7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur
Adapun pengertian prosedur menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Menurut M. Nafarin (2007) Suatu prosedur adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. Prosedur biasanya terdiri atas bagian alur (flowchart) formulir dan uraian tugas.
Menurut Maryati (2008) menyatakan bahwa prosedur merupakan serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah- langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Menurut Laksmi (2017) Prosedur adalah langkah-langkah yang berurutan, yang merupakan mekanisme kerja dari suatu sistem, dan memberikan tuntunan (guide lines) kepada karyawan- karyawannya dalam hubungannya dengan: siapa yang mengerjakan; apa yang dikerjakan; bagaimana mengerjakannya;
kapan dikerjakan.
Dalam buku Ida Nuraida (2008) Prosedur menurut Moekijat adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan) melakukan suatu pekerjaan; berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, dimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
Dengan demikian dalam buku Ida Nuraida (2008) dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan
1) Metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas- aktivitas yang akan datang. commit to user
8
2) Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu, dan 3) Pedoman untuk bertindak.
Menurut Ida Nuraida (2008) dalam penulisan prosedur untuk membuat pedoman kerja diperlukan cara yang efektif dan efisien bagi setiap perusahaan. Cara/prosedur yang dimaksud ialah:
1) Deskriptif
Deskriptif adalah cara yang paling sederhana dalam membuat prosedur yang tidak menggunakan simbol- simbol khusus deskriptif.
2) Chart
Prosedur kerja dalam bentuk gambar atau simbol dibuat agar mudah dipahami dan mudah diterapkan dalam pekerjaan. Informasi yang disajikan secara visual mempermudah analisis kerja dan komunikasi. Menurut Ida Nuraida (2008) penulisan Prosedur dengan chart adalah :
a) Gambar/skema
Gambar/Skema biasanya digunakan pada perusahaan assembling. ACE hardware, IKEA, dan lain sebagainya. Memuat gambar-gambar mengenai panduan cara memakai dan melepaskan alat bagi konsumen.
b) Arus pergerakan dokumen (document flow chart) Menunjukkan perpindahan formulir-formulir kantor dari satu bagian ke bagian lain.
c) Proses kegiatan
Proses kegiatan melewati bagian/departemen. Dengan demikian dapat terjadi beberapa proses dalam bagian yang sama. Jadi yang menjadi perhatian penting bukan dokumen dan bagian, melainkan proses pelaksanaan suatu prosedur kerja. Namun dalam bagian ini belum commit to user
9
jelas penanggungjawab untuk setiap proses.
Dari penjelasan menurut beberapa ahli mengenai prosedur, penulis menyimpulkan bahwa prosedur merupakan serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan aktivitas dari langkah- langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang memberikan tuntunan atau pedoman kepada karyawan guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam untuk tujuan tertentu, bisa dalam bentuk deskriptif atau menggunakan gambar atau simbol.
2. Penerbitan
Kata dasar dari penerbitan adalah terbit, arti kata terbit menurut KBBI adalah:
a. Arti kata terbit adalah timbul, naik, keluar (tentang bulan, matahari)
Contoh: Matahari terbit di sebelah timur
b. Arti kata terbit adalah bangkit (tentang perasaan dan sebagainya) Contoh: Terbit marahnya setelah mengetahui bahwa kopernya tidak ada dalam kamar tempat ia menginap, terbit pikiran jahatnya
c. Arti kata terbit adalah keluar untuk diedarkan (tentang surat kabar, buku, dan sebagainya)
Contoh: Mingguan itu terbit tiap-tiap kamis, cetakan kedua akan segera terbit
d. Arti kata terbit adalah mulai memancar (tentang mata air dan sebagainya)
Contoh: Dari celah batu-batu padas itu terbit mata air panas yang mengandung belerang
e. Arti kata terbit adalah mulai keluar (tentang air mata, peluh, dan sebagainya)
Contoh: Keringat dingin selalu terbit selama ia menderita sakit perut itu commit to user
10
f. Arti kata terbit adalah mulai timbul atau datang (dari) Contoh: Wabah kolera terbit di daerah-daerah yang terkena banjir Arti kata penerbitan menurut KBBI adalah:
a. proses, cara, perbuatan menerbitkan
contoh: „penerbitan majalah dinding di sekolah itu diawasi oleh guru bahasa Indonesia‟
b. pemunculan;
c. urusan (pekerjaan dan sebagainya) menerbitkan (buku dan sebagainya)
contoh: “dalam penerbitan ini sengaja dimuat foto pelajar teladan dalam organisasi”
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan arti dari penerbitan adalah kegiatan atau proses atau cara dalam menyiapkan, menyunting, menghasilkan, mengeluarkan, mengedarkan dan menyebarluaskan suatu buku atau dokumen dan sebagainya untuk kepentingan umum. Penerbitan merupakan kegiatan yang memerlukan proses yang panjang.
