• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM (EDISI REVISI 2020)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUKU PANDUAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM (EDISI REVISI 2020)"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

BUKU PANDUAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM

(EDISI REVISI 2020)

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2020

(2)

i

BUKU PANDUAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM

(EDISI REVISI 2020)

PENYUNTING:

Dr. dr. A. Makbul Aman , SpPD, KEMD Dr. dr. Harun Iskandar , SpPD-K, SpP Prof.Dr .dr . Haerani Rasyid, MKes, SpPD K-GH,

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2020

(3)

ii

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Assalamu Alaikum Wr, Wb.

Dalam upaya mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas khususnya tenaga kesehatan profesional kedokteran yang mengusai ilmu pengetahuan yang rasional, maka Departemen Ilmu Penyakit Dalam (IPD) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FKUH) sebagai institusi pendidikan dituntut mengakomodasi kebutuhan tersebut.

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) merupakan perpaduan pendidikan akademik yang bercirikan pendalaman ilmu melalui berbagai kegiatan akademik dan pendidikan keprofesian yang bercirikan pencapaian kemampuan profesi melalui serangkaian pelatihan keprofesian yang didukung oleh dasar akademik yang kuat. Dengan demikian pembelajaran pendidikan dokter spesialis terdiri dari materi akademik dan materi keprofesian, yang keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Materi akademik merupakan fondasi atau dasar pencapaian keprofesian dalam suatu proses pendidikan menjadi dokter spesialis.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka disusunlah Buku Panduan PPDS-IPD-FKUH. Buku program juga mengacu pada Standar Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (KIPD) dan Standar Pendidikan Dokter Spesialis yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Buku ini menjelaskan kurikulum yang sudah menerapkan kaidah-kaidah pendekatan universal pendidikan tinggi bidang keprofesian (profesional higher education) berbasis kompetensi (competency-based curriculum) seperti student centered learning, elective posting, self-directed learning, problem solving oriented, integrated teaching, case based discussio, community oriented, dan menerapkan EBP (evidence base practice).

Buku ini juga menjelaskan struktur kurikulum, pelaksanaan pendidikan, lama pendidikan, evaluasi hasil pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan. Buku panduan ini menjadi acuan yang penting bagi para peserta didik, para pendidik dan tenaga administrasi PPDS-IPD-FKUH.

Akhir kata disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun Buku Panduan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberi rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua.

Makassar, Februari 2020 Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran UNHAS

Dr. dr. Harun Iskandar, SpPD,KP, SpP

(4)

iii

SAMBUTAN KETUA DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Assalamu Alaikum Wr, Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, saya menyambut dengan gembira atas selesainya Buku Panduan PPDS-IPD-FKUH.

Pada prinsipnya Buku Program PPDS-IPD-FKUH ini mengacu pada Standar Pendidikan Dokter Spesialis 2006 yang diterbitkan oleh KKI dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Penyakit Dalam dari KIPD.

Buku ini dapat terbit berkat kerjasama semua pihak, mulai dari Ketua Program Studi (KPS), Sekretaris Program Studi (SPS), seluruh staf pengajar dan karyawan. Oleh karena itu, atas nama Bagian IPD-FKUH, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya.

Makassar, Februari 2020

Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unhas

Dr. dr. A. Makbul Aman SpPD,K-EMD

(5)

iv

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Assalamu Alaikum Wr, Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan hidayahnya Tim Penyusun yang terdiri dari KPS, SPS, seluruh staf pengajar dan karyawan Bagian IPD-FKUH, telah berhasil menerbitkan buku panduan PPDS-IPD-FKUH.

Buku panduan PPDS-IPD-FKUH ini diharapkan dapat memperbaiki sistem pendidikan, khususnya untuk PPDS- IPD-FKUH guna mewujudkan dokter spesialis yang handal, berilmu, terampil, etis dan dapat berprilaku baik sehingga mampu bersaing.

Kami sangat menghargai usaha yang dilakukan oleh Tim Penyusun buku panduan umum ini yang telah dapat mengakomodasi dinamika dan perkembangan Pendidikan Dokter Spesialis di Indonesia dan khususnya Spesialis Penyakit Dalam dari FKUH. Diharapkan dengan adanya informasi dalam buku panduan umum ini Pelaksanaan PPDS-IPD-FKUH dapat berjalan lebih baik.

Akhir kata marilah kita selalu memohon petunjuk dan bimbingan dari Tuhan yang Maha Kuasa agar senantiasa selalu meridhoi usaha kita.

Makassar, Februari 2020 Dekan Fakultas Kedokteran Univeristas Hasanuddin Prof. dr. Budu, SpM(K),PhD

(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Sambutan Ketua Program Studi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS ... ii

Sambutan Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS ... iii

Sambutan Dekan Fakultas Kedokteran UNHAS ... iv

Daftar Isi ... v

Bab. I Pendahuluan... 1

Bab. II Visi, Misi, Tujuan dan Target Institusi PPDS-IPD ... 3

Bab. III Struktur Kurikulum Pendidikan ... 4

Bab. IV Isi Kurikulum ... 7

Bab. V Pelaksanaan Pendidikan ... 17

Bab. VI Rekruitment PPDS-IPD... 26

Bab. VII Administrasi Akademik PPDS-IPD ... 31

Bab. VIII Tugas, Tanggung Jawab, Kewajiban dan Hak PPDS-IPD ... 33

Bab. IX Buku Log ... 38

Bab. X Sistem Evaluasi, Hasil Belajar, dan Kriteria Kelulusan ... 39

Bab. XI Predikat Kelulusan, Gelar, dan Ijazah ... 42

Bab. XII Pelanggaran dan Sanksi ... 44

Bab. XIII Prosedur Penyelesaian Masalah PPDS-IPD ... 46

Bab. XIV Struktur Organisasi Bagian IPD ... 47

Bab. XV Staf Pendidik... 48

Bab. XVI Staf Kependidikan ... 51

Bab. XVII Sarana Pendidikan ... 53

Bab. XVIII Sistem Evaluasi Kurikulum, Buku Panduan, dan Sistem Pengelolaan Fungsional ... 54

Bab. XIX Penutup ... 55 Daftar Lampiran

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang semakin pesat dan tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu serta kompetisi global yang tidak dapat dihindari menuntut pengembangan ilmu kedokteran yang semakin spesialistik dengan peralatan yang semakin canggih dan rumit. Untuk maksud tersebut dibutuhkan sumber daya insani yang berkualitas dan cukup sesuai variasi kebutuhan bangsa dan umat manusia pada masa kini dan akan datang.

Pendidikan pascasarjana kedokteran termasuk pendidikan dokter spesialis utamanya pendidikan dokter spesialis IPD merupakan jawaban dari institusi pendidikan dokter yang harus dikelola secara efektif dan efisien dengan sistem pembelajaran yang dinamis dan merangsang peserta didik untuk terus mengembangkan diri secara kreatif menjadi pelopor, penemu dan pengembang iptek kedokteran bagi masa depan manusia. Kurikulum yang tersusun atas paket/modul memungkinkan pembelajaran dapat dlakukan pada berbagai senter sesuai kemampuan dan fasilitas di tempat itu.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 telah menetapkan bahwa pendidikan dokter spesialis berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional. Namun peran organisasi profesi (Perhimpunan Dokter Spesialis) melalui kolegium masing-masing mutlak diperlukan. Oleh karenanya dalam penyusunan panduan ini bantuan pemikiran tidak lepas dari panduan yang mengacu pada Standar Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari KIPD dan Standar Pendidikan Dokter Spesialis yang diterbitkan oleh KKI.

Manajemen PPDS-IPD melibatkan 3 (tiga) unsur yang saling terkait sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing yaitu KIPD, Institusi Penyelenggara Program Studi PPDS-IPD dalam hal ini Bagian IPD-FKUH dan Institusi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit Pendidikan). Iintitusi Penyelenggara Program PPDS-IPD bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PPDS-IPD termasuk organisasi, koordinasi, pengelolaan dan evaluasi. Perencanaan program pendidikan melibatkan Iintitusi Penyelenggara PPDS-IPD dan Institusi Pelayanan Kesehatan dengan mengacu pada standar pendidikan dan kompetensi yang disusun oleh KIPD. Manajemen proses pendidikan menjamin peserta didik dapat terpajan dengan berbagai jenis pengelolaan masalah kesehatan. Kolegium Ilmu Penyakit Dalam bertanggung jawab menyusun standar pendidikan dan kompetensi, mengeluarkan sertifikat kompetensi berdasarkan hasil evaluasi pendidikan yang diselenggarakan baik oleh Intitusi Penyelenggara PPDS-IPD maupun KIPD.

