• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGUASAAN MATEMATIKA DAN KONTEN PEDAGOGIK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) CALON GURU MATEMATIKA : Studi Kasus pada Mahasiswa PPL Sebuah Universitas Swasta di Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT PENGUASAAN MATEMATIKA DAN KONTEN PEDAGOGIK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) CALON GURU MATEMATIKA : Studi Kasus pada Mahasiswa PPL Sebuah Universitas Swasta di Jawa Barat."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGUASAAN MATEMATIKA

DAN KONTEN PEDAGOGIK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE)

CALON GURU MATEMATIKA

(Studi Kasus pada Mahasiswa PPL Sebuah Universitas Swasta di Jawa Barat)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

TRUSTI HAPSARI

0808066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Lembar Persetujuan dan Pengesahan

TINGKAT PENGUASAAN MATEMATIKA

DAN KONTEN PEDAGOGIK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE)

CALON GURU MATEMATIKA

(Studi Kasus pada Mahasiswa PPL Sebuah Universitas Swasta di Jawa Barat)

Oleh:

TRUSTI HAPSARI

0808066

Disetujui Oleh:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed

NIP. 19621011 199101 1 001

Pembimbing II,

Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M. Kes

NIP. 19680511 199101 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Matematika,

Prof. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Tingkat Penguasaan Matematika dan Konten Pedagogik (Pedagogical Content Knowledge) Calon Guru

Matematika (Studi Kasus pada Mahasiswa PPL Sebuah Universitas Swasta di Jawa

Barat) beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

(4)

TINGKAT PENGUASAAN MATEMATIKA

DAN KONTEN PEDAGOGIK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE)CALON GURU MATEMATIKA

(Studi Kasus pada Mahasiswa PPL Sebuah Universitas Swasta di Jawa Barat)

Trusti Hapsari (0808066) ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk meningkatkan kualitas guru matematika, dan juga didasarkan pada kenyataan masih rendahnya kualitas guru matematika di Indonesia yang berpengaruh pada rendahnya prestasi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah tingkat penguasaan matematika, konten pedagogik, gabungan matematika dan konten pedagogik calon guru matematika. Selain itu penelitian ini juga bertujuan mengungkap hubungan penguasaan matematika dengan konten pedagogik calon guru matematika dan upaya menyiapkan calon guru matematika yang penguasaan matematika dan konten pedagogiknya tinggi. Penelitian ini adalah studi kasus pada mahasiswa PPL sebuah universitas swasta di Jawa Barat. Untuk mendapatkan data digunakan instrumen berupa tes matematika, tes konten pedagogik, skala sikap penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru matematika, kuesioner terbuka calon guru matematika, dan pedoman wawancara calon guru dan guru pamong PPL. Data juga diperoleh dari dokumen hasil penilaian belajar mengajar calon guru dari guru pamong PPL. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa matematika PPL sebuah universitas swasta di Jawa Barat sebanyak 174 mahasiswa. Mahasiswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan IPK dengan responden penelitiannya adalah 51 mahasiswa yang dipilih secara acak berstrata. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap nilai tes, skala sikap, dan penilaian kegiatan belajar mengajar calon guru dengan SPSS 16. Analisis kualitatif dilakukan untuk menelaah kegiatan belajar mengajar calon guru, sikap calon guru, dan kuesioner terbuka. Analisis kualitatif juga dilakukan pada jawaban tes matematika dan konten pedagogik calon guru matematika. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan matematis calon guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru matematika rendah. Terdapat hubungan positif antara penguasaan matematika dengan penguasaan konten pedagogik, yaitu semakin tinggi penguasaan matematika, makin tinggi pula penguasaan konten pedagogik. Upaya menyiapkan calon guru matematika yang tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogiknya tinggi adalah dengan: perbaikan sistem pengajaran dosen, penanganan lebih serius mata kuliah kapita selekta matematika sekolah, peningkatan kualitas dosen, menciptakan iklim kampus yang kondusif dengan menghidupkan forum-forum diskusi, memotivasi calon guru untuk menjadi guru yang baik dan mempunyai keinginan untuk maju dengan seminar-seminar motivasi dan keilmuan, perbaikan sarana prasarana yang mendukung terciptanya iklim belajar kondusif, dan memperhatikan rasio dosen dan mahasiswa.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

1.5 Hipotesis Penelitian... 5

1.6 Definisi Operasional... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komponen Kompetensi Guru Matematika... 7

2.2 Matematika... 15

2.3 Konten Pedagogik... 18

2.4 Penelitian yang Relevan... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 22

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian………... 22

3.3 Instrumen Penelitian……… 23

3.3.1 Tes Tertulis……… 23

3.3.2 Skala Sikap………. 23

3.3.3 Analisis Hasil Uji Coba……….. 24

3.3.4 Kuesioner………... 29

3.3.5 Format Wawancara……… 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 29

3.5 Prosedur Pengolahan Data……….. 29

3.6 Prosedur Penelitian……….. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penguasaan Matematika Calon Guru Matema- tika……… 32

