• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROMOSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG : Survei Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROMOSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG : Survei Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROMOSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

(Survei Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh:

Marina Ulfah

0800162

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH PROMOSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN

MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG

(Survei Pada Perusahaan yang Menggunakan Meeting Package)

Skripsi ini disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Rini Andari, S.Pd.,SE.,Par.,MM Dewi Pancawati N., S.Pd MM

NIP. 19810916 200812 2 002 NIP. 19791130 2009122 004

Mengetahui

Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

H.P. Diyah Setyorini, MM

NIP. 19761031 200812 2 001

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Promosi Dalam

Upaya Meningkatkan Keputusan Menggunakan Meeting Package Di Golden Flower Hotel

Bandung”( Survei Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package) beserta seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya

apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika-etika keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, April 2013 Yang Membuat Pernyataan

(4)

ABSTRAK

Marina Ulfah (0800162), “Pengaruh Promosi Dalam Upaya Meningkatkan Keputusan Menggunakan Meeting Package di Golden Flower Hotel Bandung” (Survei Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package), dibawah bimbingan dan Rini Andari S.Pd.,SE.Par.,MM. dan Dewi Pancawati N., S.Pd, MM.

Industri MICE atau biasa disebut Meeting, Incentive, Confention, Exhibition merupakan bagian dari usaha jasa pariwisata. Akomodasi yang menunjang kegiatan MICE salah satunya adalah Golden Flower Hotel Bandung. Kegiatan

meeting yang merupakan bagian dari aktifitas industri MICE adalah bagian dari

usaha jasa pariwisata yang saat ini tengah diselenggarakan oleh Golden Glower Hotel. Dalam penyelenggaraan kegiatannya tersebut, jika dilihat dari jumlah event

MICE di Golden Flower Hotel Bandung pada tahun 2010 sampai 2011 terjadi

penurunan, begitupun jika dilihat dari income banquet yang terjadi selisih lebih besar di tahun 2010. Dalam upaya meningkatkan pendapatan hotel melalui

meeting package, strategi promosi yang dilakukan antara lain advertising, direct marketing, sales promotion dan personal selling. Tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui gambaran promosi dan keputusan menggunakan meeting package serta mengetahui ada tidaknya pengaruh promosi terhadap keputusan meeting

package tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah corporate dan goverment

yang menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah promosi (X). Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah keputusan menggunakan meeting package (Y). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, dengan metode explanatory

survey. Populasi dari penelitian ini berjumlah 378, dan diambil sampel dengan

menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling menjadi 80 sampe. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda dengan program SPSS 18.0. for windows. Hasil penelitian menunjukan variabel promosi berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan menggunakan meeting package. Sedangkan secara parsial hanya sub variabel

sales promotion yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandug, sedangkan ketiga sub variabel advertising, direct marketing dan personal selling tidak memberikan pengaruh terhadap keputusan menggunakan meeting package.

(5)

ABSTRACT

Marina Ulfah (0800162), The Influence of Promotion In Attempt to Rise The Decision to Use Meeting Package at Golden Flower Hotel Bandung” (A Survey on Companies using Meeting Package at Golden Flower Hotel Bandung), under supervised by Rini Andari S.Pd.,SE.Par.,MM. and Dewi Pancawati N., S.Pd, MM.

MICE industry which is consist of Meeting, Incentive, Confention, Exhibition is part of tourism service business. Golden Flower Hotel Bandung is one of accomodation provider that support MICE activity. One of the most frequent MICE activity is conducting meeting. The meeting is part of industrial activity mice is part of an effort tourism services is currently held by the golden flower hotel. In the execution of the operation if seen from the event in bandung golden mice flower was hotel in 2010 decline, until 2011 including if viewed from income banquet occurring within larger in 2010. Promotion programs that are done by Golden Flower Hotel; advertising, direct marketing, sales promotion, and personal selling are expected to rise guest decision to do purchase. Accommodation which support activities is one golden mice flower was hotel bandung. The meeting is part of industrial activity mice is part of an effort tourism services is currently held by the golden flower hotel. The object of the research are corporate and goverment who have purchased meeting package at Golden Flower Hotel Bandung. The independent Variabel in this reasearch is promotion (X). While the dependent variabel is the decision to use meeting package (Y). This research is using descriptive and verifikative method , through explanatory survey method. The population of this research, of 378 and taken samples to use techniques proportionate stratified random sampling to 80 samples. The data analysis technique is double regression analysis technique by using software SPSS 18.0. for windows. The research’s result shows that

promotion’s variable simultaneously influences toward the decision to use meeting package at Golden Flower Hotel Bandug, while the three of sub variabel;

advertising, direct marketing and personal selling don’t give influence to the

decision to use meeting package.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 17

1.3 Tujuan Penelitian ... 17

1.4 Kegunaan Penelitian ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 19

2.1.1 Hospitality Marketing Mix... 19

2.1.1.1 Konsep dan Teori Pariwisata ... 19

2.1.1.2 Konsep Promosi ... 25

2.1.1.3 Elemen-Elemen Program Promosi ... 27

2.1.2 Konsep Keputusan Pembelian ... 46

2.1.2.1 Definisi Perilaku Pembeli ... 46

2.1.2.2 Model Perilaku Pembeli Bisnis ... 47

2.1.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tamu Bisnis ... 48

2.1.2.4 Keputusan Pembelian ... 52

(7)

2.2 Kerangka Pemikiran ... 58

2.3 Hipotesis Penelitian ... 64

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 67

3.2 Metode Penelitian ... 68

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 68

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 69

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 72

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 73

3.3.1 Populasi ... 73

3.3.2 Sampel ... 74

3.3.3 Teknik Sampling...76

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 77

3.4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 79

3.4.1 Hasil Pengujian Validitas ... 79

3.4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas...87

3.5 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 88

3.5.1 Rancangan Analisa Data Deskriptif ... 91

3.5.2 Rancangan Analisa Data Veritikatif ... 91

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 98

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian & Pembahasan...100

4.1.1 Profil Perusahaan & Tamu Bisnis...100

4.1.1.1 Identitas Perusahaan...100

4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan...100

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan...102

4.1.2 Profil Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Bandung...106

4.1.2.1 Profil Tamu Bisnis Berdasarkan Jenis Tamu ...106

(8)

4.1.2.3Profil Tamu Bisnis Berdasarkan Tahun Menggunakan

Meeting Package ... 108

4.1.2.4 Karakteristik Tamu Bisnis Berdasarkan Pengalaman ... 110

4.1.2.5 Karakteristik Tamu Bisnis Berdasarkan Media Informasi Yang Digunakan Untuk Mengetahui Golden Flower Hotel Bandung ... 110

