• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

20 3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini akan membandingkan nilai pretest-posttest antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan kelas kontrol menggunakan model ceramah, selanjutnya data untuk pretest-posstest dari kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengaruh positif dan signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model ceramah terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa.

3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan - Kelurahan Gendongan - Kecamatan Tingkir - Kota Salatiga, pada semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun 2012, perincian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Waktu

Kegiatan

Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan Pelaksanaan Analisis Data Penyusunan Laporan

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1. Variabel Independen (x)

Variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen

(2)

(variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang memengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah model pembelajaran.

3.2.2. Variabel Dependen (y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar.

3.2.3. Definisi Operasional Variabel

Menurut Robert E. Slavin edisi terjemahan (2005:218-226), dijelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah model pembelajaran kelompok spesialisasi tugas dimana siswa bekerja pada enam tahap. Tahap-tahap tersebut adalah :

a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok, b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari,

c. Melaksanakan investigasi, d. Menyiapkan laporan akhir,

e. Mempresentasikan laporan akhir, dan f. Evaluasi.

Slameto (2003) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang.

Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar.

Model pembelajaran dengan metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada kelompok siswa (Wina Sanjaya,2011 :147).

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 39 ditegaskan bahwa

“Pendidikan Kewarganegaran merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara serta pendidikan

(3)

pendahuluan bela Negara agar menjadi warga Negara yang diandalkan oleh bangsa dan Negara”.

3.3. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest- posttest control group design yaitu terdapat dua kelompok sampel (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang dipilih secara random kemudian diberi pretest (O1, O3) untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan pretest, selanjutnya dilakukan tindakan atau treatment pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran dengan ceramah pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3) dan untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan signifikansi yaitu dengan menggunakan statistik t-test. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.2

Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiyono, 2011)

Keterangan :

O1 : Pretest untuk kelompok eksperimen O2 : Postest untuk kelompok eksperimen O3 : Pretest untuk kelompok kontrol O4 : Postest untuk kelompok kontrol

X : Perlakuan (model pembelajaran kooperatif tipe group investigation) untuk kelompok eksperimen.

R O1 X O2 R O3 O4

(4)

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri Gendongan Salatiga.

3.4.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel SD Negeri Gendongan kelas IV dengan jumlah sebanyak 61 siswa.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1. SD N Gendongan 02 30

2. SD N Gendongan 03 31

Jumlah Sampel 61

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda dengan pilihan sampai 4 (a, b, c dan d) untuk mata pelajaran PKn dengan pokok bahasan mengenai globalisasi. Untuk mengukur kemampuan awal siswa dilakukan dengan pretest, kemudian setelah itu untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan dilakukan dengan posttest. Untuk mengukur variabel hasil belajar ditentukan dengan memberikan soal sebanyak 30 item. Untuk perhitungannya sebagai berikut:

H = a : n x 100 Keterangan :

H = Nilai hasil belajar

(5)

a = Jumlah item yang benar n = Banyaknya item

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160).

Menurut Sugitono (2011:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrument-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya di bidang pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti harus mampu membuat instrument yang akan digunakan untuk penelitian.

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.

Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes hasil belajar (dapat dilihat di lampiran). Untuk memudahkan penyusunan instrumen maka perlu digunakan kisi-kisi instrumennya yaitu pada table 3.4 pada halaman 25.

(6)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa

TOPIK / JAM PELAJA-

RAN

STANDAR KOMPETENSI

KOMPE- TENSI DASAR

INDIKATOR NO ITEM

GLOBALI- SASI / 1 JAM PELAJA- RAN

4. Menunju- kan sikap terhadap globalisasi di

lingkungan- nya.

4.1.

Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungan- nya.

Siswa diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian globalisasi, 2. Mengidentif

ikasikan contoh globalisasi di

lingkungan masyarakat, 3. Mengidentif

ikasikan dampak positif dan negatif dari globalisasi, 4. Mengidentif

ikasikan kehidupan masyarakat lingkungann ya sebelum dan sesudah globalisasi.

