HUBUNGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Sri Wahyu Andayani
Program Studi PKK JPTK FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Abstrak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan konsumsi makananan, status gizi terhadap prestasi belajar siswa SMA Angkasa Lanud Adi Sucipto Yogyakarta. Populasi berjumlah 213 siswa, diambil sebanyak 45% + 10% dengan teknik Stratified Proportional Random Sampling, sampel sebanyak 118 subyek. Pengumpulan data menggunakan lembar food frequency, status gizi siswa menggunakan observasi pengukuran antropometri (BB/U), prestasi belajar dengan dokumentasi nilai. Teknik analisis menggunakan korelasi parsial jenjang pertama untuk hipotesis pertama dan kedua, sedangkan hipotesis ketiga teknik analisis regresi ganda dua prediktor, yang didahului dengan uji persyaratan. Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar siswa, termasuk kategori cukup (55,6%), -kategori baik (29,6%), kategori rendah (14,8%). Analisis regresi menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara konsumsi makan, status gizi, dengan prestasi belajar sebesar Freg = 10,32l>Ft (0,05) = 3,08 R2 = 0,156. Berarti 15,6 % prestasi belajar dapat dijelaskan oleh kedua ubahan bebas. Besarnya sumbangan efektif =11,554, status gizi 4,009. Koefisisen korelasi jenjang pertama r1-y1= 0,280, r2-y2= 0,230, berarti ada hubungan positif dan signifikan antara konsumsi makan dengan prestasi belajar siswa, antara status gizi dengan prestasi belajar.
Kata Kunci: konsumsi makan, status gizi, prestasi belajar
Abstract. The research purpose was to understanding the relationship of meal con- sumption, nutrition status toward student’s study performance of Angkasa Lanud Adi Sucipto Yogyakarta High school. The population was amounted 213 students, this samples was gained by stratified proportional random sampling as much as 118 respondents. The data collection was using food frequency sheets, observation and documentation that appropriate with a serial of research variables. The data analysis for first and second hypothesis test was using partial correlation and the third hypothesis test was using multiple regressions with two predictors, that before tested its requirement. The research result was presenting student’s study performance included in average category (55,6%), good category (29,6%), and less category (14,8%). The regression analysis was presenting there is a significant relationship between meal consumption, nutrition status toward student’s study performance as much as Freg = 10,32l>Ft (0,05) = 3,08R2 = 0,156.The meaning was 15,6% of study performance can explained by both of independent converted. The amount of effective support = 11,554, nutrition status = 4,009. The first level of correlation coefficient r1-y1= 0,280, r2-y2= 0,230, the meaning that there was a positive and significant relationship between meal consumption with student’s study performance and between nutrition status with student’s study performance.
Keywords: meal consumption, nutrition status, study performance.
PENDAHULUAN
Kita telah memasuki era globalisasi at- au era perdagangan bebas yang ditandai de- ngan semakin menyatunya negara-negara di dunia sehingga batas-batas negara semakin kabur. Kondisi tersebut akan mengarah pada kehidupan masyarakat yang cenderung ber- corak individual, dan berorientasi pada pe- ngembangan serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang diarahkan pada upaya untuk penguasaan kebutuhan industri. Di sisi lain, penanganan industrialisasi sendiri sa- ngat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kadar penguasaan ilmu pe- ngetahuan dan teknologi.
Sebagai dasar bagi upaya peningkatan SDM, maka penguasaan Iptek perlu menjadi orientasi dan program yang simultan bagi setiap lembaga apapun, termasuk di dalam proses belajar mengajar di lembaga pendi- dikan/sekolah. Bentuk upaya peningkatan tersebut bisa dilaksanakan dengan mening- katkan prestasi belajar siswa di sekolah. Ci- ta-cita tersebut dapat diwujudkan melalui upaya yang dititikberatkan pada usaha pe- ningkatan mutu pendidikan. Pendidikan na- sional dikembangkan secara terpadu dan se- suai di berbagai jalur, jenis dan jenjang pen- didikan. Sarana dan prasarana pendidikan baik yang utama maupun pendukung perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan dan disebarluaskan secara merata agar dapat membantu terselenggaranya upaya pening- katan kualitas pendidikan yang sesuai de- ngan tuntutan objektif di masyarakat. Dalam proses belajar mengajar, kegairahan untuk belajar perlu mendapatkan perhatian serius untuk dapat menimbulkan hasil prestasi be- lajar yang baik.
