• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA UNTUK MEMASUKI DUNIA KERJA : Pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA UNTUK MEMASUKI DUNIA KERJA : Pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR

TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA UNTUK MEMASUKI

DUNIA KERJA

(Pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh: Fitri Hidayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Fitri Hidayanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA UNTUK MEMASUKI

DUNIA KERJA

(Pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut

Tahun Ajaran 2012/2013)

Fitri Hidayanti, 0705832

Skripsi ini dibimbing oleh: Pembimbing 1 : Drs. Rahmat Moeslihat

Pembimbing 2 : Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berdasarkan pada data kurang maksimalnya pencapaian kompetensi siswa dalam memasuki dunia kerja. Pokok permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan: “bagaimana pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2012/2013 dalam memasuki dunia kerja”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan layanan bimbingan karir dan pencapaian kompetensi siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi di SMK Negeri 1 Garut dalam memasuki dunia kerja dan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut.

Penelitian menggunakan metode deskriptif, teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket. Jumlah anggota populasi berjumlah 146 siswa, diambil sampel dengan menggunakan teknik proportionate random sampling yaitu sebanyak 107 orang responden. Angket yang digunakan adalah angket model skala numerik. Analisis data menggunakan uji normalitas yang merupakan syarat uji statistik parametrik, yaitu korelasi Product Moment dari Pearson.

Hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi

(3)

ABSTRACT

PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA UNTUK MEMASUKI

DUNIA KERJA

(Pada Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut

Tahun Ajaran 2012/2013)

Fitri Hidayanti, 0705832

This research paper is guided by: Supervisor 1 : Drs. Rahmat Moeslihat

Supervisor 2 : Dra. Heraeni Tanuatmodjo, MM.

The issues that were examined in this study is based on data about achievement of competence students to enter the workforce. The subject matter of this research can be formulated: "the influence of the use of career guidance services to the students of class XII competency achievement majoring in Accounting Skills Competency at SMK Negeri 1 Garut Academic Year 2012/2013 in entering the workforce". The purpose of this study was to describe the use of career guidance services and the achievement of students at class XII competencies competency accounting expertise in SMK Negeri 1 Garut in entering the workforce and to determine the effect of the use of career guidance services to the students of class XII competency achievement Accounting Skills Competency in SMK Negeri 1 Garut.

Research using descriptive methods, data collection techniques using a questionnaire. The number of members of a population of 146 students sampled using proportionate random sampling technique which were 107 respondents. Questionnaire used was a questionnaire scale numerical models. Analysis of data using a normality test is a condition of parametric statistical tests, the Pearson Product Moment Correlation.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Bimbingan Karir ... 9

2.1.1 Konsep Dasar Bimbingan Karir ... 9

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Layanan Bimbingan Karir ... 12

2.1.3 Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir ... 13

2.1.4 Arah Bimbingan Karir ... 14

2.1.5 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karir ... 15

2.1.6 Pengembangan Layanan Bimbingan Karir di Sekolah ... 17

2.1.7 Pentingnya Bimbingan Karir di SMK ... 19

2.1.8 Program Materi Bimbingan Karir di SMK ... 20

2.2 Konsep Kompetensi ... 21

2.2.1 Pengertian Kompetensi ... 21

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi ... 23

(5)

2.3 Kurikulum SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi ... 26

2.3.1 Karakteristik Kurikulum SMK ... 26

2.3.2 Kompetensi Keahlian Akuntansi dalam Praktek Kerja Industri 29 2.3.3 Kompetensi Siswa Bidang Keahlian Akuntansi ... 31

2.4 Kajian Penelitian Sebelumnya ... 33

2.5 Kerangka Pemikiran ... 33

2.6 Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Metode Penelitian ... 40

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 42

3.3 Populasi dan Teknik Sampel ... 45

3.3.1 Populasi ... 45

3.3.2 Teknik Sampel ... 46

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 52

3.5.1 Pengujian Instrumen Penelitian ... 52

3.5.1.1 Uji Validitas ... 52

3.5.1.2 Uji Reliabilitas ... 55

3.5.2 Uji Persyaratan Pengolahan Data ... 56

3.5.2.1 Uji Normalitas ... 56

3.5.2.2 Analisis Korelasi ... 58

3.5.2.3 Koefisien Determinasi ... 59

3.5.2.4 Pengujian Hipotesis ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 61

4.1.1 Identitas Sekolah ... 61

4.1.2 Sejarah Perkembangan SMK Negeri 1 Garut ... 61

4.1.3 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Garut ... 64

4.1.4 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Garut ... 65

4.1.4.1Visi SMK Negeri 1 Garut ... 65

(6)

