• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN AGRIBISNIS ASISTEN DEPUTI PANGAN/SEKRETARIS DEPUTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN AGRIBISNIS ASISTEN DEPUTI PANGAN/SEKRETARIS DEPUTI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN AGRIBISNIS ASISTEN DEPUTI PANGAN/SEKRETARIS DEPUTI

NOTA DINAS

Nomor: AK.3.1/222/D.II.M.EKON.1/05/2022

Kepada Yth. : Plt. Kepala Biro Perencanaan Dari : Asisten Deputi Pangan

Hal : Penyampaian Laporan Kinerja Asisten Deputi Triwulan I Tahun 2022 Tanggal :19Mei 2022

Lampiran : 1 (satu) berkas

Tembusan : Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

Menindaklanjuti nota dinas Bapak Plt. Kepala Biro Perencanaan Nomor AK.3.1- 101/SET.M.EKON.01/04/2022 Tanggal 11 April 2022, dengan hormat kami sampaikan laporan kinerja triwulan I tahun 2022 Asisten Deputi Pangan untuk dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

(2)

2 Laporan Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022

Asisten Deputi Pangan

A. Capaian Kinerja Triwulan I Tahun 2022

Hasil pengukuran kinerja Asisten Deputi Pangan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 dapat ditampilkan pada Tabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Pangan Triwulan I Tahun 2022

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Tahun 2022

Realisasi Triwulan I

Capaian (%) I Sasaran Kegiatan 1. Terwujudnya

Kebijakan di Bidang Pangan Yang Berkualitas

1.1 Indikator 1.1 Cadangan Beras Pemerintah (CBP)

Juta ton 1-1,5 0,83 83

1.2

1.3

1.4

Indikator 1.2 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sub Sektor Tanaman Pangan

Indikator 1.3 Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor Tanaman Pangan

Indikator 1.4 Tingkat Inflasi Bahan Makanan

%

Indeks

%

1-2,5

103

4±1

-0,32 (yoy)

99,23

3,35

0,32

96,33

83,75

II Sasaran Kegiatan 2. Terwujudnya Layanan Program dan Tata Kelola Yang Berkualitas

2.1 Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola

Indeks 3 dari 4 N/A N/A

III

3.1

3.2

Sasaran Kegiatan 3. Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Pangan Yang Berkualitas Yang Efektif

Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pangan

Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan

Indeks

%

3 dari 4

75

N/A

N/A

N/A

N/A

(3)

IV

4.1

4.2

4.3

4.4

Sasaran Kegiatan 4. Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Yang Baik

Persentase ASN Asisten Deputi Pangan Yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelajaran (JP) ASN

Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pangan

%

Indeks

%

%

70

83

90

90

N/A

N/A

N/A

25,71

N/A

N/A

N/A

28,56

Kinerja Asisten Deputi Pangan sampai dengan Triwulan I Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam ringkasan Tabel 1 dapat diuraikan sebagai berikut:

1

Sasaran Kegiatan 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Pangan Yang Berkualitas

Pencapaian Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Kebijakan di Bidang Pangan Yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian empat indikator kinerja yaitu:

1.1. Cadangan Beras Pemerintah (CBP)

1.2. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sub Sektor Tanaman Pangan 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor Tanaman Pangan

1.4. Tingkat Inflasi Bahan Makanan

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1.Cadangan Beras Pemerintah (CBP)

Latar Belakang

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) merupakan sejumlah beras tertentu milik pemerintah yang sumber dananya berasal dari APBN dan dikelola oleh BULOG.

CBP digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan beras dan dalam rangka mengantisipasi masalah kekurangan pangan, gejolak harga, keadaan darurat akibat bencana dan kerawanan pangan serta memenuhi kesepakatan Cadangan Beras Darurat ASEAN. Jumlah ideal CBP dihitung oleh Kementerian Pertanian.

CBP dari sisi demand berfungsi sebagai instrumen stabilisasi harga konsumen (price stabilization) dan jaminan pasokan, sedangkan dari sisi suplai berfungsi untuk membantu melindungi harga produsen (price support).

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) = Cadangan Beras Nasional (CBN) - Cadangan Beras Masyarakat (CBM). CBN dihitung berdasarkan formula FAO, yaitu sebesar 6-7% dari total kebutuhan beras nasional dalam setahun. CBM

(4)

4 dihitung berdasarkan jumlah stok yang dikuasai masyarakat (di penggilingan, petani, dan masyarakat). Angka CBM diperoleh dari hasil Survei BPS.

Dalam rangka menjamin ketersediaan beras dan stabilisasi harga beras, Perum BULOG ditugaskan untuk menyediakan stok CBP sebesar 1 s.d. 1,5 juta ton.

Jumlah stok CBP bersumber dari Laporan Manajerial BULOG.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, stok CBP Perum BULOG tercatat sebesar 832.929 ton atau mencapai 83% dari target stok CBP di akhir tahun 2022 sebesar 1 s.d. 1,5 juta ton dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.1

Cadangan Beras Pemerintah

Juta ton 1-1,5 0,83

83%

(Belum Memenuhi Ekspektasi) Untuk mengantisipasi potensi turunnya harga beras saat panen raya, Perum BULOG mengoptimalkan penyerapan gabah/beras petani terutama yang harganya di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebagaimana ditetapkan pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020.

Target penyerapan gabah/beras petani selama April s.d. Mei 2022 mencapai 377 ribu ton, sedangkan penyaluran CBP pada periode tersebut mencapai 88 ribu ton, sehingga diperkirakan stok CBP pada akhir Mei 2022 sebesar 1,1 juta ton.

Untuk mendukung pencapaian besaran target CBP dengan kualitas yang baik, perlu optimalisasi pemanfaatan CBP dan pembangunan sistem informasi data CBP, agar Perum BULOG dapat segera menyalurkan stok beras yang ada dan menyerap gabah/beras petani pada musim panen.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Rekomendasi kebijakan yang terkait Produksi, Cadangan, Distribusi dan Konsumsi Pangan

1.000.000.000 579.806.275 2 rekomendasi 57,98%

(5)

1.1. Cadangan Beras Pemerintah

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 FGD Perhitungan dan

Penetapan Jumlah CBP Tahun 2022

Tidak Terlaksana

dengan Perubahan

Jumlah CBP akan ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional tentang Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah. Telah dilakukan beberapa kali rapat pembahasan penyusunan Rancangan Peraturan dimaksud, diantaranya tanggal 7 Maret 2022 dan 28 Maret 2022.

