• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/25 Penanganan Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Penambangan Berbasis Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1/25 Penanganan Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Penambangan Berbasis Masyarakat"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1/25

Penanganan Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Penambangan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Blora

Nama Diklat : Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VII

Tahun : 2017

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota

Cluster inovasi : Kehutanan & Lingkungan Hidup Inovator : Ir. Dewi Tedjowati

Jabatan : Kepala Dinas Lingkungan Hidup Instansi : Kabupaten Blora

Latar Belakang

1. LATAR BELAKANG

2. 1. Gambaran Umum

Arah pembangunan Negara Indonesia telah dirumuskan melalui penetapan Visi dan Misi yang dicanangkan oleh Presiden RI melalui Nawacita yang telah menetapkan 9 (sembilan) prioritas pembangunan, yaitu:

1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka Negara Kesatuan.

4. Menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermanfaat dan terpercaya.

(2)

2/25

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domistik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

9. Memperbaiki ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

Dari 9 (sembilan) agenda pembangunan tersebut selanjutnya diterjemahkan ke dalam RPJMN 2015-2019 yang terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu Agenda Pembangunan Nasional, Agenda Pembangunan Bidang dan Agenda Pembangunan Wilayah.

Prioritas Pembangunan Nasional diarahkan pada:

1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

2. Pendidikan

3. Kesehatan

4. Penanggulangan Kemiskinan

5. Ketahanan Pangan

6. Infrastruktur

7. Iklim Investasi dan Iklim Usaha

(3)

3/25 8. Energi

9. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Bencana

11. Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi Teknologi

12. Priorita Lainnya Bidang Polhumkam

13. Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian

14. Prioritas lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat

15. Prioritas Dinas/Pendukung Tupoksi Dinas

Sedangkan Prioritas Pembangunan Provinsi Jawa Tengah adalah:

1. Mempercepat Penurunan Jumlah Penduduk miskin

2. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Berbasis pada Potensi Unggulan Daerah dan Berorientasi pada Ekonomi Kerakyatan

3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Masyarakat.

4. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Wilayah

5. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup serta Pengurangan Resiko Bencana

6. Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih (Clean Government) dan Tata Kelola Pemerintahan Yang baik (Good Governance)

(4)

4/25

7. Memantapkan Pelaksanaan Demokratisasi dan Kondusifitas Daerah

8. Prioritas Dinas / Pendukung Tupoksi

Merujuk Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa serta melakukan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak secara efektif, efisien dan saling menguntungkan dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.

Hal ini selaras dengan Tujuan dan Sasaran yang tercantum dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:

1. Tujuan

a. Memelihara Fungsi Lingkungan Hidup sebagai Penyangga Kehidupan

b. Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup selaras dengan Penerapan Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan

c. Mencapai Keselarasan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dengan penerapan Prinsip-prinsip Environmental Governance

2. Sasaran

a. Penurunan Beban Pencemaran Lingkungan (darat, air, udara dan tanah)

b. Penurunan Laju Kerusakan Lingkungan (sumber daya air, hutan dan lahan, keanekaragaman hayati serta ekosistem lainnya)

c. Terintegrasinya dan Diterapkannya Pertimbangan Pelestarian Fungsi Lingkungan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan serta Pengawasan Pemanfaatan Ruang dan Lingkungan.

(5)

5/25

d. Meningkatnya Kepatuhan Pelaku Pembangunan untuk Menjaga Kualitas Fungsi Lingkungan

e. Terwujudnya Peningkatan Kapasitas Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) Kabupaten Blora dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi

f. Terwujudnya Pengutamaan Prinsip-prinsip Tata Kepemerintahan yang baik dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup di Pusat dan Daerah.

2. 2. Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Blora Nomor 11 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora.

Tugas dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:

1. Tugas

Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Bupati di bidang Lingkungan Hidup.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Dinas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

a) Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

b) Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

(6)

6/25

c) Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d) Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

2.3. Struktur Organisasi dan Dukungan Sumber Daya

Dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya, Kepala Perangkat Daerah dibantu oleh 1 (satu) orang sekretaris, 4 (empat) Kepala Bidang dan 1 (satu) Kepala UPT Laboratorium Lingkungan.