3. Akta
Menurut Subekti(2005), akta berbeda dengan surat, yaitu suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani.
Menurut Sudikno Mertokusumo(1999) Akta mempunyai 2 (dua) fungsi penting yaitu akta sebagai fungsi formal yang mempunyai arti bahwa suatau perbuatan hukum akan menjadi lebih lengkap apabila di buat suatu akta. Fungsi alat bukti yaitu akta sebagai alat pembuktian dimana dibuatnya akta tersebut oleh para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian di tujukan untuk pembuktian di kemudian hari.
Akta menurut KBBI adalah surat tanda bukti berisi pernyataan (keterangan, pengakuan, keputusan, dan sebagainya) tentang peristiwa hukum yang dibuat menurut peraturan yang berlaku, commit to user
11
disaksikan dan disahkan oleh pejabat resmi.
A.Pitlo (1978) mengartikan akta adalah sebagai surat-surat yang ditandatangani dibuat untuk dipakai sebagai bukti, dan untuk dipergunakan oleh orang, untuk keperluan siapa surat itu dibuat.
Kemudian menurut Sudikno Mertokusumo (2002) bahwa akta adalah surat yang diberikan tanda tangan, yang memuat peristiwa- peristiwa yang menjadi dasar dari pada suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula dengan sengaja untuk pembuktian.
Bertitik tolak dari defenisi tersebut diatas, jelaslah bahwa tidaklah semua surat dapat disebut akta, melainkan hanya surat- surat tertentu yang memenuhi syarat-syarat tertentu pula baru dapat disebut akta. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi supaya suatu surat dapat disebut akta adalah :
1) Surat itu harus ditandatangani
2) Surat itu harus memuat peristiwa yang menjadi dasar suatu hak atau perikatan
3) Surat itu diturunkan sebagai alat bukti
Akta adalah suatu tulisan yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa dan ditandatangani pihak yang membuatnya.
Berdasarkan ketentuan pasal 1867 KUH Perdata suatu akta dibagi menjadi 2 (dua), antara lain:
1) Akta di bawah tangan (Onderhans)
Akta yang dibuat tidak di hadapan pejabat yang berwenang atau Notaris. Akta ini yang dibuat dan ditandatangani oleh para pihak yang membuatnya. Apabila suatu akta di bawah tangan tidak disangkal oleh Para Pihak, maka berarti mereka mengakui dan tidak menyangkal kebenaran apa yang tertulis pada akta di bawah tangan tersebut, sehingga sesuai pasal 1857 KUH Perdata akta di bawah tangan tersebut memperoleh kekuatan pembuktian commit to user
12
yang sama dengan suatu Akta Otentik.
2) Akta resmi (Otentik)
Akta Otentik ialah akta yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang yang memuat atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh pejabat umum pembuat akta itu. Pejabat umum yang dimaksud adalah notaris, hakim, juru sita pada suatu pengadilan, pegawai pencatatan sipil, dan sebagainya. Suatu akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna bagi para pihak beserta seluruh ahli warisnya atau pihak lain yang mendapat hak dari para pihak. Sehingga apabila suatu pihak mengajukan suatu akta otentik, hakim harus menerimanya dan menganggap apa yang dituliskan di dalam akta itu sungguh-sungguh terjadi, sehingga hakim itu tidak boleh memerintahkan penambahan pembuktian lagi. Suatu akta otentik harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Akta itu harus dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum.
b. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang.
c. Pejabat umum oleh atau di hadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai wewenang untuk membuat akta itu Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan arti dari akta adalah surat tanda bukti yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang yang berisi pernyataan (keterangan, pengakuan, keputusan, dan sebagainya) tentang peristiwa hukum yang dibuat menurut peraturan yang berlaku, yang disaksikan, disahkan atau ditandatangani oleh pejabat resmi.
4. Akta Kelahiran
Dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan commit to user
13
dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2012 Tentang Pedoman Percepatan Kepemilikan Akta Kelahiran Dalam Rangka Perlindungan Anak, Akta Kelahiran adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana pencatatan sipil yang berisikan catatan resmi tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak, dan nama orang tua anak, serta status kewarganegaraan anak.