(8)

2

Gambar 1. Tata hubungan antara KIPD, RS pendidikan dan institusi pendidikan

Program pendidikan dokter yang menganut strategi pembelajaran Sudent-centred, based learning teaching, Community based, Elective Course, Self directed learning (SPICES) dianggap relevan untuk diterapkan pada pendidikan pascasarjana kedokteran, dalam hal ini pendidikan dokter spesialis IPD yang prinsipnya berbasis kompetensi serta diharapkan dapat menggali dan menemukan ilmu teknologi baru dalam bidang kedokteran.

Dengan kurikulum baru ini diharapkan pendidikan lebih efektf, efisien dan fleksibel untuk mengikuti perkembangan iptek kedokteran dan kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan berkembang.

(9)

3

BAB II

VISI, MISI, DAN SASARAN STRATEGIS

INSTITUSI PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

I. VISI

Menjadi pusat Pendidikan yang unggul, mandiri dan bermartabat untuk menghasilkan Dokter Spesialias Ilmu Penyakit Dalam yang berkualitas dan mampu bersaing secara regional, nasional maupun global pada tahun 2025, dengan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dan bertanggung jawab.

II. MISI

• Menyelenggarakan Pendidikan di bidang Ilmu Penyakit Dalam dan riset

• Memberikan pelayanan Kesehatan di bidang Ilmu Penyakit Dalam dengan pendekatan kulturan dan budaya secara paripurna dan bermutu

• Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar dan aplikatif Ilmu Penyakit Dalam yang bertaraf Internasional

• Menciptakan sistem manajemen program Studi Ilmu Penyakit Dalam yang transparan, akuntabel, responsible, independent, terintegrasi dan berkeadilan

III. SASARAN STRATEGIS

1. Sasaran strategis Program Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS disusun berdasarkan visi dan misi program studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS dengan berbagai tantangan serta permasalahan masa depan khususnya yang terkait pengembangan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, peningkatan derajat Kesehatan masyarakat dan perkembangan umum di tingkat global.

2. Program studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS, dalam kurun waktu 2020-2025 diharapkan dapat mencapai sasaran strategis sebagai berikut.

3. Menempatkan program studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS menjadi organisasi Pendidikan yang mempunyai jaringan luas di tingkat regional dan internasional, serta membina hubungan kemitraan dengan berbagai institus terkait dalam upaya peningktana derajat Kesehatan masyarakat, baik institusi pemerintah maupun non pemerintah.

4. Meningkatkan peran program studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS sebagai suatu organisasi Pendidikan dalam bidang Kesehatan dalam memberikan berbagai masukan dan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah dalam lingkup Kesehatan di bidang Ilmu Penyakit Dalam di Indonesia.

(10)

4

5. Semua peserta didik program studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNHAS memiliki kompetensi yang bertaraf global dengan profesionalisme yang tinggi. Memiliki akses untuk memperoleh pengembangan professional berkelanjutan dengan berbagai system.

6. Meningkatkan jumlah keluaran dokter spesialis di Bidang Ilmu Penyakit Dalam dengan penyebaran yang proporsional sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia mempunya akses untuk memperoleh pelayanan Kesehatan tang optimal.

7. Meningktakan jumlah penelitian dan publikasi ilmiah di bidang Ilmu Penyakit Dalam yang terpublikasi dalam jurnal nasional, regional dan internasional.

(11)

5

BAB III

STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN

A. Struktur Dasar Kurikulum

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan dengan menggunakan program pendidikan yang berciri seperti diuraikan menggunakan program pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada bab sebelumnya, struktur dasar Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam terdiri dari 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:

Gambar 2. Struktur Kurikulum Pendidikan

TAHAP I

TAHAP II

TAHAP III

Spesialis Penyakit Dalam

12 bulan

24 bulan

12 bulan

(12)

6

Tahap I:

Pengetahuan Keahlian Umum IPD, lamanya minimal 12 bulan, terdiri dari :

Keahlian umum I (semester I): Penguasaan modul patogenesis dan patofisiologi penyakit, ketrampilan diagnostik dasar, penyakit Dalam dasar, dan kompetensi unggulan, kegiatannya meliputi ; dokter jaga, tugas baca laporan kematian 2 kasus dan 2 jurnal ilmiah. Melalui ujian Mini-CEX,CbD.

Keahlian umum II (semester II): Penguasaan modul kegawatdaruratan, epidemiologi statistik EBM, dan keterampilan medis dasar.kegiatannya meliputi Dokter ruangan, praktek tindakan invasif dan non invasif, dokter jaga, tugas baca (referat 1 topik dan laporan kematian 3 kasus kematian), 3 jurnal ilmiah topik, ujian Mini-CEX, CbD, dan DOPS lalu ujian tahap I.

Tahap II:

Pengetahuan Keahlian Khusus IPD, lamanya minimal 24 bulan, terdiri dari 11 subdivisi, jurnal 10 topik, melalui ujian mini-CEX, CbD, DOPS, serta pre test dan post test pada setiap divisi referat sebanyak 3 topik, pembacaan proposal penelitian dan melaksanakan penelitian mandiri, pembacaan paper nasional/internasional minimal satu kali, ujian tahap II.

Tahap III:

Pemantapan profesionalisme dan kemandirian IPD, lamanya 12 bulan terdiri dari kemandirian (chief) dan tugas daerah, referat 1 topik, tesis, ujian board nasional dan ujian akhir.

Lama pendidikan: minimal 4 tahun, maksimal 2n +1 masa studi (9 tahun).Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pendalaman akademik dan bidang pencapiaan keterampilan keprofesian sebagai seorang spesialis, kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan.

Program studi bidang lain dalam pengelompokan tersebut memakai sebutan mata kuliah (MK). Namun untuk program pendidikan dokter spesialis istilah MK ini tidak selalu cocok karena kegiatan dalam proses program pendidikan dokter spesialis banyak menggunakan latihan kerja (praktek) terutama pada pelatihan keprofesian.

B. Materi Pendidikan

Materi pendidikan memberikan pengetahuan keahlian bidang IPD agar ilmuwan IPD dapat menjadi pakar dalam bidangnya. Materi Keahlian terdiri dari materi pendidikan dari berbagai subdisiplin dalam lingkup IPD, sekurang- kurangnya terdiri dari:

1. Penyakit Tropik Infeksi 2. Gastroenterohepatologi 3. Pulmonologi

4. Endokrinologi Metabolik dan Diabetes 5. Hematologi dan Onkologi Medik 6. Kardiologi

7. Ginjal dan Hipertensi 8. Reumatologi

(13)

7

9. Geriatri

10. Alergi dan Imunologi 11. Psikosomatis

Materi Penerapan Akademik

Materi Penerapan Akademik ialah kegiatan akademik dengan menerapkan ilmu yang didapat sebelumnya. Materi ini merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan keilmuan yang ditekuni. Berbagai jenis kegiatan ini bertujuan untuk membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat tulisan ilmiah dan menulis tesis ilmiah dalam mendukung keterampilan keprofesian sebagai dokter spesialis penyakit dalam.

Materi Penerapan Akademik terdiri dari dua kelompok:

Yang berhubungan langsung dengan persyaratan akademik sebagai berikut:

• Sari pustaka

• Proposal penelitian

• Tesis

Yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan keprofesian dengan dukungan kelimuan misalnya:

• Journal reading

• Baca pustaka

• Laporan kasus Materi Penerapan Keprofesian

Materi Penerapan Keprofesian ialah pelatihan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang didapat sebelumnya secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian klinik IPD sehingga terjadi pembinaan sikap dan tingkah laku profesi dan tercapainya kemampuan keprofesian dokter spesialis penyakit dalam. Proses pelatihan keprofesian dilaksanakan baik di Rumah Sakit Pendidikan Utama maupun di berbagai Rumah Sakit Mitra agar mendapatkan materi latihan berupa kasus- kasus dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi dan kemahiran yang ingin dicapai.

Pelatihan keprofesian bertujuan untuk mencapai keterampilan (kompetensi) profesional berkualitas tinggi yang didukung oleh pengetahuan akademik yang tangguh dan mantap (scientist physician). Dengan kompetensi seperti tersebut di atas pelayanan kesehatan akan bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

Strategi yang dipilih ialah pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktek di bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik untuk pasien rawat jalan melalui pendekatan Kedokteran Berbasis Bukti (Evidence-Based Medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk berlatih penerapan pendekatan interna sosial. Pelatihan keprofesian secara komprehensif dilaksanakan pada tahap I dan dimantapkan sehingga mencapai kemampuan dokter spesialis pada tahap III.

(14)

8

Materi Penerapan Keprofesian terdiri dari tiga tahapan yang secara umum dalam pelatihan keprofesian tersebut meliputi tatalaksana pasien gawat darurat, rawat inap, rawat jalan, prosedur spesialistik dan subspesialistik di Bagian IPD, tatalaksana preventif dan rehabilitatif, serta melalui pendekatan sosial.

Melalui kerja praktek selain untuk mencapai keterampilan profesional, PPDS juga mendapatkan penguatan dalam penguasaan keilmuan melalui kegiatan materi penerapan akademik seperti diuraikan di atas.

