DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR GRAFIK ... BAB I PENDAHULUAN ...A. Latar Belakang Penelitian ... B. Identifikasi masalah ... C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... D. Pertanyaan Penelitian... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian... G. Anggapan Dasar ... H. Definisi Operasional ... I. Kerangka Pikir ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...
A. Hakikat Pendidikan Luar Sekolah ... 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 2. Kedudukan Pendidikan Luar Sekolah dalam Pendidikan Nasional ... 3. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 4. Ciri Pendidikan Luar Sekolah ... 5. Komponen Pendidikan Luar Sekolah ... B. Hakikat Pengelolaan (Manajemen) ... 1. Pengertian Penglolaan (Manajemen) ... 2. Fungsi Pengelolaan (Manajemen) ... a. Perencanaan ... C. Hakikat Pemberdayaan ... 1. Pengertian Pemberdayaan ... 2. Pendekatan Dalam Pemberdayaan ... 3. Karakteristik Pendekatan dalam Upaya Pemberdayaan ...
2. Rumpun Kegiatan Belajar Usaha ... 3. Adanya Kebutuhan dan Usaha yang Sama ... 4. Adanya Pengorganisasian untuk Saling Memberi dan Menerima ... 5. Program Belajar Disusun Bersama ... 6. Adanya Dana Belajar Usaha ... 7. Tujuan Kelompok Belajar Usaha ... 8. Fungsi Kelompok Belajar Usaha ... 9. KBU sebagai Wadah Pembelajaran Usaha Mandiri ... E. Penelitian Terdahulu ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... B. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... C. Subjek Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan Data ……... E. Teknik Analisis Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Deskripsi Profil dan Pelaksanaan Program Kegiatan YPM ... 1. Sejarah Singkat YPM ………..………... 2. Visi dan Misi YPM .….………... 3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi YPM ... 4. Struktur Organisasi YPM ... 5. Program Kelompok Belajar Usaha (KBU) ... 6. Analisis Usaha Budidaya …... B. Deskripsi Hasil Penelitian ...
1. Data Keseluruhan Warga Belajar KBU ... 2. Identitas Responden Penelitian ... 3. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat... a. Pendekatan Pemberdayaan dalam Perencanaan Program KBU ... b. Identifikasi Kebutuhan Belajar ... c. Perumusan Tujuan Program KBU ... d. Rencana dan Jadwal Belajar ... e. Pengadaan Sarana dan Prasarana Belajar ………... f. Rekrutmen Warga Belajar dan Tutor ... g. Penyusunan Kurikulum Program KBU Budidaya Ikan Nila ... 4. Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam rangka pemberdayaan warga belajar di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... a. Pendekatan Pemberdayaan dalam Program KBU ... b. Strategi Pembelajaran Sebagai Proses Pemberdayaan ... c. Proses Pembelajaran KBU ... d. Pembinaan Usaha Warga Belajar ... 5. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat …... a. Pendekatan Partisipatif dan Pemberdayaan ...
b. Evaluasi Sebelum Pelaksanaan Program KBU ... c. Evaluasi Pada Saat Pelaksanaan Program KBU ... d. Evaluasi Akhir Pelaksanaan Program KBU …... e. Hasil atau Indikator Keberhasilan ... f. Hasil Pelaksanaan Program KBU ... g. Tingkat Pendapatan Warga Belajar ... 6. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... C. Pembahasan Hasil Penenlitian ... 1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 2. Pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ... 4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat ...
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian ………. Tabel 4.1 Data Warga Belajar Budidaya Ikan Nila ……… Tabel 4.2 Identitas Responden ………... Tabel 4.3 Materi Pembelajaran Program KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.4 Jadwal Pembelajaran Bulan Oktober ………. Tabel 4.5 Jadwal Pembelajaran Bulan November ………. Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Pembelajaran KBU ……… Tabel 4.7 Wawancara dengan WB mengenai Tujuan Mengikuti Program
KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.8 Pendapat WB Mengenai Manfaat yang Dirasakan dengan
Mengikuti Program KBU Budidaya Ikan Nila ……….. Tabel 4.9 Pendapatan Total Tiap Kelompok ……….. Tabel 4.10 Data Pendapatan Kelompok Pendederan ………... Tabel 4.11 Data Pendapatan Anggota Kelompok Pengindukan ……… Tabel 4.12 Data Pendapatan Anggota Kelompok Pembesaran ………. Tabel 4.13 Data Pendapatan Anggota Kelompok Produksi ………... Tabel 4.14 Jumlah Pendapatan Warga Belajar Perbulan ……… Tabel 4.15 Keadaan Ekonomi WB Sebelum Mengikuti KBU ………...
67
Gambar 1.1 Kerangka Pikir ……….………. Gambar 2.1 Persepsi Penulis (Penjabaran UU No 20 Th 2003 pasal 13)……. Gambar 2.2 Hubungan Fungsional antar Komponen Pendidikan Luar
Sekolah ………... Gambar 3.1 Komponen Dalam Analisa Data ………...
14 18
21 71
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Warga Belajar Berdasarkan Usia ……….…. Grafik 4.2 Data Warga Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin ………... Grafik 4.3 Histogram Hasil Evaluasi Pembelajaran KBU ………... Grafik 4.4 Persentase Pendapatan Total Tiap Kelompok ……… Grafik 4.5 Persentase Pendapatan Kelompok Pendederan ……….. Grafik 4.6 Persentase Pendapatan Kelompok Pengindukan ……… Grafik 4.7 Persentase Pendapatan Anggota Kelompok Pembesaran ………... Grafik 4.8 Persentase Pendapatan Anggota Kelompok Produksi ……… Grafik 4.9 Histogram Pendapatan Warga Belajar Perbulan ……… Grafik 4.10 Histogram Pendapatan Warga Belajar Perbulan ………... Grafik 4.11 Histogram Keadaan Ekonomi Warga Belajar Sebelum Mengikuti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal
mendasar bagi pembangunan. Keberhasilan pembangunan tidak terlepas dari
pendidikan, di mana pendidikan mempunyai makna sebagai proses yang
menjadikan manusia memiliki kemampuan, memiliki sains dan teknologi
keterampilan, serta kepandaian. Hal tersebut termuat dalam Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, yaitu berfungsi
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia, yaitu :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembangunan agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepandaian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam konteks lain, pembangunan berkaitan dengan konsep pemberdayaan
masyarakat. Pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru melainkan sudah
sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa faktor manusia memegang
peran penting dalam pembangunan. Carlzon dan Macauley, sebagaimana dikutip
oleh Wasistiono (1998 : 46) dalam Roesmidi dkk (2006 : 2), mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah sebagai berikut
kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusankeputusannya
dan tindakan-tindakannya”.
