• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. KONSEP PEMOTRETAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. KONSEP PEMOTRETAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

3. KONSEP PEMOTRETAN

3.1. Konsep Kreatif

Dalam bab ini, akan dijelaskan konsep kreatif meliputi tujuan kreatif, strategi kreatif, dan program pemotretan.

3.1.1. Tujuan Kreatif

Menghasilkan karya perancangan fashion photography yang menarik, inspiratif, dan mampu menunjang citra atau image dari produk karya designer Natalia Kiantaoro khususnya “JADIS” collection untuk kebutuhan promosi berupa lookbook dan fashion campaign. Hal ini dikarenakan “ JADIS ” collection merupakan salah satu koleksi terbaru dari fashion designer Natalia Kiantoro di tahun 2014 ini sehingga dibutuhkan promosi untuk menunjang citra dari produk beliau serta meningkatkan popularitas baik dari karyanya serta produk fashion yang dihasilkan oleh beliau.

3.1.2. Strategi Kreatif

Dalam strategi kreatif berisi penjelasan mengenai what to say dan how to say mengenai perancangan. Berikut penjelasan lengkapnya.

3.1.2.1. What to Say

Natalia Kiantoro merupakan salah satu fashion designer muda Indonesia yang berprestasi dan berbakat. Beliau selalu memperhatikan detil design dan kualitas bahan di setiap produknya. Misi dari Natalia Kiantoro senditi ialah ingin mengenalkan brand asli Indonesia dengan standar dan kualitas yang tinggi sehingga mampu diterima baik oleh pasar nasional maupun internasional. “ JADIS “ collection merupakan koleksi busana siap pakai untuk wanita yang terinspirasi dari kristal es, glacier, gunung dan stalaktit es. Es diinterpretasikan sebagai sesuatu yang dingin, kaku, kuat, tangguh, indah untuk dipandang. Dibalik itu semua, di suatu titik, es bisa juga mencair atau meleleh. Konsep inilah yang menjadi dasar koleksi ini, yang merupakan penggabungan antara sifat yang strong

(2)

dan soft, diinterpretasikan dalam bentuk cutting lines dan siluet yang sharp namun tetap menonjokan sisi feminine. Selain itu, dalam “ JADIS “ collection ini, terdapat sebuah inovasi yang tergolong baru untuk ditrisbusikan secara masal di dunia fashion khususnya di Indonesia yaitu special effect glow in the dark yang diterapkan dalam print dari salah satu produk fashion designer lokal.

3.1.2.2. How to Say

Menggunakan media yang dekat hubungannya dengan busana bernuansa kontemporer minimalis yaitu fashion photography yang nantinya juga akan diaplikasikan ke media berupa lookbook serta untuk menunjang media – media online yang sudah dimiliki oleh Natalia Kiantoro untuk kebutuhan promosi.

Fotografi sifatnya lebih universal serta imajinatif dikarenakan lebih mudah dicerna oleh masyarakat, diterima, dan diapresiasi. Selain itu, melalui sebuah foto, masyarakat bisa berimajinasi dan berandai – andai bagaimana apresiasi oleh lingkungannya jika mereka mengenakan sebuah rangkaian busana tersebut serta tampilan seperti apa yang akan didapat oleh masyarakat pada saat mengenakan busana tersebut. Kedekatan masyarakat akan fotografi dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari sekalipun, misalnya mayoritas telepon genggam masa kini yang telah dilengkapi oleh kamera serta berbagai macam media sosial yang saat ini semakin banyak ragamnya dan booming yang dilengkapi dengan fitur untuk meng-upload foto yang mencerminkan dari gaya hidup orang tersebut seperti instagram, facebook, dan lain – lain. Selain itu, hasil dari karya fotografi sifatnya juga efisien dan efektif dalam artian materi tersebut nantinya bisa diaplikasikan ke berbagai media sehinga bisa menekan budget media namun penyampaian pensannya tetap efektif.

Berbeda dengan karya fotografi fashion komersil yang sejenis pada umumnya, pengambilan foto dengan menampilkan keaadan alam atau suasana yang mendukung tema yang terinspirasi dari bentukan es pada umumnya secara mentah – mentah menampilkan bentukan es tersebut. Pada konsep pameran ini semua foto dilakukan dalam ruangan atau studio dengan teknik pencahayaan high key yang dikolaborasikan dengan berbagai macam teknik pencahayaan lainnya dikarenakan dalam komersil harus menyesuaikan dengan kebutuhan akan apa

(3)

yang dikomersilkan dalam hal ini produk fashion yang wajib menjadi point of interest. , juga dengan pengambilan gambar longshot, mediumshot, atau medium close-up dimana hasil foto akan menonjolkan detail dari “ JADIS “ collection yang dikenakan oleh para model dari headpiece hingga alas kaki serta menunjukan setting studio sebagai background dari karya foto yang menunjang konsep, mood, dan suasana sebagai pesan yang ingin disampaikan ke audience.