(15)

9

BAB IV ISI KURIKULUM

A. Materi Keahlian Dasar (Tahap I)

I. Jenis kegiatan dalam tahap I-A (6 bulan) meliputi:

• Kegiatan psikomotor dan afektif meliputi pelayanan medis di ruang rawat inap sesuai SOP:

a. Wawancara medis b. Pemeriksaan fisis c. Perencanaan pengobatan

• Membuat status pasien minimal 50 kasus

• Menguasai patogenesis dan patofiologi (kognitif):

a. Febris b. Dehidrasi c. Edema dan asites d. Ikterus

e. Hematemesis dan melena f. Hemoptisis

g. Bendungan paru h. Oligouri dan anuria i. Syok

j. Gangguan kesadaran

k. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa l. Gangguan perdarahan dan pembekuan

m. Gagal jantung kongestif n. Gangguan irama jantung o. Intoksikasi obat dan makanan

• Tugas jaga

• Membuat laporan kematian 2 (dua) kasus

• Melaksanakan pembacaan jurnal 2 (dua) topik

• Sebagai observer minimal 2 (dua) kali masing-masing tindakan sebagai berikut:

a. Pemasangan infus b. Pemasangan kateter c. Punksi supra pubik d. Pemasangan NGT e. Pemasangan EKG f. Test provokasi obat

(16)

10

II. Jenis kegiatan dalam tahap I-B (6 bulan) meliputi:

• Kegiatan psikomotor dan afektif meliputi pelayanan medis di ruang rawat inap sesuai SOP:

a. Wawancara medis b. Pemeriksaan fisis c. Perencanaan pengobatan

• Membuat status pasien minimal 50 kasus

• Tugas jaga

• Membuat laporan kematian 3 (tiga) kasus

• Melaksanakan pembacaan jurnal 3 (tiga) topik

• Membuat referat 1 (satu) topik

• Melakukan tindakan non-invasif dan invasif sebagai berikut:

a. Pemasangan infus minimal 5 (lima) kali b. Pemasangan kateter minimal 3 (tiga) kali c. Punksi supra pubik minimal 2 (dua) kali d. Pemasangan NGT minimal 3 (tiga) kali e. Pemasangan EKG minimal 6 (enam) kali f. Test provokasi obat minimal 6 (enam) kali

B. Materi Keahlian Khusus (Tahap II)

I. Kegiatan psikomotor dan afektif meliputi pelayanan medis di ruang rawat jalan dan rawat inap sesuai SOP:

a. Wawancara medis b. Pemeriksaan fisis c. Perencanaan pengobatan

II. Membuat status pasien rawat jalan, rawat inap dan konsul minimal 30 kasus di masing-masing subdivisi III. Menguasai pengetahuan (kognitif) dan keterampilan di masing-masing subdivisi sesuai kurikulum PPDS-

IPD-FKUH sebagai berikut:

a. Subdivisi Kardiologi:

a.1. Pengetahuan meliputi:

• Gagal jantung

• Demam rematik dan penyakit katup jantung (MI, MS, AS, AI, dll)

• Penyakit jantung anemia

(17)

11

• Penyakit jantung hipertensi

• Penyakit jantung tiroid (hiper dan hipotiroid)

• Penyakit jantung aterosklerotik: penyakit jantung koroner/PJK, iskemik/infark miokard

• Kor pulmonal

• Perikarditis, endokarditis, miokarditis

• Disritmia jantung: bradikardia, takikardia, ventricle extra systole, cardiac arrest, atrial fibrilasi, atrial flutter, junctional tachycardia

• Penyakit jantung bawaan: atrial septal defect/ASD, ventricular septal defect/VSD, patent ductal arteriosus/PDA

• Kardiomiopati

• Penyakit pembuluh darah perifer/PAD

a.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Elektrokardiografi/EKG

• Ekokardiografi

• Uji latih jantung

• USG Doppler

• Resusitasi jantung paru/RJP

• Catether lab

• Defibrilasi

• Pemasangan central venous pressure/CVP (opsional)

• Pemasangan endotracheal tube/ETT (opsional) b. Subdivisi Gastroenterohepatologi

b.1. Pengetahuan meliputi:

• Penyakit kantung empedu: kolesistitis, kolelitiasis, tumor

• Penyakit pankreas: pankreatitis akut/kronik, tumor

• Penyakit sistim bilier: batu saluran empedu, tumor sistim bilier

• Penyakit esofagus: varises, tumor, gangguan motilitas esofagus/Achalasia, infeksi/Esophagitis candidiasis, GERD, esofagitis karena obat pil, esofagitis korosif, esofagitis radiasi

• Penyakit gaster dan duodenum: gastritis, gastropati, duodenitis, ulkus peptikum, neoplasma, infeksi H. pylori

• Penyakit pada usus halus: infeksi kronis, tumor

• Penyakit kolon: infeksi kronis, tumor, konstipasi, IBS, IBD, kolitis radiasi

• Penyakit anorektal: hemoroid, fissura ani, pruritus ani, tumor

• Tatalaksana dan penilaian nutrisi: TNP, nutrisi oral dan enteral

• Fistula enterokutan

(18)

12

• Malabsorpsi

• Kelainan hati herediter dan familier

• Ikterus obstruktif

• Kelainan hati pada penyakit sistemik

• Hepatitis virus akut dan kronis, hepatitis imbas obat, hepatitis autoimun

• Perlemakan hati alkoholik dan non-alkoholik

• Sirosis hati dengan atau tanpa hipertensi portal

• Peritonitis bakterial spontan

• Tumor hati: karsinoma hati primer, metastasis keganasan pada hati

• Ensefalopati hepatikum

• Kolangitis akut, kolangiokarsinoma

• Penyakit hati pada kehamilan

• Abses hati amuba dan piogenik

• b.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Pemasangan NGT

• Endoskopi: UGIE/LGIE diagnostik

• Hemostatik per-endoskopi

• Polipektomi per-endoskopi

• Anuskopi diagnostik

• Skleroterapi hemoroid

• Aspirasi abses hati

• Punksi cairan ascites

• USG Abdomen/Fibroscan

• Biopsi hati terpimpin

• Peritoneoskopi (opsional)

• ERCP (opsional)

• Injeksi etanol per-kutan (opsional)

• RFA (opsional)

• PTBD (opsional) c. Subdivisi Endokrin-Metabolik c.1. Pengetahuan meliputi:

• Diabetes Mellitus: DM tipe 1, tipe 2, tipe lain, gestasional; komplikasi DM akut (hipoglikemia, KAD, KHONK) dan kronis (mikroangiopati, makroangiopati)

• Kelainan kelenjar tiroid: struma difusa/nodosa toksik dan non-toksik, hipertiroidisme dan hipotiroidisme, penyakit Graves, tiroiditis akut/subakut/kronis, kanker tiroid

(19)

13

• Kelainan lipid: hiperkolesterolemia/hipertrigliserida/campuran, dislipidemia primer/sekunder, familial/didapat pada obesitas dan sedentary life style, sekunder pada DM/SN/terapi estrogen/usia lanjut/penyakit ginjal kronik/penyakit hati kronik

• Kelainan kelenjar paratiroid/metabolisme kalsium: hiperparatiroidisme primer, hipoparatiroidisme, hiperkalsemia, hipokalsemia, osteoporosis/osteomalasia

• Penyakit kelenjar hipofisis: tumor, hiperfungsi (hiperprolaktinemia, akromegali/gigantisme), hipofungsi (panhipopituitarism, dll), diabetes insipidus, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)

• Kelainan kelenjar adrenal: gangguan korteks (Cushing syndrome, Addison's disease), gangguan medulla (pheochomocytoma)

• Obesitas: sindroma metabolik

• Kelainan reproduksi: pria (hipogonadisme, ginekomastia, andropause), wanita (amenore primer dan sekunder, menopause, hipogonadisme, hipogonadotropik, polycystic ovary syndrome/PCOS, galaktorea)

c.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Perawatan kaki diabetes

• Skrining kaki diabetes

• Memantau glukosa darah

• Tes toleransi glukosa oral

• USG tiroid

• FNA tiroid

• Tes supresi dexamethasone (opsional)

• Injeksi insulin

• Densitometri

d. Subdivisi Ginjal-Hipertensi d.1. Pengetahuan meliputi:

• Infeksi saluran kemih non-komplikata dan komplikata

• Batu saluran kemih

• Nefropati obstruksi akut/kronis

• Nefropati kronis asam urat

• Nefropati interstisialis

• Glomerulonefritis akut/kronis

• Sindroma nefrotikKelainan ginjal pada penyakit sistemik: DM, LES, leptospirosis, sindrom, hepatorenal, intoksikasi obat

• Acute kidney injury/AKI

(20)

14

• Penyakit ginjal kronik/CKD

• Acute on CKD

• Terapi pengganti ginjal/renal replacement therapy: hemodialisis, peritoneal dialisis, transplantasi ginjal

