vii
Halaman
PERNYATAAN………... i
KATA PENGANTAR……… ii
UCAPAN TERIMAKASIH………....……….. iv
ABSTRAK...………. vi
DAFTAR ISI……….. vii
DAFTAR TABEL……….. x
BAB I PENDAHULUAN………... 1
A. LatarBelakangMasalah………... 1
B. Identifikasi Masalah………. 5
C. RumusanMasalah... 7
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian………. 8
F. Asumsi...……….... 9
G. Hipotesis... 10
H. Definisi Operasional Variabel... 12
I. Metode dan Lokasi Penelitian... 13
BAB II POLA ASUH ORANG TUA, BIMBINGAN GURU DAN PERILAKU SOSIAL ANAK ... 15
A. Perkembangan Perilaku Sosial Anak Usia Dini... 15
1. Pengertian Anak Usia Dini... 15
2. Perkembangan Anak Usia Dini…... 17
viii
2. Pola Perilaku Sosial... 33
3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial anak... 36
C. Pola Asuh Orang Tua Terhadap perkembangan Perilaku Sosial anak... 43
1. Pengertian Pola Auh Orang Tua... 43
2. Penglompokan Pola asuh Orang tua ... 46
D. Bimbingan Guru Terhadap Perilaku Sosial di Taman kanak-kanak……….……. 54
1. Pengertian Bimbingan... 54
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan di Taman Kanak-kanak... 55
3. Prinsip-prinsip Bimbingan di Taman Kanak-Kanak... 60
4. Ruang Lingkup bimbingan Taman Kanak-kanak ... 61
5. Pendekatan Bimbingan di Taman Kanak-Kanak... 64
6. Pendekatan Bimbingan di Taman Kanak-Kanak... 64
E. Penelitian Terdahulu……….. 74
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian... 76
B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 77
C. Populasi dan Sampel... 77
D. Instrumen Penelitian... 87
E. Skala Nilai... 91
F. Teknik Pengumpulan Data /Prosedur Penelitian... 92
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.………... 98
B. Pembahasan ………... 129
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan... 154
B. Rekomendasi ………...………… 157
DAFTAR PUSTAKA……… 160
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama
dengan orang dewasa. Anak tidak akan pernah berhenti belajar karena mereka
selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan
didengarnya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini berada pada rentang usia 0 sampai 8 tahun NAEYC (1991). Pada
masa ini pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang
mengalami masa yang cepat dalam rentang kehidupan manusia (Berk, dalam
Sujiono, 2007).
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
dari anak lahir sampai usia delapan tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan
dan perkembangan fisik (kordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap
dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahapan perkembangan yang dilalui oleh anak.
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah membantu mengembangkan
seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama
secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan
kompetitif.
Untuk mengoptimalkan pencapaian tugas-tugas perkembangan anak, maka
perlu adanya rancangan kurikulum yang tepat bagi setiap jenjang pendidikan.
Rancangan kurikulum pembelajaran jenjang sekolah dasar merupakan rangakaian
yang dimulai di TK. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman bagaimana
perubahan perkembangan yang memberikan kesempatan pada anak untuk
menggunakan lebih banyak pengalaman alami dan proses berpikir yang lengkap.
Sehingga penting bagi guru untuk memahami lebih dalam bagaimana membantu
kemajuan perkembangan mereka dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang baik. Guru perlu mendesain kurikulum yang dapat menyesuaikan perbedaan
perkembangan individu untuk menjamin keberhasilan semua siswa. Dalam uraian
ini akan mengungkap bagaimana menyediakan keseimbangan antara pembelajaran
sistematis yang terpadu, atau kurikulum tematik.
Melalui proses interaksi sosial tersebutlah seorang anak akan memperoleh
pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan perilaku-perilaku penting yang diperlukan
dalam partisipasinya di masyarakat kelak; dikenal juga dengan sosialisasi. Hal
ini sejalan dengan yang dikatakan Zanden (1986), bahwa kita terlahir bukan
sebagai manusia, dan baru akan menjadi manusia hanya jika melalui proses
membuat seseorang menjadi manusia (human) atau untuk menjadi mahluk sosial
yang sesungguhnya (social human being).
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang
menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang
tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan
mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana
yang semestinya menurut alam pikirannya.
Anak merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan psikolog tidak
terlepas dari pembinaan dan pendidikan orang tua, masyarakat dan lembaga
pendidikan. Perlakuan orang tua dalam mengasuh anak sangat mempengaruhi
pembentukan prilaku anak, karena dari perlakuan orang tua ini mendapat
kesan-kesan yang akan membentuk perilaku sosialnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hoffman (1970: 130)’’…bahwa perlakuan orang tua dalam pengasuhan anak
sangat menentukan perilaku anak menjadi prososial atau anti sosial’’.
Menurut Hurlock (Syamsu Yusuf LN, 2000: 49) pola perlakuan orang tua
dalam membimbing anak dapat berupa: “(1) terlalu melindungi (overprotection),
(2) pembolehan (permissiveness), (3) penolakan (rejection), (4) penerimaan
(acceptance), (5) dominasi (domination), (6) penyerahan (submission), (7) terlalu disiplin (over discipline)’’.
Salah satu program pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
nonformal adalah taman kanak-kanak. Aspek-aspek pengembangan yang
dikembangakan dalam proses pembelajaran di taman kanak-kanak terdiri dari:
pengembangan bahasa, (d) pengembangan kognitif, (e) pengembangan sosial
emosional, dan (f) pengembangan seni’’. (Depdiknas, 2002: 10). Dalam
pengembangan aspek-aspek tersebut cenderung anak diharapkan pada masalah
pribadi yang akan berdampak pada perilaku sosial.