Gizi merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional, karena gizi adalah salah satu komponen dalam peningkatan ku- alitas sumber daya manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa makanan yang bergizi perlu diberikan kepada anak usia sekolah yang nantinya akan berpengaruh terhadap intelegensi dan prestasi dalam belajarnya.
Prestasi merupakan buah dari resultan keterampilan yang terus terarah, wawasan yang meluas, karakter yang handal dan ber- kelimpahan serta memiliki kemauan dan ke- mampuan untuk mengatasi, mengadaptasi,
kemudian mengimplementasikannya (Kerry, 1995 :10). Sejauh mana prestasi seseorang dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam menyesuaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru, dan supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan, para peserta didik harus belajar dengan sungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh prestasi yang diharapkan.
Belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwa- riskan secara genetis. Pada dasarnya belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil la- ngsung dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir (Darsono, 2001).
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bah wa belajar adalah suatu proses perkemba- ngan dan perubahan kepribadian atau ting- kah laku yang dimanifestasikan sebagian po- la-pola respon baru dalam bentuk keteram- pilan, sikap dan kebiasaan, pengetahuan ke- cakapan ataupun suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh su- atu perubahan tingkah laku yang lebih baik secara keseluruhan dan terus-menerus, seba- gian hasil pengalamannya sendiri dalam in- teraksi dengan lingkungan sekitar.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah proses belajar menga- jar dilaksanakan, dengan titik tolak pada ha- sil evaluasi yang telah dicapai siswa dalam periode tertentu. Para ahli berbeda-beda da- lam merumuskan jenis-jenis prestasi belajar.
Berdasarkan pada tinjauan jenis belajarnya, Benyamin S. Bloom membagi jenis prestasi belajar ke dalam tiga ranah domain atau da- erah sasaran pendidikan, yaitu: ranah kog- nitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi belajar yang diperoleh dapat di- lihat dari nilai raport siswa pada bidang studi yang bersangkutan. Proses pemberian nilai (Grading) merupakan proses penerjemah skor hasil tes yang telah dikonversikan ke dalam klasifikasi evaluatif menurut norma atau kriteria yang relevan.
Status gizi adalah keadaan kesehatan gizi seseorang yang ditentukan oleh derajat kebutuhan zat-zat gizi yang diperoleh dari konsumsi pangan setiap harinya dan peng- gunaannya oleh tubuh sehingga mencapai derajat kesehatan gizi yang optimal. Peni- laian status gizi adalah membandingkan ke- adaan gizi menurut hasil pengukuran terha-
dap standar yang sesuai dengan individu at- au kelompok. Penilaian status gizi pada re- maja dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri, pemeriksaan klinis, riwayat gizi dan pemeriksaan biokimia. Pengukuran yang paling mudah dilakukan adalah secara antropometri, indikator antropometri paling banyak dilakukan untuk penentuan status gizi seseorang dengan berat badan (BB), ti- nggi badan (TB) atau panjang badan (PB), kadang-kadang digunakan pula ukuran ling- kar lengan atas (LLA), lingkar kepala (LK), dan tebal lipatan kulit (TLK).
Konsumsi adalah jumlah bahan makan- an yang setelah dimasak dan dihidangkan mengandung gizi yang memadai, kemudian dimakan dan ditelan (Soedarmo, 1995).