4.1.2.6 Pengalaman Tamu Bisnis Berdasarkan Alasan Menggunakan Meeting Package ... 111

4.1.2.7 Pengalaman Tamu Bisnis Berdasarkan Jumlah Menggunakan Meeting Package ... 112

4.1.2.8 Pengalaman Tamu Bisnis Berdasarkan Lamanya Hari Menggunakan Meeting Package ... 114

4.1.2.9 Pengalaman Tamu Bisnis Dalam Penggunaan Media Komunikasi Untuk Keperluan Meeting Package ... 115

4.2 Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Promosi…...116

4.2.1 Advertising ... 116

4.2.2 Direct marketing ... 117

4.2.3 Sales promotion ... 119

4.2.4 Personal selling ... 121

4.2.5 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Promosi di Golden Flower Hotel ... 123

4.3 Tanggapan Keputusan Menggunakan Meeting Package... 125

4.3.1 Pilihan Produk ... 126

4.3.2 Jumlah Pembelian ... 127

4.3.3 Persyaratan & Waktu Pembelian...128

4.3.4 Persyaratan Pelayanan...129

4.3.5 Metode Pembayaran...130

4.3.6 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package...131

(9)

4.4.2 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 137

4.4.3 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan ... 138

4.4.4 Pengujian Hipotesis dan Signifikansi Secara Persial...139

4.4.5 Persamaan Regresi Berganda...…...142

4.5 Implikasi Hasil Penelitian...143

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik...143

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik...144

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 145

5.2 Rekomendasi... 146

DAFTAR PUSTAKA ... xvii

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 10 Kota Utama Tujuan MICE di Indonesia.. ... 4

1.2 Jumlah Hotel Berbintang di Kota Bandung Tahun 2009-2011 ... 5

1.3 Daftar Hotel Bintang 4 di Kota Bandung ... 5

1.4 Room Occupancy Golden Flower Hotel Bandung.. ... 8

1.5 Daftar Hotel Bintang 4 Yang Menawarkan Aktifitas MICE.... ... 9

1.6 Data Jumlah Event MICE Golden Flower Hotel Bandung ... 10

1.7 Jumlah Segmen Pasar Corporate dan Goverment Tahun 2011 ... 11

1.8 Top Income Golden Flower Hotel Bandung Tahun 2011... ... 12

1.9 Income Banquet Golden Flower Hotel Bandung Tahun 2010-2011.... .. 13

1.10 Pembagian Income Banquet Tahun 2010-2011.... ... 14

1.11 Aktifitas Promosi Golden Flower Hotel Bandung Tahun 2011 ... 16

2.1 Hospitality Marketing Mix ... 22

2.2 Definisi Promosi Menurut Para Ahli ... 26

2.3 Sarana Komunikasi Umum ... 30

2.4 Definisi Advertising Menurut Para Ahli ... 32

2.5 Profil Jenis – Jenis Media Utama... 36

2.6 Definisi Direct Marketing Menurut Para Ahli ... 37

2.7 Definisi Personal Selling Menurut Para Ahli ... 40

2.8 Definisi Sales Promotion Menurut Para Ahli ... 43

2.9 Penelitian Terdahulu ... 56

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 68

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 72

3.3 Populasi Perusahaan Yang Menggunakan Meeting Package di Golden Flower Hotel Bandung Tahun 2011 ... 73

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data ... 78

3.5 Hasil Pengujian Validitas ... 81

(11)

3.9 Interpretasi Koefisien Determinasi ... 78

4.1 Daftar dan Kapasitas Room Function... 103

4.2 Harga Meeting Package... 105

4.3 Promosi Dalam Advertising...116

4.4 Promosi Dalam Direct Marketing...118

4.5 Promosi Dalam Sales Promotion...119

4.6 Promosi Dalam Personal Selling...121

4.7 Rekapitulai Program Promosi ... 123

4.8 Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Pemilihan Produk...126

4.9 Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Jumlah Pembelian ... 127

4.10 Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Waktu Pembelian. ... 128

4.11 Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Persyaratan Pelayanan ... 129

4.12 Tanggapan Tamu Bisnis Terhadap Metode Pembayaran ... 130

4.13 Rekapitulasi Terhadap Keputusan Meeting Package ... 131

4.14 Uji Asumsi Multikolinearitas ... 136

4.15 Output Promosi Terhadap Keputusan Meeting Package ... 137

4.16 ANOVAb ... 138

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal

1.1 Beberapa Market Share Hotel Bintang 4 Di Kota Bandung ... 7

2.1 Keputusan Periklanan Utama ... 34

2.2 Model Perilaku Pembelian ... 48

2.3 Karakteristik Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian ... 49

2.4 Kerangka Pemikiran Pengaruh Meningkatkan Keputusan Menggunakan Meeting Package Di Golden Flower Hotel ... 63

2.5 Paradigma Pengaruh Promosi Dalam Upaya Meningkatkan Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 64

3.1 Regresi Berganda ... 93

4.1 Jenis Tamu Bisnis Golden Flower Hotel...106

4.2 Asal Tamu Bisnis Golden Flower Hotel...107

4.3 Awal Tahun Tamu Bisnis Menggunakan Meeting Package... 109

4.4 Media Komunikasi Untuk Mengetahui Golden Flower Hotel...110

4.5 Alasan Menggunakan Meeting Package...111

4.6 Jumlah Menggunakan Meeting Package...113

4.7 Jumlah Hari Dalam Menggunakan Meeting Package...114

4.8 Media Informasi Yang Digunakan Untuk Keperluan Meeting...115

4.9 Rekapitulasi Program Promosi...123

4.10 Program Promosi Golden Flower Hotel Bandung ... 125

4.11 Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 133

4.12 Histrogram dependent variabel keputusan berkunjung ... 134

4.13 Normal Probability plot ... 135

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi yang dipandang

sebagai salah satu industri yang prospektif di masa akan datang. Oleh karena itu

pembangunan kepariwisataan perlu terus diupayakan guna menjadi sub sektor

andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Pariwisata sebagai industri jasa

menjadi pendorong utama perekonomian dunia sehingga banyak negara yang

berlomba menjadikan negerinya sebagai objek yang kaya akan daya tarik

kepariwisataan. Saat ini sektor pariwisata telah menjadi komoditas bisnis andalan

di beberapa negara maju dan berkembang. Karena dikemas dengan sangat

menarik maka sektor ini menjadi penghasil devisa terbanyak dari total devisa

yang diterima. Dan sebenarnya bisnis pariwisata akan cukup menjanjikan jika

dikelola sebaik mungkin.

Industri MICE atau biasa disebut Meeting, Incentive, Confention,

Exhibition merupakan bagian dari usaha jasa pariwisata. Industri ini menjadi

produk unggulan karena dapat memberikan dampak berganda (multiplier effect)

yang luas kepada stakeholder pariwisata, yaitu pemerintah, pelaku usaha atau

industri pariwisata, serta masyarakat. Karena MICE merupakan suatu kegiatan

yang kompleks dan juga memberikan lahan bisnis yang tinggi, mahal, dan berat

tanggung jawabnya maka semua kebutuhan di dalamnya harus dikelola dan

(14)

Menurut Pendit dalam Any Noor (2007:4) MICE merupakan usaha dengan

memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan,

usahawan, cendekiawan,dan sebagainya) untuk membahas masalah yang

berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya event konvensi berkaitan

dengan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan perjalanan

pra dan pasca konferensi.