Tidak menutup kemungkinan jika nantinya akan ditambahkan beberapa properti pendukung untuk menunjang konsep foto.

a. Tema Foto

“ JADIS “ collection dengan gaya kontemporer dimana di dalamnya akan ditampilkan karakter dan mood yang kuat, tegas, garang, tangguh tetapi masih terlihat sisi femininenya, serta terlihat dingin sebagai represantasi dari konsep es dan tegas dimana koleksi ini merupakan koleksi winter dan secara bersamaan terlihat sexy.

b. Konsep Penyajian

“ JADIS “ collection ditampilkan melalui pendekatan fotografi fashion yang disesuaikan dengan kebutuhan fashion campaign dan lookbook. Untuk kebutuhan fashion campaign, fashion photography akan disajikan berupa kumpulan beberapa foto yang terdiri dari beberapa layout utama dari “ JADIS “ collection yang di setting sedemikian rupa dengan menambahkan beberapa properti pendukung seperti print dari “ JADIS “ collection ataupun komposisi beberapa bidang geometris yang merupakan representasi dari konsep tegas yang ingin ditampilkan serta detail di setiap bagian yang nantinya akan dimounting di photoblock. Sedangkan untuk kebutuhan lookbook, disajikan berupa kumpulan foto yang menampilkan tampak dari berbagai sisi dari produk yang dipromosikan namun tetap memiliki konsep modern minimalis dan rapi. Pada penyajian lookbook, nantinya akan terdiri dari kumpulan beberapa foto yang menampilkan seorang model yang sedang mengenakan busana yang akan dipromosikan dari beberapa arah sehingga nantinya masyarakat nantinya bisa membayangkan bagaiman tampilan busana tersebut saat digunakan. Foto pada lookbook memang

(4)

cenderung lebih simple namun masih memiliki konsep yang masih berhubungan dengan campaign.

c. Judul

“JADIS”

“JADIS” diambil dari nama karakter fiksi yang berperan sebagai Ice Queen, adalah koleksi busana siap pakai untuk wanita yang terinspirasi oleh kristal es, glacier, gunung dan stalaktit es. Es diinterpretasikan sebagai sesuatu yang dingin, kaku, kuat, tangguh, indah untuk dipandang. Dibalik itu semua, di suatu titik, es bisa juga mencair atau meleleh. Konsep inilah yang menjadi dasar koleksi ini, yang merupakan penggabungan antara sifat yang strong dan soft, diinterpretasikan dalam bentuk cutting lines dan siluet yang sharp namun tetap menonjokan sisi feminine.

d. Target Audience 1. Demografis

a. Usia : 18 tahun ke atas

b. Gender : Laki-laki dan perempuan.

c. Profesi : Pelajar, profesional, muda mudi, fotografer, commercial digital imaging artist, retoucher, fashion editor, desainer.

d. Edukasi : SMA ke atas.

e. Kelas Sosial : SES A, AB, dan B 2. Psikografis

a. Aktivitas : Sekolah, bekerja, bersosialisasi.

b. Interests : Fotografi,digital imaging, desain, seni, fashion.

c. Sifat : Modern, artistik, memperhatikan penampilan, up-to-date.

3. Behavior

Terbuka terhadap desain dan fashion, berwawasan, gemar membaca, browsing, up-to-date, konsumtif.

4. Geografis

Kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta, dan sekitarnya.

Bahkan tingkat Asia.

(5)

e. Lokasi

Pengambilan gambar dilakukan di sebuah studio foto yang berada di kawasan Surabaya Timur. Studio tersebut dipilih karena memilki kelengkapan peralatan yang dapat memudahkan pengaturan cahaya untuk menghasilkan foto yang diinginkan. Disamping itu, pemotretan yang dilakukan di studio tidak bergantung pada kondisi cuaca seperti apabila pemotretan dilakukan di luar ruangan. Untuk setting background akan dilakukan pembuatan maket yang ditata sedemikian rupa untuk memperkuat konsep foto. Dari maket tersebut nantinya akan dilakukan pemotretan sebagai stock images dengan berbagai angle yang disesuaikan dengan angle pada saat pengambilan gambar talent. Sehingga nantinya pada saat proses editing, akan memudahkan dalam hal proses compossing antara talent dengan background.

f. Properti

Properti yang digunakan adalah “ JADIS “ collection yang merupakan koleksi winter dan merupakan koleksi terbaru dari fashion designer Natalia Kiantoro. Didukung dengan beberapa tambahan aksesosris dan kelengkapan wardrobe untuk menunjang hasil foto. Serta penambahan properti berupa bentuk siku dari dinding yang terbuat dari tripleks sebagai background serta beberapa bidang geometris seperti kubus dan balok sebagai properti penunjang untuk memperkuat konsep yang dibangun.

g. Teknik Pemotretan

Teknik pemotretan menggunakan teknik ruang tajam luas, sehingga setiap detail dari objek utama dapat terlihat dengan jelas. Untuk mencapai hasil demikian digunakan bukaan diafragma kamera yang kecil.