Akta Kelahiran adalah dokumen hukum yang sangat penting untuk mengawal kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak.
Selain itu kepemilikan Akta Kelahiran dibutuhkan untuk menjamin status diri anak dihadapan hukum, dan memastikan bahwa identitasnya tidak dimanipulasi. Dengan demikian, Akta Kelahiran merupakan pemenuhan hak anak, sementara pada sisi lain,merupakan upaya perlindungan bagi anak.
Berdasarkan prinsip, asas dan norma tentang pencatatan kelahiran, maka pemenuhan hak identitas anak melalui pembuatan Akta Kelahiran paling tidak memiliki lima fungsi, yaitu
a. Memberikan bukti fakta mengenai adanya kelahiran seseorang dan
b. Fakta yang berkaitan dengan kelahiran itu, termasuk orang tua kandungnya atau situasi ketika ia merupakan anak temuan;
c. Memberikan identitas dasar berupa nama, baik nama diri maupun nama keluarga (bila ada);
d. Memberikan perlindungan dasar berupa status kewarganegaraan anak tersebut;
e. Memberikan bukti usia seseorang melalui tanggal kelahirannya untuk menegakkan haknya saat mencapai usia tertentu; dan
f. Memberikan bukti tempat kelahiran dan tempat commit to user
14
pencatatan kelahiran seseorang untuk keperluan pembuktian administrasi.
Akta Kelahiran bagi anak sangat penting sebagai salah satu bukti pemenuhan hak anak oleh Negara, dan memiliki manfaat bagi anak di kemudian hari. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menjamin kepastian hukum terkait nama, kewarganegaraan, asalusul, dan usia anak sehingga bisa menghindari manipulasi data dalam berbagai bidang hukum perdata, keluarga, waris dan hukum publik;
b. Merupakan bukti adanya hubungan hukum antara anak dan orangtua kandungnya,yang mempunyai akibat hukum terhadap hak dan kewajiban anak dengan orang tua secara timbal balik. Dari segi hukum keluarga dan hukum waris, akta kelahiran merupakan bukti status hukum seseorang sebagai subjek hukum individu;
c. Merupakan bukti adanya hubungan hukum antara anak dan orangtua kandungnya,yang mempunyai akibat hukum terhadap hak dan kewajiban anak dengan orang tua secara timbal balik. Dari segi hukum keluarga dan hukum waris, akta kelahiran merupakan bukti status hukum seseorang sebagai subjek hukum individu;
d. Merupakan bukti adanya hubungan hukum antara anak dan orangtua kandungnya,yang mempunyai akibat hukum terhadap hak dan kewajiban anak dengan orang tua secara timbal balik. Dari segi hukum keluarga dan hukum waris, akta kelahiran merupakan bukti status hukum seseorang sebagai subjek hukum individu;
e. Memudahkan anak mengikuti pendidikan formal dan juga memperoleh ijazah kelulusan;
f. Memudahkan anak mengikuti kegiatan kompetisi commit to user
15
olahraga, seni dan budaya yang didasarkan kepada kelompok usia;
g. Mencegah munculnya pekerja anak dibawah usia yang diperbolehkan bekerja yaitu 15 tahun terutama pada jenis pekerjaan yang terlarang bagi anak atau yang sering diistilahkan sebagai bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak;
h. Mencegah dilangsungkannya pengadilan terhadap anak dibawah usia yang diperbolehkan menempuh persidangan (12 tahun); dan
i. Mencegah terjadinya manipulasi usia, eksploitasi, kekerasan, dan diskriminasi terhadap anak, perdagangan anak, pernikahan dini pengangkatan anak ilegal ataupun tindakan pelanggaran perlindungan anak lainnya, khususnya bagi anak yang berada padakegiatan pengasuhan alternatif di lembaga masyarakat dan keorganisasian lain yang menjadi pengasuh, wali, pendamping, pembimbing agama, pendidik atau praktisi penanganan masalah anak, termasuk yang menangani anak berkebutuhan khusus dan anak dari kelompok rentan.
Secara tidak langsung, melalui penerbitan Akta Kelahiran maka akurasi data yang dihimpun Pemerintah untuk keperluan pembangunan akan semakin tinggi, sehingga seluruh aspek pemenuhan hak dan perlindungan anak secara menyeluruh bisa dilaksanakan secara efektif dan optimal yang pada gilirannya akan berguna bagi anak bersangkutan.