4.1.5 Tujuan SMK Negeri 1 Garut ... 66

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Gambaran Umum Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir ... 68

4.2.1.1Gambaran Indikator Pemantapan Pemahaman Diri Berkenaan dengan Kompetensi Karir yang Hendak Dikembangkan Siswa ... 69

4.2.1.2Gambaran Indikator Pemantapan Orientasi dan Informasi Karir ... 71

4.2.1.3Gambaran Indikator Orientasi dan Informasi terhadap Dunia Kerja dan Usaha Memperoleh Penghasilan untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup ... 73

4.2.1.4Gambaran Indikator Orientasi dan Informasi terhadap Pendidikan yang Lebih Tinggi Sesuai dengan Karir yang Hendak Dikembangkan ... 75

4.2.2 Gambaran Umum Pencapaian Kompetensi Siswa ... 76

4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 78

4.3.1 Uji Normalitas ... 78

4.3.1.1Uji Normalitas Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir ... 78

4.3.1.2Uji Normalitas Pencapaian Kompetensi Siswa ... 79

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 80

4.3.2.1Analisis Korelasi ... 80

4.3.2.2Koefisien Determinasi ... 80

4.3.2.3Uji Hipotesis (Uji-t) ... 81

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DA SARAN ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 85

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Kompetensi Siswa Mata Diklat Prestasi Kerja Industri

Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 4

2.1 Skala Penilaian Prakerin ... 30

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 43

3.2 Data Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Garut ... 44

3.3 Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Numerik ... 50

3.4 Tabel Hasil Perhitungan Validitas Angket ... 53

4.1 Kriteria Penilaian ... 67

4.2 Pemantapan Pemahaman Diri berkenaan dengan Kompetensi Karir yang hendak Dikembangkan Siswa ... 68

4.3 Proporsi Tiap Item Pemantapan Pemahaman Diri berkenaan dengan Kompetensi Karir yang hendak Dikembangkan Siswa ... 69

4.4 Pemantapan Orientasi dan Informasi Karir ... 70

4.5 Proporsi Tiap Item Pemantapan Orientasi dan Informasi Karir ... 70

4.6 Orientasi dan Informasi terhadap Dunia Kerja dan Usaha Mem- peroleh Penghasilan untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup ... 71

4.7 Proporsi Tiap Item Orientasi dan Informasi terhadap Dunia Kerja dan Usaha Memperoleh Penghasilan untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup ... 72

4.8 Orientasi dan Informasi terhadap Pendidikan yang Lebih Tinggi Sesuai dengan Karir yang Hendak Dikembangkan ... 73

4.9 Proporsi Tiap Item Orientasi dan Informasi terhadap Pendidikan yang Lebih Tinggi Sesuai dengan Karir yang Hendak Dikembang- kan ... 73

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Konsep Kompetensi Individu ... 24 2.2 Model Kerangka Pemikiran Pengaruh Pemanfaatan Layanan

Bimbingan Karir terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa

dalam Memasuki Dunia Kerja ... 37 2.3 Model Hubungan Variabel Pemanfaatan Layanan Bimbingan

Karir dengan Pencapaian Kompetensi Siswa ... 38 4.1 Distribusi Frekuensi Persentase Pencapaian Kompetensi Siswa

Mata Diklat Prakerin ... 75 4.2 Grafik Q-Q Plot Pemanfaatan layanan bimbingan karir ... 76 4.3 Grafik Q-Q Plot Pencapaian Kompetensi Siswa Mata Diklat

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi yang menimbulkan perubahan di segala bidang. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja yang semakin kompleks menuntut tenaga kerja sebagai sumber daya manusia harus mampu berkompetisi dengan bekal keahlian yang profesional. Dengan majunya perkembangan dunia tersebut, diharapkan lahir generasi bangsa yang cerdas dan terampil, serta berkepribadian untuk membangun kemajuan bangsa.

Salah satu institusi sekolah yang mempersiapkan siswanya untuk mampu terjun langsung di dunia kerja setelah lulus adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi di berbagai pengembangan. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Pasal 15 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa:

(10)

menjadi manusia produktif, maupun bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi.