Konsumsi pangan atau makanan adalah jum- lah pangan (tunggal atau beragam) yang di- makan seseorang atau kelompok orang de- ngan tujuan tertentu. Dalam aspek gizi tu- juan mengkonsumsi makanan adalah untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlu- kan tubuh. Konsumsi makanan yang baik dan cukup secara kualitas dan kuantitas, arti- nya makanan yang dikonsumsi harus meng- andung semua zat-zat gizi esensial yang di- perlukan tubuh dalam jumlah yang mema- dai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk me- ngetahui hubungan konsumsi makanan dan status gizi dengan prestasi belajar secara parsial dan simultan.
METODE
Jenis penelitian ini merupakan peneliti- an ex post facto, karena data penelitian su- dah ada dan peneliti tinggal mengungkap atau menggalinya. Penelitian ditekankan pa- da konsumsi makan dan status gizi yang ber- hubungan dengan prestasi belajar. Penelitian dilakukan di SMA Angkasa Lanud Adi Su- cipto Yogyakarta dan dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih empat bulan.
Populasi penelitian adalah seluruh sis- wa SMA Angkasa Lanud Adi Sucipto Yog- yakarta berjumlah 213 (kelas I, II, dan III).
Penelitian ini tidak meneliti seluruh popu- lasi, tetapi hanya diambil sebagian dari po- pulasi penelitian. Sampel penelitian diambil secara acak atau random untuk tiap kelas (tingkat) disebut dengan Stratified Propor-
tional Random Sampling, karena populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homo- gen dan berstrata secara proporsional (Sugi- yono:2006-82). Adapun jumlah sampel ha- nya diambil 45% ditambah 10% sebagai ca- dangan apabila ada data yang rusak ataupun tidak kembali. Jadi jumlah seluruh sampel ada 118 responden. Alasan pengambilan sampel dengan teknik random sampling atau secara acak adalah agar sampel yang diper- oleh benar-benar representatif terhadap po- pulasi.
Variabel bebas dalam penelitian ini ad- alah konsumsi pangan dan status gizi, se- dangkan variabel terikat berupa prestasi be- lajar. Konsumsi makanan mengungkap ten- tang makanan dan minuman yang dikon- sumsi seseorang dalam jangka waktu ter- tentu. Makanan yang dikonsumsi adalah ma- kanan yang mengandung zat-zat gizi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Status gizi mengungkap keadaan sese- orang atau status kesehatan gizi seseorang yang dihasilkan dari konsumsi makanan dan minuman setiap harinya, penyerapan dan pe- nggunaan makanan ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi.
Status gizi, dalam penelitian ini ditentukan menggunakan pengukuran antropometri dan menggunakan riwayat nutrisi, yaitu dengan food frequency methode (frekuensi makan).
Prestasi belajar dapat diketahui melalui evaluasi yang dilakukan oleh guru berupa tes formatif dan sumatif. Tinggi rendahnya prestasi belajar bagi seseorang siswa ditun- jukkan oleh tinggi rendahnya prestasi nilai rata-rata semua mata pelajaran selama satu semester, hasil tersebut ditunjukkan dalam bentuk nilai yang ada di raport.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket, observasi dan dokumentasi. Konsumsi ma- kanan menggunakan kuesioner frekuensi makan. Indikator makanan yang dikonsumsi terdiri dari ragam konsumsi, frekuensi ma- kan serta jumlah zat makanan yang dikon- sumsi siswa, yaitu banyaknya konsumsi en- ergi, protein kalsium, dan zat besi yang tertera pada lembar food frequency. Ubahan status gizi siswa, diketahui dengan melaku- kan observasi siswa. Indikator pengukuran antropometri dengan melakukan penimbang- an terhadap berat badan siswa berdasarkan
berat badan menurut umur (BB/U). Prestasi belajar siswa diketahui dengan mengguna- kan dokumentasi raport.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah kuesioner yang disebar seba- nyak 118 set. Dari jumlah tersebut hanya kembali 116 set dan satu rusak, jadi totalnya ada 115 set. Jumlah ini telah sesuai dengan jumlah ketentuan minimal sampel yang dite- tapkan dalam metode penelitian. Dengan demikian kuesioner yang berjumlah 115 set telah mewakili 118 responden dan layak un- tuk dianalisis.