1. Angle

Angle atau sudut pengambilan gambar akan dilakukan dengan posisi kamera sejajar dengan model (eye level) maupun lebih rendah dari model (below eye level). Posisi kamera yang sejajar dengan model dilakukan untuk pengambilan gambar medium shot atau medium close-up. Sedangkan sudut pengambilan below eye level dilakukan saat mengambil gambar yang menampilkan foto full shot agar

(6)

figur model yang difoto dan setting background terlihat semua dalam sebuah frame. Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan sudut pengambilan gambar high angle atau angle lainnya untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin dan sebagai stock image untuk proses editing.

2. Lighting

Untuk menghasilkan foto dengan kesan dingin,kaku, tegas, garang, tangguh, sexy, dramatis dan feminim akan digunakan main light berupa satu buah lampu yang diposisikan di sisi kanan dari kamera, diatas kepala model dengan arah proyeksi cahaya ke bawah yaitu ke arah model. Demikian, cahaya yang diproyeksikan berkarakter soft dan secara rata menyinari model untuk memperoleh tone kulit yang baik. Ditambah dengan beberapa lighting sebagai fill in berkarakter keras yang diproyeksikan ke beberapa bagian objek yang difoto untuk memperoleh detil yang tinggi dan menimbulkan kesan garang, tegas, tangguh dan dramatis. Dalam hal ini karakter foto nantinya sifatnya akan lebih mengarah ke permainan highlight dan shadow yang cukup kuat sehingga foto tidak terlihat flat yang cenderung membosankan dan kurang real.

Maka dari itu, diperlukan penambahan media yang menyerap dan memantulkan cahaya seperti papan polyboard hitam dan putih ataupun reflector yang diposisikan di kea rah mana yang ingin ditampilkan detilnya.

Teknik pencahayaan yang digunakan akan mengarah teknik high key atau semi high key, dimana foto final akan didominasi warna biru cenderung ke putiih atau low saturate pada background namun tetap terlihat contrast antara objek utama dengan objek pendukung untuk menonjolkan koleksi busana “ JADIS “ yang difoto untuk kebutuhan promosi serta terdapat point of interest dalam foto tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi point of interest utama ialah busana yang dikenakan oleh model, kemudian model, dan yang terakhir background sebagai penunjang hasil foto.

h. Teknik Editing

Proses editing dilakukan dengan teknik digital imaging dimana di dalamnya mencakup koreksi foto dalam tahap minor baik dari segi warna, mood, skin retouch, background, cropping, dan composing talent dengan setting

(7)

background. Proses editing sepenuhnya menggunakan program Adobe Photoshop CS6. Untuk kebutuhan campaign, akan dilakukan proses cropping, retouching, seleksi tiap bagian dari talent , coloring talent dan background, composing talent dengan background, serta detailing. Sedangkan untuk kebutuhan lookbook, editing yang dilakukan meliputi koreksi warna, mood coloring, dan retouching.

Tidak termasuk compossing dikarenakan background yang dibutuhkan untuk lookbook kebutuhannya hanya bersih, rapi, dan menampilkan berbagai sisi dari busana pada saat dikenakan.

3.1.3. Program Pemotretan

Program pemotretan berisi penjelasan mengenai planning dan table pemotretan serta peralatan yang digunakan pada saaat pemotretan berlangsung.