Salah satu tujuan SMK Negeri 1 Garut adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mampu beradaptasi di lingkungan kerja sesuai bidangnya, dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat, untuk mempersiapkan tenaga kerja menengah yang mampu bersaing. Hal tersebut sejalan dengan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2003 yang menyebutkan :

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sebagai lembaga yang mempersiapkan lulusannya untuk memasuki lapangan kerja, pendidikan di SMK diharapkan menghasilkan kualitas lulusan yang baik. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, efektivitas dan efisiensi program pendidikan kejuruan harus benar-benar dibuktikan meskipun masih banyak pihak yang meragukannya. Mengingat kualitas lulusan SMK selama ini dianggap belum sesuai dengan yang diharapkan, keraguan tersebut merupakan hal yang wajar, seperti yang dijelaskan oleh Balitbang Depdiknas (2009) bahwa:

Tamatan SMK dikritik karena tidak luwes menyesuaikan diri terhadap perubahan di tempat kerja, hanya memiliki keterampilan tunggal atau spesifik yang cepat usang, tidak mudah dilatih ulang, mobilitas kerja lamban, tidak mampu mengembangkan dirinya.

(11)

kerja, dikarenakan kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Sejalan dengan data yang ditunjukkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa lulusan SMK masih mendominasi angka pengangguran per Agustus 2011, yaitu sebesar 10,43%.

Tingginya angka pengangguran tingkat SMK diduga karena tingkat penguasaan kompetensi siswa yang belum optimal. Prabowo (2009) menjelaskan bahwa:

Selama ini kualitas SMK dianggap belum sesuai dengan yang diharapkan, karena lulusan SMK kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut diduga bahwa motivasi belajar siswa SMK yang kurang maksimal yang menyebabkan lulusan tidak bisa diserap di lapangan kerja, karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan kerja.

Selanjutnya, Prabowo (2009) menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan tidak terserapnya siswa dalam dunia kerja, sebagai berikut:

Tidak terserapnya siswa dalam dunia kerja dapat diduga karena tiga hal, yaitu: yang pertama karena kompetensi yang tidak sesuai dengan peluang kerja, yang kedua karena tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran kerja, dan yang ketiga karena ketidaksiapan siswa untuk bekerja.

(12)

Tabel 1.1

Nilai Kompetensi Siswa Mata Diklat Praktek Kerja Industri

Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Nilai

rata-rata kelas Nilai < 75 Nilai 75 Jumlah siswa

XI AK-1 83,45 9 29 38 Siswa

XI AK-2 85,84 8 24 32 Siswa

XI AK-3 82,59 10 27 37 Siswa

XI AK-4 84,87 6 33 39 Siswa

Jumlah 84,19 33 113 146 Siswa

% - 22,60% 77,40% -

(Sumber : Jurnal Kegiatan Siswa Praktek Kerja Industri SMK Negeri 1 Garut 2012/2013)

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk tahun pelajaran 2012/2013 yaitu 75. Berdasarkan data di atas dapat kita lihat bahwa sebanyak 113 siswa atau sebesar 77,40% mendapatkan nilai di atas KKM. Sebanyak 22,60% atau sebanyak 33 siswa memperoleh nilai di bawah 75 atau dengan kata lain tidak memenuhi nilai KKM. Fenomena ini belum sejalan dengan tujuan SMK Negeri 1 Garut untuk mempersiapkan lulusannya dalam memasuki lapangan kerja. Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa pencapaian kompetensi siswa yang diraih kurang optimal, karena masih berada dibawah standar KKM. Masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM dalam pencapaian kompetensi akuntansi, yang akan diperlukan dalam memasuki dunia kerja. Pencapaian kompetensi siswa yang belum optimal dalam mata diklat Prakerin akan berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.

(13)

globalisasi sekarang ini juga dituntut kemandirian individu. Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik dalam menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal pengembangan dirinya pada masa yang akan datang.

Seorang individu yang memasuki dunia kerja harus mempunyai pengembangan diri untuk pembentukan watak dan peningkatan kompetensi sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja. Hal ini juga ditegaskan dalam Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum SMK, bahwa:

Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan

belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler.” (Balitbang

Depdiknas: 2009)

Peningkatan kemampuan diri, pengetahuan, dan pengalaman tersebut nantinya akan menjadi modal siswa dalam memasuki dunia kerja. Upaya meningkatkan kompetensi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan adanya layanan bimbingan karir.

Arifah (2005:83) menyatakan bahwa, “Semakin efektif pelaksanaan

bimbingan karir terhadap siswa akan memberikan tingkat kemandirian siswa dalam menghadapi karir.” Dengan adanya bimbingan karir tersebut akan membantu siswa mendapat pengetahuan tentang karakteristik pekerjaan yang akan berguna dalam menentukan pilihannya secara bijaksana dan meningkatkan kompetensi yang ada dalam dirinya untuk memasuki dunia kerja.