Pola perilaku sosial anak menurut Hurlock (1980: 118) yaitu: “(a) meniru,
(b) persaingan, (c) kerjasama, (d) simpati, (e) empati, (f) dukungan sosial, (g)
membagi, dan (h) perilaku akrab’’.
Pada perilaku sosial anak usia dini sudah nampak di taman kanak-kanak,
karena mereka sudah mulai berinteraksi dengan teman sebayanya. Apabila anak
usia dini tersebut dibimbing dan diarahkan oleh guru dan orang tua secara
terus-menerus dan sistematis maka anak tersebut dapat berkembang sesuai dengan
tanda-tanda perkembangan. Tanda-tanda perkembangan perilaku sosial anak usia
dini ada beberapa tahapan, yaitu: “(a) anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik
di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah, (b) sedikit-demi sedikit
anak sudah mulai tunduk pada aturan, (3) anak mulai menyadari hak dan
kepentingan orang lain, (4) anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau
teman sebaya’’. (Syamsu Yusuf LN, 2000: 171).
Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama
kehidupannya terjadi dalam keluarga. Orang tua, khususnya ibu mempunyai
peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak, walaupun kualitas kodrati
dan kemauan anak akan ikut menentukan proses perkembangannya. Sedang
kepribadian orang tua sangat besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak.
khususnya lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga adalah sebuah tempat awal kehidupan bagi setiap
manusia. Agama pun menjelaskan dalam hadis-hadisnya yang meriwayatkan
pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah
seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga
sebagai tempat yang menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan
kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain, kepribadian anak tergantung pada
pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya.
Bimbingan yang dilakukan pada anak usia dini di taman kanak-kanak
diintergrasikan dalam kegian proses pembelajaran melalui aspek pengembangan
moral dan nilai-nilai agama, fisik, bahasa, kognitif, sosial emosional dan aspek
pengembangan seni.
Agar permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi anak usia dini di
taman kanak-kanak dapat memenuhi tugas perkembangan secara optimal, maka
perlu bimbingan dari orang tua dan guru secara berkesinambungan. Untuk
mengetahui berbagai data di lapangan maka dalam ini, peneliti akan mencoba
mengadakan penelitian tentang kontribusi polah asuh orang tua dan bimbingan
guru terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang
hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain
berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah
semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas
individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial. Dengan dasar
pertimbangan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Kontribusi Pola Asuh Orang Tua dan Bimbingan Guru terhadap Perilaku Sosial
Anak pada Taman Kanak-kanak” dengan identifikasi permasalahan yang diangkat
sebagai berikut:
1. Anak merupakan salah satu sasaran utama dalam kegiatan pendidikan atau
pembelajaran pada berbagai satuan, jenis dan jenjang pendidikan. Dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan harus diperhatikan berbagai aspek/dimensi,
tahapan dan karakteristik perkembangan anak yang menjadi subjek didik.
2. Psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas
pribadi individu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga,
teman-teman dan guru-gurunya. Ketiga domain tersebut pada kenyataannya
saling berhubungan dan saling berpengaruh.
3. Melalui pelakssanaan bimbingan guru dan orang tua dapat lebih mudah
menjangkau/menangani/membatu anak-anak dalam berperilaku sosial anak
pada taman kanak-kanak.
4. Dalam perilaku sosial anak, pola asuh orang tua dan bimbingan guru sangat
C. Perumusan Masalah Penelitian
Masa anak usia dini merupakan masa keemasan yang harus di manfaatkan
dengan memberikan kesempatan pada anak untuk dapat berkembang secara
optimal. Hasil penelitin ini diharapkan dapat menjadi masukan sejauh mana
pemahaman guru TK dan orang tua tetang perilaku sosial anak usia dini.
Dari masalah yang telah dirumuskan maka pertanyaan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran empiris pola asuh orang tua, bimbingan guru dan
perilaku sosial anak pada Taman Kanak-Kanak di Kota Pekanbaru?
2. Seberapa besar kontribusi pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial
anak pada Taman Kanak-Kanak di Kota Pekanbaru?
3. Seberapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak
pada Taman Kanak-Kanak di Kota Pekanbaru?
4. Seberapa besar kontribusi pola asuh orang tua dan bimbingan guru
terhadap perilaku sosial anak pada Taman Kanak-Kanak di Kota
Pekanbaru?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Memperoleh gambaran empiris pola asuh orang tua, bimbingan guru
2. Mendeskripsikan dan menganalisis besaran kontribusi pola asuh orang
tua terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota
Pekanbaru.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis besaran kontribusi bimbingan guru
terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota
Pekanbaru.
4. Mendeskripsikan dan menganalisis basaran kontribusi pola asuh orang
tua dan bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak pada taman
kanak-kanak sekota Pekanbaru.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian berikut memiliki manfaat praktis yang diharapkan dapat
berguna bagi:
1. Sebagai bahan informasi agar membantu guru-guru pada taman
kanak-kanak di kota Pekanbaru dalam perilaku sosial anak, dan beberapa faktor
yang lebih dominan mempengaruhinya. Dengan pemahaman tersebut,
guru-guru diharapkan dapat memberikan bantuan yang lebih berarti bagi
anak.
2. Bermanfaat untuk meningkatkan mutu bimbingan yang digunakan oleh
guru pada taman kanak-kanak di kota Pekanbaru dalam upaya mencapai
F. Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar dan penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut.