3.1.3.1. Plannig dan Time Table

Tabel 3.1. Time Table Pemotretan

April 2014

S S R K J S M

31 1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

28 29 30 1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

Mei 2014

S S R K J S M

28 29 30 1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1

(8)

Keterangan:

ABC Pengumpulan perlengkapan perancangan, kebutuhan pemotretan ABC Pemotretan

ABC Proses editing

ABC Proses pencetakan media

3.1.3.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam perancangan ini meliputi:

- Kamera SLR digital Canon 7D

- Lensa Canon EF 24 – 70 mm f/2.8L II USM, 16 - 35 mm f/2.8L II USM - Tripod

- Lighting Studio Falcon Eyes + Aksesoris lighting

- Properti yang terbuat dari bahan seperti tripleks, kayu berwarna putih untuk memperoleh bentuk siku seperti pada siku tembok sebagai backdrop pada foto - “ JADIS “ collection by Natalia Kiantoro

- Software Photoshop

3.1.3.3. Pelaksanaan Pemotretan

Pemotretan dilakukan dalam dua sesi yang dilaksanakan dalam dua hari berbeda, yaitu sekitar tanggal 26 April 2014 untuk lookbook shooting, dan tanggal 11 Mei 2014 untuk kebutuhan fashion campaign. Pengambilan gambar dilakukan pada pagi hari hingga selesai di dalam studio. Proses make-up dan styling rambut oleh make-up artist dan stylist pada model dilaksanakan di studio di bawah pengawasan perancang. Make-up dan gaya rambut yang diaplikasikan pada model pale, beauty, natural dan tidak terlampau Avant Garde; bertujuan untuk membantu menciptakan mood bersama dengan busana yang dikenakan model secara keseluruhan dan tidak mengalihkan perhatian utama audiens kepada make- up dan rambut model. Proses make-up dipercayakan perancang kepada Diana Lo,

2 3 4 5 6 7 8

(9)

dan special effect dipercayakan kepada Eddu Rinaldy, juga styling oleh Eddu Rinaldy untuk pemotretan lookbook. Sedangkan untuk pemotretan fashion campaign, make-up dipercayakan kepada Priscilla Jhanie. Dengan pengalaman dan jam terbang yang tinggi sebagai profesional di bidangnya, perancang percaya pada pihak tersebut dalam mewujudkan visi yang telah disampaikan pada saat briefing ke masing – masing pihak terkait.

Proses styling busana yang dikenakan oleh model dilaksanakan oleh perancang secara bersamaan ketika model dirias. Foto yang diambil menggunakan format file RAW, dan akan diproses secara digital menjadi format TIFF hingga tercapai hasil foto-foto final pada akhir Mei 2014. Masing-masing busana akan diambil fotonya sebanyak mungkin untuk kebutuhan stock images yang nantinya akan memudahkan pada saat proses editing untuk mencapai hasil foto yang maksimal dan sesuai dengan tujuan awal yang dibangun.

Pemotretan akan dilakukan oleh 2 orang model, yang terdiri dari 2 model wanita. Setiap model akan mengenakan sekitar 5 look dari “ JADIS “ collection milik fashion designer Natalia Kiantoro dan dibantu oleh stylist dalam hal styling dibawah pengawasan perancang, dan pada satu frame ataupun layout akhir nantinya akan bervariasi antara sepasang model dalam setiap framenya maupun seorang model dalam setiap framenya.

3.2. Materi Pendukung Lainnya

Materi pendukung lainnya berisi penjelasan mengenai proses kerja, kriteria pemilihan model, serta koleksi dari Natalia Kiantoro.

3.2.1. Proses Kerja

Proses kerja pada perancangan ini dimulai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi.

1. Pra-Produksi ( Pre-Produkction )

Pada tahap ini, yang dilakukan ialah membangun konsep yang ingin diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan dari klien, dalam hal ini fashion designer Natalia Kiantoro. Proses yang dilalui pada tahap ini juga meliputi pembuatan moodboard dimana di dalamnya termasuk seperti apa treatment yang

(10)

akan diterapkan dalam produksi karya fotografi ini. Treatment tersebut meliputi treatment lighting, pemilihan talent yang akan digunakan dalam photoshoot, treatment make-up, mood color, property photoshoot, lokasi atau setting yang diterapkan kira - kira bagaimana. Berikut beberapa referensi gambar dari treatment yang akan diterapkan dalam produksi karya fotografi ini.

Gambar 3.1 Referensi gambar lighting dan property treatment lookbook Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.2 Referensi gambar alternatif mood treatment lookbook Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(11)

Gambar 3.3 Referensi gambar lighitng treatment dan mood color campaign shoot Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.4 Referensi gambar alternatif lighting and mood color treatment Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(12)

Gambar 3.5 Foto dari talent yang akan digunakan dalam produksi karya fotografi Sumber : comcard MC models management

Gambar 3.6 Referensi make-up treatment Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(13)

Gambar 3.7 Referensi gambar bentuk geometris yang akan di terapkan dalam backdrop ( kiri ) dan gambar hasil print pada salah satu koleksi “ JADIS “ milik

Natalia Kiantoro ( kanan )

Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.8 Referensi gambar alternatif tatanan bentuk geometris yang akan diaplikasikan ke dalam pembuatan maket

Sumber : shutterstock

(14)

Gambar 3.9 Alternatif Lighting diagrams yang akan diterapkan pada saat photoshoot

Sumber : Dokumen pribadi penulis

2. Produksi (Production )

Pada tahap ini, meliputi proses pemotretan. Selain itu, menata atau melakukan setting studio sesuai dengan konsep yang dibangun juga termasuk dalam tahap ini. Proses yang dilalui juga meliputi evaluasi apakah foto yang dihasilkan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan dari segi lighting treatment, moodcolor, maupun pose dari model yang mengenakan busana yang akan dipromosikan. Pada kenyataannya, dalam tahap ini, perlu dilakukan eksperimen beberapa alternatif lighting treatment dan pose dari model agar memperoleh hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan awal pembuatan perancangan.