• Hipertensi

d.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Hemodialisis

• Continous ambulatory peritoneal dialysis/CAPD

• USG ginjal

• Pemasangan kateter urin

• Punksi supra pubik e. Subdivisi Pulmonologi e.1. Pengetahuan meliputi:

• Penyakit infeksi paru: TB, CAP/HAP, pneumonia dan pneumonitis aspirasi, pneumonia pada pasien imunokompromais, empiema, abses paru

• Komplikasi paru pada AIDS: pneumonia dan komplikasi paru non-infeksi pada pasien AIDS

• Penyakit paru obstruktif: PPOK, asma bronkial, fibrosis kistik, penyakit bullae

• Penyakit paru vaskular: emboli paru, hipertensi pulmonal, kor pulmonal, vaskulitis

• Penyakit paru interstisialis: sarkoidosis, fibrosis paru idiopatik, bronkiolitis, pneumonitis hipersensitif, pneumonitis radiasi, pneumonitis lupus, pneumonitis eosinofilik

• Penyakit paru deposisi dan infiltratif: histiositosis

• Gangguan ventilasi

• Sleep apneu syndrome

• Occupational lung disease

• Enviromental lung disease: polusi udara, penyakit paru yang berhubungan dengan ketinggian dan menyelam

• Penyakit paru yang terinduksi obat

• Neoplasma: nodul soliter, karsinoma bronkogenik dan non-bronkogenik, efusi pleura maligna, komplikasi sistemik karsinoma paru, tumor paru jinak, kanker paru sekunder/metastasi

• Kelainan pleura: efusi, pneumotoraks, mesotelioma, tumor primer lainnya

• Penyakit mediastinum

• Kelainan dinding dada

• Gangguan fungsi diafragma

• Penyakit paru pada kehamilan

(21)

15

• Manifestasi paru dari penyakit sistemik: infeksi paru dan cedera paru akut/acute lung injury pada penyakit sistemik, komplikasi paru dan pleura pada penyakit jantung, aspek paru pada penyakit hati, manifestasi paru pada penyakit gastrointestinal/metabolik- endokrin/kolagen/vaskular/keganasan ekstra paru

• Evaluasi kelainan paru pasca operasi paru dan non-paru

e.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Peak flow meter

• Spirometri

• Uji bronkodilator

• Terapi inhalasi

• Terapi oksigen

• Biopsi jarum halus KGB

• Punksi pleura

• Fisioterapi dada (opsional)

• Pemasangan ETT (opsional)

• USG toraks

• Ventilasi mekanik (opsional)

• FNA transtorakal

• Bronchoscopy f. Subdivisi Tropik-Infeksi f.1. Pengetahuan meliputi:

• Infeksi jamur

• Infeksi virus: cacar air, entero-adenovirus, demam dengue, demam berdarah dengue, rabies, influenza, herpes, mononukleosis infeksiosa, HIV, chikungunya

• Infeksi bakterial: demam tifoid, disentri basiler, lepra, plague, eltor, shigellosis

• Infeksi spirochaeta: leptospirosis, rat bite fever

• Infeksi protozoa: amubiasis, malaria, giardiasis, toksoplasmosis

• Penyakit cacing

• Filariasis

• Diare akut

• Sengatan matahari, gigitan ular dan binatang berbisa

• Fever of unknown origin/FUO

• Inktoksikasi

• Infeksi nosokomial

• Sepsis dan renjatan septik

(22)

16

• Infeksi pada penderita imunokompromais, usia lanjut, kehamilan, pengguna NAPZA dan penderita HIV

• Infeksi akibat toksoplasma, rubella, sitomegali, herpes (TORCH)

• New emerging/re-emerging infectious disease

f.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Vaksinasi

• Pemeriksaan DDR

• Pemasangan CVP (opsional)

• Pemasangan syringe pump

• Aspirasi sumsum tulang untuk kultur mikroorganisme (opsional)

• Rektoskopi (opsional)

g. Subdivisi Hematologi-Onkologi Medik g.1. Pengetahuan meliputi:

• Sistim hemopoesis: anemia (aplastik, hemolitik autoimun, hemolitik non-imunologik pada PNH/defisiensi G6PD/malaria, pada penyakit kronik, pada gagal ginjal kronik, defisiensi besi, akibat obat-obatan, pada usia lanjut), lekopenia non-imunologik (akibat penyakit, obat kemoterapi sitostatika, pada AIDS), trombositopenia non-imunologik (akibat penyakit, obat kemoterapi sitostatika), bisitopenia/pansitopenia (hipersplenisme, histoplasmosis, akibat virus seperti pada hepatitis)

• Sistim trombopoesis: ITP akut dan kronik, trombopati, trombositopenia akibat lain

• Penyakit mieloproliferatif: LGK, polisitemia vera/sekunder, trombositosis esensial, mielofibrosis

• Keganasan dan pra-kanker mieloid: LMA, MDS

• Kelainan limfoproliferatif: LLA, limfoma non-Hodgkin, mieloma multipel, LLK

• Hemostasis dan trombosis: DIC, fibrinolisis, hiperagreagasi trombosit, hiperkoagulasi defisiensi ATIII, defisiensi protein C/S, hiperfibrinogenemia, sindrom antifosfolipid, hemofilia A dan B, penyakit von Willebrand, trombosis vena dan arteri, emboli paru

• Immunohematologi transfusi: inkompatibilitas mayor dan minor, antigen/antibodi langka, reaksi transfusi akut/lambat termasuk pencegahannya, transfusi darah aman dan rasional, transfusi darah masif

• Onkologi umum: karsinoma payudara, ginekologi, paru, nasofaring, kolorektal, tiroid, urogenital, kulit, kepala leher, osteosarkoma, tumor jaringan lunak

• Onkologi medik: terapi suportif pada pasien kanker, efek mielosupresi seperti neutropenia, leukopenia dan trombopenia, transfusi darah, manajemen nyeri dan nutrisi dan gangguan saluran cerna pada pasien kanker

• Kemoterapi standar

(23)

17

• Efek samping kemoterapi

g.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Phlebotomi

• Apusan darah tepi

• Kemoterapi

• Hemostasis

• Sitologi sumsum tulang

• Sitokimia

• Golongan darah

• Cross matching

• BMP

• Biopsi sumsum tulang h. Subdivisi Reumatologi h.1. Pengetahuan meliputi:

• Artritis reumatoid

• Juvenile chronic arthropathy

• kristal artropati: gout, pseudogout, lainnya

• Spondiloartropati seronegatif: spondilitis ankilosa, artritis psoriatik, reiter

• Osteoartritis

• Osteoporosis

• Penyakit inflamasi jaringan ikat: skleroderma, sjogren, poliomyositis, dermatomyositis, lupus eritematosus sistemik/LES

• Fibromyalgia

• Vaskulitis

• Artritis septik

• Beberapa kelainan akibat cedera olahraga

• Penyakit reumatik non-artikular

h.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Aspirasi cairan sendi

• injeksi intraartikular i. Subdivisi Geriatri

i.1. Pengetahuan meliputi:

• Pengkajian paripurna pasien geriatri

• Imobilisasi pada usia lanjut

(24)

18

• Instabilitas postural dan jatuh

• Inkontinensia urin

• Inkontinensia Alvi

• Mild Cognitive Impairment

• Vascular Cognitive Impairment

• Demensia Alzheimer

• Demensia Vaskular

• Demensia Tipe lain

• Depresi

• Gangguan penglihatan

• Gangguan pendengaran

• Gangguan menelan

• Konstipasi

• Malnutrisi

• Impecunity

• Iatrogenik

• Polifarmasi

• Gangguan tidur

• Disfungsi seksual pada usia lanjut

• Sarkopenia

• Frailty

• Delirium

• Cerebrovascular disease

• Osteoporosis

• Nyeri kronik

• Gagal jantung

• Hipertensi

• Dizziness

• Syncope

• PPOK

• Pneumonia

• Hipotiroid

• Hipertiroid

• DM Tipe 2

• Infeksi Saluran Kemih

(25)

19

• Penyakit Jantung Koroner

• Osteoarthritis

• Hyperplasia prostat

• Penyakit Parkinson

• Pemeriksaan body impedance analysis

• Pengukuran tinggi lutut

• Pemeriksaan keseimbangan

• Perawatan luka dekubitus

• Interpretasi Bone Densitometry

• Manajemen perioperatif pasien geriatric i. Subdivisi Alergi dan Imunologi

i.1. Pengetahuan meliputi:

• Reaksi anafilaksis

• Alergi obat

• Kejadian ikutan pasca imunisasi

• Alergi makanan

• Rhinitis alergika

• Urtikaria akut

• Urtikaria kronik

• Angioedema

• Dermatitis atopik

• Dermatitis kontak alergi

• Asma Bronkial

• Asma akut berat

• SLE ringan sedang

• Sindrom antifosfolipid (APS)