Ruang lingkup Rancangan Peraturan Badan Pangan Nasional tentang Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah melalui meliputi:

a. Jumlah Cadangan Beras Pemerintah;

b. Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah (pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran);

c. Monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

d. Pendanaan.

Selanjutnya akan dilakukan pembahasan secara bertahap melibatkan Kementerian Hukum dan HAM untuk memperoleh masukan dari aspek hukum dan Direktorat Jenderal Anggaran serta Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan terkait anggaran.

2 Kajian pemanfaatan stok CBP dalam PPKM

Tidak Terlaksana

Masih dalam proses penyelesaian pembayaran tagihan penyaluran CBP untuk Bantuan Beras PPKM 2021

3 FGD Reviu Regulasi CBP (Pembayaran Penggunaan CBP dengan Memasukkan anggaran disposal stok)

Tidak Terlaksana

dengan perubahan

Akan ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional tentang Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.

(6)

6

Ruang lingkup Rancangan Peraturan Badan Pangan Nasional tentang Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah melalui meliputi:

a. Jumlah Cadangan Beras Pemerintah;

b. Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah (pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran);

c. Monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

d. Pendanaan.

4 Pengembangan Sistem Informasi Data CBP

Tertunda dan digeser

-

1.2.Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sub Sektor Tanaman Pangan

Latar Belakang

PDB Subsektor Tanaman Pangan merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di sektor tanaman pangan. PDB Subsektor Tanaman Pangan dihitung dengan pendekatan produksi.

PDB dapat dihitung atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan

 PDB atas dasar harga berlaku/PDB Nominal menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi.

 PDB atas dasar harga konstan/PDB Riil menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan PDB Sub Sektor Tanaman Pangan merupakan perubahan tahunan (yoy) PDB Riil Sub Sektor Tanaman Pangan yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi pada sub sektor tanaman pangan.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sub Sektor Tanaman Pangan sebesar -0,32% dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.2

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sub Sektor Tanaman Pangan

%

1-2,5 -0,32 (yoy) 0,32%

(7)

Pada triwulan I tahun 2022, Produk Domestik Bruto (PDB) Sub Sektor Tanaman Pangan mengalami kontraksi 0,32% (yoy), namun bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya pertumbuhan PDB sektor pangan sebesar 62,36 (QtoQ). Meskipun PDB sektor tanaman pangan (yoy) mengalami kontraksi, harga komoditas beras tetap stabil serta pasokan beras dalam negeri aman.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Rekomendasi kebijakan yang terkait Produksi, Cadangan, Distribusi dan Konsumsi Pangan

1.000.000.000 579.806.275 2 rekomendasi 57,98%

1.2. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sub Sektor Tanaman Pangan

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 FGD Sertifikasi

Pengembangan Porang Hulu-Hilir untuk Pasar Domestik dan Ekspor

Tidak Terlaksana

Belum terlaksana kegiatan FGD Sertifikasi Pengembangan Porang Hulu-Hilir untuk Pasar Domestik dan Ekspor dikarenakan pada Triwulan I sedang melakukan kegiatan Operasi Pasar komoditas pangan dalam rangka menjaga

ketersediaan pasokan dan harga pangan menjelang HBKN yang diselenggarakan ke beberapa daerah.

2 FGD Ketersediaan dan Stabilitas harga Kedelai

Terlaksana Telah diselenggarakan Rapat Koordinasi Teknis Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Kedelai tanggal 15 Februari 2022. dengan rekomendasi antara lain:

Rekomendasi:

1. Kebijakan Program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai di Tingkat Pengrajin Tahu dan Tempe

(8)

8

2. Mendorong peningkatan produksi kedelai lokal melalui program peningkatan kapasitas petani kedelai dan penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai domestik.

3 Monev Perubahan Iklim terhadap Produksi Beras

Tidak Terlaksana

Belum terlaksana kegiatan monev perubahan iklim terhadap produksi beras dan akan diagendakan pada Triwulan II atau Triwulan III

1.3.Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor Tanaman Pangan

Latar Belakang

Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Pangan adalah perbandingan indeks harga tanaman pangan yang diterima petani tanaman pangan (It) terhadap indeks harga tanaman pangan yang dibayar petani tanaman pangan (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga. Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan. Data NTP dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

NTP digunakan untuk mengukur/proxy kesejahteraan petani subsektor tanaman pangan. Kesejahteraan petani tersebut adalah tingkat kelayakan analisis biaya manfaat usaha pertanian atau kelayakan pendapatan petani untuk keberlangsungan hidupnya. Meningkatkan kesejahteran petani dan rakyat Indonesia secara umum merupakan salah satu tujuan utama pembangunan pertanian. NTP tahun 2018 sebesar 100,01 dan tahun 2019 sebesar 100,72, dan NTP tahun 2020 sebesar 101,43. NTP tahun 2021 diharapkan dapat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya NTP menandakan bahwa kesejahteraan petani lebih baik.

Formula yang digunakan pada perhitungan NTP adalah : NTP Tanaman Pangan = Indeks harga yang diterima (It) petani tanaman pangan dibagi indeks harga yang dibayar (Ib) petani tanaman pangan

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Pangan yang terealisasi sebesar 99,23 atau 96,33% dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.3

Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor Tanaman Pangan

%

103 99,23 96.33

(9)

Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Pangan pada Maret 2022 sebesar 99,23 atau turun sebesar 1,19% dibanding bulan Februari 2022 sebesar 100,43.

Penurunan ini dikarenakan Indeks Harga yang diterima Petani Tanaman Pangan (It) turun sebesar 0,57 lebih kecil dibanding Indeks Harga yang dibayarkan Petani Tanaman Pangan yang mengalami kenaikan sebesar 0,63. Penurunan NTP sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh faktor panen raya dan cuaca. Situasi panen raya dapat menekan harga jual di tingkat petani. Kondisi cuaca di beberapa wilayah dengan curah hujan yang masih tinggi menyebabkan petani terkendala dalam penjemuran gabah sehingga gabah kering tidak maksimal dan kadar airnya tidak sesuai, sehingga kualitas gabah menjadi turun dan harga jual gabah rendah.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Rekomendasi kebijakan yang terkait Produksi, Cadangan, Distribusi dan Konsumsi Pangan

1.000.000.000 579.806.275 2 rekomendasi 57,98%

1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Sub Sektor Tanaman Pangan

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 FGD Efektivitas Bantuan

untuk Produksi Tanaman Pangan

Terlaksana Dilaksanakan tanggal 9 Februari 2022 dan 11 Maret 2022. Beberapa catatan rekomendasi antara lain:

1. Perlu ada juknis skema pemberian bantuan KUR untuk produksi padi, baik untuk pembangunan dryer maupun revitalisasi penggilingan padi/RMU, dan atau pembagunan RMU yang baru.

