersebut di beberapa media, seperti radio, televisi maupun di internet. Pemasan efektif yang dapat dilakukan adalah dengan melalui komunikasi pemasaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui dan menganalisi pengaruh brand group band Caramel terhadap keyakinan konsumen, untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh brand group band Caramel terhadap sikap konsumen, untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh keyakinan konsumen terhadap niat membeli album, untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh sikap konsumen terhadap niat membeli album dan untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh niat membeli terhadap pembelian album group band Caramel.

Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan masyarat yang mendengarkan dan membeli album grup band Caramel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalm penelitian ini adalah purposive sampling, sehingga sampel yang digunakan adalah 105 orang. Teknik analisis digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) diperoleh hasil bahwa Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Recognation, Brand Recognation berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sikap Konsumen, Brand Recognation berpengaruh positif terhadap Keyakinan Konsumen, Sikap Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Niat Beli, Keyakinan Konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Niat Beli dan Niat Beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembelian.

(13)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Dari sejak zaman dahulu sampai sekarang, musik tidak lepas dari kehidupan manusia. Dari waktu ke waktu musik menunjukkan perkembangan yang luar biasa pesatnya, baik dari segi jumlah maupun mutu. Aliran musikpun semakin beragam jenisnya. Mulai dari yang berirama keras, lembut, musik etnis atau tradisional maupun yang menggunakan bunyi-bunyian elektronik.

Begitu besar pengaruh musik dalam kehidupan manusia. Mulai dari sekedar sebagai sebuah hiburan yang dapat dinikmati semua kalangan sampai sebagai media terapi penyembuhan serta peningkatan perkembangan dan kecerdasan anak. Musik dapat pula menjadi identitas diri maupun identitas bangsa di tengah arus peradaban yang semakin kompleks. Rasanya kehidupan kehidupan manusia tidak lepas dari musik, layaknya sayur tanpa garam akan hambar rasanya jika hari dilalui tanpa musik.

Harry Roesli mengatakan ”musik bukanlah sekedar hiburan atau apa yang disebut sebagai hasil industri kerajinan. Musik juga adalah ekspresi kesenian yang sifatnya sangat pribadi. Keduanya mempunyai warna dan dimensi yang berbeda, sehingga perbincangan tentang musik sebagai hiburan dan musik sebagai kesenian tidak bisa dicampuradukkan. Musik sebgaai hiburan ukurannya jelas, bisa dilihat dari laku tidaknya musik tersebut. Berbeda dengan musik sebagai ekspresi seni yang demikian rumit”.

(14)

bergaam jenis musik di dunia, termasuk di Indonesia.

Seiring dengan berkembangnya teknologi industri musik, untuk merekam lagu tidak lagi menggunakan piringan hitam melainkan sudah melalui media kaset maupun compact disc. Pada saat ini telah banyak perusahaan rekaman yang ada di Indonesia. Perusahaan rekaman inilah yang nantinya akan memproduksi dan memasarkan hasil karya para musisi tersebut.

Pemasaran menurut Kotler dalam Tandjung (2004:1), didefinisikan sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi terhadap gagasan, barang, jasa, organisasi, dan peristiwa – peristiwa untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang dapat memuaskan individu dan tujuan organisasi. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Charles F. Philips Ph. D and Delbert J. Duncan Ph. D, dalam bukunya “Marketing Principles and Methods” yang menyatakan marketing yang oleh para pedagang diartikan

sama dengan distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk menyampaikan barang – barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke konsumen industri. (Alma, 2002:1)

(15)

dilakukan dengan melakukan penayangan lagu dari band tersebut di beberapa media, seperti radio, televisi maupun di internet. Pemasan efektif yang dapat dilakukan adalah dengan melalui komunikasi pemasaran.

Perangkat-perangkat dasar dalam komunikasi pemasaran adalah advertising (periklanan), direct marketing (pemasaran langsung), sales promotion

(promosi penjualan), publicity/public relations (hubungan masyarakat) dan personal selling (kewiraniagaan). Perusahaan dapat memilih perangkat-perangkat

yang akan digunakan untuk mempromosikan produknya tergantung pada kebutuhan dan anggaran biaya promosi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal yang dianggap penting adalah bahwa perangkat-perangkat tersebut terkoodinir secara baik dan harus saling berhubungan serta saling mendukung sehingga terbentuk suatu integrated marketing communication bagi produk yang dipromosikan. Sebelum menentukan bentuk strategi komunikasi pemasaran yang digunakan, perusahaan hams menentukan tujuan dari strategi tersebut. Pada umumnya perusahaan yang bergerak dalam industri musik dan rekaman di Indonesia menggunakan 3 perangkat dalam strategi komunikasi pemasaran yaitu advertising, sales promotion dan publicity/public relations. Sales promotion yang

digunakan umumnya bersifat promosi perdagangan. Promosi konsumen, yaitu promosi yang berorientasi pada konsumen, kalaupun digunakan biasanya hanya berbentuk pemberian bonus berupa poster artis atau undian berhadiah.

(16)

album dan group band tersebut kepada masyarakat pencinta musik di tanah air. Berikut adalah data penjualan album group band Caramel periode Juli 2008 s/d Februari 2009:

Tabel 1.1

Data Penjualan Album Group Band Caramel Periode Juli 2008 s/d Februari 2009

Month Unit Sales Amount

Juli s/d September 2008 24.236 24.236.000

Oktober 2008 1.705 1.705.000

November 2008 3.927 3.927.000

Desember 2008 1.263 1.263.000

Januari 2009 1.025 1.025.000

Februari 2009 992 992.000

Total 15.324 15.324.000

Sumber: Royalty Statement Perusahaan

Berdasarkan tabel tersebut dikathui bahwa hasil penjualan album group band Caramel di awal-awal promosi menunjukkan penjualan yang cukup besar, akan tetapi beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh promosi yang dilakukan kurang menyeluruh sehingga informasi mengenai band tersebut kurang menyebar ke masyarakat dan membuat mayarakamasyarakat kurang mengenal band tersebut.

