• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DALAM PEMBERDAYAAN WARGA BELAJAR BUDIDAYA IKAN NILA:Studi Kasus di Yayasan Pengembangan Masyarakat Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DALAM PEMBERDAYAAN WARGA BELAJAR BUDIDAYA IKAN NILA:Studi Kasus di Yayasan Pengembangan Masyarakat Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR GRAFIK ... BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Penelitian ... B. Identifikasi masalah ... C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... D. Pertanyaan Penelitian... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian... G. Anggapan Dasar ... H. Definisi Operasional ... I. Kerangka Pikir ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

A. Hakikat Pendidikan Luar Sekolah ... 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 2. Kedudukan Pendidikan Luar Sekolah dalam Pendidikan Nasional ... 3. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 4. Ciri Pendidikan Luar Sekolah ... 5. Komponen Pendidikan Luar Sekolah ... B. Hakikat Pengelolaan (Manajemen) ... 1. Pengertian Penglolaan (Manajemen) ... 2. Fungsi Pengelolaan (Manajemen) ... a. Perencanaan ... C. Hakikat Pemberdayaan ... 1. Pengertian Pemberdayaan ... 2. Pendekatan Dalam Pemberdayaan ... 3. Karakteristik Pendekatan dalam Upaya Pemberdayaan ...

(2)

2. Rumpun Kegiatan Belajar Usaha ... 3. Adanya Kebutuhan dan Usaha yang Sama ... 4. Adanya Pengorganisasian untuk Saling Memberi dan Menerima ... 5. Program Belajar Disusun Bersama ... 6. Adanya Dana Belajar Usaha ... 7. Tujuan Kelompok Belajar Usaha ... 8. Fungsi Kelompok Belajar Usaha ... 9. KBU sebagai Wadah Pembelajaran Usaha Mandiri ... E. Penelitian Terdahulu ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... B. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... C. Subjek Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan Data ……... E. Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Deskripsi Profil dan Pelaksanaan Program Kegiatan YPM ... 1. Sejarah Singkat YPM ………..………... 2. Visi dan Misi YPM .….………... 3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi YPM ... 4. Struktur Organisasi YPM ... 5. Program Kelompok Belajar Usaha (KBU) ... 6. Analisis Usaha Budidaya …... B. Deskripsi Hasil Penelitian ...

1. Data Keseluruhan Warga Belajar KBU ... 2. Identitas Responden Penelitian ... 3. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat... a. Pendekatan Pemberdayaan dalam Perencanaan Program KBU ... b. Identifikasi Kebutuhan Belajar ... c. Perumusan Tujuan Program KBU ... d. Rencana dan Jadwal Belajar ... e. Pengadaan Sarana dan Prasarana Belajar ………... f. Rekrutmen Warga Belajar dan Tutor ... g. Penyusunan Kurikulum Program KBU Budidaya Ikan Nila ... 4. Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam rangka pemberdayaan warga belajar di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... a. Pendekatan Pemberdayaan dalam Program KBU ... b. Strategi Pembelajaran Sebagai Proses Pemberdayaan ... c. Proses Pembelajaran KBU ... d. Pembinaan Usaha Warga Belajar ... 5. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat …... a. Pendekatan Partisipatif dan Pemberdayaan ...

(3)

b. Evaluasi Sebelum Pelaksanaan Program KBU ... c. Evaluasi Pada Saat Pelaksanaan Program KBU ... d. Evaluasi Akhir Pelaksanaan Program KBU …... e. Hasil atau Indikator Keberhasilan ... f. Hasil Pelaksanaan Program KBU ... g. Tingkat Pendapatan Warga Belajar ... 6. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... C. Pembahasan Hasil Penenlitian ... 1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 2. Pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ...

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian ………. Tabel 4.1 Data Warga Belajar Budidaya Ikan Nila ……… Tabel 4.2 Identitas Responden ………... Tabel 4.3 Materi Pembelajaran Program KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.4 Jadwal Pembelajaran Bulan Oktober ………. Tabel 4.5 Jadwal Pembelajaran Bulan November ………. Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Pembelajaran KBU ……… Tabel 4.7 Wawancara dengan WB mengenai Tujuan Mengikuti Program

KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.8 Pendapat WB Mengenai Manfaat yang Dirasakan dengan

Mengikuti Program KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.9 Pendapatan Total Tiap Kelompok ……….. Tabel 4.10 Data Pendapatan Kelompok Pendederan ………... Tabel 4.11 Data Pendapatan Anggota Kelompok Pengindukan ……… Tabel 4.12 Data Pendapatan Anggota Kelompok Pembesaran ………. Tabel 4.13 Data Pendapatan Anggota Kelompok Produksi ………... Tabel 4.14 Jumlah Pendapatan Warga Belajar Perbulan ……… Tabel 4.15 Keadaan Ekonomi WB Sebelum Mengikuti KBU ………...

67

Gambar 1.1 Kerangka Pikir ……….………. Gambar 2.1 Persepsi Penulis (Penjabaran UU No 20 Th 2003 pasal 13)……. Gambar 2.2 Hubungan Fungsional antar Komponen Pendidikan Luar

Sekolah ………... Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisa Data ………...

14 18

21 71

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Warga Belajar Berdasarkan Usia ……….…. Grafik 4.2 Data Warga Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin ………... Grafik 4.3 Histogram Hasil Evaluasi Pembelajaran KBU ………... Grafik 4.4 Persentase Pendapatan Total Tiap Kelompok ……… Grafik 4.5 Persentase Pendapatan Kelompok Pendederan ……….. Grafik 4.6 Persentase Pendapatan Kelompok Pengindukan ……… Grafik 4.7 Persentase Pendapatan Anggota Kelompok Pembesaran ………... Grafik 4.8 Persentase Pendapatan Anggota Kelompok Produksi ……… Grafik 4.9 Histogram Pendapatan Warga Belajar Perbulan ……… Grafik 4.10 Histogram Pendapatan Warga Belajar Perbulan ………... Grafik 4.11 Histogram Keadaan Ekonomi Warga Belajar Sebelum Mengikuti

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal

mendasar bagi pembangunan. Keberhasilan pembangunan tidak terlepas dari

pendidikan, di mana pendidikan mempunyai makna sebagai proses yang

menjadikan manusia memiliki kemampuan, memiliki sains dan teknologi

keterampilan, serta kepandaian. Hal tersebut termuat dalam Undang-undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, yaitu berfungsi

mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat

manusia Indonesia, yaitu :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembangunan agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepandaian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam konteks lain, pembangunan berkaitan dengan konsep pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru melainkan sudah

sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa faktor manusia memegang

peran penting dalam pembangunan. Carlzon dan Macauley, sebagaimana dikutip

oleh Wasistiono (1998 : 46) dalam Roesmidi dkk (2006 : 2), mengemukakan

bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah sebagai berikut

(6)

kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusankeputusannya

dan tindakan-tindakannya”.