(6)

Matematika... 39 4.1.3 Penguasaan Matematika dan Konten

Pedagogik Calon Guru Matematika... 49 4.1.4 Hubungan Penguasaan Matematika dan

Konten Pedagogik Calon Guru Matematika... 49 4.1.5 Skala Sikap Calon Guru Matematika... 51 4.1.6 Kemampuan Mengajar dari Calon Guru

Matematika... 54 4.1.7 Upaya Menyiapkan Calon Guru yang Tingkat

Penguasaan Matematika dan Konten

Pedagogiknya Tinggi... 54 4.2 Pembahasan

4.2.1 Penguasaan Matematika Calon Guru

Matematika... 58 1.2.2 Penguasaan Konten Pedagogik Calon Guru

Matematika... 59 4.2.3 Penguasaan Matematika dan Konten

Pedagogik Calon Guru Matematika... 60 4.2.4 Hubungan Penguasaan Matematika dan

Konten Pedagogik Calon Guru Matematika... 61 4.2.5 Skala Sikap Calon Guru Matematika... 62 4.2.6 Kemampuan Mengajar dari Calon Guru

Matematika... 63 4.2.7 Upaya Menyiapkan Calon Guru yang Tingkat

Penguasaan Matematika dan Konten

Pedagogiknya Tinggi... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………... 66

5.2 Saran………. 67

DAFTAR PUSTAKA………... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN A: Instrumen Penelitian……….. 71

LAMPIRAN B: Analisis Hasil Uji Coba Tes Matematika dan Tes 129 Konten Pedagogik……….

LAMPIRAN C: Analisis Data Hasil Penelitian………... 140 LAMPIRAN D: Analisis Data Skala Sikap dan Dokumentasi 148 Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar Calon Guru

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Validitas... 24

Tabel 3.2 Uji Validitas Tes Konten Pedagogik... 25

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas... 26

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda... 27

Tabel 3.5 Daya Pembeda Tes Konten Pedagogik... 27

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran... 28

Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Tes Matematika... 33

Tabel 4.2 Rekapitulasi Persentase Penguasaan Topik Matematika... 33

Tabel 4.3 Rekapitulasi Persentase Penguasaan Jenjang Kognitif... 38

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Tes Konten Pedagogik... 39

Tabel 4.5 Rekapitulasi Presentase Respon Calon Guru berdasarkan Kategori Indikator………. 39

Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Tes Matematika dan Konten Pedagogik.. 49

Tabel 4.7 Uji Normalitas Skor Matematika dan Konten Pedagogik 50 Tabel 4.8 Perhitungan Korelasi Nilai Matematika dan Nilai Konten Pedagogik Calon Guru dengan Program SPSS 16.0... 51

Tabel 4.9 Sikap Calon Guru terhadap Penguasaan Matematika... 52

Tabel 4.10 Sikap Calon Guru terhadap Penguasaan Konten Pedagogik... 53

Tabel 4.11 Kesulitan Calon Guru dalam Mempelajari Matematika... 55

Tabel 4.12 Kesulitan Calon Guru dalam Mempelajari Konten Pedagogik... 56

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pengetahuan Guru Menurut Grossman... 9 Gambar 2.2 Model Pengetahuan Guru Menurut Ball, et al... 14 Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian... 31 Gambar 4.1 Contoh Hasil Pekerjaan Calon Guru untuk Tes Konten

Pedagogik Nomor 1... 42 Gambar 4.2 Contoh Hasil Pekerjaan Calon Guru untuk Tes Konten

Pedagogik Nomor 2... 43 Gambar 4.3 Contoh Hasil Pekerjaan Calon Guru untuk Tes Konten

Pedagogik Nomor 3... 44 Gambar 4.4 Contoh Hasil Pekerjaan Calon Guru untuk Tes Konten

Pedagogik Nomor 4... 46 Gambar 4.5 Contoh Hasil Pekerjaan Calon Guru untuk Tes Konten

Pedagogik Nomor 5... 47 Gambar 4.6 Contoh Hasil Pekerjaan Calon Guru untuk Tes Konten

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN...

A.1 Kisi-kisi Soal dan Tes Matematika... 72 A.2 Kunci Jawaban Tes Matematika... 91 A.3 Kisi-kisi Soal Konten Pedagogik dan Tes Konten Pedagogik. 109 A.4 Kunci Jawaban dan Pedoman Skor Tes Konten Pedagogik.... 115 A.5 Kisi-kisi Skala Sikap Calon Guru.dan Tes Skala Sikap... 124 A.6 Kuisioner Calon Guru... 127 A.7 Pedoman Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar Calon Guru

Matematika... LAMPIRAN B: ANALISIS HASIL UJI COBA TES………..

B.1 Perhitungan Hasil Uji Coba Tes Matematika dengan Anates.. 129 B.2 Perhitungan Hasil Uji Coba Tes Konten Pedagogik dengan

Anates... 137 LAMPIRAN C: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN………….