• Graft versus host response

• Rejeksi allograft

• Histokompatibilitas antigen major dan minor

• Sindroma Hiper IgE

• Pneumokoniasis

• SLE dengan keterlibatan organ vital atau keadaan khusus

• Sindrom Sjorgen

• Penyakit pembuluh darah kecil (arteritis Takayasu, arteritis temporal)

• Penyakit pembuluh darah sedang (poliarteritis nudosa, penyakit Kawasaki)

(26)

20

• Penyakit pembuluh darah besar (granulomatosis wagener, sindrom churg-strauss, poliarteritis mikroskopik, Henoch-Schonlein purpura, vaskulitis krioglobulinemia esensial, angitis kutaneus leukositoklastik)

• Penyakit imunologi paru, ginjal, dan mioprotein

• Manajemen perioperatif pada pasien dengan kelainan alergi imunologik klinik h.2. Keterampilan, baik sebagai observer, asisten atau mandiri yang meliputi:

• Prick test

• Skin test obat

• Spirometri

• Vaksinasi dewasa

• Patch test

• Test provokasi obat

• Test provokasi makanan

• Test provokasi bronkus

• Imunoterapi (sublingual, subkutan) k. Subdivisi Psikosomatis

i.1. Pengetahuan meliputi:

• Overall anxiety disorder / General

• Anxiety Disorders (GAD)

• Panic disorders

• Mixed disorder of anxiety-depression

• Reactions to severe stress and adjustment disorders

• Post traumatic stress disorder (PTSD)

• Agora Phobia, Social Phobia, Specific Phobia

• Gangguan somatoform

• Depression

• Iritabel colon syndrome

• Functional dyspepsia

• Fatigue disorders

• Chronic fatigue syndrome

• Fibromyalgia

• Wins psikogenik

• Neurosis kardiak

• Hyperventilasi syndrome

(27)

21

• Sleep disorders

• Drug breakup syndrome and overdose in NAPZA users; complications, therapy and rehabilitation

• Tension headache

• Erectile dysfunction and psychogenic sexual dysfunction

• Vegetative autonomic nerve imbalance

• Low back pain

• Functional heart disorders

• Obsessive-compulsive disorder

(28)

22

C. Materi Akhir (Tahap III)

A. Lama Pendidikan: minimal 12 bulan B. Jenis kegiatan dalam tahap III meliputi:

Kegiatan psikomotor dan afektif meliputi pelayanan medis di ruang rawat jalan dan rawat inap sesuai SOP:

a. Wawancara medis b. Pemeriksaan fisis c. Perencanaan pengobatan Kegiatan mandiri terdiri dari:

a. Tugas luar daerah b. Tugas poliklinik interna

c. Tugas sebagai chief ruang rawat inap d. Tugas konsul antar bagian

e. Tugas jaga II

Membuat referat 1 (satu) topik

Mengikuti ujian profesi nasional (ujian Board) Melaksanakan penelitian

Mengikuti kegiatan ilmiah di bagian

Membimbing mahasiswa kepaniteraan di ruangan Melengkapi portofolio

(29)

23

BAB V

PELAKSANAAN PENDIDIKAN

A. Pola Alur Pelaksanaan Pendidikan

Program Studi IPD merupakan program pendidikan yang mengikuti sistem kredit dengan beban studi yang diukur dengan satuan kredit semester. Strategi pembelajaran dilakukan dengan sistem belajar aktif, mandiri dan tersupervisi.

Bermacam alternatif alur pelaksanaan pendidikan dapat diterapkan namun dengan memperhatikan kaidah- kaidan kependidikan dan kemungkinan keterlaksanaan berdasarkan sumber-daya yang tersedia, salah satu alur pelaksanaan sebagai berikut dapat dipakai sebagai acuan.

Tahap I:

Pada tahap ini Peserta Program mendapatkan berbagai kegiatan akademik sejak awal studi pada semester 1 dan 2.

Tugas PPDS Tahap I:

➢ Membuat dan mengisi dokumen medik

➢ Membuat anamnesis

➢ Melakukan pemeriksaan fisis rutin

➢ Menegakkan diagnosis kerja

➢ Merancang pemeriksaan penunjang

➢ Merancang pengobatan awal Tahap II:

Pada periode ini Peserta Program dapat memfokuskan kegiatan dalam subdisiplin dan umumnya bentuk aktivitas sebagai asisten Supervisor subdisiplin dan berbagai kegiatan pengelolaan pasien rawat jalan. Diharapkan pengajuan Tesis paling lambat telah dilakukan pada akhir tahap II.

Tugas PPDS Tahap II:

➢ Mengkonfirmasi dan memberi saran penatalaksanaan atau tindakan sesuai subdisiplin yang dialami pada pasien.

➢ Melakukan prosedur/tindakan spesialistik/subspesialistik

➢ Semua kegiatan dibimbing dan disuperisi secara langsung oleh staf subbagian.

Tahap III:

Pada tahap ini Peserta Program melakukan pelatihan keprofesian secara komprehensif dan paripurna. Pada tahap ini peserta Program dapat melakukan berbagai pelatihan keprofesian tidak hanya dilakukan di RS Pendidikan Utama tetapi juga di RS Mitra.

(30)

24

Tugas PPDS Tahap III:

➢ Bekerjasama dengan PPDS Tahap I dan II dalam menangai kasus

➢ Menetapkan pasien pindah atau pulang.

➢ Melakukan prosedur/tindakan diagnostik dan atau terapeutik terhadap pasien.

B. Bentuk Kegiatan Pelaksanaan Pendidikan

Secara garis besar kelompok kegiatan dalam pelaksanaan pendidikan dibagi atas:

1. Kegiatan Akademik 2. Pelatihan Keprofesian

3. Kegiatan Ko dan Ekstra Kurikuler Kegiatan akademik

Pada dasarnya kegiatan akademik telah dimulai segera setelah PPDS masuk pendidikan yaitu dengan pencapaian MDU dan MDK pada semester 1 dan MKU dan MKK pada semester 2 dan seterusnya. Umumnya kegiatan berupa:

1. Kegiatan tatap muka secara terjadwal 2. Kegiatan tatap muka tidak terjadwal

Pada akhir tahap I, PPDS telah mendapatkan kemampuan akademik dasar yang kokoh serta telah membawakan 5 laporan kematian atau problem case dan Baca Pustaka sekurang-kurangnya 1 judul, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Baca Pustaka sekurang-kurangnya 3 judul dan laporan kasus sekurang-kurangnya 1 pada tahap II, serta telah menyelesaikan proposal penelitian. Dengan demikian, pada tahap III diharapkan penulisan tesis dapat diselesaikan dan pada akhir tahap III dapat mempertahankan tesisnya di depan Dewan Penguji.

Materi Penerapan Akademik

I. Laporan Kasus Kematian dan Problem Case

Laporan kasus kematian dan problem case adalah kegiatan akdemik dalam bentuk menyajikan satu laporan kasus kematian atau kasus bermasalah untuk dibahas pada forum ilmiah.

Tujuan

• Mendapatkan kemampuan menyusun satu kasus kematian atau kasus bermasalah dalam satu makalah sajian kasus menurut tata baku.

Mendapatkan kemampuan menyajikan kasus kematian atau kasus bermasalah di forum ilmiah.

Mendalami substansi kasus tersebut Jumlah Kegiatan

Sekurang-kurangnya membawakan 5 kasus kematian dan/atau problem case, dengan bentuk presentasi Power Point dalam bahasa Inggris.

(31)

25

II. Referat/Tinjauan Pustaka

Referat ialah kegiatan akademik dengan cara menyarikan beberapa makalah ilmiah yang relevan menjadi satu topik bahasan dalam bentuk penulisan sari ilmiah (review article).

Tujuan

• Mendapatkan kemampuan memilih bermacam makalah ilmiah yang bermutu untuk disarikan.

• Mendapat kemampuan menerapkan critical appraisal beberapa makalah ilmiah untuk mendapatkan kesimpulan.

• Mendapatkan kemampuan menulis ringkasan dari berbagai makalah ilmiah menjadi satu makalah ilmiah baru.

Jumlah Kegiatan

Maksimal membawakan 4 judul referat selama masa pendidikan III. Sajian Kasus/Laporan Kasus

Sajian kasus ialah kegiatan akademik dalam bentuk menyajikan satu kasus untuk dibahas di forum ilmiah.

Tujuan

Mendapatkan kemampuan menyusun satu kasus dalam satu makalah sajian kasus menurut tata baku.

Mendapatkan kemampuan menyajikan kasus di forum ilmiah.

Mendalami substansi kasus tersebut.

Jumlah Kegiatan

Sekurang-kurangnya membawakan satu laporan kasus selama masa pendidikan IV. Pembacaan Jurnal

Pembacaan jurnal adalah kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah di depan forum.