1,2,3,4,16,17,2 1,38,48,49 5,6,10,11,12, 13,27,28,30,36 ,37,40,41,43,4 4

7,8,9,14,15,18, 24,29,32,35,39 ,42,45,46,50,

19,20,22,23,25 ,26,31,33,34,4 7.

JUMLAH 50

3.6. Analisis Instrumen Penelitian

3.6.1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2006:168). Untuk itu, dalam penelitian ini telah dilakukan uji instrumen di SD Negeri Ledok 01 Kecamatan Tingkir, dengan jumlah responden sebanyak 33 siswa. Setelah data diperoleh maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen sehingga instrumen tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

3.6.1.2. Validitas Instrumen

Validitas memiliki pengertian valid, sahih, atau tepat. Suatu alat evaluasi dikatakan valid (sahih) jika alat evaluasi tersebut mampu

(7)

mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Atau, dengan kata lain alat evaluasi (instrumen) tersebut memiliki tingkat kevalidan apabila memiliki ketepatan dalam melakukan evaluasi.

Validitas suatu instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur (Sugiyono, 2010). Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas.

Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Besar koefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Koefisien Validitas Tes

Koefisien Kualifikasi

0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Item soal dapat dikatakan valid apabila nilai koefisien > 0,2.

Validitas suatu tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 for windows yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau dapat menggunakan Analyze – Correlate – Bevariate kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,2 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.

Tebel 3.5 pada halaman 27 akan menjelaskan hasil uji validitas instrumen penelitian.

(8)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Indikator No Item

Valid

No Item Tidak Valid 1. Menjelaskan pengertian globalisasi,

2. Mengidentifikasikan contoh

globalisasi di lingkungan masyarakat, 3. Mengidentifikasikan dampak positif

dan negatif dari globalisasi,

4. Mengidentifikasikan kehidupan masyarakat lingkungan sebelum dan sesudah globalisasi.

1,4,21 5,6,10,11,12, 13,27,30,36,3 7,40,41,43,44 7,8,9,24,29,3 2,42,45,50

20,22,23,26,3 3,47

2,3,16,17,38,48,4 9

28

14,15,18,35,39,46

19,25,3,34

JUMLAH 32 18

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah item yang valid yaitu sebanyak 32 item. Sedangkan jumlah item yang tidak valid yaitu sebanyak 18 item.

3.6.1.3. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Untuk menentukan tingkat reliabilitas yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut:

α ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima 0,7 < α < 0,8 : Dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : Reabilitas bagus α > 0,9 : Reabilitas memuaskan

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7.

reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability

(9)

Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha kurang dari 0,7 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Penghitungan ulang dari data sebelumnya setelah dikurangi item yang tidak valid, yaitu 2, 3, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 25, 28, 31, 34, 35, 38, 39, 46, 48 dan 49 yang terdapat corrected item- total correlation, maka didapatkan hasil uji reliabilitas hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 3.7

Reliabilitas Instrumen Penelitian Realibility Statistics

Cronbach’s Alpha

N of Items

.878 32

Berdasarkan data pada tabel di atas, maka Cronbach’s Alpha sebesar 0,878 untuk 32 item yang di uji. Berdasarkan kriteria George and Mallery (1995) cronbach’s alpha masuk dalam kategori reliabilitas bagus. Ini berarti bahwa tes hasil belajar reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

3.6.2. Taraf Kesukaran Item

Menurut Arikunto (2007: 207 - 210), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat. Rumus mencari taraf atau indeks kesukaran adalah :

P = B : JS

Keterangan:

P = indeks kesukaran,

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar dan JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

(10)

Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Arikunto, 2007 adalah sebagai berikut:

P = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar, P = 0,31 – 0,70 adalah soal sedang dan P = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah.

Untuk contoh perhitungannya, misal untuk soal nomor 1.

B 27

P = = = 0,81 JS 33

Dengan demikian soal nomor 1 termasuk kategori mudah. Untuk mencari taraf kesukaran soal nomor 2 sampai 50 prosesnya sama dengan perhitungan di atas.