(14)

yang telah diuraikan sebelumnya yaitu dengan memanfaatkan layanan bimbingan karir.

SMK Negeri 1 Garut adalah salah satu SMK yang berorientasi di bidang Bisnis dan Manajemen. Materi yang diajarkan mengacu pada kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan lapangan kerja.

Dari uraian latar belakang tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Layanan Bimbingan Karir

terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa untuk Memasuki Dunia Kerja (Pada

Siswa Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut

Tahun Ajaran 2012/2013).

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pemanfaatan layanan bimbingan karir di SMK Negeri 1 Garut khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi.

2. Bagaimana gambaran pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi.

(15)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, data dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan variabel pemanfaatan layanan bimbingan karir dan pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja serta pengaruh kedua variabel tersebut.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran pemanfaatan layanan bimbingan karir SMK Negeri 1 Garut khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi.

2. Memperoleh gambaran pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja khususnya pada siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi.

3. Mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja, khususnya siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pembaca

(16)

2. Bagi Penulis

a. Mendorong diadakannya penelitian-penelitian baru mengenai masalah hubungan pemanfaatan layanan bimbingan karir dengan pencapaian kompetensi siswa SMK untuk memasuki dunia kerja, sehingga siswa siap memasuki pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. b. Menambah pengetahuan tentang pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan

karir terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja di sekolah kejuruan khususnya Kompetensi Keahlian akuntansi dan umumnya untuk semua program.

3. Bagi Pihak Sekolah

a. Sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah dalam menentukan kebijakan-kebijakan apa yang akan diambil dalam hubungannya dengan bimbingan karir dan pencapaian kompetensi siswa.

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah : Metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun, serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

Dalam pelaksanaan suatu penelitian harus ditentukan metode apa yang akan dipakai karena menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengarahkan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian. pemilihan dan penentuan metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian sangat berguna bagi peneliti karena dengan pemilihan dan penentuan metode yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian. Mengenai metode penelitian Sugiyono (2009:1) memberikan batasan bahwa:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

(18)

variabel atau lebih melalui analisa data yang didapat. Hamid Darmadi (2011:7) menjelaskan bahwa:

Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu subjek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, dan sebagainya.

Seperti yang dikemukakan oleh Moch. Nazir (2003: 97) bahwa ”tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi/gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta, serta sifat-sifat dan hubungan fenomena yang diselidiki”. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini,

maka dapat diperoleh deskripsi mengenai pemanfaatan layanan bimbingan karir dan pencapaian kompetensi siswa.

Adapun ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (2003:131) adalah: “memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang sedang aktual, dan data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.

(19)

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemanfaatan layanan bimbingan karir terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja.

Adapun langkah-langkah di dalam mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif menurut Hamid Darmadi (2011:146) adalah:

1. Membatasi dan merumuskan masalah secara jelas 2. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

3. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

4. Menentukan kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

5. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpulan data, dan menganalisis data.

6. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.

7. Membuat laporan penelitian

3.2 Operasionalisasi Variabel

Sutrisno Hadi (2004: 34) mendefinisikan: “Variabel penelitian adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya.” Asep Hermawan (2006:118) mendefinisikan bahwa :

Operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel dalam suatu penelitian, agar dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analisis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.

(20)

Pemanfaatan layanan bimbingan karir (X) dalam hal ini dapat dilihat dari ketersediaan layanan bimbingan karir yang dimanfaatkan oleh siswa di sekolah, baik yang dilakukan dalam kelas, yang meliputi layanan informasi pemahaman diri terhadap bidang kejuruan, layanan informasi terhadap lingkungan karir, dan layanan konsultasi dalam merencanakan karir, ataupun di dilihat dari keefektifan pelayanan BK di luar jam pelajaran, seperti kunjungan siswa ke ruang BK untuk berkonsultasi.

Variabel selanjutnya yaitu pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable). P e n c a p a i a n k o m p e t e n s i s i s w a a d a l a h

s u a t u h a l y a n g t e l a h d i c a p a i d a l a m h a l

k e a h l i a n y a n g d i m i l i k i s i s w a y a n g

b e r g u n a b a g i s i s w a u n t u k b e k a l d a l a m

m e m a s u k i d u n i a k e r j a .