(17)

(Durianto, 2003:63).

Consumer Decision Model digunakan untuk mengetahui sejauhmana

konsumen mengenal lagu dari sebuah group band dalam mempengaruhi keputusan pembeliannya terhadap labum dari group band tersebut. berdasarkan uraian tersebut maka peelitian ini berjudul: Penggunaan Consumer Decision Model (CDM) Dalam Pengukuran Pengenalan Group Band Caramel di Surabaya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah informasi berpengaruh terhadap brand group band Caramel?

2. Apakah brand group band Caramel berpengaruh terhadap keyakinan konsumen group band Caramel?

3. Apakah brand group band Caramel berpengaruh terhadap sikap konsumen group band Caramel ?

4. Apakah keyakinan konsumen berpengaruh terhadap niat membeli album group band Caramel ?

5. Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap niat membeli album group band Caramel ?

6. Apakah niat membeli berpengaruh terhadap pembelian album group band Caramel ?

1.3. Tujuan Penelitian

(18)

band Caramel

2. Untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh brand group band Caramel terhadap keyakinan konsumen group band Caramel

3. Untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh brand group band Caramel terhadap sikap konsumen group band Caramel

4. Untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh keyakinan konsumen terhadap niat membeli album group band Caramel

5. Untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh sikap konsumen terhadap niat membeli album group band Caramel

6. Untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh niat membeli terhadap pembelian album group band Caramel

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam disiplin akademis studi komunikasi pemasaran yaitu bermanfaat dalam hal mengenai pemilihan strategi kreatif pemasaran. Di samping itu juga bermanfaat menambah perbendaharaan kepustakaan bagi Fakultas Ekonomi serta menjadi masukan dan tambahan pengetahuan bagi teman-teman mahasiswa yang mengadakan penelitian terhadap permasalahan serupa di masa yang akan datang.

1.4.2. Manfaat Praktis

(19)

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Gendut Sukarno dan Zuraida, dkk (2005)

a. Judul Penelitian: Penggunaan Consumer Decision Model (CDM) Dalam Pengukuran Efektifitas Iklan Shampo Merek Pentene

b. Permasalahan Penelitian: Bagaimanakah efektifitas iklan shampo merek Pentene dengan menggunakan Consumer Decision Model (CDM) ?

c. Kesimpulan Penelitian:

Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa iklan shampo Pentene belum efektif yang dinilai dari tanggapan konsumennya. Dikatakan belum efektif karena pada iklan shampo Pentene pesan yang disampaikan kurang mudah dipahami oleh konsumen sehingga iklan tidak tepat sasaran yaitu untuk menarik konsumen guna melakukan keputusan pembelian terhadap shampo Pentene. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil penelitian yang menyatakan bahwa:

(20)

• Faktor pesan iklan berpengaruh positif terhadap sikap konsumen tidak

dapat diterima. Faktor pesan iklan berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen tidak dapat diterima. Faktor pengenalan merek berpengaruh positif terhadap sikap konsumen tidak dapat diterima.

• Faktor pengenalan merek positif terhadap keyakinan konsumen tidak dapat diterima, dan faktor sikap konsumen berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen tidak dapat diterima.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Manajemen Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

(21)

Pemasaran berurusan dengan pengidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu definisi paling singkat tentang pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. (Sunarto, 2003:2)

Memahami masalah pemasaran tidak kalah pentingnya dibandingkan memahami masalah-masalah lain, seperti masalah permodalan, personalia maupun pengelolaan kegiatan produksi, apabila seseorang ingin mempelajari kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Maslah pemasaran ini merupakan salah satu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan-kegiatan perusahaan sehari-hari yang lain. (Asri dan Suprihanto, 1986:177)

Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program) guna mencapai tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan utamanya terletak pada merancang penawaran yang dilakukan perusahaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar dengan menggunakan politik harga, cara-cara komunikasi, cara distribusi, menyajikan informasi, memotivasi dan melayani pasar. (Alma, 2002:86)

2.2.1.1. Tujuan Pemasaran

(22)

marketing meliputi marketing yayasan, marketing lembaga pendidikan, marketing pribadi dan lain-lain. (Alma, 2002:5).

2.2.1.2.Perkembangan Pemasaran

Jika kita lihat sejarah perkembangan pemasaran ini maka harus kita telusurisejak zaman dulu. Dalam situasi perekonomian zaman dulu, yang dikenal dengan istilah “economic of scarcity”, barang-barang tersebut mudah diserap oleh konsumen. Produsen dengan mudah bisa mengenal konsumennya. Waktu itu dikatakan oleh Jean Baptist Say, bahwa barang-barang yang dijual akan laku dengan sendirinya sebab sudah ada pembelinya.

Tapi sebaliknya, pada masa kini, terutama dimulai sejak adanya Revolusi Industri di Inggris, produsen dengan teknik-teknik produksi yang baru, mulai menghasilkan barang dan jasa secara besar-besaran dan mulailah pasar dibanjiri oleh barang – barang tersebut. Dalam hal ini produsen tidak lagi menghiraukan siapa konsumen dari produksinya, karena produksi sudah dibuat dengan otomatisasi yang bersifat massal. Produsen membuat barang untuk konsumen yang tidak dikenal. (Alma, 2002:7)

2.2.1.3.Konsep Dasar Pemasaran

Konsep dasar pemasaran terdiri dari empat antara lain : (Tandjung, 2004:2) 1. Era Produksi.

(23)

2. Era Penjualan.

Muncul sekitar tahun 1950-an dengan suatu persepsi bahwa kegiatan adversting dan selling akan mempengaruhi konsumen untuk membeli.

3. Era Pemasaran.

Dimulai sejak tahun 1970-an dengan suatu persepsi bahwa konsumen adalah raja dan semua kebutuhan konsumen harus dipenuhi. Hal ini disebabkan terjadinya pergeseran dari seller’s market ke buyyer’s market. Era pemasaran disebut juga dengan Era Konsumen sehingga perusahaan harus lebih consumer orientatio.