2. Pada kesempatan pertama perlu screening wilayah yang sangat membutuhkan RMU (memiliki lahan sawah yang luas namun jumlah dan kualitas RMU terbatas) di seluruh Indonesia.

(10)

10

3. Perpadi merekomendasikan pembangunan RMU baru ditujukan untuk daerah daerah terpencil yang belum memiliki RMU. Perpadi juga mengusulkan perlunya revitalisasi terhadap penggilingan yang sudah ada dengan menggunakan skema KUR. Perkiraan biaya revitalisasi sebesar Rp 2,5 Miliar per penggilingan.

4. BULOG dan Perpadi segera menyiapkan data usulan wilayah untuk lokasi revitalisasi RMU, data penyedia RMU yang memenuhi spesifikasi, dan struktur biaya yang diperlukan untuk revitalisasi.

5. Perlu penguatan kemampuan manajerial penggilingan padi yang dipilih untuk direvitalisasi mengingat mayoritas penggilingan padi masih berskala kecil. Dari 161.401 unit penggilingan padi kecil akan dipilih 18.000 unit yang memenuhi syarat antara lain berada di daerah yang mudah mendapatkan pasokan padi dan tidak memiliki beban tanggungan kredit yang sedang berjalan.

6. Membangun kerjasama antara Penggilingan Padi Kecil dengan:

BUMN, BUMD, dan Penggilingan Padi Besar sebagai off taker, sehingga penggilingan padi kecil dapat mengakses KUR untuk revitalisasi dengan nilai sampai dengan Rp 2,5 Miliar.

7. Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan akan mengadakan rapat dengan perbankan untuk membahas suku bunga dasar kredit untuk pembangunan dan atau revitalisasi RMU dan dryer yang layak dan bisa diterima oleh pelaku usaha.

2 FGD Peningkatan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Wilayah Barat

Tidak Terlaksana

Belum terlaksana kegiatan FGD Peningkatan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Wilayah Barat

(11)

dan akan diagendakan

pelaksanaannya pada Triwulan II dan III.

1.4.Tingkat Inflasi Bahan Makanan

Latar Belakang

Inflasi/Deflasi bahan makanan merupakan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) bahan makanan antar periode. Inflasi menunjukkan kenaikan indeks harga, sedangkan deflasi menunjukkan penurunan indeks harga. Inflasi bahan makanan adalah kecenderungan naiknya harga bahan makanan di tingkat konsumen yang berlangsung secara terus menerus yang tercermin dari kenaikan indeks harga konsumen (IHK).

Tingkat Inflasi digunakan untuk menjaga stabilitas harga pangan yang ditunjukkan dengan kecenderungan terkendalinya harga-harga umum komoditas pangan di konsumen.

Inflasi Bahan Makanan = (IHK bahan makanan Periode ini – IHK bahan makanan Periode sebelumnya) / IHK bahan makanan Periode sebelumnya) X 100%.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Tingkat Inflasi Bahan Makanan yang telah terealisasi sebesar 3,35% (yoy) dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-1.4

Tingkat Inflasi Bahan Makanan

%

4±1 3,35 100%

Komponen Bahan Makanan pada Maret 2022 mengalami inflasi 1,87% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 1,34% (mtm).

Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh inflasi cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam ras, seiring dengan kendala cuaca di beberapa sentra produksi utama, implementasi pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana dan premium, serta peningkatan biaya produksi pakan.

Secara tahunan, komponen bahan makanan mengalami inflasi 3,35% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,99% (yoy).

Lonjakan harga makanan dan minuman umum terjadi setiap menjelang bulan Ramadan, di mana pola belanja masyarakat cenderung memuncak. Namun, lonjakan harga pangan pada Maret 2022 juga terjadi di tengah situasi perang Rusia-Ukraina yang telah mendorong kenaikan harga sejumlah komoditas pangan di tingkat global, salah satunya gandum. Menurut catatan BPS, pada Maret 2022 harga gandum di pasar internasional naik 78,05% (yoy) ke US$486,3 per ton.

Kemudian harga kedelai internasional naik 23,03% (yoy) ke US$720,6 per ton.

(12)

12 Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Rekomendasi kebijakan Stabilisasi Harga Pangan

1.000.000.000 291.479.582 2 rekomendasi 19,15%

1.4. Tingkat Inflasi Bahan Makanan

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 FGD Stabilitas Pangan Terlaksana Terlaksana tanggal 21 Januari 2022

dengan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Kementerian/Lembaga terkait memperkuat sinergi dalam mengawal produksi pangan untuk menjamin keresediaan dan stabilisasi harga pangan tahun 2022.

2. Perlu menggaungkan kembali pemanfaatan pangan lokal/program diversifikasi pangan sebagai pengganti makanan pokok beras seperti sagu, ubi kayu, jagung konsumsi, pisang, kentang dan sorgum dll.

3. Kementerian Pertanian akan mengawal pelaksanaan kebijakan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang dikelola oleh Perum BULOG.

4. Perum BULOG sudah mempunyai jaringan supplier dan peternak untuk mendukung pembentukan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).

2 Rakor Stabilisasi Harga dan Pasokan menjelang HBKN Puasa dan Lebaran

Terlaksana Rakornis tanggal 2 Maret 2022.

Beberapa catatan rekomendasi tindak lanjut yang akan dibahas pada level Rakortas Menteri antara lain:

1. Kebijakan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai di

(13)

tingkat pengrajin tahu dan tempe 2. Dalam jangka panjang pemerintah akan membentuk Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang bertujuan untuk penyediaan bahan baku pakan ternak. Perum BULOG bertindak sebagai operator pengadaan dan penyaluran jagung dimaksud sekaligus berperan sebagai instrumen stabilisasi harga jagung di tingkat petani ketika terjadi penurunan harga.

3. Untuk itu perlu dikaji besaran jagung yang diperlukan untuk CJP serta regulasi teknis sebagai dasar harga pembelian jagung di tingkat petani maupun harga penjualan di tingkat peternak bagi Perum BULOG dalam pelaksanaan penugasan.

4. Badan Pangan Nasional segera berkoordinasi dengan peternak ayam petelur dan pedaging terkait kebutuhan jagung untuk pakan ternak.

5. Perlu diantisipasi masa panen jagung yang dimulai pada Maret 2022 agar penyerapan jagung petani oleh Perum BULOG lebih optimal.

6. Secara pararel dengan perumusan kebijakan pembentukan CJP, Perum BULOG agar tetap mengoptimalkan pelaksanaan pengadaan dan penyaluran jagung secara komersial.