1. Keluarga yang dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak supaya anak
dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila kasih sayang
tersebut tidak ada, maka seringkali anak akan mengalami kesulitan dalam
hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam
kelainan tingkah laku sebagai upaya kompensasi dari anak. Sebenarnya, setiap
orang tua itu menyayangi anaknya, akan tetapi manivestasi dari rasa sayang itu
berbeda-beda dalam penerapannya; perbedaan itu akan nampak dalam pola
asuh yang diterapkan (Melly, 1986: 6).
2. Perkembangan karakter dan perilaku sosial anak di masa yang akan datang
dapat dipengaruhi oleh hubungan antara orang tua dengan anak tersebut. Oleh
karena itu, cobalah orang tua memahami perasaan dan kebutuhan anak sejak
dini. Sebab, hubungan yang terikat dengan baik, penuh pengertian, kehangatan
diantara orang tua dan anak akan mampu membuat anak hidup percaya diri
dan merasa aman ketika sedang 'menyelami dunia' (Herold, 2006).
3. Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungan (Surya, 1988: 112).
4. Anak pada dasarnya berpembawaan baik (inner goodness). Artinya, secara
kehidupan yang baik, dan pada dasarnya anak memiliki kemampuan untuk
mencipta dan berkeasi (Solehuddin, 1997: 27).
G. Hipotesis
Nazir (2005:151) menyatakan bahwa hipitesis adalah jawaban sementara
terhadap permasalahan peneltian, yang kebenarannya harus diuji secara impiris.
Rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan
(Sugiyono, 2005: 70). Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat kontribusi pola asuh orang tua yang positif dan signifikan
terhadap perilaku sosial anak pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.
2. Terdapat kontribusi bimbingan guru yang positif dan signifikan terhadap
perilaku sosial anak upada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.
3. Terdapat kontribusi pola asuh orang tua dan bimbingan guru secara
bersama-sama yang positif dan signifikan terhadap perilaku sosial anak
pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.
Hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini akan diperjelas
bar 1.
Gambar 1. 1
Bagan Keterkaitan Variabel Peneliti X1
Pola asuh orang tua
terhadap perilaku
sosial anak
memahami perasaan dan kebutuhan anak sejak dini, mepedulikan anak, dan meresponsnya, kehangatan di antara orang tua dan anak, Menanamkan pengetahuan nilai dan
perilaku pada anak.
X2 Bimbingan guru
Membantu anak lebih mengenal dirinya, membantu anak agar dapat mengembangkan potensi yng dimilikinya, membantu anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu
Y Perilaku sosial
anak
Meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati, dukungan sosial, membagi,
perilaku akrab rx1y
Rx1x2y
H. Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas arah penelitian dan juga menghindari kemungkinan
adanya salah tafsir, maka pelu adanya definisi operasional terhadap beberapa
istilahyang penting dipergunakan.
1. Prilaku Sosial Anak
Perilaku sosial adalah tindakan atau perbuatan anak melalui interaksi,
komunikasi dengan orang lain atau lingkungannya sehingga terjadi
peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupannya yang menurut Hurlock
(1980: 118) ditunjukkan dengan pola perilaku: a) meniru, b) persaingan, c) kerja
sama, d) simpati, e) empati, f) dukungan sosial, g) membagi, dan h) perilaku
akrab.
2. Pola Asuh Orang Tua
Menurut Hurlock (Syamsu Yusuf LN, 2000: 49) pola perlakuan orang tua
dalam membimbing anak dapat berupa: “(1) terlalu melindungi (overprotection),
(2) pembolehan (permissiveness), (3) penolakan (rejection), (4) penerimaan
(acceptance), (5) dominasi (domination), (6) penyerahan (submission), (7) terlalu disiplin (over discipline)’’.
3. Bimbingan Guru
Bimbingan di taman kanak-kanak terhadap perilaku sosial yang dimaksud
adalah pemberian batuan yang terus-menerus, terarah, dan sistematis oleh guru
kepada anak didik dalam rangka memperhatikan kemungkinan adanya
hambatan/kesulitan yang dihadapi anak serta memfasilitasi pencapaian
Adapun jenis layanan yang digunakan guru adalah: (1) pemgumpulan data, (2)
pemberian informasi, (3) Bimbingan Belajar, (4) bimbingan guru.
Menurut Syaodih (dalam Dewi, 2009: 10) menyimpulkan bimbingan dari
beberapa pendapat ahli yaitu bimbingan pada anak usia dini dapat diartikan
sebagai upaya bantuan yang dilakukan guru terhadap anak usia dini agar anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
I. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan survey dengan
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian
ini penulis akan mendeskripsikan hubungan sebab akibat antara variabel-variabel
bebas dan terkait melaui uji statistik. Dalam pengambilan data, peneliti
menggunakan teknik stratified random sampling yang biasa digunakan pada
populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Dalam
penelitian ini dicari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi,
dan melakukan prediksi dengan analisis regresi.
Melalui penerapan metode penelitian deskriptif, diharapkan dapat
diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai
permasalahan yang diteliti. Penggunaan metode deskriptif dan statistik inferensial,
dengan alasan bahwa metode ini dianggap relevan untuk menganalisis
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung dengan cara mengukur
indikator-indikator variabel penelitian dengan parameter dan teknik pengukur
variabel-variabel yang diukur. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis
jalur (path analysis). Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya
kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari
hubungan kausal antar variabel kontribusi pola asuh orang tua (X1), kontribusi
bimbingan guru (X2) terhadap perkembangan perilaku sosial anak pada taman
kanak sekota Pekanbaru (Y).