Pendidikan bagi setiap Warga Negara Indonesia bertujuan untuk

menjadikan manusia Indonesia, manusia pembangunan yang dapat membangun

dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Tujuan umum pendidikan Nasional Indonesia secara jelas dan tegas dirumuskan

dalam Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Pasal 4 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebebasan

Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang penting baik

bagi negara maupun perorangan, karena pendidikan pada dasarnya merupakan

usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (human potential

development), sehingga lebih fungsional dalam menjawab semua tantangan yang

datang pada dirinya (Abdulhak, 1990; Suryadi, 2005). Investasi melalui pendidikan

perlu diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan pembelajaran yang

dapat diikuti oleh setiap orang yang membutuhkannya. Melalui kegiatan

pendidikan, seseorang memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga

dapat meningkatkan kemampuan untuk melahirkan perubahan tingkah laku yang

bermakna. Disamping itu, kegiatan pendidikan dapat mencetuskan harapan, karena

memang harapan itu sendiri terdapat pada pendidikan (Santoso S. Hamijoyo dalam

(7)

Dalam Sisdiknas Tahun 2003, menjelaskan keseluruhan komponen

pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai suatu tujuan

Pendidikan Nasional”. Keseluruhan komponen yang terkait secara terpadu

merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan

pada jalur Formal, Nonformal/Pendidikan Luar Sekolah dan Informal. Adapun

satuan Pendidikan Luar Sekolah meliputi : Lembaga Kursus, Pelatihan, Pokjar,

PKBM dan Majelis Ta’lim serta satuan pendidikan sejenis (UU RI No.20 Tahun

2003).

Sebagaimana tercantum dalam pengertian Pendidikan Luar Sekolah yang

dikemukakan oleh Philip H. Coombs (1973) dalam Sudjana (2004:22) bahwa :

Pendidikan non formal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri, merupakan bagian terpenting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajar.

Pendidikan sebagai proses perubahan masyarakat, menuntut adanya upaya

setiap satuan pendidikan, salah satunya Pendidikan Nonformal. Untuk mengejar

percepatan perubahan masyarakat dibutuhkan peningkatan kualitas SDM yang

sangat cepat, dengan kata lain proses penetapan perubahan itu tidak memakai

waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM itu

adalah melalui pendidikan dan latihan berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat,

sebagai suatu proses di mana manusia membina perkembangan manusia lain secara

sadar, dengan terencana dan sistematis, membangun manusia seutuhnya dengan

memberdayakan potensi mereka, dan sebagai strategi perubahan sosial yang

(8)

upaya pemberdayaan, yaitu community organization yaitu karakter yang mengacu

kepada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan

mengubah keadaan sosial ekonomi mereka.

Dalam pengembangan program pemberdayaan masyarakat, aspek

pengelolaan merupakan hal penting, karena pengelolaan adalah serangkaian

aktivitas dapat dilakukan secara sistematis, terkoordinasi, partisipatif dan

kooperatif didalam memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien. Dengan pengelolaan maka tujuan atau hasil yang

diharapkan dari program yang diselenggarakan akan tercapai secara maksimal.

Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang mampu menghasilkan karya yang bermanfaat, inovatif, dan mandiri maka

perlu diadakan program pemberdayaan yang berbasis kepada keterampilan

berwirausaha, yang memilki fungsi dalam mewujudkan/mengarahkan keinginan,

minat, dan kemauan untuk melakukan aktivitas keterampilan kewirausahaan.

Salah satu bentuk layanan pendidikan keterampilan kewirausahaan berbasis

pemberdayaan masyarakat adalah melalui program Kelompok Belajar Usaha

(KBU), karena dalam program ini terjadi keterpaduan bidang pembelajaran dan

bidang usaha secara langsung, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung

proses usaha sudah mulai berjalan. Jadi program ini dinilai sangat efektif untuk

membantu masyarakat yang tertinggal dalam pengetahuan dan ekonomi.

Dengan memperhatikan pernyataan tersebut nampak jelas bahwa

keberhasilan Negara kita di dalam pembangunan akan sangat ditentukan oleh

peranan pendidikan yang mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

(9)

memberdayakannya, sehingga memperoleh hasil kegiatan belajar, hasil

keterampilan warga belajar, dan pemasaran hasil keterampilan yang memiliki aspek

efektivitas pada masukan yang merata, keluaran yang banyak dan bermutu tinggi,

ilmu dan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sedang

membangun, pendapatan tamatan serta keluaran yang memadai. Karena kajian

efektivitas merupakan suatu usaha yang panjang dan berkesinambungan mulai dari

masalah input, proses, output dan outcome dengan indikator yang tidak hanya

bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif.

Sehubungan dengan itu, Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) yang

beralamatkan di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, telah melaksanakan

program KBU Budidaya Ikan Nila di lokasi binaan Yayasan, yaitu di Kecamatan

Cimaung Kab.Bandung yang diorganisir dalam bentuk pendidikan kewirausahaan.

KBU yang dilaksanakan oleh YPM merupakan wadah pemberdayaan masyarakat

dan warga belajar yang menjadi pilihan strategis untuk mewujudkan usaha

pemberdayaan masyarakat dalam proses pembelajaran.

Program KBU budidaya ikan nila yang diselenggarakan YPM dirancang

untuk melatih, membelajarkan dan membimbing warga belajar agar mempunyai

keterampilan dan bekal menghadapi masa depan dengan memanfaatkan peluang

dan potensi yang ada, serta meningkatkan kualitas hidupnya. Sasaran dari program

KBU budidaya ikan nila adalah masyarakat yang memiliki pendapatan rendah,

namun memiliki motivasi untuk bekerja atau berwirausaha.

Keberhasilan dalam mencapai tujuan dari program pendidikan Non Formal

(10)

sangat menentukan sejauhmana program tersebut berjalan secara efisien dan

efektif. Dalam hal ini keberhasilan program KBU budidaya ikan nila akan berhasil

apabila pengelolaan program KBU berjalan dengan optimal.

Keberhasilan dalam pengelolaan program sangat menentukan pula terhadap

hasil yang diperoleh. Selain dirancang untuk melatih, membelajarkan dan

membimbing warga belajar agar mempunyai keterampilan dan bekal menghadapi

masa depan, program KBU budidaya ikan nila yang diselenggarakan oleh YPM

bertujuan untuk memperoleh atau meningkatkan pendapatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

pengelolaan kelompok belajar usaha (KBU) yang telah dilaksanakan oleh Yayasan

Pengembangan Masyarakat dengan model pelatihan dan kemandirian warga

belajar, dengan kasus program yang diteliti adalah keterampilan budidaya ikan nila.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti, secara

empiris dapat diidentifikasi bahwa pendidikan luar sekolah menyajikan berbagai

pendidikan keterampilan yang dapat dipilih masyarakat untuk diikuti. Hal yang

teridentifikasi adalah persoalan yang menyangkut :

1. KBU yang diselenggarakan telah berdiri cukup lama sejak tahun 2010, belum

menunjukan kemandirian warga belajar yang berarti.