7. Kementerian Pertanian segera mempercepat penerbitan rekomendasi teknis dalam rangka perpanjangan penugasan impor daging kerbau sebesar 20.000 ton oleh Perum BULOG sesuai dengan mekanisme Sistem Nasional Neraca Komoditas (SNANK).

8. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi menjelang bulan Ramadhan khususnya di pulau Jawa, Kementerian Pertanian akan mengoptimalkan ketersediaan sapi lokal siap potong salah satunya dari provinsi Lampung.

(14)

14

9. Perlu optimalisasi pemanfaatan tol laut melalui penugasan kepada BUMN untuk kelancaran distribusi daging sapi/kerbau khususnya ke daerah defisit.

10. Perlu optimalisasi program penyerapan produksi telur dan daging ayam ras untuk mencegah penurunan harga di tingkat peternak karena peningkatan produksi.

11. Dalam rangka antisipasi potensi defisit ketersediaan cabai dan bawang merah di bulan Maret dan April 2022, Kementerian Pertanian segera berkoordinasi dengan petani unggulan (champion) di sentra produksi untuk mengoptimalkan hasil panen dan penyalurannya ke konsumen.

12. Untuk menjamin ketersediaan bawang putih pada bulan Ramadhan, Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian segera berkoordinasi terkait ketersediaan bawang putih sebagai acuan untuk memutuskan penerbitan Persetujuan Impor bawang putih oleh Kementerian Perdagangan.

3 Pemantauan Harga Komoditas Pangan di Pasar Induk

Terlaksana Telah dilakukan pemantauan kondisi pasokan dan harga pangan dan operasi pasar di beberapa provinsi antara lain:

1. Sumatera Selatan 2. Riau

3. Kepulauan Riau 4. Jawa Timur 5. Jawa Barat

4 Rakornis Evaluasi

Penetapan Stok Awal Tahun 2022 menggunakan SNANK

Terlaksana Focus Group Discussion tanggal 30 Maret 2022 dengan beberapa catatan sebagai berikut:

1. Berdasarkan ketentuan Pasal 21 ayat (4) Perpres Nomor 32 Tahun 2022, perubahan Neraca Komoditas yang dilakukan dalam kondisi tertentu antara lain investasi baru, program pemerintah, dan/atau kondisi lainnya diusulkan oleh

(15)

menteri/kepala lembaga pembina sektor komoditas, menteri perdagangan atau menteri/kepala lembaga terkait kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

2. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional mengirimkan surat usulan perubahan Neraca Komoditas Beras Tahun 2022 kepada Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan selanjutkan akan diusulkan untuk ditetapkan dalam Rakortas Tingkat Menteri.

3. Perlu sosialisasi yang lebih intensif kepada para pelaku usaha khususnya untuk Industri Kecil dan Menengah dan pendekatanan kepada asosiasi pengusaha makanan dan minuman/Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) untuk peningkatan akurasi data kebutuhan beras untuk keperluan industri.

4. Perlu adanya kesepakatan untuk pemilahan data produksi beras umum dan beras khusus. Untuk peningkatan akurasi data kebutuhan beras khusus yang pada umumnya digunakan oleh Hotel, Restoran dan Kafe (Horeka) serta usaha kecil lainnya, perlu koordinasi lebih lanjut dengan kementerian pembina sektor antara lain Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Koperasi dan UKM.

5. Perlu dilakukan integrasi sistem aplikasi yang dimiliki oleh kementerian/lembaga pembina komoditas dengan Sistem Nasional Neraca Komoditas.

(16)

16

2

Sasaran Kegiatan 2: Terwujudnya Layanan Program dan Tata Kelola Yang Berkualitas Pencapaian Sasaran Kegiatan 2: Terwujudnya Layanan Program dan Tata Kelola Yang Berkualitas ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu:

2.1. Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

2.1.Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola

Latar Belakang

Layanan program dan tata kelola yang berkualitas merupakan kondisi yang diharapkan dapat terwujud sebagai hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan asisten deputi yang memiliki tugas fungsi sebagai sekretaris deputi. Tata kelola yang berkualitas harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis agar unit kerja bukan hanya bisa mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan yang dilakukan tetapi juga bisa meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan tata kelola yang berkualitas, akan mempermudah unit kerja untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang diharapkan.

Mengacu Permenko No 9 Tahun 2020, ruang lingkup Layanan Program/Kegiatan dan Tata Kelola di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis adalah pemberian dukungan administrasi kegiatan dan tata kelola di lingkungan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis. Secara spesifik layanan program dan tata kelola berfokus pada: a) Penyiapan penyusunan rencana program dan anggaran, b) Penyelerasan rencana kerja dan anggaran, c) Pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan, d) Pengelolaan ketatausahaan, e) Pelaksanaan dukungan admiistrasi kepegawaian, f) Pengelolaan sistem infromasi, g) Penyiapan bahan hubungan masyarakat, h) Pemberian dukungan adminsitrasi penyusunan peraturan perundang-undangan, i) Penyiapan bahan LAKIP.

Selain berorientasi pada pemberian layanan yang ruang lingkupnya telah disampaikan pada paragraf sebelumnya, layanan program dan tata kelola juga menghasilkan dokumen-dokumen laporan yang merupakan dokumentasi dari proses pemberian layanan tersebut. Dokumen-dokumen tersebut berbentuk Laporan Dukungan Administrasi Program/Kegiatan dan Tata Kelola. Dokumen laporan tersebut akan disampaikan/ditindaklanjuti kepada unit kerja terkait.

Indikator tingkat kepuasan pelayanan program dan tata kelola dengan melakukan survey pelayanan ke unit eselon II/asdep lainnya di lingkungan unit kerja Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, IKU Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola yang telah terealisasi sebesar N/A atau mencapai N/A dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut

(17)

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-2.1

Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta

Administrasi Program dan Tata Kelola

Indeks 3 dari 4 N/A N/A

Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola Triwulan I Tahun 2022 belum dapat dihitung (N/A) dikarenakan survey akan dilaksanakan tiap Semester. Namun, dengan pelaksanaan rencana aksi secara konsisten maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Layanan Program dan Tata Kelola di Lingkungan Deputi II

1.000.000.000,- 95.840.000,- 2 Layanan 9,58%

2 Layanan Dukungan Kegiatan Deputi II

2.000.000.000,- 579.806.275,- 2 Layanan 28,99%

2.1. Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1 Rapat Penetapan

Perjanjian Kinerja Lingkup Deputi II Tahun 2022

Terlaksana Rapat Penetapan PK telah dilaksanakan pada 12 Januari 2022, diikuti oleh segenap Pegawai Deputi II

2 Rapat Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Tahun 2022 Lingkup Deputi II

Terlaksana Rapat Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran dilaksanakan dalam bentuk Dialog Kinerja pada tanggal 31 Januari 2022,

(18)

18 dipimpin oleh Deputi dan diikuti oleh segenap Pegawai Deputi II

3 Pendataan Kebutuhan Pelatihan Pegawai Lingkup Deputi II

Tertunda dan Digeser

Pendataan Kebutuhan Pelatihan Pegawai belum terlaksana dan akan dilaksanakan pada Triwulan berikutnya.