Pendidikan bagi setiap Warga Negara Indonesia bertujuan untuk
menjadikan manusia Indonesia, manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Tujuan umum pendidikan Nasional Indonesia secara jelas dan tegas dirumuskan
dalam Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Pasal 4 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebebasan
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang penting baik
bagi negara maupun perorangan, karena pendidikan pada dasarnya merupakan
usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (human potential
development), sehingga lebih fungsional dalam menjawab semua tantangan yang
datang pada dirinya (Abdulhak, 1990; Suryadi, 2005). Investasi melalui pendidikan
perlu diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan pembelajaran yang
dapat diikuti oleh setiap orang yang membutuhkannya. Melalui kegiatan
pendidikan, seseorang memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan untuk melahirkan perubahan tingkah laku yang
bermakna. Disamping itu, kegiatan pendidikan dapat mencetuskan harapan, karena
memang harapan itu sendiri terdapat pada pendidikan (Santoso S. Hamijoyo dalam
Dalam Sisdiknas Tahun 2003, menjelaskan keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai suatu tujuan
Pendidikan Nasional”. Keseluruhan komponen yang terkait secara terpadu
merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
pada jalur Formal, Nonformal/Pendidikan Luar Sekolah dan Informal. Adapun
satuan Pendidikan Luar Sekolah meliputi : Lembaga Kursus, Pelatihan, Pokjar,
PKBM dan Majelis Ta’lim serta satuan pendidikan sejenis (UU RI No.20 Tahun
2003).
Sebagaimana tercantum dalam pengertian Pendidikan Luar Sekolah yang
dikemukakan oleh Philip H. Coombs (1973) dalam Sudjana (2004:22) bahwa :
Pendidikan non formal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri, merupakan bagian terpenting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajar.
Pendidikan sebagai proses perubahan masyarakat, menuntut adanya upaya
setiap satuan pendidikan, salah satunya Pendidikan Nonformal. Untuk mengejar
percepatan perubahan masyarakat dibutuhkan peningkatan kualitas SDM yang
sangat cepat, dengan kata lain proses penetapan perubahan itu tidak memakai
waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM itu
adalah melalui pendidikan dan latihan berbasis pada Pemberdayaan Masyarakat,
sebagai suatu proses di mana manusia membina perkembangan manusia lain secara
sadar, dengan terencana dan sistematis, membangun manusia seutuhnya dengan
memberdayakan potensi mereka, dan sebagai strategi perubahan sosial yang
upaya pemberdayaan, yaitu community organization yaitu karakter yang mengacu
kepada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan
mengubah keadaan sosial ekonomi mereka.
Dalam pengembangan program pemberdayaan masyarakat, aspek
pengelolaan merupakan hal penting, karena pengelolaan adalah serangkaian
aktivitas dapat dilakukan secara sistematis, terkoordinasi, partisipatif dan
kooperatif didalam memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien. Dengan pengelolaan maka tujuan atau hasil yang
diharapkan dari program yang diselenggarakan akan tercapai secara maksimal.
Untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang mampu menghasilkan karya yang bermanfaat, inovatif, dan mandiri maka
perlu diadakan program pemberdayaan yang berbasis kepada keterampilan
berwirausaha, yang memilki fungsi dalam mewujudkan/mengarahkan keinginan,
minat, dan kemauan untuk melakukan aktivitas keterampilan kewirausahaan.
Salah satu bentuk layanan pendidikan keterampilan kewirausahaan berbasis
pemberdayaan masyarakat adalah melalui program Kelompok Belajar Usaha
(KBU), karena dalam program ini terjadi keterpaduan bidang pembelajaran dan
bidang usaha secara langsung, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung
proses usaha sudah mulai berjalan. Jadi program ini dinilai sangat efektif untuk
membantu masyarakat yang tertinggal dalam pengetahuan dan ekonomi.
Dengan memperhatikan pernyataan tersebut nampak jelas bahwa
keberhasilan Negara kita di dalam pembangunan akan sangat ditentukan oleh
peranan pendidikan yang mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memberdayakannya, sehingga memperoleh hasil kegiatan belajar, hasil
keterampilan warga belajar, dan pemasaran hasil keterampilan yang memiliki aspek
efektivitas pada masukan yang merata, keluaran yang banyak dan bermutu tinggi,
ilmu dan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sedang
membangun, pendapatan tamatan serta keluaran yang memadai. Karena kajian
efektivitas merupakan suatu usaha yang panjang dan berkesinambungan mulai dari
masalah input, proses, output dan outcome dengan indikator yang tidak hanya
bersifat kuantitatif tetapi juga kualitatif.
Sehubungan dengan itu, Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) yang
beralamatkan di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, telah melaksanakan
program KBU Budidaya Ikan Nila di lokasi binaan Yayasan, yaitu di Kecamatan
Cimaung Kab.Bandung yang diorganisir dalam bentuk pendidikan kewirausahaan.
KBU yang dilaksanakan oleh YPM merupakan wadah pemberdayaan masyarakat
dan warga belajar yang menjadi pilihan strategis untuk mewujudkan usaha
pemberdayaan masyarakat dalam proses pembelajaran.
Program KBU budidaya ikan nila yang diselenggarakan YPM dirancang
untuk melatih, membelajarkan dan membimbing warga belajar agar mempunyai
keterampilan dan bekal menghadapi masa depan dengan memanfaatkan peluang
dan potensi yang ada, serta meningkatkan kualitas hidupnya. Sasaran dari program
KBU budidaya ikan nila adalah masyarakat yang memiliki pendapatan rendah,
namun memiliki motivasi untuk bekerja atau berwirausaha.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan dari program pendidikan Non Formal
sangat menentukan sejauhmana program tersebut berjalan secara efisien dan
efektif. Dalam hal ini keberhasilan program KBU budidaya ikan nila akan berhasil
apabila pengelolaan program KBU berjalan dengan optimal.
Keberhasilan dalam pengelolaan program sangat menentukan pula terhadap
hasil yang diperoleh. Selain dirancang untuk melatih, membelajarkan dan
membimbing warga belajar agar mempunyai keterampilan dan bekal menghadapi
masa depan, program KBU budidaya ikan nila yang diselenggarakan oleh YPM
bertujuan untuk memperoleh atau meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
pengelolaan kelompok belajar usaha (KBU) yang telah dilaksanakan oleh Yayasan
Pengembangan Masyarakat dengan model pelatihan dan kemandirian warga
belajar, dengan kasus program yang diteliti adalah keterampilan budidaya ikan nila.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti, secara
empiris dapat diidentifikasi bahwa pendidikan luar sekolah menyajikan berbagai
pendidikan keterampilan yang dapat dipilih masyarakat untuk diikuti. Hal yang
teridentifikasi adalah persoalan yang menyangkut :
1. KBU yang diselenggarakan telah berdiri cukup lama sejak tahun 2010, belum
menunjukan kemandirian warga belajar yang berarti.