2. Tutor memiliki keterampilan budidaya ikan nila secara alamiah, tetapi belum

(11)

3. Mencukupinya sumber daya alam yang dimiliki di daerah tersebut. Dimana terdiri

dari 40% kolam ikan, 30% persawahan, 20% perkebunan palawija dan 10%

pemukiman.

4. KBU Belum memiliki jaringan kemitraan yang tetap, khususnya dari user atau

penerima hasil produksi.

5. Kurangnya kemampuan warga belajar untuk membangnun relasi atau membangun

jejaring kemitraan, masih mengandalkan yayasan.

6. Program pemberdayaan menggunakan metode partisipatif

7. Terdapat kolam-kolam yang mendukung program pemberdayaan, warga

belajar memiliki kolam secara individual yang dikoordinir oleh KBU.

8. Dari hasil analisa penelitian sebelumnya yang relevan, diperoleh gambaran

bahwa pencapaian pemberdayaan masyarakat belum dianalisis dari faktor

penerapan fungsi pemberdayaan masyarakat, terutama dalam meningkatkan

motivasi belajar warga belajar secara kontinu.

9. Menelaah terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan terutama

penelitian KBU.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam penulisan karya tulis tesis ini, maka peneliti

memberikan pembatasan dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :

1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan

warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.

(12)

3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan

Masyarakat.

4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan

Masyarakat.

Agar pemikiran ini dapat dilakukan lebih spesifik, maka peneliti

merumuskan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengelolaan KBU

sebagai upaya memberdayakan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan

nila”?.

D. Pertanyaan Penelitian

Dengan mengacu pada perumusan masalah tersebut, secara umum dapat

dijabarkan melalui bentuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik dan mengarah

pada tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya :

1. Bagaimana perencanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar

budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?

2. Bagaimana pelaksanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar

budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?

3. Bagaimana Evaluasi dan hasil program KBU dalam memberdayakan warga

belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?

4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program KBU dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan

(13)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan program KBU dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan

Masyarakat

2. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan program KBU dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan

Masyarakat.

3. Untuk memperoleh gambaran tentang Evaluasi dan hasil program KBU dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan

Masyarakat

4. Untuk memperoleh gambaran tentang faktor pendukung dan penghambat

program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di

Yayasan Pengembangan Masyarakat.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti tidak terlepas dari tujuan utama

dari pembatasan masalah, selain itu penulis memiliki tujuan dan manfaat dari

(14)

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan teori ilmu pendidikan terutama tentang Pemberdayaan

masyarakat melalui Kelompok Belajar Usaha (KBU).

2. Secara praktis

a. Sebagai bahan kajian instansi pengambil kebijakan dalam rangka penataan

program keaarah yang lebih baik

b. Sebagai pengalaman praktis bagi Peneliti dalam mengaplikasikan konsep

dan teori yang diperoleh selama perkuliahan pada program studi Pendidikan

Luar Sekolah UPI.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya

dapat diterima oleh penyelidik. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Menurut Botkin (1983) dalam Sudjana (2010 : 391), kegiatan belajar yang

dipandang cocok di masa depan adalah belajar secara inovatif (innovative

learning) yang memadukan belajar mengantisipasi (anticipative learning) dan

belajar bersama orang lain (participative learning) dengan cara berpikir dan

bertindak di dalam dan terhadap lingkungannya.

2. Masyarakat yang berencana (planning society), menurut Graham (1975) dalam

Sudjana (2001 : 271), adalah masyarakat yang amat tanggap terhadap

perubahan-perubahan yang sedang terjadi dan kemungkinan-kemungkinan

(15)

3. Pertama pengertian pembelajaran dari Sudjana (2000:8) mendefinisikan

pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran dapat diberi arti sebagai upaya

yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan

kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini

terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa,

peserta didik, peserta pelatihan, dsb) yang melakukan kegiatan belajar dengan

pendidik (guru, tutor, pelatih, dsb) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

4. Carver dan Clatter Back (1995) dalam Roesmidi dkk (2006 : 2), pemberdayaan

adalah upaya memberi keberanian dan kesempatan pada individu untuk

mengambil tanggung jawab perorangan guna meningkatkan cara kerja mereka

dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi”.

H. Definisi Operasional

1. Pengelolaan

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengelolaan berarti

penyelenggaraan sedangkan menurut Sudjana (2000:1) pengelolaan didefinisikan

Sebagai kegiatan bekerjasama atau melalui orang lain, baik perorangan maupun

kelompok untuk mencapai tujuan organisasi

Adapun yang dimaksud dalam pengelolaan ini adalah upaya sistematis yang

dilakukan pengelola dan tutor kelompok belajar usaha dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan program pemberdayaan yang

(16)

2. Pembelajaran

Menurut Corey dalam Sagala (2010: 61), pembelajaran adalah suatu proses

di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan subset

khusus pendidikan.

Adapun yang dimaksud pembelajaran dalam penelitian ini adalah interaksi

edukasi yang dilakukan tutor atau pengelola dengan warga belajar sehingga terjadi

proses komunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran didalam kelompok belajar

usaha yang sebagian besar adalah orang dewasa.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Shardlow (1998 : 32) dalam Roesmidi dkk (2006 : 3), mengatakan

pada intinya “pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun

komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan

untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka”.

Adapun yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat dalam penelitian

ini, adalah sebagai upaya penyelenggara KBU dalam melaksanakan keterampilan

budidaya ikan nila dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga belajar.

4. Kelompok Belajar Usaha

Menurut Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat (1979 :1) yang

dikutip Sutaryat Trinamansyah (1986:23) bahwa: Kelompok belajar adalah suatu

rumpun kegiatan belajar pendidikan luar sekolah yang terdiri dari lima sampai

dengan limabelas orang dan memiliki kebutuhan yang sama, dan diorganisasikan

(17)

antara warga belajar dan dilaksanakan pada saat yang disetujui bersama untuk

mencapai tujuan belajar dalam rangka meningkatkan taraf hidup.

Adapun yang dimaksud dengan kelompok belajar usaha dalam penelitian

ini adalah kelompok belajar usaha rumpun budidaya ikan nila, yang bertujuan

untuk meningkatkan taraf hidup melalui pemberdayaan warga belajar budidaya

ikan nila.

5. Hasil Pemberdayaan

Menurut Rappaport (1987) dalam Harry Hikmat (2003 : 3), Pemberdayaan

diartikan sebagai pemahaman secara psikologis pengaruh control individu terhadap

keadaan sosial, kekuatan politik dan hak-haknya menurut undang-undang.