Untuk memenuhi hak anak mendapatkan Akta Kelahiran, pemerintah menjalankan pencatatan kelahiran melalui pembuatan Register Akta Kelahiran yang bertujuan memastikan pencantuman nama, kewarganegaraan, tanggal kelahiran dan asal commit to user
16
usul anak. Selain itu pemerintah membuatkan juga Kutipan Akta Kelahiran yang selanjutnya diserahkan bagi anak bersangkutan.
Keseluruhan proses mulai dari pemasukan data atau laporan kelahiran seseorang, pencantuman dalam Register Akta Kelahiran hingga penerbitan Kutipan Akta Kelahiran itu disebut sebagai Pencatatan Kelahiran. Dengan demikian, kewajiban Pemerintah dalam pencatatan kelahiran mencakup seluruh anak yang lahir di Indonesia dan anak Indonesia yang lahir di luar negeri, agar hak identitas mereka terpenuhi.
Akta Kelahiran adalah suatu akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan dengan adanya kelahiran dalam rangka memperoleh atau mendapat kepastian terhadap kedudukan hukum seseorang, maka perlu adanya bukti-bukti yang otentik yang mana sifat bukti itu dapat dipedomani untuk membuktikan tentang kedudukan hukum seseorang itu.
Akta kelahiran dicatat dan disimpan di kantor Catatan Sipil dan Kependudukan. Akta kelahiran juga mempunyai arti penting bagi diri seorang anak, tentang kepastian hukum si anak itu sendiri. Mengenai pelaporan kelahiran, diatur dalam Undang- undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 27 yang menyebutkan bahwa:
1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran.
2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pejabat pencatatan sipil mencatat pada registrasi akta kelahiran dan menerbitkan kutipan akta kelahiran.
Menurut Henry S. Siswosoediro (2008), Sebagai salah satu surat kependudukan, akta kelahiran yang dikeluarkan oleh kantor catatan sipil mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:
1) Menunjukkan hubungan hukum antara anak dan orang commit to user
17
tuanya secara sah di depan hukum, karena di dalam akta disebutkan nama bapak dan ibu dari si anak.
2) Merupakan bukti kewarganegaraan dan identitas diri awal anak yang dilahirkan dan diakui oleh Negara. Dengan adanya akta kelahiran ini, anak secara yuridis berhak mendapatkan perlindungan hak-hak kewarganegaraannya, seperti hak atas pendidikan, hak atas kesehatan, hak atas pemukiman, dan hak atas sistem perlindungan sosial.
Fungsi akta kelahiran dapat memberikan legalitas tentang anak tersebut. Baik formal maupun material, ini sangat penting untuk mencegah terjadinya pemalsuan identitas, kekerasan terhadap anak, perkawinan dibawah umur, pekerja anak. Fungsi lainnya untuk kepastian umur untuk sekolah, paspor, Ktp, dan hak politik pada pemilu.
Fungsi akta kelahiran untuk negara yaitu mengetahui data anak secara akurat di seluruh Indonesia untuk kepentingan perencanaan dan guna menyusun data statistik Negara yang dapat menggambarkan demografi, kecenderungan dan karaktaristik penduduk serta arah perubahan sosial yang terjadi.
5. Akta Kelahiran Massal
Dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2012 Tentang Pedoman Percepatan Kepemilikan Akta Kelahiran Dalam Rangka Perlindungan Anak, Akta Kelahiran adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana pencatatan sipil yang berisikan catatan resmi tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak, dan nama orang tua anak, serta status kewarganegaraan anak.
Arti kata massal menurut KBBI adalah mengikutsertakan atau melibatkan orang banyak.
Jadi akta kelahiran massal adalah dokumen resmi yang diterbitkan commit to user
18
oleh instansi pelaksana pencatatan sipil yang berisikan catatan resmi tentang tempat dan waktu kelahiran anak, nama anak, dan nama orang tua anak, serta status kewarganegaraan yang diterbitkan secara massal, karena melibatkan orang banyak. Akta kelahiran massal ini program yang digarap oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri yang diberi nama “PENCAK SILAT” atau Pencatatan Akta Catatan Sipil Bagi yang Terlambat yang merupakan program yang bertujuan untuk melakukan pencatatan akta kelahiran, khusus bagi yang terlambat, dan dilakukan secara jemput bola.
