Penerapan Strategi Problem Solving Menggunakan Microblogging
untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata
Pelajaran TIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
Oleh Dede Dindin Qudsy
0902133
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dede Dindin Qudsy, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
Oleh :
Dede Dindin Qudsy
Disetujui Dan Disahkan Oleh : Pembimbing I
Prof. Dr. Munir, M.IT. NIP. 196603252001121001
Pembimbing II
Rasim, M.T
NIP. 197407252006041002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
Oleh : Dede Dindin Qudsy
0902133
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Dede Dindin Qudsy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dede Dindin Qudsy, 2013
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan strategi
problem solving menggunakan microblogging untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandung, Juni 2013
PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN
MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
Dede Dindin Qudsy 0902133
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “penerapan strategi problem solving menggunakan microblogging” merupakan penelitian Pre-Experimental dengan desain One-Group Pretest-Postest group design yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1 Cidahu semester genap Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa melalui strategi pembelajaran problem solving menggunakan microblogging dalam mata pelajaran TIK dan juga pengembangan dari media microblogging untuk pendidikan atau untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa strategi pembelajaran problem solving efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hasil perhitungan dan analisis data menunjukan bahwa sebesar 43,25% atau sebanyak 14 siswa dari 32 siswa dikategorikan berhasil meningkatkan pemahaman konsepnya karena berhasil meraih nilai minimum untuk translasi, intrepretasi dan ekstrapolasi. Dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi problem solving dengan menggunakan microblogging dapat dikategorikan baik untuk menigkatkan pemahaman konsep siswa. Selain itu hasil dari penilaian siswa, pembelajaran menggunakan microblogging membuat hampir seluruh siswa merasa terbantu dengan menggunakan microblogging dalam pembelajaran.
Dede Dindin Qudsy, 2013
IMPLEMENTATION OF PROBLEM SOLVING STRATEGY USING MICROBLOGGING TO IMPROVE STUDENT CONCEPTUAL
UNDERSTANDING IN SUBJECT OF ICT
Dede Dindin Qudsy 0902133
ABCTRACT
This essay with the title "implementation of problem solving strategies using microblogging" is a Pre-Experimental research design with One-group pretest-posttest group design do in class VIII D SMP Negeri 1 Cidahu second semester in Academic Year 2012/2013. The purpose of this research was to determine the increase in students' understanding of the concept of learning through problem solving strategies using microblogging in ICT subjects and also the development of media microblogging for education or for use in the classroom. The instrument used in this research is a multiple choice objective tests. The results show that the learning problem solving strategies effectively enhance students' understanding of concepts. The calculation and analysis of the data shows that 43.25% or as many as 14 students of the 32 students were categorized as successful in improving understanding of the concept because can get the minimum value for translation, interpretation and extrapolation. It can be concluded that the application of problem solving strategies using microblogging can be categorized either to boost students' understanding of concepts. In addition, the results of student assessment, learning with using microblogging to make almost all of the students find it helpful to use microblogging in learning.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Batasan Masalah ... 7
1.4. Tujuan Penelitian ... 7
1.5. Manfaat Penelitian ... 8
1.6. Hipotesis Penelitian ... 8
1.7. Definisi Operasional ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Problem Solving ... 10
2.1.1. Strategi Problem Solving ... 10
2.1.2. Tahapan Pembelajaran Problem Solving ... 13
Dede Dindin Qudsy, 2013
2.3. Microblogging ... 19
2.3.1. Microblogging Untuk Pendidikan ... 20
2.4. Komputer ... 21
2.4.1. Server yang digunakan dalam microblogging ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24
3.1. Metode Pengembangan Microblogging ... 24
1. Tahap Analisis ... 25
2. Tahap Desain ... 26
3. Tahap Pengembangan ... 26
4. Tahap Implementasi ... 27