Tujuan

Mendapat kemampuan menganalisa masalah ilmiah secara kritis (critical appraisal) sesuai tata cara baku, sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai bobot (mutu penulisan) makalah dan substansi yang terkandung di dalamnya.

Jumlah Kegiatan

Sekurang-kurangnya 15 kali pembacaan jurnal dilaksanakan selama masa pendidikan.

V. Kegiatan Pengabdian Masyarakat a. Kegiatan Rutin :

1) Mengirimkan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-I ke rumah sakit di daerah yang sudah atau belum memiliki dokter ahli penyakit dalam yang memerlukan kerja sama dengan bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

(32)

26

2) Mengirimkan dokter ahli Penyakit Dalam dalam kegiatan penyuluhan pada media elektronik lokal (TV/radio/surat kabar) dan ke rumah sakit daerah yang membutuhkan kerja sama dengan bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

b. Kegiatan Insidental:

Mengirimkan dokter ahli dan atau peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-I sebagai bagian dari tim medis Universitas Hasanuddin pada acara-acara khusus atau bencana alam.

Prosedur Tetap Kegiatan Pengabdian Masyarakat

VI. Proposal Penelitian

Proposal penelitian merupakan kegiatan akademik yang direncanakan dan disusun menurut kaidah penulisan ilmiah agar dapat digunakan sebagai pedoman melakukan penelitian untuk penulisan tesis.

Tujuan

• Menerapkan metodologi penelitian

• Mendapatkan pengalaman dan keterampilan menulis usulan penelitian ilmiah

• Sebagai dasar melakukan penelitian ilmiah untuk penulisan tesis di tahap berikutnya persetujuan

Kelompok masyarakat (RS, radio, TV, surat kabar dll)

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Rapat bagian IPD

Kegiatan pengabdian masyarakat Penunjukkan staf dosen atau residen

(33)

27

Peserta Program

• Peserta program yang telah mencapai tahap II dan sekurang-kurangnya telah membaca 3 referat

• Penulisan proposal penelitian diselesaikan sebelum memasuki tahap III Pembimbing

Sama dengan sari pustaka, pembimbing dapat ditunjuk sebelumnya atau yang telah berwenang untuk memberikan judul penelitian yang telah ditetapkan oleh Ketua Bagian dengan sebuah SK.

Tugas Pembimbing

• Memantau pembuatan proposal penelitian

• Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta kalau perlu menegur untuk perbaikan

• Melakukan diskkusi konsultasi terjadwal dengan PPDS

• Memantau terlaksananya pembuatan proposal, bila dalam jangka waktu 3 bulan PPDS tidak ada kemajuan dalam pembuatan proposal, pembimbing dapat memanggil PPDS dan melaporkannya kepada Penyelenggara Pendidikan

• Pembimbing sekaligus menjadi anggota dewan penguji proposal Penulisan Proposal Penelitian

• Peserta menentukan suatu masalah penelitian yang didapat dari hasil kajian sari pustaka untuk dibicarakan dengan pembimbing

• Penentuan masalah penelitian yang akan dibuat proposalnya dibahas bersama pembimbing dengan mempertimbangkan kelayakan dari segi metodologi penelitian, waktu dan biaya

• Proposal penelitian sudah harus selesai dan siap untuk dinilai selambat-lambatnya akhir tahap II Panitia Penilai

• Panitia penilai Proposal Penelitian minimal terdiri dari 7 (tujuh) orang staf pengajar senior termasuk pembimbing

• Bila diperlukan, sesuai dengan pokok bahasan proposal penelitian, anggota penilai dapat diminta dari luar Pusat Pendidikan sendiri

• Ketua dan anggota Panitia Penilai ditetapkan oleh Ketua Bagian dengan sebuah SK Penilaian Usulan Penelitian

• Penilaian metodologi dan substansi mencakup kerangka penulisan, masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, kerangka teori yang digunakan, pendekatan dan metode penelitian termasuk perangkat analisis yang akan digunakan dan kepustakaan yang relevan

• Penilaian kelayakan penellitian dan kesiapan peserta program melakukan penelitian (feasibility study) mencakup lamanya penelitian

• Penilaian proposal penelitian ditujukan terutama untuk memberi masukan kepada PPDS dalam penyempurnaan proposal

Hasil Penilaian Proposal Penelitian Menetapkan:

• Proposal penelitain diterima tanpa perbaikan

• Proposal penelitian diterima dengan perbaikan

(34)

28

• Proposal penelitian belum dapat diterima dan mengulang karena:

▪ Usulan penelitian belum layak untuk diajukan dan atau

▪ Peserta program belum siap melakukan penelitian Perbaikan Proposal Penelitian

• Proposal penelitian sudah harus diperbaiki paling lambat 3 (tiga) bulan setelah penilaian yang pertama

• Perbaikan proposal penelitian harus dilakukan sesuai dengan masukan yang diberikan Panitia Penilai Peserta program wajib menyerahkan perbaikan proposal penelitian sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ditetapkan.

VII. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian adalah kegiatan akademik yang menggunakan penalaran ilmiah dan memenuhi persyaratan metodologi disiplin IPD. Peserta PPDS mengajukan rancangan judul kepada koordinator penelitian kemudian koordinator penelitian menetapkan pembimbing penelitian. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, peserta PPDS mengajukan proposal penelitian, selanjutnyamengajukan ijin kepada komite etik FKUH. Penelitian dilakukan setelah disetujui komite etik, selanjutnya hasil penelitian dibawakan di bagian IPD dan dipublikasikan.

Gambar 3. Prosedur tetap pelaksanaan pendidikan KOORDINATOR PENELITIAN

PESERTA PPDS PEMBIMBING PENELITIAN

KOMISI ETIK

PENELITIAN

(35)

29

Ketentuan Umum:

• Penelitian menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif atau keduanya

• Segera setelah proposal penelitian dinyatakan lulus, penelitian telah dapat dilaksanakan.

• Jika dalam waktu tiga bulan peserta tidak dapat menunjukkan kemajuan dalam penelitian dan penulisan tesis, KPS bersama pembimbing akan mengevaluasi hasil tersebut sebagai upaya penyelesaian. Ketua Program Studi dapat memanggil peserta yang bersangkutan dan atau meminta penjelasan secara tertulis. Jika dianggap perlu KPS dapat memutuskan agar bimbingan dialihkan kepada pembimbing lain

Biaya Penelitian

• Biaya penelitian ditanggung sepenuhnya oleh PPDS

• Bagian IPD-FKUH membantu penelitian dalam bentuk materi dan kemudahan mendapat sponsor

Dana penelitian didapatkan dari pihak swasta dan disampaikan ke dosen dan peserta PRODI melalui media website maupun surat ke PRODI yang juga akan disampaikan ke dosen dan peserta PRODI

VIII. Tesis

Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara mengolah hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis yang bersifat teoritis konseptual berdasarkan analisis data sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.

Ketentuan Umum

• Tesis ditulis dalam bahasa Indonesia dengan abstrak dalam bahasa Indonesia dan Inggris

• Beban penulisan tesis adalah 8-10 SKS termasuk seminar proposal penelitian dan atau seminar hasil penelitian

• Tesis yang sudah selesai disusun dan disetujui oleh pembimbing dilaporkan kepada KPS untuk dijadwalkan ujiannya

(36)

30

Dewan Penguji

• Dewan penguji tesis minimal terdiri dari 7 (tujuh) orang staf pengajar termasuk pembimbing, sama dengan penguji proposal penelitian

• Bila diperlukan, sesuai dengan pokok bahasan Tesis, anggota Dewan Penguji dapat diminta dari luar Pusat Pendidikan sendiri

• Ketua dan anggota Dewan Penguji ditetapkan oleh Ketua Bagian dengan SK Penilaian Tesis

Ujian Seminar

• Dilaksanakan di Forum Ilmiah Bagian IPD

• Penilaian dilakukan oleh Dewan Penguji

• Dewan Penguji dipimpin oleh Ketua Sidang yang juga bertindak sebagai penguji. Tugas Ketua Sidang adalah mengatur jalannya ujian.

• Lamanya ujian Tesis kurang lebih 2 jam

• Penilaian ujian meliputi isi dan bobot tesis, penyajian lisan, kemampuan peserta menjawab pertanyaan, dan kemampuan mempertahankan isis tesis dan pendapat, serta penggunaan bahasa yang baik

• Penilaian tesis antara lain ialah keaslian tesis, bobot permasalahan yang dikemukakan, manfaat penelitian, metodologi penelitian, ketepatan cara pengumpulan dan analisis data, cara penulisan termasuk penyusunan kepustakaan, penyajian hasil, serta cara menarik kesimpulan.

Hasil Ujian Seminar I. Lulus

▪ Lulus secara langsung tanpa perbaikan

▪ Lulus dengan syarat, yaitu peserta dinyatakan lulus tetapi masih harus melakukan perbaikan atau perubahan tesis.