Adapun yang dimaksud dengan hasil pemberdayaan dalam penelitian ini

adalah upaya strategis untuk meningkatkan pendapatan warga belajar, umumnya

bagi masyarakat sekitar Kecamatan Cimaung yang berpenghasilan rendah. Yang

dimaksud strategis (unggulan) di sini tidak hanya produksi yang ada di masyarakat

laku di pasaran, tetapi juga unggul dalam hal bahan baku dan teknis produksinya,

serta memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi.

6. Faktor Pendukung

Yang dimaksud dengan faktor pendukung dalam penelitian ini adalah

keadaan/pristiwa yang mempengaruhi dan memberikan peluang program

Kelompok Belajar Usaha Budidaya Ikan Nila yang berasal dari dalam lembaga

seperti:pelatihan, interaksi dengan instruktur, ketersediaan peralatan dan sarana

(18)

7. Faktor Penghambat

Yang dimaksud dengan faktor penghambat dalam penelitian ini adalah

keadaan/pristiwa yang mempengaruhi program Kelompok Belajar Usaha Budidaya

Ikan Nila yang berasal dari luar lembaga seperti: kondisi geografis atau iklim,

kesulitan pemasaran, sulitnya modal dan respon masyarakat.

I. Kerangka Berfikir

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

Sumber: Analisis Peneliti, 2012

INPUT PROSES OUTPUT OTHER INPUT

Perencanaan Pelaksanaan Hasil

Sasaran beserta karakteristik

Pengelolaan Kelompok Belajar Usaha

Outcome Meningkatkan

pendapatan dan kemandirian WB

Instrumental dan Enviromental

Bahan Ajar dan Sumber Belajar

Kualitas dan

Kuantitas Dampak

(19)

Pemberdayaan (sebagai terjemahan empowerment) adalah konsep yang

telah diterima secara luas dan dipergunakan dalam kaegiatan pembangunan.

Pemberdayaan masyarakat dalam program KBU telah menjadi jawaban atas

teori-teori pembangunan yang berpihak kepada kaum lemah, miskin dan tidak berdaya.

Konsep pemberdayaan dalam program KBU, berusaha menyempurnakan konsep

pembangunan yang hanya berpihak pada elite, kekuasaan, dan ikut dalam

kemapanan.

Pemberdayaan rnasyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan

tuntutan otonomi daerah sekaligus menjadi jawaban atas tantangan untuk membuat

masyarakat berdaya dan mengoptimalkan peransertanya dalam penyelenggaraaan

pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat di

Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) sudah dilakuknan namun belum

optimal. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, maka dikhawatirkan banyak terjadinya

tingkat kemiskinan yang tinggi, dan upaya peningkatan mutu pendidikan tidak

tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu, diperlukan penerapan

fungsi manajemen dalam program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi

program Kelompok Belajar Usaha (KBU) di YPM.

Fungsi-fungsi manajemen dalam pemberdayaan masyarakat pada program

KBU antara lain: 1) perencanaan (planning) meliputi kegiatan penentuan tujuan,

anggaran dan pengelolaan. 2) pelaksanaan, meliputi kegiatan penyusunan personil,

penentuan tugas dan tanggung jawab, hubungan komunikasi, kepengawasan,

koordinasi, kegiatan pemberian motivasi dan pemecahan masalah, serta 3) evaluasi

(20)

disimpulkan bahwa dalam upaya pemberdayaan masyarakat ada model manajemen

yang digunakan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan hasil.

Selain itu, untuk penguatan program pemberdayaan masyarakat di YPM,

maka dibentuk program rintisan koperasi. Kegiatan ini bertujuan agar pelaksanaan

kegiatan berjalan kontinu, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh peserta

didik. Pemberdayaan sumber daya manusia melaui koperasi maka yang perlu

diperhatikan adalah mempromosikan dan membangun koperasi agar mempunyai

kemampuan untuk menembus, memperluas dan menguasai pangsa pasar kegiatan

ekonomi rakyat guna memberikan pelayanan usaha yang maksimal dan efisien

kepada anggota. Untuk itu koperasi perlu dikembangkan melalui arsitektur

ekonomi rakyat.

Adapun yang dimaksudkan dengan arsitektur ekonomi rakyat yang berbasis

koperasi adalah suatu kerangka dasar sistem perkoperasian Indonesia yang bersifat

menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan ekonomi rakyat untuk

rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan

perkoperasian di masa datang yang dirumuskan dalam arsitektur ini dilandasi oleh

visi mencapai suatu sistem perkoperasian yang sehat, kuat, dan efisien guna

mempercepat terwujudnya koperasi sebagai soko-guru ekonomi rakyat dan

memperkukuh struktur perekonomian nasional.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka arsitektur ekonomi rakyat berbasisi

koperasi dibentuk melalui keterkaitan antara tiga variabel pokok, yang meliputi :

sumber daya manusia koperasi, keunggulan daya saing dan jaringan usaha. Dalam

kerangka dasar pemikiran tadi maka upaya pemberdayaan sumber daya manusia

(21)

keunggulan daya saingb koperasi dan jaringan usahanya. Hal ini dilatar-belakangi

oleh pandangan bahwa tinggi rendahnya produktifitas sumber daya manusia

koperasi merupakan hasil dari kemampuan manajemen koperasi dalam

menghasilkan barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing.

(22)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian naturalistik

kualitatif. Metode penelitian yang digunakan didasarkan pada pertimbangan

situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

menggambarkan situasi dan kondisi. sehingga metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kasus lebih tepat dipakai untuk menjawab permasalahan

dalam penelitian ini. Arah penelitian disini lebih ditekankan pada studi kasus

yang kenyataannya mempelajari suatu kenyataan yang terintegrasi dengan

tujuan mengembangkan pengetahuan lebih mendalam mengenai objek yang

diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis

dengan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif, peneliti mengkaji

dan menganalisa secara fokus pada potensi dan cara menyelesaikan masalah.

Metode deskriptif pada umumnya mempunyai tujuan untuk memberi

gambaran yang rinci mengenai latar belakang, sifat, karakter yang khas dari

kasus yang diteliti. Kemudian berdasarkan data-data hasil dari lapangan

(23)

Kegiatan dan pertimbangan pada prosedur penelitian yang dilakukan

peneliti meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Sebelum penyusunan proposal penelitian, peneliti mempertimbangkan

beberapa judul yang menjadi alternative. Setelah mengamati fokus dan

masalah penelitian serta mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing,

kemudian peneliti menyusun proposal penelitian dengan topik bahasan

mengenai Pengelolaan Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam Pemberdayaan

Warga Belajar Budidaya Ikan Nila, dan mencari sumber-sumber referensi

yang berkaitan dengan topik tersebut. pada bagian ini peneliti menetapkan

judul tesis yang akan didalami dan diteliti, termasuk metode penelitian yang

akan digunakan.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap awal pelaksanaan peneliti mengumpulkan data/informasi dari

berbagai sumber yang ada di lapangan, serta difokuskan pada hal-hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil perolehan data,

selanjutnya dianalisis dan dikontribusikan sebagai kegiatan yang memiliki

tujuan penelitian.

c. Tahap Penyelesaian

Pada tahap penyelesaian ini peneliti menyusun konsep atau draf

laporan berdasarkan hasil analisa data/informasi yang telah dibahas dan

(24)

sementara yang telah dibuat sebelumnya sesuai dengan hasil bimbingan dan

masukan-masukan berharga dari dosen pembimbing sebagai perbaikan dalam

penyusunan berikutnya.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan panduan, garis dan arah bagi kegiatan

penelitian yang akan dilakukan dengan pola atau cara yang teratur dan

bersistem, sehingga tujuan yang ditentukan dapat dicapai dengan baik.