5. Tahap Penilaian ... 27
3.2. Metode Penelitian ... 27
3.3. Desain Penelitian ... 27
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.5. Prosedur Penelitian ... 28
3.6. Instrumen Penelitian ... 30
1. Validitas ... 30
2. Reliabilitas ... 31
3. Daya Pembeda ... 32
4. Indeks Kesukaran ... 33
3.7. Teknik Analisis Data ... 34
1. Tes ... 34
b. Uji Homogenitas ... 35
c. Uji One Way Anova ... 36
d. Analisis Indeks Gain ... 37
2. Angket ... 38
3. Observasi ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1. Hasil Pembahasan Penggunaan Microblogging ... 41
4.1.1. Tahap Analisis ... 41
4.1.2. Tahap Desain ... 43
4.1.3. Tahap Pengembangan ... 44
4.1.4. Tahap Implementasi ... 51
4.1.5. Tahap Penilaian ... 52
4.2. Analisis Dan Hasil Uji Coba Instrumen ... 54
4.2.1. Uji Validitas ... 54
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 56
4.2.3. Uji Tingkat Kesukaran... 57
4.2.4. Uji Daya Pembeda ... 58
4.3. Analisis Data Hasil Penelitian ... 61
4.3.1. Analisis Data Pretes dan Posttes ... 61
1. Uji Normalitas Data ... 62
2. Uji Homogenitas Data ... 66
3. Uji Hipotesis ... 67
Dede Dindin Qudsy, 2013
b. Uji Perbedaan Rata-rata Posttes ... 69
4. Data Gain ... 70
4.3.2. Keterlaksanaan Pembelajaran ... 70
4.3.3. Data Hasil Angket ... 73
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81
A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
DAFTAR TABEL
TABEL
3.1. One-Group Pretest-Posttest Design ... 28
3.2. Intrepretasi Nilai Koefisian Validasi ... 31
3.3. Klasifikasi Interpretasi Realibilitas... 32
3.4. Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 33
3.5. Interpretasi indeks kesukaran ... 33
3.6. Interpretasi Nilai <g> ... 38
3.7. Skor Penilaian Angket ... 39
4.1. Data hasil analisa uji validitas ... 55
4.2. Data hasil analisa uji tingkat kesukaran... 57
4.3. Data hasil analisa uji daya pembeda ... 58
4.4. Data hasil analisa uji instrumen ... 60
4.5. Deskripsi hasil pretes dan posttest kelas eksperimen ... 61
4.6. Hasil uji normalitas pretest kelas atas ... 62
4.7. Hasil uji normalitas pretest kelas tengah ... 63
4.8. Hasil uji normalitas pretes kelas bawah... 63
4.9. Hasil uji normalitas post test kelas atas ... 64
4.10. Hasil uji normalitas post test kelas tengah ... 65
4.11. Hasil uji normalitas post test kelas bawah ... 65
Dede Dindin Qudsy, 2013
4.13. Hasil uji homogenitas ... 67
4.14. Hasil uji kesamaan rata-rata pretes ... 68
4.15. Hasil uji perbedaanrata-rata posttes ... 69
4.16. Hasil uji gain ... 70
4.17. Hasil Perhitungan Analisis Oberservasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 71
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
3.1. Tahap pengembangan Multimedia ... 25
4.1. Tampilan Login Microblogging MicroEdu ... 45
4.2. Tampilan Home Microblogging MicroEdu ... 45
4.3. Tampilan Grup Kelas di Microblogging ... 46
4.4. Tampilan Modul di Microblogging MicroEdu ... 46
4.5. Tampilan Navigasi Microblogging ... 47
4.6. Tampilan Kuis/pretes/posttes beserta waktu pengerjaan ... 48
4.7. Tampilan Grup Microblogging ... 48
Dede Dindin Qudsy, 2013
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK
4.1. Rata-rata hasil pretes dan posttes ... 61
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa bertahan dalam kehidupannya di muka bumi. Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, guru dan siswa memiliki peranan yang sama besarnya karena siswa belajar kepada guru dan juga guru belajar kepada siswa juga.
Menurut Munir dkk (2007) menyebutkan bahwa Indonesia belum mampu mendayagunakan potensi ICT (information and comunication technology, teknologi informasi dan komunikasi, TIK) secara baik, dan oleh karena itu Indonesia terancam digital divide (kesenjangan digital) yang semakin tertinggal terhadap negara-negara maju. Padahal di era globalisasi ini teknologi memiliki peran yang sangat penting bagi dunia pendidikan, bisnis, ekonomi dan lain-lain. Munir dkk (2007) menyebutkan bahwa penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tepat dalam sekolah dan dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan bangsa-bangsa lain.
Oleh karena itu sejak tahun 2004, pemerintah memasukan mata pelajaran TIK pada kurikulum sekolah. Pada mata pelajaran ini peserta didik mengenal, mempraktikan dan menguasai berbagai komponen dan kegunaan dari berbagai perangkat teknologi informasi. Mata pelajaran TIK dimaksudkan untuk mempersiapkan kompetensi peserta didik di bidang TIK agar mampu menghadapi perkembangan TIK yang sedemikian berkembang pesat sehingga mereka mampu menghadapi tantangan global dan perubahan yang sangat cepat.