4. Era Hubungan.

Dimulai sejak tahun 1990-an dengan suatu persepsi kemitriaan jangka panjang dengan pelanggan dan partner lain seperti pemasok, distributor, pemerintah, dan lain-lain.

2.2.2. Informasi

Untuk mengambil keputusan pembelian, dalam beberapa situasi konsumen melakukan pencarian informasi secara ekstensif dan kemudian memproses informasi itu sebagai bahan pertimbangan. Dalam beberpaa situasi pula, pengambilan kpeutusan pembeliannya hanya memerlukan pencarian inforamsi sekadarnya saja dan memproses informasi secara sederhana pula.

(24)

iklan di televisi, mendengarkan dari teman, tetangga atau orang tua dan lain-lain. Dengan perkataan lain, infromasi bisa dari berbagai sumber yang ada.

Dalam memproses informasi, persepsi menjadi hal yang paling paling penting, karena dengan persepsi konsumen menerjemahkan isi pesan iklan yang disampaikan oleh pemasar. Oleh karena itu, merancang pesan agar dipersepsi sesuai dengan tujuan dari isi pesan sangat penting. Kontinuitas isi pesan yang terbaru harus konsisten dengan isi pesan yang terdahulu. (Sutisna, 2003:87)

2.2.2.1.Faktor-Faktor Yang Menentukan Pencarian Informasi

Mengapa seorang kosnumen begitu gencar melakukan pencarian informasi. Atau mengapa konsumen hanya mencari informasi sedikit saja dan hanya digunakan untuk meyakinkan atas pilihan yang telah ditentukan sebelumnya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang konsumen melaukkan pencarian informasi. (Sutisna, 2003:88)

(25)

2. Mempuntai tingkat resiko yang tinggi. Ketika konsumen merasakan bahwa resiko pembelian atas suatu barang akan muncul, maka konsumen akan lebih selektif dalam memilih merek. Ketika konsumen merasakan adanya resiko yang tinggi atas pembelian suatu barang, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang banyak dan evaluasi yang hati-hati.

3. Penegtahuan atas produk yang rendah. Misalnya ketika konsumen akan melakukan pembelian komputer seri terbaru. Pada umumnya konsumen kurang atau tidak mengetahui spesifikasi dan kemampuan komputer itu. Dalam ketidaktahuan itu konsumen akan berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya baik melalui brosur iklan atau melalui teknisi komputer yang telah dikenal. Jika konsumen sudah pernah melaukan pembelian produk pada masa lalu, pencarian informasi tidak begitu banyak dilakukan.

4. Tidak ada tekanan waktu.kosnumen yang tidak diburu waktu dalam pembelian produk akan mempunyai waktu luang yang banyak untuk melakukan pencarian informasi. Sebaliknya konsumen yang berada dalam tekanan waktu, akan lebih sedikit atau bahkan tidak melakukan pencarian informasi tambahan selain informasi yang sudah ada. Kondisi ini sangat mungkin terjadi untuk kategori produk high involvment.

(26)

uang yang dikeluarkan untuk mencari informasi yang lengkap lebih kecil nilainya dibanding dengan manfaat yang bisa diperolehnya. Pencarian informasi yang banyak akan mengurangi resiko kerugian uang akibat pembelian produk yang salah. Sudah harganya mahal misalnya, tetapi barangnya rusak atau tidak berfungsi.

6. Terdapat perbedaan aproduk. Akan terjadi pencarian informasi yang lebih banyak jika merek-merek produk secara substansial berbeda. Misalnya produknya adalah peralatan rumah tangga seperti televisi dengan berbagai merek atau furniture dengan bebragai merek. Karena merek furniture banyak jumlahnya dan mempunyai desain dan kualitas yang berbeda-beda, maka pencarian informasi akan lebih bayak dilakukan.

2.2.2.2.Sumber Informasi

Informasi kosnumen meliputi beberapa sumber yang bisa digunakan. Sumber-sumber itu bisa dikategorikan ke dalam dua dimensi. Dari dua dimensi ttersebut bisa juga dikelompokkan ke dalam sumber informasi yang dikendalikan oleh pemasar dan yang tidak dapat dikendalikan. (Sutisna,2003:89)

(27)

2.2.3. Merek

2.2.3.1.Pengertian Merek

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembedaan dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atas jasa. (Alma, 2002 : 105)

Brand atau merek dapat kita sebut dengan pelabelan, brand memiliki

kekuatan untuk membantu penjualan. Demikian pula bahwa brand dihubungkan dengan sebuah kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang dipercaya tidak saja untuk memenuhi kebutuhan mereka, namun dapat memberikan kepuasan yang lebih baik dan jaminan. (Soemanagara, 2006:98)

Merek, sangat penting dalam situasi persaingan yang tidak terkendali. Pelangan paling mudah untuk mengenali merek dibandingkan atribut-atribut lain yang melekat pada suatu produk. Merek yang sukses dipersepsi oleh pelanggan akan memberikan nilai superior. (Tandjung, 2004:57)

2.2.3.2.Tujuan Pemberian Merek

Pemberian merek pada suatu produk mempunyai tujuan adalah (Alma,

2002:106):

a. Jaminan bagi konsumen

(28)

suatu dari merek dan pengusahaan yang dikehendaki, yang cocok denagn selerahnya, keinginannya dan juga kemampuannya

b. Jaminan mutu barang

Dengan adanya merek ini perusahaan menjamin bahwa mutu barang yang dikeluarkannya berkualitas baik sehingga dalam barang tersebut selain daripada merek juga disebutkan peringatan

c. Pengingat

Pengusaha memberikan nama pada merek barangnya supaya mudah diingat dan disebut sehingga konsumen dapat menyebutkan mereknya saja.