1. Lokasi, Populasi dan sampel penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di TK sekota Pekanbaru terdiri dari 192 TK
yang tersebar di delapan kecamatan dengan rincian sebagai berikut: Kecamatan
Pekanbaru kota 6 TK, Sail 8 TK, Senapelan 12 TK Bukitraya 59 TK, Rumbai 21
TK, Sukajadi 18 TK, Limapuluh 17 TK, dan Tampan 51 TK. Dan juga pada guru
dan orang tua pada taman kanak-kanak sekota Pekanbaru.
Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling
ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara
proposional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak
sejenis). Penggunaan teknik ini memberi peluang yang sama untuk dijadikan
anggota sampel. Terdapat 8 kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru dan dari
masing-masing diambil 3 (tiga) TK yang terpilih diambil contoh (sampling),
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam
tentang pemahaman orang tua dan guru mengenai perkembangan perilaku sosial
anak usia dini di Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Sukmadinata (2006: 72) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif bertujuan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. Penelitian ini
mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan
perbedaan dengan fenomena yang lain. Berkaitan dengan pola asuh orang tua dan
bimbingan guru yang dimaksud di atas penulis ingin mengetahui adakah dampak
antara pola asuh orang tua dan bimbingan guru terhadap perkembangan perilaku
sosial anak usia dini pada Taman Kanak-kanak
Peneliti dalam melakukan pengkajian dan pengungkapan
permasalahan-permasalahan penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer diambil dari subjek peneliti secara langsung dari anak usia dini yang ada di
Taman Kanak-kanak. Data-data dari subjek peneliti ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik pengumpulkan data yaitu observasi. Data sekunder yang
sifatnya sebagai pelengkap tapi sangat penting yaitu orang tua dan tenaga
dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan wawancara sebagai
pelengkap data.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada Taman Kanak-kanak sekota Pekanbaru
yang berjumlah 192 TK. Dan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh TK yang
ada di kecamatan Pekanbaru Kota - Riau.
C. Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian yang tersusun dan terencana dengan baik serta
sistematis, penetapan populasi merupakan suatu hal yang mutlak harus
diperhatikan. Menurut Muhadjir (1996:27), populasi merupakan keseluruhan
individu yang dijadikan sasaran atau objek penelitian. Sedangkan sampel
merupakan bagian dari populasi yang diteliti dan diharapkan dapat mewakili
populasi secara keseluruhan.
Sabjek pada penelitian ini merupakan salah satu komponen utama yang
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena dalam
subjek penelitian terdapat variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti.
Kemudian Akdon mengungkapkan bahwa populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian Djarwanto, (2005:96) dan Subagyo, (2000:
objek (satuan-satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga, TK
sekota Pekanbaru terdiri dari 192 TK yang tersebar di delapan kecamatan.
Tabel 3.1.
Data Populasi Sekota Pekanbaru
NO Nama
Kecamatan
Nama Sekolah Jumlah
Guru
Jumlah Sampel
1. Pekanbaru
Kota
TK Islam An-nur TK Bayangkari TK YKWI 1 Kota TK Islam YMGM TK Darul Hikmah TK Pertiwi Dharma Wanita
15 TK Bintang Terang
TK Mutiara TK Shafira TK Lembayung
TK Arrafah TK Cahaya Bunda
TK Melati TK Tiara TK Swadaya TK Harapan Jaya TK Lumba-lumba TK Darul Hikmah TK Bambu Kuning
TK Alam Mayang TK Nurhidayah
TK Al-Ikhlas TK Panca Dhrama
TK Dharma Bhakti TK Tandika Puri
TK Pertiwi TK Muhajirin TK Nurul Falah
TK Al-Fitroh TK Dewi Sartika
TK Al- Kahfi TK Pelangi Plus
TK Citra
3. Senapelan TK Al-Azhar Syifa Budi
TK Sarbina TK Metha Maltreya TK Islam Mesjid Raya
TK Cempaka
TK Lancang Kuning TK Auri TK Negeri Pembina
TK Darma Bunda TK Aisyiyah 4 TK Hom Pim Pah
TK Tandika Puri
TK AbC TK Siak TK Al Fitrah TK Witayu Gifa Kids
TK Nurul Ukhuwah TK Al Ikhsan TK Riyadul Jannah
TK Cempaka TK Rizki TK Karya Bhakti TK Harapan Bangsa
TK Mustika TK Darussalam
TK Mandiri TK Az-Zahra TK Santa Angela
TK Al-Azhar TK Adh Aksa XXVIII
TK Al-Kairat TK Education 21 Teratai
TK Kemala Bayangkari TK Dimyah TK Al-Jamik TK Baitul Muttqin TK Fastabiqul Kairat
TK Hikmah TK Ridha TK Tarbiyah Islam
TK Amal Ikhlas TK Happy Holy Kids
TK Al-Fatah TK Trisula Pertiwi TK Puspa Dharma Rini
TK Kartini TK Darul Ma’arif TK Bintang Cendikia
TK Djuwita TK Gifled Kids TK Dharma Yudha TK Islam Asy Syam
8. Tampan TK Pembina II Pekanbaru
TK Mayang TK Al Fath TK Al Jihad TK Al Karimah TK Al Masruriyah
TK An-Namiroh TK Ar Ridho TK Aziziyyah TK Ibu Teladan
TK Ikhyaar TK Islam ar marwa
TK Mufidan TK Nurul Jannah TK Islam Taman Ravah
TK Wanita Mulya TK Aisyah TK Aisyiyah VIII
TK Al-Baryyinat TK Muhajirin TK Babusalam TK Islam Bakti (YBWI) TK Islam Darul Hikmah
TK Nur Ilahi TK Nuruh Janah TK Tiara Purwodadi
TK Dinda TK Waldha Al-Islamy
TK Gunung Agung TK Mentari Indah
TK Pelita Pantai TK Budi Indah
TK Samuel TK Nurul Insan TK Dharma Wanita
TK Muhajirin TK Al- Falah TK Lestari TK Nuansa TK Insani TK Purta Karya TK Tunas Harapan TK Harapan Bangsa
TK Mustika TK Kristen paulus
TK Santa lucia TK Dahlan
Indikator tersebut di atas hanya sebagai penyaring untuk melihat kelebihan
yang dimiliki TK di tiap-tipa wilayah kecamatan, cara pengambilannya adalah TK
yang paling banyak memenuhi kriteria paling tinggi dan lengkap memenuhi
indikator tersebut di atas maka TK tersebut akan menjadi perwakilan di
kecamatan itu.