3. Pasca – Produksi (Post – Produciton )

Pada tahap ini meliputi proses editing dari hasil foto pada saat produksi dan cetak foto dalam bentuk hardcopy serta penyajiannya. Proses editing dilakukan menggunakan teknik digital imaging untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan awal perancangan dimana di dalamnya meliputi koreksi warna, cropping, composing, retouching, dan pembentukan moodcolor dalam sebuah foto. Untuk proses cetak foto dalam bentuk hardcopy, nantinya untuk kebtuhan lookbook akan disajikan dalam bentuk buku, sedangkan untuk fashion campaign akan disajikan dalam hasil cetak sebuah foto dimana tiap layout nantinya akan di

(15)

mounting ke photoblock. Berikut penulis sajikan beberapa gambar pada saat proses digital imaging yang nantinya akan diterapkan.

Gambar 3.10 Stock photoshhot talent ( kiri ) dan stock image bangun geometris (kanan )

Sumber : dokumen pribadi penulis (kiri ) dan Natalia Kiantoro ( kanan )

Kedua gambar tersebut nantinya akan dipadupadankan antara talent dengan bangun geometris pada saat proses editing, sehingga nantinya akan menghasilkan sebuah gabungan image agar sesuai dengan hasil yang diinginkan. Berikut beberapa contoh gambar dari hasil roughcompose atau composing kasar yang telah dilakukan.

(16)

Gambar 3.11 Roughcomposse final layout alternatif 1 ( kiri ) dan Roughcomposse final layout alternatif 2 (kanan) pada saat dikolaborasikan dengan

bangun geometris

Sumber : dokumen pribadi penulis ( talent ), dokumen pribadi Natalia Kiantoro ( background image kiri ) , stockphoto ( background image sebelah

kanan )

Gambar 3.12 Roughcomposse final layout alternatif 3 pada saat diterapkan di treatment background print dari busana yang akan dipromosikan Sumber : dokumen pribadi penulis dan dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar di atas merupakan contoh alternatif roughcompose yang diakukan agar mendapatkan bayangan gambar seperti apa yang nantinya akan dihasilkan.

Namun untuk detailing pada proses roughcompose belum benar – benar detail seperti hasil final layout nantinya.

3.2.2. Kriteria Pemilihan Model

Kriteria pemilihan model merupakan hal yang penting di dalam fotografi fashion. Dikarenakan produk yang dijual merupakan fashion, maka model erat kaitannya dengan fashion. Model juga memiliki tanggung jawab yang cukup berat dalam fotografi fashion, dimana mereka dituntut untuk tampil di depan kamera dan berpose sesuai dengan konsep awal yang ingin dibangun serta memiliki tugas bagaimana caranya agar pesan yang ingin disampaikan dapat terkomunikasikan.

(17)

Dalam perancangan kali ini, penulis telah memutuskan untuk menggunakan dua orang model yang dirasa sesuai dengan konsep yang ingin dibangun. Keputusan ini telah disepakati pula oleh pihak terkait dalam hal ini klien dimana posisinya sebagai fashion designer. Keputusan ini diambil setelah melalui proses bertukar pikiran antara penulis dengan fashion designer. Adapun kriteria khusus dari model yang telah dipilih sebagai berikut :

- Diana Lo ( MC Models Management )

Wajah : Asia

Tinggi Badan : 175 cm Lingkar Pinggang : 63 cm Lingkar Pinggul : 92 cm

Lingkar Dada : 78 cm

- Mona Shahab ( Mc Models Management )

Wajah : Indo ( campuran )

Tinggi Badan : 170 cm Lingkar Pinggang : 63 cm Lingkar Pinggul : 93 cm

Lingkar Dada : 85 cm

Kriteria tersebut dirasa sudah paling mendekati sesuai dengan konsep yang ingin dibangun. Namun ukuran tubuh di atas bukan merupakan hal yang pasti, karena bukan tidak mungkin ukuran tersebut dapat berubah sewaktu – waktu tergantung dari pola hidup masing – masing model. Karakter wajah juga merupakan hal yang penting dalam pemilihan kriteria seorang model untuk menunjang mood yang ingin ditampilkan melalui sebuah foto.