P e n c a p a i a n kompetensi siswa dilihat dari pencapaian kompetensi s i s w a s i s w a d a l a m m a t a d i k l a t P r a k t e k K e r j a I n d u s t r i ( P r a k e r i n ) t a h u n

a j a r a n 2 0 1 2 / 2 0 1 3 .

(21)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pemanfaatan

c.Konsultasi orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. d.Konsultasi orientasi dan informasi

terhadap pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.

Nilai Skor nilai kompetensi siswa mata diklat Praktek Kerja Industri (Prakerin) tahun ajaran 2012/2013

(22)

3.3 Populasi Dan Teknik Sampel

3.3.1 Populasi

Dalam suatu penelitian populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian yang dapat berupa benda-benda, manusia ataupun peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian. Dikarenakan populasi merupakan subjek penelitian, maka populasi juga berfungsi sebagai sumber data.

Sugiyono (2009:90) mengemukakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Pendapat yang sama dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:108) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti dengan sifat yang relatif sama.

Berdasarkan uraian di atas, maka populasi dalam penelitian yang penulis lakukan adalah seluruh siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut. Rincian jumlah siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Data Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 1 Garut

Kompetensi Keahlian Kelas Jumlah Siswa

Akuntansi XII AK - 1 38 Siswa

Akuntansi XII AK - 2 32 Siswa

Akuntansi XII AK - 3 37 Siswa

Akuntansi XII AK - 4 39 Siswa

Jumlah 146 Siswa

(23)

3.3.2 Teknik Sampel

Dalam penelitian ini tidak semua populasi dapat diteliti, hal ini disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya adalah keterbatasan biaya, tenaga serta waktu yang tersedia. Maka itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian objek dari populasi yang dinamakan sampel.

Mengutip pernyataan Suharsimi Arikunto (2006:109) bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah: “Sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel”, sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Penarikan sampel tidak hanya sebatas menarik sebagian populasi yang dilakukan begitu saja, melainkan ada aturan-aturan atau teknik-teknik tertentu. Menggunakan teknik yang tepat akan memungkinkan peneliti dapat menarik data yang reliabel. Karena itu ketentuan-ketentuan dalam penarikan sampel menjadi penting dalam kegiatan penelitian ilmiah.

(24)

Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husain Umar (2002:59) mengemukakan bahwa, “Ukuran sampel dari suatu populasi dapat

menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin.” Rumus Slovin tersebut adalah:

(Husain Umar, 2002:59)

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (e = 0,05).

Perhitungan penarikan sampel adalah sebagai berikut:

107

Sesuai dengan hasil perhitungan di atas maka sampel secara keseluruhan adalah sebanyak 106,96 orang. Untuk memudahkan perhitungan penelitian, maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 107.

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportionate random sampling karena dengan teknik ini pengambilan sampel

(25)

tersebar karena populasi tersebar dalam beberapa kelompok artinya data ini bersifat heterogen.

Definisi Proportionate Random Sampling yang dikemukakan oleh Riduwan (2004:13) adalah “pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, teknik ini digunakan karena populasi tersebar dalam beberapa kelompok”.

Untuk proportionate random sampling, sampel yang berjumlah 107 tersebut kemudian dialokasikan untuk masing-masing kelas secara proporsional dengan rumus sebagai berikut :

(Riduwan, 2004:29) Keterangan :

ni = Jumlah sampel menurut kelompok n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut kelompok N = Jumlah populasi seluruhnya

(26)

4. Dik : Ni = 39, n = 107, N = 146

Hamid Darmadi (2011:57) mengemukakan bahwa:

Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Teknik memilih secara acak dapat dilakukan dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan tabel random.

Prosedur dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel secara manual atau tradisional. Langkah-langkah dalam distribusi pengambilan sampel secara tradisonal menurut Hamid Darmadi (2011:58) adalah:

1. Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui; 2. Daftar semua anggota dalam populasi;

3. Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat;

4. Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian;

5. Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(27)

Studi lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer yang secara langsung diperoleh dari siswa sebagai objek penelitian. Dalam studi lapangan ini, penulis melakukan pengumpulan data melalui angket (questioner). Angket (questioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat daftar pernyataan tertulis kepada siswa kelas XII pada Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut dan juga pernyataan dengan disertai alternatif jawaban yang harus dipilih.