Hal ini mencakup perbaikan dan perubahan teknis penulisan, penguarangan atau penambahan penulisan. Untuk perbaikan tesis diberikan waktu 1-3 bulan, tergantung pada banyaknya perubahan yang dilakukan. Untuk tesis yang sudah diperbaiki tidak diadakan ujian ulang.

II. Tidak lulus

▪ Tidak lulus tetapi dapat memperbaiki tesisnya dan menemupuh ujian ulang dalam waktu maksimal 3 bulan

▪ Tidak lulus mutlak. Tidak dapat mengulang tesis dan dinyatakan putus kuliah

(37)

31

Format Penilaian

Nama peserta : Tanggal :

Jenis presentasi : Judul :

I. Cara Penyajian NILAI

85-100 75-84 70-74 <69

1. Suara Sangat terang Terang Cukup Kurang terang

2. Gaya Sangat baik Baik Cukup Kurang baik

3. Audio-visual Sangat puas Puas Cukup puas Kurang puas

4. Bahasa Inggris Sangat baik Baik Cukup Kurang baik

Nilai I = ... x 30% =

II. NASKAH NILAI

85-100 75-84 70-74 <69

1. Pendahuluan Sangat baik Baik Baik Kurang baik

2. Isi Sangat baik Baik Baik Kurang baik

3. Diskusi Sangat baik Baik Baik Kurang baik

4. Kesimpulan Sangat baik Baik Baik Kurang baik

Nilai II = ... x 40% =

III. Mempertahankan Presentasi Sangat tegas Tegas Cukup tegas Kurang tegas Nilai III = ... x 30% =

NILAI RATA-RATA = I + II + III = 100

Makassar,

________________________

Gambar 4. Contoh format penilaian kegiatan ilmiah

Angka Nilai mutu Markah Interpretasi

90-100 4,00 A Baik sekali

85-89 3,75 A-

80-84 3,50 B+ Baik

75-79 3,00 B

70-74 2,75 B- Cukup

65-69 2,50 C+ Kurang

60-64 2,00 C

50-59 1,75 C-

45-49 1,00 D Kurang

sekali

0-44 0,00 E

*NBL: 70 2,70 B- Cukup

(38)

32

BAB VI

REKRUTMEN PESERTA

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM

A. Alur penerimaan calon peserta didik.

Gambar 5. Bagan alur penerimaan calon peserta didik

1. Pengambilan Formulir

2. Pengembalian Formulir

3. Pemeriksaan Kesehatan & Psychotest

4. Rapat seleksi berkas

9. Penerimaan residen baru 8. Rapat penentuan 7. Tes Bahasa Indonesia,

Ujian tulis & wawancara 5. Pengumuman hasil seleksi berkas

6. Tes TOEFL

(39)

33

Keterangan :

Point 1 : Formulir dapat diambil secara langsung di sekretariat TK PPDS FK UNHAS atau online melalui website https://regpmb.unhas.ac.id/

Point 2 : Yang harus dilengkapi adalah :

1. Foto copy ijazah S1 dan Profesi yang sudah dilegalisir

2. Foto copy transkrip nilai preklinik tahap Akademik (S.Ked) dan Kepanitraan Klinik yang sudah dilegalisi dan bukan transkrip nilai yang dikonversikan.

3. Daftar riwayat hidup

4. Bagi Dokter PNS, Foto copy SK terakhir yang dilegalisir dan Kartu Pegawai

5. Foto copy bukti lolos uji kompetensi dan STR dari KKI. Dan bagi STR yang dalam proses perpanjangan harus melampirkan tanda terima berkas dari KKI.

6. Surat keterangan selesai internship dari Rumah Sakit atau dari Komite Internsip Dokter Indonesia bagi dokter yang lulus setelah program internship dilakukan.

7. Surat keterangan pengalaman klinik pasca internship minimal 6 (enam) bulan atau 1 tahun 6 bulan bagi dokter yang lulus sebelum program internship diberlakukan.

8. Surat Keterangan aktif bekerja yang ditandatangani oleh atasan langsung bagi yang sedang aktif bekerja.

9. Melampirkan sertifikat akreditasi Lam-PTKes/BAN-PT Program S1, Profesi dan Universitas asal pendidikan.

10. Rekomendasi tertulis dari ; a. IDI tempat tugas terakhir,

b. Pejabat struktural/atasan langsung;

c. Sejawat/spesialis lain dari prodi yang diminati.

11. Pas foto warna ukuran 4x6 sebanyak satu lembar

12. Biaya pendaftaran : Rp. 600.000,- (Enam Ratus Ribu Rupiah)

13. Surat pernyataan tidak sedang mengikuti pendidikan formal lain (bermaterai).

14. Surat Izin melanjutkan pendidikan dari suami/istri/orangtua (bermaterai).

15. Surat keterangan cuti dari perguruan tinggi, jika dalam masa pendidikan dokter pernah Cuti.

Point 3 : Pemeriksaan kesehatan dilakukan di RSWS (Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo) Makassar atau RSP Universitas Hasanuddin.

Point 5 : Hasil seleksi berkas dapat dilihat secara langsung di sekretariat PPDS atau online melalui https://regpmb.unhas.ac.id/

Point 6 : Tes TOEFL dilakukan di pusat bahasa UNHAS atau online

Point 7 : Ujian bahasa Indonesia dan ujian tulis dilaksanakan di tempat yang telah disediakan oleh panitia penyelenggara sedangkan ujian wawancara dilaksanakan di bagian masing-masing

Point 8 : Rapat penentuan dilakukan di bagian masing-masung , dirapatkan oleh tim seleksi penerimaan berdasarkan SK Dekan

Point 9 : Penerimaan peserta PPDS baru

(40)

34

B. Persyaratan administrasi dan akademik calon peserta didik 1. Syarat Administrasi:

• Dokter dengan Ijazah profesi dokter yang diakui pemerintah.

• STR (surat tanda registrasi ) dan sertifikat kompetensi dokter umum

• Usia saat mulai pendidikan dokter spesialis < 36 tahun (tertanggal berkas di buat), kecuali atas pertimbangan tertentu atau bila sangat dibutuhkan dapat ditoleransi 1 – 4 tahun. (Bila tidak memenuhi syarat ini langsung ditolak).

Syarat Administrasi Khusus:

• Sertifikat Pelatihan Kegawatdaruratan / EIMED (Emergency in Internal Medicine)/IMEC Dasar

• Tidak menderita Hepatitis Kronik Aktif 2. Kelengkapan Administrasi:

1. Foto copy ijazah S1 dan Profesi yang sudah dilegalisir

2. Foto copy transkrip nilai preklinik tahap Akademik (S.Ked) dan Kepanitraan Klinik yang sudah dilegalisi dan bukan transkrip nilai yang dikonversikan.

3. Daftar riwayat hidup

4. Bagi Dokter PNS, Foto copy SK terakhir yang dilegalisir dan Kartu Pegawai

5. Foto copy bukti lolos uji kompetensi dan STR dari KKI. Dan bagi STR yang dalam proses perpanjangan harus melampirkan tanda terima berkas dari KKI.

6. Surat keterangan selesai internship dari Rumah Sakit atau dari Komite Internsip Dokter Indonesia bagi dokter yang lulus setelah program internship dilakukan.

7. Surat keterangan pengalaman klinik pasca internship minimal 6 (enam) bulan atau 1 tahun 6 bulan bagi dokter yang lulus sebelum program internship diberlakukan.

8. Surat Keterangan aktif bekerja yang ditandatangani oleh atasan langsung bagi yang sedang aktif bekerja.

9. Melampirkan sertifikat akreditasi Lam-PTKes/BAN-PT Program S1, Profesi dan Universitas asal pendidikan.

10. Rekomendasi tertulis dari ; a. IDI tempat tugas terakhir,

b. Pejabat struktural/atasan langsung;

c. Sejawat/spesialis lain dari prodi yang diminati.

11. Pas foto warna ukuran 4x6 sebanyak satu lembar

12. Biaya pendaftaran : Rp. 600.000,- (Enam Ratus Ribu Rupiah)

13. Surat pernyataan tidak sedang mengikuti pendidikan formal lain (bermaterai).

14. Surat Izin melanjutkan pendidikan dari suami/istri/orangtua (bermaterai).

15. Surat keterangan cuti dari perguruan tinggi, jika dalam masa pendidikan dokter pernah Cuti.

(41)

35

3. Syarat Akademik

• Indeks Prestasi (IP) Program Pendidikan Sarjana dan Program Pendidikan Profesi > 2,75

• TOEFL > 450 dan tes TOEFL dilaksanakan serentak di FK-Unhas (kecuali bagian lain yang membutuhkan nilai yang lebih tinggi).

