• Tidak ada hasil yang ditemukan

OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

i OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING

ABSTRAK

Telah dirancang suatu sistem keran dispenser otomatis berbasis mikrokontroler AT89S52. Pada sistem ini, keran akan terbuka ketika cahaya dari LED ke fotodioda (yang terpisah sejauh 16 cm) terhalang oleh cangkir atau tangan. Air akan mengalir ke dalam cangkir melalui keran dan berhenti secara otomatis ketika jarak antara sensor ultrasonik dan permukaan air mencapai 5 cm. Sinyal keluaran mikrokontroler akan naik turun sebelum mencapai jarak tersebut. Hal ini terjadi karena pengaruh dari permukaan bidang pantul yang beriak pada saat air bergerak ke atas.

(2)

DISPENSER FAUCET AUTOMATION BASED ON AT89S52 MICROCONTROLLER USING PHOTODIODE SENSOR AND PING

ULTRASONIC SENSOR

ABSTRACT

An automatic dispenser faucet system based on microcontroller AT89S52 has been desaigned. In this system, the faucet will be opened when the ray from LED to photododiode (which is 16 cm apart) is blocked by a cup or hand. Then, the water will flow in to the cup through the faucet and stop automatically when the distance between the ultrasonic sensor and the surface of water is 5 cm. The output signal of microcontroller will be fluctuative before this value is reached. This phenomenon can be explained as the effect of the ripple reflective surface of the moving up water.

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia membutuhkan air minum karena sekitar 70% tubuh manusia

terdiri dari air. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

(Permenkes, 2010). Secara tradisional, masyarakat memenuhi kebutuhan air

minumnya dengan cara merebus air (baik yang berasal dari sungai, sumur, danau,

atau PDAM) hingga mendidih, kemudian menempatkannya di dalam teko atau

semacamnya. Bagi masyarakat perkotaan yang sibuk, cara tersebut sudah mulai

ditinggalkan. Banyak di antaranya kini beralih ke penggunaan air minum dalam

kemasan galon dengan dispenser yang digunakan sebagai alat penyimpan dan

pengatur keluarnya air minum. Selain lebih praktis, penyimpanan air minum

dalam galon dianggap lebih higienis. Selain itu, dengan menggunakan dispenser

bisa disediakan air minum dengan dua atau tiga pilihan: hangat, biasa (netral),

atau dingin.

Meskipun sudah lebih mudah dan praktis (dibandingkan dengan

menggunakan teko), pengucuran air dengan cara menekan keran dispenser masih

menyisakan beberapa keterbatasan, antara lain: pengguna masih harus

(4)

harus memusatkan perhatiannya agar air yang dikucurkan ke dalam cangkir tidak

melimpah.

Perkembangan teknologi di bidang elektronika (khususnya sensor dan

mikrokontroler) yang demikian pesat telah memungkinkan dibuatnya berbagai

sistem yang dapat bekerja secara otomatis. Hal ini mendorong munculnya ide

pembuatan dispenser otomatis. Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah

dilakukan, dispenser otamatis dapat dibuat dengan menggunakan sensor fotodioda

dan timer yang dikontrol dengan mikrokontroler ATMega 8535 (Muchlis, 2010).

Dalam penelitiannya, Muchlis memanfaatkan fotodioda untuk mendeteksi

keberadaan (ada atau tidak adanya) cangkir di bawah keran, dan timer untuk

menentukan lamanya air yang dikucurkan ke dalam cangkir. Tegangan keluaran

fotodioda digunakan untuk menggerakkan motor dc yang akan membuka keran,

sementara sinyal dari timer digunakan untuk menutup keran dengan memutar

motor dc dalam arah sebaliknya. Dengan cara tersebut, volume air yang tertuang

ke dalam cangkir akan selalu sama, namun ketinggiannya bisa berbeda jika

ukuran cangkir yang digunakan berbeda. Itu berarti, sistem otomatisasi dispenser

yang dirancang Muchlis hanya cocok untuk ukuran (volume) cangkir tertentu.

Dengan kata lain, jika ukuran cangkir yang digunakan lebih kecil maka air yang

dikucurkan berkemungkinan melimpah karena melebihi kapasitas cangkir

tersebut.

Selain Muchlis, Ariyansa (2011) juga telah merancang sistem otomatisasi

(5)

3

Ariyansa juga menggunakan rangkaian sensor LED dan fotodioda sebagai

detektor keberadaan cangkir di bawah keran, dan motor dc yang akan menutup

katup keran dengan berputar selama 2 detik. Pada penelitian yang dilakukan

Ariyansa ketinggian volume air yang dideteksi disesuaikan dengan tinggi cangkir

yaitu 13 cm. Masalahnya, karena ukuran cangkir ditetapkan, maka ketika

menggunakan cangkir yang lebih kecil ada kemungkinan air akan melimpah.