Secara umum dalam penelitian ditemu- kan siswa SMA Angkasa Lanud Adi Sucipto Yogyakarta prestasi belajarnya tergolong da- lam kategori cukup, yaitu 64 siswa (55,6%), sedangkan kategori baik 34 siswa (29,6%) dan kategori rendah 17 siswa (14,8%).
Apabila dibandingkan dengan nilai rata- rata observasi dan rata-rata ideal ternyata le- bih besar. Dengan demikian dapat disimpul- kan bahwa sebagian besar mencapai kategori cukup dan baik dalam prestasi belajarnya.
Hasil analisis regresi ganda menunjuk- kan adanya hubungan positif dan signifikan antara konsumsi makan dan status kesehatan gizi secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa, ternyata tidak menyimpang dari acuan teori maupun empirik. Ini mem- buktikan bahwa kedua prediktor secara ber- sama mempunyai daya prediksi yang cukup memadai. Hal ini menunjukkan betapa pen- tingnya konsumsi makanan bagi siswa yang akan diaplikasikan pada status gizinya. Ka- rena pada dasarnya untuk mencapai prestasi belajar siswa secara optimal dibutuhkan asu- pan konsumsi makanan yang baik dan ber- kualitas. Dengan asupan makanan yang ber- kualitas, maka akan mencapai status gizi yang baik serta akhirnya akan dicapai pre- stasi belajar yang baik pula.
Bila kedua ubahan prediktor dilihat dari bobot sumbangan efektifitasnya, sumbangan yang paling tinggi adalah konsumsi makan- an, yaitu 11.55%, sedangkan status gizinya yaitu 4,009%, dengan demikian prestasi be- lajar siswa dalam penelitian ini ditentukan oleh ubahan konsumsi makanan siswa. Ini dapat memberikan petunjuk bahwa konsum-
si makanan siswa merupakan salah satu fak- tor pendukung dalam prestasi belajar siswa, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa faktor lain yang mempengaruhi pres- tasi belajar siswa tentu masih ada.
Hasil evaluasi parsial menunjukkan ad- anya hubungan positif dan signifikan antara konsumsi makanan dengan prestasi belajar siswa. Ini berarti konsumsi makanan siswa mempunyai daya prediksi yang cukup me- madai. Semakin tinggi prestasi belajar anak, maka asupan konsumsi makanan pada siswa harus semakin baik. Seseorang yang diberi- kan konsumsi makanan yang baik akan da- pat berprestasi dalam belajar. Dengan demi- kian diharapkan dalam keluarga selalu mem- perhatikan asupan konsumsi makanan untuk anak, khususnya bagi anak yang sedang tumbuh untuk mendukung kegiatannya se- hari-hari, yaitu belajar sehingga diharapkan mendapatkan prestasi belajar.
Pada bagian lain dari hasil analisis ko- relasi parsial mewujudkan adanya hubungan positif dan signifikan antara status gizi de- ngan prestasi belajar siswa. Berarti status gi- zi mempunyai daya prediksi terhadap pres- tasi belajar anak. Semakin tinggi skor uba- han status gizi siswa akan sangat mendu- kung guna tercapainya prestasi belajar siswa secara optimal. Karena melalui status gizi yang tinggi siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi pula.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan. Pertama, hasil analisis diskripsi menunjukkan bahwa ubahan konsumsi ma- kan, status gizi, dan prestasi belajar siswa di SMA Angkasa Lanud Adi Sucipto Yogya- karta cenderung cukup baik, karena hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata obser- vasi lebih tinggi dari skor rata-rata ideal.