Usaha jasa pariwisata ini meliputi beberapa kegiatan, diantaranya adalah

kegiatan penyedia jasa perencanaan, jasa pelayanan dan jasa penyelenggaraan

pariwisata. Kegiatan MICE dapat membuka lapangan kerja dan usaha bagi

penyedia kebutuhan pelaksanaan MICE, usaha akomodasi, transportasi, usaha

komunikasi dan profesi, usaha kontrktor pameran, usaha perjalaanan, usaha

liburan, usaaha pengasaan lokasi, dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan

bahwa event MICE menghasilkan devisa langsung yang dinikmati oleh

masyarakat dan pelaku industri pariwisata yang bergerak di bidang akomodasi,

transportasi, jasa konvensi dan eksibisi, hingga produk budaya berupa

cinderamata. Disamping itu kegiatan ini juga memberikan dampaak positif

terhadap pencintraan destinasi negara ataupun daerah tujuan wisata.

Direktur Konvensi, Intensif dan Pameran, Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif, Tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan MICE ke Indonesia

berjumlah 3,7 dari total 7,65 juta kunjungan wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Indonesia. Untuk tahun 2012 ini, kementeriannya menargetkan

(15)

Mengenai cara pencapaiaan target itu, pemerintah akan semakin intensif

menghadiri berbagai pameran atau trade show yang berkaitan dengan MICE

(http://indonesia tourismmonitor.blogspot.com). Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif menargetkan angka wisatawan mancanegara pengguna sektor

MICE pada 2012 menjadi 10% dari seluruh jumlah pengguna layanan jasa wisata

asing yang datang ke Indonesia. Berman Lubis, Direktur Konvensi, Intensif dan

Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan target itu

untuk mendongkrak pendapatan sektor pariwisata. Sebelumnya kementerian ini

membidik wisatawan sebanyak 8 juta dengan anggaran Rp 1,99 triliun pada tahun

2012. Target MICE (meeting, invention, convention, exhibition) itu dipasang

untuk mendongkrak daya tarik wisatawan di Indonesia. Berdasarkan data jumlah

wisatawan asing pada tahun 2011, segmen MICE tercatat sebanyak 3,7% dari

jumlah seluruhnya yang datang sebanyak 7,65 juta orang. Berbagai upaya akan

dilakukan untuk mendongkrak MICE untuk mencapaai target wisman pada 2012.

Upaya itu dilakukan dengan cara menghadiri berbagai pameran atau trade show

yang berkaitan dengan MICE untuk menjelaskan tentang kawasan tujuan

konvensi,intensif dan pameran di wilayah Indonesia. Selain itu, banyak upaya lain

seperti mengadakan kerjasama dengan pemerintah asing di Indonesia

(http://www.bisnis.com/aricles).

Indonesia memiliki peluang tinggi untuk menggunakan industri MICE,

saat ini Indonesia memiliki 10 Kota utama dan 3 kota potensial tujuan MICE di

Indonesia. 3 Kota potensial adalah Palembang, Lombok, dan Balikpapan.

(16)

TABEL 1.1

10 KOTA UTAMA TUJUAN MICE DI INDONESIA

No Kota

1 Medan

2 Padang / Bukit tinggi

3 Batam

4 Jakarta

5 Bandung

6 Jogjakarta

7 Surabaya

8 Bali

9 Makasar

10 Manado

Sumber : Kemenbudpar 2011

Berdasarkan data diatas, 10 kota utama tujuan MICE Bandung merupakan

salah satu kota yang menjadi konsentrasi Kemenbudpar untuk dijadikan destinasi

unggulan. Bandung dikenal sebagai kota kreatif. Minat wisatawan untuk

berkunjung ke kota Bandung umumnya relatif tinggi pada saat akhir pekan dan

hari libur. Sektor kepariwisataan di kota Bandung didukung oleh beberapa sarana

dan prasarana yang terdiri dari accomodation, attraction, accessibility, amenities

dan ancilary. Salah satu komponen penunjang yang tidak dapat dipisahkan

dengan kegiatan pariwisata adalah akomodasi, dimana hotel salah satu bagian dari

akomodasi yang sangat mendukung aktifitas pariwisata.

Hotel merupakan suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau

badan akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia

makanan dan minuman serta fasilitas jasa yang lainnya dimana semua pelayanan

itu diperuntukan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel

tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki

(17)

Pertumbuhan hotel bintang juga terjadi di kota – kota besar di Jawa Barat

salah satu kota Bandung yang memiliki tingkat pertumbuhan industri perhotelan

yang cukup baik. Berikut ini adalah tabel berikut mengenai Jumlah Hotel

Berbintang di Kota Bandung.

TABEL 1.2

JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009 – 2011

Sumber : Disbudpar Kota Bandung, 2012

Jumlah hotel berbintang pada umumnya dari tahun ke tahun cukup

meningkat. Hotel bintang 1 mengalami pengurangan pada tahun 2010, namun

bertambah lagi di tahun 2011. Berbanding terbalik dengan hotel bintang 2,3 dan 4

yang selalu bertambah tanpa mengalami penurunan. Untuk hotel bintang 5 tetap

jumlahnya dari tahun 2009 – 2011 yaitu berjumlah 6 hotel. Hotel bintang 1

sampai 5 setiap tahun nya bertambah,tahun 2009 berjumlah 73 hotel, tahun 2010

berjumlah 77 hotel dan pada tahun 2011 berjumlah 84 hotel. Berikut tabel

mengenai hotel – hotel bintang 4 di Kota Bandung pada tahun 2011

TABEL 1.3

DAFTAR HOTEL – HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Nama Hotel

The Ardjuna Boutique Novotel

Aston Braga Panghegar

Carccadin The Luxton

Aston Primera Permata Bidakara

(18)

Lanjutan Tabel 1.3

Nama Hotel

Grand Ciumbeluit The Majesti

Grand Setiabudi Aston Tropicana

Golden Flower Grand Pasundan

Holiday Inn Grand Seriti

Horison Sensa

The Jayakarta Bandung Banana Inn

Sumber : Difkominfo 2012

Data di atas merupakan nama – nama hotel bintang 4 di Kota Bandung,

yang mana dari tahun 2009 sampai tahun 2011 hotel bintang 4 terus bertambah.

Dengan terus tumbuh dan berkembangnya usaha perhotelan tersebut, maka ini

akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Begitu juga yang dialami oleh

Golden Flower Hotel Bandung yang berada di Jalan Asia Afrika.

Golden Flower Hotel Bandung adalah Hotel bintang empat yang berdiri

pada pertengahan tahun 2009 dengan fasilitas modern yang berlokasi dijalan Asia

Afrika Bandung. Hotel ini lengkap dengan 193 kamar dan suite, Ballrom

(menampung sampai 1.500 orang), 22 ruang meeting, International Restaurant,

Lounge, Cake Shop, Club & Karaoke, Fashion Boutique, Spa, Pool dan Fitness

Centre.