2
Dede Dindin Qudsy, 2013
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk jenjang SMP/MTs dalam standar isi mencakup 3 aspek yaitu:
a. Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar. b. Pengolahan informasi untuk produktifitas .
c. dan Pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi. Konsep bagi siswa SMP menjadi salah satu aspek yang harus dimiliki. Karena menjadikannya sebagai penunjang dalam memahami materi pembelajaran TIK. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Afrilianto (2012) menyebutkan bahwa pemahaman konsep siswa SMP masih terasa kurang karena guru-guru pada umumnya masih mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan ekspositori. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2012) di SMP Negeri 10 Padang ditemukan masalah-masalah seperti siswa kurang termotivasi, siswa tidak mau bertanya ketika ada yang tidak dipahami dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran didominasi oleh guru. Dan merujuk pada pengalaman peneliti ketika melaksanakan PPL di SMP Kartika Siliwangi XIX Bandung, peneliti merasakan bahwa pemahaman konsep siswa dirasa kurang, sehingga apabila diberikan soal yang berbeda dari yang dicontohkan, para siswa sedikit kesulitan dalam menjawab soal tersebut.
3
Dari uraian diatas, jelas pemahaman konsep memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar siswa. Karena dengan siswa paham mengenai pembelajaran yang diberikan, maka siswa akan dengan mudah dan cepat mengerjakan masalah yang diberikan oleh guru walaupun ketika soal yang diberikan guru berbeda dari apa yang dicontohkan, siswa akan dapat mengerjakan soal atau masalah yang diberikan oleh guru.
Strategi problem solving diterapkan untuk dapat membantu siswa berpikir secara kritis dan ilmiah dengan belajar dari masalah-masalah dan mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga siswa mampu memahami akan konsep suatu masalah sehingga dapat menyelesaikan masalah lain yang dihadapinya dengan sangat cepat. Peneliti melihat dengan menerapkan strategi problem solving, dapat mempermudah dan mengasah kemampuan pemahaman konsep siswa. Sesuai dengan jurnal
“Journal of Problem Solving” pada bab Perspectives on Problem Solving in Educational Assessment: Analytical, Interactive, and Collaborative
Problem Solving menyebutkan bahwa proses pemecahan masalah terdiri
dari penambahan kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah,
seperti memahami dan mewakili masalah (akuisisi pengetahuan), mencari
solusi (penerapan pengetahuan), menunjukkan kemajuan, dan
mengkomunikasikan hasil yang didapat.
4
Dede Dindin Qudsy, 2013
merumuskan kesimpulan (Hudojo, 2003). Problem solving menuntut siswa agar menemukan konsep yang sesuai dengan pemikirannya sendiri sehingga konsep yang telah siswa kembangkan akan lebih bermakna dan tidak akan cepat dilupakan. Menurut paparan diatas, terlihat bahwa strategi pembelajaran problem solving bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Menurut situs http://www.internetworldstats.com, jumlah
pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan.
Perkembangan internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka, kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Tak hanya itu, kini internet sudah merambah ke dunia pendidikan dengan banyak dibukanya situs-situs E-Learning yang bisa digunakan oleh siapapun. Tak hanya itu, perkembangan internet sekarang membuat siswa tidak perlu pergi ke toko buku atau perpustakaan untuk mengetahui referensi materi, kini dengan adanya internet, siswa dapat dengan mudah mendapatkan referensinya di internet. Sekarang ini, smartphone juga bisa berperan dalam dunia pendidikan, semisal
blackberry, dengan adanya komunitas sosial blackbery, mereka dapat
berdiskusi tentang pendidikan, misalnya tugas sekolah, perkembangan ilmu pengetahuan dan belajar bersama.
5
pembelajaran, yang jumlahnya sangat banyak dan menarik untuk digunakan.
Manovich (Ling Ding, 2011) menyebutkan bahwa “Today we are in the middle of a new media revolution - the shift of all culture to
computer-mediated forms of production, distribution, and
communication”, bisa dikatakan bahwa kita sekarang telah masuk kedalam
jaman dimana semua pekerjaan mulai dari produksi, distribusi dan komunikasi telah masuk kedalam media yang berbasis komputer. Menurut data situs dari Alexa.com media sosial facebook sering diakses sebanyak 2,3% dari total seluruh populasi facebook didunia dan menempati posisi 2 dalam web yang sering diakses di Indonesia, sedangkan microblogging twitter diakses sebanyak 2,9% dari total populasi pengguna twitter di
seluruh dunia dan menempati posisi 11 dalam web yang sering diakses di Indonesia. Dengan data ini bisa dikatakan bahwa media sosial microblogging tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari pada masyarakat
Indonesia.
Kenapa bukan blog tetapi microblogging? Karena microblogging lebih interaktif dan komunikatif. Menurut Böhringer (Ling Ding, 2011) menyebutkan :
“Traditional blogging is lack of human participation in terms of sharing, commenting and interacting with information. To traditional blogging, it is a passive statue for audience to read or attention to; while to micro-blogging, it is an active platform for users to “follow” someone or something. From this perspective, users cannot only record their thinking and life to share with their followers all around the world via Internet, but also receive news and information from the person they followed”.