Adapun Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:

Bagan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora

Gambar-1

1. Organisasi

1) Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:

Kepala Dinas, mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup.

a) Sekretariat, mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan program dan keuangan, umum dan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat dan organisasi serta pengkoordinasian perncanaandn pelaporan bidang di lingkungan Dinas.

Sekretariat terdiri dari:

§ Sub Bagian Program

(7)

7/25

§ Sub Bagian Keuangan

§ Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

b) Bidang Tata Lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan menyusun bahan kebijakan teknis, pembinaan, pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan inventarisasi, rencana perlindungan lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan hidup; kajian lingkungan hidup strategis, kajian dampak lingkungan dan pemeliharaan lingkungan.

Bidang Tata Lingkungan terdiri dari:

§ Seksi Inventarisasi, Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

§ Seksi Kajian Dampak Lingkungan

§ Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup.

c) Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, mempunyai tugas sebagian tugas Kepala Dinas dalam menyiapkan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan kebersihan, pengelolaan sampah dan limbah bahan berbahaya dan beracun.

Bidang Kebersihan, Pengelolaan Sampah dan Limbah Berbahaya dan Beracun terdiri dari:

§ Seksi Kebersihan

§ Seksi Pengelolaan Sampah

§ Seksi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

d) Bidang Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan menyusun bahan kebijakan teknis, pembinaan, pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan pemantauan lingkungan, pengendalian pencemaran lingkungan dan

pengendalian kerusakan lingkungan.

(8)

8/25

Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terdiri dari:

§ Seksi Pemantauan Lingkungan

§ Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan

§ Seksi Pengendalian Kerusakan Lingkungan

e) Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dalam merumuskan dan menyusun bahan kebijakan teknis, pembinaan, pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan pengendalian dan penyelesaian sengketa lingkungan, penegakan hukum lingkungan, penaatan dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup.

Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, terdiri dari:

§ Seksi Pengendalian dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan

§ Seksi Penegakan Hukum Lingkungan

§ Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup

f) Unit Pelaksanaan Teknis Laboratorium Lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dan pelayanan pengujian kualitas lingkungan, baik kualitas air maupun kualitas udara sebagai bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan dibantu oleh Kepala Tata Usaha dan Analisa Laboratorium.

2. Dukungan Sumber Daya

a) ASN – Dinas Lingkungan Hidup berdasarkan Tingkat Pendidikan.

(9)

9/25 Gambar-2

Jumlah ASN-DLH berdasarkan Tingkat Pendidikan

b) ASN – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora berdasarkan kelompok Jabatan

Gambar 3

Jumlah ASN-DLH berdasarkan Jabatan

c) ASN – Dinas Lngkungan Hidup Kabupaten Blora berdasarkan

Jenis Kelamin

Gambar 4

Jumlah ASN-DLH berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin

(10)

10/25

d) ASN – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora berdasarkan usia

Gambar 5

Jumlah ASN-DLH berdasarkan Kelompok Usia

(11)

11/25

Tabel 1

Identifikasi Permasalahan Terkait Pemilihan Judul

No Kondisi Permasalahan Saat Ini Kondisi Ideal Yang seharusnya Faktor Penyebab Upaya Perbaikan (Inovasi)

1.

Beberapa Regulasi terkait dengan Perlindungan, Penanganan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup belum ada

Harus dibuatkan Peraturan Bupati yang terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Keterbatasan pengetahuan SDM tentang permasalahan hukuman Perlu Peraturan Bupati terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. Belum adanya PPNS Lingkungan Hidup dan PPHD Telah memiliki PPNS dan PPLHD Belum adanya uji kompetensi mengenai PPNS Lingkungan dan PPLHD Menugaskanmengikuti uji kompetensi terkait dengan pengawasan

3. Monitoring dan Evaluasi terhadap pemilik Ijin penambangan belum dilaksanakan secara rutin Harus dilakukan Monev dan Pembinaaan terhadap pemegang Ijin Penambangan secara rutin Keterbatasan SDM dan Anggaran Monitoring dan evaluasi dilakukan bersamaan dengan pengujian baku mutu lingkungan

4. Belum pernah dilakukan upaya penanganan kerusakan lingkungan di bekas penambangan liar Harus ada pengembalian fungsi lahan di bekas galian penambangan galian gol.C Keterbatasan SDM dan Anggaran Mengikut sertakan peran /aktif (partisipasi) masyarakat dan sector swasta (CSR) untuk melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