Mengingat persaingan antar industri perhotelan yang semakin tinggi maka

bertambahnya pula jumlah usaha hotel di Bandung, tentunya akan semakin tinggi

maka bertambahnya pula jumlah usaha hotel di Bandung, tentunya akan semakin

tercipta persaingan di antara hotel tersebut, Golden Flower Hotel sebagai salah

satu hotel bintang 4 di Bandung yang harus dapat bersaing dengan hotel lainnya

yakni diantaranya Hotel Savoy Homann, Hotel Aston Braga, Hotel Aston

(19)

Data statistik mengenai pangsa pasar beberapa hotel bintang empat

tersebut ditunjukan dalam Gambar 1.1 sebagai berikut :

Sumber : Sales & Marketing Department, Golden Flower Bandung, 2011

GAMBAR 1.1

BEBERAPA MARKET SHARE HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Data statistik yang ditunjukan pada Gambar 1.1 menggambarkan bahwa

market share tertinggi sebesar dikuasai group Aston yakni masing – masing oleh

Hotel Aston dan Hotel Aston Tropicana pada urutan kesatu dan kedua. Berada

pada urutan ketiga oleh Hotel Golden Flower Hotel, pada urutan keempat Savoy

Homan dan urutan kelima The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

Market share merupakan pembagian pangsa pasar, yang mana dari nilai

untuk Golden Flower Hotel yang berjumlah 19,69 persen ini sangat

mempengaruhi jumlah Room Occupancy. Room Occupancy sendiri adalah tingkat

hunian kamar yang dihasilkan sebuah Hotel. Berikut data Room Occupancy

Golden Flower Hotel Tahun 2010 dan 2011 18,09%

21,19%

21,58% 19,69%

19,42% The Jayakarta Bandung

Aston Braga

Aston Tropicana

Golden Flower

(20)

TABEL 1.4

ROOM OCCUPANCY GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG TAHUN 2010 – 2011

Sumber : Front Office Departement Golden Flower Hotel Bandung

Berdasarkan data diatas dapat dilihat pada tahun 2010 – 2011 Golden

Flower Hotel Bandung memiliki kenaiknan tingkat hunian kamar (occupancy).

Yang mana dari tahun 2010 sampai 2011 untuk bulan Januari sampai Juni

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk bulan Juli nengalami

penurunan sebesar 2,52 persen. Pada bulan Agustus dan September kembali

meningkat namun pada bulan Oktober menurun sebesar 3.71 persen , untuk

November kembali meningkat 79,7 persen dan menurun pada Desember 2,95

persen. Tingginya kegiatan MICE yang ada di Golden Flower Hotel,

mempengaruhi naiknya tingkat room occupancy.

Bulan Room Occupancy (%)

2010 2011

Januari 46,84 78,15

Februari 61,90 69,52

Maret 51,01 62,93

April 52,88 71,54

Mei 68,98 70,47

Juni 83,33 85,53

Juli 87,75 85,23

Agustus 45,60 51,80

September 53,92 72,35

October 85,02 81,31

November 67,89 79,70

Desember 81,95 79,00

(21)

Banyak hotel di Bandung selain digunakan untuk tempat beristirahat dari

liburan, namun tidak sedikit hotel yang sering digunakan dalam menggunakan

aktifitas MICE. Ada beberapa hotel lebih menekankan pada aktivitas MICE.

Berikut tabel mengenai Hotel Bintang 4 yang menawarkan kegiatan MICE

berkapasitas lebih dari 1000 di Kota Bandung

TABEL 1.5

DAFTAR HOTEL BINTANG 4 YANG MENAWARKAN AKTIFITAS MICE BERKAPASITAS LEBIH DARI 1000 TAHUN 2011

Hotel Jumlah Ruang

dan Kapasitas

Fasilitas

Golden Flower 22 room – 1500 Meeting room, standard meeting equiment, internet akses, LCD project, pencil, candies

Savoy Homman 14 room – 1000 Ruang meeting di lengkapi OHP, screen, white board marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice water, candies

Aston Primera Paster 20 room – 1500 Meeting room is supported by high tech audio visual equipment, Projector, ,flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates.

Grand Pasundan 11 room – 2000 Ruang meeting dilengkapi dengan screen, whiteboard, marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates, candies

Grand Panghegar Bandung 15 room – 2000 Ruang meeting yang dilengkapi screen, whiteboard, marker, ,flipchart, mic,

sound system, podium, stationery, ice wates, candies

Horison 26 room – 2500 Meeting room di lengkapi sound system, microphone standard, stage standard, OHP, screen whiteboard, marker, block note block note, ballpoint/pencils,WI-FI internet access, dry garden, green plant & flower, reception tabel, telephone ext, ice water, candies

Sumber: Modifikasi berbagai sumber

Berdasarkan data pada tabel 1.5 diatas dapat dilihat bahwa persaingan

antar hotel bintang empat yang memiliki kapasitas MICE lebih dari1000 pax

cukup tinggi. Dari data tersebut Horison mendapati Hotel berkapasitas MICE

terbesar dengan 2500 pax dengan 26 meeting room, kemudian Grand Panghegar

(22)

meeting room berkapasitas 1000 pax, Aston primera 20 meeting room

berkapasitas 1500 pax, Savoy Homann dengan 14 meeting room berkapasitas

1000 pax. Golden Flower Hotel hotel dengan jumlah meeting room berkapasitas

1500 pax.

Kegiatan MICE disebuah hotel yang terdiri dari Meeting, Incentive,

Confention, Exhibition, dapat dilihat dari tingkat penjualan berdasarkan jenis

event pada Tabel 1.6 berikut ini :

TABEL 1.6

Data Jumlah Event MICE Golden Flower Hotel Bandung Tahun 2010 – 2011

KEGIATAN 2010 2011

MEETING 673 572

INCENTIVE 53 73

CONFENTION 42 45

EXHIBITION 5 11

Sumber : Hasil pengolahan data, 2012

Tabel 1.6 Menunjukan data jumlah event MICE (Meeting, Incentive,

Confention, Exhibition). Untuk event meeting mengalami penurunan sejumlah

101, Incentive yang terdiri dari Training, Lunch, Table manner mengalami

penaaikan sebesar 20. Convention yang terdiri dari Gathering dan Wedding

mengalami kenaikan sebesar 3. Untuk Exhibition yang terdiri dari Birthday dan

Arisan mengalami penaikan sebesar 6. Dari data di atas menunjukan bahwa event

meeting merupakan event yang sering dilakukan di Golden Flower Hotel. Terbukti

meeting memiliki jumlah paling banyak dibandingkan dengan Incentive,

(23)

Golden Flower Hotel Bandung Semenjak awal operasionalnya pada Juli

2009, telah terbukti secara terus-menerus mampu menyelenggarakan MICE

khususnya dari Pemerintahan dan dari Corporate dan Travel Agent.