Dalam pengambilan data peneliti menggunakan teknik stratified random
sampling, Margono (2004:126) menyatakan bahawa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau
berlapis-lapis.
Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling
ialah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara
proposional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak
sejenis).
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane yang
n = jumlah sampel
N= jumlah Populasi
d2= presisi yang ditetapkan
Berdasarkan rumus tersebut, bila tingkatan presisinya ditetapkan sebesar
10%, maka dapat ditetapkan jumlah sampel sebagai berikut:
Dimana n= 31 adalah jumalah sampel siswa dari 3 TK untuk memudahkan
pengambilan jumlah samapel dalam strata dari setiap TK.
Dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing strata
sebagai berikut:
Dimana: = jumlah sampel menurut stratrum
n = jumlah sampel seluruhnya
= jumlah populasi menurut stratrum
N = jumlah populas seluruhnya
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel dari masing-masing
Tabel 3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
Kecamatan
sampel Kualifikasi
Pekan baru
Senapelan TK
orang tua
Limapuluh TK Kalam
TK Juwita 15
Nama TK Jenis Kelamin Pendidikan Jumlah
TK Sarbina
-
7 2 5 7 guru
TK Al-Muroh
- 5 3 2 5 guru
TK Kartika
-
9 4 5 9 guru
TK Lancang kuning
- 8 2 6 8 guru
TK Auri - 5 2 3 5 guru
TK Asyiah - 8 3 5 8 guru
TK ABC - 7 2 5 7 guru
TK Siak - 6 2 4 6 guru
TK Alirad - 10 3 7 10 guru
TK Brimob - 7 2 5 7 guru
TK Arjuna - 5 1 4 5 guru
TK Kalam Kudus
- 10 4 6 10 guru
TK Juwita - 8 3 5 8 guru
TK Trisula - 6 2 4 6 guru
TK
Pembina II Pekanbaru
- 10 3 7 10 guru
TK Mayang
- 8 2 6 8 guru
TK Al Fath - 6 2 4 6 guru
jumlah - 183 58 125 183
D. Instrumen Penelitian
Pengembangan instrumen penelitian yang dimaksud adalah untuk
maka dapat disusun butir-butir pernyataan yang dikembangkan dari
indikator-indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrimen.
Tabel 3.4.
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PERKEMBANGAN PERILAKU SOSIAL
Variabel Aspek yang
diungkapkan Indikator
Nomor
sesama teman sebayanya
1, 2, 3 Angket
2. Empati Peka terhadap perasaan
orang lain dan sikap respek
4, 5, 6
3. Perilaku
akrab
Anak mampu memberikan
kasing sayang kepada guru
dan temannya
7, 8, 9, 10
4. persaiangan Anak mampu bersaing
dengan teman untuk
dukungan sosial dari teman
sebaya
7. Kerjasama Anak mampu bekerja sama
dengan orang lain
Untuk mengumpulkan data mengernai perlakuan orang tua dalam
memperlakukan anak usia dini di Taman Kanak-kanak, maka penyusunan
butir-butir pernyatan dan indikator-indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrumen
penelitian pola pelakukan orang tua.
Tabel 3.5.
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN MENGUNGKAP POLA ASUH
ORANG TUA
Variabel Aspek yang
diungkapkan Indikator
Nomor
Soal
Teknik
Pengumpulan
Data
Perlakukan 1. Penyerahan
(submission)
Membiarkan anak
menetukan pilihan
1, 2 Angket
2. Terlalu
melindungi
(overprotection)
Penuh perhatian terhadap
anak
3, 4, 5, 6
3. Penolakan
(rejection)
Bersikap kaku terhadap
anak
7, 8, 9,
10
4. Terlalu disiplin
(overdiscipline)
Kedisiplinan secara keras 11, 12
5. Dominasi
(domination)
Inisiatif ditentukan oleh
orang tua
13, 14
6. Penerimaan
(acceptance)
Bersikap respek terhadap
anak
Bebas untuk bertindak 20, 21,
22, 23,
Pada layanan bimbingan perkembangan di Taman Kanak-kanak, dalam
indikator-indikator yang tersusun dalam kisi-kisi instrumen.