C.1 Kategori Kemampuan Calon Guru Matematika... 140 C.2.1 Data Hasil Tes Matematika... 141 C.2.2 Persentase Respon Calon Guru berdasarkan Kategori

Indikator………. 142 C.3 Data Hasil Tes Konten Pedagogik... 145 C.4 Data Hasil Tes Matematika dan Konten Pedagogik... 146 LAMPIRAN D: ANALISIS DATA SKALA SIKAP DAN

OBSERVASI

D.1.1 Data Skala Sikap... 148 D.1.2 Frekuensi dan Presentase Sikap Calon Guru terhadap Pe-

nguasaan Matematika dan Konten Pedagogik……… 149 D.2 Uji Validitas Skala Sikap... 151 D.3 Data Penilaian Kegiatan Belajar Mengajar Calon Guru……... 155 LAMPIRAN E: UNSUR-UNSUR PENUNJANG PENELITIAN……

(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan digambarkan latar belakang permasalahan yang mengarah kepada topik penelitian, rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, nilai kontribusi apa yang bisa diberikan melalui penelitian yang dilakukan, hipotesis penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejumlah faktor seperti kurikulum, sarana prasarana, kebijakan pemerintah, kemampuan siswa, sumber belajar, iklim pembelajaran dapat mempengaruhi pembelajaran. Namun guru memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Ditangan gurulah kurikulum, sarana prasarana, kebijakan pemerintah, kemampuan siswa, sumber belajar, iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi peserta didik. Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan sebaik-baiknya.

Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi yang diajarkan dan juga pemahaman konsep yang kuat tentang suatu topik dan hubungan dengan topik lainnya. Penelitian tentang pengetahuan materi subjek guru menunjukkan bahwa banyak guru kurang menguasai konsep materi subjek (Brown dan Borko, 1992). Guru gagal menjelaskan makna dari konsep matematika dan hubungan dengan konsep lain dan untuk menghasilkan penjelasan atau representasi lainnya untuk konsep itu. Meskipun mereka mampu menjelaskan langkah-langkah prosedur dalam algoritma, mereka tidak bisa menjelaskan alasan untuk prosedur matematika tertentu. Selain itu, pengetahuan guru tentang konsep-konsep matematika tertentu sering tidak lengkap atau benar.

(12)

2

strategi mengajar yang mungkin mempengaruhi pembelajaran. Berdasarkan Kahan et al. (Turnuklu dan Yesilder, 2007), para peneliti secara berkelanjutan menyimpulkan bahwa siswa akan mau belajar lebih tentang matematika jika guru mereka mengetahui tentang matematika, namun pengetahuan tentang materi (matematika) tidak cukup untuk mengajar matematika dengan baik. Para peneliti merangkum bahwa isi dari pengetahuan konten pedagogik adalah konten yang spesifik dan berbeda jalur dengan pengetahuan sederhana tentang matematika, sehingga seorang matematikawan dimungkinkan tidak mempunyai pengetahuan tentang konten pedagogik.

Menurut Shulman (Turnuklu dan Yesilder, 2007) pengetahuan konten matematika dan pengetahuan konten pedagogik bagian terintegrasi dari instruksi matematika yang efektif. Untuk membangun konsep matematika dalam pikiran siswa, pengetahuan pedagogik sama diperlukannya dengan pengetahuan konten matematika. Cara guru dalam menghubungkan materi-materi (apa yang mereka ketahui tentang apa yang mereka ajarkan) dengan pengetahuan pedagogik (pengetahuan tentang apa yang mereka ketahui tentang cara mengajar) dan bagaimana suatu pengetahuan materi dapat menjadi suatu bagian dari proses berfikir pedagogik dilihat sebagai suatu bagian yang diintegrasikan dalam pengetahuan konten pedagogik.

Pemahaman materi pelajaran yang oleh Shulman (Turnuklu dan Yesilder, 2007) disebut sebagai pengetahuan konten pedagogik perlu dikuasai dengan baik sesuai kaidah keilmuan dan dipergunakan dalam praktek kehidupan. Penyajian materi kepada peserta didik perlu dikemas sedemikian rupa sesuai dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan memperhatikan bagaimana seharusnya siswa belajar, seperti: konsepsi awal siswa terhadap materi pelajaran, kesalahan konsep, dan strategi pemecahan masalah untuk mata pelajaran tertentu.

(13)

3

ini belum dikembangkan dalam pendidikan matematika di sekolah. Setyabudi menambahkan kelemahan utama buruknya pembelajaran matematika akibat kualitas guru matematika yang rendah. Karena itu, penguatan kualitas guru matematika perlu diprioritaskan.

Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas guru yaitu antara lain dengan program sertifikasi dan ujian kompetensi guru. Dengan program tersebut diharapkan guru lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas. Namun nampaknya usaha pemerintah belum berhasil secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian kompetensi guru yang masih mengecewakan. Hasil nilai ujian kompetensi guru tes pedagogik matematika hasil perhitungan tanggal 21 Novembar 2012 rata-rata nasionalnya adalah 42.25%, rata-rata tertinggi diperoleh DIY yaitu 50,36%. Hasil nilai profesional matematika guru sekolah menengah rata-rata nasionalnya adalah sebesar 48,07%, rata-rata tertinggi dicapai oleh Jawa Tengah yaitu 60,98%. Hasil nilai gabungan (pedagogik dan matematika) rata-rata nasionalnya adalah 45,16%. Rata-rata tertinggi diperoleh DIY sebesar 55,33% (http://info-ukg.kemdikbud.go.id). Dari data ini terlihat kompetensi guru matematika masih rendah baik aspek matematika maupun pedagogik.

(14)

4

Pengetahuan matematika yang kuat perlu dimiliki guru maupun calon guru dalam upaya memberi pembelajaran kepada siswa. Disisi lain guru dan calon guru dituntut untuk bisa menyampaikan kepada siswa sehingga dapat diterima dan dipahami, untuk itu guru juga harus memiliki pengetahuan konten pedagogik. Seorang guru yang kuat pengetahuan materinya, namun lemah pengetahuan konten pedagogiknya akan mengakibatkan siswa sulit menerima materi yang disampaikan guru. Sebaliknya apabila pengetahuan materi guru lemah, pengetahuan konten pedagogik kuat akan terjadi ketidaksesuaian antara materi yang disampaikan dengan tuntutan keilmuan. Dengan demikian pengetahuan matematika dan konten pedagogik harus dimiliki oleh guru dan calon guru.

Tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogik guru dipengaruhi juga oleh faktor pembekalan saat belajar di Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan. LPTK sebagai pencetak guru turut andil dan bertanggung jawab atas kualitas guru. LPTK harus sungguh-sungguh dalam menjalankan program pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang siap menjadi guru berkualitas. Mahasiswa PPL FKIP Matematika adalah calon guru yang sebentar lagi akan menjadi guru, kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk menjadi guru apakah sudah mulai terbentuk?. Untuk itu akan diteliti sejauh mana penguasaan matematika dan konten pedagogik mahasiswa calon guru matematika sebuah universitas swasta di Jawa Barat dan dibahas upaya menyiapkan calon guru yang tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogiknya tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang ditelusuri dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penguasaan matematika calon guru matematika? 2. Bagaimana penguasaan konten pedagogik calon guru matematika?

3. Bagaimana penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru matematika?

(15)

5

5. Bagaimana upaya menyiapkan calon guru yang tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogiknya tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penguasaan matematika calon guru matematika. 2. Mengetahui penguasaan konten pedagogik calon guru matematika.

3. Mengetahui penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru matematika.

4. Mengetahui hubungan penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru matematika.

5. Mengetahui upaya-upaya menyiapkan calon guru yang tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogiknya tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat sebagai pertimbangan pemerintah dalam menyusun program pelatihan untuk perbaikan mutu guru dan universitas dalam mencetak calon guru matematika dari aspek matematika dan konten pedagogik. 2. Untuk calon guru dan guru matematika dapat memberi gambaran dan

motivasi untuk lebih mendalami matematika dan konten pedagogik. 3. Dapat sebagai pembanding untuk peneliti selanjutnya.

1.5 Hipotesis Penelitian

Sejalan dengan masalah penelitian di atas, hipotesis penelitian ini adalah: Ada hubungan positif antara tingkat penguasaan matematika dan tingkat penguasaan konten pedagogik.

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terdapat pada penelitian ini penulis menetapkan beberapa definisi operasional yaitu:

(16)

6

statistik, peluang, aljabar matriks, dan matematika diskrit. Tes matematika ditekankan pada materi-materi tersebut dan mengukur kemampuan jenjang kognitif memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5).

2. Pengetahuan konten pedagogik (pedagogical content knowledge) adalah pengetahuan penggabungan pemahaman matematika dan pedagogik yang terdiri dari indikator-indikator:

a. Mengidentifikasi kemampuan pra syarat dan pemahaman untuk mempelajari topik tertentu.

b. Menggunakan variasi strategi mengajar.

c. Mengidentifikasi beberapa strategi pemecahan masalah yang mungkin berguna untuk siswa.

d. Memotivasi siswa agar tertarik ke materi.

e. Membuat pertanyaan yang sesuai untuk membantu siswa memahami materi.

f. Menunjukkan pemahaman hubungan antara topik matematika dan situasi dunia nyata.

g. Mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan siswa dan memberi cara untuk membantu siswa.