Penelitian tugas akhir ini bertitik-tolak dari kelemahan kedua penelitian

tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode yang berbeda, yaitu penghentian

kucuran air dilakukan berdasarkan jarak antara permukaan air dan sensor

ultrasonik. Dengan demikian, pengguna (users) cukup menyorongkan cangkir ke

bawah keran, lalu air minum akan mengucur dan kemudian berhenti dengan

sendirinya saat permukaan air mencapai jarak tertentu dari sensor ultrasonik.

Dengan metode ini pengguna tidak perlu lagi khawatir air di dalam cangkir akan

melimpah meskipun digunakan cangkir yang berbeda ukurannya. Sensor

ultrasonik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor ultrasonik PING,

dimana sensor ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis SRF04,

diantaranya: rentang pembacaan jaraknya lebih panjang, harganya lebih murah,

dan memiliki lampu indikator yang menandakan sensor sedang aktif. Selain itu,

dari segi pemasangannya sensor ultrasonik PING lebih sederhana karena hanya

memiliki 1 pin I/O untuk dihubungkan ke mikrokontroler. Perbedaan lainnya,

dalam penelitian ini digunakan keran elektrik sebagai pengganti keran mekanik

(6)

lebih praktis karena untuk menghidupkan atau mematikan keran cukup dengan

menggunakan relay yang dihubungkan dengan keluaran sensor.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain adalah menghasilkan suatu sistem

otomatisasi keran dispenser air minum menggunakan sensor fotodioda sebagai

pendeteksi objek di bawah keran, sensor ultrasonik sebagai pengontrol ketinggian

air di dalam cangkir, dan mikrokontroler sebagai pengontrol sistem secara

keseluruhan.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Memudahkan masyarakat, terutama para penyandang tunanetra, pasien rumah

sakit, dan anak-anak dalam mengakses air minum dari galon dispenser.

2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit dan rumah makan

melalui citra otomatisasi pelayanan.

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dan batasan penelitian ini antara lain :

1. Pembahasan tidak mencakup rangkaian-rangkaian internal modul sensor

PING dan mikrokontroler, melainkan sebatas prinsip dasar penerapannya

dalam sistem kontrol yang dibangun.

2. Jarak deteksi sensor ke permukaan air dalam cangkir diatur sejauh 5 cm.

(7)

OTOMATISASI KERAN DISPENSER BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89S52 MENGGUNAKAN SENSOR

FOTODIODA DAN SENSOR ULTRASONIK PING

SKRIPSI

Gusrizam Danel

07135039

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR………..viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN………...xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Dispenser ... 5

2.2 LED dan Fotodioda... 6

2.2.1 LED ... 6

2.2.2 Fotodioda ... 10

(9)

vi

2.3.2 Sensor Ultrasonik ... 14

2.2.3 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik ... 16

2.4 Mikrokontroler ... 18

2.4.1 Konfigurasi Pin ... 19

2.4.2 Peta Memori ... 22

2.5 Rangkaian Transistor Darlington ... 23

2.6 LCD (Liquid Crystal Display ) ... 24

2.7 Keran Elektrik... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

3.2 Alat Bahan dan Komponen ... 27

3.3 Tata Laksana Penelitian ... 28

3.3.1 Prinsip Kerja Sistem Keran Dispenser Otomatis ... 29

3.3.2 Perancangan Perangkat Keras ... 32

3.3.3 Perancangan Perangkat Lunak ... 36

3.3.4 Karakterisasi Sensor ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rangkaian Catu daya ... 38

4.2 Karakterisasi Sensor Fotodioda ... 39

4.3 Karakterisasi Sensor Ultrasonik PING ... 42

(10)

4.4 Pengujian Program... 43

4.5 Pengujian Alat Secara Keseluruhan... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk, jumlah penduduk yang berpendidikan

penggunaan KH Data informasi penggunaan KH di wilayah Jawa (Banten) BPKH, Dishut Terkendalinya peng- gunaan kawasan hutan (KH) di seluruh Indonesia Indikator Strategis : -

Di Kota Tanjung komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi selama bulan Mei 2016 antara lain: tomat sayur, beras, bawang merah, sawi hijau, daging

Dari hasil interpretasi rekaman seismik dasar laut diketahui terdapat lapisan dasar laut berupa parallel yang mencirikan lapisan batuan sedimen permukaan yang

Sehingga, saat orang coba akan diberi tastant asin dan manis, otak ikut memberikan sugesti pada taste bud lidah, yang menyebabkan respon terhadap rasa asin dan

Hal ini sesuai pernyataan Gillis (1989) yang menyatakan bahwa Program Pengampunan Pajak Tahun 1984 telah gagal dan tidak banyak wajib pajak yang tertarik untuk

Tujuan dari penelitian ini ialah 1) untuk menganalisis bagaimana proses pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik, 2) untuk menganalisis kelayakan berdasarkan para ahli 3)

bedroom kamar tidur bee lebah beef daging sapi been telah beer bir before sebelum beg mengemis began mulai begin mulai beginning awal behalf kepentingan behave