Pelaksanaan Pelatihan di Triwulan I berdasarkan jadwal yang disediakan Bagian SDM

4 Diskusi Pendataan Pending Regulasi dibawah Koordinasi Deputi II

Terlaksana dengan Perubahan

Bentuk kegiatan berupa Penyusunan Tabel Pending Regulasi terutama Regulasi sebagai Tindaklanjut Hasil Rakortas

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Keterbatasan waktu pegawai untuk dapat mengikuti Pendidikan, Pelatihan, Inhouse Training, Seminar/Workshop/Loka Karya/FGD Kompetensi Kebijakan dan Pelatihan Jabatan.

2. Regulasi sebagai tindaklanjut hasil Rakortas diberikan tenggat waktu penerbitan yang singkat sehingga terkesan mengalami keterlambatan dari target penerbitan.

Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

1. Pemberian kesempatan akses terhadap pelatihan, bimbingan teknis dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pemenuhan jam pelajaran (JP) ASN.

(19)

3

Sasaran Kegiatan 3: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Pangan Yang Berkualitas Yang Efektif

Pencapaian Sasaran Kegiatan 3: Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Pangan Yang Berkualitas Yang Efektif ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu:

3.1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pangan 3.2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.1.Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan

Pengendalia n Kebijakan Bidang Pangan

Latar Belakang

Persentase Kebijakan yang ditindaklanjuti merupakan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan Bidang Pangan Proses Koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dikatakan efektif dan berkualitas apabila hasil rekomendasi kebijakan yang dikeluarkan ditindaklanjuti oleh K/L terkait dan K/L terkait puas dengan layanan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang diberikan.

Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan kebijakan di bidang Pangan dikategorikan ke dalam 4 (empat) kategori :

a. Sangat Baik, rentang nilai 85 – 100 (4) b. Baik, rentang nilai 75 – 84 (3)

c. Cukup, rentang nilai 65 – 74 (2) d. Kurang, rentang nilai <65 (1)

Adapun nilai dari indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan Bidang Pangan diperoleh melalui penilaian dari 2 (dua) sub indikator :

Sub indikator pertama, merupakan Persentase Kebijakan Bidang Pangan yang ditindaklanjuti. Persentase Kebijakan Bidang Pangan yang ditindaklanjuti adalah perbandingan jumlah kebijakan yang dihasilkan oleh unit kerja sebagai hasil dari proses koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan penetapan kebijakan, pengelolaan dan penanganan isu, dan penyelesaian permasalahan antar Kementerian, pelaksanaan pengendalian kebijakan, pengawalan program prioritas, dan yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh K/L terkait kebijakan tersebut.

Adapun Instrumen kebijakan yang ditindaklanjuti oleh K/L antara lain :

1. Peraturan perundang-undangan yang diprakarsai oleh kantor Kemenko Perekonomian (PP, Perpres, Permenko, dll)

2. Regulasi yang dihasilkan oleh Presiden dan K/L lain sebagai dampak/tindaklanjut dari hasil proses dan koordinasi yang dikeluarkan kantor Kemenko Ekon

3. Surat dari K/L terkait

4. Kesepakatan kerjasama ekonomi internasional

5. Notula Rapat yang diselenggarakan oleh Presiden melalui Ratas atau K/L terkait sebagai tindak lanjut dari hasil pengendalian

(20)

20 Adapun Instrumen kebijakan yang dihasilkan oleh menko perekonomian antara lain :

1. Rumusan kebijakan yang telah diparaf pimpinan (Nota Dinas/Surat Keluar);

2. Siaran pers yang dikeluarkan oleh kantor Kemenko Perekonomian; dan/atau 3. Draft Kesepakatan kerja sama ekonomi hasil pertemuan internasional yang

dipimpin/inisiasi oleh Kemenko Perekonomian

4. Risalah/notulensi/Berita Acara Kegiatan rapat koordinasi level Menteri/Deputi/Asisten Deputi

Sub indikator pertama memiliki nilai maksimal 80 dengan perhitungan jumlah rekomendasi kebijakan hasil koordinasi dan sinkronisasi yang ditindaklanjuti dibagi dengan jumlah rekomendasi kebijakan hasil koordinasi dan sinkronisasi yang dihasilkan dikali dengan 80.

Sub indikator kedua, merupakan indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan. Pada sub indikator ketiga ini, variabel indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan merupakan hasil pengukuran tingkat kepuasan pelayanan Asdep Pangan dengan melakukan survey pelayanan ke Kementerian/Lembaga/Stakeholder terkait. Nilai indeks diperoleh dari nilai rata-rata hasil kuesioner yang telah diisi oleh koresponden, dengan empat kategori penilaian, yaitu:(1) Sangat Tidak Puas, (2) Tidak Puas, (3) Puas, dan (4) Sangat Puas.

Untuk sub indikator kedua. Indeks kepuasan layanan koordinasi dapat di buktikan dengan pernghargaan atau apresiasi dari pihak luar yang kredibel. Apabila unit kerja telah mendapatkan penghargaan atau apresiasi tersebut, maka unit kerja tidak perlu melakukan survey kepuasan layanan kordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian; dan langsung memperoleh nilai bobot pengukuran secara penuh yaitu 20 point.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pangan belum diketahui, dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-3.1

Indeks Kualitas

Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pangan

Indeks 3 dari 4 N/A N/A

Berdasarkan hasil capaian Triwulan I tahun 2022, target Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pangan Tahun 2022 belum bisa diukur, dikarenakan belum adanya survei pelayanan kepada K/L terkait. Adapun kendala yang menyebabkan belum maksimalnya capaian Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Pangan di triwulan I adalah

(21)

keterbatasan pelaksanaan rapat koordinasi bersama K/L terkait dikarenakan pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

Beberapa upaya yang telah dilakukan pada triwulan I untuk mencapai target Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Pangan dengan melakukan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang kontinyu terhadap beberapa hasil kebijakan yang terlah disepakati dalam rapat koordinasi lintas K/L terkait. Untuk mendorong realisasi Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Pangan di triwulan berikutnya akan dilakukan penyempurnaan metode pengambilan survei baik dalam menghitung indeks kepuasan layanan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan serta mempercepat penyelesaian hasil rapat koordinasi yang diperlukan bagi K/L dalam menjalankan suatu kebijakan yang telah disepakati atau ditetapkan. Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Rekomendasi kebijakan yang terkait Produksi, Cadangan, Distribusi dan Konsumsi Pangan

1.000.000.000 579.806.275 2 rekomendasi 57,98%

3.1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian Kebijakan Bidang Pangan

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 Penyusunan Kartu Kendali

atau Matrik Tindaklanjut Hasil Rakor

Terlaksana Matriks hasil rapat koordinasi (Tingkat Menteri/Eselon I /Eselon II) disusun dari Januari s.d. Maret 2022.