Tabel 3.6
KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN
Variabel Aspek yang
diungkapkan Indikator
Nomor
Tenaga pendidik mampu
mengumpulkan data
tentang identitas anak dan
keluarga sebagai bahan
peertimbangan untuk
memberikan layanan
bimbingan
1, 2 Angket
Tenaga pendidik mampu
mengumpulkan data
tentang kemampuan dan
sifat yang dimiliki anak
3, 4
2. Layanan
pemberian
informasi
Tenaga pendidik mampu
memberikan informasi
tentang tata tertib dan
peraturan balajar
5, 6, 7
Tenaga pendidik mampu
meberikan informasi
tentang keadaan
lingkungan di kelompok
bermain
8, 9, 10
bimbingan belajar menerapkan
pembentukan perilaku
anak melalui pembiasaan
yang terwujud dalam
kegiatan sehari-hari
13,
Tenaga pendidik mampu
menerapkan enam aspek
pengembangan
kemampuan dasar
14, 15,
16, 17
4. Layanan
bimbingan sisoal
Tenaga pendidik mampu
menjadikan anak
memiliki jiwa sosial dan
perilaku sosial sehingga
dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sesuai
dengan perkemangan
anak
18 , 19,
20, 21,
22
E. Skala Nilai
Data yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner ini berskala pengukuran
ordinal mengingat kuesioner yang disebarkan menggunakan Skala Likert
sebagaimana dalam Sugiyono (2006:107), dengan kisaran 1 – 4 dengan alternatif
pilihan sebagai berikut.
Untuk pernyataan dengan skala positif; selalu = 4, sering = 3,
kadang = 2, tidak pernah = 1. Dan skala negatif; selalu = 1, sering = 2,
Pernyataan dengan skala positif selalu artinya reponden tidak pernah tidak
melakukannya, sering artinya reponden pernah tidak melakukannya,
kadang-kadang artinya melakukan tetapi jarang, tidak pernah artinya responden tidah
pernah melakukannya dan begitu sebaliknya untuk pernyataan dengan skala
negatif. Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperolehnya
nilai mutlak (absolute) dari objek yang diteliti, tetapi hanya kecenderungan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Yang
diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data teknik pengumpulan data yang
paling tepat , sehingga benar-benar di dapat data yang valid dan reliabel. Adapula
langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:
1. Kuensioner atau angket
Sebgian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai
metode yag dipilih untuk mengumpulan data. Kuensioner atau angket memang
mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data. Prosedur
penyusunan kuensioner:
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner
b. Mengidentifikasikan variabel yang akan disajikan sasaran kuesioner
c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesfik dan
tunggal
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mandapat perhatian
pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang kita butuhkan barangkali
tidak kita peroleh secara maksimal.
Dalam penelitian ini, angket yang dimaksud adalah angket tertutup yakni
pilihan/alternatif jawaban sudah ditentukan/disediakan oleh peneliti dan
responden memilih salah satu pilihan/alternatif jawaban yang sesuai dengan
pilihannya masing-masing.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa
instrumen hasil penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item
variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah
ditentukan, kemudian menentukan skornya.
3. Melakukan analisis secara deskriptif, pengolahan dengan menggunakan
teknik Weighted Means Scored (WMS).
Teknik ini digunakan untuk menentukan kedudukan setiap item, sekaligus
menggambarkan keadaan atau kecenderungan tingkat kesesuaian dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun rumus WMS adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
X = Rata-rata skor responden
X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban di kali dengan bobot
nilai untuk setiap alternatif jawaban)
N = Jumlah responden
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban.
2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.
3) Mencocokkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan
dengan butir alternatif.
4) Menghitung skor total item untuk mencari rata-rata skor dengan
mencocokkan pada rumus di atas.
5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap
kemungkinan jawaban.
6) Mencocokkan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria
masing-masing untuk menentukan di mana letak kedudukan setiap variabel atau
dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variabel
tersebut.
Tabel 3.7.
Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria Penafsiran
4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu
3,01 – 4,00 Baik Sering
2,01 – 3,00 Cukup Kadang-kadang
1,01 – 2,00 Rendah Jarang
4. Uji Distribusi Normalitas Data dan Uji Linieritas Data
Data variabel penelitian yang dianalisis dengan menggunakan analisis
inferensial melalui teknik korelasi dan regresi harus memenuhi persyaratan
uji analisis yang akan digunakan. Analisis regresi mensyaratkan data harus
berdistribusi normalitas dan linier (Sutrisno, 2000 dan Akdon 2005). Untuk
itu data perlu diuji normalitas dan linieritasnya. Pengujian normalitas bisa
dilakukan dengan menggunakan alat bantu yakni Program SPSS versi 11.5.
5. Untuk mengetahui hubungan antara X1 dengan Y, dan X2 dengan Y
digunakan teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi
Pearson Product Moment, karena jumlah sampel lebih dari 30, data berbentuk interval, dengan rumus:
(
) ( )( )
sama terhadap Y digunakan rumus korelasi ganda (multiple correlation)
sebagai berikut:
Tabel 3.8.
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI (r)
Interval Koefisien Tingkat Korelasi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
0,60 – 0,799 Tinggi
0,40 – 0,599 Cukup Tinggi
0,20 – 3,99 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sugiyono, (1999:216)
7. Uji regresi, digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel.
Dalam uji ini digunakan regresi linear sederhana dan regresi linear ganda.
1) Regresi linear sederhana berguna untuk menguji hipotesis 1 dan 2.
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional
antara variabel X1 dengan dengan Y, dan variabel X2 dengan Y. persamaan
regresi linear sederhana dinyatakan dengan rumus :
bX a
Yˆ = + (Sugiyono, 2006: 237; Nana Sudjana,2004: 159)
Keterangan:
Yˆ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X=0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independent.