3.2.3. Koleksi dari Natalia Kiantoro

Koleksi dari Natalia Kiantoro merupakan busana wanita siap pakai atau biasanya yang sering disebut dengan nama high-end fashion ready-to-wear. Koleksi yang telah dibuat oleh beliau diantaranya sebagai berikut :

1. Dani

Dani terinspirasi dari suku Dani Lembah Baliem Papua Tengah dimana suku ini sangat inspiratif karena gaya hidup mereka yang sederhana namun

(18)

pada saat yang bersamaat huga sangat dekoratif. Suku ini sudah ada sejak Zaman Batu. Richard Archborld, berasal dari Amerika, beliau pertama kali yang menemukan suku ini pada tanggal 23 Juni 1983.

Pria suku Dani tidak memakai pakaian apapun kecuali untuk labu penis, yang disebut koteka atau Horim. Bulu – bulu digunakan untuk hiasan kepala mereka. Sedangkan wanita muda mengenkan rok yang terbuat dari daun kelapa atau serat pakis dan wanita yang lebih tua mengenakan rok kulit pohon tenunan.

Di desa Dani, beberapa jenis pondok dapat dilihat. Mereka membangun gubuk berbentuk oval dan bulat, dimana masing – masing memikiki fungsi yang berbeda. Pria dan wanita tidur secara terpisah, bahkan bagi yang sudah menikah pula. Hal ini dianggap tabu menurut suku Dani jika pasangan menikah memiliki hubungan intim setelah melahirkan selama dua sampai lima tahun.

Yang membuat suku Dani berbeda ialah karena adanya mumi asap kering dari kepala suku besar atau terkenal, yang ditempatkan di depan pondok suku Dani. Mereka telah berusia lebih dari dua setengah dekade. Yang paling terkenal ialah Akima dan Jiwika Desa Lembah Baliem.

Orang dani akan menampilkan tarian perang yang terkenal dan pertempuran pura – pura bersama – sama dengan kostum dalam festival Lembah Baliem tahunan. Antropolog mencatat bahwa perang Dani adalah lebih mementingkan tampilan kostum daripada keinginan untuk membunuh musuh. Ini adalah ritual yang unik dari suku Dani, yaitu mengamputasi sendi jari perempuan ketika meninggal. Sendi dibakar bersama dengan mayat. Para perempuan sendiri telah melakukan ritual ini. Pada pertengah tahun 60-an, pemerintah Belanda berhasil membuat ritual ini ditinggalkan, meskipun kita masih bisa melihat beberapa wanita muda dengan sendi hilang saat ini.

Desain dari koleksi ini akan berfokus terutama pada bentuk koteka dan atap gubuk dani, yang akan muncul secara repetisi. Siluet dari lima pakaian pas ketat di bagian atas dan kemudian tebal di bagian bawah. Ide ini diambil dari siuet orang dani yang tidak memakai apapun di bagian atass tetapi memakai rumput besar atau pohon rok kulit atau koteka besar untuk bagian

(19)

bawah. Menggabungkan non-pola yang ringan seperti organza, sutra, dan sutra thai dengan kain tebal yaitu kain satin duchess, sutra thai tebal dan gaun pengantin sutra akan meyenmpurnakan koleksi ini. Hal ini akan dapat menampilkan tampilan yang minimalis dan simplicity dalam desain.

Untuk detil, seperti tali, manik – manik dan sendikit sentuhan bulu di beberapa bagian dapat digunakan untuk melengkapi tampulan. Beads yang akan diterapkan pada pakaian adalah manik – manik kayu kusam dan maik – manik kerang saja. Sedangkan pada hiasan kepala dan noken dari suku Dani menginspirasi bentuk manipulasi kain. Detil – detil tersbut akan banyak menyerupai suku Dani.

Pilihan warna yang hampir sama dengan warna – warni dari suku Dani.

Warna tanah dengan kombinasi sedikit abu – abu terang, gading, putih yang off and stark akan sangat cocok untuk mendapatkan feeling suku Dani dalam koleksi ini.

Gambar 3.13 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 1 Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(20)

Gambar 3.14 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 2 Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.15 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 3 Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(21)

Gambar 3.16 Fashion campaign koleksi “ D A N I “ 4 Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.17 Koleksi ‘D A N I ‘ masuk dalam salah satu majalah Amerika Sumber : http://www.amazon.com/THE-UNDERESTIMATED-ARTS-Of- AFRIASIA/dp/1491831227 ( kiri ) dan dokumen pribadi Natalia Kiantoro (

kanan )

(22)

2. Tangled

Tangled terinspiasi dari ‘ twist ‘ atau ‘ sentuhan ‘. Menurut kamus oxford, twist merupakan bentuk yang dibengkokan atau menjadi bengkok, melengkung, pleating, tenun, mengepang, melingkar, berkelok – kelok atau bentuk distorsi.