2 Rapat Tindaklanjut Hasil Rakortas/Rakornis Triwulan I

Terlaksana Rapat Tindak Lanjut Hasil Rakortas/Rakornis Triwulan I yang terlaksana antara lain: Rakornis Kebijakan Ketersediaan dan Stabilisasi Harga Pangan; Rakor Pembahasan Program Bantuan

(22)

22

Petani; Rapat Koordinasi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Khusus Program Pemberdayaan;

Rapat Koordinasi Teknis dan Asistensi Pengisian Data Sistem Neraca Komoditas Beras; Rakornis Kebijakan Ketersediaan dan Stabilisasi Harga Jagung; Rakornis Kebijakan Ketersediaan dan Stabilisasi Harga Kedelai; Rapat Koordinasi Teknis Mekanisme Kebijakan Pembayaran Selisih Harga Pembelian Kedelai; FGD Evaluasi Neraca Komoditas Beras Triwulan I;

3 Pengembangan Aplikasi FoodTalk

Tertunda dan digeser

Masih proses usulan revisi anggaran untuk pengembangan aplikasi.

4 Pelaksanaan Survei

Kepuasan Layanan per Topik Kebijakan

Tertunda dan digeser

Belum terlaksana pada Triwulan I dan akan dilaksanakan pada Triwulan II.

3.2.Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan

Latar Belakang

Kebijakan yang berkualitas dihasilkan dari proses analisis yang dalam dan komprehensif. Untuk itu, dalam rangka perumusan kebijakan bidang Pangan diperlukan analisa kebijakan berupa karya tulis kedinasan (naskah akademik RUU, RPerpres, RPermen, Memo Kebijakan, Model Kebijakan, dan Advokasi Kebijakan) dan karya tulis ilmiah (policy brief, policy paper, artikel kebijakan dan makalah).

Adapun IKU Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan merupakan indikator untuk mengukur tingkat penyelesaian atas dokumen analisis kebijakan yang ditargetkan. Dokumen Analisis Kebijakan yang dihasilkan nantinya harus mendapat persetujuan dari Deputi.

Dengan terpenuhinya Indikator kinerja ini, diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian di lingkungan Asisten Deputi Bidang Pangan namun juga diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan Kompetensi ASN yang merupakan “ultimate indicator” pada sasaran startegis di level Kementerian.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan Triwulan I terealisasi sebesar 25% atau mencapai 33,33% terhadap target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut:

(23)

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-3.2

Persentase

Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan

% 75 25 33,33

Realisasi Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan pada Triwulan I tahun 2022 belum memenuhi target. Adapun kendala yang menyebabkan belum maksimalnya Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan di triwulan I adalah keterbatasan pelaksanaan rapat koordinasi bersama K/L terkait dikarenakan pandemi Covid-19 masih belum berakhir, namun dapat diatasi dengan mengoptimalkan rapat melalui media online mengingat pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

Beberapa upaya yang telah dilakukan pada triwulan I untuk menjaga Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan dengan melakukan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang kontinyu terhadap beberapa hasil kebijakan yang telah disepakati dalam rapat koordinasi lintas K/L terkait. Untuk mendorong realisasi Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan pada triwulan berikutnya akan dilakukan percepatan penyelesaian hasil rapat koordinasi yang diperlukan bagi K/L dalam menjalankan suatu kebijakan yang telah disepakati atau ditetapkan. Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Rekomendasi kebijakan yang terkait Produksi, Cadangan, Distribusi dan Konsumsi Pangan

1.000.000.000 579.806.275 2 rekomendasi 57,98%

(24)

24 3.2. Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan) 1 Rapat Inventarisasi Topik

Kebijakan Pangan Triwulan I

Terlaksana Rapat Inventarisasi Topik Kebijakan Pangan untuk Triwulan I dilaksanakan pada Januari 2022.

2 Rapat Pembagian Tim Kerja Triwulan I

Terlaksana Rapat Pembagian Tim Kerja dilaksanakan pada Januari 2022.

3 Penyusunan Dokumen Analisis Kebijakan Pangan

Terlaksana 1. Telaahan Staf Terkait Kebijakan Harga Minyak Goreng

2. Telaahan Staf Terkait Ketersediaan pasokan dan Stabilisasi Harga Pangan dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H

4 Rapat Pemaparan Hasil Analisis Kebijakan

Tertunda dan digeser

Belum terlaksana karena adanya penugasan pimpinan dan akan dijadwalkan kembali pemaparan pada Triwulan II atau Triwulan III Tahun 2022.

4

Sasaran Kegiatan 4: Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis yang Baik

Pencapaian Sasaran Kegiatan 4: Terwujudnya Tata Kelola Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis yang Baik ditunjukkan oleh pencapaian satu indikator kinerja yaitu:

4.1. Persentase ASN Asisten Deputi Pangan Yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelajaran (JP) ASN 4.2. Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

4.3. Persentase Pemenuhan Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) 4.4. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pangan

Capaian indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

4.1. Persentase ASN Asisten Deputi Pangan yang memenuhi Ketentuan Jam Pelajaran (JP) ASN

Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017, pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 Jam pelajaran. Adapun pemenuhan 20 Jam pelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya, dan benchmarking. Persentase ASN Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan yang memenuhi jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi, workshop/lokakarya,dan

(25)

benchmarking merupakan alat untuk mengukur pemenuhan pengembangan kompetensi pegawai dalam memenuhi jam pelajaran sebanyak 20 jam pelatihan melalui keikutsertaan dalam FGD/seminar/workshop mengacu pada PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, Persentase ASN Asisten Deputi Pangan yang Memenuhi Ketentuan Jam Pelajaran (JP) ASN telah terealisasi sebesar 15%

atau mencapai 100% dari target Triwulan I Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-3.1

3.1. Persentase ASN Asisten Deputi Pangan yang Memenuhi Jam Pelajaran (JP) ASN

Persentase 15% 15% 100

(Memuaskan)

Realisasi Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan pada Triwulan I tahun 2022 sudah memenuhi target.