2.2.3.3.Manfaat Merek

Merek dapat memberikan nilai bagi perusahaan dengan lima cara (Tandjung, 2004:61):

1. Merek yang kuat biasanya memiliki harga yang lebih mahal. 2. Merek yang kuat mendapat sejumlah pangsa pasar yang lebih besar.

3. Merek yang sukses memiliki pelanggan lebih setia sehingga penghasilan perusahaan lebih stabil dan mengurangi resiko penjual.

4. Merek yang sukses memiliki pertumbuhan jangjka panjang yang lebih menjanjikan.

(29)

2.2.4. Keyakinan Konsumen

Kotler (2000) mendefinisikan keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Dengan memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek atau pembekal tersebut terus-menerus memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat-manfaat yang paling penting iklan dapat mengukuhkan sikap dan dengan demikian juga mempertahankan kesukaan merek dan kesetiaan akan merek untuk tujuan melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Mowen (2002) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen adalah semua penegtahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang onjek, atribut dan manfaatnya. Dimana ksemuanya itu merupakan bagian dari proses pembelajaran kognitif. Keyakinan sangat dibutuhkan dalam mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian. Dengan menanamkan suatu kepercayaan atau kegiatan pada diri konsumen maka akan lebih mudah untuk mendapat respon atau tanggapan dari usaha pemasar sesuai tujuannya yaitu mmepengaruhi konsumen agar memberi produknya. Mowen (2002) membagi ke dalam tiga jenis keyakinan:

(30)

2. Kepercayaan atribut-manfaat, kepercayaan atribut-manfaat merupakan persepsi konsusmen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan, atau memberikan manfaat tertentu.

3. Kepercayaan manfaat-obyek, merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang, atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu. Dimana ketiga bagian tersebut dapat mempengaruhi konsmen sebagai masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi produk atau product knowledge dari produk yang disajikan pemasar melalui periklanan.

2.2.5. Sikap Konsumen

2.2.5.1.Pengertian Sikap

Menurut Rakhmat (2002:40) Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.

(31)

kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemiliki sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. (Azwar, 2007:24)

Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, ettapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif, 1956 dalam Rakhmat, 2002:40)

2.2.5.2.Pembentukan Sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya. (Azwar, 2007:30)

(32)

lembaga pedidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu. (Azwar, 2007:30)

Sikap terbentuk terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang kita miliki dan informasi yang diterima mengenai hal-hal tertentu. Satu per tiganya merupakan faktor terkait yang berperan dalam pembentukan sikap, adalah kelompok tempat orang tersebut berada di dalamnya. Kelompok menentukan bagaiaman kita harus memuaskan kebutuhan kita. Dengan sendirinya, kelompok juga menekankan/mempraktikannya agar sikap yang ada dalam kelompok tersebut diikuti. (Polhaupessy, 2006:104)

Proses penyesuaian diri yang sudah dibicarakan juga memainkan peran yang besar di sini. Selanjutnya, anggota kelompok sering merujuk pada informasi yang sama. Setiap kelompok mengenal apa yang disebut “penjaga gerbang”. Penjaga pintu gerbang menyeleksi informasi yang masuk dari lingkungan, mula-mula menginterpretasikan, kemudian meneruskannya kepada anggota lain dalam kelompok. Dalam kenyataannya, pemimpin opini ini menjaga agar anggotanya memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan kelompok. (Polhaupessy, 2006:104)

2.2.5.3.Struktur Sikap

Mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu (Azwar, 2007:23):

1. Komponen Kognitif

(33)

seseorang mengenai apa yang berlaku atau apay yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang dilihat atau apa yang telah diketahui. Berdasarkan apa yang telah dilihat itu kemudian terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek.

Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tersebut. Dengan demikian, interaksi kita dengan pengalaman di masa datang serta prediksi mengenai pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti dan keteraturan. Tanda adanya sesuatu yang dipercayai, maka fenomena dunia di sekitar kita pasti menjadi terlalu kompleks untuk dihayati dan sulitlah untuk ditafsirkan artinya.

Kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Kadnag-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tidaknya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

(34)

3. Komponen Perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan eprasaan banyak mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaiaman orang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaiaman kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayan dan perasaan ini membentuk sikap individual. Karena itu, adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan dicerminkannya dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek.

Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif, perasaan sebagai komponen afektif, dengan tendensi perilaku sebagai komponen konatif seperti itulah yang menjadi landasan dalam usaha penyimpulan sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala sikap.

Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan bahwa komponen konatif meliputi bentuk perilaku yang tidak ahnya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi pula bentuk –bentuk perilaku berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang.

2.2.5.4.Fungsi Sikap

(35)

1. Fungsi utilitarian

Fungsi utilitarian berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas dasar apakah produk itu memberikan kesenangan atau justru kekecewaan. 2. Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap yang dikembangkan oleh konsumen terhadap suatu merek produk bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya, Ketika kosnumen membeli suatu merek produk, manfaat inti dari produk itu tidak lagi menjadi perhatiannya, tetapi pusat perhatiannya adlaah apakah merek produk itu mampu membantu dirinya dalam mengekspresikan nilai-nilai yang diinginkannya.

3. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dkembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.

4. Fungsi Pengetahuan

(36)

merek produk yang akan dibelinya, maka hal itu akan mengurangi ketidakpastian atas resiko pembelian.

2.2.6. Niat Beli Konsumen

2.2.6.1.Pengertian Niat Beli

Niat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat niat beli dapat diartikan sebagai rencana pembelian. Menurut Rossiter dan Percy (1987), minat pembelian konsumen adalah “Brand Purchase the Brand (or take other relevant purchase-related action)”. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa minat

pembelian terhadap suatu merek adalah perintah seorang pembelian kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah merek produk atau untuk pembelian tindakan lain yang berhubungan dengan pembelian. Menurutnya, minat pembelian merupakan tahap perencanaan sebelum seorang pembeli melakukan tindakan. Minat pembelian merupakan salah satu tahap dari tanggapan konsumen.