h. Mengevaluasi hasil belajar siswa

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian didahului dengan meneliti penguasaan matematika dan konten pedagogik 51 mahasiswa calon guru matematika sebuah universitas swasta di Jawa Barat semester 7 yang sedang mengikuti PPL dengan memberikan seperangkat tes tertulis matematika dan konten pedagogik. Selain itu diteliti sikap calon guru terhadap penguasaan matematika dan konten pedagogik yang mereka miliki dengan skala sikap. Untuk mengungkap kesulitan mereka dalam menguasai matematika dan konten pedagogik serta solusi menurut pandangan calon guru diberikan kuisioner terbuka. Selain itu juga ditelaah proses mengajar calon guru dari dokumen observasi dari guru pamong. Kemudian hasil tes penguasaan matematika dan konten pedagogik dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Pada analisis kuantitatif, total skor dari calon guru dihitung berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan menghasilkan 3 level calon guru. Respon calon guru untuk setiap masalah pada tes matematika dan konten pedagogik dianalisis secara kualitatif untuk mengungkap kesalahan calon guru. Untuk melengkapi data dilakukan wawancara kepada perwakilan calon guru dan guru pamong.

3.2. Populasi dan Sampel

Penelitian dilaksanakan di sebuah universitas swasta di Jawa Barat pada mahasiswa calon guru FKIP Matematika semester 7 yang sedang melaksanakan PPL. Mahasiswa yang sedang mengikuti PPL sebanyak 174. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampling acak terstrata. Pengelompokan mahasiswa didasarkan pada IPK dan terdiri dari tiga kelompok kategori, yakni kelompok tinggi, sedang, dan rendah dengan perbandingan 30%, 40%, dan 30% sesuai dengan daerah kurva normal. Jumlah sampel sebanyak 51 mahasiswa dengan mengambil secara acak masing-masing 17 mahasiswa dari tiap kelompok.

(18)

23

m a h a s i s w a d i d a s a r i o l e h p e n d a p a t

A r i k u n t o ( 1 9 9 8 ) y a n g m e n y a t a k a n “ J i k a

j u m l a h s u b j e k p e n e l i t i a n b e s a r , s a m p e l

d a p a t d i a m b i l a n t a r a 1 0 - 1 5 % a t a u 2 0 -

2 5 % d a r i j u m l a h p o p u l a s i ”.

3.3. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

3.3.1 Tes Tertulis

Tes tertulis yang akan digunakan berupa tes matematika dan tes konten pedagogik dikembangkan dengan mengacu pada indikator tes sertifikasi guru the praxis series dan sesuai dengan kompetensi guru matematika sekolah menengah menurut UU permendiknas. Tes matematika berupa 50 soal pilihan ganda materi SMP dan SMA. Tes konten pedagogik berupa 5 soal uraian. Tes konten pedagogik diharapkan mengukur tingkat penguasaan mahasiswa calon guru tentang perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pengajaran.

Alat pengumpul data yang baik dan dapat dipercaya adalah yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu, sebelum instrumen tes ini digunakan terlebih dahulu akan dilakukan uji coba pada mahasiswa calon guru yang ada dalam populasi. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen tersebut.

3.3.2 Skala Sikap

Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogik yang mereka miliki. Instrumen skala sikap dalam penelitian ini terdiri dari 16 butir pernyataan. Instrumen skala sikap secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A.5.

(19)

24

sejutu (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam menganalisis hasil skala sikap, skala kualitatif tersebut ditransfer ke dalam skala kuantitatif. Pemberian nilai dibedakan antara pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, pemberian skornya adalah SS diberi skor 5, S diberi skor 4, N diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, pemberian skornya adalah SS diberi skor 1, S diberi skor 2, N diberi skor 3, TS diberi skor 4, dan STS diberi skor 5. Menurut Sugiyono (2010), data interval skala sikap ini dapat dianalisis dengan menghitung rataan jawaban berdasarkan skor setiap jawaban dari responden.

3.3.3 Analisis Hasil Uji Coba

A. Analisis Validitas

Suatu alat evaluasi (instrumen) dikatakan valid bila alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Ruseffendi, 1991). Interpretasi mengenai besarnya koefisien validitas dalam penelitian ini menggunakan ukuran yang dibuat J.P. Guildford (Suherman, dkk., 2003) seperti pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Validitas

Koefisien Interpretasi

0,90rxy 1, 00 Sangat Tinggi (sangat baik) 0, 70rxy 0,90 Tinggi (baik)

0, 40rxy 0, 70 Sedang (cukup) 0, 20rxy 0, 40 Rendah (kurang) 0, 00rxy 0, 20 Sangat Rendah

0, 00

xy

r  Tidak Valid

(20)

25

tes diperoleh 7 soal mempunyai validitas tinggi atau baik, 15 soal mempunyai validitas sedang atau cukup, 8 soal mempunyai validitas rendah (kurang).

Butir soal yang tidak signifikan yaitu soal 4, 5, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 32, 35, 37, 41, 42, 43, 44 direvisi dengan terlebih dahulu menganalisis penyebab soal yang tidak signifikan. Soal yang sudah direvisi kemudian diujicobakan secara terbatas kepada calon guru. Berdasarkan analisis terhadap hasil uji coba terbatas, 75% calon guru tidak mempunyai masalah dalam mengerjakan soal hasil revisi maka dapat disimpulkan tes matematika layak untuk digunakan.