Aktivitas MICE yang sering dilakukan yaitu kegiatan meeting. Meeting

package dapat memberikan dampak langsung terhadap pendapatan hotel dan juga

tingkat occupancy hotel. Hal ini dikarenakan kedatangan tamu bisnis cenderung

berkelompok. Golden Flower Hotel harus tetap fokus terhadap banyaknya tamu

bisnis yang membeli meeting package, khususnya berasal dari corporate dan

government. Tamu perusahaan dan instansi pemerintah terbanyak yang menginap

di Golden Flower Hotel merupakan tamu yang melakukan aktivitas MICE.

Berikut adalah data mengenai segment pasar corporate dan government di Golden

Flower Hotel tahun 2011

TABEL 1.7

JUMLAH SEGMEN PASAR CORPORATE & GOVERMENT TAHUN 2011

Corporate Goverment

248 130

Sumber : Sales & Marketing Departement Golden Flower Hotel, 2012

Data tabel 1.7 di atas merupakan jumlah segmen pasar yang terdiri dari

Corporate dan Goverment di Hotel Golden Flower Bandung pada tahun 2011.

Jika dilihat selisih dari keduanya yaitu 118 yang mana corporate lebih banyak

menggunakan meeting package di bandingkan goverment. Kinerja Sales &

Marketing di tuntut dalam memasarkan produk meeting package yang dimiliki,

(24)

tamu-tamu bisnis terutama jika perusahaan-perusahaan tersebut mengadakan meeting,

event, pameran gathering atau dengan tujuan bisnis lainnya.

Aktivitas meeting diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong

pendapatan, baik meningkatkan penjualan kamar melalui fullboard meeting

package, maupun meningkatkan penjualan outlet lainnya.

Berdasarkan data menurut Food & Beverage Manager Golden Flower,

pada tahun 2011 penjualan banquet menghasilkan pendapatan kedua terbesar

setelah pendapatan penjualan kamar, kemudian Lotus Garden Restaurant,Legend

Club & Karaoke, Room Service, Cake Shop, Iris Lounge, Mini Bar. Berikut

adalah tabel Top Income Golden Flower Hotel Bandung

TABEL 1.8

TOP INCOME GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG TAHUN 2011

No Income (%)

1 Room 48

2 Banquet 39,2

3 Lotus Garden Restaurant 5,1

4 Legend Club & Restaurant 4,3

5 Room Service 2

6 Cake Shop 0,7

7 Iris Lounge 0,5

8 Mini Bar 0,2

Total 100%

Sumber : Food & Beverage Manager Golden Flower Hotel, 2012

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan terbesar pada

tahun 2011 yaitu dari hasil penjualan kamar, kemudian pendapatan kedua

dihasilkan dari penjualan banquet disusul dengan Lotus Garden Restaurant yang

(25)

Restaurant dan juga Lunch atau Dinner di luar Package Meeting. Kemudian

Legend Club & Karaoke, Room Service, Cake Shop, Iris Lounge, dan peringkat

terakhir Mini Bar.

Banquet merupakan bagian dari FB Service yang mana banquet menjadi

salah satu income terbesar yang dibandingkan dengan outlet dari FB service

lainnya.

Corporate atau goverment yang menggunakan Paket Meeting yang mana

Coffee Break, Lunch, Dinner masuk ke dalam income banquet, untuk kamar

masuk ke dalam Income Front Office. Tamu bisnis sendiri memberikan aspek

yang sangat baik karena banyak perusahaan menggunakan Residential Package.

Itu artinya kamar ataupun outlet menjadi ramai karena banyaknya Tamu bisnis

yang menginap .

Aktivitas meeting di harapkan meningkatkan dan mendorong pendapatan

baik meningkatkan penjualan kamar melalui fulboard meeting package, maupun

meningkatkan penjualan outlet lainnya. Untuk mengetahui seberapa besar Income

Banquet selama tahun 2010 – 2011 dilihat pada tabel di bawah ini.

TABEL 1.9

INCOME BANQUET GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG TAHUN 2010 - 2011

BULAN 2010 2011

Januari Rp 630.069.216 Rp 656.552.483 Februari Rp 608.033.055 Rp 483.758.675 Maret Rp 560.526.862 Rp 640.605.165

(26)

November Rp 992.243.076 Rp 822.067.570 Desember Rp 885.276.526 Rp 670.214.877 Total Rp 8.774.621.765 Rp 8.307.659.671

Selisih Rp 466.962.094

Sumber : Food & Beverage Manager Hotel Golden Flower Hotel 2012

Berdasarkan data di atas dilihat bahwa Income Banquet dari setiap bulan

mengalami penurunan dan penaikan setiap bulan nya di masing – masing tahun.

Namun jika dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011 dan dilihat dari

nominalnya di tahun 2011 mengalami penurunan, yang mana Total Income

Banquet pada tahun 2010 Sebesar Rp 8.774.621.765 dan menurun di tahun 2011

menjadi Rp 8.307.659.671. Penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011

mengakibatkan adanya selisih sebesar Rp 466.962.094. Data tersebut mana

menjadi masalah bagi pendapatan banquet department. Banquet sendiri memiliki

beberapa item event, diantaranya Residential Meeting,Non Residential Meeting,

Room Meeting only, Wedding, Table Manner (other) dan Birthday. Yang mana

menurut Mr Sahmad selaku Food & Beverage Manager Hotel Golden Flower

meeting menjadi income terbesar banquet. Berikut tabel mengenai pembagian

Departement Banquet tahun 2010 sampai 2011.

TABEL 1.10

PEMBAGIAN INCOME BANQUET TAHUN 2010 – 2011

Event 2010 (%) 2011(%)

Residential Meeting 42 % 38%

Non Residential Meeting 27% 25%

Room meeting only 7% 5%

Wedding 8% 12%

Table manner and other 13% 15%

Birthday, Arisan 3% 5%

(27)

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa residential meeting tahun 2010

menurun pada 2011 sebesar 4%, non residential meeting menurun 2%, room

meeting ony menurun 2 %, wedding mengalami penaikan 4%, tabel manner

(seminar, wisuda, dll) mengalami penaikan 3%, birthday naik 2 %.

Event Meeting yang diambil dari residential meeting, non residential

meeting, room meeting only ketika nya mengalami penurunan yang tidak terlalu

besar tetapi sangat berpengaruh terhadap pendapatan banquet.

Hal ini dapat berakibat pada pangsa pasar khususnya tamu bisnis yang telah

dimiliki oleh Golden Flower Hotel yang kemungkinan akan berpindah dan

memilih untuk menggunakan meeting package pada hotel lain maupun pada hotel

pendatang baru. Jika dilihat dari data di atas, yang mana occupancy dari Golden

Flower Hotel meningkat, namun untuk pendapatan dari meeting package

menurun, menjadi suatu permasalahan yang harus sigap untuk ditangani.