Penggunaan metode penelitian sangat penting untuk memenuhi

kriteria-kriteria ilmiah, objektif, terukur, dan terobservasi secara faktual.

Selanjutnya Moleong (2010: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mencari hubungan dan

menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur.

Penelitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena

sosial dari perspektif partisipan. Ini diperoleh melalui partisipatif dalam

kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah untuk

meneliti latar ilmiah yang sesungguhnya terjadi di lapangan dan

(25)

penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, yang aplikasinya dapaat

berupa studi kasus atau multi-kasus. Menurut Bohar Suharto (1993:80), “Studi

kasus ini sarinya dapat dirangkum sebagai penelitian status subyek penelitian

berkenaan suatu fase yang khas dari kesseluruhan personalitas”. Tujuan untuk

memberi gambaran yang rinci latar belakang, sifat-sifat dan karakter-karakter

yang khas dari kasus yang ada. Kemudian dari sifat-sifat yang khas dijadikan

sesuatu yang bersifat umum.

Alasan lain pemakaian metode tersebut di atas adalah lebih mudah bila

berhadapan dengan fakta ganda yang ada di lapangan, menyajikan secara

langsung hakikat hubungan peneliti dengan responden, lebih peka dan lebih

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh terhadap pola-pola

nilai yang dihadapi. Kasus yang diselidiki dapat diselami, dan didalami secara

mendalam.

B. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Sumber data yang ditetapkan sebelumnya, melalui beberapa

pertimbangan yang memiliki keterkaitan dengan implementasi pengelolaan

program KBU yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan pengaruhnya

kepada peningkatan pendapatan dan kemandirian warga belajar.

Penelitian dalam ini meliputi seluruh aspek manusia maupun

non-manusia termasuk lingkungan psikis yang tersebar di lingkungan objek

(26)

pengelola Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM), penyelenggara

Kelompok Belajar Usaha (KBU), sumber belajar, dan warga belajar KBU.

Dalam penelitian ini data-data yang akan dikumpulkan terdiri dari : 1)

kata-kata atau ucapan-ucapan merupakan pendapat, sikap, pandangan,

penafsiran dari seluruh nara sumber; 2) waktu yang disediakan; 3) sarana dan

prasarana yang menunjang; 4) tujuan yang dirumuskan dalam proses

Pengelolaan Program KBU sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dengan

meningkatkan keterampilan fungsional.

C. Subyek Penelitian

Subjek pada penelitian ini berbeda dengan proses sampling

sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Sampling dalam penelitian ini

berkenaan dengan subyek penelitian yang dilakukan secara terus menerus dan

sifatnya tergantung pada tujuan penelitian setiap saat. Nasution (1988:29),

mengemukakan :”Tidak ada pengertian populasi dalam penelitian kualitatif.

Subjek penelitian ini adalah aspek-aspek dari peristiwa apa dan siapa yang

dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu dan karena itu dilakukan terus

menerus sepanjang penelitian. Subjek penelitian bersifat purposif yakni

tergantung pada tujuan fokus pada suatu saat”. Selanjutnya pada bagian lain

Nasution (1988:95-96) menambahkan bahwa : “Sampling dalam penelitian

naturalistic ialah menggambarkan keputusan untuk mengadakan pilihan dan

(27)

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dipaparkan

batas-batas yang tegas. Tetapi, menentukan suatu aspek dari lingkungan

organisasi di lingkungan Lembaga Yayasan Pengembangan Masyarakat yang

melaksanakan program di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung,

merupakan sampling pada tahap awal.

Tahap selanjutnya diambil berdasarkan teknik purposive sampling,

baik terhadap proses maupun substansi lembaga sesuai tujuan penelitian.

Oleh karena itu, dari jumlah warga belajar 20 orang dan penyelengga 4 orang,

maka yang menjadi obyek penelitian diantaranya: 1 orang sebagai

penyelenggara KBU, 1 orang sebagai sumber belajar/tutor, dan 4 orang warga

belajar dari masing-masing KBU yang terdiri dari: 1 orang ketua kelompok

pedederan, 1 orang ketua kelompok pengindukan, 1 orang ketua kelompok

pembesaran, dan 1 orang ketua kelompok produksi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif sangat mengandalkan peneliti sebagai alat

pengumpulan data. Peneliti harus kreatif, inovatif dalam menyusun rencana

penelitian, dalam pelaksanaannya, dalam berhubungan dan beradaptasi,

mengolah dan mengembangkan model dan cara bertanya. Sehingga

mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitiannya. Peneliti juga

menggunakan keterampilan dalam menyusun analisa dan menafsirkan data

(28)

Menurut Moleong (2001 : 117-123), “dapat dirangkum bahwa ciri

khas dalam penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari peran dan

kedudukan peneliti sebagai instrument penelitian”. Di sini peneliti berperan

majemuk, karena sekaligus menjadi perencana, pelaksana pengumpul data,

penyusun analisa, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil

penelitian. Pengertian instrument penelitian di sini sangatlah tepat, karena

peneliti menjadi segalanya dalam seluruh proses penelitian. Ciri-ciri peneliti

sebagai instrument antara lain : responsive pada lingkungan, adaptasi inggi,

memproses data secara cepat.

Teknik pengumpulan data berkaitan dengan alat-alat atau instrument

sarana untuk memperoleh data. Instrumen yang paling utama sebenarnya

adalah peneliti itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan Nasution (1988 :

55) adalah “Dalam penelitian naturalistic tidak ada pilihan lain dari pada

menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama”. Ini mengandung

arti bahwa, instrument yang utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri

sebagai peneliti. Dengan demikian, alat-alat yang dipaparkan di bawah ini

merupakan pelengkap. Keputusan pengguna instrument pelengkap ini

didasarkan pada pendekatan, metode penelitian dan jenis data yang

diperlukan.

Ada tiga jenis data yang dipergunakan, yaitu teknik wawncara, teknik

observasi dan teknik telaah dokumen. Teknik wawncara langsung digunakan

(29)

pengetahuan dari orang-orang yang terlibat proses-proses pengelolaan di

lembaga Yayasan Pengembangan Masyarakat.

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

efektif di dalam penelitian yang menggunakan kualitatif. Wawancara

menggunakan komunikasi lisan dua arah, antara peneliti dan responden.

Melalui wawancara ini peneliti akan lebih mudah mendapatkan data yang

diharapkan dengan memahami jawaban pertanyaan yang diajukan kepada

pihak responden, yaitu data yang berkenaan dengan peran dan pandangan

responden mengenai proses pengelolaan program KBU sebagai upaya

pemberdayaan masyarakat dengan bebagai aspeknya.

Teknik observasi partisipatif adalah upaya aktif peneliti dalam

pengmpulan data dengan berbuat sesuatu dan terlibat di dalamnya.

Sebagaimana S.J Taylor dan Bogdan (1985 : 15) dalam Ade Kusmiadi (2000 :

74) menyebutkan bahwa “Pada saat observasi peneliti terlibat dalam interaksi

sosial dengan responden selama data dikumpulkan lebih objektif sesuai

dengan setting yang sesungguhnya, yaitu data dan informasi yang berkenaan

dengan tujuan penelitian”. Dengan demikian observasi partisipatif digunakan

untuk memperoleh sejumlah data tentang konteks nyata proses pengelolaan

program KBU yang sedang berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi

mencakup perilaku manusia dalam organisasi, baik perilaku tugas (task

behavior relation), situasi dan tempat terjadinya proses pengelolaan program

(30)

Teknik studi dokumentasi merupakan alat pengumpulan data dengan

menelusuri, mempelajari, dan mendalami berbagai dokumen yang bersifat

permanent dan tercatat agar data yang diperoleh lebih absah/dapat

dipertanggungjawabkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh sejumlah

data dan informasi berkenaan dengan gambaran benda-benda yang dijadikan

acuan, alat atau fasilitas proses pelaksanaan program. Teknik ini, banyak

berkaitan dengan upaya memperoleh data mengapa dokumen itu dibuat, latar

belakang apa dokumen itu dibuat, dan bagaimana peran dokumen itu bagi

proses pelaksanaan program. Substansi yang dijadikan bahan kajian dari

setiap dokumen, berkaitan dengan bentuk dan rumusan kebijakan yang

menyangkut fungsi, peranan, rincian tugas, wewenang, tanggung jawab,

sistem dan organisasi penyelenggaraan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis, serta hasil-hasil penelitian yang relevan. Dengan demikian, data

program KBU yang menjadi sasaran studi dokumentasi meliputi perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan hasil, faktor pendukung dan penghambat program

KBU yang dilaksanakan Yayasan Pengembangan Masyarakat Kecamatan

Cimaung Kabupaten Bandung.

Dokumentasi tersebut menurut Moleong (2001 : 161) ”Sangat penting

dan bermanfaat dalam penelitian, karena dapat berfungsi unutk menguji,

menafsirkan dan membuat satu ramalan. Ia menjadi bahan yang kaya, stabil,

alamiah, kontekstual, murah dan dapat sebagai bukti bagi suatu penelitian”.

Oleh dicari dan ditemukan oleh peneliti dalam penelitiannya. Sehingga hasil

(31)

pewawancara untuk mendapatkan data dan informasi tentang pelaksanaan

kegiatan, penjelasan, penemuan dan pendalaman yang berkaitan dengan fokus

penelitian,, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba yang dikutif dari

buku Moleong (2004 : 135) antara lain : sebab itu, dalam penelitian kualitatif,

bahan-bahan tertulis tersebut perlu, yaitu

Mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebutuhan; merekonstruksikan kebutuhan-kebutuhan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun non-manusia (triangulasi); dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Pada akhirnya, hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi

dicatat sebagai catatan harian penelitian yang dibuat dengan

memperhatikan tujuan penelitian yang dibutuhkan. Hasil catatan tersebut

akan menjadi bukti sebagai data penelitian. Adapun aspek yang diteliti

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penelitian

No Tujuan

penelitian

Aspek yang

diteliti Indikator Sumber data Instrumen

(32)

No Tujuan penelitian

Aspek yang

diteliti Indikator Sumber data Instrumen

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 3. Pihak yang terlibat

4. Kegiatan yang

1. Penetapan strategi pemberdayaan

1. Bentuk evaluasi

2. Pihak yang

mengevaluasi

3. Komponen yang

dievaluasi

(33)

No Tujuan penelitian

Aspek yang

diteliti Indikator Sumber data Instrumen

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Bagi warga belajar 2. bagi lingkungan

E. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini didasarkan pada

paradigma dan metodologi penelitian yang dipakai, yaitu menggunakan

teknik pendalaman kajian dengan analisis berpikir kritis-induktif. Prosesnya

(34)

seluruh data terkumpul. Setiap perolehan data kemudian direduksi, dan

dilakukan dengan tahapan :

1. Tahap penyajian data dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi, yang

diambil dari catatan lapangan dan lembar rangkuman.

2. Tahap proses analisis keseluruhan data yang telah dideskripsikan, dan

diarahkan kepada interpretasi data untuk menjawab problematic

penelitian yang diajukan.

3. Tahap penyajian hasil penelitian yang dilakukan setelah analisis

deskripsi, dan kemudian dirangkum dan diarahkan pada jawaban

problematic penelitian.

Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikemukakan di sini bahwa,

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit –

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan

tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,

selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang – ulang sehingga selanjutnya

dapat disimpulkan pertanyaan penelitian tersebut berdasarkan data yang

(35)

1. Proses Analisis Data

Teknik Pengolahan dan Analisis Data dikemukakan oleh Miles dan

Huberman (1984) dalam Sugiyono, bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,

yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Langkah-langkah analisis dituntukan pada gambar berikut :

Gambar 3.1

Komponen Dalam Analisa Data

2. Data Collection (Pengumpulan Data)

Peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki

lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data

skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun

demikian fokus penelitian ini bersifat sementara, dan akan berkembang

setelah peneliti masuk ke dalam lapangan.

Dalam hal ini peneliti telah melakukan langkah pertama, yaitu

mencari latar belakang permasalahan di Yayasan Pengembangan Masyarakat,

profil, jumlah warga belajar, tutor, struktur keorganisasian serta program-Data

Collection

Data Display

Data Redution

(36)

program yang bergerak didalamnya. Peneliti menganggap penerapan

pengelolaan program KBU sebagai upaya pemberdayaan masyarakat,

merupakan hal yang menarik dipandang dari Manajemen Program Pendidikan

Luar Sekolah dalam meningkatkan kemandirian beriwrausaha.

3. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapanga, maka

jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu

segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya.

4. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.

Dalam tahapan ini, peneliti melakukan urutan sistematis pada

kategori-kategori pada program kelompok belajar usaha budidaya ikan nila yang

dihubungkan dengan tingkat kemandirian warga belajar dalam berwirausaha.

Dalam hal ini peneliti membuat hubungan dan narasi pada komponen strategi

tersebut, sehingga akan ditemukan kesimpulannya.

5. Conclusion Drawing/Verification

Menurut Miles and Huberman adalah tahapan penarikan kesimpulan

(37)

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

(38)

BAB V

KASIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah

diuraikan, selanjutnya pada bagian ini peneliti mencoba menyimpulkan secara

keseluruhan hasil penelitian dan memberikan beberapa rekomendasi sebagai

berikut :

A. Kesimpulan

1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan

Pengembangan Masyarakat.

KBU budidaya ikan nila sebagai salah satu program PLS yang mampu

meningkatkan pendapatan dan keterampilan, yang berbasis kepada

pemberdayaan masyarakat, atas dasar pemenuhan kebutuhan warga belajar

dalam aktvitas pendidikan dan bidang usaha. Sesuai dengan proses awal

identifikasi, merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan

partisipasi warga belajar.

Dalam perencanaan program KBU budidaya ikan nila selalu

menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan pemberdayaan, yaitu: Pertama,

aspek sumber daya dan anggaran yang merupakan proses menentukan apa

yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, dan bagaimana malakukannya,

kapan dilakukan, dimana dilakukan dan darimana pembiayaan terhadap

(39)

maksud supaya pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Kedua,

pendekatan partisipatif, yaitu setiap melakukan tahap perencanaan program

KBU, setiap tokoh masyarakat dilibatkan sebagai penggerak program,

dilibatkan dalam struktur organisasi pelaksana program. Ketiga, analisis

kelemahan dan potensi, yaitu setiap calon warga belajar diwawancarai tentang

keminatan, keahlian awal dan kepemilikan modal, selain itu tidak terlepas dari

pengaruh lingkungan sekitar. Keempat, aspek pengendalian dan pengawasan

yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa pelaksanaan program

tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan

Pengembangan Masyarakat.

Dalam proses pembelajaran dalam program pemberdayaan masyarakat

melalu KBU dilaksanakan secara mandiri (individu), secara tatap muka atau

tutorial, dan dalam kelompok kecil. Dengan model ini membiasakan warga

belajar mampu mengutarakan pikirannya secara runtut. Mampu

mengkomunikasikan dengan orang lain, dan menanamkan solideritas setia

kawan.

Dalam menetapkan metode dan teknik pemberdayaan lebih diarahkan

pada nilai kepraktisan dalam menunjang proses pemberdayaan, karena

sebagaimana diketahui bahwa proses pemberdayaan dalam KBU sifatnya

(40)

pemberdayaan yang partisipatif lebih dipilih dan diutamakan dengan

pertimbangan metode dan teknik tersebut menjadi lebih mengarah, menggali

pengalaman, membangkitkan minat dan partisipasi warga belajar, untuk terus

belajar dan berusaha.

Dalam proses pemberdayaan, tidak terlepas dari prinsip pembinaan.

Karena pembinaan dalam KBU ini, merupakan langkah pendampingan bekerja

warga belajar, melakukan supervise dan monitoring kepada warga belajar

secara langsung, melalui pendekatan pemberdayaan.

Dalam pelaksanaan program KBU masih mengalami kelemahan dari

aspek kemitraan terutama mitra yang mampu memberikan modal/investasi

dalam kegiatan produksi. Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh

YPM, hanya mampu memberikan stimulus program atau rintisan usaha

kepada warga belajar, sedangkan tindak lanjut program masih mengalami

kesulitan, hal ini diakibatkan lemahnya hubungan external yang dibangun oleh

lembaga penyelenggara, sejauh ini eksistensi program KBU hanya dirasakan

oleh internal lembaga saja.

3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam

memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan

Pengembangan Masyarakat.

Dalam menentukan langkah evaluasi program KBU, pihak Yayasan

menggunakan pendekatan pemberdayaan dan berorientasi kepada tindak lanjut

(41)

pemberdayaan pada KBU, yaitu berupa : a) pengetahuan dan pemahaman

tentang budidaya ikan nila, b) keterampilan berwirausaha, c) teknik

pemasaran, d) kemandirian berusaha dan produksi.

Adapun prosedur yang ditempuh dalam melakukan pengkuran

kemajuan program sesuai dengan rencana yang telah dilakukan, penentuan

tahap evaluasi dirancang sebelum pelaksanaan pemberdayaan KBU. Kegiatan

evaluasi ini dilakukan secara berkala, baik berupa rapat pengurus maupun

dalam bentuk pemeriksaan langsung/pengawasan pada awal, pertengahan, dan

akhir pemberdayaan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan yang

dimiliki warga belajar yang kemudian dapat digunakan sebagai koreksi dan

perbaikan terhadap kegiatan selanjutnya.

Hasil dari pemberdayaan KBU ini, mampu membangun kemandirian

berusaha warga belajar, mempunyai dampak positif dalam meningkatkan taraf

hidup warga belajar yang dibinanya. Dampak pemberdayaan tersebut berupa :

a) meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan usaha, khususnys

budidaya ikan nila, b) meningkatkan produktifitas usaha, c) membuka peluang

lapangan usaha, dan d) meningkatkan penghasilan.

4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU)

dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan

Pengembangan Masyarakat.

Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program KBU,

(42)

internal cenderung kepada personal warga belajar, diantaranya motivasi,

minat, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama, kedisiplinan,

keterampilan dan etos kerja yang dimiliki. Sedangkan faktor external

dipengaruhi oleh lingkungan ataupun kondisi diluar dari penyelenggaraan

program KBU, diantaranya dukungan keluarga warga belajar, dukungan tokoh

masyarakat, pemasaran, dan dukungan aparatur pemerintah.

Upaya menimalisir dari faktor penghambat adalah dengan adanya

pengawasan dan pembinaan yang continue, agar nampak adanya kontroling

program, peningkatan kualitas produksi, pemasaran dan bidang administrasi

atau keuangan yang stabil menyangkut peningkatan manajemen usaha,

perkembangan Dana Belajar Usaha untuk memperluas usaha yang memiliki

daya dukung dan daya saing di bidang usaha budidaya ikan nila.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang akan disampaikan,

antara lain :

1. Bagi Pengelola

Untuk pengelolaan kegiatan KBU, agar pimpinan dapat mengetahui

semua kebutuhan dan mau mendengar aspirasi dari bawah yang menjadi

binaan dari YPM, oleh karena itu dalam rangka meningkatkan proses

pemberdayaan, maka perlu : a) setiap KBU hendaknya dibentuk berdasarkan

atas kebutuhann masyarakat, sehingga masyarakat yang membentuk dan

(43)

hendaknya mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi warga belajar yang

memiliki usaha andalan yang kompetitif di dunia pasar; c) setiap KBU

hendaknya dimotivasi dan dibina untuk menjalin kemitraan yang saling

menguntungkan dengan pelaku ekonomi yang ada di sekitarnya seperti Bank,

Koperasi dan lain sebagainya; d) setiap KBU hendaknya membangun

manajemen pasar yang baik, seperti ruko atau toko atau jongko untuk

memasarkan produknya.

2. Bagi Warga Belajar

Bagi warga belajar KBU Budidaya ikan nila, ada beberapa komponen

yang perlu diperhatikan diantaranya: a) Warga belajar harus lebih

meningkatkan semangat dan kedisiplinan dalam mengikuti program KBU, b)

berusaha untuk mencari relasi atau kemitraan yang mampu mendukung usaha

warga belajar, c) meningkatkan budaya membaca, mencari sumber-sumber

informasi untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi-inovasi dalam

pengembangan usaha, d) berusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang

untuk pengembangan usaha seperti ikut serta dalam lembaga koperasi.

3. Bagi para peneliti lainnya

Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, baik yang

menyangkut cakupan masalah, maupun metodologi. Berkaitan dengan itu

kepada para peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan pada hal tersebut, masalah dan metodologi yang perlu dikaji lebih

dalam diantaranya adalah : a) Variabel lain yang diduga turut mempengaruhi

(44)

dampak dari manajemen pemberdayaan pada KBU, serta b) Objek penelitian

harus lebih menyentuh problem area ekonomi kreatif yang dikembangkan

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (2000), Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung: AGTA Manunggal Utama.

Abdulhak, I. (1995), Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa, Bandung: Cipta Intelektual.

Abdulhak, I. (1990). Program Kerja Paket A Hubungannya dengan Motivasi Meningkatkan Pendapatan dan Motivasi Mengikuti Pendidikan Lanjutan. Disertasi Sekolah Pascasarjana IKIP Jakarta. Tidak diterbitkan

Abidin, S.Z. (2000). Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Arif, Z., (1983), Andragogi, Bandung: Angkasa.

Brookfield, S.D., (1987), Understanding and Facilitating Adult Learning, San Fransisco: Josey-Bass Publishers.

Darkenwald, G.G. & Merriam, S.B., (1982), Adult Education, Foundations of Practice, New York: Harper & Row Publishers.

Depdikbud. (1991). Penarapan Deklarasi Dunia tentang Pendidikan Gagi Semua untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Dasar di Indonesia. Jakarta : Ditjen Diklusepora

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Golo, W.(2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo.

Hikmat, H. (2003). PRA : Strategi Pemberdayaan Mayarakat, Bandung : Humaniora Utama Press

Kartasasmita, G. (1995). Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta : Pustaka CIDESINDO.

Kartasasmita, G. (1997). Kemiskinan, Jakarta : Balai Pustaka.

Kartasapoetra, G. (2004). Budidaya Tanaman Berkhasiat. Jakarta : Rineka Cipta.

Kartika, I. (2006). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Bandung : LPPM Uninus.

(46)

Knowles, M. (1990), The Adult Learner A Neglected Species, Houston: Gulf Publishing Company.

Knowles, M. (1997), The Modern Practice of Adult Education, New York: Association Press.

Muda. (1981). Kejar Usaha Pemuda Tingkat Perintis.Depdikbud.

Musa, S. (2005), Seni dan Teknik Fasilitasi Pendidikan Orang Dewasa, Bandung, Y-PIN Indonesia

Moleong, L. J. 2010. Metodelogi Penelitiaan Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

Onny S., Priyono dan A. M. W. Pranarka. (1996). Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta : CSIS.

Purwanto, M. N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Rosdakarya.

Ratnasari, J. (2007). Galeri Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.

Redaksi Agro Media. (2007). Membidik Peluang Usaha Tanaman Hias. Jakarta : PT Agro Media Pustaka

Roesmidi, dkk. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Alqaprint Jatinangor

Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sallis, E. (2006). Manajemen Mutu Pendidikan. Jogyakarta: IRCiSod.

Saptari, N. (2002). Manajemen Pembelajaran KBU PKBM bagi Peningkatan Pendapatan Warga Belajar. (Tesis, Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung)

Satuan Pengendali Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi

Sihombing, U. (2000). Manajemen Strategi Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PD. Mahkota.

(47)

Sudjana, D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah, Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung Asas, Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (1993). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Penerbit Nusantara Press.

Sudjana, D. (2000). Filsafat dan Dasar-dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, D. (2010), Manajemen Program Pendidikan : untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production.

Suryadi, A. (2005). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Suryadi, A. (2007). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Jakarta: Ditjen PNFI Depdiknas.

Syaodih, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Tabrani, R.A. (1992).Manajemen Kependidikan. Bandung : Media Pustaka.

Tamat, T. (2004). Dari Pedagogik ke Andragogik. Jakrta : Pustaka Dian.

Trisnamansyah, S. (1986). Pengantar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Universitas Terbuka.

Trisnamansyah, S. (2004). Metode Penelitian II. Bandung.

Umberto, S. (1999). Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD Mahkota.

(48)

Referensi Internet :

Hikamawan, Rusydi, 2007. Andragogi, pendidikan untuk pendewasaan « pelajar islam indonesia nusa tenggara barat.htm

Margana, Osa, 2010. Analisis James Burham. Tersedia :

http://osamargana.blogspot.com/2010/05/analisis-james-burham.html [diakses 25 juni 2012]

Regar, Opung. 2008. Pengenalan andragogi + pedagogi. Tersedia :

http://klubhausbuku.wordpress.com/2008/06/07/pengenalan-andragogi-pedagogi/

Sidjabat, 2008, Prinsip pedagogi dan andragogi. Tersedia :

http://pendidikan.infogue.com/prinsip_pedagogi_dan_andragogi

Sam, Arianto. 2010. Konsep Pemberdayaan. Tersedia :

http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/konsep-pemberdayaan.html [diakses 25 juni 2012]

Tarbiyah, Adzjio. 2012. Pendekatan Proses Kelompok Group. Tersedia : http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/pendekatan-proses-kelompok-group.html [diakses 25 juni 2012]

Warisman, Neno. Aplikasi andragogi dalam pembelajaran pendidikan non formal - jugaguru.com.htm

Yusuf, Adi. 2008. Organisasi Kelompok Belajar. Tersedia :

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penelitian
Gambar 3.1  Komponen Dalam Analisa Data

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran kegiatan usaha secara matang yang meliputi identifikasi ikan budaya itu sendiri yang dalam hal ini ikan nila merah, analisis evaluasi kelayakan usaha

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dalam pemberdayaan warga belajar melalui pelatihan tata rias pengantin adalah (1) proses pemberdayaan

Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Rendahnya minat belajar warga belajar yang mengikuti program keaksaraan usaha mandiri di PKBM Asuhan Ayah Bunda Kota

Dalam Penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah seberapa baik pemberdayaan warga belajar melalui program pelatihan keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak

Dalam proses pembenihan yang pertama harus dilakukan adalah mempersiapkan induk jantan dan induk betina. Dalam pembenihan ikan nila induk jantan dan betina harus dipelihara.. di

Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Warga Belajar Mencapai Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri.. Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat penguasaan teknik pengelolaan induk ikan nila dalam usaha pembenihan sehingga dapat menghasilkan induk