2. Tutor memiliki keterampilan budidaya ikan nila secara alamiah, tetapi belum
3. Mencukupinya sumber daya alam yang dimiliki di daerah tersebut. Dimana terdiri
dari 40% kolam ikan, 30% persawahan, 20% perkebunan palawija dan 10%
pemukiman.
4. KBU Belum memiliki jaringan kemitraan yang tetap, khususnya dari user atau
penerima hasil produksi.
5. Kurangnya kemampuan warga belajar untuk membangnun relasi atau membangun
jejaring kemitraan, masih mengandalkan yayasan.
6. Program pemberdayaan menggunakan metode partisipatif
7. Terdapat kolam-kolam yang mendukung program pemberdayaan, warga
belajar memiliki kolam secara individual yang dikoordinir oleh KBU.
8. Dari hasil analisa penelitian sebelumnya yang relevan, diperoleh gambaran
bahwa pencapaian pemberdayaan masyarakat belum dianalisis dari faktor
penerapan fungsi pemberdayaan masyarakat, terutama dalam meningkatkan
motivasi belajar warga belajar secara kontinu.
9. Menelaah terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan terutama
penelitian KBU.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam penulisan karya tulis tesis ini, maka peneliti
memberikan pembatasan dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam memberdayakan
warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat.
3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan
Masyarakat.
4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan
Masyarakat.
Agar pemikiran ini dapat dilakukan lebih spesifik, maka peneliti
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengelolaan KBU
sebagai upaya memberdayakan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan
nila”?.
D. Pertanyaan Penelitian
Dengan mengacu pada perumusan masalah tersebut, secara umum dapat
dijabarkan melalui bentuk pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik dan mengarah
pada tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya :
1. Bagaimana perencanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar
budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?
2. Bagaimana pelaksanaan program KBU dalam memberdayakan warga belajar
budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?
3. Bagaimana Evaluasi dan hasil program KBU dalam memberdayakan warga
belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan Masyarakat?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program KBU dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran tentang perencanaan program KBU dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan
Masyarakat
2. Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan program KBU dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan
Masyarakat.
3. Untuk memperoleh gambaran tentang Evaluasi dan hasil program KBU dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan Pengembangan
Masyarakat
4. Untuk memperoleh gambaran tentang faktor pendukung dan penghambat
program KBU dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di
Yayasan Pengembangan Masyarakat.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti tidak terlepas dari tujuan utama
dari pembatasan masalah, selain itu penulis memiliki tujuan dan manfaat dari
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori ilmu pendidikan terutama tentang Pemberdayaan
masyarakat melalui Kelompok Belajar Usaha (KBU).
2. Secara praktis
a. Sebagai bahan kajian instansi pengambil kebijakan dalam rangka penataan
program keaarah yang lebih baik
b. Sebagai pengalaman praktis bagi Peneliti dalam mengaplikasikan konsep
dan teori yang diperoleh selama perkuliahan pada program studi Pendidikan
Luar Sekolah UPI.
G. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya
dapat diterima oleh penyelidik. Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menurut Botkin (1983) dalam Sudjana (2010 : 391), kegiatan belajar yang
dipandang cocok di masa depan adalah belajar secara inovatif (innovative
learning) yang memadukan belajar mengantisipasi (anticipative learning) dan
belajar bersama orang lain (participative learning) dengan cara berpikir dan
bertindak di dalam dan terhadap lingkungannya.
2. Masyarakat yang berencana (planning society), menurut Graham (1975) dalam
Sudjana (2001 : 271), adalah masyarakat yang amat tanggap terhadap
perubahan-perubahan yang sedang terjadi dan kemungkinan-kemungkinan
3. Pertama pengertian pembelajaran dari Sudjana (2000:8) mendefinisikan
pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran dapat diberi arti sebagai upaya
yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini
terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa,
peserta didik, peserta pelatihan, dsb) yang melakukan kegiatan belajar dengan
pendidik (guru, tutor, pelatih, dsb) yang melakukan kegiatan membelajarkan.
4. Carver dan Clatter Back (1995) dalam Roesmidi dkk (2006 : 2), pemberdayaan
adalah upaya memberi keberanian dan kesempatan pada individu untuk
mengambil tanggung jawab perorangan guna meningkatkan cara kerja mereka
dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi”.
H. Definisi Operasional
1. Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengelolaan berarti
penyelenggaraan sedangkan menurut Sudjana (2000:1) pengelolaan didefinisikan
Sebagai kegiatan bekerjasama atau melalui orang lain, baik perorangan maupun
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi
Adapun yang dimaksud dalam pengelolaan ini adalah upaya sistematis yang
dilakukan pengelola dan tutor kelompok belajar usaha dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan program pemberdayaan yang
2. Pembelajaran
Menurut Corey dalam Sagala (2010: 61), pembelajaran adalah suatu proses
di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan subset
khusus pendidikan.
Adapun yang dimaksud pembelajaran dalam penelitian ini adalah interaksi
edukasi yang dilakukan tutor atau pengelola dengan warga belajar sehingga terjadi
proses komunikasi untuk mencapai tujuan pembelajaran didalam kelompok belajar
usaha yang sebagian besar adalah orang dewasa.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Shardlow (1998 : 32) dalam Roesmidi dkk (2006 : 3), mengatakan
pada intinya “pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan
untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka”.
Adapun yang dimaksud dengan pemberdayaan masyarakat dalam penelitian
ini, adalah sebagai upaya penyelenggara KBU dalam melaksanakan keterampilan
budidaya ikan nila dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga belajar.
4. Kelompok Belajar Usaha
Menurut Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat (1979 :1) yang
dikutip Sutaryat Trinamansyah (1986:23) bahwa: Kelompok belajar adalah suatu
rumpun kegiatan belajar pendidikan luar sekolah yang terdiri dari lima sampai
dengan limabelas orang dan memiliki kebutuhan yang sama, dan diorganisasikan
antara warga belajar dan dilaksanakan pada saat yang disetujui bersama untuk
mencapai tujuan belajar dalam rangka meningkatkan taraf hidup.
Adapun yang dimaksud dengan kelompok belajar usaha dalam penelitian
ini adalah kelompok belajar usaha rumpun budidaya ikan nila, yang bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup melalui pemberdayaan warga belajar budidaya
ikan nila.
5. Hasil Pemberdayaan
Menurut Rappaport (1987) dalam Harry Hikmat (2003 : 3), Pemberdayaan
diartikan sebagai pemahaman secara psikologis pengaruh control individu terhadap
keadaan sosial, kekuatan politik dan hak-haknya menurut undang-undang.