2.2.6.2.Dimensi – Dimensi Pembelian

Pemasar harus memahami proses di mana konsumen membuat keputusan pembelian agar pemasar dapat mengembangkan strategi dengan tepat. Henry Assael, (1984) menyebutkan pengambilan keputusan konsumen berdasarkan dua dimensi, yaitu:

1. Keluasan pengambilan keputusan

(37)

Dimensi pertama menunjukkan kontinum dari pengambilan keputusan sampai kebiasaan. Keputusan dibuat berdasakan proses pertimbangan terhadap pencarian informasi dan evaluasi atas alternatif-alternatif merek. Disisi lain terdapat pengambilan keputusan yang hanya melibatkan sedikit informasi sama sekali. Hal ini terjadi pengambilan keputusan yang hanya melibatkan sedikit informasi sama sekali. Hal ini terjadi bila konsumen merasa tidak puas dengan merek tertentu dan membelinya terus-menerus.

Kombinasi dari dua dimensi tersebut menghasilkan empat tipe pengambilan keputusan, antara lain (Sukarno, 2005:141):

1. Complex Decision Making, yang timbul bila keterlibatan konsumen yang

tinggi dan pengambilan keputusan yang kompleks. Pada tipe ini konsumen aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan alternatif merek.

2. Brand loyalty, konsumen akan belajar dari pengalaman sebelumnya dan

membeli merek yang paling memuaskan. Pada tipe ini konsumen mempunyai kesetiaan yang tinggi akan merek produk.

3. Variety seeking, bila keterlibatan konsumen rendah namun terdapat proses

(38)

4. Inertia, disini konsumen membeli merek yang sama bukan karena kesetiaan mereka terhadap merek tersebut, namun karena tidak ingin menghasilkan waktu atua tenaga untuk mencari alternatif lain.

2.2.7. Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku pembelian konsumen merupakan proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu roduk di awali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal. (Sutisna, 2003:15).

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dati dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing pernanan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan kegiatan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, et al., 1996 dalam Tjiptono, 1997:20) :

1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

(39)

3. Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang-orang yang menentukan keputusan pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer), yakni orang yang melakukan pembelian aktual.

5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Hawkins et al. (1992) dan Engel et al. (1990) membagi proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang luas, pengambilan keputusan yang terbatas, dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan.

2.2.8. Consumer Decision Model

Menurut John Howard A (1994), Consumer Decision Model (CDM) adalah suatu model dengan enam variabel yang saling berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand recognition), Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A, attitude), Niat Beli

(I, intention), dan Pembelian Nyata (P, purchase). Consumer Decision Model

merupakan proses pembedaan dan pengelompokan bentuk pikiran konsumen, sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini : (Durianto, 2003:63).

C

F B

A

(40)

Dalam gambar tersebut terlihat bagaimana konsumen mencari dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli produk. Masing-masing variabel berinteraksi dan saling mendukung dan berakhir dengan pembelian. Alur model tersebut berawal dari konsumen yang menerima informasi atau pesan iklan (F). Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen (B) atau dari informasi yang dapat langsung menambah perbendaharaan pikiran konsumen sebagai tingkat kepercayaan (C). Atau dari informasi itu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukkan kesesuaian yang akan membentuk sikap (A). Kemudian dari pengenalan merek (B) dievaluasi apakah pengenalan merek tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, kemudian membentuk sikap (A) serta menambah tingkat kepercayaan (C). Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan konsumen terhadap merek yang ditawarkan, sehingga diharapkan mampu menimbulkan niat beli (I) konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu pembelian nyata (P).

Paparan keenam variabel yang diulas dalam Consumer Decision Model (CDM) menurut John Howard, adalah sebagai berikut :

Keterangan : F : Pesan iklan

B : Pengenalan merek C : Kepercayaan konsumen A : Sikap konsumen

I : Niat beli

P : Pembelian nyata

(41)

1. Pesan (Information)

Pesan yang ideal menurut Philip Kotler (1998), harus mampu menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire) dan menggerakkan tindakan (action).

Pesan seharusnya menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan penting dalam suatu produk, menginformasikan sesuatu yang eksklusif yang tidak ada pada produk lain sejenis, dapat dipercaya dan dapat dibuktikan.

Menurut John Howard (1994), pesan dalam Consumer Decision Model (CDM) merupakan variabel penentu dari keenam variabel. Pesan iklan dapat disampaikan dalam bentuk angka, huruf ataupun kalimat yang dapat menjalankan suatu sistem. Pesan iklan adalah seperti pendorong, maksudnya suatu kegiatan yang menunjukkan segala kebutuhan calon pembeli.

Consumer Decision Model (CDM) menunjukkan bahwa pesan

(information) dapat menyebabkan calon pembeli mengenal suatu merek, mengevaluasi merek-merek yang dibutuhkan calon pembeli, menentukan sikap dan mengukur seberapa besar kepuasan konsumen terhadap suatu merek serta atribut-atribut lainnya suatu produk.

2. Pengenalan Merek (Brand Recognition)

(42)

pada suatu merek. John A Howard (1994) menegaskan bahwa pengenalan merek terkait dengan tingkat pengenalan pembeli akan ciri atau keistimewaan produk dibandingkan produk-produk sejenis lainnya. Dalam hal ini pengenalan merek merupakan pengenalan atribut merek secara fisik seperti halnya warna, ukuran dan bentuk, sehingga kemasan dan desain produk sangat penting.

Kesan merek secara keseluruhan terbentuk dari tiga elemen, yaitu pengenalan merek (brand recognition), sikap konsumen (attitude), dan kepercayaan konsumen terhadap produk (confidence). Pengenalan merek merupakan landasan untuk terciptanya sikap dan keyakinan konsumen.

Jika pengenalan merek lebih memperhatikan bentuk suatu produk, maka sikap konsumen (A) lebih pada merek, hingga pada akhirnya terdapat kesesuaian fungsi yang diinginkan konsumen.