2.4. Hasil Visitasi

Selain bahan-bahan kuliah yang ada di kelas maka untuk melengkapi bahan penyusunan Rancangan Proyek Perubahan dalam kurikulum pembelajaran di DIKLATPIM II Angkatan VII dilengkapi dengan pelaksanaan Visitasi, antara lain:

(12)

12/25

1. Visitasi Integritas Wawasan Kebangsaan dengan lokus Museum Yogjakarta Kembali (Monjali) dan Benteng Vredeburg.

2. Visitasi Inovasi . dengan lokus PT Sido Muncul

3. Visitasi Kepemimpinan Nasional dengan lokus Desa Bingkat Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

1. Visitasi ke Museum Yogjakarta kembali dan Benteng Vredeburg

Dari visitasi ini di dapatkan nilai-nilai integritas dan wawasan kebangsaan yang luar biasa dari beberapa pahlawan pelaku sejarah dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Integritas dan wawasan kebangsaan merupakan bagian yang sangat penting dan fundamental yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, agar setiap melakukan inovasi dan terobosan selalui berorientasi untuk kepentingan kesatuan bangsa dan negara.

2. Visitasi ke PT Sido Muncul

Dari hasil Visitasi ke PT Sido Muncul, sebagai perusahaan swasta yang bergerak di bidang jamu herbal, didapatkan beberapa hal terkait dengan penyusunan proyek perubahan adalah:

- PT Sido Muncul berkembang, maju dan unggul tidak lepas karena terus melakukan Perubahan, pembaharuan dan inovasi-inovasi.

- Inovasi dan perbaikan dilakukan setiap saat dan telah menjadi budaya perusahaan.

- Dalam mengembangkan usahanya PT Sido Muncul melakukan terobosan di berbagai usaha mulai yang terkait langsung dengan produk maupun yang tidak terkait langsung.

- Untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman selalu dilakukan penyegaran-penyegaran baik melalui olah raga bersama, membangun religi bersama dan

(13)

13/25

berwisata bersama.

3. Visitasi ke Desa Bingkat Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai

Dari Visitasi ke Desa Bingkat, Kecamatan Serdang Bedagai, kita dapatkan beberapa hal terkait dengan penyusunan Proyek perubahan, antara lain:

- Peran pemimpin sebagai kepala desa yang sangat menonjol, terutama mendorong pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi melalui SID (Sistem Informasi desa) dan SisKeuDes (Sistem keuangan Desa). Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga masyarakat untuk berperan aktif, mengeluarkan ide, gagasan dan peluang demi memajukan desanya.

- Gaya kepemimpinan Kepala Desa yang menerapkan pola keterbukaan, transparansi serta demokratis dalam menyerap aspirasi warga dan menjunjung tinggi mufakat. Memegang teguh integritas dan taat kepada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Cara Kepala Desa memimpin warganya memerankan gaya kepemimpinan transformatif dengan menerapkan falsafah ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.

- Dalam rangka menjaga lingkungan Desa yang bersih, sejuk dan sehat serta sebagai upaya nyata menanggulangi kerusakan lingkungan, telah diatur dengan Peraturan desa Bingkat Nomor 3 Tahun 2016 tentang Partisipasi Warga desa dalam Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan. Bentuk partisipasi warga desa adalah dengan melakukan penanaman pohon baik ditempat Ruang Terbuka Hijau (RTH), Turus jalan maupun di pekarangan warga desa itu sendiri.

2.5. Analisa Organisasi

Berdasarkan kondisi organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora, seperti diatas selanjutnya dilakukan analisis organisasi agar menjadi Dinas yang mempunyai integritas yang tinggi berwawasan dan berinovasi melalui pengamatan beberapa elemen dan informasi yang kami peroleh baik internal maupun eksternal, dengan menggunakan “Model 7S’s Mc. Kinsey”

Gambar 6

(14)

14/25

Diagram “Model 7S’s Mc. Kinsey”

Gaya Kepemimpinan

K

Kompetensi

K

(15)

15/25

Personil Jumlah

K

Struktur

K

Nilai Organisasi

K Sistem

K

(16)

16/25

Strategi

K

(17)

17/25

Analisis dilakukan dengan melibatkan semua elemen organisasi yang terdiri dari pejabat struktural semua eselon dan staf melalui berbagai diskusi.