Sebagian besar usaha yang dilakukan pihak manajemen antara lain promosi,

yang diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan room sold, tingkat

hunian, penjualan paket meeting serta mencapai target klasifikasi tamu atau

pangsa pasar pada tamu bisnis, karena promosi merupakan aktifitas pemasaran

yang menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada

produk yang ditawarkan. Program promosi yang dilakukan Golden Flower Hotel

seperti advertising, direct marketing, sales promotion, dan personal selling

(28)

Menurut Kotler & Keller (2012:498) Promosi adalah aktivitas pemasaran

dimana perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan

mengingatkan tamu secara langsung atau tidak langsung, mengenai produk dan

merek yang mereka jual. Berikut ini adalah Aktivitas Promosi yang dilakukan

oleh Golden Flower Hotel dalam Meningkatkan pengguna Meeting Package.

TABEL 1.11

AKTIFITAS PROMOSI GOLDEN FLOWER HOTEL TAHUN 2011

Promosi Description

Advertising  Brosur – brosur meeting package, wedding package,

birthday package

Memasang Billboard pada tempat-tempat tertentu

Memasang promosi dalam majalah lifestyle dan Pikiran Rakyat

Direct Marketing Telemarketing Mengunjungi / menelpon corporate dan

memberitahukan package – package di Golden Flower, ini

dilakukan All Sales

Send Email Berupa pengiriman surat penawaran yang

ditujukan kepada tamu yang berisi penawaran harga

Meeting room & kamar serta fasilitas yang akan diberikan. Market inJakarta, Bandung

Send Facsimile Berupa pengiriman surat penawaran yang

ditujukan kepada tamu yang berisi penawaran harga

Meeting room & kamar serta fasilitas yang akan diberikan Market in Jakarta, Bandung

Mempromosikan melalui media Blackberry Messenger

Mempromosikan melalui media Facebook

Sales Promotion Memberikan harga khusus berupa corporate rate

Memberikan Voucher

Memberikan souvenir dan merchendise

Memberikan harga khusus meeting package

 Memberikan promo harga khusus paket halal bihalal, buka puasa, pada saat ramadhan

Personal Selling Salles call dilakukan setiap hari senin jumat oleh sales

executive, tugasnya mengunjungi goverment, corporate,

asuransi, banking, kontraktor, perusahaan – perusahaan lainnya, dengan membawa fliers dan newsletter kepada

klien yng menjadi sasaran. Salles call sering dilakukan di

Bandung, Jakarta.

(29)

Untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan-kegiatan tersebut, maka perlu

dilakukan penelitian dengan harapan program yang Golden Flower Hotel telah

sesuai dan dapat memperoleh peningkatan penggunaan meeting package.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian

tentang “ PENGARUH PROMOSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN

FLOWER HOTEL BANDUNG “ (Survei Pada Tamu Bisnis yang

Menggunakan Meeting Package)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana program promosi yang di lakukan Golden Flower Hotel

Bandung.

2. Bagaimana keputusan tamu bisnis yang menggunakan meeting package

di Golden Flower Hotel Bandung

3. Program promosi terhadap keputusan perusahaan menggunakan

meeting package di Golden Flower Hotel Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Program promosi oleh Golden Flower Hotel.

2. Keputusan menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel

(30)

3. Program promosi dalam upaya meningkatkan keputusan menggunakan

meeting package di Golden Flower Hotel Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan

teoritis maupun praktis

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu

pemasaran khususnya program promosi Golden Flower Hotel

terhadap keputusan menggunakan meeting package serta dapat

memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangakan ilmu

pemasaran.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini mengungkap tentang pengaruh manajemen hotel yang

telah berupaya dalam menghadapi persaingan. Serta sebagai input

manajemen hotel untuk memberikan program promosi dan keputusan

untuk menggunakan meeting package. Selain itu hasil penelitian ini

dapat berguna untuk instansi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan

(31)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh promosi yang dilakukan

Golden Flower Hotel Bandung dalam upaya meningkatkan keputusan

menggunakan meeting package. Menurut Sugiyono (2012:11), variabel

independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun

yang menjadi objek penelitian sebagai independent variabel (variabel bebas) atau

variabel X adalah tanggapan perusahaan mengenai pengaruh promosi yang terdiri,

advertising (X1), direct marketing (X2), sales promotion (X3), dan personal

selling (X4). Sedangkan menurut Uma Sekaran (2008:116), varibel terikat

merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi,

analisis ini untuk menemukan jawaban atau solusi masalah. Variable dependent

(variabel terikat) atau variabel Y yang diteliti yaitu tanggapan perusahaan

mengenai keputusan menggunakan meeting package, yang terdiri dari enam

keputusan yaitu pemilihan produk atau jasa, pemilihan pemasok, jumlah

pemilihan, persyaratan dan waktu pembelian, persyaratan pembayaran, dan

(32)

Penelitian ini dilakukan dengan unit analisis adalah perusahaan yang

menggunakan meeting package di Hotel Golden Flower Bandung. Berdasarkan

objek penelitian tersebut, dianalisis mengenai pengaruh promosi terhadap

keputusan menggunakan meeting package di Hotel Golden Flower Bandung.

Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama kurun waktu kurang dari

satu tahun, maka metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode cross

sectional yaitu “Metode yang dilakukan hanya sekali dan mewakili satu periode

tertentu dalam satu waktu” (Cooper dan Schindler, 2008 : 160)

3.2 Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja untuk mencapai suatu tujuan atau

pendekatan yang dilakukan untuk mencapai suatu hal. Menurut Sugiyono

(2012:2) yang dimaksud dengan metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan

Penelitian ini menggunakan dua jenis penelitian deskriptif dan veritikatif.

Menurut Mely dalam Ulber Silalahi (2009:27), metode penelitian deskriptif

adalah gambaran secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau

kelompok tertentu, dan untuk menentukan frekueni atau penyebaran suatu gejala

atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain..

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan veritikatif

maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory

(33)

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang

diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian

relatif,distribusi, dan hubungan – hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam dua

variabel utama yaitu Variabel independent (bebas) adalah Pengaruh promosi (X)

yang terdiri dari advertising (X1), direct marketing (X2), sales promotion (X3),

dan personal selling (X4). Sedangkan variabel dependent (terikat) yaitu

keputusan untuk menggunakan meeting package yang terdiri dari pemilihan

produk atau jasa, pemilihan pemasok, jumlah pembelian, persyaratan dan waktu

pembelian, persyaratan pembayaran, dan metode pembayaran.

Menurut Ulber Silalahi (2009:201) mengungkapkan bahwa “Operasionalisasi

variabel merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel

operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjuk langsung pada

hal–hal yang dapat diamati atau diukur”. Operasionalisasi variabel dalam

penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1 dibawah ini:

(34)

relationship persuasively.