Atribut fisik dalam pengenalan merek merupakan alasan bagi pemasar suatu produk barang dan jasa yang mempunyai masalah yang berlainan satu sama lain. Saat ini, meningkatkan atribut fisik harus menjadi penekanan dalam praktek.

3. Sikap Konsumen (Attitude)

(43)

Sikap konsumen merupakan elemen kedua dari elemen-elemen yang membentuk kesan merek. Sikap konsumen terhadap merek dapat diartikan sebagai penyampaian apa yang diharapkan pembeli agar dapat memuaskan kebutuhan pembeli. Oleh karena itu, sikap konsumen dapat memacu keinginan atau niat untuk membeli produk.

Menurut John A. Howard (1994), sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah konsumen mengenali suatu merek atau langsung mendengar pesan iklan (informasi) yang disampaikan produsen.

4. Kepercayaan Konsumen (Confidence)

Menurut Russel dan Lane (1990), kepercayaan atau keyakinan merupakan tingkat kepastian konsumen yang menyatakan keyakinan dan penilaiannya terhadap suatu produk yang dinilai bebas. Kepercayaan konsumen terhadap suatu merek akan terus meningkat jika yang diperkirakan konsumen dapat dijelaskan dan digambarkan melalui keterbatasan merek lain. Dalam hal ini, pesan iklan yang disampaikan relatif konsisten dan sesuai dengan apa yang sudah disampaikan dan diketahui oleh konsumen untuk suatu merek.

(44)

5. Niat Beli (Intention)

Niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Niat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan oleh pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksi perilaku konsumen di masa mendatang.

Niat membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen.

6. Pembelian Nyata (Purchase)

Pembelian nyata merupakan saat konsumen membayar atau membuat surat hutang dalam jumlah tertentu untuk membeli suatu produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata muncul karena konsumen sudah mempunyai niat untuk membeli suatu produk.

Pembelian nyata merupakan sasaran akhir Consumer Decision Model (CDM) baik untuk konsumen yang baru pertama kali membeli ataupun untuk konsumen yang melakukan pembelian ulang.

(45)

atau produk dan juga untuk mencari informasi, apakah terdapat variabel antara dan bukan variabel antara dari B (pengenalan merek), C (keyakinan konsumen), dan A (sikap konsumen) yang dapat mempengaruhi F (pesan iklan) terhadap I (niat beli).

2.2.9. Pengaruh Metode Counsumer Decision Model dalam Mengukur

Pengenalan Merek

Perilaku pembelian konsumen merupakan proses pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu roduk di awali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal. (Sutisna, 2003:15). Dalam keputusan membeli barang konsumen

seringkali ada lebih dati dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang.

Consumer Decision Model (CDM) adalah suatu model dengan enam

variabel yang saling berhubungan yaitu Pesan Iklan (F, finding information), Pengenalan Merek (B, brand recognition), Kepercayaan Konsumen (C, confidence), Sikap Konsumen (A, attitude), Niat Beli (I, intention), dan

(46)

Alur model tersebut berawal dari konsumen yang menerima informasi atau pesan iklan (F). Informasi yang diterima dapat menyebabkan tiga kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen (B) atau dari informasi yang dapat langsung menambah perbendaharaan pikiran konsumen sebagai tingkat kepercayaan (C). Atau dari informasi itu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen menunjukkan kesesuaian yang akan membentuk sikap (A). Kemudian dari pengenalan merek (B) dievaluasi apakah pengenalan merek tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, kemudian membentuk sikap (A) serta menambah tingkat kepercayaan (C). Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan konsumen terhadap merek yang ditawarkan, sehingga diharapkan mampu menimbulkan niat beli (I) konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan suatu pembelian nyata (P).

Consumer Decision Model (CDM) menunjukkan bahwa informasi dapat

(47)
(48)

2. Brand recognation berpengaruh positif terhadap sikap konsumen group band Caramel

3. Brand recognation berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen group

band Caramel

4. Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap niat beli album group band Caramel

5. Keyakinan konsumen berpengaruh positif terhadap niat beli album group band Caramel

(49)

37

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasioanal

Dalam penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terdapat dalam Consumer Decision Model (CDM) yaitu Informasi/Pesan Iklan (X1), Brand

Recognation/Pengenalan Merek (X2), Sikap Konsumen (X3), Keyakinan Konsumen (X4

Definisi variabel-variabel tersebut adalah : ), Niat Beli (Y), Pembelian (Z).

a. Informasi/Pesan Iklan (X1

Adalah penegtahuan mengenai suatu produk yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam perilaku konsumen. Indikator dalam penelitian ini adalah (Sukarno, 2005:141):

)

1) Rasa Takut (X1.1

Merupakan perasaan yang dimiliki konsumen akan informasi yang ada mengenai suatu produk

)

2) Musik (X1.2

Merupakan pengetahuan yang diperoleh konsumen mengenai jenis musik atau nada dalam musik tersebut

)

3) Fantasi (X1..3

Merupakan imajinasi konsumen mengenai suatu produk setelah mendapatkan informasi mengenai produk tersebut

(50)

Merupakan adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembedaan dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atas jasa.. Brand memiliki dimensi dan indikator yaitu (Sukarno, 2005:141): 1) Atribut (X2.1

Merupakan suatu indentitas produk yang terdapat dalam produk yang dapat memberikan informasi kepada konsumen

)

2) Manfaat (X2.2

Merupakan hasil yang dapat diperoleh dan dinikmati oleh konsumen setelah membeli produk tersebut

)

3) Nilai (X2.3

Merupakan nilai suatu produk yang dihasilkan oleh produsen yang dinilai oleh konsumen sebagai orang yang mengkonsumsi atau menikmati

)

4) Kepribadian (X2.4

Merupakan pencermina suatu produk terhadap diri seorang kosnumen )

5) Pemakai (X2.5

Merupakan jenis konsumen yang akan menggunakan atau menikmati produk tersebut

)

c. Sikap Konsumen (X3

Sikap konsumen adalah melayani kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara

(51)

2005:141): 1) Kognitif (X3.1

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu-individu pemilik sikap.