Tabel 3.8

Indeks Kesukaran Instrumen Penelitian

Pilihan Ganda Jumlah

Mudah Sedang Sukar Mudah Sedan

g

Suka r 1, 4, 5, 7, 9, 10, 11,

13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 33, 36, 37, 40, 41, 43, 45, 50.

2, 3, 6, 8, 12, 16, 28, 29, 30, 32, 34, 39, 42, 44, 47.

18, 31, 35, 38, 46, 48, 49.

28 15 7

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah statistik inferensial dengan uji t.

Menurut Sugiyono (2011), statistik inferensial di gunakan untuk menganalisa sejumlah data yang dikumpulkan dari sampel sehingga hasilnya dapat diberlakukan pada populasi. Pengujian data dalam statistik inferensial menggunakan uji-t dan dilihat berdasarkan taraf signifikansi.

Uji t digunakan untuk melihat perbedaaan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model ceramah melalui data pretest-postest dari dua sampel. Untuk menganalisis data

(11)

tersebut digunakan uji statistik dengan Independent Sample T Test yaitu dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.

3.8. Analisis Uji T 3.8.1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS (statistical product and service solution).

Langkah-langkahnya yaitu dengan cara Analyze >> Compare mean >>

Oneway Anova.

Berikut ini adalah output yang menunjukan tingkat homogenitas varian pada kelompok sampel.

Tabel 3.9

Hasil Uji Homogenitas

3.8.2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar yang berasal dari kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS( statistical product and service solutions ) yaitu Analyse >> Discriptive Statistics >>

Explore >> Masukkan Variabel Pada Dependent List >> Plots >>

Normality Plots With Tests >> Continue >> Ok atau menggunakan Analyze >> Non Parametrik Test >> One Sampel KS >> masukkan variable pada jendela variable >> klik normal pada tes distribution.

Output yang menunjukan data hasil belajar normal pada kelompok sampel dapat dilihat pada tabel 3.10.

(12)

Tabel 3.10

Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Ekperimen

3.9. Uji Hipotesis

Menurut Duwi Priyatno (2010:9), uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasi). Pengujian hipotesis diajukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini melalui data hasil belajar dari kedua kelompok sampel kemudian dianalisis dengan menggunakan uji t (uji beda), dan dalam penelitian ini hipotesis yang hendak diuji adalah sebagai berikut:

1. Ho : Tidak ada perbedaan pengaruh positif dan signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model ceramah terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV.

2. Ha : Ada perbedaan pengaruh positif dan signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan model ceramah terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV.

Gambar

Tabel 3.1  Kegiatan Penelitian  Waktu  Kegiatan  Februari  Maret  1  2  3  4  1  2  3  4  Persiapan  Pelaksanaan  Analisis Data  Penyusunan Laporan
Tabel 3.3  Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen penelitian yang digunakan dalam mengukur hasil belajar matematika untuk kelompok eksperimen dan kontrol adalah instrumen pretest dan posttest.. Soal tes disusun

Setelah diketahui bahwa data pretest dan posttest kelompok eksperimen atau kontrol berdistriusi normal, selanjutnya untuk menguji pengaruh program Kids Athletics atau

Data yang terkumpul dari hasil pretest, posttest, lembar observasi, dan angket keaktifan belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan pengujian

Penelitian kuasi eksperimen ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dimaksudkan untuk membandingkan tingkat kemampuan menggambar

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor pretest dan posttest untuk siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol atau kedua sampel tersebut berasal dari populasi

Data yang terkumpul dari hasil pretest, posttest, lembar observasi, dan angket keaktifan belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan

Nilai Pretest, Posttest, N-Gain Kelas Eksperimen .... Nilai Pretest, Posttest, N-Gain Kelas

Guna mengetahui adanya peningkatan hasil belajar menggunakan model Kooperatif tipe Group Investigation, dilakukan perbandingan antara hasil nilai tes formatif pada