(Kotler & Bowen 2010:358)

Advertising (X1)

Periklanan adalah salah satu bentuk presentasi nonpersonal dibayar dan promosi ide barang, atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Kotler & Bowen 2012:358)

pesan melalui Billboard Ordinal III.1.2 Kejelasan informasi media

Brosur

Tingkat kejelasan informasi melalui media Brosur

Ordinal III.1.3 Kejelasan informasi media

Surat kabar/Pikiran Rakyat

Tingkat kejelasan informasi melalui media Surat kabar/Pikiran

Koneksi langsung dengan konsumen individu dengan ketepatan target

agar informasi

mendapatkan tanggapan

langsung dan

mengembangkan

hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Blackberry Messenger / facebook

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

Personal selling adalah

(35)

terutama dalam membangun preferensi pembeli, keyakinan, dan tindakan. (Kotler Bowen 2010:358)

Penutupan penjualan Tingkat kemampuan

sales executive dalam

Perilaku Pembeli bisnis adalah Perilaku yang pembelian organisasi yang membeli barang dan jasa untuk digunakan dalam produksi pesanan produk dan jasa yang dijual, disewakan, atau dipasok ke lainnya untuk mendapatkan laba (Kotler dan Amstrong,2012:201)

Pemilihan Produk atau Jasa

(36)

Sumber: hasil pengolahan penelitian

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

Menurut Hermawan (2009:168) berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi

dua yaitu :

1. Data Primer (Primary Data Source)

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh

peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan

dalam penelitian eksploratif, desktiptif maupun kausal dengan

menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun obsevasi.

2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel –

variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak

lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh data dalam suatu perusahaan

(sumber internal) berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun

lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan – perusahaan yang memang

mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.

Jenis dan sumber data dilakukan dalam penelitian ini adalah data primer

dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik

(37)

Sedangkan data sekunder diantaranya diperoleh buku, koran, jurnal,

internet, majalah serta Hotel Golden Flower. Data dan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Jenis Data Sumber Data

1 Profil perusahaan dan strukur organisasi

Sekunder Hotel Golden Flower Bandung

2 Program promosi Sekunder Hotel Golden Flower Bandung 3 Karakteristik responden Primer Responden Tamu Bisnis Hotel

Golden Flower Bandung yang merupakan perusahaan

4 Tanggapan tamu mengenai promosi yang dilakukan Hotel Golden Flower Bandung

Primer Responden Tamu Bisnis Hotel Golden Flower Bandung yang

Primer Responden Tamu Bisnis Hotel Golden Flower Bandung yang merupakan perusahaan

Sumber: Hasil pengolahan data dan referensi 2011

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang

memiliki karakteristik tertentu yang ingin mempelajari sifat–sifatnya. Di dalam

pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting

adalah menentukan populasi terlebih dahulu.

Populasi menurut Sugiyono (2012:80) adalah wilayah generalisasi yang

(38)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Ulber Silalahi (2009:253) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah

seluruh unit–unit yang darinya sampel dipilih”. Sedangkan Uma Sekaran

(2008:122) menyatakan “Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam

populasi di mana sampel diambil”.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian

ini adalah tamu perusahaan yang menggunakan meeting package di Hotel Golden

Flower Bandung.

TABEL 3.3

POPULASI PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI HOTEL GOLDEN FLOWER BANDUNG TAHUN 2011

Tahun Pengguna Meeting Package Populasi

Coorporate Goverment

2011 248 130 378

Sumber : Sales & Marketing Department Golden Flower Hotel 2012

Dalam penelitian ini, populasi yang akan dijadikan responden adalah

pengambil keputusan untuk menggunakan meeting package yaitu pada 378

perusahaan.

3.3.2 Sampel

Pada umumnya penelitian yang dilakukan tidak meneliti semua populasi.

Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti keterbatasan biaya dan

waktu yang tersedia. Oleh karena itu peneliti mengambil sebagian populasi yang

disebut sampel.

(39)

Arikunto (2008:109) mendefinisikan sampel sebagai berikut “sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Cooper dan Schindler (2008:83)

mendefinisikan “Sampel adalah bagian dari populasi target, yang dipilih secara

cermat untuk mewakili populasi itu”.

Maka penelitian ini diperkenankan mengambil sebagian objek populasi

yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili

bagian yang lain yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak meneliti seluruh populasi

akan tetapi diambil sampel yang representatif.

Menurut Sugiyono (2012:81) “Bila populasi besar dan peneliti tidak dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut”. Menurut Husein

Umar (2008:59), mengemukakan bahwa untuk menghitung besarnya ukuran

sampel dapat dilakukan dengan menggunakan teknik slovin dengan rumus:

Keterangan : n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persentasi kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir (e=0,1 atau 10%).

Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

n = 378

1 + 378 (0.1)2

(40)

Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80

perusahaan responden dari jumlah populasi 378 perusahaan tamu bisnis di Hotel

Golden Flower Bandung.

Menurut Purwanto & Sulistyastuti untuk menghitung pembagian Stratified

Random Sampling dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Keterangan : x = Target jumlah populasi

y = Jumlah Populasi

n = Jumlah populasi setiap stara

Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dihitung teknik sampling dengan

menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling yaitu :

Sumber: Pengolahan Data 2012

3.3.3 Teknik Sampling

Sugiyono (2012:81) mengemukakan bahwa “Teknik sampling adalah Tamu Hotel Golden

Flower Bandung

Coorporate

80 X 248 = 52 Responden 378

Goverment

(41)

teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling dan nonprobability

sampling .

Probability sampling meliputi sampling acak sederhana (simple random

sampling), Proportionate stratified random sampling dan Disproportionate

stratified random sampling, Systematic random sampling, dan sampling bergugus

(cluster sampling).

Nonprobability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota,

sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan Proportionate

Stratified random Sampling. Menurut Sugiyono (2012:82) Proportionate

Stratified random sampling adalah teknik yang digunakan bila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstara secara proporsional.

Terdapat dua macam penarikan sampel berstrata yaitu proporsional dan

disproposional. Proposional digunakan bila populasi mempunyai dua anggota

atau unsur yang tidak homogen dan berstrata proposional. Disproposional

digunakan bila populasi mempunyai dua anggota atau unsur yang tidak homogen

dan berstrata tetapi kurang proposional. Setelah diketahui sampel dari jumlah

populasi, lalu dilanjutkan dengan pembagian teknik sampling menggunakan

Stratified Random Sampling.

3.3.4Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:224),”Teknik pengumpulan data merupakan

(42)

penelitian adalah mendapatkan data”. Untuk mendapatkan data yang diperlukan,

maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak hotel. Wawancara ini

dilakukan kepada Sales & Marketing Department, Sales Executive, Sales

Manager, dan Banquet Manager Hotel Golden Flower Bandung.

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai profil

perusahaan, market share, occupancy, data ruang meeting, segmen pasar,

serta program promosi.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara meninjau serta melakukan pengamatan

langsung terhadap objek yang dituju dan berhubungan langsung dengan

masalah yang diteliti yaitu pengaruh promosi terhadap keputusan

menggunakan meeting package di Hotel Golden Flower Bandung

3. Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2012:142) mengemukakan bahwa, kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengeni karakteristik reponden,

pengalaman responden pada hotel, tanggapan mengenai program promosi yang

dilakukan hotel, dan keputusan untuk menggunakan meeting package di Hotel

(43)

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang

berhubungan dengan teori–teori yang berkaitan dengan masalah variabel

yang diteliti yang terdiri dari pengaruh promosi dan keputusan

menggunakan meeting package.