Pencapaian kinerja triwulan I tahun 2022 terealisasi dengan baik ditopang dengan dukungan tata kelola deputi bidang koordinasi pangan dan agribisnis yang baik. Adapun kendala yang menyebabkan belum maksimalnya Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan di triwulan I adalah keterbatasan akses informasi terhadap pelatihan, bimbingan teknis dan kegiatan- kegiatan yang menunjang pemenuhan jam pelajaran (JP) ASN.

Beberapa upaya yang telah dilakukan pada triwulan I untuk menjaga Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan dengan melakukan pemberian kesempatan akses terhadap pelatihan, bimbingan teknis dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pemenuhan jam pelajaran (JP) ASN. Untuk mendorong realisasi Persentase Penyelesaian Analisis Kebijakan Bidang Pangan di triwulan berikutnya akan dilakukan peningkatan akses informasi terhadap pelatihan, bimbingan teknis dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pemenuhan jam pelajaran (JP) ASN Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

(26)

26

1 Layanan Program dan Tata Kelola di Lingkungan Deputi II

1.000.000.000,- 95.840.000,- 2 Layanan 9,58%

2 Layanan Dukungan Kegiatan Deputi II

2.000.000.000,- 579.806.275,- 2 Layanan 28,99%

2.2. Indeks Kepuasan Layanan Kegiatan Deputi serta Administrasi Program dan Tata Kelola

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan (Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1

Mengikuti Pendidikan, Pelatihan, Inhouse Training,

Seminar/Workshop/Loka Karya/FGD Kompetensi Kebijakan

Terlaksana

Keterlibatan ASN dalam mengikuti Seminar/

Workshop/Loka Karya/FGD Kompetensi Kebijakan sesuai dengan Tugas dan Fungsi serta arahan dari Pimpinan

2 Mengikuti Pelatihan Jabatan Fungsional

Terlaksana

Keterlibatan ASN dalam mengikuti Pelatihan Jabatan Fungsional pada bulan Januari dan Februari

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, terdapat beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun berikut beberapa kendala yang dihadapi dalam mencapai target tersebut:

1. Keterbatasan waktu pegawai untuk dapat mengikuti Pendidikan, Pelatihan, Inhouse Training, Seminar/Workshop/Loka Karya/FGD Kompetensi Kebijakan dan Pelatihan Jabatan.

2. Keterbatasan akses informasi terkait Pendidikan, Pelatihan, Inhouse Training, Seminar/Workshop/Loka Karya/FGD Kompetensi Kebijakan dan Pelatihan Jabatan Fungsional.

Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

1. Peningkatan akses informasi terkait Pendidikan, Pelatihan, Inhouse Training, Seminar/Workshop/Loka Karya/FGD Kompetensi Kebijakan dan Pelatihan

(27)

Jabatan Fungsional.

2. Pemberian kesempatan akses terhadap pelatihan, bimbingan teknis dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pemenuhan jam pelajaran (JP) ASN.

4.2. Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

Latar Belakang

Nilai evaluasi SAKIP adalah nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja: 25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja:

20%.

Klasifikasi Nilai evaluasi AKIP: (1) AA (Skor > 90-100); Sangat Memuaskan (2) A (Skor > 80-90); Memuaskan (3) BB (Skor > 70-80); Sangat Baik (4) B (Skor >

60-70); Baik (5) CC (>50-60); Cukup (6) C (>30-50); Kurang (7) D (0-30);

Sangat Kurang.

Nilai Evaluasi SAKIP Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian oleh Kementerian PAN dan RB, sedangkan nilai evaluasi SAKIP Eselon I oleh Inspektorat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Nilai SAKIP menggambarkan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil di Unit Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, IKU Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis telah terealisasi sebesar N/A atau mencapai N/A dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-4.2

Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

Indeks 83 N/A N/A

Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Triwulan I Tahun 2022 belum dapat dihitung (N/A) dikarenakan belum ada nilai evaluasi dari Inspektorat. Namun, dengan pelaksanaan rencana aksi secara konsisten maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

(28)

28 Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Layanan Program dan Tata Kelola di Lingkungan Deputi II

1.000.000.000,- 95.840.000,- 2 Layanan 9,58%

2 Layanan Dukungan Kegiatan Deputi II

2.000.000.000,- 579.806.275,- 2 Layanan 28,99%

4.2. Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

No Rencana Aksi TW I Status

Keterangan

(Dapat Berisikan Kendala &

Rekomendasi Perbaikan)

1 Dialog Kinerja Deputi II Terlaksana Dialog Kinerja dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2022, dipimpin oleh Deputi dan diikuti oleh segenap Pegawai Deputi II 2 Rapat Penyusunan LAKIP

2021

Terlaksana Penyusunan LAKIP diawali oleh Coaching Clinic yang dilakukan oleh Biro Perencanaan pada 25 dan 28 Januari, dan 7 Februari 2022 diikuti perwakilan tiap Unit Asdep, sedangkan untuk permohonan penyempurnaan LAKIP Deputi Tahun 2021 dari Unit Asisten Deputi melalui ND Asdep I kepada Para Asdep, No.TAN.01.03-

053/D.II.M.EKON.1/02/2022

(29)

tanggal 11 Februari 2022.

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, belum terdapat kendala dalam pencapaian target Nilai SAKIP Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

1. Evaluasi Renstra 2020-2024 berdasarkan kondisi strategis saat ini.

4.3. Persentase Pemenuhan Nilai

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

Latar Belakang

Nilai PMPRB adalah nilai yang diperoleh dari penilaian mandiri unit kerja melalui aplikasi pmprb.menpan.go.id atas upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mencapai good governance. Penilaian mencakup hasil evaluasi capaian 8 program area perubahan RB pada komponen Pengungkit baik Pemenuhan maupun Reform berdasarkan Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

Formula perhitungan berupa perbandingan antara Target dan Nilai Maksimal yang dapat diperoleh Unit Kerja pada Komponen Pengungkit dikali 100%.