X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu. 2) Regresi linear ganda digunakan untuk mencari hubungan fungsional antara
variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. Persamaan
2 2 1 1
ˆ a b X b X
Y = + + (Sugiyono,2006: 244; Nana Sudjana,2004: 163)
Keterangan :
Yˆ = Harga variabel Y yang diperkirakan
a = Koefisien intersep (harga konstan apabila X1 dan X2 sama dengan
nol)
b1 = Koefisien regresi untuk X1 harga yang menunjukkan perubahan
akan terjadi pada Y apabila X1 bertambah 1 satuan dan X2 konstan.
b2 = Koefisien regresi untuk X2 harga yang menunjukkan perubahan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pola asuh orang tua siswa TK di Kota Pekanbaru termasuk kategori baik dengan skor rata-rata 3,59, dengan bukti bawah pola asuh orang tua dalam perilaku sosial anak TK di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa: berdasarkan aspek yang diungkap orang tua memperlakukan pola asuh telalu melindungi (overprotection), sehingga berdampak kepada perilaku sosial anak.
2. Bimbingan guru TK di Kota Pekanbaru termasuk ketegori baik dengan skor rata-rata 3, 46, hal tersebut terlihat layanan bimbingan perilaku sosial anak TK di Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan yang dilakukan oleh guru terhadap perilaku sosial anak adalah dengan terintegrasi dalam pembelajran setiap hari. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk membimbing anak dapat memberikan model yang baik bagi anak. Guru merupakan fasilitator dan motivator bagi anak untuk mendukung terhadap perilaku sosial anak.
3. Perilaku sosial anak TK di Kota Pekanbaru termasuk kategori baik dengan skor rata-rata 3,60, hal ini dengan terbukti bahwa mereka sudah mampu menghargai barang milik teman, mau membantu membersihkan meja kursi, mau meminjamkan alat belajar pada teman, saling membagi, sudah terampil dalam bergaul, melakukan kerjasama dalam permainan yang berpasangan/berkelompok, mampu untuk mengikuti permain kelompok, kerjasama dalam kergiatan bercakap-cakap, mampu untuk mengikuti permain kelompok, bernyanyi bersama kelompok, bermain bebas bersama dengan kelompok, menghargai pekerjaan teman, berbagi makanan dengan teman, menghargai penampilan teman, mau saling mengalah, dan sudah tumbuh rasa anak kasih sayang sesama teman dan guru.
5. Dampak bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak TK. Dengan hitungan Statistik hitung > Statistik tabel (14,980 >1.96), maka H0 ditolak. Dengan demikian koefisien regrasi signifikan. Artinya, bimbingan guru berdampak signifikan terhadap perilaku sosial anak. Bimbingan guru cukup baik terlihat dari: layanan pengumpulan data, layanan pemberian
informasi, layanan bimbingan belajar, layanan bimbingan sosial. Dan memberikan laporan evaluasi pada orang tua secara tertulis dan lisan. Sehingga hal inilah yang dapat memberikan kontribusi atau dampak yang signifikan terhadap perilaku sosial anak.
B. Rekomendasi
Rekomendasi ini peneliti sampaikan dengan harapan mereka dapat melaksanakan bagaimana dampak pola asuh orang tua dan bimbingan guru terhadap perilaku sosial anak TK untuk memperoleh gambaran tentang proses pendidikan pada TK di Kota Pekanabaru. Berdasarkan temuan di lapangan terhadap penelitian ini maka peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut:
fasilitas, serta pembiayaan bimbingan secara optimal agar dapat mengembangkan seluruh potensi anak.
2. Bagi guru, mengingat siswa TK di pandang sebagai masa kritis bagi perlaku sosial anak yang bedampak di masa mendatang, maka perlu diadakan layanan bimbingan. Layanan harus dikelola secara profesional, artinya, yang menjadi pembimbing harus orang yang ahli dalam bidang bimbingan. Sehubungan yang menjadi pembimbing adalah digarap oleh tenaga pendidik, maka perlu adanya pengembangan sumber daya manusia untuk menuju profesionalisme dalam pelaksanaan layanan bimbingan melalui pemerataan, seminar, atau lokakarya yang berkaitan dengan bimbingan. Menurut Djamarah (2005) dengan demikinan, diharapkan guru dapat melakukan:
a. Dapat mengarahkan dan membimbing yang sistematis dan terencana dalam bentuk program bimbingan agar dalam pencapaian tehadap perilaku sosial anak TK secara optimal.
c. Memberikan laporan berdasarkan pengamatan secara terus-menerus terhadap perkembangan perilaku sosial anak dan diberikan kepada orang tua secara berkala.
3. Kerjasama antara orang tua dan guru memiliki kedudukan yang sejajar dalam membantu perkembangan anak. Oleh kerena itu, orang tua diharapkan dapat membantu mengarahkan perkembangan perilaku sosial siswa sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan perilaku sosial anak dapat terarah dengan baik. Seperti pola pengasuhan dapat dilakukan dengan pengertian dan kasih sayang dalam bentuk memperlakukan anak dialogis, menghindati hukuman fisik, memperlakukan anak dengan kasih saying sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara anak dengan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2003). Pemetaan Tatanan Kebijakan serta Sistem dan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Jakarta: Buletin PADU.
Adam, G., R. (1983). Social Competence During Adolescence: Social Sensitivity, Locus Of Control, And Peer Popularity. Journal of Youth and Adolescence. Vol. 12, No 03, 203-211.
Akdon, Hadi. S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Alwison. (2007). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press
Badingah, S. (1993). Agresivitas Remaja Kaitannya dengan Pola Asuh, Tingkah Laku Agresif Orang Tua dan Kegemaran Menonoton Film Keras. Program Studi Psikologi – Pascasarjana, UI. Depok.