Untuk mengetahui lebih jelas teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.4 berikut ini:

TABEL 3.4

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN SUMBER DATA

No. Teknik

Pengumpulan Data Sumber Data

1 Wawancara Pihak Marketing Hotel Golden Flower Bandung

2 Observasi Aktivitas dalam melakukan promosi dan keputusan menggunakan meeting package

3 Angket / Kuesioner Tamu bisnis pembuat keputusan untuk menggunakan

meeting package di Hotel Golden Flower Bandung

4 Studi Literatur Mempelajari tentang Promosi dan keputusan pembelian bisnis, baik menggunakan buku, jurnal, web, dan lain – lain.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

3.4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul,

yang selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil

tersebut dapat dilihat apakah antara variabel promosi (X) ada pengaruhnya atau

tidak terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Sebelum melakukan analisis

(44)

kepada responden, terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

untuk melihat tingkat kebenaran serta kualitas data.

3.4.1 Hasil Pengujian Validitas

Dalam penelitian ini, dilakukan uji validitas untuk mengukur bahwa terdapat

kesamaan antara data yang ada dengan yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:121), Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur itu valid). Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Instrumen yang valid harus memiliki validitas internal dan

eksternal.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan

validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari

masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan

nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item.

Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun

menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan

bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan

(45)

Pearson dimana teknik korelasi ini masuk kategori statistik parametrik.

Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian

dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson yaitu sebagai berikut:

(Sugiyono,2012:183)

r = koefisien korelasvaliditas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

∑X =

Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y =

Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 =

Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya reponden

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program

SPSS 18.0 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan

SPSS 18.0 for windows maka diperoleh hasil pengujian validitas dari item

pertanyaan yang diajukan peneliti yang menunjukkan bahwa item pertanyaan

dalam kuesioner valid karena rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel.

Output yang dihasilkan dari pengolahan SPSS meruapakan data rhitung.

untuk mengetahui apakah nilainya signifikan atau tidak, maka dilakukan uji

(46)

signifikan, maka rhitung harus lebih besar dari rtabel (dilihat dari tabel r product

moment dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-2, di mana n-2

merupakan jumlah responden).

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan dengan

taraf signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

t = ; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi

α = 0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program

SPSS 18 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS

18 for windows menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid

karena rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,371 berikut

tabel uji validitas instrumen penelitian :

TABEL 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No PERTANYAAN rhitung rtabel Keterangan

Advertising

1 Kemenarikan iklan melalui media brosur 0,695 0,371 Valid

2 Kemenarikan iklan melalui media billboard 0,699 0,371 Valid

3 Kejelasan informasi melalui media billboard 0,766 0,371 Valid

2

1 2

r n r

(47)

Pikiran Rakyat

Direct Marketing

1 Kesesuaian informasi melalui telepon / fax /

email / blackberry / facebook

0,539 0,371 Valid

2 Kesesuaian informasi melalui telepon / fax /

email / blackberry / facebook

0,809 0,371 Valid

3 Kelengkapan informasi melalui telepon / fax /

email / blackberry / facebook

0,677 0,371 Valid

Sales Promotion

1 Daya tarik voucher yang diberikan 0,484 0,371 Valid

2 Daya tarik pemberian hadiah 0,492 0,371 Valid

3 Frekuensi voucher yang diberikan 0,647 0,371 Valid

4 Frekuensi pemberian hadiah 0,790 0,371 Valid

5. Kesesuaian voucher yang diberikan 0,616 0,371 Valid

6. Kesesuaian pemberian hadiah 0,580 0,371 Valid

Personal Selling

1. Kemenarikan penampilan sales dalam memulai

pembicaraan

0,685 0,371 Valid

2. Kejelasan persentasi 0,805 0,371 Valid

3. Kecakapan sales executive saat persentasi 0,450 0,371 Valid

4. Kesigapan sales executive saat menangani

keluhan dan keberatan

0,722 0,371 Valid

5. Kemampuan sales executive dalam menutup

persentasi yang baik

0,493 0,371 Valid

6. Kecepatan sales executive untuk follow up 0,685 0,371 Valid

7. Ketepatan sales executive menghubungi

perusahaan dalam rangka memelihara

hubungan pekerjaan.

0,805 0,371 Valid

(48)

Pemilihan Produk atau Jasa

1. Kualitas Produk atau Jasa yang ditawarkan 0,847 0,371 Valid

2. Variasi produk yang ditawarkan 0,816 0,371 Valid

Jumlah Pembelian

1. Frekuensi menggunakan meeting di Hotel Golden Flower (dalam waktu 6 bulan)

0,918 0,371 Valid

2.

Besarnya nilai pembelian meeting package

yang dilakukan

0,888 0,371 Valid

Persyaratan dan Waktu Pembelian

1. Pembelian meeting package pada saat weekdays 0,825 0,371 Valid

2. Pembelian meeting package pada saat weekend 0,886 0,371 Valid

Persyaratan Pelayanan

1. Tingkat ketepatan fasilitas meeting terhadap keinginan perusahaan

0,873 0,371 Valid

2. Tingkat kemampuan hotel untuk memberikan pelayanan yang diinginkan perusahaan

0,890 0,371 Valid

Metode Pembayaran

1. Tingkat kemudahan untuk melakukan pembayaran

0,805 0,371 Valid

2. Tingkat fleksibilitas metode pembayaran yang ditawarkan

0,787 0,371 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data 2013

Berdasarkan hasil pengelolaan data di atas mengenai pengukuran validitas

untuk variabel pengembangan produk wisata menunjukan bahwa item – item

pernyataan dalam kuesioner karena skor skor rhitung lebih besar jika dibandingkan

dengan rtabel yang bernilai 0,371. Pengukuran validitas terhadap dimensi

Gambar

Tabel
Gambar
TABEL 1.1 10 KOTA UTAMA TUJUAN MICE
TABEL 1.2 JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa Textilia) menjadi Selai Sebagai Isian Roti serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya.. Kartika, Bambang, Pudji Hastuti dan

Kandungan gizi selai kontrol dengan selai formula terpilih (F2) menunjukkan bahwa terdapat perngaruh yang nyata (P&lt;0.05) pada nilai kadar air, lemak, dan protein

Model pembelajaran inovatif dalam mata pelajaran sains (IPA) diharapkan dapat memberdayakan Higher Order Thinking skills (HOTs) peserta didik, dan melakukan

Dalam judul tersebut Kompas.com lebih berpihak kepada PDI-P hal ini terlihat dari adanya kata “Alasan” pada judul tersebut, sehingga penulis simpulkan bahwa Kompas.com

Debat calon gubernur tersebut merupakan bentuk kampanye baru di mata masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat di Kota Bandung, dimana bentuk kampanye