Nilai PMPRB mengukur tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi di unit kerja Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, IKU Persentase Pemenuhan Nilai PMPRB Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis telah terealisasi sebesar N/A atau mencapai N/A dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut

Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-4.2

Persentase Pemenuhan Nilai PMPRB Deputi

Persentase 90 N/A N/A

Persentase Pemenuhan Nilai PMPRB Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Triwulan I Tahun 2022 belum dapat dihitung (N/A) dikarenakan belum dilakukan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Namun, dengan pelaksanaan rencana aksi secara konsisten maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

(30)

30 Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Layanan Program dan Tata Kelola di Lingkungan Deputi II

1.000.000.000,- 95.840.000,- 2 Layanan 9,58%

2 Layanan Dukungan Kegiatan Deputi II

2.000.000.000,- 579.806.275,- 2 Layanan 28,99%

4.3. Persentase Pemenuhan Nilai PMPRB Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis

No Rencana Aksi TW I Status Keterangan

1 Rapat Penyusunan Rencana Aksi RB Deputi II Tahun 2022

Tertunda dan Digeser

Rapat belum dilaksanakan dikarenakan masih

menunggu SK Tim RB Unit

2 Rapat Evaluasi

Pelaksanaan RB Deputi II Triwulan I

Tertunda dan Digeser

Rapat Evaluasi Triwulan I belum dapat dilaksanakan dikarenakan masih

menunggu SK Tim RB Unit dan Rapat Evaluasi akan dilaksanakan pada Triwulan berikutnya

3 Rapat Internal Tim RB dan Agen Perubahan

Tertunda dan Digeser

Rapat belum dilaksanakan dikarenakan masih

menunggu SK Tim RB Unit dan Penunjukan Agen Perubahan terpilih 4 Benchmark Inovasi RB Tertunda

dan

Benchmark akan

dilaksanakan menunggu SK

(31)

Digeser Tim RB Unit

Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, kendala dalam pencapaian target Persentase Nilai PMPRB Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis:

1. Belum terbitnya SK Tim RB Unit dan belum adanya penunjukan Agen Perubahan Unit Deputi. Sebelumnya Deputi telah mengirimkan usulan Anggota Tim RB Unit kepada Sekretaris Kemenko melalui ND:

No.TAN.01.03/129/D.II.M.EKON/02/2022 tanggal 15 Februari 2022.

2. Unit Deputi belum mendapatkan poin-poin rekomendasi hasil evaluasi RB tahun sebelumnya yang harus ditindaklanjuti.

Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

1. Pelaksanaan dan koordinasi internal setelah SK Tim RB Unit ditetapkan.

2. Pemenuhan poin-poin rekomendasi hasil evaluasi RB, setelah mendapatkan tembusan surat hasil evaluasi RB tahun sebelumnya.

4.4. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pangan

Latar Belakang

Persentase kualitas pelaksanaan anggaran adalah indikator yang ditetapkan untuk menggambarkan kualitas pelaksanaan anggaran belanja dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran dan penggunaan belanja secara proporsional.

Rumus Pengukuran persentase kualitas pelaksanaan anggaran terdiri dari unsur penyerapan anggaran dan unsur pencapaian kinerja keluaran (output) yang masing-masing diberikan bobot 50% (lima puluh perseratus).

Pengukuran dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas tata kelola organisasi dengan menitikberatkan pada kualitas anggaran dimana anggaran adalah salah satu capital utama organisasi untuk melaksanakan kegiatan.

Hasil Pengukuran Kinerja

Hingga Triwulan I Tahun 2022, IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pangan telah terealisasi sebesar 25,71% atau mencapai 28,56%

dari target Tahun 2022, dengan ringkasan sebagai berikut Indikator Kinerja

Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja IKU-4.4.

IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pangan

Persentase 90 25,71 28,56

Pencapaian kinerja triwulan I tahun 2022 terealisasi dengan baik ditopang dengan agenda Kunjungan Lapang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

(32)

32 terkait Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan di awal tahun 2022. Adapun kendala yang menyebabkan belum maksimalnya capaian IKU yaitu keterbatasan Uang Persediaan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan.

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk menjaga target IKU dengan melakukan perencanaan kegiatan secara lebih akurat dan pengajuan LS Nominatif depan sebelum kegiatan. Untuk mendorong realisasi IKU di triwulan berikutnya akan dilakukan pendetailan rencana kegiatan dan anggaran tiap bulan. Berdasarkan hasil capaian kinerja triwulan I dan upaya yang akan dilakukan di triwulan mendatang maka target kinerja tahun 2022 diproyeksikan dapat tercapai.

Pelaksanaan Rencana Aksi TW I dan Capaian Kegiatan TW I

No Output

Kegiatan

Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran per TW I

Realisasi Output Kegiatan Per

Tw I

% Capaian

Output

1 Layanan Program dan Tata Kelola di Lingkungan Deputi II

1.000.000.000,- 95.840.000,- 2 Layanan 9,58%

2 Layanan Dukungan Kegiatan Deputi II

2.000.000.000,- 579.806.275,- 2 Layanan 28,99%

4.4. Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Asisten Deputi Pangan

No Rencana Aksi TW I Status Keterangan

1 Rapat Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Asisten Deputi Pangan

Terlaksana dengan Perubahan

Rapat dilaksanakan bersamaan dengan Dialog Kinerja dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2022, dipimpin oleh Deputi dan diikuti oleh segenap Pegawai Deputi II Kendala Pencapaian Target

Sampai dengan Triwulan I Tahun 2022, kendala yang dihadapi berupa keterbatasan Uang Persediaan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Rekomendasi Pencapaian Target

Adapun rekomendasi dalam mencapai target kinerja ke depan, sebagai berikut:

(33)

1. Pendetailan rencana kegiatan dan anggaran tiap bulan.

2. Pengajuan LS Nominatif Depan untuk kegiatan yang telah terencana.

Gambar

Tabel 1. Ringkasan Capaian Kinerja Asisten Deputi Pangan Triwulan I Tahun 2022

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka turut menjaga agar perkembangan e- commerce tetap memperhatikan aspek-aspek perlindungan konsumen dan persaingan usaha yang sehat, Kedeputian Bidang

TOPIK 1.A.MANAJEMEN

Fase 2 Tidak adanya subtype virus influenza baru pada manusia, terdapat infeksi pada binatang (unggas) dengan risiko tingi.. penularan

Rekomendasi kebijakan perkebunan yang diterima Deputi adalah rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan yang

Buku ajar matematika ekonomi pembelajaran juga memenuhi kriteria efektif diperoleh dari hasil ujicoba lembar observasi aktivitas mahasiswa yang memenuhi kriteria baik yaitu

Hak-hak dasar yang harus terpenuhi adalah kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan berusaha, perumahan dan sanitasi, air bersih, pertanahan, sumber

Rekomendasi kebijakan hortikultura yang diterima Deputi adalah rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura yang

1) Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang berisi langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan media wayang kartun