6. Prosedur Penerbitan Akta Kelahiran Massal
Prosedur Penerbitan Akta Kelahiran Massal adalah serangkaian tahapan-tahapan atau urut-urutan aktivitas dari langkah-langkah yang saling terkait dalam menerbitkan Akta Kelahiran Massal. Prosedur penerbitan akta kelahiran massal ini bersumber dari wawancara dengan Kepala Seksi Kelahiran di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, dan juga berdasar pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2012 Tentang Pedoman Percepatan Kepemilikan Akta Kelahiran dalam Rangka Perlindungan Anak dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2018 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
B. Metode Pengamatan 1. Lokasi Pengamatan
Pengamatan ini dilaksanakan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri yang beralamatkan di Jl. Super Semar No.112, Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur.
Pengamatan ini dilakukan dalam kurun waktu satu bulan terhitung mulai tangggal 1 Agusutus 2019 sampai dengan 30 Agustus 2019. Alasan pengamat memilih lokasi pengamatan di commit to user
19
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri adalah karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri memiliki kriteria yang cocok dengan pengamatan Tugas Akhir pengamat. Selain itu pengamat juga mendapatkan ijin untuk melaksanakan kegiatan magang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri sehingga pengamat bisa memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan tema Tugas Akhir yang diambil pengamat.
Pengamat melakukan pengamatan khusus di bidang Akta Kelahiran Massal. Alasan khusus mengapa pengamat melakukan pengamatan pada bidang tersebut adalah karena pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri sendiri sedang membutuhkan tenaga lebih untuk mengerjakan Akta Kelahiran Massal yang sedang dicanangkan oleh Dinas Kependukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri, selain itu juga pengamat tertarik untuk mengetahui bagaimana prosedur penerbitan Akta Kelahiran Massal di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Kediri.
2. Jenis Pengamatan
Metode pengamatan yang dilakukan berdasarkan pokok permasalahan yang terjadi yaitu untuk mengetahui bagaimana prosedur penerbitan Akta Kelahiran Massal pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kota Kediri. Jenis pengamatan yang dilakukan oleh pengamat yaitu dengan menggunakan pengamatan langsung. Menurut (Sugiyono, 2007) menjelaskan bahwa dimana pengamat terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data.
Dengan pengamat ikut berperan langsung di lapangan dan mengetahui kenyataan-kenyataan dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dengan prosedur penerbitan Akta Kelahiran Massal commit to user
20
diharapkan keakuratan data dapat dipertanggungjawabkan dan dijelaskan secara terperinci.
3. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2014) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling startegis dalam penelitian maupun pengamatan, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar, data yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaan pengamatan ini dilakukan pengumpulan data dengan observasi, wawancara, serta mengkaji dokumen :
1) Observasi
Menurut Sugiyono(2013) observasi dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat, observasi aktif, dan partisipasi lengkap.
a. Partisipasi pasif yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
b. Partisipasi moderat yaitu ada kesembiangan antara peneliti menjadi orang dalam dan orang luar, pada beberapa kegiatan ikut berpartisipasi dan pada beberapa kegiatan lain, tidak ikut terlibat.
c. Partisipasi aktif yaitu peneliti ikut melakukan apa saja yang dilakukan narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
d. Partisipasi lengkap yaitu peneliti terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan oleh sumber data.
Dalam Penulisan Tugas Akhir penulis melakukan observasi partisipasi aktif. Penulis mengamati serta ikut melakukan apa saja yang dilakukan narasumber dalam proses penerbitan akta kelahiran massal di Dinas Kependudukan dan commit to user
21
Pencatatan Sipil Kota Kediri meskipun tidak semua kegiatannya dilakukan.
2) Wawancara
Arti kata wawancara menurut KBBI adalah:
a) tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi
b) tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan
c) tanya jawab peneliti dengan narasumber
Menurut Satori (2017) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.
Dalam melakukan pengamatan, penulis melakukan wawancara dengan narasumber, yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada Kepala Seksi Kelahiran pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri.
3) Mengkaji dokumen dan arsip
Pengertian dokumen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
a) Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian)
b) barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos
c) rekaman suara, gambar dalam film, dan sebagainya yang dapat dijadikan bukti keterangan
Menurut Bogdan dalam Sugiyono, (2014:83) hasil commit to user
22
penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel / dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Pada teknik dokumen dan arsip digunakan oleh penulis sebagai referensi atau acuan dengan mengkaji dan mempelajari dokumen pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri yang berhubungan dengan prosedur penerbitan akta kelahiran massal. Dokumen yang dimaksud bisa berupa dokumen persyaratan untuk pengajuan penerbitan Akta Kelahiran seperti formulir surat keteragan kelahiran dari pemohon, SPTJM pemohon, KTP dan KK pemohon dan juga bisa berupa Kutipan Akta Kelahiran yang telah dicetak oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri.
commit to user