Menurut Riduwan (2004:52) bahwa:

Angket (questionaire) adalah pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (angket berstruktur). Riduwan (2004:54) menjelaskan bahwa:

Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau checklis (√ )”.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penyusunan angket dan pengumpulan data sebagai berikut :

1. Langkah-langkah penyusunan angket

a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket

(28)

d) Merumuskan item-item untuk pernyataan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pernyataan tertulis dan disertai alternatif jawaban yang telah disediakan sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia dengan membubuhkan tanda

checklist ().

e) Membuat petunjuk pengisian

f) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pernyataan. Dalam penelitian ini, penetapan pemberian skor untuk setiap item pernyataan dengan menggunakan skala numerik (numerical scale). Skala numerik digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala sosial. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Numerik

No Item Skor

5 4 3 2 1

Keterangan :

(29)

- Skor 3 menyatakan alternatif jawaban positif sedang - Skor 2 menyatakan alternatif jawaban positif rendah - Skor 1 menyatakan alternatif jawaban positif terendah

2. Langkah selanjutnya adalah langkah uji coba setelah angket tersusun. Uji coba ini dilakukan karena angket yang disusun belum merupakan angket yang valid dan reliabel agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendekati kebenaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamid Darmadi (2011:115) yakni: “di bidang pendidikan dan tingkah laku, instrumen penelitian pada umumnya perlu mempunyai dua syarat penting, yaitu valid dan reliabel”.

3.5 Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis

3.5.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Berikut ini adalah cara pengujian instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

3.5.1.1Uji Validitas

Uji validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga mengukur apa yang seharusnya diukur. Tujuan dari uji validitas adalah untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan yang dibuat itu benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Instrumen dapat dikatakan valid bila alat tersebut cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Gay (dalam Hamid Darmadi, 2011:115) bahwa “suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang

(30)

Langkah-langkah dalam uji validitas instrumen angket adalah: 1. Memberikan nomor pada angket yang masuk

2. Memberikan skor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan 3. Menjumlah skor setiap responden

4. Mengurutkan jumlah skor responden

5. Mencari koefisien korelasi skor tiap bulir item dengan skor total dengan menggunakan rumus Product Moment Correlation yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2

= Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

(31)

Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas soal peneliti menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Hasil pengujian awal angket (validitas) dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4:

Tabel 3.4

Tabel Hasil Perhitungan Validitas Angket

(32)

(Suharsimi Arikunto, 2006:239)

28 0,673 0,361 Valid

29 0,180 0,361 Tidak Valid

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa analisis pengujian instrumen dengan menggunakan rumus product moment terhadap 29 butir pernyataan, ternyata ada 25 pertanyaan yang valid, dan empat pernyataan dikatakan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid tersebut kemudian dapat dibuang atau dihilangkan, sehingga jumlah pernyataan yang memenuhi kriteria validitas yang dapat digunakan dalam penelitian adalah 25 item.

3.5.1.2Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya (reliabel). Arikunto (2006:154) menyatakan bahwa :

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach sebagai berikut:

Keterangan :

r = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau banyak soal

= total varians butir = total varians

(33)

(Suharsimi Arikunto, 2006:171)

(34)

Keterangan:

= Varians butir

∑ = Jumlah Skor

n = Jumlah responden uji coba instrument

Bila rhitung > rtabel α = 0,05 berarti data tersebut reliabel dan layak digunakan dalam instrumen penelitian. Sebaliknya bila rhitung ≤ rtabel berarti item tersebut tidak reliabel (tidak dapat dipercaya).

Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas soal, penulis menggunakan

Microsoft Office Excel 2007. Hasil pengujian reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh nilai rhitung sebesar 0,9395. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel, pada rtabel product moment diperoleh harga rtabel pada taraf kepercayaan 5% untuk 30 responden yaitu sebesar 0,361. Karena rhitung > rtabel maka angket tersebut dinyatakan reliabel.

3.5.2 Uji Persyaratan Pengolahan Data

3.5.2.1Uji Normalitas

(35)

di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya” (Sugiyono, 2009:69). Rumus yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah Uji Chi-Kuadrat, langkah kerjanya ialah:

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil b. Menentukan rentang (R)

R = Skor Terbesar – Skor Terkecil

c. Mencari banyaknya kelas (BK) dengan rumus: BK = 1 + (3,3) log n

d. Menghitung panjang kelas innterval dengan rumus: Panjang Kelas = Rentang (R)/Banyak Kelas (BK)

e. Mencari frekuensi tiap-tiap kelas dengan cara menyusun tabel distribusi frekuensi

f. Mencari rata-rata hitung atau mean dengan rumus:

̅

=

g. Mencari simpangan baku dan standar deviasi (SD) dengan rumus:

s =

∑ ∑

h.