Definisi lain dalah untuk membentu sesuatu menjadi bentuk tertentu dengan memegang satu atau kedua ujungnya dan mengubhanya ( Oxfor Dictionary )

Kata ‘ twist ‘ atau ‘ memutar ‘ berasal dari pertengah abad ke- 14 dari prasejarah Jerman kata ‘twi’, beraarti ganda, yang juga berasal daru bahasa inggris ‘ twice ‘ atau dua kali, ‘ twig’, atau ranting, dan ‘ twins ‘ atau kembar.

Dalam bahasa Inggris kuni ditemukan hanya dalam kata majemuk, menunjukan hal – hal seperti tali yang membentuk seperti putaran . Ini tidak muncul sebagai kata independen sampai sekitar tahun 1630-an , saat hubungannya dengan tali yang diberi makna ‘to move in a winding fashion’ atau dalam bahasa indonesianya ' untuk bergerak dalam mode berliku '.

Dimensi dibuat oleh liku adalah konsep utama dari seluruh koleksi . Ide twist akan muncul secara repetisi sebagai rincian kecil atau fokus utama dari garmen. Hal tersebut akan disajikan dalam tekstur kain , siluet dan bahkan warna . Berbagai jenis siluet akan terlihat pada koleksi. Beberapa potongan- potongan seperti pakaian luar dapat sedikit longgar , sementara potongan- potongan dalam lebih dekat dengan tubuh . Hal ini juga dapat diterapkan secara terbalik . Inspirasi juga membawa ide layering . Selain itu , lapisan sangat cocok untuk musim gugur dan musim dingin untuk menjaga tubuh hangat . Lapisan mungkin tidak memberikan permukaan datar dan siluet karena beberapa bagian akan tebal dan bagian lain akan lebih tipis . Tirai juga dipertimbangkan dalam koleksi juga. Ini membantu untuk menciptakan beberapa dimensi dan volume yang diperlukan dalam koleksi ini .

Kain musim dingin seperti kulit , suede , wol dan sutra tebal adalah pilihan yang bijak untuk musim. Selain itu , bahan-bahan tersebut akan membentuk bayangan ketika ada cahaya . Ini sesuai dengan konsep memutar , yang jelas menghasilkan nuansa gelap dan terang . Beberapa manipulasi tekstil 2D dan 3D yang memiliki pranala ke inspirasi akan digunakan di bagian-bagian tertentu dari garmen . Manipulasi 3D hanya dapat diterapkan di bagian yang lebih kecil untuk

(23)

menghindari perasaan ' sibuk' sementara manipulasi datar dapat diterapkan di tempat-tempat seperti korset , hem , jahitan samping , dan sebagainya .

Pilihan warna yaitu warna gelap , yang sesuai dengan musim . Beberapa warna-warna terang seperti krem dan turquoise yang berlaku untuk ' freshen ' seluruh tampilan . Berikut adalah warna-warna yang akan tampil dalam koleksi.

Gambar 3.18 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 1 dan 2 Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(24)

Gambar 3.19 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 3 Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.20 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 4 Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.21 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 5 Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(25)

Gambar 3.22 Fashion campaign koleksi “ Tangled “ 6 Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

3. Special Project

Special Project ini dibuat untuk ikut memeriahkan acara yang diadakan oleh Tunjungan Plaza, Agustus 2013 yaitu dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Berikut lampiran gambar dari koleksi ini.

(26)

Gambar 3.23 Special Project celebrating indonesia's independence day Tunjungan Plaza, Aug 2013

Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro 4. Jadis

"Jadis", diambil dari nama karakter fiksi yang berperan sebagai Ice Queen, adalah koleksi busana siap pakai untuk wanita yang terinspirasi oleh kristal es, glacier, gunung dan stalaktit es. Es diinterpretasikan sebagai sesuatu yang dingin, kaku, kuat, tangguh, indah untuk dipandang. Dibalik itu semua, di suatu titik, es bisa juga mencair atau meleleh. Konsep inilah yang menjadi dasar koleksi ini, yang merupakan penggabungan antara sifat yang strong dan soft, diinterpretasikan dalam bentuk cutting lines dan siluet yang sharp namun tetap menonjokan sisi feminine. Berikut lampiran gambar mengenai ‘Jadis’ collection dari Natalia Kiantoro.