• Masa studi pendidikan Dokter umum < 1 2 1 n C. Tahapan Seleksi

Setiap calon peserta PPDS diwajibkan mengikuti semua tahapan seleksi sebagai berikut:

1. Seleksi Administrasi

• Kelengkapan syarat administrasi 2. Seleksi Akademik

• Tes tertulis untuk menilai kemampuan kognitif dan kemampuan penalaran dari calon dengan cara Multiple Choice Question (MCQ), Short Answer Question atau simulasi kasus.

Materi yang diujikan meliputi :

➢ Pengetahuan kedokteran umum

➢ Pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu dalam bidang spesialis yang diminati.

➢ Bahasa Indonesia 3. Seleksi kesehatan dan Psikologi

• Tes kesehatan dilakukan oleh tim dokter RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar atau RSP Universitas Hasanuddin termasuk tes Narkoba, HIV.

• Tes psikologi dilakukan oleh tim dari bagian Kesehatan Jiwa Departemen Psikiatri Universitas Hasanuddin.

Tabel 1. Pembobotan Komponen yang dinilai

No Komponen Klasifikasi Skor Bobot Nilai 1 Lama Pendidikan S1 Tepat Waktu

Lebih Waktu

2

1 10

2 I P K >3,5

>3-3.5

>2.75-3 2.5-2.75

4 3 2 1

5 3 Nilai mata kuliah

Program studi yang sesuai pada S1

A B C

3 2 1

10

4 Karya Ilmiah Penelitian 3 5

(42)

36

Karya Ilmiah Karya Ilmiah Populer

2 1

5 Ujian Tulis >80

>70-80

>60-70

<60

4 3 2 1

20

6 Bahasa Indonesia >80

>70-80

>60-70

<60

4 3 2 1

20

7 Bahasa Inggris (TOEFL atau TOEFL like)

550

>500-550

>450-500

>450

<450

4 3 2 1

5

8 Psikotest Disarankan

Disarankan dgn catatan Tidak disarankan

3 2 1

10 9 Hasil wawancara Sangat menyarankan

Menyarankan Tidak disarangkan/ ditolak

3 2 1

20

10 Asal Utusan daerah

P.N.S/Pasca PTT TNI/Polri Badan Swasta Swasta Perorangan

Belum PTT

6 5 4 3 2 1

5

11 Tempat Tugas Terpencil

Luar Jawa/Bali/Kota Besar Jawa Bali

3 2 1

10

12 Asal Fakultas Negeri

Swasta

2

1 5

Jumlah

(43)

37

4. Seleksi Minat

Tes Wawancara dilakukan oleh Pengelola PPDS Program Studi masing-masing Bagian IPD FK UNHAS masing- masing.

Pada wawancara dapat dinilai:

▪ Penampilan / Perilaku Profesional

▪ Penggalian motivasi

▪ Kemampuan komunikasi (Berdiskusi, berbahasa Indonesia)

▪ Kemajuan dan upaya mengembangkan ilmu

▪ Kesiapan ekonomi selama menjalani proses pendidikan

(44)

38

BAB VII

ADMINISTRASI AKADEMIK

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM

A. Pembayaran Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan (SPP)

SPP adalah biaya yang harus dibayar peserta didik ke UNHAS berdasarkan SK Rektor nomor : 653/JO4/P/2006 yang akan disetor ke TKP-PPDS FKUH melalui Bank Tabungan Negara. Adapun biaya SPP yang harus dibayar peserta PPDS Program Studi IPD sebesar Rp. 10.150.000 per semester

B. Asuransi Profesi

Mengikuti Asuransi Profesi selama menjalani pendidikan PPDS.

C. Pengisian Kartu Rencana Studi

Setiap Peserta PPDS Program Studi IPD FK Unhas baru/lama wajib mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) pada setiap awal semester yang telah disiapkan TKP-PPDS yang ditandatangani oleh Pembimbing Akademik, Ketua Program Studi, Ketua Bagian, Ketua TKP-PPDS FK Unhas.

D. Pelaksanaan Studi 1. Lama Pendidikan

Lama pendidikan: minimal 4 tahun, maksimal 2n +1 masa studi (9 tahun) 2. Kegiatan Pendidikan

Kegiatan pendidikan ditempuh melalui :

• Seminar, refarat, laporan kasus, laporan kasus kematian,pembacaan jurnal

• Belajar mandiri dan penelusuran ilmiah elektronik

• Praktikum, tugas jaga, tugas stase

Praktek manajemen (leadership, pengorganisasian, perencanaan, peningkatan mutu, dll).

• Membimbing dan mengajar

3. Sarana pendidikan dan sarana penunjang

Sarana pendidikan utama adalah RS Pendidikan UNHAS, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan beberapa Rumah Sakit mitra/rujukan pendidikan.

Sarana penunjang yang dimaksud adalah sarana atau fasilitas yang digunakan selama proses pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan atau kemampuan yang ditetapkan kurikulum. Sarana penunjang dapat dimiliki dan dikelola sendiri Oleh Program Studi IPD atau milik dari bagian/instansi lain. Yang termasuk sarana penunjang adalah ruang kuliah, audiovisual, alat peraga, paket pendidikan berupa : slide, video, laboratorium, perpustakaan, komputer dan internet.

(45)

39

4. Kartu Hasil Studi

Kartu Hasil Studi (KHS) akan diberikan selambat-lambatnya 2 minggu setelah selesai evaluasi proses pembelajaran yang diikuti.

(46)

40

BAB VIII

TUGAS, TANGGUNG JAWAB, KEWAJIBAN, DAN HAK

PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM

I. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Selama masa pendidikan di Bagian IPD, peserta PPDS melewati 3 tahap. Setiap tahap memiliki beban tugas, tanggung jawab, dan kewajiban masing – masing.

I.1. Tahap I (Jumlah SKS : 34 SKS)

Lama pendidikan adalah 2 semester (minimal 12 bulan) dengan tugas utama selama berada di tahap ini sebagai berikut :

1. Dokter bangsal / ruangan 2. Dokter jaga I

3. Pendidikan keterampilan / pengetahuan internal umum 4. Laporan kematian / problema kasus

5. Bimbingan ko-ass di ruangan

6. Mengikuti dan aktif pada setiap kegiatan ilmiah yang dilaksanakan oleh bagian 7. Penugasan lain dari supervisor

8. Membaca 5 journal dan 1 referat 9. Mini-CEX, CbD dan DOPS 10. Ujian Tahap I

Uraian :

1. Sebagai dokter visite ruangan di bangsal perawatan interna yang memegang beberapa pasien dan bertanggung jawab atas kelangsungan terapi pasien yang dipegangnya.

2. Sebagai dokter jaga di bangsal perawatan interna selama di luar jam dinas.

3. Adapun beberapa keterampilan dan pengetahuan internal umum yang harus dikuasai oleh peserta PPDS-IPD- FKUH tahap I adalah sebagai berikut :

A. Kegiatan psikomotor dan efektif yaitu kerja lapangan pelayanan medis di ruang rawat inap sesuai SOP 1. Wawancara medis

2. Pemeriksaan fisis 3. Perencanaan pengobatan

B. Menguasai patogenesis dan patofisiologi : 1. Febris

2. Dehidrasi 3. Edema dan asites 4. Ikterik

5. Hematemesis dan melena 6. Hemoptisis

Gambar

Gambar 1. Tata hubungan antara KIPD, RS pendidikan dan institusi pendidikan
Gambar 2. Struktur Kurikulum Pendidikan
Gambar 3. Prosedur tetap pelaksanaan pendidikanKOORDINATOR PENELITIAN
Gambar 4. Contoh format penilaian kegiatan ilmiah
+6

Referensi

Dokumen terkait

berkaitan dengan ronde bangsal.. Peserta didik stase bangsal wajib mencatat seluruh proses kegiatan pembelajaran di stase bangsal pada log book yang telah disediakan. Apabila

- Jika tidak menyerahkan makalah yang sudah diperbaiki sesuai dengan waktu yang ditetapkan, diharuskan membuat/mengajukan presentasi kasus baru sesuai prosedur yang ada,

Selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh darah FK UNDIP, harus melaksanakan regristrasi dan administrasi

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), melalui website papdi.or.id dengan tajuk “FAQ Vaksin Booster COVID-19 untuk Nakes” memberikan penjelasan

Subspesialis Pengalaman minimal 1 tahun dari rumah sakit pendidikan spesialis, 2 tahun dari rumah sakit jejaring, 3 tahun dari rumah sakit yang lain Subspesialis Ilmu

Dalam menjalankan pembelajaran klinik di rumah sakit pendidikan, dokter muda dapat mengembangkan pengalaman belajar klinik secara nyata sesuai kompetensi minimal yang harus

BAN-PT: Buku III Borang Akreditasi.docdan Dokter Gigi Spesialis 41 4.1.2 Tuliskan banyaknya penggantian dan perekrutan serta pengembangan dosen di RS Pendidikan Utama

Tujuan umum Program Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI-RSCM adalah menghasilkan dokter spesialis THT yang mempunyai kompetensi profesional