Menentukan nilai Z untuk setiap batas kelas interval dengan pendekatan Z-skor:

̅

i. Menentukan luas daerah Z untuk batas kelas interval, dalam hal ini dilakukan dengan bantuan tabel distribusi Z.

(36)

luas daerah distribusi Z x n

m.Menentukan nilai derajat kebebasan (dk) dengan pendekatan : dk = k – 3

n. Menentukan nilai χ2tabel pada dk dengan α = 0,05 atau α = 0,01 (dengan bantuan tabel)

o. Bandingkan nilai χ2hitung dengan χ2tabel dengan kriteria :

Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, maka berdistribusi normal, sedangkan jika χ2hitung > χ2tabel, maka distribusi tersebut tidak normal.

3.5.2.2Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan mencari derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Analisis korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson dengan rumus :

(37)

X : Variabel bebas Y : Variabel terikat

Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y. Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1< r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif/korelasi langsung antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya. Ketentuan dari kenaikan dan penurunan nilai dari X dan Y dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Jika nilai r = + 1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.

- Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.

- Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah.

3.5.2.3Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar variabel X berpengaruh terhadap variabel Y, maka dicari koefisien determinasi dengan rumus :

KD = r2 x 100%

(38)

3.5.2.4Pengujian Hipotesis (Uji t)

Sebelum melakukan hipotesis maka terlebih dahulu harus dilakukan penjabaran terhadap hipotesis kerja menjadi hipotesis statistik. Seperti diuraikan sebagai berikut ini:

H0 : ρ = 0 : Pemanfaatan layanan bimbingan karir tidak berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja.

H1 : ρ≠ 0 : Pemanfaatan layanan bimbingan karir berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa untuk memasuki dunia kerja.

Pengujian hipotesis (uji t) dapat dilakukan dengan rumus berikut:

2 1

2

r n r thitung

  

(Riduwan, 2004: 229) Keterangan :

t = uji signifikansi korelasi n = jumlah sampel

r = nilai koefisien korelasi Kriteria :

 Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan menerima Ha

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang masalah dan data penelitian yang telah diolah dan dianalisa dalam pembahasan sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemanfaatan layanan bimbingan karir oleh siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi tahun ajaran 2012/2013 tergolong sangat tinggi.

2. Pencapaian kompetensi siswa kelas XII kompetensi keahlian akuntansi Tahun Ajaran 2010/2011 dalam mata diklat Praktek Kerja Industri (Prakerin) termasuk pada kategori baik sekali.

3. Pemanfaatan layanan bimbingan karir berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2012/2013 untuk memasuki dunia kerja.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini, penulis mengemukakan saran yang sekiranya membangun sebagai berikut:

(40)

karir, mengingat bimbingan karir berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa dalam memasuki dunia kerja.

2. Siswa hendaknya senantiasa mencari informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan, lowongan kerja, persyaratan memasuki pekerjaan, kondisi kerja, dan sebagainya yang berhubungan dengan dunia kerja, baik melalui layanan BK, BKK maupun media lainnya, sehingga setelah lulus sudah merasa siap untuk memasuki dunia kerja.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arifah. (2005). Pengaruh Bimbingan Karier terhadap Kemandirian Siswa dalam

Memilih Karier pada Siswa Kelas III SMK Negeri 2 Magelang (Kelompok Bisnis dan Manajemen) Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi pada FIS

Universitas Negeri Semarang:Tidak Diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik

(Edisi Revisi-6: Cet. 13). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Penelitian (Edisi Revisi). Bandung: Bumi Aksara.

Balitbang. (2009). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdiknas.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Ekasari. (2005). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan dan

Pelatihan Produktif Bidang Keahlian Seni Tari SMK 10 Bandung. Tesis

Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hadi, Sutrisno. (2004). Bimbingan Menulis Skripsi dan Thesis Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset.

Hadi, Sutrisno. (2004). Statistik Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.

Herman, Machfud. (2010). Peran Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi

Masalah Kesulitan Pemilihan Karir Siswa di Sekolah. (Online). Tersedia :

http://smkn1bansari.wordpress.com/2010/04/13/peran-bimbingan-dan- konseling-dalam-mengatasi-masalah-kesulitan-pemilihan-karir-siswa-di-sekolah/ [2 Agustus 2011]

Hermawan, Asep. (2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Karneli, Yeni. (2009). Bimbingan Karir sebagai Upaya Membantu Kesiapan

Siswa dalam Memasuki Dunia Kerja. (Online). Tersedia :

http://egawiwitfitriani.blogspot.com/2011/07/tentang-bimbingan-karir.html. [2 Agustus 2011]

Marsudi, Saring. (2003). Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan

(42)

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2004). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, Moch. (2003). Metode Penelitian. Bandung: Tarsito.