Adapun yang dimaksud dengan hasil pemberdayaan dalam penelitian ini
adalah upaya strategis untuk meningkatkan pendapatan warga belajar, umumnya
bagi masyarakat sekitar Kecamatan Cimaung yang berpenghasilan rendah. Yang
dimaksud strategis (unggulan) di sini tidak hanya produksi yang ada di masyarakat
laku di pasaran, tetapi juga unggul dalam hal bahan baku dan teknis produksinya,
serta memiliki keterkaitan sektoral yang tinggi.
6. Faktor Pendukung
Yang dimaksud dengan faktor pendukung dalam penelitian ini adalah
keadaan/pristiwa yang mempengaruhi dan memberikan peluang program
Kelompok Belajar Usaha Budidaya Ikan Nila yang berasal dari dalam lembaga
seperti:pelatihan, interaksi dengan instruktur, ketersediaan peralatan dan sarana
7. Faktor Penghambat
Yang dimaksud dengan faktor penghambat dalam penelitian ini adalah
keadaan/pristiwa yang mempengaruhi program Kelompok Belajar Usaha Budidaya
Ikan Nila yang berasal dari luar lembaga seperti: kondisi geografis atau iklim,
kesulitan pemasaran, sulitnya modal dan respon masyarakat.
I. Kerangka Berfikir
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
Sumber: Analisis Peneliti, 2012
INPUT PROSES OUTPUT OTHER INPUT
Perencanaan Pelaksanaan Hasil
Sasaran beserta karakteristik
Pengelolaan Kelompok Belajar Usaha
Outcome Meningkatkan
pendapatan dan kemandirian WB
Instrumental dan Enviromental
Bahan Ajar dan Sumber Belajar
Kualitas dan
Kuantitas Dampak
Pemberdayaan (sebagai terjemahan empowerment) adalah konsep yang
telah diterima secara luas dan dipergunakan dalam kaegiatan pembangunan.
Pemberdayaan masyarakat dalam program KBU telah menjadi jawaban atas
teori-teori pembangunan yang berpihak kepada kaum lemah, miskin dan tidak berdaya.
Konsep pemberdayaan dalam program KBU, berusaha menyempurnakan konsep
pembangunan yang hanya berpihak pada elite, kekuasaan, dan ikut dalam
kemapanan.
Pemberdayaan rnasyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan merupakan
tuntutan otonomi daerah sekaligus menjadi jawaban atas tantangan untuk membuat
masyarakat berdaya dan mengoptimalkan peransertanya dalam penyelenggaraaan
pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat di
Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM) sudah dilakuknan namun belum
optimal. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, maka dikhawatirkan banyak terjadinya
tingkat kemiskinan yang tinggi, dan upaya peningkatan mutu pendidikan tidak
tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu, diperlukan penerapan
fungsi manajemen dalam program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi
program Kelompok Belajar Usaha (KBU) di YPM.
Fungsi-fungsi manajemen dalam pemberdayaan masyarakat pada program
KBU antara lain: 1) perencanaan (planning) meliputi kegiatan penentuan tujuan,
anggaran dan pengelolaan. 2) pelaksanaan, meliputi kegiatan penyusunan personil,
penentuan tugas dan tanggung jawab, hubungan komunikasi, kepengawasan,
koordinasi, kegiatan pemberian motivasi dan pemecahan masalah, serta 3) evaluasi
disimpulkan bahwa dalam upaya pemberdayaan masyarakat ada model manajemen
yang digunakan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan hasil.
Selain itu, untuk penguatan program pemberdayaan masyarakat di YPM,
maka dibentuk program rintisan koperasi. Kegiatan ini bertujuan agar pelaksanaan
kegiatan berjalan kontinu, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh peserta
didik. Pemberdayaan sumber daya manusia melaui koperasi maka yang perlu
diperhatikan adalah mempromosikan dan membangun koperasi agar mempunyai
kemampuan untuk menembus, memperluas dan menguasai pangsa pasar kegiatan
ekonomi rakyat guna memberikan pelayanan usaha yang maksimal dan efisien
kepada anggota. Untuk itu koperasi perlu dikembangkan melalui arsitektur
ekonomi rakyat.
Adapun yang dimaksudkan dengan arsitektur ekonomi rakyat yang berbasis
koperasi adalah suatu kerangka dasar sistem perkoperasian Indonesia yang bersifat
menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan ekonomi rakyat untuk
rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Arah kebijakan pengembangan
perkoperasian di masa datang yang dirumuskan dalam arsitektur ini dilandasi oleh
visi mencapai suatu sistem perkoperasian yang sehat, kuat, dan efisien guna
mempercepat terwujudnya koperasi sebagai soko-guru ekonomi rakyat dan
memperkukuh struktur perekonomian nasional.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka arsitektur ekonomi rakyat berbasisi
koperasi dibentuk melalui keterkaitan antara tiga variabel pokok, yang meliputi :
sumber daya manusia koperasi, keunggulan daya saing dan jaringan usaha. Dalam
kerangka dasar pemikiran tadi maka upaya pemberdayaan sumber daya manusia
keunggulan daya saingb koperasi dan jaringan usahanya. Hal ini dilatar-belakangi
oleh pandangan bahwa tinggi rendahnya produktifitas sumber daya manusia
koperasi merupakan hasil dari kemampuan manajemen koperasi dalam
menghasilkan barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian naturalistik
kualitatif. Metode penelitian yang digunakan didasarkan pada pertimbangan
situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba
menggambarkan situasi dan kondisi. sehingga metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kasus lebih tepat dipakai untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian ini. Arah penelitian disini lebih ditekankan pada studi kasus
yang kenyataannya mempelajari suatu kenyataan yang terintegrasi dengan
tujuan mengembangkan pengetahuan lebih mendalam mengenai objek yang
diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif, peneliti mengkaji
dan menganalisa secara fokus pada potensi dan cara menyelesaikan masalah.
Metode deskriptif pada umumnya mempunyai tujuan untuk memberi
gambaran yang rinci mengenai latar belakang, sifat, karakter yang khas dari
kasus yang diteliti. Kemudian berdasarkan data-data hasil dari lapangan
Kegiatan dan pertimbangan pada prosedur penelitian yang dilakukan
peneliti meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Sebelum penyusunan proposal penelitian, peneliti mempertimbangkan
beberapa judul yang menjadi alternative. Setelah mengamati fokus dan
masalah penelitian serta mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing,
kemudian peneliti menyusun proposal penelitian dengan topik bahasan
mengenai Pengelolaan Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam Pemberdayaan
Warga Belajar Budidaya Ikan Nila, dan mencari sumber-sumber referensi
yang berkaitan dengan topik tersebut. pada bagian ini peneliti menetapkan
judul tesis yang akan didalami dan diteliti, termasuk metode penelitian yang
akan digunakan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap awal pelaksanaan peneliti mengumpulkan data/informasi dari
berbagai sumber yang ada di lapangan, serta difokuskan pada hal-hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan hasil perolehan data,
selanjutnya dianalisis dan dikontribusikan sebagai kegiatan yang memiliki
tujuan penelitian.
c. Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini peneliti menyusun konsep atau draf
laporan berdasarkan hasil analisa data/informasi yang telah dibahas dan
sementara yang telah dibuat sebelumnya sesuai dengan hasil bimbingan dan
masukan-masukan berharga dari dosen pembimbing sebagai perbaikan dalam
penyusunan berikutnya.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan panduan, garis dan arah bagi kegiatan
penelitian yang akan dilakukan dengan pola atau cara yang teratur dan
bersistem, sehingga tujuan yang ditentukan dapat dicapai dengan baik.