Selanjutnya melalui uji validitas dengan Anates versi 4.0, yang hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.2 diperoleh hasil uji validitas tes konten pedagogik yang dapat diinterpretasikan dalam rangkuman yang disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Uji Validitas Tes Konten Pedagogik

No. Soal Korelasi Interpretasi Validitas Signifikansi

1 0,723 Tinggi (baik) Sangat Signifikan

2 0,853 Tinggi (baik) Sangat Signifikan

3 0,720 Tinggi (baik) Sangat Signifikan

4 0,756 Tinggi (baik) Sangat Signifikan

5 0,766 Tinggi (baik) Sangat Signifikan

Dari lima butir soal yang digunakan untuk menguji kemampuan konten pedagogik tersebut berdasarkan kriteria validitas tes dan kriteria signifikansi, diperoleh semua soal mempunyai validitas baik dan sangat signifikan.

Untuk tes konten pedagogik diperoleh nilai korelasi xy sebesar 0,71. Apabila diinterpretasikan berdasarkan kriteria validitas tes dari Guilford, maka secara keseluruhan tes konten pedagogik memiliki validitas yang tinggi atau baik.

B. Analisis Reliabilitas

(21)

26

menggunakan program Anates versi 4.0 untuk menghitungnya seperti pada perhitungan validitas butir soal. Tingkat reliabilitas dari soal uji coba tes matematika dan konten pedagogik didasarkan pada klasifikasi Guilford (Ruseffendi, 1991) sebagai berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya r Tingkat Reliabilitas

0,00< R 0,20 Kecil

0,20< R0,40 Rendah

0,40< R0,70 Sedang

0,70< R0,90 Tinggi

0,90< R1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk tes matematika diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,84, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes matematika mempunyai reliabilitas tinggi. Sedangkan untuk tes konten pedagogik diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,83, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes konten pedagogik mempunyai reliabilitas yang juga tinggi.

C. Analisi Daya Beda

Daya beda menunjukkan kemampuan soal tersebut membedakan antara yang pandai dengan yang kurang pandai. Suat perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara yang pandai, rata-rata, dan yang kurang pandai karena dalam suatu populasi biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut. Sehingga hasil evaluasinya tidka baik semua atau sebaliknya jelek semua, tetapi harslah berdistribusi normal, maksudnya yang mendapat nilai baik dan yang mendapat nilai jelek ada (terwakili) meskipun sedikit, bagian terbesar berada pada hasil cukup.

(22)

27

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Evaluasi Batir Soal

DP10% Sangat Buruk

10%< DP19% Buruk

19%< DP29% Agak Baik

29%< DP49% Baik

DP >49% Sangat Baik

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda untuk tes matematika diperoleh 25 soal mempunyai daya beda sangat baik, 6 soal mempunyai daya beda agak baik, dan 19 soal mempunyai daya beda sangat buruk yang kemudian direvisi.

Hasil perhitungan daya pembeda untuk tes konten pedagogik disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda

No. Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi

1 25% Agak Baik

2. 60% Sangat Baik

3. 30% Baik

4. 40% Baik

5. 40% Baik

(23)

28

D. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Soal perlu dianalisis tingkat kesukarannya untuk mengetahui derajar kesukaran dalam butir soal. Butir-butir soal dikatakan baik, jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Dengan kata lain derajat kesukarannya sedang atau cukup. Kriteria tingkat kesukaran soal yang digunakan dalam uji coba soal metematika dan konten pedagogik didasarkan pada To (Astuti, 2009), seperti pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Interpretasi 0%<TK15% Sangat Sukar

15%<TK30% Sukar

30%< TK70% Sedang

70%< TK85% Mudah

85%< TK100% Sangat Mudah

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Anates versi 4.0 diperoleh tingkat kesukaran tiap butir soal tes matematika pada Lampiran B.1. Soal yang mempunyai tingkat kesukaran sedang ada 19 soal yaitu nomer 3, 6, 17, 19, 24, 25, 28, 30, 31, 33, 36, 38, 39, 40, 45, 47, 48, 49, dan 50. Soal yang mempunyai tingkat kesukaran mudah ada 7 soal yaitu nomer 1, 2, 7, 8, 10, 18, dan 46. Sedangkan yang mempunyai tingkat kesukaran sukar ada 1 yaitu soal nomer 29. Soal nomer 4, 5, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 32, 35, 37, 41, 42, 43, 44 merupakan soal yang tidak signifikan berdasarkan analisis menggunakan Anates versi 4.0. Agar soal tersebut bisa digunakan soal tersebut direvisi dengan mempertimbangkan analisis penyebab ketidaksignifikanannya. Setelah direvisi dan diuji coba ulang secara terbatas ternyata sebagian besar mampu mengerjakan maka soal dianggap valid dan dapat dipergunakan.