Nurjaman, Usep. (2007). Analisis Kompetensi Siswa dalam Proses Pembelajaran

Program Produktif Akuntansi sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Studi Kasus Pada SMK Negeri 11 Bandung Bidang Keahlian Akuntansi)

Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurjanah. (2010). Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Akuntansi SMAN Se-Kota Tasikmalaya. Skripsi pada

FPEB UPI Bandung:Tidak Diterbitkan.

Prabowo, Risdianto. (2009). Mau kemana kita setelah lulus?mau jadi

pengangguran terdidik?. (Online). Tersedia :

http://risdiantoprabowo.blogspot.com/2009/02/mau-kemana-kita-setelah-lulusmau-jadi.html [12 Januari 2012]

Prayitno. (2007). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK). Jakarta: Kerja Sama Koperasi Karyawan Pusgrafin

dengan Penerbit Penebar Aksara.

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2010). Pedoman Operasional Penulisan

Skripsi : Program Studi Pendidikan Akuntansi. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rosyid, Muh. (2010). Pengaruh Bimbingan Karir terhadap Pelaksanaan

Ekstrakurikuler pada Siswa Kelas II SMP Negeri 7 Kebumen Kabupaten

Kebumen Tahun Pelajaran 2004/2005. (Online). Tersedia

http://www.rosyid.info/2010/03/penelitian-ilmiah-vi.html. [5 Agustus 2011]

Setyowati, Endah. (2009). Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi: Solusi

untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi. (Online). Tersedia :

http://blog.fitb.itb.ac.id/usepm/wp-content/uploads/2010/03/pengembangan-sdm-berbasis-kompetensi.pdf. [19 Juni 2012]

Silaen, Audita Christina. (2008). Hubungan antara Pemanfaatan Layanan

Bimbingan Karir dengan Perencanaan Karir pada Siswa Kelas XII

SMUN-4 Medan. (Online). Tersedia : http:

//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23645/6/Cover.pdf [2 Agustus 2011]

(43)

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. (2005). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut dan Desak P.E. Nila Kusmawati. (2010). Proses Bimbingan

dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukarni, Tri. (2011). Hubungan Pengalaman Praktik Kerja Industri dan

Bimbingan Karir dengan Peningkatan Kompetensi Siswa dalam Memasuki Dunia Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Negeri 3 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi pada FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta:Tidak

Diterbitkan.

Supriatna, Mamat dan Nandang Budiman. (2009). Bimbingan Karier di SMK. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

Supriyadi, Asep. (2007). Hubungan Antara Kemampuan Praktek Kerja Industri

dengan Minat Berwirausaha dalam Bidang Jasa Teknik Kelistrikan (Studi Kasus di SMKN 6 Bandung). Skripsi pada FPTK UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Surakhmad, Winarno. (2003). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung: Tarsito

Tohirin. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah.

Umar, Husein. (2002). Petunjuk Lengkap Membuat Skripsi dan Tesis. Jakarta: Rajawali Pers.

Gambar

Tabel Hasil Perhitungan Validitas Angket  ...................................
Gambar
Tabel 1.1 Nilai Kompetensi Siswa
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
+5

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Berita Acara Addendum Dokumen Pelelangan ini dibuat untuk dipahami sebagaimana mestinya, atas perhatian yang diberikan kami ucapkan terimakasih.. Tarutung,

TUGAS DOSEN MENGAJAR DAN MENGUJI SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Lampiran I Keputusan Direktur

Adapun masalah yang penulis bahas dalam penelitian ini mengenai masalah faktor-faktor yang diduga mempengaruhi audit delay, faktor internal: Ukuran perusahaan,

Keenam, beberapa orang berpendapat bahwa UAN bertentangan dengan kebijakan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. Hal ini dapat dipahami sebagai berikut.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi (survey pada siswa kelas xi ips sma negeri se-kota cimahi).. Universitas Pendidikan Indonesia

Pengaruh Motivasi Belajar,Lingkungan Belajar Dan Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi: Survey Pada SMA

Penelitian tentang “ Penguatan Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran „Berkat Anang‟ (Berkarakter, Aktif, dan Menyenangkan) di Kalangan Siswa Pendidikan Dasar