Penggunaan metode penelitian sangat penting untuk memenuhi
kriteria-kriteria ilmiah, objektif, terukur, dan terobservasi secara faktual.
Selanjutnya Moleong (2010: 6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mencari hubungan dan
menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur.
Penelitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena
sosial dari perspektif partisipan. Ini diperoleh melalui partisipatif dalam
kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah untuk
meneliti latar ilmiah yang sesungguhnya terjadi di lapangan dan
penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, yang aplikasinya dapaat
berupa studi kasus atau multi-kasus. Menurut Bohar Suharto (1993:80), “Studi
kasus ini sarinya dapat dirangkum sebagai penelitian status subyek penelitian
berkenaan suatu fase yang khas dari kesseluruhan personalitas”. Tujuan untuk
memberi gambaran yang rinci latar belakang, sifat-sifat dan karakter-karakter
yang khas dari kasus yang ada. Kemudian dari sifat-sifat yang khas dijadikan
sesuatu yang bersifat umum.
Alasan lain pemakaian metode tersebut di atas adalah lebih mudah bila
berhadapan dengan fakta ganda yang ada di lapangan, menyajikan secara
langsung hakikat hubungan peneliti dengan responden, lebih peka dan lebih
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh terhadap pola-pola
nilai yang dihadapi. Kasus yang diselidiki dapat diselami, dan didalami secara
mendalam.
B. Sumber dan Jenis Data Penelitian
Sumber data yang ditetapkan sebelumnya, melalui beberapa
pertimbangan yang memiliki keterkaitan dengan implementasi pengelolaan
program KBU yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan pengaruhnya
kepada peningkatan pendapatan dan kemandirian warga belajar.
Penelitian dalam ini meliputi seluruh aspek manusia maupun
non-manusia termasuk lingkungan psikis yang tersebar di lingkungan objek
pengelola Yayasan Pengembangan Masyarakat (YPM), penyelenggara
Kelompok Belajar Usaha (KBU), sumber belajar, dan warga belajar KBU.
Dalam penelitian ini data-data yang akan dikumpulkan terdiri dari : 1)
kata-kata atau ucapan-ucapan merupakan pendapat, sikap, pandangan,
penafsiran dari seluruh nara sumber; 2) waktu yang disediakan; 3) sarana dan
prasarana yang menunjang; 4) tujuan yang dirumuskan dalam proses
Pengelolaan Program KBU sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dengan
meningkatkan keterampilan fungsional.
C. Subyek Penelitian
Subjek pada penelitian ini berbeda dengan proses sampling
sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Sampling dalam penelitian ini
berkenaan dengan subyek penelitian yang dilakukan secara terus menerus dan
sifatnya tergantung pada tujuan penelitian setiap saat. Nasution (1988:29),
mengemukakan :”Tidak ada pengertian populasi dalam penelitian kualitatif.
Subjek penelitian ini adalah aspek-aspek dari peristiwa apa dan siapa yang
dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu dan karena itu dilakukan terus
menerus sepanjang penelitian. Subjek penelitian bersifat purposif yakni
tergantung pada tujuan fokus pada suatu saat”. Selanjutnya pada bagian lain
Nasution (1988:95-96) menambahkan bahwa : “Sampling dalam penelitian
naturalistic ialah menggambarkan keputusan untuk mengadakan pilihan dan
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka dipaparkan
batas-batas yang tegas. Tetapi, menentukan suatu aspek dari lingkungan
organisasi di lingkungan Lembaga Yayasan Pengembangan Masyarakat yang
melaksanakan program di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung,
merupakan sampling pada tahap awal.
Tahap selanjutnya diambil berdasarkan teknik purposive sampling,
baik terhadap proses maupun substansi lembaga sesuai tujuan penelitian.
Oleh karena itu, dari jumlah warga belajar 20 orang dan penyelengga 4 orang,
maka yang menjadi obyek penelitian diantaranya: 1 orang sebagai
penyelenggara KBU, 1 orang sebagai sumber belajar/tutor, dan 4 orang warga
belajar dari masing-masing KBU yang terdiri dari: 1 orang ketua kelompok
pedederan, 1 orang ketua kelompok pengindukan, 1 orang ketua kelompok
pembesaran, dan 1 orang ketua kelompok produksi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif sangat mengandalkan peneliti sebagai alat
pengumpulan data. Peneliti harus kreatif, inovatif dalam menyusun rencana
penelitian, dalam pelaksanaannya, dalam berhubungan dan beradaptasi,
mengolah dan mengembangkan model dan cara bertanya. Sehingga
mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitiannya. Peneliti juga
menggunakan keterampilan dalam menyusun analisa dan menafsirkan data
Menurut Moleong (2001 : 117-123), “dapat dirangkum bahwa ciri
khas dalam penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari peran dan
kedudukan peneliti sebagai instrument penelitian”. Di sini peneliti berperan
majemuk, karena sekaligus menjadi perencana, pelaksana pengumpul data,
penyusun analisa, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil
penelitian. Pengertian instrument penelitian di sini sangatlah tepat, karena
peneliti menjadi segalanya dalam seluruh proses penelitian. Ciri-ciri peneliti
sebagai instrument antara lain : responsive pada lingkungan, adaptasi inggi,
memproses data secara cepat.
Teknik pengumpulan data berkaitan dengan alat-alat atau instrument
sarana untuk memperoleh data. Instrumen yang paling utama sebenarnya
adalah peneliti itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan Nasution (1988 :
55) adalah “Dalam penelitian naturalistic tidak ada pilihan lain dari pada
menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama”. Ini mengandung
arti bahwa, instrument yang utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri
sebagai peneliti. Dengan demikian, alat-alat yang dipaparkan di bawah ini
merupakan pelengkap. Keputusan pengguna instrument pelengkap ini
didasarkan pada pendekatan, metode penelitian dan jenis data yang
diperlukan.