(24)

29

3.3.4 Kuesioner Calon Guru Matematika

Kuesioner bertujuan untuk mengungkap kesulitan calon guru dalam menguasai matematika dan konten pedagogik. Selain itu untuk mengungkap motivasi calon guru menjadi guru matematika dan usaha yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penguasaan matematika dan konten pedagogik dalam pandangan calon guru.

3.3.5 Format Wawancara

Format wawancara merupakan pedoman untuk melakukan wawancara terkait dengan penguasaan matematika dan konten pedagogik yang dimiliki calon guru. Wawancara dengan calon guru dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam tentang hasil tes matematika dan konten pedagogik. Calon guru yang diwawancara adalah 4 calon guru yang dipilih secara purposif dan mewakili calon guru yang skor tes matematika dan konten pedagogik tinggi, skala sikap negatif; skor tes matematika dan konten pedagogik tinggi, skala sikap positif; skor tes matematika dan konten pedagogik rendah, skala sikap negatif; dan skor tes matematika dan konten pedagogik rendah, skala sikap positif. Wawancara dengan guru pamong bertujuan untuk mengetahui dasar penilaian observasi kegiatan belajar mengajar dari calon guru terkait penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari tes matematika dan tes konten pedagogik, skala sikap, kuisioner, wawancara kepada perwakilan calon guru dan guru pamong, serta dokumen penilaian observasi kegiatan mengajar dari guru pamong. Data berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai tertulis, skala sikap, nilai kegiatan belajar mengajar. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, kuisioner, analisis jawaban tes matematika dan konten pedagogik.

3.5Prosedur Pengolahan Data

(25)

30

Pertama, terhadap data tentang penguasaan matematika calon guru dihitung rata-rata skor dan simpangan baku, dikelompokkan menjadi tiga level berdasarkan skor, dihitung banyaknya calon guru matematika yang menguasai topik tertentu dalam matematika sekolah, dihitung banyaknya calon guru matematika yang mampu menyelesaikan soal jenjang kognitif C2, C3, C4, dan C5. Data diolah secara kualitatif tentang kekeliruan yang dilakukan calon guru matematika dan diperkuat dengan data hasil wawancara perwakilan calon guru.

Kedua, terhadap data tentang penguasaan konten pedagogik calon guru matematika dihitung rata-rata skor dan simpangan baku, calon guru dikelompokkan menjadi tiga level berdasarkan skor. Data dioleh secara kualitatif tentang kekeliruan yang dilakukan calon guru matematika.

Ketiga, data penguasaan matematika dan konten pedagogik digabungkan, dihitung rata-rata dan simpangan baku, calon guru matematika dikelompokkan menjadi tiga level berdasarkan skor.

Keempat, data penguasaan matematika dikorelasikan dengan data penguasaan konten pedagogik menggunakan korelasi pearson.

Kelima, terhadap data skala sikap calon guru matematika dihitung skornya berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dihitung rata-rata skor dan simpangan baku. Mencocokkan dengan hasil wawancara kepada calon guru.

Keenam terhadap dokumen penilaian kegiatan belajar mengajar dihitung skornya, dihitung rata-rata skor dan simpangan baku. Menghubungkan skor kegiatan belajar mengajar calon guru dengan data hasil wawancara tentang dasar penilaian oleh guru pamong.

(26)

31

3.6Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Selanjutnya prosedur penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk diagram berikut:

Studi Pendahuluan: Identifikasi Masalah, Rumusan

Masalah, Studi Literatur

Pengembangan dan Validasi: Instrumen dan Uji Coba

Pemilihan Responden Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penulisan Akhir

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru matematika, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat penguasaan matematika calon guru rendah. Calon guru matematika kurang menguasai konsep matematika dan mempunyai miskonsepsi-miskonsepsi.

2. Tingkat penguasaan konten pedagogik calon guru rendah. Calon guru kesulitan mengidentifikasi strategi pemecahan masalah, menggunakan variasi strategi mengajar, membuat pertanyaan yang sesuai untuk membantu siswa memahami materi, menunjukkan pemahaman hubungan antara topik matematika dan situasi dunia nyata, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan menganalisa ketidakpahaman siswa.

3. Tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru rendah. 4. Korelasi penguasaan matematika dan konten pedagogik calon guru positif dan

berarti semakin tinggi penguasaan matematika, semakin tinggi penguasaan konten pedagogik.

(28)

67

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diperlukan upaya mempersiapkan calon guru dengan mengembangkan pola pembelajaran yang mengaktualisasikan penguasaan matematika dan konten pedagogik yang tinggi.

2. Diperlukan pembinaan guru untuk meningkatkan penguasaan matematika dan konten pedagogik guru.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

An, S., Kulm, G., & Wu, Z. (2004). The Pedagogical Content Knowledge of Middle School, Mathematics Teachers in China and the U.S., Journal of Mathematics Teacher Education. Vol 7, 145-172.

A r i k u n t o , S . ( 1 9 9 8 ) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. J a k a r t a : R i n e k a C i p t a .