6
Dede Dindin Qudsy, 2013
Oleh karena itu salah satu teknologi yang dapat menunjang pembelajaran adalah microblogging. Menurut Ebner, dkk dalam sebuah jurnal yang berjudul Microblogs in Higher Education – A chance to facilitate informal and process-oriented learning?. Menyatakan bahwa microblogging dapat mendukung pembelajaran berorientasi proses dengan
arus informasi secara konstan diantara siswa dan diantara siswa dan guru. Menyampaikan ide dan beberapa informasi memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dengan yang lain sesuai dengan cara pikir mereka sendiri. Contoh microblogging yang dapat digunakan sebagai alat pembelajaran adalah :
a. Twitter ( Twitter.com )
b. Edmodo ( Edmodo.com )
c. Cirip ( Cirip.ro )
Microblogging yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
microblogging MicroEdu yang dikembangkan sendiri oleh peneliti
menggunakan engine microblogging dari sharetronix, peneliti mengembangkan microblogging sesuai dengan kebutuhan sekolah, dimana terdapat fitur kuis dan modul atau bahan ajar.
Dari uraian diatas, sebuah microbloging yang dijadikan sebagai media pembelajaran apabila digabungkan dengan sebuah strategi pembelajaran problem solving, akan sangat efektif untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK.
Oleh karena itu, harus adanya penelitian mengenai penerapan microbloging dengan strategi pembelajaran problem solving dalam dunia
nyata. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Problem Solving Menggunakan Microblogging untuk meningkatkan
7
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang peneliti angkat adalah diuraikan sebagai berikut ini :
1. Bagaimana mengembangkan sebuah media Microblogging untuk digunakan sebagai media pembelajaran?
2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, sedang atau bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran problem solving menggunakan microblogging?
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini, penulis membatasi lingkup permasalahan pada aspek pembelajaran TIK yang dimaksud adalah pembelajaran pada materi Microsoft Office Excel. Pengembangan microblogging disini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah paparkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengembangkan sebuah media microblogging yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, sedang atau bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran problem solving menggunakan microblogging
1.5. Manfaat Penelitian
8
Dede Dindin Qudsy, 2013 1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan bagi peneliti tenang proses pembelajaran dengan menggunakan microblogging dan strategi problem solving . Wawasan ini dipandang perlu, sebab peneliti adalah calon guru dalam rumpun pendidikan ilmu komputer yang perlu mempersiapkan diri untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan masa depan.
2. Bagi Guru
Memberikan alternatif pilihan sebuah proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa, dengan begitu siswa bisa lebih baik dalam hasil prestasi belajar.
3. Bagi Siswa
Dengan microblogging dan strategi problem solving siswa akan lebih senang dalam mengikuti pembelajaran serta dapat dengan mudah untuk meningkatkan pemahaman konsepnya.
4. Bagi dunia pendidikan
Sebagai alternatif strategi pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih menyenangkan, dan bisa dilakukan dimana saja tanpa terikat waktu kegiatan belajar mengajar.
1.6. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat peningkatan
kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, sedang atau bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran
problem solving menggunakan microblogging”.
1.7. Definisi Operasional
9
Microblogging adalah sebuah blog dengan teknologi web 2.0 yang
untuk setiap post nya dibatasi hanya 140 karakter. Microblogging bisa digunakan untuk memasukan gambar, audio, dan video dan juga bisa berinteraksi dengan teman seperti layaknya pesan singkat.
b. Problem Solving
Adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tidak biasanya.
c. Pemahaman Konsep
Dede Dindin Qudsy, 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengembangan Microblogging
Metode Penelitian untuk mengembangkan microblogging ini adalah
metode penelitian R&D. Menurut Sugiyono (2013) R&D merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifannya. Tetapi karena fokus penelitian disini adalah pada penggunaan
problem solving, maka pengembangan microblogging tidak diuji keefektifannya
dan hanya diujikan kepada seorang ahli media dan seorang ahli materi/
pendidikan.
Dalam pengembangannya harus ada model-model yang digunakan, model
pengembangan yang digunakan oleh Mardika (2008), sebagai berikut :
Sedangkan model pengembangan yang dikemukakan oleh Munir (2008)
mengemukakan 5 tahapan pengembangan, yaitu analisis, desain, pengembangan,
implementasi dan penilaian, bagan pengembangannya adalah sebagai berikut : Analisis Kebutuhan
Desain Media
Produksi Media
Validasi Ahli
25
Gambar 3.1 Tahap pengembangan Multimedia
Tahapan-tahapan dalam pengembangan media microblogging adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Analisis
Pada tahap ini diterapkan tujuan pengembangan microblogging,
baik bagi pelajar maupun guru dan lingkungan, oleh karena itu dilakukan
analisis kebutuhan di sekolah tempat peneliti akan melakukan penelitian.
a. Analisis secara umum
Kegiatan analisis secara umum dilakukan melalui kegiatan studi
lapangan dan studi literatur. Studi literatur dengan cara melakukan
kajian teori melalui buku-buku dan sumber informasi lainnya yang
tersebar di internet.
b. Analisis pengguna
26
Dede Dindin Qudsy, 2013
juga pemberian tugas. Dengan adanya media microblogging ini, guru bisa memonitor aktifitas diskusi siswa.
c. Analisis perangkat lunak
Analisis perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui perangkat lunak
apa saja yang bisa mendukung pengembangan microblogging. Seperti
tools yang digunakan, framework dan bahasa pemrogramannya.
d. Analisis perangkat keras
Analisis pernagkat keras dilakukan untuk mengetahui perangkat keras
apa saja yang dapat mengakomodasi pengembangan dan penggunaan
microblogging ini.
2. Tahap Desain
Tahap ini meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan
dalam media yang akan dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran
dan hasil analisis pengguna pada tahap pertama. Unsur yang dirancang
disini adalah unsur antar muka dimana harus membuat media
microblogging harus terdapat kemudahan dalam pemakaian, interaktif dan
komunikatif karena media dikembangkan untuk siswa SMP.
3. Tahap Pengembangan
Proses pengembangan/produksi ini bertujuan untuk menghasilkan
produk awal, dan selanjutnya dites atau dijalankan dalam komputer untuk
memastikan apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.
Dan mencoba proses upload ke internet apakah bisa sesuai dijalankan di
komputer lain. Dalam tahap ini dilakukan juga penilaian dari ahli media
dan ahli pendidikan untuk memastikan apakah media microblogging ini
sesuai dengan kebutuhan dan cocok untuk digunakan sebagai media
pembelajaran. Tools yang digunakan untuk pengembangan adalah
menggunakan engine microblogging sharetronix yang menggunakan CI
(code igniter) dan PHP ( Hypertext Preprocessor). Peneliti
mengembangkan engine microblogging sharetronix sesuai dengan
kebutuhan dasar dari sekolah, seperti pendaftaran guru, tes online dengan
27
Setelah dihasilkannya produk awal microblogging, lalu dilakukan
pengujian berupa validasi sebagai expert judgement. Validasi dilakukan
oleh ahli media dari dosen Ilmu Komputer dan ahli materi/pendidikan oleh
seorang Guru TIK. Jika setelah validasi harus dilakukan perbaikan, maka
akan memasuki tahap revisi. Setelah microblogging layak digunakan,
maka dilakukan tahap implementasi
4. Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi ini, media microblogging langsung
diujikan kepada siswa ketika peneliti melakukan penelitian di sekolah
mengenai penerapan strategi problem solving, pada tahap ini akan
diperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap media microblogging
yang telah digunakan.
5. Tahap Penilaian
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan terhadap media
microblogging . Melihat kembali mengenai produk yang dihasilkan, dilihat
dari kelayakan media, tanggapan responden (siswa) terhadap media
microblogging serta kekurangan, kelebihan dan kendala pada penggunaan
microblogging.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode
penelitian Pre-Experimental sebab peneliti melakukan pemberian
perlakuaan pada subjek penelitian untuk diketahui pengaruh dari perlakuan
tersebut. Pada pelaksanaanya peneliti menggunakan satu kelas yang
diberikan perlakuan menggunakan strategi problem solving menggunakan
microblogging.
3.3. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
28
Dede Dindin Qudsy, 2013
kelas untuk mengetahui pengaruh perlakuan dari penerapan strategi problem
solving menggunakan microblogging. Kelas diberikan pretest untuk
mengukur kemampuan awal siswa, lalu diberikan perlakukan dengan
menerapkan strategi problem solving menggunakan microblogging, setelah
itu dilakukan posttest untuk mengetahui hasil dari pemberian perlakukan
tersebut.
Tabel 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X O2
Keterangan:
O1 : Tes Awal
O2 : Tes Akhir
X : Penerapan strategi problem solving menggunakan microblogging
3.4. Populasi dan sampel penelitian
Menurut Sugiyono (2013) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sebuah Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Cidahu.
Sugiyono (2013) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Proses
penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling dengan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII D dengan
29
3.5. prosedur penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam
tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir,
ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan :
a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
b. Menelaah kompetensi mata pelajaran TIK SMP berdasarkan
silabus.
c. Pembuatan surat perizinan melaksanakan penelitian di sekolah.
d. Melakukan observasi untuk melihat pembelajaran dikelas yang
biasa dilaksanakan.
e. Merumuskan masalah penelitian.
f. Melakukan studi literatur mengenai strategi problem solving.
g. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen
penelitian.
h. Merancang microblogging microedu sesuai dengan kebutuhan
sekolah.
i. Judgement instrumen penelitian kepada dua orang dosen di UPI.
j. Judgement media Microblogging kepada seorang dosen Ilmu
Komputer UPI.
k. Melakukan revisi/perbaikan instrumen.
l. Melakukan uji coba instrumen.
m. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi tingkat
kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas sehingga
layak dipakai untuk tes awal dan tek akhir.
2. Tahap Pelaksanaan :
a. Menentukan sampel penelitian yaitu satu kelas dijadikan kelas
eksperimen.
b. Memperkenalkan microblogging micoredu kepada siswa yang
30
Dede Dindin Qudsy, 2013
c. Pelaksanaan tes awal
d. Memberi perlakuan yaitu penerapan strategi problem solving
menggunakan microblogging pada kelas eksperimen.
e. Pelaksanaan tes akhir.
3. Tahap Akhir :
a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir, angket, dan hasil
observasi.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian
c. Menarik kesimpulan.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian
ini terdiri atas instrumen tes. Instrumen tes berupa tes pemahaman konsep
siswa. Berikut penjelasan mengenai instrumen pengumpulan data yang akan
digunakan:
1. Instrumen Tes
Bentuk soal tes dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda.
Instrumen tes yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari
instrumen tes tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas
soal yang baik, harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi di
antaranya dilihat dari beberapa hal berikut: validitas soal, reliabilitas
soal, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Untuk mengetahui
kriteria-kriteria tersebut, di bawah ini dipaparkan penjelasannya, yaitu:
1) Validitas
Cara mencari koefisien validitas dapat digunakan rumus
korelasi produk-moment memakai angka kasar (Arikunto, 2006)
31
rxy = Koefisien korelasi (koefisien validitas).
N = Jumlah Subjek.
ΣX = Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar). Σ2
X = Jumlah kuadarat dari skor setiap butir soal. ΣY = Jumlah skor total.
Σ2
Y = Jumlah kuadrat skor total.
Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan ke
dalam klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Arikunto, 2006).
Dalam hal ini nilai diartikan sebagai koefisien validitas. Interpretasi
validitas soal seperti pada Tabel berikut:
Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Koefisien Validasi
Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas internal yang dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus K-R 20 (Sugiyono, 2013),
yaitu:
32
Dede Dindin Qudsy, 2013 Keterangan:
: reliabilitas instrumen tes secara keseluruhan
: proporsi subjek yang menjawab item soal dengan benar : proporsi subjek yang menjawab item soal dengan salah
banyak butir soal (item)
Σ : jumlah hasil perkalian antara p dan q : Varians total
Untuk menginterpretasikan reliabilitas dari instrumen yang
diperoleh adalah dengan cara melihat tabel berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Realibilitas
3) Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan
rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006):
DP =
� �
Keterangan:
DP: Indeks daya Pembeda satu butir soal tertentu � : rata-rata skor siswa kelompok atas
� : rata-rata skor siswa kelompok bawah � : Banyaknya peserta kelompok atas � : Banyaknya pesert akelompok bawah
Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
33
Kriteria tolak ukur daya pembeda butir soal yang digunakan
berdasarkan Arikunto (2006) yang selengkapnya ditunjukkan pada
tabel berikut ini.
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Indeks DP Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20 Buruk, sebaiknya dibuang
0,20 – 0,40 Sedang
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
4) Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan
dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2006).
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap
butir soal adalah sebagai berikut :
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran.
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
34
Hasil tes yang dianalisis yaitu nilai dan skor tes kemampuan awal
berupa tes awal (pretes) dan tes hasil belajar berupa tes akhir (postes).
Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji statistik adalah
sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar siswa
yang dinilai dengan menggunakan postes pada kelas eksperimen
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk
melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal. Uji
normalitas ini diperlukan untuk menentukan langkah statistik
selanjutnya. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan
dengan bantuan software Microsoft Excel. Pada software Microsoft
Excel menggunakan kecocokan chi kuadrat (x2). Langkah-langkah
dalam uji normalitas sebagai berikut:
1) Membuat tabel distribusi skor.
2) Uji Normalitas distribusi skor.
Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka
digunakan uji Chi Kuadtrat (Sugiyono, 2013) dengan rumus sebagai
35
Dengan :
χ2
= Chi Kuadrat
f0 = Frekuensi nyata atau hasil pengamatan
fh = Frekuensi yang diharapkan
Adapun langkah langkah yang diperlukan dalam pengujian
normalitas data menurut Sugiyono (2013) adalah sebagi berikut :
a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
Dalam hal data hasil pretes dan postes.
b) Menentukan jumlah kelas interval :
Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n.
c) Menentukan panjang kelas interval yaitu :
(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval.
d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi.
e) Menghitung fh(frekuensi yang diharapkan).
f) Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (Xh2) hitung.
h) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memberi keyakinan bahwa
sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis berasal
36
Dede Dindin Qudsy, 2013
uji homogenitas yang digunakan adalah uji Barlett, karena uji tersebut
digunakan untuk menguji homogenitas varians lebih dari dua kelompok
data. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Dengan ln 10 = 2,3026
Jika maka H0 diterima
Dimana jika didapatkan dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 –α) dan dk = (k-1).
c. Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2013), uji hipotesis dapat dilakukan dengan uji
statistik parametris atau nonparametris bergantung hasil uji normalitas.
Apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan
menggunakan uji statistik parametris seperti Anova Satu Jalan. Anova satu
jalan digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel
yang berpasangan maupun independen bila datanya berbentuk interval atau
rasio. (Sugiyono,2013). Beberapa syarat untuk menggunakan uji one way
anova adalah :
Data harus terdistribusi normal Data harus bersifat homogen
Di bawah ini merupakan langkah-langkah pengujian hipotesis untuk
data berpasangan tetapi sebelum dilakukan perhitungan terlebih dahulu diuji
homogenitas varians karena salah satu asumsi penggunaan uji ini adalah
varians antar kelompok harus homogen.
1. Menghitung JK(Jumlah Kuadrat) Total dengan rumus
� ∑ ∑
37
2. Menghitung JK(Jumlah Kuadrat) Antar dengan rumus
� ∑ ∑
∑
3. Menghitung MK(Mean Kuadrat) Antar dengan rumus
�
4. Menghitung MK(Mean Kuadrat) Dalam dengan rumus
�
5. Menghitung F hitung dengan cara membagi MK Antar dengan MK Dalam
6. Membandingkan F Hitung dengan F Tabel
7. Membuat keputusan pengujian hipotesis H0 ditolak atau diterima. (Sugiyono, 2013)
Bila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan harga F tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak, sebaliknya bila F hitung lebih besar daripada F tabel maka Ha diterima, dan Ho ditolak
d. Uji Gain.
a. Gain Skor Tes (G)
Gain adalah selisih skor postes dan pretes untuk mengetahui
bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan. Rumus
yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:
Keterangan:
G = Gain Skor
Ox = Jumlah Nilai Pretes
Oy = Jumlah Nilai Postes
Ox Oy
38
Dede Dindin Qudsy, 2013
b. Gain Skor Ternormalisasi (<g>)
Gain Skor Ternormalisasi (<g>) dihitung untuk mengetahui efektifitas
perlakuan yang diberikan. Rumus yang digunakan untuik mengetahui
nilai gain adalah sebagai berikut:
Keterangan:
<g> : Nilai gain
Skor maksimum : skor maksimum soal Pretes : rata-rata pretes kelas Postes : rata-rata postes kelas
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai <g>
Nilai <g> (n) Kriteria 0,71 – 1,00 Tinggi
0,31 - 0,70 Sedang 0,00 - 0,30 Rendah
2. Analisa Data Angket.
Data dari hasil angket yang telah disebarkan kepada responden dihitung
dan ditabulasikan lalu dipresentasikan dari seluruh jawaban siswa yang memilih
setiap jawaban kuantatif yang disediakan. Untuk mengolah data hasil angket,
digunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
39
likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh beberapa respong yang
menununjukan tingkatan seperti :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Menurut Sugiyono (2013), data angket diinterpretasikan dengan cara
sebagai berikut :
a) Mengitung jumlah skor kriterium
Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapat skor tertinggi
b) Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data
Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabualsikan dalam tabel dan
dhitung jumlah keseluruhan skor data kuntitatif yang dipilih seluruh
responden.
c) Menentukan kategori/interpretasi data
Setelah diketahui jumlah skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan
data, dihitung skor kualitas dengan cara:
(Jumlah skor hasil pengumpulan data)
= 100 % (Jumlah skor kriterium/ideal)
Sehingga diketahui presentasi dari kriteria yang ditetapkan. Secara
kontinum dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju
Interval Interpretasi Kategori Perolehan Angket
40
Dede Dindin Qudsy, 2013
(Sugiyono, 2013)
Tabel 3.7 Skor Penilaian Angket
Penilaian Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3. Observasi
Observasi guru dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan strategi problem solving menggunakan microblogging. Tahapan analisis data observasi adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan keterlaksanaan indikator strategi pembelajaran problem solving yang terdapat pada lembar observasi yang telah diamati oleh observer.
b. Menghitung presentasi keterlaksaannya dengan menggunakan rumus :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data dan analisis yang
diperoleh dari pretes dan posttes, lembar observasi dan angket, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan media mictoblogging MicroEdu membuat hampir seluruh
siswa merasa terbantu dan kebanyakan siswa merasa mudah
menggunakannya. Tetapi ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam
penggunaanya karena kurang familiar. Tetapi secara keseluruhan, siswa
merasa terbantu dengan adannya microblogging tersebut untuk digunakan
pembelajaran.
2. Pemahaman konsep siswa pada kelas atas, tengah dan bawag yang
menerapkan pembelajaran strategi problem solving menggunakan
microblogging meningkat dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,52
(sedang) pada kelas atas, 0,50 (sedang) pada kelas tengah dan 0,53
(sedang) pada kelas bawah.
5.2 Saran
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakukan yang terjadi
dengan penerapan strategi problem solving menggunakan microblogging terhadap
pemahaman konsep siswa. Setelah penelitian selesai, peneliti memberikan saran
untuk penelitian kedepannya sebagai berikut :
1. Pengembangan media microblogging harus lebih ditambahkan lagi
fitur-fitur yang menarik perhatian siswa agar mau menggunakan media
microblogging untuk pembelajaran maupun social networking.
2. Pembelajaran problem solving bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa, dan lebih cocok apabila digabungkan dengan
menggunakan microblogging pada mata pelajaran TIK, karena peneliti
82
Dede Dindin Qudsy, 2013
mengembangkan pembelajaran ini untuk materi materi atau pelajaran yang
lain.
3. Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi problem solving
menggunakan microblogging ini, disarankan guru dapat mempersiapkan
komponen pendukung peraturan seperti rencana pembelajaran, perangkat
pembelajaran seperti modul, dan peraturan yang harus dilakukan siswa
agar siswa dapat dengan maksimal mengikuti pembelajaran.
4. Fasilitas laboratorium komputer dan koneksi internet sebagai faktor
pendukung penerapan strategi ini harus memadai, agar strategi
pembelajaran ini dapat terlaksana dengan baik.
5. Untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya ditindaklanjuti dengan cara
mengembangkan penelitian sejenis tetapi dengan pokok bahasan yang
berbeda. Sehingga dapat dilihat penerapan strategi problem solving
menggunakan microblogging memang sangat sesuian untuk diterapkan
DAFTAR PUSTAKA
Afrilianto,M. (2012). “Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa Smp Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking”.Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung . 1, (2) , September 2012
Arifin, Zainal.2012.Penelitian Pendidikan.Bandung.PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Bloom, Benjamin S. Et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I
Cognitive Domain. London: Longman Group LTD
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ding, Ling. (2011). “Micro-Blogging in network society”. 6pm Journal of Digital
research & publishing. University Of Sidney.
Ebner, Martin; Lienhardt, Conrad: Rohs, Matthias & Meyer, iris. (2010).
“Microblogs in Higher Education – A chance to facilitate informal and process-oriented learning?”. Journal of Computer & Education. 55,(1), 92 – 100.
Greiff ,S., V. Holt, D., and Funke, Joachim. (2013). “Perspectives on Problem Solving in Educational Assessment: Analytical, Interactive, and
Collaborative Problem Solving”. The Journal of Problem Solving. 5, (2), ,71
– 91.
Grosseck, Gabriela & Holostescu , Carmen. (2008). Can we use twitter for educational activities?. [Online]. Tersedia :
http://portaldoprofessor.mec.gov.br/storage/materiais/0000012008.pdf
Grosseck, Gabriela & Holostescu , Carmen. (2010). Learning to Microblog And Microblog to Learn. A CaseStudi on Learning Scenarios In a
Microblogging Context. The 6th International Scientifi Conference, Elearning and Software for Education.
84
Dede Dindin Qudsy, 2013
Hudojo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : JICA
Irawan, Budhi.(2005). Jaringan Komputer - Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Killen, R. (1998). Effective Teaching Strategies. Second Edition. Australia : Social Science Press.
Komariah, Kokom. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Siswa Kelas Ix J Di Smpn 3 Cimahi. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Mardika, N. (2008). Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Di SD. [Online]. Tersedia :
mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Munir, dkk. (2007). Naskah Akademik Kurikulum Masa Depan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.Tidak diterbitkan.
Munir & Zaman, Halimah Badioze. (2002). “Metodologi Pengembangan
Multimedia dalam Pendidikan”. Jurnal Mimbar Pendidikan. XXI, (2).
Nuzaqilah, Dina Sri. (2009). Pengaruh Mind Mapping terhadapPemahaman
Konsep Siswa pada MataPelajaran TIK. Skripsi Sarjana pada FPMIPA
UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
P . Heller and K. Heller. (1999). Cooperative Group Problem Solving in Physics.
Research Report. University of Minnesota
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
85
Tahun Pelajaran 2012/2013” . Jurnal Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. 1, (5), 2012.
Subiyanto. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Kependidikan.
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfa Beta.
Wahono, Romi Satria. (2008). Apa itu komputer.[online]. Tersedia :