Ada tiga jenis data yang dipergunakan, yaitu teknik wawncara, teknik
observasi dan teknik telaah dokumen. Teknik wawncara langsung digunakan
pengetahuan dari orang-orang yang terlibat proses-proses pengelolaan di
lembaga Yayasan Pengembangan Masyarakat.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
efektif di dalam penelitian yang menggunakan kualitatif. Wawancara
menggunakan komunikasi lisan dua arah, antara peneliti dan responden.
Melalui wawancara ini peneliti akan lebih mudah mendapatkan data yang
diharapkan dengan memahami jawaban pertanyaan yang diajukan kepada
pihak responden, yaitu data yang berkenaan dengan peran dan pandangan
responden mengenai proses pengelolaan program KBU sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat dengan bebagai aspeknya.
Teknik observasi partisipatif adalah upaya aktif peneliti dalam
pengmpulan data dengan berbuat sesuatu dan terlibat di dalamnya.
Sebagaimana S.J Taylor dan Bogdan (1985 : 15) dalam Ade Kusmiadi (2000 :
74) menyebutkan bahwa “Pada saat observasi peneliti terlibat dalam interaksi
sosial dengan responden selama data dikumpulkan lebih objektif sesuai
dengan setting yang sesungguhnya, yaitu data dan informasi yang berkenaan
dengan tujuan penelitian”. Dengan demikian observasi partisipatif digunakan
untuk memperoleh sejumlah data tentang konteks nyata proses pengelolaan
program KBU yang sedang berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi
mencakup perilaku manusia dalam organisasi, baik perilaku tugas (task
behavior relation), situasi dan tempat terjadinya proses pengelolaan program
Teknik studi dokumentasi merupakan alat pengumpulan data dengan
menelusuri, mempelajari, dan mendalami berbagai dokumen yang bersifat
permanent dan tercatat agar data yang diperoleh lebih absah/dapat
dipertanggungjawabkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh sejumlah
data dan informasi berkenaan dengan gambaran benda-benda yang dijadikan
acuan, alat atau fasilitas proses pelaksanaan program. Teknik ini, banyak
berkaitan dengan upaya memperoleh data mengapa dokumen itu dibuat, latar
belakang apa dokumen itu dibuat, dan bagaimana peran dokumen itu bagi
proses pelaksanaan program. Substansi yang dijadikan bahan kajian dari
setiap dokumen, berkaitan dengan bentuk dan rumusan kebijakan yang
menyangkut fungsi, peranan, rincian tugas, wewenang, tanggung jawab,
sistem dan organisasi penyelenggaraan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis, serta hasil-hasil penelitian yang relevan. Dengan demikian, data
program KBU yang menjadi sasaran studi dokumentasi meliputi perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan hasil, faktor pendukung dan penghambat program
KBU yang dilaksanakan Yayasan Pengembangan Masyarakat Kecamatan
Cimaung Kabupaten Bandung.
Dokumentasi tersebut menurut Moleong (2001 : 161) ”Sangat penting
dan bermanfaat dalam penelitian, karena dapat berfungsi unutk menguji,
menafsirkan dan membuat satu ramalan. Ia menjadi bahan yang kaya, stabil,
alamiah, kontekstual, murah dan dapat sebagai bukti bagi suatu penelitian”.
Oleh dicari dan ditemukan oleh peneliti dalam penelitiannya. Sehingga hasil
pewawancara untuk mendapatkan data dan informasi tentang pelaksanaan
kegiatan, penjelasan, penemuan dan pendalaman yang berkaitan dengan fokus
penelitian,, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba yang dikutif dari
buku Moleong (2004 : 135) antara lain : sebab itu, dalam penelitian kualitatif,
bahan-bahan tertulis tersebut perlu, yaitu
Mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebutuhan; merekonstruksikan kebutuhan-kebutuhan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun non-manusia (triangulasi); dan memverifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Pada akhirnya, hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi
dicatat sebagai catatan harian penelitian yang dibuat dengan
memperhatikan tujuan penelitian yang dibutuhkan. Hasil catatan tersebut
akan menjadi bukti sebagai data penelitian. Adapun aspek yang diteliti
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penelitian
No Tujuan
penelitian
Aspek yang
diteliti Indikator Sumber data Instrumen
No Tujuan penelitian
Aspek yang
diteliti Indikator Sumber data Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 3. Pihak yang terlibat
4. Kegiatan yang
1. Penetapan strategi pemberdayaan
1. Bentuk evaluasi
2. Pihak yang
mengevaluasi
3. Komponen yang
dievaluasi
No Tujuan penelitian
Aspek yang
diteliti Indikator Sumber data Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Bagi warga belajar 2. bagi lingkungan
E. Teknik Analisis Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini didasarkan pada
paradigma dan metodologi penelitian yang dipakai, yaitu menggunakan
teknik pendalaman kajian dengan analisis berpikir kritis-induktif. Prosesnya
seluruh data terkumpul. Setiap perolehan data kemudian direduksi, dan
dilakukan dengan tahapan :
1. Tahap penyajian data dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi, yang
diambil dari catatan lapangan dan lembar rangkuman.
2. Tahap proses analisis keseluruhan data yang telah dideskripsikan, dan
diarahkan kepada interpretasi data untuk menjawab problematic
penelitian yang diajukan.
3. Tahap penyajian hasil penelitian yang dilakukan setelah analisis
deskripsi, dan kemudian dirangkum dan diarahkan pada jawaban
problematic penelitian.
Berdasarkan hal tersebut diatas dapat dikemukakan di sini bahwa,
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit –
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan rumusan masalah tersebut,
selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang – ulang sehingga selanjutnya
dapat disimpulkan pertanyaan penelitian tersebut berdasarkan data yang
1. Proses Analisis Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data dikemukakan oleh Miles dan
Huberman (1984) dalam Sugiyono, bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Langkah-langkah analisis dituntukan pada gambar berikut :
Gambar 3.1
Komponen Dalam Analisa Data
2. Data Collection (Pengumpulan Data)
Peneliti telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki
lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun
demikian fokus penelitian ini bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah peneliti masuk ke dalam lapangan.
Dalam hal ini peneliti telah melakukan langkah pertama, yaitu
mencari latar belakang permasalahan di Yayasan Pengembangan Masyarakat,
profil, jumlah warga belajar, tutor, struktur keorganisasian serta program-Data
Collection
Data Display
Data Redution
program yang bergerak didalamnya. Peneliti menganggap penerapan
pengelolaan program KBU sebagai upaya pemberdayaan masyarakat,
merupakan hal yang menarik dipandang dari Manajemen Program Pendidikan
Luar Sekolah dalam meningkatkan kemandirian beriwrausaha.
3. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapanga, maka
jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya.
4. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.
Dalam tahapan ini, peneliti melakukan urutan sistematis pada
kategori-kategori pada program kelompok belajar usaha budidaya ikan nila yang
dihubungkan dengan tingkat kemandirian warga belajar dalam berwirausaha.