Adapun hasil analisis organisasi adalah sebagai berikut:

Tabel-2

Hasil Diagnose Reading Organisasi DLH –Kabupaten Blora

Soft Elemen

Kondisi Soft Elemen

Dukungan antar soft elemen Dukungan soft elemen terhadap hard elemen Soft elemen yang paling perlu diintervensi

(18)

18/25

Nilai Bersama

(Share Value)

Loyalitas terhadap pimpinan & rasa kekeluargaan cukup tinggi

Kerjasama antar bidang masih kurang.

Masih kurang disiplin, lamban dan kurang bertanggung-

Jawab

Masih adanya ego program.

Kurangnya waskat di masing-masing pimpinan

Perlu kerjasama yang baik antar bidang

Peningkatan disiplin dan tanggung jawab.

Ketrampilan

(Skill)

Pengelolaan SDM dan pengembangan skill belum berbasis kompetensi Kurang inovasi Perlu pemilihan ketrampilan yang tepat.

Gaya

(Style)

Gaya Kepemimpinan bersifat partisipatif, transformatif, akomodatif, demokratif. Lebih pada berada pada zona nyaman

Situasional tergantung masalah yang sedang dihadapi

Staf

(Staff)

Kualitas maupun kuantitas SDM sangat terbatas

Kompetensi staf dan profil jabatan belum seluruhnya match

Efisiensi penggunaan SDM Optimalisasi SDM yang ada

Kualitas dan kuantitas staf, disiplin dan rasa tanggungjawab perlu mendapatkan perhatian

Hard ElemenKondisi Hard Elemen

Dukungan antar hard elemen Dukungan hard elemen dengan shared values Soft elemen yang paling perlu disesuaikan

(19)

19/25 Startegi

(Strategy)

Pencapaian Target program belum sesuai RPJMD dan Renstra

Keterlibatan Pihak ke III dan peran masyarakat masih rendah

Strategi belum sepenuhnya didukung oleh Sistem Masih adanya budaya ewuh pekewuh untuk menyampaikan ide, saran, masukan yang bersifat membangun

Perlu strategi untuk mencapai tujuan dengan membentuk tim terpadu dengan melibatkan pihak ketiga (sektor swasta) dan partisipasi masyarakat

Struktur

(Structure)

Struktur organisasi adalah birokrasi

Tugas-tugas dikelompokan kedalam bidang-bidang

Wewenang terpusat

Rentang kendali yang sempit

Pengambilan keputusan mengikuti pimpinan

Belum sepenuhnya didukung oleh sistem

(20)

20/25

Sistem

(System)

Pembagian kerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing bidang

Belum melibatkan peran serta masyarakat dan mitra kerja (sektor swasta)

Sistem kepegawaian, keuangan, pelaporan masih gabungan antara manual dan elektronik, mengikuti program Kabupaten

Keterbatasan SDM di bidang IT dan pembagian tugas yang belum merata. Kegiatan belum bisa berjalan maksimal

(21)

21/25

Kesimpulan dari hasil Diagnostic Reading adalah:

Bahwa permasalahan utama ada di staff pada soft elemen staf dan strategi pada hard elemen, sehingga perludilakukan diintervensi melalui inovasi-inovasi.

Manfaat

1. MANFAAT

Dampak yang diharapkan dari Proyek Perubahan setelah kondisi perubahan, adalah:

a. Berfungsinya kembali lahan yang rusak akibat penambangan galian golongan C di Kabupaten Blora.

b. Berubahnya cara pandang, inisiatif dan kepedulian Aparatur (ASN) dalam menjaga lingkungan.

c. Kesadaran masyarakat dalam ikut serta mengendalikan dan menjaga lingkungan.

d. Komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri, komunitassetempat maupun masyarakat pada umumnya.

e. Meningkatnya taraf hidup kesejahteraan masyarakat.

Milestone

1. PENTAHAPAN (MILESTONE)

(22)

22/25

Untuk mencapai tujuan maka ditetapkan tahapan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3

Tahapan Pelaksanaan Proyek Perubahan

NO

TAHAPAN UTAMA

(MILESTONE)

OUTPUT TAHAPAN

WAKTU

(Mg/Bl/Th) TAHAP JANGKA PENDEK

1.