(27)

Gambar 3.24 Koleksi ‘J A D I S ‘ dikenakan oleh artis Julie Estelle pada cover majalah Femina 2014

Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.25 Koleksi ‘J A D I S ‘ pada saat ajang fashion show Shanghai Fashion Week April 2014

Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(28)

Gambar 3.26 Koleksi ‘J A D I S ‘ pada saat Jakarta Fashion Week 2014 ketika mengikuti Lomba Perancang Mode 2013 sebagai 10 finalis.

Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

Gambar 3.26 Koleksi ‘J A D I S ‘ pada saat Jakarta Fashion Week 2014 ketika mengikuti Lomba Perancang Mode 2013 sebagai 10 finalis.

Sumber : Dokumen pribadi Natalia Kiantoro

(29)

3.3. Budgeting

Tabel 3. 2. Budgeting

Keterangan Jumlah Biaya Satuan Biaya Keseluruhan Lookbook Team

Talent ( 1 orang )

Make-up Artist (include 2 looks) Stylist

10 looks 1 head 10 looks

Rp. 200.000,- Rp. 500.000,- Rp. 300.000,-

Rp. 4.500.000,- / package Fashion Campaign Team

Talent ( 2 orang ) @ 5 looks Make-up Artist

Stylist

10 looks 2 heads 10 looks

Rp. 200.000,- Rp. 600.000,- Rp. 150.000,-

Rp. 2.000.000,- Rp. 1.200.000,- Rp. 1.500.000,- Rental studio

Lookbook : 25 April 2014 Campaign : 10 Mei 2014

7 jam 10 jam

Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-

Rp. 700.000,- Rp. 1.000.000,- Konsumsi ( 2 sesi ) 13 orang Rp. 40.000,- Rp. 520.000,- Properti

Lookbook Campaign

1 set 1 set

Rp. 2.000.000,- Rp. 2.000.000,-

Rp. 2.000.000,- Rp. 2.000.000,- Lookbook (30 tamu)

Ukuran 15.5 cm x 23.5 cm Jumlah halaman + cover 42 Kertas Profoto 118 gsm Cetak (dalam A3+) Jilid soft / hard cover

1260 lembar

30 eksempl

ar

Rp. 4.000,- Rp. 5.000,- Rp. 30.000,-

Rp. 2520.000,- Rp. 1.575.000,- Rp. 900.000,- Foto

Ukuran 30 cm x 40cm ( 10 R ) Kertas Foto Glossy

Cetak 12

lembar

Rp. 50.000,- Rp600.000,-

Poster pameran

Ukuran 32 cm x 48 cm

Kertas iPro 260 gsm 1 lembar Rp. 5.000,- Rp. 5.000,-

(30)

Cetak

Laminasi doff

1 lembar 1 lembar

Rp. 5.000,- Rp. 3.000,-

Rp. 5.000,- Rp. 3.000,-

Photoblock 12 buah Rp. 15.000,- Rp. 180.000,-

Total biaya Rp. 20.688.000,-

 

Gambar

Gambar 3.1 Referensi gambar lighting  dan property treatment lookbook  Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.3 Referensi gambar lighitng treatment dan mood color campaign shoot  Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.6 Referensi make-up treatment   Sumber : dokumen pribadi Natalia Kiantoro
Gambar 3.8 Referensi gambar alternatif tatanan bentuk geometris yang akan  diaplikasikan ke dalam pembuatan maket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Halaman ini merupakan halaman fasilitas untuk dokter dimana layanan aplikasi ini menyediakan fasilitas-fasilitas berupa diagnosa dengan video conference dan chatting,

Menurut Payaman (2009:14), suatu model kinerja individu dipengaruhi oleh faktor manusia dan non-manusia yang meliputi: kompetensi individu (berupa kemampuan dan

Hasil dari perhitungan menyatakan bahwa nilai leaving flow dan entering flow untuk bahan baku plat memiliki urutan yang sama sehingga dapat dikatakan bahwa bahan baku plat

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi

Dari diskusi yang dilakukan melalui dalam mailing list reviewer DPT disebutkan beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabnya, antara lain besarnya ukuran kelas (jumlah

Skripsi dengan judul “Perbedaan Hasil Uji Bakteriologi Air Minum Isi Ulang dengan Air Minum PDAM di Kota Surakarta” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

• Perseroan akan membuka tujuh pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi. Pembangunan tujuh pabrik baru tersebut merupakan bentuk kerjasama dengan Mitsubushi Jepang

Penurunan kinerja karyawan kantor distribusi PT.PLN (Persero) Jawa Barat dan Banten di kota Bandung, terjadi karena kesenjangan antara target kerja dengan hasil