)

2) Afektif (X3.2

Merupakan sikap yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.

)

3) Konatif (X3.3

Merupakan sikap yang menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

)

d. Keyakinan Konsumen (X4

Keyakinan konsumen adalah gambaran pemikiran yang dimiliki oleh konsumen tentang suatu hal. Keyakinan konsumen memiliki beberapa indikator antara lain (Sukarno, 2005:141):

)

1) Kepercayaan Obyek (X4.1

Merupakan persepsi yang dimiliki oaleh konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh produk tersebut

)

2) Kepercayaan Manfaat (X4.2

Merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasiklan, atau memberikan manfaat tertentu

(52)

Merupakan persepsi konsumen tentangs eberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu

e. Niat Beli (Y)

Niat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Sukarno, 2005:142):

1) Harga (Y1

Merupakan nilai atas suatu produk yang ditetapkan oleh perusahaan sebagai produsen

)

2) Kemasan (Y2

Merupakan bentuk kemasan dari suatu produk yang bermanfaat untuk menarik minat pembelian konsumen

)

3) Kualitas (Y3

Merupakan mutu dari suatu produk yang berbeda dengan lainnya sehingga konsumen merasa tidak kecewa ketika membelinya

)

f. Pembelian (Z)

Merupakan tidakan yang dilakukan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu roduk di awali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Sukarno, 2005:142):

1) Complex Decision Making (Z1

Merupakan keputusan yang timbul bila keterlibatan konsumen tinggi dan pengambilan keputusan yang kompleks.

(53)

Merupakan tingkat kesetiaan konsumen berdasarkan dari pengalaman sebelumnya dan membeli merek yang paling memuaskan

3) Variety Seeking (Z3

Merupakan tindakan yang dilakukan oleh konsumen bila keterlibatan konsumen rendah

)

4) Inertia (Z4

Merupakan kondisi konsumen ketika membeli produk bukan karena kesetiaan mereka terhadap produk tersebut

)

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval yaitu jarak antara satu data dengan yang lain dan mempunyai bobot yang sama sematik (semantic differential scale) merupakan metode pengukuran sikap dengan menggunakan

skala penelitian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua kutub (bipolar) penilaian yang ekstrem.

Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :

Sangat Tidak Sangat Setuju 1 7 Setuju

(54)

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarat yang mendengarkan dan membeli album grup band Caramel.

3.2.2. Sampel

Adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003 : 56). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. (Sugiyono, 2003:60). Adapun kriteria atau ciri–ciri yang dipakai peneliti yang akan dijadikan sampel antara lain :

1. Masyarakat yang mendengarkan lagu grup band Caramel 2. Masyarakat yang membeli album grup band Caramel

Sedangkan berdasarkan Ferdinand (2002 : 48) pedomannya adalah: 1. 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

(55)

Berdasarkan pedoman penentuan sampel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 5 X 21 indikator = 105 sampel jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 105 responden.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer, yaitu data yang diperoleh dari penyebaran daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden dan data sekunder yaitu data yang diperoleh berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan cara:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mempelajari catatan-catatan perusahaan dan literatur-literatur pendukung yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai acuan dalam mencari pemecahan dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penulisan ini.

2. Survei Lapangan

(56)

Pengambilan data dengan jalan menyebarkan angket berisi daftar pertanyaan seputar hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini. b. Dokumentasi

Mengutip data-data kuantitatif dari arsip-arsip (dokumen-dokumen) perusahaan yang menjadi obyek penelitian.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM). Model ini digunakan karena didalam model konseptual terdapat variabel-variabel laten dan indikator-indikatornya, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel laten. Model pengukuran untuk variabel pengalaman marketing, emosi merek, kepercayaan merek dan loyalitas merek menggunakan Confirmatory Faktor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat mengunakan koefisien jalur. Langkah dalam model pengukuran analisis SEM dengan contoh faktor kepercayaan merek dilakukan sebagai berikut: Persamaan dimensi faktor informasi:

X1.1 = λ1 faktor informasi + er_1 X1.2 = λ2 faktor informasi + er_2 X1.3

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui Confirmatory Factor Analysis, maka model pengukuran faktor informasi akan tampak sebagai berikut:

(57)

Contoh Model Pengukuran Informasi

Keterangan:

X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, X1.5 = pertanyaan tentang……….

Er_j = errror term X1

3.4.1. Uji Asumsi Model (Structural Equation Modeling)

.j

Demikian juga dengan faktor-faktor yang lain seperti brand, keyakinan konsumen, sikap konsumen, niat beli dan pembelian.

A. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dengan menggunakan metode statistik.

2. Menggunakan critical ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart error-nya dan Skeweness value yang biasa disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik yang digunakan untuk menguji normalitas sebaran data itu disebut Z-value. Dengan kriteria penilaian pada tingkat signifikansi 1%, jika nilai Z score lebih

Informasi (X1)

X1.1

X1.2

X1.3

er_1.1

(58)

tidak normal. B. Evalusi Outlier

1. Mengamati nilai Z-score, ketentuannya diantara + 3,0 non outlier.

2. Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi Square [χ2] pada derajat kebebasan (df) sebesar jumlah variabel bebasnya. Dengan ketentuan Mahalanobis dari nilai [χ2

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda dibandingkan observasi-observasi yang lain dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.

] adalah multivariate outlier.

C. Deteksi Multicolinearity dan heteroskedastsitas

Deteksi multicolinearity dan heteroskedastsitas dilakukan dengan mengamati Determinant Matrix Covariance. Dengan ketentuan apabila determinant

sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka terjadi multikolinearitas dan

heteroskedastsitas.

D. Uji Validitas dan Reliabilitas

(59)

konstruk/faktor variabel laten.