Membangun Persamaan Persepsi internal dan stakeholder

Pemahaman Rancangan Proper Minggu ke IV April 2017

2. Pembentukan Tim Efektif

Terbentuknya Tim Efektif beserta uraian tugasnya Minggu ke I s/d II

Mei 2017

3. Identifikasi Kerusakan Lahan dan Tindak Lanjut Penanganan

Daftar Inventarisasi Kerusakan Lahan & Rencana Penanganan Minggu ke I

Mei 2017

(23)

23/25

4.

Menentukan Lokasi Pilot Project dan Merencanakannya

Lokasi Pilot Project

Minggu ke

I s/d II

Mei 2017

5.

Pembagian Peran Pemerintah, Masyarakat, Sektor Swasta (Perusahaan)

Pembagian Tugas, Kewenangan dan Tanggung Jawab

Minggu ke-II

Mei 2017

6. Pelaksanaan Pilot Project

Reklamasi/Rehabilitasi dan Pemanfaatan lahan seluas 0,30 - 0 ,50 Ha Minggu ke III

Mei 2017

7.

Membuat Peraturan Bupati dan Kesepakatan Kerjasama (MoU) Peraturan Bupati dan

Naskah MoU

Minggu ke II

Mei 2017

8. Monitoring & Evaluasi

Laporan Hasil Kegiatan Proyek Prubahan Tahap Jangka Pendek Minggu ke V

Juni 2017 TAHAP JANGKA MENENGAH

1. Identifikasi Kerusakan Lahan

Data kerusakan lahan di Pegunungan Kendeng Selatan

Minggu II Agustus 2017

2. Perencanaan Penanganan Kerusakan Lahan

Perenc. Infrastruktur dan perencanaan kegiatan pengembalian fungsi lahan

Mg. II Agustus s/d II September 2017

(24)

24/25

3. Membangun Komitmen Kemitraan dengan sektor swasta

MoU Pemerintah dengan Sector swasta dan partisipasi masyarakat

Mg. ke III September 2017

4. Pelaksanaan Penanganan Kerusakan lahan Pekerjaan Fisik Mg. ke III September 2017 s/d Mg. II Februari 2018

5. Monitoring dan Evaluasi

Laporan Pengembalian fungsi lahan Pegunungan Kendeng Selatan& Tahap II & Tahap Jangka Pendek

Mg.II Februari 2018

TAHAP JANGKA PANJANG

1. Identifikasi kerusakan lahan se Kabupaten Blora yang belum tertangani

Data kerusakan lahan se Kabupaten Blora yang belum tertangani

Mg. ke III s/d Mg.ke V Maret 2018

2. Perencanaan Penanganan Kerusakan Lahan

Perenc. Infrastruktur dan perencanaan kegiatan pengembalian fungsi lahan se Kabupaten Blora

Mg. ke V Maret s/d Mg. ke III Mei 2018

3. Membangun Komitmen Kemitraan dengan sektor swasta

MoU Pemerintah dengan Sector swasta dan partisipasi masyarakat

Mg. ke IIII Mei 2018

4. Pelaksanaan Penanganan Kerusakan lahan Pekerjaan Fisik Mg. ke IV Mei 2018 s/d Mg. ke II Februari 2019

5. Monitoring dan Evaluasi

Laporan Pengembalian fungsi lahan se Kabupaten Blora& Tahap Jangka Menengah

Mg. III Februari 2019

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 07 Jun 2022 23:06:23

(25)

25/25

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan dengan judul:

Variabel pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan daerah tempat tinggal pada karakteristik

Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan maka tingkat pengendalian terhadap tindakan manajemen sangat tinggi

Dalam perijinan terkait pembukaan usaha Greeny Satay, Greeny Satay akan melakukan perijinan ke pemilik dari tempat yang akan disewa yang nantinya sebagian dari tempat

Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sektor-sektor ekonomi apa saja yang paling strategis dan potensial

Besarnya peluang atau kecenderungan perubahan kualitas hidup, perilaku dan pengetahuan bahwa intervensi edukasi palliative care memberikan pengaruh (affect)

Umumnya rumah tradisional Banjar dibangun dengan ber-anjung (ba-anjung) yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama karena itu disebut

Sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi adalah positif yang artinya yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan kewirausahaan terhadap