Astuti, R. (2009). Studi Perbandingan Kemampuan Komunikasi dan Kemandirian Belajar Siswa pada Kelompok Siswa yang Belajar Reciprocal Teaching dengan Pendekatan Metakognitif dan Kelompok Siswa yang Belajar dengan Pembelajaran Biasa. Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Baker, M. & Chick, H. (2006). Pedagogical Content Knowledge for Teaching Primary Mathematics: A Case Study of Two Teachers., University of Melbourne. Vol 1, 60-67.

Ball, D.L. & Bass, H. (2000). Interweaving Content and Pedagogy in Teaching and Learning to Teach: Knowing and Using Mathematics. In J.Boaler (Ed), Multiple Perspectives on the Teaching and Learning of Mathematics (pp.83-104).Westport, CT: Ablex

Ball, D.L., Thames, M.H, & Phelp, G. (2008). Content Knowledge for Teaching: What Makes It Special?. Journal of Teacher Education. 59, (5), 389-407.

Ball, D. L., & Wilson, S. (1990). Knowing the subject and learning to teach it: Examining assumptions about becoming a mathematics teacher (Research Report 90-7). East Lansing: Michigan State University, National Center for Research on Teacher Learning.

Retrieved from the World Wide Web:

http://ncrtl.msu.edu/http/rreports/ html/pdf/rr907.pdf

Brown, C. & Borko, H. (1992). Becoming a mathematics teacher in: D.A. Grouws (Ed) Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning (New York: Macmillan Publising).

Depdikbud. (2007). Permendiknas No. 16 tahun 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

(30)

67

Elbrink, M. (2007). Analyzing and Addressing Common Mathematical Errors in Secondary Educatio. Dissertation. Ball State University.

Farida, I. (2009). Peranan Pedagogi Materi Subyek dalam Mengembangkan Pengetahuan Konten Guru Sains. Tersedia: http://cheminterconnected.spaces.live.com.

Gencturk, Y.C. (2012). Teachers’ Mathematical Knowledge for Teaching, Instructional Practices, and Student Outcomes. Dissertation. University of Illinois at Urbana-Champaign.

Hicks, S.J. (2010). A Study of Teacher Knowledge as Secondary Mathematics Teachers Use a New Technology. Dissertation. University of Missouri.

Hill, H.C., Rowan, B., & Ball, D.L. (2005). Effects of Teachers’ Mathematical Knowledge for Teaching on Student Achievement. American Educational Research Journal. 42, (2), 371-406.

Hill, H. C., Ball, D. L., & Schilling, S. (2008). Unpacking “pedagogical content knowledge”: Conceptualizing and measuring teachers’ topic specific knowledge of students. Journal for Research in Mathematics Education. 39, (4), 372-400.

Kilic, H. (2009). Pedagogical Content Knowledge of Preservice Secondary Teachers. Dissertation. University of Georgia.

McGraner, K. L., Heiden, A. V., & Holdheide, L. (2011). Preparation of Effective Teachers in Mathematics. National Comprehensive Center for Teacher Qality. USA.

NCTM. (1991). Standard for Profesional Development of Teachers of Mathematics. Reston, VA: NCTM.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

Paker, J. & Heywood, D. (2000). Exploring the relationship between subject knowledge and pedagogic content knowledge in primary teachers’ learning about forces, International Journal of Science Education. 22, (1), 89-111.

(31)

68

Setyabudi, W. 24 Desember 2012. Matematika RI di bawah Palestina. Haluan Kepri.

Sudirman (2013). Ukuran Prestasi Belajar. Tersedia: http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2013/01/2.html Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., Nurjanah, & Rohayati, A. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Tukiman, J.C. 15 Mei 2012. Pendongkrak Prestasi Siswa. Kompas.

Turnuklu, E.B. & Yesildere, S. (2007). The Pedagogical Content Knowledge in Mathematics: Pre Service Primary Mathematics teachers’ Perspectives in Turkey. Journal IUMPST. Vol 1. 1-13

Gambar

Gambar 2.1  Model Pengetahuan Guru Menurut Grossman.....................
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Validitas
Tabel 3.2 Uji Validitas Tes Konten Pedagogik
Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Faktor kepercayaan terhadap sistem hukum dan per- pajakan berperan penting untuk meningkatkan moral perpajakan, (3) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai pengelompokan rumah tangga di pulau Madura menggunakan tiga metode, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen Kearsipan untuk Lembaga Negara, Swasta, dan Perguruan Tinggi Negeri, Jakarta: Bumi Aksara..

Bedasarkan hasil dari penelitian yang berjalan, sistem yang diusulkan untuk memberikan solusi pada permasalahan ini adalah pembangunan aplikasi pemesanan makanan pada

Hal ini karena kandungan unsur hara yang terdapat pada campuran kompos kulit buah kakao dengan kompos TKKS cenderung mencukupi untuk pertumbuhan tinggi bibit

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan, selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai

persediaan barang dengan lebih baik dan menghasilkan informasi yang akurat.. sehingga tidak mengecewakan para konsumen