Karena merupakan indikator multidimensi maka uji validitas dari setiap latent variables construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted.

Construct reliability dan Variance extracted dihitung dengan

menggunakan rumus:

Standardize Loading dapat dari output AMOS 4.01, dengan melihat

nilai estimasi setiap construct standardize regression weights terhadap stiap butir sebagai indikatornya.

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

= 1– [Standardize Loading]. Secara umum nilai construct reliability yang dapat diterima adalah

≥ 0,7 dan variance extracted ≥ 0,5.

(60)

ttabel

3.4.3. Pengujian Model dengan One-Step Approach berarti signifikan.

Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural parameter-parameternya dieliminasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi bersama (One Step Approach to SEM) yang digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas yang sangat baik.

3.4.4. Evaluasi Model

Hair et.al. (1998) menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai “poor fit” dengan data. AMOS dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam

menggunakan Structural Equation Modeling.

(61)

dikembangkan dengan two step approach to SEM.

Tabel 3.1.

Kriteria Goodness of Fit Index Goodness of Fit

Index

Keterangan Cut-off Value

Χ2 Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sampel (apakah model sesuai dengan data)

- Chi Square

Diharapkan kecil, 1 s.d 5, atau paling baik diantara 1 dan 2

Probability

Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi.

Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sampel besar

≤ 0,08

GFI

Menghitung proporsi tertimbang varian dalam matriks sampel yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi (Analog dengan R2

≥ 0,90

dalam regresi berganda)

AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dengan model ≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI

Uji kelayakan model yang tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kerumitan model

(62)

50 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian.

Awal terbentuknya Caramel pada tahun 2003 di Surabaya, dimana masing-masing personil memiliki dasar entetainment dari café ke café. Atas pemikiran untuk perubahan nasib Caramel memutuskan untuk mencoba rekaman dan menciptakan beberapa lagu. Nama Caramel diambil dari gula yang dibakar, yang memiliki arti filosofi musik Caramel dapat diterima di masyarakat Indonesia secara manis. Genre atau aliran yang dibawakan Caramel adalah pop progresif dengan sentuhan acoustic.

Pada tahun 2005 kami mencoba hijrah ke Jakarta untuk mengirimkan cd demo ke label-label seperti SONY BMG, Aquarius, Musica, Buletin Record dan Nagaswara tapi masih belum ada hasil, sambil menunggu kabar dari label yang ada di Jakarta kami memutuskan untuk bermain di café ke café lagi di Surabaya bahkan sampai keluar pulau. Pada tahun 2008 kami mendapat panggilan dari Nagaswara untuk tanda tangan kontrak rekaman dengan masa kontrak 2 tahun untuk 2 album.

(63)

yang kedua. Jika dibedakan dari album yang sebelumnya tidak ada perubahan pada konsep musik yang ditawarkan.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang mendengarkan dan membeli album grup band Caramel yang setelah disebarkan kuesioner maka jumlah responden dalam penelitian ini adalah 105 orang .

1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 105 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17-20 tahun 45 42,8

2 21-25 tahun 35 33,4

3 26-30 tahun 25 23,8

Total 105 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

(64)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 105 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki – laki 62 59,1

2 Perempuan 43 40,9

Total 105 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai jenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 62 orang atau sebesar 59,1%, sedangkan yang mempunyai jenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 43 orang atau sebesar 40,9%.

4.2.2. Deskripsi Variabel Informasi/Pesan Iklan (X1

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 100 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Informasi/Pesan Iklan (X )

1 No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Anda memiliki perasaan takut ketika anda mengetahui informasi tentang group band Caramel

0 0 1 16 26 35 27 105

2 Anda mengetahhui jenis musik atau nada dalam lagu yang dinyanyikan oleh group band Caramel

(65)

setelah mengetahui lagu yang dinyanyikan oleh group band tersebut

0 0 4 13 37 35 16 105

total 0 0 6 46 91 109 63

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan oleh reseponden dapat dikatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan mengenai Informasi/Pesan Iklan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban setuju bahwa responden memiliki perasaan takut ketika anda mengetahui informasi tentang group band Caramel, responden mengetahui jenis musik atau nada dalam lagu yang dinyanyikan oleh group band Caramel dan responden memiliki bayangan mengenai group band Caramel setelah mengetahui lagu yang dinyanyikan oleh group band tersebut.

4.2.3. Deskripsi Variabel Brand Recognatioan (X2

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 105 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.4.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Brand Recognatioan (X )

2 No

)

Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Group band Caramel memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh group band lainnya

0 0 1 8 46 45 5 105

2 Anda dapat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan oleh group band Caramel setelah anda membeli dan mengenal group band tersebut

(66)

band yang memiliki suatu jenis musik yang khas

0 0 1 4 42 51 7 105

4 Anda menilai bahwa group band Caramel merupakan sebuah group band yang memiliki suatu jenis musik yang khas

0 0 1 10 27 48 19 105

5 Anda menilai bahwa group band Caramel merupakan sebuah group band yang memiliki suatu jenis musik yang khas

0 0 1 11 22 41 30 105

total 0 0 5 36 182 226 76

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (Lampiran 2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan reseponden dapat dikatakan setuju dengan pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban bahwa Group band Caramel memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh group band lainnya, responden dapat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan oleh group band Caramel setelah anda membeli dan mengenal group band tersebut, responden menilai bahwa group band Caramel merupakan sebuah group band yang memiliki suatu jenis musik yang khas, responden menilai bahwa group band Caramel merupakan sebuah group band yang memiliki suatu jenis musik yang khas dan responden menilai bahwa group band Caramel merupakan sebuah group band yang memiliki suatu jenis musik yang khas.

4.2.4. Deskripsi Variabel Sikap Konsumen (X3

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 105 orang, diperoleh jawaban dan dapat dijabarkan sebagai berikut :

Gambar

Tabel 1.1 Data Penjualan Album Group Band Caramel Periode Juli 2008 s/d
Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Informasi
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait