• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Strategi Problem Solving Menggunakan Microblogging

untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata

Pelajaran TIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

Oleh Dede Dindin Qudsy

0902133

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dede Dindin Qudsy, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

Oleh :

Dede Dindin Qudsy

Disetujui Dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Prof. Dr. Munir, M.IT. NIP. 196603252001121001

Pembimbing II

Rasim, M.T

NIP. 197407252006041002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

(3)

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

Oleh : Dede Dindin Qudsy

0902133

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dede Dindin Qudsy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

(4)

Dede Dindin Qudsy, 2013

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan strategi

problem solving menggunakan microblogging untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandung, Juni 2013

(5)

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN

MICROBLOGGING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

Dede Dindin Qudsy 0902133

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “penerapan strategi problem solving menggunakan microblogging” merupakan penelitian Pre-Experimental dengan desain One-Group Pretest-Postest group design yang dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 1 Cidahu semester genap Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa melalui strategi pembelajaran problem solving menggunakan microblogging dalam mata pelajaran TIK dan juga pengembangan dari media microblogging untuk pendidikan atau untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa strategi pembelajaran problem solving efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hasil perhitungan dan analisis data menunjukan bahwa sebesar 43,25% atau sebanyak 14 siswa dari 32 siswa dikategorikan berhasil meningkatkan pemahaman konsepnya karena berhasil meraih nilai minimum untuk translasi, intrepretasi dan ekstrapolasi. Dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi problem solving dengan menggunakan microblogging dapat dikategorikan baik untuk menigkatkan pemahaman konsep siswa. Selain itu hasil dari penilaian siswa, pembelajaran menggunakan microblogging membuat hampir seluruh siswa merasa terbantu dengan menggunakan microblogging dalam pembelajaran.

(6)

Dede Dindin Qudsy, 2013

IMPLEMENTATION OF PROBLEM SOLVING STRATEGY USING MICROBLOGGING TO IMPROVE STUDENT CONCEPTUAL

UNDERSTANDING IN SUBJECT OF ICT

Dede Dindin Qudsy 0902133

ABCTRACT

This essay with the title "implementation of problem solving strategies using microblogging" is a Pre-Experimental research design with One-group pretest-posttest group design do in class VIII D SMP Negeri 1 Cidahu second semester in Academic Year 2012/2013. The purpose of this research was to determine the increase in students' understanding of the concept of learning through problem solving strategies using microblogging in ICT subjects and also the development of media microblogging for education or for use in the classroom. The instrument used in this research is a multiple choice objective tests. The results show that the learning problem solving strategies effectively enhance students' understanding of concepts. The calculation and analysis of the data shows that 43.25% or as many as 14 students of the 32 students were categorized as successful in improving understanding of the concept because can get the minimum value for translation, interpretation and extrapolation. It can be concluded that the application of problem solving strategies using microblogging can be categorized either to boost students' understanding of concepts. In addition, the results of student assessment, learning with using microblogging to make almost all of the students find it helpful to use microblogging in learning.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 7

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

1.6. Hipotesis Penelitian ... 8

1.7. Definisi Operasional ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Problem Solving ... 10

2.1.1. Strategi Problem Solving ... 10

2.1.2. Tahapan Pembelajaran Problem Solving ... 13

(8)

Dede Dindin Qudsy, 2013

2.3. Microblogging ... 19

2.3.1. Microblogging Untuk Pendidikan ... 20

2.4. Komputer ... 21

2.4.1. Server yang digunakan dalam microblogging ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

3.1. Metode Pengembangan Microblogging ... 24

1. Tahap Analisis ... 25

2. Tahap Desain ... 26

3. Tahap Pengembangan ... 26

4. Tahap Implementasi ... 27

5. Tahap Penilaian ... 27

3.2. Metode Penelitian ... 27

3.3. Desain Penelitian ... 27

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5. Prosedur Penelitian ... 28

3.6. Instrumen Penelitian ... 30

1. Validitas ... 30

2. Reliabilitas ... 31

3. Daya Pembeda ... 32

4. Indeks Kesukaran ... 33

3.7. Teknik Analisis Data ... 34

1. Tes ... 34

(9)

b. Uji Homogenitas ... 35

c. Uji One Way Anova ... 36

d. Analisis Indeks Gain ... 37

2. Angket ... 38

3. Observasi ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Hasil Pembahasan Penggunaan Microblogging ... 41

4.1.1. Tahap Analisis ... 41

4.1.2. Tahap Desain ... 43

4.1.3. Tahap Pengembangan ... 44

4.1.4. Tahap Implementasi ... 51

4.1.5. Tahap Penilaian ... 52

4.2. Analisis Dan Hasil Uji Coba Instrumen ... 54

4.2.1. Uji Validitas ... 54

4.2.2. Uji Reliabilitas ... 56

4.2.3. Uji Tingkat Kesukaran... 57

4.2.4. Uji Daya Pembeda ... 58

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian ... 61

4.3.1. Analisis Data Pretes dan Posttes ... 61

1. Uji Normalitas Data ... 62

2. Uji Homogenitas Data ... 66

3. Uji Hipotesis ... 67

(10)

Dede Dindin Qudsy, 2013

b. Uji Perbedaan Rata-rata Posttes ... 69

4. Data Gain ... 70

4.3.2. Keterlaksanaan Pembelajaran ... 70

4.3.3. Data Hasil Angket ... 73

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL

3.1. One-Group Pretest-Posttest Design ... 28

3.2. Intrepretasi Nilai Koefisian Validasi ... 31

3.3. Klasifikasi Interpretasi Realibilitas... 32

3.4. Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 33

3.5. Interpretasi indeks kesukaran ... 33

3.6. Interpretasi Nilai <g> ... 38

3.7. Skor Penilaian Angket ... 39

4.1. Data hasil analisa uji validitas ... 55

4.2. Data hasil analisa uji tingkat kesukaran... 57

4.3. Data hasil analisa uji daya pembeda ... 58

4.4. Data hasil analisa uji instrumen ... 60

4.5. Deskripsi hasil pretes dan posttest kelas eksperimen ... 61

4.6. Hasil uji normalitas pretest kelas atas ... 62

4.7. Hasil uji normalitas pretest kelas tengah ... 63

4.8. Hasil uji normalitas pretes kelas bawah... 63

4.9. Hasil uji normalitas post test kelas atas ... 64

4.10. Hasil uji normalitas post test kelas tengah ... 65

4.11. Hasil uji normalitas post test kelas bawah ... 65

(12)

Dede Dindin Qudsy, 2013

4.13. Hasil uji homogenitas ... 67

4.14. Hasil uji kesamaan rata-rata pretes ... 68

4.15. Hasil uji perbedaanrata-rata posttes ... 69

4.16. Hasil uji gain ... 70

4.17. Hasil Perhitungan Analisis Oberservasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 71

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

3.1. Tahap pengembangan Multimedia ... 25

4.1. Tampilan Login Microblogging MicroEdu ... 45

4.2. Tampilan Home Microblogging MicroEdu ... 45

4.3. Tampilan Grup Kelas di Microblogging ... 46

4.4. Tampilan Modul di Microblogging MicroEdu ... 46

4.5. Tampilan Navigasi Microblogging ... 47

4.6. Tampilan Kuis/pretes/posttes beserta waktu pengerjaan ... 48

4.7. Tampilan Grup Microblogging ... 48

(14)

Dede Dindin Qudsy, 2013

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK

4.1. Rata-rata hasil pretes dan posttes ... 61

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa bertahan dalam kehidupannya di muka bumi. Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, guru dan siswa memiliki peranan yang sama besarnya karena siswa belajar kepada guru dan juga guru belajar kepada siswa juga.

Menurut Munir dkk (2007) menyebutkan bahwa Indonesia belum mampu mendayagunakan potensi ICT (information and comunication technology, teknologi informasi dan komunikasi, TIK) secara baik, dan oleh karena itu Indonesia terancam digital divide (kesenjangan digital) yang semakin tertinggal terhadap negara-negara maju. Padahal di era globalisasi ini teknologi memiliki peran yang sangat penting bagi dunia pendidikan, bisnis, ekonomi dan lain-lain. Munir dkk (2007) menyebutkan bahwa penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tepat dalam sekolah dan dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan bangsa-bangsa lain.

Oleh karena itu sejak tahun 2004, pemerintah memasukan mata pelajaran TIK pada kurikulum sekolah. Pada mata pelajaran ini peserta didik mengenal, mempraktikan dan menguasai berbagai komponen dan kegunaan dari berbagai perangkat teknologi informasi. Mata pelajaran TIK dimaksudkan untuk mempersiapkan kompetensi peserta didik di bidang TIK agar mampu menghadapi perkembangan TIK yang sedemikian berkembang pesat sehingga mereka mampu menghadapi tantangan global dan perubahan yang sangat cepat.

(16)

2

Dede Dindin Qudsy, 2013

Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk jenjang SMP/MTs dalam standar isi mencakup 3 aspek yaitu:

a. Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar. b. Pengolahan informasi untuk produktifitas .

c. dan Pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi. Konsep bagi siswa SMP menjadi salah satu aspek yang harus dimiliki. Karena menjadikannya sebagai penunjang dalam memahami materi pembelajaran TIK. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Afrilianto (2012) menyebutkan bahwa pemahaman konsep siswa SMP masih terasa kurang karena guru-guru pada umumnya masih mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan ekspositori. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Silvia (2012) di SMP Negeri 10 Padang ditemukan masalah-masalah seperti siswa kurang termotivasi, siswa tidak mau bertanya ketika ada yang tidak dipahami dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran didominasi oleh guru. Dan merujuk pada pengalaman peneliti ketika melaksanakan PPL di SMP Kartika Siliwangi XIX Bandung, peneliti merasakan bahwa pemahaman konsep siswa dirasa kurang, sehingga apabila diberikan soal yang berbeda dari yang dicontohkan, para siswa sedikit kesulitan dalam menjawab soal tersebut.

(17)

3

Dari uraian diatas, jelas pemahaman konsep memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar siswa. Karena dengan siswa paham mengenai pembelajaran yang diberikan, maka siswa akan dengan mudah dan cepat mengerjakan masalah yang diberikan oleh guru walaupun ketika soal yang diberikan guru berbeda dari apa yang dicontohkan, siswa akan dapat mengerjakan soal atau masalah yang diberikan oleh guru.

Strategi problem solving diterapkan untuk dapat membantu siswa berpikir secara kritis dan ilmiah dengan belajar dari masalah-masalah dan mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga siswa mampu memahami akan konsep suatu masalah sehingga dapat menyelesaikan masalah lain yang dihadapinya dengan sangat cepat. Peneliti melihat dengan menerapkan strategi problem solving, dapat mempermudah dan mengasah kemampuan pemahaman konsep siswa. Sesuai dengan jurnal

Journal of Problem Solving” pada bab Perspectives on Problem Solving in Educational Assessment: Analytical, Interactive, and Collaborative

Problem Solving menyebutkan bahwa proses pemecahan masalah terdiri

dari penambahan kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah,

seperti memahami dan mewakili masalah (akuisisi pengetahuan), mencari

solusi (penerapan pengetahuan), menunjukkan kemajuan, dan

mengkomunikasikan hasil yang didapat.

(18)

4

Dede Dindin Qudsy, 2013

merumuskan kesimpulan (Hudojo, 2003). Problem solving menuntut siswa agar menemukan konsep yang sesuai dengan pemikirannya sendiri sehingga konsep yang telah siswa kembangkan akan lebih bermakna dan tidak akan cepat dilupakan. Menurut paparan diatas, terlihat bahwa strategi pembelajaran problem solving bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Menurut situs http://www.internetworldstats.com, jumlah

pengguna internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan.

Perkembangan internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka, kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet. Tak hanya itu, kini internet sudah merambah ke dunia pendidikan dengan banyak dibukanya situs-situs E-Learning yang bisa digunakan oleh siapapun. Tak hanya itu, perkembangan internet sekarang membuat siswa tidak perlu pergi ke toko buku atau perpustakaan untuk mengetahui referensi materi, kini dengan adanya internet, siswa dapat dengan mudah mendapatkan referensinya di internet. Sekarang ini, smartphone juga bisa berperan dalam dunia pendidikan, semisal

blackberry, dengan adanya komunitas sosial blackbery, mereka dapat

berdiskusi tentang pendidikan, misalnya tugas sekolah, perkembangan ilmu pengetahuan dan belajar bersama.

(19)

5

pembelajaran, yang jumlahnya sangat banyak dan menarik untuk digunakan.

Manovich (Ling Ding, 2011) menyebutkan bahwa “Today we are in the middle of a new media revolution - the shift of all culture to

computer-mediated forms of production, distribution, and

communication”, bisa dikatakan bahwa kita sekarang telah masuk kedalam

jaman dimana semua pekerjaan mulai dari produksi, distribusi dan komunikasi telah masuk kedalam media yang berbasis komputer. Menurut data situs dari Alexa.com media sosial facebook sering diakses sebanyak 2,3% dari total seluruh populasi facebook didunia dan menempati posisi 2 dalam web yang sering diakses di Indonesia, sedangkan microblogging twitter diakses sebanyak 2,9% dari total populasi pengguna twitter di

seluruh dunia dan menempati posisi 11 dalam web yang sering diakses di Indonesia. Dengan data ini bisa dikatakan bahwa media sosial microblogging tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari pada masyarakat

Indonesia.

Kenapa bukan blog tetapi microblogging? Karena microblogging lebih interaktif dan komunikatif. Menurut Böhringer (Ling Ding, 2011) menyebutkan :

“Traditional blogging is lack of human participation in terms of sharing, commenting and interacting with information. To traditional blogging, it is a passive statue for audience to read or attention to; while to micro-blogging, it is an active platform for users to “follow” someone or something. From this perspective, users cannot only record their thinking and life to share with their followers all around the world via Internet, but also receive news and information from the person they followed”.

(20)

6

Dede Dindin Qudsy, 2013

Oleh karena itu salah satu teknologi yang dapat menunjang pembelajaran adalah microblogging. Menurut Ebner, dkk dalam sebuah jurnal yang berjudul Microblogs in Higher Education – A chance to facilitate informal and process-oriented learning?. Menyatakan bahwa microblogging dapat mendukung pembelajaran berorientasi proses dengan

arus informasi secara konstan diantara siswa dan diantara siswa dan guru. Menyampaikan ide dan beberapa informasi memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dengan yang lain sesuai dengan cara pikir mereka sendiri. Contoh microblogging yang dapat digunakan sebagai alat pembelajaran adalah :

a. Twitter ( Twitter.com )

b. Edmodo ( Edmodo.com )

c. Cirip ( Cirip.ro )

Microblogging yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

microblogging MicroEdu yang dikembangkan sendiri oleh peneliti

menggunakan engine microblogging dari sharetronix, peneliti mengembangkan microblogging sesuai dengan kebutuhan sekolah, dimana terdapat fitur kuis dan modul atau bahan ajar.

Dari uraian diatas, sebuah microbloging yang dijadikan sebagai media pembelajaran apabila digabungkan dengan sebuah strategi pembelajaran problem solving, akan sangat efektif untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran TIK.

Oleh karena itu, harus adanya penelitian mengenai penerapan microbloging dengan strategi pembelajaran problem solving dalam dunia

nyata. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Problem Solving Menggunakan Microblogging untuk meningkatkan

(21)

7

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang peneliti angkat adalah diuraikan sebagai berikut ini :

1. Bagaimana mengembangkan sebuah media Microblogging untuk digunakan sebagai media pembelajaran?

2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, sedang atau bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran problem solving menggunakan microblogging?

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini, penulis membatasi lingkup permasalahan pada aspek pembelajaran TIK yang dimaksud adalah pembelajaran pada materi Microsoft Office Excel. Pengembangan microblogging disini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah paparkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengembangkan sebuah media microblogging yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, sedang atau bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran problem solving menggunakan microblogging

1.5. Manfaat Penelitian

(22)

8

Dede Dindin Qudsy, 2013 1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan bagi peneliti tenang proses pembelajaran dengan menggunakan microblogging dan strategi problem solving . Wawasan ini dipandang perlu, sebab peneliti adalah calon guru dalam rumpun pendidikan ilmu komputer yang perlu mempersiapkan diri untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan masa depan.

2. Bagi Guru

Memberikan alternatif pilihan sebuah proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa, dengan begitu siswa bisa lebih baik dalam hasil prestasi belajar.

3. Bagi Siswa

Dengan microblogging dan strategi problem solving siswa akan lebih senang dalam mengikuti pembelajaran serta dapat dengan mudah untuk meningkatkan pemahaman konsepnya.

4. Bagi dunia pendidikan

Sebagai alternatif strategi pembelajaran sehingga membuat pembelajaran lebih menyenangkan, dan bisa dilakukan dimana saja tanpa terikat waktu kegiatan belajar mengajar.

1.6. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat peningkatan

kemampuan pemahaman konsep siswa antara kelompok atas, sedang atau bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran

problem solving menggunakan microblogging”.

1.7. Definisi Operasional

(23)

9

Microblogging adalah sebuah blog dengan teknologi web 2.0 yang

untuk setiap post nya dibatasi hanya 140 karakter. Microblogging bisa digunakan untuk memasukan gambar, audio, dan video dan juga bisa berinteraksi dengan teman seperti layaknya pesan singkat.

b. Problem Solving

Adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tidak biasanya.

c. Pemahaman Konsep

(24)

Dede Dindin Qudsy, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengembangan Microblogging

Metode Penelitian untuk mengembangkan microblogging ini adalah

metode penelitian R&D. Menurut Sugiyono (2013) R&D merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

keefektifannya. Tetapi karena fokus penelitian disini adalah pada penggunaan

problem solving, maka pengembangan microblogging tidak diuji keefektifannya

dan hanya diujikan kepada seorang ahli media dan seorang ahli materi/

pendidikan.

Dalam pengembangannya harus ada model-model yang digunakan, model

pengembangan yang digunakan oleh Mardika (2008), sebagai berikut :

Sedangkan model pengembangan yang dikemukakan oleh Munir (2008)

mengemukakan 5 tahapan pengembangan, yaitu analisis, desain, pengembangan,

implementasi dan penilaian, bagan pengembangannya adalah sebagai berikut : Analisis Kebutuhan

Desain Media

Produksi Media

Validasi Ahli

(25)

25

Gambar 3.1 Tahap pengembangan Multimedia

Tahapan-tahapan dalam pengembangan media microblogging adalah sebagai

berikut :

1. Tahap Analisis

Pada tahap ini diterapkan tujuan pengembangan microblogging,

baik bagi pelajar maupun guru dan lingkungan, oleh karena itu dilakukan

analisis kebutuhan di sekolah tempat peneliti akan melakukan penelitian.

a. Analisis secara umum

Kegiatan analisis secara umum dilakukan melalui kegiatan studi

lapangan dan studi literatur. Studi literatur dengan cara melakukan

kajian teori melalui buku-buku dan sumber informasi lainnya yang

tersebar di internet.

b. Analisis pengguna

(26)

26

Dede Dindin Qudsy, 2013

juga pemberian tugas. Dengan adanya media microblogging ini, guru bisa memonitor aktifitas diskusi siswa.

c. Analisis perangkat lunak

Analisis perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui perangkat lunak

apa saja yang bisa mendukung pengembangan microblogging. Seperti

tools yang digunakan, framework dan bahasa pemrogramannya.

d. Analisis perangkat keras

Analisis pernagkat keras dilakukan untuk mengetahui perangkat keras

apa saja yang dapat mengakomodasi pengembangan dan penggunaan

microblogging ini.

2. Tahap Desain

Tahap ini meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan

dalam media yang akan dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran

dan hasil analisis pengguna pada tahap pertama. Unsur yang dirancang

disini adalah unsur antar muka dimana harus membuat media

microblogging harus terdapat kemudahan dalam pemakaian, interaktif dan

komunikatif karena media dikembangkan untuk siswa SMP.

3. Tahap Pengembangan

Proses pengembangan/produksi ini bertujuan untuk menghasilkan

produk awal, dan selanjutnya dites atau dijalankan dalam komputer untuk

memastikan apakah hasilnya sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.

Dan mencoba proses upload ke internet apakah bisa sesuai dijalankan di

komputer lain. Dalam tahap ini dilakukan juga penilaian dari ahli media

dan ahli pendidikan untuk memastikan apakah media microblogging ini

sesuai dengan kebutuhan dan cocok untuk digunakan sebagai media

pembelajaran. Tools yang digunakan untuk pengembangan adalah

menggunakan engine microblogging sharetronix yang menggunakan CI

(code igniter) dan PHP ( Hypertext Preprocessor). Peneliti

mengembangkan engine microblogging sharetronix sesuai dengan

kebutuhan dasar dari sekolah, seperti pendaftaran guru, tes online dengan

(27)

27

Setelah dihasilkannya produk awal microblogging, lalu dilakukan

pengujian berupa validasi sebagai expert judgement. Validasi dilakukan

oleh ahli media dari dosen Ilmu Komputer dan ahli materi/pendidikan oleh

seorang Guru TIK. Jika setelah validasi harus dilakukan perbaikan, maka

akan memasuki tahap revisi. Setelah microblogging layak digunakan,

maka dilakukan tahap implementasi

4. Tahap Implementasi

Pada tahap implementasi ini, media microblogging langsung

diujikan kepada siswa ketika peneliti melakukan penelitian di sekolah

mengenai penerapan strategi problem solving, pada tahap ini akan

diperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap media microblogging

yang telah digunakan.

5. Tahap Penilaian

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan terhadap media

microblogging . Melihat kembali mengenai produk yang dihasilkan, dilihat

dari kelayakan media, tanggapan responden (siswa) terhadap media

microblogging serta kekurangan, kelebihan dan kendala pada penggunaan

microblogging.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode

penelitian Pre-Experimental sebab peneliti melakukan pemberian

perlakuaan pada subjek penelitian untuk diketahui pengaruh dari perlakuan

tersebut. Pada pelaksanaanya peneliti menggunakan satu kelas yang

diberikan perlakuan menggunakan strategi problem solving menggunakan

microblogging.

3.3. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(28)

28

Dede Dindin Qudsy, 2013

kelas untuk mengetahui pengaruh perlakuan dari penerapan strategi problem

solving menggunakan microblogging. Kelas diberikan pretest untuk

mengukur kemampuan awal siswa, lalu diberikan perlakukan dengan

menerapkan strategi problem solving menggunakan microblogging, setelah

itu dilakukan posttest untuk mengetahui hasil dari pemberian perlakukan

tersebut.

Tabel 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X O2

Keterangan:

O1 : Tes Awal

O2 : Tes Akhir

X : Penerapan strategi problem solving menggunakan microblogging

3.4. Populasi dan sampel penelitian

Menurut Sugiyono (2013) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sebuah Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Cidahu.

Sugiyono (2013) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Proses

penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling dengan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII D dengan

(29)

29

3.5. prosedur penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam

tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir,

ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan :

a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

b. Menelaah kompetensi mata pelajaran TIK SMP berdasarkan

silabus.

c. Pembuatan surat perizinan melaksanakan penelitian di sekolah.

d. Melakukan observasi untuk melihat pembelajaran dikelas yang

biasa dilaksanakan.

e. Merumuskan masalah penelitian.

f. Melakukan studi literatur mengenai strategi problem solving.

g. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen

penelitian.

h. Merancang microblogging microedu sesuai dengan kebutuhan

sekolah.

i. Judgement instrumen penelitian kepada dua orang dosen di UPI.

j. Judgement media Microblogging kepada seorang dosen Ilmu

Komputer UPI.

k. Melakukan revisi/perbaikan instrumen.

l. Melakukan uji coba instrumen.

m. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi tingkat

kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas sehingga

layak dipakai untuk tes awal dan tek akhir.

2. Tahap Pelaksanaan :

a. Menentukan sampel penelitian yaitu satu kelas dijadikan kelas

eksperimen.

b. Memperkenalkan microblogging micoredu kepada siswa yang

(30)

30

Dede Dindin Qudsy, 2013

c. Pelaksanaan tes awal

d. Memberi perlakuan yaitu penerapan strategi problem solving

menggunakan microblogging pada kelas eksperimen.

e. Pelaksanaan tes akhir.

3. Tahap Akhir :

a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir, angket, dan hasil

observasi.

b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian

c. Menarik kesimpulan.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian

ini terdiri atas instrumen tes. Instrumen tes berupa tes pemahaman konsep

siswa. Berikut penjelasan mengenai instrumen pengumpulan data yang akan

digunakan:

1. Instrumen Tes

Bentuk soal tes dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda.

Instrumen tes yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari

instrumen tes tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas

soal yang baik, harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi di

antaranya dilihat dari beberapa hal berikut: validitas soal, reliabilitas

soal, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Untuk mengetahui

kriteria-kriteria tersebut, di bawah ini dipaparkan penjelasannya, yaitu:

1) Validitas

Cara mencari koefisien validitas dapat digunakan rumus

korelasi produk-moment memakai angka kasar (Arikunto, 2006)

(31)

31

rxy = Koefisien korelasi (koefisien validitas).

N = Jumlah Subjek.

ΣX = Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar). Σ2

X = Jumlah kuadarat dari skor setiap butir soal. ΣY = Jumlah skor total.

Σ2

Y = Jumlah kuadrat skor total.

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan ke

dalam klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford (Arikunto, 2006).

Dalam hal ini nilai diartikan sebagai koefisien validitas. Interpretasi

validitas soal seperti pada Tabel berikut:

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Koefisien Validasi

Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas internal yang dapat

diperoleh dengan menggunakan rumus K-R 20 (Sugiyono, 2013),

yaitu:

(32)

32

Dede Dindin Qudsy, 2013 Keterangan:

: reliabilitas instrumen tes secara keseluruhan

: proporsi subjek yang menjawab item soal dengan benar : proporsi subjek yang menjawab item soal dengan salah

banyak butir soal (item)

Σ : jumlah hasil perkalian antara p dan q : Varians total

Untuk menginterpretasikan reliabilitas dari instrumen yang

diperoleh adalah dengan cara melihat tabel berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Realibilitas

3) Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan

rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006):

DP =

� �

Keterangan:

DP: Indeks daya Pembeda satu butir soal tertentu � : rata-rata skor siswa kelompok atas

� : rata-rata skor siswa kelompok bawah � : Banyaknya peserta kelompok atas � : Banyaknya pesert akelompok bawah

Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

(33)

33

Kriteria tolak ukur daya pembeda butir soal yang digunakan

berdasarkan Arikunto (2006) yang selengkapnya ditunjukkan pada

tabel berikut ini.

Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Indeks DP Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 – 0,20 Buruk, sebaiknya dibuang

0,20 – 0,40 Sedang

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

4) Indeks Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan

dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2006).

Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap

butir soal adalah sebagai berikut :

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran.

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.

(34)

34

Hasil tes yang dianalisis yaitu nilai dan skor tes kemampuan awal

berupa tes awal (pretes) dan tes hasil belajar berupa tes akhir (postes).

Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji statistik adalah

sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar siswa

yang dinilai dengan menggunakan postes pada kelas eksperimen

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk

melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal. Uji

normalitas ini diperlukan untuk menentukan langkah statistik

selanjutnya. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan

dengan bantuan software Microsoft Excel. Pada software Microsoft

Excel menggunakan kecocokan chi kuadrat (x2). Langkah-langkah

dalam uji normalitas sebagai berikut:

1) Membuat tabel distribusi skor.

2) Uji Normalitas distribusi skor.

Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka

digunakan uji Chi Kuadtrat (Sugiyono, 2013) dengan rumus sebagai

(35)

35

Dengan :

χ2

= Chi Kuadrat

f0 = Frekuensi nyata atau hasil pengamatan

fh = Frekuensi yang diharapkan

Adapun langkah langkah yang diperlukan dalam pengujian

normalitas data menurut Sugiyono (2013) adalah sebagi berikut :

a) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.

Dalam hal data hasil pretes dan postes.

b) Menentukan jumlah kelas interval :

Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n.

c) Menentukan panjang kelas interval yaitu :

(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval.

d) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi.

e) Menghitung fh(frekuensi yang diharapkan).

f) Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

adalah merupakan harga Chi Kuadrat (Xh2) hitung.

h) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memberi keyakinan bahwa

sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis berasal

(36)

36

Dede Dindin Qudsy, 2013

uji homogenitas yang digunakan adalah uji Barlett, karena uji tersebut

digunakan untuk menguji homogenitas varians lebih dari dua kelompok

data. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Dengan ln 10 = 2,3026

Jika maka H0 diterima

Dimana jika didapatkan dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 –α) dan dk = (k-1).

c. Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013), uji hipotesis dapat dilakukan dengan uji

statistik parametris atau nonparametris bergantung hasil uji normalitas.

Apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan uji statistik parametris seperti Anova Satu Jalan. Anova satu

jalan digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata k sampel

yang berpasangan maupun independen bila datanya berbentuk interval atau

rasio. (Sugiyono,2013). Beberapa syarat untuk menggunakan uji one way

anova adalah :

 Data harus terdistribusi normal  Data harus bersifat homogen

Di bawah ini merupakan langkah-langkah pengujian hipotesis untuk

data berpasangan tetapi sebelum dilakukan perhitungan terlebih dahulu diuji

homogenitas varians karena salah satu asumsi penggunaan uji ini adalah

varians antar kelompok harus homogen.

1. Menghitung JK(Jumlah Kuadrat) Total dengan rumus

� ∑ ∑

(37)

37

2. Menghitung JK(Jumlah Kuadrat) Antar dengan rumus

� ∑ ∑

3. Menghitung MK(Mean Kuadrat) Antar dengan rumus

4. Menghitung MK(Mean Kuadrat) Dalam dengan rumus

5. Menghitung F hitung dengan cara membagi MK Antar dengan MK Dalam

6. Membandingkan F Hitung dengan F Tabel

7. Membuat keputusan pengujian hipotesis H0 ditolak atau diterima. (Sugiyono, 2013)

Bila harga F hitung lebih kecil atau sama dengan harga F tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak, sebaliknya bila F hitung lebih besar daripada F tabel maka Ha diterima, dan Ho ditolak

d. Uji Gain.

a. Gain Skor Tes (G)

Gain adalah selisih skor postes dan pretes untuk mengetahui

bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan. Rumus

yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:

Keterangan:

G = Gain Skor

Ox = Jumlah Nilai Pretes

Oy = Jumlah Nilai Postes

Ox Oy

(38)

38

Dede Dindin Qudsy, 2013

b. Gain Skor Ternormalisasi (<g>)

Gain Skor Ternormalisasi (<g>) dihitung untuk mengetahui efektifitas

perlakuan yang diberikan. Rumus yang digunakan untuik mengetahui

nilai gain adalah sebagai berikut:

Keterangan:

<g> : Nilai gain

Skor maksimum : skor maksimum soal Pretes : rata-rata pretes kelas Postes : rata-rata postes kelas

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai <g>

Nilai <g> (n) Kriteria 0,71 – 1,00 Tinggi

0,31 - 0,70 Sedang 0,00 - 0,30 Rendah

2. Analisa Data Angket.

Data dari hasil angket yang telah disebarkan kepada responden dihitung

dan ditabulasikan lalu dipresentasikan dari seluruh jawaban siswa yang memilih

setiap jawaban kuantatif yang disediakan. Untuk mengolah data hasil angket,

digunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

(39)

39

likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh beberapa respong yang

menununjukan tingkatan seperti :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Menurut Sugiyono (2013), data angket diinterpretasikan dengan cara

sebagai berikut :

a) Mengitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapat skor tertinggi

b) Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabualsikan dalam tabel dan

dhitung jumlah keseluruhan skor data kuntitatif yang dipilih seluruh

responden.

c) Menentukan kategori/interpretasi data

Setelah diketahui jumlah skor kriterium dan jumlah skor hasil pengumpulan

data, dihitung skor kualitas dengan cara:

(Jumlah skor hasil pengumpulan data)

= 100 % (Jumlah skor kriterium/ideal)

Sehingga diketahui presentasi dari kriteria yang ditetapkan. Secara

kontinum dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut:

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

Interval Interpretasi Kategori Perolehan Angket

(40)

40

Dede Dindin Qudsy, 2013

(Sugiyono, 2013)

Tabel 3.7 Skor Penilaian Angket

Penilaian Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

3. Observasi

Observasi guru dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan strategi problem solving menggunakan microblogging. Tahapan analisis data observasi adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan keterlaksanaan indikator strategi pembelajaran problem solving yang terdapat pada lembar observasi yang telah diamati oleh observer.

b. Menghitung presentasi keterlaksaannya dengan menggunakan rumus :

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data dan analisis yang

diperoleh dari pretes dan posttes, lembar observasi dan angket, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengembangan media mictoblogging MicroEdu membuat hampir seluruh

siswa merasa terbantu dan kebanyakan siswa merasa mudah

menggunakannya. Tetapi ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam

penggunaanya karena kurang familiar. Tetapi secara keseluruhan, siswa

merasa terbantu dengan adannya microblogging tersebut untuk digunakan

pembelajaran.

2. Pemahaman konsep siswa pada kelas atas, tengah dan bawag yang

menerapkan pembelajaran strategi problem solving menggunakan

microblogging meningkat dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,52

(sedang) pada kelas atas, 0,50 (sedang) pada kelas tengah dan 0,53

(sedang) pada kelas bawah.

5.2 Saran

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakukan yang terjadi

dengan penerapan strategi problem solving menggunakan microblogging terhadap

pemahaman konsep siswa. Setelah penelitian selesai, peneliti memberikan saran

untuk penelitian kedepannya sebagai berikut :

1. Pengembangan media microblogging harus lebih ditambahkan lagi

fitur-fitur yang menarik perhatian siswa agar mau menggunakan media

microblogging untuk pembelajaran maupun social networking.

2. Pembelajaran problem solving bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan

pemahaman konsep siswa, dan lebih cocok apabila digabungkan dengan

menggunakan microblogging pada mata pelajaran TIK, karena peneliti

(42)

82

Dede Dindin Qudsy, 2013

mengembangkan pembelajaran ini untuk materi materi atau pelajaran yang

lain.

3. Sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi problem solving

menggunakan microblogging ini, disarankan guru dapat mempersiapkan

komponen pendukung peraturan seperti rencana pembelajaran, perangkat

pembelajaran seperti modul, dan peraturan yang harus dilakukan siswa

agar siswa dapat dengan maksimal mengikuti pembelajaran.

4. Fasilitas laboratorium komputer dan koneksi internet sebagai faktor

pendukung penerapan strategi ini harus memadai, agar strategi

pembelajaran ini dapat terlaksana dengan baik.

5. Untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya ditindaklanjuti dengan cara

mengembangkan penelitian sejenis tetapi dengan pokok bahasan yang

berbeda. Sehingga dapat dilihat penerapan strategi problem solving

menggunakan microblogging memang sangat sesuian untuk diterapkan

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Afrilianto,M. (2012). “Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kompetensi Strategis Matematis Siswa Smp Dengan Pendekatan Metaphorical Thinking”.Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung . 1, (2) , September 2012

Arifin, Zainal.2012.Penelitian Pendidikan.Bandung.PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta

Bloom, Benjamin S. Et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I

Cognitive Domain. London: Longman Group LTD

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ding, Ling. (2011). “Micro-Blogging in network society”. 6pm Journal of Digital

research & publishing. University Of Sidney.

Ebner, Martin; Lienhardt, Conrad: Rohs, Matthias & Meyer, iris. (2010).

“Microblogs in Higher Education – A chance to facilitate informal and process-oriented learning?”. Journal of Computer & Education. 55,(1), 92 – 100.

Greiff ,S., V. Holt, D., and Funke, Joachim. (2013). “Perspectives on Problem Solving in Educational Assessment: Analytical, Interactive, and

Collaborative Problem Solving”. The Journal of Problem Solving. 5, (2), ,71

– 91.

Grosseck, Gabriela & Holostescu , Carmen. (2008). Can we use twitter for educational activities?. [Online]. Tersedia :

http://portaldoprofessor.mec.gov.br/storage/materiais/0000012008.pdf

Grosseck, Gabriela & Holostescu , Carmen. (2010). Learning to Microblog And Microblog to Learn. A CaseStudi on Learning Scenarios In a

Microblogging Context. The 6th International Scientifi Conference, Elearning and Software for Education.

(44)

84

Dede Dindin Qudsy, 2013

Hudojo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : JICA

Irawan, Budhi.(2005). Jaringan Komputer - Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Killen, R. (1998). Effective Teaching Strategies. Second Edition. Australia : Social Science Press.

Komariah, Kokom. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Siswa Kelas Ix J Di Smpn 3 Cimahi. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Mardika, N. (2008). Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Di SD. [Online]. Tersedia :

mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf

Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Munir, dkk. (2007). Naskah Akademik Kurikulum Masa Depan Teknologi

Informasi dan Komunikasi.Tidak diterbitkan.

Munir & Zaman, Halimah Badioze. (2002). “Metodologi Pengembangan

Multimedia dalam Pendidikan”. Jurnal Mimbar Pendidikan. XXI, (2).

Nuzaqilah, Dina Sri. (2009). Pengaruh Mind Mapping terhadapPemahaman

Konsep Siswa pada MataPelajaran TIK. Skripsi Sarjana pada FPMIPA

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran

Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

P . Heller and K. Heller. (1999). Cooperative Group Problem Solving in Physics.

Research Report. University of Minnesota

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(45)

85

Tahun Pelajaran 2012/2013” . Jurnal Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. 1, (5), 2012.

Subiyanto. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Kependidikan.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfa Beta.

Wahono, Romi Satria. (2008). Apa itu komputer.[online]. Tersedia :

Gambar

TABEL
GAMBAR 3.1. Tahap pengembangan Multimedia .............................................................
GRAFIK 4.1. Rata-rata hasil pretes dan posttes ................................................................
Tabel 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
+4

Referensi

Dokumen terkait

A two-loop iterative method is proposed to calculate sea surface height using the relative delay between the direct and the reflected GNSS signals.. The preliminary results

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung limbah ikan gabus pasir (Butis amboinensis) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMPN 1 Pasir Sakti Lampung Timur sebanyak lima kelas yang berjumlah 176 siswa, dengan sampel dua kelas

Studi Tentang Kepemimpinan Kiai Dalam Pendidikan Pesantren Di Pondok Pesantren Daaqunnajah Ash-Shiddiqiyyah Sindang Lama Malausma Majalengka.. Universitas Pendidikan Indonesia I

Bagaimana modal sosial yang tercipta dalam jaringan ketentanggan Ikatan Keluarga Muslim Citra Wisata Medan (IKMCW) dapat menjadi potensi peningkatan ekonomi,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. ©Anindya Widita

 Menyapih dimulai saat anak berusia diatas 24 bulan  Mengoleskan betadin/obat merah pada putting  Member perban/plester pada putting.  Dioleskan jamu, brotowali, atau kopi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan kartu aksara melalui strategi permainan bahasa berdampak positif terhadap