Dalam hal ini peneliti membuat hubungan dan narasi pada komponen strategi
tersebut, sehingga akan ditemukan kesimpulannya.
5. Conclusion Drawing/Verification
Menurut Miles and Huberman adalah tahapan penarikan kesimpulan
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
BAB V
KASIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah
diuraikan, selanjutnya pada bagian ini peneliti mencoba menyimpulkan secara
keseluruhan hasil penelitian dan memberikan beberapa rekomendasi sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
1. Perencanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan
Pengembangan Masyarakat.
KBU budidaya ikan nila sebagai salah satu program PLS yang mampu
meningkatkan pendapatan dan keterampilan, yang berbasis kepada
pemberdayaan masyarakat, atas dasar pemenuhan kebutuhan warga belajar
dalam aktvitas pendidikan dan bidang usaha. Sesuai dengan proses awal
identifikasi, merupakan upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
partisipasi warga belajar.
Dalam perencanaan program KBU budidaya ikan nila selalu
menerapkan prinsip-prinsip dan pendekatan pemberdayaan, yaitu: Pertama,
aspek sumber daya dan anggaran yang merupakan proses menentukan apa
yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, dan bagaimana malakukannya,
kapan dilakukan, dimana dilakukan dan darimana pembiayaan terhadap
maksud supaya pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar. Kedua,
pendekatan partisipatif, yaitu setiap melakukan tahap perencanaan program
KBU, setiap tokoh masyarakat dilibatkan sebagai penggerak program,
dilibatkan dalam struktur organisasi pelaksana program. Ketiga, analisis
kelemahan dan potensi, yaitu setiap calon warga belajar diwawancarai tentang
keminatan, keahlian awal dan kepemilikan modal, selain itu tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan sekitar. Keempat, aspek pengendalian dan pengawasan
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa pelaksanaan program
tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan.
2. Pelaksanaan program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan
Pengembangan Masyarakat.
Dalam proses pembelajaran dalam program pemberdayaan masyarakat
melalu KBU dilaksanakan secara mandiri (individu), secara tatap muka atau
tutorial, dan dalam kelompok kecil. Dengan model ini membiasakan warga
belajar mampu mengutarakan pikirannya secara runtut. Mampu
mengkomunikasikan dengan orang lain, dan menanamkan solideritas setia
kawan.
Dalam menetapkan metode dan teknik pemberdayaan lebih diarahkan
pada nilai kepraktisan dalam menunjang proses pemberdayaan, karena
sebagaimana diketahui bahwa proses pemberdayaan dalam KBU sifatnya
pemberdayaan yang partisipatif lebih dipilih dan diutamakan dengan
pertimbangan metode dan teknik tersebut menjadi lebih mengarah, menggali
pengalaman, membangkitkan minat dan partisipasi warga belajar, untuk terus
belajar dan berusaha.
Dalam proses pemberdayaan, tidak terlepas dari prinsip pembinaan.
Karena pembinaan dalam KBU ini, merupakan langkah pendampingan bekerja
warga belajar, melakukan supervise dan monitoring kepada warga belajar
secara langsung, melalui pendekatan pemberdayaan.
Dalam pelaksanaan program KBU masih mengalami kelemahan dari
aspek kemitraan terutama mitra yang mampu memberikan modal/investasi
dalam kegiatan produksi. Dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh
YPM, hanya mampu memberikan stimulus program atau rintisan usaha
kepada warga belajar, sedangkan tindak lanjut program masih mengalami
kesulitan, hal ini diakibatkan lemahnya hubungan external yang dibangun oleh
lembaga penyelenggara, sejauh ini eksistensi program KBU hanya dirasakan
oleh internal lembaga saja.
3. Evaluasi dan hasil program Kelompok Belajar Usaha (KBU) dalam
memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan
Pengembangan Masyarakat.
Dalam menentukan langkah evaluasi program KBU, pihak Yayasan
menggunakan pendekatan pemberdayaan dan berorientasi kepada tindak lanjut
pemberdayaan pada KBU, yaitu berupa : a) pengetahuan dan pemahaman
tentang budidaya ikan nila, b) keterampilan berwirausaha, c) teknik
pemasaran, d) kemandirian berusaha dan produksi.
Adapun prosedur yang ditempuh dalam melakukan pengkuran
kemajuan program sesuai dengan rencana yang telah dilakukan, penentuan
tahap evaluasi dirancang sebelum pelaksanaan pemberdayaan KBU. Kegiatan
evaluasi ini dilakukan secara berkala, baik berupa rapat pengurus maupun
dalam bentuk pemeriksaan langsung/pengawasan pada awal, pertengahan, dan
akhir pemberdayaan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan yang
dimiliki warga belajar yang kemudian dapat digunakan sebagai koreksi dan
perbaikan terhadap kegiatan selanjutnya.
Hasil dari pemberdayaan KBU ini, mampu membangun kemandirian
berusaha warga belajar, mempunyai dampak positif dalam meningkatkan taraf
hidup warga belajar yang dibinanya. Dampak pemberdayaan tersebut berupa :
a) meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan usaha, khususnys
budidaya ikan nila, b) meningkatkan produktifitas usaha, c) membuka peluang
lapangan usaha, dan d) meningkatkan penghasilan.
4. Faktor pendukung dan penghambat Kelompok Belajar Usaha (KBU)
dalam memberdayakan warga belajar budi daya ikan nila di Yayasan
Pengembangan Masyarakat.
Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program KBU,
internal cenderung kepada personal warga belajar, diantaranya motivasi,
minat, kemampuan berkomunikasi, kemampuan bekerjasama, kedisiplinan,
keterampilan dan etos kerja yang dimiliki. Sedangkan faktor external
dipengaruhi oleh lingkungan ataupun kondisi diluar dari penyelenggaraan
program KBU, diantaranya dukungan keluarga warga belajar, dukungan tokoh
masyarakat, pemasaran, dan dukungan aparatur pemerintah.
Upaya menimalisir dari faktor penghambat adalah dengan adanya
pengawasan dan pembinaan yang continue, agar nampak adanya kontroling
program, peningkatan kualitas produksi, pemasaran dan bidang administrasi
atau keuangan yang stabil menyangkut peningkatan manajemen usaha,
perkembangan Dana Belajar Usaha untuk memperluas usaha yang memiliki
daya dukung dan daya saing di bidang usaha budidaya ikan nila.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang akan disampaikan,
antara lain :
1. Bagi Pengelola
Untuk pengelolaan kegiatan KBU, agar pimpinan dapat mengetahui
semua kebutuhan dan mau mendengar aspirasi dari bawah yang menjadi
binaan dari YPM, oleh karena itu dalam rangka meningkatkan proses
pemberdayaan, maka perlu : a) setiap KBU hendaknya dibentuk berdasarkan
atas kebutuhann masyarakat, sehingga masyarakat yang membentuk dan
hendaknya mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi warga belajar yang
memiliki usaha andalan yang kompetitif di dunia pasar; c) setiap KBU
hendaknya dimotivasi dan dibina untuk menjalin kemitraan yang saling
menguntungkan dengan pelaku ekonomi yang ada di sekitarnya seperti Bank,
Koperasi dan lain sebagainya; d) setiap KBU hendaknya membangun
manajemen pasar yang baik, seperti ruko atau toko atau jongko untuk
memasarkan produknya.
2. Bagi Warga Belajar
Bagi warga belajar KBU Budidaya ikan nila, ada beberapa komponen
yang perlu diperhatikan diantaranya: a) Warga belajar harus lebih
meningkatkan semangat dan kedisiplinan dalam mengikuti program KBU, b)
berusaha untuk mencari relasi atau kemitraan yang mampu mendukung usaha
warga belajar, c) meningkatkan budaya membaca, mencari sumber-sumber
informasi untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi-inovasi dalam
pengembangan usaha, d) berusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang
untuk pengembangan usaha seperti ikut serta dalam lembaga koperasi.
3. Bagi para peneliti lainnya
Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan, baik yang
menyangkut cakupan masalah, maupun metodologi. Berkaitan dengan itu
kepada para peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan pada hal tersebut, masalah dan metodologi yang perlu dikaji lebih
dalam diantaranya adalah : a) Variabel lain yang diduga turut mempengaruhi
dampak dari manajemen pemberdayaan pada KBU, serta b) Objek penelitian
harus lebih menyentuh problem area ekonomi kreatif yang dikembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. (2000), Strategi Membangun Motivasi dalam Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung: AGTA Manunggal Utama.
Abdulhak, I. (1995), Metodologi Pembelajaran pada Pendidikan Orang Dewasa, Bandung: Cipta Intelektual.
Abdulhak, I. (1990). Program Kerja Paket A Hubungannya dengan Motivasi Meningkatkan Pendapatan dan Motivasi Mengikuti Pendidikan Lanjutan. Disertasi Sekolah Pascasarjana IKIP Jakarta. Tidak diterbitkan
Abidin, S.Z. (2000). Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.
Arif, Z., (1983), Andragogi, Bandung: Angkasa.
Brookfield, S.D., (1987), Understanding and Facilitating Adult Learning, San Fransisco: Josey-Bass Publishers.
Darkenwald, G.G. & Merriam, S.B., (1982), Adult Education, Foundations of Practice, New York: Harper & Row Publishers.
Depdikbud. (1991). Penarapan Deklarasi Dunia tentang Pendidikan Gagi Semua untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Dasar di Indonesia. Jakarta : Ditjen Diklusepora
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Golo, W.(2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo.
Hikmat, H. (2003). PRA : Strategi Pemberdayaan Mayarakat, Bandung : Humaniora Utama Press
Kartasasmita, G. (1995). Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta : Pustaka CIDESINDO.
Kartasasmita, G. (1997). Kemiskinan, Jakarta : Balai Pustaka.
Kartasapoetra, G. (2004). Budidaya Tanaman Berkhasiat. Jakarta : Rineka Cipta.
Kartika, I. (2006). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Bandung : LPPM Uninus.
Knowles, M. (1990), The Adult Learner A Neglected Species, Houston: Gulf Publishing Company.
Knowles, M. (1997), The Modern Practice of Adult Education, New York: Association Press.
Muda. (1981). Kejar Usaha Pemuda Tingkat Perintis.Depdikbud.
Musa, S. (2005), Seni dan Teknik Fasilitasi Pendidikan Orang Dewasa, Bandung, Y-PIN Indonesia
Moleong, L. J. 2010. Metodelogi Penelitiaan Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.
Onny S., Priyono dan A. M. W. Pranarka. (1996). Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta : CSIS.
Purwanto, M. N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Rosdakarya.
Ratnasari, J. (2007). Galeri Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.
Redaksi Agro Media. (2007). Membidik Peluang Usaha Tanaman Hias. Jakarta : PT Agro Media Pustaka
Roesmidi, dkk. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Alqaprint Jatinangor
Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sallis, E. (2006). Manajemen Mutu Pendidikan. Jogyakarta: IRCiSod.
Saptari, N. (2002). Manajemen Pembelajaran KBU PKBM bagi Peningkatan Pendapatan Warga Belajar. (Tesis, Bandung : Program Pascasarjana UPI Bandung)
Satuan Pengendali Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi
Sihombing, U. (2000). Manajemen Strategi Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PD. Mahkota.
Sudjana, D. (2000), Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah, Perkembangan, Falsafah dan Teori Pendukung Asas, Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (1993). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Penerbit Nusantara Press.
Sudjana, D. (2000). Filsafat dan Dasar-dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.
Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, D. (2010), Manajemen Program Pendidikan : untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Falah Production.
Suryadi, A. (2005). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Suryadi, A. (2007). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar. Jakarta: Ditjen PNFI Depdiknas.
Syaodih, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tabrani, R.A. (1992).Manajemen Kependidikan. Bandung : Media Pustaka.
Tamat, T. (2004). Dari Pedagogik ke Andragogik. Jakrta : Pustaka Dian.
Trisnamansyah, S. (1986). Pengantar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta : Universitas Terbuka.
Trisnamansyah, S. (2004). Metode Penelitian II. Bandung.
Umberto, S. (1999). Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD Mahkota.
Referensi Internet :
Hikamawan, Rusydi, 2007. Andragogi, pendidikan untuk pendewasaan « pelajar islam indonesia nusa tenggara barat.htm
Margana, Osa, 2010. Analisis James Burham. Tersedia :
http://osamargana.blogspot.com/2010/05/analisis-james-burham.html [diakses 25 juni 2012]
Regar, Opung. 2008. Pengenalan andragogi + pedagogi. Tersedia :
http://klubhausbuku.wordpress.com/2008/06/07/pengenalan-andragogi-pedagogi/
Sidjabat, 2008, Prinsip pedagogi dan andragogi. Tersedia :
http://pendidikan.infogue.com/prinsip_pedagogi_dan_andragogi
Sam, Arianto. 2010. Konsep Pemberdayaan. Tersedia :
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/konsep-pemberdayaan.html [diakses 25 juni 2012]
Tarbiyah, Adzjio. 2012. Pendekatan Proses Kelompok Group. Tersedia : http://adzjiotarbiyah.blogspot.com/2012/03/pendekatan-proses-kelompok-group.html [diakses 25 juni 2012]
Warisman, Neno. Aplikasi andragogi dalam pembelajaran pendidikan non formal - jugaguru.com.htm
Yusuf, Adi. 2008. Organisasi Kelompok Belajar. Tersedia :