Bredekamp, Seu (Editor). DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Brith through Age 8. Washington, DC: NAEYC
Caray, Label. (2008). Aspek-aspek Perkembangan Perilaku dan pribadi. [On Line]. Tersedia di : http://www.makalahdanskripsi.blogspot.com [17 Januari 2009]
Clemes, Harris. (2001). Mengajarkan Disiplin Kepada Anak. Jakarta: Mitra Utama.
Denham, S., A., & Queenan, P. (2003). Preschool Emotional Competence: Pathway To Social Competence. Journal of Child Development. Vol. 74, No 1, 238-256.
Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran pada Kelompok Bermain. Jakarta: Direktorat PADU. Dirjen PLSP
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini. [On Line]
www.puskur.net/produkpuskur/form/upload/41_Kajian%20Kurikulum
%20PAUD.pdf – [16 Juni 2008]
Dewi, P. Gratia (2009). Implementasi Kegiatan Bimbingan dalam Pengembangan
Perilaku Sosial dan Emosional Anak Usia Dini. Tesis Pascasarjana UPI:
Tidak diterbitkan
Djamarah, Syaiful Bahri, (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: Rineka Cipta
Gutama. (1990). Perilaku Perajin Kaleng Bekas terhadap ide-ide tentang Peningkatan Usaha diperkenalkan Peyuluhan dan factor-faktor yang Melar Belakanginya. Bandung: Tesis (tidak diterbitkan). PPS IKIP Helms, D.B dan Turner, J.S. (1981). Exploring Child Behavior. New York: CBS
College Publishing.
Hoffman, M.L. (1970). Power Assertion by The Perent and its impact on the child. Child Development. 31. 129-143
Hurlock, E.B. (1980). Developental Pschology: A Life-Span Approach. Fifth Edition. Mc Graw-Hill, Inc. New York.
_______ (2002). Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
_______ (1981). Child Development. Sixth Edition. Mc Graw Hill
Kogakusha International Student.
Laila, Shofia. (2007). Peranan Keluarga dalam Membentuk Kepribadian Anak.
[On Line] tersedia di:
http://www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/31012008173637_makal
ah_keluar [ 4 September 2009]
Leman, M. (2000). Disiplin Anak. [On Line]. Tersedia di:
http://www.leman.or.id/. [13 Juli 2008].
Mardalis. (2008). Dampak Kinerja Mengajar Guru dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosio-Emosional Siswa Taman kanak-Kanak. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.
Margono. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Megawangi, Ratna. (2003). Pendidikan Karakter untuk Membangun Masyarakat Madani. IPPK Indonesia Heritage Foundation.
Nurihsan, Juntika. (2003). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung: PPB FIP & UPT Layanan BK UPI.
_______. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Peterson, Candida. (1996). Looking Forward Through the Lifespan Developmental Psychology. 3rd Edition: Prentice Hall.
Pribadi, Sikun dan Probowo. (1981). Menuju Keluarga Bijaksana. Bandung: Yayasan Sekolah Istri Bijaksana.
Pujiana. (2005). Bimbingan pada Anak Usia Dini yang Mengalami Hambatan Perkembangan Sosial dengan Menggunakan Pendekatan Bermain. Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.
Rasyid, M.Dimas. (2008). 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak. Bandung: Sygma Publishing
Riyanto, Theo. 2002. Pembelajaran Sebagi Proses Bimbingan Pribadi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rydell, A., M., Hagekull, B., & Bohlin, G. (1997). Measurement of Two Social Competence Aspect in Middle Childhood. Journal Of Development Psychology. Vol. 33, No 05, 824- 833. Amirican Psychological Association.
Saripah, I. (2006). Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak (Dikembangkan Berdasarkan Studi terhadap Bimbingan Para Pengasuh dan Kemampuan Perilaku Prososial Anak di TPA Babakan Sukaratu, PTPN VIII Malabar, Pangalengan, Kabupaten Bandung). Tesis. Pascasarjana UPI: Tidak diterbitkan.
Sa'ud, Udin S. (2004). Model-model Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini. Makalah pada Seminar Sehari Optimalisasi Perkembangan dan Kesiapan Belajar Anak melalui Pendidikan Anak Dini Usia Berkualitas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sofa. (2008). Pertumbuhan dan Perkembangan anak. [On Line]. Tersedia di: http:/www.massofa.wordpress.com. [19 Januari 2009].
Sudrajat, Ahmad. (2008). Perilaku Sosial. [On Line]. Tersedia di: http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com. [15 Februari 2009]
Sudjana, N. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sujiono, B dan Sujiono. Y.N. (2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______ . (2001). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sunarto dan Hartono. (2008). Psikologi tentang Perkembangan. [On Line]. Tersedia di: http://www.anakciremai.blogspot.com. [23 Juni 2009].
Syaodih, E. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Dektorat Jendral Pendidikan Tinggi, Dektorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruaan Tinggi.
Yusuf, Syamsu, L.N. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wahini, Meda. (2008). Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama Terjadinya Sosialisasi Pada Anak. [On Line]. Tersedia di: http://tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.htm. [6 Mei 2009].
Anakku, dengan Cinta Ibu Mendidikmu tersedia pada
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=peranan+keluarga+dalam+me mbentuk+kepribadian+anak&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=.
Sosialisasi tersedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi. diakses pada tanggal 4 September 2008
http:/www.bintangbangsaku.org/2008/07/16/328/ - 45k
http:/www.damandiri.or.id/file/muazarhabibiupibab2.pdf. Zanden [18 Februari 2009]