Sedangkan jika dilihat dari prestasi bela- jarnya menggambarkan 64 siswa (55,6%) dalam prestasi belajar cukup baik, 34 siswa (29,6%) tergolong kategori baik dan 17 siswa (14,8%) tergolong rendah. Kedua, ha- sil dari analisis konsumsi makan dengan pre- stasi belajar siswa mempunyai hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demi- kian untuk konsumsi makan yang diberikan kepada siswa dapat memprediksi prestasi be-
lajarnya. Berarti semakin tinggi konsumsi makan siswa, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Kesimpulan ini di- buktikan dengan hasil analisis parsial r1y = 0,280 > rt (0,05) = 0,176, berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Ketiga, status gizi siswa dengan prestasi belajarnya mempu- nyai hubungan positif dan signifikan. De- ngan demikian status gizi siswa dapat mem- prediksi prestasi belajar. Berarti semakin baik status gizi siswa, maka akan semakin baik pula prestasi belajarnya. Kesimpulan ini dibuktikan oleh hasil analisis parsial r2y
= 0,230 > rt (0,05) = 0,176, berarti signifikan pada taraf signifikan 5%. Keempat, dari hasil analisis ganda terlihat bahwa faktor- faktor konsumsi makan siswa, status gizi sis- wa secara bersama-sama mempunyai hubu- ngan positif dan signifikan dengan prestasi belajar. Ini berarti semakin tinggi skor ubah- an-ubahan prediktor yaitu konsumsi makan, status gizi siswa secara bersama-sama, maka akan semakin baik pula prestasi belajarnya.
Jadi kedua ubahan prediktor yang dipilih dapat memprediksi prestasi belajar siswa.
Kesimpulan ini dapat dibuktikan dari hasil analisis regresi ganda. F regresi = 10,321, sedangkan Ft (0,05) = 3,08.
Saran. Bagi orang tua, khususnya ibu mem- punyai kedudukan yang sangat sentral dalam hal mengurus rumah tangga, menyediakan makanan keluarga dan memberikan maka- nan yang baik dalam setiap penyajian hi- dangan keluarga. Bagi lembaga sekolah, de- ngan melalui guru atau wali kelas dapat menghimbau siswanya untuk selalu meng- konsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta menyediakan kantin sekolah sehingga siswa dapat belajar dengan kondisi perut tidak kosong. Bagi siswa, agar dapat meng- konsumsi makanan yang sehat bergizi se- hingga dapat terwujud status gizi yang baik dan akhirnya prestasi belajarnya bisa opti- mal. Bagi peneliti, mengingat sumbangan kedua ubahan yang disiplin masih sangat kecil, disarankan untuk para peneliti lain ag- ar mengadakan penelitian lebih lanjut deng- an mencari faktor-faktor lain yang lebih do-
minan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu ubahan yang dapat mengungkap lebih jauh lagi. Misalnya dengan memasuk- kan ubahan perhatian orang tua, sarana pra- sarana dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni Soediatama. 2004. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa Indone- sia Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.
Agus M. Krisno. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Press.
Ali Khamsan. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: P.T. Rajagrafindo Persada.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehi- dupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedok- teran ECG.
Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran.
Semarang: CV. IKIP Semarang Press.
Dewa Nyoman Supariasa dkk. 2001. Peni- laian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Dimiyati dan Mudjono. 2001. Belajar dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eley Nurochman. 2001. Nutrisi Dalam Ke- perawatan. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Endy Paryanto Prawiro Hartono. 1997.
Status Gizi. Yogyakarta: Pusat Infor- masi Makanan Sehat RSUP Dr. Sar- djito.
Kerry Gleson. 1995. Program Efisiensi Pri- badi. Jakarta: Arean.
Muhibbin,Syah. 2001. Psikologi Belajar. Ja- karta: Logos.
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Me- ngajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Risqie Auliana. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita Karya.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kuanti- tatif Kualitatis dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sunita Almatsier. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.